asuhan keperawatan tht 2013

Post on 08-Dec-2015

12 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

AKPER LUMAJANG

TRANSCRIPT

Terdiri dari 2 fungsi organ:

•Pendengaran (auditivus / auditus) untuk komunikasi.

•Keseimbangan (status / vestibuler) untuk keseimbangan/ orientasi tubuh terhadap sekitar.

Suara keluar melalui udara → masuk ke MAE dan tulang temporal → Gelombang suara mencapai mastoid → mgerakkan MT (yg berhub. dgn tulang maleus) → Vibrasi gelb suara ditransfer dr MT → maleus, inkus & stapes (konduksi) → suara jd 27x kuat → koklea → Receptor mengubah vibrasi mjd potensial aksi → dihub.kan ke otak sbg impuls saraf oleh bagian koklear N. VIII → suara diproses & diinterpretasikan oleh otak (sensorineural).

Kanalis semi sirkularis adalah bagian apparatus vestibuler yang dipenuhi oleh cairan dan tersusun dari sel-sel rambut yang berhubungan dengan serat-serat saraf sensorik dari bagian vestibular N. VIII. Jika posisi kepala klien berubah, sel-sel rambut dipengaruhi oleh aliran cairan dalam kanalis semi sirkularis, yang akan memberitahu pusat okulomotor terhadap posisi relatif klien.

OE (Otitis Eksternal) OMA (Otitis Media Akut) OMK (Otitis Media Kronis)

Sebuah proses inflamasi bisa dari daun telinga sampai membran tympani.

Akut Terjadi kurang dari 3 bulan, bila lebih kronis.

(schaefer,baugh.2012)

BHN IRITAN / INFEKTIF

KONTAK DG LAP. EPITEL TELINGA LUAR

RESPON ALERGI / INFEKSI

KULIT BENGKAK MERAH LUNAK SAAT DISENTUH

OBST. KANAL NYERI BENGKAK KELJ LIMFE PRE/POST AUR

MENYEBAR KE PERBATASAN TELINGA & TENGKORAK

EDEM SAL PEN MENINGITISDENGARAN ABSES OTAK NECROTIZING/ KERUSAKAN N. CRAN MALIGNAN O.E. TULI N VII dan N VIII

↑MORTALITAS

ETIOLOGI AGEN IRITAN:

› O.E. Alergi : Kosmetik, Hair Spray, Earphone, Anting2, Hearing Aids.

› Infeksi : bakteri/jamur (Pseu. Aeruginosa, strept., staph., aspergilus)

CUACA :› > pd cuaca panas, lembab t.u. kemarau.› Dsbt jg “Swimmer’s Ear” tjd stlh rendam kpl saat

renang →perenang, resiko 2 X lipat.

TRAUMA TAJAM PD KANAL TELINGA LUARJepit rambut, peniti, ujung aplikator kapas →tjd lesi → O.E.

PENGKAJIAN◦Anamnesa :

Riw. Penykt, keparahan & kemungkinan etiologi: Kebiasaan renang, mandi, kosmetik, earphone, perubh

sabun mandi/cuci. Keluhan serupa pd angg kelg lain. Trauma/injury pd telinga/kanal ext.

Umur & kondisi fisik umum klien OE : indiv. Muda Lansia : tanya masalah medis yg ada.

◦Pemeriks. Fisik / Manifestasi Klinis : Gjl bervariasi : gatal2 ringan -> nyeri dg p’gerakan

pinna/tragus/tek ke atas pd kanal ext Telinga tersumbat & pendengaran berubah Otoskop : Struktur ext merah & bengkak Drainase putih kehijauan (kdg2) Kelj limfe pre/post aurikuler lunak & teraba. Pem. Rinne (-), webber (+) : tuli konduktif

• TRAUMA• FRAKTUR BASIS KRANII • LEDAKAN ATAU LUKA TUSUKAN• HEMATOGEN

KUMAN PENYEBAB:• STREPTOKOKUS• HEMOPHILUS INFLUENZA• PNEUMOKOKUS• PSEUDOMONAS• BACTERIODES FRAGILIS

PENYEBARAN• RHINOGEN (URI)• ROBEKAN MembranTimpani (Fr. Basis cranii)• HEMATOGEN (Morbili, dll)

1.    STAD. KATARALIS (OKLUSIO TUBA)INFEKSI SAL. NAFAS ATAS

↓ EDEMA MUKOSA TUBA ↓ FUNGSI TERGANGGU ↓ VAKUM TELINGA TENGAH ↓ PERMIABILITAS MENINGKAT ↓

KLINIS :   OTALGI RINGAN  TELINGA GREBEG-GREBEG (TERASA BERAIR)   

PENDENGARAN MENURUN

OTOSKOPI MEMBRANA TIMPANI : RETRAKSI HIPEREMI KADANG-KADANG AIR FLUID LEVEL

PATOFISIOLOGI:VAKUM TRANSUDASI

PENETRASI KUMAN EKSUDASI

BOMBANS

KLINIS :◦ OTALGI HEBAT◦ FEBRIS TINGGI◦ KONVULSI◦ DIARE

OTOSKOPI : MT

-BOMBANS

-HIPEREMIA

BOMBANS TAK DIMIRINGOTOMI

PECAH SPONTANPERFORASI

KLINIS:◦ TEK. MENURUN :

OTALGI BERKURANG PANAS BERKURANG

◦ OTORE +◦ GANGGUAN

PENDENGARAN

OTOSKOPI : MT

-PERForasi SEKRET MOLOR

-HIPEREMI

PATOLOGI :◦PROSES SEMBUH : OEDEM ↓, HIPEREMI ↓

◦ GANGG. FUNGSI TUBA BERKURANG

KLINIS : ◦ KELUHAN MENURUN

OTOSKOPI :◦ POSISI MEMBRAN KEMBALI

NORMAL◦ WARNA PUTIH SEDIKIT HIPEREMI, ◦ PERFORASI +

Kumpulan tanda, gejala dan manifestasi klinis yg dihasilkan dari kerusakan telinga tengah akibat infeksi dan inflamasi.

(Clinical Pediatrics.2013)

OMSK Aman (benigna) tanpa kolesteatoma

OMSK Bahaya (maligna) dengan kolesteatoma

Kongenital didapat melalui embrionik.

Akuisital akibat sisa jaringan epital tertumpuk

dibagian medial MT. akibat sisa jaringan parut pada OMA.

Otorea terus menerus/ persisten lebih dari 6 – 8 minggu

Pendengaran menurun (Tuli). Otalgia lalu otorea lalu otalgia hilang Riwayat OMA

Tonjolan bertulang yg terobstruksi di membran timpani

MT statis MT mengalami penebalan

Benda Asing Rupture

- Corpus Alienum Benda Lunak Mis : serumen lunak, gabus, kapas dllTindakan : Ekstraksi dgn pincet knee.Serumen :Lunak Kapas lidi, irigasi dgn air hangatKeras Ekstraksi dgn haak

Sulit diambil tetesi dgn Carbol gliserin 10% lunak irigasi

- Corpus Alienum Binatang (Serangga)- Mis : semut, kecoa, orong2, dll.- Cara ekstraksi :

- Jk bntg blm mati : teteskan karbogliserin + 5–10 tts/minyak kelapa pd MAE.

- Stlh serangga mati : ekstraksi :Jk besar, gunakan pincet knee / pak tang telinga.Jk kecil/masih ada sisa, irigasi dgn air hangat.

- Corpus Alienum Benda Keras/Bulat- Mis : kacang hijau, manik2, dll- Cara ekstraksi :

- Jk bendanya kecil, irigasi telinga dgn air hangat.- Jk benda besar, kait dgn hak pengait / scarper hak.

Penyebab : korek telinga kecelakaan lalulintas

Terapi : Tampon steril/ betadine Analgetik Antibiotik

Penyebab : Korek telinga Fraktur basis kranii Baro trauma kebisingan 120 dB

Klinis : Pendengaran kurang/ tinitus Membran Timpani robek bekuan darah menempel membranTerapi : Tampon steril/ betadine

miringoplasty

Etiologi : KLL, barotrauma

fraktur tulang pendengaran

Gejala : tuli konduksi

Penatalaksanaan : reparasi tulang Cangkok tulang stapedectomi

Etiologi : barotrauma, KLL

Vertigo Perasaan berputar, pusing 7 kll, kadang

disertai mual, muntah. serangan mendadak atau setelah perubahan

posisi.

Akibat dari rupturenya fistula. (debris)

?

40

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus): radiks nasi, dorsum nasi, apeks nasi, ala nasi.

HIDUNG DALAM (Nasus internus): Rongga hidung dan septum nasi

SINUS PARANASAL: Sinus maksila, Sinus frontal, Sinus (sel-sel) etmoid, Sinus sfenoid

41

42

Fungsi pernapasan :› Mengatur udara, menyiapkan udara,

membersihkan udara Fungsi olfaktoris (penghidu,

penciuman) Fungsi resonasi suara Fungsi ventilasi dan drainase

43

Udara inspirasi masuk ke rongga hidung keatap bersentuhan dengan silia (regio olfaktoria) dan kebawah bersentuhan dg serat saraf (bulbus olfaktorius).

Merangsang reseptor di ujung syaraf, n. olfaktorius, pusat penghidu.

Adl Hambatan masuknya udara respirasi.

Sifat : Akut / kronis Total, parsial, bilateral,

unilateral

ETIOLOGI› Radang : Rhinitis› Kelainan anatomis : Deviasi septum

nasi› Massa dlm rongga hdg : polip, tumor› Benda asing

Pada mata Pada sinus paranasal Pada telinga Pada rongga mulut Pada kualitas hidup

Sering pada anak balita Macam :

› Mineral (non organik) : kertas, spons, plastik.› Biji-bijian (organik) : kacang, biji asam, dll› Binatang : pacet, larva.

Gejala khas : hidung berbau (fetor nasi), unilateral, bila lama ingus bercampur darah, binatang → iritasi & gerakan2 dlm hidung.

Keradangan mukosa rongga hidung Gejala : bersin, rinore, buntu hidung Klasifikasi :

› alergi atau non alergi› infeksi atau non infeksi› Intermiten atau persisten

Sering multi-faktor

Faktor mekanis : › Deviasi septum› Polip hidung› Tumor rongga hidung, sinus, nasofaring› Kelainan bawaan (atresi koana)› Hipertropi adenoid› Benda asing

Penyakit infeksi :

› Rinitis akut (virus)› Sinusitis (bakterial)› Rinitis spesifik (tuberkulosis, lepra, sifilis)› Rinitis difteri› Rinitis karena jamur

Penyebab lain :

› Rinitis medikamentosa (tetes hidung)› Rinitis medikamentosa sistemik (mis. :

obat kardiovaskular, psikotropika, anti hamil )

› Kehamilan (hormonal)

Bersin, Rinore seperti air : Rinitis alergi Buntu hidung menetap unilateral :

polip, deviasi septum, tumor rongga hidung

Ingus purulen berbau : sinusitis paranasal

Ingus bercampur darah : keganasan Adanya febris, nyeri kepala : infeksi Pemakaian obat jangka panjang : rinitis

medikamentosa

Infeksi mukosa hidung Keradangan dapat mencapai sinus

paranasal (Rinosinusitis akut) Penyebab utama : Virus (adenovirus,

rinovirus, virus influenza dsb.) Gejala : bersin, rinorea, hidung buntu

febris, ingus mengental mukus mukopurulen krusta

Sembuh dalam 5-7 hari (self limited)

Predisposisi : kelelahan, kedinginan Terapi : istrahat, makanan/minuman

hangat. Tidak memerlukan terapi antibiotik. Terapi simtomatik (analgesik/antipiretik, dekongestan oral/topikal.

Komplikasi : infeksi bakterial (sinusitis, otitis media), ekstensi infeksi (faringitis, laringitis, bronkitis)

Keluhan klinis : muncul akibat paparan alergen (timbul waktu membersihkan tempat tidur, menyapu lantai, membongkar tumpukan buku)

Riwayat alergi di organ lain (asma, urtikaria)

Riwayat alergi dalam keluarga Test kulit positif untuk alergen

hirupan

DD RHIN AKUT SYND ALERGI

Waktu Gejala

Sekret

Gejala Umum

Alergen

1 – 2 hari

Kental, 3 – 4 hari

Tdpt panas, malaise

Tdk ada

Lama, sering kambuh

Encer terus

Tdk ada

Ada

JENIS OBST NASI

BERSIN RHINOR RHEA

Rhin. Hyperemica

Rhin. Medicamentosa

+++ + +

Rhin. Vasomotorica ++ ++ ++

Rhin Alergica + +++ +++

Adlh perdarahan hidung yang dapat terjadi oleh

sebab lokal atau sebab umum. Epist. bukan suatu penyakit melainkan gejala suatu kelainan. (FKUI, 2001).

Dsbt juga sbg hemorhagi dr hidung akibat rupturnya pembuluh kecil yang mengalami distensi dalam membran mukosa pada area hidung. (Brunner & Suddarth, 2001).

Insiden : Pria > Wanita

LOKAL1. Idiopatik : Epist. ringan & berulang pd

anak & remaja.

2. Trauma : Mengorek hidung krn gatal (derm. vestibulum/vestibulitits) atau keluarkan krusta. Bersin/sisi keras, trauma pembedahan/tind. pengeluaran corpus alienum.

3. Iritasi zat kimia/udara panas pd mukosa hidung

4. Benda asing & rhinolit.

5. Infeksi hidung dan sinus paranasal : rhin. acut, sinusitis maxillaris, diphtheria nasi.

6. Tumor : jinak atau ganas pd hidung, sinus paranasal, nasofaring → Ca. nasi/sinus paranasalis/NP, Angiofibroma NP juvenilis (menimbulkan prdrhn yg sangat hebat/profus).

SISTEMIK1. Penykt vaskuler : arteriosclerosis, HT.2. Kel. darah : trombositopenia, hemofilia &

leukemia.3. Pengaruh lingk.: perubh. tek atmsfr

mendadak spt pd penerbang & penyelam.

4. Peny. infeksi dgn febris tinggi : influenza, typhus abdominalis, pneumonia, morbili, DHF.

5. Tek. Vena yg tinggi (venous stasis) : pertusis, Kor Pulmonal, Tumor leher & thorax.

6. Gg. Hormonal : vicariuos menstruation (epist saat menstr.) krn pe↓ estrogen.

Lakukan anamnesis: - riwayat perdarahan sebelumnya - Lokalisasi perdarahan - Aliran darah ke depan atau ke belakang - Lama perdarahan/ frekuensinya - Kecenderungan perdarahan - Riwayat gangguan perdarahan dlm keluarga - Penyakit yang sedang diderita - Trauma yang mendahului - Obat-obatan yang seringkali diminum.

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.

Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).

Infeksi virus misalnya pilek

Bakteri.

Infeksi jamur. Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.

Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.

Penyakit tertentu. Gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).

Asma Penyakit alergi (misalnya

rinitis alergika) Gangguan sistem kekebalan

atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.

1. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah

2. Nyeri :› Pipi : biasanya unilateral› Kepala : biasanya homolateral, terutama

pada sorehari› Gigi (geraham atas) homolateral.

3. Hidung :› buntu homolateral› Suara bindeng.

Tidak enak badan. Demam dengan panas badan tinggi. letih,lesu, aktifitasnya menurun drastis. Batuk, yang mungkin semakin memburuk bahkan

pada malam hari. Hidung meler dan tersumbat. Jika demamnya sudah mengakibatkan menggigil

menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar rongga sinus.

Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak.

Hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau

Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.

Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.

Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.

Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.

terletak di mulut bagian belakang, sedangkan adenoid terletak di rongga hidung bagian belakang.

Tonsil dan adenoid terdiri dari jaringan getah bening dan membantu melawan infeksi.

Ukuran terbesar ditemukan pada masa anak-anak dan secara perlahan akan menciut.

adenoid adenoid

jar. limfoid sekitar tuba Ejar. limfoid sekitar tuba E jar. Limfoid sekitar tuba jar. Limfoid sekitar tuba EE

tonsila faringeustonsila faringeus tonsila tonsila faringeusfaringeus

tonsila tonsila lingualislingualis

tonsila palatinatonsila palatina tonsila palatinatonsila palatina

Pertahanan terhadap kuman patogen Penghasil antibodi spesifik (Ig) Penghasil limfosit Berperan terhadap proses imunologis Sebagai sistem imun anatomis

Terletak pada puncak trakea yang mengandung pita suara dan berfungsi menghasilkan suara.

Jika mengendur, maka pita suara membentuk lubang berbentuk huruf V sehingga udara bisa lewat dengan bebas.

Jika mengkerut, pita suara akan bergetar, menghasilkan suara yang bisa dirubah oleh lidah, hidung dan mulut sehingga terjadilah percakapan.

Organ penghasil suara Proteksi jalan napas Respirasi Proses bicara (fonasi) Proses Batuk

merupakan suatu lembaran yang terutama terdiri dari kartilago dan terletak di atas serta di depan laring.

Selama menelan, epiglotis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke dalam trakea.

96

Infeksi akut pada mukosa faring dan jar. limfoid faring

Etiologi :- Virus : rhino v., corona v.,

v. influenza A & B, parainfluenza,

adeno v., resp. syncytial v., entero v.

97

- Bakteri : streptokokus beta hemolitikus grup A, B, C dan G, stafilokokus, hemofilus, neisseria sp, korine bakterium sp, dll.

Sering ber = infeksi akut sal. nafas atas :

rinitis akut, nasofaringitis, tonsilitis akut

Penyebaran : Droplet infection

98

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan

Sering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demam

Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat

Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang

Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar

Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif

Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri

Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

99

Infeksi atau inflamasi yg berlangsung lama dari mukosa faring

Etiologi :› Berhub dg : sinusitis kronik, gingivitis,

bronkiektasis, bronkitis kronis, karies gigi

› Iritasi mukosa faring : Rokok, debu rumah, asap. Sekret hidung (post nasal drip)

› Alergi : Mknn : gorengan, kacang, lombok, telur, alkohol Perubh hawa yg besar, dingin.

100

Gambaran Klinis :› Keluhan : sgt individual (ringan – berat),

pd ps neuritis akan terasa lbh hebat. Rasa gatal di faring, rasa panas & kering. Kdg2 sakit di tenggorok. Rasa mengganjal di tenggorok. Menelan tdk sakit. Rasa banyak lendir di tenggorok →

batuk2.

› Pemeriksaan : Granula kdg2 merah, kdg tdk.

101

TONSILITIS AKUT Definisi :

Infeksi akut jaringan tonsil

Etiologi : Virus (tersering) H. influenzae Strep. beta-hemolitikus (30 – 40%)

Insiden : Anak 5 – 10 tahun (sering) Dewasa

102

Penyebaran :Droplet InfectionMell alat mkn / mknn

Patologi :

Radang jaringan limfoid (folikel tonsil) edema Eksudat masuk saluran keluar kotoran putih pd kripte detritus

DETRITUS ? BESLAG ? epitel lekosit bakteri

103

Gejala klinis : Tenggorok rasa kering Nyeri telan hebat – mendadak Anak tidak mau makan Nyeri memancar ke telinga “ Referred pain “ Panas bdn, dpt sgt tinggi Febrile Convulsion Sakit kepala Mual / muntah / nyeri perut

( Strep. beta-hemolitikus )

105

Pemeriksaan : “ Plummy voice “ “ Foetor ex ore “ Tonsil edema, hiperemi, detritus Palatum mole, arkus ant./post. edema,

hiperemi Kelenjar limfe regional jugulodigastrikus

membesar – nyeri tekan

106

TONSILITIS KRONIK

Definisi :

Infeksi kronik jaringan tonsil kelanjutan dari infeksi

akut berulang tonsil atau infeksi sub klinis

Hipertrofi folikel tonsil membesar

Pada anak sering disertai hipertrofi adenoid

ADENOTONSILITIS kronik

107

Gejala klinis :

A. Keluhan penderita : nyeri telan ringan hebat ( eksaserbasi akut ) rasa mengganjal “ foetor ex ore “ buntu hidung ( ngorok ) adenoid membesar “ adenoid face “ gangguan pendengaran ( adenoid membesar )

108

Gejala klinis ( lanjutan … )

B. Pemeriksaan : tonsil membesar tonsil hiperemi kripta melebar detritus atau bila ditekan arkus ant. & post. hiperemi “ adenoid face “ fenomena palatum mole

110

112

113

114

Radang akut dari selaput lendir laring.

Etiologi : ISPA (influenza, rhinosinusitis), infeksi bakterial (pneumonia, streptokokus), iritasi (kimia, inhalan), trauma

Didapat Komplikasi : TB, tumor, stroke,

Suara parau Afonia Stridor Dahak kental Plica voc hiperemi Gerak pliva voc menurun Hipertermi Nyeri telan

Laringitis akut

Epiglotis akut Laringitis subglotis

Laringotrakeobronkitis

Umur semua 3-6 th 2-4 th 1-8 th

Permulaan lamban akut Sangat akut Lamban stelah pilek

Etiologi virus influenza ? Bakteri

Suhu <38 >38 <38 >38

Suara parau Normal kasar parau

Keluhan menelan

Tidak Ya tidak Kadang

Sikap biasa duduk berbaring Beerbaring

pengobatan indeferen Antibiotik, intubasi

Udara lembab

Antibiotik, intubasi

Radang akut Radang kronis Benda asing Trauma Tumor Kelumpuhan

Disfonia sampai afonia Dispnea Stridor Retraksi dinding dada Air hunger Sianosis Hipoksia

Stadium 1 Cekungan di suprasternal, stridor, px tenang

Stadium 2 Cekungan makin dalam, + cekungan di epigastrium stridor, px gelisah

Stadium 3 Tarikan dinding dada, px sangat gelisah, dispnea, stridor inspirasi ekspirasi

Stadium 4 Sianosis, px tertidur, hiperkapnea, asfiksia, meninggal

top related