apa·kabar polisi warga? -...

Post on 03-Jan-2020

12 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

~ ""' ___ ,,<Ko' ••• ·~·'r· ....,.- o 1 .~. ,::..=:-:: J"r><H E =0"""'"• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1217 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27eJan OPeb OMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep

Apa·Kabar Polisi Warga?H ASIL riset Lembaga

Survei Indonesia(LSI) yang dirilis 8

Januari 2012 terkait dengankinerja Kepolisian RepublikIndonesia (Polri) dalam pem-berantasan korupsi, sedikitnyamemberikan angin segar bagiinternal Polri di tengah so-rotan negatif masyarakat. Se-panjang tahun 2011 dan awaltahun 2012, Polri mengalamihari-hari yang berat karenaperan dan fungsi Polri yangtidak optimal dalam berbagaiaspek; mulai dari penanganankonflik yang berkembang dimasyarakat hingga perilakumenyimpang dari oknum ang-gota Polri yang makin mem-benarnkan pencitraan Polri dimata publik ke titik dasar.

Polisi WargaKonsepsi Polisi Warga sebe-

narnya melekat dan menjadiikon bagi Polri ketika kali per-tama meluncurkan Buku Birusebagai panduan dari Refor-masi Polri sebelum berpisahdari ABRI. Dalam kontekstersebut, Polri menjadi bagiandari upaya untuk menciptakanrasa aman bagi warga ataupublik dengan menjadi bagianyang terpisahkan dari komuni-tas yang ada; tidak berpihak kepenguasa ataupun pengusaha.Polisi Wargajuga mengerucutdalam program PerpolisianMasyarakat (Polmas) dan Ba-binkamtibmas, yaitu Polri me-mosisikan sebagai penyelia da-ri komunitas warga dalam pe-ngananan keamanan dan ke-tertiban.

Murad.DoIen FlStP Unpad.Doktor l!mu Polittk FUnde,.. University

Akan tetapi, Konsepsi PolisiWarga belum sepenuhnyadipraktikkan oleh Polri di se-mua level. Ada tiga indikatoryang mempertegas hal terse-but, yakni: Pertama, pola pen-dekatan yang dilakukan Polridalam menangani berbagai ka-sus dan konflik keamananmasih dengan kekerasan. Halitu menuai konflik berkepan-jangan, menjadi isu nasionaldan merugikan pencitraanPolri di mata publik.

Kedua, keberpihakan Polribelum pada upaya penegakanhukum yang berkeadilan, te-tapi lebih banyak pada pene-gakan hukum positif sematayang tidak berpihak pada pub-lik. Kasus tewasnya dua tahan-an di bawah umur dan kasusmaling sandal memosisikanPolri berlawanan dengan rasakeadilan masyarakat.

Ketiga, Polri masih memo-sisikan diri sebagai "pemadamkebakaran" dari berbagai ka-sus yang terjadi selama ini.Implementasi Polisi Wargadalam bentuk program Polmasataupun Babinkamtibmas se-lama ini masih dalam tahapwacana dan sekadar pencit-raan Polri semata. Tak heran~~~

apabila, di banyak daerahpraktik Polisi Warga lebihdiprioritaskan pada bentuk-bentuk pencitraan semata,tetapi pada hakikatnya tidakmenyentuh substansi darikonsepsi tersebut.

Dari ketiga indikator terse-but, secara objektif harus di-akui bahwa Polri sebagai insti-tusi belum mampu membuk-tikan sebagai kepolisian yangprofesional. Posisi Polri yangtak mampu keluar dari masa-lah tersebut di atas, cepat ataulambat akan merugikan Polrisecara kelembagaan. Asumsi-asumsi dasar yang berkem-bang di internal selama ini,yaitu Polri dianggap telahmampu menjalankan fungsi-nya secara efektif harus segeraditanggalkan. Mengingat ke-terlibatan Polri dengan sejum-lah kasus yang selama iniberkembang tidak dapat lagiditepis atau diklarifikasi de-ngan pendekatan kehumasansemata, tetapi harus mampudiimplementasikan dan publikdapat langsung merasakan-nya.

Ada tiga hal yang harus di-lakukan dan diperhatikan olehPolri terkait qengan kasus-ka-

Kliplng Humas Unpad 201'1. --'--

sus tersebut di atas, yakni;Pertama, mengefektitkan dis-tribusi kewenangan ke tingkatKesatuan Operasional Dasar(KOD) atau level Polres agarbisa mampu mengambil segalatindakan-tindakan yang jugaefektif. Ketidakjelasan distri-busi kewenangan ini membuatpimpinan di level KOD terlihatragu-ragu, sehingga penga-manan dan pengambilan tin-dakan yang harus dilakukantidak cukup efektif. Dengandemikian berbagai kasus yangditangani oleh polres setempatakhirnya meledak menjadi ke-rusuhan dan menyebabkanada korban dari masyarakat.Hal lain yang harus digaris-bawahi, meski pendistribusiankewenangan harus efektif, ga-ris komando tetap terjaga diantara level KOD, Polda, hing-ga Mabes Polri. Dalam penga-matan penulis, berbagai ke-rusuhan yang terjadi, disebab-kan tidak efektifnya distribusi .kewenangan serta tali koman-do yang juga tersendat. Pena-nganan di lapangan pun men-jadi tidak efektif.

Kedua, mengimplementa-sikan secara menyeluruh pro-gram Polmas dan Babinkam-tibmas. Hal ini sejalan denganprogram Polri dalam meng-efektitkan kinerja Polri menu-ju kepolisian profesional.Praktik Polmas dan Babin-kamtibmas di banyak daerahcenderung terkendala olehoknum pimpinan Polri ditingkat lokal yang lebih men-dahulukan menyelesaikan ka---~~----~--~~

sus-kasus berkadar pencitraantinggi seperti kasus narkoba,korupsi, dan sebagainya dari-pada meletakkan jalan bagipelaksanaan program Polmasdan Babinkamtibmas. Efekti-vitas pelaksanaan programPolmas dan Babinkamtib inisetidaknya akan menjalankanfungsi preemtif, dan mengu-rangi fungsi Polri yang hanyasebagai "pemadam kebakaran"semata dari sejumlah kasusyang ditangani oleh Polri.

Ketiga, memperkuat kolabo-rasi Polri dan pemda dalamupaya mengembangkan siner-gi keamanan di tingkat lokal.Selama ini kolaborasi dan ker-ja sama antara Polri dan pem-da di tingkat lokal baru sebatasformal dan cenderung sere-moni semata. Padahal, me-ngingat instensitas konflik dankasus yang berkembang ditingkat lokal makin besar se-jalan dengan kebijakan otono-mi daerah. Kolaborasi yangefektif antara Polri dan pemdadi tingkat lokal, setidaknyamengurangi efek negatif daridinamika politik lokal yangcenderung bermuara padakonflik kepentingan di tingkatlokal.

Dengan ketiga hal tersebutdi atas, setidaknya kinerja danpencitraan Polri di tahun 2012ini dapat berjalan dengan baik.Dengan demikian, bila adapertanyaan dari publik "Apakabar Polisi Warga?", hal itudapat dijawab dengan sikapoptimistis dan sejumlah pres-tasi yang baik. ***

top related