bab 3 strategi i edited 2

Post on 24-Dec-2015

46 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

strategi

TRANSCRIPT

BAB III STRATEGI I : URUTAN PROSES

Tinjau: struktur senyawa detergen (1) berikut;

Fakta: lazim diproduksi dalam 2 tahap, yaitu:

1. Alkilasi Friedel-Craft, dan

2. Sulfonasi.

Pertanyaan: mengapa urutannya harus demikian?

Alasan 1: gugus alkil merupakan donor

elektron (pengaktif cincin) sehingga

sulfonasi akan berjalan baik.

Alasan 2: gugus alkil merupakan pengarah

o-, p- sehingga akan memberikan produk

yang benar.

Alasan 3: SO3H merupakan pengarah meta

sehingga akan memberikan produk yang

salah.

KAIDAH 1

Carilah gugus yang mengarahkan pada posisi yang benar.

Contoh, analisis senyawa keton (3).

Sintesisnya adalah sebagai berikut :

KAIDAH 2

Jika memungkinkan, lakukanlah diskoneksi pertama kali terhadap gugus penarik elektron kuat.

Alasan: gugus penarik elektron akan menyulitkan penambahan gugus lain bila sudah terikat .

Sebagai contoh, musk ambrette (4);

Karena OMe- merupakan pengarah o-,p- maka hanya diskoneksi t-butil yang paling memungkinkan.

Digunakan m-kresol sebagai starting material;

KAIDAH 3 Ada kemungkinan terjadi perubahan efek

pengarah dari gugus yang mengalami IGF.

Beberapa contohnya adalah:

Contoh: sintesis senyawa (6) yang melibatkan klorinasi baik pada cincin maupun gugus metil (IGF).

Pada langkah sintesisnya, (6) dapat digunakan untuk menghasilkan (7) dengan hasil yang tinggi.

KAIDAH 4

Sejumlah gugus dapat ditambahkan ke cincin melalui substitusi nukleofilik terhadap garam diazonium yang dibuat dari amina.

Penambahan gugus lain pada tahap amina sangat disarankan mengingat gugus amina merupakan pengarah o-,p- yang kuat.

Contoh: analisis asam karboksilat (8).

Sintesisnya:

KAIDAH 5

Masalah: bagaimana cara untuk mendapatkan dua gugus pengarah o-,p- pada posisi meta satu sama lain?

Solusi: gunakanlah gugus ‘pengumpan/ boneka’ untuk membangun posisi yang benar dan dihilangkan kembali setelah masuknya gugus yang dikehendaki.

Gugus pengumpan yang lazim: NH2 (amino).

Amino merupakan gugus pengumpan yang baik dan dapat dihilangkan kembali melalui diazotasi & reduksi;

Contoh: sintesis asam (9) yang digunakan dalam pembuatan anastetik lokal Propoxycaine (10).

Gugus amino tidak dapat ditambahkan melalui

nitrasi asam salisilat (11) karena atom oksigen

akan mengarahkan o-,p- dan memberikan produk

yang salah.

Solusi: gunakanlah isomer yang salah tersebut sebagai gugus pengumpan.

KAIDAH 6

Masalah: bagaimana jika ada substituen yang sulit ditambahkan?

Solusi: jangan mendiskoneksi gugus tersebut tetapi gunakanlah bahan awal yang sudah mengandung substituen yang dimaksud.

Sebagai contoh OH dan OR.

Beberapa contoh telah dibahas sebelumnya.

KAIDAH 7 Carilah kombinasi substituen dalam MT dan pada bahan

awal yang tersedia, terutama bila sulit dikombinasikan.

Contoh:

Contoh: sintesis senyawa (12) – bahan baku obat asma Salbutamol (13).

Gunakanlah asam salisilat (11).

Produk antara ester (14) juga sangat diperlukan karena senyawa ini adalah aspirin.

KAIDAH 8

Hindarilah reaksi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi samping.

Contoh: nitrasi benzaldehid menjadi m-nitro benzaldehid hanya memberikan rendemen 50% karena asam nitrat juga mengoksidasi CHO menjadi COOH.

Contoh lain: sintesis senyawa (15) yang diperlukan dalam sintesis anti malaria (16).

KAIDAH 9 Isomer orto-para; jika dimungkinkan, pilihlah

reaksi yang hanya menghasilkan satu isomer saja.

Contoh: sintesis ester fenol (17) yang digunakan dalam pembuatan fungisida Dinocap (18).

Ada problem isomer orto & para

Tidak ada problem isomer orto & para

CATATAN

Ada dua reaksi utama yang memberikan produk orto dalam jumlah besar, yaitu :

(i) Fries rearrangement :

(ii) Reimer-Tiemann reaction :

Kedua reaksi di atas hanya dapat digunakan untuk senyawa-senyawa fenol.

THE END

top related