bab i pendahuluan
Post on 19-Jan-2016
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Respirasi (pernapasan) adalah proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dalam tubuh makhluk
hidup. Kedua proses tersebut berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju ke semua sel dalam semu
jaringan. Di dalam sel-sel tersebut O2 menuju mitokondria digunakan untuk respirasi seluler. Kecepatan
respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor , diantaranya aktivitas, kesehatan, dan bobot badan
(Akhyar,2003).
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas
di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan
luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang
digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan sistem respirasi pada hewan vertebrata dan invertebrata
2. Untuk mengetahui golongan hewan mana yang termasuk vertebrata dan invertebrata
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hewan Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan
memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak
bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki sistem
kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi
salurannya.
Penutup Tubuh
Hewan bertulang punggung mempunyai penutup tubuh agar dapat terus bertahan hidup di lingkungannya. Penutup tubuh ikan yaitu sisik dan lendir, penutup tubuh kodok berupa Zat beracun, kucing, anjing dan kuda mempunyai penutup tubuh berupa rambut, burung mempunyai penutup bulu, penyu dan kura-kura memiliki perisai, kadal mempunyai mempunyai penutup tubuh sisik epidermis.
Suhu Tubuh
Berdasarkan suhu tubuh dan respon terhadap perubahan suhu di lingkunganny, hewan terdiri dari :
a. Hewan bersuhu tubuh tetap atau berdarah panas, hewan jenis ini jika dipegang akan terasa hangat, yang menyebabkan suhu tubuh tetap yaitu karena darah yang kaya oksigen dan karbon dioksida terpisah sempurna di dalam jantung yang terdiri atas empat ruang yaitu (serambi kanan-kiri dan bilik kanan-kiri)
b. Hewan bersuhu tubuh berubah ubah atau berdarah dingin, jika jenis hewan ini dipegang akan terasa dingin sehingga untuk meningkatkan suhu tubuhnya jenis hewan ini harus berjemur, suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan suhu di lingkungannya. Hal ini terjadi karena sekat jantung tidak sempurna sehingga darah yang kaya oksigen bercampur dengan darah yang kaya karbon dioksida.
Perkembangbiakan
Hewan berkembangbiak untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya, atau menghasilkan keturunan dari jenisnya. Perkembangbiakan dilakukan melalui bertelur atau beranak.
Berikut ini akan di bahas beberapa sistem pernapasan hewan invertebrata:
a. Respirasi pada Ikan (Pisces)
Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bemapas dengan insang.
Ada yang insangnya dilengkapi tutup insang (operkulum), misalnya ikan bertulang sejati
(Osteichthyes), dan ada pula yang insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan bertulang
rawan (Chondrichthyes). Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru, yang bernapas
dengan pulmosis. Insang ikan terdiri atas bagian lengkung insang, rigi-rigi dan lembar insang.
Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh
pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernafasan yang melalui insang. Lembaran
insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah, karena mempunyai
banyak pembuluh kapler darah yang merupakan cabang dari arteri insang. Pada lembaran yang
kaya kapiler darah inilah pertukaran CO2 dan oksigen berlangsung.Insang ikan tersimpan di
dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pemapasan ikan bertulang
sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi.
1. Fase inspirasi : Fase inspirasi merupakan fase pengambilan air ke dalam insang.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: tutup insang menutup, mulut terbuka,
akibatnya tekanan dalam mulut rendah dan air dari luar masuk ke dalam rongga mulut.
2. Fase ekspirasi : Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air. Setelah air masuk ke dalam
rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang membuka, tekanan yang lebih besar di
dalam rongga mulut menyebabkan air ke luar melewati celah tutup insang tersebut. Pada
saat air ke luar melalui lembaran insang, oksigen berdifusi ke dalam kapiler
darah,sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi pertukaran 02 dan CO2 pada
ikan terjadi pada fase ekspirasi. Pada ikan paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara
pernafasan yang menyerupai amfibi. Di samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu
atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru, yang dapat digunakan untuk
membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak pembuluh
darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran
ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya,
sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah. Ikan paru-paru hidup
di rawa-rawa dan di sungai. Bila airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, dia masih
mampu bertahan hidup karena bernapas menggunakan gelembung udaranya. Berdasarkan
kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa ikan paru-paru merupakan makhluk
peralihan dari ikan ke amfibia
b. Respirasi pada Katak (Amphibi)
Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis.
Saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak masih berupa berudu, hidup di air seperti
ikan. Pada saat itu berudu bernapas dengan insang. Mula-mula berupa insang luar, dan setelah
berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti insang dalam. Selanjutnya insang dalam ini
akan berkembang menjadi paru-paru, sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari
kulit. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak, alat pernapasannya berubah menjadi
kulit dan paru-paru. Pemapasan dengan kulit berlangsung efektif secara difusi baik di darat
maupun di air sedangkan pernafasan paru-paru hanya dilakukan saat berada di darat.
Mekanisme pernapasan pada katak juga meliputi inspirasi dan ekspirasi. Mekanisme pernapasan
pada katak selengkapnya sebagai berikut.
1. Fase Inspirasi : Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut terus
ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume
rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut
melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah
berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat,
sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen
berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
2. Fase Ekspirasi : Setelah terjadi terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru, otot bawah
rahang bawah berelaksasi dan otot perut berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar,
sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari dalam paru-paru masuk ke
rongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah berkontraksi, rongga mulut
mengecil, sedangkan tekanannya meningkat sehingga udara akan keluar melalui koane.
c. Respirasi pada Burung (Aves)
Susunan alat pemapasan burung terdiri atas:
lubang hidung
celah tekak atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea
trakea atau batang tenggorok – di dalam percabangan batang tenggorok terdapat pita
suara yang disebut syrink
sepasang paru-paru
Paru-paru yang ukurannya relatif kecil ini dihubungkan dengan kantong-kantong hawa atau
pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus). Kantong hawa berfungsi untuk:
membantu pemapasan, terutama pada waktu terbang
membantu memperbesar ruang siring, sehingga memperkeras suara
mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan
mengatur berat jenis tubuh pada saat burung terbang
Pernapasan pada burung saat tidak terbang
1. Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar –
tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian
oksigen masuk ke paru-paru dan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara
dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
2. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil – tekanan
membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa
bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat oleh
darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2
dan O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
Pernapasan pada burung saat terbang
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat
burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi dan
ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid (bahu)
dan pundi hawa bawah ketiak.
1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit,
sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa ketiak
melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran
gas O2 dan CO2.
2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit,
sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir
keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat
melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi
dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada
burung saat terbang juga berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi. Untuk respirasi pada
kelompok hewan lain sama prosesnya dengan mamalia atau manusia.
B. Pengertian Hewan Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur
morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang
punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana
dibandingkan hewan invertebrata.
Ciri-ciri kelas hewan yang termasuk ke dalam Invertebrata
Hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsangan eksternal, tumbuh mencapai
besar tertentu, memerlukan makanan bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Perbedaan
itu berlaku secara umum, tentu saja ada kelainan-kelainannya. Tiap individu, baik pada hewan
uniselular maupun pada hewan multiselular, merupakan satu unit. Hewan itu berorganisasi,
berarti tiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinat dari individu sebagai keseluruhan baik
sebagai bagian suatu sel maupun seluruh sel. Inilah yang disebut konsep organismal, suatu
konsep yang penting dalam biologi.
Secara umum berikut ini adalah ciri-ciri hewan :
1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan
nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam
tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan
organik yang terurai.
2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada
tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas
penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan sarafdan jaringan otot sehingga
dapat bergerak secara aktif.
4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang
mendominasi siklus hidupnya.
5. Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada temapt hidupya, ada yang
bernapas dengan paru-
paru seperti kucing, insangseperti ikan, kulit seperti cacing, trakea seperti serangga.
6. Memerlukan makanan untuk tumbuh dan bertahan hidup.
7. Tidak mempunyai indra berpikir.
8. Dapat dikendali untuk manusia (hewan piaraan/sirkus).
9. Kehidupan dapat berakhir (mati)
Hewan-hewan Invertebrata ada yang belum memiliki sistem pernapasan khusus, seperti Porifera
dan sebagian cacing (Vermes). Umumnya hewan-hewan tersebut melakukan pernapasan
langsung, yaitu secara difusi melalui permukaan tubuhnya. Namun, pada hewan-hewan yang
lebih tinggi, seperti Mollusca dan Arthropoda sudah memiliki sistem pernapasan khusus,
walaupun masih sederhana. Misalnya Insecta dan Myriapoda beranapas menggunakan trakea,
hewan-hewan Arachnida, misalnya laba-laba bernapas menggunakan paruparu buku. Hewan-
hewan yang hidup di air misalnya Crustacea (golongan udang-udangan) dan Mollusca (siput dan
kerang).
Berikut ini akan di bahas beberapa sistem pernapasan hewan invertebrata.
a. Sistem Pernapasan Pada Protozoa
Hewan protozoa seperti Amoeba atau Paramaecium bernapas menggunakan permukaan
tubuhnya. Oksigen dan karbondioksida saling berdifusi melalui membran sel.
Saat Amoeba bernapas, konsentrasi oksigen dalam sel semakin berkurang (rendah), sedangkan
sisa metabolisme yang berupa karbondioksida di dalam sel semakin tinggi konsentrasinya. Di
sisi lain, konsentrasi oksigen dalam air lebih tinggi daripada di dalam sel, sementara konsentrasi
oksigennya lebih rendah. Akibatnya, oksigen dari luar akan berdifusi ke dalam sel, sementara
karbondioksida berdifusi keluar sel menuju air.
Pertukaran gas tersebut akan terjadi pada seluruh luas permukaan tubuh protista. Selain itu,
proses seperti ini terjadi juga pada organisme uniselluler lain dan beberapa hewan seperti spons,
Cnidaria, dan cacing pipih
b. Sistem Pernapasan pada Serangga
Serangga memiliki organ pernapasan yang khas. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dilakukan melalui trakea. Trakea merupakan bagian tubuh serangga yang terbuat dari
pipa/tabung udara. Jumlah trakea di dalam tubuh serangga sangat banyak. Oleh karena itu, sistem
pernapasan serangga dinamakan sistem trakea. Saat serangga melakukan pernapasan, udara
masuk trakea melalui bagian yang terletak pada permukaan tubuh. Bagian tersebut
dinamakan spirakel. Spirakel dilindungi oleh bulu halus dengan fungsi sebagai penyaring debu
dan benda asing yang masuk menuju trakea. Setelah itu, udara tersebut akan melewati pipa kecil
yang disebut trakeola. Trakeola juga ini akan terhubung dengan membran sel. Trakeola memiliki
ujung kecil tertutup dan mengandung cairan dengan warna biru gelap. Oksigen akan berdifusi
masuk ke dalam sel tubuh melalui trakeola, sedangkan karbondioksida akan berdifusi keluar.
Setelah melewati trakeola, karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan melewati trakea.
Apabila serangga sedang aktif dan menggunakan banyak oksigen, sebagian besar cairan yang
berwarna biru akan ditarik ke dalam tubuh. Akibatnya, luas permukaan udara yang
berkontak langsung dengan sel menjadi semakin luas. Seekor serangga yang sedang terbang
mempunyai laju metabolisme lebih tinggi dibandingkan saat istirahat. Otot akan berkontraksi dan
berelaksasi secara bergantian sehingga tubuh bisa memampat dan menggembung.
Oleh karenanya udara akan secara cepat terpompa melalui sistem trakea.
Sebagian besar serangga hidup di daratan. Namun, ada juga serangga yang hidup pada perairan
seperti larva capung.
c. Sistem Pernapasan Pada Arthopoda (Laba-Laba dan Kalajengking)
Laba-laba (Arachnida) dan kalajengking (Scorpionida) bernapas dengan paru-paru buku.
Paru-paru buku ini merupakan invaginasi (pelekukan ke dalam) abdomen. Paru-paru buku
memiliki banyak lamela seperti halaman buku yang dipisahkan oleh batang-batang
sehingga udara dapat bergerak bebas. Udara dari luar, masuk melalui spirakel secara difusi.
Selanjutnya, udara masuk di antara sel-sel lamela dan berdifusi dengan pembuluh darah di
sekitar lamela.
d. Sistem Pernapasan Pada Cacing
Cacing senang hidup di daerah lembab. Hal ini dilakukan supaya kulit cacing selalu lembab.
Bagi cacing, misalnya saja cacing tanah, kulitnya dijadikan sebagai organ pernapasan atau
tepatnya sebagai tempat pertukaran gas.
Melalui kulitnya, oksigen dari luar berdifusi ke dalam tubuh secara difusi. Hemoglobin yang
terkandung dalam darah akan mengikat oksigen tersebut untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Sementara, hasil metabolisme yang berupa karbon dioksida dikeluarkan melalui permukaan
tubuh cacing. Pertukaran gas melewati permukaan tubuh pada cacing ini dinamakan juga
pernapasan integumenter.
.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari sistem repirasi pada hewan vertebrata dan invertebrata adalah:
1. Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang ata punggung
2. Hewan invertebrate adalah hewan yng tidak betulang belakang
3. Beberapa hewan yang tergolong vertebrata adalah ikan, katak dan burung, sedangkan hewan
yang tergolong hewan invertebrta di antaranya adalah protozoa, serangga, laba-laba, dan
kalajengking.
4. Pada hewan invertebrata, O2 langsung berdifusi dari lingkungan ke dalam tubuh, demikian
juga CO2 langsung berdifusi dari dalam tubuh ke lingkungan.
5. Sedangkan pada hewan vertebrata atau hewan-hewan kelas tinggi umumnya memiliki alat
pernapasan khusus, misalanya ingsang, paru-paru, kulit, trakea, dan paru-paru buku
3.2 Saran
Respirasi (pernapasan) adalah proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dalam tubuh
makhluk hidup. Hewan dapat di golongan menjadi 2 yaitu hewan vertebrata dan invertebrata.
Dalam sistem respirasinya pun berbeda, seperti hal nya pada hewan vertebrata ikan, katak, dan
burung. Sedangkan, pada hewan invertebrata seperti protozoa, serangga, laba-laba, kalajengking,
dan cacing.
Sistem respirasi pada ikan yaitu alat pernapasannya berupa ingsang. Ingsang berfungsi juga
sebagai lat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, pertukaran ion, dan osmoregualtor.
Sistem respirasi pada katak yaitu pada fase berudu, katak bernapas dengan ingsang, sedangkan
katak dewasa bernapas dengan kulit, selaput rongga, dan paru-paru. Sistem respirasi pada burung
yaitu alat pernapasannya berupa paru-paru. Burung memiliki 8 atau 9 pundi-pundi hawa (sakus
pneumatikus) yang berfungsi menyimpan cadangan O2 dan untuk meringankan tubuh.
Sistem respirasi pada protozoa yaitu bernapas menggunakan permukaan tubuhnya. Oksigen dan
karbondioksida saling berdifusi melalui membran sel. Sistem respirasi pada serangga yaitu
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida dilakukan melalui trakea. Trakea merupakan
bagian tubuh serangga yang terbuat dari pipa/tabung udara. Sistem respirasi pada laba-laba dan
kalajengking alat pernapasannya berupa paru-paru buku. Sistem repirasi pada cacing
kulitnya dijadikan sebagai organ pernapasan atau tepatnya sebagai tempat pertukaran gas.
Melalui kulitnya, oksigen dari luar berdifusi ke dalam tubuh secara difusi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, Moh. Salman. 2003. Biologi untuk SMU Kelas 1. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Istamar Syamsur, dkk. 2000. Biologi 2000 3B SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Tim Biologi. 1995. Panduan Belajar Biologi 2B untuk Kelas 2 SMU. Jakarta:
Yudhistira.
SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN
PUTRI DAMAYANTI
1347021007
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
top related