bab ii kajian pustaka 2.1 2.1.1 hakikat pendidikan ... · pendidikan kewarganegaraan (pkn) di...
Post on 05-Mar-2021
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia mengalami perkembangan
dari masa-ke masa, menurut Darmadi (2010:3) pendidikan kewarganegaraan
dahulu dikenal dengan istilah civics digunakan oleh bangsa Amerika Serikat untuk
menyatukan berbagai suku bangsa (imigran Asia, Eropa, Afrika, Australia) yang
datang dan hidup menetap di Amerika Serikat. Civics mulai diajarkan di
Indonesia sejak 1948 setelah Indonesia merdeka dengan tujuan menyatukan
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis, agama, budaya,
dan bahasa yang berbeda-beda. Istilah civic kemudian berubah menjadi
kewarganegaraan, ilmu kewargaan negara, pendidikan kewargaan negara (PKN),
Pendidikan Moral Pancasila, PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
dan pada Kurikulum 2006 dikenal dengan PKn (Pendidikan Kewarganegaraan),
selanjutnya dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan PPKn (Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan).
Darmadi (2010:30) memberikan pengertian “pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan Pancasila dan unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa
dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda”. Sedangkan Kaelan dan Zubaidi
(2012:1) menyebutkan muatan materi pendidikan kewarganegaraan antara lain
pendidikan demokrasi, identitas nasional, kenyataan dan sejarah bangsa, dasar-
dasar kemanusiaan, dan keadaban. Selanjutnya Mawardi dan Suroso (2009:3)
menjelaskan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan adalah “pendidikan yang
berkenaan dengan hal-ikhwal kewarganegaraan”. Sementara itu dalam
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
8
melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang yang
cerdas, terampil, dan berkarakter.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bermuatan materi hal-hal
tentang kewarganegaraan seperti pendidikan demokrasi, nilai-nilai dalam UUD
1945, identitas nasional, kenyataan dan sejarah bangsa, pendidikan Pancasila,
serta hak dan kewajiban sebagai warga negara, dengan pendidikan
kewarganegaraan diharapkan akan terbentuk generasi muda yang menjadi warga
negara yang berkarakter dan terampil, memahami dan mampu melaksanakan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara.
2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Darmadi (2010:30) menjelaskan “penyajian konsep pendidikan
kewarganegaraan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
kemampuan pribadi siswa sebagai insan pancasilais dan sebagai warga negara
yang mahir dalam hubungan sosial.” Selanjutnya Wahab dan Sapriya (2011:311)
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk
warga negara yang baik (to be good citizens) yaitu warga negara yang memahami
dan mampu melaksanakan dengan baik hak-hak dan kewajibannya sebagai
individu, memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial, dapat memecahkan
masalahnya sendiri dan masalah kemasyarakatan secara cerdas sesuai fungsi dan
peranannya sebagai warga negara. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruminiati
(2007:1-28) yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sementara itu
Kaelan dan Zubaidi (2012:3) menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan
kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan kesadaran bernegara,
serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan
dan filsafat Pancasila.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum
tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan kesadaran
bernegara sehingga terbentuk warga negara yang memahami hak dan
9
kewajibannya, bersikap dan berperilaku sesuai dengan Pancasila, memiliki rasa
cinta tanah air, dan memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
Fathurrohman dan Wuryandani (2011:7-8) menyebutkan bahwa tujuan mata
pelajaran PKn di SD adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
1. Berpikir kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langung dengan memanfaatkan teknologi
dan komunikasi.
Dari tujuan mata pelajaran PKn tersebut dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran PKn di SD merupakan mata pelajaran yang penting untuk membekali
siswa agar dapat berpikir kritis, demokratis, bertanggung jawab dalam
berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain untuk hidup dalam kegiatan di
masyarakat, bangsa dan negara.
2.1.1.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Fatturrohman dan Wuryandani (2011:8-9) menjelaskan ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam BNSP untuk pendidikan dasar dan
menengah meliputi aspek:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan jaminan
keadilan.
2. Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan deerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
10
internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan
HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi negara meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan politik meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi
dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat
demokrasi.
7. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi.
Penelitian ini ruang lingkup materi PKn yang diajarkan adalah materi
menghargai keputusan bersama di kelas V dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas V Sekolah Dasar
Tahun Pelajaran 2015/2016 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama
Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
4.2 Mematuhi keputusan bersama
Sumber: SK dan KD PKn SD dalam Fathurohman dan Wuryandari (2011:22)
2.1.2 Model Pembelajaran Course Review Horay
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay
Kurniasih dan Sani (2015:18) menjelaskan bahwa model pembelajaran
merupakan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar, selanjutnya Kurniasih dan Sani (2015:81)
11
menjelaskan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif. Kemudian Wahab dan Sapriya (2011:337-338)
menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk mendorong
siswa agar dapat bekerja sama dalam sebuah tim yang diberikan tugas sesuai
dengan tujuan yang telah disepakati. Dengan pembelajaran ini siswa diberi
kesempatan untuk belajar kemampuan akademik yaitu memahami materi
pelajaran sekaligus kemampuan sosial untuk berinteraksi dan bekerja sama
dengan orang lain sehingga diharapkan siswa mau mendengar pendapat orang
lain, mampu menyelesaikan masalah, dan mempunyai kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan memberikan rasionalisasi atau
alasan terhadap sesuatu dan juga mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu
(Arifin,2014:23). Rusman (2010:212-213) menjelaskan empat tahap dalam
pembelajaran kooperatif yaitu (1)penjelasan materi, (2)belajar kelompok,
(3)penilaian, dan (4)pengakuan tim. Pada tahap penjelasan materi guru
menyampaikan pokok-pokok materi pembelajaran agar siswa memiliki
pemahaman terhadap materi yang dipelajari, setelah itu siswa dibagi dalam
kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan tugas yang telah ditentukan,
selanjutnya dilakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok dan diakhiri
dengan pengakuan terhadap tim yang paling baik menyelesaikan tugas dengan
diberikan penghargaan atau hadiah.
Kurniasih dan Sani (2015:80) menjelaskan bahwa model pembelajaran
course review horay adalah model yang dapat menciptakan suasana kelas
menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab
benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore” atau yel-yel yang
disepakati. Selanjutnya menurut Huda ( 2013:229) model pembelajaran course
review horay berfungsi untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal
dan membantu siswa memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.
Sejalan dengan itu itu Shoimin (2014:54) menjelaskan bahwa model pembelajaran
course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan
belajar mengajar dengan cara pengkelompokan siswa ke dalam kelompok-
kelompok kecil yang merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep
12
siswa menggunakan kotak diberi nomor untuk menuliskan jawaban dari
pertanyaan yang diberikan. Model ini melatih siswa menyelesaikan masalah,
siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar berteriak hore atau yel-yel
lainnya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikaji bahwa model pembelajaran
course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling bekerja sama menyelesaikan tugas, model pembelajaran course review
horay merupakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menguji pemahaman
siswa dalam menjawab soal karena setelah menjawab pertanyaan dengan benar
dan menuliskannya dalam kotak siswa akan meneriakkan kata “hore” atau yel-yel
yang telah disepakati. Model pembelajaran course review horay membantu siswa
memahami konsep pembelajaran melalui diskusi kelompok dan melatih siswa
menyelesaikan masalah berupa soal yang diberikan guru sehingga siswa akan
lebih terbiasa berpikir kritis.
2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay
Suprijono (2013:129) menyebutkan model pembelajaran course review
horay mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemostrasikan atau menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kotak 9/ 16/ 25
sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan
selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di
dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda
silang (x)
6. Siswa yang telah mendapatkan tanda () vertikal, horisontal atau
diagonal harus berteriak hore... atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh
8. Penutup
Sejalan dengan pendapat tersebut Shoimin (2014:55) juga memaparkan
langkah-langkah pembelajaran course review horay yaitu:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
13
3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25
sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan
selera masing-masing siswa
5. Guru membaca pertanyaan secara acak dan siswa menuliskan
jawabannya di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru. Kalau
benar diisi tanda benar () dan salah diberi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapatkan tanda () vertikal atau horisontal
atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay horay yang
diperoleh
8. Penutup
Aqib (2013:29) juga menyebutkan langkah-langkah model
pembelajaran course review horay antara lain:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25
sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai selera
masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawaban di
dalam kotak yang nomornya disebutkan guru langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda
silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda () vertikal atau horisontal atau
diagoanal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang
diperoleh
8. Penutup
Mengacu ketiga pendapat di atas maka dalam penelitian ini langkah-
langkah model pembelajaran course review horay yang akan diterapkan adalah
sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Guru menyajikan materi pembelajaran
3. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disajikan
4. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 3-
4 orang
14
5. Untuk menguji pemahaman setiap kelompok diminta membuat kotak 9 yang
diberi nomor sesuai selera siswa
6. Guru membacakan pertanyaan secara acak, siswa diminta berdiskusi dan
menuliskan jawaban mereka pada kotak.
7. Jawaban yang telah dituliskan, didiskusikan atau dibahas bersama, jika
jawaban siswa benar maka mereka memberi checklist (), jika jawaban salah
maka diberi tanda silang (x)
8. Jika kelompok telah mendapatkan tanda checklist () horisontal, diagonal
atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah
disepakati
9. Nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari jawaban benar atau jumlah
“hore” yang diteriakkan
10. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi
11. Kegiatan penutup
2.1.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay
Menurut Kurniasih dan Sani (2015:81) model pembelajaran course review
horay mempunyai beberapa kelebihan diantaranya:
1. Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk terjun ke
dalamnya
2. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan sedikit
hiburan sehingga suasana tidak menegangkan
3. Siswa lebih bersemangat belajar karena suasana pembelajaran
yang berlangsung menyenangkan
4. Melatih kerjasama antar siswa di dalam kelas.
Sejalan dengan pendapat Kurniasih dan Sani menurut Huda (2013: 231)
kelebihan model pembelajaran course review horay antara lain:
1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk
terjun ke dalamnya.
2. Metode tidak monoton karena diselingi hiburan di dalamnya
sehingga suasana tidak menegangkan
3. Semangat belajar meningkat karena suasana pembelajaran
berlangsung menyenangkan
4. Skill kerja sama antar siswa semakin terlatih
Shoimin (2014:55) juga menyebutkan kelebihan dari model course review
horay yaitu menarik sehingga mendorong siswa terlibat di dalamnya, tidak
15
monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan,
siswa lebih semangat belajar, dan melatih kerja sama.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
course review horay memiliki beberapa kelebihan yaitu pertama, pembelajaran
menarik dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran hal ini dikarenakan
dalam dalam model ini siswa diminta membuat kotak untuk menuliskan jawaban
dari pertanyaan yang diberikan guru secara kelompok, setelah itu jawaban dari
pertanyaan yang diberikan guru langsung dibahas atau didiskusikan bersama
sehingga pemahaman siswa pada materi pelajaran lebih mendalam. Kedua,
pembelajaran tidak monoton hal ini dikarenakan setelah siswa menuliskan
jawabannya pada kotak kemudian didiskusikan bersama dan jawaban benar
mereka harus memberi tanda benar () dan jika kelompok telah mendapatkan
tanda () horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau
yel-yel yang telah disepakati sehingga pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Ketiga, siswa akan lebih bersemangat belajar karena nilai siswa
dihitung secara kelompok dilihat dari banyaknya tanda checklist () dan jumlah
horey yang diperoleh sehingga siswa akan berlomba-lomba untuk menuliskan
jawaban yang paling tepat agar dapat memperoleh tanda checklist dan
mendapatkan reward. Keempat, melatih kerja sama antar siswa dalam kelompok
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
2.1.2.4 Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran course review horay juga
memiliki kelemahan, Kurniasih dan Sani (2015:81) menyebutkan kelemahan
model pembelajaran course review horay yaitu “siswa aktif dan siswa pasif
nilainya disamakan dan adanya peluang untuk curang”. Huda juga menyebutkan
(2013: 231) model course review horay juga memiliki kekurangan diantaranya:
1. Penyamarataan nilai antara siswa aktif dan pasif
2. Adanya peluang untuk curang
3. Berisiko mengganggu suasana belajar kelas lain.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikaji bahwa kekurangan model
pembelajaran course review horay adalah adanya penyamarataan nilai antara
16
siswa pasif dan aktif karena poin dihitung secara kelompok sehingga akan
menyebabkan sulit untuk membedakan mana siswa yang benar-benar aktif atau
pasif. Adanya peluang untuk berbuat curang karena siswa mengerjakan tugas
secara kelompok setelah itu jawaban siswa langsung dibahas dan dicocokkan
oleh siswa sendiri sehingga akan sulit mengontrol kebenaran/ kejujuran jawaban
siswa. Berisiko mengganggu suasana belajar kelas lain karena siswa harus
meneriakkan kata hore atau yel-yel yang disepakati jika mendapat tanda ()
vertikal, horisontal, atau diagonal. Sebagai solusi dari kelemahan model
pembelajaran course review horay tersebut maka pertama, guru harus memberi
motivasi agar semua siswa aktif dalam pembelajaran, kedua guru harus lebih
memperhatikan siswa dan memberikan pengertian agar siswa selalu jujur dan
tidak curang, ketiga guru harus memberikan aturan-aturan yang jelas dalam
pembelajaran agar siswa tidak mengganggu kelas lain.
2.1.3 Media Pembelajaran Flipchart
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
National Education Asociation dalam Hernawan (2008:11.18) mengartikan
media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar. Selanjutnya Miarso (1980) dalam Hernawan (2008:11.18)
mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga lebih
mendorong proses belajar siswa. Sementara itu Indriana (2011:16) menyebutkan
bahwa media pembelajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin
digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran, memfasilitasi prestasi siswa
terhadap sasaran atau tujuan pengajaran, dan membantu pendidik memberikan
pengajaran secara maksimal, efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sanaky (2013:4) yang menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikaji bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah proses belajar,
17
media pembelajaran dapat digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran,
merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa dalam pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2.1.3.2 Manfaat Media Pembelajaran
Kemp dan Dayton dalam Indriana (2011:47-48) media pembelajaran
memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar
2. Pembelajaran bisa lebih menarik
3. Pembelajaran lebih interktif
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih singkat
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun saat
dibutuhkan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran dan proses pelajaran
dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubah ke arah lebih posistif
Sementara itu Susilana dan Riyana (2009:9) menyebutkan bahwa manfaat
media pembelajaran yaitu memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, daya indra, dapat menumbuhkan
gairah belajar siswa, siswa dapat berinteraksi dengan sumber belajar,
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan bakat serta kemampuannya, dan
memberikan rangsangan untuk belajar.
Dari beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
penggunaan media pembelajaran yang tepat pembelajaran akan lebih menarik
sehingga siswa lebih bersemangat untuk belajar, lebih interaktif dan mengurangi
verbalistis karena dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi atau
mendengarkan penjelasan dari guru saja tetapi juga dengan media pembelajaran
sehingga siswa tidak mudah bosan pada pembelajaran, dan materi pelajaran dapat
disampaikan dengan lebih jelas.
2.1.3.3 Pengertian Media Flipchart
Salah satu media yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran adalah
media flipchart. Menurut Indriana (2011:66) media flipchart adalah lembaran
kertas yang berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar dan
disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Media flipchart dapat diisi
18
dengan pesan berupa huruf, gambar, diagram, angka, dan bagan. Kustandi dan
Sudjipto (2013:48-49) juga menjelaskan bahwa media flipchart adalah lembaran
kertas dengan ukuran sama yang berisikan bahan pelajaran yang disusun rapi
untuk menghemat waktu menulis di papan tulis yang berupa gambar-gambar,
diagram, huruf-huruf atau angka-angka. Media flipchart dapat disebut juga
dengan lembaran balik. Sanaky (2013:75) menjelaskan bahwa lembaran balik
merupakan lembaran kertas manila atau flano yang berisi pesan atau bahan
pelajaran yang digantungkan pada sebuah gantungan agar mudah untuk dibalik.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media flipchart
adalah lembaran kertas dengan ukuran yang sama yang berisi bahan pelajaran
berupa huruf, gambar, diagram, bagan yang disusun dan diikat pada bagian
atasnya sehingga dapat dibalik-balik untuk penggunaannya.
2.1.3.4 Kelebihan Media Flipchart
Indriana (2011:67) menyebutkan bahwa media flipchart memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
1. Dapat menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis.
2. Dapat digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan
3. Bahan dan cara pembuatannya relatif murah dan mudah dibuat
4. Mudah dibawa kemana-mana
5. Mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa
Sementara itu Sanaky (2013:77-78) juga menjelaskan kelebihan dari media
lembar balik yaitu bermanfaat untuk menyajikan bahan pelajaran secara bertahap,
gambar yang digunakan dapat disimpan dengan baik sehingga dapat digunakan
berulang-ulang, waktu tidak banyak terbuang dalam menyajikan materi karena
pengajar telah menyiapkan materi sebelumnya, lebih menarik perhatian dan minat
siswa.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
media flipchart siswa akan lebih tertarik dan mudah memahami pembelajaran
karena dengan media flipchart materi pembelajaran dapat disajikan dalam
berbagai bentuk seperti gambar, huruf yang menarik, angka dan bagan. Media
flipchart juga dapat menyingkat waktu dalam penyampaian materi pelajaran
karena guru telah mempersipkan materi pelajaran sebelumnya. Selain itu dengan
19
media ini materi pembelajaran dapat diringkas yang mencakup pokok-pokok
materi pembelajaran sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami dan
memfokuskan perhatian siswa, media flipchart juga relatif murah karena
menggunakan kertas.
2.1.3.5 Tahapan Mendesain Media Flipchart
Susilana dan Riyana (2013: 89-90) menjelaskan cara mendesain media
flipchart yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Tentukan tujuan pembelajaran
2. Menentukan bentuk flipchart, secara umum media flipchart dibagi menjadi
dua yaitu flipchart yang berisi lembaran kosong yang siap diisi dengan pesan
pembelajaran dan flipchart yang berisi pesan pembelajaran yang telah
dipersiapkan sebelumnya yang isinya berupa gambar, huruf, bagan, grafik,
dan sebagainya
3. Membuat ringkasan materi hal ini dikarenakan materi yang disajikan dalam
flipchart perlu diambil pokok-pokoknya saja
4. Merancang draf kasar (sketsa) agar penyajian flipchart lebih menarik
5. Memilih warna yang sesuai, hal ini agar flipchart yang dibuat lebih menarik
dan dengan penggunaan warna yang bervariasi akan lebih memfokuskan
perhatian siswa.
6. Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai agar dapat dibaca siswa
walaupun jaraknya cukup jauh dari flipchart.
2.1.3.6 Cara Menggunakan Media Flipchart
Susilana dan Riyana (2013:93-94) juga menjelaskan cara menggunakan
media flipchart yaitu:
1. Mempersiapkan diri
Pada tahap ini guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan
pada siswa dan mampu menggunakan media flipchart dengan baik.
2. Penempatan yang tepat
Media flipchart harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua siswa
yang ada dalam ruangan dapat melihat dengan jelas.
3. Pengaturan siswa
20
Pengaturan posisi tempat duduk siswa juga merupakan hal yang penting agar
siswa memperoleh pandangan yang baik dan guru dapat memusatkan
perhatian siswa pada materi yang disajikan sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan baik.
4. Perkenalkan pokok materi
Pokok materi yang akan dipelajari harus disampaikan pada siswa agar siswa
memiliki gambaran awal materi yang akan dibahas hal ini dapat dilakukan
dengan bercerita atau mengaitkan kejadian di lingkungan dengan materi yang
akan dipelajari.
5. Sajikan gambar
Pada tahap ini materi disajikan melalui lembaran-lembaran media flipchart
yang telah dibuat dengan menambahkan keterangan-keterangan
menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.
6. Berikan kesempatan untuk bertanya
Guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya agar dapat
mengetahui materi yang disampaikan sudah dapat dipahami atau kurang jelas
bagi siswa.
7. Menyimpulkan materi
Materi yang telah disampaikan dengan media flipchart harus disimpulkan
atau diringkas, sebaiknya siswa dituntun untuk menyimpulkan materi sendiri
dan diperkuat oleh guru supaya pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran lebih mendalam.
2.1.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay
Berbantuan Flipchart pada Mata Pelajaran PKn
Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran
yang menguji pemahaman siswa secara kelompok untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru secara acak dan dituliskan dalam sebuah kotak, setelah
itu dilakukan pembahasan bersama dan kelompok yang dapat menjawab dengan
benar akan meneriakkan kata “hore” atau yel-yel yang disepakati, dengan model
ini siswa akan lebih bekerja sama menjawab soal, pemahaman konsep terhadap
materi pelajaran lebih mendalam dan pembelajaran lebih menyenangan. Model
21
pembelajaran ini dapat diterapkan pada pelajaran PKn yang mana memiliki tujuan
untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi dengan orang lain. Model pembelajaran course review horay
membuat siswa berlatih berpikir kristis dalam menjawab soal guru, selain itu
siswa juga dilatih siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman dalam
kelompoknya dan bertanggung jawab menyelesaikan soal yang diberikan guru
secara kelompok. Untuk menunjang penyampaian materi dalam pembelajaran
PKn guru dapat menggunakan media flipchart. Flipchart merupakan media
pembelajaran yang berisi gambar, angka, diagram, dan huruf. Penggunaan media
flipchart membuat materi pembelajaran disajikan secara ringkas dan lebih
menarik sehingga diharapkan siswa lebih memahami materi pembelajaran PKn.
Dari pemaparan tersebut terdapat hubungan antara model pembelajaran course
review horay pada pembelajaran PKn dengan penggunaan media flipchart.
Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan Permensiknas No 41 tahun
2007 tentang standar proses. Terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan dalam
pembelajaran yaitu:
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
Untuk itu dalam pelaksanaan langkah-langkah model pembelajaran course
review horay harus disesuaikan dengan tahapan dalam standar proses yang
22
menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Di bawah ini disajikan langkah-
langkah model course review horay berbantuan media flipchart disesuaikan
dengan standar proses yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran
Course Review Horay Berbantuan Media Flipchart pada Mata Pelajaran
PKn
No
Langkah Model
Pembelajaran
Course Review
Horay
Kegiatan
1 Pendahuluan
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru memeriksa kehadiran dan
kesiapan siswa
Guru memberikan motivasi belajar
Guru menyampaikan apersepsi
Langkah 1
Guru
menyampaikan
kompetensi dan
tujuan yang ingin
dicapai
Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
2 Inti
Eksplorasi
Langkah 2
Guru menyajikan
materi pembelajaran
Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan berbantuan media flipchart
Siswa diminta memperhatikan penjelasan
guru
Langkah 3
Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang telah
disajikan
Guru melakukan tanya jawab saat
menyampaikan materi pembelajaran
berbantuan media flipchart
Elaborasi
Langkah 4
Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok
kecil
Guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang
Langkah 5
Untuk menguji
pemahaman setiap
kelompok diminta
Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran course review horay yang
akan dilakukan
Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja
23
membuat kotak 9 yang
diberi nomor sesuai
selera siswa.
Siswa
Setiap kelompok diminta membuat kotak 9
untuk menuliskan jawaban pertanyaan yang
diberikan guru secara kelompok
Setiap kelompok diminta memberi nomor
1-9 pada kotak
Siswa boleh menempatkan nomor tersebut
secara acak sesuai selera siswa
Langkah 6
Guru membacakan
pertanyaan secara acak,
siswa diminta
berdiskusi dan
menuliskan jawaban
mereka pada kotak.
Guru membacakan pertanyaan secara acak
Siswa diberi waktu untuk berdiskusi
menjawab pertanyaan yang diberikan guru
Siswa diminta menuliskan jawaban tersebut
pada kotak sesuai nomor yang disebutkan
guru
Langkah 7
Jawaban yang telah
dituliskan, didiskusikan
bersama, jika jawaban
siswa benar maka
mereka memberi
checklist (). Jika
jawaban salah maka
mereka memberi tanda
silang (x)
Setelah semua pertanyaan dibacakan dan
jawaban dituliskan pada kotak, jawaban
setiap kelompok didiskusikan atau dibahas
bersama
Kelompok yang menjawab pertanyaan
dengan benar memberi tanda checklist ()
pada kotak
Kelompok yang menjawab salah memberi
tanda silang (x) pada kotak
Langkah 8
Jika kelompok telah
mendapatkan tanda
checklist () horisontal,
diagonal atau vertikal
maka kelompok
meneriakan hore atau
yel-yel yang telah
disepakati
Kelompok meneriakkan hore atau yel-yel
yang telah disepakati jika mendapatkan
tanda checklist () horisontal, diagonal,
atau vertikal
Langkah 9
Nilai siswa dihitung
secara kelompok
dilihat dari jawaban
benar dan jumlah
“hore” yang
diteriakkan
Kelompok yang memberikan jawaban yang
benar mendapat poin, kelompok yang
memberikan jawaban salah tidak
mendapatkan poin.
Kelompok yang meneriakkan hore atau yel-
yel yang disepakati mendapat tambahan
poin
Siswa diminta menghitung jumlah nilai
yang mereka dapat
Konfirmasi
Langkah 10
Guru memberikan
Setiap kelompok diminta membacakan nilai
yang didapatkan
24
reward pada kelompok
yang memperoleh nilai
tertinggi.
Guru memberikan reward pada kelompok
yang memperoleh nilai tertinggi
Langkah 11:
Penutup
Guru bersama siswa melakukan evaluasi
terhadap model pembelajaran course review
horay yang telah dilakukan
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami tentang materi
yang telah disampaikan
Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari
3 Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pelajaran atau membuat rangkuman
Guru memberikan tindak lanjut berupa soal
evaluasi atau tugas
Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
Guru mengucapkan salam penutup
2.1.5 Hasil Belajar
2.1.5.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Hernawan, dkk (2009:10.20) hasil belajar mengacu pada segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat pembelajaran yang dilakukan.
Bloom dalam Hernawan, dkk (2009:10.23-10.33) mengemukakan bahwa hasil
belajar dapat digolongkan dalam tiga domain yaitu (1)kognitif yang berkaitan
dengan kemampuan otak dan penalaran siswa, (2) afektif yang mengacu pada
sikap dan nilai yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran dan (3) psikomotorik yang mengacu pada kemampuan bertindak.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Fathurrohman dan Sutikno (180:2007)
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami
aktivitas belajar begitu juga dengan Sudjana (2005:23) yang menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiiki oleh siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Selanjutnya Dimyanti dan Mudjiono (2009:3-4) menjelaskan
bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses
25
belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang
menguasai bahan yang sudah dijarkan (Purwanto,2014:44). Hal ini sejalan dengan
pendapat Soedjiarto dalam Purwanto (2014:46) yang mendefinisikan hasil belajar
sebagai tingkat penguasaan materi yang dicapai setelah mengikuti proses
pembelajaran.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segala
perubahan yang diperoleh dari proses belajar yang dilakukan, dapat menyangkut
aspek kognitif (berhubungan dengan perubahan pengetahuan), aspek afektif
(berhubungan dengan perubahan sikap) dan aspek psikomotorik (berhubungan
dengan perubahan keterampilan). Hasil belajar digunakan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Hasil
belajar PKn siswa dalam penelitian ini diukur dalam kegiatan evaluasi pada setiap
akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah dipelajari.
2.1.5.2 Pengukuran Hasil Belajar
Woodworth dalam Majid (2014:28) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan aktual yang diukur secara langsung, dari pengukuran hasil belajar ini
akan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan tujuan
pengajaran telah dicapai. Pengukuran bersifat kuantitatif berupa skor/ angka yang
diperoleh dengan menggunakan alat ukur atau instrumen yang standar (baku),
dalam konteks hasil belajar alat ukur atau instrumen tersebut dapat berupa non tes
atau tes (Arifin,2014:2-3). Non tes berfungsi untuk mengukur hasil belajar yang
berkaitan dengan aspek afektif atau sikap yang mencakup pengamatan
wawancara dan skala sikap. Sedangkan tes adalah alat yang berisi serangkaian
tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh siswa untuk
mengukur aspek atau perilaku tertentu (Arifin,2014:3), selanjutnya dijelaskan
bahwa dari bentuk jawaban siswa, tes dibagi menjadi tiga yaitu tes tertulis yang
menuntut jawaban siswa dalam bentuk tertulis, tes lisan yang menuntut jawaban
siswa dalam bentuk lisan, dan tes perbuatan yang menuntut jawaban siswa dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu
bentuk uraian yang menuntut peserta didik untuk menguraikan,
26
mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri
sedangkan tes objektif yang menuntut peserta didik memilih jawaban yang benar
diantara kemungkinan jawaban yang disediakan. Tes objektif terdiri dari beberapa
bentuk yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi atau jawaban
singkat.
Dalam penelitian ini akan digunakan tes objektif bentuk pilihan ganda
untuk mengukur hasil belajar PKn yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengusaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tes diberikan pada
kegiatan evaluasi setiap akhir siklus yang mengukur hasil belajar pada ranah
kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid (2014:27) yang memaparkan
bahwa hasil belajar kognitif berkenaan dengan peguasaan bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Juga pendapat Sudjana (2005:23) yang
menjelaskan bahwa ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah
diajarkan.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneletian yang relevan berkaitan dengan model pembelajaran course
review horay dan media flipchart adalah:
1. Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Course Review
Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD N
Winong 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Pelajaran
2013/2014” yang dilakukan oleh Siska Fitriani tahun 2013. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas 3 yang
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
kompetensi dasar menentukan letak bilangan pada garis bilangan dan
melakukan penjumlahan pengurangan tiga angka setelah menggunakan model
pembelajaran CRH. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari skor rata-
rata prasiklus sebesar 62, siklus I menjadi 78 dan siklus II menjadi 85 selain
itu ketuntasan hasil belajar pra siklus 37%, siklus I menjadi 77 % dan siklus
II menjadi 94%.
27
2. Penelitian yang dilakukan oleh Vita Nur Fatimah tahun 2013 dengan judul
“Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Menggunakan Model
Course Review Horay (CRH) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
V SD N Pledokan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2012/2013” yang menunjukkan bahwa dengan penggunaan model
pembelajaran course review horay dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu
pada kondisi awal keaktifan siswa hanya 36,16 % pada siklus I keaktifan
siswa menjadi 72,53% dan pada siklus II keaktifan siswa mencapai 87,36%,
selain itu hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia juga
mengalami peningkatan yaitu ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan
model pembelajaran course review horay adalah 46,15% meningkat pada
siklus I menjadi 84,62% dan pada siklus II menjadi 100%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi tahun 2013 dengan judul
Penerapan Media Papan Balik (Flipchart) Pada Pembelajaran Tematik
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SD Negeri
Semambung No. 296 Sidoarjo dengan jumlah siswa 41 orang, dimana hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dengan presentase pada siklus I 70,73%
dan pada siklus II 90,24% sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan media
papan balik (flipchart) dengan model tematik dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas II SD N Senambung No 296 Sidorejo.
Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran course
review horay dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia, namun dalam penelitian tersebut
belum digunakan media sebagai penunjang model pembelajaran course review
horay. Media flipchart merupakan salah satu media telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Desi Eka Pratiwi, untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
model course review horay berbantuan media flipchart sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga pada mata
pelajaran PKn.
28
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran PKn yang dilakukan dengan menggunakan model ceramah
dilanjutkan pemberian tugas dan kurangnya pemanfaatan media pembelajaran
membuat siswa menjadi kurang bersemangat, kurang tertarik dan memahami
materi pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran dan media yang tepat akan
memudahkan siswa menerima dan memahami materi pelajaran juga menjadi
tertarik pada pembelajaran. Model pembelajaran course review horay merupakan
model pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton karena diselingi
dengan hiburan dan siswa lebih aktif dengan dilakukannya pengujian terhadap
pemahaman siswa secara kelompok sehingga diharapkan pemahaman konsep
siswa pada materi yang diajarkan menjadi lebih baik. Selain itu model
pembelajaran ini membuat siswa tertarik dan lebih semangat belajar karena
kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan reward dan
melatih kerja sama siswa dalam menjawab soal. Pada pelajaran PKn diperlukan
media yang dapat menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran, bersemangat dan tidak mudah bosan sehingga
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn adalah media flipchart, media ini
akan lebih menarik perhatian siswa karena materi pelajaran disajikan dengan
huruf, gambar, diagram dan bagan yang disusun dengan menggunakan warna-
warna yang menarik dan membuat siswa menjadi mudah tidak bosan. Selain itu
dengan media flipchart materi pelajaran disajikan secara singkat dan praktis
sehingga diharapkan materi pelajaran lebih terfokus dan mudah dipahami siswa.
Dengan demikian diharapkan akan tercipta pembelajaran PKn yang
menyenangkan, lebih mengaktifkan siswa, lebih menarik perhatian siswa, dan
materi pelajaran lebih mudah dipahami siswa sehingga hasil belajar PKn siswa
menjadi lebih meningkat. Diterapkannya model pembelajaran course review
horay berbantuan media flipchart diharapkan akan dapat mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa juga
meningkat. Secara sistematis alur kerangka berpikir mengenai penggunaan model
29
pembelajaran course review horay berbantuan media flipchart pada pelajaran
PKn untuk meningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan
Penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media
flipchart pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kelebihan
Model
Pembelajaran
Course Review
Horay
Kelebihan
Media Flipchart
Suasana kelas
menyenangkan dan
tidak monoton
Pembelajaran menarik
dan siswa lebih
bersemangat belajar
Menarik perhatian siswa
Siswa tidak mudah
bosan
Materi pelajaran
disajikan secara singkat
dan praktis
Materi
pembelajaran
mudah
dipahami
Hasil
Belajar
PKn Siswa
Meningkat
Melatih kerjasama
siswa
top related