bab ii kajian pustaka a. motivasi belajareprints.uny.ac.id/8469/3/bab 2 -08502244024.pdf · kajian...
Post on 05-May-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata
“motion” yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari
kata motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat diperlukan.
Ngalim Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat, bahwa setiap motif
itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga
tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga
motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna
atau fungsi dari motif-motif itu adalah:
a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif
itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan
suatu tugas.
b. Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan
suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari
jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas
tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
c. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai
9
tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat
bagi tujuan itu.
Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu
mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi
seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri
individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi
untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan
atau keinginan.
Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan
Sunarto (2010 : 16), belajar adalah suatu proses perubahan perubahan
didalam manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain.
Jadi dalam kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang
menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Hal ini juga dikemukakan oleh Dimyati
10
Mahmud (1989 : 121-122) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak
dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena
pengalaman.
Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan, belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku baik
yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung
dan terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan
dan mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010 : 67).
Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa
disekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan
peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik
membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan
memperkuat respon yang telah dipelajari (TIM Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin
dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses
meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
2. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi yang ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan
belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat
berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Seperti
11
dikemukakan oleh Sardiman AM (2003 : 83) motivasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai).
c. Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak
kriminal, amoral dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang siswa berarti siswa
tersebut memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang dibutuhkan
dalam aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
12
a. Keinginan mendalami materi
b. Ketekunan dalam mengerjakan tugas
c. Keinginan berprestasi
d. Keinginan untuk maju
3. Jenis-jenis motivasi belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan hal yang
penting setidaknya para siswa memiliki motivasi untuk belajar karena
kegiatan akan berhasil baik apabila anak yang bersangkutan mempunyai
motivasi yang kuat.
Sri Hapsari (2005 : 74) membagi motivasi membagi dua jenis yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan mendefinisikan kedua
jenis motivasi itu sebagai berikut yaitu Motivasi instrinsik adalah bentuk
dorongan belajar yang datang dari dalam diri seseorang dan tidak perlu
rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan
belajar yang datangnya dari luar diri seseorang.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi terdiri
dari dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Berkenaan dengan kegiatan belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat
yang lebih penting karena daya penggerak yang mendorong seseorang
dalam belajar dari pada motivasi ekstrinsik. Keinginan dan usaha belajar
atas dasar inisiatif dirinya sendiri akan membuahkan hasil belajar yang
maksimal, sedang motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang mendorong
belajar itu timbul dari luar dirinya. Apabila keinginan untuk belajar
13
hanya dilandasi oleh dorongan dari luar dirinya maka keinginan untuk
belajar tersebut akan mudah hilang.
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Singgih (2008 : 50), motivasi intrinsik merupakan
dorongan yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan
John W Santrock (2003 : 476) mengatakan motivasi intrinsik adalah
keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi konpeten, dan
melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Thursan (2008 : 28)
mengemukakan motif intrinsik adalah motif yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
motivasi intrinsik adalah motivasi yang kuat berasal dari dalam diri
individu tanpa adanya pengaruh dari luar yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu kegiatan. Semakin kuat motivasi intrinsik
yang dimiliki, semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat
untuk mencapai tujuan (Singgih, 2008 : 50).
Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) motivasi Intrinsik pada
umumnya terkait dengan bakat dan faktor intelegensi dalam diri
siswa. Motivasi intrinsik dapat muncul sebagai suatu karakter yang
telah ada sejak seseorang dilahirkan, sehingga motifasi tersebut
merupakan bagian dari sifat yang didorong oleh faktor endogen,
faktor dunia dalam, dan sesuatu bawaan (Singgih, 2008 : 50),
14
Menurut Thursam (2008 : 29), seorang siswa yang memiliki
motivasi intrinsik akan aktif belajar sendiri tanpa disuruh guru
maupun orang tua. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa dalam
belajar akan lebik kuat lagi apa bila memiliki motivasi eksrtrinsik.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik
Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) faktor yang
mempengaruhi motivasi intrinsik pada umumnya terkait dengan
faktor intelegensi dan bakat dalam diri siswa. Sri Esti
berpendapat, bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh faktor
pribadi seperti kepuasan.
Singgih (2008 : 50-51), mengemukakan bahwa motivasi
intrinsik dipengaruhi oleh faktor endogen, faktor konstitusi,
faktor dunia dalam, sesuatu bawaan, sesuatu yang telah ada yang
diperoleh sejak dilahirkan. Selain itu, motivasi intrinsik dapat
diperoleh dari proses belajar. Seseoran yang meniru tingkah
orang lain, yang menghasilkan sesuatu yang menyenangkan
secara bertahap, maka dari proses tersebut terjadi proses
internalisasi dari tingkah laku yang ditiru tersebut sehingga
menjadi kepribadian dari dirinya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik antara lain :
1) keinginan diri
2) kepuasan
15
3) kebiasaan baik
4) kesadaran
b. motivasi ekstrinsik
Menurut Supandi (2011 : 61), motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul manakala terdapat rangsangan dari luar
individu. Menurut Thomas (2010 : 39) motivasi ekstrinsi adalah
motivasi penggerak atau pendorong dari luar yang diberikan dari
ketidak mampuan individu sendiri. Menurut Jhon W Santrock (2003
: 476) berpendapat, motivasi ekstrinsik adalah keinginan mencapai
sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan eksternal atau
mendapat hukuman eksternal.
John W Santrock (2003 : 476), motivasi ekstrinsik adalah
keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin
mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari hukuman
eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk berprestasi
yang diberikan oleh orang lain seperti semangat, pujian dan nasehat
guru, orang tua, dan orang lain yang dicintai.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa motivasi ektrinsik dipengaruhi atau dirangsang dari luar
individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik
antara lain:
1) pujian
2) nasehat
16
3) semangat
4) hadiah
5) hukuman
6) meniru sesuatu
4. Fungsi motivasi belajar
Motivasi berhubungan erat dengan suatu tujuan. Dengan demikian
motivasi dapat mempengaruhi adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan
belajar motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan belajar.
Sardiman AM (2003 : 85), mengemukakan bahwa motivasi
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak yang akan digerakkan.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai.
Jadi motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan
agar sesuai dengan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus
dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Ngalim purwanto (2006 : 70-71) berpendapat bahwa setiap motif
itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga
tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga
17
motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna
atau fungsi dari motif-motif itu adalah:
a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan
energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b. Motif itu menentukan arah perbuatan.yakni ke arah perwujudan
suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari
jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas
tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
c. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai
tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat
bagi tujuan itu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan
pengarah seseorang atau siswa pada aktifitas mereka dalam pencapaian
tujuan belajar.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Prestasi dalam bahasa Inggris adalah kata “achievement”. Tetapi
kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti mencapai maka
dapat juga kita artikan sebagai pencapaian atau apa yang dicapai.
Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895),
18
prestasi diartikan sebagai yang telah dicapai (telah dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya).
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan
hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan suatu
kegiatan sedang prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu
tertentu.
2. Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach dalam
bukunya Sardiman A.M (2003 : 20) memberikan definisi : “Learning is
shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar
adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari
pengalaman”. Harold Spears dalam bukunya Sardiman A.M (2003 :
20)memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate, to
try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah
mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Geoch dalam bukunya
Sardiman A.M (2003 : 20), mengatakan : “Learning is a change in
performance as a result of practice”.Belajar adalah perubahan dalam
penampilan sebagai hasil praktek.
19
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih
baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya
merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh
lingkungan.Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan
oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan
lingkungan.
MenurutMustaqim (2001 : 34) :
“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih
rinci belajar adalah : (a) suatu aktivitas atau usaha yang disengaja,
(b) aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang
baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya
berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari, (c)
perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani,
kecepatan perceptual, isi ingatan, abilitas berfikir, sikap terhadap
nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang
berkenaan dengan aspek psikis dan fisik), (d) perubahan tersebut
relative bersifat konstan”
Menurut Winarno Surakmad (1982 : 74-75) belajar dapat diartikan
: a) sebagai produk atau hasil, b) sebagai proses, dan c) sebagai fungsi.
Sebagai produk terutama yang dilihat dalam bentuk akhir dari berbagai
pengalaman interaksi edukatif, seperti dalam bentuk ketrampilan, kosep-
konsep dan sikap. Adapun belajar sebagai proses terutama yang dilihat
adalah apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuk
20
sesuatu tujuan, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pola-pola
perubahan tingkah laku, selama pengalaman berlangsung. Sedang belajar
sebagai fungsi dapat menyebabkan terjadinya aspek-aspek yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam pengalaman
edukatif.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai.Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu
diperhatikan kondisi internal dan eksternal.Kondisi internal adalah
kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,
keterampilan, kemampuan dan sebagainya.Kondisi eksternal adalah
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar
yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang telah dilakukan.Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu
sendiri.Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-
21
beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.Namun dari pendapat
yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai selama mengikuti
pelajaran pada periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan dimana
hasilnya dinyatakan dengan melalui penilaian yang dapat diwujudkan
dengan angka atau simbol yang lain. Menurut Winarno Surakmad (1982 :
25) menilai bahwa hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti
ulangan, ujian atau tes dan maksud ulangan tersebut adalah untuk
memperoleh suatu indeks dalam menentukan berhasil tidaknya siswa
dalam belajar.Bercermin dari pandangan ini maka keberhasilan belajar
siswa dapat dilihat dalam bentuk indeks prestasi yang dicapainya terhadap
berbagai mata pelajaran yang di ikutinya.
Menurut Winkel (1984 : 23) yang dimaksud dengan “Prestasi
adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai, dan belajar
adalah suatu aktivitas mental psikis yang belangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
Dari teori-teori tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai
prestasi belajar. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan kemampuan
belajar individu melalui berbagai perubahan tingkah laku yang diperoleh
dari usaha-usaha, latihan dan pengalaman dalam kegiatan belajar
mengajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar
22
merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang
relevan.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor
intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-
faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan
faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga,
sekolah, masyarakat dan sebagainya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu
itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern
yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan
ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu
23
anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada
usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas
bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan
sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Menurut
Femi Olivia, (2009 : 15). keberhasilan dalam belajar 50%
ditentukan oleh faktor kecerdasan. Menurut Henderson dan
Dweck (1990) dalam bukunya Jhon W Santrock (2003 : 478).,
siswa yang yakin dengan intelejensi dan kemampuannya lebih
berprestasi daripada yang tidak yakin akan intelejensi dan
kemampuannya Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi
yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang
sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
2) Bakat
Menurut Conny Semiawan (1997 : 11) bakat adalah
kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inhern” dalam diri
seseorang sejak lahir dan terikat dengan struktur otak. Bakat
adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, jika kemampuan
tersebut dikembangkan dengan belajar maka akan menjadi
kecakapan yang nyata (Rudi Mulyatiningsih, dkk, 2004 : 91). Dari
pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada
24
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya
sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar
terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi
seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak
keinginan anak tersebut.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek
untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1984 : 30).
Selanjutnya Witherington (1985 : 35), mengatakan bahwa minat
merupakan kesadaran suatu obyek, seseorang, suatau hal situasi
yang mendukung sangkut paut dengan dirinya. Prestasi belajar
secara umum dapat dipengaruhi beberapa faktor, yang salah
satunya adalah minat belajar. Hal ini sesuai pendapat Sumadi
Suryabrata (1983 : 10-11), yang mengatakan bahwa kalau
seseorang tidak berminat pada sesuatu, maka tidak dapat
dihasilkan belajar yang baik.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan.Bahkan pelajaran
yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan
25
karena minat menambah kegiatan belajar.Untuk menambah minat
seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa
diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya
sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila
seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang
dInginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Keberadaan minat selalu bertalian dengan hadirnya motif
dan perhatian, menurut Skiner bahwa minat merupakan motif
yang menunjukan arah perhatian individu pada obyek yang
menarik (Skiner dalam Nurdjito, 1989 : 6).Motif sebagai daya
penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan. Sedangkan perhatian
merupakan pemusatan kesadaran individu terhadap suatu
obyek.Individu yang secara sadar menaruh perhatian terhadap
suatu obyek tetapi tidak disertai dengan laihirnya kekuatan dari
dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan aktivitas-
aktivitas guna mencapai tujuan, belum dikatakan bahwa individu
tersebut mempunyai minat terhadap obyek yang diperhatikan.
4) Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan seseorang atau
kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Anton
26
Iranto, 2005 : 53). Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang
penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan
belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai
motivasi untuk belajar.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya
dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Thursam Hakim
(2008 : 17) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,
dan faktor waktu
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.Keluarga yang sehat
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia.Thursam Hakin (2008 : 17) mengatakan, faktor lingkungan
27
rumah atau keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang dan
merupakan factor utama dan pertama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga.Sedangkan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-
lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang
tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil
belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana
orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara
belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan
dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan
tekun.karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang
baik untuk belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong
untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi
carapenyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa
kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut
28
Thursan Hakim (2008 : 18) mengemukakan yang dapat
mempengaruhi kindisi belajar di sekolah adalah adanya guru
yang baik dan jumlahnya memadai, sesuai dengan jumlah bidang
studi yang ada, adanya teman yang baik dan adanya
keharmonisan hubungan antara semua personil di sekolah.
3) Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah
satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan
alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Lingkungan yang dapat yang dapat menunjang keberhasilan
belajar yaitu lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang
melaksanakan kursus-kursus tertentu seperti kursus bahasa asing,
bimbingan tes dan lain-lain, sedangkan yang dapat yang dapat
menghambat keberhasilan belajar adalah tempat hiburan tertentu
yang mengutamakan hura-hura seperti bioskop, tempat
perbelanjaan dan lain-lain, (Thursan Hakim, 2008 : 19).
4) Faktor waktu
Waktu sangatlah berpengaruh dalam keberhasilan belajar
seseorang (Thursan Hakim, 2008 :2 0). Banyak siswa yang sulit
mengatur waktu sebaik-baiknya dalam belajar, seluruh waktu
29
luang tidak hanya digunakan untuk bermain tetapi digunakan
pula untuk belajar. Sehingga terjadi keseimbangan antara belajar
dan bermain.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Adiputra (2010) dengan judul
hubungan antara motivasi belajar dan disiplin belajar sisiwa SMA dengan
prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran
2008/2009, terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran
2008/2009. Hal ini di tunjukan dengan r hitung sebesar 0,177 dengan
signifikansi 0,015 dan t hitung 2,456.
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Indarto (2010) dengan judul
hubungan lingkungan belajar, kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan
preastasi belajar akutansi siswa kelas XI IPS SMA Negri 6 Yogyakarta
Tahun ajaran 2009/2010, hubungan antara motivasi belajar (X3) dengan
prestasi belajar akutansi (Y) mempunyai koefisien korelasi sebesar rhitung
0,609 > rtabel 0,297 pada N = 52 dengan taraf signifikasi 5% dari hasil
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar mempunyai
korelasi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akutansi siswa kelas
XI IPS SMA Negri 6 Yogyakarta Tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian yang dilakukan oleh Adrian Candra Mudrianto (2010)
dengan judul hubungan motivasi belajar, kemandirian belajar, dan disiplin
belajar dengan preastasi belajar akutansi siswa kelas XII IPS SMA Islam 1
30
Sleman Tahun ajaran 2010/2011, hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar akutansi mempunyai koefisien korelasi sebesar rhitung 0,284 >
rtabel 0,279 dengan taraf signifikasi 5% dari hasil tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa motivasi belajar mempunyai korelasi positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar akutansi siswa kelas XII IPS SMA Islam
1 Sleman Tahun ajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Siswa.
Menurut Singgih (2008 : 50), motivasi intrinsik merupakan
dorongan yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan John W
santrock (2003 : 476) mengatakan motivasi intrinsik adalah keinginan dari
dalam diri seseorang untuk menjadi konpeten, dan melakukan sesuatu
demi usaha itu sendiri. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar, apabila
seorang peserta didik mempunyai motivasi belajar intrinsik maka aktifitas
belajarnya akan menjadi lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
2. Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik Dan Ekstrinsik Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
John W Santrock (2003 : 476), motivasi ekstrinsik adalah
keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin mendapatkan
penghargaan eksternal atau menghindari hukuman eksternal. Motivasi
ekstrinsik adalah dorongan untuk berprestasi yang diberikan oleh orang
31
lain seperti semangat, pujian dan nasehat guru, orang tua, dan orang lain
yang dicintai, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik Dan Ekstrinsik Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Rasa ingin tahu dari dalam diri siswa untuk mempelajari mata
pelajaran dan pengetahuan memberikan dampak positif kepada setiap
siswa. Tingkat keseriusan belajar ini dapat diartikan sebagai motivasi
belajar, semangat yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri untuk
mencapai target tertentu yaitu prestasi belajar. Semangat yang tumbuh dari
dalam diri siswa itu sendiri diperkuat dengan motivasi dari luar diri seperti
nasehat, pujian nasehat gutu, nasehat orangtua dan orang lain yang
dicintainya. Sehingga dapat diduga bahwa motivasi belajar intrinsik dan
ekstrinsik siswa berpengruh terhadap prestasi belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Dari kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas maka dapat diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
intrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X kompetensi keahlian
Teknik Audio Video SMK Ma’arif 1 Wates.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
ekstrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X kompetensi
keahlian Teknik Audio Video SMK Ma’arif 1 Wates.
32
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
intrinsik dan ekstrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X
kompetensi keahlian Teknik Audio Video SMK Ma’arif 1 Wates.
top related