bab 6 - lingkungan biotik dan abiotik - klasifikasi iklim

Bab 6 KLASIFIKASI IKLIM

KLASIFIKASI IKLIM

USAHA MANUSIA UNTUK MEMBEDAKAN ANTARA IKLIM SUATU TEMPAT DENGAN TEMPAT LAIN DI PERMUKAAN BUMI

KLASIFIKASI IKLIM DITENTUKAN BERDASAR UNSUR-UNSUR IKLIM YANG SANGAT BERPENGARUH PADA SUATU TEMPAT

BEBERAPA KLASIFIKASI IKLIM BERDASARKAN WILAYAH, SEPERTI :KLASIFIKASI IKLIM

SKALA DUNIA (GLOBAL)

KLASIFIKASI IKLIM REGIONAL (NEGARA)

KLASIFIKASI IKLIM SKALA DUNIA (GLOBAL)1. KLASIFIKASI IKLIM KÖPPEN

DASAR : TEMPERATUR & PRESIPITASI 

+ KELOMPOK TANAMAN 

DIDAPAT : 5 ZONE UTAMA

5 ZONE UTAMA KLASIFIKASI KöPPEN

1. ZONE A.

IKLIM HUJAN TROPIS (TROPICAL RAINY CLIMATE)2. ZONE B.

IKLIM KERING (DRY CLIMATE)3. ZONE C

IKLIM HUJAN DAERAH SEDANG

(TEMPERATE RAINY CLIMATE)4. ZONE D

IKLIM DINGIN (COLD SNOW-FOREST CLIMATE)5. ZONE E

IKLIM KUTUB (POLAR CLIMATE)

lanjutan

SELANJUTNYA 5 ZONE UTAMA DIBAGI LAGI MENJADI 11 TIPE IKLIM YANG DITULIS DENGAN NOTASI HURUF

MISAL : Af.

A = IKLIM HUJAN TROPIS

f = CUKUP HUJAN SEPANJANG MUSIM

Af = DAERAH DENGAN IKLIM HUJAN TROPIS YANG CUKUP HUJAN SEPANJANG MUSIM

KLASIFIKASI IKLIM SKALA DUNIA (GLOBAL)

 2. KLASIFIKASI IKLIM

THORNTHWAITEDASAR : PRESIPITASI (P)TEMPERATURE (T)PENGUAPAN (E)

2. KLASIFIKASI IKLIM THORNTHWAITE

RUMUS : DAYA GUNA PRESIPITASI = P – E RASIO 

P 10/9 RASIO P – E =115

T - 10

P = PRESIPITASI, RATA-RATA BULANAN (INCH) T = TEMPERATURE, RATA-RATA BULANAN (OF) E = EVAPORASI, RATA-RATA BULANAN (INCH)

Lanjutan

JUMLAH P – E RASIO SELAMA 12 BULAN

P - E INDEKS

12 Pi10/9

P-E INDEKS = Σ 115 i = 1 Ti – 10

NILAI P-E INDEKS DIBANDINGKAN DENGAN KARAKTERISTIK TANAMAN

TABEL DAERAH KELEMBABAN THORNTHWAITE

KLASIFIKASI IKLIM INDONESIA1. MOHR (1933)2. SCHMIDT – FERGUSON

(1951) 3. OLDEMAN (1975)

KLASIFIKASI IKLIM MOHR (1933)DASAR : CURAH HUJANDITENTUKAN : BB (BULAN BASAH) = C.H.>100 mm BK (BULAN KERING) = C.H.< 60 mm BL (BULAN LEMBAB) = C.H. 60 - 100

mm

TAHAP PENENTUAN KELAS IKLIM :

1. AMBIL DATA C.H. BULANAN, MIN 10 TAHUN 30 TAHUN2. JUMLAHKAN C.H. BULAN YANG SAMA3. HITUNG RATA-RATA C.H. TIAP BULAN4. TENTUKAN JUMLAH B.B. DAN B.K. DARI RATA-RATA C.H. TIAP BULAN5. TENTUKAN GOLONGAN DAERAHNYA DARI KOMBINASI B.B DAN B.K.

CONTOH

DIPEROLEH : B.B. = 8B.K. = 3

SCHMIDT – FERGUSON (1951)

 KLASIFIKASI SCHMIDT – FERGUSON (1951)

DASAR : CURAH HUJAN

DITENTUKAN : B.B. = C.H. > 100 mm B.K. = C.H. < 60 mm

Lanjutan

DATA C.H. = 10 – 30 TAHUN PENENTUAN B.B. DAN B.K DARI TIAP TAHUN

DIJUMLAHKAN  

DIRATA-RATAKAN (DIBAGI 10 ATAU 30 TAHUN)

Lanjutan

PERBEDAAN : BULAN LEMBAB (B.L.) TIDAK TURUT DALAM PERHITUNGAN

  PENENTUAN TIPE C.H. (RAINFALL TYPE)

DINYATAKAN DALAM NILAI Q (QUOTIENT)

RATA-RATA JUMLAH B.K.Q = X 100 %

RATA-RATA JUMLAH B.B 

Lanjutan

DARI NILAI Q DAPAT DITENTUKAN TIPE C.H. DAN

SIFATNYA DARI TABEL IKLIM SCMIDT- FERGUSON ATAU

SEGITIGA SCMIDT- FERGUSON

CONTOH

Lanjutan

RATA-RATA JUMLAH BB = 8RATA-RATA JUMLAH BL = 3

3Q = X 100 % = 37,5 % 8

TABEL TIPE C.H. SCHMIDT-FERGUSON DARI NILAI Q

Lanjutan

BILA : B.B = 8 B.K. = 3

DAERAH TERSEBUT TIPE CURAH HUJAN C, SIFAT : AGAK BASAH

KLASIFIKASI OLDEMAN

DISEBUT JUGA KLASIFIKASI AGROKLIMAT DASAR : CURAH HUJAN DITENTUKAN : BULAN BASAH (BB) BULAN KERING (BK)  TUJUAN UTAMA : TANAMAN PADI DAN PALAWIJA  BB = > 200 mm BK = < 100 mm

DIDAPAT : 5 ZONE AGROKLIMATBERDASAR : BB BERTURUT-TURUT

BERDASAR : BB DAN BK BERTURUT-TURUT

POLA TANAM TANAMAN PANGAN MENURUT KLASIFIKASI OLDEMAN