asri------penilaian kinerja.docx
Post on 16-Jan-2016
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengertian Penilaian Kinerja (Performance assessment)
Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas
siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi
siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan
tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau
menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).
Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance assessment merupakan penilaian dengan
berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan
mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi
boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk
mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria-kriteria yang diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah
suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh
oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
Karakteristik dan Sifat Penilaian Kinerja (performance assessment)
Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah dapat digunakan
untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses
tersebut berakhir.
Karakteristik penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah (1) tugas-
tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata;(2) tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga
mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;(3) waktu yang
diberikan untuk asesmen lebih banyak; (4) dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Isyanti (2004:6) bahwa penilaian unjuk kerja dapat
mengungkapkan potensi siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk
tulisan maupun lisan. Menurut Setyono (2005:3) bahwa penilaian performansi digunakan untuk menilai
kemampuan siswa melalui penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk. Hutabarat
(2004:16) berpendapat bahwa penilaian kinerja lebih tepat untuk menilai kemampuan siswa dalam
menyajikan lisan, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam suatu kegiatan
pembelajaran, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan laboratorium serta kemampuan siswa
mengoperasikan suatu alat.
Kriteria Penilaian Kinerja
1
Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan (task). Dalam
menilai kinerja siswa tersebut, perlu disusun kriteria. Kriteria yang menyeluruh disebut rubric. Dengan
demikian wujud asesmen kinerja yang utama adalah task (tugas) dan rubrics (kriteria penilaian). Tugas-
tugas kinerja digunakan untuk memperlihatkan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan
tentang sesuatu dalam bentuk nyata. Selanjutnya rubrik digunakan untuk memberikan keterangan tentang
hasil yang diperoleh siswa (Zainul, 2001:9-11)
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja
antara lain: generalizability atau keumuman, authenticity atau keaslian/nyata, muliple focus (lebih dari satu
fokus), fairness (keadilan), teachability (bisa tidaknya diajarkan), feasibility (kepraktisan), Scorability atau
bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor ( Popham, 1995:147).
Langkah-langkah Membuat Performance Assessment
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat performance assessment adalah
1) Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil
akhir;
2) Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas;
3) Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati;
4) Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati;
5) Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (Hutabarat, 2004:
17).
Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat performance assessment adalah
1) melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik);
2) menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan dan
menghasilkan output yang terbaik;
3) membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyak sehingga semua
kriteria- kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas;
4) mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati;
5) kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat
sebelumnya oleh orang lain.
Validitas dan Reliabilitas dari Performance Assessment
Validitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada informasi yang diperoleh dari suatu
penilaian yang mengijinkan guru untuk mengkoreksi suatu keputusan tentang belajar siswa. Salah satu
faktor yang dapat mengurangi validitas dari performance assessment adalah bias. Bias adalah kesalahan
guru dalam menginterpretasikan kinerja siswa karena dalam satu kelompok siswa dipertimbangkan dalam
2
kriteria yang berbeda atau dinilai pada karakteristik yang berbeda. Jika instrumen penilaian yang
memberikan informasi tidak relevan dalam mengambil keputusan maka instrument tersebut tidak valid.
Dalam penilaian performance assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur
yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin.
Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas performance assessment adalah
kegagalan guru dalam memasukkan atau memberikan penilaian kinerja siswa.
Reliabilitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan
penskoran, secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas kinerja siswa adalah
mengadakan observasi kinerja sesering mungkin. Jika kriteria kinerja tidak jelas, maka guru harus mengerti
dari suatu kriteria sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu cara untuk mengurangi
ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan performance assessment dan kriteria-
kriteria penilaian dengan jelas pula.
Berdasarkan uraian di atas untuk menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance
assessment ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu 1) menentukan tujuan penilaian yang jelas
sebelum memulai; 2)mengajar siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan 3) memberitahukan kepada siswa
tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan dipertimbangkan (Airasian, 1991:299-301).
Daftar Pustaka
Airasian,Peter.W. 1991. Classroom Assessment. USA: McGraw-Hill.
Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bandung: Bina Media
Informasi.
Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.
Mahmudah, S.2000. Penerapan Penilaian Kinerja Siswa (performance Assessment) pada
Pembelajaran Sub Konsep Jaringan Hewan. Bandung:UPI
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Setyono, Budi.2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (dalam jurnal
pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas
Jember.
Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing
Company.
Zainul, Asmawi. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.
3
PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian
terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli
penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang
menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar
tertentu.
Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu penilaian alternatif
(alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment). Beberapa ahli (Marzano, 1994;
Popham, 1995; Bookhart, 2001) menyatakan bahwa istilah penilaian otentik kadang-kadang digunakan
untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas-tugas asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan
nyata. Istilah penilaian alternatif digunakan untuk penilaian kinerja karena merupakan alternatif untuk
penilaian tradisional-paper and pencil test (tes tertulis obyektif).
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya
siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik.
Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria
performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai
dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk setiap gradasi
mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
Selain dari rubrik, penilaian kinerja terdiri atas komponen lainnya yaitu task (tugas-tugas). Task
merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan suatu peformance (kinerja) tertentu.
Ada 7 kriteria Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (Performance Assessment) berkualitas atau
tidak.
1. Generability: apakah kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan
2. sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas lain.
3. Authenticity: apakah tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam
praktek kehidupan sehari-hari
4. Multiple focus: apakah tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu kemampuan
yang diinginkan
5. Teachability: tugas yg diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha
mengajar guru di kelas?
6. Fairness: apakah tugas yg diberikan sudah adil untuk semua siswa.Feasibility: apakah tugas yg
diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat, waktu atau alat)
7. Scorability: apakah tugas yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable ?
4
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja
memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada
pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan
mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan
mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada
hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian
penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia,
penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara
langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali
penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan
waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal
tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk
menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa.
Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan
usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut
menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila dibandingkan dengan
tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
Penilaian kinerja memiliki kekuatan apabila dibandingkan dengan penilaian tradisional. Kekuatan
tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
1. siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses,
2. proses yang didemontrasikan dapat diobservasi;
3. menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan
lisan, dan keteramplian – keterampilan fisik;
4. adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan
dikerjakan;
5. Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks;
6. memberi motivasi yang besar bagi siswa; serta
7. mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.
Selain memiliki kekuatan, penilaian kinerja memiliki juga beberapa keterbatasan yaitu;
1) Sangat, menuntut waktu dan usaha;
2) Pertimbangan (jadgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif;
3) Lebih membebani guru; dan
4) Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah.
5
Meskipun penilaian kinerja memiliki keterbatasan, penilaian kinerja tetap perlu dilaksanakan pada
pembelajaran kimia untuk mengatasi kelemahan dari tes dalam menilai siswa.
Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui uji coba dalam pembelajaran. Guru
kimia dapat menguji dan mengembangkain task (tugas) dan rubrik penilaian kinerja agar cocok dengan
kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Ujicoba dapat dilakukan sambil guru mengajar di
kelas. Hasil uji coba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar
menjadi lebih feasible (dapat dikerjakan), lengkap dan aman dilakukan.
Beberapa pedoman untuk memeriksa kualitas perangkat penilaian kinerja dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Esensial dan valid (dihubungkan dengan standar dan tujuan utama kurikulum);
2. otentik (problem dan proses mendekati atau sesuai dunia nyata);
3. Integratif (menuntut integrasi pengetahuan, konsep, sikap dan kebiasaan berpikir).
4. pengukuran bersifat open ended (merangsang munculnya pertanyaan-pertanyaan sepanjang
pengerjaan tugas);
5. problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan;
6. mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana;
7. .feasible (aktivitas aman bagi siswa dan dapat dikerjakan);
8. penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa;
9. penggunaan kelompok kerja dapat merangsang proses berpikir individual;
10. akuntabilitas individual (meskipun digunakan kelompok kerja, kinerja individual harus mudah
diobservasi);
11. terdapat sejumlah definisi (bila diperlukan) dan petunjuk yang jelas,
12. pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan;
13. siswa memiliki beberapa format pilihan cara untuk mempresentasikan produk akhir,
14. kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan;
15. panduan penskoran harus mudah digunakan.
Metode-metode yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja antara lain:
1) observasi;
2) interviu,
3) portofolio;
4) penilaian essay;
5) ujian praktek (practical examinatian);
6) paper;
7) penilaian proyek;
6
8) kuesioner,
9) daftar cek (checklist),
10) penilaian oleh teman (peer rating);
11) penilaian diskusi;
12) penilaian jurnal kerja ilmiah siswa.
Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu:
1) menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa;
2) memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya),
3) memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya dengan
kehidupan nyata);
4) memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran;
5) mengujicoba task dan rubrik pada pembelajaran; serta
6) memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada pembelajaran
berikutnya.
Berikut ini akan disajikan contoh rubrik penilaian dan format penilaian kinerja dalam bentuk daftar cek.
Contoh 1. Rubrik untuk Pencapaian kompetensi Kriteria pemberian skor
Kriteria pemberian skor
Dimensi yang dinilai : pencapaian kompetensi/ tujuan pembelajaran Kimia
Tingkat pencapaian (skor )
Istimewa (4) : Tujuan/kompetensi dapat dicapai sepenuhnya dan prtumbuhan siswa sangat terarah
kepada pencapaian tujuan
Baik (3) : Sebagaian besar tujuan/kompetensi dikuasai dengan baik dan pertumbuhan siswa terarah
pada pencapaian tujuan.
Cukup (2) : Hanya sebagain kecil saja kompetensi yang dapat dicapai siswa dan pertumbuhan siswa
siswa kurang terarah pada pencapaian kompetensi tersebut.
Kurang (1) : Tidak terdapat adanya tanda-tanda pencapaian tujuan/kompetensi yang diharapkan.
Untuk keperluan pengisian raport, skala penilaian 1,2,3,4 pada contoh 1 tersebut dapat diubah ke dalam
skala 5,6,7,8 dsb. Rubrik kriteria pemberian skor di atas ditujukan untuk memberi skor pencapaian
kompetensi tertentu berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa.
7
Coutoh 2. Rubrik untuk Penilaian Kemajuan Belajar
Kriteria pemberian skor
Dimensi : Kemajuan dan perkembangan siswa pada pembelajaran kimia
Deskripsi : Siswa menunjukan kemajuan dan perkembangan konsep kimia dan berbagai keterampilan.
Kemajuan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Tingkat
pencapaian
Deskripsi
Istimewa(4) Siswa menampilkan kinerja yang sangat baik, konsisten dan terus berusaha
meningkatkan kinerjanya.
Baik (3) Siswa menampilkan kinerja yang baik dan menunjukan peningkatan secara
umum
Cukup (1) Siswa menampilkan sedikit kinerja yang baik dan menunjukan beberapa
ketidak-konsistenan
Kurang (1) Kinerja siswa kurang baik dari waktu ke waktu atau kinerja siswa benar-
benar tidak konsisten
Sangat kurang (0) Tidak ada upaya untuk menampilkan kemajuan dan pencapaian tujuan
Seperti contoh sebelumnya, skala penilaian 0,1.2,3,4 pada contoh rubrik ini dapat diubah ke dalam skala
5,6,11,8,9 atau diubah sesuai keperluan. Untuk keperluan pengisian nilai raport, hasil penilaian pada contoh
1 dan contoh 2 dapat dirata-ratakan sehingga diperoleh satu nilai.
Penilaian kinerja sering dilakukan dengan menggunakan daftar cek dan skala penilaian.
1. Daftar Cek
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya- tidak). Pada penilaian kinerja yang
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu
dapat diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati,siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah
penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati.
Dengan dernikian tidak terdapat nilai (kemampuan) tengah.
8
2. Skala Penilaian
Penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan guru untuk memberi nilai tengah terhadap
penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai
lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat baik-baik-cukup-kurang. Penilaian sebaiknya
dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih
akurat. Penilaian dengan skala penilaian yang baik pada dasamya masih harus dilengkapi dengan rubrik.
Rubrik diperlukan untuk mendeskripsikan kinerja pada setiap kategori: sangat baik-baik-cukup-kurang agar
hasil penilaian konsisten dan obyektif.
Contoh 3. Penilaian Kinerja dalam Bentuk daftar Cek
Nama siswa : ……………………..
Kelas : ……………………..
No. ASPEK/KINERJA YANG DIHARAPKAN Penilaian Ket
Ya Tidak
I. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Membawa perlengkapan praktikum (alat/bahan yang ditugaskan)
2. Memakai jas lab dan berpenampilan rapi
II. SELAMA KEGIATAN PRAKTIKUM
1. A. Menggunakan Alat dan Bahan
3. Mengambil bahan dengan rapi tidak berceceran
4. Mengambil bahan praktikum sesuai kebutuhan
5. Mengoperasikan alat dengan benar
6. Menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur praktikum
B. Kemauan, keterampilan mengamati menganalisis dan
menyimpulkan hasil praktikum
7. Memfokuskan perhatian pada kegiatan praktikum/tidak mengajarkan
hal-hal lain yng tidak berhubungan dengan prosedur praktikum
8. Memiliki minat/interes terhadap aktivitas praktikum
9
9. Terlibat secara aktif dalam kegiatan praktikum
10. Mengamatai hasil praktikum dengan cermat
11. Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar
12. Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif
13. Menganalisis data secara induktif
14. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum
III. KEGIATAN AKHIR PRAKTIKUM
1. Membersihkan alat yang telah dipakai
2. Membersihkan meja praktikum dari sampah dan bahan yang telah
dipakai
3. Mengembalikan alat ke tempatnya semula dalam keadaan kering
10
top related