artikel ilmiah mel -...
Post on 06-Feb-2018
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ARTIKEL ILMIAH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (LC) TIPE 5E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI KELAS X IPA 4
SMAN 1 BATANGHARI
OLEH: 1. MELATI YULIANI (A1C310001)
2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. NOVA SUSANTI, S.Pd, M.Si
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2014
1
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Artikel ilmiah berjudul Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Fluida Statis di Kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari yang disusun oleh Melati Yuliani A1C310001 telah diperiksa dan disetujui.
Jambi, 2014 Pembimbing I
Drs. Menza Hendri, M.Pd NIP 196009291984031001
Jambi, 2014 Pembimbing II
Nova Susanti, S.Pd, M.Si NIP 198211232006042003
2
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Fluida Statis di Kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari
OLEH: 1. MELATI YULIANI (A1C310001)
2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. NOVA SUSANTI, S.Pd, M.Si
ABSTRAK
Kata kunci: model pembelajaran, Learning Cycle (LC) Tipe 5E
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep dan kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran fisika di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Batanghari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika kelas X IPA 4, rendahnya pemahaman konsep siswa disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional. Hasil tanya jawab dengan beberapa siswa menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman materi fisika terutama fluida statis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi fluida statis di kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan evaluasi, serta refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi fluida statis di kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan melalui ulangan formatif dan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kegiatan pembelajaran melalui lembar observasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase aktivitas siswa dan pemahaman konsep siswa. Pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 63,21% dan nilai rata-rata hasil belajar 64,99 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 15 orang. Rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 71,62% pada siklus II dan nilai rata-rata pemahaman konsep 68,61 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 23 orang. Kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 76,27% dan nilai rata-rata pemahaman konsep 72 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 29 orang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle (LC) tipe 5E dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Batanghari pada pokok bahasan fluida statis.
3
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Menurut Slameto (2003), belajar merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tingkat keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam proses belajar mengajar yaitu dalam memahami materi yang diajarkan guru. Hal tersebut dikarenakan guru menggunakan model pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan rendahnya penguasaan terhadap konsep fisika dan kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran fisika pembelajaran fisika yang diterapkan di SMAN 1 Batanghari lebih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Siswa hanya menerima materi dan soal dari guru sehingga komunikasi dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah dari guru ke siswa. Hal ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara siswa dengan guru serta komunikasi antar siswa dalam pembelajaran atau dapat dikatakan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Fluida Statik di Kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari” 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Fluida Statis di kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari?” 1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dilihat adalah hasil belajar fisika pada aspek
kognitif melaui tes objektif. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari semester
genap tahun ajaran 2013/2014. 1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi fluida satis di kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E. 1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa, dapat lebih aktif untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dengan cara berdiskusi serta berani mengemukakan pendapat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Bagi guru atau calon guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan tentang model pembelajaran dalam pembelajaran fisika, sehingga dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
4
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
3. Bagi lembaga pendidikan, sebagai informasi awal dan bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kondisi objektif di lapangan bagi pihak-pihak tertentu yang bermaksud mengembangkan atau melakukan penelitian serupa di tempat lain.
4. Bagi peneliti, melatih keterampilan dan menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian.
1.5 Definisi Istilah/Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan
beberapa istilah yang terdapat di dalam proposal ini, yaitu sebagai berikut : 2 Model Pembelajaran: Prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
3 Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) tipe 5E: Setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk di diskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Teknik pembelajaran 5E terkait dengan urutan penyajian pembalajaran yang terdiri dari: Engage (libatkan), Explore (Eksplorasi), Explain (jelaskan), Elaborate (penerapan) dan Evaluate (evaluasi).
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar
Abdillah dalam Aunurrahman (2010) menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. 2.2 Pengertian Pembelajaran
Arikunto (2010) mengemukakan, “Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar dan merupakan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap”. 2.3 Hakikat Pembelajaran Fisika
Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu Hamid dalam Sulistyono (1998), adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.
2. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi-kondisi dan situasi belajar Fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya
5
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
2.4 Hasil Belajar Menurut Suprijono (2012), “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan”. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan (Hamalik, 2008). 2.5 Aktivitas Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan di tiap bagian di dalam perusahaan. Selanjutnya Sadiman (2003) menyatakan, “Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
Dari uraian tentang belajar di atas peneliti berpendapat bahwa dalam belajar terjadi dua proses yaitu (1) perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang sedang belajar; (2) interaksi dengan lingkungannya, baik berupa pribadi, fakta, dsb. Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. 2.6 Teori Pembelajaran Kontruktivisme
Belajar menurut kontruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengkaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimulikinya sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
Richardson dalam Wardoyo (2013) menyatakan bahwa konstruktivisme merupakan sebuah keadaan dimana individu menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan percayai, serta ide dan fenomena dimana mereka berhubungan. 2.7 Model Pembelajaran Learning Cycle (LC)
LC (Learning Cycle), yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada pelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. 2.8 Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) Tipe 5E
Teknik pembelajaran 5E terkait dengan urutan penyajian pembalajaran yang terdiri dari: Engage (libatkan), Explore ( Eksplorasi), Explain (jelaskan), Extend atau Elaborate (kembangkan), dan Evaluate (evaluasi). Cikal bakal teknik ini sebenarnya sudah ada pada tahun 1970-an dan dikembangkan oleh Science Curriculum Improvement Study (SCIS) pada program pembelajaran sains. Model ini dikembangkan oleh Roger Bybee (1997). 2.9 Kajian Materi 2.9.1 Fluida
Fluida adalah zat yang mengalir karena tidak dapat menahan tegangan geser. Namun fluida dapat mengerahkan gaya dalam arah tegak lurus terhadap permukaannya (Supiyanto, 2007).
6
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
2.9.2 Tekanan Hidrostatis Tekanan hidrostatik pada silinder sama dengan �� = ����� ��������
���� ���� ��������= ����
�= ��ℎ (1)
Tekanan di suatu titik di dalam suatu fluida yang disebut tekanan absolut, dapat dihitung dengan rumus
� = �� + �� = �� + ��ℎ (2)
2.9.3 Hukum Pascal Hukum Pascal secara matematis dirumuskan sebagai: ��
��= ��
��
2.9.4 Hukum Archimedes
Hukum Pascal secara matematis dirumuskan sebagai: �� = ��� (4)
2.9.5 Terapung, Melayang dan Tenggelam A. Terapung
Syarat benda mengapung adalah:
�� < �� (5)
B. Melayang Syarat benda melayang adalah:
�� = �� (6)
C. Tenggelam Syarat benda tenggelam adalah:
�� > �� (7)
2.9.6 Aplkasi Hukum Archimedes a. Hidrometer b. Kapal Selam c. Galangan Kapal d. Balon Udara e. Jembatan Ponton
2.9.7 Tegangan Pemukaan
Tegangan permukaan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
γ =
lF
(8)
(3)
7
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
2.9.8 Meniskus Kelengkungan permukaan zat cair didalam tabung kita namakan meniskus.
Permukaan air dalam tabung kita sebut sebagai meniskus cekung. Karena adanya meniskus cekung, air membahasi dinding kaca (Supiyanto, 2007). 2.9.9 Gejala Kapilaritas
Gejala naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler ini disebut gejala kapilaritas. 2.9.10 Viskositas
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida sebesar:
� = ��v (9)
III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas X IPA 4. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas.
Pelaksanaan
Pengamatan Siklus 3
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Siklus 2
Perencanaan
8
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Batanghari kelas X IPA 4 semester genap TA
2013/2014. 3.3 Instrumen Penelitian
Data pemahaman konsep siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. 3.4.1 Validitas tes
Untuk menguji validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:
��� =� ∑ �� − (∑ �)(∑ �)
��� ∑ �� − �∑ ������ ∑ �� − �∑ ����
3.4.2 Tingkat Kesukaran � =
���
3.4.3 Daya Pembeda � =
����
−����
= �� − ��
3.4.4 Reliabilitas Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Kuder Richarson 20 yang disingkat
K-R 20, sebagai berikut:
��� = � ����
�����∑ ������� ��� � dengan �� =
∑ ����
�∑ � ����� �
�
���� �
�
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Batanghari kelas X IPA 4 tahun ajaran 2013/2014. 3.4.2 Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelian ini berupa:
1. Data kualitatif, yaitu data tentang aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran selama proses belajar mengajar.
2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan pemahaman konsep siswa setiap akhir siklus.
3.4.3 Cara Pengambilan Data Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran diisi melalui pengamatan
pelaksanaan pembelajaran saat melakukan pengajaran. Lembar observasi aktivitas siswa diisi melalui pengamatan terhadap siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Data tentang pemahaman konsep siswa diambil dengan memberikan tes pada setiap akhir siklus. 3.5 Analisis Data Untuk menganalisis data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (2008).
S = R - ( 1−OW
) x Wt
9
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
Untuk menganalisis hasil observasi aktivitas belajar siswa digunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2008), yaitu sebagai berikut:
A = NN a x 100%
3.6 Indikator Keberhasilan a. Perhitungan rata-rata tes formatif pada masing-masing siklus terdapat
perkembangan secara signifikan. b. Persentase siswa yang berhasil dalam belajar diharapkan sebesar 75 persen,
dengan nilai minimal 72 (merupakan nilai minimum ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah).
c. Persentase rata-rata hasil observasi aktivitas siswa diharapkan sebesar 61% dengan kriteria aktif.
d. Persentase rata-rata hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diharapkan sebesar 61% dengan kriteria baik.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Belajar
Rincian mengenai peningkatan pemahaman siswa pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Learning Cycle (LC) tipe 5E dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Tiap Siklus
No Variabel yang diamati Jumlah
Siklus I Siklus II Siklus III
1
2
Nilai rata-rata siswa
Jumlah siswa yang berhasil
64,99 (64,99%)
15 (40,54%)
68,61 (6,861%)
23 (62,16%)
72 (72%)
29 (78,37%)
4.1.2 Aktivitas Siswa
Gambaran mengenai peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa Saat Proses Belajar Mengajar
Aktivitas yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III
Jmlh % Jmlh % Jmlh %
Pendahuluan Engagement
1. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru 2. Siswa menaruh minat terhadap pelajaran dan
mengembangkan rasa ingin tahu 3. Siswa yang duduk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang dibagikan.
20 15
34
54,0540,54
91,89
24 20
35
64,8654,05
94,59
25 23
35
67,5662,16
94,59
10
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
4. Siswa yang mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Exploration
5. Siswa mendengarkan pertanyaan dari guru 6. Siswa menyusun hipotesis dan melakukan prediksi 7. Siswa melakukan eksplorasi sumber daya dan
bahan-bahan kajian 8. Siswa mengumpulkan data dan mencari berbagai
kemungkinan jawaban 9. Siswa termotivasi mengemukakan dugaan Explanation
10. Siswa membuat klarifikasi pemahaman dirinya terhadap konsep baru yang diterimanya melalui diskusi kelompok
11. Siswa memberikan umpan balik berupa pertanyaan dan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas
12. Siswa membangun generalisasi dan melakukan refleksi tentang konsep-konsep yang dapat dipercaya
Elaboration
13. Siswa menerapkan pengetahuan baru dalam memecahkan masalah yang diberikan guru
14. Siswa melaksanakan tugas-tugas baru yang berkaitan
15. Siswa yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan materi yang diajarkan
Kegiatan Penutup
Evaluation
16. Siswa yang ikut serta membuat kesimpulan dari apa yang dipelajari
17. Siswa yang mendengarkan guru memberikan tugas rumah
18. Siswa yang memperhatikan sewaktu guru menyampaikan informasi mengenai materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
20
35 30 27
17
17
23
15
20
34
35 3
18
30
28
54,05
94,5981,0872,97
45,94
45,94
62,16
40,54
54,05
91,89 94,59
8,10
48,64
81,08
75,67
24
35 30 30
20
19
25
19
20
35 35
14
24
34
34
64,86
94,5981,0881,08
54,05
51,35
67,56
51,35
54,05
94,59 94,59
37,83
64,86
91,89
91,89
30
35 34 30
23
25
26
24
25
35 35
23
24
34
34
81,08
94,5991,8981,08
62,16
67,56
70,27
64,86
67,56
94,59 94,59
62,16
64,86
91,89
91,89
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 4.3 Peningkatan Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Siklus I Siklus II Siklus III
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
I. Pendahuluan Engagement
1. Guru memasuki kelas tepat pada waktunya 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru meminta siswa untuk menyiapkan buku
pelajaran
√√
√
√
√√
√√
√
11
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
4. Guru mengajukan pertanyaan apersepsi untuk memotivasi siswa
5. Guru menilai pengetahuan terdahulu siswa 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
II. Kegiatan Inti
Exploration
7. Guru menyampaikan prosedur/cara pembelajaran
8. Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok
9. Guru menyediakan sumber daya dan mengawasi kegiatan eksplorasi siswa
Explanation
10. Siswa membuat klarifikasi pemahaman dirinya terhadap konsep baru yang diterimanya melalui diskusi kelompok
11. Siswa memberikan umpan balik berupa pertanyaan dan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas
12. Siswa membangun generalisasi dan melakukan refleksi tentang konsep-konsep yang dapat dipercaya
Elaboration
13. Guru mengajukan pertanyaan, mengajukan masalah dan isu baru
14. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
15. Guru memberikan penghargaan dan umpan balik
16. Guru mengajukan saran-saran terbuka
III. Penutup
Evaluation
17. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan.
18. Guru memberikan tugas rumah. 19. Guru memberikan informasi mengenai
materi pembelajaran pada materi selanjutnya
√√
√
√
√
√
√
√
√
√√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√√
√
√
√
√
√
√
√
√
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Secara umum, peningkatan aktivitas dan pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
12
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas dan Tingkat Pemahaman Konsep Siswa
Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa tiap siklusnya. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka pemahaman konsep siswa pun turut meningkat. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle (LC) tipe 5E dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari pada materi fluida statis.
V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 63,21%. Rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 71,62% pada siklus II dan mengalami peningkatan lagi pada siklus III menjadi 76,27%. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga diiringi dengan peningkatan hasil belajar yang didapat siswa tiap akhir siklus pembelajaran, di mana siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,99 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 15 orang, meningkat pada siklus II menjadi 68,61 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 23 orang, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 72 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 29 orang. Berdasarkan hasil belajar dan aktivitas siswa yang didapatkan dari penelitian maka dapat disimpulkan model pembelajaran Learning Cycle (LC) tipe 5E dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi fluida statis di kelas X IPA 4 SMAN 1 Batanghari. 5.2 Saran
1. Diharapkan kepada guru supaya dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle (LC) tipe 5E pada materi fluida statis sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika.
2. Penelitian ini masih terbatas pada aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi fluida statis diharapkan lebih lanjut dilakukan penelitian terhadap materi pembelajaran fisika lainnya.
63.2171.62
76.27
64.99 68.61 72
0102030405060708090
100
Siklus I Siklus II Siklus III
Pers
enta
se
Grafik Aktivitas dan Tingkat Pemahaman Konsep Siswa
Aktivitas siswa
13
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto dan Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dasna, I. Wayan. 2005. Kajian Implementasi Model Siklus Belajar (Learning Cycle) dalam Pembelajaran Kimia. Makalah Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya. FMIPA UM - Dirjen Dikti Depdiknas. 5 September 2005
Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eliyani, Alin, 2013, Pengaruh Model Learning Cycle 7E-STAD Terhadap Sikap Ilmiah dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Malang, Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang.
Fajaroh, F., Dasna, I. W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif dalam Bahan Makanan pada Siswa Kelas II SMU Negeri 1 Tumpang – Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol II. 2 Oktober 2004.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Irawan, Didik, 2010, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Model Pembelajaran Learning Cycle pada Siswa Kelas VIIIB SMPN 14 Kota Jambi, Skripsi, Universitas Jambi, Jambi.
John, D. Latuheru. 1988. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar masa kini. Jakarta: Depdikbud.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga. Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sadiman, A. S., dkk. 2003. Media pendidikan, pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali Pers.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistiyono. 1998. Efektivitas penggunaan media modul tercetak dan media transparasi serta media konvensional untuk pokok bahasan tata surya dalam pengejaran fisika
14
Melati Yuliani : S1 Pendidikan Fisika
kelas 2 SMU Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 1997/ 1998. Skripsi. FPMIPA IKIP Yogyakarta.
Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Phibeta Suprijono, Agus. 2011. Cooperatif Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wandi. Diakses 27 November 2013. Pengertian Belajar Menurut Ahli.
http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli.
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.
Warsono & Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Wibowo. Diakses 27 November 2013. Model Pembelajaran 5E. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-5e.html
top related