asuhan keperawatan klien dengan penyakit infeksi pada mata

Post on 02-Aug-2015

352 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT INFEKSI PADA MATA

Erva Elli K, S.Kep., Ns

REVIEWPENGERTIAN1) Aktivitas adalah pergerakan dalam

memenuhi tuntutan kehidupan yang dilakukan dengan bebas.

2) Aspek yang penting berhubungan dengan aktivitas:• Pergerakan sendi• Sikap berdiri dan berjalan• Latihan• Toleransi terhadap aktivitas

Faktor yang mempengaruhi Kemampuan gerak

• Sendi• Tulang• Tendon• Ligamen

•Otot• Sistem Saraf•Hubungan

saraf – otot sinap

Cortek Cerebri

Motor neuron

Ujung saraf

Otot

Kontraksi/relaksasi

PERJALANAN AKTIVITAS

Kondisi Pathologis yang mengganggu kesadaran dan mobilitas

1. Kesadaran

a) head injury

b) drug/toxin overdose

c) Peningkatan intra cranial pressure

d) infection brain

2. Mobilitas

a) neural

spinal cord injury parkinson’s disease organik brain

disease CVA

b). Neuromuscular myastenia gravis muscular dystropi

c). Bone dan joint trauma – frakture degeneration amputasi

Fisiologi pergerakan

• Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem muskuloskletal dan sistem persarafan.

Sistem skeletal berfungsi:

• Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh

• Melindungi bagian tubuh tertentu seperti paru, hati, ginjal, otak, paru-paru

• Tempat melekatnya otot dan tendon• Sumber mineral seperti garam dan fosfat• Tempat produksi sel darah

Sistem otot berfungsi:–Pergerakan–Membentuk postur–Produksi panas karena adanya

kontraksi dan relaksasi

Sistem persarafan berfungsi: Saraf afferent menerima rangsangan dari luar

kemudian diteruskan ke susunan saraf pusat Sel saraf atau neuron membawa impuls dari

bagian tubuh satu ke lainnya Saraf pusat memproses impuls dan memberi

respon melalui saraf efferent Saraf efferent menerima respon dan

diteruskan ke otot rangka

KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMMOBILITAS

• Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara penuh dan bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

Jenis mobilitas

Mobilitas penuh• Seseorang mampu untuk bergerak secara penuh dan

bebas sehingga dapat melalukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.

Mobilitas sebagian

• Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik

Mobilitas sebagian temporer

• Batasan bersifat sementara. • Contoh trauma reversible muskuloskletal seperti

dislokasi sendi dan tulang

Mobilitas sebagian permanen

• Batasan bersifat menetap, disebabkan rusaknya sistem saraf yang reversible.

• Contoh: hemiplegi karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomeilitis

Faktor yang mempengaruhi Mobilitas

• Gaya hidup• Proses penyakit/cedera• kebudayaan• tingkat energi• Usia dan status perkembangan

Imobilitas

• adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas) misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat, fraktur ekstermitas .

Jenis Imobilitas:

• Imobilitas fisikSeseorang mengalami pembatasan gerak secara fisik contoh pasien hemiplegi

• Imobilitas intelektualSeseorang mengalami keterbatasan daya pikir karena kerusakan otak

• Imobilitas emosionalSeseorang yang mengalami pembatasan secara emosional karena perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri stres berat

• Imobilitas sosial• Individu mengalami hambatan dalam melakukan

interaksi sosial karena penyakitnya mengganggu perannya dalam kehidupan sosialnya

Dampak Imobilitas

• Perubahan metabolisme• Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit• Gangguan zat gizi• Gangguan fungsi gastrointestinal• Perubahan sistem pernapasan• Perubahan kardiovaskuler• Perubahan sistem muskuloskletal• Perubahan sistem integumen• Perubahan eliminasi• Perubahan perilaku

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Aktivitas

Tahap

• Pengkajian• Diagnosa Keperawatan• Perencanaan• Implementasi• Evaluasi

Pengkajian A. Riwayat Keperawatan

• Pengkajian keperawatan pada masalah aktivitas, antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi.

• Selanjutnya menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, berakivitas, atau saat pasien menglami pergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasi.

• Kemudian, menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara mengamati apakah gaya berjalan pasien ( mantap atau tegak lurus ), ayunan lengan atas ( pantas atau tidak ), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak, serta berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.

B. Pemeriksaan Fisik• Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan

olahraga yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas.

Kesejajaran tubuh

• Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri, duduk, atau berbaring. Pengkajian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

• Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan.

• Mengdentifikasi penyimpanan kesejajaran tubuh yang disebabkan fostur yang buruk.

• Memberi kesempatan klien untuk mengopservasi posturnya.

• Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kejajaran tubuh yang benar.

• Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot, atau disfungsi saraf.

• Memperoleh informasi mengenai factor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior,

dan posterior guna mengamati apakah:

• Bahu dan pinggul sejajar• Jari-jari kaki mengarah ke depan• Tulang belakang lurus, tidak melengkung

ke sisi yang lain

Pengkajian pada pasien berdiri

• Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada klien yang berdiri sesuai hal – hal berikut :

• Kepala tegak dan midline• Ketika dilihat dari arah posterior,

bahu dan pinggul lurus dan sejajar.• Ketika dilihat dari arah posterior,

tulang belakang lurus

• Ketika klien dilihat dari arah lateral, Kepala tegak dan garis tulang belakang digaris dalam pola S terbaik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.

• Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dan lutut pergelangan kaki agak melengkung. Orang tampak nyaman dan tidak sadar akan lutut dan pergelangan kaki yang fleksi.

• Lengan klien nyaman di samping.• Kaki di tempatkan sedikit

berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang, dan jari – jari kaki menghadap ke depan.

• Ketika klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di tengah tubuh, dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki. Bagian lateral garis gravitasi dimulai secara vertikal dari tengah tengkorak sampai sepertiga kaki bagian posterior.

Pengkajian pada pasien duduk

•Perawat mengkaji kesejajaran pada klien yang duduk dengan mengobservasi hal – hal sebagai berikut :

• Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.• Berat badan terbagi rata pada bokong

dan paha.• Paha sejajar dan berada pada

potongan horisontal.

• Kedua kaki  di topang di lantai. Pada klien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.

• Jarak 2 – 4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior. Jarak ini menjamin tidak ada tekanan pada arteri popliteal atau saraf untuk menurunkan sirkulasi atau mengganggu fungsi saraf.

• Lengan bawah klien ditopang pada penganan tangan, di pangkuan, atau di atas meja depan kursi.

Hal penting mengkaji kesejajaran dalam posisi duduk yaitu pada klien yang

mempunyai :

1.kelemahan otot, 

2.paralisis otot, atau kerusakan saraf.

Pengkajian pada pasien berbaring

• Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap tekanan. Sehingga merekabiasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Karena rentang gerak, sensasi dan sirkulasi pada orang sadar berada dalam batas normal, mereka mengubah posisi ketika mereka merasakan ketengangan otot dan penurunan sirkulasi.

Pengkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring yaitu :

1. Membutuhkan posisi lateral pada klien dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur.

2. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lengkungan yang terlihat.

Pengkajian pada pasein berjalan

• Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan meminta klien berjalan sejauh kurang lebih 10 kaki di dalam ruangan, kemudian amati hal-hal berikut :

• Kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus

• Tumit menyentuh tanah lebih dahulu daripada jari kaki

• Kaki dorsofleksi pada fase ayunan

• Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang berlawanan

• Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama; ayunan tubuh dari sisi ke sisi minimal dan tubuh ke depan, dan gerakan dimulai dan diakhiri dengan santai.

• Kecepatan berjalan (normalnya 70-100 langkah per menit)

Pengkajian pada rentang gerak

• Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, sagital, frontal, dan tranversal

• Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan yang mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekuatan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasn gerak dan ketidakmampuan atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi yang dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif.

• Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :

• Adanya kemerahan atau pembengkakan sendi• Adanya deformitas• Perkembangan otot yang terkait dengan masing-

masing sendi• Adanya nyeri tekan• Krepitasi• Peningkatan temperatur di sekitar sendi• Derajat gerak sendi

Pengkajian pada Kemampuan dan keterbatasan gerak

• Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:

• Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak.

• Adanya hambatan dalam bergerak (misalnya terpasang selang infuys atau gips yang berat)

• Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti petunjuk

• Keseimbangan dan koordinasi klien.• Adanya hipotensi ortostatik sebelum

berpindah tempat• Derajat kenyamanan klien• Penglihatan

Pengkajian pada Kekuatan dan masa otot

• Sebelum membantu klien mengubah posisi atau berpindah tempat, perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak. Langkah ini di ambil utnuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh, baik bagi klien maupun perawat.

Pengkajian pada Toleransi aktifitas

• Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas diperlukan jika ada perencanaan aktivitas seperti jalan, latihan rentang gerak, atau aktivitas sehari-hari dengan penyakit akut atau kronik. Selain itu, pengetahuan toleransi aktifitas klien dibutuhkan untuk merencanakan terapi keperawatan lainnya.

Faktor yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas

• FAKTOR FISIOLOGIS• FAKTOR EMOSIONAL• FAKTOR PERKEMBANGAN

Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatakan kemandirian

klien yang mengalami :

• Disabilitas kardiovaskular dan respiratorik• Imobilisasi komplet dalam waktu yang lama• Penurunan massa otot atau gangguan

muskuloskeletal• Tidur yang tidak mencukupi• Nyeri• Depresi,cemas, atau tidak termotivasi.

Pengkajian ini dilakukan melalui metode :

• Inspeksi• Palpasi• Perkusi • Dan auskultasi

Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam

hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas

dan latihan antara lain:

• Pola aktivitas sehari-hari

• Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik

• Aktivitas yang membuat lelah

• Riwayat sesak nafas

1. Tingkat aktivitas sehari-hari

2. Tingkat kelelahan

a. Tingkat kesadaranb. Postur/bentuk tubuh:

Skeliosis, kiposis, lordosis, dan cara berjalan

c. Ekstrimitas : kelemahan, gangguan sensorik, atropi, kemampuan jalan, kemampuan duduk, kemampuan berdiri.

3. Pemeriksaan fisik

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Intoleransi aktivitas b.d. bed rest atau imobilitas, mobilitas yang kurang, pembatasan pergerakan, nyeri

2. Gangguan mobilitas fisik b.d. kelemahan, gangguan persepsi kognitif, imobilisasi, gangguan neuromuskular, kelemahan/paralisis, pemasangan traksi

3. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot, dan koordinasi, kerusakan persepsi kognitif, depresi, gangguan kognitif.

RENCANA KEPERAWATAN dengan diagnosa

–Intoleransi aktivitas b.d. bed rest atau imobilitas, motivasi yang kurang, pembatasab pergerakan, nyeri.

Kriteria hasil yang ingin dicapai :

– Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah

– Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

Intervensi

– Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

– Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

– Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

– Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat klien

implementasi

• Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

• Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

• Bantu klien untuk menjadwalkan waktu khusus untuk aneka aktivitas dalam rutinitas sehari-hari

• Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda

• Berikan reinforcement positif bagi partisipasi klien dalam aktivitas

• Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

RENCANA KEPERAWATAN dengan diagnosa :

• Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan persepsi kognitif, imobilisasi, gangguan neuromuskular, kelemahan/paralisis, pemasangan traksi

kriteria hasil yang ingin dicapai :

• Memiliki keseimbangan• Mampu memposisikan tubuh• Mampu berpindah tempat

Intervensi

1. Terapi latihan: Ambulasi. 2. Terapi latihan: mobilitas sendi.

Implementasi dari intervensi 1:

• Pakaikan klien pakaian yang tidak membatasi aktivitas

• Tempatkan tombol posisi tempat tidur dekat dengan jangkauan klien

• Dorong klien untuk duduk di tempat tidur atau kursi

• Sediakan alat bantu ambulasi jika klien memerlukannya (mudah goyah)

• Monitor penggunaan alat bantu yang digunakan oleh klien

• Dorong ambulasi mandiri dalam batasan aman

Implementasi dari intervensi 2:

• Tentukan keterbatasan dari pergerakan sendi dan efek pada fungsi

• Tentukan tingkat motivasi klien untuk mempertahankan atau mengembalikan pergerakan sendi

• Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan rencana untuk latihan sendi

• Monitor lokasi dan asal ketidaknyamanan atau nyeri selama pergerakan atau aktivitas

• Lindungi pasien dari trauma selama latihan• Bantu klien untuk posisi tubuh optimal untuk

pergerakan sendi baik yang pasif maupun yang aktif

• Dorong latihan ROM aktif sesuai jadwal• Berikan reinforcement positif untuk latihan

sendi yang telah dilakukan klien

RENCANA KEPERAWATAN dengan diagnosa

• Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot, dan koordinasi, kerusakan persepsi kognitif, depresi, gangguan kognitif.

kriteria hasil yang ingin dicapai :

• Makan.• Berganti pakaian.• Toileting.• Mandi.• Merawat diri.• Menjaga kebersihan diri.• Menjaga kebersihan mulut.

Intervensi

• Monitor kemampuan klien dalam melakukan ADL secara mandiri.• Monitor kebutuhan klien akan alat

bantu dalam melakukan ADL.

• Sediakan peralatan-peralatan pribadi yang dibutuhkan klien (seperti pasta gigi, dan sabun mandi).

• Bantu klien dalam melakukan ADL sampai klien mampu melakukannya dengan mandiri.

• Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya.

• Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak bisa melakukannya sendiri.

Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah aktivitas adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam menggunakan mekanika tubuh dengan baik, menggunakan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.

Selamat belajar

top related