bab i pendahuluan -...
Post on 06-Oct-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20161
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sasaran pembangunan pertanian ke depan disesuaikan dengan
cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang
lebih besar guna mengungkit peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Dengan mencermati hasil evaluasi selama
periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma
sebagaimana tertuang dalam Strategi Induk Pembangunan
Pertanian (SIPP) 2015-2045, maka sasaran strategis Kementerian
Pertanian adalah: (1) peningkatanketahanan atau kedaulatan
pangan; (2) peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan
subtitusi impor ; (3) penyediaan dan peningkatan bahan baku
bioindustri dan bioenergi; serta (4) peningkatan kesejahteraan
petani.
Keberadaan Badan Karantina Pertanian tidak terlepas dari strategi
pemerintah untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati
hewan dan tumbuhan melalui penyelenggaraan perkarantinaan.
Dalam perkembangan perencanaan dan strategi pembangunan
nasional, Badan Karantina Pertanian memegang peran besar
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20162
dalam mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan
melalui mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan.
Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA
CITA), keberadaan tugas, fungsi, dan peran Badan Karantina
Pertanian memiliki keterkaitan erat dengan agenda ke-6
“peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional” dan agenda ke-7 “mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik”. Dengan demikian, keberadaan Badan Karantina
Pertanian turut berkontribusi guna mendukung dan mewujudkan
visi kepemimpinan nasional untuk mewujudkan swasembada
pangan nasional.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki
luas wilayah laut dan garis pantai yang sangat panjang, sehingga
sangat besar kemungkinan masuknya berbagai hama dan
penyakit hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalu lintas keluar
masuknya produk pertanian, baik dari luar negeri maupun antar
area di dalam wilayah RI. Berkaitan dengan hal tersebut maka
keberadaan Badan Karantina Pertanian menjadi sangat penting
sebagai garda terdepan dalam mencegah masuknya/ keluarhama
penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam/dari wilayah Negara
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20163
Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke area
lain.
Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian
sumberdaya alam, ketentraman dan kesehatan masyarakat,
kesehatan pangan, gangguan terhadap produksi sektor pertanian,
serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman yang perlu
untuk dicegah masuk dan penyebarannya. Ancaman yang secara
global telah diidentifikasi dapat dikendalikan secara efektif
melalui penyelenggaraan perkarantinaan antara lain: 1) ancaman
terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan; 2) jenis asing invasif
(invasive species); 3) penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism; 5) pangan
yang tidak sehat termasuk Genetic Modified Organism (GMO) yang
belum dapat diidentifikasi keamanannya; 6) kelestarian plasma
nutfah/keanekaragaman hayati; 7) hambatan teknis perdagangan;
dan 8) ancaman terhadap kestabilan perekonomian Nasional.
Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan
keluarnya HPHK dan OPTK diperlukan dalam rangka
memaksimalkan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian,
mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis HPHK dan
OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke wilayah RI karena sangat
luasnya wilayah yang harus diawasi dan dijaga. Besarnya risiko
dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiapsiagaan seluruh
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20164
jajaran Badan Karantina Pertanian dalam menjaga wilayah RI
sehingga diperlukan implementasi yang konsisten dalam
pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina mulai dari tingkat
pre border, at border dan post border.
Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor media pembawa
HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, diperlukan dalam rangka
memberikan pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai
dengan standar internasional. Pengembangan sistem pengendalian
resiko penyakit hewan secara In-line Inspection akan mampu
mendukung upaya pengawasan, dan penegakan hukum yang
sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan
sehingga pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat
diterima oleh negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya
saing di pasar global.
Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina
pertanian diperlukan dalam rangka memberikan jaminan terhadap
kesehatan dan keamanan produk pertanian kepada masyarakat
Indonesia dan negara mitra sesuai tata aturan internasional.
Pemerintah, dalam hal ini Badan Karantina Pertanian sebagai
regulator perkarantinaan memiliki mandat konstitusional untuk
memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia dalam
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20165
rangka penyediaan kebutuhan produk pertanian yang bermutu
tinggi dan produk yang akan diekspor sesuai persyaratan negara
mitra. Oleh karena itu memberikan kepastian regulasi yang harus
ditaati dan melaksanakannya dengan konsisten dan konsekuan
serta perbaikan sistem pelayanan publik dapat memberikan
kepuasan kepada pengguna jasa karantina pertanian dalam
kegiatan ekspor dan impor produk pertanian.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1. Untuk memberikan informasi pelaksanaan kegiatan pada
Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Parepare.
2. Untuk memberikan masukan dan permasalahan serta kendala
yang terkait dengan tupoksi dihadapi dalam pelaksanaan
perkarantinaan.
3. Untuk menjadi bahan penyusunan kebijakan Badan Karantina
Karantina Pertanian yang akan datang.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20166
BAB IIVISI, MISI, MOTO DAN JANJI LAYANAN SERTA NILAIBUDAYA KERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN
KELAS I PAREPARE
2.1 VISI
Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistik yang
dipilih dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi
merupakan kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau,
dipercaya, meyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus
merupakan refleksi keadaan internal dan potensi kemampuan inti
serta keliatan (fleksibilias) suatu organisasi dalam menghadapi
hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu sebagai
unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, Visi SKP Kelas I
Parepare yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya
Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan
dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta
Keamanan Pangan”.
2.2 MISI
Untuk mewujudkan Visi tersebut maka Stasiun Karatina
Pertanian Kelas I Parepare mengemban misi :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20167
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan
tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina
(HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK);
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan;
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan akses pasar komoditas Pertanian;
4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.
2.3 MOTTO
Motto merupakan aktualisasi diri serta cermin dari target
sasaran atau tujuan pokok organisasi. Tahun 2013 SKP Kls I
Parepare menetapkan motto ” Bersama Anda Melindungi Negeri “
dan motto ini adalah motto yang sama untuk Badan Karantina
Pertanian berikut seluruh unit pelaksana teknis di seluruh
indonesia. Motto atau semboyan tersebut yang melandasi sikap
dan perilaku pelayanan yang diberikan oleh setiap dalam
pelaksanaan tupoksi hingga berjalan secara efektif dan tepat
sasaran
2.4 JANJI LAYANAN
Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Parepare merupakan salah
satu unit pelaksana teknis lingkup Badan Karantina Pertanian
disamping mengemban amanat undang-undang No. 16 tahun
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20168
1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan juga
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa sertifikasi
komoditas wajib periksa karantina demi tercegah masuk dan
tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) atau
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari/ke
wilayah Republik Indonesia.
Terkait hal tersebut, pelayanan prima menjadi poin perhatian
utama yang harus senantiasa dijaga agar terjalin komunikasi yang
efektif dan informasi terkait prosedur berikut persyaratan
diketahui secara jelas dan transparan oleh pengguna jasa atau
pemangku kepentingan lainnya.
Wujud Komitmen terhadap pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat maka di tahun 2013, Stasiun Karatina Pertanian
Kelas I Parepare mengeluarkan janji layanan berupa “pelayanan
yang cepat, tepat dan profesional”.
2.5 NILAI BUDAYA KERJA
Budaya kerja merupakan nilai dan falsafah yang telah
disepakati dan diyakini oleh seluruh pegawai Stasiun Karatina
Pertanian Kelas I Parepare sebagai landasan dan acuan untuk
mencapai tujuan. Stasiun Karatina Pertanian Kelas I
Parepare mendefinisikan budaya kerja dalam 17 (tujuh belas)
pasang nilai dan dari 17 (tujuh belas) pasang nilai tersebut
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 20169
disarikan/kerucutkan menjadi 5 (lima) nilai yang meresap ke
dalam segenap perilaku pegawai yaitu :
1. Komitmen
2. Keteladanan
3. Profesionalisme
4. Integritas
5. Disiplin
2.6 TUJUAN
Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin
dicapai oleh SKP Kelas I Parepare dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan. Sesuai dengan tupoksi yaitu melaksanakan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan, maka hasil yang dapat
digambarkan adalah tingkat efektifitas penyelenggaraannya.
Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian tujuan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare 2015 – 2019
adalah :
1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan
dari serangan HPHK dan OPTK
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari
hewan dan tumbuhan
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui
pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201610
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan
perkarantinaan
5. Mewujudkan pelayanan prima
2.7 SASARAN
Arah kebijakan merupakan penjabaran urusan pemerintahan
dan/atau prioritas pembangunan sesuai dengan visi dan misi
presiden yang rumusannya mencerminkan bidang urusan
perkarantinaan.
Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Badan Karantina
Pertanian. Oleh karena itu, arah kebijakan dan strategi Badan
Karantina Pertanian dalam rangka mendukung perwujudan visi
dan misi presiden, serta implementasi Rencana Strategis
Kementerian Pertanian 2015-2019 sebagai berikut:
1. Memperkuat sistem perkarantinaan pertanian dan pengawasan
keamanan hayati yang modern, tangguh dan terpercaya melalui
strategi:
a. Peningkatan sistem karantina hewan dan keamanan hayati
hewani.
b. Peningkatan sistem karantina tumbuhan dan keamanan
hayati nabati.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201611
c. Peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati
d. Peningkatan kualitas penyelenggaraan laboratorium uji
standar dan uji terap teknik dan metode karantina pertanian
e. Peningkatan kepatuhan, kerjasama dan pengembangan
sistem informasi perkarantinaan.
f. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada
Badan Karantina Pertanian yang meliputi penguatan
kelembagaan, penguatan SDM dan pengembangan
infrastruktur (sarana/prasarana).
2. Mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan
karantina melalui strategi peningkatan kesadaran dan
partisipasi masyarakat tentang perkarantinaan.
2.8 PROGRAM
Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian
Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Parepare tahun 2015
melaksanakan kegiatan/program yaitu Peningkatan Kualitas
Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati.
Sasaran Program Badan Karantina Pertanian adalah :
1. Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar
dan keluarnya HPHK dan OPTK.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201612
2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa
HPHK dan OPTK dan keamanan hayati.
3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa
karantina pertanian.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201613
BAB IIICAPAIAN PENGEMBANGAN SDM
3.1 DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI
Dalam rangka mendukung tugas pokok Stasiun Karatina
Pertanian Kelas I Parepare yaitu untuk mencegah masuk dan
tersebarnya HPHK dan OPTK maka kualitas dan kuantitas SDM
perlu mendapat perhatian, Stasiun Karatina Pertanian Kelas I
Parepare didukung oleh 35 (tiga puluh lima) pegawai.
Penyelenggaraan kegiatan kepegawaian pada Stasiun Karatina
Pertanian Kelas I Parepare dalam melaksanakan tugas
perkarantinaan dan fungsi kepegawaian pada Tahun Anggaran
2016 terdapat 35 pegawai dengan rincian sebagai berikut :
1. Menurut Jabatan
a. Pejabat Struktural : 3 orang
b. Pejabat Fungsional
- Medik Veteriner Muda : 2 orang
- Paramedik Veteriner Penyelia : 3 orang
- Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan : 2 orang
- Paramedik Veteriner Pelaksana : 2 orang
- Paramedik Veteriner Pemula : 1 orang
- POPT Ahli Pertama : 3 orang
- POPT Penyelia : 2 orang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201614
- POPT Pelaksana : 1 orang
- POPT Terampil : 1 orang
c. Petugas Teknis
- Calon Medik Veteriner : 1 orang
- Calon Paramedik : 1 orang
- Calon POPT Terampil : 1 orang
d. Staf Urusan Tata Usaha : 12 orang
2. Menurut Pendidikan
a. SD : 1 orang
b. SLTP : - orang
c. SLTA : 15 orang
d. D3 : 3 orang
e. Strata 1 : 15 orang
f. Strata 2 : 1 orang
3. Menurut Golongan
a. Golongan II : 14 orang
b. Golongan III : 20 orang
c. Golongan IV : 1 orang
Daftar nominatif pegawai Stasiun Karatina Pertanian Kelas I
Parepare sebagai berikut :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201615
Tabel 1. Daftar Nominatif Pegawai SKP Kelas I ParepareTahun Anggaran 2016
No. Nama/NIP Pangkat Gol. Jabatan
1drh. Sri Utami, M.Sc
Pembina IV/a Kepala StasiunNIP. 19760630 200112 2 001
2Kurniaty, SE
Penata III/c Kaur. Tata UsahaNIP. 19721019 200003 2 001
3A.Halid, SP
Penata Tk.I III/d Ka Subsie YanopNIP. 19750203 200604 1 001
4Syarif
Penata Tk. I III/d Paramedik PenyeliaNIP. 19590620 198203 1 001
5Nahariah B.
Penata Tk. I III/d Paramedik PenyeliaNIP. 19661010 198903 2 001
6Nurwana Ibrahim
Penata Tk. I III/d Paramedik PenyeliaNIP. 19680404 198903 2 001
7Subur, SP
Penata III/d POPT Terampil PenyeliaNIP. 19630419 199703 1 003
8Mutmainnah Alwi, S.Pt
Penata III/c Pengelola Simak BMNNIP. 19761209 200312 2 002
9Sarja Asin, SE
Penata III/c Pengadministrasi danPenyaji DataNIP. 19661109 200312 1 001
10drh. Ahmad Nadif
Penata III/c Medik Veteriner MudaNIP. 19811016 200901 1 004
11drh. Novia Anggraini
Penata III/c Medik Veteriner MudaNIP. 19821123 200912 2 005
12Anshar, SP
Penata III/c POPT Terampil PenyeliaNIP. 19720703 200003 1 001
13Yusuf Wayau Penata Muda
Tk I III/b Paramedik VeterinerPelaksana LanjutanNIP. 19590331 198903 1 002
14Rahmawati, S. Sos Penata Muda
Tk.I III/b Penyusun Kegiatan danAnggaranNIP. 19790725 201101 2 003
15Nikolas Katanuna, S.Sos Penata Muda
Tk.I III/b Petugas SAIBANIP. 19700519 200604 1 009
16Andi Asliah Qadriani,SP
Penata Muda III/a POPT Ahli PertamaNIP. 19850212 201101 2 010
17Nirwana, S.Si
Penata Muda III/a POPT Ahli PertamaNIP. 19830715 201403 2 003
18Irnawati, S.Si
Penata Muda III/a POPT Ahli PertamaNIP. 19850321 201403 2 002
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201616
19Normah Yulianti
Penata Muda III/a Bendahara PengeluaranNIP. 19820627 200701 2 001
20Nasrul
Penata Muda III/a Paramedik VeterinerpelaksanaNIP. 19790416 200112 1 002
21Rahayu
Pengatur Tk I II/d Paramedik VeterinerPelaksanaNIP. 19740206 200212 2 001
22Saripa Iccu, A. Md
Pengatur Tk I II/d Pengadministrasi danPenyaji DataNIP. 19821010 201101 2 027
23Nasruddin
Pengatur II/c Pembuat Daftar GajiNIP. 19660806 200601 1 011
24Muhammad Nasir
Pengatur II/c Pengadministrasi KeuanganNIP. 19740404 200604 1 001
25Nuryanti Lewi
Pengatur II/c Pengadministrasi danPenyaji DataNIP. 19800929 200212 2 001
26Faisal Pengatur
Muda Tk I II/b Pengadministasi UmumNIP. 19790113 200812 1 001
27Abdul Kadir Mooduto
Pengatur II/c POPT Terampil PemulaNIP. 19750302 200912 1 001
28Muh. Rijal Pengatur
Muda II/a AgendarisNIP. 19601231 199403 1 003
29Amirudding Sudding Pengatur
Muda II/a Pengadministasi UmumNIP.19760425 200812 1 001
30drh. Murdiana
Penata Muda III/b Calon Medik VeterinerNIP. 19900126 201503 2 002
31Fatmawati Marsudin, A.Ma
Pengatur II/c POPT PelaksanaNIP. 19791020 201403 2 001
32Agus Sofyan, A.Md
Pengatur II/c Calon POPT PelaksanaNIP. 19830830 201403 1 002
33Wahyuddin Pengatur
Muda Tk. I II/b Paramedik Veteriner PemulaNIP. 19900416 201101 1 002
34Darwis Pengatur
Muda Tk. I II/b Paramedik VeterinerPelaksanaNIP. 19781213 201101 1 003
35Akbar Pengatur
Muda II/a Calon Paramedik VeterinerNIP. 19820917 201403 1 001
3.2 KENAIKAN GAJI BERKALA
Selama Tahun Anggaran 2016 beberapa pegawai Stasiun
Karatina Pertanian Kelas I Parepare menerima kenaikan gaji
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201617
berkala. Para pegawai tersebut menerima kenaikan gaji karena
telah memenuhi persyaratan yaitu terpenuhinya masa kerja dari
pegawai-pegawai tersebut.
Beberapa pegawai yang menerima kenaikan gaji berkala
sebagai berikut :
Tabel 2. Daftar Pegawai Penerima Kenaikan Gaji BerkalaSKP Kelas I Parepare Tahun 2016
No. Nama/NIP Pangkat/Gol TMT
1Nahariah B.
Penata Tk. I III/d 1 Januari 2016NIP. 19661010 198903 2 001
2Nurwana Ibrahim
Penata Tk. I III/d 1 Januari 2016NIP. 19680404 198903 2 001
3Nirwana, S.Si
Penata Muda III/a 1 Januari 2016NIP. 19830715 201403 2 003
4Irnawati, S.Si
Penata Muda III/a 1 Januari 2016NIP. 19850321 201403 2 002
5Fatmawati Marsudin, A.Ma
Pengatur II/c 1 Januari 2016NIP. 19791020 201403 2 001
6Agus Sofyan, A.Md
Pengatur II/c 1 Januari 2016NIP. 19830830 201403 1 002
7A.Halid, SP
Penata Tk.I III/d 1 April 2016NIP. 19750203 200604 1 001
8Nasruddin
Pengatur II/c 1 April 2016NIP. 19660806 200601 1 011
9Muh. Rijal Pengatur
Muda II/a 1 April 2016NIP. 19601231 199403 1 003
10Subur, SP
Penata III/d 1 April 2016NIP. 19630419 199703 1 003
11Anshar, SP
Penata III/c 1 April 2016NIP. 19720703 200003 1 001
12Yusuf Wayau Penata Muda
Tk I III/b 1 April 2016NIP. 19590331 198903 1 002
13Nasrul
Penata Muda III/a 1 Desember 2016NIP. 19790416 200112 1 002
14Muhammad Nasir
Pengatur II/c 1 Desember 2016NIP. 19740404 200604 1 001
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201618
15Abdul Kadir Mooduto
Pengatur II/c 1 Desember 2016NIP. 19750302 200912 1 001
3.3 KENAIKAN PANGKAT
Selain kewajiban yang harus dijunjung tinggi, PNS juga
mempunyai hak, salah satunya adalah kenaikan pangkat. Selama
tahun 2016 terdapat 7 (tujuh) pegawai dari bagian fungsional yang
mendapatkan kenaikan dari angka kredit yang didapatkan dari
kegiatan operasional di lapangan.
Daftar nama pegawai yang memperoleh kenaikan pangkat di
Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Parepare Tahun Anggaran 2016
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Daftar Nama Pegawai yang memperoleh KenaikanPangkat SKP Kelas I Parepare Tahun 2016
No. Nama/NIP Pangkat T.M.T
1A.Halid, SP
Penata Tk.I III/d 1 Oktober 2016NIP. 19750203 200604 1 001
2Subur, SP
Penata III/d 1 Oktober 2016NIP. 19630419 199703 1 003
3Abdul Kadir Mooduto Pengatur
Muda Tk I II/b 1 Oktober 2016NIP. 19750302 200912 1 001
Tabel 4. Daftar Nama Pegawai yang memperoleh JabatanFungsional SKP Kelas I Parepare Tahun 2016
No. Nama/NIP Pangkat T.M.T
1Fatmawati Marsudin, A.Ma
Pengatur II/c 1 Februari 2016NIP. 19791020 201403 2 001
2Wahyuddin Pengatur
Muda Tk. I II/b 1 Februari 2016NIP. 19900416 201101 1 002
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201619
3Darwis Pengatur
Muda Tk. I II/b 1 Februari 2016NIP. 19781213 201101 1 003
4Irnawati, S.Si
Penata Muda III/a 1 Oktober 2016NIP. 19850321 201403 2 002
3.4 JABATAN FUNGSIONAL
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan
keamanan hayati dan nabati sepenuhnya dilaksanakan oleh
petugas fungsional sesuai dengan butir-butir kegiatan jabatan
fungsional berdasarkan SK. Menkowasbangpan No.
60/Kep/MK/Waspan/9/1999 tanggal 30 September 1999 tentang
Jabatan Fungsional, Medik/Paramedik dan POPT. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas fungsional Stasiun
Karatina Pertanian Kelas I Parepare berjalan sebagaimana
mestinya dan tidak mengalami kendala yang berarti.
Daftar nama-nama petugas fungsional
(Medik/Paramedik/POPT Ahli/POPT Terampil) di Stasiun Karatina
Pertanian Kelas I Parepare adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Daftar Nama Pejabat Fungsional SKP Kelas IParepare Tahun 2016
No. Nama/NIP Jabatan Tempat Tugas
1Syarif
Paramedik Penyelia SKP Kelas I ParepareNIP. 19590620 198203 1 001
2Nahariah B.
Paramedik Penyelia SKP Kelas I ParepareNIP. 19661010 198903 2 001
3Nurwana Ibrahim
Paramedik Penyelia SKP Kelas I ParepareNIP. 19680404 198903 2 001
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201620
4Subur, SP
POPT Terampil Penyelia Wilayah Kerja CappaUjungNIP. 19630419 199703 1 003
5drh. Ahmad Nadif
Medik Veteriner Muda Tugas BelajarNIP. 19811016 200901 1 004
6drh. Novia Anggraini
Medik Veteriner Muda Wilayah KerjaNusantaraNIP. 19821123 200912 2 005
7Anshar, SP
POPT Terampil Penyelia SKP Kelas I ParepareNIP. 19720703 200003 1 001
8Yusuf Wayau Paramedik Veteriner
Pelaksana Lanjutan Wilayah Kerja MaliliNIP. 19590331 198903 1 002
9Andi Asliah Qadriani,SP
POPT Ahli Pertama SKP Kelas I ParepareNIP. 19850212 201101 2 010
10Nirwana, S.Si
POPT Ahli Pertama SKP Kelas I ParepareNIP. 19830715 201403 2 003
11Irnawati, S.Si
POPT Ahli Pertama SKP Kelas I ParepareNIP. 19850321 201403 2 002
12Nasrul Paramedik Veteriner
pelaksanaWilayah KerjaGarongkongNIP. 19790416 200112 1 002
13Rahayu Paramedik Veteriner
Pelaksana SKP Kelas I ParepareNIP. 19740206 200212 2 001
14Abdul Kadir Mooduto
POPT Terampil Pemula Wilayah Kerja AwerangeNIP. 19750302 200912 1 001
17drh. Murdiana
Calon Medik Veteriner Wilayah Kerja SiwaNIP. 19900126 201503 2 002
18Fatmawati Marsudin, A.Ma
POPT Pelaksana SKP Kelas I ParepareNIP. 19791020 201403 2 0l01
19Agus Sofyan, A.Md
Calon POPT Pelaksana SKP Kelas I ParepareNIP. 19830830 201403 1 002
20Wahyuddin
Paramedik Veteriner Pemula SKP Kelas I ParepareNIP. 19900416 201101 1 002
21Darwis Paramedik Veteriner
Pelaksana SKP Kelas I ParepareNIP. 19781213 201101 1 003
22Akbar
Calon Paramedik Veteriner SKP Kelas I ParepareNIP. 19820917 201403 1 001
3.5 PENANGGUNGJAWAB WILAYAH KERJA
Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201621
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian serta Permentan Nomor :
94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, SKP Kelas I
Parepare memiliki 10 (sepuluh) tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan dan terdiri dari 7 (tujuh)
pelabuhan laut dan 3 (tiga) bandar udara.
Sepuluh tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan tersebut menyebar di 7 (tujuh) Kab./Kota dari 13 (tiga
belas) Kab/Kota wilayah pemantauan meliputi : Kab. Barru, Kota
Parepare, Kab.Tana Toraja, Kab. Wajo, Kota Palopo, Kab. Luwu
Timur dan Kab. Luwu Utara.
Diantara 10 (sepuluh) tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan tersebut saat ini hanya 6 (enam) wilayah
kerja yang ditempatkan masing-masing 1 (satu) orang
penanggungjawab dalam pelaksanaan perkarantinaan hal ini
berdasarkan frekuensi lalulintas komoditas wajib periksa
karantina di wilayah kerja tersebut. Sedangkan 4 (empat) tempat
pemasukan dan pengeluaran saat ini belum ditempatkan petugas
sebagai penanggungjawab karena frekuensi lalulintas
komoditasnya masih sangat rendah, namun tetap dilakukan
pengawasan dengan berkoordinasi secara periodik dengan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201622
instansi terkait di pelabuhan laut, bandar udara serta pemerintah
daerah setempat. Disamping itu Bandara Pongtiku dan Bandara
Andi Jemma serta Bandara Soroako merupakan bandara perintis
dengan rute penerbangan terbatas hanya dari Makassar yang
secara historis satu daratan pulau Sulawesi sehingga adanya
kesamaan status penyakit antara daerah asal dengan daerah
tujuan.
Tabel 6. Daftar Nama Penanggungjawab Wilker SKP Kelas IParepare Tahun 2016
No. Nama/NIP/Pangkat/Gol. Jabatan Nama Wilker
1.drh. Novia Anggraini19821123 200912 2 005Penata (III/c)
Medik VeterinerPertama Pelabuhan Nusantara
2.Subur, SP19630419 199703 1 003Penata Tk. I (III/d)
POPT TerampilPenyelia Pelabuhan Cappa Ujung
3.drh. Murdiana19900126 201503 2 002Penata Muda Tk.I (III/b)
Calon MedikVeteriner Pelabuhan Siwa
4.Yusuf Wayau19590331 198903 1 002Penata Muda (III/b)
Paramedik VeterinerPelaksana Lanjutan Pelabuhan Malili
5.Nasrul19790416 200112 1 002Penata Muda (III/a)
Paramedik VeterinerPelaksana Lanjutan Pelabuhan Garongkong
6.Amiruddin Sudding19760425 200812 1 001Pengatur Muda (II/a)
Staf Administrasi Pelabuhan Palopo
7.Abd. Kadir Mooduto19750302 200912 1 001Pengatur (II/c)
POPT TerampilPemula Pelabuhan Awerange
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201623
3.6 MUTASI
Pegawai yang mutasi pada Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare Tahun 2016 yaitu 1 (satu) orang tenaga
fungsional (masuk) seperti tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 7. Daftar Nama Pegawai yang Mutasi SKP Kelas IParepare Tahun 2016
No Nama/NIP Instansi Asal Instansi Baru
1.drh. SumitroNIP. 19770617 200901 1 012
SKP Kelas I Parepare BKP Kelas II Jogjakarta
2.Indah Darsilawati, SPNIP. 19770325 200912 2 001
SKP Kelas I Parepare BBKP Tanjung Priok
3.Andi Asliah Qadriani,SP
NIP. 19850212 201101 2 010BKP Kelas II Gorontalo SKP Kelas I Parepare
3.7 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN REGULER
Sebagai upaya dalam peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia untuk mendukung terlaksananya tugas pokok dan fungsi
karantina, maka kegiatan pendidikan dan pelatihan secara
periodik diikuti oleh pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare yaitu :
Tabel 8. Daftar Pegawai Yang Mengikuti Pendidikan danPelatihan Reguler SKP Kelas I Parepare TahunAnggaran 2016
No. Nama/NIP Jenis Kegiatan Tempat1. A. Halid, SP
NIP.19750203 200604 1 001Mengikuti kegiatan Diklatpim Tk. IVAngkatan IX Tahun 2016 di KomplekBumi, PPMKP Ciawi Jl. Raya PuncakKm.11 Ciawi-Bogor27 April s.d 20 Agustus 2016
Bogor
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201624
2. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Mengikuti Dilat PPNS Pola 200 JPTahun 2016 di Pusat PendidikanReserse Kriminal (Pusdik Reskrim)Polri, Mega Mendung – Bogor
8 Agustus s.d 8 September 2016
Bogor
3.8 PELATIHAN TEKNIS
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam
mendukung terlaksananya tugas pokok dan fungsi karantina,
maka perlu diberikan pemahaman dan keterampilan kepada
petugas karantina. Kegiatan pelatihan teknis diikuti oleh pegawai
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare yaitu :
Tabel 9. Daftar Pegawai yang Mengikuti Pelatihan Teknis SKPKelas I Parepare Tahun Anggaran 2016
No. Nama/NIP Jenis Kegiatan Tempat1. Anshar, SP
NIP.19720703 200003 1 001Mengikuti Sosialisasi AplikasiWasdak di Wisma PP Jl. RayaPuncak KM No.77 Cisarua, Bogor
tanggal 19 s.d 23 Januari 2016
Bogor
2. A. Halid, SPNIP.19750203 200604 1 001
Mengikuti Sosialisasi Master PlanTI dan optimalisasi pemanfaatan TIBarantan di Agria Gino FeruciHotel di Jl. Raya Tajur No.612,Bogor – Jawa Barattanggal 23 s.d 26 Februari 2016
Bogor
3. drh. MurdianaNIP.19900126 201503 2 002
Irnawati, S.SiNIP.19850321 201403 2 002
Mengikuti Pelatihan Teknis DasarPerkarantinaan bagi Calon MedikVeteriner dan POPT TerampilTahun 2016 di Balai Uji TerapTeknik dan Metode KarantinaPertanian (BUTTMKP), Jl RayaKampung Utan – Setu, DesaMekarwangi Cikarang Barat –Bekasi
tanggal 16 Maret s.d 21 Juni2016
Bekasi
4. NasrulNIP. 19790416 200112 1 002
Mengikuti Kegiatan PerhitunganBeban Kerja Jabatan Fungsional
Denpasar
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201625
Abdul Kadir MoodutoNIP.19750302 200912 1 001
baru Karantina Hewan danKarantina Tumbuhan berdasarkanhomebase Wilayah Timur, di AdhyJaya Sunset Hotel Jl. Sunset RoadNo.90x – Denpasar
tanggal 6 s.d 8 April 20165. drh. Novia Anggraini
NIP.19821123 200912 2 005Mengikuti Pelatihan In-HouseTraining Laboratorium KarantinaHewan di Laboratorium KarantinaHewan BBUSKP, Jl. Pemuda 64Rawamangun, Jakarta Timur
tanggal 10 s.d 15 April 2016
Jaksel
6. DarwisNIP. 19781213 201101 1 003
Mengikuti Bimbingan Teknis danDesiminasi Tindakan KarantinaPada Rumanansia di Balai UjiTerap Teknik dan MetodeKarantina Pertanian (BUTTMKP),Jl Raya Kampung Utan – Setu,Desa Mekarwangi Cikarang Barat –Bekasi
tanggal 21 s.d 27 Agustus 2016
Bekasi
3.9 WORKSHOP, PELATIHAN LAIN DAN MAGANG
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keahlian
Sumber Daya Manusia untuk mendukung terlaksananya tugas
pokok dan fungsi karantina, maka perlu diberikan pemahaman
dan pengetahuan baik latihan teknis maupun administrasi
terhadap adanya perubahan peraturan maupun adanya kebijakan
baru antara lain:
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201626
Tabel 10. Daftar Pegawai yang Mengikuti WorkshopSKP Kelas I Parepare Tahun Anggaran 2016
No Nama/NIP Jenis Kegiatan Tempat1. Mutmainnah Alwi, S.Pt
19761209 200312 2 002Mengikuti kegiatan Rekonsiliasi DataSIMAK-BMN dalam rangka PenyusunanLaporan Keuangan Badan KarantinaPertanian Semester II 2015/Tahunan 2015di Golden Palace Hotel Lombok, Jl. SriWijaya No.38 Cakranagara, Kec. Mataram,Nusa Tenggara Barat
tanggal 6 s.d 14 Januari 2016
NusaTenggaraBarat
2. Nikolas Katanuna, S.SosNIP.19700519 200604 1 009
Mengikuti kegiatan Rekonsiliasi DataSAIBA dalam rangka Penyusunan LaporanKeuangan Badan Karantina PertanianSemester II 2015/Tahunan 2015 di GoldenPalace Hotel Lombok, Jl. Sri Wijaya No.38Cakranagara, Kec. Mataram, NusaTenggara Barat
tanggal 8 s.d 13 Januari 2016
NusaTenggaraBarat
3. Muhammad NasirNIP.19740404 200604 1 001
Mengikuti kegiatan Rekonsiliasi DataPNBP dalam rangka Penyusunan LaporanKeuangan Badan Karantina PertanianSemester II 2015/Tahunan 2015 di GoldenPalace Hotel Lombok, Jl. Sri Wijaya No.38Cakranagara, Kec. Mataram, NusaTenggara Barat
tanggal 11 s.d 15 Januari 2016
NusaTenggaraBarat
4. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
A. Halid, SPNIP.19750203 200604 1 001
Mengikuti Rapat Kerja Nasional BadanKarantina Pertanian TA.2016 di Balai UjiTerap Teknik dan Metode KarantinaPertanian (BUTTMKP), Jl Raya KampungUtan – Setu, Desa Mekarwangi CikarangBarat – Bekasi
tanggal 12 s.d 16 Januari 2016
Bekasi
5. Kurniaty, SENIP. 19721019 20003 2 001
Mengikuti kegiatan Penyusunan Target danPagu Penggunaan sebagian Dana PNBPdalam rangka Penyusunan Pagu IndikatifRAPBN Tahun 2017 Kementerian Pertaniandi Kompleks Bumi Pusat PelatihanManajemen dan Kepemimpinan Pertanian(PPMKP), Jl. Pertanian KM.11 Ciawi –Bogor
tanggal 12 s.d 15 Januari 2016
Bogor
6. Mutmainnah Alwi, S.Pt19761209 200312 2 002
Nikolas Katanuna, S.SosNIP.19700519 200604 1 009
Mengikuti Workshop Konsolidasi(Verifikasi dan Reviu) Laporan KeuanganSemeste II/2015 di Kenari Hotel, Jl. YosefLatumahina No.10 Losari Makassar
tanggal 18 s.d 23 Januari 2016
Makassar
7. Indah Darsilawati, SPNIP.19770325 200912 2001
Mengikuti Workshop Standar BangunanGedung Negara Lingkup Badan KarantinaPertanian di Wisma MM UGM, Jl. Colombo01 Sleman – Yogyakarta
tanggal 27 s.d 30 Januari 2016
Yogyakarta
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201627
8. Anshar, SPNIP.19720703 200003 1 001
Mengikuti kegiatan Temu KoordinasiNasional PPNS Badan Karantina Pertaniandi Balai Uji Terap Teknik dan MetodeKarantina Pertanian (BUTTMKP), Jl RayaKampung Utan – Setu, Desa MekarwangiCikarang Barat – Bekasi
Tanggal 26 s.d 30 Januari 2016
Bekasi
9. Kurniaty, SENIP. 19721019 20003 2 001
drh. SumitroNIP.19770617 200901 1 012
Normah Yulianty, SENIP.19820627 200701 2 001
Mengikuti Apresiasi Pejabat PengelolaKeuangan Lingkup Badan KarantinaPertanian di Grand Diara Hotel, Jl. RayaPuncak KM.77 Leuwimalang Desa KopoKec.Cisarua Bogor
tanggal 9 s.d 13 Februari 2016
Bogor
10. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Melakukan konsultasi ke InspektoratJenderal Kementerian Pertanian danmengikuti diskusi Penerapan HukumAdministrasi Negara di Kapus KementerianPertanian Gedung E Lt.2 , Jl. Harsono RMNo.3, Ragunan-Jakarta Selatan
tanggal 8 s.d 11 Februari 2016
Jaksel
11. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Mutmainnah Alwi, S.Pt19761209 200312 2 002
Nikolas Katanuna, S.SosNIP.19700519 200604 1 009
Mengikuti Entry Meeting dengan TIM BPK– RI di Aula Balai Pengkajian TeknologiPertanian Sulawesi Selatan, Jalan PerintisKemerdekaan KM 17,5 Makassar
tanggal 15 s.d 16 Februari 2016
Makassar
12. drh. MurdianaNIP.19900126 201503 2 002
Mengikuti Rapat Koordinasi InstansiTerkai I di Aula Balai Besar VeterinerMaros, Jl. Dr. Sam Ratulangi Kab .Maros
tanggal 15 s.d 17 Februari 2016 2016
Maros
13. Saripa Iccu, A.MdNIP 19821010 201101 2 027
Mengikuti Temu Koordinasi Kehumasanlingkup BadaN Karantina Pertanian diBalai Uji Terap Teknik dan MetodeKarantina Pertanian (BUTTMKP), Jl RayaKampung Utan – Setu, Desa MekarwangiCikarang Barat – Bekasi
tanggal 16 s.d 19 Februari 2016
Bekasi
14. Rahmawati, S.SosNIP.19790725 201101 2 003
Mengikuti Workshop Aplikasi e-ProposalTahun Anggaran 2016 di di Balai Uji TerapTeknik dan Metode Karantina Pertanian(BUTTMKP), Jl Raya Kampung Utan – Setu,Desa Mekarwangi Cikarang Barat – Bekasi
tanggal 24 s.d 27 Februari 2016
Bekasi
15. drh. Novia AnggrainiNIP.19821123 200912 2 005
Mengikuti Temu Koordinasi PejabatFungsional Medik dan Paramedik Veteriner2016 di Wisma Diklat Bina Marga Bandungdi Jl. Martadinata No. 119, Bandung
tanggal 16 s.d 19 Februari 2016
Bandung
16. drh. SumitroNIP.19770617 200901 1 012
Mengikuti Rapat Koordinasi PHM danLaboratorium se-Wilayah Kerja Balai BesarVeteriner Maros di Jl. Yos Sudarso No.51Mamuju, Sulawesi Barat
tanggal 23 s.d 25 Februari 2016
Sulbar
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201628
17. Muhammad NasirNIP.19740404 200604 1 001
DarwisNIP.19781213 201101 1 003
Agus Sofyan, A.MdNIP.19830830 201403 1 002
Mengikuti Kegiatan Apresiasi Peningkatandan Pemantapan Bendahara Penerimaan,Petugas E-Plaq dan E-Qvet di Grand DiaraHotel, Jl. Raya Puncak KM.77 LeuwimalangDesa Kopo Kec.Cisarua, Bogor
tanggal 9 s.d 12 Maret 2016
Bogor
18. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Kurniaty, SENIP. 19721019 20003 2 001
Mutmainnah Alwi, S.Pt19761209 200312 2 002
Normah Yulianty, SENIP.19820627 200701 2 001
Melakukan Mengikuti Exit Meeting denganBPK – RI di Aula I BPTP Sulawesi Selatan,Jl. Perintis Kemerdkaan KM 17,5 Makassar
tanggal 11 Maret 2016
Makassar
19. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Kurniaty, SENIP. 19721019 20003 2 001
Rahmawati, S. SosNIP.19790725 201101 2 003
Mengikuti Rapat Koordinasi RencanaKegiatan TA.2017 Wilayah Timur di HarrisHotel & Convention Gubeng, Jl. Bangka 8 –18 Surabaya
tanggal 15 s.d 19 Maret 2016
Surabaya
20. drh. SumitroNIP.19770617 200901 1 012
Mengikuti Sosialisasi Uji Kompetensi diKampus Universitas Yogyakarta (UNY)Karangmalang, Jl. Colombo Yogyakarta
tanggal 17 s.d 20 Maret 2016
Yogyakarta
21. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Mengikuti Pembekalan Pejabat PengelolaKeuangan Lingkup Kementerian PertanianTahun 2016 di Auditorium Gedung FKementerian Pertanian, Jl. Harsono RMNo.3 Ragunan – Pasar Minggu, JakartaSelatan
tanggal 23 s.d 25 Maret 2016
Jaksel
22. Indah Darsilawati, SPNIP.19770325 200912 2 001
Mengikuti Kegiatan Temu KoordinasiJabatan Fungsional POPT di Balai BesarPelatihan Peternakan, Jl.Songgoriti 24 Kec.Batu Jawa Timur
tanggal 22 s.d 25 Maret 2016
Jatim
23. Kurniaty, SENIP. 19721019 20003 2 001
Mengikuti Forum Koordinasi UPT di HotelGrand Tjokro Bandung
tanggal 27 s.d 31 Maret 2016
Bandung
24. Saripa Iccu, A.MdNIP.19821010 201101 2 027
Mengikuti Workshop Aplikasi SMART PMK249 TA.2016 di Universitas Yogyakarta(UNY) Karangmalang, Jl. ColomboYogyakarta
tanggal 20 s.d 23 April 2016
Yogyakarta
25. drh. SumitroNIP.19770617 200901 1 012
Mengikuti Workshop Nasional TindakanKarantina Hewan Tahun Anggaran 2016 diMM UGM Hotel, Jl. Colombo No.1 DIY
tanggal 20 s.d 23 April 2016
Yogyakarta
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201629
26. Saripa Iccu, A.MdNIP.19821010 201101 2 027
Mengikuti Optimalisasi PerpustakaanBarantan di Hotel Amaris, Jl. PadjajaranBogor
tanggal 1 s.d 4 Mei 2016
Bogor
27. Muhammad NasirNIP.19740404 200604 1 001
Mengikuti kegiatan Koordinasi danSinkronisasi Penatausahaan PNBP TA.2016di Komplek Bumi PPMKP Ciawi, Jl. RayaPuncak KM.11 Ciawi – Bogor
tanggal 1 s.d 4 Mei 2016
Bogor
28. Indah Darsilawati, SPNIP.19770325 200912 2 001
Melakukan konsultasi ke Badan KarantinaPertanian dan Gerakan Penerapan RevolusiMental Anti Korupsi (PERMAK) “PembinaanKomitmen Anti Korupsi Menuju WilayahBebas dari Korupsi (WBK)” di The AlanaHotel and Convention Centre, Jln. PalaganTentara Pelajar KM 7 Yogyakarta
tanggal 9 s.d 13 Mei 2016
Yogyakarta
29. drh. Novia AnggrainiNIP.19821123 200912 2 005
Mengikuti Workshop RegionalPemantauan HPHK Tahap I di BellaInternational Hotel Ternate, Jalan JatiRaya No.500, Ternate Selatan
tanggal 9 s.d 12 Mei 2016
Ternate
30. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Mengikuti Rapat Koordinasi StrategisPencegahan Masuknya Rabies di TanahPapua Tahun 2016 di Aston JayapuraHotel & Convention Center, Jl. PercetakanNegara – Jayapura
tanggal 17 s.d 20 Mei 2016
Jayapura
31. Anshar, SPNip.19720703 200003 1 001
Mengikuti Kegiatan Workshop Hasil KaryaIlmiah Pejabat Fungsional POPT di di HotelYogyakarta (UNY) Karangmalang, Jl.Colombo Yogyakarta
tanggal 31 Mei s.d 3 Juni 2016
Yogyakarta
32. Saripa Iccu, A.MdNIP.19821010 201101 2 027
Mengikuti Apresiasi dan SosialisasiPeraturan Kepegawaian di Hotel Park View,Jl. Sukajadi No.153 Bandung – Jawa Barat
tanggal 1 s.d 4 Juni 2016
Bandung
33. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Mengikuti Upacara Pembukaan BulanBakti Karantina Pertanian Tahun 2016 diLapangan Upacara Balai Uji Terap Teknikdan Metode Karantina Pertanian(BUTTMKP), Jl Raya Kampung Utan – Setu,Desa Mekarwangi Cikarang Barat – Bekasitanggal 2 s.d 3 Juni 2016
Bekasi
34. Rahmawati, S.SosNIP.19790725 201101 2 003
Mengikuti Workshop Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di TheAlana Hotel and Convention Solo, Jl. AdiSucipto, Colomadu – Solo (Karang Anyar)tanggal 1 s.d 4 Juni 2016
Solo
35. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
Mengikuti Seminar Rancangan ProyekPerubahan di Kompleks Bumi PusatPelatihan Manajemen dan KepemimpinanPertanian (PPMKP), Jl. Pertanian KM.11Ciawi - Bogortanggal 13 s.d 14 Juni 2016
Bogor
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201630
36. Mutmainnah Alwi, S.Pt19761209 200312 2 002
Mengikuti kegiatan Rekonsiliasi DataSIMAK-BMN dalam rangka PenyusunanLaporan Keuangan Badan KarantinaPertanian Semester I 2016 di Hotel HorsonUltima Palembang Sumatera Selatan, JalanJenderal Sudirman No.57 Palembang
tanggal 17 s.d 25 Juli 2016
Palembang
37. Nikolas Katanuna, S.SosNIP.19700519 200604 1 009
Mengikuti kegiatan Rekonsiliasi Data SAIdalam rangka Penyusunan LaporanKeuangan Badan Karantina PertanianSemester I 2016 di Hotel Horson UltimaPalembang Sumatera Selatan, JalanJenderal Sudirman No.57 Palembang
tanggal 19 s.d 25 Juli 2016
Palembang
38. Anshar, SPNip.19720703 200003 1 001
Mengikuti Rapat Koordinasi PPNS ProvinsiSulawesi Selatan di Swiss – beliNNPanakukang Makassar, Jl. Boulevard RayaNo.55 Makassar
tanggal 27 s.d 29 Juli 2016
Makassar
39. Mutmainnah Alwi, S.Pt19761209 200312 2 002
Nikolas Katanuna, S.SosNIP.19700519 200604 1 009
Mengikuti Koordinasi PenyusunanLaporan Keuangan Semester I/2016 diAula 1 BPTP Sulawesi Selatan, Jln. PerintisKemerdekaan Km.17,5 Makassar
tanggal 26 s.d 27 Juli 2016
Makassar
40. drh. Sri Utami, M.ScNIP.19760630 200112 2 001
drh. Novia AnggrainiNIP.19821123 200912 2 005
Mengikuti Rakor Penyakit Hewan Menularse Kalimantan Timur di Ruang Rapat DinasPeternakan Provinsi Kaltim, Jl.Bhayangkara No.54 Samarinda
tanggal 2 s.d 4 Agustus 2016
Samarinda
41. Drh. MurdianaNIP. 199001262015032 002
Mengikuti Workshop Nasional PengamatanHPHK di Jalan Duyung, Sei Jodoh, BatuAmpar.
tanggal 9 s.d 12 Agustus 2016
Batu Ampar
42. Rahmawati, S. SosNIP.19790725 2011012003
Mengikuti Koordinasi SAKIP KementerianPertanian di Prime Park Hotel - Bandung
tanggal 29 November s.d 1 Desember 2016
Bandung
43. Saripa Iccu, A. MdNIP.19821010 201101 2 027
Mengikuti Magang Kearsipan di BalaiBesar Karantina Pertanian Surabaya
tanggal 9 s.d 10 Desember 2016
Surabaya
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201631
BAB IVCAPAIAN PENGUATAN KELEMBAGAAN
4.1 KEDUDUKAN
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare adalah Unit
Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian
yang dipimpin oleh Kepala Stasiun.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta
pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan
pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK)
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201632
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati
7. Pengelolaan informasi, dokumentasi dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan.
8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
4.2 STRUKTUR ORGANISASI
Sebagai unit pelaksana teknis, Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :
a. Urusan Tata Usaha, mempuyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana dan pelaporan, serta urusan tata
usaha dan rumah tangga.
b. Subseksi Pelayanan Operasional, mempuyai tugas melakukan
pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani
dan nabati, dan sarana teknik serta pengelolaan system
informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201633
pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang
karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan
hayati hewani dan nabati.
c. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional
medik veteriner, jabatan fungsional paramedik veteriner, dan
jabatan fungsional pengendali organisme pengganggu
tumbuhan serta jabatan fungsional lain, yang terbagi dalam
berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang
keahlian masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dalam rangka kelancaran dan ketertiban pelaksanaan
pekerjaan/kegiatan, maka diawal setiap tahun anggaran kepala
UPT menetapkan Surat Keputusan tentang Struktur Organisasi
Kerja dan Uraian Tugas Pegawai Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare yang berisi tugas yang harus dijalankan serta
wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.
Uraian tugas tersebut antara lain :
A. Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik
veteriner mempunyai tugas:
1. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan,penahanan, penolakan, pemunahan dan
pembebasan media pembawa hama penyakit hewan
karantina (HPHK).
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201634
2. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK
3. Melakukan pembuatan koleksi HPHK
4. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani
5. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, mempunyai tugas:
1. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan penahanan, penolakan, pemunahan dan
pembebasan media pembawa organisme pengganggu
tumbuhan karantina ( OPTK )
2. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK
3. Melakukan pembuatan koleksi OPTK
4. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati
5. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas
Parepare berdasarkan permentan No.
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 , sebagai
berikut:
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201635
STRUKTUR ORGANISASI
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I PAREPARE
4.3 WILAYAH KERJA
Berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pertanian No.
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 maka SKP
Kelas I Parepare mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari 13
Kab./Kota yaitu: Kab. Barru, Kota Parepare, Kab. Sidrap, Kab.
Pinrang, Kab.Enrekang, Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja Utara, Kab.
KEPALA STASIUN
Drh. Sri Utami, M, Sc
KAUR TATA USAHA
Kurniaty, SE
KASUB SIE YANOP
A. Halid, SP
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201636
Soppeng, Kab. Wajo, Kab. Luwu, Kota Palopo, Kab. Luwu Timur
dan Kab. Luwu Utara.
Sedangkan berdasarkan permentan Nomor :
94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. SKP Kelas I
Parepare memiliki 10 (sepuluh) tempat pemasukan dan
pengeluaran yang tersebar di seluruh wilayah kerja, terdiri dari 7
(tujuh) pelabuhan laut dan 3 (tiga) bandar udara yaitu:
Kota Parepare terdiri dari :
o Pelabuhan Laut Nusantara
o Pelabuhan Laut Cappa Ujung
Kabupaten Barru :
o Pelabuhan Laut Awerangnge
o Pelabuhan Laut Garongkong
Kabupaten Siwa - Wajo
o Pelabuhan Laut Bangsala ‘ E
Kota Palopo
o Pelabuhan laut Tanjung Ringgit
Kabupaten Luwu Utara
o Bandar Udara Andi Jemma
Kabupaten Luwu Timur
o Pelabuhan Laut Balantang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201637
o Bandar Udara Soroako – Inco
Kabupaten Tana Toraja
o Bandar Udara Pongtiku
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201638
BAB VCAPAIAN PENGUATAN PERATURAN DAN SISTEM
PERKARANTINAAN SERTA KINERJA OPERASIONAL
5.1 KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA
Kegiatan teknis operasional perkarantinaan yang lebih dikenal
dengan kegiatan 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan,
Perlakuan, Penolakan, Penahanan, Pemusnahan dan Pembebasan)
terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina baik impor, ekspor
dan atau antar area (terlampir).
A. Ekspor
Data kegiatan operasional ekspor Tahun Anggaran 2016 pada
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare yang melalui
pelabuhan di wilayah kerja SKP Kelas I Parepare selama TA. 2016
pada tabel berikut ini :
Tabel 11. Data Kegiatan Operasional Ekspor Bibit/BenihTumbuhan, Hasil Tumbuhan Hidup dan HasilTumbuhan Mati SKP Kelas I Parepare Tahun 2016
No. Komoditi SatuanWilayah Kerja
Pel.Nusantara
Pel. CappaUjung Awerange Siwa Malili Palopo
1 Bibit/BenihTumbuhan
a. Tanaman Hias(sikas)
Batang - - - - - -
b. Bibit Rambutan Batang - - - - - -
c. Bibit Palem Batang - - - - - -
d. Bibit Euphorbia Batang - - - - - -
e. Bibit Kelapa Batang - - - - - -
f. Bibit Anggrek Batang - - - - - -
g. Bibit Durian Batang - - - - - -
h. Rumput Bermuda Kg - - - - - -
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201639
2. Hasil TumbuhanHidup
a. Cabe Kg - - - - - -
b. Alpukat Kg - - - - - -
c. Bawang merah Kg - - - - - -
3. Hasil TumbuhanMati
a. Kakao Biji Kg - - - - - -
b. Kayu Lapis M3 - - - - - 10.132,59
c Beras Kg - - - - - -
Tabel 12. Data Kegiatan Operasional Ekspor Komoditi Hewan,BAH, HBAH dan Benda Lain SKP Kelas I ParepareTahun 2016
No. Komoditi Satuan
Wilayah Kerja
Pel.Nusantara
Pel.CappaUjung
Awerange Siwa Malili Palopo
1 Hewan
a. DOC Ekor - - - - - -
b. DOD Ekor - - - - - -
c. Ayam Ekor - - - - - -
d. Burung Ekor - - - - - -
e. Bebek Ekor - - - - - -
f. Sapi Bibit Ekor - - - - - -
9. Sapi Potong Ekor - - - - - -
h. Kerbau potong Ekor - - - - - -
i. Kelinci Ekor - - - - - -
2. Bahan Asal Hewan
a. Telur tetas Butir - - - - - -
b. Daging ayam beku Kg - - - - - -
3. Hasil Bahan Asal Hewan -
a. Daging Hewan Olahan Kg - - - - - -
b. Daging Ayam Olahan Kg - - - - - -
c. Susu Olahan Liter - - - - - -
4. Benda Lain -
a. Pakan Ternak Kg - - - - - -
b. Vaksin Colly - - - - - -
B. Impor
Kegiatan impor Tahun Anggaran 2016 pada SKP Kelas I
Parepare dan wilayah kerjanya nihil, baik untuk komoditi hewan,
bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan maupun komoditi
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201640
bibit/benih tumbuhan, hasil tumbuhan hidup dan hasil
tumbuhan mati.
C. Domestik Masuk
1. Komoditi Karantina Hewan
Data kegiatan operasional domestik masuk produk/komoditi
wajib periksa karantina hewan sesuai Keputusan Menteri
Pertanian Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang
Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina yang
masuk melalui pelabuhan di wilayah kerja SKP Kelas I Parepare
selama TA. 2016 pada tabel berikut ini :
Tabel 13. Data Kegiatan Operasional Domestik MasukKomoditi Hewan, BAH, HBAH dan Benda Lain SKPKelas I Parepare Tahun 2016
No. Komoditi Satuan
Wilayah Kerja
Pel.Nusantara
Pel.CappaUjung
Awerange Garongkong Siwa Malili Palopo
1 Hewan
a. DOC Ekor 9.000 - - - - -
b. DOD Ekor - - - - 1.300 -
c. Ayam Kate Ekor 23 - - 2 - -
d. Ayam Ekor 3354 - - 35 - -
e. Burung Ekor 935 - - 227 - -
f. Kalkun Ekor 5 - - - - -
g. Kelinci Ekor 3 - - - - -
h. Kambing potong Ekor - - - - - -
i. Kambing bibit Ekor - - - - - -
j. Sapi Bibit Ekor - - - - - -
k. Sapi Potong Ekor 3 - - - 966 -
l. Kerbau potong Ekor 162 - - 47 2 -
m. Kuda Ekor - - - - - -
n. Ulat Ekor 100 - - - - -
o. Tokek Ekor - - - - - -
p. Landak Ekor 1 - - - - -
2. Bahan Asal Hewan
a. Telur tetas Butir - - - - - -
b. Daging ayam Kg 16 - - - - -
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201641
c. Daging bebek Kg - - - - - -
d. Daging sapi Kg 5 - - - - -e. Daging hewanlainnya Kg 3 - - - - -
f. Kulit garaman Lembar - - - - - -
g. Telur Kg - - - - - -
3. Hasil Bahan Asal Hewana. Daging HewanOlahan Kg - - - - - -
b. Daging AyamOlahan Kg - - - - - -
c. Susu Olahan Liter - - - - - -
4. Benda Lain
a. Pakan Ternak Kg - - - - - -
b. Vaksin Colly - - - - - -
Pada tahun 2016 dilakukan tindak karantina pemusnahan
terhadap media pembawa daging ayam asal Malaysia yang
dilalulintaskan secara illegal sebagai upaya pencegahan terhadap
masuk dan tersebarnya Hama penyakit Hewan Karantina (HPHK)
ke dalam wilayah Indonesia.
2. Komoditi Karantina Tumbuhan
Data kegiatan operasional domestik masuk komoditi wajib
periksa karantina tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang Jenis-Jenis Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2,
Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa
dan Daerah Sebarnya yang masuk melalui pelabuhan di wilayah
kerja SKP Kelas I Parepare selama TA. 2016 pada tabel berikut
ini :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201642
Tabel 14. Data Kegiatan Operasional Domestik MasukBibit/Benih Tumbuhan, Hasil Tumbuhan Hidup danHasil Tumbuhan Mati SKP Kelas I Parepare Tahun2016
No Komoditi SatuanWilayah Kerja
Pel.Nusantara
Pel.Cappaujung
Awerange Siwa Garongkong Palopo
1. Bibit/BenihTanamana. Bibit BawangMerah Batang 1.000 - - - - -
b. Bibit Jambu Biji Batang 1 - - - - -
c. Bibit Kelapa Batang 8 - - - - -
d. Bibit Lada Batang 100 - - - - -
e. Bibit Mangga Batang 3 - - - - -
f. Bibit Rambutan Batang 4 - - - - -
g. Bibit Salam Batang 12 - - - - -
h. Bibit Singkong Batang 6.200 - - - - -
i. Bibit Gaharu Batang 3.000 - - - - -
2. Hasil TanamanHidup
a. Buah Cempedak Kg 5 - - - - -
b. Buah Naga Kg 18.410 - - - - -
c. Buah Nanas Kg 16.000 - - - - -
d. Kacang Tanah Kg 8.000 - - - - -
3. Hasil TanamanMatia. Kakao biji Kg 257.140 - - - - -
D. Domestik Keluar
1. Komoditi Karantina Hewan
Data kegiatan operasional domestik keluar komoditi wajib
periksa karantina hewan sesuai Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-
Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina yang keluar melalui
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201643
pelabuhan dalam wilayah kerja SKP Kelas I Parepare selama TA.
2016 pada tabel berikut ini :
Tabel 15. Data Kegiatan Operasional Domestik KeluarKomoditi Hewan, BAH, HBAH dan Benda Lain SKPKelas I Parepare Tahun 2016
No. Komoditi Satuan
Wilayah KerjaPel.
Nusantara Pel.Cappaujung
Awerange Siwa Garongkong Palopo
1 Hewan
a. DOC Ekor 144.100 - - 50.450 - -
b. DOD Ekor - - - 810 - -
c. Ayam Ekor 8.533 - 4 178.157 239 -
d. Burung Ekor 108 - 1 56 56 -
e. Bebek Ekor 77 70 120 - 10.100 -
f. Angsa Ekor 4 - - - - -
g. Anak Ayam Ekor - - - - - -
h. Kelinci Ekor 8 - - - 2 -
i. Kambing potong Ekor 885 12 4 1 18 -
j. Kambing bibit Ekor 50 836 385 - - -
k. Sapi Bibit Ekor 50 836 385 - - -
l. Sapi Potong Ekor 637 89 202 31 8.231 -
m. Kerbau Ekor 20 - 4 - - -
n. Kuda Ekor 1 - - - 2 -
o. Kucing Ekor 1 - - 2 - -
p. Tokek Ekor - - - - - -
q. Anjing Ekor - - - - - -
r. Gajah Ekor - - - - - -
s. Harimau Benggala Ekor - - - - - -
t. Kakaktua Ekor - - - - - -
u. Entog Ekor 34 - - - - -
2. Bahan Asal Hewan
a. Telur Tetas Butir 614160 - - - - -
b. Daging ayam Kg 155950 - - - - -
c. Daging bebek Kg 40320 - - - - -
d. Daging sapi Kg 280 - 60 - 250 -
e. Jerohan Sapi Kg - - - - - -
f. Daging kuda Kg 1640 - - - - -g. Sarang BurungWalet Kg - 219 - - - -
h. Kulit garaman Lembar - 16000 - - - -
i. Telur Kg 3032000 746600 64300 428670 - -
j. Telur bebek Kg 1850 - - - - -
k. Telur puyuh Kg 100 - - - - -
l. Tulang Kg - 20000 - - - -
3. Hasil Bahan Asal Hewana. Daging HewanOlahan Kg - - - - - -
b. Daging Ayam Kg - - - - - -
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201644
Olahan
c. Susu Olahan Liter - - - - - -
4. Benda Lain
a. Pakan Ternak Kg 1026500 7599000 - - - -
b. Vaksin Colly - - - - - -
Pada tahun 2016 telah dilakukan tindakan pemusnahan
terhadap beberapa media pembawa salah satunya adalah pada
Singa Afrika yang mati sebelum diberangkatkan juga pemotongan
bersyarat yang dilakukan pada sapi potong yang secara serologis
RBT positif brusellosis sebagai upaya pencegahan terhadap masuk
dan tersebarnya Hama penyakit Hewan Karantina (HPHK) ke
dalam wilayah Indonesia.
2. Komoditi Karantina Tumbuhan
Data kegiatan operasional domestik keluar komoditi wajib
periksa karantina tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang Jenis-Jenis Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2,
Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa
dan Daerah Sebarnya yang masuk melalui pelabuhan di wilayah
kerja SKP Kelas I Parepare selama TA. 2016 pada tabel berikut
ini :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201645
Tabel 16. Data Kegiatan Operasional Domestik Keluar Bibit/Benih Tumbuhan, Hasil Tumbuhan Hidup, HasilTumbuhan Mati SKP Kelas I Parepare Tahun 2016
No Komoditi Satuan
Wilayah Kerja
Pel.Nusantara
Pel.Cappaujung Awerange Wajo Garongkong Palopo
1. Bibit/Benih Tanaman
a. Bibit Durian Batang 3003 - 450 - 1300 -
b. Bibit Cengkeh Batang 3450 - - - 100 -
c. Bibit Kakao Batang 980 - 600 - - -
d. Bibit Mangga Batang 47 - - - - -
e. Bibit Gaharu Batang - - - - - -
f. Bibit Kelapa Batang 5000 - - - - -
g. Bibit Jeruk Batang 400 - - - -
h. Bibit Pala Batang 100 - - - - -
i. Bibit Rambutan Batang 124 - 260 - - -
j. Bibit Lada Batang 15313 - - - - -
k. Bibit Nilam Batang 100 - - - - -
2. Hasil Tanaman Hidup
a. Bawang Merah Kg 2272700 -
b. Sayuran Terung Kg 1000 -
c. Buah Durian Kg 17700 -
d. Buah Jeruk Kg 15900 100 -
e. Buah Mangga Kg 103990 1000 38200 -
f. Buah Melon Kg 9700 7000 -
g. Buah Nangka Kg 1200 -
h. Cabe Kg 158400 1250 -
i. Jagung Kg 5340 1946100 -
j. Jahe Kg 24200 -
k. Kacang Hijau Kg 21600 4600 -
l. Kacang Krob Kg 30 -
m. Kacang kedelai Kg 30000 -
n. Sayuran Wortel Kg 598640 -
o. Tomat Kg 382380 21000 -
p. Ubi Jalar Kg 10100 -
q. Sayuran Kentang Kg 231600 19300 500 -
r. Sayuran Labu Kg 1700 1500 500 -
s. Langsat Kg 53000 2000 -
t. Kencur Kg 740 -
u. Kacang Tanah Kg 8550 13600 -
v. Sayuran Buncis Kg 20500 -
w. Kelapa Bulat Kg 5000 -
x. Bawang Putih Kg 500 1000 -
y. Alpukat Kg 1300 1000 -
3. Hasil Tanaman Mati
a. Kernel Biji Kg 325000 -
b. Dedak Kg 51000 817000 20000 213000 -
c. Buah asam Kg 1000 -
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201646
d. Gula Merah Kg -
e. Jagung Manis Kg 500 -
f. Kemiri Kg 16075 -
g. Ketimun Kg 1000 -
h. Gabah Kg 15000 -
i. Sayuran Kubis Kg 582750 22500 -
j. Sayuran Sawi Kg 3000 1000 -
k. Sayuran Terung Kg -
l. Bawang Daun Kg 650650 -
m. Beras Kg 23136950 -
n. Tepung Beras Kg 18000 -
o. Gula Merah Kg 7565 4350 -
p. Gula Pasir Kg 97000 -
q. Kulit Kayu Manis Kg 100 -
r. Rempah - Rempah Kg 1400 4000 -
s. Buah Pisang Kg 1000 1000 -
5.2 KEGIATAN INTERSEPSI DAN PENGAWASAN KEAMANANHAYATI
Pemeriksaan merupakan tindakan karantina pertama
yang merupakan bagian dari kegiatan 8P yang harus
dilakukan pertama kali, baik terhadap dokumen maupun
media pembawa yang akan dilalulintaskan. Pemeriksaan
laboratorium sekarang ini menjadi faktor pendukung bahkan
sebagai faktor penentu dalam pengambilan keputusan terkait
dengan penerbitan sertifikat kesehatan bagi media pembawa
yang akan dilalulintaskan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare sebagai
salah satu unit pelaksana teknis karantina telah memiliki
laboratorium karantina hewan guna mendukung kegiatan
tindakan karantina di lapangan. Pemeriksaan yang sudah
dapat dilaksanakan di laboratorium karantina hewan SKP
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201647
Kelas I Parepare antara lain pengujian RBT, identifikasi
terhadap adanya parasit darah, identifikasi terhadap adanya
Bacillus Antracis, Pengujian mengunakan metode ELISA
Antigen untuk BVD, pengujian HA/HI , pengawasan
keamanan pangan untuk bahan asal hewan konsumsi
manusia.
Pengujian laboratorium yang dilaksanakan terhadap
media pembawa ternak potong dan ternak bibit diantaranya
adalah pemeriksaan serum darah untuk Rose Bengal Test (uji
terhadap Brucellosis), Identifikasi ada tidaknya parasit darah
dan kuman penyebab antraks melalui pemeriksaan
mikroskopis dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan
preparat mengunakan pewarnaan giemsa untuk identifikasi
parasit darah dan pewarnaan polikrom methylene blue untuk
identifikasi terhadap adanya Bacillus Antracis..
Berdasarkan hasil laboratorium, selama tahun 2016 ini
didapatkan 60 spesimen serum darah sapi yang positif
terhadap Brucellosis yang diuji dengan metode Rose Bengal
Test (RBT), 2 sampel serum diantaranya telah dilakukan uji
konfirmasi CFT di BBVET Maros dimana salah satu
diantaranya dinyatakan positif CFT.
Untuk produk hewan berupa kulit sapi dilakukan
pengambilan sampel untuk selanjutnya sampel tersebut
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201648
dikirim ke BBVET Maros untuk dilakukan uji ada tidaknya
Bacillus Antracis dengan metode kultur.
Pemeriksaan Bahan Asal Hewan (BAH) berupa daging
ayam, daging sapi, daging bebek, dan daging kuda dengan
menggunakan jenis pemeriksaan fisik (pH meter), Uji Awal
Pembusukan (Uji Eber) serta Uji Pengeluaran Darah
Sempurna (Uji Malachite Green), Pemeriksaan terhadap
adanya cemaran kimia formalin mengunakan Rapid Test Kit
Formalin serta monitoring terhadap cemaran mikrobiologi
dalam BAH konsumsi manusia dengan mengunakan metode
Total Plate Count. Pengawasan terhadap lalulintas Bahan Asal
Hewan terutama telur konsumsi dilakukan dengan jalan
melakukan kegiatan monitoring antibody mengunakan
metode HA/HI Avian Influenza terhadap ayam petelur pada
layer farm dimana telur konsumsi yang akan dilalulintaskan
tersebut berasal.
5.3 PEMANTAUAN DAERAH SEBAR HPHK DAN OPTK
A. Karantina Hewan
1. PENDAHULUAN
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare selain
menyelenggarakan fungsi pemeriksaan tindak karantina terhadap
Media Pembawa yang dilalulintaskan juga menyelanggarakan
fungsi Pemantauan Daerah Sebar HPHK, yang merupakan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201649
implementasi dari UU No. 16 tahun 1992 dan PP No 82 Tahun
2000. Hal ini dilakukan untuk mengetahui status, situasi, kondisi
dan pemetaan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) di
Indonesia khususnya di wilayah yang masuk dalam cakupan
Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Parepare, Untuk itu
perlu dilakukan pemantauan HPHK di lingkup kerja SKP Kelas I
Parepare. Kegiatan pemantauan ini dilakukan sesuai dengan
Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) Tahun 2016 yang ditetapkan oleh Badan
Karantina Pertanian melalui Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian Nomor 207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang Pedoman
Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) Tahun 2016.
Pemantauan adalah usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan gambaran status dan situasi penyakit pada suatu
area atau tempat yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 Pasal
11 bahwa pengamatan yang dilakukan selain di tempat
pemasukan selama media pembawa diasingkan untuk mengamati
timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina, pengamatan
juga memiliki makna mengamati situasi hama penyakit terhadap
situasi HPHK pada suatu area, negara, atau tempat. Pengamatan
terhadap situasi HPHK dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201650
secara langsung dan atau/atau secara tidak langsung.
Pengamatan secara langsung dilakukan di tempat pemasukan,
tempat pengeluaran, instansi karantina, tempat transit dan di atas
alat angkut. Pengamatan secara tidak langsung dilakukan
ditempat lainnya dengan melibatkan atau memperoleh informasi
dari pihak yang berwenang dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka UPTKP
menyelenggarakan fungsi pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar
Hama Penyakit Hewan Karantina. Pemantauan UPT Karantina
Pertanian tersebut dilaksanakan dengan melakukan pengamatan
status dan situasi Hama Penyakit Hewan Karantina pada area UPT
Karantina Pertanian berada. Pengamatan status dan situasi Hama
Penyakit Hewan Karantina dilakukan secara tidak langsung
dengan memperoleh informasi dari instansi berwenang yaitu Balai
Besar Veteriner dan Dinas yang membidangi Kesehatan Hewan di
Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Dasar Hukum Pelaksanaan Pemantauan daerah sebar
HPHK 2015 sebagai berikut :
• Pasal 10 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201651
• Pasal 11 dan Pasal 76 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;
• Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian;
• Keputusan Menteri Pertanian Nomor
3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis
Hama dan Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan
Klasifikasi Media Pembawa;
• Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang Pedoman Pemantauan
Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun
2015.
• Petunjuk Teknis Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2015 Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare.
Dengan pelaksanaan pemantauan penyakit hewan karantina
ini diharapkan diperoleh koleksi data, pengolahan data, Situasi
dan Status Penyakit pada suatu daerah atau wilayah yang
tercakup dalam wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare, peningkatan data (tabel dan grafik) serta
penyebarluasan informasi/pelaporan hasil pemantauan ke
perorangan atau badan-badan yang berkepentingan khususnya di
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201652
SKP Kelas I Parepare. Dengan harapan kebijakan pencegahan
penyebaran penyakit HPHK di wilayah negara Republik Indonesia
akan menjadi Optimal.
Maksud dan tujuan dilaksanakannya pemantauan daerah
sebar HPHK Tahun 2015 adalah
1. Memperoleh informasi status dan situasi HPHK di area dalam
wilayah Propinsi Sulawesi Selatan dan Negara Republik
Indonesia pada umumnya
2. Memetakan status dan situasi HPHK di Wilayah Kerja SKP
Kelas I Parepare pada khususnya dan wilayah Republik
Indonesia pada umumnya.
3. Tersusunnya peta status dan situasi HPHK di Propinsi Negara
Republik Indonesia pada umumnya
2. PELAKSANAAN PEMANTAUAN
Materi yang digunakan pada pemantauan ini yaitu berupa
data kejadian penyakit dari dinas yang membidangi kesehatan
hewan di Kabupaten/kota dan Propinsi baik berupa data kasus
penyakit atau hasil survelen penyakit serta data hasil pengujian
laboratorium pasif atau aktif dari laboratorium milik daerah, Balai
Besar Veteriner dan atau hasil penelitian sesuai kaidah penelitian
yang dapat dipertanggung jawabkan dan data-data dari instansi-
instansi terkait.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201653
Pengamatan status dan situasi HPHK dilakukan secara tidak
langsung dengan mengumpulkan data kasus penyakit atau hasil
surveilance penyakit serta data hasil pengujian laboratorium pasif
atau aktif serta informasi dari instansi berwenang yaitu Balai
Besar Veteriner dan Dinas yang membidangi Kesehatan Hewan di
Propinsi, Kabupaten/Kota. Kegiatan pengumpulan informasi
dilakukan melalui kegiatan perjalanan dinas ke tempat/instansi
terkait. Apabila anggaran perjalanan dinas terbatas, maka dapat
dilakukan dengan surat menyurat kepada instansi yang
bersangkutan. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan Participatory Epidemiology (format
terlampir).
Kuisioner yang dipergunakan pada saat tim pengamatan
melakukan perjalanan pengumpulan data dalam bentuk form isian
yang disusun sesuai dengan pedoman pemantauan. Untuk
menggali informasi yang mendalam, tim dapat melakukan PE
dengan metode Focus Group Discussion atau In Depth Interview.
Dengan demikian kuisioner perlu disusun pertanyaan yang
terperinci dan bersifat terbuka guna mendapat informasi yang
mendalam.
Analisis data disajikan secara kualitatif atau kuantitatif
sesuai dengan jenis data yang diperoleh. Data diekspresikan
dalam bentuk table dan grafik untuk prevalensi dan insidensi
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201654
serta dalam bentuk peta status dan situasi HPHK yang memuat
keterangan lokasi keberadaan penyakit menurut hasil perolehan
data (peta kasus penyakit, Peta Diagnosa hasil lab) sesuai dengan
pedoman pemantauan yang ditetapkan Pusat.
Hasil pemantauan disusun dalam bentuk laporan yang
dibuat berdasar data yang telah dikumpulkan berserta lampiran
validasi sebagai bagian dari laporan yang tidak terpisahkan.
Laporan disusun sebagaimana hasil penelitian menurut kaedah
penulisan yang dapat dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana
karya tulis ilmiah.
Laporan Pemantauan terdiri atas lima Bab dan Daftar
Pustaka. Bab I Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Maksud
dan Tujuan. Bab II Tinjauan Pustaka yang berisi tentang ulasan
potensi penyebaran penyakit dan pentingnya pemetaan penyakit
hewan. Bab III Materi dan Metode yang berisi Keisioner dan
metode diskusi. Bab IV Pembahasan yang menguraikan tentang
hasil pengamatan status dan situasi HPHK yang dilengkapi
dengan ekspresi data dalam bentuk table dan/atau grafik serta
peta situasi HPHK. Serta menerangkan tentang dinamika status
dan situasi HPHK serta potensi atau ancamannya yang diprediksi
dapat terjadi dan langkah-langkah manajemen resiko untuk
meminimalisir kemungkinan penyebaran HPHK. Bab V
Kesimpulan sesuai dengan tujuan dan taklupa tentunya
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201655
dilengkapi Daftar Pustaka dan Lampiran data hasil pemantauan
dalam bentuk kuesioner.
Hasil pemantauan akan di seminarkan terlebih dahulu
sebelum menjadi hasil pemantauan yang final untuk
mendapatkan koreksi dari para pakar dan instansi terkait sebagai
tahapan pengujian hasil pemantauan sehingga nantinya
didapatkan hasil laporan yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah dan keasliannya.
Seminar Hasil pemantauan yang dilaksanakan dalam
bentuk workshop akan dilaksanakan sebanyak 1 kali. Seminar
Nasional dilaksanakan oleh Pusat dengan mengundang seluruh
UPTKP untuk dikompilasi secara Nasional berdasar pemaparan
dari tiap regional yang telah disusun sebelumnya. Hasil workshop
nasional akan di koreksi atau mendapat masukan masukan dari
para pakar dan instansi terkait pada tingkat nasional untuk
kesempurnaan hasil pemantauan dan guna perbaikan metode
pamantauan Badan Karantina Pertanian kedepan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik untuk kemajuan Bangsa.
Daerah tempat pemantauan HPHK adalah area dalam
wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare yang
meliputi 13 Kabupaten/Kota di dalam Propinsi Sulawesi Selatan.
Disamping ke 13 kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare juga dilakukan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201656
pengambilan data pada instansi terkait yaitu Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Besar
Veteriner Maros dan Balai Besar Karantina Pertanian Makassar.
Pemantauan daerah sebar hama dan penyakit hewan
karantina di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare dilaksanakan pada rentang waktu Maret – Oktober 2015.
B. Karantina Tumbuhan
1. Pendahuluan
Negara anggota ASEAN menginginkan terwujudnya
kelompok masyarakat politik-kemanan, ekonomi dan sosio
kultural budaya yang terintegrasi dan memengaruhi kehidupan
seluruh masyarakat di kawasan Asia Tenggara melalui
terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Pasar
tunggal dan basis produksi ini memiliki 5 elemen utama, yaitu
pergerakan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan
aliran modal yang bebas dengan 2 komponen penting yaitu (1)
sektor sektor untuk prioritas integrasi dan (2) komponen pangan,
pertanian dan kehutanan.
Kehadiran MEA memberikan tantangan bagi Indonesia
sekaligus peluang untuk mengembangkan produk produk dalam
negeri untuk bersaing di pasar ASEAN. Daya saing produk
pertanian menjadi salah satu penekanan penting dalam
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201657
menghadapi serbuan berbagai produk sejenis. Komoditas
pertanian strategis yang dinilai mampu bersaing di pasar
regional/pasar tunggal ASEAN adalah (1) komoditas hortikultura
manggis, salak, mangga, melon dan jeruk (buah buahan) serta
buncis, kubis dan kentang (sayuran). Pada tingkat budidaya
(produksi) petani/kelompok tani, usaha pertanian masih
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal yang
sangat tidak menguntungkan, permasalahan tersebut adalah (1)
ketersediaan benih unggul, (2) pengembangan kelembagaan
pertanian, termasuk penyelenggaraannya, sarana dan pembiayaan
maupun lembaga penyuluhannya, (3) penyediaan dan panyaluran
pupuk bersubsidi, (4) fasilitas pengembangan alsintan, (5)
kurangnya pengembangan pelayanan informasi pasar, dan (6)
gangguan bencana dan adanya organisme pengganggu tumbuhan.
Potensi pertanian di Sulawesi Selatan terbilang cukup besar.
Selain potensi yang besar, pertanian juga menduduki peringkat
teratas, 30 persen dalam struktur ekonomi di Sulawesi Selatan.
Padi merupakan komoditi unggulan, bahkan Sulawesi Selatan
merupakan lumbung padi yang menyangga kebutuhan akan beras
nasional serta berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.
Hal ini ditunjukkan dengan luas tanam padi tahun 2013 seluas
983.107 ha. Selain padi, komoditas unggulan lainnya adalah
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201658
jagung. Realisasi tanam jagung pada tahun 2013 sebesar 274.046
ha (Statistik Indonesia, 2013).
Perdagangan hasi-hasil bumi Sulawesi Selatan, bukan
hanya ditentukan karena daerahnya yang sebagian besar adalah
daerah pertanian dengan areal persawahan yang cukup luas, akan
tetapi juga karena letak geografisnya. Sulawesi Selatan dengan Ibu
kota Makassar, terletak di tengah-tengah kepulauan Nusantara,
berada dipersimpangan jalur lalulintas laut dan udara dari bagian
Indonesia Barat ke bagian Indonesia Timur dan dari kawasan
Utara ke kawasan Selatan. Dengan letak demikian maka Sulawesi
Selatan dapat berfungsi sebagai Area Transito dan pusat kegiatan
perdagangan dan perhubungan untuk kawasan Indonesia Timur.
Hal ini bukan hanya menjadi sumber kekuatan daerah untuk
terus berkembang, tetapi juga menjadi tantangan mengingat
besarnya frekuensi lalulintas komoditi pertanian membuat
Sulawesi Selatan rentan terhadap masuk dan tersebarnya
OPTP/OPTK baru. Untuk itu diperlukan usaha-usaha untuk
mewujudkan ketahanan pangan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah melalui pengendalian penyebaran hama dan
penyakit tanaman pada komoditi pertanian.
Untuk mendukung kegiatan pengendalian tersebut, melalui
UU Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan Ikan dan
Tumbuhan maka Badan Karantina Pertanian melalui Unit
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201659
Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh Indonesia
memiliki fungsi pemantauan daerah sebar OPTK.Kegiatan
pemantauan ini menitikberatkan pada komoditi andalan dan
unggulan tiap daerah. Selain itu perlu kewaspadaan terhadap bibit
atau benih yang berpotensi sebagai media pembawa OPTP/OPTK
yang ditanam diwilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare,
Kegiatan pemantauan Stasiun Karantina Pertanian (SKP)
Kelas I Parepare dilaksanakan di enam kabupaten yaitu Barru,
Pinrang, Luwu, Luwu Utara, Enrekang dan Toraja. Keenam
kabupaten tersebut mewakili sentra produksi tanaman pangan
Sulawesi Selatan, serta melaksanakan verifikasi ulang terhadap
hasil temuan kegiatan pemantauan tahun-tahun sebelumnya
sehingga menjadikan kegiatan pemantauan ini sebagai
pengendalian berkelanjutan.
Pemantauan daerah sebar OPTK bertujuan antara lain:
a. Untuk mengetahui daerah sebar OPTK A1 maupun A2 di
Wilayah pemantauan SKP kelas I Parepare
b. Untuk mendeteksi secara dini jika terjadi introduksi OPTK
atau OPT Baru
c. Sebagai bahan penyusunan daftar OPTK dan jenis jenis
tanaman inang di suatu area
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201660
d. Sebagai bahan penyusunan daftar awal OPTK sebelum
dilaksanakan pemantauan secara berkelanjutan untuk
melihat perubahan status OPTK.
2. Pelaksanaan Pemantauan
Pada dasarnya tidak ada satupun metode yang dianggap
paling baik yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi
(McMaugh, 2007). Hal tersebut tergantung dengan kondisi
lingkungan, barier alami, riwayat serangan OPT, informasi
serangan OPT, dll.
Lokasi pemantauan mencakup areal yang sangat luas dan
kegiatan pemantauan tidak mungkin dilakukan pada seluruh
lokasi maka tim dapat membagi lokasi ke dalam beberapa bagian
(blok, plot, dan sebagainya) dan memilih pada blok atau plot mana
pemantauan akan dilaksanakan. Demikian pula terhadap jumlah
tanaman yang harus diamati jika ternyata jumlahnya sangat
banyak.
Lokasi pemantauan telah ditentukan enam kabupaten yaitu
Enrekang, Luwu Utara, Pinrang, Luwu, Barru dan Toraja.
Penentuan lokasi tersebut mempertimbangkan anggaran, komoditi
ungggulan, lalu lintas komoditi pertanian, target OPTK serta
keadaan alam. Penentuan sampling area dalam lokasi tiap
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201661
kabupaten dilaksanakan secara acak dengan mempertimbangkan
kondisi pertanaman dan kondisi lingkungan.
Dalam satu kabupaten diambil jumlah minimal kecamatan
yang dianggap mewakili yaitu mewakili sebaran lima sisi lokasi,
dari tiap kecamatan yang terpilih diambil beberapa sampel desa
secara acak kembali sebagai titik pengambilan sampel. Samping
area terbagi untuk pengambilan sampel tanaman unggulan,
pemasangan perangkap lalat buah dan hama gudang.
Setelah itu ditentukan titik pengambilan sampel secara
sistematik dengan pola diagonal, zig-zag, huruf Z atau jalur (untuk
pertanaman dengan populasi < 1000 tanaman/ha), Untuk
pertanaman yang bersifat tidak kompak, seperti tanaman yang
ditanam di pekarangan rumah, atau tanaman yang tumbuh liar,
pemantauan dilakukan secara langsung pada tanaman tersebut
tanpa membuat pola pengambilan sampel seperti di atas atau
dengan menyisir semua tanaman. Pertanaman yang memiliki
populasi ≥ 1000 tanaman/ha, pengamatan dilakukan dengan
menentukan 5 (lima) titik pengambilan sampel seperti pola di
bawah :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201662
Pengumpulan data sekunder
Merupakan data awal sebelum turun ke lapangan yaitu
melakukan wawancara langsung dengan petugas Dinas Pertanian
setempat untuk mengetahui informasi mengenai lokasi yang
memiliki potensi pertanaman padi, komoditi unggulan daerah,
keadaan wilayah serta permasalahan yang timbul akibat adanya
serangan OPT/OPTK dan pengendalian yang telah dilakukan.
Serta mengumpulkan data-data hasil pengamatan hama dan
penyakit dari Instansi UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang terkait dengan pelaksanaan pemantauan.
Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dengan melakukan kunjungan ke
lapangan dan mengamati langsung terhadap OPT/OPTK dan gejala
serangan spesifik dari suatu OPT/OPTK. Pengumpulan data
primer meliputi :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201663
a. Prosedur umum
- Sterilisasikan semua peralatan dengan 70% alkohol atau
0.5% larutan klorin atau dengan sterilisasi kering
menggunakan oven sebelum dan setelah pengambilan
sampel
- Untuk pengambilan sampel akar, masukkan tanah dan
jaringan pangkal batang beserta sampel akar apabila OPT
menyerang akar.
- Waktu antara pengambilan sampel dan pemrosesan sampel
untuk keperluan identifikasi sebaiknya tidak terlalu lama.
- Sebaiknya pengambilan sampel dimulai dari area yang
mempunyai tingkat kerusakan rendah diteruskan ke tingkat
kerusakan tinggi.
- Memasukkan sampel OPT ataupun gejala kedalam kantong
atau botol sampel dan dilakukan pelabelan dengan jelas
- Pembuatan foto gejala serangan OPT secara umum dan
spesifik
b. Pengambilan spesimen serangga
- Apabila memungkinkan dianjurkan untuk mengumpulkan
sebanyak mungkin spesimen dari semua stadium serangga.
- Pengambilan spesimen dapat ditangkap langsung atau
menggunakan jaring serangga
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201664
- Kumpulkan spesimen dan duplikatnya dalam keadaan yang
baik dan bersih, lengkap dengan anggota tubuh seperti
antena, sayap, dan tungkai.
- Apabila menggunakan alkohol sebaiknya menggunakan
botol yang tahan bocor, misalnya tabung film, botol vial atau
tabung gelas dilengkapi penutup.
- Serangga berukuran kecil dan bertubuh lunak (thrips, kutu
daun, tungau, dan larva), tempatkan spesimen ke dalam
alkohol 70%.
- Untuk mencegah kebocoran gunakan perekat tambahan
pada tutup botol.
- Jangan memisahkan kutu putih atau kutu perisai dari
bagian tanaman inangnya karena dapat merusak bagian alat
mulut sehingga menyulitkan dalam identifikasi. Untuk
menghindari kerusakan, sebaiknya bagian tanaman
dipotong melingkari serangga dan diawetkan dalam alkohol
70%.
- Serangga bertubuh besar dapat dimasukkan ke dalam kotak
serangga sementara (dari karton atau kayu) dan masing-
masing telah diberi kertas pelindung. Serangga seperti
kupu-kupu atau ngengat dapat disimpan dalam kertas
penjepit sementara.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201665
- Setiap spesimen atau kumpulan spesimen sejenis sebaiknya
dipasang label.
- Hindari pengiriman serangga hidup. Apabila diperlukan,
pengiriman serangga hidup dapat dilakukan dengan
memperhatikan faktor keamanan dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.
c. Pemasangan Perangkap lalat buah
- Gantungkan susunan kapas pada perangkap lalat buah
ditetesi dengan feromon sebanyak 10 cc (satu jenis feromon
untuk setiap perangkap).
- Dalam kapas yang sama ditetesi 2-3 cc insektisida racun
kontak/pernafasan
- Usahakan tiap botol perangkap memiliki warna yang
berbeda untuk setiap feromon yang digunakan
- Gantung 3 perangkap untuk setiap titik sampel dibawah
kanopi pohon dengan jarak minimal 2 meter dari
permukaan tanah dan jarak minimal ketiga perangkap
masing masing sejauh 5 meter dengan mempertimbangkan
arah angin
- Oleskan parafin pada kait perangkap dan lubang perangkap
agar terhindar dari pemangsa/semut
- Pasang perangkap antara 6 jam sampai 3 hari
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201666
- Spesimen yang tertangkap dimasukkan kedalam
botol/karton tang terlebih dahulu dialasi kertas/tissue dan
silika gel
- Pengujian dilaboratorium untuk identifikasi lebuh lanjut
dengan metode visual, mikroskopis dengan kunci identifikasi
lalat buah, Cabi 2007 dan literatur terkait.
d. Pemasangan perangkap hama gudang/dometrap
- Teteskan feromon hama gudang sebanyak 1-3 cc kedalam
kertas saring dan masukkan dalam lubang perangkap
- Tutup perangkap dengan sempurna dan tempelkan label
- Pasang perangkap 3-5 buah dalam satu lokasi gudang
dengan menyesuaikan luar ruangan dan
mempertimbangkan keberadaan OPT.
- Ambil spesimen yang terperangkap menggunakan kuas dan
masukkan kedalam botol (dapat ditambahkan alkohol 70%)
- Pengujian dilaboratorium untuk identifikasi lebih lanjut
dengan metode visual, mikroskopis dengan kunci identifikasi
hama gudang, Cabi 2007 dan literatur terkait.
e. Pengambilan spesimen patogen (cendawan dan bakteri)
- Spesimen cendawan atau bakteri sebaiknya diambil dari
gejala yang masih segar dan dipilih pada batas antara
jaringan tanaman yang sakit dengan yang sehat.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201667
- Spesimen patogen akar diperoleh dengan cara mengambil
jaringan akar, pangkal batang dan tanah.
- Untuk mencegah kerusakan maka spesimen dibungkus
dengan kertas penyerap air dan dimasukkan ke dalam
kantong sampel.
- Spesimen buah atau sayuran dibungkus dengan kertas tisu
kering atau kertas pembungkus dan dimasukkan dalam
wadah tahan banting.
- Upayakan waktu pengambilan dan pengiriman spesimen
dilakukan pada hari yang sama.
- Selain sampel kiriman sebaiknya disiapkan pula sampel
duplikat, yaitu sampel kedua sebagai bahan referensi.
- Spesimen cendawan dan bakteri harus disimpan pada
kondisi yang sesuai, yaitu di dalam boks berpendingin (cool
box) pada suhu 2–5°C.
- Untuk menghindari kerancuan dalam identifikasi sebaiknya
tidak mengirim jaringan tanaman yang sudah mati atau
gejala penyakit yang sudah lanjut.
- Jangan menambahkan kelembaban atau membungkus
sampel basah.
- Spesimen agar tetap dijaga kesegarannya.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201668
- Pengujian dilaboratorium untuk identifikasi lebuh lanjut
dengan metode langsung, blotter, media selektif dengan
kunci identifikasi cendawan, bakteri literatur terkait.
3. Waktu pemantauan
Pemantauan ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni
2016 di Kabupaten Barru, Pinrang, Luwu, Luwu Utara, Enrekang
dan Toraja.
a) Kab. Enrekang tanggal 07 sd 11 Maret 2016.
b) Kab. Luwu Utara tanggal 14 sd 18 Maret 2016
c) Kab. Pinrang tanggal 21 sd 25 Maret 2016.
d) Kab. Luwu tanggal 28 Maret sd 01 April 2016
e) Kab. Barru tanggal 05 sd 09 April 2016
f) Kab. Toraja tanggal 13 sd 17 April 2016
Lokasi pemantauan
Penetapan lokasi pemantauan berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian (Permentan) Nomor:
93/Permentan/OT140/12/2011 tentang Jenis Organisme
Penganggu Tumbuhan Karantina serta Surat Kepala Badan
Karantina Pertanian nomor 596/KT.110/L/01/2016 tentang
Pelaksanaan Pemantauan OPTK Tahun Anggaran 2016 sehingga
ditetapkan dua lokasi pemantauan yaitu Kabupaten Enrekang,
Luwu Utara, Pinrang, Luwu, Barru dan Toraja.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201669
Pelaksana
Pelaksanaan pemantauan dilakukan oleh pejabat POPT di
lingkup SKP Kelas I Parepare dibantu oleh staf teknis lainnya
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare No. 093/KR.010/L.48.D/01/2016 Tanggal 20
Januari 2016 Serta Tim pendamping pemantauan OPTK yang
berasal dari POPT Dinas Pertanian masing masing kabupaten
sesuai dengan Surat Keputusan Kepala SKP Kelas I Parepare
Nomor 096/KR.010/L.48.D/01/2016 tentang Penunjukan Tim
Pendamping pemantauan OPTK.
Tabel 17 .Daftar Petugas Pelaksana Pemantauan OPTK Tahun2016 dan Lokasi
No. Nama Petugas Lokasi
A. 1) Fatmawati Marsudin, A.Md (Ketua)2) Nirwana, S.Si. (Sekretaris)3) A.Halid, SP. (Anggota)4) Subur, SP. (Anggota)5) Rahman Runa, SP (Pendamping)
KabupatenEnrekang
B. 1) Abd. Kadir M. (Ketua)2) Agus Sofyan, A.Md (Sekretaris)3) Indah Darsilawati, SP.(Anggota)4) Sarja Asin, SP .(Anggota)5) Muis, SP (Pendamping)
Kabupaten LuwuUtara
C. 1) Anshar, SP.(Ketua)2) A. Halid, SP.(Sekretaris)3) Nirwana, S.Si.(Anggota)4) Fatmawati Marsudin, A.Md. (Anggota)5) Amirullah, SP (Pendamping)
Kabupaten Pinrang
D. 1) Nirwana, S.Si. (Ketua)2) Subur, SP. (Sekretaris)3) Indah Darsilawati, SP.(Anggota)4) Abd. Kadir M. (Anggota)5) Yohannes Parama, Sp (Pendamping)
Kabupaten Luwu
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201670
E. 1) Indah Darsilawati, SP.(Ketua)2) Fatmawati Marsudin,
A.Md.(Sekretaris)3) Anshar, SP.(Ketua)4) A. Halid, SP.(Sekretaris)5) Ramli Amrisan, SP (Pendamping)
Kabupaten Barru
F. 1) Agus Sofyan, A.Md. (Ketua)2) Anshar, SP. (Sekretaris)3) Sarja Asin.(Anggota)4) Abd. Kadir M. (Anggota)5) Lukas Minggu Pasodi, SP
(Pendamping)
Kabupaten Toraja
4. Hasil dan Pembahasan4.1 Data dan Analisis data
Dari hasil pengamatan di lapang dan pemeriksaan di
laboratorium SKP Kelas I Parepare terhadap sampel di Enam
Kabupaten daerah pemantauan (Enrekang, Luwu Utara, Pinrang,
Luwu, Barru dan Toraja) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 18 : OPT/OPTK Temuan Lapang Hasil PemantauanTanaman Padi dan Jagung di Kabupaten daerahpemantauan (Enrekang, Luwu Utara, Pinrang,Luwu, Barru dan Toraja)
NO TanamanInang
OPTK Sasaran OPT/OPTK Temuan KETERANGAN
1 Padi Paraeucosmetuspallicornis (S)
Paraeucosmetuspallicornis
Leptocorisa acuta Cnaphalocrosis medinalis Scirpophaga innotata Nephotettix virescens Pomacea canaliculata Nilaparvata lugens Valanga nigricornis
LuwuPinrang
Balansia oryzae (C) Fusarium avenaceum
Drechslera oryzae Rhizoctonia solani Fussarium sp. Pyricularia oryzae Curvularia sp.
Burkholderia glumae Burkholderia glumae Luwu UtaraPinrang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201671
2 Jagung Peronosclerosporaphilipinensis (C)
Peronosclerospora maydis Alternaria sp. Curvularia lunata Fusarium moniliforme Tilletia barclayana
Pantoea stewartii (B) Dickeya chrysanthemi
nihil
Chaetocnema pulicaria(S) vektor Pss
Locusta migratoria Valanga nigricornis
Untuk pemantauan lalat buah digunakan perangkap lalat
buah dengan tiga feromon yaitu Methyl Eugenol (ME), Cuelure (CU)
dan Trimedlure (TR). Perangkap dipasang di sekitar tanaman
mangga, pisang, nangka ataupun hortikultura lainnya, dengan
hasil dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 19. OPT/OPTK Hasil Temuan Pemantauan Lalat Buahdi Kabupaten daerah pemantauan (Enrekang,Luwu Utara, Pinrang, Luwu, Barru dan Toraja)
No Feromon OPTK Sasaran OPT/OPTK Temuan Keterangan
1 Methyl Eugenol(ME)
Bactrocera musaeBactrocera
occipitalis
Bactrocera umbrosaBactrocera papayaeBactrocera carambolae
2 Cuelure (CU) Bactrocerabryoniae
Dacus longicornisBactrocera frauenfeldiBactrocera molucensisBactrocera limbiferaBactrocera cucurbitaeBactrocera albistrigata
3 Trimedlure (TR) Ceratitis capitata Bactrocera rufula
Pemantauan hama gudang dilaksanakan dengan memasang
dometrap serta pengambilan spesimen secara mekanis pada
penggilingan padi ataupun gudang penyimpanan beras milik
masyarakat. Hasil pemantauan tersaji dalam tabel berikut:
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201672
Tabel 20. OPT/OPTK Hasil Temuan Pemantauan hamagudang di Kabupaten daerah pemantauan(Enrekang, Luwu Utara, Pinrang, Luwu, Barru danToraja)
NO OPTK sasaran Hasil OPT/OPTK Keterangan
1 Trogodermagranarium
Tribolium castaneumPalorus subdepressusAlphitobius diaperinusRhizoperta dominicaDebalus sp.Sithophilus zeamaisCarpophilus hemipterusOryzaephilus surinamensisCryptoletes ferrugineus
Kesimpulan
1. Ditemukan adanya OPTK A2 Paraeucosmetus pallicornis
(Dallas) pada tanaman padi di Kab. Pinrang pada 3 kecamatan
yaitu kecamatan Suppa, Tiroang, Mattirosompe.
2. Ditemukan adanya OPTK A2 Paraeucosmetus pallicornis
(Dallas) pada tanaman padi di Kab. Luwu pada 2 kecamatan
yaitu Kecamatan Walenrang dan Bajo.
3. Ditemukan adanya OPTK A2 Burkholderia glumae pada
tanaman padi di Kab. Pinrang di kecamatan Patampanua dan
Watang Sawitto
4. Ditemukan adanya OPTK A2 Burkholderia glumae pada
tanaman padi di Kab. Luwu Utara di kecamatan Mappideceng.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201673
5.4 KOLEKSI HPHK/OPTK
a. Karantina Hewan
Pada proses mencegah masuk dan tersebarnya Hama
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dilakukan tindakan karantina
berupa pemeriksaan, pengasingan, dan tindakan karantina
lainnya. Dalam rangka pengawasan terhadap media pembawa
yang dilalulintaskan di tahun 2016 ditemukan spesimen serum
darah sapi yang positif terhadap Brucellosis yang merupakan
HPHK.
Prevalensi Brucellosis di Provinsi Sulawesi Selatan diatas 2 %
pada tahun 2011 disampaikan oleh Balai Besar Veteriner Maros.
Sehingga diperlukan pengawasan lebih intensif terhadap sapi yang
akan dilalulintaskan melalui tempat pengeluaran wilker lingkup
SKP Kelas I Parepare. Di tahun 2016 ini ditemukan 60 (enam
puluh) spesimen serum darah sapi yang positif terhadap
Brucellosis yang di uji menggunakan metode Rose Bengal Test
(RBT).
Sebagai bentuk dokumentasi atau arsip dari pengawasan
yang dilaksanakan, maka dibuat koleksi Hama Penyakit Hewan.
Dan pada media pembawa yang menunjukan tertular atau
terinfeksi hama penyakit dilakukan perlakuan sebagai usaha
untuk membebashamakan media pembawa dari hama penyakit
tersebut.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201674
Tabel 21. Daftar Koleksi Hama Penyakit Hewan SKP Kelas IParepare Tahun 2016
a. Tempat pengeluaran Wilker Pelabuhan Laut Garongkong
No. Jenis MediaPembawa Spesimen Jumlah dan Jenis
HewanTemuan
HPHK (YangPositif)
1 Sapi Potong Serum Darah 24 Sampel/Sapi Potong 1
2 Sapi Potong Serum Darah 3 Sampel/Sapi Potong 1
3 Sapi Potong Serum Darah 14 Sampel/Sapi Potong 1
4 Sapi Potong Serum Darah 24 Sampel/Sapi Potong 1
5 Sapi Potong Serum Darah 14 Sampel/Sapi Potong 1
6 Sapi Potong Serum Darah 13 Sampel/Sapi Potong 1
7 Sapi Potong Serum Darah 12 Sampel/Sapi Potong 1
8 Sapi Potong Serum Darah 17 Sampel/Sapi Potong 1
9 Sapi Potong Serum Darah 12 Sampel/Sapi Potong 1
10 Sapi Potong Serum Darah 13 Sampel/Sapi Potong 2
11 Sapi Potong Serum Darah 15 Sampel/Sapi Potong 1
12 Sapi Potong Serum Darah 13 Sampel/Sapi Potong 3
13 Sapi Potong Serum Darah 18 Sampel/Sapi Potong 2
14 Sapi Potong Serum Darah 12 Sampel/Sapi Potong 2
15 Sapi Potong Serum Darah 13 Sampel/Sapi Potong 3
16 Sapi Potong Serum Darah 17 Sampel/Sapi Potong 1
17 Sapi Potong Serum Darah 18 Sampel/Sapi Potong 1
18 Sapi Potong Serum Darah 16 Sampel/Sapi Potong 1
19 Sapi Potong Serum Darah 21 Sampel/Sapi Potong 5
20 Sapi Potong Serum Darah 15 Sampel/Sapi Potong 9
21 Sapi Potong Serum Darah 14 Sampel/Sapi Potong 4
22 Sapi Potong Serum Darah 11 Sampel/Sapi Potong 1
23 Sapi Potong Serum Darah 18 Sampel/Sapi Potong 1
24 Sapi Potong Serum Darah 20 Sampel/Sapi Potong 1
25 Sapi Potong Serum Darah 4 Sampel/Sapi Potong 1
26 Sapi Potong Serum Darah 3 Sampel/Sapi Potong 1
27 Sapi Potong Serum Darah 33 Sampel/Sapi Potong 3
28 Sapi Potong Serum Darah 13 Sampel/Sapi Potong 1 ( + CFT)
29 Sapi Potong Serum Darah 12 Sampel/Sapi Potong 1 ( - CFT)
30 Sapi Potong Serum Darah 14 Sampel/Sapi Potong 1
b. Tempat Pengeluaran Wilker Pelabuhan Laut Awerange
No. Jenis MediaPembawa Spesimen Jumlah dan Jenis
HewanTemuan
HPHK (YangPositif)
1 Sapi Bibit Serum Darah 404 Sampel/Sapi Bibit 6
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201675
b. Karantina Tumbuhan
Pada proses mencegah masuk dan tersebarnya Hama
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dilakukan tindakan karantina.
Dalam rangka pengawasan terhadap media pembawa yang
dilalulintaskan di tahun 2016 tidak ditemukan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Namun dalam tupoksi
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare yang lainnya, yakni
dalam kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK tahun 2016
ditemukan OPTK jenis bakteri Burkholderia glumae,
Paraeucosmetus pallicornis dan Cuphea balsamona.
Sebagai bentuk dokumentasi atau arsip dari pengawasan
yang dilaksanakan, maka dibuat koleksi Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
Selain koleksi OPT/OPTK, juga dibuat koleksi berupa media
pembawa OPT/OPTK. Koleksi media pembawa diperoleh dari
kegiatan lalu lintas komoditi ekspor maupun antar area masuk
dan keluar wilayah Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201676
Daftar koleksi yang dibuat dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Koleksi OPT tahun 2016
Beberapa Koleksi OPT dan OPTK tahun 2016 dalam lemari Koleksi
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201677
5.5 PEMUSNAHAN
A. Pemusnahan/Pesnghapusan Dokumen Sertifikat Karantian
Tumbuhan
Penghapusan dokumen yang telah berakhir fungsi
merupakan salah satu cara mengurangi jumlah arsip sehingga
tercipta efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan kearsipan
di suatu instansi termasuk Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare. Pemusnahan dokumen ini juga merupakan upaya untuk
menjaga keteraturan dalam pengelolaan dokumen suatu instansi.
Pemusnahan dokumen yang telah berakhir fungsi pada
hakekatnya adalah pemusnahan alat bukti. Oleh karena itu
pemusnahannya wajib dilakukan sesuai dengan kaidah kearsipan,
prosedur, dan peraturan yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan apabila terjadi dimasa-masa akan datang.
Kegiatan pemusnahan/penghapusan dokumen dilaksanakan
pada hari Rabu, tanggal 23 Nopember 2016 bertempat di Instalasi
Pemusnahan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.
Pemusnahan/penghapusan dokumen sertifikat Karantina
Tumbuhan dilaksanakan dengan menghancurkan fisik secara total
dengan cara pembakaran dan disaksikan oleh Kepala Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare (drh. Sri Utami, M. Sc) dan
Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional (Andi Halid, SP) serta Tim
pemusnahan dokumen.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201678
Dokumen yang dimusnahkan :
a. Dokumen Utama
- KT-9 : 475 lembar : nomor seri : 0037.177-0037.180
0037.237-0037.240
0377.534-0378.000
- KT-10: 674 lembar : nomor seri : 0006.577-0006.750
0018.751-0019.250
- KT-11: 239 lembar : nomor seri : 1146.494-1146.500
1146.645-1146.650
1146.775-1147.000
b. Dokumen Penunjang
- DP-5 : 3 blok
- DP-7 : 5 Blok
- Kuitansi : 5 Blok
B. Pemusnahan Komoditi Karantina
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi dari
karantina yaitu untuk menyelamatkan sumber daya alam hayati
dari ancaman hama penyakit hewan karantina dan organisme
pengganggu tumbuhan karantina, khususnya komoditi karantina
yang masuk dan keluar di lingkup Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare. Oleh karenanya Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare akan melaksanakan tindakan Karantina
pemusnahan terhadap komoditi karantina hewan yang tidak
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201679
memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perkarantinaan yaitu Undang Undang No.16 tahun
1992 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan dan
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2000 tentang Karantina
Hewan.
Kegiatan pemusnahan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari
2016 diInstalasi Karantina Jl. Cendrawasih Wake’e Parepare
dilakukan terhadap media pembawa Daging Ayam (Whole Chicken)
10 kg, Daging Sapi 5 kg, Daging Sapi Olahan 2 kg dan Sosis 2 kg
milik Jefry dari Bone. Media Pembawa tersebut tidak disertai
dokumen karantina dari daerah asal dan dalam kondisi tidak
layak konsumsi lagi (busuk) sehingga setelah diterbitkan berita
acara penahanan (8a) dengan No. 2016.1.02903.8A.00.M.000301
maka diterbitkan berita acara penolakan (8b) dengan No.
2016.1.02903.8B.00.M.000301. Penanggungjawab/pemilik barang
tidak sanggup membawa media pembawa yang dilakukan tindak
karantina penolakan dan tidak bisa dihubungi lagi sehingga
diterbitkan berita acara pemusnahan dengan no. No.
2016.1.02903.8C.00.M.000301 dan dilakukan tindakan karantina
pemusnahan terhadap media pembawa tersebut dengan cara
dibakar kemudian dikubur. Kegiatan pemusnahan tersebut turut
disaksikan oleh saksi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201680
Pelabuhan Kota Parepare dan Kepala Kepolisian Sektor Pelabuhan
Parepare.
5.6 AKREDITASI LABORATORIUM
Tuntutan masyarakat terhadap hasil uji laboratorium yang
cepat, akurat, presisi, dan akuntabel menjadi kewajiban
pemerintah untuk memenuhinya. Pemenuhan hasil uji
laboratorium yang cepat, akurat, presisi, dan akuntabel dapat
dilakukan melalui penetapan sistem dan mekanisme pelayanan
yang mengacu pada sistem manajemen mutu. Pelaksanaan sistem
manajemen mutu untuk hasil uji laboratorium yang akurat,
presisi, dan akuntabel pada Laboratorium Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare telah diterapkan sistem manajemen
mutu yang mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008.
Dalam upaya penyempurnaan sistem dan mekanisme
pelayanan pada Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare juga dilaksanakan sistem manajemen mutu pelayanan
yang mengacu pada SNI ISO 9001:2008 dengan mengikuti
dinamika perkembangan pedoman dan standar acuan pelayanan,
serta harmonis dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku. Oleh karena itu, dokumen sistem manajemen mutu
pelayanan pada Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare yang mengacu pada SNI ISO 9001:2008 menjadi
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201681
keharusan untuk disusun yang selanjutnya menjadi acuan dan
pedoman dalam pelayanan.
Sejalan dengan penerapan sistem manajemen mutu yang
mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 dan SNI ISO 9001:2008
perlu memperhatikan kondisi faktual kualitas sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, serta kondisi akomodasi
lingkungan yang ada untuk diidentifikasi dan dilakukan
peningkatan dan penyempurnaannya.
Keberhasilan dalam penyempurnaan dan peningkatan
sumberdaya manusia kompeten yang memiliki integritas, handal
dan profesional, menjadi fokus dalam program kebijakan
Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.
Dasar hukum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare adalah
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian. Ketentuan peraturan perundangan tersebut
juga dilengkapi dengan Keputusan Kepala Laboratorium Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare Nomor:
388/Kpts/KP.110/L5.A/12/2014 Tentang Tentang Personel
Penyelenggara Pelayanan Laboratorium Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare Dalam Rangka Penerapan Sistem
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201682
Manajemen Mutu Pelayanan Laboratorium Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare.
Akreditasi merupakan proses yang panjang yang didahului
dengan proses persiapan (pengorganisasian, program dan
perencanaan laboratorium) berupa penyusunan dokumen mutu,
penerapan sistem manajemen mutu pelayanan pada Laboratorium
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare yang mengacu pada
SNI ISO 9001:2008 yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare
mengajukan permohonan untuk dilakukan akreditasi sebagai
laboratorium penguji ke Badan Standarisasi Nasional pada tanggal
18 Desember 2015. Setelah mendapatkan username dan password
untuk melakukan login ke website KAN pada 20 Desember 2015
maka dilakukan pengisian data-data antara lain ruang lingkup
laboratorium penguji, penandatangan laporan serta informasi
lainnya dilanjutkan dengan upload dokumen pendukung. Ruang
lingkup yang diajukan untuk laboratorium karantina hewan
adalah uji serologis Rose Bengal Test (RBT) serta uji serologis
HA/HI Avian Influenza sedang untuk Karantina Tumbuhan adalah
identifikasi serangga gudang Trogoderma granarium dan
Sitophylus zeamais
Pada tahun 2016 dilakukan penyempurnaan terhadap
dokumen mutu yang telah disusun melalui proses kaji ulang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201683
dokumen mutu. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas SDM
personel laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare maka diselenggarakan kegiatan In House Training sistem
manajemen mutu pelayanan pada Laboratorium Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare yang mengacu pada SNI ISO
9001:2008 pada tanggal 1 – 3 Maret 2016 dengan instruktur Ibu
Ida Farida, BSc, S.Si dan Fadly Amri sebagai assisten instruktur.
Ibu Ida Farida , BSc, S.Si merupakan assessor senior Komite
Akreditasi Nasional.
Setelah proses audit kecukupan selesai dilaksanakan pada
tanggal 2 Mei 2016 maka proses dilanjutkan dengan assesmen
lapangan pada tanggal 1 – 2 Juni 2016 oleh Tim Assesor dari
Komite Akreditasi Nasional dengan lead assessor Drh. Tati
Ariyanti, MP dan Dr. Aziz Purwantoro, M.Sc. Dalam proses
assesmen ditemukan 16 ketidaksesuaian kategori 2 dan 1
ketidaksesuaian kategori 3. Temuan dari assesor ditindaklanjuti
dengan mencari akar penyebab masalah dilanjutkan dengan
melakukan tindakan koreksi dan tindakan perbaikan. Pada
tanggal 20 Oktober 2016 Komite Akreditasi Nasional memutuskan
bahwa Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare
diputuskan untuk Diakreditasi
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201684
5.7 PENYIDIKAN KASUS TINDAK PIDANA KARANTINA
Penyidikan kasus Tindak Pidana Karantina berdasarkan
Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 sepanjang Tahun
Anggaran 2014 tidak ditemukan adanya kasus tindak pidana.
5.8 PENGGUNAAN FORMULIR
Penggunaan Formulir selama Tahun Anggaran 2016 untuk
sertifikat Karantina Hewan (HC) sebanyak 7.830 rangkap dan
sertifikat Karantina Tumbuhan (PC) sebanyak 3.797 rangkap
dengan rincian sebagai berikut :
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201685
Tabel 22. Penggunaan Sertifikat Karantina Hewan SKP Kelas IParepare Tahun 2016.
No. Jenis Sertifikat Jumlah
1.
2.
3.
4.
KH – 9
KH – 10
KH – 11
KH – 12
2.499 Rangkap
3.121 Rangkap
218 Rangkap
1.992 Rangkap
Tabel 23. Penggunaan Sertifikat Karantina TumbuhanSKP Kelas I Parepare Tahun 2016
No. Jenis Sertifikat Jumlah
1.
2.
3.
KT - 9
KT - 10
KT – 12
64 Rangkap
73 Rangkap
3.660 Rangkap
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201686
BAB VICAPAIAN PENGUATAN KERJASAMA DAN
PUBLIK AWARENESS
6.1 PENYEBARLUASAN INFORMASI KARANTINA (PUBLICHEARING)
Menurut Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, ikan dan tumbuhan, karantina didefinisikan
sebagai tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau
organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke
area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari wilayah negara RI.
Dewasa ini Indonesia masih bebas dari sekitar 35 jenis hama
penyakit hewan dan 560 jenis organisme pengganggu tumbuhan
(OPT), sedangkan sekitar 36 jenis hama penyakit hewan dan 1.200
jenis OPT lainnya sudah terdapat di Inodnesia akan tetapi belum
menyebar ke semua pulau/area. Disamping itu berbagai jenis
hama penyakit hewan dan OPT yang sudah terdapat di Indonesia
berlum terdapat di berbagai negara lain.
Oleh karena penyebarannya terutama melalui perdagangan,
maka lalulintas hasil pertanian perlu diatur antara lain melalui
karantina. Semakin meningkatnya volume dan frekuensi lalu
lintas perdagangan hasil pertanian telah mengakibatkan resiko
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201687
penularan dan penyebaran hama penyakit hewan dan organisme
pengganggu tumbuhan menjadi semakin meningkat pula.
Karantina sebagai Garda terdepan pertanian Indonesia,
Bersama Anda Melindungi Negeri adalah tema yang diusung
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare pada acara “Tudang
Sipulung” di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare.
Kegiatan yang dikemas dalam suasana santai dan penuh
keakraban diharapkan mampu menciptakan jalinan kerjasama
dan sinergritas yang baik antara masyarakat pengguna jasa
dengan petugas karantina melalui kegiatan Public Hearing
(Tudang Sipulung) ini, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare, menyampaikan kepada para peserta bahwa sikap
terbuka dan transparan akan senantiasa diterapkan oleh petugas
karantina karena merupakan profesionalisme tugas mereka
disertai tuntutan penerapan Good Governance and Clean
Government berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2012
tentang Standar Pelayanan Publik. Olehnya itu semua saran dan
keluhan akan ditampung dalam kegiatan ini untuk perbaikan
pelayanan selanjutnya.
Akan tetapi dibutuhkan pula feed back dari pengguna jasa
dengan memahami 4 (empat) hal yaitu :
1. Mekanisme/alur pelayanan yang jelas
2. Persyaratan dan prosedur pelayanan yang transparan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201688
3. Biaya jasa tindakan karantina transparan sesuai PP Nomor 48
tahun 2012.
4. Pelayanan petugas yang ramah, terbuka, cepat dan mudah
serta profesional.
Dengan pemahaman tersebut diharapkan pelaku usaha yang
melalulintaskan komoditi pertanian melaporkan setiap komoditi
wajib periksa karantina kepada petugas karantina sehingga Motto
Badan Karantina Pertanian “Bersama Anda Melindungi Negeri”
benar-benar tercipta.
6.2 KOORDINASI PENGAWASAN KARANTINA
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare salah satu Unit
Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian yang mempunyai
13 (tiga belas) Kab/Kota di Propinsi Sulawesi Selatan senantiasa
menjalin hubungan yang baik dengan instansi-instansi terkait di
seluruh wilayah kerja agar terjalin sinergi yang baik terhadap
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan.
Semakin meningkatnya lalu lintas barang dan orang dari
Nunukan yang tidak dilengkapi persyaratan karantina menjadi
ancaman masuk dan tersebarnya media pembawa Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) dan Keamanan Hayati. Selain itu potensi alam
Indonesia yang kaya kadang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201689
tidak bertanggungjawab dengan melakukan perdagangan ilegal,
sehingga diperlukan pengawasan yang ketat terhadap media
pembawa tersebut.
Pelaksanaan tugas dan fungsi karantina pertanian yaitu
pengawasan dan pemeriksaan media pembawa tidak akan berjalan
efektif dan optimal tanpa adanya koordinasi dengan instansi
terkait lingkup pelabuhan dan unsur keamanan serta TNI.
Dalam rangka meningkatkan pengawasan dan pencegahan
masuknya HPHK dan OPTK dari pelabuhan Nunukan masuk
Pelabuhan Nusantara Parepare maka akan dilaksanakan Patroli
Bersama yang melibatkan unsur terkait ditempat pemasukan yang
telah ditetapkan maupun ditempat pemasukan dan pengeluaran
yang belum ditetapkan.
Patroli Bersama ini dilakukan sebagai langkah pembinaan
meningkatkan kepatuhan masyarakat dan implementasi pasal 31
Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan serta Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan.
Hal ini juga diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan
Karantina Pertanian Nomor : 2053/Kpts/OT.160/L/10/2011
tentang Pedoman Tindakan Preventif dalam Pengawasan dan
Penindakan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan serta
Pengawasan Keamanan Hayati.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201690
Tujuan kegiatan Patroli Bersama yang melibatkan unsur
terkait dalam pelabuhan adalah :
c. Meningkatkan kewaspadaan guna mencegah terjadinya
pelanggaran di bidang karantina hewan dan tumbuhan serta
pengawasan keamanan hayati di tempat-tempat pemasukan;
d. Melakukan tindakan pembinaan dan kepatuhan kepada
masyarakat;
e. Melakukan Public awareness kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
perkarantinaan ; dan
f. Meningkatkan profesionalisme petugas karantina dalam
pemeriksaan dan pengawasan lalulintas media pembawa HPHK
dan OPTK.
Pelaksanaan kegiata Patroli Bersama Tahun 2016
dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2016 dan dilakukan pada saat
bongkar muat penumpang dengan menjelajahi daerah yang telah
ditentukan serta melihat adanya kerawanan terhadap pelanggaran
perkarantinaan, baik karantina hewan maupun karantina
tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Mencatat dan
mendokumentasikan informasi yang diperoleh selama patroli.
Mengambil tindakan awal apabila menemukan kasus tertangkap
tangan. Target Patroli Bersama adalah media pembawa HPHK dan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201691
OPTK yang dilalulintaskan di pelabuhan laut Nusantara,
utamanya media pembawa yang masuk dari Nunukan.
Kegiatan Patroli Bersama ini merupakan perwujudan dari
rapat koordinasi yang dikemas dalam Coffee Morning. Kegiatan
tersebut adalah mencegah tindak pelanggaran perkarantinaan
terhadap media pembawa HPHK dan OPTK sehingga Kota Parepare
terhindar dari hama dan penyakit dari daerah lain di wilayah
Republik Indonesia.
6.3 BULAN BHAKTI KARANTINA PERTANIAN
Bulan Bakti Karantina Pertanian merupakan momentum
kampanye public awareness perkarantinaan yang dapat
digunakan untuk mengarahkan, mendorong dan menggerakan
masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan melalui kegiatan
yang berhasil dan berdaya guna. Pada akhirnya diharapkan
partisipasi dan dukungan masyarakat dalam pelaksanaan
mencegah-tangkal hama penyakit hewan tumbuhan untuk
perlindungan kekayaan alam hayati dan perekonomian bangsa.
Tema sentral bulan bakti Badan Karantina Pertanian Tahun
2016 adalah ”Melindungi Negeri, Mengawal Kedaulatan Pangan”
dan diadopsi oleh semua unit pelaksana teknis termasuk Stasiun
Karantina Pertaian Kelas I Parepare. Slogan dari penyelenggaraan
Bulan Bakti Karantina Pertanian tahun 2016 adalah :
”Melindungi Negeri, Mengawal Kedaulatan Pangan”
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201692
Icon mengambil data dari diberlakukannya pertama kali
peraturan perkarantinaan yakni pelarangan pemasukan tanaman
kopi dan biji kopi asal Srinlanka yang terkena wabah penyakit
karat daun kopi ke Indonesia yakni Ordonasi No. 19 Staatsblad
No. 262 tahun 1877.
Bulan Bakti Karantina berlangsung selama satu bulan penuh
yaitu setiap tanggal 8 Juni sampai dengan 8 Juli setiap tahunnya.
Bulan bakti menjadi bulan yang sarat dengan kegiatan, dimana
pada bulan tersebut setiap UPT mengadakan serangkain kegiatan-
kegiatan untuk lebih mengenalkan peran karantina kepada
masyarakat.
Diharapkan dengan strategi komunikasi ini dapat lebih
mudah menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk
menggalang dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap isu
perkarantinaan. Sehingga hal ini dapat memudahkan petugas
karantina menjaga kelestarian sumber daya alam pertanian
Indonesia
Bulan bakti karantina pertanian yang dilaksanakan oleh
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare dimulai pada tangal
8 Juni – 8 Juli 2016 , adapun kegiatannya dimulai dengan
Pembukaan dengan format Media Campaign (Media Luar
Ruang/Billboard, Media Cetak, Spanduk, umbul-umbul dan mug
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201693
yang dilanjutkan dengan kegiatan Jum’at bersih, donor darah,
anjangsana ke panti asuhan Hidayatullah di Kota Parepare.
6.4 PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :
96/PMK.06./2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan Barang Milik
Negara Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik
Negara dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari
pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna barang
dan/atau kuasa pengguna barang dan atau pengelola barang dari
penguasaannya.
Beberapa barang milk negara yang dikelola Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare telah memenuhi persyaratan
untuk dilakukan penghapusan/lelang sesuai Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor : 452/kpts/pl320/7/2016 berupa :
Bangunan gedung Kantor Permanen, Pagar pengamanan
permanen, Mobil mini bus sebanyak 1 buah, sepeda motor
sebanyak 2 buah.
6.5 KUNJUNGAN DAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Peran strategis karantina pertanian sebagai barrier regulasi
perdagangan internasional sehubungan dengan pencegahan
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201694
masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK maupun dihilangkanya
hambatan tarif pada era perdagangan rupanya menjadi motivasi
bagi sebagian kalangan akademisi untuk lebih mengenal arti
karantina.
Pengenalan terhadap pengertian, maksud dan tujuan serta
prosedur yang dilaksanakan oleh karantina dapat diperoleh
dengan melakukan kunjungan, studi banding maupun praktek
kerja lapangan/praktek kerja kompetensi pada kantor karantina
terdekat seperti yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.
Dengan kunjungan dapat diperoleh informasi dan gambaran
umum apa yang ingin diketahui tetapi dengan Praktek Kerja
Kompetensi, informasi yang diperoleh lebih mendalam karena
waktu untuk mendapatkan informasi lebih banyak.
Praktek Kerja Kompetensi bertujuan mengembangkan
pengalaman belajar siswa dalam bentuk praktek kerja dan atau
jasa di unit usaha, perusahaan dan atau instansi pemerintah yang
terkait, membina sikap mandiri dalam berusaha dan atau bekerja,
melatih sikap bermasyarakat yang bergerak dalam bidang usaha
dan jasa, menghayati pola hidup masyarakat yang bergerak dalam
bidang usaha dan jasa, membina hubungan dan kerjasama antara
lembaga dengan masyarakat, pemerintah dan swasta. Berikut
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201695
daftar kunjungan/Magang dan PKL di Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare selama tahun 2016.
Tabel 24. Daftar kunjungan/Magang dan PKL di SKP Kls IParepare selama tahun 2016
No. Instansi Kegiatan Waktu
1.
Mahasiswa FakultasPertanian,Peternakan danPerikanan
Magang 25 Januari sd 20Maret 2016
2.Mahasiswa FakultasKedokteran HewanIPB
Penelitian 08 April 2016
3. SMK-PP NegeriRappang
Praktek KerjaUsaha (PKU)Praktek Kerja
Industri (Prakerin
15 Agustus sd 11November 2016
4Fakultas KedokteranUniversitasHasanuddin
Magang 6 Juni sd 11 Juni2016
5Fakultas KedokteranUniversitasHasanuddin
Magang 13 Juni sd 18 Juni2016
6 Yayasan KesehatanKanker Indonesia Kunjungan 16 Juli 2016
7 SMK-PP NegeriRappang
Praktek KerjaUsaha (PKU)Praktek Kerja
Industri (Prakerin
15 September sd 1Desember 2016
8Masiswa KedokteranHewan UniversitasHasanuddin
Kunjungan 21 Oktober 2016
9
Kepala Sub BidangKarantinaTumbuhan Benihekspor dan AntarArea
Kunjungan 14-16 Desember 2016
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201696
BAB VIICAPAIAN PENGUATAN SISTEM INFORMASI PERKARANTINAAN
7.1 INHOUSE SISTEM (E-QVet dan E-Plaq)
Badan Karantina Pertanian telah mengembangkan sistem
informasi dalam berbagai bidang, dimana ditahun-tahun
sebelumnya Barantan khususnya bagian informasi telah
mengembangkan program E-Qvet dan E-Plaq untuk karantina
tumbuhan dalam rangka mendukung kegiatan tindakan
karantina. Kedua program tersebut terus mengalami
perkembangan dan perbaikan, perkembangan terakhir dari kedua
program tersebut adalah adanya system online sehingga data
kegiatan bisa langsung diterima dan dilihat langsung di pusat dan
di UPT tujuan komoditi, selain itu program ini juga memudahkan
petugas dalam menjalankan tugas operasional karantina,
pelaporan dan meningkatkan mutu pelayanan karantina terhadap
pengguna jasa.
7.2 JARINGAN VPN
Dalam rangka meningkatkan akselerasi pelayanan karantina
dan komunikasi data dalam lingkup Badan Karantina Pertanian,
sejak tahun 2011 SKP Kelas I Parepare sebagai Unit Pelaksana
Teknis Badan Karantina Pertanian telah mengembangkan salah
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201697
satu teknologi informasi terbaru yaitu Virtual Private Network
(VPN) yang merupakan jaringan telekomunikasi yang dibuat
khusus untuk menghubungkan karantina baik pusat dengan UPT
dan antar UPT diseluruh wilayah Indonesia.
Beberapa manfaat VPN diantaranya adalah :
a. Menjamin autentikasi, kontrol akses, kerahasiaan dan
keutuhan data. Data dapat dengan cepat diperoleh karena
seluruh UPT yang terhubung VPN dianggap berada pada satu
jaringan yang sama;
b. Pengurangan biaya operasional internet, telepon dan faksimili;
c. Semua data tersentralisasi di server Badan Karantina
Pertanian sehingga memudahkan dalam pengorganisasian
jaringan;
d. Pemanfaatannya dapat digunakan untuk segala jenis
pelaporan, misalnya SAK, SIMAK-BMN, E-Plaq, E-Qvet
termasuk segala aplikasi terapan lainnya akan dapat berjalan
secara optimal.
7.3 WEBSITE SKP KELAS I PAREPARE
Website Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare sejak
tahun 2011 dengan tampilan baru. Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare adalah skppare2.karantina.pertanian.go.id
Website ini menjadi media bagi Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare untuk menyebarluaskan informasi dalam bidang
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201698
perkarantinaan khususnya lingkup Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare kepada masyarakat khususnya pengguna jasa
yang dapat mengakses informasi tentang perkarantinaan hewan
dan tumbuhan serta keamanan hayati dan informasi lainnya.
7.4 SMS CENTER SKP KELAS I PAREPARE
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare sejak tahun
2011 memiliki sms center (skppare2) yang digunakan sebagai
media untuk menyebarluaskan informasi tentang perkarantinaan
lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare kepada
instansi terkait, pengguna jasa, UPT lain dan masyarakat umum
dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 201699
BAB VIIICAPAIAN PENGUATAN SARANA DAN PRASARANA
Untuk mendukung pelaksanaan tupoksi Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare perlu didukung sarana dan prasarana
yang ada. Sebagai hasil dari rekonsiliasi TA. 2016 maka posisi
Barang Milik Negara (BMN) di Neraca (per tanggal 31 Desember
2016) sebagai berikut :
Tabel 25. Posisi Barang Milik Negara di Neraca SKP Kelas IParepare Tahun Anggaran 2016
Akun Neraca JumlahKode Uraian
117111
117113
117114
131111
132111
133111
133112
134113
136111
137111
137211
137312
137313
166112
169122
Barang Konsumsi
Bahan untuk Pemeliharaan
Suku Cadang
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Irigasi
Jaringan
Konstruksi dalam pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Peralatan
dan Mesin
Akumulasi Penyusutan Gedung
dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan Irigasi
Akumulasi Penyusutan Jaringan
Aset Tetap yang tidak digunakan
dalam operasi pemerintahan
Akumulasi penyusutan aset
Tetap yang tidak digunakan
dalam operasi
184,859,925
0
0
5,044,327,600
4.582.403.562
7,357,218,000
37,000,000
152,102,600
0
(3,556,952,138)
(616,842,082)
(370.000)
(22,438,791)
78,599,200
(11,789,880)
13,228,117,996
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016100
Pada Tahun Anggaran 2016 kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana adalah :
I. Kendaraan Bermotor
a. Kendaraan Bermotor R4 atau Lebih
b. Kendaraan Bermotor R2
II. Perangkat pengolah data dan komunikasi
a. Alat pengolah data
III. Peralatan dan fasilitas perkantoran
a. Alat Teknis dan Laboratorium
b. Meubelair
c. Pendingin Ruangan
IV.Gedung/bangunan
- Gedung dan Bangunan Karantina Pertanian
a. Pengadaan dan Pematangan Tanah untuk kantor pelayanan
wilker Garongkong
b. Pengadaan dan Pematangan Tanah untuk Kantor wilker
Awerange
c. Talut UPL IKH Garongkong Pengelolaan Limbah IKH
Garongkong
- Gedung dan Bangunan
a. Gedung Kantor Pelayanan Wilker Siwa
b. Pembangunan Pagar Keliling Wilker Siwa
c. Gedung Kantor Pelayanan Wilker Garongkong
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016101
d. Pemasangan Paving Blok Wilker Garongkong
e. Bangunan Instalasi Karantina Pertanian di Wilker
Garongkong
f. Pembuatan Irigasi wilker Garongkong
Posisi aset Milik Negara pada SKP Kelas I Parepare.
a. Tahun (2014) sebesar : Rp. 8.315.210.456,-
b. Tahun (2015) sebesar : Rp. 8.171.155.364,-
c. Tahun (2016) sebesar : Rp. 13.228.117.996
Sepanjang tahun (2016) terdapat penyusutan sebesar Rp.
144.055.092,-
8.1 GEDUNG DAN BANGUNAN
Tahun Anggaran 2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare melaksanakan pembangunan kantor pelayanan wilker
Garongkong, pembangunan Talut UPL IKH Garongkong
Pengelolaan Limbah IKH Garongkong, Gedung Kantor Pelayanan
Wilker Siwa, Pembangunan Pagar Keliling Wilker Siwa, Gedung
Kantor Pelayanan Wilker Garongkong, Pemasangan Paving Blok
Wilker Garongkong, Bangunan Instalasi Karantina Pertanian di
Wilker Garongkong dan Pembuatan Irigasi wilker Garongkong
untuk menunjang kelangsungan penyelenggaraan karantina
pertanian, selain itu telah memiliki bangunan gedung kantor
permanen, bangunan gedung instalasi bangunan laboratorium
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016102
permanen, gedung pos jaga permanen, gedung garasi/pool semi
permanen, gang way, incenerator dan screen house, mess
permanen.
8.2 KENDARAAN BEMOTOR
Jumlah kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2 sampai
dengan tahun 2016 SKP Kelas I Parepare :
Tabel 26. Perincian Kendaraan Bermotor SKP Kelas IParepare Tahun Anggaran 2016
No. Jenis KendaraanBermotor
Jumlah(unit) Keterangan
1.
2.
Mini bus
Sepeda motor
5
16
Kondisi kendaraan
baik
Jumlah 21
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016103
BAB IXCAPAIAN PENGUATAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN
9.1 REALISASI ANGGARAN
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare juga didukung dengan
anggaran yang bersumber dari APBN yang tersedia dalam DIPA
awal sebesar Rp. 12.857.157.000,-. Pagu tersebut mengalamai
revisi sebanyak 10 kali dengan revisi terakhir Rp.
12.383.562.000,- yang terdiri dari Rp. 12.266.980.000 (rupiah
murni) dan Rp. 116.582.000 (PNBP). Jika dibandingkan dengan
pagu anggaran TA. 2016 maka anggaran tersebut mengalami
peningkatan dari Rp. 6.455.392.000 menjadi Rp. 12.383.562.000
atau naik sebesar 191,98%. Peningkatan anggaran tersebut
karena adanya peningkatan belanja modal.
Selama TA, 2016 DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare mengalami 9 kali revisi yaitu 5 kali revisi tanpa
mengubah anggaran dan 5 kali revisi dengan mengubah pagu
anggaran.
1. Revisi I : adanya optimalisasi anggaran dan penambahan
volume dari belanja modal gedung dan bangunan (pengadaan
tanah wilker awerange, pengadaan tanah wilker garongkong,
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016104
gedung dan bangunan wilker Siwa) dari volume 3.624,08 M2
menjadi 4.608,01 M2 dengan pagu tetap.
2. Revisi II : adanya revisi induk Badan Karantina Pertanian
terkait penghematan anggaran perjalanan, dari pagu Rp.
12.857.157.000 menjadi Rp. 12.239.347.000;
3. Revisi III : revisi DIPA induk terkait penambahan anggaran
perjalanan dan lembur, dari pagu Rp. 12.239.347.000 menjadi
Rp. 12.504.447.000;
4. Revisi IV : adanya optimalisasi anggaran dan penambahan
volume dari belanja modal peralatan dan fasilitas perkantoran
(pengadaan meubelair yang semula tidak ada menjadi ada
dengan volume 13 unit, pengadaan AC yang semula tidak ada
menjadi 3 unit), volume gedung dan bangunan (pengadaan
tanah wilker awerange, pengadaan tanah wilker garongkong)
dari volume 4.608,01 M2 menjadi 5.568,01,01 M2 dengan pagu
tetap.
5. Revisi V : adanya pergeseran anggaran dari belanja layanan
sertifikasi karantina pertanian dan pengawasan keamanan
hayati (pengasingan dan pengamatan karantina hewan dan
karantina tumbuhan) ke penyelenggaraan operasional dan
pemeliharaan perkantoran (honor operasional satuan kerja)
dengan pagu tetap.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016105
6. Revisi VI : Revisi DIPA induk terkait penghematan anggaran
kementerian baik belanja barang maupun modal, dari pagu Rp.
12.504.447.000 menjadi Rp. 12.470.572.000;
7. Revisi VII : Revisi DIPA induk berupa pemberian tanda bintang
pada alokasi belanja barang dan perjalanan dan pemangkasan
anggaran layanan perkantoran (penyelenggaraan operasional
dan pemeliharaan perkantoran) dari pagu Rp. 12.470.572.000
menjadi Rp. 12.363.732.000;
8. Revisi VIII : Revisi DIPA induk terkait adanya penambahan
alokasi anggaran layanan sertifikasi karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati dan belanja pegawai dari pagu
Rp. Rp. 12.363.732.000 menjadi Rp. 12.458.496.000
9. Revisi IX : adanya optimalisasi anggaran dari dari belanja
perangkat pengolah data dan komunikasi ke belanja modal
gedung dan bangunan (penambahan sub komponen
pemasangan paving blok wilker garongkong dan siwa serta
pembuatan sumur bor wilker garongkong) dengan pagu tetap.
10. Adanya revisi/pengurangan DIPA induk pada belanja gaji, dari
pagu Rp. 12.458.496.000 mejadi Rp. 12.383.562.000
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016106
Tabel 27. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per SumberDana SKP Kelas I Parepare Tahun Anggaran 2016
UraianAnggaran
(Rp.)Realisasi Belanja
(Rp.)Persentase
(%)
Rupiah Murni 12.266.980.000 12.028.991.936 98,07%
Pinjaman LN - - -
Hibah - - -
Rupiah MurniPendamping
- - -
PNBP 116.582.000 113.824.800 97,63%`
Jumlah 12.383.562.000 12.142.816.736 98,06%
Tabel 28. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per JenisBelanja SKP Kelas I Parepare Tahun Anggaran 2016
KodeJenisBel.
Uraian JenisBelanja Anggaran (Rp) Realisasi
Belanja (Rp)Persentase
(%)
51 Belanja Pegawai 2.628.522.000 2.594.818.122 98.72
52 Belanja Barang 3.932.851.000 3.728.529.514 94.80
53 Belanja Modal 5.822.189.000 5.819.469.100 99.95
Jumlah 12.383.562.000 12.142.816.736 98.06
Tabel 29. Rincian Realisasi Pengembalian Belanja per JenisBelanja SKP Kelas I Parepare Tahun Anggaran 2016
Kode JenisBel. Uraian Jenis Belanja Realisasi Pengembalian
Belanja (Rp)51 Belanja Pegawai 0
52 Belanja Barang 0
53 Belanja Modal 0
Jumlah 0
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016107
Belanja pegawai sebesar Rp. 2.628.522.000 yang telah
digunakan untuk keperluan gaji pokok, tunjangan suami/istri,
tunjangan anak, tunjangan struktural, tunjangan fungsional,
tunjangan pajak, tunjangan beras, belanja uang makan,
tunjangan umum, belanja uang lembur, tunjangan khusus
terealisasi sebesar Rp. 2.594.818.122 atau sekitar 98.72 %
Sedangkan pagu untuk belanja barang sebesar Rp.
3.932.851.000 terealisasi sebesar Rp. 3.728.529.514 atau sekitar
Rp. 94.80%. Belanja ini digunakan untuk membiayai keperluan
perkantoran, penambah daya tahan tubuh, belanja operasional
lainnya, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya
pemeliharaan peralatan dan mesin, belanja pengiriman surat
dinas pos surat, belanja sewa, belanja daya dan jasa, belanja
bahan, honor, belanja perjalanan lainnya. Sisa anggaran belanja
barang adalah sebesar Rp. 204.321.486. Sedangkan untuk Belanja
Modal dengan plafon sebesar Rp. 5.822.189.000,- terealisasi
sebesar Rp. 5.819.469.100,- atau 99.95%. Sisa Belanja Modal
adalah Rp. 2.719.900,-
Tabel 30. Rincian Realisasi Belanja Modal SKP Kelas I ParepareTahun Anggaran 2016
KodeJenisBel.
Uraian JenisBelanja Anggaran (Rp) Realisasi
Belanja (Rp)Persentase
(%)
531111 BM Tanah 3.014.487.000 3.012.094.600 99.92
532111 BM Peralatandan Mesin
641.642.000 174.000.000641.641.700 100
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016108
533111 BM Gedungdan Bangunan
2.129.060.000 2.128.732.800 99.99
534111 BM Jalan danJembatan
- - -
534112 BM Irigasi 37.000.000 37.000.000 100
534113 BM Jaringan - - -
535111 BM FisikLainnya
- - -
Jumlah 5.822.189.000 5.819.469.100 99,95
9.2 PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai sumber
penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
berasal dari pelayanan jasa tindakan karantina dan pengeluaran
barang/fasilitas untuk negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2004 yang kemudian disempurnakan menjadi
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2013 yang disempurnakan
menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016 tentang
Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Pertanian dilakukan pemungutan oleh
Bendaharawan Penerima di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Parepare dan Pembantu Bendaharawan khusus di tempat wilayah
kerja.
Adanya perubahan tarif akibat berlakunya PP yang baru
tersebut dalam pelaksanaannya berjalan lancar dan tidak terlalu
mengalami permasalahan baik secara administrasi maupun teknis
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016109
operasional di lapangan, berkat sosialisasi dari pihak pelayanan
teknis di lapangan secara kontinu.
Perbandingan antara target dan penerimaan dalam 3 tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 31. Perbandingan antara Target dan Penerimaan(TA. 2014 – 2016) SKP Kelas I Parepare
No TargetPenerimaan 2014 2015 2016
1.
2.
Target
Penerimaan
Rp. 214.430.000
Rp. 292.719.810
Rp. 270.000.000
Rp. 278.945.334
Rp. 233.164.760
Rp. 371.569.709
Prosentase 131.34 % 103.31% 159,36%
Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, penerimaan
jasa karantina masih merupakan kontributor/sumbangan terbesar
dari seluruh penerimaan negara bukan pajak Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare.
Oleh karena itu fluktuasi penerimaan jasa karantina sangat
berpengaruh terhadap pencapaian target, sedangkan fluktuasi
penerimaan jasa karantina tidak lepas dari banyaknya volume
kegiatan.
Tahun 2016 dicapai Rp. 371.569.709 dari target
Rp. 233.164.760 disetor sampai bulan Desember 2016. Perolehan
PNBP ini menurun dibandingkan dengan tahun yang lalu karena
meningkatnya frekuensi dan volume tindakan karantina hewan.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016110
BAB XKESIMPULAN DAN SARAN
11.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2016
sebagaimana yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan kegiatan tahun 2016 baik penyelenggaraan
administrasi ketatausahaan maupun operasional
perkarantinaan pada umumnya dapat berjalan dengan baik.
Namun dengan keterbatasan sumber daya manusia yang
dimiliki berbagai kendala masih dijumpai.
2. Pelaksanaan tugas pokok di Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Parepare dan wilayah kerjanya berjalan baik, dengan
dukungan instansi terkait dan pemerintah daerah setempat
sebagai pemegang kebijakan di daerah.
3. Hasil pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) tahun 2016 melalui kegiatan pengamatan status situasi
Hama Penyakit Hewan Karantina yang dilakukan pada 13
kabupaten/kota yang menjadi wilayah pemantauan Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare didapatkan data sebar status
dan situasi Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) terdiri atas 15
jenis HPHK golongan II yang ditemukan pada ruminansia besar, 5
jenis HPHK golongan II ditemukan pada ruminansia kecil, 9 jenis
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016111
HPHK golongan II ditemukan pada unggas, 3 jenis HPHK golongan II
ditemukan pada anjing dan kucing, 1 jenis HPHK golongan II
ditemukan pada babi, dan 1 jenis HPHK golongan II ditemukan pada
kuda. Total keseluruhan HPHK golongan II yang ditemukan adalah
26 jenis, data yang diperoleh berdasarkan pada laporan narasumber
yang meliputi gejala klinis dan hasil uji laboratorium secara pasif
yang diperoleh selama proses wawancara dengan petugas dari dinas
yang membidangi fungsi keswan dan kesmavet pada masing-masing
kabupaten/kota yang menjadi wilayah pemantauan Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Parepare maupun berdasarkan hasil
surveillance yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros. Dari
26 jenis HPHK yang terdata 12 diantaranya telah diteguhkan
diagnosanya melalui pemeriksaan laboratorium.
4. Pelaksanaan kegiatan pemantauan daerah sebar OPTK tahun
2016 dapat disimpulkan bahwa ditemukan adanya OPTK A2
pada tanaman padi yaitu Paraeucosmetus pallicornis (Dallas)
pada lokasi di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Luwu.
5. Hasil koleksi HPHK tahun 2016 adalah Serum darah positif
Brucellosis.
6. Dalam kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK tahun 2016
ditemukan OPTK jenis bakteri Burkholderia glumae,
Paraeucosmetus pallicornis dan Cuphea balsamona.
7. Beberapa Tempat Pemasukan/pengeluaran belum ditempatkan
petugas karena minimnya aktivitas pelabuhan/bandar udara
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016112
namun tetap dilakukan monitoring dan koordinasi pengawasan
dengan instansi terkait dalam bentuk Patroli bersama.
8. Tahun 2016 telah melakukan proses penghapusan untuk
beberapa aset yang kondisinya rusak.
11.2 SARAN
Untuk lebih meningkatkan kinerja yang akan datang,
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan teknis dan anggaraan untuk
peningkatan sarana laboratorium (alat, bahan) sebagai scientific
base dalam rangka pemeriksaan uji diagnostik baik komoditi
hewan dan tumbuhan untuk menuju karantina yang tangguh
dan terpercaya dalam melindungi kelestarian sumber daya
hayati, hewan dan tumbuhan, lingkungan dan
keanekaragaman hayati serta keamanan pangan.
2. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) khususnya pendidikan formal seperti S2 di bidang
kesehatan hewan dan hama penyakit tanaman serta
peningkatan keterampilan/keahlian SDM.
3. Perlu adanya sosialisasi secara terus menerus kepada
pengguna jasa.
Laporan Tahunan SKP Kelas I Parepare TA. 2016113
4. Informasi-informasi yang diberikan oleh pusat sudah cukup
baik dan lancar, oleh sebab itu harus dipertahankan serta
ditingkatkan.
top related