bab i pendahuluan a. latar belakang masalah/peng…kepuasan dan loyalitas konsumen adalah hal yang...
Post on 13-Feb-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi dewasa ini telah memberikan banyak kontribusi
terhadap globalisasi di segala bidang. Perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat semakin memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Teknologi
komunikasi merupakan saranan yang mutlak diperlukan dalam melakukan segala
kegiatan, tanpa adanya dukungan dari teknologi komunikasi semua kegiatan atau
aktivitas akan banyak mengalami hambatan.
Pertumbuhan bisnis yang semakin global dan persaingan dalam dunia
bisnis yang semakin ketat membuat organisasi atau perusahaan harus
memperhatikan agar konsumen tidak berpindah ke prusahaan lain perusahaan
harus memperhatikan bagaimana mengelola pelangganya agar pelanggan tidak
berpaling pada perusahaan lain. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan agar konsumen tidak berpindah pada perusahaan lain adalah
perusahaan harus berusaha menjaga kepuasan konsumen karena kepuasan
konsumen akan menimbulkan loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal terhadap
suatu perusahaan tidak akan mudah berpindah ke perusahaan lain. Kepuasan dan
loyalitas konsumen adalah hal yang utama pada era persaingan yang semakin
ketat (Supranto, 2001:10-13).
Pada era persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini, banyak
perusahaan yang mulai memberikan perhatian lebih terhadap kepuasan dan
2
loyalitas konsumen, sehingga para pemasar saat ini tidak hanya berkosentrasi pada
produk yang dihasilkan dan meningkatkan volume penjualan tetapi lebih banyak
berkosentrasi menjaga hubungan dengan konsumen. Tanpa adanya loyalitas
konsumen suatu perusahaan mungkin tidak akan dapat bertahan dalam persaingan.
Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan loyalitas konsumen pada
era persaingan seperti sekarang ini, merekrut pelanggan baru akan lebih mahal
bagi perusahaan, sehingga perusahaan lebih baik berusaha menjaga loyalitas
konsumen (Kotler, 2003:44-48)
Teknologi yang semakin berkembang membuat handphone semakin
bertambah frekuensinya. Dahulu handphone hanya dapat digunakan untuk
komunikasi seperti handphone biasa tetapi sekarang fungsi yang dimiliki
handphone semakin bertambah, misalnya dapat digunakan untuk sms, merekam
vidio, musik, radio, kamera dan juga dapat disambungkan dengan jaringan
internet. Perusahaan-perusahaan operator seluler berusaha melakukan berbagai
cara untuk menarik pelanggan. Salah satu cara yang dilakuakan oleh perusahaan
adalah dengan menciptakan keunggulan-keunggulan yang membedakan
perusahaan yang satu dengan yang lain agar pelanggan tertarik. Keunggulan-
keunggulan yang diciptakan oleh perusahaan operator telepon seluler dapat berupa
peningkatan layanan dalam hal luasnya jaringan, kualitas jaringan, inovasi
produk, pelayanan pelanggan, dan tarif kompetitif yang wajar serta dengan
kemanfaatan produk. (www.Telkomsel.co.id, 2007)
Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna layanan jasa mobile pada
kartu Hallo. Penelitian ini mengangkat studi mengenai layanan jasa mobile pada
3
kartu Hallo karena saat ini teknologi komunikasi semakin berkembang pesat,
terutama dalam pertumbuhan pengguna handphone yang sangat banyak serta
dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain misalnya dapat digunakan untuk
disambungkan dengan jaringan internet.
Penelitian-penelitian terdahulu mengidentifikasi faktor penentu loyalitas
konsumen untuk pelayanan yang bersifat mobile. Akan tetapi, beberapa penelitian
menyelidiki efek dari berbagai atribut jasa terhadap pengambilan keputusan.
Karena tingkat perkembangan pasar dan perilaku konsumen yang berbeda, temuan
penelitian mungkin hanya menyediakan aplikasi yang terbatas.
Mengetahui adanya masalah ini, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
pengendali kepuasan dan loyalitas dalam pasar mobile. Literatur jasa mendukung
bahwa kualitas jasa dan nilai yang dirasakan berfungsi sebagai pengendali
kepuasan dan niat loyalitas. Karena kualitas jasa dan nilai yang dirasakan
memberikan peran penting pada tingkat kepuasan dan keputusan loyalitas,
penelitian ini memiliki dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk mengetahui
dimensi kualitas jasa dalam konteks pelayanan mobile yang dirasakan konsumen
dalam evaluasi jasa mereka. Lee, at al (2001) meneliti pengaruh kualitas jasa
terhadap kepuasan konsumen terhadap pelayanan mobile, tetapi konsep kualitas
jasa terbatas pada layanan suara. Secara bersama-sama, penelitian ini mengetahui
pentingnya mengidentifikasi kualitas layanan dari jasa mobile di tingkat
perusahaan layanan, termasuk layanan suara dan data. Loyalitas konsumen telah
menjadi sasaran utama bagi para pemasar dalam dasawarsa terakhir. Para pemasar
telah menginvestasikan sebagian besar sumber daya mereka untuk
4
mengembangkan program loyalitas. Akan tetapi, sebuah artikel terkini
memunculkan sebuah pertanyaan tentang efektivitas pemasaran loyalitas dalam
praktek. Dalam penelitian ini mengungkapkan sebuah program loyalitas yang
dirancang dengan baik dengan proposis nilai sebagai faktor yang penting dari
kesuksesan pemasaran loyalitas. Untuk mengembangkan sebuah program loyalitas
yang efektif, penting sekali untuk memahami proses keputusan loyalitas
konsumen. Dengan adanya proposisi kebutuhan dan nilai konsumen berbeda-beda
antar jenis-jenis produk dan jasa yang berbeda, fokus penelitian ini pada proses
keputusan loyalitas dalam konteks pelayanan mobile.
Dari uraian diatas maka penulis menuangkanya dalam bentuk skripsi yang
berjudul:
”PENGARUH PERCEIVED QUALITY DAN SOCIAL VALUE TERHADAP
LOYALTY DENGAN EKONOMIC VALUE, EMOTIONAL VALUE DAN
SATISFACTION SEBAGAI MEDIASI DALAM KONTEKS MOBILE
SERVICE”
(Studi pada pengguna layanan mobile pada kartu Hallo di Wilayah
Surakarta)
B. Rumusan Masalah
Perceived quality, dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang
berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Jadi definisi dari perceived
quality adalah estimasi tentang keunggulan suatu produk (Durianto, 2001:26).
5
Satisfactions, variable ini didefinisikan sebagai suatu kepuasan konsumen
sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesanya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya
(Kotler, 2007:177). Kepuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi
ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya
(atau norma kinerja lain) dan kinerja actual produk yang dirasakan setelah
pemakaianya (Tjiptono, 2004:146).
Loyalty, merupakan prilaku yang terkait dengan merek sebuah produk,
termasuk kemungkinan memperbaharui kontrak merek dimasa yang akan datang.
Jika produk tidak mampu memuaskan pelanggan, pelanggan akan berreaksi
dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merk atau produk) dan
voice ( pelanggan menyatakan ketidak puasanya secara langsung pada produk ).
Andreassen, at al (1997) dalam Hasan (2008)
Economic value, merupakan kemampuan konsumen untuk membelanjakan
uangnya. Nilai ekonomi terkait dengan keuntungan ekonomi yang dirasakan, yang
diterima, dibandingkan dengan biaya moneter yang dikeluarkan untuk jasa.
Emotional value, merupakan kemauan konsumen dalam membelanjakan
uangnya. Dalam konteks retail, Sweeney dan Soutar (2001) menemukan bahwa
nilai emosional adalah peramal yang kuat dari minat membeli konsumen di toko
tertentu.Goleman (1998) mendefinisikan emosi sebagai sesuatu yang merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan
6
suatu kondisi kesiapan aksi yang terjadi pada seseorang yang mengawaali
pengendalian prilaku emosional.
Social value, hampir setiap masyarakat mempunyai semacam bentuk
struktur kelas sosial. Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen
dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku
yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal seperti
penghasilan, diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan pendidikan,
kekayaan dan variable lain (Kotler, 1997:144). Dalam istilah perspektual,
individu-individu menganggap bahwa golongan yang berbeda mempunyai jumlah
prestise, kekuasaan, dan privasi yang bervariasi (Mowen, 2002:326).
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Perceived quality berpengaruh positif terhadap Economic value?
2. Apakah Perceived quality berpengaruh positif terhadap Emotional value?
3. Apakah Economic value berpengaruh positif terhadap Satisfactions?
4. Apakah Emotional value berpengaruh positif terhadap Satisfactions?
5. Apakah Social value berpengaruh positif terhadap Satisfactions?
6. Apakah Satisfactions berpengaruh positif terhadap Loyalty?
7
C. Tujuan Penelitian
Dari penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh Perceived quality terhadap
Economic value
2. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh Perceived quality terhadap
Emotional value
3. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh Economic value terhadap tingkat
Satisfactions
4. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh Emotional value terhadap
tingkat Satisfactions
5. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh Social value terhadap tingkat
Satisfactions
6. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh tingkat Satisfactions terhadap
tingkat Loyalty
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat praktis dan manajerial
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan panduan yang berguna
untuk pelaksana jasa mobile dalam memahami pengendali utama dari
satisfactions dan loyalty, mengidentifikasi lima atribut layanan yang terpisah
dari pelaksana jasa mobile, dan menemukan bahwa masing-masing atribut
mempengaruhi respon kognitif dan afektif dari konsumen secara berbeda.
8
Serta untuk melihat secara dekat tentang pengaruh dari perceived quality
dalam konsumsi dari layanan mobile.
2. Manfaat bagi kalangan akademisi
Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya, sehingga segala kelemahan
dan kekurangan dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.
3. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah wawasan penulis serta menerapkan ilmu telah yang
diperoleh di dunia praktek.
9
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dimensi Perceived quality dalam Jasa Mobile
Perceived quality menurut Chapman dan Wahlers (1999:54) adalah
kepercayaan konsumen terhadap keseluruhan kualitas suatu produk. Perceived
quality produk akan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian
konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Karena perceived quality
merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika perceived quality
pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama
dipasar. Sebaliknya, jika perceived quality pelanggan positif ,produk akan disukai.
Untuk layanan jasa mobile dalam penelitian ini menggunakan lima
komponen yang termasuk dala Perceived Quality diantaranya adalah (Lim at al,
2006) :
a. Pricing
Merupakan nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsun maupun
bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dolar,
yen, peso, franc dan lain sebagainya). Harga terbentuk dari kompetensi produk
untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu produsen dan konsumen. Produsen
memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat
pancapaian tujuan organisasi (missal memperoleh laba, mengatasi persaingan,
mendongkrak penjualan dan sebagainya). Sedangkan konsumen memandang
10
harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginanay (missal hemat, prestos, syarat pembayaran yang lunak
dan sebagainya) (Tiptono, 1997:147).
b. Network
Adalah segenap perangkat telekomunikasi yang dapat menghubungkan
pemakaiannya (umumnya manusia) dengan pemakai lain, sehingga kedua
pemakai tersebut dapat saling bertukar informasi (dengan cara bicara, menulis,
menggambar atau mengetik ) pada saat itu juga.
c. Data
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas,
dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara
langsung kepada pemakai (Abdul kadir, 2005:29).
d. Billing
Meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transanki individual,
laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah
rekening (Tjiptono, 2007:91).
e. Costomer Service
Adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara
memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah
yang sedang dihadapi.
11
2. . Nilai yang dirasakan oleh konsumen dalam konteks Jasa Mobile
Dalam penelitian ini multi dimensi dari nilai yang dirasakan berdasar pada
tulisan Sweeney dan Soutar (2001), yang awalnya mencakup kualitas, ekonomi,
emosional, dan nilai sosial. Untuk mengembangkan level hirarki yang terpisah di
antara kualitas dan nilai yang dirasakan konsumen, penelitian ini mengadopsi tiga
dimensi nilai yang paling relevan untuk pengalaman jasa mobile—ekonomi,
emosional, dan nilai sosial.
Economic value terkait dengan keuntungan ekonomi yang dirasakan yang
diterima dibandingkan dengan biaya moneter yang dikeluarkan untuk jasa.
Banyak peneliti menemukan peranan signifikan dari nilai moneter yang dirasakan
konsumen terhadap kepuasan dan keputusan masa depan (Chen, 2003; McDougall
dam Levesque, 2000).
Emotional value mengacu pada kegunaan yang dihasilkan dari pernyataan
rasa atau afektif yang ditimbulkan oleh penyedia jasa (Sweeney dan Soutar,
2001). Emotional value ini diharapkan untuk menggabungkan respon afektif
konsumen ke stimulus jasa dalam suatu model means-end yang berorientasi
kognitif. Dalam konteks retail, Sweeney dan Soutar (2001) menemukan bahwa
nilai emosional adalah peramal yang kuat dari minat membeli konsumen di toko
tertentu. Kepuasan emosi adalah bentuk dari produk atau jasa (Dube and Menon,
2000). Komponen emosional dalam kepuasan ini tergantung dari perasaan
konsumen pada saat menerima jasa atau produk ( de Rutyer and Bloemer, 1998).
Pada gilirannya, social value terkait dengan penguatan konsep diri sosial
(Sweeney dan Soutar, 2001). Dalam penggunaan produk atau jasa yang
12
dikemudikan teknologi, image sosial dapat menjadi faktor penting yang
mempengaruhi pembuatan keputusan konsumen. Handphone adalah media yang
melaluinya pengguna melakukan kontak sosial (Ling, 2004). Dan juga, konsumen
mempertimbangkan kepemilikan dari alat yang dikemudikan teknologi sebagai
simbol status sosial dan juga item fashion. Dalam artian ini, tampilan dan
penggunaan dari handphone mereka penting bagi para pengguna telepon mobile
untuk memperbaiki cara mereka dipandang oleh orang lain (Ling, 2004; Lu dkk.,
2003). Karena itu, nilai sosial diharapkan memberikan peranan penting dalam
konteks penggunaan jasa mobile.
3. Satisfaction
1). Pengetian Satisfaction
Ada beberapa pengertian satisfaction menurut para ahli, antara lain :
a. Kotler (2009:138) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang
dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka.
b. Day (1984) dalam Tjiptono (2007:349) mendefinisikan kepuasan konsumen
konsumen sebagai penilaian evaluatif purna beli menyangkut pilihan
pembelian spesifik.
c. Howard dan Sheth (1969) dalam Tjiptono (2007:394) mengungkapkan bahwa
kepuasa pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan
kesepadanan atau ketidak sepadanan antara hasil yang didapatkan
dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan.
13
d. Mowen (1995) dalam Tjiptono (2007:394) merumuskan kepuasan pelanggan
sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah perolehan
(acquisition) dan pemakainaya.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa satisfaction
menyatakan suatu tingkatan di mana keinginan, kebutuhan, dan harapan dapat
terpenuhi atau terlampaui melalui transaksi yang telah di evaluasi pasca konsumsi.
Lupiyoadi (2001), dalam menentukan kepuasan pelanggan, terdapat lima
faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu:
a. Kualitas produk, pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
b. Kualitas pelayanan, pelanggan akan merasa puas jika mereka mendapatkan
pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapakan.
a. Emosional, pelanggan akan merasa puas jika mereka mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan
merk tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi.
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai social
atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merk
tertentu.
d. Harga produk yang dimaksud dengan hal ini adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh konsumen ketika konsumen membeli produk untuk
memenuhi kebutuhannya.
14
e. Biaya, pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
puas terhadap produk atau jasa itu.
Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan referensi yang baik
terhadap produk kepada orang lain. Tidak demikian dengan seorang pelanggan
yang tidak puas (dissatisfield). Pelanggan yang tidak puas dapat melakukan
tindakan pengembalian produk, atau secara ekstrim bahkan dapat mengajukan
gugatan terhdap perusahaan yang memproduksi produk tersebut.
2). Model Kepuasan Konsumen
Sejumlah teori dan model konseptual telah dikemukakan dan digunakan
untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan. Dalam Tjiptono (2007:356) di jelaskan beberapa model
kepuasan pelanggan,diantaranya:
a) Model diskonfirmasi harapan (expectancy disconfirnation model)
Model yang berkembang pada dekade 1970-an ini mendefinisikan
kepuasan pelanggan sebagai “evaluasi yang memberikan hasil dimana
pengalaman yang dirasakan setidaknya sama baiknya (sesuai) dengan yang
diharapkan.
Tingkat kinerja yang diharapkan dari produk tertentu dipengaruhi oleh
kharakteristik produk/jasa, faktor promosi, pengaruh produk lain, dan karakteristik
pelanggan itu sendiri. Dalam hal produk/jasa pengalaman sebelumnya yang
dimiliki pelanggan berkenaan dengan produk/jasa tersebut, harganya dan
15
karakteristik fisiknya mempengaruhi harapanya terhadap kinerja produk/jasa
bersangkutan. Jadi jika produk/jasa itu mahal harganya, atau kinerjanya sangat
baik dalam pengalaman konsumsi yang lalu, maka pelanggan bersangkutan
mungkin memiliki estándar kinerja yang tinggi.
b) Equity Theory
Model tradisional equity theory ( dikenal pula dengan istilah keadilan
distributif dalam literatur sosiologi) berusaha mengoprasionalisasikan prinsip
utama”pertukaran” (exchange). Menurut Homans (dikutip dalam Oliver&Swan,
1989), reward yang didapatkan seseorang dari pertukaranya dengan orang lain
harus proposional dengan investasinya.
Equity theory beranggapan bahwa orang menganalisis rasio input dan
hasilnya (outcome) dengan rasio input dan hasil mitra pertukaranya. Jika ia
merasa bahwa rasionya unfavorabel dibandingkan anggota lainya dalam
pertukaran tersebut, ia cenderung akan merasakan adanya ketidakadilan. Rasio ini
bisa ditunjukkan secara sederhana sebagai berikut:
Dengan demikian, hasil yang diperoleh individu A dari pertukaran dibagi
dengan input yang diberikanya harus sama dengan hasil yang didapatkan indiviud
B, dari pertukaran tersebut dibagi input individu B. apabila rasio tersebut
dipersepsikan tidak sama (tidak seimbang), terutama jika dirasakan unfavorabel
Hasil A Hasil B = Hasil A Hasil B
16
bagi pelanggan yang melakukan evaluasi, maka yang terjadi adalah
ketidakpuasan.
c) Attribition Theory
Attribition Theory mengidentifikasikan proses yang dilakukan seseorang
dalam menentukan penyebab aksi/tindakan dirinya, orang lain, dan objek tertentu.
Atribusi yang dilakukan seseorang bisa sangat mempengaruhi kepuasan purna
belinya terhadap produk atau jasa tertentu, karena atribusi memoderasi parasaan
puas atau tidak puas.
d) Experientially-Based Affective Feelings
Pendekatan eksperiensial berpandangan bahwa tingkat kepuasan
pelanggan dipengaruhi persaan positif dan negatif yang diasosiasikan pelanggan
dengan barang atau jasa tertentu setelah pembelianya. Dengan kata lai, selain
pemahaman kognitif mengenai diskonfirmasi harapan, perasaan yang timbul
dalam proses purna beli juga mempengaruhi perasaan puas atau tidak puas
terhadap produk yang dia beli.
e) Assimilation –Contras Theory
Menurut teori ini, konsumen mungkin menerima penyimpanagn (deviasi)
dari ekspektasinya dalam batas tertentu. Apabila produk atau jasa yang dibeli dan
dikonsumsi tidak terlalu berbeda dengan apa yang diharapkan pelanggan, maka
kinerja produk atau jasa tersebut akan diasimilasi/diterima dan produk/jasa
bersangkutan akan dievaluasi secara positif (dinilai memuaskan).
17
f) Oppenent Process Theory
Teori ini berusaha menjelaskan mengapa pengalaman konsumen yang
pada mulanya memuaskan cenderung di evaluasi kurang memuaskan pada
kejadian atau kesempatan berikutnya. Sebagai contoh kunjungan ulang ke sebuah
restoran bisa menggambarkan kondisi saat kepuasan yang sangat besar sulit skali
di pertahankan. Seorang konsumen bisa saja sangat puas terhadap restoran tertentu
dan menunya pada saat kunjungan pertama. Akan tetapi, jika ia melakukan
kunjungan ulang berturut-turut, evaluasi yang sangat positif tersebut cenderung
akan menurun dan kemungkinan malah bisa manjadi tidak puas.
g) Model Anteseden dan Konsekuensi Pelanggan
Gambar II.1
Model Anteseden dan Konsekuensi Kepuasan Pelanggan
Ekspektasi
Diskonfirmasi
Kinerja
Affect
Equity
Kepuasan
Minat pembelian
ulang
Gethok Tular Negatif
Prilaku komplain
18
Dalam model tersebut, antesenden kepuasan pelanggan meliputi (1)
ekspektasi pelanggan (sebagai antisipasi kepuasan); (2) diskonfismasi ekspektasi
(ekspektasi berperan sebagai standar pembanding untuk kinerja); (3) kinerja
(performance); (4) affect; dan (5) equity (penilaian konsumen terhadap keadilan
dan distributif, prosedural, dan intraksional). Sedangkan konsekuensi kepuasan
pelanggan diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni (1) prilaku komplain; (2)
prilaku gethok tular negatif (negative word-of-mouth); (3) minat pembelian ulang
(repurchase intention).
3). Konsep Kepuasan Konsumen
Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar II.2
Diagram konsep kepuasan konsumen
Sumber : Rangkuti, 2006
Tujuan perusahaan
Produk
Nilai produk Bagi
Konsumen
Tingkat Kepuasan Konsumen
Harapan konsumen
terhadap produk
Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
19
Umumnya pelanggan muncul dengan kebutuhan yang beragam dan
dipenuhi dengan harapan yang berbeda-beda tentang apa yanga akan diterimanya
bila ia membeli produk yang ditawarkan perusahaan.pada sisi lain perusahaan
menciptakan produk yang merupakan kinerja dari perusahaan yang berupa nilai
produk bagi konsumen.kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap
apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Tjiptono (1996:146)
Setelah itu harapan pelanggan terhadap produk dan nilai produk bagi konsumen
bertemu ketika pelanggan mengkonsumsi produk tersebut dan menghasilkan
tingkat kepuasan pelanggan .untuk lebuh jelasnya, konsep kepuasan pelanggan
dapat ditunjukkan dalam bagan sebagai berikut: Dharmesta (1999:19)
4). Pembentukan Kepuasan atau Ketidak Puasan Konsumen
Salah satu model yang dapat digunakan untuk menjelskan pembentukan
kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah expectancy disconfirmation
model.
Berdasarkan penggunaan suatu produk tertentu, pelanggan membangun
harapan bagaiman seharusnya kinerja suatu produk. Harapan ini dikonfirmasikan
dengan pengalaman aktual dari kinerja produk tersebut. Jika mutu tidak sesuai
dengan harapan akan muncul perasaan tidak puas. Jika kinerja melibihi harapan
maka akan dihasilkan perasaan puas dan jika kinerja tidak berbeda dengan
harapan akan dikatakan bahwa harapan telah terkonfirmasi, meskipun harapan
yang terkonfirmasi adalah pernyataan yang positif untuk pelanggan. Tetapi hal ini
20
tidak akan menghasilkan perasaan puas yang cukup kuat. Kepuasan baru benar-
benar dirasakan oleh pelanggan, bila kinerja melebihi harapan mereka.
Gambar II.3
Pembentukan Kepuasan / Ketidak Puasan konsumen
Sumber : Tjiptono (2007:357)
5). Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Kotler (dalam Tjiptono 2007:366) mengidentifikasi empat metode untuk
mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berorientasi pada pelanggan memberikan kesempatan
yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan,
Harapan terhadap kinerja merek tertentu
Kinerja gagal memenuhi harapan
Kinerja melampaui harapan
Kinerja tidak terlalu berbeda dengan harapan
Evaliasi kesesuaian / ketidak sesuaian antara harapan dan kinerja
Pengalaman produk / merek sebelumnya
Evaluasi terhadap kinerja actual merek bersangkutan
21
misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, customer hot lines,
dan lain-lain. Metode ini lebih berfokus pada identifikasi masalah dan
pengumpulan saran.
b. Ghost shopping
Dalam metode ini perusahaan mempekerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk berperan sebagai pembeli potensial terhadap produk perusahaan
dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai
kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
mereka dalam pembelian produk tersebut.
c. Lost customer analysis
Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer
loss rate juga penting, dimana peningkatan customer loss rate menunjukkan
kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.
d. Survey kepuasan pelanggan
Umunya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan penelitian
survey, baik dengan survey melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi
McNael dan Lamb dalam Peterson dan Wilson (1992:61).
Adanya kepuasan pelanggan akan berpengaruh terhadap loyalitas
konsumen dan pembelian ulang yang berbeda-beda untuk setiap perusahaan.
Pelanggan yang loyal belum tentu berarti mereka puas. Sebaliknya pelanggan
yang puas cenderung untuk menjadi pelanggan yang loyal.
22
4. Loyalty
1). Pengertian Loyalty
Istilah loyalitas konsumen sebetulnya berasal dari loyalitas merek yang
mencerminkan loyalitas konsumen pada merek tertentu. Disini kedua istilah
tersebut, yaitu loyalitas konsumen dan loyalitas merek menunjukkan hal yang
sama.
Loyalitas konsumen didefinisikan sebagai :
”Kesediaan pelanggan untuk secara konsisten menkonsumsi jasa pada penyedia
jasa atau perusahaan yang sama serta menyediakanya sebagai pilihan pertama dari
berbagai alternatif yang ada dan memenuhinya dengan prilaku serta memberikan
sikap dan kesdaran yang baik dengan mengabaikan situasi yang mempengaruhi
untuk berpindah ke perusahaan atau penyedia jasa yang lain (Caruana, 1999,
Gremler dan Brown, 1996 dalam Lu Ting Pong dan Tang Pui Yee, 2001 dalam
Sugiharto Catur, 2001 ).”.
Oliver (1997), mendefinisikan loyalitas konsumen merupakan kedalaman
komitmen yang dipegang untuk melakukan pembelian kembali atau berlangganan
terhadap produk/jasa dimasa mendatang. Loyalitas konsumen merupakan bentuk
dari pembelian berulang (repetitive purchase). Konsumen yang loyal akan
melakukan pilaku pembelian berulang pada suatu produk yang sama, walaupun
banyak produk menawarkan diskon dan melakukan promosi yang gencar.
Loyalitas memiliki 6 prinsip Pearson dalam Sismiyanto (2007:15), yaitu:
a) Loyalitas mengacu pada konsumen bukan merk. Beberapa pelanggan menjadi
loyal tetapi pada merk tertentu karena harga atau karena adanya kebijakan-
23
kebijakan tertentu. Hal ini pelanggan menjadi loyal pada perusahaan karena
beberapa kategori produk, bukan yang lainnya.
b) Loyalitas bukan berasal dari pembelian produk dengan harga yang murah.
Konsumen bisa saja membeli produk dari pesaing dengan harga yang murah.
Untuk itu penting sekali bagi perusahaan untuk memberikan harga khusus
bagi pelanggannya sehingga dapat meningkatkan loyalitas.
c) Loyalitas membutuhkan keterlibatan positif pelanggan, bukan hanya
pembelian berulang saja. Loyalitas konsumen itu lebih berarti daripada
kepuasan konsumen walaupun kepuasan merupakan suatu kondisi yang sangat
dibutuhkan demi terciptanya loyalitas dimasa yang akan dating.
d) Loyalitas merupakan pengalaman total pada merk, bukan hanya pada
periklanan / komunikasi perusahaan pada konsumen.
e) Loyalitas terjadi setiap saat dan loyalitas merupakan hubungan timbal balik
antara perusahaan dengan pelanggan. Sebelum konsumen menjadi loyal pada
perusahaan, perusahaan harus lebih dulu pada konsumen, yaitu dengan cara
mengenal dan menghormati pelanggannya.
f) Loyalitas adalah hasil hubungan total antara perusahaan dengan pelanggannya
dan loyalitas staf perusahaan merupakan faktor utama untuk membangun
loyalitas konsumen.
2). Karakteristik Konsumen yang Loyal
Terdapat beberapa karakteristik umum yang bisa didefinisikan apakah
seorang konsumen mendekati loyalitas atau tidak. Assel (1992) dalam Setiadi
24
(2003:201), mengemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan
konsumen yang loyal sebagai berikut:
a) Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap
pilihanya
b) Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat resiko yang
lebih tinggi dalam pembelinya
c) Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko
d) Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap
merek.
3). Tahap-tahap Loyalitas Konsumen
Model loyalitas menurut Oliver (1999) Dalam Durianto, Supratikno,
Sugiarto, Widjaja (2005:19), kesetian pelanggan ada tahapan sebagai berikut :
a. Cognitive Loyalty
Pada tahap loyalitas yang pertama ini, informasi atribut merk yang tersedia
bagi konsumen menunjukkan bahwa satu merk adalah lebih baik dari pada
alternative merk lainnya. Tahap ini disebut kognitif atau loyalitas berdasarkan
pada kepercayaan merk semata. Cognition bisa didasarkan pada pengetahuan yang
dialami orang lain atau pengetahuan terdahulu atau informasi berdasarkan
pengalaman saat ini.
Pada tahap ini, konsumen lebih memperhatikan tentang kualitas dan harga
barang serta jasa dan inilah sebabnya mengapa konsumen kembali ke toko
langganan daripada ke toko yang lain. Akan tetapi, pada tahap loyalitas ini
25
mungkin tidak begitu kuat karena konsumen dapat meninggalkan toko tersebut
dan berpindah ke toko lain bila mereka menganggap sebagai pilihan yang baik.
Sehingga, evaluasi kualitas jasa dapat dijadikan sebagai indikator yang baik
daripada loyalitas kognitif. Bila kepuasan terjadi, maka akan menjadi bagian dari
pengalaman konsumen dan akan mulai menerima afektif.
b. Affective Loyalty
Tahap kedua, sikap terhadap merk telah dikembangkan pada saat terjadi
kepuasan saat menggunakan. Komitmen pada tahap ini mengacu pada loyalitas
efektif dan ditanamkan dalam benak konsumen sebagai kesadaran dan pengaruh.
Pada tahap ini, loyalitas konsumen didasarkan pada sikap relatif terhadap toko
serta kepuasan yang didapat. Sikap relatif ini dihasilkan dari loyalitas konsumen
pada tahap sebelumnya yaitu loyalitas kognitif. Sikap relatif ini dipengaruhi oleh
kepuasan dan kualitas jasa yang diperoleh yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada perekomendasian toko tersebut yang dilakukan oleh konsumen. Jadi dalam
penelitian Oliver menggunakan sikap relatif dan kepuasan untuk mengukur
loyalitas afektif.
c. Conative Loyalty
Tahap konatif dipengaruhi oleh episode yang berulang sebagai pengaruh
positif suatu merk. Konasi didefinisikan sebagai komitmen terhadap suatu merk
tertentu untuk melakukan pembelian ulang. Pada tahap ini indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur conative loyalty yaitu intensitas pembelian ulang dan
keinginan konsumen untuk merekomendasikan toko tersebut pada konsumen lain.
26
d. Action Loyalty
Pada tahap ini minat diubah menjadi tindakan yang disebut juga sebagai
pengendali tindakan Kuhl and Beckmann (1985) dalam Oliver (1999). Pengendali
tindakan ini memotivasi minat pada tahap loyalitas sebelumnya untuk diubah
menjadi kesediaan untuk bertindak. Pengendali tindakan ini disertai keinginan
atau hasrat tambahan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin
mencegah tindakan tersebut. Kesiapan untuk bertindak merupakan analisator
terhadap komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang barang atau jasa
secara konsisten dimasa yang akan datang. Sedang mengatasi hambatan
merupakan analisator untuk membeli kembali meslipun pengaruh-pengaruh
situasional dan usaha-usaha pemasaran menyebabkan switching behavior Oliver
(1997) dalam Oliver (1999). Indikator yang dipakai dalam mengukur loyalitas
tindakan ini yaitu frekuensi berbelanja ke toko langganan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa cognitive loyalty fokus pada aspek kinerja
merk, affective loyalty diarahkan pada kesenangan terhadap merk, Conative
loyalty difokuskan pada pengalaman ketika konsumen menginginkan untuk
membeli kembali merk, dan action loyalty adalah komitmen bertindak untuk
membeli kembali.
27
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Lim at al, (2006) dalam sebuah artikel
dengan judul ”M-Loyalty: winning strategies for mobile carriers” yang
dilakukan di Amerika Serikat, sampel adalah konsumen umum AS yang baru-
baru ini berlangganan jasa mobile. Sampelnya adalah 137 mahasiswa pra-
sarjana digunakan dalam basis suka rela, alat uji yang diguanakan adalah
SEM. Penelitian ini menemukan bahwa adanya pengaruh antara faktor-faktor
penentu kepuasan dan keputusan loyalitas dalam penggunaan mobile service.
2. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Cheng et al., (2008) dengan judul “The
Driving Forces of Customer Loyality: A Study of Internet Service Providers in
Hong Kong”, mengenai customer loyalty pada ISP (internet servis provider)
di Hongkong, yang menggunakan alat analisis Structural Equation Modelling
(SEM), sampel penelitian ini adalah pengguna layanan internet. Meneliti
pengaruh service quality, customer satisfaction, corporate image, switching
cost, dan price perception terhadap customer loyalty.
3. Penelitian yang dilakukan Gallarza dan Saura (2006) yang berjudul ”Value
dimensions, perceived value, satisfactions and loyalty: an investigation of
university students’ travel behaviour” dimana sempelny adalah 274 biro
perjalanan wisata di Spanyol, dan menggunakan alat uji analisis SEM
menemukan bahwa nilai sosial berpengaruh pada kepuasan.
4. Penelitian Harris dan Goode (2004), yang berjudul ”The four levels of loyalty
and the pivotal role of trust: a study of online service dynamics”. Penelitian
ini dilakukan di New York dengan menggunakan sample 750 responden yaitu
28
konsumen buku online dan konsumen perusahaan penerbangan. Penelitian ini
menggunakan alat uji analisis LISREL. Menyatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara perceived quality dan perceived value.
5. Penelitian Zeithaml et al,(1996), yang berjudul “The behavioral consequences
of service quality” yang dilakuakn di Amerika, sampelnya adalah 2400 toko
computer yang ada di Amerika dan mengunakan alat analisis SERVQUAL.
Dalam penelitian ini menyebutkan bahwa kepuasan yang diperoleh konsumen
setelah melakukan pembelian akan membangun persepsi positif terhadap
produk tersebut yang kemudian akan menciptakan loyalitas konsumen.
29
C. Kerangka Pemikiran
Gambar II.4
Kerangka Pemikiran
Sumber : Lim at al, (2006)
Berdasarkan gambar II.4 dapat diketahui bahwa penelitian ini akan
menguji keterkaitan antara Perceived Quality, Economic value, Emotional value,
Social value terhadap Satisfaction dan Loyalty dalam konteks mobile service
(studi pada pengguna layanan mobile pada pengguna kartu Hallo di wilayah
Surakarta). Dimana Perceived Quality berpengaruh terhadap Economic value,
Emotional value, dan Satisfaction. Pada saat konsumen memiliki Economic value,
Emotional value dan Satisfaction yang tinggi terhadap suatu produk/jasa maka,
akan mempengaruhi tingkat Loyalty.
Perceived Quality :
· Pricing
· Network
· Data
· Billing
· Coustemer
Service
Economic value
Emotional value
Social value
Loyalty Satisfaction
30
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah dalam penelitian atau
pernyataan sementara tentang pengaruh hubungan dua variabel atau lebih.
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis yang dibentuk dalam
penelitian ini sebagian besar bersumber pada penelitian terdahulu, sehingga
diharapkan hipotesis teersebut cukup valid untuk diuji. Untuk lebih membatasi
hasil penelitian maka objek penelitian dimasukkan dalam hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Pengaruh Perceived Quality terhadap Economic value dan Emosional value
Perceived quality didefinisikan sebagai presepsi konsumen terhadap
seluruh kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan sesuai dengan
apa yang diharapkan konsumen. Harris dan Goode (2004) dari hasil penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara perceived quality dan
perceived value. Penelitian yang dilakukan oleh Grewal, et.al (1998) dalam Harris
dan Goode (2004) mengemukakan bahwa perceived quality merupakan faktor
utama pembentuk keputusan konsumen terhadap value.
Penelitian ini mengidentifikasi atribut yang terkait dengan mobile service, yaitu
perencanaan pricing, network, data, billing dan customer service. Setiap dimensi
kemungkinan memiliki kontribusi yang berbeda untuk nilai yang dipersepsikan.
Namun, secara keseluruhan perceived quality mempengaruhi perceived value.
Penelitian yang dilakukan Lim dan Park (2006), menyatakan bahwa perceived
quality berpengaruh pada economic value dan emosional value. Berdasarkan
pemaparan tersebut maka hipotesis yang dikemukakan adalah:
31
H1a : Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Economic value
H1b : Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Emosional value
2. Pengaruh Economic value, Emosional value, Social value terhadap Satisfaction
Literatur yang mendukung, yaitu Fernandez dan Bonillo (2009), menemukan
bahwa economic value berpengaruh pada satisfaction. Penelitian yang dilakukan
oleh Gallarza dan Saura (2006), menemukan bahwa social value berpengaruh pada
satisfaction dan penelitian Lim dan Park (2006) menghipotesiskan bahwa, economic
value, emotional value dan social value berpengaruh pada satisfaction. Kotler
(2009:138) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil)
terhadap ekspektasi mereka. Perceived value merupakan hasil dari evaluasi
manfaat relatif dan pengorbanan dalam hubungannya dengan penawaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Lai et.al (2009), menemukan bahwa Perceived
value berpengaruh pada satisfaction.
Penelitian ini mengadopsi tiga dimensi nilai yang relevan dengan mobile service,
yaitu economic value, emosional value, social value (Lim dan Park, 2006).
Berdasarkan pemaparan tersebut maka hipotesis yang dikemukakan adalah:
H2a : Economic value berpengruh positif terhadap Satisfaction
H2b : Emosional value berpengaruh positif terhadap Satisfaction
H2c : Social value berpengaruh positif terhadap Satisfaction
32
3. Satisfaction berpengaruh terhadap Loyalty
Menurut Kotler (2009:138) kepuasan merupakan perasaan senang atau
kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan
produk (hasil) terhadap ekpekstasi mereka. Sedangkan loyalitas terbentuk apabila
pelanggan merasa puas dengan merek atau tingkat layanan yang diterima dan
berniat untuk terus melanjutkan hubungan ( Selnes, 1993:21). Konsumen yang
puas mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengulang pembelian
(Zeithaml et al., 1996 dalam Torres-Moraga et al., 2008). Lim et al., (2006)
menyebutkan kepuasan yang diperoleh konsumen setelah melakukan pembelian
akan membangun persepsi positif terhadap produk tersebut yang kemudian akan
menciptakan loyalitas konsumen. Dalam penelitian Cheng et al., (2008) juga
menemukan pengaruh positif antara customer satisfaction terhadap loyalty.
Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah:
H3: Satisfaction berpengaruh positif terhadap Loyalty
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Cooper dan Schindler (2006) berbagai pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah formal study (diawali dengan adanya
hipotesis dan bertujuan untuk menguji hipotesis tersebut melalui penelitian ini),
communication study (peneliti menanyai subyek dan mengumpulkan respon
mereka), ex post facto design (peneliti hanya melaporkan apa yang sudah dan
sedang terjadi secara apa adanya), causal study (berusaha menerangkan hubungan
antar variabel), cross-sectional study (hanya melakukan penelitian pada suatu
waktu), statistical study (berusaha menangkap karakteristik-karakteristik suatu
populasi, menguji hipotesis secara kuantitatif dan melakukan generalisasi), serta
field setting (penelitian dilakukan dalam kondisi lingkungan yang sebenarnya).
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei konsumen.
Survei dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu
orang (konsumen) yang menggunakan kartu Hallo yang pernah mengakses
internet atau menggunakan layanan mobile pada kartu Hallo dan terus
mengunakanya untuk mendukung aktivitasnya sehari-hari.
34
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan orang, kejadian atau sesuatu yang
menarik dan dapat digunakan peneliti dalam melakukan penelitian (Sekaran,
2006:121). Dalam penelitian ini populasi targetnya adalah individu yang telah
menggunakan layanan mobile kartu Hallo minimal 3 kali dalam seminggu.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa
anggota yang diambil dari populasi. Dengan kata lain, beberapa, tapi tidak
semuanya, elemen dari populasi merupakan sampel (Sekaran, 2006:123), dalam
penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 200 responden. Berdasarkan
pedoman dari Ferdinand (2002:46) jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali
5-10.
3. Teknik sampling
Penelitian ini menggunakan teknik nonprobalility sampling, yaitu
purposive sampling. Peneliti menggunakan nonprobability sampling karena
peneliti tidak mengetahui jumlah keseluruhan anggota populasi yang diteliti.
Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan kriteria tertentu yaitu pengguna layanan mobile kartu Hallo minimal
3 kali dalam seminggu di wilayah Surakarta.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survey dengan cara
mewawancarai responden secara langsung yang dipandu dengan kuesioner yang
didesain. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat keseriusan responden
35
dalam pengisian kuesioner sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai
keakurasian yang tinggi.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Pricing
Harga adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen ketika
konsumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhannya. Konstruk ini diukur
dengan menggunakan 2 (dua) butir pertanyaan yang digunakan oleh Lim et. al.,
2006 yaitu
• Kartu Hallo memberikan penawaran harga sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
• Kartu Hallo menawarkan harga yang lebih tinggi dari provider lain
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
2. Network
Merupakan perangkat telekomunikasi yang dapat menghubungkan
pemakaiannya (umumnya manusia) dengan pemakai lain, sehingga kedua
pemakai tersebut dapat saling bertukar informasi (dengan cara bicara, menulis,
menggambar atau mengetik ) pada saat itu juga. Konstruk ini diukur dengan
menggunakan 2 (dua) butir pertanyaan yang digunakan oleh Lim et. al., (2006)
yaitu:
• Kartu Hallo memiliki jaringan yang lebih luas
36
• Kartu Hallo memiliki kejernihan dalam suara
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
3. Data
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas,
dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara
langsung kepada pemakai. Konstruk ini diukur dengan menggunakan 6 (enam)
butir pertanyaan yang digunakan oleh Lim et. al., (2006) yaitu:
• Kartu Hallo memiliki layanan penyimpanan data otomatis
• Pengaksesan MMS pada Kartu Hallo prosesnya cepat
• Kartu Hallo dalam akses game on line dan Download ringtone prosesnya cepat
• Akses mendengarkan musik langsung dari internet dengan menggunakan
Kartu Hallo prosesnya cepat
• Ketersediaan lokasi provider Kartu Hallo ada dimana-mana
• Kartu Hallo memiliki layanan perkiraan cuaca, layanan informasi perjalanan
dan informasi tentang olahraga.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
4. Billing
Meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transanki individual,
laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah
37
rekening. Konstruk ini diukur dengan menggunakan 3 (tiga) butir pertanyaan yang
digunakan oleh Lim et. al., (2006) yaitu:
• Kartu Hallo memiliki data penagihan yang akurat
• Rincian dalam tagihan Kartu Hallo jelas
• Proses penagihan Kartu Hallo tidak berbelit-belit
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
5. Service quality
Adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara
memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah
yang sedang dihadapi. Konstruk ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) butir
pertanyaan yang digunakan oleh Lim et. al., (2006) yaitu:
• Kartu Hallo tidak bisa menyelesaikan masalah konsumen
• Layanan konsumen Kartu Hallo tidak sopan dalam melayani pelanggan
• Pusat panggilan Kartu Hallo tidak bisa menyelesikan masalah saya
• Pusat layanan Kartu Hallo memberikan layanan yang baik
• Informasi dari Kartu Hallo selalui tidak sesuai
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
38
6. Economic value
Merupakan kemampuan konsumen untuk membelanjakan uangnya. Nilai
ekonomi terkait dengan keuntungan ekonomi yang dirasakan/diterima,
dibandingkan dengan biaya moneter yang dikeluarkan untuk jasa. Konstruk ini
diukur dengan menggunakan 3 (tiga) butir pertanyaan yang digunakan oleh Lim
et. al., (2006) yaitu:
• Layanan mobile Kartu Hallo memberikan harga yang layak
• Layanan mobile Kartu Hallo memberikan harga yang murah dan ekonomis.
• Layanan mobile Kartu Hallo sesuai dengan harganya
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
7. Emotional value
Nilai emosional, merupakan kemauan konsumen dalam membelanjakan
uangnya. Konstruk ini diukur dengan menggunakan 2 (dua) butir pertanyaan yang
digunakan oleh Lim et. al., (2006) yaitu:
• Saya akan memakai layanan mobile Kartu Hallo
• Saya merasa senang dan puas saat menggunakan layanan mobile Kartu Hallo
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
39
8. Social value
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur
dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
Konstruk ini diukur dengan menggunakan 4 (empat) butir pertanyaan yang
digunakan oleh Lim et. al., (2006) yaitu:
• Saya merasa lebih diterima di sebuah kelompok ketika saya menggunakan
layanan internet kartu Hallo
• Saya merasa cara penerimaan orang lain kepada saya lebih bagus
• Saya lebih terkesan menarik ketika saya menggunakan layanan mobile kartu
Hallo
• Saya merasa lebih diakui secara sosial didalam masyarakat ketika
menggunakan layanan mobile kartu Hallo
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
9. Satisfactions
Sastisfactions, variable ini didevinisikan sebagai suatu kepuasan
konsumen sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesanya terhadap kinerja(hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya. Konstruk ini diukur dengan menggunakan 4 (empat) butir pertanyaan
yang digunakan oleh Lim et. al., (2006) yaitu:
40
• Saya merasa puas dengan keputusan saya memakai layanan mobile dari Kartu
Hallo
• Saya merasa keputusan saya menggunakan layanan mobile Kartu Hallo adalah
tidak tepat
• Saya berfikir bahwa menggunakan layanan mobile Kartu Hallo adalah tidak
benar
• Saya merasa tidak senang menggunalakan layanan mobile Kartu Hallo
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
10. Loyalty
Merupakan prilaku yang terkait dengan merek sebuah produk, termasuk
kemungkinan memperbaharui kontrak merek dimasa yang akan datang. Konstruk
ini diukur dengan menggunakan 7 (tujuh) butir pertanyaan yang digunakan oleh
Lim et. al., (2006) yaitu:
• Setelah saya menggunakan Kartu Hallo, saya tidak akan pindah ke operator
lain
• Saya mencoba menggunakan layanan mobile Kartu Hallo untuk kebutuhan
pekerjaan saya
• Saya suka menggunakan layanan mobile Kartu Hallo
• Saya percaya bahwa Kartu Hallo adalah pilihan terbaik saya
41
• Saya akan mengatakan kebaikan layanan mobile Kartu Hallo ke orang lain
• Saya akan merekomendasikan layanan mobile Kartu Hallo ke orang lain
• Saya akan mendorong teman untuka menggunakan layanan mobile Kartu
Hallo
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale
dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju,
setuju).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
berisi daftar pertanyaan. Metode pengumpulan data kuesioner pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode personnally administrated qustonnaires,
yaitu peneliti menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil
sendiri kuesioner yang telah diisi oleh responden, tujuan utamanya supaya tingkat
pengembalian kuesioner dapat terjaga didalam periode waktu yang relatif pendek
(Sekaran, 2005:236).
E. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu data yang diperoleh
peneliti secara langsung pada objek penelitian. Data ini meliputi jawaban atas
pertanyaan dalam kuisioner yang diajukan kepada responden serta hasil
wawancara. Data diperoleh dari responden dengan cara menyebarkan angket atau
42
kuesioner untuk di isi pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian pengaruh
perceived quality terhadap loyalitas dengan nilai ekonomi, nilai emosional, nilai
sosial dan kepuasan sebagai mediasi daalam konteks mobile service.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Kuesioner
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner.
Kuesioner dapat diartikan sebagai suatu metode pengumpulan data yang
merupakan respon tertulis dari responden terhadap sejumlah pernyataan atau
pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya. Teknik pengumpulan data kuesioner
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada pengguna layanan mobile kartu Hallo yang terpilih sebagai sampel dalam
penelitian dan diberi pertanyaan untuk dijawab, kemudian responden memilih
alternatif jawaban yang sudah disediakan sehingga responden tidak diberi
kesempatan menjawab diluar jawaban yang telah disediakan.
2. Metode Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan membaca literatur/buku-buku relevan yang
berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah
menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diintepretasikan (Zikmund,
43
2000:439). Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap
kuesioner yang diberikan.
2. Uji Validitas
Uji validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan (Azwar,
dalam Jogiyanto, 2004). Uji validitas dilakukan pada tiap item pertanyaan dalam
kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Pengukuran dikatakan valid jika
mengukur tujuannya dengan nyata dan benar, serta sebaliknya alat ukur yang
tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran menyimpang dari tujuannya
(Jogiyanto, 2004).
Confirmatory factor analysis (CFA) akan dilakukan peneliti terhadap tujuh
faktor atau konstruk dalam penelitian ini dengan bantuan program Amos 6.0.
Menurut Hair et al. (1998), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi
level minimal, factor loading ± 0.40 dianggap lebih baik dan sesuai dengan rules
of thumb yang dipakai para peneliti, dan factor loading ³ 0.50 dianggap
signifikan. Jadi semakin besar nilai absolut factor loading, semakin penting
loading tersebut menginterpretasikan konstruknya. Pada penelitian ini
menggunakan pedoman factor loading ³ 0,5.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat seberapa besar suatu
pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh
nilai koefisien, yaitu koefisien reliabilitas (Ferdinand, 2006:160). Dalam
44
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s Alpha
dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 11.5. Menurut
Sekaran (2006:201) klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha, sebagai berikut :
a Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,80 - 1,0 dikategorikan reliabilitas baik.
b Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,60 – 0,79 dikategorikan reliabilitas dapat
diterima.
c Nilai Cronbach’s Alpha ≤ 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk.
4. Uji Asumsi Model
a. Normalitas data
Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah
normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel
metrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et al., dalam Ghozali
dan Fuad, 2005). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan
normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias.
Normalitas dibagi menjadi dua, yaitu:
1). univariate normality
2). multivariate normality
Untuk menguji asumsi normalitas, maka dapat digunakan nilai statistik z
untuk skewness dan kurtosisnya.
Jika nilai z, baik z kurtosis dan/atau z skewness adalah signifikan (kurang
dari 0,05 pada tingkat signifikansi 5%), maka dapat dikatakan bahwa distribusi
data tidak normal. Sebaliknya, jika nilai z, baik z kurtosis dan/atau z skewness
45
tidak signifikan (lebih dari 0,05 pada tingkat signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan bahwa distribusi data normal.
Disamping itu, Curran et al. (dalam Ghozali dan Fuad, 2005) membagi
distribusi data menjadi tiga bagian:
1). Normal, apabila nilai z statistik (Critical Ratio atau C.R.) skewness < 2 dan
nilai C.R. kurtosis < 7.
2). Moderately non-normal, apabila nilai C.R. skewness berkisar antara 2
sampai 3 dan nilai C.R. kurtosis berkisar antara 7 sampai 21.
3). Extremely non-normal, apabila nilai C.R. skewness > 3 dan nilai C.R.
kurtosis > 21.
Dalam penelitian ini uji normalitas dihitung dengan bantuan program
komputer AMOS 6.01.
b. Evaluasi outlier
Outliers adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi
(Hair et al. dalam Ferdinand, 2006:98). Uji terhadap multivariate outliers
dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p<0,001.
Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan c2 pada derajat bebas
sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2006:98).
Evaluasi outliers ini dilakukan dengan bantuan program komputer AMOS 6.01.
46
5. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan Structural Equation
Modeling (SEM). SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistikal yang
memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara
simultan (Ferdinand, 2006:38). Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara
satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel
independen. Masing-masing variabel dapat berbentuk faktor (atau konstruk yang
dibangun dari beberapa variabel indikator). Variabel-variabel tersebut dapat
berbentuk sebuah variabel tunggal yang diobservasi atau yang diukur langsung
dalam sebuah proses penelitian.
Untuk mempermudah pengolahan data SEM maka digunakan program
AMOS 6.01 (Ferdinand, 2006:74). Penggunaan AMOS 6.01 dimaksudkan untuk
menguji apakah model yang diestimasi mempunyai kesesuaian yang baik dan
apakah terdapat hubungan kausalitas seperti apa yang telah dihipotesiskan.
Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi:
a Analisis kesesuaian model (Goodness-of-fit)
Model struktural dikategorikan sebagai “good fit”, bila memenuhi
beberapa persyaratan berikut ini:
1). Memiliki degree of freedom (df) positif.
2). Nilai level probabilitas minimum yang disyaratkan adalah 0,1 atau 0,2, tetapi
untuk level probabilitas sebesar 0,05 masih diperbolehkan (Hair et al., 1998).
3). Mengukur chi-square (c2) statistic untuk memastikan bahwa tidak ada
perbedaan antara matriks kovarian data sampel dan matriks kovarian populasi
47
yang diestimasi. Nilai chi-square (c2) sangat sensitive terhadap besarnya
sampel dan hanya sesuai untuk ukuran sample antara 100 – 200. Jika lebih
dari 200, maka chi-square (c2) statistic ini harus didampingi alat uji lainnya
(Hair et al.; Tabachnick dan Fidell dalam Ferdinand, 2006:59). Model yang
diuji akan dipandang baik bila nilai c2-nya rendah dan diterima berdasarkan
probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0.05 atau p > 0.1, sehingga
perbedaan matriks aktual dan yang diperkirakan adalah tidak signifikan (Hair
et al., dalam Ferdinand, 2006:59).
4). CMIND/DF, adalah nilai chi-square dibagi DFnya (degree of freedom), yang
umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk
mengukur tingkat fitnya sebuah model. Nilai yang diterima adalah kurang dari
2 atau bahkan kadang kurang dari 3 (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006:60).
5). Menguji kesesuaian model dengan beberapa indeks tambahan , seperti:
a) Goodness of Fit Index (GFI),
adalah ukuran jumlah varians dan kovarians dalam S (matriks kovarians data
sample) yang dijelaskan oleh ∑ (matriks kovarians populasi). Indeks
kesesuaian (fit index) ini akan menghitung poporsi tertimbang dari varians
dalam matriks kovarians sample yang dijelaskan oleh matriks kovarians
populasi yang terestimasikan (Bentler, 1983; Tanaka & Huba, 1989 dalam
Ferdinand, 2006:60). GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang
mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).
Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.
48
b) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI),
adalah analog dari R² dalam regresi berganda (Tanaka & Huba 1989). Fit
index ini dapat diadjust terhadap degress of freedom yang tersedia untuk
menguji diterima tidaknya model (Arbuckle 1999 dalam Ferdinand, 2006:61).
Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai
nilai sama atau lebih besar dari 0.90 (Hair et al.,1995; Hulland et al., 1996
dalam Ferdinand, 2006:61). Perlu diketahui bahwa GFI maupun AGFI adalah
criteria yang memperhitungkan proposi tertimbang dari varians dari sebuah
matriks kovarians sample. Nilai terbesar 0.95 dapt diinterpretasikan sebagai
tingkatan yang baik-good overall model fit (baik) sedangakan besaran nilai
antara 0.90 – 0.95 menunjukkan tingkatan cukup-adequate fit (Hulland et al.,
1996 dalam Ferdinand, 2006:61).
c) Tucker-Lewis Index (TLI)
adalah sebuah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah
model yang diuji terhadap sebuah baseline model (Baumgartner & Homburg,
1996 dalam Ferdinand, 2006:64 ). Indeks ini disebut juga NNFI = Non
Normed Fit Index. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk
diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0.95 ( Hair at al.,1995 dalam
Ferdinand, 2006:64), dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very
good fit (Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2006:64).
d) Comparative Fit Index (CFI)
besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin
mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit
49
(Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2006:64). Nilai yang direkomendasikan
adalah CFI ≥ 0.95. keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini
besaranya tidak dipengaruhi oleh ukuran sample karena itu sangat baik untuk
mengukur tingkat penerimaan sebuah model (Hulland et al., 1996; Tanaka,
1993 dalam Ferdinand, 2006:64). Indeks CFI adalah identik dengan Relative
Noncentrality Index (RNI) dari MCDonald dan Marsh (1990).
e) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA),
adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-
square statistic dalam sample yang besar (Baumgartner & Homburg, 1996
dalam Ferdinand, 2006:66). Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang
dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair at al., 1995
dalam Ferdinand, 2006:66). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan
0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukan
sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of freedom (Browne &
Cudeck, 1993 dalam Ferdinand, 2006:66).
50
Indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model dapat
diringkas dalam tabel berikut ini:
Tabel II.I
Goodness-of-fit Indices
Goodness-of-fit Indices Cut-off Value
Chi-square (c2) Diharapkan kecil
Significance Probability (p) ³ 0,05
CMIN/DF £ 2,00
GFI ³ 0,90
AGFI ³ 0,90
TLI ³ 0,90
CFI ³ 0,90
RMSEA £ 0,08
Sumber: Ferdinand (2002), Ghozali (2005)
b Analisis koefisien jalur
Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model.
Kriteria bahwa jalur yang dianalisis signifikan adalah apabila memiliki tingkat
signifikansi uji hipotesis yang lebih kecil dari 5%.
51
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden.
Responden dalam penelitian ini adalah individu yang berniat loyal terhadap
layanan mobile pada kartu Hallo dan menggunakan layanan mobile minimal 3 kali
dalam seminggu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Pada penelitian ini kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 200
kuesioner. Jumlah kuesioner yang bisa dikumpulkan kembali oleh peneliti adalah
sejumlah 200 kuesioner (respon rate 100 %) dan tidak ada kuesioner yang rusak.
Jumlah sampel data yang terkumpul telah memenuhi ukuran sampel minimum
yang disyaratkan, yaitu 5 kali indikator yang digunakan (38 indikator) sehingga
didapat sampel minimum sebesar 190 responden.
Gambaran umum tentang responden diperoleh dari data diri yang terdapat
dalam kuesioner pada bagian identitas responden yang meliputi jenis kelamin,
pekerjaan dan penghasilan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 105 52,5
Wanita 95 47,5
Jumlah 200 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan Tabel IV.1 dapat diketahui bahwa dari 200 responden, 52,5 %
atau 105 responden berjenis kelamin pria dan 47,5 % atau 95 responden berjenis
52
kelamin wanita. Sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh pria.
Dimungkinkan pria cenderung lebih membutuhkan layanan mobile untuk
menunjang kegiatan/pekerjaanya dan pria lebih senang mencari informasi-
informasi yang up to date.
Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase Karyawan Swasta 63 31,5
PNS 59 29,5
Wirausaha 78 39
Jumlah 200 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan Tabel IV.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai pekerjaan sebagai wirausaha. Dengan alasan bahwa seorang
wirausaha selalu dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pekerjaanya dan
“waktu adalah uang” merupakan prinsip mereka jadi mereka lebih suka dengan
sebuah kepraktisan.
Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
< 2 juta 70 35
2 juta – 2,9 juta 85 42,5
3 juta – 3,9 juta 36 18
³ 4 juta 9 4,5
Jumlah 200 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan Tabel IV.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai penghasilan per bulan sebesar Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp.
53
KMO and Bartlett's Test
.814
4013.462
703
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test ofSphericity
2.900.000,-. Dalam menggunakan layanan mobile harus didukung dengan fasilitas
yang menunjang dan kemampuan menggunakan layanan tersebut, jadi
dimungkinkan mereka sering memanfatkan layanan mobile tersebut.
B. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004). Dikarenakan konstruk yang hendak
diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi
faktor-faktor yang membentuk konstruk maka dalam penelitian ini teknik analisis
yang dipakai dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), dengan
bantuan paket perangkat lunak program SPSS 11.5 for Windows.
Tabel IV.4
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
Tabel IV.4, menunjukkan nilai KMO Measure of Sampling Adequacy (MSA)
dalam penelitian ini sebesar 0,814. Karena nilai MSA di atas 0,5 serta nilai Barlett
test dengan Chi-squares = 4013,462 dan signifikan pada 0,000 dapat disimpulkan
bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan.
Berdasarkan Tabel IV.5 hasil uji validitas dengan jumlah 200 responden,
terlihat rotated component matriks telah tereksrak sempurna semua (loading
54
Rotated Component Matrix
.832
.858
.892
.892
.539
.508
.533
.824
.706
.807
.891
.865
.866
.690
.776
.731
.731
.743
.570
.768
.724
.649
.762
.870
.889
.840
.828
.855
.825
.844
.699
.747
.810
.742
.697
.754
.726
.732
PH1
PH2
J1
J2
LD1
LD2
LD3
LD4
LD5
LD6
B1
B2
B3
SQ1
SQ2
SQ3
SQ4
SQ5
NEK1
NEK2
NEK3
NEM1
NEM2
NS1
NS2
NS3
NS4
KK1
KK2
KK3
KK4
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Component
factor > 0,50). Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
55
C. Uji Reliabilitas
Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian
reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi item-item pertanyaan
yang digunakan. Untuk mengukur reliabilitas dari instrument penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Dari hasil pengujian
reliabilitas variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for
Windows didapatkan nilai Cronbach Alpha masing-masing variabel sebagai
berikut:
Tabel IV.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha
Perencanaan harga (PH) 0,7877 Jaringan (J) 0,8276 Data (LD) 0,8507 Billing (B) 0,8856 Customer service (SQ) 0,8308 Nilai ekonomi (NEK) 0,7070 Nilai emosional (NEM) 0,6096 Nilai sosial (NS) 0,8898 Kepuasan Konsumen (KK) 0,8646 Loyalitas (L) 0,8897
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa semua instrumen dinyatakan reliabel
karena mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,60.
56
D. Uji Asumsi Model
1. Normalitas Data
Tabel IV.7 menunjukkan hasil pengujian normalitas data dalam penelitian
ini. Evaluasi normalitas diidentifikasi baik secara univariate maupun multivariate.
Secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r skewness, semua item pernyataan
menunjukkan nilai > 2. Sedangkan untuk nilai-nilai dalam C.r kurtosis, semua
item pertanyaan menunjukkan nilai < 7. Dengan demikian secara univariate tidak
terdistribusi secara normal.
Nilai yang tertera di pojok kanan bawah pada Tabel IV.7 menandakan
bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal secara multivariate dengan
nilai C.r kurtosis 1,897. Analisis terhadap data tidak normal dapat mengakibatkan
pembiasan interpretasi karena nilai chi-square hasil analisis cenderung meningkat
sehingga nilai probability level akan mengecil. Menurut Hair et al. (1998: 71)
ukuran sampel yang besar cenderung untuk mengurangi efek yang merugikan
dari non-normalitas data yang akan dianalisis. Disamping itu, teknik Maximum
Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan dalam penelitian ini tidak terlalu
terpengaruh (robust) terhadap data yang tidak normal (Ghozali dan Fuad, 2005:
35-36) sehingga analisis selanjutnya dilakukan.
57
Tabel IV.7 Hasil Uji Normalitas
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. l7 2.000 4.000 -.721 -4.163 -.575 -1.659 l6 2.000 4.000 -.563 -3.248 -.636 -1.837 l5 2.000 4.000 -.878 -5.067 -.237 -.685 l4 2.000 4.000 -.745 -4.300 -.421 -1.214 l3 2.000 4.000 -.630 -3.635 -.557 -1.608 l2 2.000 4.000 -.752 -4.340 -.434 -1.253 l1 2.000 4.000 -.650 -3.753 -.532 -1.536 kk4 2.000 4.000 -.725 -4.189 -.596 -1.720 kk3 2.000 4.000 -1.038 -5.992 .077 .223 kk2 2.000 4.000 -1.000 -5.773 -.027 -.078 kk1 2.000 4.000 -.897 -5.181 -.206 -.594 ns1 2.000 4.000 -.994 -5.737 -.517 -1.492 ns2 2.000 4.000 -1.010 -5.830 -.493 -1.422 ns3 2.000 4.000 -.576 -3.323 -1.181 -3.408 ns4 2.000 4.000 -.705 -4.069 -.705 -2.036 nem2 2.000 4.000 -.727 -4.198 -.778 -2.245 nem1 2.000 4.000 -.764 -4.411 -.610 -1.762 nek3 2.000 4.000 -.980 -5.655 -.192 -.555 nek2 2.000 4.000 -.973 -5.618 -.098 -.282 nek1 2.000 4.000 -.985 -5.684 -.048 -.139 sq1 2.000 4.000 -.827 -4.774 -.343 -.991 sq2 2.000 4.000 -.882 -5.094 -.221 -.638 sq3 2.000 4.000 -.991 -5.720 -.022 -.062 sq4 2.000 4.000 -1.035 -5.975 .066 .190 sq5 2.000 4.000 -.948 -5.475 -.100 -.289 b1 2.000 4.000 -1.011 -5.835 -.024 -.069 b2 2.000 4.000 -1.005 -5.804 -.076 -.219 b3 2.000 4.000 -1.000 -5.773 -.027 -.078 ld1 2.000 4.000 -.968 -5.588 -.068 -.196 ld2 2.000 4.000 -1.032 -5.958 .052 .151 ld3 2.000 4.000 -.726 -4.190 -.540 -1.558 ld4 2.000 4.000 -1.035 -5.975 .066 .190 ld5 2.000 4.000 -1.032 -5.958 .052 .151 ld6 2.000 4.000 -1.008 -5.817 .001 .004 j1 2.000 4.000 -.729 -4.206 -1.079 -3.113 j2 2.000 4.000 -.996 -5.748 -.588 -1.698 ph2 2.000 4.000 -.754 -4.353 -.613 -1.768 ph1 2.000 4.000 -.503 -2.903 -.879 -2.536 Multivariate 14.791 1.897
58
2. Evaluasi Outliers
Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria
Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi
dengan menggunakan c2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator
yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2002: 103). Jika dalam penelitian ini
digunakan 38 variabel indikator, semua kasus yang mempunyai Jarak
Mahalanobis lebih besar dari c2 (38, 0.001) = 70,70 adalah multivariate outlier.
Tabel IV.8 berikut menyajikan hasil evaluasi Jarak Mahalanobis.
Tabel IV.8 Jarak Mahalanobis Data Penelitian
Nomor Observasi Jarak Mahalanobis Jarak Mahalanobis Kritis (38, 0.001)
131 34 39
.
.
. 166
58,060 54,156 53,266
.
.
. 38,647
70,70
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Tabel IV.10 menunjukkan bahwa tidak ada outlier, karena semua observasi
memiliki jarak mahalanobis < 70,70.
E. Uji Hipotesis
Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dan
menghasilkan suatu model yang baik. Untuk mengujinya digunakan Structural
Equation Modeling (SEM) dengan bantuan program AMOS 6.01.
59
1. Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-Fit)
Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan dapat
dilihat pada Tabel IV.9 berikut ini:
Tabel IV.9 Hasil Goodness-of-Fit Model
Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Hasil Evaluasi Model Chi-Square (c2) Significance Probability (p) CMIN/DF GFI AGFI TLI CFI RMSEA
Diharapkan kecil ³ 0,05 £ 2,0 ³ 0,9 ³ 0,9 ³ 0,9 ³ 0,9 £ 0,08
1003,409 0,000 1,578 0,799 0,765 0,887 0,898 0,054
----- Belum Memenuhi Baik Buruk Buruk Marginal Marginal Baik
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
Tabel IV.9 menjelaskan hasil goodness of fit dari model penelitian yang
dilakukan. Dalam pengujian ini nilai c2 menghasilkan tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 mengindikasikan ada perbedaan yang signifikan antara matriks
kovarian data dan matriks kovarian yang diestimasi. Nilai c2 pada penelitian ini
sebesar 1003,409 dengan probabilitas 0,000 menunjukkan bahwa model penelitian
yang diajukan belum memenuhi. Dari keseluruhan pengukuran goodness of fit
pada Tabel IV.9 mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian
ini belum dapat diterima, maka peneliti mempertimbangkan untuk melakukan
modifikasi error untuk membentuk model alternatif yang mempunyai goodness of
fit yang lebih baik. Melalui nilai modification indices dapat diketahui ada tidaknya
kemungkinan modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan. Modification
indices yang dapat diketahui dari output amos akan menunjukkan hubungan-
hubungan yang perlu diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model supaya
terjadi penurunan pada nilai chi-square untuk mendapatkan model penelitian yang
60
lebih baik. Nilai modification indices yang mengakibatkan penurunan yang
signifikan pada chi-square jika suatu hubungan diestimasi, adalah nilai yang
mencapai lebih besar atau sama dengan 4,0 (Ferdinand, 2005: 72).
Tabel IV.10 merupakan hasil goodness of fit model yang telah dimodifikasi.
Tabel IV.10 Hasil Goodness-of-Fit Model Setelah Modifikasi
Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Hasil Evaluasi Model
Chi-Square (c2) Significance Probability (p) CMIN/DF GFI AGFI TLI CFI RMSEA
Diharapkan kecil ³ 0,05 £ 2,0 ³ 0,9 ³ 0,9 ³ 0,9 ³ 0,9 £ 0,08
649,621 0,067 1,088 0,865 0,832 0,983 0,985 0,021
----- Baik Baik Marginal Marginal Baik Baik Baik
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
Pada Tabel IV.10 hasil modifikasi model diperoleh peningkatan goodness of
fit model. Nilai chi-square menurun menjadi 649,621 dan probability level
menjadi 0,067 memenuhi syarat 0.05 sehingga mengindikasikan model telah fit.
Sedangkan indeks fit GFI dan AGFI yang sebelumnya buruk meningkat menjadi
marginal dan indeks fit TLI dan CFI yang sebelumnya marginal meningkat
menjadi baik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model
yang diajukan dalam penelitian dapat diterima.
61
2. Analisis Koefisisen Jalur
Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model yang
dapat dilihat pada Tabel IV.11 berikut ini:
Tabel IV.11 Regression Weights
Regression Weights Estimate C.R. P Nilai ekonomi ¬ Perencanaan harga Nilai ekonomi ¬ Jaringan Nilai ekonomi ¬ Data Nilai ekonomi ¬ Billing Nilai ekonomi ¬ Customer service Nilai emosional ¬ Perencanaan harga Nilai emosional ¬ Jaringan Nilai emosional ¬ Data Nilai emosional ¬ Billing Nilai emosional ¬ Customer service Kepuasan konsumen ¬ Nilai ekonomi Kepuasan konsumen ¬ Nilai emosional Kepuasan konsumen ¬ Nilai Sosial Loyalitas ¬ Kepuasan konsumen
0,112 0,076 0,208 0,049 0,284 0,156 0,011 0,277 0,201
-0,144 0,312 0,356
-0,038 0,369
2,475 1,729 3,157 0,899 2,918 3,219 0,258 3,961 3,446
-1,475 2,368 2,552
-0,558 5,279
0,013 0,084 0,002 0,368 0,004 0,001 0,796 0,000 0,000 0,140 0,018 0,011 0,577 0,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2010
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa terdapat 5 jalur yang tidak
signifikan karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 5%.
62
F. Pembahasan
Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis:
1. Hasil Penemuan Pertama
“Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Nilai ekonomi”
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 didapatkan hasil nilai C.R.
perceived quality, yang terdiri dari perencanaan harga, network, data, billing dan
customer service berturut-turut adalah sebesar 2,475; 1,729; 3,157; 0,899 dan 2,918.
Karena nilai C.R. jaringan dan billing memiliki tingkat signifikansi p>0,05, maka
menunjukkan bahwa hipotesis 1a didukung sebagian. Artinya secara statistik
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini perceived quality yang terdiri dari
perencanaan harga, jaringan, data, billing dan customer service tidak semuanya
berpengaruh secara signifikan pada nilai ekonomi. Dimana jaringan dan billing
ternyata tidak berpengaruh secara signifikan pada nilai ekonomi. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan Lim et al. (2006). Lihat Aaker (1997)
Dalam konteks kualitas jasa, kesan kualitas akan memberikan nilai sebagai bagian
dari ekuitas merek; yaitu sebuah merek yang kuat dengan presepsi kualitas tinggi
dapat melakukan perluasan merek lebih cepat dibandingkan dengan merek dengan
kualitas rendah. Kualitas merupakan hal penting dalam sebuah produk karena
biaya yang dikeluarkan konsumen untuk membeli produk adalah hasil atau
kualitas dari produk tersebut. Ketikan produsen berbicara kualitas maka yang
dianggap penting adalah suatu hal yang diterima konsumen tanpa komplain pasca
pembelian serta menjadi loyal terhadap produk tersebut.
63
2. Hasil Penemuan Kedua
“Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Nilai emosional”
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 didapatkan hasil nilai C.R.
perceived quality, yang terdiri dari perencanaan harga, jaringan, data, billing dan
customer service berturut-turut adalah sebesar 3,219; 0,258; 3,961; 3,446 dan -
1,475. Karena nilai C.R. jaringan dan customer service memiliki tingkat signifikansi
p>0,05, maka menunjukkan bahwa hipotesis 1b didukung sebagian. Artinya secara
statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini perceived quality yang
terdiri dari perencanaan harga, jaringan, data, billing dan customer service tidak
semuanya berpengaruh secara signifikan pada nilai emosional. Dimana jaringan
dan customer service ternyata tidak berpengaruh secara signifikan pada nilai
emosional. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Lim et al.
(2006).
3. Hasil Penemuan Ketiga
“Nilai ekonomi berpengaruh positif terhadap Kepuasan konsumen”
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r nilai
ekonomi pada kepuasan konsumen sebesar 2,368 signifikan pada p<0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2a didukung. Artinya, secara statistik dapat
ditunjukkan bahwa nilai ekonomi memang mempunyai pengaruh positif pada
kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Lim et al. (2006). Nilai ekonomi terkait dengan kemampuan konsumen dan
keuntungan yang dirasakan konsumen. Semakin tinggi konsumen membelanjakan
uangnya berarti semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen akan suatu
64
produk/jasa tersebut. Hasil penelitian Mc Dougall and Levesque (2000); Eroglu at
al, (2005) juga mengemukakan bahwa nilai ekonomi berpengaruh positiv terhadap
kepuasan.
4. Hasil Penemuan Keempat
“Nilai emosional berpengaruh positif terhadap Kepuasan
konsumen”
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r nilai
emosional pada kepuasan konsumen sebesar 2,552 signifikan pada p<0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2b didukung. Artinya, secara statistik dapat
ditunjukkan bahwa nilai emosional memang mempunyai pengaruh positif pada
kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Lim et al. (2006). Pelanggan akan merasa puas jika mereka mendapatkan
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk
dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi.
Nilai emosional mengacu pada kegunaan yang dihasilkana dari pernyataan rasa
atau afekti yang ditimbulkan oleh penyedia jasa (Sweeney dan Saoutar, 2001).
Dalam konteks ritail, (Sweeney dan Saoutar, 2001) menemukan bahwa nilai
emosional adalah peramal yang kuat dari minat membeli konsumen ditoko
tertentu. Komponen emosional dalam kepuasan ini tergantung dari perasaan
konsumen pada saat menerima jasa atau poduk (de Rutyer and Bloemer, 1998).
65
5. Hasil Penemuan Kelima
“Nilai sosial berpengaruh positif terhadap Kepuasan konsumen”
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r nilai
sosial pada kepuasan konsumen sebesar -0,558 signifikan pada p>0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2c tidak didukung. Artinya, secara statistik
dapat ditunjukkan bahwa nilai sosial tidak mempunyai pengaruh positif pada
kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Lim et al. (2006). Nilai sosial merupakan nilai kebanggan atau pengakuan
seseorang didalam sebuah kelompok, dimana biasanya konsumen akan merasa
puas bila mendapat pujian atau pengakuan dari oranga lain. Tapi dalam penelitian
yang dilakuakan oleh Lim et al, (2006) tidak menunjukkan bahwa nilai sosial
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
6. Hasil Penemuan Keenam
“Kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap tingkat
loyalitas konsumen”
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r
kepuasan konsumen pada loyalitas sebesar 5,279 signifikan pada p<0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung. Artinya, secara statistik dapat
ditunjukkan bahwa kepuasan konsumen memang mempunyai pengaruh positif
pada loyalitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Lim et
al. (2006). Kepuasan konsumen juga digunakan sebagai predictor pembelian
konsumen dimasa yang akan datang (Newman et al, 1973; Kasper, 1988 dalam
Torres-Moraga et al, 2008). Kandampully at al, (2000) juga menyebutkan bahwa
66
kepuasan adalah pembentuk loyaliyas konsumen. Konsumen yang puas
mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengulangi pembelian. Hasil
penelitian Serkan Aydin et al (2005) membuktikan bahwa customer satisfaction
berpengaruh terhadap customer loyalty. Hasil penelitian lain oleh Rita faullant et
al (2008) dan Thomas A. Brunner et al (2007) juga mengemukakan bahwa
terdapat hubungan antara customer satisfaction dengan customer loyalty.
Hubungan antara Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty juga telah
diteliti dalam berbagai studi, antara lain: Bei et al, 2006; Darsono et al, 2006 dan
Martin et al, 2007. Di dalam penelitian tersebut ditemukan pengaruh positif antara
kepuasan dengan Customer Loyalty.
67
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis uraikan pada bab IV dengan
menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling (SEM), dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Dimensi perceived quality yang memiliki pengaruh positif dan
signifikan pada nilai ekonomi adalah perencanaan harga, data dan
customer service.
2. Dimensi perceived quality yang memiliki pengaruh positif dan
signifikan pada nilai emosional adalah perencanaan harga, data dan
billing.
3. Nilai ekonomi berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan
konsumen.
4. Nilai emosional berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan
konsumen.
5. Nilai sosial tidak berpengaruh pada kepuasan konsumen.
6. Kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan pada loyalitas.
B. Keterbatasan
Obyek amatan yang digunakan dalam studi ini difokuskan pada produk kartu
Hallo sehingga berdampak pada generalisasi studi yang bersifat terbatas pada
68
produk kartu Hallo. Untuk mengaplikasi studi ini pada konteks yang berbeda,
diperlukan kehati-hatian untuk mencermati karakteristik produk yang melekat
pada obyek yang distudi. Hal ini diperlukan karena dalam objek yang berbeda
diperkirakan terdapat keragaman karakteristik responden baik jenis kelamin,
penghasilan maupun pekerjaan. Apabila hal ini diabaikan, kemungkinan
berpotensi mengakibatkan pembiasan hasil-hasil pengujian yang dapat berdampak
pada kekeliruan dalam merumuskan kebijakan yang diambil.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Saran untuk studi lanjutan
Produk yang difokuskan dalam studi ini berdampak pada keterbatasan
model untuk diaplikasi pada objek dan setting yang berbeda. Hal ini dapat
terjadi karena dalam objek dan setting yang berbeda diperkirakan terdapat
profil background dan perilaku responden yang berbeda Hal ini
mengisyaratkan perlunya studi lanjutan untuk meneliti pada objek dan
setting yang berbeda sehingga konsep yang dimodelkan dapat ditingkatkan
generalisasinya.
2. Saran Praktis
Studi ini disarankan dapat memberikan pemahaman pada praktisi
terhadap upaya-upaya untuk meningkatkan loyalitas. Hal ini dapat
69
dilakukan dengan cara menentukan strategi pemasaran yang efektif terkait
dengan stimulus-stimulus yang dapat digunakan untuk membangun
perceived quality, nilai ekonomi, nilai emosional dan kepuasan konsumen.
Stimulus-stimulus yang dimaksud adalah:
a. Meningkatkan kualitas jaringan, kualitas layanan tambahan dan
penawaran harga sesuai dengan kebutuhan konsumen.
b. PT. Telkomsel Tbk sebagai provider dari kartu Hallo harus selalu
konsisten terhadap janji-janji yang diberikan, selalu inovatif,
memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat.
70
DAFTAR PUSTAKA
Assael, Henry. 1998. Cunsomer Behavior and Marketing Action 6 th Edition, Ohio: South Western College Publishing
Chapman, Joe.And Wahler, Russ. 1999. A Revisison and Empirical Test Of The
Extended Price-Perceived Quality Model. Journal Of Marketing Theory and Practice,7,3 page 53-64
Cheng, TCE., LCF Lai., and ACL Yeung 2008. ”The driving forces of customer
loyalty: A Study of Internet Service Providers in Hong Kong”. International Journal of E-Business Research, Journal Of Marketing Vol. 4 No. 4, pp. 26-42
Durianto, Darmadi. Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan
Pasar; Melalui Riset Ekuitas dan Prilaku Merk. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ferdinand, Augusty.2006. “Structural Equation Modeling:Dalam Penelitian
Manajemen”.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam 2008.”Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan
Program AMOS 16.0”. Semarang: Universitas Diponegoro Harris, Lloyd., and Mark M.H. Goode. 2004. “The four levels of loyalty and the
pivotal role of trust: a study of online service dynamics”. Journal of Retailing, Vol. 56, pp. 139-158
Kadir, Abdul 2005.”Pengenalan Sistem Informasi”. Andi :Yogyakarta
Kotler Philip dan Keller Kevin Lane 2009. ”Manajemen Pemasaran edisi 13’’. Erlangga
Lim, Heejin and Richard Widdows. ”m-loyalty : winning strategies for mobile
carriers”. Journal of Consumer Marketing. Indiana Mowen, John C 2002.”Prilaku Konsumen”.Jakarta: Erlangga Oliver, Richard L. 1999. Whence Cunsomer Loyalty. Journal of Marketing; 63,
ABI/INFORM Global pg.33 Olsen, S.O. 2002. “Comparative Evaluation and the Relationship Between
Quality, Satisfaction, and Repurchase Loyalty”. Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 30 No. 3, pp. 240-249.
71
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., and Berry, L. 1985. “A Conceptual Model of
Service Quality and Its Implications For Future Research”. Journal of Marketing, Vol. 49.
Rangkuti, Freddy.2006.”Measuring Customer Satisfaction:Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis Kasus PLN-JP”.Jakarta:PT.Grmedia Pustaka Utama
Ruyter, Ko De and Josee Bloemer. ” Customer Loyalty In Extended Service
Settings, The Interaction Between Satisfaction, Value Attainment And Positive Mood”. Netherlands
Saura Irene Gil.” Value dimensions, perceived value, satisfaction and loyalty:
an investigation of university students’ travel behaviour”. Spain
Skaran, Uma. Research Methods For Business. 2006. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Stiadi, Nugroho J 2003.”Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran”. Prenanda Media Tjiptono, Fandy 2007.”Pemasaran Jasa”. Malang : Bayu Media Tjiptono, Fandy 1997.”Pemasaran Internasional”.Jogyakarta:BPFE http://www.Telkomsel.co.id, 2007 http://www.google.com
72
73
Kepada Yth
Responden penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Dengan segala kerendahan hati, saya mohon kesediaan/bantuan
Bpk/ibu/sdr/i untuk sedikit meluangkan waktunya guna mengisi kuesioner yang
telah saya sediakan. Dari pendapat/informasi yang Bpk/ibu/sdr/i berikan nantinya
akan saya gunakan sebagai data primer skripsi saya program S-1 Manajemen
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Adapun judul skripsi saya adalah :
“PENGARUH PERCEIVED QUALITY TERHADAP LOYALITAS DENGAN NILAI EKONOMI,
NILAI EMOSIONAL, NILAI SOSIAL DAN KEPUASAN SEBAGAI MEDIASI DALAM KONTEKS
MOBILE SERVICE” jawaban atas kuesioner yang saya ajukan tidak untuk disebar
luaskan kepada umum, namun semata-mata untuk kepentingan ilmiah. Oleh
karena itu maka sudilah kiranya Bpk/ibu/sdr/i mengisi kuesioner ini dengan
jawaban yang sesungguhnya dan tanpa dipengaruhi oleh pihak lain.
Atas bantuan dan kerelaan Bpk/ibu/sdr/i meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini saya ucapkan trimakasih.
Hormat saya
Peneliti
Agustin Dwi P
(F1206061)
74
PENJELASAN
Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus anda jawab, pilih salah satu
jawaban dari lima alternativ yang tersedia. Jangan mengosongkan atau tidak
manjawab satu pertanyaanpun. Dalam menjawab setiap pertanyaan berilah
tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban saudara dan isilah titik- titik
berikut yang menggambarkan identitas sdr/i..
TS : Tidak Setuju
CS : Cukup Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
IDENTITAS RESPONDEN
1) Nama : ………………………......................(boleh tidak di isi ) 2) Jenis kelamin : laki-laki/perempuan 3) Pekerjaan : …………………………………………….. 4) Pendapatan / bulan : a) < Rp. 2 jt b) Rp.2 jt - Rp.2,9 jt c) Rp. 3 jt - Rp. 3,9 jt d) >Rp. 4 jt 5) Frekuensi penggunaan internet dengan kartu Hallo dalam 1 minggu:
( ) < 3 kali ( ) ≥ 3 kali 6) Lama menjadi pengguna layanan internet Kartu Hallo : ( ) < 6 bulan ( ) ≥ 6 bulan
No Keterangan TS KS CS S I Perencanaan Harga 1. Kartu Hallo memberikan penawaran harga sesuai
dengan kebutuhan konsumen
2. Kartu Hallo menawarkan harga yang lebih tinggi dari provider lain
75
II Jaringan
1. Kartu Hallo memiliki jaringan yang lebih luas 2. Kartu Hallo memiliki kejernihan dalam suara
III Layanan data 1. Kartu Hallo memiliki layanan penyimpanan data
otomatis
2. Pengaksesan MMS pada Kartu Hallo prosesnya cepat
3. Kartu Hallo dalam akses game on line dan Download ringtone prosesnya cepat
4. Akses mendengarkan musik langsung dari internet dengan menggunakan Kartu Hallo prosesnya cepat
5. Ketersediaan lokasi provider Kartu Hallo ada dimana-mana
6. Kartu Hallo memiliki layanan perkiraan cuaca, layanan informasi perjalanan dan informasi tentang olahraga.
IV Billing 1. Kartu Hallo memiliki data penagihan yang akurat 2. Rincian dalam tagihan Kartu Hallo jelas 3. Proses penagihan Kartu Hallo tidak berbelit-belit
V Service quality 1. Kartu Hallo tidak bisa menyelesaikan masalah
konsumen
2. Layanan konsumen Kartu Hallo tidak sopan dalam melayani pelanggan
3. Pusat panggilan Kartu Hallo tidak bisa menyelesikan masalah saya
4. Pusat layanan Kartu Hallo memberikan layanan yang baik
5. Informasi dari Kartu Hallo selalui tidak sesuai
VI Nilai Ekonomi 1. Layanan mobile Kartu Hallo memberikan harga
yang layak
2. Layanan mobile Kartu Hallo memberikan harga yang murah dan ekonomis.
3. Layanan mobile Kartu Hallo sesuai dengan harganya
76
VII Nilai Emosional 1. Saya akan memakai layanan mobile Kartu Hallo 2. Saya merasa senang dan puas saat menggunakan
layanan mobile Kartu Hallo
VIII Nilai Sosial 1. Saya merasa lebih diterima di sebuah kelompok
ketika saya menggunakan layanan internet kartu Hallo
2. Saya merasa cara penerimaan orang lain kepada saya lebih bagus
3. Saya lebih terkesan menarik ketika saya menggunakan layanan mobile kartu Hallo
4. Saya merasa lebih diakui secara sosial didalam masyarakat ketika menggunakan layanan mobile kartu Hallo
IX
Kepuasan Konsumen
1. Saya merasa puas dengan keputusan saya memakai layanan mobile dari Kartu Hallo
2. Saya merasa keputusan saya menggunakan layanan mobile Kartu Hallo adalah tidak tepat
3. Saya berfikir bahwa menggunakan layanan mobile Kartu Hallo adalah tidak benar
4. Saya merasa tidak senang menggunalakan layanan mobile Kartu Hallo
X Loyalitas 1. Setelah saya menggunakan Kartu Hallo, saya tidak
akan pindah ke operator lain
2. Saya mencoba menggunakan layanan mobile Kartu Hallo untuk kebutuhan pekerjaan saya
3. Saya suka menggunakan layanan mobile Kartu Hallo
4. Saya percaya bahwa Kartu Hallo adalah pilihan terbaik saya
5. Saya akan mengatakan kebaikan layanan mobile Kartu Hallo ke orang lain
6. Saya akan merekomendasikan layanan mobile Kartu Hallo ke orang lain
7. Saya akan mendorong teman untuka menggunakan layanan mobile Kartu Hallo
77
Frequency Table
Jenis Kelamin
105 52.5 52.5 52.5
95 47.5 47.5 100.0
200 100.0 100.0
Pria
Wanita
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pekerjaan
63 31.5 31.5 31.5
59 29.5 29.5 61.0
78 39.0 39.0 100.0
200 100.0 100.0
Karyawan Swasta
PNS
Wirausaha
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendapatan
70 35.0 35.0 35.0
85 42.5 42.5 77.5
36 18.0 18.0 95.5
9 4.5 4.5 100.0
200 100.0 100.0
< 2 jt
2 jt - 2,9 jt
3 jt - 3,9 jt
>= 4 jt
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
78
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test
.814
4013.462
703
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1.000 .788
1.000 .800
1.000 .837
1.000 .841
1.000 .641
1.000 .637
1.000 .542
1.000 .799
1.000 .612
1.000 .744
1.000 .847
1.000 .801
1.000 .805
1.000 .689
1.000 .686
1.000 .633
1.000 .595
1.000 .670
1.000 .524
1.000 .754
1.000 .641
1.000 .550
1.000 .682
1.000 .805
1.000 .831
1.000 .727
1.000 .719
1.000 .790
1.000 .770
1.000 .791
1.000 .616
1.000 .681
1.000 .712
1.000 .607
1.000 .585
1.000 .678
1.000 .658
1.000 .618
PH1
PH2
J1
J2
LD1
LD2
LD3
LD4
LD5
LD6
B1
B2
B3
SQ1
SQ2
SQ3
SQ4
SQ5
NEK1
NEK2
NEK3
NEM1
NEM2
NS1
NS2
NS3
NS4
KK1
KK2
KK3
KK4
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
79
Total Variance Explained
8.468 22.283 22.283 8.468 22.283 22.283 4.481 11.792 11.792
3.234 8.510 30.793 3.234 8.510 30.793 3.241 8.530 20.321
3.151 8.293 39.086 3.151 8.293 39.086 3.149 8.288 28.609
2.401 6.318 45.405 2.401 6.318 45.405 3.115 8.198 36.807
2.135 5.618 51.023 2.135 5.618 51.023 2.897 7.623 44.430
1.985 5.223 56.245 1.985 5.223 56.245 2.533 6.666 51.096
1.632 4.296 60.541 1.632 4.296 60.541 1.883 4.955 56.051
1.402 3.689 64.230 1.402 3.689 64.230 1.873 4.930 60.981
1.206 3.174 67.404 1.206 3.174 67.404 1.768 4.652 65.634
1.093 2.876 70.280 1.093 2.876 70.280 1.766 4.647 70.280
.934 2.458 72.738
.809 2.130 74.868
.735 1.935 76.804
.676 1.778 78.581
.638 1.680 80.261
.598 1.574 81.835
.572 1.506 83.341
.541 1.423 84.764
.514 1.353 86.117
.466 1.225 87.342
.454 1.193 88.535
.425 1.118 89.654
.384 1.010 90.664
.370 .973 91.637
.354 .931 92.568
.314 .826 93.394
.305 .801 94.195
.268 .705 94.901
.265 .698 95.599
.247 .650 96.249
.243 .640 96.889
.213 .559 97.449
.191 .503 97.952
.182 .478 98.430
.165 .433 98.863
.156 .410 99.273
.141 .371 99.644
.135 .356 100.000
Component1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative %
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared LoadingsRotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
80
Component Matrixa
.585
.514
.527
.689
.622
.579
.593
.518
.540
.685
.668
.705
-.501
.536
.515
.571
-.531
.848
.847
.773
.765
.579
.500
.624
.550 -.509
.529
.554
.550
.650
.587
PH1
PH2
J1
J2
LD1
LD2
LD3
LD4
LD5
LD6
B1
B2
B3
SQ1
SQ2
SQ3
SQ4
SQ5
NEK1
NEK2
NEK3
NEM1
NEM2
NS1
NS2
NS3
NS4
KK1
KK2
KK3
KK4
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
10 components extracted.a.
81
Rotated Component Matrixa
.832
.858
.892
.892
.539
.508
.533
.824
.706
.807
.891
.865
.866
.690
.776
.731
.731
.743
.570
.768
.724
.649
.762
.870
.889
.840
.828
.855
.825
.844
.699
.747
.810
.742
.697
.754
.726
.732
PH1
PH2
J1
J2
LD1
LD2
LD3
LD4
LD5
LD6
B1
B2
B3
SQ1
SQ2
SQ3
SQ4
SQ5
NEK1
NEK2
NEK3
NEM1
NEM2
NS1
NS2
NS3
NS4
KK1
KK2
KK3
KK4
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 7 iterations.a.
Component Transformation Matrix
.555 .401 .438 .128 .304 .211 .278 .206 .093 .241
-.060 .018 -.095 .918 -.249 .007 .038 -.018 .281 -.034
-.642 .387 .363 -.147 -.375 .141 .138 .203 .127 .218
-.306 -.236 -.033 .098 .438 .795 -.068 -.105 -.007 .025
-.104 -.638 .232 -.051 .194 -.281 .185 .226 .470 .320
-.368 .392 -.277 .112 .663 -.390 .034 .160 .033 -.044
.084 -.083 -.549 -.013 -.172 .179 .238 .668 -.235 .253
.108 .202 -.456 -.283 -.082 .154 .336 -.325 .641 .005
.133 .128 -.041 -.101 -.021 .101 -.777 .382 .438 -.051
-.017 -.087 .158 -.060 .001 .081 .299 .360 .130 -.849
Component1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
82
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted PH1 3.4150 .4752 .6499 . PH2 3.3050 .4944 .6499 . Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 2 Alpha = .7877
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted J1 3.4600 .5914 .7067 . J2 3.3550 .6522 .7067 . Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 2 Alpha = .8276
83
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted B1 7.0800 1.2901 .8132 .8055 B2 7.0950 1.3125 .7544 .8584 B3 7.0750 1.3562 .7651 .8482 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 3 Alpha = .8856
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted SQ1 14.2350 3.5777 .5638 .8146 SQ2 14.2650 3.2711 .6748 .7834 SQ3 14.2300 3.3539 .6470 .7917 SQ4 14.2200 3.4086 .6186 .7998 SQ5 14.2300 3.3941 .6386 .7942 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 5 Alpha = .8308
84
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted NEK1 7.2400 .8868 .4528 .7064 NEK2 7.2300 .7710 .6282 .4806 NEK3 7.2000 .9045 .5014 .6446 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 3 Alpha = .7070
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted NEM1 3.6000 .2714 .4386 . NEM2 3.5900 .2833 .4386 . Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 2 Alpha = .6096
85
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted NS1 10.1550 3.8603 .7904 .8459 NS2 10.1500 3.8065 .8140 .8368 NS3 10.3250 3.8788 .7157 .8759 NS4 10.2300 4.1981 .7182 .8731 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 4 Alpha = .8898
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted KK1 10.7000 2.2111 .7294 .8209 KK2 10.6750 2.1602 .7693 .8036 KK3 10.6400 2.2215 .7819 .7992 KK4 10.6600 2.5873 .5811 .8768 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 4 Alpha = .8646
86
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted L1 20.7700 8.4895 .7104 .8705 L2 20.7500 8.3794 .7315 .8678 L3 20.7450 8.7738 .6534 .8773 L4 20.7250 8.8134 .6282 .8802 L5 20.7000 8.6030 .6836 .8737 L6 20.8300 8.4132 .6988 .8718 L7 20.8000 8.3317 .6852 .8738 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 7 Alpha = .8897
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted LD1 17.8950 4.7678 .6585 .8215 LD2 17.8700 4.8574 .6372 .8256 LD3 17.9250 5.0245 .5615 .8394 LD4 17.9000 4.6131 .7019 .8128 LD5 17.8700 4.8976 .6183 .8291 LD6 17.9150 4.7314 .6312 .8269 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 6 Alpha = .8507
87
Analysis Summary
Date and Time Date: Monday, September 06, 2010 Time: 1:07:53 AM
Title model: Monday, September 06, 2010 01:07 AM
Assessment of normality (Group number 1) Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. l7 2.000 4.000 -.721 -4.163 -.575 -1.659 l6 2.000 4.000 -.563 -3.248 -.636 -1.837 l5 2.000 4.000 -.878 -5.067 -.237 -.685 l4 2.000 4.000 -.745 -4.300 -.421 -1.214 l3 2.000 4.000 -.630 -3.635 -.557 -1.608 l2 2.000 4.000 -.752 -4.340 -.434 -1.253 l1 2.000 4.000 -.650 -3.753 -.532 -1.536 kk4 2.000 4.000 -.725 -4.189 -.596 -1.720 kk3 2.000 4.000 -1.038 -5.992 .077 .223 kk2 2.000 4.000 -1.000 -5.773 -.027 -.078 kk1 2.000 4.000 -.897 -5.181 -.206 -.594 ns1 2.000 4.000 -.994 -5.737 -.517 -1.492 ns2 2.000 4.000 -1.010 -5.830 -.493 -1.422 ns3 2.000 4.000 -.576 -3.323 -1.181 -3.408 ns4 2.000 4.000 -.705 -4.069 -.705 -2.036 nem2 2.000 4.000 -.727 -4.198 -.778 -2.245 nem1 2.000 4.000 -.764 -4.411 -.610 -1.762 nek3 2.000 4.000 -.980 -5.655 -.192 -.555 nek2 2.000 4.000 -.973 -5.618 -.098 -.282 nek1 2.000 4.000 -.985 -5.684 -.048 -.139 sq1 2.000 4.000 -.827 -4.774 -.343 -.991 sq2 2.000 4.000 -.882 -5.094 -.221 -.638 sq3 2.000 4.000 -.991 -5.720 -.022 -.062 sq4 2.000 4.000 -1.035 -5.975 .066 .190 sq5 2.000 4.000 -.948 -5.475 -.100 -.289 b1 2.000 4.000 -1.011 -5.835 -.024 -.069 b2 2.000 4.000 -1.005 -5.804 -.076 -.219 b3 2.000 4.000 -1.000 -5.773 -.027 -.078 ld1 2.000 4.000 -.968 -5.588 -.068 -.196 ld2 2.000 4.000 -1.032 -5.958 .052 .151 ld3 2.000 4.000 -.726 -4.190 -.540 -1.558
88
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. ld4 2.000 4.000 -1.035 -5.975 .066 .190 ld5 2.000 4.000 -1.032 -5.958 .052 .151 ld6 2.000 4.000 -1.008 -5.817 .001 .004 j1 2.000 4.000 -.729 -4.206 -1.079 -3.113 j2 2.000 4.000 -.996 -5.748 -.588 -1.698 ph2 2.000 4.000 -.754 -4.353 -.613 -1.768 ph1 2.000 4.000 -.503 -2.903 -.879 -2.536 Multivariate 14.791 1.897
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 131 58.060 .020 .981 34 54.156 .043 .999 39 53.266 .051 .998 60 53.077 .053 .994
174 53.005 .054 .984 50 52.986 .054 .961 47 52.011 .065 .976 44 51.701 .068 .966
138 50.824 .080 .981 147 50.479 .085 .978 135 50.117 .090 .975 172 50.107 .090 .954 167 49.980 .092 .934 17 49.895 .094 .903 37 49.721 .097 .878
152 49.624 .098 .837 52 49.608 .098 .771
155 49.547 .099 .706 53 49.438 .101 .650
177 49.365 .103 .581 84 49.137 .107 .561
149 49.024 .109 .507 13 48.982 .109 .431 71 48.886 .111 .376 90 48.805 .113 .319 57 48.789 .113 .251 48 48.716 .114 .205 40 48.706 .114 .152 58 48.350 .121 .177
102 48.306 .122 .137
89
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 10 47.826 .132 .193
194 47.788 .133 .151 31 47.710 .134 .123 83 47.528 .138 .117
141 47.261 .144 .129 139 47.129 .147 .115 100 46.888 .153 .123 193 46.599 .160 .142 91 46.362 .166 .153
182 46.290 .167 .128 59 46.254 .168 .100 65 46.187 .170 .081 89 45.904 .177 .098
157 45.849 .179 .079 43 45.678 .183 .078
183 45.503 .188 .079 130 45.442 .190 .064 21 45.260 .195 .066 96 45.234 .196 .050 61 44.945 .204 .065 88 44.470 .218 .119 9 43.859 .237 .245
176 43.605 .245 .282 123 43.499 .249 .267 150 43.465 .250 .228 128 43.361 .253 .215 122 43.249 .257 .205 144 43.190 .259 .180
7 42.817 .272 .256 153 42.522 .283 .316 80 42.399 .287 .311 68 42.355 .289 .275
196 42.329 .290 .236 170 42.329 .290 .191 151 42.239 .293 .178 93 42.144 .296 .167
163 42.085 .299 .147 8 42.055 .300 .122
156 42.055 .300 .094 198 42.014 .301 .078
90
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 85 41.520 .320 .161
190 41.517 .320 .128 75 41.119 .336 .210
169 41.030 .339 .198 16 40.996 .340 .169
159 40.762 .350 .206 199 40.742 .351 .173 133 40.497 .361 .215 87 40.041 .380 .353 42 39.887 .386 .369 62 39.852 .388 .332 23 39.803 .390 .302
164 39.774 .391 .266 197 39.746 .392 .231 63 39.743 .392 .191
165 39.661 .396 .180 92 39.648 .396 .148
116 39.507 .402 .156 30 39.405 .407 .153 51 39.344 .410 .138 45 39.336 .410 .111 66 39.230 .415 .109 86 39.178 .417 .095
132 38.848 .431 .151 158 38.804 .433 .132 134 38.790 .434 .107 112 38.766 .435 .088 184 38.707 .438 .078 70 38.682 .439 .063
166 38.647 .440 .052
Modification Indices (Group number 1 - Default model)
Covariances: (Group number 1 - Default model) M.I. Par Change
z4 <--> Data 11.775 .040 e37 <--> Data 5.819 .028 e36 <--> e38 5.373 .035 e35 <--> e36 10.176 .047 e34 <--> e38 4.263 -.031 e33 <--> Social value 6.655 -.040
91
M.I. Par Change e33 <--> e37 8.929 -.040 e32 <--> e38 5.635 -.034 e32 <--> e37 4.732 .029 e32 <--> e36 4.107 -.027 e32 <--> e33 11.177 .042 e31 <--> Social value 4.011 -.032 e31 <--> z1 4.559 -.022 e28 <--> Customer Service 4.718 .025 e28 <--> Data 5.629 -.025 e28 <--> z2 4.860 .025 e24 <--> z2 6.320 -.029 e24 <--> e28 4.411 -.025 e26 <--> e29 5.090 -.034 e27 <--> e38 5.455 .040 e27 <--> e24 5.344 -.033 e27 <--> e26 12.207 .070 e23 <--> e30 4.479 -.023 e23 <--> e24 7.163 -.035 e22 <--> e31 4.281 -.030 e22 <--> e28 5.552 .031 e21 <--> z2 5.273 .028 e21 <--> e23 5.314 .032 e20 <--> z4 5.153 .031 e20 <--> e35 8.244 .040 e20 <--> e21 4.189 .025 e14 <--> Pricing 9.276 .062 e14 <--> z2 5.603 .030 e14 <--> e34 4.636 .031 e14 <--> e25 5.185 .030 e14 <--> e27 6.683 -.042 e14 <--> e23 9.820 .046 e15 <--> e20 5.360 .030 e15 <--> e14 4.449 .030 e16 <--> Data 4.209 .023 e17 <--> e16 5.113 -.032 e18 <--> Social value 5.091 -.037 e18 <--> Pricing 4.578 -.042 e18 <--> e25 7.308 -.034 e18 <--> e27 9.009 .047 e18 <--> e14 7.034 -.038
92
M.I. Par Change e18 <--> e17 11.060 .048 e11 <--> e23 4.665 .024 e12 <--> e37 8.316 .038 e12 <--> e31 4.593 .028 e12 <--> e14 5.623 -.032 e5 <--> z4 4.880 .029 e5 <--> e37 6.365 .033 e5 <--> e36 6.072 -.032 e6 <--> e29 4.301 .023 e6 <--> e28 5.769 -.029 e6 <--> e14 8.668 .040 e6 <--> e5 17.356 .049 e7 <--> Pricing 10.163 .064 e7 <--> e36 4.728 .032 e7 <--> e15 6.444 -.036 e7 <--> e6 8.511 .039 e8 <--> Pricing 5.709 -.045 e8 <--> e27 4.428 .031 e8 <--> e14 17.865 -.058 e8 <--> e12 4.959 .028 e8 <--> e6 22.147 -.058 e8 <--> e7 5.866 -.033 e9 <--> e29 4.778 .025 e9 <--> e28 4.327 -.026 e9 <--> e20 5.046 -.029 e9 <--> e16 4.154 -.028 e9 <--> e5 5.135 -.028 e9 <--> e7 4.032 -.028 e9 <--> e8 5.887 .032 e10 <--> e14 6.729 -.039 e10 <--> e5 14.423 -.050 e10 <--> e6 24.391 -.068 e10 <--> e8 58.842 .107 e2 <--> Social value 4.676 -.041 e2 <--> e32 4.517 -.033 e2 <--> e31 4.235 .033 e1 <--> Social value 4.249 .039 e1 <--> e14 5.512 .039 e1 <--> e7 5.579 .040
93
Variances: (Group number 1 - Default model) M.I. Par Change
Regression Weights: (Group number 1 - Default model) M.I. Par Change
Loyalty <--- Social value 4.966 .146 Loyalty <--- Customer Service 12.957 .308 Loyalty <--- Data 20.589 .393 Loyalty <--- Emotional value 6.568 .284 Loyalty <--- Economic value 17.814 .445 l7 <--- ns4 4.495 .104 l6 <--- Data 7.669 .238 l6 <--- Emotional value 4.732 .239 l6 <--- ld1 11.942 .195 l6 <--- ld2 4.321 .120 l6 <--- ld4 6.086 .135 l6 <--- ld5 4.525 .123 l5 <--- l4 5.301 .122 l4 <--- Pricing 4.086 .125 l4 <--- l5 4.434 .115 l4 <--- nek2 7.811 .170 l3 <--- sq1 4.007 .113 l2 <--- Social value 6.679 -.156 l2 <--- ns1 6.312 -.100 l2 <--- ns2 5.924 -.097 l2 <--- ns4 4.153 -.087 l1 <--- Customer Service 5.921 .193 l1 <--- sq3 5.817 .124 kk4 <--- ns2 4.347 -.087 kk2 <--- b3 4.917 .097 kk2 <--- ld2 4.003 .095 kk2 <--- ld5 4.648 .103 kk1 <--- l2 4.123 -.094 kk1 <--- ld2 7.292 -.141 kk1 <--- ld5 6.416 -.132 ns1 <--- Emotional value 4.125 -.205 ns1 <--- kk1 4.150 -.099 ns1 <--- nem2 8.325 -.164 ns2 <--- l6 5.228 .102 ns2 <--- l3 5.457 .112 ns2 <--- nek1 4.322 .106
94
M.I. Par Change ns3 <--- ns4 5.064 .130 ns3 <--- ld5 4.392 -.153 ns4 <--- kk1 4.352 .121 ns4 <--- ns3 5.251 .102 ns4 <--- sq1 4.491 -.133 nem2 <--- ns1 5.547 -.100 nem2 <--- sq1 5.463 .132 nek3 <--- nem2 4.364 .125 nek3 <--- sq2 4.175 -.106 nek2 <--- l4 8.969 .148 nek2 <--- ld5 4.677 -.115 sq1 <--- Pricing 7.758 .168 sq1 <--- nem2 9.818 .196 sq1 <--- b2 5.378 -.119 sq1 <--- ld4 6.251 -.138 sq1 <--- ph1 9.077 .139 sq2 <--- ld3 6.646 -.146 sq3 <--- ld1 4.656 .118 sq3 <--- ld2 4.411 .117 sq4 <--- sq5 4.735 .123 sq5 <--- Social value 5.448 -.149 sq5 <--- ns1 4.402 -.088 sq5 <--- ns2 8.342 -.121 sq5 <--- sq4 5.331 .124 sq5 <--- ph1 4.342 -.093 b2 <--- l6 5.847 .111 b2 <--- ns2 4.180 -.080 b2 <--- sq1 4.276 -.107 b2 <--- ld4 5.063 .112 ld1 <--- Loyalty 5.528 .151 ld1 <--- l6 10.370 .145 ld1 <--- l1 4.957 .104 ld1 <--- ld2 7.527 .142 ld1 <--- ld6 7.301 -.130 ld2 <--- kk1 4.605 -.104 ld2 <--- sq1 9.114 .158 ld2 <--- sq3 4.269 .104 ld2 <--- ld1 6.197 .129 ld2 <--- ld3 4.966 .119 ld2 <--- ld4 8.372 -.145
95
M.I. Par Change ld2 <--- ld6 12.267 -.173 ld3 <--- Pricing 7.541 .165 ld3 <--- l7 4.260 .100 ld3 <--- l5 7.632 .147 ld3 <--- ph2 4.706 .102 ld3 <--- ph1 8.928 .138 ld4 <--- Pricing 4.700 -.121 ld4 <--- sq1 11.392 -.181 ld4 <--- b2 4.237 .098 ld4 <--- ld2 9.577 -.167 ld4 <--- ld6 29.723 .275 ld4 <--- ph1 4.382 -.090 ld5 <--- nek2 4.311 -.118 ld6 <--- sq1 4.802 -.129 ld6 <--- ld1 5.107 -.132 ld6 <--- ld2 10.422 -.193 ld6 <--- ld4 22.076 .266 ld6 <--- j1 4.125 -.084 ph2 <--- Social value 4.571 -.159 ph2 <--- l1 6.130 -.148 ph2 <--- ns1 4.499 -.104 ph2 <--- ns2 4.030 -.098 ph2 <--- sq3 4.156 .127 ph1 <--- Social value 4.115 .151 ph1 <--- l5 4.357 .126
Model Fit Summary
CMIN Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF Default model 105 1003.409 636 .000 1.578 Saturated model 741 .000 0
Independence model 38 4305.546 703 .000 6.125
RMR, GFI Model RMR GFI AGFI PGFI Default model .030 .799 .765 .686 Saturated model .000 1.000 Independence model .089 .318 .281 .302
96
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1 RFI
rho1 IFI
Delta2 TLI
rho2 CFI
Default model .767 .742 .900 .887 .898 Saturated model 1.000 1.000 1.000 Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures Model PRATIO PNFI PCFI Default model .905 .694 .812 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000
NCP Model NCP LO 90 HI 90 Default model 367.409 285.216 457.525 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 3602.546 3399.285 3813.166
FMIN Model FMIN F0 LO 90 HI 90 Default model 5.042 1.846 1.433 2.299 Saturated model .000 .000 .000 .000 Independence model 21.636 18.103 17.082 19.162
RMSEA Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE Default model .054 .047 .060 .156 Independence model .160 .156 .165 .000
AIC Model AIC BCC BIC CAIC Default model 1213.409 1264.597 1559.733 1664.733 Saturated model 1482.000 1843.238 3926.053 4667.053 Independence model 4381.546 4400.071 4506.883 4544.883
97
PH
J
LD
B
SQ
NEK
NEM
NS
KK L
ph1
e1
1
1
ph2
e21
j2e411 j1e3
1
ld6e10
1
1ld5e9
1 ld4e81 ld3e71 ld2e61 ld1e51
b3e1311 b2e12
1 b1e111
sq5
e18
1
1sq4
e171sq3
e161sq2
e151sq1
e141
nek1e19
1
1
nek2e201
nek3e211
nem1e22
1
1
nem2e231
ns4e27
1
1ns3e261ns2
e251ns1
e241
kk1e28
1
1
kk2e291
kk3e301
kk4e311 l1 e32
1
1
l2 e331
l3 e341
l4 e351
l5 e361
l6 e371
l7 e381
z11
z21
z31
z41
ECVI Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI Default model 6.098 5.685 6.550 6.355 Saturated model 7.447 7.447 7.447 9.263 Independence model 22.018 20.996 23.076 22.111
HOELTER
Model HOELTER
.05 HOELTER
.01 Default model 138 144 Independence model 36 37
98
Analysis Summary
Date and Time Date: Monday, September 06, 2010 Time: 1:07:21 AM
Title model modifikasi: Monday, September 06, 2010 01:07 AM
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label
Economic value <--- Pricing .112 .045 2.475 .013 Economic value <--- Network .076 .044 1.729 .084 Emotional value <--- Pricing .156 .049 3.219 .001 Emotional value <--- Network .011 .044 .258 .796 Economic value <--- Data .208 .066 3.157 .002 Emotional value <--- Data .277 .070 3.961 *** Economic value <--- Billing .049 .054 .899 .368 Emotional value <--- Billing .201 .058 3.446 *** Economic value <--- Customer Service .284 .097 2.918 .004 Emotional value <--- Customer Service -.142 .096 -1.475 .140 Satisfactions <--- Economic value .312 .132 2.368 .018 Satisfactions <--- Emotional value .356 .139 2.552 .011 Satisfactions <--- Social value -.038 .069 -.558 .577 Loyalty <--- Satisfactions .369 .070 5.279 *** ph1 <--- Pricing 1.000 ph2 <--- Pricing .708 .104 6.796 *** j2 <--- Network 1.000 j1 <--- Network 1.084 .186 5.832 *** ld6 <--- Data 1.000 ld5 <--- Data .692 .074 9.327 *** ld4 <--- Data 1.009 .078 12.999 *** ld3 <--- Data .652 .079 8.287 *** ld2 <--- Data .518 .078 6.612 *** ld1 <--- Data .740 .083 8.959 *** b3 <--- Billing 1.000 b2 <--- Billing 1.011 .078 12.990 *** b1 <--- Billing 1.119 .078 14.283 *** sq5 <--- Customer Service 1.000 sq4 <--- Customer Service 1.031 .121 8.507 *** sq3 <--- Customer Service 1.157 .131 8.813 ***
99
Estimate S.E. C.R. P Label sq2 <--- Customer Service 1.302 .164 7.927 *** sq1 <--- Customer Service 1.058 .144 7.346 *** nek1 <--- Economic value 1.000 nek2 <--- Economic value 1.166 .159 7.335 *** nek3 <--- Economic value .920 .138 6.667 *** nem1 <--- Emotional value 1.000 nem2 <--- Emotional value 1.069 .159 6.734 *** ns4 <--- Social value 1.000 ns3 <--- Social value 1.030 .091 11.343 *** ns2 <--- Social value 1.378 .109 12.680 *** ns1 <--- Social value 1.250 .102 12.226 *** kk1 <--- Satisfactions 1.000 kk2 <--- Satisfactions 1.072 .082 13.054 *** kk3 <--- Satisfactions 1.036 .079 13.192 *** kk4 <--- Satisfactions .720 .078 9.290 *** l1 <--- Loyalty 1.000 l2 <--- Loyalty 1.139 .097 11.764 *** l3 <--- Loyalty 1.069 .121 8.855 *** l4 <--- Loyalty .930 .117 7.946 *** l5 <--- Loyalty 1.062 .121 8.745 *** l6 <--- Loyalty 1.145 .106 10.818 *** l7 <--- Loyalty 1.289 .138 9.340 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate
Economic value <--- Pricing .211 Economic value <--- Network .138 Emotional value <--- Pricing .301 Emotional value <--- Network .021 Economic value <--- Data .297 Emotional value <--- Data .402 Economic value <--- Billing .070 Emotional value <--- Billing .293 Economic value <--- Customer Service .289 Emotional value <--- Customer Service -.147 Satisfactions <--- Economic value .227 Satisfactions <--- Emotional value .254 Satisfactions <--- Social value -.041 Loyalty <--- Satisfactions .436 ph1 <--- Pricing .946 ph2 <--- Pricing .684 j2 <--- Network .827
100
Estimate j1 <--- Network .854 ld6 <--- Data .834 ld5 <--- Data .626 ld4 <--- Data .861 ld3 <--- Data .590 ld2 <--- Data .471 ld1 <--- Data .675 b3 <--- Billing .828 b2 <--- Billing .805 b1 <--- Billing .913 sq5 <--- Customer Service .615 sq4 <--- Customer Service .627 sq3 <--- Customer Service .710 sq2 <--- Customer Service .776 sq1 <--- Customer Service .670 nek1 <--- Economic value .630 nek2 <--- Economic value .764 nek3 <--- Economic value .620 nem1 <--- Emotional value .640 nem2 <--- Emotional value .696 ns4 <--- Social value .725 ns3 <--- Social value .671 ns2 <--- Social value .950 ns1 <--- Social value .862 kk1 <--- Satisfactions .792 kk2 <--- Satisfactions .853 kk3 <--- Satisfactions .865 kk4 <--- Satisfactions .638 l1 <--- Loyalty .663 l2 <--- Loyalty .748 l3 <--- Loyalty .741 l4 <--- Loyalty .635 l5 <--- Loyalty .715 l6 <--- Loyalty .736 l7 <--- Loyalty .795
101
Covariances: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label
Pricing <--> Network .045 .034 1.339 .180 Pricing <--> Data .097 .027 3.628 *** Pricing <--> Billing .056 .026 2.164 .030 Pricing <--> Customer Service .051 .020 2.487 .013 Network <--> Data .045 .026 1.731 .083 Network <--> Billing .008 .026 .290 .772 Network <--> Customer Service .005 .019 .242 .809 Data <--> Billing .062 .021 3.011 .003 Data <--> Customer Service .082 .018 4.563 *** Billing <--> Customer Service .039 .015 2.530 .011 Pricing <--> Social value .022 .024 .922 .357 Network <--> Social value .099 .028 3.526 *** Data <--> Social value .011 .018 .576 .564 Billing <--> Social value .022 .019 1.191 .234 Customer Service <--> Social value .020 .014 1.445 .148 z4 <--> Social value .042 .015 2.826 .005 e6 <--> e5 .084 .014 6.037 *** e8 <--> e7 -.041 .012 -3.466 *** e9 <--> e6 .077 .013 5.722 *** e32 <--> e33 .075 .016 4.813 *** e32 <--> e37 .062 .015 4.149 *** e7 <--> e6 .079 .014 5.559 *** e18 <--> e17 .068 .017 3.919 *** e14 <--> e23 .050 .014 3.654 *** e27 <--> e26 .092 .023 4.034 *** e6 <--> Customer Service .036 .010 3.459 *** e18 <--> e27 .044 .014 3.017 .003 e18 <--> e16 .045 .015 2.902 .004 e12 <--> e31 .026 .013 2.069 .039 e7 <--> Pricing .053 .021 2.566 .010 e21 <--> z2 .040 .012 3.293 *** e36 <--> z2 -.027 .011 -2.383 .017 e10 <--> e5 -.052 .012 -4.385 *** e19 <--> z2 .028 .012 2.307 .021 e22 <--> e28 .030 .013 2.218 .027 e17 <--> z2 .020 .011 1.732 .083 e20 <--> z4 .024 .012 2.092 .036 e23 <--> e30 -.031 .011 -2.879 .004 e14 <--> e34 .031 .013 2.336 .019 e5 <--> z4 .033 .011 2.972 .003 e18 <--> e30 -.015 .010 -1.438 .150 e14 <--> Pricing .071 .022 3.269 .001 e20 <--> e35 .039 .014 2.844 .004
102
Estimate S.E. C.R. P Label e34 <--> e38 -.053 .015 -3.529 *** e33 <--> Social value -.055 .015 -3.729 *** e35 <--> e36 .049 .016 3.029 .002 e12 <--> Data .033 .014 2.385 .017 e2 <--> Social value -.051 .018 -2.769 .006 e36 <--> Social value -.038 .015 -2.546 .011 e2 <--> e16 .034 .016 2.191 .028 e26 <--> e24 .042 .019 2.210 .027 e10 <--> e16 -.011 .011 -.980 .327 e10 <--> z3 -.025 .013 -1.942 .052 e9 <--> e26 -.028 .016 -1.747 .081
Correlations: (Group number 1 - Default model) Estimate
Pricing <--> Network .107 Pricing <--> Data .290 Pricing <--> Billing .167 Pricing <--> Customer Service .214 Network <--> Data .142 Network <--> Billing .024 Network <--> Customer Service .020 Data <--> Billing .247 Data <--> Customer Service .459 Billing <--> Customer Service .217 Pricing <--> Social value .065 Network <--> Social value .301 Data <--> Social value .041 Billing <--> Social value .086 Customer Service <--> Social value .109 z4 <--> Social value .219 e6 <--> e5 .429 e8 <--> e7 -.305 e9 <--> e6 .366 e32 <--> e33 .398 e32 <--> e37 .313 e7 <--> e6 .365 e18 <--> e17 .325 e14 <--> e23 .319 e27 <--> e26 .317 e6 <--> Customer Service .207 e18 <--> e27 .195
103
Estimate e18 <--> e16 .239 e12 <--> e31 .166 e7 <--> Pricing .179 e21 <--> z2 .373 e36 <--> z2 -.237 e10 <--> e5 -.389 e19 <--> z2 .249 e22 <--> e28 .194 e17 <--> z2 .166 e20 <--> z4 .191 e23 <--> e30 -.283 e14 <--> e34 .187 e5 <--> z4 .222 e18 <--> e30 -.110 e14 <--> Pricing .255 e20 <--> e35 .243 e34 <--> e38 -.335 e33 <--> Social value -.258 e35 <--> e36 .247 e12 <--> Data .177 e2 <--> Social value -.197 e36 <--> Social value -.172 e2 <--> e16 .168 e26 <--> e24 .188 e10 <--> e16 -.082 e10 <--> z3 -.173 e9 <--> e26 -.111
Variances: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label
Pricing .440 .074 5.938 *** Network .403 .086 4.693 *** Data .251 .037 6.834 *** Billing .252 .037 6.846 *** Customer Service .127 .029 4.378 *** Social value .268 .046 5.884 *** z1 .071 .018 4.004 *** z2 .068 .018 3.679 *** z3 .198 .031 6.383 *** z4 .136 .028 4.955 *** e1 .052 .056 .919 .358
104
Estimate S.E. C.R. P Label e2 .251 .038 6.640 *** e4 .186 .068 2.745 .006 e3 .176 .078 2.240 .025 e10 .110 .017 6.419 *** e9 .187 .020 9.400 *** e8 .089 .015 5.953 *** e7 .199 .022 9.158 *** e6 .236 .023 10.336 *** e5 .164 .019 8.576 *** e13 .115 .016 7.084 *** e12 .140 .018 7.616 *** e11 .063 .016 4.039 *** e18 .209 .024 8.646 *** e17 .209 .024 8.534 *** e16 .167 .022 7.759 *** e15 .142 .021 6.709 *** e14 .175 .021 8.206 *** e19 .187 .023 7.999 *** e20 .119 .021 5.742 *** e21 .167 .021 8.107 *** e22 .171 .023 7.536 *** e23 .144 .023 6.275 *** e27 .241 .027 8.989 *** e26 .347 .038 9.199 *** e25 .055 .021 2.584 .010 e24 .145 .023 6.425 *** e28 .138 .017 7.953 *** e29 .100 .015 6.677 *** e30 .084 .014 6.194 *** e31 .177 .019 9.189 *** e32 .212 .023 9.232 *** e33 .168 .020 8.388 *** e34 .156 .020 7.833 *** e35 .213 .023 9.168 *** e36 .186 .021 8.718 *** e37 .185 .022 8.619 *** e38 .161 .023 7.158 ***
105
Modification Indices (Group number 1 - Default model)
Covariances: (Group number 1 - Default model) M.I. Par Change
z4 <--> Data 4.523 .026 e32 <--> Customer Service 5.231 .022 e28 <--> Customer Service 5.765 .024 e23 <--> e24 4.930 -.027 e14 <--> e27 5.309 -.032 e15 <--> e21 4.041 -.027 e18 <--> Social value 6.046 -.034 e12 <--> e37 8.989 .036 e12 <--> e32 5.727 -.027 e5 <--> e36 4.459 -.024 e6 <--> e28 5.762 -.025 e7 <--> e15 5.887 -.031 e9 <--> e16 4.372 -.025 e10 <--> Network 6.028 -.043 e10 <--> e37 4.164 -.023
Variances: (Group number 1 - Default model) M.I. Par Change
Regression Weights: (Group number 1 - Default model) M.I. Par Change
Loyalty <--- Customer Service 7.985 .234 Loyalty <--- Data 11.169 .185 Loyalty <--- Emotional value 4.593 .192 Loyalty <--- Economic value 5.838 .208 l6 <--- b2 5.089 .108 l6 <--- ld1 8.001 .156 l4 <--- sq1 4.641 .120 l2 <--- sq4 4.908 -.102 l2 <--- sq5 4.627 -.100 l1 <--- Customer Service 8.992 .258 l1 <--- nek2 4.166 .106 l1 <--- sq2 5.419 .109 l1 <--- sq3 6.500 .123 l1 <--- sq4 4.378 .100 l1 <--- sq5 7.055 .128 kk2 <--- b3 4.284 .090
106
M.I. Par Change kk2 <--- ld2 4.305 .099 kk1 <--- ld2 9.094 -.157 kk1 <--- ld5 7.001 -.137 ns1 <--- Emotional value 5.584 -.230 ns1 <--- nem2 8.322 -.159 nem2 <--- ns1 6.624 -.101 nem1 <--- ld2 4.266 .119 sq1 <--- b2 4.913 -.104 sq1 <--- ld4 4.408 -.106 sq2 <--- ld3 7.162 -.150 sq3 <--- ld1 6.235 .136 sq5 <--- Social value 5.832 -.139 sq5 <--- ns2 6.321 -.097 ld1 <--- Pricing 4.714 .091 ld1 <--- sq1 4.275 .097 ld1 <--- ph1 4.933 .084 ld4 <--- Pricing 4.587 -.083 ld4 <--- sq1 5.492 -.102 ld4 <--- ph1 4.209 -.072 ld6 <--- Network 5.287 -.106 ld6 <--- j1 6.044 -.081 ph2 <--- l1 4.241 -.120
Model Fit Summary
CMIN Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF Default model 144 649.621 597 .067 1.088 Saturated model 741 .000 0
Independence model 38 4305.546 703 .000 6.125
RMR, GFI Model RMR GFI AGFI PGFI Default model .028 .865 .832 .697 Saturated model .000 1.000 Independence model .089 .318 .281 .302
107
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1 RFI
rho1 IFI
Delta2 TLI
rho2 CFI
Default model .849 .822 .986 .983 .985 Saturated model 1.000 1.000 1.000 Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures Model PRATIO PNFI PCFI Default model .849 .721 .837 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000
NCP Model NCP LO 90 HI 90 Default model 52.621 .000 118.473 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 3602.546 3399.285 3813.166
FMIN Model FMIN F0 LO 90 HI 90 Default model 3.264 .264 .000 .595 Saturated model .000 .000 .000 .000 Independence model 21.636 18.103 17.082 19.162
RMSEA Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE Default model .021 .000 .032 1.000 Independence model .160 .156 .165 .000
AIC Model AIC BCC BIC CAIC Default model 937.621 1007.821 1412.579 1556.579 Saturated model 1482.000 1843.238 3926.053 4667.053 Independence model 4381.546 4400.071 4506.883 4544.883
ECVI Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI Default model 4.712 4.447 5.043 5.064 Saturated model 7.447 7.447 7.447 9.263 Independence model 22.018 20.996 23.076 22.111
108
PH
J
LD
B
SQ
NEK
NEM
NS
KK L
ph1
e1
1
1
ph2
e21
j2e411 j1e3
1
ld6e10
1
1ld5e9
1 ld4e81 ld3e71 ld2e61 ld1e51
b3e1311 b2e12
1 b1e111
sq5
e18
1
1sq4
e171sq3
e161sq2
e151sq1
e141
nek1e19
1
1
nek2e201
nek3e211
nem1e22
1
1
nem2e231
ns4e27
1
1ns3e261ns2
e251ns1
e241
kk1e28
1
1
kk2e291
kk3e301
kk4e311 l1 e32
1
1
l2 e331
l3 e341
l4 e351
l5 e361
l6 e371
l7 e381
z11
z21
z31
z41
HOELTER
Model HOELTER
.05 HOELTER
.01 Default model 201 209 Independence model 36 37
top related