bab 3 rumusan masalah dan perancangan sistem …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-1-00252-mnsi bab...
Post on 03-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
58
BAB 3
RUMUSAN MASALAH DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Latar Belakang Perusahaan
PT KUALA PANGAN adalah sebuah perusahan yang bergerak di dalam
industri pengolahan pangan, yaitu mie dan bihun. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1974, yang sebenarnya merupakan pengembangan dari perusahaan
perseorangan berbentuk hukum firma, yang didirikan pada tahun 1954.
Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan saat itu, masih
menggunakan panas matahari untuk proses pengeringannya. Oleh karena itu,
dalam satu tahun perusahaan tidak dapat berproduksi secara optimum karena
tidak adanya sinar matahari yang sangat diperlukan dalam proses pengeringan.
Hal ini biasanya berlangsung tiga bulan mengingat lokasi perusahaan yang
berada di daerah dengan curah hujannya yang tinggi, yaitu di daerah Bogor.
Kapasitas yang terpasang pada waktu itu adalah 1500 kg terigu/hari untuk waktu
kerja 8 jam.
Pada tahun 1965, firma ini melakukan peluasan dengan mendirikan sebuah
pabrik bihun di lokasi yang berbeda di alas tanah seluas 10.000 m, dengan
kapasitas produksi 1500 kg beras per hari untuk waktu kerja ja 8 jam. Sebagian
besar dari luas tanah dipakai untuk areal pengeringan dengan sinar matahari.
Masalah yang dihadapi di sini adalah sama dengan pabrik yang terdahulu, yaitu
tidak dapat memproduksi pada musim hujan. Mesin-mesin yang dipergunakan
pada kedua pabrik tersebut, seluruhnya adalah mesin-mesin dengan teknologi
sederhana buatan dalam negeri kecuali mesin pembangkit tenaga listrik.
59
Dengan meningkatnya permintaan dan makin meluasnya pemasaran, maka
muncullah gagasan dari pimpinan firma tersebut untuk memperluas usahanya
dengan meningkatnya kualitas maupun kapasitas produksinya. Usaha tersebut
akan dilaksanakan dengan memakai sistem mckanisasi yang lebih modern dan
produksi yang dihasilkannya tidak lagi bergantung pada alam. Oleh karena itu,
pada awal tahun 1974, didirikanlah sebuah perusahaan yang memproduksi mie
dan bihun pada suatu lokasi, berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman R1. Penanaman modal
dalam lah dalam rangka UU No. 6 / 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN).
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun untuk persiapan,
maka pada tanggal 11 Januari 1975 perusahaan ini diresmikan secara kolektif
oleh Menteri Perindustrian Bapak M. Yusuf dengan piagam pendirian No.
51/M/SK/1975. Adapun bidang usaha yang akan dijalankan adalah
1. Memproduksi mie kering dan bihun kering, serta mengembangkan produksi
dengan memproduksi mie serta bihun yang sudah instant (sudah memakai
bumbu).
2. Mengimpor bahan baku penolong yang diperlukan untuk kegiatan usaha
tersebut dan menjual hasil produksinya dengan sasaran pasar dalam negeri
Untuk memproduksi mie, mesin yang dipergunakan adalah berkapasitas
3000 kg/hari untuk waktu kerja 8 jam. Mesin-mesin tersebut didatangkan dari
Jepang yang memproduksi secara otomatis dengan sistem ban berjalan. Untuk
memproduksi bihun, mesin yang dipakai didatangkan dari Taiwan yang bekerja
secara terpisah – pisah. Kapasitas berproduksi adalah 3000 kg/hari untuk waktu
60
kerja 8 jam. Kedua jenis ini sudah tidak lagi bergantung pada sinar matahari
karena pengeringannya memakai mesin pengering (oven) yang mengambil panas
dari ketel uap. Sesuai dengan UU No. 6 tahun 1968 Jo UU No.12 tahun 1980,
perusahaan ini memperoleh fasilitas dari pemerintah, yaitu berupa :
1. Pembebasan bea masuk, PPn Impor dan MPO Impor atas mesin-mesin
yang di impor.
2. Tax holiday selama dua tahun untuk tahun pajak perseroan.
3.2 Struktur Organisasi
PT KUALA PANGAN dipimpin oleh seorang Direktur berada pada puncak
pimpinan. Dalam melakukan tugas sehari-hari, Direktur dibantu oleh empat (4)
Kepala Divisi yaitu Kepala Divisi Produksi, Pemasaran, Keuangan, dan
Personalia. Kepala Divisi Produksi membawahi 3 (tiga) Sub Divisi yaitu Sub
Divisi Pembelian, Gudang, dan Pemeliharaan (Maintenance). Kepala Divisi
Pemasaran juga membawahi 3 (tiga) Sub Divisi, yaitu Sub Divisi Pengiriman,
Salesman, dan Administrasi. Kepala Divisi Keuangan membawahi Sub Divisi
Akuntansi Keuangan (Finance Accounting) dan Akuntansi Biaya (Cost
Accounting). Sedangkan Kepala Divisi Personalia hanya membawahi Sub Divisi
Personalia. Semua divisi masing-masing dipimpin oleh seorang Manajer.
Dalam mengelola perusahaan, PT KUALA PANGAN mengikuti struktur
organisasi garis (line) dan staf dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara
vertical yang sepenuhnya berasal dari puncak pimpinan tertinggi yaitu dean
direksi kepada unit di bawahnya. Garis wewenang dan tanggung jawab masing-
masin departemen dihubungkan antara atasan dan bawahan serta pembagian
61
wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas. Berikut ini akan dijelaskan uraian
tugas yang tertera dalam struktur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris mempunyai kedudukan sebagai pemilik perusahaan dan
merangkap sebagai pimpinan tertinggi.
2. Direktur Utama merupakan penyelengara perusahaan yang melaksanakan
fungsi.
3. Manajer Pemasaran mempunyai tugas untuk membantu direktur utama
dalam menjalankan tugasnys yang berhubungan dengan fungsi pemasaran
yang antara lain mencari peluang untuk mendapatkan pelanggan baru dan
membina hubungan baik dengan para pelanggan.
4. Bagian administrasi penjualan melaksanakan tugas administrasi yang
berhubungan dengan penjualan, membuat laporan penjualan, serta
membuat laporan saldo piutang.
5. Salesman bertugas untuk memperoleh order penjualan, melaksanakan
penawaran penjualan kepada pihak konsumen atas persetujuan bagian
penjualan.
6. Bagian pengiriman bertanggung jawab atas pengiriman barang-barang yang
dipesan sampai ke tangan konsumen.
7. Manager Accounting mempunyai tugas yaitu mengurus keuangan
perusahaan serta merencanakan pembayaran keuangan perusahaan, dalam
hal ini menangani gaji seluruh karyawan dalam penyelenggaraan operasi
perusahaan. Manager Accounting dalam menjalankan tugasnya
membawahi dan sekaligus bertanggung jawab kepada bagian keuangan dan
laporan terkaitan pajak, di mana manager accounting melaksanakan
62
penyempurnaan terhadap system akuntansi dalam pelaporan, pedoman
penyusunan anggaran dan prosedur lainnya serta bertanggung jawab
terhadap pencatatan akuntansi atas semua bagian dan menyajikan informasi
keuangan yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
8. Bagian biaya bertugas untuk menghitung dan menyusun laporan kerja
perusahaan.
9. Manajer produksi bertanggung jawab kepada direktur utama atas
kepegawaian, system produksi dan pembelian material. Manajer produksi
dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab atas pemakaian bahan
baku, bahan pembantu, alat-alat, serta tenaga kerja yang digunakan dalam
proses produksi dalam hal ini manajer produksi dalam menjalankan
tugasnya membawahi bagian personalia, gudang, pembelian, dan bagian
pemeliharaan.
10. Bagian Personalia bertugas untuk melakukan recruitmen karyawan secara
selektif untuk menempatkan tenaga kerja yang terampil serta melaksanakan
penyempurnaan system pengupahan karyawan dalam rangka meningkatkan
motivasi kerja serta menyusun peraturan kesepakatan kerja bersama antara
pihak perusahaan dengan karyawannya untuk meningkatkan disiplin dan
kemampuan karyawan melalui pengarahan, pembinaan, dan pelatihan
karyawan, untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan lingkungan
kesehatan dan keselamatan kerja.
11. Bagian gudang bertugas untuk mengatur, mengawasi, dan mencatat
penerimaan dan pengeluaran barang, mengadakan stock opname dan
membuat laporan persediaan barang untuk periode tertentu.
63
12. Bagian pembelian bertugas untuk meningkatkan koordinasi dengan bagian
yang terkait dalam rangka menyusun rencana pembelian bahan guna
memenuhi kebutuhan material yang sesuai dengan rencana produksi dan
mencari supplier baru untuk mendapatkan bahan dengan harga bersaing
dengan tidak mengabaikan kualitas dari bahan yang dibutuhkan dengan
mengatur pengiriman barang tersebut sesuai dengan rencana jadwal
pemakaian.
13. Bagian pemeliharaan atau Maintenance bertanggung jawab pada bagian
produksi untuk menjaga kelancaran proses produksi yang meliputi bidang
teknis, tenaga kerja, tenaga pengawas, dan mengkoordinir para bawahan
dalam melaksanakan tugasnya serta memberi laporan-laporan apabila
terjadi kerusakan mesin dalam menjalankan aktivitas produksi.
14. Manager pabrik bertanggung jawab langsung kepada direktur utama atas
kepegawaiannya serta membawahi kepala bagian produksi mie telor dan
bagian produksi bihun kering. Manager pabrik menetapkan rencana
jalannya operasi perusahaan, mengesahkan rencana kerja masing-masing
kepala bagian, memimpin rapat secara periodic serta mengangkat dan
memberhentikan kepala bagian atas persetujuan direktur utama serta
mengawasi jalannya proses produksi secara keseluruhan mulai dari
penerimaan bahan baku sampai dengan produksi selesai.
64
Komisaris
Direktur
Direktur Pelaksana
Manajer Umum +Pembelian Asisten Keuangan Asisten Umum
Manajer Teknik Manajer ProduksiBihun & Bumbu
Kepala ProduksiBumbu Kepala Packing
Manajer ProduksiMie
Kepala ProduksiMie Kepala Packing
BengkelListrikMesinBoiler
Manajer Gudang /Pengiriman
ManajerAccounting
ManajerPersonalia
ManajerPenjualan
SopirSalesmenStaff Accounting
Kepala ProduksiBihun
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Kuala Pangan Sumber : PT Kuala Pangan
3.3 Analisa Sistem Berjalan
Dalam pelaksanaan sehari-hari PT Kuala Pangan melaksanakan proses
produksi berdasarkan standard order. Order dari pelanggan akan diterima oleh
manajer penjualan, kemudian akan diteruskan ke manajer accounting untuk
dicek kredit pelanggan apakah sudah mencapai limit atau belum.
Manajer penjualan akan mengirim purchase order ke bagian gudang,
kemudian bagian gudang akan mengirim barang jadi ke pelanggan.
Apabila barang jadi sudah mau habis maka bagian gudang akan meminta bagian
produksi untuk memproduksi barang guna memenuhi stok gudang.
65
Pada saat persediaan bahan bahu sudah mau habis, bagian pembelian akan
mengirimkan purchase order kepada supplier. Setelah bahan baku diterima, surat
tagihan akan dikirim kepada manajer accounting untuk dilakukan pembayaran.
Setelah barang jadi sampai di pelanggan, apabila terjadi retur penjualan
karena terdapat barang yang rusak, maka barang akan diterima kembali oleh
manajer penjualan kemudian diteruskan ke bagian gudang agar dikirim barang
yang baru. Setelah semuanya selesai, maka manajer accounting akan mengirim
surat tagihan kepada pelanggan agar segera melakukan pembayaran.
3.4 Rich Picture Sistem Yang Berjalan
Pelanggan manajer penjualanmemesan barang
faktur penjualan
manajer Accounting
mengecekkredit pelanggan
Server
mengecek data
mendapatkan data
Surat Invoicemembayar
kepala gudang
SO
barang jadi
manajer produksimengecek
bahan baku
barang jadi
$ $ $
manajer pembelian
mengecek
Suppliers
PO Bahan Baku
Surat Tagihan
bahan baku
Bukti Bayar
Membayar
Surat Tagihan
retur pembelian
retur penjualan
Delivery order
Gambar 3.2 Rich Picture yang Berjalan Sumber : PT Kuala Pangan
66
3.5 Permasalahan Yang Dihadapi
Adapun beberapa masalah yang dihadapi oleh PT Kuala Pangan adalah :
1. Kekurang mampuan perusahaan dalam memprediksi jumlah permintaan
pasar setiap bulannya.
2. Tidak adanya sistem yang mendukung pembuatan laporan di tiap bagian
perusahaan, sehingga laporan-laporan yang dihasilkan kurang akurat.
3. Tidak adanya sistem untuk mengolah data supplier, pelanggan dan
persediaan yang akurat dimana pada waktu melakukan pemesanan hanya
dicatat data yang diperlukan saat itu saja.
3.6 Usulan Pemecahan Masalah
Usulan pemecahan atas masalah-masalah yang dihadapi oleh PT Kuala Pangan
yang telah disebutkan diatas, antara lain :
1. Dengan adanya aplikasi peramalan permintaan pasar dapat di prediksi
sehingga diketahui kebutuhan bahan baku pada periode berikutnya.
2. Tersedianya database untuk menampung data perusahaan. Semua data
mengenai pelanggan, supplier dan persediaan perusahaan tersimpan dalam
database tersebut.
3. Pada saat membeli bahan baku, kepala gudang harus memasukkan data ke
dalam sistem sehingga terdapat catatan mengenai jumlah barang yang masuk.
Pada saat barang diminta manajer produksi, kepala gudang juga harus
memasukkan jumlah barang yang keluar, dan jika bahan baku telah mencapai
reorder point, bagian pembelian harus segera membuat purchase order
kepada supplier.
67
3.7 System Definition Yang Diusulkan
Data diambil dari sistem accounting kemudian diolah menjadi sebuah
informasi perencanaan bahan baku yang menghasilkan sebuah PO bahan baku
yang di kirim ke bagian pembelian.
Bagian pembelian kemudian mengirimkan PO bahan baku ke supplier
untuk memenuhi bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi.
3.8 Rich Picture Yang Diusulkan
Server
kepala gudangmanajer produksi
bahan baku
barang jadi
$ $ $
manajer pembelian
Suppliers
PO
bahan baku
isi data PO
isi dataisi data
Gambar 3.3 Rich Picture Yang Diusulkan Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
68
3.9 FACTOR Criteria
Functionality : Mendukung kegiatan operasional pembelian, persediaan, dan
produksi khususnya pemesanan bahan baku, penerimaan bahan baku,
pengeluaran bahan baku, dan pengendalian stok.
Application Domain : Seorang manajer yang bertanggung jawab dalam segala
aktivitas yang berkaitan dengan sistem, yaitu pemesanan bahan baku,
penerimaan bahan baku, pengeluaran bahan baku, dan pengendalian stok.
Conditions : Sistem dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk
menangani aktivitas pemesanan bahan baku, penerimaan bahan baku,
pengeluaran bahan baku, dan pengendalian stok.
Technology : PC, Printer, LAN.
Objects : bahan baku, permintaan konsumen, dan pemasok.
Responsibility : Menghasilkan Suatu informasi yang cepat dan tepat bagi pihak
yang membutuhkan serta dapat mengatasi permasalah-permasalahan yang timbul
pada aktivitas pemesanan bahan baku, penerimaan bahan baku, pengeluaran
bahan baku, dan pengendalian stok.
69
3.10 Problem Domain
Sistem mempunyai sasaran dan bertujuan untuk mengelola informasi tentang
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi peramalan permintaan.
3.11 Problem Domain Analysis
Pada bagian ini mendeskripsikan Clusters, class diagram beserta atribut dan
operation, statechart diagram dari masing-masing dan event-event yang
berhubungan dengan sistem.
3.11.1 Cluster
<<Cluster>>Person
Karyawan
Gambar 3.4 Cluster
Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
70
3.11.2 Structure
Penjualan
Peramalan
Peramalan Double Moving AveragePeramalan Regresi Linear Peramalan Regresi Kuadratis
Agregat Disagregat
MPSBOM
Net Requirement
POSupplier
Gambar 3.5 Class Diagram Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
3.11.3 Classes
• Class Penjualan
Attributes : Jumlah_Penjualan, Periode.
Operations : Mengentri.
71
• Class Peramalan
Attributes : Jenis_Peramalan, Perkiraan_Peramalan, Periode.
Operations : Mengolah.
• Class Agregat
Attributes : Jumlah_Agregat, Periode.
Operations : Mengolah.
• Class Disagregat
Attributes : Jumlah_Disagregat, Periode.
Operations : Mengolah.
• Class MPS
Attributes : Jumlah_Disagregat, Periode.
Operations : Mengolah.
• Class BOM
Attributes : Level, Kode_Bahan_Baku, Jumlah,
Nama_Bahan_Baku.
Operations : Mengolah.
• Class Net Requirement
72
Attributes : Gross_Requirement, Inventory,
Net_Requirement, Jumlah_PO.
Operations : Mengolah.
• Class Karyawan
Attributes : ID_Karyawan, Nama_Karyawan, Alamat, Phone,
Fax, Mobile.
Operations : Memesan, mencatat, mencetak, mengubah.
• Class Purchase Order
Attributes :No_Purchase_Order, Kode_Bahan_Baku,
Purchase_Date, Supplier_Name, Quantity, Harga.
Operations : Memesan, mencatat, mencetak.
• Class Bahan Baku
Attributes : Kode_Bahan_Baku, Nama_Bahan_Baku,
Quantity.
Operations : Mengentri, mengubah.
• Class Barang Jadi
Attributes : Kode_Barang_Jadi, Nama_Barang_Jadi,
Quantity.
Operations : Mengentri, mengubah.
73
3.11.4 Events
Tabel 3.1 Event Table
event mengentri memesan mencatat mencetak mengubah mengolah
class
Penjualan +
Peramalan +
Agregat +
Disagregat +
MPS +
BOM +
Net Requirement +
Karyawan + * + *
Purchase Order + * +
Barang Jadi + *
Bahan Baku + * *
Supplier +
Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
3.11.5 Behavior
1. Penjualan
Class penjualan aktif ketika karyawan memasukkan data penjualan.
/ entri_dataaktif
Gambar 3.6 Statechart Penjualan
74
2. Peramalan
Class peramalan aktif ketika data penjualan sudah di entri oleh karyawan.
Kemudian data diolah oleh aplikasi.
/ data_masukaktif
/ data_diolah
Gambar 3.7 Statechart Peramalan
3. Agregat
Class agregat aktif setelah data penjualan telah di olah menjadi data
peramalan. Data peramalan kemudian masuk, dan di olah menjadi data
dari class agregat.
/ data_masukaktif
/ data_diolah
Gambar 3.8 Statechart Agregat
4. Disagregat
Class disagregat terbentuk setelah adanya data agregat. Data agregat ini
diolah bersama dengan data barang jadi menjadi data disagregat.
/ data_masukaktif
/ data_diolah
Gambar 3.9 Statechart Disagregat
75
5. MPS
Class MPS ini terbentuk dari data disagregat yang telah diolah.
/ data_masukaktif
/ data_diolah
Gambar 3.10 Statechart MPS
6. BOM
Class BOM terbentuk setelah karyawan mengentri data proses pembuatan
barang jadi.
/ entry_dataaktif
Gambar 3.11 Statechart BOM
7. Net Requirement
Class Net Requirement aktif ketika class MPS, class BOM dan class data
bahan baku telah dibentuk, data dari MPS akan diolah bersama data
BOM dan data bahan baku menghasilkan data net requirement.
/ data_masukaktif
/ data_diolah
Gambar 3.12 Statechart Net Requirement
76
8. Purchase Order
Purchase order aktif ketika data dari class net requirement telah di
olah.
/ data_masukaktif
Gambar 3.13 Statechart Purchase Order
9. Karyawan
Karyawan aktif ketika bagian keuangan meneima Sales Order dari
bagian pembelian. Invoice akan dicatat sesuai data-data pada Sales
Order dan kemudian dicetak untuk kemudian dikirimkan pada
pelanggan yang kemudian akan dibayar oleh pelanggan.
Aktif
/ Memesan
/ Mencatat
/ Mengubah
/ Mencetak
Gambar 3.14 Statechart Karyawan
77
10. Bahan Baku
Bahan baku aktif pada saat barang sudah terdata oleh bagian
produksi. Barang dapat dipesan, dan diubah. Data-data barang dapat
diubah kapan saja.
Terdaftar
/ Mendata
/ Mendata
/ Mengubah
Gambar 3.15 Statechart Bahan Baku
11. Barang Jadi
Barang jadi aktif pada saat pendataan dan perubahan kuantitas
barang. Barang jadi event pertama kali saat di data ke dalam sistem
kemudian kuantitas barang jadi akan di-update berulang kali.
Terdata/ Mendata
/ Mengubah
Gambar 3.16 Statechart Barang Jadi
78
12. Supplier
Supplier aktif apabila supplier terdata pada database supplier.
Bagian pembelian dapat memesan dan meretur kepada supplier.
Terdaftar
/ Mendata
/ Memesan
Gambar 3.17 Statechart Supplier
3.12 Application Domain Analysis
Bagian ini mendeskripsikan secara lengkap use case diagram, function, interface
dan syarat – syarat sistem lainnya.
3.12.1 Usage
79
Sistem PersediaanPT Kuala Pangan
Accounting
Gudang
Produksi
Mendata Penjualan
Mendata BahanBaku
Mendata BarangJadi
Membuat MPS
Membuat PO
Gambar 3.18 Use Case Diagram Sistem Persediaan PT Kuala Pangan
Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
Tabel 3.2 Use Case Specification untuk Mendata Penjualan.
Mendata Penjualan
Use Case: Penjualan per periode di data oleh bagian accounting untuk
digunakan dalam proses perhitungan kebutuhan bahan baku.
Object: penjualan, window master input data penjualan.
Function: Create peramalan
80
Tabel 3.3 Use Case Specification untuk Membuat MPS.
Membuat MPS
Use Case: Penjualan yang telah di input oleh accounting akan di olah menjadi
agregat, dilanjutkan ke disagregat dan dilibatkan data barang jadi dalam
pengolahan disagregat menjadi data MPS.
Object: penjualan, agregat, disagregat, barang jadi.
Function: Create MPS
Tabel 3.4 Use Case Specification untuk Membuat PO.
Membuat PO
Use Case: data MPS akan di olah dengan BOM mengasilkan data net
requirement yang di olah bersama dengan data bahan baku menjadi banyaknya
bahan baku yang akan dipesan dalam PO.
Object: MPS, BOM, net requirement, bahan baku, form PO.
Function: Create PO, Cetak PO.
Tabel 3.5 Use Case Specification untuk Mendata Bahan Baku.
Mendata Bahan Baku
Use Case: Mendata bahan baku dilakukan ketika ada bahan baku datang dari
supplier, setelah itu detail bahan baku beserta kuantitasnya akan dicatat.
Object: Gudang, bahan baku , window master bahan baku.
Function: Create bahan baku.
81
Tabel 3.6 Use Case Specification untuk Mendata Barang Jadi.
Mendata Barang Jadi
Use Case: Mendata barang dilakukan ketika barang telah di produksi, baru
detail barang beserta kuantitasnya akan dicatat.
Object: Produksi, barang jadi, window master barang jadi.
Function: Create barang jadi.
3.12.2 Sequence Diagram
Accounting
Window Login
activate()
Window InputData Penjualan Agregat Disagregat
Barang Jadi
Bahan Baku
MPS
BOM
Net Requirement
input_data_Penjualan()
data_penjualan()
data_agregat()
get_data_barang_jadi()
data_barang_jadi()
Peramalan
data_peramalan()
data_disagregat()
get_data_BOM()
data_BOM()
data_MPS()
get_data_bahan_baku()
data_bahan_baku()
activate()
form PO
data_net_requirement()
print()
close()
update_bahan_baku()
update_barang_jadi()
Gambar 3.19 Sequence Diagram mendata penjualan, membuat peramalan dan membuat PO
Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
82
Gudang
Window Master Bahan baku
activate()
Bahan baku
activate()
input_data_bahan_baku()
save()
data_barang()
close()
Window Login
activate()
Gambar 3.20 Sequence Diagram mendata bahan baku Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
Produksi
Window Master BarangJadi
activate()
Barang Jadi
activate()
input_data_barang_jadi()
save()
data_barang()
close()
window Login
activate()
Gambar 3.21 Sequence Diagram mendata barang jadi Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
83
3.12.3 Function
Tabel 3.7 Function List
Function Complecity Type
Mendata Penjualan
Create Penjualan Simple Update
Input Penjualan Simple Update
Membuat MPS
Mengambil data penjualan Simple Read
Mengolah data penjualan menjadi agregat Medium Compute
Mengolah data agregat menjadi disagregat Medium Compute
Mengambil data barang jadi Simple Read
Update data barang jadi Simple Update
Membuat PO
Mengambil data MPS Simple Read
Mengolah data MPS menjadi Net
Requirement
Medium Compute
Mengambil data BOM Medium Read
Mengambil data bahan baku Simple Read
Update data bahan baku Medium Update
Cetak PO Medium Read
Mendata Bahan Baku
Create Bahan Baku Simple Update
Input Bahan Baku Simple Update
Mendata Barang Jadi
Create Barang jadi Simple Update
input Barang Jadi Simple Update
Sumber : Hasil Pengolahan Sendiri
84
3.13 Perancangan Sistem
3.13.1 The Task
Bagian ini mendeskripsikan tujuan dari perancangan sistem, perbaikan
dari analysis document sebelumnya dan skala prioritas dalam
perancangan sistem.
3.13.1.1 Purpose
Sistem informasi persediaan PT Kuala Pangan dirancang untuk
dapat digunakan dalam mendukung proses produksi yang dimulai
dari pemrosesan data penjualan pada periode sebelumnya sampai
menghasilkan informasi dalam bentuk kebutuhan bahan baku
kemudian sampai pada pembuatan PO. Sistem ini dirancang
sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan informasi yang up-to-
date.
3.13.1.2 Correction to Analysis
Dalam perancangan sistem, beberapa perbaikan dilakukan terhadap
analysis document yang dibuat sebelumnya. Class diagram yang
dibuat akan direvisi sehingga menghasilkan class diagram baru.
Selain itu, dalam perancangan class diagram baru ini juga akan
ditinjau kembali attribute dan operation pada class diagram yang
lama.
85
3.13.1.3 Quality Goals
Tabel 3.8 Quality Goals
Criterion Very
Important
Important Less
Important
Irrelevant Easily
Fulfiled
Usable X
Secure X
Efficient X
Correct X
Reliable X
Maintainable X
Testable X
Flexible X
Comprehensible X
Reusable X
Portable X
Interoperable X
3.13.2 Technical Platform
3.13.2.1 Peralatan
Tabel 3.9 Spesifikasi Peralatan
Specification Client Server
Processor Intel Pentium IV 1.8 GHz Intel Pentium IV 1.8GHz
Mother Board MB untuk Pentium 4 MB untuk Pentium 4
Memory RAM 256MB RAM 1GB
Hard Disk Drive 40GB 80GB
Floppy Disk ( optional) 1.44MB 1.44MB
CD- ROM Optional CR-Writer
86
Monitor 17” 17”
Keyboard dan Mouse
NIC 100Mbps 1000Mbps
Printer Dot Matrix
Operating System Microsoft Window XP
Professional
Microsoft windows 2000
Advanced Server
3.13.2.2 Sistem Piranti Lunak
Software atau bahasa pemrograman yang di pakai untuk
mengimplementasikan sistem yang telah dirancang bagi eksekutif pemasaran
adalah menggunakan Visual Basic 6.0, untuk penyimpanan database
menggunakan Microsoft Access 2003 dan untuk pembuatan laporan transaksi
menggunakan Crystal Report 9.
3.13.2.3 Bahasa Perancangan
Bahasa perancangan yang digunakan sistem ini berdasarkan notasi UML
( Unified Modelling Language ) berbasiskan object.
3.13.3 Architecture
Bagian ini mendeskripsikan struktur sistem ke dalam components dan
processes.
87
3.13.3.1 Component Architecture
Arsitektur rancangan sistem menggunakan bentuk data
tersentralisasi. Dimana pada client mempunyai user interface dan
functionality sedangkan pada server hanya terdapat model.
<<Component>>Bag. Pembelian
<<Component>>Bag.Gudang
<<Component>>Server
UserInterface
Function
UserInterface
Function
<<Component>>Bag. Produksi
UserInterface
Function
Model
Gambar 3.22 Component Architecture
88
3.13.3.2 Process Architecture
Deployment diagram menggunakan pola sentralisasi.
Bagian Pembelian
User Interface
Function
SI Penjualan
AO
Bagian Produksi
User Interface
Function
SI Penjualan
AO
Server
SI Server
Model
Bagian Gudang
User Interface
FunctionSI Gudang
AO
Printer
Gambar 3.23 Deployment Diagram
3.13.3.3 Standar
Standar perancangan digunakan adalah standar windows.
89
3.13.4 User Interface
3.13.4.1 Dialog Style
Gambar 3.24 Layar Login
Layar login merupakan layar yang muncul pertama kali sebelum kita
menggunakan aplikasi, dimana layar login akan meminta kita untuk memasukkan
username dan password untuk kemudian dicek, apabila username dan password
yang dimasukkan telah benar, maka user dapat masuk ke sistem. Apabila
usernama dan password yang dimasukkan salah, maka sistem akan meminta user
untuk menginput ulang.
90
Gambar 3.25 Layar Menu Utama System Access
Dihalaman main terdapat 4 fitur yaitu System Access, Master, Process dan View.
Pada System Access terdapat logout untuk kembali ke Menu Login dan Exit untuk
keluar dari aplikasi
Gambar 3.26 Layar Menu Utama Master
Pada Master terdapat Input Master Supplier untuk input data supplier, Input Bahan
Baku untuk input data bahan baku dan Input Barang Jadi untuk input data barang
jadi.
91
Gambar 3.27 Layar Menu Utama Process
Pada Process terdapat Input Data Penjualan dan Perhitungan untuk input data
penjualan dan diolah menjadi data MPS, Net Requirement untuk melihat
kebutuhan bahan baku yang nantinya datanya akan dimasukan ke dalam PO dan
Create PO digunakan untuk membuat PO yang datanya di ambil dari Net
Requirement.
92
Gambar 3.28 Layar Menu Utama View
Pada View terdapat View BOM untuk melihat kebutuhan bahan baku untuk 1
barang jadi, View Jadwal MPS untuk melihat data MPS yang telah dibuat dari data
penjualan, View Bahan Baku untuk melihat data bahan baku, View Barang Jadi
untuk melihat data barang jadi, View data untuk melihat hasil perhitungan dari data
penjualan dan View PO untuk melihat PO yang telah dibuat.
93
Gambar 3.29 Form Master Supplier
Disini User dapat mengisi data Supplier. Yang nantinya disimpan dan dapat
digunakan dalam pemilihan supplier pada PO.
Gambar 3.30 Form Input Data Bahan Baku
94
Disini User dapat mengisi data bahan baku yang nantinya akan digunakan pada
saat penghitungan Net Requirement.
Gambar 3.31 Form Input Data Barang Jadi
Disini User dapat mengisi data barang jadi yang nantinya akan digunakan pada
saat penghitungan Disagregat.
Gambar 3.32 Form Input Data Penjualan
95
Disini User dapat menginput data penjualan pada periode sebelumnya untuk
mendapatkan hasil peramalan setelah menekan tombol Count pada gambar 4.12,
4.13 dan 4.14 yang nantinya akan bisa di save pada gambar 4.15, hasil save
aplikasi ini dapat dilihat menggunakan Microsoft Exel.
Gambar 3.33 Form Hasil Peramalan dengan Metode Regresi Linier
Gambar 3.34 Form Hasil Peramalan dengan Metode Regresi Kuadratis
96
Gambar 3.35 Form Hasil Peramalan dengan Metode Double Moving Average
Gambar 3.36 Form Save Peramalan
97
Gambar 3.37 Form Perhitungan Agregat
Setelah di save, maka data peramalan akan dihitung menjadi data agregat. Pada
saat kita menekan tombol Save To DataBase form akan menutup dan akan masuk
pada form perhitungan disagregat.
98
Gambar 3.38 Form Perhitungan Disagregat
Diform ini kita dapat melihat hasil perhitungan disagregat yang hasilnya nanti
masuk ke jadwal MPS.
Gambar 3.39 Form Jadwal MPS
99
Disini kita dapat melihat jadwal MPS yang telah kita hitung.
Gambar 3.40 Form BOM
Disini kita dapat melihat setiap level kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan satu barang jadi.
Gambar 3.41 Form Net Requirement
100
Di Form ini kita dapat melihat kebutuhan bahan baku setiap periode yang akan
datang. Setelah kita simpan pada database. Data tersebut dapat diambil untuk
membuat PO.
Gambar 3.42 Form Pembuatan PO
101
Pada Form ini kita dapat membuat sebuah PO dan mencetaknya. Kita dapat
mengambil data supplier dan data bahan baku yang kita perlukan pada periode
tertentu.
Gambar 3.43 Form View Bahan Baku
Disini kita dapat melihat bahan baku yang telah kita input pada Form Input Data
Bahan Baku.
Gambar 3.44 Form View Barang Jadi
102
Disini kita dapat melihat barang jadi yang telah kita input pada Form Input Data
Barang Jadi.
Gambar 3.45 Form View Data
103
Disini kita dapat melihat data peramalan yang telah dihitung pada Process, selain
dari peramalan juga dapat dilihat data Agregat dan data Disagregat.
Gambar 3.46 Form View PO
Disini kita dapat melihat PO yang telah dibuat.
Gambar 3.47 Form View PO yang telah dibuat
Pada Form ini kita dapat mencetak ulang PO yang telah kita buat.
104
3.13.5 Navigation Diagram
Klik Cancel
Login Sukses
Klik Logout Klik Exit
klik Input Master Supplier
Klik View Bahan Baku
Klik View Barang Jadi
Klik Net Requirement
klik Input Bahan Baku Klik Input Barang Jadi
Klik Input Data Penjualan Dan Perhitungan
Klik Regresi Linier
Klik Regresi Kuadratis
Klik Double Moving
Klik Save Files
Klik Save Data Klik Save To Database
Klik Save To Database
Klik Jadwal MPS Klik BOM
View PO
View Data
Klik Create PO
pilih Salah Satu PO
View Agregat
View Disagregat
Gambar 3.48 Navigation Diagram
105
3.14 Recomendation
3.14.1 The System’s Usefulness
Tabel 3.10 System’s Usefulness
Usable Sistem dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Secure Pencegahan terhadap akses yang tidak dikehendaki terhadap data
dan fasilitas lainnya
Efficient Dengan adanya sistem ini, proses bisnis perusahaan menjadi lebih
efisien dalam pencatatan dan pengendaliannya
Correct Sistem dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
akan informasi
Reliable Sistem mampu menghasilkan informasi yang lebih akurat dan
dapat diandalkan
Maintainable Biaya dari penempatan dan perbaikan sistem yang rusak
Flexible Biaya untuk memodifikasi sistem yang dikembangkan
Comprehensible Sistem yang dirancang mudah dimengerti dan dapat digunakan
oleh semua user yang berwenang
3.14.2 Plan For Initiating Use Sistem akan diinstalasi terlebih dahulu agar dapat dijalankan. Kemudian
para user sistem akan dilatih mengenai cara penggunaan sistem, baik secara
langsung maupun melalui pedoman petunjuk penggunaan sistem berupa compact
disc (CD) atau berupa buku secara tercetak. Selanjutnya sistem akan dites
kesesuaiannya dengan kebutuhan para user sistem dan perusahaan. Secara
berkala perusahaan sendiri yang akan melakukan maintance terhadap sistemnya.
106
3.14.3 Implementation Plan
Untuk mengimplementasikan sistem perlu dilakukan instalasi software-
software dan pengaturan jaringan agar sistem yang dirancang dapat berjalan di
komputer perusahaan. Setelah itu dilakukan testing yang bertujuan untuk
mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah memenuhi kebutuhan user. Apabila
proses testing berhasil dan sistem dapat berjalan dengan baik, maka selanjutnya
dilakukan pelatihan atau training kepada user. Pelatihan dibutuhkan agar user
mengerti bagaimana menggunakan dan menjalankan sistem dengan baik.
Sistem akan diimplementasikan dengan menggunakan metode paralel
yaitu sistem lama dan sistem baru dijalankan bersama-sama untuk beberapa
waktu. Ketika sistem baru telah berjalan dengan baik, maka sistem yang lama
akan dihilangkan sepenuhnya. Untuk upaya pemeliharaan sistem seterusnya
dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut.
Tabel 3.11 Jadwal Implementasi Sistem
Kegiatan Minggu ke- Tahap Identifikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survei perusahaan Pengumpulan data dan informasi
Tahap Analisis Identifikasi kebutuhan user Analisis data
Tahap Perancangan Perancangan database Perancangan aplikasi
Tahap Implementasi Pengadaan hardware dan jaringan Testing Pelatihan atau training user Implementasi sistem
top related