artikel
Post on 18-Nov-2015
5 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN
LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA
TINGKAT SMALB- C
Mohammad Saifur R, Mardianto, dan Saichudin
Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragan
Universitas Negeri Malang
E-mail: saifur_ik@yahoo.co.id
ABSTRAK: Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C adalah mempraktikkan berbagai
keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana. Dalam pelaksanaan
pembelajarannya, maka perlu adanya buku pedoman sebagai alat pendukung
untuk dijadikan bahan rujukan dalam mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Metode penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model
penelitian pengembangan Borg dan Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat
dan loncat melalui permainan untuk siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang.
Hasil penelitian adalah: (1) dengan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar
lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat memberikan masukan kepada guru
pengajar pendidikan jasmani, materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat
dengan menggunakan beberapa variasi dan berbentuk permainan yang
disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita, hal itu membuat siswa menjadi
lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses
pembelajaran yang dilakukan; (2) buku pedoman model latihan gerak dasar
lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru
pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa
menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam
penerapan buku ini; (3) Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan
pengaruh dari masing-masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap
respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.
Kata kunci: gerak dasar lokomotor, lompat dan loncat, tunagrahita.
Kegiatan olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia,
bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi
sebuah kebutuhan hidup masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan
kepada anak-anak, maka kegiatan latihan tersebut harus memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh dari anak itu sendiri. Tidak
semua anak dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada sebagian kecil yang
mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik maupun dalam
perkembangan mental. Anak yang demikian diklasifikasikan sebagai anak luar
biasa (berkebutuhan khusus). Anak luar biasa (berkebutuhan khusus) biasanya
menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususan
masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu,
SLB bagian C untuk tunagrahita, dan lain sebagainya (Wikipedia Bahasa
Indonesia: 2011). Istilah anak tunagrahita Nuryadin (2005: 1-2) memberikan
penjelasan dalam bukunya, yang mengatakan bahwa anak tunagrahita adalah anak
yang mengalami hambatan perkembangan. Perkembangan jasmani dan motorik
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SLB&action=edit&redlink=1
-
anak tunagrahita tidak secepat perkembangan anak normal, Anak tunagrahita
mempunyai karakteristik diantaranya mempunyai koordinasi yang kurang,
gerakannya canggung/ kurang seimbang dan kurang terkendali, serta kesulitan
ketika melakukan gerakan motorik kasar, keterbatasan daya pikir yang dialami anak tunagrahita juga menyebabkan mereka sulit mengontrol, apakah perilaku
yang ditampakkan dalam aktivitas sehari-hari wajar atau tidak wajar (menurut
ukuran normal). Untuk mengatasi hal-hal tersebut, sebagai pokok pemecahannya
bukanlah dengan jalan pengobatan saja, tetapi harus berkaitan dengan jalan
mengadakan latihan-latihan dan perlu dilakukan modifikasi kegiatan sebagai
terapi perilaku sehingga nantinya anak bisa lebih mandiri dalam kehidupan sehari-
harinya (Widati dan Murtadlo, 2007: 265). Latihan permainan yang
diperuntukkan bagi anak tunagrahita bukan sembarang permainan, Prasedio dalam
Efendi (2006: 105) mengatakan bahwa permainan yang bisa diberikan kepada
anak tunagrahita paling tidak memiliki muatan antara lain, memiliki nilai terapi
yang berbeda serta sosok permainan yang diberikan tidak terlalu sulit untuk
dicerna anak tunagrahita. Dari hasil analisis kebutuhan peneliti dalam pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yaitu
meskipun di SMALB- C tersebut sudah mempunyai acuan berupa Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD), namun dalam pelaksanaannya
sangat mengalami kesulitan dalam pencapaian SK dan KD yang ada karena belum
adanya pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) berupa
permainan untuk dikembangkan dalam pembelajaran Penjasorkes yang bernilai
terapi, edukatif, dan menyenangkan bagi anak tunagrahita. Dalam pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani, setelah melakukan olahraga pemanasan, siswa
langsung bermain bebas sesuai dengan kehendak masing-masing, dalam hal ini
pendidik hanya bertugas sebagai pengamat siswa yang sedang melakukan
aktifitas, hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang berjalan secara efektif
dan efisien, padahal anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak yang sama
tentang pelayanan pendidikan, untuk itu maka perlu adanya pengembangan buku
pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor berupa permainan yang sesuai
dengan karakteristik anak tunagrahita, sehingga buku pedoman ini bisa digunakan
guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran dan dengan adanya
buku pedoman bentuk latihan ini maka pelaksanaan pembelajaran pendidikan
jasmani khususnya materi gerak dasar lompat dan loncat bisa lebih efektif dan
efisien, bentuk latihan ini juga akan lebih menarik siswa untuk lebih antusias
mengikuti pembelajaran dikarenakan adanya permainan-permainan dengan
menggunakan alat yang disajikan secara menarik sehingga secara otomatis anak
akan lebih aktif dalam mengikuti materi yang disampaikan, siswa lebih mudah
melakukan gerakan-gerakan yang disajikan dalam buku pedoman, karena telah
disusun sesederhana mungkin untuk disesuaikan dengan karakteristik anak
tunagrahita.
METODE
Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian
pengembangan Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2008: 169-170) yang
terdiri dari 10 langkah. Namun prosedur yang dipaparkan oleh Borg dan Gall
tentu saja bukan merupakan langkah-langkah yang baku. Menurut Ardhana (2002:
09) mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan bukan
-
merupakan langkah-langkah baku yang harus diikuti secara kaku, setiap
pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang
paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam
proses pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini hanya menggunakan 7
langkah pengembangan. karena penelitian pengembangan yang dilakukan hanya
untuk satu sekolah saja dan menyesuaikan pada karakteristik, keterbatasan waktu,
tenaga serta biaya, sehingga langkah ke 8 hingga 10 tidak dilaksanakan. Data
yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dan
kualitatif diperoleh dari tinjauan 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 orang ahli pembelajaran atletik,
serta 3 guru SMALB- C Sumber Dharma Malang melalui teknik analisis data
kuantitatif dan kualitatif menggunakan analisis dokumen berupa instrumen angket
dan saran atau masukan terhadap evaluasi rancangan produk. Selain itu juga data
kuantitaif dan kualitatif diperoleh dari analisis kebutuhan untuk mengetahui
persentase kebutuhan produk yang akan dikembangkan serta dari data uji coba
kelompok kecil dan uji coba kelompok besar yang menggunakan teknik analisis
data menurut Sudijono (1998:24) dengan rumus P = f/N x 100 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMALB- C
Sumber Dharma Malang
Salah satu Standrat Kompetensi (SK) yang ada pada kurikulum SMALB-
C kelas X Semester 1 yaitu: 1. Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan
olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Adapun kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai adalah: 1.3 Mempraktikkan
keterampilan atletik dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi serta nilai
kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri (Direktorat
Pembinaaan Sekolah Luar Biasa, 2006: 95). Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, guru belum
mempunyai rencana pelaksaan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya,
setelah melakukan pemanasan, siswa diberikan kebebasan untuk melakukan
aktivitas yang mereka inginkan, salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah
belum ada buku pedoman yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam menyusun
dan melaksanakan materi yang telah di tentukan pada SK dan KD yang ada.
Belum adanya pelaksanaan pembelajaran yang terprogram mengakibatkan
sebagian siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani,
selain itu kurangnya pengembangan kemampuan sosial siswa akibat dari kegiatan
yang dilakukan siswa dilakukan menurut kehendak masing-masing anak tanpa di
program oleh guru pengajar, oleh karena itu perlu adanya buku pedoman yang
bisa digunakan guru sebagai alat pendukung dalam hal pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yang lebih inovatif,
variatif, efektif dan efisien.
Hasil Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui pemberian angket kepada
guru Pendikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, dari 3 tenaga
pengajar menyetujui untuk diadakannya pengembangan berupa buku pedoman
bentuk-bentuk latihan gerak dasar lompat dan loncat melalui permainan.
Selanjutnya data penelitian yang berupa saran atau masukan hasil evaluasi para
-
ahli terhadap rancangan produk yang terdiri dari 1 ahli gerak lokomotor, 1 ahli
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 ahli pembelajaran atletik
dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk yang akan dikembangkan
sebelum menjadi produk awal. Produk awal setelah dijustifikasi oleh ahli,
kemudian diujicobakan pada kelompok kecil dengan menggunakan 6 siswa anak
tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang sebagai subyek. Pelaksanaan
uji coba kelompok kecil dilakukan bertepatan pada saat jadwal pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah. Yaitu pada hari Sabtu pada
tanggal 26 Mei 2012 dengan didampingi guru pendamping anak tunagrahita
sebanyak 3 orang dan sekaligus menjadi tim evaluasi produk yang dikembangkan
oleh peneliti. Data dari uji coba kelompok kecil yang diperoleh melalui pengisian
angket menunjukkan banyaknya saran yang diberikan oleh guru SMALB- C
Sumber Dharma, terutama penekanan pada penyesuaian jarak yang ditentukan
dalam materi lompat dan loncat harus benar-benar menyesuaikan dengan
kemampuan anak tunagrahita. Kemudian uji coba kelompok besar dilaksanakan
setelah merevisi produk dari hari ujicoba pada kelompok kecil tentang bentuk-
bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat. Uji coba kelompok besar
dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang dengan jumlah siswa
sebanyak 7 orang. Pelaksanaan uji coba kelompok besar dilakukan pada hari Rabu
tanggal 20 Juni 2012, namun sebelum melakukan kegiatan praktek dilapangan,
peneliti juga melaksanakan kegiatan penjelasan secara teori pada hari Selasa
tanggal 19 Juni 2012, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa
tentang materi yang akan dipraktekkan, hal itu sesuai dengan masukan guru
SMALB- C pada hasil evaluasi kelompok kecil. Data dari uji coba kelompok
besar yang diperoleh melalui pengisian angket menunjukkan adanya beberapa
masukan terkait dengan cara penyampaian atau metode pembalajaran harus lebih
variatif tidak hanya terpaku dengan materi yang disampaikan, akan tetapi juga
diberikan selingan berupa bernyanyi bersama, dan lain-lain.
Pembahasan Analisis Data Penelitian dan Pengembangan
Analisis data berdasarkan tabel hasil tinjauan tiga orang ahli dengan
kualifikasi 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pendidikan jasmani adaptif
serta 1 orang ahli pembelajaran atletik. Berdasarkan data yang diperoleh melalui
kuesioner dan konsultasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: hampir secara
keseluruhan ada perubahan dari gambar yang disajikan namun tidak mengubah
secara keseluruhan terkait dengan esensi dari model-model latihan yang dirancang
sebelumnya. Adapun perubahan dari hasil justifikasi ahli yaitu terkait dengan
sampul buku yang diubah sedemikian rupa sehingga lebih mengarah pada gambar
yang lebih edukatif dan menarik, adanya penyempurnaan daftar istilah yang
kurang tepat, kelengkapan rujukan juga menjadi masukan dalam perubahan buku
pedoman, penambahan alat-alat yang digunakan, serta perubahan terkait dengan
tampilan gambar yang dirasa kurang jelas dalam menjelaskan makna gerakan
yang telah dirancang menjadi hal yang dijadikan perbaikan. Mengenai perubahan
secara khusus dari masing-masing model gerakan lompat dan loncat yang
disajikan dari model 1 sampai model 13 tidak begitu banyak, hanya saja ada
penambahan model gerakan dan penyesuaian jarak atau tingkat kesulitan dari
gerakan yang akan diberikan kepada anak tungrahita.
-
Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok kecil dapat disimpulkan
sebagai berikut: Beberapa perubahan dari hasil uji coba kelompok kecil, sebagian
besar model-model yang diberikan yaitu dari model 1 sampai model 13, masih
banyak yang perlu di perbaiki khususnya dalam menentukan jarak atau tingkat
kesulitan gerakan yang diberikan. Karena dalam melaksanakan pembelajaran pada
siswa tunagrahita harus disesuaikan dengan kemampuan atau karakteristik anak,
faktor pendekatan psikologi terhadap anak juga sangat diperlukan agar siswa lebih
antusias dan bisa menerima dengan senang terhadap kegiatan-kegiatan yang
diberikan, sehingga dalam kegiatan selanjutnya kesulitan-kesulitan yang dialami
oleh anak tunagrahita dalam melakukan gerakan lompat dan loncat berupa
permainan bisa diminimalisir. Hasil lain dari masukan uji coba kelompok kecil
yaitu sebelum melakukan kegiatan praktik hendaknya terlebih dahulu
melaksanakan penjelasan secara teoritis bagi anak agar paling tidak siswa dapat
mengetahui gerakan-gerakan yang akan mereka lakukan, sehingga dalam
pelaksanaan praktik siswa tidak bingung lagi terhadap apa yang akan mereka
lakukan. Hal itu juga membantu dalam peningkatan pendekatan psikologis
terhadap anak yang berdampak pada semakin anak tunagrahita dekat dengan
peneliti maka mereka akan secara otomatis akan lebih bisa menghargai dan
antusias dalam melakukan kegiatan yang diberikan.
Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok besar dapat disimpulkan
sebagai berikut: Hasil uji coba kelompok besar menunjukkan bahwa secara
keseluruhan buku pedoman latihan gerak dasar lokomotor sudah baik dan bisa
diterapkan pada anak tunagrahita tingkat SMALB- C, hal itu bisa dilihat pada
persentase yang diperoleh dari hasil penilaian guru di SMALB- C Sumber
Dharma Malang. Namun ada satu model yang tidak digunakan, yaitu pada model
ke V gerakan loncat dikarenakan media yang digunakan berupa balok kayu bisa
membahayakan pada anak, hal itu berkaitan juga dengan tidak adanya media
balok tersebut untuk digunakan serta saran lapangan yang digunakan kurang
mendukung. Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, kesesuaian
gerakan dengan karakteristik anak tunagrahita, nilai-nilai yang terkandung dalam
isi buku pedoman, hingga terkait dengan penggunaan rujukan serta kesimpulan
secara keseluruhan dari buku pedoman sudah dapat dikatagorikan sesuai dari 25
pertanyaan 24 pertanyaan terjawab sesuai dan sangat sesuai. Hanya ada satu
jawaban dari pertanyaan terjawab kurang sesuai yaitu terkait dengan variasi
penyajian materi. Hal itu menjadi sebuah rekomendasi perbaikan dalam
penyempurnaan produk akhir, bahwa dalam melaksanakan buku pedoman latihan
gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini, guru harus menyiapkan
perencanaan pelaksanaan pembelajaran khusus yang nantinya bisa mendukung
dalam pelaksanaan program pembelajaran gerak dasar lokomotor berupa lompat
dan loncat.
-
PENUTUP
Kesimpulan
Produk berupa buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor
(lompat dan loncat) melalui permainan untuk anak tunagrahita tingkat SMALB-
C, mulai dari penelitian awal (need assesment), pembuatan rancangan produk,
evaluasi para ahli yang terdiri dari 1 ahli pendidikan jasmani adaptif, 1 ahli gerak
lokomotor dan 1 ahli pembalajaran atletik, revisi produk, uji coba kelompok kecil,
uji coba kelompok besar dan produk akhir. Buku pedoman model latihan gerak
dasar lokomotor lompat dan loncat ini masih belum ada dan belum pernah
dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang. Buku pedoman ini dapat
memberikan masukan pada guru pengajar Penjasorkes materi pembelajaran teknik
dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi yang berbentuk
permainan dan hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih
aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Buku
pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat
digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model
pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan
sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran/rekomendasi yang diajukan
dirumuskan sebagai berikut. Dalam buku pedoman ini belum ada faktor
pendukung terkait dengan model-model pembelajaran yang secara khusus
digunakan dalam penerapan buku pedoman, sehingga perlu adanya penyusunan
model-model pembelajaran yang sesuai dengan buku pedoman yang telah ada.
Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masing-
masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi
sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.
-
DAFTAR RUJUKAN
Ardhana, Wayan. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah disajikan dalam lokakarya
nasional angkatan II, Pusat PenelitianPendidikan, Malang, 22-24.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2006. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
dalam Pendidikan Inklusif. (Online), (Direktorat PLB, diakses 7 Pebruari
2010).
Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Nuryadin, Hadin. 2005. Bimbingan Konseling untuk Perilaku Non- Adaptif.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sudijono, A. 1998. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sukmadinata Nana Syaodih. Prof. Dr. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Widati, Sri dan Murtadlo. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2011. Anak Tunagrahita, (Online), (http://id.
Wikipedia.org, diakses 27 Nopember 2011).
http://id/
top related