bab 1 pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/wiwik dwiyani bab i.pdfpendahuluan ....
Post on 28-Mar-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan gaya
hidup pada masyarakat didalamnya, salah satu perubahan gaya hidup dan pola
hidup adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang banyak
mempengaruhi kadar gula darah seperti makanan cepat saji, minuman-minuman
bersoda dan jenis makanan yang lainnya. Permasalahan ini menjadi salah satu
faktor pemicu peningkatan terjadinya penyakit degeneratif dalam hal ini seperti
diabetes mellitus. Peningkatan kadar gula darah dalam darah atau hiperglikemia
adalah kondisi terjadinya abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015).
Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO),
jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta
orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.257.000 jiwa pada tahun
2030. Sedangkan untuk di Jawa Tengah angka pasien yang terkena diabetes
mencapai 125.075 jiwa (Departemen Kesehatan, 2011). Angka kejadian diabetes
mellitus pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi mencapai
jumlah 251.584 pasien rawat jalan dan 45.074 pasien rawat inap (Rekam Medik
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, 2015).
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2
Sedangkan di indonesia jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di
dunia, untuk urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan
Amerika Serikat (17,7 juta). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007, prevalensi diabetes mellitus tertinggi terdapat di Kalimantan Barat
dan Maluku Utara (masing – masing 11,1%), diikuti Riau (10,4%) dan NAD
(8,5%). Menurut laporan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS),
komplikasi kronis diabetes mellitus di Indonesia terdiri atas neuropati 60%,
penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus diabetika 15%, retinopati 10%, dan
nefropati 7,1%.
Berdasarkan estimasi dari International Diabetes Federation (IDF) tahun
2015 terdapat 415 juta penduduk di dunia yang menyandang diabetes mellitus dan
diprediksi 25 tahun mendatang akan meningkat menjadi 642 juta jiwa (55%).
Sedangkan prevalensi diabetes mellitus tahun 2015 di wilayah pasifik barat
termasuk Indonesia, terjadi 153,2 juta jiwa (37%) orang dewasa dengan diabetes
mellitus dan Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 10 negara dengan
penyandang diabetes mellitus dengan jumlah sekitar 10 juta jiwa. Hasil survey
yang dipaparkan melalui riset kesehatan dasar Riskesdas (2013) didapatkan
proporsi diabetes mellitus pada usia 15 tahun ke atas Sulawesi Utara menempati
urutan ke dua setelah Sulawesi Selatan dengan presentase 3,6%. Provinsi
Yogyakarta 2,6% DKI Jakarta 2,5% Selawesi Utara 2,4% dan Kalimantan Timur
2,3% yang belum pernah didiagnosis oleh dokter mengalami gejala sering lapar,
sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan
menurun (Depkes, 2013).
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
3
Prevalensi penderita diabetes mellitus di Indonesia sudah merupakan
masalah kesehatan masyarakat diabetes mellitus sekitar 15% dengan angka
amputasi 30% karena ulkus diabetika, angka mortalitas 32% dan merupakan
sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80%. Dengan hasil
penelitian kelompok usia terbanyak adalah lebih dari 60 tahun sebanyak 29 orang,
penderita terbanyak dengan lama menderita diabetes mellitus lebih dari 10 tahun
sebanyak 37 orang, riwayat hipertensi sebanyak 41 orang, sebanyak 32 orang
tidak memiliki riwayat merokok, sebanyak 57 orang kurang latihan fisik, 54 orang
memiliki riwayat obesitas, 48 orang tidak merubah pola makan, 43 orang dengan
riwayat kadar gula darah buruk, dan penderita dengan perawatan kaki buruk serta
penggunaan alas kaki buruk sebanyak 59 orang.
Prevalensi penderita diabetes mellitus di provinsi Jawa Tengah yaitu
sebesar 16,5%. Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular yang
mempunyai presentase terbanyak kedua setelah hipertensi (57,89%) di provinsi
Jawa Tengah, (Buku profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016). Berdasarkan
data yang diperoleh dari bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dinas kabupaten Purbalingga pada tahun 2016, Jumlah kasus diabetes
mellitus tahun 2016 yang ditemukan oleh puskesmas dan jaringannya sebanyak
1.148 kasus yang terdiri dari 143 kasus IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Melitus) dan 905 kasus NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)
(Bidang P2 PL Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, 2016).
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
4
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga data dari rekam medik pasien kasus dengan
diabetes mellitus yaitu seluruh pasien yang dirawat inap pada rentang 6 bulan
terakhir yaitu sejumlah 68 pasien. Hasil wawancara dari 5 pasien yang dirawat
inap di ruang lavender dan kenanga dari 3 pasien mengatakan bahwa mereka
merasa cemas akan tindakan perawatan rumah sakit, dari 1 pasien mengatakan
merasa takut kalau akan terjadi sesuatu hal yang buruk terjadi pada dirinya, dari 2
pasien mengatakan merasa tidak percaya diri dengan penyakit diabetes mellitus
karena kaki mereka tidak sempurna lagi.
Menurut Nadeak (2010) kecemasan merupakan bagian dari kehidupan
manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan. Setiap penyandang diabetes umumnya mengalami
rasa cemas terhadap segala hal yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya,
misal: cemas terhadap kadar glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya
komplikasi akibat diabetesnya, cemas akan citra diri dan harga diri rendah, cemas
terhadap perawatan rumah sakit (hospitalisasi) dan lain-lain.
Cemas (ansietas) adalah suatu keadaan patologik yang ditandai oleh
perasaan ketakutan diikuti dan disertai tanda somatik. Kecemasan salah satunya
disebabkan oleh gangguan biologik, seperti penyakit diabetes mellitus yang
membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu lama di rumah sakit sehingga akan
mengakibatkan terjadinya hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan perawatan yang
dilakukan di rumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien
yang baru mengalami rawat inap di rumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5
sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di
rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien
tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi
seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien
selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga
akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada
pihak rumah sakit termasuk pada perawat. Masalah yang dapat ditimbulkan dari
hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan
yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka
akan mempengaruhi perkembangan psikososial.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan munculnya kecemasan yaitu
setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia seperti
makanan, air, dan kenyamanan. Sedangkan berdasarkan situasional: pertama ada
berhubungan dengan orang yaitu hal-hal yang berhubungan dengan konsep diri,
seperti perubahan status prestis (status sosial), kegagalan, kehilangan benda-benda
yang dimiliki dan kurang penghargaan dari orang lain. Pada pasien diabetes
mellitus dengan kadar gula darah tinggi akan merasa cemas dapat menimbulkan
ketidaknyamanan. Kedua berhubungan dengan lingkungan: yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar dirinya, seperti kehilangan orang terdekat
karena kematian, perceraian, tekanan, budaya, ancaman, penyakit, terkena
serangan penyakit mendadak, sekarat dan penanganan-penanganan medis
terhadap sakit, perawatan di rumah sakit, perpindahan pensiun, bahaya terhadap
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
6
keamanan dan pencemaran lingkungan. Kecemasan merupakan keadaan suasana
hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah
dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau
kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan
mungkin melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis. (Durand
dan Barlow, 2006).
Kecemasan pada penderita diabetes mellitus dikarenakan bahwa diabetes
dianggap merupakan suatu penyakit yang menakutkan, karena mempunyai
dampak negatif yang kompleks terhadap kelangsungan kecemasan individu.
Kecemasan terjadi karena seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun
psikologis, aspek sosial pada penderita diabetes mellitus sangat penting
diperhatikan karena pada kenyataannya diabetes mellitus merupakan penyakit
kronis yang mempunyai muatan psikologis, sosial dan perilaku yang besar. Salah
satu aspek sosial tersebut adalah dukungan sosial (Hasanat, 2010; Jauhari, 2014).
Dukungan sosial merupakan bentuk interaksi antar individu yang memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis melalui terpenuhinya kebutuhan akan keamanan.
Dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap kecemasan pada penderita diabetes
melitus dengan meregulasi proses psikologis dan memfasilitasi perubahan
biologis (Jauhari & Kurniawati, 2008).
Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama
yang lain saling terikat seacara emosional, serta bertempat tinggal yang sama
dalam suatu daerah yang berdekatan. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
7
dari orang lain (orang tua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan
subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau
materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan
dicintai. Dukungan keluarga adalah tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
penderita yang sakit. Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu
mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga
yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada sangatlah penting dalam mengatasi kecemasan klien (Friedman, 2010, dalam
Admin, 2012).
Dukungan yang diberikan keluarga terdiri dari dukungan informasional,
dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental. Fungsi dari
dukungan informasional yaitu keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan
jasmani maupun rohani. Dukungan emosional juga diberikan keluarga meliputi
dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,
mendengarkan dan dengarkan. Dukungan penilaian yaitu keluarga bertindak
sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan
masalah, keluarga memberikan support, penghargaan, perhatian. Dukungan
instrumental yaitu keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan
konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat, terhindarnya penderita dan kelelahan merupakan bagian integral dari
keseluruhan dukungan yang berpusat pada suatu pendekatan lingkungan sosial
dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi perilaku sekaligus menghindari efek
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
negatif dari dukungan sosial itu sendiri, seperti dukungan dianggap tidak
bermanfaat sehingga individu merasa tergantung orang lain (Friedman, 2010).
Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental
dan kepuasan psikologis. Dukungan ini dapat menimbulkan efek penyangga, yaitu
memberikan efek-efek negatif dari stress terhadap kesehatan dan efek utama yang
secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan. Dukungan keluarga yang sangat
besar terhadap responden secara psikologis dapat menambah semangat hidup bagi
responden yang berdampak pada tingkat kecemasan yang rendah (Lutfa, 2008).
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang bersifat kronis dan tidak dapat
disembuhkan, penderita diabetes mellitus biasanya mengalami banyak perubahan
dalam hidupnya. Perubahan tersebut terjadi akibat komplikasi diabetes mellitus
dalam perjalanan penyakit dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi akut yaitu
(Ketoasidosis Diabetik (KAD), Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) pada keadaan
ini terjadi peningkatan glukosa darah, hipoglikemia ditandai dengan menurunnya
kadar glukosa darah), selain komplikasi akut ada juga komplikasi kronis yaitu
(makroangiopati, mikroangiopati, neuropati, infeksi pada kaki) dari komplikasi
tersebut mengakibatkan ulkus kaki diabetik. Ulkus adalah luka terbuka pada
permukaan kulit atau selaput lender dan kematian jaringan yang luas dan disertai
invasife kuman saporfit. Adanya kuman saporfit tersebut menyebabkan ulkus
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan
penyakit diabetes mellitus dengan neuropati perifer (Andyagreeni, 2010).
Komplikasi yang dialami penderita diabetes mellitus bervariasi
diantaranya komplikasi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Komplikasi fisik
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
yang timbul berupa kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, stroke bahkan sampai menyebabkan gangren (Barnes, 2009).
Komplikasi psikologis yang muncul diantaranya dapat berupa kecemasan.
Gangguan kecemasan yang muncul bisa disebabkan oleh long life diseases
(penyakit umur panjang) ataupun karena komplikasi yang ditimbulkannya.
Kecemasan ini jika tidak diatasi akan semakin menyulitkan dalam pengelolaan
diabetes mellitus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murdiningsih dan Ghofur
(2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat
kecemasan terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus yang akan
berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Secara sosial penderita diabetes mellitus
akan mengalami hambatan umumnya berkaitan dengan pembatasan diet yang
ketat dan keterbatasan aktivitas karena komplikasi yang muncul. Diabetes
Mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan intervensi terapi seumur
hidup. Penyakit diabetes mellitus dapat disembuhkan dengan cara mengendalikan
gula darah dalam batas normal. Penyakit ini akan menyertai penderita seumur
hidup penderita sehingga akan mempengaruhi terhadap kecemasan penderita baik
dari keadaan kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan (Copel, 2007).
Berdasarkan uraian diatas tampak adanya permasalahan, disatu sisi tampak
pentingnya dukungan keluarga untuk mengatasi kecemasan pada pasien diabetes
mellitus, namun disisi lain fakta permasalahan aplikasi dukungan keluaraga belum
optimal. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan dukungan keluarga
dalam upaya menurunkan kecemasan pada pasien. Dapat disimpulkan bahwa
dukungan keluarga berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien, maka dari itu
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus.
B. Rumusan Masalah
Hubungan keluarga bisa menjadi sumber dukungan bagi orang-orang diabetes
dan dapat mempengaruhi perilaku manajemen diri, hubungan keluarga bisa
menjadi sumber pendukung yang penting bagi orang-orang diabetes, dan berpusat
pada keluarga Pendekatan perawatan diabetes telah dilakukan dan dianjurkan.
Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Setiap
penyandang diabetes umumnya mengalami rasa cemas terhadap segala hal yang
terjadi berhubungan dengan diabetesnya, misal: cemas terhadap kadar glukosa
darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat diabetesnya,
cemas akan citra diri dan harga diri rendah, cemas terhadap perawatan rumah sakit
(hospitalisasi) dan lain-lain.
Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang yang telah dijelaskan diatas,
maka rumusan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut: “ Adakah hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus di
ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Mengetahui karakteristik demografi responden pasien diabetes mellitus
di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga.
b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus di ruang rawat
inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
c. Mengetahui dukungan keluarga pasien diabetes mellitus di ruang rawat
inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
d. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasaan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi profesi
keperawatan tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pasien diabetes mellitus.
2. Bagi masyarakat
a) Bagi keluarga dapat memberikan gambaran tentang pentingnya
dukungan keluarga untuk mengurangi kecemasan anggota keluarga
yang mengalami diabetes mellitus.
b) Bagi pasien untuk mengetahui gambaran tentang kecemasan pasien
diabetes mellitus.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
3. Bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
gambaran tentang asuhan keperawatan dukungan keluarga yang diberikan
pada pasien yang mengalami diabetes mellitus. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberi masukan tentang konsep asuhan keperawatan
tentang dukungan keluarga.
4. Bagi instasi terkait
Sebagai masukan bagi rumah sakit dalam memberikan dukungan
keluarga secara efektif dengan tingkat kecemasan pasien untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan literatur tambahan bagi
peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang
sama dengan peneliti.
E. Penelitian Terkait
1. Charlotte Paddison (2010), melakukan penelitian dengan judul “Family
support and conflict among adults with type 2 diabetes”. Dengan
menggunakan Metode Peserta dipilih secara acak dari data base perawatan
primer catatan di Selandia Baru Data dikumpulkan melalui kuesioner yang
dikirimkan (n = 629). Desain penelitian menggunakan cross-sectional,
dengan hasil penelitian Analisis komponen utama mengidentifikasi dua
faktor laten yang didukung subscales yang diturunkan secara teoritis yang
menilai dukungan keluarga terkait diabetes dan konflik. Subskala ini
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
menunjukkan bukti konsistensi internal yang baik (Cronbach's α, 0,84 dan
0,75 masing-masing).
2. Khuwaja (2010) melakukan penelitian dengan judul “Anxiety and
depression among outpatients with type 2 diabetes: A multi-centre study of
prevalence and associated factors”. Terhadap pasien penderita penderita
diabetes tipe 2. Kecemasan Rumah Sakit dengan menggunakan metode
Kecemasan dan Skala Depresi Rumah Sakit (HADS) dengan jumlah 889
orang dewasa dengan diabetes tipe-2 dimasukkan dalam penelitian ini,
dengan hasil penelitian Secara keseluruhan, 57,9% (95% CI = 54,7%,
61,2%) dan 43,5% (95% CI = 40,3%, 46,8%) peserta penelitian
mengalami kecemasan dan depresi masing-masing. Faktor-faktor yang
ditemukan terkait secara independen dengan kegelisahan adalah
ketidakaktifan fisik, menderita hipertensi dan penyakit jantung iskemik.
3. Caninsti (2012) melakukan penelitian dengan judul “Kecemasan dan
Depressi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisi”. Desain
penelitian menggunakan cross-sectional dengan metode penelitian HADS
(Hospital Anxiety and Depression Scale) yang telah dirancang untuk
digunakan dalam setting rumah sakit dan hanya terdiri dari 14 item. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 73.33 % subjek memiliki tingkat
kecemasan yang tergolong normal, 23.33 % borderline abnormal, dan 3.33
% normal. Sementara itu pasien yang mengalami depresi dalam tingkat
normal sebanyak 76.67 %, borderline abnormal 23.33 % dan tidak ada
yang mengalami depresi dalam kategori abnormal.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
4. Umar (2017) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan stress dengan
citra tubuh pada diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit pancaran kasih
GMIM manado 2016” Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif menggunakan desain case control yang bersifat retrospektif,
dilaksanakan di rumah sakit pancaran kasih GMIM manado. Sampel
penelitian adalah diabetes mellitus tipe 2 dengan jumlah 75 responden
yang diambil dengan teknik purposive sampling dan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berasal dari rumah sakit yang
sama tetapi dengan ruang rawat yang berbeda. Hasil penelitian
menunjukkan menggunakan analisis uji chi-square menunjukkan terdapat
hubungan stres dengan citra tubuh (p=0,000). Kesimpulan terdapat
hubungan stres dengan citra tubuh pada penderita diabetes melitus tipe II
di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado 2016.
5. Jauhari (2016) melakukan penelitian dengan judul “Dukungan Sosial
dengan Kecemasan pada Pasien Diabetes Mellitus”. Desain penelitian
menggunakan cross-sectional dengan total sampel sebanyak 30 pasien
dengan teknik purposive sampling data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner DSKS dan KMKS. Hasil penelitian responden
memiliki dukungan sosial di kedua kategori sebesar 40% dan tingkat
kecemasan dalam kategori adalah 56,7%, hasil tes Spearman korelasi p
value = 0,000, r = 0,737, yang berarti ada yang kuat hubungan antara
dukungan sosial dan kecemasan pada pasien dengan diabetes mellitus.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
top related