bab i kontrasepsi

Post on 24-Apr-2015

28 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Kontrasepsi

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kontrasepsi adalah usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha–usaha itu

dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada

wanita tubektomi dan pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum

ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat berbagai berikut: 1) dapat dipercaya; 2)

tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3) daya kerjanya dapat dapat diatur

menurut kebutuhan. (1)

Pilihan kontrasepsi sebagian bergantung kepada efektivitas metode kontrasepsi dalam

mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Pada beberapa metode tertentu, efektivitas

metode kontrasepsi tidak hanya bergantung pada perlindungan yang diberikan tapi juga pada

konsistensi dan ketepatan penggunaan metode tersebut. Sangat beragamnya konsistensi maupun

ketepatan penggunaan metode kontrasepsi disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia,

penghasilan, keinginan klien untuk mencegah atau menunda kehamilan, serta budaya.

Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling

dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana

merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang

sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan

pilihan kontrasepsi yang sulit, karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima

sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individu dan seksualitas wanita atau biaya

untuk memperoleh kontrasepsi.(2)

Hasil sementara Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012

mengisyaratkan bahwa indikator pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang

menjadi tanggungjawab BKKBN seperti TFR, ASFR, CPR dan Unmet need belum tercapai.

Target indikator TFR (Total Fertility Rate - rata-rata wanita usia subur yang melahirkan anak)

sebesar 2,1 di tahun 2014 baru tercapai 2,6 tahun 2012. Indikator ASFR 15-19 tahun sebesar

30/1000 wanita di tahun 2014, baru tercapai 48/1000 wanita. CPR atau angka pemakaian

kontrasepsi sebesar 65 persen di tahun 2014, baru tercapai 57,9 persen. Demikian juga target

unmet need (pasangan usia subur ingin KB tetapi belum terlayani) akan ditekan hingga 5 persen

tahun 2014 namun kini masih 8,5 persen.(3)

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana gambaran penggunaan alat-alat kontrasepsi?

b. Bagaiman gambaran efek samping kepada pasien yang menggunakan kontrasepsi?

1.3.Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran penggunaan alat-alat kontrasepsi

b. Untuk gambaran efek samping kepada pasien yang menggunakan kontrasepsi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan

konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan

kehamilan, Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai

akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut.

Cara kerja kontrasepsi yaitu mengusahakan agar tidak terjadi evolusi, melumpuhkan

sperma, Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.(4)

2. Metode Kontrasepsi

Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh warga Negara Indonesia adalah

sebagai berikut:

a. Metode Sederhana

Kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan

metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe

Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode

Suhu Basal Badan dan Simptotermal yaitu paduaan antara Suhu Basal dengan Lendir Serviks.

Sedangkan metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom, Diafragma, Cup Serviks dan

Spermisid

b. Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi

(mengandung hormone progesterone dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesterone

saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada Pil dan Suntikan/injeksi. Sedangkan

kontrasepsi hormone yang berisi progesterone terdapat pada Pil, Suntik dan Implant.

c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang

mengandung hormone (sintetik progesterone) dan yang tidak mengandung hormon.

d. Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu: Metode Operatif Wanita (MOW)

dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode

ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan

antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan vasektomi yaitu memotong

atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.e. Metode

Kontrasepsi DaruratMetode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu:

Pil dan AKDR.(5)

3. Macam-macam Kontrasepsi(5)

a. Kontrasepsi Sterilisasi

Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi)

atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter

kandungan). Efektif bila memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen,

misalnya karena faktor usia.

b. Kontrasepsi Teknik

1. Coitus Interruptus (senggama terputus)

Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya

terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat

menarik penis keluar

2. Sistem kalender (pantang berkala)

Tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara

suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah

ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat

ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.

3. Prolonged lactation

Atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan

menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanyamenyusui < 6 jam /

hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

C. Kontrasepsi Mekanik

1. Kondom

Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta

berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak

dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga

kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini yaitu

mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain, membutuhkan waktu untuk pemasangan,

mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida

Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina

yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.

Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang

belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas

dalam waktu < 6 jam setelah senggama.

3. Vaginal diafragma

Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang

dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus

digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran

diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (<8 jam) setelah

senggama.

4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral

Terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan

dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan

rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan diluar masa menstruasi atau darah menstruasi

lebih banyak dari biasanya.IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang

menggunakan hormon progesterone sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD

tembaga, ditambah dengan beberapa nilai lebih. Lebih tidak nyeri dan kemungkinan

menimbulkan pendarahan lebih kecil. Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih

sedikit) dan waktu haid lebih singkat.

D. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah

terjadinyakehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.

Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini

juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron

dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang

bersifat hormonal, yaitu sama sekali tidak boleh diberikan pada saat kehamilan, gejala

thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam Rahim.

Bisa diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter terhadap penyakit kencing manis (DM),

hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari

yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB

atau spiral berhormon. Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi

hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.

a. Kontrasepsi Suntikan

1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

2) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

3) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk

terjadinya ovulasidengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.

b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.

c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari

hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian

a. Keuntungan

1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6

bulan pertama 3x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.

2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

3) Tingkat efektifitasnya tinggi

4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik

ulang, sedangkan IUDdan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh

orang lain.

8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu

memberitahukan kepadasiapapun termasuk suami atau keluarga lain.

9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen,

antara lain mualatau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah

disamping estrogen juga dapatmenekan produksi ASI.

b. Kerugian

1) Perdarahan yang tidak menentu

2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

3) Berat badan yang bertambah

4) Sakit kepala

5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Saat Pemberian Yang Tepat

a. Pasca persalinan

1) Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan

sebelum berkumpul dengan suami.

2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.

1). Hari kelima menstruasi

2) Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

Kontra Indikasi

a. Tersangka hamil

b. Perdarahan ginekologi (perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya

c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.

Cara Penggunaan

Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu dengan

kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya

Efek samping

1) Gangguan Haid : a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama

menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem. b). Spoting yaitu

bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan

kontrasepsisuntikan.c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) KeputihanAdanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa

mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badanBerat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan

setelah menggunakan kontrasepsisuntikan

4) Pusing dan sakit kepalaRasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi,

kedua sisi atau keseluruhan dari bagiankepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah

kulit.

Penanggulangannya

1) Gangguan haid:

a) Konseling: Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian

kontrasepsi suntikan dapatmenyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh

hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama

b) Pengobatan:Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB

hari I sampai ke II masing-masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1

selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat puladiberikan preparat estrogen

misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan

berhenti, dapat dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).

2) Keputihan

a) Konseling :Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi

keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan

pengobatan.

b) Pengobatan : Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan

berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg

dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau

biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan,

a) Konseling : Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah

satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan

hal-hal lain.

b) Pengobatan: diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet

rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet

tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkanuntuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.

4) Pusing dan Sakit Kepala,

a) Konseling: Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada

tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.

b) Pengobatan: Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal

500mg, 3 x 1 tablet/hari

5) Hematoma,

a) Konseling: Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek

samping

b) Pengobatan: Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu

diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.

Komplikasi dan Penanggulangannya

a. Komplikasi. Abses, Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba

adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian

jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.

E. Susuk KB (Implan)

Depot progesterone: pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil.

F. Koyo KB (Patch)

Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering

menimbulkan reaksialergi.(5)

BAB III

PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono, “Ilmu Kebidanan”, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 2008

2. Depkes R.I., “Profil Kesehatan Indonesia” , Jakarta, 2008

3. Diakses dari “http://batam.tribunnews.com/2013/02/10/hasil-sdki-2012-bkkbn-harus-kerja-

lebih-keras-lagi”, 22 April 2013, 15.30 WIB

4. Diakses dari “http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/cara.htm”, 22 April 2013,

16.00 WIB

5. Hartanto, Hanafi, “Keluarga Berencana dan Kontrasepsi”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

2004

6.

top related