lagu more than words sebagai musik terapi pada penderita down syndrome hiperaktif di uptd dinas...

21
LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN” SURABAYA Oleh Ade Irma Mega Puspita Devy NIM : 10020134204 Pembimbing : Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd. ABSTRAK Musik pada masa sekarang ini tidak hanya sebagai media hiburan semata, sebagai ritual keagamaan, sebagai pengantar tari dan sebagainya. Semakin berkembangnya jaman dan semua teknologi yang ada musik tidak hanya sebagai yang disebutkan diatas namun melainkan sekarang menjadi sarana terapi dalam kesehatan. Musik terapi juga merupakan aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam perilakunya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk musik dari lagu More Than Words untuk musik terapi, (2) mendeskripsikan Mengapa lagu More Than Words dipilih sebagai musik terapi di UPTD Dinas Sosial “Pondok Sosial Kalijudan” Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan jenis observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperoleh validitas data yang valid menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis lagu “More Than Words” sangatlah sederhana, hal ini juga bisa dilihat bahwa karya extreme ini sangatlah sederhana tetapi memiliki kekuatan pada liriknya. Dan juga diciptakan dengan suasana akustik yang lembut sehingga anak-anak mendengar akan merasa lebih nyaman dan tenang. Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam setiap perkembangan dan pengaruh dari luar hendaknya lebih mengkaji hal-hal yang lebih condong pada kehidupan sosial masyarakat. Contohnya kepada anak-anak Down Syndrome, harusnya jangan mengucilkan ataupun

Upload: alim-sumarno

Post on 26-Dec-2015

113 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ADE IRMA MEGA P. D.

TRANSCRIPT

Page 1: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

SURABAYA

OlehAde Irma Mega Puspita Devy

NIM : 10020134204Pembimbing : Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd.

ABSTRAK

Musik pada masa sekarang ini tidak hanya sebagai media hiburan semata, sebagai ritual keagamaan, sebagai pengantar tari dan sebagainya. Semakin berkembangnya jaman dan semua teknologi yang ada musik tidak hanya sebagai yang disebutkan diatas namun melainkan sekarang menjadi sarana terapi dalam kesehatan. Musik terapi juga merupakan aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam perilakunya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk musik dari lagu More Than Words untuk musik terapi, (2) mendeskripsikan Mengapa lagu More Than Words dipilih sebagai musik terapi di UPTD Dinas Sosial “Pondok Sosial Kalijudan” Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan jenis observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperoleh validitas data yang valid menggunakan triangulasi teknik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis lagu “More Than Words” sangatlah sederhana, hal ini juga bisa dilihat bahwa karya extreme ini sangatlah sederhana tetapi memiliki kekuatan pada liriknya. Dan juga diciptakan dengan suasana akustik yang lembut sehingga anak-anak mendengar akan merasa lebih nyaman dan tenang.

Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam setiap perkembangan dan pengaruh dari luar hendaknya lebih mengkaji hal-hal yang lebih condong pada kehidupan sosial masyarakat. Contohnya kepada anak-anak Down Syndrome, harusnya jangan mengucilkan ataupun memandang sebelah mata terhadap anak-anak tersebut, karena dibalik kekurangan mereka terdapat kelebihan yang ada pada diri mereka. Ada baiknya bersikap adil dan tidak membeda-bedakan terhadap mereka dengan orang yang normal. Perlu adanya publikasi terhadap tingkat sosial kepada masyarakat haruslah lebih luas agar tidak tercipta Ketimpangan Sosial di Masyarakat.

Kata Kunci : Musik Terapi, Bentuk Musik, Extreme, More Than Words, Down Syndrome, Pondok Sosial

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Page 2: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

Extreme adalah band rock asal Amerika

Serikat, dipimpin oleh Cherone Gary dan Nuno

Bettencourt, yang mencapai puncak popularitas di

akhir 1980-an dan awal 1990-an. Extreme

mencapai puncak kesuksesannya dengan album

mereka pada tahun 1990 Pornograffitti, yang

mencapai peringkat 10 pada Billboard 200, dan

menerima 2 kali platinum pada Oktober 1992.

Album tersebut berisi salah satunya single ballad

acoustic "More Than Words", yang sempat

menjuarai tangga Billboard's Hot 100 di Amerika..

Lagu More than words merupakan lagu perdana

extreme dengan bertemakan akustik , maka dari itu

pada lagu ini extreme semakin menaiki tangga

popularitasnya di dunia hiburan.

Lagu More than words merupakan lagu

perdana extreme dengan bertemakan akustik ,

maka dari itu pada lagu ini extreme semakin

menaiki tangga popularitasnya di dunia hiburan.

Lagu More than owrds ini hanya di iringi gitar dan

vocal saja, dan dengan adanya lagu itu para

penggemarnya merasa semakin larut dalam

suasana lagu yang dibawakan oleh extreme

sehingga orang yang mendengarkan membawa

energi positif untuk menenangkan sesorang. Dari

fenomena inilah maka lagu More Than words

merupakan lagu yang dapat mempengaruhi jiwa

seseorang yang sedang mendengarkan karena

pengaruh dari iringan dan suasana dalam lagu

More Than words ini.

Musik pada masa sekarang ini tidak hanya

sebagai media hiburan semata, sebagai ritual

keagamaan, sebagai pengantar tari dan sebagainya.

Semakin berkembangnya jaman dan semua

teknologi yang ada musik tidak hanya sebagai

yang disebutkan diatas namun melainkan sekarang

menjadi sarana terapi dalam kesehatan. Dalam

bidang kesehatan musik sudah berperan penting

dalam proses penyembuhan seseorang. Musik

terapi bisa difungsikan untuk memperbaiki

kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan

interpersonal, ekspresi, emosi dan meningkatkan

kesadaran diri untuk menumbuhkan hubungan

saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan

mental secara teratur serta terprogram. Menurut

penelitian para ahli pada dasarnya hampir semua

Page 3: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

jenis musik bisa digunakan sebagai alat untuk

terapi, tapi ada beberapa saja yang sering

digunakan untuk terapi (Dian Natalina, 2013:33).

Pada masa sekarang ini profesi seorang

pemusik tidak hanya dilahirkan menjadi seorang

seniman musik, namun dengan perkembangan

jaman para pemusik dapat mengembangkan talenta

bermusiknya tidak hanya dari panggung ke

panggung melainkan dapat berkembang di bidang

musik ilustrasi dalam sebuah drama maupun

dalam film. Selain itu ternyata para pemusik dapat

menjadi seorang yang membantu penyembuhan

seseorang dengan menjadi Terapis Musik.

Setiap nada, melodi, ritme, harmoni,

timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi

pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh.

Dalam musik terapi, komposisi musik disesuaikan

dengan masalah atau tujuan yang ingin dicapai.

The Sufi Master Hazrat Inayan Kahn (1882-1927)

mengatakan bahwa Musik sangat mempengaruhi

kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian

penting yaitu beat, ritme, dan harmoni. Beat

mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa,

sedangkan harmoni mempengaruhi roh.

Salah satu yang dapat melalui proses musik

terapi adalah anak berkebutuhan khusus yaitu anak

Down Syndrome. Perkembangan kecerdasan

emosional dan intelegensi anak autis yang diberi

musik terapi sejak dini lebih baik dibandingkan

anak autis tidak mendapatkan musik terapi.

(blogspot:wulandari,PsikologiAnakAutis). Oleh

karena itu, Pemerintah kota Surabaya melalui Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) merupakan suatu

Instansi Pemerintah yang bertugas untuk

menampung, memberikan pelayanan dan

pemberdayaan bagi anak-anak penyandang Down

syndrome yang berada di Kota Surabaya. UPTD

yang bernaung inilah yang mempunyai tanggung

jawab untuk mengatur proses pemberdayaan bagi

anak-anak penyang down syndrome, dan untuk

melaksanakan tugas ini pihak UPTD membuat

organisasi yang lebih mengerucut yaitu dengan

membuat sistematika didalam Pondok Sosial

Kalijudan tersebut. Ponsos Tunagrahita Kalijudan

merupakan satu-satunya ponsos di Indonesia yang

Page 4: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

dibiayai oleh APBD. Sebab ponsos-ponsos di

sejumlah daerah di Indonesia dibiayai APBN.

Ponsos Kalijudan Surabaya ini patut dijadikan

contoh oleh daerah lain. Masyarakat Surabaya

patut berbangga sebab pemerintah daerahnya

sangat peduli dengan penyandang down syndrome.

Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti

merasa tertarik untuk mengkaji tentang Lagu More

Than Words Sebagai Musik Terapi Pada Penderita

Down Syndrome Hiperaktif di UPTD Dinas Sosial

“Pondok Sosial Kalijudan” Surabaya karena saat

sekarang ini banyak cara untuk membantu proses

perkembangan anak Down Syndrome, salah

satunya adalah dengan musik terapi.

II. PEMBAHASAN

A. UPTD Pondok Sosial Kalijudan

UPTD Pondok Sosial Kalijudan

surabaya ini salah satu contoh dimana tempat

menampung anak-anak berkebutuhan khusus

yang tidak mempunyai tempat tinggal ataupun

berpisah dengan keluarganya. Awal mula

untuk menampung anak-anak ini yaitu

berpusat di Dinas Sosial Keputih, namun

semenjak Ibu Risma terpilih menjadi Walikota

Surabaya maka pada tahun 2008 beliau

mendirikan Pondok Sosial di Kalijudan

khusus untuk anak-anak Down Syndrome, ,

dan memilih Ibu Tiya sebagai kepala UPTD

Pondok Sosial Kalijudan tersebut. Sebagai

mana diketahui Ibu Risma mendirikan Ponsos

tersendiri untuk anak-anak tersebut agar anak-

anak tersebut lebih difokuskan sendiri karena

sebelumnya di Dinas Sosial Keputih

merupakan tempat bercampurnya orang-orang

kelainan jiwa ataupun para pekerja seks

komersial, maka dari itulah Ibu Risma

membangun UPTD Pondok Sosial Kalijudan.

Dalam kegiatan sehari-hari , musik

sangat berperan dalam kegiatan anak-anak.

Setiap pagi , siang, sore bahkan malam sebuah

lagu selalu menemani mereka disela-sela

kegiatannya. Lagu yang dipilih tergantung

pada jam dimana anak-anak akan berkegiatan

apa. Contohnya pada pagi hari diputar lagu

yang Rancak atau Gembira, siang hari

Page 5: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

sebelum tidur diputar lagu yang suasana

Akustik, Sore hari ketika hanya bermain anak-

anak didengarkan lagu dengan irama yang

berbeda, kadang lebih Beatnya lebih cepat dan

ada juga yang akustik. Salah satu yang selalu

bahkan wajib yaitu ketika anak-anak tersebut

akan tidur malam, disetiap ruang-ruang kamar

dan lorong –lorong terdengar sebuah lagu

yang selalu diputar setiap harinya. Lagu

tersebut yang keluar dari Sound yaitu lagu

More Than Words karya Extreme. Lagu

tersebut diputar setiap pukul 21:00 hingga

kondisi anak-anak tenang di setiap kamarnya

bahkan hingga tertidur.

B. Latar Belakang Extreme Sebagai Musisi

Extreme adalah band rock asal Amerika

Serikat, dipimpin oleh Cherone Gary dan

Nuno Bettencourt, yang mencapai puncak

popularitas di akhir 1980-an dan awal 1990-

an. Extreme mencapai puncak kesuksesannya

dengan album mereka pada tahun 1990

Pornograffitti.

Extreme dibentuk di Malden,

Massachusetts, pada tahun 1985. Vokalis

Gary Cherone dan drummer Paul Geary telah

memiliki band sebelumnya yang bernama The

Dream (sedangkan nama “Extreme” adalah

turunan dari Geary dan Cherone mantan “The

Dream”, yang berarti “Ex-Dream”).

Sedangkan gitaris Nuno Bettencourt berada di

sebuah band bernama Sinful, dan bassis Pat

Badger sedang bermain dengan band yang

berbasis pakaian Berklee yang diberi nama In

The Pink.

Mereka telah melepas lima album

studio, dua album live (di Jepang) dan dua

album kompilasi. Extreme adalah salah satu

band tersukses pada awal tahun 1990an, telah

menjual lebih dari 10 juta album di seluruh

dunia. Extreme mencapai puncak

kesuksesannya dengan album mereka pada

tahun 1990 Pornograffitti, yang mencapai

peringkat 10 pada Billboard 200, dan

menerima 2 kali platinum pada Oktober 1992.

Page 6: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

C. Deskripsi Lagu More Than Words

More Than Words, lebih dari sekedar

kata-kata atau dalam arti yang lebih luas

‘Jangan Hanya Bicara’. Dua kata di atas,

‘More than words’ dan ‘Jangan Hanya

Bicara’, dua-duanya adalah judul lagu tentang

perasaan sang pencipta lagu yang tak lagi

butuh kata-kata atau pembicaraan atau

perencanaan saja, tapi butuh bukti yang

berupa sikap dan tindakan.

Dilihat dari liriknya, lagu ini lebih

menekankan pada cerita tentang

mengungkapkan perasaan sayang yang tak

butuh sekedar kata-kata saja, tidak hanya

sekedar kata cinta yang dilontarkan oleh

mulut, tapi sebuah sikap yang membuktikan

bahwa kata cinta yang dikatakan tidak hanya

sebuah kata-kata.

Mengenai instrumen yang digunakan

oleh extrene dalam setiap karya-karyanya

adalah sangat sederhana. Meskipun karya-

karya yang disusun oleh group extreme ini

terasa sangat Rock dalam setiap lagunya.

Pada album Pornografitti extreme

membuat satu lagu dengan bertemakan

akustik yang sangat jauh dari background

musiknya. Extreme yang selalu membawakan

karyanya sendiri melalui tampilan vokalnya

yang sangat identik dengan alat musik gitar

pada lagu More Than Words.

D. Bentuk Lagu “More Than Words”

1. Introduksi

Bagian introduksi dimaninkan

dengan alat musik Gitar Akustik. Gitar

Akustik berfungsi sebagai melodi pokok

pegiring di lagu ini. Birama menggunakan

4/4 dan catatan waktu yang dimainkan

pada bagian introduksi adalah 30 detik ,

mulai 00:00 – 00:30. Dengan nada dasar

pada lagu tersebut adalah do = G. Dalam

lagu ini hanya menonjolkan instrument

gitar saja karena dalam lagu More Than

Words mengambil konsep unplugged

(akustik). Dalam bagian ini akord yang

Page 7: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

dimainkan adalah akord G , G/B , Cadd9 ,

Am7 , C , D , Dsus4.

Dalam bagian intro ini Gitaris

extreme menggunakan teknik finger-

picking. Fingerpicking adalah cara

memainkan kunci gitar dengan cara

memetik senar gitar secara bergantian atau

bersamaan tergantung dari karakteristik

dari sebuah lagu. (blog:belajarakustikgitar)

2. Lagu

Bagian lagu dibagi menjadi 3

kalimat yaitu A (Verse 1) A’ , B

(Chorus) , A (Verse 2). Bentuk lagu ini

memiliki kalimat pertama (A) diulangi

kembali tanpa variasi sesudah kalimat

kedua (B). Bagian kalimat lagu A (Verse

1) dimainkan pada Bar 9 – 17, Bagian

kalimat lagu A’ dimainkan pada Bar 17 –

21. Alat musik yang dimainkan pada

bagian kalimat A (verse 1) A’ adalah

Gitar yang berfungsi sebagai pemegang

Akord. Akord yang dimainkan pada Gitar

dalam bagian kalimat A (Verse 1) A’

meliputi G , Cadd9, Am7, C, D, Dsus4,

Em, D7, dan Dadd2.

Pada bagian Chorus ini dinanyikan

dua kali yaitu pada menit 01:06 – 02:08

dan 03:06 – 04:10. Bagian kalimat

Chorus dimainkan pada Bar 22 – 46.

Akord yang dimainkan pada Gitar

dalam bagian kalimat Chorus meliputi

D7, G7,C, Cm, G, Em7, Dadd2, Em, Bm,

dan Am7.

Dalam bagian ini iringan nya agak

sedikit berbeda, karena pada Chorus atau

reff lirik lebih menekankan klimaksnya

dengan suasana yang lebih strong. Irama

yang muncul pada bagian ini hamper

sama dengan bagian kalimat A’, yaitu

dimana cara membawakannya dengan

sedikit menghentak sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada chorus ini

meyakinkan bahwa ada klimaks dan

tujuan yang harus disampaikan.

3. Ending

Page 8: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

Secara garis besar lagu More Than

Words karya Extreme mengalami

pengulangan harafiah sebanyak 2x setelah

dilantunkannya bagian Chorus (kalimat

B). Runtutan bentuk lagu More Than

Words ini terdiri dari Introduksi – Lagu

Kalimat A (Verse 1) – Kalimat A’ –

Kalimat B (Chorus) – (pengulangan

Harafiah) Kalimat A ke dua (Verse 2) –

Kalimat A’ – Kalimat B (Chorus) –

Ending. Adapun bentuk More Than

Words secara keseluruhan terdiri atas 4

bagian yang meliputi introduksi, lagu,

Chorus, dan ending. Lagu dibagi menjadi

3 kalimat yaitu A (Verse 1) A’ , B

(Chorus) , A (Verse 2). Total keseluruhan

waktu yang dimainkan pada lagu More

Than Words adalah 00:04:16 (ukuran

sesuai dengan rekaman lagu).

E. Kesesuaian Lagu “More Than Words”

dengan Musik Terapi di UPTD Kalijudan

Surabaya.

Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap

bait terdiri atas empat larik (baris) yang

berakhir dengan bunyi yang sama (Tim

Redaksi KBBI, 2005:hal 1114), sedangkan

lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi

curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah

nyanyian (Ibid,687), dan lagu adalah berbagai

irama yang meliputi suara instrumen dan

bernyanyi (Ibid,401). Lirik lagu terbentuk dari

bahasa yang dihasilkan dari komunikasi antara

encipta lagu dengan masyarakat penikmat

lagu sebagai wacana tulis karena disampaikan

dengan media tulis pada sampul albumnya

dapat juga sebagai wacana lisan melalui kaset.

Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang dari

dalam batinnya tentang sesuatu hal baik yang

sudah dilihat didengar maupun dialami.

Gaya bahasa adalah susunan perkataan

yang terjadi karena perasaan yang timbul atau

hidup dalam hati pengarang (Slamet Mujana

dalam Prdopo dalam Sowikromo, 2007:7).

Sebagaimana telah dilihat hasil dari

analisis lagu “More Than Words” sangatlah

Page 9: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

sederhana, hal ini juga bisa dilihat bahwa

karya extreme ini sangatlah sederhana tetapi

memiliki kekuatan pada liriknya. Lirik

tersebut menunjukkan ungkapan dimana

sesorang tak perlu mengungkapkan kata-kata

sayang atau cinta untuk membuktikan kepada

orang yang disayang, namun dengan sikap

sungguh sangat mudah mengerti bagaimana

mudahnya menunjukkan rasa sayang itu tanpa

harus mengungkapkannya.

F. Lagu More Than Words dipilih sebagai

Musik Terapi di UPTD Dinas Sosial “Pondok

Sosial Kalijudan” Surabaya

Pondok sosial kalijudan Surabaya yang

ditempati oleh anak-anak down syndrome

mempunyai kegiatan rutin setiap malamnya

yaitu tiap tidur malam anak-anak tersebut

diputarkan lagu untuk menemani mereka

istirahat. Lagu yang dipilih untuk membuat

anak-anak ini tenang dan tertidur adalah lagu

more than words sebuah karya dari extreme.

Lagu more than words ini meupakan lagu dari

album pornografitti yang merupakan lagu

pertama yang diciptakan extreme dengan

suasana akustik.

Lagu more than words ini hanya di

iringi oleh gitar akustik dan vokal saja,

dengan iringan dan petikan gitarnya yang

membuat lagu ini terkesan sangat lembut ,

tenang saat didengarkan. Selain dari

iringannya , suara dari extreme juga sangat

mendukung dan melengkapi dalam lagu ini.

Menurut pimpinan Pondok Sosial

Kalijudan Surabaya ibu Tiya , beliau memilih

lagu ini Karena lagunya terdengar sangat

lembut karena lagu ini hanya dengan iringan

gitar dan vocal saja sehingga anak-anak

mendengar lagu ini merasakan ketenangan

saat menjelang tidur. Lagu ini dipilih juga

Karena dengan alasan isi dari liriknya yang

mengungkap perasaan sayang kepada

seseorang tidak harus melalu kata-kata namun

perlu dengan adanya tindakan atau sikap

terhadap seseorang tersebut, yang

dimaksudkan disini adalah rasa sayang

Page 10: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

terhadap anak-anak down syndrome Ponsos

Kalijudan Surabaya.

Disimpulkan bahwa lagu ini dipilih dan

dapat menjadi lagu untuk musik terapi karena

dengan bentuk analisis musik bahwa yang

membuat lagu ini terkesan sangat dapat

membuat anak-anak tersebut tidur karena

iringan pada lagunya, progress akord dan

tambahan akord minor yang dominan,irama

music yang di tiap baitnya mengalami model

yang berbeda, teknik permainan gitar yang

sangat khas dalam akustik dan vocal yang

membuat suasana dalam lagu ini sangat

membuat orang yang mendengarnya sangat

nyaman dan rileks serta faktanya dapat

membuktikan bahwa dapat membuat anak-

anak tersebut tenang dan bahkan tertidur pada

malam hari seperti yang diterapkan di UPTD

Dinas Sosial Kalijudan Surabaya. Dalam

penelitian ini juga dapat diungkapkan bahwa

music terapi dengan Lagu More Than Words

yang diterapkan di Ponsos ini membuat

pengaruh kuat dalam diri anak-anak tersebut.

Sesuai dengan buku Musik Terapi yang ditulis

Dian Natalia tentang manfaat music terapi ,

dapat dibuktikan bahwa pada Lagu More

Than Words ini didapatkan manfaat music

terapi. Manfaat yang didapatkan adalah

Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan

Pikiran, Kesehatan Jiwa dan Meningkatkan

Motivasi (Dian Natalia,2013:5).

III. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilaksanakan oleh peneliti tentang Lagu More

Than Words Sebagai Musik Terapi Pada

Penderita Down Syndrome Hiperaktif di

UPTD Dinas Sosial “Pondok Sosial

Kalijudan” Surabaya dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. UPTD Dinas Sosial merupakan suatu

Instansi Pemerintah yang bertugas untuk

menampung, memberikan pelayanan dan

pemberdayaan bagi anak-anak penyandang

Page 11: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

Down syndrome yang berada di Kota

Surabaya.

2. Musik terapi adalah terapi yang universal

dan bisa diterima oleh semua orang karena

semua orang tidak membutuhkan kerja otak

yang berat untuk menginterpretasi alunan

musik. Musik terapi sangat mudah diterima

organ pendengaran dan kemudian melalui

saraf pendengaran disalurkan ke bagian

otak yang memproses emosi.

3. Secara musikal bentuk komposisi musik

lagu “More Than Words” diatas dapat

disimpulkan bahwa unsur musik yang

terkandung dalam lagu ini meliputi : tempo

Andante (MM 80), birama 4/4 , dengan

nada Do=G. Alat musik yang digunakan

hanya meliputi Gitar Akustik dan Vocal.

Adapun bentuk More Than Words secara

keseluruhan terdiri atas 4 bagian yang

meliputi introduksi, lagu, Chorus, dan

ending.

Lagu dibagi menjadi 2. bagian yaitu

Kalimat A (Verse 1) dan kalimat A’. Total

keseluruhan waktu yang dimaunkan pada

lagu More Than Words adalah 00:04:16

(ukuran sesuai dengan rekaman lagu).

4. Dalam musik terapi untuk anak-anak Down

Syndrome , UPTD Kalijudan Surabaya

memilih lagu Extreme yang berjudul More

Than Words di setiap moment mereka

beraktifitas maupun mengakhiri aktifitas

karena lagu ini diciptakan dengan suasana

akustik yang lembut sehingga anak-anak

mendengar akan merasa lebih nyaman dan

tenang. Selain konsep bermusiknya , lirik

dari lagu More Than words pun sangatlah

memiliki arti yang cukup dalam.

B. Saran

Setelah menyimak lebih dalam tentang

Lagu More Than Words Sebagai Musik

Terapi Pada Penderita Down Syndrome

Hiperaktif di UPTD Dinas Sosial “Pondok

Sosial Kalijudan” Surabaya, ternyata dalam

hal-hal tersebut banyak persoalan yang

Page 12: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

menarik. Berdasarkan hal-hal tersebut muncul

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Para Ilmuwan

Peneliti ini merupakan penelitian yang

mengungkapkan sebagian kecil tentang

keberadaan anak-anak Down Syndrome di

Surabaya.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut dari sisi lain atau disiplin ilmu

lain tentang musik terapi bagi anak-anak

Down Syndrome sehingga dapat diperoleh

kesimpulan yang lebih valid dan akurat.

2. Bagi Warga UPTD

Untuk para mentor atau pengasuh anak-

anak Down Syndrome lebih sabar dalam

mengajar dan mendidik anak-anak dengan

segala keterbatasannya. meski

membutuhkan waktu yang cukup panjang

namun pada akhirnya dapat menghasilkan

hal positif untuk perkembangan anak-anak.

3. Bagi Instansi Pemerintah

Instansi Pemerintah sebagai pelindung

kelangsungan hidup dan perkembangan

sosial bagi anak-anak Down Syndrome

hendaknya lebih objektif dan berusaha

memberikan fasilitas di UPTD tersebut

sehingga tumbuh kembang kreatifitas

anak-anak semakin meningkat, serta

kelangsungan hidup mereka juga perlu

diperhatikan lagi.

4. Bagi Masyarakat Umum

Dalam setiap perkembangan dan pengaruh

dari luar hendaknya lebih mengkaji hal-hal

yang lebih condong pada kehidupan sosial

masyarakat umum. Ada baiknya

bersikaplah adil dan tidak membeda-

bedakan terhadap mereka dengan orang

yang normal.

5. Bagi Para Pembaca

Bagi para pembaca diharapkan dapat

melanjutkan penelitian ini, karena masih

banyak hal yang bisa diungkap tentang

anak-anak Down Syndrome ini. Dimulai

dari proses pembelajaran formal maupun

nonformal yang didapatkan anak-anak

Page 13: LAGU MORE THAN WORDS SEBAGAI MUSIK TERAPI PADA PENDERITA DOWN SYNDROME HIPERAKTIF DI UPTD DINAS SOSIAL “PONDOK SOSIAL KALIJUDAN”

tersebut di UPTD Dinas Sosial Kalijudan

Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Charmahina,Anchas 2013. Efek Bunyi Doppler.

Jakarta: Academia

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku

Baik.

Djohan. 2005. Musik terapi. Yogyakarta: Buku

Baik.

Edmund Prier SJ, Karl, 1996. Ilmu Bentuk Musik,

Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Hendratha, Elvin, 2008. “Mencermati Lirik Lagu”

Indonesian Progressive Society.

Mack, Dieter,1994. Musik Populer, Yogyakarta:

yayasan Pustaka Nusatama.

Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Natalina, Dian. 2013. Musik terapi Bidang

Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung : ALFABETA, cv.

Purba, Mauli, 2006. Musik Populer, Jakarta:

Pendidikan Seni Nusantara.

Sheppard, Philip. 2007. Music Makes Your Child

Smarter. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Taylor, Eric. 1992. Anak yang Hiperaktif. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Tim Penyusun, 1989. Kamus Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa, Departemen

pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai

Pustaka.

Tim Penyusun, 2014. Panduan Penulisan dan

Penilaian Skripsi, Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya.

Tim Redaksi, 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ke III. Jakarta: Balai

Pustaka.