artikel depresi
Post on 14-Jun-2015
40 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Saat ini, masalah kesehatan jiwa sangat menjadi perhatian seperti yang terjadi pada aktor
Hollywood sekelas Robin Williams yang meninggal akibat bunuh diri karena depresi berat.
Orang-orang terdekatnya menyebutkan bahwa beberapa waktu sebelum kematiannya, sang aktor
berusia 63 tahun tersebut diketahui sedang berjuang melawan depresi beratnya. Depresi
merupakan penyakit yang sulit terdeteksi, karena orang yang mengalami depresi bisa terlihat
baik-baik saja di luar dan berinteraksi seperti layaknya orang normal. Selama ini, memang
sepertinya masih banyak yang salah mengerti akan depresi yang sebenarnya. Depresi itu
bukan berarti sekadar sedih. Tapi lebih dari itu. Jadi bukan karena sedang sedih langsung
dibilang depresi. Depresi sebenarnya merupakan salah satu bentuk gangguan medik pada diri
seseorang. Beda antara depresi dengan sedih “biasa” terletak pada gangguan fungsi
penderitanya. Yang dimaksud gangguan fungsi di sini adalah gangguan dalam melakukan
aktivitas rutin sehari-hari. Misalnya terlihat dari kinerja dan produktivitas yang menurun.
Gejala Depresi
Perasaan bersalah, tidak berharga, dan / atau tidak berguna
Perasaan putus asa dan / atau pesimis
Insomnia, terjaga sampai pagi, atau tidur berlebihan
Mudah tersinggung, gelisah
Kehilangan minat dalam kegiatan atau hobi yang dulu disenangi, termasuk seks
Kehilangan kesenangan dalam hidup
Terlalu banyak makan atau hilang nafsu makan
Nyeri atau sakit yang menetap, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan yang
tidak
Berkurang bahkan dengan pengobatan
Perasaan sedih, cemas, atau “kosong” yang menetap
Kesulitan berkonsentrasi, mengingat detail, dan membuat keputusan
Kelelahan dan energi berkurang
Berpikir bunuh diri atau mencoba bunuh diri
DEPRESI BUKAN sekedar sedih
Penyebab Depresi
Lazimnya, depresi tidak disebabkan oleh satu penyebab yang jelas. Melainkan sebagai kombinasi
dari berbagai faktor. Depresi dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, diantaranya :
Faktor internal
Merupakan faktor dari dalam sendiri. Misalnya faktor biokimia yang berupa kelainan
neurotransmitter (zat kimia penghantar sinyal antar syaraf) yang disebut serotonin. Pada orang
yang depresi kadar serotonin cenderung rendah. Selain itu bisa disebabkan kelainan otak bagian
tertentu yang berhubungan dengan mood. Depresi juga diduga berhubungan dengan genetik.
Faktor eskternal
Merupakan faktor dari luar yang berupa berupa faktor lingkungan berupa stress psikologis.
Penyebab stresnya dapat berupa berbagai hal, diantaranya karena kehilangan orang terdekat,
kehilangan pekerjaan dan lain-lain.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara medikamentosa (terapi obat) adalah dengan diberikan terapi anti
depresan, terutama diberikan untuk depresi berat dan yang dicurigai dilatarbelakangi oleh
kelainan biologis. Obat anti depresan tidak menyebabkan ketergantungan seperti golongan anti
cemas. Sehingga dapat diberikan dalam waktu yang cukup lama, 3-6 bulan. Setelah itu dosisnya
diturunkan perlahan dan bertahap untuk mencegah relaps. Penatalaksanaan secara psikologis
dilakukan dengan cara konseling dan psikoterapi supportif. Selain itu, pasien juga perlu
dipindahkan dari lingkungan yang memicu depresinya. Dukungan keluarga juga sangat penting
terutama bagi pasien depresi berat.
Pencegahan
1. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Berdasarkan Riset kesehatan dasar yang dilakukan Kemenkes , semakin bertambahnya
usia, maka risiko mengalami gangguan kesehatan menjadi lebih tinggi (Kemenkes, 2013).
Pemeriksaan secara rutin bertujuan untuk memonitor kesehatan fisik dan gangguan
kesehatan.
2. Berpikiran positif dan aktivitas sosial
Semua berpusat pada pemikiran kita, biasakan untuk selalu berpikir positif dalam
menghadapi masalah apapun. Bersosialisasi merupakan bentuk dari aktivitas sosial.
Bersosialisasi dengan komunitas, seperti keluarga, teman ataupun kerabat sangat
dianjurkan untuk menghindari stress
3. Berolahraga secara teratur dan hindari merokok
Budayakan hidup sehat dengan tidak merokok dan berolahraga secara teratur. Tidak perlu
berolahraga berat, cukup dengan melakukan jogging akan mampu membuat lebih fresh
dan mengurangi tingkat stress karena membuat kita aktif dan tidak sempat untuk
melamun dan memikirkan masalah.
Referensi:
Kapplan & Shaddock Comprehensive of Text Book. 2005
Litbang Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan
http://www.who.int/topics/mental_health/en/ diakses tanggal 10 Oktober 2014
top related