bab 4 pengumpulan, pengolahan dan …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2008-2-00532-ti bab 4.pdfbab 4...
Post on 06-Mar-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 4
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN
DAN ANALISIS DATA
4.1 Pernyataan Misi
Pada tahapan awal perancangan dan pengembangan produk dilakukan proses
perencanaan produk yang berupa pernyataan misi proyek yang nantinya akan
digunakan sebagai masukan dan petunjuk bagi tahapan selanjutnya. Pada pernyataan
misi terdapat uraian mengenai poduk sepatu yang akan dikembangkan. Pasar utama
dari sepatu ini adalah anak muda yang masih enerjik dan selalu ingin tampil beda.
Sedangkan untuk pasar kedua diambil segmen pekerja yang memiliki mobilitas tinggi
dan berjiwa muda. Untuk asumsi dan batasan, produk akan disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen, sehingga apa yang diinginkan oleh konsumen dapat
direpresentasikan dengan baik. Produk yang ingin dibuat akan diproduksi di
Indonesia, namun jalur pemasarannya akan dilakukan dengan skala internasional
yang menyasar kepada e-bussines.
69
Tabel 4.1 Mission Statement
Mission Statement
Product Name : My Shoes
By : Nizar Susilo R
Uraian produk :
Sepatu yang kreatif dan inovatif. Memiliki fitur yang
berbeda dengan sepatu yang telah ada di pasaran saat ini.
Sebuah sepatu dari konsumen dan untuk konsumen.
Sasaran bisnis utama
• Memperoleh proporsi pasar 25%
• Membuat fungsi baru dari sebuah sepatu
• Disain yang berbeda dari semua sepatu yang ada
• Perkenalan produk yang pertama dilakukan pada
kuartal pertama tahun 2009
Pasar utama • Murid SMA
• Mahasiswa
Pasar kedua • Pekerja yang berjiwa muda
Asumsi-asumsi dan
batasan
• Produk disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
• Produksi dilakukan di Indonesia
• Pemasaran dilakukan dengan skala internasional
Stakeholder
• Pembeli dan pengguna
• Operasional manufaktur
• Distributor
• Pengecer
70
4.2 Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Konsumen
Untuk pengumpulan data kebutuhan konsumen ( kuesioner pendahuluan )
dilakukan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang pengguna
sepatu dengan teknik wawancara.
Nama : Pewawancara :
Umur : Tanggal :
Apakah anda sering memakai sepatu saat bepergian keluar rumah ? ( jika jawabannya adalah tidak, saya mengucapkan terima kasih, anda tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan berikutnya )
Pertanyaan Pernyataan Pelanggan Interpretasi Kebutuhan Hal apa yang anda perhatikan saat akan membeli atau memilih sepatu ?
Apa yang anda tidak suka dari sepatu yang ada sekarang ?
Apakah ada usulan lain untuk sepatu yang baru ?
Gambar 4.1 Contoh Kuesioner Pendahuluan
Dari data kuesioner yang telah diajukan kepada responden, didapatkan
jawaban-jawaban yang dapat diinterpretasikan. Hasil dari interpretasi ini kemudian
71
dijadikan acuan dalam pembuatan atribut dan taraf atribut bagi tahapan analisis
konjoin.
4.3 Pengolahan Data Analisis Konjoin ( Conjoint Analysis )
Conjoint analysis atau analisis konjoin adalah teknik multivariate yang
digunakan untuk memahami bagaimana responden mengembangkan preferensi
terhadap suatu produk atau jasa. Hal ini didasarkan pada premis bahwa konsumen
menilai produk, jasa, atau ide dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai dari
masing-masing atribut yang terpisah. Utilitas sebagai ukuran nilai dalam analisis
konjoin bersifat subjektif judgement preferensi unik dari setiap individu. Data
conjoint analysis didapat dari urutan kartu profil dalam kuesioner. Dalam penelitian
ini, metode presentasi yang digunakan adalah full profile dan metode yang digunakan
adalah metode non metrik yang menggunakan skala ordinal, yaitu berupa ranking
(Rank).
Proses analisis konjoin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap pertama merupakan penetapan tujuan conjoint analysis, menetapkan
atribut-atribut yang dipentingkan dalam sebuah sepatu yang diperoleh dari
hasil interpretasi kebutuhan konsumen.
2. Tahap kedua berupa perancangan conjoint analysis dimulai dari merancang
stimuli dengan menetapkan atribut yang akan dipakai, menetapkan atribut dan
taraf atribut, menetapkan model dasar yaitu aditif untuk mendapatkan nilai
total dari kombinasi atribut dengan menjumlahkan nilai masing-masing
72
atribut, metode pengumpulan data dengan full profile yang dapat mengurangi
jumlah kombinasi dengan fractional factorial design, menciptakan stimuli
dengan mengevaluasi stimuli satu per satu, memilih ukuran preferensi stimuli
yaitu dengan ranking.
3. Tahap ketiga adalah membuat asumsi dalam analisis, dalam penelitian ini
tidak ada asumsi yang digunakan
4. Tahap keempat, evaluasi hasil, dilakukan dengan menguji korelasi antara
ranking disagregat dan agregat, yaitu ranking responden pertama dengan
ranking seluruh responden dengan uji Kendall karena data ranking berupa
data ordinal, namun pengujian dilakukan saat validasi hasil pada tahap enam
karena harus menghitung rata-rata ranking dan pengurutan ulang.
5. Tahap kelima interprestasi hasil dengan melakukan perhitungan manual
agregat dan disagregat, untuk menghitung nilai kegunaan taraf atribut dan
tingkat kepentingan atribut.
6. Tahap keenam adalah validasi hasil untuk menjamin bahwa sampel dapat
mewakili populasi.
7. Tahap ketujuh adalah dengan kegunaan hasil dengan menghitung nilai skor
kombinasi dan menghitung probabilitas memilih profil. Maka hasil yang akan
diperoleh adalah data preferensi atribut dan kombinasi atribut yang optimal.
Untuk poin-poin penting pada tahap-tahap di atas, dijabarkan secara mendetail pada
tahapan di bawah ini, seperti penetapan atribut dan taraf atribut, desain stimuli pada
langkah kedua, perhitungan nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat kepentingan
73
atribut disagaregat dan agregat pada tahap kelima, dan lain lain. Hal ini dilakukan
karena mengikuti langkah penggerjaan manual.
4.3.1 Penetapan Atribut dan Taraf Atribut
Berdasarkan hasil dari interpretasi kebutuhan konsumen didapatkan beberapa
atribut dan taraf atribut yang dinilai penting dalam sebuah sepatu. Keenam atribut dan
taraf-tarafnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Atribut dan Taraf Atribut Sepatu
Atribut dan taraf-tarafnya ini kemudian diajukan kepada konsumen dalam
bentuk kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada 300 orang konsumen yang mengikuti
teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin yang
terdapat pada metode pemecahan masalah. Hasilnya adalah sebagai berikut.
No. Atribut Taraf Atribut 1 Tipe Casual Athletic Work 2 Desain Simple Cheerful Limited 3 Bahan Canvas Kulit Karet 4 Opening Tali Straps Slip On 5 Harga < Rp 300.000 300.000 – 500.000 > Rp 500.000 6 Fitur Dapat menjadi sendal Anti air
74
Tabel 4.3 Data Perangkingan Atribut dan Taraf Atribut Sepatu
No. Atribut ∑ Mean Rangking
1 Tipe 925 3,08 3
2 Desain 551 1,84 1
3 Bahan 1266 4,22 4
4 Opening 1564 5,21 6
5 Harga 1353 4,51 5
6 Fitur 641 2,14 2
Dari hasil perangkingan yang terdapat pada tabel 4.3, didapatkan tiga atribut
dan tarafnya yang dinilai paling penting bagi konsumen.
Tabel 4.4 Hasil Perangkingan Atribut dan Taraf Atribut Sepatu
4.3.2 Mendesain Stimuli
Stimuli merupakan kombinasi antara atribut atau faktor pada produk dengan
taraf. Kombinasi stimuli ini akan diurutkan oleh responden menurut tingkat
preferensinya melalui kartu profil. Dari 3 atribut dan 8 taraf atribut tersebut,
No. Atribut Taraf Atribut 1 Desain Simple
Cheerful Limited
2 Fitur Dapat menjadi sendal Anti air
3 Tipe Casual Athletic Work
75
didapatkan jumlah kombinasi yang mungkin untuk disusun sebanyak 18 kombinasi (
diperoleh dari hasil perkalian tiap taraf atribut = 3 x 2 x 3 ).
Jika ke-18 kombinasi tersebut digunakan, dapat menyulitkan responden dalam
mengurutkan kombinasi-kombinasi tersebut. Responden akan sulit memberi jawaban
konsisten, membutuhkan waktu yang lama dan akhirnya responden menjawabnya
dengan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga hasil yang diperoleh tidak akurat.
Untuk dapat mereduksi kombinasi tersebut, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Membuat stimuli dengan prosedur syntax
- Dari program SPSS, biarkan data editor dalam keadaan kosong
- Pilih menu file, New, pilih syntax.
- Ketik pada syntax editor:
ORTHOPLAN
/FACTORS=
FAKTOR1 ‘nama faktor1’ (‘taraf1 faktor1’ ‘taraf2 faktor2’)
FAKTOR2 ‘nama faktor2’ (‘taraf1 faktor1’ ‘taraf2 faktor2’)
(diteruskan untuk semua faktor dan taraf yang ada)
/HOLDOUT=0
SAVE OUTFILE=’nama file untuk menyimpan.SAV’
- Pilih Run, pilih All. Dapat terbentuk kombinasi pada data view
76
2. Membuat stimuli dengan prosedur orthogonal
- Dari menu bar, pilih Data, Orthogonal Design, Generate
- Masukan minimal 1 faktor. Masukan nama faktor pada kolom Factor Name
dan Factor Label. Klik Add untuk menambahkan faktor tersebut dan dapat
menghapusnya dengan cara memilih faktor tersebut pada list dan klik Remove.
Untuk merubahnya, pilih dari list dan klik Change.
- Definisikan value tiap faktor : Pilih faktor pada list dan klik Define Values, isi
semua value, klik continue. Jika semua faktor selesai, klik OK
- Untuk menampilkan stimuli, pilih Data, Orthogonal Design, Display.
- Pindahkan semua faktor yang akan dikombinasikan ke Factors list.
- Klik OK, maka akan didapat kombinasi faktor-faktor tadi pada output.
Setelah menggunakan metode fractional factorial design dengan bantuan
software SPSS versi 13 sehingga dihasilkan 12 kombinasi pada tabel 4.5. Setelah
dievaluasi satu per satu, dapat dianggap bahwa semua kombinasi ini dapat digunakan
untuk mengetahui preferensi konsumen dengan jelas.
77
Tabel 4.5 Profil-Profil Hasil Fractional Factorial Design
No. Desain Fitur Tipe 1 Simple Dapat menjadi sendal Casual 2 Dapat menjadi sendal Athletic 3 Anti air Work 4 Anti air Casual 5 Cheerful Dapat menjadi sendal Casual 6 Dapat menjadi sendal Athletic 7 Anti air Work 8 Anti air Casual 9 Limited Dapat menjadi sendal Casual 10 Dapat menjadi sendal Athletic 11 Anti air Athletic 12 Anti air Work
4.3.3 Nilai Kegunaan Taraf Atribut dan Tingkat Kepentingan Atribut
Disagregat
Untuk mencari nilai kegunaan taraf faktor dan tingkat kepentingan faktor
disagerat, dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini :
1. Menggunakan Software SPSS 13 dengan program syntax
a. Dari program SPSS, biarkan data editor dalam keadaan kosong
b. Pilih menu file, New, pilih syntax.
c. Ketik pada syntax editor:
CONJOINT PLAN='ORTHO.SAV'
/DATA='DATA.SAV'
/RANK =PREF1 TO PREF12
/SUBJECT=ID
78
5,62
112=
+=K
21+= nK
/FACTORS= nama faktor1 nama faktor2 (dst.)
/PRINT=ALL
/UTILITY='UTILITY.SAV'
/PLOT=SUMMARY.
d. Pilih Run.
2. Menggunakan Prosedur Conjoint Analysis ( Perhitungan Manual )
a. Perhitungan Nilai Kegunaan Taraf Atribut
Untuk mengetahui nilai kegunaan taraf atribut membutuhkan data urutan
stimuli dari 25 kombinasi yang telah diisi responden dengan tahapan :
1. Nilai rata-rata ranking keseluruhan (K)
Nilai k diperoleh dengan rumus :
Dengan n = jumlah kombinasi.
Dalam penelitian ini, jumlah kombinasi atribut (kartu) yang diperoleh
melalui design orthogonal adalah 12 kartu.
Maka, diperoleh rata-rata ranking keseluruhan adalah 6,5.
Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan untuk menduga ranking
kombinasi atribut berdasarkan data dari responden. Maka, dilakukan perhitungan
dengan menggunakan data responden pertama, dimana urutan rankingnya dapat
dilihat pada tabel 4.6.
79
Tabel 4.6 Ranking Kartu Konsumen Untuk Responden Pertama
No. Desain Fitur Tipe Rank 1 Simple Dapat menjadi sendal Casual 5 2 Dapat menjadi sendal Athletic 4 3 Anti air Work 10 4 Anti air Casual 6 5 Cheerful Dapat menjadi sendal Casual 7 6 Dapat menjadi sendal Athletic 3 7 Anti air Work 12 8 Anti air Casual 11 9 Limited Dapat menjadi sendal Casual 2 10 Dapat menjadi sendal Athletic 1 11 Anti air Athletic 9 12 Anti air Work 8
2. Nilai rata-rata ranking setiap taraf atribut
Nilai rata-rata ranking setiap taraf atribut didapatkan dari penjumlahan semua taraf
atribut yang kemudian dibagi dengan banyaknya taraf atribut itu sendiri. Sebagai
contoh adalah nilai ranking taraf atribut desain simple diperoleh dari kombinasi taraf
atribut no.1-4 dengan nilai ranking masing-masing 5, 4, 10, 6.
Contoh rata-rata ranking desain simple :
25,64
61045=
+++=− rataRata
3. Nilai deviasi
Nilai deviasi dapat dihitung dari selisih antara nilai rata-rata ranking dengan nilai
rata-rata ranking keseluruhan (K). Contoh nilai deviasi desain simple :
Deviasi = 6,25 – 6,5 = -0,25
4. Nilai kegunaan ( Utilitas )
80
Nilai Kegunaan adalah penelitian preferensi subjektif oleh individu yang mewakili
nilai keseluruhan dari suatu objek tertentu, dengan mengalikan nilai deviasi dengan -1
untuk menunjukkan bahwa utilitas terbesar merupakan taraf atribut yang disukai dari
masing-masing atribut.
Tabel 4.7 Utilitas Setiap Taraf Atribut Untuk Responden Pertama
No. Atribut Taraf Atribut
Rata-rata Ranking
Deviasi Utilitas
1 Desain Simple 6,25 -0,25 0,25 Cheerful 8,25 1,75 -1,75 Limited 5 -1,5 1,5
2 Fitur Dapat menjadi sendal
3,67 -2,83 2,83
Anti air 9,33 2,83 -2,83 3 Tipe Casual 6,2 -0,3 0,3
Athletic 4,25 -2,25 2,25 Work 10 3,5 -3,5
Berdasarkan tabel 4.7, maka kita dapat mengetahui preferensi taraf untuk setiap
atribut yang dipilih adalah taraf dengan nilai utilitas terbesar diantara taraf-taraf
lainnya didalam atribut tersebut. Contohnya pada atribut desain, taraf atribut yang
dipilih adalah limited dengan nilai utilitas 1,5 dimana merupakan yang paling besar
diantara taraf atribut simple dan cheerful dengan nilai utilitas mas ing-masing 0,25 dan
-1,75. Untuk atribut fitur, yang dipilih adalah taraf dapat menjadi sendal. Sedangkan
tipe yang dipilih adalah athletic.
81
b. Perhitungan Tingkat Kepentingan Atribut
1. Jumlah Deviasi Kuadrat
Nilai ini diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai kuadrat dari nilai deviasi
setiap taraf atribut pada tabel 4.7.
( ) ( ) ( ) ( ) 8,385,3.......5,175,125,0 2222 =++−++−=JDK
2. Nilai Baku
Nilai baku adalah rasio antara jumlah taraf atribut dengan jumlah deviasi kuadrat
(JDK). Jumlah taraf atribut adalah 8, maka nilai bakunya adalah
21,08,38
8==NB
3. Koefisien Taraf Atribut
Nilai ini diperoleh dengan cara mengakarkan kuadrat nilai deviasi yang telah
dikalikan dengan nilai baku. Sebagai contoh, untuk desain simple :
115,021,0)25,0( 2 =−= xtarafAtribuKoefisienT
Tanda koefisien di atas adalah positif atau plus, dari kebalikan tanda deviasi yang
menunjukkan semakin rendah rankingnya maka preferensi responden semakin tinggi.
4. Range Atribut
Nilai Range setiap atribut diperoleh dengan mengurangkan nilai koefisien taraf
atribut terbesar dari atribut ke-i dengan nilai koefisien taraf atribut terkecil untuk
faktor ke-i. Contoh, range atribut desain = 0,69 – (-0,8) = 1,49
82
5. Total Range Atribut
Nilai ini didapatkan dengan cara menjumlahkan range semua atribut yang ada.
Total range = range desain + range fitur + range tipe
= 1,49 + 2,594 + 2,63
= 6,714
6. Tingkat Kepentingan Atribut
Tingkat kepentingan atribut merupakan gambaran peran suatu atribut yang
mempengaruhi responden dalam memilih suatu produk. Nilai ini diperoleh dengan
membagi range atribut dengan total range atribut. Sebagai contoh, tingkat
kepentingan atribut tipe adalah
%2,22%100714,649,1
== xnributDesaientinganAtTingkatKep
Hasil perhitungan lengkap dari dari seluruh tahapan dapat dilihat pada tabel
4.8. Dari tabel 4.8 dapat diketahui preferensi konsumen dalam pemilihan atribut
sepatu berdasarkan urutan tingkat kepentingan atribut dari yang terbesar hingga yang
terkecil adalah tipe dengan tingkat kepentingan atribut 39,2%, menyusul atribut fitur
dengan tingkat kepentingan 38,6%, dan yang terakhir adalah atribut desain dengan
tingkat kepentingan atribut sebesar 2,2%.
83
Tabel 4.8 Perhitungan Tingkat Kepentingan Atribut Untuk Responden Pertama
No. Atribut Taraf Atribut
Rata-rata
Ranking
Deviasi Deviasi Kuadrat
Koefisien Range Tingkat Kepentingan
(%) 1 Desain Simple 6,25 -0,25 0,0625 0,115 1,49 22,2
Cheerful 8,25 1,75 3,0625 -0,8 Limited 5 -1,5 2,25 0,69
2 Fitur Dapat menjadi sendal
3,67 -2,83 8,0089 1,297 2,594 38,6
Anti air 9,33 2,83 9,0089 -1,297 3 Tipe Casual 6,2 -0,3 0,09 0,137 2,63 39,2
Athletic 4,25 -2,25 5,0625 1,03 Work 10 3,5 12,25 -1,6
Total 31,787 6,714 100,00
Preferensi pemilihan sepatu yang dinilai responden pertama sebagai kombinasi
terbaik dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Preferensi Atribut dan Taraf Atribut Untuk Responden Pertama
No. Atribut Taraf Atribut 1 Desain Limited 2 Fitur Dapat menjadi sendal 3 Tipe Athletic
4.3.4 Nilai Kegunaan Taraf Atribut dan Tingkat Kepentingan Atribut
Agregat
Untuk memperoleh nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat kepentingan
atribut agregat dapat digunakan salah salah satu dari alternatif berikut ini.
84
1. Menggunakan software SPSS dengan program syntax
Sebagai data untuk dimasukan kedalam program syntax, harus mengurutkan
kembali preferensi pemilihan sepatu dari semua responden. Langkah pertama adalah
dengan menghitung rata-rata ranking untuk tiap kombinasi, kemudian mengurutkan
kembali masing-masing profil untuk seluruh responden. Setelah memperoleh ranking
agregat yang baru untuk masing-masing kombinasi, maka dapat dijalankan proses
analisis konjoin dengan syntax conjoint analysis, kemudian akan didapatkan hasil
nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat kepentingan atribut agregat.
2. Menggunakan prosedur analisis konjoin
A. Perhitungan Nilai Kegunaan Taraf Atribut
Sebelum melakukan perhitungan nilai kegunaan taraf atribut harus diketahui
terlebih dahulu urutan ranking dari masing-masing profil dari keseluruhan responden.
Tabel 4.10 Ranking Kartu Profil Untuk Seluruh Responden
No. Desain Fitur Tipe Rank 1 Simple Dapat menjadi sendal Casual 3 2 Dapat menjadi sendal Athletic 5 3 Anti air Work 11 4 Anti air Casual 7 5 Cheerful Dapat menjadi sendal Casual 4 6 Dapat menjadi sendal Athletic 6 7 Anti air Work 12 8 Anti air Casual 10 9 Limited Dapat menjadi sendal Casual 1 10 Dapat menjadi sendal Athletic 2 11 Anti air Athletic 8 12 Anti air Work 9
85
Setelah mengetahui ranking untuk masing-masing profil, maka perhitungan
dilakukan kembali seperti pada tahap nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat
kepentingan atribut disagregat, mulai dari menghitung rata-rata ranking keseluruhan,
hingga menghitung nilai kegunaan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perhitungan Tingkat Kepentingan Atribut Untuk Seluruh Responden
No.
Atribut
Taraf Atribut
Rata-rata
Ranking
Deviasi
Deviasi
Kuadrat
Koefisien
Range
Tingkat Kepentinga
n (%)
1 Desain
Simple 6,5 0 0 0 1,284 20,46 Cheerfu
l 8 1,5 2,25 -0,642
Limited 5 -1,5 2,25 0,642 2 Fitur Dapat
menjadi sendal
3,5 -3 9 1,283 2,566 40,88
Anti air 9,5 3 9 -1,283 3 Tipe Casual 5 -1,5 2,25 0,642 2,426 38,66
Athletic 5,25 -1,25 1,5625 0,535 Work 10,67 4,17 17,389 -1,784
Total 43,7 6,276 100,00
B. Nilai Taraf Atribut
Untuk mengetahui preferensi taraf-taraf atribut dalam pemilihan sepatu, dapat
dilakukan dengan cara melakukan perhitungan nilai taraf atribut yang merupakan
nilai kegunaan taraf atribut yang telah dikonversikan pada skala yang sama sehingga
semua atribut dapat dibandingkan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
1. Nilai utilitas terendah dari setiap atribut dijadikan nol
86
2. Nilai utilitas setiap taraf atribut ke-i dijumlahkan dengan nilai pembuat nol
atribut ke-i tersebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Utilitas Penyesuaian
No. Atribut Taraf Atribut Utilitas Utilitas Penyesuaian
1 Desain Simple 0 1,5 Cheerful -1,5 0 Limited 1,5 3
2 Fitur Dapat menjadi sendal
3 6
Anti air -3 0 3 Tipe Casual 1,5 5,67
Athletic 1,25 5,42 Work -4,17 0
3. Mencari nilai konstanta yang diperoleh dari nilai kegunaan taraf atribut
penyesuaian tertinggi diubah menjadi 100 pada kolom nilai pada tabel 4.13.
Nilai kegunaan taraf atribut penyesuaian tertinggi adalah fitur dapat menjadi
sendal sebesar 6. Sehingga nilai konstantanya adalah sebagai berikut
67,166
100tan ==taNilaiKons
4. Menghitung nilai taraf atribut dengan cara mengalikan nilai utilitas
penyesuaian setiap taraf atribut dengan nilai konstanta. Contohnya pada
desain simple, nilai taraf atributnya adalah sebagai berikut
Nilai Taraf Atribut Desain Simple = 1,5 x 16,67 = 25,01
Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada tabel 4.13.
87
Tabel 4.13 Nilai Taraf Atribut Agregat
No. Atribut Taraf Atribut
Utilitas Utilitas Penyesuaian
Nilai Taraf Atribut
1 Desain Simple 0 1,5 25,01 Cheerful -1,5 0 0 Limited 1,5 3 50,01
2 Fitur Dapat menjadi sendal
3 6 100
Anti air -3 0 0 3 Tipe Casual 1,5 5,67 94,52
Athletic 1,25 5,42 90,35 Work -4,17 0 0
4.3.5 Kombinasi Atribut Optimal
Dari nilai taraf atribut yang telah ada, dapat diperoleh nilai preferensi untuk
profil simulasi nyata. Produk yang diuji dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Profil Produk Yang Diuji
Produk Desain Fitur Tipe 1 Limited Dapat menjadi
sendal Casual
2 Simple Dapat menjadi sendal
Athletic
3 Cheerful Anti air Work
Skor kombinasi atau nilai skor agregat produk dihitung dengan menggunakan
rumus ji UUUKP ++++= ......21
Dimana iP = Nilai skor kombinasi ke-i
88
K = Nilai Rata-rata Ranking Keseluruhan / Konstanta
jU = Nilai kegunaan taraf atribut ke-j
Pada perhitungan nilai skor agregat produk, semua nilai kegunaan jU setiap
taraf atribut dapat dilihat dari kolom utilitas pada tabel 4.13 yang disesuaikan dengan
tabel 4.14. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Perhitungan Nilai Skor Agregat Produk
Produk Desain Fitur Tipe Konstanta Skor 1 1,5 3 1,5 6,5 12,5 2 0 3 1,25 6,5 10,75 3 -1,5 -3 -4,17 6,5 -2,17
Setelah mendapatkan skor agregat untuk masing-masing produk, perhitungan
kemudian dilanjutkan dengan menghitung probabilitas untuk memilih profil produk
yang paling disukai dengan metode BTL ( Bradley-Terry-Luce ). Nilai probabilitas
BTL diperoleh dengan cara membagi skor agregat tiap produk dengan total skor
agregat seluruh produk, dikalikan dengan 100 %. Sebagai contoh, nilai probabilitas
BTL untuk produk 1 adalah
BTL Produk 1 %3,59%10008,215,12
== x
Untuk selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Probabilitas Pemilihan Profil Produk
Produk Skor BTL 1 12,5 59,3 % 2 10,75 50,9 % 3 -2,17 -10,2 %
89
Total 21,08 100 %
Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa kombinasi yang paling disukai adalah
kombinasi pada produk 1 dengan nilai BTL sebesar 59,3 %. Dapat diartikan bahwa
konsumen menyukai kombinasi sepatu dengan desain limited, fitur dapat menjadi
sendal, serta tipe casual.
4.3.6 Penghitungan Nilai Asosiasi
Dalam menggunakan conjoint analysis, terdapat perhitungan untuk
mengetahui tingkat kebaikan dalam menentukan tingkat preferensi kombinasi atribut
yang dilakukan melalui perangkingan kartu, yakni dengan melakukan perhitungan
korelasi Kendall. Koefisien korelasi Kendall dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kecocokan antara nilai dugaan dengan nilai sebenarnya.
Besarnya nilai korelasi Kendall yang diperoleh dari analisis konjoin adalah
0,727 dengan tingkat signifikansi 0,01 yang berarti hubungannya searah, korelasi
kuat, dan hubungannya signifikan.
4.4 Pengolahan Data TRIZ
Setelah mengetahui kombinasi optimal dari proses analisis konjoin, tahapan
perancangan dan pengembangan produk dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu
TRIZ. TRIZ merupakan metode yang dapat digunakan untuk mencari konsep solusi
dalam proses perancangan produk. Solusi yang akan didapatkan hanya secara garis
90
besar saja, jadi diperlukan kekreatifitasan pengembang untuk mendapatkan konsep
solusi yang terperinci. Proses pengembangan produk harus mempertimbangkan
fungsi–fungsi dari produk tersebut. Sebagai langkah lanjut untuk dapat mencegah
masalah yang timbul pada produk tersebut, maka dengan metode TRIZ dapat dicari
alternatif solusi yang sesuai.
4.4.1 Innovation Situation Questionnaire ( ISQ )
ISQ merupakan pemecahan masalah dengan cara mengamati obyek dan
melakukan pemisahan obyek dari fungsi utamanya menjadi sub-sub fungsi bagian
obyek.
1. Informasi Mengenai Produk
A. Nama Produk : Sepatu
B. Fungsi : Bepergian
C. Struktur Sistem :
- Terdiri dari bagian sol, sol dalam, sol tengah, sol luar, hak, dan bagian atas
- Terbagi dalam tipe casual, athletic, dan work
D. Lingkungan Sistem :
- Digunakan untuk bepergian
- Digunakan untuk melindungi kaki dari kotoran dan bahaya lain saat
bepergian
2. Sumber Daya
91
Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kulit, kanvas, dan karet. Dari
hasil identifikasi kebutuhan konsumen ditemukan bahwa sepatu yang ada di
pasaran sekarang ini belum mampu menginterpretasikan kebutuhan
konsumen.
3. Informasi Mengenai Situasi Masalah
A. Pada kondisi saat ini, hampir keseluruhan kegiatan seperti bersekolah, kuliah,
bekerja, bahkan untuk keperluan refreshing, mengharuskan penggunaan
sepatu. Namun pada saat kegiatan tersebut telah selesai, banyak konsumen
yang memilih untuk menggantinya dengan sendal agar dapat lebih santai dan
leluasa. Namun untuk membawa sepatu dan sendal secara bersamaan dinilai
terlalu merepotkan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki tempat yang
besar dan tidak bepergian dengan kendaraan pribadi.
B. Anak-anak muda dikenal sangat enerjik dan selalu ingin tampil beda. Mereka
ingin memakai produk yang membuat mereka tampak bagus, menarik,
mengikuti gaya zaman sekarang, namun produk tersebut tidak pasaran atau
tidak sama dengan milik orang lain
4.4.2 Problem Formulation
Problem Formulation ( PF ) dimulai dengan menentukan Primary Useful
Function ( PUF ), yaitu fungsi utama dari produk, dan Primary Harmful Function (
PHF ) yang merupakan bahaya utama yang timbul dari suatu produk, kemudian
92
dijabarkan fungsi ( UF ) dan bahaya lain ( HF ) yang berkaitan dengan produk
tersebut.
1. Hubungan antara PUF dengan 3 UF
Gambar 4.2 Hubungan Antara PUF dengan 3 UF
2. Hubungan antara PHF dengan 3 HF
93
Gambar 4.3 Hubungan Antara PHF dengan 3 HF
3. Hubungan antara PUF dan PHF
94
Gambar 4.4 Hubungan Antara PUF dengan PHF
4.4.3 Problem Statement
95
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara UF dengan HF pada
produk sepatu yang akan dirancang dan dikembangkan.
Membawa sepatu dan sendal Diperlukan untuk Bepergian
Membawa sepatu dan sendal Menyebabkan Tempat terlalu besar
Tempat terlalu besar Menyebabkan Tidak menarik
Fashion Diperlukan untuk Bepergian
Fashion Menyebabkan Desain pasaran
Desain pasaran Menyebabkan Tidak menarik
Melindungi kaki dari kotoran Diperlukan untuk Bepergian
Melindungi kaki dari kotoran Menyebabkan Tipe rumit
Tipe rumit menyebabkan Menyebabkan Tidak menarik
4.4.4 Elimination Function
Dalam produk sepatu, terdapat beberapa fungsi yang dipakai untuk mengatasi
harmful function, yaitu.
Fitur dapat menjadi sendal Mengatasi Tempat terlalu besar
Tipe casual Mengatasi Tipe rumit
Desain limited Mengatasi Desain pasaran
Namun dalam proses elimination function, masih terdapat HF yang
ditimbulkan oleh UF, oleh karena itu dilakukan lagi eliminasi terhadap HF.
Desain dapat dibuat konsumen Mengatasi Biaya produksi mahal
96
Dari hasil hubungan-hubungan sebelumnya, dapat ditambahkan pula
mekanisme yang akan diambil beserta material yang akan dipakai. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses arsitektur produk dan design for manufacturing. Seluruh
fungsi yang berguna dan fungsi yang berbahaya telah diutarakan, pada gambar 4.5
dapat dilihat interaksi antara fungsi yang berguna dan fungsi yang berbahaya.
Gambar 4.5 Diagram Alir Hubungan Seluruh Fungsi
4.4.5 Analisis Kontradiksi
97
Metode ini menggunakan tabel kontradiksi untuk menentukan prinsip-prinsip
yang akan dipakai dalam perancangan dan pengembangan produk melalui 39
parameter dan 40 prinsip dari TRIZ. Dilihat dari permasalahan yang ada, maka dapat
diambil parameter yang dapat mewakili permasalahan, serta prinsip untuk mengatasi
permasalahan, untuk dijadikan tabel kontradiksi Secara jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.17.
Tabel 4.17 Tabel Kontradiksi
Worsening
Feature
Lenght of
moving object
Area of
moving object
Volume of
moving object
Improving
Feature
Shape 29, 34, 5, 4 5, 34, 4, 10 14, 4, 15, 22
Stability of the object’s
composition
13, 15, 1, 28 2, 11, 13 28, 10, 19, 39
Reliability 15, 9, 14, 4 17, 10, 14, 16 3, 10, 14, 24
Ease of operation 1, 17, 13, 12 1, 17, 13, 16 1, 16, 35, 15
Adaptability or Versatility 35, 1, 29, 2 35, 30, 29, 7 15, 35, 29
Dari hasil tabel kontradiksi terpilih beberapa prinsip yang direkomendasikan
untuk mengatasi permasalahan yang ada. Prinsip-prinsip yang direkomendasikan
98
adalah prinsip 1, 4, 10, 13, 14, 15, dan 35. Untuk mengetahui secara jelas mengenai
prinsip-prinsip yang telah terpilih, dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Rekomendasi Prinsip
No. No. Prinsip Nama Prinsip
1 1 Segmentation
2 4 Asymmetry
3 10 Preliminary Action
4 13 The Other Way Around
5 14 Spheroidality
6 15 Dynamics
7 35 Parameter Changes
Berikut ini adalah keterangan dari masing-masing prinsip :
1. Segmentation : Membagi obyek menjadi bagian yang mampu berdiri sendiri
2. Asymmetry : Mengganti bentuk simetris dengan bentuk asimetris dari obyek
3. Preliminary Action : Susun obyek sehingga dapat digunakan tanpa ada waktu
yang terbuang untuk menunggu tindakan
4. The Other Way Around : Lakukan tindakan sebaliknya / bertentangan untuk
menyelesaikan masalah
5. Sphereoidality : Ganti bagian yang datar dengan bagian yang lengkung
99
6. Dynamics : Membagi obyek menjadi elemen-elemen yang mampu untuk
mengubah posisi
7. Parameter Changes : Ganti jumlah keseluruhan dari obyek, besar massa, atau
tingkat fleksibilitas.
4.5 Arsitektur Produk
Dari hasil analisis konjoin didapatkan kombinasi optimal dari sepatu, yaitu
desain limited, fitur dapat menjadi sendal, serta tipe casual. Hasil dari rekomendasi
prinsip pada tahapan TRIZ yang telah didapatkan akan diimplementasikan kedalam
arsitektur produk. Berikut ini adalah beberapa hasil dari implementasi prinsip
tersebut.
1. Segmentation : Sepatu dapat dirubah menjadi sepatu sendal, dan sendal.
Komponennya terdiri dari 3 komponen utama, dimana setiap bagian tidak
saling berketergantungan.
2. Asymmetry : Bentuk dari sepatu dapat berubah sesuai dengan keadaan
pemakai.
3. Preliminary Action : Bagian-bagian sepatu dapat dipasang dan dilepas dengan
mudah dengan bantuan connector.
4. The Other Way Around : Sepatu dapat dirubah menjadi sepatu sendal dan
sendal. Hal ini untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tempat
menyimpan yang terlalu besar.
5. Sphereoidality : Bagian-bagian sepatu menghindari bentuk datar atau kotak.
100
6. Dynamics : Komponen sepatu dibagi menjadi 3 komponen, sehingga pemakai
dapat menyesuaikan keadaan dengan mudah.
7. Parameter Changes : Sepatu dibuat dengan sangat fleksibel, mudah untuk
dipakai dan disimpan.
Berikut ini adalah hasil terjemahan dari kombinasi optimal analisis konjoin
beserta implementasi rekomendasi prinsip TRIZ yang telah terpilih, yang kemudian
dijadikan suatu rancangan desain.
101
Gambar 4.6 Bagian Terpisah Sepatu
102
Sepatu terdiri dari tiga komponen utama, yaitu bagian sepatu, bagian sepatu
sendal, dan bagian sendal, serta satu komponen pendukung, yaitu bagian koneksi.
Bagian koneksi terdapat pada bagian sepatu dan bagian sepatu sendal. Bagian ini
berfungsi sebagai pengait antara bagian sepatu dan bagian sepatu sendal, dengan
bagian sendal. Cara memakainya adalah bagian koneksi dikaitkan kedalam lubang
yang telah tersedia pada bagian sendal.
Bagian sepatu berfungsi seperti casing, terbuat dari bahan yang elastis. Pada
saat bagian sepatu sendal telah tersambung dengan bagian sendal, sarungkan bagian
sepatu mulai dari depan, dan tarik hingga ke belakang, sehingga akan terbentuk
sepatu seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.7 Penggabungan Bagian Sepatu
103
Sepatu dapat didesain sesuai dengan keinginan konsumen. Pendesainan
dilakukan dengan menggunakan cat acrylic dan tinner yang telah tersedia dalam
paket penjualan. Apabila terjadi kesalahan pada proses pendesainan, cat acrylic dapat
dihapus dengan menggunakan tinner. Pada keseluruhan bagian-bagian sepatu, dapat
dilakukan proses pendesainan. Dengan demikian, konsumen dapat dengan bebas
mendesain sepatunya dan membuatnya menjadi sepatu yang berbeda.
Gambar 4.8 Contoh Sepatu Yang Telah Didesain
104
Hanya dengan melepas bagian sepatu dan bagian koneksi, sepatu dapat
berubah menjadi sepatu sendal. Contohnya dapat dilihat pada gambar 4.9. Sedangkan
untuk menjadikan sepatu menjadi sendal, yang harus dilakukan hanya melepaskan
bagian sepatu sendal dan bagian koneksi. Contohnya dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.9 Contoh Sepatu Menjadi Sepatu Sendal
105
Gambar 4.10 Contoh Sepatu Menjadi Sendal
Tempat untuk menyimpan sepatu merupakan salah satu tools yang penting.
Pada produk ini, kotak sepatu didesain secara khusus untuk menyesuaikan kelebihan
dari produk. Kotak sepatu terlihat lebih ramping, karena dalam penyimpanan, bagian-
bagian My Shoes dapat dilepaskan, sehingga dapat menghemat tempat. My Shoes
ditujukan untuk anak muda, sehingga kotak sepatu didesain secara menarik agar tidak
menjadi tempat menyimpan yang sekedarnya, namun dapat menjadi salah satu bagian
dari produk itu sendiri serta menjadi salah satu alat untuk promosi.
106
Gambar 4.11 Kotak Sepatu
107
4.6 Design For Manufacturing ( DFM )
Dari metode TRIZ didapatkan beberapa material utama untuk melakukan
produksi, yaitu bahan karet, bahan plastik, cat acrylic, dan tinner. Dengan
memperoleh informasi tersebut, ditambah dengan hasil dari arsitektur produk, maka
dapat dilakukan perhitungan perkiraan biaya produksi. Untuk memperkirakan biaya
produksi, digunakan asumsi-asumsi dibawah ini.
1. Perkiraan penjualan My Shoes per tahun adalah 12.000 unit, sehingga dalam
satu bulan diperkirakan produksi sebanyak 1.000 unit.
2. Asumsi jumlah hari kerja adalah 20 hari dalam sebulan, dengan jam kerja 8
jam dalam sehari. Dengan asumsi ini diperkirakan produksi dalam sehari
mencapai 50 unit.
3. Asumsi biaya material per unit dapat diperhitungkan seperti pada tabel 4.19.
108
Tabel 4.19 Perkiraan Biaya Material Per Unit
No. Material Unit Jumlah Harga ( Rp )
1 Karet m 1 100.000
2 Plastik Set 1 2.000
3 Cat Acrylic Buah 12 24.000
4 Tinner Liter 0,4 1.000
5 Packaging Set 1 5.000
Total 132.000
Sehingga biaya material dalam satu bulan adalah
Rp. 132.000 x 1.000 unit = Rp. 132.000.000
Dan untuk satu tahun adalah
Rp. 132.000 x 12.000 unit = Rp. 1.584.000.000
109
4. Jumlah sumber daya manusia yang digunakan adalah
Tabel 4.20 Sumber Daya Manusia
Divisi Sub Divisi Jabatan Jumlah
Direksi - Director 1
Marketing - Manager 1
Sales Supervisor 1
Staff 3
Promotion Supervisor 1
Staff 3
Customer Relationship Management Supervisor 1
Staff 3
Development - Manager 1
Product Design & Development Supervisor 1
Staff 2
Bussines Development Supervisor 1
Staff 2
HRD - Manager 1
Recruitment Supervisor 1
Staff 1
Internal Activity Supervisor 1
Staff 2
110
Tabel 4.20 Sumber Daya Manusia ( Lanjutan )
Divisi Sub Divisi Jabatan Jumlah
Production - Manager 1
Cutting Supervisor 1
Operator 4
Sewing Supervisor 1
Operator 4
Assembling Supervisor 1
Operator 6
PPIC Supervisor 1
Staff 2
General Affair - Manager 1
Cleaning Service Helper 10
Security Helper 4
Total 63
Untuk perkiraan biaya tenaga kerja secara lebih lengkap dapat dilihat pada
tabel 4.21.
111
Tabel 4.21 Perkiraan Biaya Tenaga Kerja
No. Jabatan Jumlah Biaya ( Rp ) Total Biaya ( Rp )
1 Direktur 1 5.000.000 5.000.000
2 Manajer 5 3.000.000 15.000.000
3 Supervisor 11 2.000.000 22.000.000
4 Staff 18 1.500.000 27.000.000
5 Operator 14 1.000.000 14.000.000
6 Helper 14 750.000 10.500.000
Total 93.500.000
Biaya tenaga kerja dalam 1 tahun adalah
Rp. 93.500.000 x 12 = Rp. 1.122.000.000
Biaya tenaga kerja per unit adalah
Rp. 93.500.000 : 1000 unit = 93.500
5. Biaya oherhead dibebankan sebesar 10 % dari biaya material dan 80 % dari
biaya tenaga kerja, sehingga
Biaya overhead = (10% x Rp. 132.000.000) + (80% x Rp. 93.500.000)
= Rp. 13.200.000 + Rp. 74.800.000
= Rp. 88.000.000
Dari asumsi-asumsi diatas didapatkan biaya produksi per unit adalah
BP = Unit
adBiayaverheaTenagaKerjTotalBiayaMaterialTotalBiaya1000
++
112
= Unit
RpRpRp1000
000.000.88.000.500.93.000.000.132. ++
= Rp. 313.500 / Unit
4.7 Analisis Ekonomi
Tahapan ini dilakukan untuk memperkirakan gambaran prospek dari
penjualan produk ini beberapa periode kedepan. Hasil dari analisis ini akan
menentukan keputusan untuk terus menjalankan produksi atau tidak. Perhitungan
dilakukan menggunakan Net Present Value ( NPV ). Berikut ini adalah data-data
yang dibutuhkan dalam melakukan penghitungan dengan NPV.
1. Perhitungan dilakukan dengan periode 2 tahun, dimana dalam setahun dibagi
menjadi 4 kuartal ( 3 bulanan ). Tujuannya adalah agar bentuk tabel menjadi
lebih ringkas dan sederhana.
2. Biaya pengembangan diasumsikan sebesar Rp. 2.000.000 selama 6 bulan yang
digunakan untuk keperluan riset, perancangan, pengembangan, dan
pembuatan prototype.
3. Pembelian mesin-mesin diasumsikan sebesar Rp. 400.000.000 yang
digunakan untuk pembelian mesin cutting dan mesin sewing. Sedangkan
untuk biaya pembelian lahan dan pendirian bangunan sebesar Rp.
500.000.000.
113
4. Biaya pemasaran dan pendukung per kuartal diasumsikan sebesar Rp.
30.000.000 yang digunakan untuk keperluan iklan dalam berbagai media
masa, kerjasama, sponsorship, pengelolaan website, serta distribusi.
5. Volume produksi per kuartal adalah 3000 unit dengan harga per unit sebesar
Rp. 313.500. Biaya produksi per kuartal adalah Rp. 940.500.000
6. Keuntungan penjualan per unit adalah 50 %, sehingga didapatkan keuntungan
sebesar Rp. 156.750. Harga penjualan adalah Rp. 470.250. Pendapatan
penjualan per kuartal adalah Rp. 1.410.750.000
7. Asumsi bunga kredit pinjaman untuk modal usaha adalah 10% per tahun.
Dengan data-data tersebut dapat dilakukan perhitungan menggunakan metode NPV.
114
Tabel 4.22 Net Present Value
Nilai Dalam Ribuan
Tahun 1 Tahun 2
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Biaya
Pengembangan
-1.000 -1.000
Fasilitas -900.00
0
Biaya Pemasaran
dan Penunjang
-30.000
-30.000 -30.000 -30.000 -30.000 -30.000 -30.000
Biaya Produksi
-940.500 -940.500 -940.500 -940.500 -940.500 -940.500
Volume Produksi
3000 3000 3000 3000 3000 3000
Biaya Per Unit
-313,5 -313,5 -313,5 -313,5 -313,5 -313,5
Pendapatan
Penjualan
1.410.750 1.410.750 1.410.750 1.410.750 1.410.750 1.410.750
Volume Penjualan
3000 3000 3000 3000 3000 3000
Harga Per Unit
470,25 470,25 470,25 470,25 470,25 470,25
Aliran Kas
Per Periode
-1.000 -931.00
0
440.250 440.250 440.250 440.250 440.250 440.250
Nilai saat ini tahun 1,
r + 10%
-1.000 -908.29
2,7
419.036,2879
408.815,8907
398.844,7714
389.116,8501
379.626,1952
370.367,0197
Nilai Bersih Untuk Proyek Saat Ini
1.456.514,315
Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai komulatif dari NPV pada kuartal
ketiga telah bernilai positif, artinya bahwa break event point ( BEP ) berada pada
kuartal tersebut. Modal akan kembali dalam waktu 7 - 9 bulan. Itu bukan merupakan
115
waktu yang lama, mengingat produk sepatu memiliki pangsa pasar yang besar. Siklus
produk akan bertahan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
Nilai bersih saat ini adalah Rp. 1.456.514.315,-. Jumlah tersebut adalah
jumlah yang cukup besar. Karena NPV bernilai positif, maka proyek layak untuk
dijalankan.
top related