ayat

Post on 25-Dec-2015

43 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN

A.    AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN

1.      Surat Al-a’alq ayat 1-5:

�ق� } ل خ� �ذ�ي ال �ك� ب ر� � م �اس� ب� أ �ق�{ }1اق�ر� ع�ل م�ن� ان� �نس� اإل ل�ق� م�{ }2خ� �ر� ك

� �أل ا "ك� ب و�ر�� أ �{ }3اق�ر� �م �ق�ل �ال اب �م� ع�ل �ذ�ي {4ال

�م� } �ع�ل ي �م� م�ال ان� �نس� �إل ا �م� {5ع�ل

Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.

2.      Surat Al-Mujadalah ayat 11:

ج�ات� د�ر� �م� �ع�ل ال �وا وت� أ �ذ�ين� و�ال �م� م�نك �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال �الله ف�ع� �ر� ............ي

Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)

3.      Surat Thoha ayat 114:

�م2ا ل ع� �ي ز�د�ن ب� ر� و�ق�ل

Artinya :”Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”

4.      Surat Shod ayat 29:

�اب� } �ب �ل �أل ا �وا و�ل� أ �ر� �ذ�ك �ت �ي و�ل �ه� �ات ء�اي وا ��ر �د�ب �ي ل ك> �ار� م�ب �ك� �ي �ل إ ��اه �ن ل نز�

� أ �اب> �ت {29ك

Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”

5.      Surat Lukman ayat 14-17 :

��م�ص�ير ال �ى� �ل إ �ك� �د�ي �و�ال و�ل ل�ي �ر� ك اش� ن�� أ �ن� ع�ام�ي ف�ي ��ه و�ف�ص�ال و�ه�ن� ع�ل�ى 2ا و�ه�ن �م"ه

� أ ��ه �ت ح�م�ل �ه� �د�ي �و�ال ب ان� �نس� �إل ا �ا �ن و�و�ص�يوف2ا{ 14} �م�ع�ر �ا �ي الد"ن ف�ي �ه�م�ا ب و�ص�اح� �ط�ع�ه�م�ا ت � ف�ال �م> ع�ل �ه� ب �ك� ل �س� �ي م�ال �ي ب ر�ك� �ش� ت �ن أ ع�ل�ى ج�اه�د�اك� �ن و�إ

�ون� } �ع�م�ل ت �م� �نت ك �م�ا ب �م �ك �ئ �ب ن� ف�أ �م� ج�ع�ك م�ر� �ل�ى� إ �م� ث �ى� �ل إ �اب� �ن أ م�ن� �يل� ب س� �ع� �ب �ة�{ 15و�ات ب ح� �ق�ال� م�ث ��ك ت �ن إ �ه�آ �ن إ �ي� �ن �اب ي

�ير> } ب خ� ل�ط�يف> الله� �ن� إ �الله �ه�ا ب �ت� �أ ي ر�ض�� �أل ا ف�ي و�

� أ م�او�ات� الس� ف�ي و�� أ ة� ص�خ�ر� ف�ي �ك�ن ف�ت د�ل� خ�ر� {16م�ن�

م�ور� }� �أل ا � م ع�ز� م�ن� ذ�ل�ك� �ن� إ �ك� ص�اب

� م�آأ ع�ل�ى �ر� و�اص�ب �ر� �م�نك ال ع�ن� �ه� و�ان وف� ��م�ع�ر �ال ب م�ر�� و�أ �ة� الص�ال � ق�م

� أ �ي� �ن �اب {17ي

Artinya :” [Ayat 14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.

[Ayat 15] Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah

keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan….

[Ayat 16] (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

[Ayat 17] Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

6.      Hadist Nabi:Artinya : “mencari ilmu adalah  diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir

sampai ke liang lahat.”7.      Hadist Nabi :Artinya :”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”8.      Hadist Nabi :Artinya :”Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi

masa yang berlainan dengan masa kalian ini.”9.      Hadist Nabi :Artinya :”Tidaklah henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang berilmu selama ia masih terus

belajar ilmu. Apabila ia menyangka bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu, maka sungguh ia seorang yang jahil.”

10.  Hadist Nabi :Artinya :”Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang

menginginkan akhirat hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang menginginkan kedua-duanya sekaligus, ia pun harus berilmu.”

11.  Hadist Nabi:Artinya :”manusia itu ada dua macam:”orang alim(berilmu) dan orang yang belajar ilmu, dan

tidaklah ada kebaikan selain dari dua golongan itu”12.  Hadist Nabi:Artinya :”sesungguhnya para malaikat itu merendahkan sayapnya kepada penuntut ilmu karena

senangnya atas apa yang dilakukan para penuntut ilmu.”13.  Hadist Nabi:Artinya :”Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi Alloh itu merupakan

kebaikan, dan mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah(pedekatan diri kepada alloh).

14.  Hadist Nabi:Artinya :’pelajarilah apa-apa yang kalian kehendaki Alloh tidak akan memberikan upah ganjaran

kepada kalian sampai kalian mengamalkannya terlebih dahulu.B.     PENDAPAT PARA AHLI TENTANG PENDIDIKAN

1.      Menurut  Langefeld

Pendidikan  adalah membimbing anak dalam mencapai kedewasaan.

2.      Menurut Heageveld

Pendidikan adalah membantu anak dalam mencapai kedewasaan.

3.      BojonegoroPendidikan adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapai kedewasaanya

4.      Menurut  Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

5.      Menurut Rosseau

pendidikan adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa anak- anak, tapi dibutuhkan pada masa dewasa.

6.      Menurut  Darmaningtyas

Pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup  dan kemajuan yang ledih baik.

7.      Menurut  Paulo Freire

Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.

8.       Menurut  John Dewey

Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok di mana dia hidup.

9.      Menurut  H. Horne

Pendidikan adalah proses yang terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

10.  Menurut  Rederick J. Mc Donald

Pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat.

11.  Menurut  Ahmad D. Marimba

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

12.  Menurut  Djayakarta

Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda, maksudnya pengangkatan manusia muda ke tahap insani. Inilah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik.

13.   Menurut  Sir Godfrey Thomson

Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang permanent di dalam kebiasaan-kebiasaan tingkah lakun, pikiran, dam sifatnya.

DALIL AL-QUR’AN TENTANG   PENDIDIKAN

Posted on 29 Maret 2013by SAMSUL HUDA

 

 

 

 

 

 

2 Votes

Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam yang didasarkan pada Al-Qur’an dan

Hadist Nabi Muhammad saw. Dari kedua sumber tersebut, para intelektual muslim kemudian

mengembangkannya dan mengklasifikannya kedalam dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk

ajaran yang berkaitan dengan keimanan; kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan

dengan amal nyata (Muhammad Syaltut). Dan sebagai tambahan adalah fisafat sebagai alat

bantuk dalam berpikir manusia untuk selalu mengembangkan pengetahuan yang sudah di miliki.

Filalsafat tersebut digunakan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi dan

bagaimana menyelesaikan masalah tersebut tanpap mengakibatkan masalah yang lebih besar.

Tentu saja dalam perkembangan yang dilakukan oleh manusia tidak akan terlepas dari perintah

dan larangan agama, karena dalam hal ini agama memrupakan sumber yang paling utama dan

mmenduduki kedudukan yang tertinggi yang disusul kemudian adalah filsafat, kemudian ilmu

pengetahuan.

Oleh karena pendidikan (formal, nonformal dan informal) termasuk amalan yang nyata dan harus

dilakukan, maka pendidikan tercakup dalam bidang syariah. Bila diklasifikasikan lebih lanjut,

termasuk dalam sub bidang muamalah. Pengklasifikaksian ini tidak terlepas dari adanya

tanggung jawab yang wajib bahwa pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang nantinya akan

menyangkut kebutuhan orang banyak (social masyarakat). Dengan demikian maka jelaslah

bahwa sebaik-baik orang adalah dia yang mampu memberikan kontribusi pada masyarakat

sekitanya. Dan perintah ajarkanlah ilmu walau satu ayat.

Dalam Al-Qur’an (Q.S. 31: 12-15) yang artinya: “Dan sungguh, telah Kami Berikan hikmah

kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada

Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak

bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika

Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!

Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)

kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan

kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu

untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu,

maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu,

maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Ayat ini menerangkan

kepada kita bahwa dalam pendidikan yang paling ditekankan adalah pendidikan yang dilakukan

oleh orang tua, karena pendidikan ini secara sadar atau tidak sadar merupakan pendidikan yang

pertama kali didapatkan oleh seorang anak sebelum mendapat pengaruh dari luar. Dan ayat

tersebut menrangkan kepada kita bahwa apabila orang tua menyuruh kita untuk melakukan hal-

hal yang dilarang dalam agama, maka kita wajib nenolaknya, akan tetapi dengan perkataan yang

baik (wajaadil hum billaty hia akhsan).

Surat tersebut secara terang-terangan menjelaskan kepada kita tentang prinsip-prinsip dasar

materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan

yang nantinya akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sebagai tanggung jawab ke-

Khalifah-an.

Sebagai bantahan pendapat yang meragukan terhadap adanya aspek pendidikan dalam Al-

Qur’an. Abdul Rahman Saleh Abdullah mengemukakan bahwa kata Tarbiyah yang berasal dari

kata “Rabb”(mendidik dan memelihara) banyak terdapat dalam Al-Qur’an; demikian pula

kata “Ilm” yang demikian banyak dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa dalam Al-Qur’an tidak

mengabaikan konsep-konsep yang menunjukkan kepada  pendidikan (Departemen P & K,

1990:291). Hal ini ditegaskan karena dengan pendidikanlah umat manusia mendapatkan ilmu

pengetahuannya. Selain itu dengan ilmu pengetahuan yang didaptnya, diharapkan supaya umat

islam menjadi lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah bukan kakena ikut-ikutan dari agama

orang tua, tetapi karena dirinya pribadi.

Sebagai pedoman yang tidak kalah pentingnya, Hadist juga banyak memberikan dasar-dasar bagi

pendidikan  Islam. Karena Hadist sebagai pernyataan, pengalaman, takrir dan hal ihwal Nabi

Muhammad saw., merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an.

Sebagai penunjang berkembangnya ilmu pengetahuan, di samping Al-qur’an dan Hadist sebagai

sumber atau dasar pendidikan Islam, tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran

lebih lanjut terhadap Al-Qur’an dan Hadist, berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya

yang sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan Islam. Akan tetapi, kita konsekuen bahwa

dasar adalah tempat berpijak yang paling mendasar, maka dasar pendidikan Islam hanyalah Al-

Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw. Sehingga pandangan para ulama yang berupa berupa

ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya dijadikan sebagai sarana untuk memberikan

pemahaman sebagai penjelas al-Qur’an dan Hadist tersebut.

Berikut beberapa ayat dan Hadistt yang membahas tentang pendidikan :

1.        QS: As Shafaat: 102

Yang artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya,

(Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.

Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Isma‘il) menjawab, “Wahai ayahku!

Lakukanlah apa yang Diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku

termasuk orang yang sabar.”

Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang makna “metodologi” pendidikan pada anak. Yang

mana ayat ini mengisahkan dua hamba Allah (Bapak-Anak), Ibrahim dan putranya Ismail AS

terlibat dalam suatu diskusi yang mengagumkan. Bukan substansi dari diskusi mereka yang

menjadi perhatian kita. Melainkan approach/cara pendekatan yang dilakukan oleh Ibrahim

dalam meyakinkan anaknya terhadap suatu permasalahan yang sangat agung itu.

Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa metode “dialogis” dalam mengajarkan anak

sangat didukung oleh ajaran Islam. Kesimpulan ini pula menolak anggapan sebagian orang kalau

Islam mengajarkan ummatnya otoriter (pemaksaan), khususnya dalam mendidik anak.

2.        Ar-Rahman ayat 1-4 (Tentang subyek pendidikan)

Yang artinya: “(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telab mengajarkan al Qur’an.Dia

menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan”.

Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah sebagai berikut:

Kata ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang dan

lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja yang

menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi Personal

Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik sebagaimana Allah

mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA.

Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah

kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional)

Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu

yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan

kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan.

3.        Surah Luqman: 13

Artinya: ”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya

mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:

1. Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman tugasnya, mulai

dari melahirkan sampai akil baligh.

2. Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah dan akhlak harus

diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh

(Kompetensi Profesional).

3. Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang, sesuai

makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku),

seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan,

tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras.

(Kompetensi Personal).

4.        Surah al-Kahf ayat 66 (Tentang Pendidik)

Yang artinya: ”Musa berkata kepada Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu

mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan

kepadamu” (QS. 18: 66)”.

Dari ayat ini dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:

1. Kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:

Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru adalah

sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya. Peran tersebut dilakukan agar

anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa neraga dan agamanya.

2. Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu. Hal ini perlu,

karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu. Dan kalau kita tidak

mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang tertinggal.

3. Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa

potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.

5.        Surah asy-Syu’ara: 214

Yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”( QS. 26:

214).

Ayat ini mengajarkan kepada Rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi

kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan dan pendidikan. Seorang guru

harus memberikannya secara seimbang, tidak membedakan mana yang kaya dan mana yang

miskin (menganggap semuanya sama). Guru wajib menegur kepada anak didik siapapun yang

melanggar atau tidak sesuai dengan kaidah yang telah diajarkannaaya.

6.        Surah ‘Abasa ayat 1-3

Yang artinya: “Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang

buta kepadanya Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa” QS. 80: 1

– 3)

Pesan yang dapat kita ambil adalah:

1. Setiap insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku bangsa, agama

maupun kondisi pribadi/fisik dan perekonomiannya.

2. Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak didiknya dan tidak membeda-

bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna. Misal tingkatkan pula pelayanan

pendidikan pada peserta didik yang difabel.

7.        Surah al-Ankabut: 19-20

Yang artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan

(manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang

demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah

bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya

sekali lagi. Sesungguhnya.Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 29: 19 – 20).

Dari ayat tersebut di atas (al-Ankabut: 19 – 20) memerintahkan kepada kita untuk:

1. Melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak pelajaran berharga

baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka ragam, maupun dari peninggalan

lama yang masih tersisa puing-puingnya. Hal ini mengisyaratkakn kepada kita bahwa

pengalaman merupakan kunci sebagai tolok ukur perkembangan dalam setiap perubahan

yang dilakukan. Selain itu dari pengalaman yang kita lakukan maupun dari pengalaman

orang lain lakukan selayaknya dijadikan sebagai ibrah untuk menuju yang lebih baik.

2. Melakukan pembelajaran, penelitian, dan percobaan (eksperimen) dengan menggunakan

akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, dan

bahwa di balik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha

Besar. Pemikiran ini adalah tujuan akhir dari semua yang dikerjakan oleh setiap manusia.

8.        Surat al-‘Alaq ayat 1-5

Yang artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan. Dia telah

Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia.

Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya. (QS. 80: 1 – 5).

Ayat diatas dikaitan dengan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Iqra` bisa berarti membaca atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual dalam arti yang luas,

guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak

boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika

2. Kata al-qalam adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai dan

keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi

sejak manusia mengenal baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban

tidak akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang dilambangkan dengan al-

qalam.

Hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari

hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma yaitu:

1. Paradagima sekuler: paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama

lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl

al-din ‘an al-hayah). Eksistensi agama tidak dinafikan hanya dibatasi perannya.

2. Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi

agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus,tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan

iptek.

3. Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur

kehidupan.

9.        Surah At-Taubah ayat 122

Yang artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapaorang untuk

memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 09: 122).

Ayat ini memberi anjuran tegas (tahdid) kepada umat Islam agar ada sebagian dari umat Islam

untuk memperdalam agama. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud kata tafaqquh fi al-din adalah

menjadi seorang yang mendalam ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian

ilmu Allah. Dengan demikian menurut tafsir ini dalam sistem pendidikan Islam tidak dikenal

dikhotomi pendidikan.

10.    Surat An-Nahl ayat 125

Yang artinya: “Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan dengan

mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih baik”. (QS. 16: 125)

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa metode yang di lakukan dalam

proses pendidikan diantaranya: ceramah dan diskusi.

11.    Surat Al-‘Araf ayat 35

Yang artinya: “Hai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu Rasul-rasul sebangsamu yang

menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan

perbaikan, niscaya mereka tidak merasa ketakutan” (QS. 07: 35)

Metode cerita / ceramah ini digunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan perintah-perintah

Allah.

12.    Surat Ar-Rahman ayat 47-48

Yang artinya: “Nikmat yang manalagi yang akan kamu dustakan? Kedua surga itu mempunyai

serba macam pohon dan buah-buahan”. (QS. 55: 147 – 48).

Dalam surat Ar-Rahman ayat 47-48 tergambarkan bahwa Tanya jawab merupakan salah satu

metode yang digunakan dalam pendidikan.

13.    Surah al-Baqarah: 31

Yang artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepadaKu

nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”. (QS.02: 31)

Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika Allah SWT selesai menciptakan

Adam as, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk

diadakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Tiga golongan mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu

Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam Alaihissalam) sebagai “mahasiswa” nya, sedangkan Allah

SWT bertindak sebagai “Maha Guru” nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT mengadakan

evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya dan

menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan ternyata Adam lah (dari

golongan manusia) yang berhasil menjadi juara dalam ujian tersebut.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat baik berupa pengetahuan ataupun pengalaman

yang membangun dalam kehidupan kita. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, apabila

terdapat kesalahan dari kata-kata maupun maksud yang kurang bener, kami mohon maaf sebesar-

besarnya. Wallahu a’lam bissowab

� ح�يم الر� ح�من� الر� الله� � م �س� ب

�ق� ل خ� �ذ�ي ال �ك� ب ر� � م �اس� ب� أ - اق�ر�

�ق� ع�ل م�ن� ان� �نس� اإل� ل�ق� - خ� �م �ر� ك

� األ� "ك� ب و�ر�� أ - اق�ر�

� �م �ق�ل �ال ب �م� ع�ل �ذ�ي - ال�م� �ع�ل ي �م� ل م�ا ان� �نس� اإل� �م� - ع�ل

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq)[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca

�ق�ت� ل �خ �ف� �ي ك �ل� �ب اإل� �ل�ى إ ون� ��نظ�ر ي �ف�ال� - أف�ع�ت� �ر �ف� �ي ك م�اء الس� �ل�ى - و�إ�ت� �ص�ب ن �ف� �ي ك �ال� ب �ج� ال �ل�ى - و�إس�ط�ح�ت� �ف� �ي ك ر�ض�

� األ� �ل�ى - و�إ

17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?(Al-Ghosiyah)

�ات� آلي �ه�ار� و�الن �ل� �ي الل �ف� �ال ت و�اخ� ر�ض�� و�األ م�او�ات� الس� ل�ق� خ� ف�ي �ن� �اب�-   إ �ب األل و�ل�ي

� أل�ف�ي ون� ��ر �ف�ك �ت و�ي �ه�م� �وب ن �ج و�ع�ل�ى� 2 و�ق�ع�ودا 2 �اما ق�ي _ه� الل ون� ��ر �ذ�ك ي �ذ�ين� م�ا-   ال �ا �ن ب ر� ر�ض�

� و�األ م�او�ات� الس� ل�ق� خ� �ار� الن ع�ذ�اب� �ا ف�ق�ن �ك� ان �ح� ب �س 2 �اط�ال ب ه�ذا �ق�ت� ل خ�

190.  Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(Ali-Imran)

�ه�م� م�ن ق�ة� ف�ر� �ل� ك م�ن �ف�ر� ن � �و�ال ف�ل �آف�ة2 ك � وا ��نف�ر �ي ل �ون� �م�ؤ�م�ن ال �ان� ك �   و�م�ا وا ��نذ�ر �ي و�ل الد�ين� ف�ي � �ف�ق�ه�وا �ت �ي ل �ف�ة> ط�آئ �ه�م� �ع�ل ل �ه�م� �ي �ل إ � ج�ع�وا ر� �ذ�ا إ ق�و�م�ه�م�

ون� ��ح�ذ�ر ي

122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

�ئ �نش� ي ��ه الل �م� ث ل�ق� �خ� ال � �د�أ ب �ف� �ي ك وا �ف�انظ�ر ر�ض�� األ� ف�ي وا �ير س� ء�-   ق�ل� ي� ش� �ل� ك ع�ل�ى �ه� الل �ن� إ ة� خ�ر� اآل� �ة� أ �ش� الن

ق�د�ير>�م�ين� الظ�ال � �ق�و�م ال م�ن� �ي �ج�ن ن ب� ر� ق�ال� �ق�ب �ر� �ت ي 2 �فا ائ خ� �ه�ا م�ن ج� - ف�خ�ر�

�يل� ب الس� و�اء س� �ي �ن �ه�د�ي ي ن� أ �ي ب ر� ع�س�ى ق�ال� �ن� م�د�ي �ق�اء �ل ت �و�ج�ه� ت �م�ا - و�ل

��ه�م د�ون م�ن و�و�ج�د� ق�ون� �س� ي �اس� الن م�ن� م�ة2� أ �ه� �ي ع�ل و�ج�د� �ن� م�د�ي م�اء د� و�ر� �م�ا م�ا-   و�ل ق�ال� �ذ�ود�ان� ت �ن� �ي أت ام�ر�

�ير> �ب ك �خ> ي ش� �ا �ون �ب و�أ ع�اء الر� �ص�د�ر� ي �ى ح�ت ق�ي �س� ن ال� �ا �ت ق�ال �م�ا �ك خ�ط�ب- �ر� ي خ� م�ن� �ل�ي� إ ل�ت� �نز� أ �م�ا ل �ي �ن إ ب� ر� ف�ق�ال� الظ�ل� �ل�ى إ �و�ل�ى ت �م� ث �ه�م�ا ل ق�ى ف�ق�ير>   ف�س�

- �ج�اءه �م�ا ف�ل �ا �ن ل �ت� ق�ي س� م�ا ج�ر�� أ �ك� �ج�ز�ي �ي ل �د�ع�وك� ي �ي ب

� أ �ن� إ ق�ال�ت� �اء ي �ح� ت اس� ع�ل�ى �م�ش�ي ت �ح�د�اه�م�ا إ ��ه اءت ف�ج��م�ين� الظ�ال � �ق�و�م ال م�ن� �ج�و�ت� ن �خ�ف� ت ال� ق�ال� �ق�ص�ص� ال �ه� �ي ع�ل و�ق�ص�

20. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.21. Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.22. Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) dilangit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.23. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.24. Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.25. Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun.26. Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya Aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); Sesungguhnya dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.27. Dan kami anugrahkan kepda Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan kami berikan kepadanya balasannya di dunia[1148]; dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang  saleh.28. Dan (Ingatlah) ketika Luth Berkata pepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu".29. Apakah Sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun[1149] dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain Hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". [1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat [1148] yaitu dengan memberikan anak cucu yang baik, kenabian yang terus menerus pada keturunannya, dan puji-pujian yang baik.[1149] sebahagian ahli tafsir mengartikan taqtha 'uunas 'sabil dengan melakukan perbuatan keji terhadap orang-orang yang dalam perjalanan Karena mereka sebagian  besar melakukan homosexuil itu dengan tamu-tamu yang datang ke kampung mereka. ada lagi yang mengartikan dengan merusak jalan keturunan Karena mereka berbuat homosexuil itu.(Al- Ankabut)

- الد"ع�اء �م�يع س� �ك� �ن إ �ة2 �ب ط�ي �ة2 ي ذ�ر� �ك� �د�ن ل م�ن ل�ي ه�ب� ب� ر� ق�ال� ��ه ب ر� �ا �ر�ي ك ز� د�ع�ا �ك� �ال ه�ن - 2 �دا ي و�س� _ه� الل م�ن� �م�ة� �ل �ك ب 2 م�ص�د�قا ى ـ� �ح�ي �ي ب ك� �ر �ش� �ب ي _ه� الل ن�

� أ اب� �م�ح�ر� ال ف�ي �ص�ل�ي ي �م> ق�ائ و�ه�و� ��ة �ك �م�آلئ ال ��ه �اد�ت ف�ن�ح�ين� الص�ال م�ن� 2 _ا �ي �ب و�ن 2 و�ح�ص�ورا

38. Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".39. Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".(ali IMran) [193] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yaitu nabi Isa a.s.

م�ن� 2 ف�ض�ال �غ�ون� �ت �ب ي 2 س�ج�دا 2 �عا ك �ر اه�م� �ر� ت �ه�م� �ن �ي ب ح�م�اء �ر �ف�ار� �ك ال ع�ل�ى د�اء �ش� أ �م�ع�ه �ذ�ين� و�ال �ه� الل �س�ول ر� م"ح�م�د>ع� ر� �ز� ك �نج�يل� اإل� ف�ي �ه�م� �ل و�م�ث اة� �و�ر� الت ف�ي �ه�م� �ل م�ث �ك� ذ�ل الس"ج�ود� �ر� ث

� أ م�ن� و�ج�وه�ه�م ف�ي يم�اه�م� س� 2 و�ر�ض�و�انا �ه� الل�ذ�ين� ال ��ه الل و�ع�د� �ف�ار� �ك ال ��ه�م ب �غ�يظ� �ي ل اع� ر� الز" ��ع�ج�ب ي وق�ه� �س ع�ل�ى �و�ى ت ف�اس� �غ�ل�ظ� ت ف�اس� �ه ر� ف�آز� �ه

� ط�أ ش� ج� خ�ر�� أ

2 ع�ظ�يما 2 �ج�را و�أ ة2 م�غ�ف�ر� �ه�م م�ن �ح�ات� الص�ال �وا و�ع�م�ل �وا آم�ن

29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanampenanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan  Orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(Al-Fath)[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.

- وا �م�ر� و�أ �اة� ك الز� �و�ا و�آت ة� الص�ال� ق�ام�وا

� أ ر�ض�� األ� ف�ي �اه�م� �ن م�ك �ن إ �ذ�ين� �ه�   ال �ل و�ل �ر� �م�نك ال ع�ن� �ه�و�ا و�ن وف� ��م�ع�ر �ال ب

م�ور� � األ� ��ة ع�اق�ب

41. (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(Al-Hajj)

�د�ون� �ع�ب �ي ل �ال� إ �نس� و�اإل� �ج�ن� ال ��ق�ت ل خ� - و�م�ا

56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Ad-Zariat)

ه� ـ� �ل إ م�ن� �م �ك ل م�ا _ه� الل � �د�وا اع�ب � ق�و�م �ا ي ق�ال� 2 �حا ص�ال خ�اه�م�� أ �م�ود� ث �ل�ى ض�   و�إ ر�

� األ م�ن� �م �ك أ �نش� أ ه�و� �ه ��ر غ�ي �م� ث �وه ��غ�ف�ر ت ف�اس� ف�يه�ا �م� ك �ع�م�ر� ت م"ج�يب>   و�اس� ق�ر�يب> �ي ب ر� �ن� إ �ه� �ي �ل إ � �وا �وب ت

61. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud) [726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia. 

�ان� ب �ح�س� ب ��ق�م�ر و�ال �م�س - الش�

ج�د�ان� �س� ي �ج�ر و�الش� ��ج�م - و�الن5.Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.6. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada nya.          (ar-Rahman)

�ر� ( الذ�ك �ه�ل� أ � �وا �ل أ ف�اس� �ه�م� �ي �ل إ "وح�ي ن 2 ر�ج�اال � �ال إ �ل�ك� ق�ب م�ن �ا �ن ل س� ر�� أ �م�ون�) 43و�م�ا �ع�ل ت � ال �م� �نت ك �ن إ

�ه�م� �ي �ل إ ل� �ز� ن م�ا �اس� �لن ل �ن� �ي �ب �ت ل �ر� الذ�ك �ك� �ي �ل إ �ا �ن ل نز�� و�أ �ر� ب و�الز" �ات� �ن �ي �ب �ال ون�) 44(  ب ��ر �ف�ك �ت ي �ه�م� �ع�ل و�ل

43. Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan [828] jika kamu tidak mengetahui,44. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan,(An-Nahl)[828] Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.[829] Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran.

2 دا ش� �ر �م�ت� ع�ل م�م�ا �م�ن� �ع�ل ت ن� أ ع�ل�ى �ع�ك� �ب ت

� أ ه�ل� م�وس�ى ��ه ل - ق�ال�

66. Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?"(Al-Kahfi)

Ayat-ayat tentang obyek pendidikan

��اس الن و�ق�ود�ه�ا 2 �ارا ن �م� �يك ه�ل� و�أ �م� ك �نف�س� أ ق�وا �وا آم�ن �ذ�ين� ال "ه�ا ي

� أ �ا ال�   ي د�اد> ش� ظ> غ�ال� �ة> �ك ئ م�ال� �ه�ا �ي ع�ل �ة ار� �ح�ج� و�ال ه�م� م�ر�� أ م�ا �ه� الل �ع�ص�ون� ون�   ي ��ؤ�م�ر ي م�ا �ف�ع�ل�ون� و�ي

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(At-tahrim)

  �ه�م� م�ن ق�ة� ف�ر� �ل� ك م�ن �ف�ر� ن � �و�ال ف�ل �آف�ة2 ك � وا ��نف�ر �ي ل �ون� �م�ؤ�م�ن ال �ان� ك �   و�م�ا وا ��نذ�ر �ي و�ل الد�ين� ف�ي � �ف�ق�ه�وا �ت �ي ل �ف�ة> ط�آئ �ه�م� �ع�ل ل �ه�م� �ي �ل إ � ج�ع�وا ر� �ذ�ا إ ون�  ق�و�م�ه�م� ��ح�ذ�ر ي

122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(al-Taubah)

�م� �ك ل 2 �را ي خ� � �وا ف�آم�ن �م� �ك ب ر� م�ن �ح�ق� �ال ب �س�ول الر� ��م ج�اءك ق�د� ��اس الن "ه�ا ي� أ �ا ف�ي   ي م�ا �ه� �ل ل �ن� ف�إ � وا ��ف�ر �ك ت �ن و�إ

2 �يما ع�ل �_ه الل �ان� و�ك ر�ض�� و�األ م�او�ات� 2  الس� ح�ك�يما

170. Wahai manusia, Sesungguhnya Telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) Karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah[382]. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(An-Nisa)[382] Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun Karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun kepada-Nya.

Ayat-ayat tentang metode pengajaran

�غ�ت� �ل ب ف�م�ا �ف�ع�ل� ت �م� ل �ن و�إ �ك� ب ر� م�ن �ك� �ي �ل إ نز�ل�� أ م�ا �غ� �ل ب �س�ول الر� "ه�ا ي

� أ �ا �ن�   ي إ �اس� الن م�ن� �ع�ص�م�ك� ي �_ه و�الل ��ه �ت ال ر�س� �اف�ر�ين� �ك ال �ق�و�م� ال �ه�د�ي ي � ال _ه� الل

67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(al-Maidah)[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.

��ه �ل ف�م�ث �ه�و�اه �ع� �ب و�ات ر�ض�� األ �ل�ى إ �د� ل خ�

� أ ��ه ك�ن ـ� و�ل �ه�ا ب ��اه ف�ع�ن �ر� ل �ا �ن ئ ش� �و� و�   و�ل� أ �ه�ث� �ل ي �ه� �ي ع�ل �ح�م�ل� ت �ن إ �ل�ب� �ك ال �ل� �م�ث ك

� �ق�و�م ال ��ل م�ث ذ�ل�ك� �ه�ث �ل ي ��ه ك ��ر �ت ون�   ت ��ر �ف�ك �ت ي �ه�م� �ع�ل ل �ق�ص�ص� ال ف�اق�ص�ص� �ا �ن �ات �آي ب � �وا �ذ�ب ك �ذ�ين� ال�م�ون� �ظ�ل ي � �وا �ان ك ه�م� �نف�س� و�أ �ا �ن �ات �آي ب � �وا �ذ�ب ك �ذ�ين� ال ��ق�و�م ال 2 �ال م�ث اء س�

176. Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikianItulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

177. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.(al-Araf)

�ه�ا ص�ل� أ �ة� �ب ط�ي ج�رة� �ش� ك �ة2 �ب ط�ي �م�ة2 �ل ك 2 �ال م�ث �_ه الل ب� ض�ر� �ف� �ي ك �ر� ت �م� ل

� م�اء   أ الس� ف�ي ع�ه�ا و�ف�ر� �ت> �اب ث

�ه�م� �ع�ل ل �اس� �لن ل �ال� �م�ث األ �_ه الل ��ض�ر�ب و�ي �ه�ا ب ر� �ذ�ن� �إ ب ح�ين� �ل� ك �ه�ا �ل ك� أ �ي �ؤ�ت ون�  ت ��ر �ذ�ك �ت ي

24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(Ibrahim)[786] termasuk dalam Kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti Laa ilaa ha illallaah.

 Surat Al – Baqarah Ayat 147

247 .Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut

menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih

berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang

cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan

menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan

kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha

mengetahui

2.      Surat Al – Baqarah Ayat 269

269. Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As

Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia

benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah

yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

3.      Surat Ali Imran Ayat 7   

7. Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat

yang muhkamaat[1]. Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat)

mutasyaabihaat[2]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka

mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan

fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan

Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang

mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

4.      Surat An – Nissa’ Ayat 162  

162. tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin,

mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah

diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang

beriman kepada Allah dan hari kemudian. orang-orang Itulah yang akan Kami berikan kepada

mereka pahala yang besar.

5.      Surat Yusuf ayat 68 

68. dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, Maka (cara yang

mereka lakukan itu) Tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu

hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. dan Sesungguhnya Dia

mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. akan tetapi kebanyakan

manusia tiada mengetahui.

6.      Surat Al – Isra’ Ayat 107

107. Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah).

Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan

kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.

7.      Surat Al – Hajj Ayat 22  

22. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka

dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini".

8.      Surat An – Naml Ayat 15  

15. dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya

mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-

hambanya yang beriman".

9.      Surat Al – Mujadallah Ayat 1Ë

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam

majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila

dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

10.  Surat At – Taubah Ayat 9  

122. tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak

pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

[1]  Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah

[2]  Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa

pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara

mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat

yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat,

surga, neraka dan lain-lain

Ayat berikutnya yang hendak dikaji adalah ;

2. Q.S. AZ ZUMAR AYAT 8 DAN 9.

Allah SWT berfirman ;

و�ج�ع�ل� ��ل ق�ب م�ن �ه� �ي �ل إ �د�ع�و ي �ان� ك م�ا �س�ي� ن ��ه م�ن �ع�م�ة2 ن ��ه خ�و�ل �ذ�ا إ �م� ث �ه� �ي �ل إ 2ا �ب �ي م�ن xه� ب ر� د�ع�ا yر�ض ان� �نس� إل� م�س� �ذ�ا ٱو�إ

�ار� لن ص�ح�اب�� أ م�ن� �ك� �ن إ 2 �ال �ي ق�ل �ف�ر�ك� �ك ب �ع� �م�ت ت ق�ل� �ه �ل �ي ب ع�ن�س� �ض�ل� �ي ل �ند�اد2ا أ �له ٱل �يل� *  ه� الل �آء� آن �ت> ق�ان ه�و� م�ن�

� أ

�ه �ر�ح�م�ة�ر�ب �ر�ج�وا zخ�ر�ة�و�ي اال� ��ح�ذ�ر 2ي �ما 2و�ق�آئ �اب� ههههههههههههههس�اج�دا �ب �ل أل � �وا و�ل� أ ��ر �ذ�ك �ت ي �م�ا �ن إ �م�ون� �ع�ل ي � ال �ذ�ين� ل و� �م�ون� �ع�ل ي �ذ�ين� ل �و�ي ت �س� ي ه�ل� ٱق�ل� ٱ  ٱ

�و�ف�ى  * ي �م�ا �ن إ لله�و�اس�ع�ة> �ر�ض� �ة>و�أ �اح�س�ن �ي لد"ن ف�يهzذ�ه� � �وا �ح�س�ن أ �ن� �ذ�ي �ل �م�ل �ك �ر�ب �ق�وا ت �و�ا آم�ن �ذ�ين� ل �اد� zع�ب ي ق�ل�

* اب� ح�س� �ر� �غ�ي ب ه�م� ج�ر�� أ و�ن� ��ر ٱلص�اب

Al Imam Al Fairuz Abadi [1] dalam Tafsirul Quran menjelaskan ayat ini bahwa ketika seorang

hamba seperti Abu Jahal dan para pengikutnya ditimpa kemadharatan (kesusahan dan bencana),

ia berharap kepada Allah agar menghilangkan kesusahan dan musibah tersebut darinya.

Kemudian jika musibah dan kesusahan itu diganti dengan nikmat, orang itu lupa atas apa yang

telah dilakukannya dahulu sebelum diberi nikmat (yaitu berdoa kepada Allah), dan melakukan

perbuatan syirik lagi menyimpang lalu menyesatkan orang lain dari jalan yang benar. Dalam ayat

berikutnya Allah mengabarkan bahwa tidaklah sama keberuntungannya antara orang-orang

(yaitu nabi ملسو هيلع هللا ىلص dan Abu Bakar Ash Shidiq juga para sahabat � ) yang mentaati Allah siang dan

malam, melakukan ibadah, mengingat kehidupan akhirat yang mereka mengetahui tauhidullah,

perintah dan laranganNya dengan orang yang tidak mengetahui hal tersebut (seperti Abu Jahal

dan pengikutnya). Dan yang dapat mengambil pelajaran tersebut hanyalah orang-orang yang

berakal dan mau berfikir lah yang mendapat nasehat agung dari Al Quran.

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa diantara faedah dari ayat ini adalah ;

1. Salah satu metodologi pendidikan Qurani adalah menyelesaikan problem peserta didik yang

mengalami kesulitan dalam belajar dengan memberikan perumpamaan yang mudah dipahami

oleh anak didik.

2. Diperbolehkan bagi setiap pendidik untuk menguji peserta didik dalam menentukan pilihan

atas dua permasalahan yang sama kuat.

3. Sepantasnya bagi seorang pendidik untuk mengajak anak didik agar mampu mengidentifikasi

keistimewaan waktu dan  amal perbuatan tertentu.

4. Termasuk metodologi pendidikan yang terkandung dalam ayat ini adalah diperbolehkannya

seorang pendidik memberikan punishment kepada siswa yang tidak mengikuti rambu-rambu

syariat dan tata tertib.

5. Salah satu cara mengembalikan perhatian siswa kepada tema materi pembelajaran adalah

dengan memanggil mereka dengan panggilan yang lembut seperti wahai anak-anakku dan

sebagainya.

6. Memberikan sebuah instruksi/ perintah kepada siswa sebaiknya dibarengi dengan reward

sebagai bentuk motivasi dan membangkitkan positif thinking bahwa siswa pasti mampu

menyelesaikan tugas yang diberikan.

3.      QS. AL HAJJ : 46

Allah SWT berfirman ;

 (  ��ص�ار �ب األ� �ع�م�ى ت ال� �ه�ا �ن ف�إ �ه�ا ب م�ع�و�ن� �س� ي zذ�ان> ا و�� أ �ه�آ ب �و�ن� �ع�ق�ل ي �و�ب> ق�ل �ه�م� ل �و�ن� �ك ف�ت ر�ض�

� األ� ف�ي و�ا ��ر ي �س� ي �م� ف�ل� أ

) الص"د�و�ر� ف�ي �ي� �ت ال ��و�ب �ق�ل ال �ع�م�ى ت zك�ن� و�ل

Artinya : “ Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu dengan hati yang mereka

punyai itu mereka dapat memahami (hikmahnya) atau dengan telinga yang mereka punyai itu

dapat mendengar (kisah nasib orang-orang terdahulu) yang dengan itu mereka mendengar

peringatan?. Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati

yang di dalam dada.”

Penjelasan umum ayat diatas adalah bahwa kita diperintahkan agar mengambil pelajaran dari

puing-puing peninggalan umat-umat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah lantaran mereka

telah melakukan kedurhakaan kepada Allah. Lalu melakukan kontemplasi (perenungan) secara

mendalam dengan akal, memikirkannya dna mengambil pelajaran (i’tibar), nasehat dan

menyimaknya penuh perhatian. Karena sesungguhnya yang buta itu bukan penglihatannya akan

tetapi hatinya yang buta terhadap kebenaran dan dalam mengambil pelajaran.[2]

Faedah yang dapat dipetik dari ayat ini diantaranya yaitu; adanya beberapa metodologi

pendidikan Qurani seperti observasi  dilanjutkan praktek. Kemudian menyimpulkan inti pokok

dari sebuah masalah dalam hal ini materi pembelajarannya, dan membuktikan kebenaran suatu

ilmu melalui sebuah penelitian, merumuskan manfaat dan hikmah dari sebuah kejadian. Bisa

pula berupa pendataan, rangkuman atas sebuah kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam

bentuk worksheet.

4.      QS. AL MAIDAH : 90

[��وه �ب �ن ت ف�اج� �ط�ان� ي الش� ع�م�ل� م�ن� ر�ج�س> �م ال� �ز� و�األ� ��ص�اب �ن و�األ� �ر �س� و�الـم�ي �خ�م�ر ـ� ال �م�ا �ن إ �وا آم�ن �ذ�ين� ال "ه�ا ي� أ �ا ي

] �ح�ون� �ف�ل ت �م� �ك �ع�ل ل

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.

Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Penjelasan umum ayat diatas [3] adalah bahwa adanya sebuah seruan dari Allah kepada orang-

orang yang beriman yaitu mereka yang membenarkan Allah dan rasulNya. Seruan itu berupa

pemberitahuan bahwa khamr (setiap yang menghilangkan kesadaran akal), berjudi, mengundi

nasib dengan murahanah, berkorban untuk anshab[4] adalah termasuk dosa karena perbuatan

tazayyun (bujuk rayu) syetan. Dalam ayat ini juga ada perintah untuk menjauhi perbuatan-

perbuatan tersebut.

Beberapa metodologi yang terkandung dalam ayat ini adalah; seorang pendidik dianjurkan untuk

memberikan data lengkap untuk kemudian dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tema materi

pembelajaran. Termasuk metode pendidikan juga adalah seorang pendidik  dianjurkan untuk

menjelaskan manfaat dan tujuan sebuah pembelajaran sehingga peserta didik tidak memperoleh

ambiguitas maksud sebuah pembelajaran.

5.      QS. AL AHZAB : 21

ا] [   �ر2 �ي �ث ك �ه� الل �ر� و�ذ�ك zخ�ر� اال �و�م� �ي و�ال �ه� الل ج�و �ر� ي �ان� ك �م�ن� ل �ة> ن ح�س� و�ة> س�� أ �ه� الل و�ل� �س ر� ف�ي� �م� �ك ل �ان� ك �ق�د� ل

Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia

banyak menyebut Allah.”

Penjelasan umum ayat diatas adalah Allah SWT telah mengabarkan bahwa wahai kaum

muslimin ketahuilah bahwa dalam diri rasulullah SAW itu terdapat banyak qudwah shalihah 

(sisi keteladanan yang layak) seperti dalam perjuangannya, kesabarannya dan keteguhan diatas

prinsip Islam, oleh karena itu contohlah beliau wahai orang yang selalu berharap rahmat Allah, 

dan kedatangan hari akhir  serta selalu banyak berdzikir kepadaNya.

Metodologi pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dilakukan dengan memberi

contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan

yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode pendidikan yang paling

berhasil guna. Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya, lebih mudah menangkap yang

kongkrit ketimbang yang abstrak. Penggunaan keteladanan sebagai sebuah metodologi

pendidikan juga terlihat dari teguran Allah terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan,

memberikan pendidikan kepada orang lain akan tetapi tidak mengamalkan muatan pesan

pendidikan itu sendiri sebagai mana terdapat dalam Quran surat Ash Shaff : 2-3.

1.  QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 7

huwa alladzii anzala 'alayka alkitaaba minhu aayaatun muhkamaatun hunna ummualkitaabi waukharu mutasyaabihaatun fa-ammaa alladziina fii quluubihim zayghun fayattabi'uuna maa tasyaabaha minhu ibtighaa-a alfitnati waibtighaa-a ta/wiilihi wamaa ya'lamu ta/wiilahu illaa allaahu waalrraasikhuuna fii al'ilmi yaquuluunaaamannaa bihi kullun min 'indi rabbinaa wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi

[3:7] Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-

ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu-

tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka

mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk

mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan

orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang

mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

2.  QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 18

syahida allaahu annahu laa ilaaha illaa huwa waalmalaa-ikatu wauluu al'ilmi qaa-iman bialqisthi

laa ilaaha illaa huwa al'aziizu alhakiimu

[3:18] Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),

Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan

yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana.

3.  QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 83

wa-idzaa jaa-ahum amrun mina al-amni awi alkhawfi adzaa'uu bihi walaw radduuhu

ilaa alrrasuuli wa-ilaa ulii al-amri minhum la'alimahu alladziina yastanbithuunahu minhum

walawlaa fadhlu allaahi 'alaykum warahmatuhu laittaba'tumu alsysyaythaana illaa qaliilaan

[4:83] Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,

mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di

antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)

mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat

Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu).

4.  QS. Huud (Hud) [11] : ayat 24

matsalu alfariiqayni kaal-a'maa waal-ashammi waalbashiiri waalssamii'i hal yastawiyaani

matsalan afalaa tadzakkaruuna

[11:24] Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti

orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua

golongan itu sama keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada

perbandingan itu)?.

5.  QS. Ar-Ra'd [13] : ayat 16

qul man rabbu alssamaawaati waal-ardhi quli allaahu qul afaittakhadztum min duunihi awliyaa-a

laa yamlikuuna li-anfusihim naf'an walaa dharran qul hal yastawii al-a'maa waalbashiiru am hal

tastawii alzhzhulumaatu waalnnuuru am ja'aluu lillaahi syurakaa-a khalaquu kakhalqihi

fatasyaabahaalkhalqu 'alayhim quli allaahu khaaliqu kulli syay-in wahuwa alwaahidualqahhaaru

[13:16] Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka

patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak

menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah:

"Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang

benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan

seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah:

"Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".

6.  QS. Al-'Ankabuut (Al-'Ankabut) [29] : ayat 43

watilka al-amtsaalu nadhribuhaa lilnnaasi wamaa ya'qiluhaa illaaal'aalimuuna

[29:43] Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang

memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

7.  QS. Faathir (Fatir) [35] : ayat 19

wamaa yastawii al-a'maa waalbashiiru

[35:19] Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

 8. QS. Faathir (Fatir) [35] : ayat 28

wamina alnnaasi waalddawaabbi waal-an'aami mukhtalifun alwaanuhu kadzaalika

innamaa yakhsyaa allaaha min 'ibaadihi al'ulamaau inna allaaha 'aziizun ghafuurun

[35:28] Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang

ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada

Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Pengampun.

9.  QS. Az-Zumar [39] : ayat 9

amman huwa qaanitun aanaa-a allayli saajidan waqaa-iman yahtsarual-aakhirata wayarjuu

rahmata rabbihi qul hal yastawii alladziina ya'lamuuna waalladziina laa ya'lamuuna

innamaa yatadzakkaru uluu al-albaabi

[39:9] (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di

waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan

mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran.

10. QS. Al-Mujaadilah (Al-Mujadilah) [58] : ayat 11

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa qiila lakum tafassahuu fii almajaalisi faifsahuu

yafsahi allaahu lakum wa-idzaa qiila unsyuzuu faunsyuzuu yarfa'iallaahu alladziina aamanuu

minkum waalladziina uutuu al'ilma darajaatin waallaahu bimaa ta'maluuna khabiirun

[58:11] Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ini adalah Kumpulan Hadits-Hadits Tentang Pendidikan. Hadits-Hadits ini saya koleksi dari berbagai sumber sehingga terkumpulah 31 Hadits Tentang Pendidikan.

HADITS-HADITS TENTANG PENDIDIKAN

1. PENDIDIKAN ANAK

ق�ال� ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب� أ ع�ن� ج� ع�ر�

� األ� ع�ن� �اد� ن الز� �ي ب� أ ع�ن� م�ال�ك� ع�ن� �ي" �ب �ق�ع�ن ال �ا �ن ل��ى  ح�د�ث ل ه� �� ل ال ل� ل�و ل� ل� ل�ا

��ه �د�  الل �ول ي �ود� م�و�ل �ل" ك �م� ل و�س� �ه� �ي �ه�يم�ة�  ع�ل ب م�ن� ��ل �ب اإل� ��ج �ات �ن ت �م�ا ك �ه� ان �ص�ر� �ن و�ي �ه� �ه�و�د�ان ي ��و�اه ب� ف�أ ة� �ف�ط�ر� ال ع�ل�ى

�وا �ان ك �م�ا ب ��م ع�ل� أ ��ه الل ق�ال� ص�غ�ير> و�ه�و� ��م�وت ي م�ن� �ت� �ي أ ف�ر�

� أ �ه� الل س�ول� ر� �ا ي �وا ق�ال ج�د�ع�اء� م�ن� �ح�س" ت ه�ل� ج�م�ع�اء��ين� ) ع�ام�ل داود( أبو ] 1 [رواه

Artinya :

Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari

unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)

 KANDUNGAN HADITS

Setiap anak dilahirkan atas fitrohnya yaitu suci tanpa dosa, dan apabila anak tersebut menjadi yahudi atau nasrani, dapat dipastikan itu adalah dari orang tuanya. Orang tua harus mengenalkan anaknya tentang sesuatu hal yang baik yang harus dikerjakan dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan. Sehingga anak itu bisa tumbuh berkembang dalam pedndidikan yang baik dan benar.

Dalam proses pendidikkan anak ini, adakalanya orang tua bersikap keras dalam mendidik anak. Contohnya, pada umur tujuh tahun orang tua mengingatkan anaknya untuk melakukan sholat dan pada saat umur sepuluh tahun, orang tua boleh memukulnya ketika sianak tersebut tidak mengerjakan sholat.

Ketika anak tersebut oleh orang tuanya dijadikan seorang muslim maka anak tersebut harus menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim. Salah satunya adalah berbakti kepada kedua orang tuanya seperti firman Allah SWT.

“dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya”. (Q.S Al-ankabuut).

Alangkah tepat andai firman Allah tersebut kita baca berulang-ulang dan kita renungkan dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan mengaruniakan cahaya hidayahnya kepada kita, mengaruniakan kesanggupan untuk mengoreksi diri dan mengaruniakan kesadaran untuk bertanya: “Telah seberapa besarkah kita memuliakan ibu bapak?”. Boleh jadi kita sekarang mulai mengabaikan orang tua kita. Bisa saja saat ini mereka tengah memeras keringat banting tulang mencari uang agar studi kita sukses. Sementara kita sendiri mulai malas belajar dan tidak pernah menyesal ketika mendapatkan nilai yang pas-pasan. Bahkan, dalam shalat lima waktunya atau tahajudnya mereka tak pernah lupa menyisipkan doa bagi kebaikan kita anak-anaknya.

Tetapi, berapa kalikah dalam sehari semalam kita mendoakannya? Shalat saja kita sering telat dan tidak khusyuk Rasulullah SAW menempatkan ibu “tiga tingkat” di atas bapak dalam hal bakti kita pada keduanya. Betapa tidak, sekiranya saja kita menghitung penderitaan dan pengorbanan mereka untuk kita, sungguh tidak akan terhitung dan tertanggungkan. Orang bijak mengatakan, “Walau kulit kita dikupas hingga telepas dari tubuh tidak akan pernah bisa menandingi pengorbanan mereka kepada kita.”

Jadi orang tua itu berperan penuh dalam proses mendidik anaknya, apabila anak itu sampai tidak mengenal agama (mengenal Allah) maka itu merupakan kelalaian orang tua.

2.      ETIKA MENJAWAB PERTANYAAN KETIKA DALAM PEMBICARAAN PENTING

– : .( ) : حدثنامحمدبنفليح وحدثنيإبراهيمبنالمنذرقال ح فليح حدثنا حدثنامحمدبنسنانقال : قال: هريرة أبي عن يسار، بن عطاء عن علي، بن هالل حدثني قال أبي حدثني :قال

. : الساعة؟ متى فقال أعرابي جاءه القوم، يحدث مجلس في وسلم عليه الله صلى النبي بينما . : وقال قال ما فكره قال ما سمع القوم بعض فقال يحدث، وسلم عليه الله صلى الله رسول فمضى

: .( – – ) : . يا: أنا ها قال الساعة عن السائل أراه أين قال حديثه قضى إذ حتى يسمع لم بل بعضهم ) : : .( ) : إالى أ�مر ال و�د إاذا �ا� إاضاعتها؟ كيف �ا� الساعة فانتظر أ�مانة ال ضعيت إاذا ف �ا� ال��، ��و�( الساعة فانتظر أهله .غير

Artinya: Muhammad bin Sinan menceritakan kepadaku, beliau berkata, Falih menceritakan kepadaku dan Ibrahim bin Mundzir menceritakan kepadaku, beliau berkata, Muhammad bin Falih menceritakan kepadaku, beliau berkata, Bapakku menceritakan kepadaku, beliau berkata, Hilal bin Ali menceritakan kepadaku dari atho’ bin Yasar dari Abi Hurairah beliau berkata,”pada suatu hari Nabi SAW dalam suatu majlis sedang berbicara dengan sebuah kaum, datanglah kepada beliau orang badui dan bertanya,” kapan kiamat datang?” maka Rasulullah meneruskan pembicaraannya. Maka sebagian kaum berkata,” beliau dengar apa yang diucapkan dan beliau tidak suka apa yang dikatakannya.” Sebagian lagi berkata,” beliau tidak mendengarnya.” Setelah beliau selesai dari pembicaraannya beliau berkata,” dimana orang yang bertanya tentang kiamat?.” Saya ya Rasulullah.” Beliau bersabda,”Ketika amanat disia-siakan maka tunggu saja kedatangan kiamat.” Orang itu bertanya lagi,” Bagaimana menyia-nyiakan amanat?.” Beliau bersabda: Ketika sesuatu perkara diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah datangnya kiamat ( kehancurannya ).”

 (HR. Bukhori bab Barangsiapa ditanyai suatu ilmu sementara dia sedang sibuk berbicara maka selesaikan pembicaraannya lalu jawab pertanyaannya).

Hadis di atas memberikan pelajaran pada kita dua hal:

(1). Kita hendaknya jangan memotong pembicaraan orang lain ketika hendak bertanya tentang suatu ilmu, karena memotong pembicaraan orang lain untuk tujuan apapun tidak dibenarkan sama sekali. Termasuk di dalamnya adalah menginterupsi guru atau dosen yang sedang mengajar dengan sebuah pertanyaan sebelum sang guru/dosen tersebut memberikan waktu khusus untuk bertanya kepadanya. Memotong pembicaraan guru atau dosen termasuk su’ul adab kepada sang guru, dan itu bisa mengurangi keberkahan ilmu yang ia dapatkan,

(2). Apabila si penanya telah menyampaikan pertanyaannya sementara kita masih serius dalam pembicaraan maka kita lanjutkan pembicaraan sampai selesai, baru kemudian menjawab pertanyaan yang disampaikan, hal itu dimaksudkan agar tujuan dari pembicaraan tidak terputus.

Disamping itu hadis di atas juga memberikan informasi pada kita tentang profesionalisme kerja, segala sesuatu harus diserahkan kepada yang membidanginya atau orang yang berkompeten terhadapnya. Sebab menyerahkan sesuatu kepada selain ahlinya hanya akan menyebabkan kehancuran semata. Begitu juga dalam pendidikan, kompetensi guru mutlak diperlukan dalam rangka menunjang mutu pendidikan, sebab tanpa ditangani guru yang kompeten maka tujuan pendidikan tidak akan pernah dapat dicapai.

3.      KEUTAMAAN MAJELIS ILMU

– : : عقيل مولى مرة أبا أن طلحة أبي بن الله عبد بن إسحاق عن مالك، حدثني قال إسماعيل حدثنا : الليثي واقد أبي عن أخبره طالب أبي :بن

نفر، ثلاثة أا�بل إاذ مع�، والناس المسجد في جالس هو بينما و��م ع�ي� ال�� �ى ال�� ��و� أان : �ى ال�� ��و� ع�ى فو�فا �ا� واحد، وذهب و��م ع�ي� ال�� �ى ال�� ��و� إالى إاثنان أا�بل ف : : وأما خلفهم، فجلس اآلخر وأما فيها، فجلس الحلقة في فرجة فرأى أحدهما فأما وسلم، عليه الله

) : أما الثالثة؟ النفر عن أخبركم أال قال وسلم عليه الله صلى الله رسول فرغ فلما ذاهبا، فأدبر الثالثفأعرض فأعرض اآلخر وأما منه، الله فاستحيا فاستحيا اآلخر وأما الله، فآواه الله إلى فأوى أحدهم

] .( عنه ]462الله .

 

Ismail menceritakan kepadaku, beliau berkata, Malik menceritakan kepadaku, dari Ishak bin Abdullah bin Abi Tholhah sesungguhnya Abu Marrah budak dari Aqil bin Abi Thalib memberikan informasi kepadaku Dari Abi Waqid Al Laitsi r.a., dia berkata : “ Pada suatu waktu Rasulullah saw sedang duduk di masjid kemudianh datanglah tiga rombongan manusia, yang dua kelompok menghadap rasulullah saw, sedang yang satunya melihat tempat senggang dalam majelis itu, maka duduklah mereka. Sedangkan yang lain duduk di belakang mereka, sedangkan kelompok ketiga pergi dan berpaling. Setelah itu Rasulullah saw bersabda: “ Adakah belum aku beritahukan kepadamu tentang tiga kelompok manusia tersebut ?. adapun kelompok pertama adalah mencari keridhoan Allah swt, maka Allah ridho pula kepada mereka, adapun yang lainnya mereka malu kepada Allah, maka Allahpun malu kepada mereka. Sedangkan yang satunya lagi mereka berpaling dari keridhoan Allah, maka Allahpun berpaling dari mereka.

 (HR. Bukhori, Bab Orang yang duduk ketika sampai kesuatu majelis, dan Orang yang melihat celah dalam halaqoh lalu ia duduk di dalamnya).

Hadis di atas menceritakan tentang keutamaan bermajelis ilmu, bahkan dalam hadis lain Rasulullah mensifati majelis ilmu dengan sebutan Riyadhul Jannah ( taman surga ). Dimanapun kita berada apabila kita lewat atau melihat halaqatul ilmi ( majelis ta’lim ) maka seyogyanya kita berhenti sejenak dan bergabung didalamnya dengan tujuan mencari ridho Allah swt, jika itu kita lakukan maka Allahpun akan Ridho terhadap kita. Subtansi hadis tersebut adalah merangsang para pencari ilmu agar mencintai majelis ta’lim, sekolah, kampus ataupun tempat-tempat ilmu lainnya.

Sekaligus larangan bagi kita untuk berpaling dari majelis ilmu, dengan kata lain bahwa pulang dari kampus ketika ada dosen adalah termasuk dalam kategori orang yang berpaling dari keridhoan Allah. Ketika kita berpaling dari keridhoan Allah maka Allahpun akan berpaling dari kita. Ketika Allah berpaling dari kita, siapa lagi yang kita harapkan akan memberikan pertolongan kepada kita ?.

4.      PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA

– : : عبد بن حميد قال قال شهاب ابن عن يونس، عن وهب، ابن حدثنا قال عفير بن سعيد حدثنايقول: خطيبا معاوية سمعت :الرحمن

) : قاسم أنا وإنما الدين، في يفقهه خيرا به الله يرد من يقول وسلم عليه الله صلى النبي سمعت( الله أمر يأتي حتى خالفهم، من يضرهم ال الله، أمر على قائمة األمة هذه تزال ولن يعطي، .والله

Hamid bin Abdirrahman berkata, aku mendengar Muawwiyah berkata, aku mendengar Rasulullah saw Bersabda:” Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik, maka Allah akan memberikan kepadanya pengetahuan dalam Agama, sesungguhnya aku adalah orang yang membagi sementara Allah adalah sang pemberi, umat ini tidak akan pernah berhenti menegakkan perintah Allah, dan tidak akan medhoroti mereka, orang-orang yang menentangnya sampai datang hari kiamat.

 (HR. Bukhori, Bab Siapapun yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah pahamkan ia dalam masalah agama).

Hadis di atas menerangkan kepada kita bahwa kehendak Allah untuk menjadikan kita baik,itu digantungkan dengan kepahaman kita menyangkut agama. Ilmu agama adalah ilmu yang berkaitan dengan akhlak, maka dengan semakin tinggi pemahaman seseorang terhadap masalah agama maka akan semakin baik pula akhlak dan perilakunya yang puncaknya bisa mengantarkannya menjadi orang yang takut kepada Allah semata. Kalau dewasa ini kita sering melihat seseorang yang dalam pengetahuan agamanya namun dia justeru makin tenggelam dalam kesesatan, itu dikarenakan ia salah dalam mengaplikasikan ilmunya. Dia hanya pandai beretorika namun hampa dari pengamalan. Imam Ali Karramallahu Wajhah pernah berkata,” Bahwa yang dikatakan orang Alim bukanlah orang yang banyak ilmunya, namun yang dinamakan orang alim adalah orang yang bias mengamalkan ilmunya.” Rasulullah memberikan peringatan kepada kita dengan sabdanya “ barangsiapa makin tambah ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya, maka ia semakin bertambah jauh dari Allah swt.” Bahkan Allah dengan tegas mengatakan bahwa yang disebut ulama hanyalah orang yang takut kepadaNya semata.” Innama Yakhsyallaha min ibaadihil ulamaa’.”

Jadi hadis di atas harus dipahami bahwa orang yang dapat mengamalkan ilmu agamanya itulah orang yang dikehendaki Allah menjadi baik.

5.      KOMPETISI YANG SEHAT DALAM PENDIDIKAN

73 – : : حدثناه ما غير على خالد أبي بن إسماعيل حدثني قال سفيان حدثنا قال الحميدي حدثنا : : قال مسعود بن الله عبد سمعت قال حازم أبي بن قيس سمعت قال :الزهري

: ) : في هلكته على فسلط ماال الله آتاه رجل اثنتين في إال حسد ال وسلم عليه الله صلى النبي قال( ويعلمها بها يقضي فهو الحكمة الله آتاه ورجل .الحق،

 

Humaidiy menceritakan kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata, Ismail bin Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan kepadaku, dia berkata,

aku mendengar Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar Abdullah Bin Mas’ud berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda : ”Tidak dosa hasud kepada dua orang, pertama kepada laki-laki yang Allah telah berikan harta kepadanya, maka ia habiskan dalam kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan kepadanya Ilmu hikmah, maka ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.

( HR. Bukhori).

6.      TAHU KONDISI DAN BELAJAR MEMAHAMI ORANG LAIN

– : أبي عن حازم، أبي بن قيس عن خالد، أبي ابن عن سفيان، أخبرنا قال كثير بن محمد حدثناقال األنصاري :مسعود

: عليه الله صلى النبي رأيت فما فالن، بنا يطول مما الصالة أدرك أكاد ال الله، رسول يا رجل قال ) : بالناس صلى فمن منفرون، إنكم الناس، أيها فقال يومئذ، من غضبا أشد موعظة في وسلم( الحاجة وذا والضعيف المريض فيهم فإن .فليخفف،

Muhammad bin Katsir menceritakan kepadaku, beliau berkata,Sofyan menginformasikan kepadaku, dari Ibnu Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Mas’ud Al Anshoriy, beliau berkata, seorang laki-laki mengadu kepada Nabi, Ya Rasulullah, hampir-hampir aku tidak dapat mengikuti sholat karena fulan memanjangkan bacaannya kepada kami. Maka aku tidak pernah melihat Nabi saw dalam memberikan nasehatnya lebih marah dibanding pada hari itu, kemudian beliau bersabda : Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah orang yang membuat lari, barangsiapa sholat bersama dengan manusia maka ringankanlah, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat orang yang sakit, orang yang lemah maupun orang yang mempunyai keperluan.

 (HR Bukhori. Bab Marah dalam memberikan nasehat dan pelajaran ketika melihat hal yang tidak disukai).

7. Tentang Penguasaan Ilmu

 

درجا : ئة بسبعما المؤمنين درجاة فوق درجات للعلماء قال انه عنها تعال الله رضي س عبا ابن وعن : : . بغير. الئلم االول جة او بخمسة الئمل من افضل الئلم ل يقا سنة ئة ما خمسا رجتين الد بين ما ت

. . لث والثا ينفع ل� ع�م بغير والئمل ينفع عمل بغير الئ�م ني الثا و يكون ل� ع�م بغير والئمل يكون عمل) ( ) . . رواه الناصحين درة اخرجه الئباد صفة من افضل الله والصفة الئباد صفة والئمل الزم الئملل

احمد)

Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa

manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)

 

بيده : نفس فوالذي رءاته موت فعه ور يرفع ان قبل بالئلم عليكم عنه الله رضي مسعود ابن وقاللم احدا فان مثهم كرا من يرون لما علماء الله انتبشهم شهداء الله سبيل في قتلوا ل رجا ليعدن

( ) . الترمذ رواه باالتعلم الئلم وانما لما عا يعلد

Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi seseorang yang meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)

8.        Harus Menghayati Apa yang Diajarkan

 

: عظة : مو وسلم عليه الله صلى الله رسول وعظنا قال عنه الله رضي سارية بن العرباض وعن( ترمذي ( رواه العيون منها وذرفت القلوب منها وجلت

Artinya:“Dari I’rbad bin Sariyah RA ia berkata: Rasulullah SAW memberikan nasehat (pengarahan) pada kami, dan hentikan bergerak hingga keluar air mata kami karenanya”. (H.R. Tirmidzi)

: اذ معه والناس المسجد في لسه جا هو بينما وسلم عليه الله صل رسواللله ان اليس واقه ابي وعن : رسول الى فوقفا قال واحد وذهب وسلم عليه الله صلى الله رسول الى اثنان فاقبل نفر ثالثة اقبل . خلفهم فجلس االخر واما فيها فجلس الحلقة فى فرجة فراى فامااحدهما وسلم عليه الله صلى الله

. : ثة الثال النفر عن االاخبركم قال وسلم عليه الله صلى الله رسول فرغا فلما فادبرذاهبا الثالث واما( ) . البخاري اخرجه عنه الله فاعرض الله فاعرض االخر واما

Artinya:“Dari Abi Allaisi, ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW ketika beliau sedang duduk di mesjid bersama orang-orang pada saat itu datang 3 kelompok, kemudian yang 2 tersebut menunggu Rasulullah SAW. sementara diantara mereka yang satu melihat ruang kemudian ia duduk, sementara yang lainnya lagi duduk dibelakang orang banyak. Dan orang yang ke 3 membelakangi lalu pergi. Ketika Rasulullah SAW selesai dari pembicaraannya beliau berkata: ingat!! Aku informasikan tentang 3 kelompok tadi, satu dari semua itu mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, kemudian yang lainnya merasa malu, maka Allah pun malu akannya. Sementara yang lain lagi ia berpaling, maka Allah pun berpaling darinya”. (H.R. Bukhari)

9.      Mampu Mengendalikan Diri

ل�، خير وكان شكرا، �را اابت� ان من، ل�مؤ ال� أ�حد ل وليس لخير، ك�� مر� أا ان أ�مرالمؤمن، ل عجبا( احمد ( امام رواه له خيرا فكان صبر، ضراء اصابته وان

Artinya:“Keitimewaan (takjub) dari urusan seorang mu’min. Sesungguhnya segala urusan mu’min itu baik, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya melainkan orang mu’min (orang yang memiliki ilmu) atau (orang yang hidupnya berkendali ilmu): apabila ia dapat keburukan, ia akan bersyukur dan akhirnya dapat kebaikan dan apabila mendapat madharat, ia selalu sabar, maka kebaikan pulalah yang ia dapatkan”. (H.R. Ahmad)

10.  Pentingnya Menjadi Guru

 

( ع�ى – ( عن نعيم ابو �وا� لهم والمحب والمستمع، ئل، السا ا�بعة في� يؤجر فان� ال��، يرحمكما أالوا فا� السؤا�، حها ومفتا خازائن، الع�م

Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/ permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat Allah, sesungguhnya ada empat orang yang akan pendapat / diberi pahala yaitu, orang yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang mencintai pada orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)مختا�ال�حاديث

: : دعاء ال ولو الفقراء بدعوة والرابع األغنياء بسخاوة والثالث مراء األ بعدل والثانى العلماء بعلم لها او اشياء بأربعة نيا الد قوام وسلم عليه الله صلى النبي قال( الحديث ( الغنم الذنب كل أا ي كما بعضا الناس بعض كل أ� ل أ�مراء ال ولوعد� غنياء أ� ال له�ك الفقراء

Artinya:“Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru) 2) dengan adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan do’anya orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka rusaklah orang-orang bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka rusaklah orang-orang fakir, dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka rusaklah orang kaya, dan jika tidak dengan adilnya pemimpin maka manusia satu sama lain akan saling tindas dan binasakan / saling terkam, seperti serigala menerkam kambing”.

11.   Salah Satu Sifat Pendidik Adalah Penyantun

 

: عليه الله صلى الله رسول مع اصلى انا بينا قال عنه الله رضي السمي الحكم بن وية معا وعن : اميا�، واثكل فق�ت بابصرهم، القوم نى فرما ال��، يرحمك فق�ت القوم من �جل عطس اذ و��م،

ما : وامى هو فبابى وسلم عليه الله رسول صلى فلما سكتن لكنى يصمتوننى رأيتهم فلما افخادهم، على بأيديهم فيضربون فجعلوا الي؟ تنظرون نكم شأ ماهذه ان قال شتمن، وال ضربن وال ماكرحرنى فوالله منه، تعليما احسنى بعده وال قبله معلما رأيت

قال اوكما القران، القرأة وقرأة والنكبير التسبيح هي انما الناس، كالم من شين فيها يصلح ال الصالة : با جاءالله وقد هلية، بجا عهد حديث انى الله رسول يا قلت وسلم عليه الله صلى الله رسول

: : نه يجيد شئ ذلك قال يتطيرون، ومنارجال قلت تأتيهم فال قال الضان يأتون رجاال منا وان االسالم،( مسلم ( رواه هم يصد فال صدورهم فى

Artinya:“Dari Mu’awiyyah bin Hakam Sulamy RA ia berkata: ketika aku shalat bersama Rasulullah SAW pada saat itu ada seseorang yang bersin-bersin, kemudian aku ucapkan “yarhamukalloh” (semoga Allah menyayangimu) maka mereka (kaum) pada meroleh kepadaku, kemudian aku berkata: “celakalah ibu-ibu orang itu” apa yang membuat kalian melihat aku? maka mereka serentak memukuli pahanya dengan tangannya, lalu ketika aku melihat pada mereka, mereka minta aku untuk diam / jangan bicara. Tetapi akhirnya aku diam, maka ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat, “semoga jadi penebus dosa bapak dan ibuku” aku tak pernah melihat seorang pendidik (guru) sebelumnya dan juga sesudahnya yang lebih baik cara mendidiknya dari Nabi SAW. maka demi Allah, aku tidak dibentuk, tidak dipukul, tidak pula dimaki, akan tetapi beliau berkata: sesungguhnya shalat itu tidak dibenarkan ada suatu hal dari ucapan manusia, sesungguhnya shalat itu ialah: Tasbih, Takbir dan Baca Al-Quran,” atau seperti Rasulullah SAW bersabda: aku berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang baru di zaman jahiliyyah, dan Allah mendatangkan islam, dan diantara kami ada orang yang mendatangi dukun, Nabi berkata: “jangan datangi mereka, aku berkata: dan diantara kami ada yang bertaruh pada burung, Nabi berkata: itu semua bisa ditemukan pada hati-hati mereka, maka ia tak akan menolaknya”. (H.R. Muslim)

12. Orangtua Wajib Mendidik Anaknya

 

( مسلم ( رواه واويمجسانه ينصرانه او نه يهودا فأبوه الفطرة على يولد مولود كل

Artinya:   “Setiap bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”. (H.R. Muslim)

: : وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عنه الله جدهرضي عن ابيه عن شعيب عمروبن وعنالمضاجع فى بينهم وفرقوا عشر، ابناء وهم عليها واضربوهم سنين ابناء وهم الصالة با مروااوالدكم

( حسن( سناد با ابودود رواه حديث

Artinya: “Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat, ketika mereka sampai di usia 7 tahun, kemudian pukul mereka karena meninggalkan shalat jika telah sampai usia 10 tahun dan pisahkan diantara mereka di tempat tidurnya”. (H.R. Abu Daud)

13.  Orangtua Harus Memberikan Pendidikan Terbaik

 

: : ان من له خير ولده الرجل يؤدب ألن وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال سمرة بربن جا عن( الترمذ ( رواه بصاع ينصدق

Artinya:“Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha”. (H.R. Tirmidzi)

14. Manajer Pendidikan Harus Bertanggung Jawab

: : لله صحا نا ويمس يصبح ال ومن منهم فليس المسلمين بأمره يحتم ال من وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عنه الله رضى اليمان ابن حديفة عن( الطبرانى ( �وا� منهم ف�يس المس�مين ولعامة ول�مام� ولكتاب� ولر�ول�

Artinya: “Dari riwayat Hudaifah ibnil Yaman RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka, dan barang siapa pada waktu pagi dan petang tidak memberi nasihat bagi Allah, kitabnya, imamnya, dan umumnya muslimin, maka ia juga tidak termasuk golongan mereka”. (H.R. At-tabrany)

15.           Kewajiban Mengajar

قبلت طيبة ئفة طا منها نت فكا ارضا اصاب غيث كمثل والعلم، الهدى من به الله بعثني ما مثلقيان هي انما اخرى، منها ئفة طا واصاب وزرعوا، وسقوا منها فشربوا الناس بها الله فنفع قبلتالماء طيبة ئفة طا منها وكان الكشير والعشب الكال فأنبتت الماء،

( ) .. شعرى ال� موس ابو زوا� ب� ا���ت الذي ال�� هدى يقبل ولم أا�ا � بذالك يرضع لم من ومثل وع�م، فع�م ماء، تمسك ل�

Artinya:“Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku bagaikan hujan yang turun ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak, dan ada yang kering hanya dapat menahan air sehingga orang dapat mengambil minum dan mengairi tanaman, dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang dapat mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan apa yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh Allah, lalu belajar dan mengajar dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala dengan tidak belajar dan mengajar, dan ada orang yang sama sekali tidak dapat petunjuk ajaran Allah”. (H.R. Abu Musa Al-As’ary)

16.   Pentingnya Ilmuwan / ulama

: : العلماء با استخف من خمسة خسر خمسة اهان من وسلم عليه الله صلى النبي عن رويبا استخف ومن فع خسرالمنا الجيران با ستخف ومن خسرالدنيا االمراء با استخف ومن خرالدين،

( البخاري ( رواه المعيثة طيب خسر صله بأ استخف ومنن المودة، خسرا االقرباء

Artinya:“Diriwayatkan dari Nabi SAW. Barang siapa yang merendahkan lima hal, maka akan rugi pada lima hal: satu siapa yang meremehkan ulama, maka akan rugi dalam hal agama, dan barang siapa yang merendahkan pemimpin, akan rugi hal dunia, dan siapa yang meremehkan tetangga, akan rugi kebaikannya”. (H.R. Bukhari)

17.     Keutamaan Orang Yang Mengajar

, : : واناآل نبياء االعلماءورثةاآل وانما لمعلىالعابدكفضلالقمرعلىالكوكب، سمعترسولاللهصلىاللهعليهوسلميقولفضلالعا عنابيدرداءقال( مذى ( والتر داود ابو �وا� وكفر بحظ اخد اخد� فمن و�ثوالع�م، انما ول�د�هما، دينا�ا يو�ثوا لم نبياء

Artinya:“Dari Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: keutamaan orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan dibanding bintang-bintang, sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi

tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

18.  Motivasi Belajar

: له الله سهل علما فيه يلتمس طريقا سلك ومن قال الله رسول ان عنه الله رضى هريرة ابى عن( مسلم ( رواه الجنة الى طريقا

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: Dan barang siapa menjalani akan suatu jalan, untuk mencari ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga”. (H.R. Muslim)

 

: با با تعلم من يقول وسلم عليه الله صلى الله رسول سمعت قال عنه الله رضي مسعود ابن عن( داود ( ابو رواه صديقا سبعين ثواب اعطي الناس ليعلم العلم من

Artinya: “Ibnu Mas’ud RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu dengan tujuan untuk menyampaikan kepada umat manusia, maka ia diberi pahala seperti tujuh puluh sodikin”. (H.R. Abu Daud)

19.   Kewajiban Belajar

: فان باالصين، ولو العلم اطلب قال وسلم عليه الله صلى النبي ان عنه الله رضي مالك بن انس عنابن ( رواه يطلب بما رضا العلم لب الطا اجنتها تضع ئكة المال ان مسلم، كل على فريضة العلم طلب

( البر عبد

Artinya: “Dari Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: carilah ilmu meskipun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah fardu / wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia tuntut”. (H.R. Ibnu Abdil Bar)

20.  Ulama Adalah Pewaris Nabi

: العلم الى طريقا سلك من قال انه وسلم عليه الله صلى النبي عن عنه الله رضي هريرة ابي وعنفى اليتا حتى ال��ض فى ومن السموات في من يستغفرل� العالم وان� الجنة، ا� طريقا ال�� ��ك

( داود ( ابو رواه االنبياء ورثة العلماء ان الخير،

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang siapa menjalani akan suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan (ilmu Allah) maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga, sesungguhnya orang alim semua makhluk yang ada di langit, dan makhluk yang ada di bumi hingga ikan Hiu yang ada di laut memohon ampunan baginya, sesungguhnya ulama itu adalah pewaris Nabi”. (H.R. Abu Daud)

21.           Ilmu Lebih Penting Dari Uang / Harta

: معه اكل او ساعتين العالم عند جلس من والسالم، الصالة عليه قال قال عنه الله رضي ذر ابى عننيا الد مثل جنة كل جنتين لى تعا الله اعطاه خطوتين معه مشي او كلمتين منه سمع او لقمتين

( ماجه ( ابن رواه مرتين

Artinya: “Abu Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang duduk bersama orang alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua suap atau mendengar dua kalimat dari dia, atau melangkahkan kaki dua langkah bersamanya, maka Allah akan memberikan dua syurga yang masing-masing syurga sebanding dengan dua putaran dunia”. (H.R. Ibnu Majah)

: : بين السالم عليه سليمان خير وسلم عليه الله صلى النبي قال قال عنه الله رضي عباس ابن وعن( ) , احمد رواه والملك العلم فاعطي العلم فاختار والملك العلم

Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sulaiman AS beliau memilih antara ilmu dan kerajaan, maka kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya ilmu dan kerajaan”. (H.R. Ahmad)

22.   Ilmu Lebih Utama Dari Ibadah Shalat

من : لك خيرا لى تعا الله كتب من بابا فتعلم تخدو لألن در ابا يا والسالم الصالة عليه قال در ابى عن( ماجه ( ابن رواه ركعة مانة تصلى ان

Artinya: “Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar seandainya kau pergi pagi lalu kemudian mempelajari ilmu satu bab dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding kau melaksanakan shalat seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)

23.  Pentingnya Menuntut Ilmu

: فهو العلم طلب فى خرج من وسلم، عليه الله صلى الله رسول قال قال عنه الله رضي انس وعن( الترمذي ( رواه جع ير حتى الله سبيل فى

Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)

: له كان هدى الى دعاء من قال وسلم عليه الله صلى الله رسول ان عنه الله رضي هريرة ابى عن( مسلم ( رواه شياء اجورهم من ذلك ينقص ال تبعه من اجور مثل

Artinya: “Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi petunjuk ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala seperti yang di dapatkan oleh orang yang mengikutinya tanpa kurang sedikit pun”. (H.R. Muslim)

24.  Diantara Adab Murid Itu Memuliakan Guru

( ) : : المردى حسن ابو �وا� من� تتع�مون من و�روا و��م ع�ي� ال�� �ى ال�� ��و� �ا� �ا� عن� ال�� �ضي انس وعن

Artinya:“Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Muliakanlah orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu”. (H.R. Abu Hasan Al-Mawardi)

25.  Keutamaan Dan Pentingnya Ilmu

: : النبوة درجة من الناس اقرب وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عنها الله رضي امامة وعنفجاهدوا الجهاد اهل واما الرسول به جاءت ما على الناس لعا فد العلم اهل اما والجهاد، العلم اهل

( درقطن ( رواه الرسل به جاءت ما على فهم باسيا

Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni)

: : العل با فعليه هما ارد ومن العلم با فعليه خرة ارداال ومن العلم با فعليه الدنيا ارادا من وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عنها الله رضي معاوية وعن( �طنى( الدا� �وا�

Artinya: “Dari Mu’awiyah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa menginginkan (kebahagiaan) duniawi maka dia harus (mempunyai ilmu) dan barang siapa yang (menginginkan) kebahagiaan akhirat, maka dia harus mempunyai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka harus mempunyai ilmu”. (H.R. Daruqutni)

26.  Ulama Laksana Bintang Di Lautan Bagi Nelayan

: االرض فى العلماء مثل قال وسلم عليه الله صلى الله رسول سمعت الحوالنى مسلم ابو قال( ديلمي ( رواه بها اهتددا للناس برزت اذا السماء فى النجوم مثل االرض

Artinya:“Abu Muslim Haulani berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan ulama di muka bumi laksana bintang di langit, apabila ia muncul buat manusia, mereka mendapat petunjuk karenanya”. (H.R. Dailimi)

27.  Ulama Laksana Pelita

: العلم اصحاب عن يل جبر لت سأ قال انه وسلم عليه الله صلى النبي عن وجهه كرمالله على وعنرواه: ( وابغضهم كرهم ان لمن والويل عرفهم، لمن طلوبى األخرة، و الدنيا فى امتك سرج هم فقال

النساء)

Artinya:“Dari Ali Karromallohu Wajhah dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda: Aku bertanya pada Jibril AS dari orang yang berilmu (ashabul ilmi). Kemudian Jibril berkata: mereka ialah pelita (lampu) ummatmu di dunia dan akhirat, beruntunglah orang yang mengenalinya dan celakalah bagi orang yang mengingkari dan membencinya”. (H.R. Nasa’i)

( ) : : ابودر رواه األمة مصباح العلماء وسلم عليه الله صلى فاالنبي قال عنه الله رضي جابر وعن

Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Nabi SAW bersabda: ulama itu adalah pelita bagi umat”. (H.R. Abu Dar)

28.  Mencari Ilmu Untuk Mendapatkan Ridho Allah

( ) : : رواهنسائ وابتضبهرضاه لصا اناللهتعالىاليقبلمنالعملاالماكانخا قالرسولاللهصلىاللهعليهوسلم عنجابررضياللهعنهقال

Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal seseorang kecuali dengan niat yang tulus dan semata-mata mencari keridhoan-Nya”. (H.R. Nasa’i)

29.  Belajar Tidak Boleh Bermotif

1        Menandingi Ulama

2        Mengakali Orang Yang Bodoh

3        Agar Terkenal Diantara Manusia

: به هوا لتبا العلم تتعلم ال وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عنه الله رضي جابر وعنالنار فى فهو لك ذا فعل فمن اليكم، الناس وجه به ولتصرفوا السفهاء ولتماراوبه ابن(   العلماء، رواه

ماجه)

Artinya:“Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian belajar (menuntut ilmu) bertujuan untuk berbangga pada ulama karenanya, dan untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, begitu pula bertujuan agar karenanya orang-orang dapat berpaling (menarik perhatian), maka barang siapa yang melakukan itu maka ia masuk neraka”. (H.R. Ibnu Majah)

30.  Tentang Pentingnya Niat Dalam Mencari Ilmu

�ى ال�� ��و� �معت �ا� عن� تعالى ال�� �ضي الخطاب عمربن حفص ابى المؤمنين امير عن : الله الى هجرته نت كا فمن نوى ما امرء لكل وانما النيات با االعمال انما يقول وسلم عليه الله

ها ما الى فهجرته ينكحها اومرأة يصيبها لدنيا هجرته نت كا ومن ورسوله الله الى فحجرته ورسولهاليه )  جر شيخين( رواه

Artinya:“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal (perbuatan taat) tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang siapa yang niatnya hijrah menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju dunia, akan sampai pada dunia, atau pada wanita maka ia akan menikahinya, alhasil hijrahnya seseorang tergantung apa yang di tujunya”. (H.R. Bukhari Muslim)

اعمال : بصورة يتصدر عمل من وكم األخرة، اعمال من النية بحسن ويسير الدنيا اعمال بصورة ر يتصد عمل من كم وسلم عليه الله صلى الله رسول وعنالنية بسؤ الدنيا اعمال من يصير ثم )  األخرة حديثحسنصحيح(

Artinya: “Dari Rasulullah SAW: beberapa amal yang berupa amal dunia, tetapi dengan baik niatnya akhirnya menjadi amal akhirat, dan banyak pula yang berupa amal akhirat kemudian jadi amal dunia karena jelek niatnya”. (Hadits Hasan)

31.  Amal yang tidak terputus sampai akhir hayat

: له يدعوا صالح ولد او به علمينتفع او جارية صدقة ثالث من إال عمله إنقطع أدم إبن مات إذا

Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal; bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)

top related