bab i pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.unair.ac.id/109218/3/4 bab i pendahuluan.pdftersebut...
Post on 04-Sep-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akutagawa Ryunosuke adalah seorang penulis yang aktif menulis pada zaman
Taishou (1912-1926). Banyak karya-karya besar yang sudah dihasilkannya. Karya-
karya Akutagawa Ryunosuke kebanyakan memiliki tema dengan latar belakang
agama, terlebih agama Buddha. Namun tak hanya agama Buddha saja, terdapat pula
beberapa karya yang memiliki unsur Kristiani. Kumpulan karya-karya Kristiani
tersebut disebut, Kirishitan mono. Karya-karya yang termasuk ke dalam Kirishitan
Mono, tidak ditulis dalam satu kurun waktu yang sama. Karya-karya tersebut ditulis
bercampur dengan tahun pembuatan karya yang memiliki genre berbeda. Seperti
Rushiheru dan Kumo no Ito. Rushiheru merupakan karya yang termasuk dalam
Kirishitan Mono, sedangkan Kumo no Ito adalah karya yang memiliki unsur agama
Buddha. Rushiheru dan Kumo no Ito sama-sama ditulis pada tahun 1918, hanya
berbeda bulan. Rushiheru ditulis pada bulan Agustus1, Kumo no Ito ditulis pada bulan
1 Aozora Bunko ( 青 空 文 庫 ). Rushiheru. Diakses dari
https://www.aozora.gr.jp/cards/000879/files/133_14546.html. Pada tanggal 14 April 2021, pukul
04:10.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
April2. Dengan ini dapat diketahui bahwa genre Kirishitan Mono tercipta karena
persamaan tema dan unsur yang dibawanya, yaitu agama Kristen. Cerpen yang
berjudul Tabako to Akuma termasuk dalam salah satu cerita bernuansa Kristiani yang
dibuat oleh Akutagawa Ryunosuke, dan ditulis pada tahun 1916 (Pedro T. Bassoe,
2012:2). Setelah itu, Akutagawa mulai menulis cerita-cerita lain yang bertema agama
Kristen. Seperti Ogata Ryousai Oboegaki yang ditulis pada tahun 1917, Rushiheru
pada tahun 1918, Nankyou no Kirisuto pada tahun 1920, Kokui Seibo tahun 1920,
Kamigami no Bishou pada tahun 1921), Ogin pada tahun 1922, Seihou no hito pada
tahun 1927, dan masih banyak lagi (Yoshiko dan Andrew Dykstra, 2009:24).
Dalam tulisan-tulisan Akutagawa dengan genre Kirishitan Mono tersebut,
setiap tokoh di dalam cerpen memiliki karakter dan peran yang berbeda, begitu pula
dengan alur ceritanya. Namun jika lebih diteliti lagi, terdapat satu karakter yang
selalu ada dalam tulisan-tulisan tersebut, yaitu Akuma. Tak jarang Akuma muncul
dalam cerpen Akutagawa sebagai pemeran utama. Seperti dalam cerpen Tabako to
Akuma dan Rushiheru. Dalam cerpen Tabako to Akuma, diceritakan bahwa Akuma
sebagai tokoh utama yang memegang alur cerita. Di pertengahan cerita, Akuma
bertemu dengan penggembala sapi, dan sampai pada akhirnya tokoh utama pada
cerita tersebut adalah Akuma dan penggembala sapi. Dalam cerpen Rushiheru, Akuma
muncul di pertengahan cerita. Rushiheru menceritakan tentang seorang tokoh
2 Aozora Bunko ( 青 空 文 庫 ). Kumo no Ito. Diakses dari
https://www.aozora.gr.jp/cards/000879/files/92_14545.html. Pada tanggal 14 April 2021, pukul
04:10.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
keagamaan Kristiani bernama Fucan Fabian yang merubah agamanya menjadi
Buddha setelah dia mendengarkan perkataan yang dilontarkan oleh Lucifer (iblis). Di
dalam Ogin, Akuma memang tidak banyak muncul, namun dia berperan besar dengan
mengendalikan hati karakter utama, yaitu Ogin, untuk menjadi perwujudan dari
Akuma. Hal ini dibuktikan dengan salah satu adegan dimana Ogin memilih untuk
membuang keyakinannya, dan mengajak kedua orang tua angkatnya untuk
mengikutinya ke neraka.
Konsep Akuma atau iblis yang ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke menarik
untuk dibahas, karena pada cerpen-cerpen Kirishitan Mono yang berjumlah sekitar
enam belas judul (Kishimoto Emi, 2019), sejauh yang dapat diketahui, Akutagawa
menyebut tokoh Akuma, dalam lima cerpen. Yaitu Tabako to Akuma, Akuma,
Hokyounin no Shi, Rushiheru, dan Ogin. Namun Penelitian ini tidak menggunakan
semua cerpen yang memiliki Akuma, melainkan hanya mengambil tiga cerpen
Kirishitan Mono milik Akutagawa Ryunosuke sebagai bahan penelitian, antara lain:
Tabako to Akuma, Rushiheru, dan Ogin. Tabako to Akuma dan Rushiheru diambil
menjadi objek utama karena dalam enam belas cerpen Kirishitan Mono, tokoh Akuma
dalam dua cerpen tersebut berperan cukup krusial dalam menjalankan alur cerita.
Sedangkan di dalam Ogin, Akuma memang tak banyak ditulis secara wujud apa
adanya, namun fokus pada cerpen Ogin adalah watak dan kemampuan Akuma dalam
merubah hati seorang anak yang memiliki iman kuat menjadi berwatak iblis. Dan hal
ini dapat menambah poin untuk menjelaskan apa yang Akutagawa pikirkan mengenai
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
tokoh Akuma yang ditulisnya, dengan ditinjau dari watak dan kemampuan Akuma
dalam memanipulasi orang lain. Besarnya peran yang dilakukan Akuma
menyebabkan munculnya pemikiran bahwa Akuma memiliki konsep tersendiri,
melalui tanda-tanda yang dibawanya pada setiap kemunculannya.
Dan melihat dari tahun penulisannya, Tabako to Akuma adalah cerpen
Kirishitan Mono pertama yang ditulis pada tahun Taisho 5 (1916), bulan November.
Rushiheru ditulis pada tahun Taisho 7 (1918), bulan November. Dan Ogin ditulis
pada Taisho 11 (1922) bulan September (Taihei Kunimatsu,1999: 43). Sehingga
dengan begitu, kita dapat mengetahui apakah ada atau tidak perbedaan pada makna
atau interpretasi mengenai tokoh Akuma dalam pemikiran Akutagawa Ryunosuke
seiring dengan berjalannya waktu.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini akan berfokus pada tiga hal, yaitu:
1. Apa perbedaan dari kemunculan Akuma dalam cerpen Tabako to
Akuma, Rushiheru, dan Ogin karya Akutagawa Ryunosuke?
2. Apa konsep yang terkandung di balik karakter iblis (Akuma) yang
ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke dalam ketiga cerpen tersebut?
3. Apa makna dari perulangan tokoh Akuma dalam tiga karya tersebut?
1.3. Tujuan Penelitian
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
Setelah menentukan rumusan masalah yang dikaji, dapat ditarik kesimpulan
bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjabarkan perbedaan kemunculan Akuma yang muncul
dengan membandingkantiga cerpen Kirishitan Mono tersebut.
2. Dapat mengidentifikasi konsep karakter Akuma dalam pemikiran
Akutagawa Ryunosuke, dengan membandingkan tiga cerpen
Kirishitan Mono yang diambil pada tiga tahun berbeda.
3. Dapat menjelaskan makna tokoh Akuma dalam Tabako to Akuma,
Rushiheru, dan Ogin dengan meninjau pemikiran dan kekhasan yang
dimiliki Akutagawa Ryunosuke dalam menulis cerpen.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis, maupun praktis.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, dengan menjelaskan secara rinci mengenai hal yang ingin
disampaikan oleh Akutagawa Ryunosuke dari ketiga cerpen tersebut, penelitian
ini diharapkan dapat membantu penelitian-penelitian sastra, khususnya penelitian
sastra Kirishitan Mono dari karya-karya Akutagawa Ryunosuke, untuk
memahami pola pikir Akutagawa Ryunosuke.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan menguraikan secara rinci karakter iblis yang cukup banyak
muncul dalam ketiga cerpen tersebut, penelitian ini diharapkan dapat membantu
pembaca cerpen Akutagawa Ryunosuke terlebih pembaca cerpen Tabako to
Akuma, Rushiheru, dan Ogin untuk lebih memahami isi cerita.
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan untuk penelitian ini adalah karakter iblis
(Akuma) dalam cerpen Tabako to Akuma, Rushiheru, dan Ogin karya Akutagawa
Ryunosuke, baik cerpen yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris ataupun
yang berbahasa Jepang. Disini cerpen berbahasa Inggris hanya dipakai pada
cerpen Tabako to Akuma, dan digunakan sebagai data sekunder, dimana cerpen
yang sudah diterjemahkan tersebut hanya sebagai pembantu untuk memudahkan
proses penerjemahan beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia. Selebihnya
dipahami dan diterjemahkan lebih lanjut, agar tidak menimbulkan kesalah
pahaman dalam penerjemahan.
Batasan masalah ini diambil dengan alasan; ketiga cerpen tersebut merupakan
cerpen-cerpen Akutagawa Ryunosuke yang mengangkat karakter Akuma (iblis)
dengan cukup kuat, sehingga dapat memberikan cukup banyak data yang berguna.
Ketiga cerpen diatas juga digunakan sebagai objek utama penelitian ini.
1.6. Tinjauan Pustaka
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
Penjelasan mengenai Kirishitan Mono, hubungan antara Akutagawa
Ryunosuke dengan agama Kristen, dan penjelasan dasar mengenai Akuma dalam
tinjauan pustaka ini dapat diaplikasikan dalam memahami lebih lanjut tentang
tokoh Akuma yang ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke.
Penelitian yang dilakukan oleh Pedro T. Bassoe (2012) yang berjudul
Akutagawa and the Kirishitan Mono: The Exoticization of a Barbarian Religion
andthe Acclamation of Martyrdom, Bassoe menggunakan metode deskriptif
analisis dalam penelitiannya. Menurut penulis, terdapatsatu poin dalam tujuan
penelitian Bassoe, yaitu adalah meneliti citra para martir, seperti yang disajikan
baik dalam cerita Kirishitan Mono karya Akutagawa Ryunosuke dan cerita agama
lainnya, di mana keyakinan para martir diangkat sebagai bentuk murni ideologi
yang menyimpang dari modernitas, serta sedikit menjelaskan tentang bagaimana
pandangan Akutagawa Ryunosuke terhadap Kristen.
Pertama-tama Bassoe menjelaskan dan membagi penelitian dalam 5 bab,
dimana dalam 5 bab itu memiliki tema yang berbeda-beda pula. Setiap bab
menjelaskan cerpen-cerpen Kirishitan Mono karya Akutagawa Ryunosuke sesuai
dengan tema yang diangkat.
Pada jurnal yang ditulis oleh Kunimatsu Taihei, dan berjudul Akutagawa
Ryunosuke no Kirishitan mono, “Akuma” ni tsuite jilid satu, tidak dituliskan
secara jelas metode yang digunakan oleh Kunimatsu Taihei, namun penulis
melihat bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, karena
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
Kunimatsu Taihei menjelaskan isi penelitian dengan disertai banyak bukti. Poin
dalam jurnal Kunimatsu Taihei adalah, menjelaskan bentuk-bentuk Akuma yang
muncul dalam sebagian besar cerpen-cerpen Kirishitan Mono milik Akutagawa
Ryunosuke.
Hasil dari penelitian Kunimatsu Taihei adalah dapat menemukan penjelasan
mengenai Akuma dalam beberapa cerpen Kirishitan Mono karya Akutagawa
Ryunosuke. Kunimatsu menuliskan tentang seperti apa wujud Akuma yang selalu
dituliskan oleh Akutagawa Ryunosuke. Poin yang bagus dari penelitian yang
dilakukan oleh Kunimatsu Taihei yaitu dapat menemukan bukti yang mendukung
setiap analisisnya dengan jelas, dan Kunimatsu menuliskannya dengan rinci
sehingga mudah dibaca. Namun sangat disayangkan, Kunimatsu Taihei tidak
memberikan kutipan pendukung dari karya tulis lain, sehingga analisis yang
diungkapkan oleh Kunimatsu belum dapat dipastikan kesesuaiannya.
Jurnal berjudul Ogin no Futatsu no Teema ni Tsuite “Rinjin Ai” to “Kami
no Sukui” yang ditulis oleh Hidemi Takeda adalah penelitian ketiga yang bisa
penulis temukan. Jurnal ini berfokus pada cerpen Ogin. Dan seperti judulnya,
jurnal ini menjelaskan mengenai “cinta” dan “keselamatan dari Tuhan”. Hidemi
Takeda melakukan analisis cerpen Ogin dengan meninjau dari sisi keagamaan.
Hidemi menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘cinta’ dan ‘keselamatan’ yang
tertulis pada judul jurnal tersebut. Walaupun Hidemi Takeda meninjaunya secara
keagamaan, Hidemi juga mencantumkan cukup banyak bukti-bukti yang kuat atas
analisis-analisis tersebut. Bentuk tulisan penelitiannya pun jelas dan mudah
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
dibaca, sehingga dapat memudahkan pembaca untuk menemukan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Hidemi Takeda.
Kemudian penelitian selanjutnya adalahjurnal yang ditulis oleh Yoshida
Sanae, dengan judul Akutagawa Ryunosuke Kenkyuu Shi – Kirishitan Mono to
Kirisuto kyo ni tsuite –. Jurnal tersebut berisi kutipan dari jurnal-jurnal peneliti
lain, kemudian diperjelas dan diberi penguat oleh Yoshida. Jurnal tersebut banyak
berfokus pada dua cerpen Akutagawa, yaitu Seikyounin no Shi dan Seihou no Hito.
Yoshida memberikan penguat dan informasi mengenai kutipan-kutipan jurnal
tersebut dengan sangat jelas, sehingga memudahkan pembaca untuk menemukan
jurnal asli dari beberapa kutipan yang Yoshida sematkan.
1.7. Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan Teori Semiotik yang dikemukakan oleh Charles
Sander Peirce. Teori Semiotik dari Pierce mencakup pandangan yang cukup luas,
tak terbatas hanya satu bidang saja. Menurut Peirce dalam bukunya,
Philosophical Writings of Peirce, Semiotik adalah nama lain dari Logika (1955:
98). Sehingga bagi Peirce, semiotik merupakan kajian yang umum, karena
menggunakan logika didalamnya. Peirce juga menuliskan, bahwa tanda (sign)
adalah sesuatu yang ada bagi seseorang untuk sesuatu dalam sebuah hal atau
kapasitas (something which stands to somebody for something in some respect or
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
capacity)3, dimana Pierce berpikir bahwa manusia berpikir dalam tanda.Menurut
Wibowo (2011: 13), Teori semiotika Charles Sanders Peirce sering kali disebut
Grand Theory karena gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari
semua penandaan, Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan
menggabungkan kembali komponen dalam struktural tunggal.
Oleh karena luasnya daerah cangkupan dari teori tersebut, penulis
menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Pierce untuk menganalisis
mengenai konsep Akuma bagi Akutagawa Ryunosuke, dengan mendeskripsikan
tanda-tanda yang dapat ditemukan dalam tiga cerpen yang menjadi objek
penelitian tak hanya dengan melihat apa adanya kata-kata dalam naskah,
melainkan juga dengan memperhatikan hal-hal atau pesan-pesan tersembunyi
yang ada di dalam naskah.
1.8. Metode Penelitian
Untuk penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Sehingga, dalam penelitian ini, data utama nantinya akan diuraikan
berbentuk kata-kata, bukan berbentuk angka, dan data tersebut akan diulas dengan
menggunakan teori yang telah disebutkan sebelumnya.
1.8.1. Metode Pengumpulan Data
3Charles Sander Peirce, Philosophical Writings of Peirce (New York: Dover Publications, Inc),
1955: 99.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
Untuk teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik simak dan catat.
Penulis membaca dan menyimak serta mencari ciri-ciri Akuma dalam ketiga
cerpen tersebut, baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Jepang. Setelah
itu, penulis mencari pemaknaan dari ciri-ciri tersebut dengan menyimak kembali
ketiga cerpen tersebut, serta mencari data-data lain sebagai penguat analisis.
1.8.2. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menentukan beberapa jenis dan sumber data
yang digunakan. Jenis dan sumber data tersebut dibagi menjadi dua:
a) Data primer adalah data yang diperoleh dari naskah Tabako to Akuma,
Rushiheru, dan Ogin dari buku Akutagawa Ryunosuke Zenshuu,
diterbitkan oleh Iwanami Shoten jilid dua, tiga, dan sembilan.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur lain
yang mendukung tiga karya tersebut, seperti jurnal, website, laporan.
dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.
Karena peneliti menggunakan teori semiotik Charles Sanders Pierce untuk
menganalisis data, makapeneliti berfokus pada konsep segitiga (triardik), dimana
konsep tersebut adalah konsep yang dikemukakan oleh Pierce untuk
menganalisis objek. Teori triardik melingkupi representamen, interpretant, dan
object. Karena penulis sudah menentukan objek, yaitu Akuma dalam tiga cerpen
milik Akutagawa Ryunosuke, maka penulis akan menentukan bagian mana yang
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
merupakan representamen dan interpretant dalam penelitian ini. Semua data yang
telah diperoleh akan diolah atau dianalisis dengan teori yang telah dijelaskan
sebelumnya, kemudian hasil yang sudah ditemukan tersebut ditelaah lebih dalam.
Setelah data-data lain dan pemaknaan ditemukan, penulis kemudian menentukan
konsep Akuma yang tertulis pada karya-karya Akutagawa.
1.9. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas empat bab:
BAB I adalah pendahuluan, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, manfaat, batasan masalah, tinjauan pustaka, landasan teori, metode, dan
sistem penulisan penelitian.
BAB II adalah kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengertian
teori semiotik, pengertian teori semiotik menurut Charles Sanders
Peirce,pengertian Akuma di Jepang, dan Kirishitan Mono (キリシタン物).
BAB III adalah pembahasan serta pemaparan data. Dalam hal ini, terdiri dari;
penjelasan mengenai kemunculan dan persamaan ciri-ciri Akuma dalam ketiga
cerpen yang menjadi objek utama Tabako to Akuma, Rushiheru, dan Ogin, konsep
pemikiran Akutagawa Ryunosuke mengenai tokoh Akuma, dan makna yang
terkandung dari persamaan tersebut. Kemudian semua disampaikan secara jelas
serta rinci.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
SKRIPSI KONSEP AKUMA DALAM... IRMA SUKMAWANINGRUM
BAB IV adalah simpulan dari hasil analisa data dari penelitian beserta saran.
top related