bab 5
Post on 11-Jul-2016
3 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
jenis keputihan di kalangan mahasiswi. Pada penelitian ini jumlah sampel yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 100 orang, selanjutnya data diolah dengan
menggunakan Statistical Package for the Social Sciense 23 (SPSS 23).
5.1. KARAKTERISTIK SAMPEL
Subjek penelitian sebanyak 100 mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI
angkatan 2014 yang memenuhi kriteria penelitian dijadikan sebagai sampel.
Berikut ini adalah karakteristik sampel penelitian.
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Sampel
Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)
Asal Daerah
Luar Kota 65 65
Dalam Kota 35 35
Jumlah 100 100
Asal Sekolah (Daerah)
Luar Kota 64 64
Dalam Kota 36 36
Jumlah 100 100
Status Asal Sekolah
Negeri 94 94
Swasta 6 6
Jumlah 100 100
Perkerjaan Ayah
PNS 41 41
Pegawai Swasta 9 9
POLRI 5 5
TNI 1 1
Wiraswasta 20 20
Guru 1 1
Pelaut 1 1
Petani 2 2
Dokter 9 9
Pensiun 2 2
Pegawai BUMN 2 2
Dosen 4 4
Wafat 3 3
Jumlah 100 100
Perkerjaan Ibu
PNS 35 35
Pegawai Swasta 4 4
Wiraswasta 14 14
Guru 10 10
IRT 25 25
Notaris 1 1
Dokter 5 5
Pensiun 1 1
Pegawai BUMN 1 1
Dosen 2 2
Wafat 2 2
Jumlah 100 100
Domisili Orang Tua
Luar Kota 65 65
Dalam Kota 35 35
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi, yang berasal dari luar
kota sebanyak 65 mahasiswi dan dari dalam kota sebanyak 35 mahasiswi.
Berdasarkan asal daerah sekolah (SMA), sebanyak 64 mahasiswi berasal dari
sekolah di luar kota dan 36 mahasiswi berasal dari sekolah di dalam kota.
Berdasarkan status asal sekolah, sebanyak 94 mahasiswi berasal dari sekolah
negeri dan 6 mahasiswi berasal dari sekolah swasta. Berdasarkan pekerjaan orang
tua (bapak), sebanyak 41 orang bekerja sebagai PNS, 9 orang belerja sebagai
pegawai swasta, 5 orang bekerja sebagai polisi (POLRI), 1 orang bekerja sebagai
tentara (TNI), 20 orang bekerja sebagai wiraswasta, 1 orang bekerja sebagai guru,
1 orang bekerja sebagai pelaut, 2 orang bekerja sebagai petani, 9 orang bekerja
sebagai dokter, 2 orang telah pensiun, 2 orang bekerja sebagai pegawai BUMN, 4
orang bekerja sebagai dosen, dan 2 orang telah wafat. Berdasarkan pekerjaan
orang tua (ibu), sebanyak 35 orang bekerja sebagai PNS, 4 orang bekerja sebagai
pegawai swasta, 14 orang bekerja sebagai wiraswasta, 10 orang bekerja sebagai
guru, 25 orang sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), 1 orang bekerja sebagai notaris,
5 orang bekerja sebagai dokter, 1 orang telah pensiun, 1 orang bekerja sebagai
pegawai BUMN, 2 orang bekerja sebagai dosen, dan 2 orang telah wafat.
5.2. HASIL PENELITIAN
5.2.1. Analisis Univariat
Dalam analisis univariat, analisis data dilakukan terhadap masing-masing
variabel dengan menghitung jumlah dan persentasenya. Tingkat pengetahuan,
sikap, dan jenis keputihan masing-masing dianalisis secara univariat.
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswi mengenai PHBS
Tingkat Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 2 2%
Cukup 10 10%
Baik 88 88%
Total 100 100 %
Sumber : Data primer 2016
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi yang terlibat dalam
penelitian, yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2%),
cukup sebanyak 10 orang (10%), dan baik sebanyak 88 orang (88%).
Tabel 5.3 Distribusi Sikap Mahasiswi Mengenai PHBS
Sikap Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 0 0%
Cukup 3 3%
Baik 97 97%
Total 100 100
Sumber : Data primer 2016
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi yang terlibat dalam
penelitian, yang memiliki sikap mengenai PHBS cukup sebanyak 3 orang
(3%), dan baik sebanyak 97 orang (97%).
Tabel 5.4 Distribusi Jenis Keputihan pada Mahasiswi
Jenis Keputihan Jumlah (n) Persentase (%)
Fisiologis 6 6%
Patologis 94 94%
Total 100 100
Sumber : Data primer 2016
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi yang menjadi responden,
keputihan fisiologis sebanyak 6 orang (6%) dan keputihan patologis sebanyak 94
orang (94%).
5.2.2. Analisis Bivariat
Dalam analisis bivariat, kedua variabel dianalisis untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara variabel tersebut. Hubungan antara pengetahuan
dan sikap, pengetahuan dan jenis keputihan, serta hubungan antara sikap dan jenis
keputihan akan dilakukan analisis biavariat dengan hasil seperti pada tabel
berikut.
Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Pengetahuan
SikapTotal P
Cukup Baik
(n) (n) (n)
0,810
Kurang 0 2 2
Cukup 0 10 10
Baik 3 85 88
Total 3 97 100
*Uji Chi-Square Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.5, dilakukan analisis chi square untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswi tentang PHBS terhadap sikap
mahasiswi tentang PHBS. Berdasarkan analisis chi square, didapatkan nilai p
0,810 lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetepkan yaitu 0,05.
Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dan Jenis Keputihan
Pengetahuan
KeputihanTotal P
Patologis Fisiologis
(n) (n) (n)
0,647
Kurang 2 0 2
Cukup 10 0 10
Baik 82 6 88
Total 94 6 100
*Uji Chi-Square Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.6, dilakukan analisis chi square untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswi tentang PHBS terhadap jenis
keputihan mahasiswi. Berdasarkan analisis chi square, didapatkan nilai p 0,647
lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetepkan yaitu 0,05.
Tabel 5.7 Hubungan Sikap dan Jenis Keputihan
Sikap
KeputihanTotal P
Patologis Fisiologis
(n) (n) (n)
0,043Cukup 2 1 3
Baik 92 5 97
Total 94 6 100
*Uji Chi-Square Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.7, dilakukan analisis chi square untuk mengetahui
hubungan antara sikap mahasiswi tentang PHBS terhadap jenis keputihan
mahasiswi. Berdasarkan analisis chi square, didapatkan nilai p 0,043 lebih kecil
dari nilai signifikansi yang ditetepkan yaitu 0,05.
5.2.3. Analisis Multivariat
Setelah dilakukan analisis bivariat, analisis dilanjutkan secara multivariat
untuk mengetahui bagaimana hubungan seluruh variabel, dan variabel mana yang
memiliki pengaruh yang paling dominan. Karena bentuk data tiap variabel adalah
kategorik, maka uji analisis yang digunakan adalah uji regresi logistik. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8 Hasil Analisis Multivariat
Variabel Koefisien P OR
Langkah 1 Pengetahuan 17,994 0,999 6,530E7
Sikap -2,079 0,112 1,25
Konstanta -50,518 0,999 0,000
Langkah 2 Sikap -2,219 0,090 0,109
Konstanta 3,745 0,323 42,320
*Uji Regresi Logistik Sumber: Data Primer 2016
Pada tabel 5.8 di atas, dilakukan analisis multivariat sebanyak 2 langkah.
Analisis dilakukan dengan metode backward LR dimana pada langkah pertama,
seluruh variabel dimasukkan untuk dianalisis. Langkah berikutnya, variabel yang
kurang berpengaruh dihilangkan dalam analisis.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa variabel pengtahuan memiliki hubungan
yang kurang dominan dengan jenis keputihan. Sehingga, variabel pengetahuan
dihilangkan pada analisis tahap kedua. Analisis berhenti pada langkah 2.
5.3. PEMBAHASAN
5.3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. 7
Berdasarkan variabel yang diteliti mengenai Perilaku Hidup bersih dan
Sehat yaitu tingkat pengetahuan dan sikap, didapatkan mahasiswi memiliki
tingkat pengetahuan dengan tiga kelompok penilaian. Kelompok yang
mendapatkan hasil penilaian tingkat pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang kurang sebanyak 2%, yang mendapatkan hasil tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 10%, dan yang mendapatkan hasil tingkat pengetahuan baik
sebanyak 88%. Pada penilaian sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dibagi
menjadi tiga kelompok. Kelompok yang mendapatkan hasil penilaian sikap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kurang sebanyak 0%, yang mendapatkan
hasil sikap cukup sebanyak 3%, dan yang mendapatkan hasil sikap baik sebanyak
97%.
Keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi
Fakultas Kedokteran UMI tahun 2014 mayoritas memiliki penilaian baik. Tingkat
pengetahuan yang baik tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat
diaplikasikan pada kegiatan sehari-hari mahasiswi sehingga menghasilkan sikap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang baik.
5.3.2. Keputihan
Leukorea (duh tubuh, keputihan, flour albus, white discharge ) adalah nama
gejala yang diberikan pada cairan yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak
berupa darah. 9
Dari data penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kategori untuk
menilai karakteristik keputihan mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI tahun 2014.
Dari seluruh mahasiswi yang telah mengisi kuisioner, 100% mengalami
keputihan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa seluruh sampel penelitian telah
mengalami keputihan, baik dengan ciri-ciri fisiologis maupun dengan ciri-ciri
patologis. Adapun mahasiswi yang memiliki kejadian keputihan dengan ciri
fisiologis sebanyak 6 orang dan sebanyak 94 orang memiliki kejadian keputihan
dengan ciri patologis. Keputihan memiliki peluang untuk terjadi pada semua usia
dan mengenai hampir semua wanita. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 75%
wanita di dunia pernah menderita keputihan paling tidak sekali dalam hidupnya,
dan 45% diantaranya bisa mengalami dua kali atau lebih. Jadi, kemungkinan
tingkat kejadian keputihan pada wanita cenderung besar.
5.3.3. Analisis Hubungan Antar Variabel
Dalam menilai hubungan variabel Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan keputihan, peneliti melakukan analisis bivariat dan multivariat. Dalam
analisis biavariat digunakan uji chi square. Sedangkan dalam analisis multivariat,
digunakan uji regresi logistik. Alasannya sama, yaitu karena semua variabel
memiliki bentuk data kategorikal.
Hasil analisis chi square antara pengetahuan dan sikap tentang PHBS, dan
hubungan antara pengetahuan dengan jenis keputihan, didapatkan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, masing-masing nilai p sebesar 0,810 dan 0,647.
Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Rohani pada tahun 2015. Hasil
menunjukan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan tindakan PHBS
dengan nilai p 0,271 lebih besar dari 0,05
Ref: Rohani. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan
Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015. Medan: USU
Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Nduru dan Leo yang
berjudul Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat Kejadian
Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan. Dalam penelitian tersebut didapatkan hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu tentang kebersihan alat genital wanita dengan kejadian
keputihan. Didapatkan nilai signifikansi p sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05.
Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat
Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan. Medan; USU
Begitu pula dengan penelitian yang dikutip oleh Nduru dan Leo pada
penelitian Santoso (2011) di Desa Sawahjoho Warungasem Batang. Didapati
bahwa wanita yang pengetahuannya kurang, 94,4% mengalami keputihan, dan
wanita yang pengetahuannya baik, hanya 10,3% yang mengalami keputihan. Hasil
analisis dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,001 < 0,05
sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan kejadian keputihan. Begitu juga dengan penelitian Donatila
(2011) di Semarang yang menunjukkan bahwa wanita yang memiliki pengetahuan
buruk 100% mengalami keputihan. Dari hasil statistik Chi-Square diketahui
bahwa p<0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian
keputihan. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Apabila
perilaku didasari oleh pengetahuan yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng.
Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat
Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan. Medan; USU
Dalam penelitian ini dilakukan juga analisis hubungan antara sikap dengan
jenis keputihan. Dari analisis chi square didapatkan nilai signifikansi p sebesar
0,043 lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap mahasiswi tantang PHBS terhadap jenis keputihan.
Berdasarkan hasil analisis ini, maka dilanjutkan analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik. Alasan menggunakan jenis uji ini adalah, karena
bentuk data dari semua variabel adalah kategorik. Dari hasil analisis multivariat,
variabel pengetahun tidak berpengaruh dengan jenis keputihan, sehingga dalam
analisis kedua variabel tersebut dihilangkan. Variabel yang berpengaruh adalah
sikap dan analisis berhenti pada langkah kedua.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Nduru dan Leo. Hasil analisis Chi-Square
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat sikap mengenai
keputihan dengan riwayat kejadian keputihan pada ibu-ibu di lingkungan tersebut
(p<0,05). Dari hasil analisis statistik, didapati bahwa ibu-ibu yang memiliki sikap
positif mengenai keputihan 6 kali cenderung mengalami keputihan yang normal
daripada ibu-ibu yang memiliki sikap negatif mengenai keputihan.
Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat
Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan. Medan; USU
Begitu juga dengan penelitian Rahman (2014) yang diperoleh hasil bahwa
uji fisher menunjukkan nilai p-value atau Sig. adalah 0,036 yang berarti dapat
diambil kesimpulan Ho ditolak, yaitu ada hubungan sikap dengan kejadian
keputihan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fitrianingsih (2012)
di Klaten yang menunjukkan bahwa wanita yang memiliki sikap negatif dan
mengalami keputihan sebesar 50,8%. Dari hasil statistik Chi-Square diketahui
bahwa p=0,001 < 0,05 berarti ada hubungan antara sikap dengan kejadian
keputihan. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tersebut akan menuntun perilaku
manusia akan bertindak sesuai sikap.
Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat
Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan. Medan; USU
top related