bab 2 landasan teori 2.1 teori umum - bina nusantara...
Post on 13-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Konsep Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi
2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p202) sebuah
sistem informasi adalah sebuah sistem yang terintegrasi,
berbasiskan teknologi informasi yang dirancang untuk
mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pembuatan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Sedangkan Rainer (2006, p48) mengungkapkan bahwa
sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang
terorganisasi dan saling berhubungan atau berinteraksi secara
sistematis untuk membangun atau mengolah data menjadi
informasi.
Selanjutnya pendapat dari O’Brien (2003, p10)
sisteminformasi merupakan sebuah sistem yang dapat mengatur
kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak,
data, dan jaringan komunikasi untuk melakukan input,
memproses, menyimpan, dan menyajikan output, mengontrol
aktivitas yang mengubah sumber data menjadi informasi.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah sekumpulan sistem yang mengatur kombinasi
9
dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi dan sumber daya yang terorganisasi dan saling
berhubungan sehingga tercipta kumpulan data yang nantinya
akan diproses menjadi informasi guna mendukung pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi
2.1.1.2 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p206) teknologi
informasi adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan untuk menyimpan, menangkap, memproses, dan
mengirim data.
Menurut Whitten (2004, p11) information technology is a
contemporary term that describes the combination of computer
technology (hardware and software) with the
telecommunications technology (data, image, and voice
networks). Teknologi informasi adalah sebuah istilah yang
menjelaskan kombinasi dari teknologi komputer (hardware dan
software) dengan teknologi telekomunikasi (data, gambar, dan
jaringan suara)
Menurut Rainer dan Turban (2006, p49) teknologi
informasi meliputi proses integrasi, operasi, dokumentasi,
pemeliharaan, dan manajemennya.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi adalah kombinasi dari teknologi komputer
10
dan teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk
menyimpan, menangkap, memproses, dan mengirim data.
2.1.1.3 Komponen Dasar Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p35) menunjukkan kerangka
konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas sistem
informasi. Sistem Informasi bergantung pada sumber daya
manusia (pemakai akhir dan pakar sistem informasi), hardware
(mesin dan media), software (program dan prosedur), data
(dasar data dan pengetahuan), serta jaringan (media komunikasi
dan dukungan jaringan) untuk melakukan input, pemrosesan,
output, penyimpanan dan aktivitas pengendalian yang
mengubah sumber daya data menjadi produk informasi. Model
sistem informasi ini memperlihatkan hubungan antara
komponen dan aktivitas sistem informasi. Model tersebut
memberikan kerangka kerja yang menekankan pada empat
konsep utama yang diaplikasikan ke semua jenis sistem
informasi, yaitu : manusia, hardware, software, data, dan
jaringan adalah lima sumber daya dasar sistem informasi.
2.1.1.3.1 Sumber Daya Data
Data lebih daripada hanya bahan baku mentah
sisteminformasi. Konsep sumber daya data telah
diperluas oleh para manajer dan pakar
11
sisteminformasi. Data dapat berupa banyak bentuk,
termasuk data alfanumerik tradisional, yang terdiri
dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang
menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas
lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraph
yang digunakan dalam menulis komunikasi, data
gambar, sepertu bentuk grafik dan angka, serta
gambar video grafis dan video; serta data audio, suara
manusia dan suara-suara lainnya, juga merupakan
bentuk data yang penting.
. 2.1.1.3.2 Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua
sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi
pemakai akhir dan pakar sistem informasi. Pemakai
akhir (juga disebut pemakai atau klien) adalah orang-
orang yang menggunakan sistem informasi atau
informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut. Merek
dapat berupa pelanggan, tenaga penjualan, teknisi,
staf administrasi, akuntan, atau para manajer. Pakar
sistem informasi adalah orang-orang yang
mengembangkan dan mengoperasikan sistem
informasi. Mereka meliputi analis sistem, pembuat
12
software, operator sistem, dan personel tingkat
manajerial, teknis dan staf administrasi SI lainnya.
2.1.1.3.3 Sumber Daya Hardware
Hardware meliputi semua peralatan dan bahan
fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi.
Contoh-contoh hardware dalam sistem informasi
berbasis komputer antara lain :
1. Sistem computer, yang terdiri dari unit pemrosesan
pusat yang berisi pemroses mikro, dan berbagai
peralatan peripheral yang saling berhubungan,
contohnya adalah : computer palmtop, laptop, atau
desktop
2. Periferal computer, yang berupa peralatan seperti
keyboard atau mouse elektronik untuk input data
dan perintah, layar video, atau printer untuk output
informasi, dan disk magnetis atau optikal untuk
menyimpan sumber daya data.
2.1.1.3.4 Sumber Daya Software
Sumber daya software meliputi semua rangkaian
perintah pemrosesan informasi. Berikut ini adalah
contoh-contoh sumber daya software :
13
1. Software sistem, seperti program sistem operasi,
yang mengendalikan serta mendukung operasi
sistem computer.
2. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan
langsung bagi penggunaan tertentu oleh pemakai
akhir
3. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi
orang-orang yang akan menggunakan sistem
informasi.
2.1.1.3.5 Sumber Daya Jaringan
Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa
teknologi telekomunikasi dan jaringan adalah
komponen sumber daya dasar dari semua sistem
informasi. Sumber daya jaringan meliputi :
1. Media komunikasi. Contohnya meliputi kabel
twisted- pair, kabel tembaga, dan kabel optikal
fiber; serta teknologi gelombang mikro, selular,
dan satelit yang nirkabel.
2. Dukungan jaringan. Kategori umum ini
menekankan bahwa banyak hardware, software,
dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung
operasi dan penggunaan jaringan komunikasi.
14
2.1.1.4 Strategi dalam implementasi sistem
Menurut Schniederjans (2008, p20), there are several
sistem implementation strategies that can be used and should be
considered in the IT investment analysis as presented in below
table :
Implementation
Strategies
Description When Used
1.Direct conversion An existing sistem is
removed totally and
a new sisteminstalled
If there is only capacity
or spaced allowed for one
sistem to operate at a
time or that the existing
sistem is too costly, or
dysfunctional to ongoing
operation.
2.Parallel
conversion
An existing sistem
and new sistem
operate
simultaneously until
the new sistem is
fully functional and
the existing sistem
can be discontinued.
If the cost of shutting
down the existing sistem
in prohibitive.
15
3.Phased
conversion
New sistem is phased
in as modules are
sistematically
brought online.
If the architecture of
existing sistem will permit
the gradual updating of
new modules or the cost
of completely new sistem
are beyond the resources
of the firm.
4.Pilot convesrsion New sistem is fully
implemented on a
pilot basis in one
part of the business
operation.
If the sistem has features
that need to be examined
in use, or the risk of
converting entire sistem
is too risky or expensive.
Tabel 2.1 Strategi dalam implementasi sistem (English)
Dari tabel di atas dapat diartikan :
Strategi
Implementasi
Deskripsi Kapan digunakan
1.Konversi
Langsung
Sistem yang sudah
ada dihapus
semuanya dan
sistem baru diinstal.
Jika hanya ada kapasitas
atau tempat yang
diperbolehkan untuk
satusistem untuk
beroperasi pada satu
waktu atau bahwa
16
sistemyang
adaterlalumahal, atau
disfungsionaluntuk
operasi yang sedang
berjalan.
2. Konversi Paralel sistem yang ada
dansistem baru
beroperasi secara
bersamaan sampai
sistem baru
sepenuhnya
berfungsi dan sistem
yang ada dapat
dihentikan.
Jika biayanya mematikan
sistem yang ada
3.Konversi
Bertahap
Sistem baru ini
bertahap sebagai
modul secara
sistematis
Jika arsitektur sistem
yang ada memungkinkan
secara bertahap
memperbarui modul baru
atau biaya sepenuhnya
dari sistem baru berada di
luarsumber daya
perusahaan.
4. Konversi Pilot Sistem baru ini Jika sistem memilikifitur
17
sepenuhnya
diimplementasikan
atas dasar
percontohan di satu
bagian dari operasi
bisnis.
yang perlu
diperiksadalam
penggunaannya, atau bila
risiko mengkonversi
seluruh sistem terlalu
berisikoatau mahal.
Tabel 2.2 Strategi dalam implementasi sistem
Menurut O’brien (2005, p542), empat bentuk utama dari
konversi sistem adalah :
1. Konversi parallel
Konversi dapat dilakukan secara paralel, dimana baik
sistem yang lama maupun sistem yang baru sama-sama
beroperasi hingga tim pengembangan proyek dan
manajemen pemakai akhir setuju untuk mengubah secara
keseluruhan ke sistem yang baru. Selama waktu tersebut,
operasional dan hasil dari kedua sistem dibandingkan dan
dievaluasi. Kesalahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi,
dan masalah operasional dapat diselesaikan sebelum
sistem yang lama ditinggalkan. Instalasi dapat juga
dilakukan secara langsung ke sistem yang baru
dikembangkan.
2. Konversi bertahap (phased)
18
Konversi dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana
hanya bagian-bagian dari aplikasi yang baru atau hanya
beberapa departemen, kantor cabang, atau lokasi pabrik
yang dikonversi terlebih dahulu. Konversi bertahap
memungkinkan proses implementasi secara bertahap di
organisasi.
3. Konversi percontohan (pilot)
Konversi percontohan (pilot) dilakukan dengan cara
dimana satu departemen atau suatu tempat kerja menjadi
tempat percobaan.
4. Konversi Langsung
2.1.1.5 Fungsi dan Peran Dasar Sistem Informasi dalam Bisnis
Menurut O’brien (2005, p26), fungsi sistem informasi mewakili:
1. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam
keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan,
manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber
daya manusia.
2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional,
produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan
kepuasan pelanggan.
3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan
untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif
oleh para manajer dan praktisi bisnis.
2.1.22Pengertian
Kel
sistem inf
4. Bahan y
dan ja
kelebiha
5. Peluang
menanta
6. Kompon
kemamp
Menurut O’
dapat dilak
bisnis :
n Studi Kela
layakan ada
formasi bagi
yang sangat
asa yang ko
an strategis d
g berkarier
ang bagi juta
nen penting
puan perusah
’Brien (2005
kukan sistem
Gamba
ayakan
alah ukuran
suatu organ
Me
penting dal
ompetitif, y
dalam pasar
r yang di
aan pria dan
g dari sumb
haan bisnis y
5, p10), terd
m informas
r 2.1 Peran
seberapa be
nisasi. Sedan
MeBerbauntuk
KoMendukun
Kedala
endukung Pro
lam mengem
yang membe
global.
inamis, me
wanita.
ber daya, in
yang membe
dapat tiga pe
i untuk seb
SI dalam org
esar manfaa
ngkan studi
endukung agai StrategiKeunggulan
ompetitifng Pengambileputusanam Bisnis
ses dan Opera
mbangkan pr
erikan organ
emuaskan,
nfrastruktur,
entuk jaringa
eran penting
buah perusa
ganisasi
at pengemba
kelayakan a
an
asi Bisnis
19
roduk
nisasi
serta
, dan
an.
yang
ahaan
angan
adalah
20
proses yang kita lakukan untuk mengukur kelayakan. (Whitten, Bentley
dan Dittman, 2004,p402)
Menurut O’Brien (2005,p515), Studi Kelayakan adalah studi awal
untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh end user, kebutuhan
sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan
adalah proses yang dilakukan untuk mengetahui manfaat, kebutuhan, dan
kelayakan proyek yang diusulkan.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Investasi Teknologi Informasi
2.2.1.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
Menurut Schniederjans (2008,p9) terdapat perbedaan cara
dalam mendefinisikan investasi teknologi informasi. Keen (1995)
melihat investasi teknologi informasi sebagai istilah yang
berkaitan dengan investasi peralatan, aplikasi, layanan, dan
teknologi-teknologi dasar. Sedangkan Weil dan Olson (1989)
mendefinisikan investasi teknologi informasi sebagai biaya-biaya
yang dihubungkan dengan perolehan computer, komunikasi,
software, jaringan dan personel yang mengatur dan
mengoperasikan sistem informasi manajemen (SIM).
Suatu investasi teknologi informasi (TI) merupakan
pengeluaran yang dilakukan organisasi berupa pengeluaran untuk
21
telekomunikasi dan jaringan, sistem operasi dan software baru,
dukungan lanjut dan operasi terhadap infrastruktur pusat data
(data centers) yang tersedia, yang secara langsung mempengaruhi
kemampuan organisasi untuk mencapai peningkatan performa
misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi
operasional.
Menurut Williams (2007, p4), Teknologi Informasi (TI)
adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang
membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan dan atau menyebarkan informasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi
teknologi informasi adalah suatu keputusan yang dilakukan untuk
mengeluarkan sejumlah biaya yang berkaitan dengan pembelian
komponen-komponen SI yang secara langsung mempengaruhi
kemampuan organisasi untuk mencapai peningkatan performa
misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi
operasional.
2.2.1.2 Tujuan Investasi Teknologi Informasi
Tujuan dari investasi menurut Remenyi (2001,p66)
merupakan hal yang kritis pada proses mendefinisikan pendekatan
untuk evaluasi dan pengukuran performa. Beberapa tipe investasi
memerlukan perlakuan yang berbeda diantaranya seperti pada
tabel berikut
22
Tujuan Investasi Tipe investasi Evaluasi/Ukuran
Kelangsungan
Hidup Bisnis
Harus dilakukan Lanjut/Berhentinya
bisnis
Peningkatan
Efesiensi
Vital/Inti Biaya Manfaat
Peningkatan
Kefektifan
Kritis/Inti Analisis Bisnis
Lompatan
Kompetitif
Strategis/Martabat Analisis Strategis
Infrastruktur Arsitektur/ Harus
dilakukan/ Corn
Seed
Hal yang sangat luas
Tabel 2.3 Tipe Investasi berdasarkan tujuan dan evaluasi
2.2.1.3 Pentingnya Menganalisa Investasi Teknologi Informasi bagi
Organisasi
Sebuah investasi TI harus dianalisa secara kritis karena
beberapa alasan berikut :
1. Perusahaan seringkali mengeluarkan biaya yang cukup
besar
23
2. Karena banyaknya investasi TI yang tidak selalu dianggap
memiliki kaitan erat dengan pendapatan yang diperoleh
dalam bisnis
3. Karena kesepakatan tidak selalu ada dalam kebutuhan,
nilai atau kinerja investasi TI
4. Banyaknya pengeluaran TI, khususnya pada hardware
yang dimodalkan secara tradisional
5. Karena ketidakpuasan atas fungsi dan kinerja TI
2.2.2 Studi Kelayakan Investasi TI
2.2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Investasi TI
Menurut O’Brien (2005,p515), Studi Kelayakan adalah
studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh
end user, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan
proyek yang diusulkan.
2.2.2.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Investasi TI
Menurut Bentley (2004,p101) aspek-aspek kelayakan
investasi TI dapat diukur dari kriteria-kriteria berikut ini :
1. Kelayakan teknis merupakan pengukuran kepraktisan dari
solusi teknis serta ketersediaan sumber daya teknis dan
sumber daya ahli. Hal ini juga berhubungan dengan tiga
hal penting yaitu : menentukan apabila teknologi yang
digunakan dapat memecahkan masalah, apakah
24
perusahaan mempunyai atau dapat memperoleh teknologi
yang diperlukan serta apakah perusahaan mempunyai
sumber daya manusia atau ahli yang dapat menjalankan
teknologi yang ditawarkan.
2. Kelayakan operasional merupakan pengukuran apakah
solusi yang ditawarkan dapat berfungsi bagi perusahaan.
Kriteria ini juga digunakan untuk mengukur seberapa
penting masalah atau apakah solusi yang ditawarkan dapat
memecahkan masalah
3. Kelayakan ekonomi merupakan pengukuran dari
keefektifan biaya yang digunakan dari sebuah proyek.
4. Kelayakan Jadwal merupakan pengukuran dari seberapa
logis waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek.
Sebagai contoh adalah penentuan deadline yang tepat
untuk menyelesaikan proyek.
2.2.3Metode Penilaian Investasi TI dengan Cost Benefit Analysis
2.2.3.1 Pengertian Cost Benefit Analysis
Menurut Schniederjans (2010,p140), cost benefit analysis
involves the estimation and evaluation of the net benefits
associated with alternative courses of action.Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa cost benefit analysis adalahmelibatkan
estimasi dan evaluasi dari keuntungan bersih yang berhubungan
dengan tindakan alternatif. Teknik ini membandingkan present
25
value of benefits dengan present value of costs dari investasi yang
sama.
Menurut Remenyi (1995,p80) cost-benefit analysis may be
defined as the process of comparing the various costs of acquiring
and implementing an information sistem with the benefit which
the organization derives from the use of the sistem.
2.2.3.1.1 Pengertian Payback Period (PP)
Menurut Haming (2010,p104), payback period
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan,
biasanya dinyatakan dalam satuan tahun.
Menurut Schniederjans (2008,p107), payback
period is a simple technique in which time period
necessary to recoup the initial investment is calculated
and used to evaluate an investment and/or a set mutually
exclusive investments. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa payback period adalah suatu teknik
pengukuran untuk mengetahui jangka waktuyang
diperlukanuntuk menutupinvestasi awal.
2.2.3.1.2 Pengertian Profitability Index (PI)
Menurut Haming (2010,p109), Profitability Index
(PI)adalah metode yang mengukur tingkat kelayakan
26
investasi berdasarkan rasio antara total nilai sekarang
arus kas masuk dengan total dari investasi inisial.
Menurut Schniederjans (2008,p122), profitability
index (PI) is the ratio of NPV to the cost of initial
investment. Dari definisi di atas dapat disimpulkan PI
adalah rasio dari NPV terhadap biaya investasi awal.
Investasi dikategorikan layak , jika PI >1.
Investasi dikategorikan tidak layak, jika PI < 1.
2.2.3.1.3Pengertian Net Presenet Value (NPV)
Menurut Schniederjans (2008,p119), net present
value(NPV) is another way of carrying out present value
analysis. NPV is the present value of cash flows minus
the initial investment cost. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa net present value (NPV) adalah nilai
sekarang dariarus kasdikurangibiayainvestasi awal.
1 1 1
= initial cost (investasi awal)
27
… expected cash flows (arus kas yang
diharapkan)
tingkat diskon
n = number of time periods (periode tahun)
Jika NPV> 0 investasi layak dijalankan
Jika NPV< 0 investasi tidak layak dijalankan
2.2.3.1.4 Pengertian Return On Investment (ROI)
Menurut Schniederjans (2008,p125), return on
invesments (ROI) is another technique traditionally
used in capital budgeting decisions where the rate of
return of an investment is compared to opportunity cost
of capital. Dari definisi di atas dapat disimpulkan ROI
adalah teknik yang digunakan dalam penganggaran
modaldimana
tingkatpengembalianinvestasidibandingkan
denganbiaya modal investasi awal.
2.2.3.2 Biaya (Cost) dalam Implementasi TIK
Menurut Hansen dan Moven (2000, p40) biaya
didefinsikan sebagai kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
28
memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi
organisasi. Menurut Supriyono (2000, p16) biaya adalah harga
perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p8)
biaya adalah sumber pengorbanan ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi, yang sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yaitu
peningkatan laba di masa mendatang.
2.2.3.2.1 Jenis-Jenis Biaya Implementasi TIK
Terbagi dua jenis biaya yaitu :
a. Tangible Cost
Adalah biaya yang dapat dengan mudah
diidentifikasi dan diukur dengan analisis sistem,
contohnya : biaya hardware, biaya software, biaya
peralatan, biaya perubahan.
b.Intangible Cost
29
Merupakan biaya yang sulit diidentifikasi dan susah
untuk diukur, contohnya : biaya kehilangan
persaingan kompetitif dari pesaing.
2.2.3.2.2 Kategori Biaya Implementasi TIK
Dalam bisnis biaya manfaat, biaya
dikategorikan menjadi tiga macam, antara lain :
1. Biaya Investasi
Merupakan modal pembayaran tidak diulang-
ulang untuk mendapatkan atau
mengembangkan peralatan baru, software baru,
fasilitas baru, dan lain-lain. Contoh : komputer,
storage, jaringan komunikasi, software,
training atau pelatihan.
2. Biaya Implementasi
Adalah pembayaran satu kali untuk membuat
atau meng-installkemampuan baru, yang sama
seperti biaya investasi dimana satu kali biaya
investasi dapat diubah ke biaya operasi tahunan
(annual operating cost) ketika peralatan
dikontrakkan. Contoh : biaya penghapusan
sistem sekarang, biaya pembaharuan ulang.
3. Biaya Operasional Tahunan
30
Adalah biaya bila pembayaran berulang
dibutuhkan. Ini dibutuhkan untuk operasi dasar
dari hari ke hari atau bulan ke bulan. Contoh :
biaya perawatan peralatan dan software dan
gaji.
2.2.3.3 Manfaat (Benefit) Impelementasi TIK
2.2.3.3.1 Definisi Manfaat Implementasi TIK
Menurut Remenyi (2000, p40), manfaat (benefit)
dari teknologi informasi adalah keuntungan yang
diperoleh dengan bantuan dari komputer dan komunikasi
yang mana sebuah perusahaan bersedia membayar atas
penggunaan semua itu.
2.2.3.3.2 Jenis-Jenis Manfaat Implementasi TIK
Menurut Remenyi (2000, p7) ada dua jenis
manfaat :
1. Tangible Benefit
Adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang
akan dapat diidentifikasi atau diukur secara langsung
dari segi financial. Contohnya adalah penurunan total
biaya produksi, peningkatan laba, peningkatan
penghematan penggunaan kertas .
2. Intangible Benefit
Adalah peningkatan lingkungan kerja bagi karyawan
sehingga menciptakan suasana kerja yang lebih baik.
31
2.2.4 Ukuran Pemusatan
2.2.4.1 Mean (Rata-rata)
Menurut Lungan (2006, p61) suatu nilai yang tepat berada
pada pusat sebaran dinamakan mean atau nilai tengah dan
dihitung dengan rumus :
X ….
= ∑ X
Xi = Nilai pengamatan ke-i
X = Rata-rata
n = Banyaknya unsur data
2.2.4.2 Median
Menurut Lungan (2006, p71) median adalah suatu nilai
yang tepat pada pertengahan data yang telah diurutkan menurut
tingkat nilai – nilainya. Dengan kata lain, median membagi data
yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama.
2.2.4.3 Modus
Menurut Lungan (2006, p81) modus adalah nilai atau
kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam suatu deretan
(kelompok) data.
2.2.4.4 Varians dan Standar Deviasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2003, p.99), varians
dan standar deviasi adalah sebuah ukuran penyebaran yang
32
menunjukan standar penyimpangan atau deviasi data terhadap
nilai rata – ratanya.
Pengertian varians sendiri menurut Suharyadi dan
Purwanto (2003, p100) adalah rata – rata hitung deviasi kuadrat
setiap data terhadap rata – rata hitungnya dan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
S2 = ∑ X X
Dimana :
S 2 = Varians sampel
X = Nilai setiap data / pengamatan dalam sampel
X = Nilai rata – rata hitung dalam sampel
n = Jumlah total data / pengamatan dalam sampel
Sedangkan standar deviasi menurut Suharyadi dan
Purwanto (2003, p.101) adalah akar kuadrat dari varians dan
menunjukan standar penyimpangan data terhadap nilai rata –
ratanya. Rumus standar deviasi :
S = √s
2.2.4.5 Skala Likert (Likert Scale)
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), skala likert
merupakan metode yang mengukur sikap setuju atau
33
ketidaksetujuannya terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu.
Skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian, yaitu :
(1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak
setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju
dapat juga dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan
sangat setuju.
top related