artikel manajemen pemberian pakan (1)

Post on 27-Jun-2015

361 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ARTIKEL MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN

PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG

Oleh :

Famelia Meta Putri

K2B 008 032

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA UDANG

Udang sebagai mahluk hidup didalam kehidupannya membutuhkan bahan

makanan sebagai sumber energi dan gizi yang diperlukan dalam melakukan

aktifitasnya yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan serta reproduksi

yang dilakukannya.  Pada habitat alaminya yaitu perairan bebas sumber makanan

yang diperlukan udang telah tersedia dengan sendirinya pada kondisi terkait

dengan pola rantai makanan yang ada di perairan tersebut.  Ketersediaan pakan di

perairan bebas memungkinkan udang untuk memilih dan mencari sumber

makanan yang dibutuhkannya tanpa terbatas ruang dan waktu, sedangkan udang

yang dibudidayakan dalam suatu petakan tambak relatif tidak mempunyai

alternatif lain dalam memilih dan mencari sumber makanan karena ruang gerak

dan habitatnya dibatasi oleh petakan tambak.  Situasi ini mengarahkan udang

dalam suatu kondisi ketergantungan pakan yang di suplai dari luar lingkungannya,

karena ketersediaan pakan alami yang ada di dalam perairan tersebut semakin

menipis dengan bertambahnya ukuran udang dan bahkan pada waktu tertentu akan

mengakibatkan habisnya pakan alami tersebut.

Pada budidaya udang dengan pola intensive, ketergantungan udang

terhadap adanya suplai pakan dari luar lingkungannya akan semakin tinggi karena

dengan padat penebaran yang relatif tinggi ketersediaan pakan alami di dalam

perairan tambak akan semakin cepat habis dan dalam kondisi seperti ini akan

meningkatkan terjadinya proses kanibalisme udang di dalam tambak.  Kegiatan

pemberian pakan udang di dalam tambak dengan pola intensive sangat

menentukan keberhasilan usaha budidaya udang baik secara teknis budidaya

maupun secara finansial budidaya.  Kegiatan ini secara mendasar harus mengacu

pada sifat danbehaviour udang dalam kaitannya dengan feeding habits dan foods

habits dari udang itu sendiri agar pemberian pakan yang dilakukan merupakan

kegiatan yang terukur dan tepat sasaran baik dari segi waktu dan tingkat

kebutuhan udangnya.

Feeding habits dapat diartikan sebagai kebiasaan pola makan dari udang

yang mencakup cara, waktu, area, dan tingkat kebutuhan pakan berdasarkan

kebiasaan alaminya, yang selanjutnya akan akan diuraikan seperti di bawah ini,

yaitu :

1. Cara.  Udang dalam aktifitasnya mencari makanan lebih mengandalkan

rangsang bau dibandingkan dengan penglihatannya, karena sebagai biota yang

hidup di dasar perairan dengan tingkat intensitas matahari yang relatif rendah

indera penciuman akan lebih berfungsi dibandingkan dengan

penglihatannya.  Udang biasanya tertarik dengan sumber makanan yang

berbau relatif amis dan menyengat yang teridentifikasi melalui indera

penciumannya dan antena/sungut yang berfungsi sebagai peraba.

2. Waktu.  Seperti telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya bahwa udang

adalah biota yang bersifat nocturnal dan phototaksis negatif yang berarti

udang lebih cenderung aktif makan pada malam hari dibandingkan pada siang

hari.

3. Area.  Berdasarkan area/habitatnya udang merupakan biota yang

bersifat demersaldan cenderung benthic yaitu hidup dan aktif di dasar

perairan.  Sifat inilah yang mengkondisikan udang mencari sumber

makanannya juga di dasar perairan.

4. Tingkat Kebutuhan.  Udang di dalam siklus hidupnya memiliki tingkat

kebutuhan pakan yang bersifat fluktuatif terutama dalam hal yang menyangkut

umur, jenis makanan dan nafsu makannya.  Udang pada usia tebar (benur)

cenderung tergantung pada pakan alami  yang berupa zooplankthon dan

organisme renik lainnya yang tersedia di dalam perairan.  Pada udang yang

sedang yang mengalami proses moultingnafsu makannya cenderung turun

drastis, tapi sebaliknya setelah proses moultingselesai nafsu makan udang

akan meningkat kembali dan cenderung rakus.

Food habits dapat diartikan sebagai kebiasaan makan udang ditinjau dari

segi jenis makanan yang biasa dikonsumsi udang.  Di dalam habitat alaminya

udang adalah suatu biota perairan yang bersifat omnivora tapi lebih dominan ke

arah carnivora.  Sifat ini menempatkan udang sebagai biota perairan yang

memakan segala macam sumber makanan yang ada di perairan tersebut, tetapi

mempunyai kecenderungan sebagai pemakan hewan.  Salah satu sifat mendasar

yang dimiliki oleh udang adalah sifat kanibalisme yaitu memangsa udang lainnya

yang sedang dalam kondisi lemah dan sebagai pemakan bangkai dari biota

perairan lainnya. Di dalam perairan tambak udang mempunyai kecenderungan

memilih pakan yang bersifat alami dibandingkan dengan pakan buatan, selama di

dalam perairan tersebut ketersediaan pakan alami bagi udang masih mencukupi.

Secara fisiologis parameter yang erat hubungannya dengan feeding

habit dan food habitadalah organ pencernaan udang yang memiliki karakteristik

dibandingkan dengan organisme lainnya, karena melalui organ ini dapat dipantau

kondisi dan kualitas udang berdasarkan nafsu makannya.  Organ pencernaan

udang secara garis besar terbagi atas dua bagian besar yaitu :

1. Usus yang terletak di bagian punggung bagian atas dan sangat jelas terlihat

lewat pengamatan visual.  Melalui usus udang dapat diidentifikasi nafsu

makan, tingkat konsumsi pakan, jenis pakan dari udang yang diamati

2. Hepathopanchreas yang dapat diidentikkan dengan lambung udang.  Organ

ini merupakan pusat dari pencernaan udang dan terletak di bagian kepala dan

pada kondisi normal berbentuk segitiga serta berwarna kecoklatan.  Melalui

pengamatan visual dari hepathopanchreas dapat diidentifikasi kondisi dan

kualitas udang yang terkait dengan nafsu makannya.  Pada kasus-kasus

tertentu organ ini dapat pula untuk mengidentifikasi tingkat keparahan suatu

permasalahan yang menjangkiti udang.

Pengetahuan dan pemahaman dari feeding habit dan food habit serta organ

pencernaan udang adalah faktor yang mutlak untuk dikuasai dalam penyusunan

program pemberian pakan yang akan diterapkan dalam kegiatan budidaya udang

agar dapat tercipta adanya efisiensi dan efektifitas pemberian pakan yang dapat

menghasilkan udang dengan kondisi dan kualitas yang menguntungkan dari segi

produksi.  Beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan pentingnya penyusunan program pemberian pakan udang antara

lain:

1. Ketersediaan pakan alami di dalam perairan tambak sebagai suatu ekosistem

yang tertutup relatif sangat terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitas

ditinjau dari tingkat kebutuhan udang untuk melakukan perkembangan dan

pertumbuhannya.

2. Ruang gerak udang di dalam perairan yang dibatasi oleh petakan tambak

relatif sangat kurang, sehingga tidak memungkinkan udang untuk mencari

alternatif pakan lainnya di luar lingkungannya.

3. Pakan udang merupakan pemasok utama kebutuhan nutrisi dan gizi  dengan

komposisi seimbang yang diperlukan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan udang di dalam perairan dan tidak dapat diperoleh melalui

pakan alami.

4. Pakan udang dari segi finansial merupakan faktor yang paling besar

peranannya dalam hal biaya produksi dibandingkan dengan faktor lainnya,

sehingga penerapan program pakan yang tidak benar dapat mengakibatkan

pembengkakan biaya produksi dan dapat memperkecil profit value yang

didapatkan.

5. Pakan udang merupakan penyumbang terbesar dalam proses akumulasi

pengotoran dasar tambak dengan timbulnya lumpur hitam  yang dihasilkan

dari proses metabolisme udang dan sisa pakan yang tidak terkonsumsi bagi

udang sehingga dapat membahayakan bagi udang.

6. Tingkat kebutuhan pakan yang telah diberikan dapat dijadikan sebagai

estimasi populasi dan biomass udang berdasarkan periode waktu tertentu.

7. Pakan udang dapat berfungsi sebagai bahan organik yang dapat membantu

proses pembentukan dan kestabilan air tambak, terutama pada perairan tambak

dengan populasi udang yang padat dan tingkat kebutuhan pakannya relatif

tinggi.

Pembahasan di atas dapat memberikan gambaran tentang pentingnya

penyusunan program pemberian pakan udang di dalam tambak melalui estimasi

dan analisa kebutuhan pakan yang betul-betul cermat berdasarkan pengamatan

dan identifikasi tingkat kebutuhan dan kondisi udang yang mengacu pada tingkat

pengeluaran biaya produksi melalui pakan udang yang akan dan telah

diterapkan.  Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program

pakan untuk udang antara lain : 

1. Penentuan jenis pakan yang akan diberikan, yang meliputi pakan alami, pakan

buatan, pakan segar dan pakan tambahan lainnya.

2. Ukuran pakan, yaitu besar kecilnya pakan sesuai dengan umur dan kondisi

udang di tambak.

3. Jumlah pakan yang akan diberikan berdasarkan estimasi populasi

dan biomass udang serta tingkat kebutuhan, kondisi dan kualitas udang pada

saat itu.

4. Frekuensi pemberian pakan dalam sehari berdasarkan estimasi populasi

dan biomassudang serta tingkat kebutuhan, kondisi dan kualitas udang pada

saat itu.

Satu hal yang sangat mendasar dalam penyusunan program pakan ini

adalah terciptanya suatu kondisi yang mengarah pada program yang mengikuti

keinginan dan kebutuhan udang, bukan sebaliknya udang harus mengikuti

program yang telah disusun secara sistematis terlebih dulu.  Program pemberian

pakan yang direkomendasikan adalah program yang disusun berdasarkan

pengambilan keputusan yang diperoleh melalui  pengamatan kondisi dan

kebutuhan udang secara cermat serta bersifat dinamis mengikuti perkembangan

yang terjadi di lapangan.  Pada situasi udang yang telah dikondisikan untuk

mengikuti program pakan yang telah disusun sebelumnya dikhawatirkan dapat

menimbulkan masalah pada populasi dan  kualitas udang serta secara tidak

langsung berpengaruh pada kualitas perairan.

Program Pakan Udang

Program pakan pada dasarnya suatu metode/cara pemberian pakan udang

dalam satu siklus budidaya. Program ini ikut menentukan tingkat keberhasilan

suatu sistem budidaya udang secara menyeluruh terutama keterkaitannya dengan

tingkat biaya produksi yang yang telah dikeluarkan, sehingga dalam

penyusunannya perlu kecermatan dan ketepatan dalam dalam menentukan tingkat

kebutuhan udang terhadap pakan.

Beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan

program pakan telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, tapi secara garis

besar meliputi :jenis pakan, ukuran pakan, jumlah pakan dan frekuensi

pemberian pakan.

Salah satu tolok ukur yang digunakan dalam tingkat efektifitas dan

efisiensi program pakan adalah Food Conversion Ratio (FCR), yaitu

perbandingan jumlah pakan kumulatif yang telah diberikan dengan biomass udang

yang dihasilkan pada waktu tertentu. Sebagai contoh : pada suatu petakan tambak

telah dipanen udang dengan biomass 1 (satu) ton, sementara jumlah total pakan

yang telah diberikan mencapai 2 (dua) ton, maka nilai FCR = 2.

Standar nilai FCR yang banyak digunakan dalam menentukan tingkat

efektifitas dan efisiensi program pakan dalam budidaya udang skala intensif

adalah berkisar 1.8 - 2.5. Dengan mengetahui nilai FCR maka dapat diestimasikan

berapa cost (biaya) yang telah dikeluarkan untuk pakan udang dan berapa nilai

jual udang pada saat itu. Perkembangan nilai FCR tersebut perlu dimonitoring

pada setiap dilakukan sampling populasi dan biomass secara periodik dalam satu

siklus budidaya.

Sebagai upaya lebih mudah memahami ilustrasi di atas maka berikut akan

dijelaskan beberapa istilah yang ada dalam ilustrasi tersebut, yaitu :

1. PL = Post Larva, merupakan istilah untuk menunjukkan umur udang yang

biasanya dalam satuan hari. Variabel ini sangat penting karena tingkat

kebutuhan udang terhadap pakan selalu berubah berdasarkan pertambahan

umur.

2. ABW = Average Body Weight, istilah ini menunjukkan berat rata-rata udang

dalam satu petakan tambak pada satu periode tertentu. Variabel diperoleh

melalui kegiatan sampling biomass secara periodik.

3. SR = Survival Rate, istilah ini menunjukkan tingkat kehidupan udang dalam

satu petakan tambak pada satu periode tertentu dibandingkan dengan padat

penebaran pada saat tebar benur. Variabel diperoleh melalui kegiatan

sampling populasi secara periodik.

4. Crumble, istilah ini menunjukkan jenis pakan buatan yang berukuran

serbuk/butiran halus.

5. Pellet, istilah ini menunjukkan jenis pakan buatan yang berukuran butiran

dengan ukuran kecil, sedang dan besar.

6. Nomor Pakan (dengan pengkodean tertentu), istilah ini menunjukkan

ukuran butiran pakan udang. Nomor pakan ini dapat berbeda antar

produsen/pabrik pakan.

7. Blind Feeding, istilah ini menunjukkan kegiatan pemberian pakan

dengan tidakmemperhatikan program pakan dan penerapannya tergantung

ketersediaan pakan alami di dalam tambak dan biasanya dilakukan pada udang

usia benur. BlindFeeding juga digunakan sebagai upaya “memperkenalkan”

benur pada pakan buatan dan mengantisipasi berkurangnya/habisnya pakan

alami didalam tambak.

Berdasarkan ilustrasi tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa suatu

program pakan dalam satu siklus budidaya merupakan program yang terukur dan

terarah dengan tetap mengacu pada tingkat kebutuhan dan kondisi udang pada saat

itu.

Terukur, berarti setiap kegiatan pemberian pakan udang selalu memiliki

nilai kuantitas yang telah ditentukan berdasarkan pengamatan dan

estimasi.Terarah, berarti setiap kegiatan pemberian pakan udang memiliki tolok

ukur efektifitas dan efisiensi yaitu Food Conversion Ratio (FCR)

Frekuensi Pakan

Frekuensi pakan merupakan salah satu bagian dari program pakan yang

memiliki peranstrategis dalam menentukan keberhasilan suatu program pakan

pada satu periode budidaya. Frekuensi pakan dapat diartikan sebagai berapa kali

suatu kegiatan pemberian pakan diberikan Dalam satu hari.

Frekuensi pakan perlu disusun berdasarkan pemikiran sebagai berikut :

1. Tingkat kebutuhan udang akan pakan relatif selalu berubah (fluktuatif)

berdasarkan waktu;

2. Nafsu makan udang relatif berbeda antara pagi, siang, sore dan malam;

3. Menghindari adanya over feeding, karena frekuensi pakan merupakan program

harian, sehingga pemberian pakan dapat menyesuaikan dengan tingkat

kebutuhan udang;Efektifitas dan efisiensi program pakan melalui tolok ukur

FCR dapat terkontrol secara harian.

Penyusunan frekuensi pakan merupakan program yang berkesinambungan

dalam satu siklus budidaya yaitu dari mulai tebar benur sampai udang dipanen.

Dalam menyusun frekuensi pakan diperlukan kecermatan dan kejelian

pengamatan terhadap tingkat kebutuhan udang yang sebenarnya pada suatu waktu.

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebagai variabel antara lain sebagai

berikut :

1. Ketersediaan pakan alami pada saat tebar benur.Seperti telah dijelaskan pada

pembahasan sebelumnya, ketersediaan pakan alami di dalam tambak akan

menentukan jumlah kebutuhan pakan buatan yang akan diberikan. Sebagai

upaya menghindari kekurangan pakan yang disebabkan karena persediaan

pakan alami yang telah menipis/habis, maka dalam perlu dilakukan blind

feeding yang telah dijelaskan dalam pembahasan program pemberian pakan.

2. Jumlah pakan per hari (P/H), yaitu jumlah total pakan yang diberikan dalam

satu hari.

3. Ukuran pakan, yaitu ukuran butiran pakan yang sesuai dengan umur udang di

dalam tambak.

4. Waktu pemberian pakan, yaitu alokasi waktu untuk melakukan pemberian

pakan dalam satu hari. Alokasi waktu inilah yang disebut sebagai frekuensi

pakan.

5. Persen pakan, yaitu menunjukkan berapa persentase pakan yang akan

diberikan dalam satu kali pemeberian pakan dibandingkan dengan jumlah total

pakan per hari.

6. Persen di ancho.Ancho merupakan salah satu alat yang terbuat dari kain kassa

dari nylonstrimmin) berbentuk kotak dengan ukuran tertentu dan digunakan

sebagai pengontrol program pakan, pertumbuhan serta kualitas udang secara

harian/insidental. Persen di ancho, menunjukkan berapa persentase jumlah

pakan yang diletakkan di ancho dibandingkan dengan jumlah total pakan yang

diberikan pada satu waktu di dala satu petakan tambak. Variabel ini digunakan

sebagai tolok ukur habis tidaknya pakan yang telah diberikan pada saat itu.

7. Waktu pengontrolan pakan di ancho. Variabel ini merupakan batasan waktu

yang dijadikan standar dalam pengambilan keputusan habis tidaknya pakan

yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Marindro. 2010. Program Pengelolaan Pakan Udang. http://marindro.multiply.com/journal/item/17/21/22

top related