askep hiperaktif
Post on 25-Dec-2015
44 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang
mengalami gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan
rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan
akademik dan psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang
terang mengenai keadaan anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua
orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.
2. Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur
menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu,
dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
3. Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah
dihindarkan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat santai setelah bermain
terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan keras
4. Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara
menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang, permainan-permainan
yang keras dan jungkir balik.
5. Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-
barang yang membahayakan dan mudah pecah dihindarkan.
6. Tehnik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu,
dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau tanda
sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian anak yang mengalami Attention Deficyt Hiperactivity Disorder
(ADHD) antara lain:
1) Pengkajian riwayat penyakit
a) Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami
masalah saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari
sampai anak berusia todler atau masuk sekolah.
1
b) Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan
yang utama, seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku
overaktif atau bahkan perilaku yang membahayakan di rumah.
c) Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu
menghadapi perilaku anak.
d) Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk
mendisplinkan anak atau mengubah perilaku anak dansemua itu
sebagian besar tidak berhasil.
2) Penampilan umum dan perilaku motorik
a) Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyang-
goyang saat mencoba melakukannya.
b) Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain
dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
c) Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat
melakukan suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan
sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada
apa yang telah dikatakan.
d) Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke
topik yang lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tingkat
perkembangannya.
3) Mood dan afek
a) Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau temper
tantrum.
b) Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c) Anak tampak terdorong untuk terus bergerak atau berbicara dan
tampak memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.
d) Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan
perlawanan dan kemarahan.
4) Proses dan isi pikir
Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk
mempelajari anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau
tingkat perkembangan.
2
5) Sensorium dan proses intelektual
a) Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau
persepsi seperti halusinasi.
b) Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi
terganggu secara nyata.
c) Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat
2 atau 3 menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.
d) Mungkin sulit untuk mengkaji memori anak, ia sering kali
menjawab, saya tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi perhatian
pada pertanyaan atau tidak dapat berhenti memikirkan sesuatu.
e) Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang
yang mampu menyelesaikan tugas.
6) Penilaian dan daya tilik diri
a) Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang
buruk dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak
b) Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan
impulsif, seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang
tinggi.
c) Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak
kecil, anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu
menilai jika dibandingkan dengan anak seusianya.
d) Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari
sama sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang lain.
e) Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, "tidak ada yang
menyukaiku di sekolah", tetapi mereka tidak dapat menghubungkan
kurang teman dengan perilaku mereka sendiri.
7) Konsep diri
a) Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapi
secara umum harga diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.
Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki
banyak teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di
3
rumah, mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka
buruk.
b) Reaksi negatif orang lain yang muncul karena perilaku mereka
sendiri sebagai orang yang buruk dan bodoh.
8) Peran dan hubungan
a) Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis
maupun sosial.
b) Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang
menyebabkan perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.
c) Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala
dan berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang
didiagnosis dan diterapi.
d) Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki
keberhasilan yang terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi tidak
terkontrol secara fisik, bahkan memukul orang tua atau merusak
barang-barang miliki keluarga.
e) Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun
secara fisik.
f) Guru seringkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan
pengasuh mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami
ADHD yang meningkatkan penolakan anak.
9) Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri
Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak
meluangkan waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat
duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan
tidur juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan
perilaku ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan koping individu
tidak efektif.
b. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
4
c. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan kelainan fungsi
dari sistem keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta
penganiayaan dan penelantaran anak.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif.
e. Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep
diri, rasa takut terhadap kegagalan, disfungsi sistem keluarga dan
hubungan antara orang tua dan anak yang tidak memuaskan.
f. Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan
balik atau umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan
penurunan makna diri.
g. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan perasaan bersalah
yang berlebihan, marah atau saling menyalahkan diantara anggota
keluarga tentang perilaku anak, kepenatan orang tua karena menghadapi
anak dengan gangguan dalam jangka waktu yang lama.
h. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan
kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang sumber informasi,
interpretasi yang salah tentang informasi.
5
3. Perencanaan
6
7
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1 Harga diri rendah
situasional
berhubungan dengan
koping individu
tidak efektif
Tujuan :
Anak memperlihatkan
perasaan-perasaan nilai
diri yang meningkat saat
pulang, dengan kriteria
hasil :
1. Ekspresi verbal dari
aspek-aspek positif
tentang diri,
pencapaian masa lalu
dan prospek-prospek
masa depan
2. Mampu
mengungkapkan
persepsi yang positif
tentang diri
3. Anak berpartisipasi
dalam aktivitas-
aktivitas baru tanpa
memperlihatkan rasa
takut yang ekstrim
terhadap kegagalan.
1. Pastikan bahwa sasaran-
sasaran yang akan
dicapai adalah realistis.
2. Sampaikan perhatian
tanpa persyaratan untuk
pasien.
3. Sediakan waktu bersama
anak, keduanya pada
satu ke satu basis dan
pada aktivitas-aktivitas
kelompok.
4. Menemani anak dalam
mengidentifikasi aspek-
aspek positif dari diri
anak.
5. Bantu anak mengurangi
penggunaan
penyangkalan sebagai
suatu mekanisme
bersikap membela.
6. Memberikan dorongan
dan dukungan kepada
pasien dalam mengalami
rasa takut terhadap
kegagalan dengan
mengikuti aktivitas-
aktivitas terapi dan
melaksanakan tugas-
1. Hal ini penting bagi pasien
untuk mencapai sesuatu, maka
rencana untuk aktivitas-
aktivitas di mana kemungkinan
untuk sukses adalah mungkin
dan kesuksesan ini dapat
meningkatkan harga diri anak.
2. Komunikasi dari pada
penerimaan Anda terhadap
anak sebagai makhluk hidup
yang berguna dapat
meningkatkan harga diri.
3. Hal ini untuk
menyampaikan pada anak
bahwa Anda merasa bahwa dia
berharga untuk waktu Anda.
4. Aspek positif yang dimiliki
anak dapat mengembangkan
rencana-rencana untuk merubah
karakteristik yang dilihatnya
sebagai hal yang negatif.
5. Memberikan bantuan yang
positif untuk identifikasi
masalah dan pengembangan
dari perilaku-perilaku koping
yang lebih adaptif. Penguatan
positif membantu
meningkatkan harga diri dan
8
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak
dengan hiperaktif antara lain:
a. Anak mampu memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang
meningkat saat pulang.
b. Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain.
c. Anak mampu mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping
yang sesuai dengan umur dan dapat diterima sosial.
d. Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7
jam setiap malam.
e. Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang,
sebagaimana yang ditandai oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang
tidak perilaku yang tidak mampu dalam menanggapi terhadap stres.
f. Anak mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi
dengan orang lain tanpa menjadi defensif, perilaku merasionalisasi atau
mengekspresikan pikiran waham kebesaran.
g. Orang tua dapamendemonstrasikan metode intervensi yang lebih
konsisten dan efektif dalam berespons perilaku anak.
h. Dapat mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab
masalah perilaku, perlunya terapi dalam kemampuan perkembangan.
9
top related