bab ii kajian teoriabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0712014_bab2.pdf9 bab ii kajian teori a....
Post on 30-May-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
1. Pengertian Perancangan
Menurut Hasan (2005:927) perancangan merupakan upaya mencari inovasi
dengan menciptakan sesuatu yang baru dengan memenuhi kriteria (atau kondisi
yang diinginkan). Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005:39), menyatakan
bahwa perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain
sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan
yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Perancangan adalah
suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
pada kegiatan analisis
Perancangan memiliki banyak definisi atau pengertian karena pada
dasarnya setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, namun pada intinya
tetap memiliki maksud yang sama. Sejumlah definisi tentunya sangat berguna
dalam memandang definisi perancangan secara luas. Perancangan adalah suatu
kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada
kegiatan analisis. Analisis sendiri adalah suatu kegiatan dalam mempelajari serta
mengevaluasi suatu bentuk permasalahan atau kasus yang terjadi.
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang yang merupakan upaya
mencari inovasi dengan menciptakan sesuatu yang baru dengan memenuhi kriteria
(atau kondisi yang diinginkan) berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada
kegiatan analisis.
10
2. Perancangan dalam Lingkup Desain Komunikasi Visual
Untuk membuat rancangan sebuah karya tentunya mempunyai
pertimbangan tentang unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip desain yang harus
dipenuhi untuk mencapai hasil rancangan yang memuaskan, terlebih desain
promosi sebuah produk haruslah bersifat menarik dan informatif agar menarik
konsumen.
3. unsur-unsur desain
Unsur visual desain adalah unsur-unsur yang digunakan untuk
mewujudkan desain, sehingga orang lain dapat membaca desain tersebut. Unsur
visual desain mempunyai berbagai fungsi dan saling berhubungan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur visual desain tersebut meliputi:
a) Titik
Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, di
mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik
cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah,
susunan, dan kepadatan tertentu (Kusrianto, 2007: 30).
b) Garis (line)
Garis adalah tanda yang dibuat oleh alat untuk menggambar melewati
permukaan (Suyanto, 2004: 37). Garis juga dianggap sebagai unsur visual
yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis,
selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu
bidang atau warna (Kusrianto, 2007: 30). Berdasarkan kedua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa garis adalah unsur desain y ang
menghubungkan antara satu titik dengan titik yang lain sehingga dapat
berbentuk gambar, garis lengkung (curve) atau garis lurus (straight) sehingga
membangun bentuk atau kontruksi desain.
11
c) Bidang (shape)
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
Bidang apabila ditinjau dari bentuknya bisa dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang non geometri atau tidak
beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur
keluasaanya, sedangkan bidang non geometri merupakan bidang yang relatif
sukar diukur keluasaanya.Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik
maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan
mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih (Kusrianto,
2007: 30).
d) Ruang (space)
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau
jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang dan warna. Ruang lebih
mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua,
yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur
visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti (Kusrianto, 2007:
30).
e) Warna (colour)
Warna merupakan unsur penting dalam desain. Warna merupakan unsur
grafis yang sangat kuat dan provokatif. Kuat apabila desain y ang dibuat
menggunakan warna khas dari objek desain tertentu, maka akan menimbulkan
kesan kokoh pada objek desainnya. Bersifat provokatif apabila desain yang
dibuat menggunakan warna tertentu yang membuat masyarakat luas tertarik
untuk melihat lebih lama, karena kekuatan warna yang kuat dan provokatif
tersebut.
12
f) Gelap terang (light-dark)
Unsur gelap terang disebut juga nada. Ungkapan gelap-terang
sebagai hubungan pencahayaan dan bayangan dinyatakan dengan gradasi mulai
dari yang paling putih untuk menyatakan terang, sampai yang paling hitam
untuk bagian yang sangat gelap.Unsur gelap-terang ini biasanya
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, antara lain memperkuat kesan
trimatra suatu bentuk, mengilusikan kedalaman atau ruang, dan menciptakan
kontras atau suasana tertentu
g) Tekstur (texture)
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur
dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilap dan
kusam ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur
nyata dan tekstur semu. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh
terhadap unsur visual lainny a, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan
bidang dan ruang, serta intensitas warna.
4. prinsip-prinsip desain
Untuk menghasilkan karya desain yang menarik maka prinsip-prinsip
desain merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan dalam proses desain.
Sunaryo (2002: 31) memaparkan bahwa prinsip - prinsip desain terdiri dari prinsip
kesatuan, prinsip keserasian, prinsip irama, prinsip keseimbangan dan prinsip
kesebandingan. Sanyoto (2006: 115) menambahkan dua unsur prinsip-prinsip
desain yaitu dominasi, kesederhanaan dan kejelasan. Selanjutnya Suyanto (2004:
61) juga menambahkan prinsip hirarki visual. Berikut ini penjelasannya:
a. Prinsip kesatuan
Kesatuan (unity) merupakan prinsip pengorganisasian unsur rupa yang paling
mendasar dimana terdapat pertalian yang erat antar unsur-unsurnya sehingga
13
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, serta saling mendukung
membentuk totalitas guna mencapai tujuan atau makna tertentu.
b. Prinsip Keserasian
Keserasian (harmony) merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan
keselarasan keserasian dan keterpaduan antar bagian dalam keseluruhan
sehingga dapat membentuk keterpaduan yang tidak saling bertentangan.
c. Prinsip Irama
Irama (rhythm) merupakan pengaturan unsur – unsur rupa secara berulang dan
berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak
yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya.
d. Prinsip Dominasi
Periklanan harus memiliki dominasi/pusat/perhatian/daya penarik/ penekanan,
agar dapat menarik dan menyetak perhatian target audience. Dominasi dapat
dilakukan dengan warna atau bentuk. Dominasi warna bisa memakai warna yang
mencolok, warna yang dominan, warna yang lain dari yang ada secara umum.
Sedangkan dominasi bentuk dapat berupa bentuk manusia, benda, huruf, bentuk-
bentuk non obyektif, bentuk-bentuk yang aneh, atau bentuk yang lain dari yang
ada secara umum. Namun, dominasi bisa juga berupa bentuk kata-kata judul
yang menarik.
e. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan (balance) berkaitan dengan pengaturan “bobot” akibat “gaya
berat” dan letak kedudukan bagian-bagian sehingga susunan dalam keadaan
seimbang. Keseimbangan yang baik memberikan perasaan tenang dan menarik,
serta menjaga keutuhan komposisi.
14
f. Prinsip Kesebandingan
Kesebandingan (proportion), adalah hubungan antar bagian terhadap
keseluruhannya. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar dicapai
kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan.
g. Prinsip Kesederhanaan (simplicity)
Definisi sederhana adalah “tidak lebih dan tidak kurang; jika ditambah terasa
memperuwet, jika dikurangi terasa ada yang hilang”. Dalam periklanan, sesuatu
yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan, karena hanya akan memperuwet.
h. Prinsip Kejelasan (clarity)
Kejelasan harus mudah dipahami, dimengerti, dan jelas dibaca. Warna huruf
harus kontras dengan dasarnya, latar belakang tulisan tidak ruwet, longgar, atau
latar belakang disederhanakan, dikaburkan, hindari tulisan menyeberang banyak
warna, dan tulisan jangan ditumpangkan pada gambar yang sudah ruwet.
i. Prinsip Hirarki Visual
Prinsip hirarki visual merupakan prinsip yang mengatur elemen-elemn
mengikuti perhatian yang berhubungan secara langsung dengan titik fokus. Titik
fokus merupakan perhatian yang pertama, kemudian baru diikuti perhatian yang
lainnya. Tiga pertanyaan penting mengenai hirarki visual adalah: mana yang
anda lihat pertama?, mana yang anda lihat kedua?, mana yang anda lihat
ketiga?.
15
B. Branding
Sampai saat ini, penggunaan periklanan bergambar digali dengan berbagai
cara untuk menyertakan suatu merek guna menarik sebanyak mungkin perhatian
masyarakat. Sehingga dalam suatu kegiatan pemasaran, akan menjadi kebutuhan
untuk dapat menentukan suatu brand (merek) yang efektif dalam beberapa hal,
antara lain yaitu dengan mudah diingat, mudah diucapkan, asli, serta mampu
menggambarkan manfaat dari suatu produk.
Merek sebaiknya membentuk sebuah identitas yang unik, dan dapat
disesuaikan untuk semua jenis media. Penerapan karekter dan identitas menjadi
sangat penting yang juga disesuaikan dengan lembaga maupun pelanggannya
beserta pengguna atau klien pelanggannya.
Merek merupakan ekuitas perusahaan yang menambah value (gaya) bagi
produk dan jasa yang ditawarkan. Merek merupakan asset yang menciptakan value
bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan pengakuan atas kualitas.
(Hermawan Kartajaya, 2004; 19)
Penetapan merek yang tepat dari sebuah produk atau pun jasa, dapat
membuat market place yang kompetitif. Merek pada dasarnya merupakan persepsi
yang dimiliki orang ketika berfikir tentang apa yang ditawarkan. Kunci dari
keberhasilan penetapan merek adalah meyakinkan persepsi publik sesuai dengan
apa yang ditawarkan.
Dari sebuah merek berfungsi sebagai suatu alat untuk membedakan produk
satu dengan produk yang lainnya. Dengan adanya merek tersebut bisa mengajak
kepada orang-orang bagaimana seharusnya memperhatikan suatu produk, perlu
memahami sehingga menjadi seorang pendukung yang loyal. (Dick Syamsurizal,
1992; 6)
Nilai suatu merek pada dasarnya terbentuk dari kemampuan merek tersebut
memainkan suatu peranan penting didalam suatu pemasaran, antara lain membantu
dalam membentuk image (citra) perusahaan sehingga dapat menciptakan suatu
16
penerimaan, preferensi, loyalitas konsumen atas penawaran-penawaran yang
disediakan oleh perusahaan.
Apakah Branding itu? Branding adalah bagian yang sangat mendasar dari
kegiatan pemasaran yang sangat penting untuk dimengerti atau dipahami secara
keseluruhan. Sampai di level tertinggi yaitu level organisasi, yang mana akan
dibahas dalam tesis ini, branding itu akan diasosiasikan dengan organisasi itu
sendiri dan produk-produk dari organisasi itu biasanya akan dibuat terstruktur dan
akan diasosiasikan dengan nama merek atau brand yang lebih spesifik.
Asosiasi antara makna dengan merek ini biasanya berasal dari berbagai
kegiatan dari organisasi seperti kegiatan pemasaran, kegiatan komunikasi melalui
media, kegiatan promosi serta karakteristik dari perusahaan atau produk itu sendiri
misalnya nama, kemasan serta logo. Penggunaan konsumen terhadap merek ini,
serta informasi-informasi mengenai merek ini dari bebagai media, orang-orang
terkenal yang sudah menggunakan merek ini serta kegiatan pemasaran mulut ke
mulut atau word of mouth juga akan mempengaruhi asosiasi makna dengan merek.
Banyak peneliti-peneliti yang mencoba berbagai cara untuk menemukan asosiasi
makna dengan merek. Misalnya mereka mencoba mencari tahu apakah konsep
branding itu secara aktif di dalam ingatan pelanggan dengan menggunakan teknik
mengingat nama merek tersebut atau pengenalan terhadap merek tersebut.
Teknik lainnya misalnya meminta pelanggan untuk mengingat asosiasi yang
mereka ingat terhadap merek tersebut serta menanyakan ke mereka untuk
memikirkan merek tersebut sebagai seseorang dan mencoba untuk mendeskripsikan
seperti apa orang tersebut sehingga bisa mendapatkan asosiasi yang spesifik di
dalam benak para konsumen sehingga kemudian terciptalah asosiasi makna
terhadap brand itu sendiri.
American Marketing Association (AMA) sendiri mendefinisikan brand atau
merek itu adalah sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau kombinasi
dari kesemuanya yang bertujuan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa
dan akhirnya dapat membedakan diri sendiri dengan yang lainnya (Kotler, 2002).
Oleh karena itu sangat masuk akal untuk kita pahami bahwa branding bukan hanya
17
membuat target pemasaran kita memilih kita di dalam pasar yang penuh kompetensi
ini tetapi juga membuat prospek-prospek pemasaran kita melihat kita sebagai satu-
satunya yang dapat memberikan solusi kepada kebutuhan ataupun masalah mereka.
Objektif dari suatu strategi branding yang baik adalah:
1. Dapat menyampaikan pesan dengan jelas.
2. Dapat mengkonfirmasi kredibilitas pemilik brand tersebut.
3. Dapat menghubungkan dengan target pemasaran yang lebih personal.
4. Memotivasi pembeli
5. Menciptakan kesetiaan pelanggan.
Sehingga untuk sukses di dalam suatu strategi branding, kita harus memahami
kebutuhan serta keinginan dari pelanggan serta prospek atau calon pelanggan kita.
Merek atau brand kita seharusnya ada di dalam hati dan pikiranetiap pelanggan,
klien serta prospek. Brand merupakan gabungan antara pengalaman serta persepsi
mereka yang mana bisa kita pengaruhi dan ada juga yang tidak bisa kita pengaruhi.
Strategi branding, atau Brand strategy, jika menurut Schultz dan Barnes
(1999), dapat diartikan manajemen suatu merek dimana terdapat sebagai kegiatan
yang mengatur semua elemen-elemen yang bertujuan untuk membentuk suatu
brand. Sedangkan menurut Gelder (2005), “The brand strategy defines what the
brand is supposed to achieve in terms of consumer attitudes and behavior”, yang
artinya strategi merek mendefinisikan apa yang seharusnya dicapai suatu brand
dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku konsumen.
Jadi brand strategy adalah suatu manajemen brand yang bertujuan untuk
mengatur semua elemen brand dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku
konsumen. Dapat juga diartikan sebagai suatu sistem komunikasi yang mengatur
semua kontak point dengan suatu produk atau jasa atau organisasi itu sendiri dengan
stakeholder dan secara langsung men-support bisnis strategi secara keseluruhan.
18
Sedangkan menurut Gelder (2005), yang termasuk ke dalam brand strategy
antara lain brand positioning, brand identity, dan brand personality. Sebagai
tambahan, menurut Schultz dan Barnes (1999), yang juga termasuk ke dalam brand
strategy yaitu :
1. Brand positioning
Menurut Gelder (2005),”Brand positioning as a way of demonstrating a
brand’s advantage over and differentiation from its competition”(p. 31), yang
artinya brand positioning adalah suatu cara untuk mendemonstrasikan keunggulan
dari suatu merek dan perbedaannya dari kompetitor yang lain. Dalam definisi
tradisional, positioning sering disebut sebagai suatu strategi untuk memenangi dan
menguasai benak pelanggan melalui produk yang ditawarkan. Namun menurut
Kertajaya (2004), positioning didefinisikan sebagai the strategy to lead your
customer credibly yaitu suatu upaya untuk mengarahkan pelanggan
secara kredibel. Sedangkan menurut Susanto dan Wijanarko (2004), posisi merek
adalah bagian dari identitas merek dan proposisi nilai yang secara aktif
dikomunikasikan kepada target konsumen dan menunjukkan keunggulannya
terhadap merek-merek pesaing. Jadi brand positioning adalah cara perusahaan
untuk menempatkan dirinya di mata target konsumennya dilihat dari keunggulan
dan kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan brand pesaing.
2. Brand Identity
Menurut Gelder (2005), “Brand identity as a set of aspects that convey what
a brand stands for: its background, its principles, its purpose and ambitions” yang
artinya brand identity adalah suatu kumpulan dari aspek-aspek yang bertujuan
untuk menyampaikan merek: latar belakang merek, prinsip-prinsip merek, tujuan
dan ambisi dari merek itu sendiri, dan menurut Susanto dan Wijanarko (2004),
brand identity dapat diartikan sebagai susunan kata-kata, kesan, dan sekumpulan
bentuk dari sejumlah persepsi konsumen tentang merek. Pendapat lain oleh Gelder
(2005), “Brand identity is what we transmit to the market place - it is what is under
19
our control, provided that we understand the essence and expression of our brand”,
yang artinya brand identity adalah apa yang dikirimkan oleh perusahaan ke pasaran,
dimana hal ini berada didalam kontrol perusahaan dan perusahaan menetapkan nilai
dan ekspresi dari merek itu sendiri. Sedangkan menurut Crainer dan Dearlove
(2003), “Brand identity is a concept that has recently been brought to the forefront
of brands theory”, yang artinya brand identity adalah suatu konsep yang menjadi
dasar dari teori tentang merek. Dari definisi di atas, brand identity dapat diartikan
sebagai persepsi tentang brand dari suatu perusahaan yang ingin disampaikan
kepada konsumen sehingga dapat membentuk persepsi konsumen tentang brand
itu sendiri
3. Brand Personality
Pengertian brand personality menurut Gelder (2005), “Brand personality is
developed to enhance the appeal of a brand to consumers” (p. 41), yang artinya
brand personality adalah suatu cara yang bertujuan untuk menambah daya tarik
merek dari luar dimata konsumen. Kemudian menurut Crainer dan Dearlove
(2003), “Brand personality is a brand acquires a character through communication
about the brand and experience of the brand and those persons identified with the
brand” yaitu brand personality adalah merek yang didapat dari suatu karakter
melalui komunikasi tentang merek dan pengalaman dari merek serta dari orang
yang memperkenalkan merek. Sedangkan menurut Keller
(1993), “Brand personality is the human characteristics or traits that can be
attributed to a brand” yaitu karakteristik manusia atau ciri-ciri yang dapat
diatributkan kepada suatu merek. Jadi brand personality adalah suatu cara yang
bertujuan untuk menambah daya tarik dari brand dengan memberi karakteristik
pada brand tadi, yang bisa didapat melalui komunikasi, pengalaman serta dari orang
yang memperkenalkan brand itu sendiri
4. Brand Communication
Untuk dapat mengkomunikasikan brand kepada konsumen, perusahaan
menggunakan komunikasi internal dan eksternal yaitu antara lain dengan sales
20
promotion, events, public relations, direct marketing (pengiriman katalog, surat,
telp, fax, atau email), corporate sponsorhips yaitu penawaran produk/jasa dengan
bekerja sama dengan perusahaan lain sebagai sponsor, dan advertising yaitu cara-
cara untuk memperkenalkan produk/jasa melalui berbagai macam iklan (Schultz
dan Barnes, 1999)
5. Brand Equity
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004), dalam menghadapi persaingan
yang ketat, merek yang kuat merupakan suatu pembeda yang jelas, bernilai, dan
berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat
membantu strategi pemasaran. Keller (1993) menyatakan brand equity adalah
keinginan seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak.
Pengukuran dari brand equity sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan
bagian pengukuran dari pengguna baru menjadi pengguna yang setia. Ada beberapa
pengertian brand equity yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yang pertama
Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah
atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada
perusahaan atau pelanggan. Kemudian menurut East (1997),“Brand equity or brand
strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the
brand as an asset that can be exploited to produce revenue” yang berarti ekuitas
merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan
merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong
(2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name
has on customer response to the product or service”,yang artinya ekuitas merek
adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen
terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang
dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui
dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.
21
C. Visual Branding
Kata “Visual” mempunyai makna yang berarti segala hal yang dapat dilihat
kasat oleh indra penglihatan (mata). Visual Branding memberikan peranan grafik
dalam branding serta bagaimana mereka dapat dipengaruhi untuk membangun
sebuah kesan merek yang kuat dan selalu diingat yang membantu perkembangan
penghargaan tinggi dan pada akhirnya merek selalu diingat.
Secara garis besar Visual Branding dapat dikatakan sebagai disiplin yang
esensial yang terlibat dalam menciptakan dan mempertahankan sebuah merek dan
mengingatkan sebuah merek melalui media atau komponen visual. Sehingga dalam
Visual Branding menyampaikan suatu pesan dengan mengidentifikasikan dan
menjaga karakteristik inti desain yang dibuat, serta mewujudkan segala sesuatu
untuk kepuasan tujuan dan harapan masyarakat yang akan menggunakan. Visual
Branding memberikan pelayanan sebagai sebuah potongan visual yang
komprehensif, konsisten, tentang sebuah produk dengan tujuan membuat suatu
produk yang benar-benar memenuhi harapan pembeli terhadap produk favorit
mereka. Pada dasarnya Visual Branding mempratekkan brand dalam kehidupan
sehari-hari. (http://www.visualbranding.go.id)
Dalam penggunaan Visual Branding hal yang paling mendasar, disiplin
esensial yang terlibat dalam menciptakan dan dan mempertahankan sebuah merek
dan mengingatkan merek secara visual. Penggunaan Visual Branding akan
memberikan kesan tunggal untuk menyampaikan sejumlah besar informasi dalam
waktu yang singkat, karena dengan memandang sebuah kesan merupakan segala-
galanya, dibandingkan dengan membaca atau mendengar sejumlah informasi yang
seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami pesan yang
disampaikan. Karena membaca dan mendengar merupakan kegiatan yang terus
menerus yang membutuhkan waktu dan perhatian, sementara dengan melihat suatu
kejadian atau pun suatu keadaan tanpa adanya usaha yang khusus dalam bagian
22
pemirsanya ( mencoba untuk tidak melihat sesuatu akan membutuhkan beberapa
usaha)
Penerapan Visual Branding dapat melalui beberapa saluran komponen yang
digunakan. Karena harus memenuhi beberapa criteria yang sangat penting, seperti
aspek-aspek warna, symbol multicultural, serta disesuaikan dengan kelompok
target yang beraneka ragam dari bagian kelompok yang memiliki budaya yang
sama. Visual Branding tidak hanya memberikan perhatian terhadap persyaratan dan
batasan teknis pada media., tetapi juga harus memunculkan sesuatu yang baru dala
kurun waktu yang bersangkitan. Merek apapun berarti bahwa manifestasi visualnya
harus berhubungan dengan tantangan tren visual dan mengakomodasi teknologi
baru dan kebutuhan media. Aspek- aspek visual branding menjelaskan bagaimana
grafik dan unsure- unsur desain bekerja sama untuk menjelaskan merek didalam
pasar informasi, sehingga secara tidak langsung mengatur sebuah imej brand
melalui pengepakan konsistensi komunikasi visual.
Dalam penggarapannya, visual branding sangat berpengaruh sekali dalam
hal bentuk, warna, dan komposisi yang tentu saja disesuaikan dengan keadaan
produknya. Harus dapat mengidentifikasikan unsure dan atribut dasar yang paling
sesuai yang dapat mengungkapkan keinginan yang ingin dicapai dari sebuah merek,
dan menggunakan kreatifitas untuk menemukan unsur-unsur yang unik, efektif dan
kombinasi yang fleksibel.
D. Media Promosi
Media, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 726) adalah alat
untuk sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, tv, film, poster dan spanduk.
Sedangkan promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha, dagang,
dan sebagainya; reklame (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 898).
23
Istilah promosi berasal dari bahasa Latin, yaitu promovere yang kemudian
diadopsi dalam bahasa Inggris yaitu (to) promote yang berarti meningkatkan atau
menaikkan (sesuatu). Kata promote kemudian diadopsi dalam bahasa Indonesia
menjadi kata promosi. Istilah promosi berarti upaya menyampaikan sesuatu (pesan)
dari kondisi yang kurang dikenal menjadi lebih dikenal oleh khalayak luas
(Widyatama, 2007: 29).
Tjiptono (1997: 219) menjelaskan, promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Sanyoto (2006: 16) mengungkapkan bahwa promosi adalah salah satu dari
paduan pemasaran (marketing mix), yang terdiri dari produk, harga, distribusi atau
tempat, dan promosi. Dengan demikian, promosi merupakan salah satu bagian dari
pemasaran.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas disimpulkan
bahwa promosi adalah bagian dari komunikasi pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli produk
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan agar mengubah kondisi yang
kurang dikenal menjadi lebih dikenal oleh khalayak luas.
Dalam setiap penyampaian bentuk promosi, pesan yang ingin disampaikan
membutuhkan media yang tepat dan efisien agar maksudnya dapat tersampaikan
dengan baik. Pemilihan media promosi ini harus cermat untuk menentukan tingkat
keberhasilan sebuah promosi. Ada beberapa bentuk media promosi, dalam
periklanan penyampaian pesan dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu :
24
a. Media Lini Atas (Above The Line Media)
Yaitu jenis-jenis iklan yang disebarkan melalui sarana media komunikasi
yang bersifat massal dan audiensinya dalam posisi pasif seperti kebetulan
mendengar atau melihat sesuatu tayangan iklan yang muncul, misalnya surat
kabar, majalah, iklan radio, dan televisi. Iklan- iklan tersebut hanya
mepengaruhi pada taraf kognitif (benak) konsumen dengan mengandalkan
gerbang masuknya informasi pada dua panca indera yaitu mata dan telinga
konsumen. Itulah sebabnya iklan banyak bermain dari segi keseringan/
frekuensi tayang supaya dapat ditangkap oleh mata dan telinga konsumen.
Jangkauan/ coverage yang luas enjadi kekuatan komunikasi Above The Line.
Biasanya biro iklan yang bersangkutan mendapat komisi atas pemasangan
iklan tersebut. (Cakram, ed.285- 11/2007, hal 23). Media lini Atas (Above
The Line Media) Jenis iklan yang termasuk dalam jenis ini yaitu segala jenis
kegiatan periklanan yang disebar melalui sarana media komunikasi massa
dan mengharuskan bayaran komisi kepada biro iklan.
b. Media Lini Bawah (Below The Line Media)
Yaitu kegiatan periklanan yang tidak melibatkan peasangan iklan di media
komunikasi massa dan tidak memberikan komisi pada perusahaan iklan. pada
umumnya kegiatan iklan lini bawah ini bersifat penjualan promosi, yaitu
kegiatan pemasaran yang dilakukan di tempat penjualan (point of purchase),
misalnya direct mail, exhibiton, merchandise, point of sale dll ( Kamus Istilah
Periklanan Indonesia, 1996). Jenis media lini bawah sangat banyak, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Neon Box, berupa iklan transparan yang disiniari lampu neon.
2. Neon Sign, berupa papan iklan dengan design dari produk lampu neon
yang dibentuk menurut pesanan dan bentuk design reklame.
Umumnya memperhatikan keindahan pada malam hari.
25
3. Banner atau Spanduk, adalah iklan yang diselenggarakandengan
menggunakan bahan kain, karet atau bahan lain yang sejenis dengan
itu. Jenisnya pun ada beberapa macam, antara lain:
a. Spanduk biasa
b. Giant banner
c. Umbul-umbul
d. Sun screen, atau dikenal juga sebagai layar toko
e. Balon udara
4. Baliho, terbuat dari lembaran triplek dengan jangka pemasangan
pendek, sehubungan dengan bahan yang dipakai biasanya sekitar 2
minggu sampai 3 bulan.
5. Transportasi, berupa iklan yang dipasang atau ditempelkanpada
sarana transportasi pribadi maupun umum, seperti bus, kereta api,
angkot, taksi dan kendaraan lainnya.
Semua yang disebutkan diatas adalah termasuk media luar ruang
yang memerlukan kecermatan dalam produksi materialnya, kontruksi, dan
daerah penyebarannya. Sementara itu masih banyak lagi yang harus
diperhatikan untuk dapat mendukung satu kampanye periklanan yang terpadu
dan lengkap antara lain:
6. Point of Purchase, adalah display atau peragaan yangberlangsung
di tempat penjualan atau pembayaran. Dapat berupa poster, hanging
dan stand display, flag chain, dan lain sebagainya. Kristina Cannon
Bonventre mendefinisikan point of purchase sebagai subseksi dari
elemen-elemen advertensi dan promosi dari bauran promosi.
Fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Memberi informasi. Dalam pengertian memberi petunjuk lebih
detail informasi umum yang diperoleh pada media luar ruang
26
telah membawa calon pembeli ke suatu lokasi tertentu untuk
berbelanja. Di dalam toko, display yang dipajang menuntunnya
pada produk yang dicari agar tidak main mata dan tergodaoleh
produk lain yang disajikan.
b. Mengingatkan. Media ini berfungsi mengingatkan konsumen
yang sudah dipengaruhi oleh berbagai media lain seperti surat
kabar, majalah, radio, dan televisi. Cara ini menimbulkan
kesadaran atas produk yang ditawarkan dan membantu penjualan
pada masa mendatang.
c. Membujuk. Menjual fitur suatu produk meliputi upaya
memberikan sejumlah alasan mengapa produk ini dibutuhkan.
Media ini juga bisa membantu konsumen untuk membeli secara
langsung.
d. Menjajakan. Fungsi yang terakhir adalah sajian produk itu sendiri.
Display yang menarik umumnya menimbulkan perhatian, di
samping merangsang calon pembeli untuk memeriksa barang
yang ditawarkan dan melihat penampilan produk tersebut.
7. Leaflet atau flier, adalah selebaran kertas yang dapat
dilipatsedemikian dan berisi suatu tulisan khususnya masalah
khususnya ditujukan untuk sasaran tertentu dengan cara
disebarkan, diberikan atau diminta.
8. Kalender, kalender adalah suatu media lini bawah yang sangat
populer. Orang menggunakan kalender bukan semata- mata untuk
referensi penanggalan, melainkan juga untuk membuat janji, catatan-
catatan, dan bahkan merekam sesuatu. Salah satu keunggulan
kalender adalah karena barang ini dibutuhkan oleh konsumen.
Menjelang akhir tahun calon pembeli biasanya mendatangi para
penyalur dan relasinya untuk memperoleh kalender. Kalender yang
yang didesain menarik juga akan berfungsi sebagai hiasan. Biasanya
27
orang- orang tertentu akan mengalami kebanjiran kalender. Dan
kalender yang tidak menarik biasanya segera disingkirkan.
9. Booklet, media promosi berbentuk buku yang memiliki fungsi
yang tidak jauh berbeda dengan leaflet hanya memuat data lebih
banyak daripada leaflet.
10. Promotion atau promosi, merupakan usaha pemasaran yangsifatnya
insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
dari suatu produk atau jasa.
11. Merchandising, merchandising digunakan sebagai mediapromosi
karena tergolong murah dan mampu memperluas area promosi secara
tidak langsung. Merchandise akan semakin efektif jika bendanya
sendiri berguna dan awet.
Dalam pemilihan media promosi, perencana media umumnya menggunakan
beberapa pertimbangan agar dalam setiap perencanaan dapat mencapai sasaran
dengan tepat, beberapa pertimbangannya adalah ;
1. Kebiasaan dari media audiens sasaran,
2. Produk,
3. Pesan,
4. Biaya.
1. Tujuan Promosi
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono
(2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan
membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya.
28
Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal,
yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku
serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama
menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau
menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak
kalah dengan produk yang lama.
Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen
akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada
akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap
bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang
datang dari para pesaing.
Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon
pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai,
pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas
informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar
ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian
konsumen.
29
Seperti telah dikatakan di atas, tujuan dasar dilaksanakannya
promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang
dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan
sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia- sia. Tujuan promosi
merupakan dasar dalam membuat keseluruhan program promosi yang akan
dijalankan oleh perusahaan dalam rangka mencapai apa yang diinginkannya,
kemudian akan menyusul langkah-langkah selanjutnya. Sebenarnya setiap
perusahaan yang memiliki program promosi bila dilihat secara nyata bahwa tujuan
daripada promosi masing-masing sering tidak sama rata sama lainnya. Akan tetapi
pada umumnya suatu promosi mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :
a. Penampakan :
Salah satu tujuan penting dari promosi adalah promosi tersebut harus
dapat menyampaikan pasan pads sejumlah calon pembeli yang dituju atau yang
ditargetkan, dengan demikian perusahaan harus memilih mane yens dapat dicapai
ke pembeli yang dituju tersebut. Dalam rangka penampakkan ini perlu
diperhatikan langkah lengkah sebagai berikut :
- Menentukan calon pembeli yang dituju atau yang di targetkan.
- Menentukan jumlah calon pembeli yang dituju.
- Memilih media yang paling sesuai untuk dapat mencapai calon pembeli tersebut.
b. Perhatian :
Promosi harus dapat menarik perhatian konsumen ateu calon
pembeli yang dituju, namun seringkali sangat sukar untuk menarik perhatian calon
pembeli terhadappromosi yang kita lakukan disebabkan adanya sedemikian
banyak promosi yang dilakukan pula oleh perusahaan lainnya, sehingga perhatian
calon pembeli tidak hanya terpusat pada promosi yang dilakukan oleh perusahaan
lainnya yang meliputi sejumlah edvertensi, promosi penjualan dan usaha-usaha
30
promosi lainnya. Jadi perusahaan dihadapkan pada masalah bagaimana agar
promosi yang dilakukan oleh perusahaan lainnya.
Cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian calon pembeli misalnya
memberikan sponsor untuk suatu acara tertentu, penggunaan orang yang sudah
popular di mata masyarakat dalam reklamenya, menonjolkan apa yang lebih
menjadi keistimewaan produknya yang tidak terdapat pada produk lainnya, dan
lain sebagainya.
c. Pemahaman :
Tujuan promosi lainnya dari promosi ialah pemahaman yang dicapai
pada waktu calon pembeli menginterpretasikan pesan yang sampai kepadanya.
Calon pembeli sering kali tidak dapat memahami promosi yang tidak
direncanakan dengan baik atau yang dapat menarik perhatian, kadang-kadang
perubahan dari media yang digunakan dapat menyebabkan pesan yang
disampaikan menjadi tidak jelas sehingga dalam merubah penggunaan media kita
juga harus melibat apakah perlu diadakan perubahan pesan. Dengan demikian
perusahaan harus yakin bahwa pesan yang disampaikan melalui media itu jelas
dan dapat menarik perhatian, karena banyak perusahaan mempromosikan
berbagai macam produknya, calon pembeli banyak tertarik, mengingat dan
memahami beberapa promosi dari sekian banyak promosi yang ada.
d. Perubahan Sikap :
Setelah promosi dapat dipahami oleh calon pembeli, maka
perusahaan mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap promosi
tersebut. Setiap perusaan harus menyesuaikan promosinya dengan produk yang
dihasilkannya untuk dapat merubah sikap calon pembeli yang ditujunya, misalnya
perubahan agar pembeli mengalihkan pembeliannya dari produk perusahaan lain
ke produk yang dihasilkan oleh perusahaannya.
31
Banyak perusahaan menggunakan advertensi merubah sikap calon pembeli yang
ditujukannya, advertensi belum tentu dapat menyebabkan sebagian besar pembeli
untuk segera melakukan pembeliannya.
e. Tindakan :
Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan
hasil perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang
paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli yang
ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu promosi.
Adapun fungsi dari promosi antara lain :
a. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli, maksudnya perhatian
dari calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses
pengambilan keputusan didalam membeli suatu barang atau menggunakan suatu
jasa.
b. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian
yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap
berikutnya atau berhenti. Maksud dari pernyataan tahap berikutnya ini adalah
timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang menjadi fungsi utama dari
kegiatan promosi.
c. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli yang untuk memiliki
barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya.
Setelah seseorang tertarik kepada sesuatu, maka timbul rasa untuk dapat
memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mapu (dalam hal harga, cara
pemakainanya, dan sebagainya), maka rasa ingin memiliknya ini semakin menjadi
besar dan siikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.
32
2. Perencanaan Promosi
Dalam promosi dibutuhkan adanya suatu rencana dan strategi yang baikagar bisa
berhasil dan tepat sasaran. Untuk mencapai tujuan tersebutdibutuhkan adanya
kegiatan - kegiatan yang mendukung p romosi itusendiri.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
1. Kegiatan periklanan ( Advertising )
2. Promosi Dagang ( Sales Promotion )
3. Publisitas ( Publicity )
4. Penjualan Pribadi ( Personal Selling ). ( Rhenald Kasali, 1995:10).
Menurut Stanton (1993): Promosi adalah kegiatan memberikan informasi
kepada konsumen, memengaruhi, dan menghimbau khalayak ramai.
Menurut Saladin (2003): Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran
pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan,
mengingatkan, dan membujuk konsumen tentang produk perusahaan.
Menurut Swastha (1991): Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Menurut Zimmerer (2002): Promosi adalah segala macam bentuk
komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang
produk atau jasa dan untuk memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa
tersebut yang mencakup publisitas, penjualan perorangan dan periklanan.
33
E. Kue Kering
Kue kering adalah istilah yang sering digunakan untuk kue yang bertekstur
keras tapi renyah yang memiliki kadar air yang sangat rendah karena dibuat
dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama, Bahan
yang umum digunakan utuk pembuatan kue kering diantaranya tepung beras,
tepung ketan, terigu ataupun sagu, Kue kering yang dioven biasanya di sebut
cookies.
Kue kering adalah makanan ringan yang bukan makanan utama.
Secara harafiah kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat
dari tepung. Baik tepung beras maupun terigu.
Roti tidaklah selalu sama dengan kue, sebab di Indonesia kadangkala roti
dianggap sebagai makanan utama.
top related