bab i
Post on 21-Oct-2015
50 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Indonesia dalam perkembangannya menuju negara maju di segala bidang, diharapkan
mampu bersaing dengan negara-negara industri lain di dunia. Salah satunya adalah dengan
pemantapan di bidang industri. Perkembangan industri kimia mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Kemajuan di bidang industri mempunyai peranan yang sangat penting dan
pembangunan nasional disegala bidang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri
kimia merupakan industri yang cukup besar kontribusinya dalam menghasilkan devisa negara.
Saat ini, methanol merupakan hasil produksi industri kimia yang masih bergantung pada
natural gas dan batu bara. Jika dilihat dari pemanfaatan terbesar natural gas dan batu bara
digunakan untuk bahan bakar seperti LPG, LNG, pembangkit listrik, kendaraan bermotor, dan
lain sebagainya. Sedangkan natural gas dan batu bara merupakan bahan baku yang tidak dapat
diperbarui (unrenewable) dan mempunyai harga jual tinggi, karena itu pemanfaatan dari
biomassa dibutuhkan.
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan salah satu biomassa dari limbah padat
yang dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi minyak kelapa sawit
di Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun. Secara bersamaan dihasilkan pula limbah TKKS
dengan potensi sekitar 2,5 juta ton per tahun (Anonim, 1999). Kandungan senyawa atau unsur
yang terdapat dalam tandan dapat dilihat dari Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Analisis Tandan Kosong Kelapa Sawit ( % berat kering )
Dengan adanya proses gasifikasi TKKS dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
methanol yang dapat diperbarui (renewable) dan memiliki harga jual yang murah.
Pertumbuhan konsumsi methanol yang cukup besar setiap tahun disebabkan adanya
peningkatan volume impor rata – rata tiap tahun sekitar 60 % dari volume ekspor rata – rata tiap
tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2012). Dengan demikian pendirian pabrik diperlukan karena
pada saat ini pabrik yang memproduksi metanol dari TKKS di Indonesia belum ada ( Indonesian
Commercial Newsletter, 2010 ). Berdasarkan uraian di atas pabrik methanol dari TKKS perlu
didirikan di Indonesia dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan methanol dalam negeri.
2. Membuka lapangan kerja baru sehingga menurunkan tingkat pengangguran.
3. Mengantisipasi permintaan dalam negeri dan mengurangi kapasitas impor dari negara-
negara importir seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Belanda, China, Selandia Baru,
dan Chile ( Kirk Othmer, 1993 ).
1.2 Analisa Pasar
Metanol merupakan salah satu produk industri yang sangat penting di seluruh dunia,
karena merupakan salah satu produk dasar untuk menghasikan produk kimia lainnya. Metanol
digunakan sebagai bahan baku berbagai industri kimia, yaitu:
1. Bahan pembuat senyawa lainnya seperti MTBE, asam asetat, metil ester, metil amina dan
juga hampir 40% dari metanol yang diproduksi biasanya dikonversi menjadi formaldehid
yang menghasilkan berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.
2. Sebagai pelarut terutama pelarut senyawa organik, sebagai zat antibeku pada sistem
perpipaan.
3. Bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Bahan baku pembuatan TNT ( Tri Nitro Toluena ).
5. Untuk digunakan dalam bidang pertanian.
( Seno. 2009 )
Gambar 1.1 Jalur produksi produk kimia berbasis metana, gas sintesis, amonia dan metanol.
(Chemistry of Petrochemical Process 2nd ed, 2004)
Berdasarkan analisis pasar dunia dan Indonesia, ada beberapa hal yang menarik.
Pertama, kebutuhan dunia dan Indonesia akan methanol terus naik signifikan. Kedua, kebutuhan
dunia akan methanol naik seiring dengan kenaikan kebutuhan dunia akan energy. Ketiga, dimasa
depan, methanol tidak hanya dibutuhkan di berbagai industry manufaktur, tetapi juga di industri
yang berkaitan dengan sumber daya energy, yaitu kebutuhan bahan bakar. Keempat, cina
merupakan negara dengan konsumsi methanol tertinggi di dunia, dikarenakan pertumbuhan
ekonomi dan industrinya yang sangat luar biasa. Kelima, volume impor methanol Indonesia
cukup tinggi, sebesar 60% volume ekspor Methanol Indonesia.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut, terlihat bahwa peluang bisnis untuk methanol
sangat prospektif dan menjanjikan. Tidak hanya untuk pasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar
dunia. Selain itu, terluhat bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat
merupakan pasar yang menjanjikan untuk penjualan produk methanol.
1.3 Penentuan Kapasitas Pabrik
Kapasitas produksi dari pabrik akan mempengaruhi perhitungan teknis maupun ekonomis
dalam perancangan pabrik. Pada dasarnya, semakin besar kapasitas produksi, maka
kemungkinan keuntungan juga semakin besar. Namun terdapat faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas produksi. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai
berikut
1.3.1 Proyeksi Kebutuhan Pasar Metanol
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, proyeksi kebutuhan metanol
mengalami kenaikan. Hal ini bisa diamati dari tabel data impor metanol di Indonesia berikut :
Tabel 1.2 Data Impor Metanol di Indonesia
TAHUN KAPASITAS ( ton )2007 63.6752008 68.4322009 76.9382010 192.2242011 275.948
(Badan Pusat Statistika, 2011)
Analisa secara metode grafis untuk memperkirakan kapasitas produksi metanol adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.3 Proyeksi Metanol tahun 2018
TAHUN KAPASITAS (ton)2012 257832013 806172014 1354512015 1902852016 2451192017 2999532018 354787
2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
f(x) = 54834 x − 29051R² = 1
Series1Linear (Series1)
Tahun
Kons
umsi
met
anol
(ton
/tah
un)
Gambar 1.2 Grafik Kebutuhan Metanol di Indonesia
(tahun 2012 – 2018)
1.3.2 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku metanol adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS dapat diperoleh
dari PT. Raja Garuda Mas dan Wilmar International Group di Medan, Sumatera Utara dan
Propinsi Sumatera merupakan produsen terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 17 juta
ton di tahun 2012. Dengan setiap pengolahan 1 ton tandan buah segar kelapa sawit akan
menghasilkan sebanyak 22-23 % TKKS atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS. Berikut ini adalah
data produksi kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008 – 2012.
Tabel 1.4 Produksi Kelapa sawit di Indonesia 2008-2012 (ton)
1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting dalam proses pendirian sebuah
industri. Pabrik metanol direncanakan akan didirikan di Kawasan Industri Cilegon, tepatnya di
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Jalan Raya Anyer, Cilegon, Banten.
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) terletak di Kawasan Industri, di kelilingi
daerah perbukitan dan laut. Kontur tanah yang datar mencakup + 571 hektar, dan sudah terpakai
245 hektar oleh 70 perusahaan baik nasional maupun multinasional.
Gambar 1.4 Lokasi pendirian pabrik methanol
Faktor utama pemilihan lokasi pabrik dalam proses pendirian sebuah industri adalah sebagai
berikut :
1) Penyediaan bahan baku
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat diperoleh dari PT. Raja Garuda Mas dan
Wilmar International Group di Medan, Sumatera Utara dan Propinsi Sumatera merupakan
produsen terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 17 juta ton di tahun 2012.
2) Dekat dengan zona pemasaran
Pabrik metanol terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karena
sebagian besar industri di Indonesia masih terpusat di pulau Jawa, maka pasar potensial adalah
pulau Jawa. Hal ini didukung dengan adanya beberapa industri formaldehid, zat antiseptic, zat
antibeku, peledak, plastic, dan bahan bakar yang berbahan baku methanol, seperti PT. Dover
Chemical, Merak, PT. Chandra Asri Petrochemical
3) Transportasi
Letak pabrik berada pada jalur transportasi Merak-Jakarta, merupakan pintu gerbang
pulau Jawa dari Sumatera. dengan demikian transportasi darat dari sumber bahan baku, dan pasar
tidak lagi menjadi masalah. Untuk sarana transportasi laut, KIEC memiliki pelabuhan yang dapat
disandari kapal besar. Posisi kawasan industri yang strategis juga akan memudahkan transportasi
laut, baik untuk kebutuhan pengiriman antar pulau maupun untuk ekspor.
4) Tenaga kerja
Khususnya provinsi Banten merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang cukup
tinggi sehingga penyediaan tenaga kerja, baik tenaga kerja terlatih maupun kasar tidak akan
menjadi masalah. Selain itu penyediaan tenaga ahli juga akan lebih mudah karena berdekatan
dengan ibukota negara.
5) Utilitas
Kebutuhan sarana penunjang seperti listrik dapat dipenuhi dengan adanya transmisi dari
pembangkit listrik (3.400 MVA) dan dengan cadangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
yang dimiliki oleh Grup Krakatau Steel, sedangkan air dapat diperoleh dari Water Treatment
Plant pihak pengelola KIEC, sebesar 2000 liter/detik dan dengan cadangan dari sumber air tanah
(http://www.kiec.com)
top related