anmeia hemolitik-4. ukrida
Post on 11-Feb-2015
51 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Mengenal pemeriksaan laboratorium pada anemia
hemolitik: yang meliputi:• Pemeriksaan laboratorium pada anemia• Pemeriksaan laboratorium pada sferositosis herediter• Pemeriksaan laboratorium pada eliptositosis herediter• Pemeriksaan laboratorium pada defisiensi G6PD• Pemeriksaan laboratorium pada defisiensi Piruvat
Kinase• Pemeriksaan laboratorium pada Hemoglobin C• Pemeriksaan laboratorium pada Hemoglobin S• Pemeriksaan laboratorium pada Thalasemia alpha• Pemeriksaan laboratorium pada Thalasemia beta
Anemia
Keadaan dimana jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin dalam sel darah
merah berada di bawah normal
• Anemia:
Penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur, jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan yang serupa
• Perlu dilihat:
Kondisi hamil (fisiologik)
Perdarahan akut
Over hidrasi dari kelainan jantung & ginjal
Eritrosit
• Mengandung Hb : pembawa oksigen
• Anemia : rendahnya Hb : sel kecil : mikrositik ( MCV rendah ) ukuran normal : normositik ( MCV
normal ) ukuran besar : makrositik ( MCV tinggi )
Hemoglobin Hemoglobin
• Suatu komponen dlm eritrosit • Gabungan antara persenyawaan Heme & Globin (BM
64,5 kD) • Heme adalah suatu persenyawaan kompleks yg terdiri dr
sebuah atom Fe yg terletak di tengah struktur Globin • Globin adalah suatu protein yg terdiri dr 2 pasang rantai
polipeptida ( α;ß, γ, δ, dan ε, ζ) • Berfungsi mengangkut O2 dan CO2 dalam tubuh
Hemoglobin mudigahHemoglobin mudigah:
ζ 2 ε 2 Gower 1
ζ 2 γ 2 Portland
α 2 ε 2 Gower 2
Hemoglobin janin
α 2 γ 2
Normal adult hemoglobin
(96 - 98%) (0.5 – 0.8%) (1.5 – 3.2%)
Klasifikasi Klasifikasi Berdasarkan patogenesisnya anemia dapat digolongkan dalam
tiga kelompok:
1.Berkurangnya produksi sel darah merah Defisiensi nutrisi: malabsorpsi, diet Kerusakan pada sumsum tulang: anemia aplastik, leukemia Anemia penyakit kronik Kadar hormon yang rendah:
Eritopoietin
Thyroid
Androgen
2. Peningkatan penghancuran sel darah merah2. Peningkatan penghancuran sel darah merah
A. Kelainan intrakorpuskuler
Membrane :
- spherocytosis herediter
- ovalocytosis herediter
Enzyme :
- Defisiensi G-6PD
- Defisiensi Piruvat Kinase
Hemoglobin :
- Thalassemia
- Hemoglobinopathies
B. Kelainan extrakorpuskuler
Mekanikal:
Mikroangiopati hemolitik anemia
Chemical
Gas arsenik
Infeksi :
- Clostridium tetani
- Malaria
Antibodies :
- SLE
Hypersplenism
•
3.Kehilangan darah3.Kehilangan darah Perdarahan akut:
Luka trauma
Perdarahan pada waktu operasi
Melahirkan Perdarahan kronik:
CA pada GIT
Tumor kandung kencing
Haemorrhoid
Haid yang berlebihan
Kriteria Anemia (WHOKriteria Anemia (WHO) - ♂ dewasa: <13g/dL
- ♀ dewasa: <12g/dL
- ♀ hamil: <11g/dL
- Anak 6-14 th: <12g/dL
- Anak 6 bl-6 th: <11g/dL
Berdasarkan berat ringannyaberat ringannya, anemia dapat diklasifikasikan
(Depkes RI, 2000):
1. Hemoglobin < 8 gr/dl: anemia berat
2. Hemoglobin 8 – 10 gr/dl: anemia sedang
3. Hemoglobin 10 – 11 gr/dl: anemia ringan
Pem. Laboratorium untuk Anemia: Pem. Laboratorium untuk Anemia: Utama:
– Pemeriksaan darah: lengkap – Morfologi darah tepi – Hitung retikulosit – Pemeriksaan sumsum tulang – Evaluasi status besi
Pemeriksaan tambahan: – Urinalisis – Feses rutin – pemeriksaan mikroskopik untuk parasit
Pemeriksaan darah lengkap
White Blood Cells (WBC):
– Neutrophyl, Lymphocyte, Monocyte, Eosinophyl, & Basophyl.
Red Blood Cells (RBC)
Hemoglobin (Hb)
Hematocrit (Hct)
Mean Corpuscular Volume (MCV)
Mean Concentration Hemoglobin (MCH)
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Red Blood Cells Distribution Width (RDW)
Platelets (PLT)
Anemia haemolitikAnemia haemolitik
Suatu keadaan anemia yang terjadi oleh karena:
- meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit
- Diikuti dengan ketidak mampuan sum-sum tulang dalam
memproduksi eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh
terhadap berkurangnya eritrosit.
Klasifikasi anemia haemolitik Klasifikasi anemia haemolitik
Cacat Penyakit
HerediterHerediter Membran Sferositosis herediter, eliptositosis herediter
Metabolisme Defisiensi G6PD, Defisiensi piruvat kinase
Hemoglobin Abnormal: Hb S, Hb C
Cacat sintesis: Thalasemia
Akwisita Akwisita Imun Anemia hemolitik autoimun
Drug induced anemia haemolitic
Hipersplenismus
Infeksi
Obat-obatan
Zat kimia
Penyakit Hati
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada anemia hemolitik dapat dibagi
Dalam 3 kelompok:
1. Gambaran peningkatan penghancuran sel darah merah
Bilirubin serum meningkat
Urobilinogen urin meningkat
Sterkobilinogen feses meningkat
Haptoglobin serum menurun
2. Gambaran peningkatan produksi sel darah merah
Retikulositosis
Hiperplasia eritroid sumsum tulang
globin Hemoglobin
Heme
Heme oksigenase
Biliverdin
Biliverdin reduktase
Bilirubin
Glukoronil transferase
Bilirubin glukoronida
Urobilinogen
Ekskresi ke Feses
3. Sel darah merah rusak
Morfologi: fragmentosit, mikrosferosit
Umur sel darah merah yang memendek
Anemia hemolitik herediterAnemia hemolitik herediter
Kelainan pada membran
1. Sferositosis herediter
- Paling banyak di Eropah Utara
- Disebabkan karena kelainan pada gen yang membentuk spectrin, ankyrin dan protein 4.1 timbul kelainan struktural dari membran sel darah merah
- Kelainan pada membran menyebabkan sel darah merah
menjadi lebih sferis tidak sanggup melalui mikrosirkulasi
limpa sferosit mati lebih dini
- Diturunkan: autosomal dominan
NormalNormal
SferositSferosit
RED CELL CYTOSKELETON
Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium:- Anemia: bervariasi - -MCV: normal / menurun, MCH: meningkat, MCHC:
menurun- Retikulosit: 5 – 20 %- Sediaan apus darah tepi: mikrosferosit (warna tampak
lebih gelap dengan diameter lebih kecil dibandingkan
sel darah merah normal)- Fragilitas osmotik meningkat (terjadi penurunan
resistensi sel terhadap cairan hipotonik)- Direct Coombs test negatif
HEREDITARY SPHEROCYTOSIS
Osmotic Fragility
0
20
40
60
80
100
0.3 0.4 0.5 0.6
NaCl (% of normal saline)
% H
emo
lysi
s
Normal HS
2. Eliptositosis herediter2. Eliptositosis herediter
- Kelainan klinis tampak lebih ringan dibandingkan sferositosis herediter- Banyak dijumpai pada keturunan Afrika dan mediteranian- Diturunkan: autosomal dominant - Frekuensi penderita: lebih tingi di daerah endemis malaria karena
survival penderita untuk tinggal di daerah endemis malaria lebih
tinggi dibanding orang normal- Terjadi mutasi pada gen yang membentuk β-spectrin, glycophorin C and
protein 4.2
Gambaran laboratorium mirip dengan sferositosis herediter kecuali pada hasil pemeriksaan sediaan apus darah tepi
Kelainan metabolisme sel darah merahKelainan metabolisme sel darah merah1. Defisiensi G6PD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase)- Sering terjadi pada ras yang ada di Afrika Barat, Timur Tengah, Laut Tengah dan Asia Tenggara- Derajat bervariasi Ringan: pada orang negro Sedang: pada orang Timur Berat: pada orang Laut Tengah (Mediterraneans)- Hemolisis biasanya dicetuskan oleh: Infeksi dan penyakit akut lain misalnya ketoasidosis diabetikum Obat-obatan - anti-malaria: Primakuin, Pirimetamin, Kinine - analgetika: Fenasetin, Asam asetil salisilat, Parasetamol - antibiotika: Sulfonamida, Penisilin, Streptomisin - lain-lain: Vitamin K, Probenesid, kuinidin Kacang fava
G6PD Deficiency• Gen dari Enzim G6PD terdapat pada kromosom sex X (pada lokus q28) (X-linked recessive)• Defisiensi G6PD lebih banyak dijumpai pada laki dibanding wanita• Wanita baru akan menunjukkan gejala defisiensi G6PD bila ada gabungan dari 2 gen yang kurang baik• Bila salah satu gen tersebut tidak ada kelainan maka enzim yang dihasilkan oleh gen yang normal masih dapat menutupi kekurangan terhadap enzim G6PD yang ditimbulkan oleh gen yang kurang baik
lokus q28 dari X-kromosom
Pada defisiensi G6Pd terjadi gangguan pada sintesis glutation tereduksi GSH, GSH ini diperlukan untuk melindungi membran sel darah merah dari beban oksidan Kerusakan membran eritrosit Oksidan
GSH GSSG
NADP NADPH
Glukosa 6PG
G6P NADP
NADPH F6P
LAKTAT PANTOSA 5 P
Glukosa 6 P Dehidrogenase
Pada defisiensi G6PDSintesa NADPH dan GSH terganggu
Klasifikasi WHO
• Klas I: defisiensi enzim berat (aktivitas normal: 1-10%), dengan anemia hemolitik kronik
• Klas II: defisiensi enzim berat (aktivitas normal: 1-10%), dengan acute
intermittent hemolytic anemia (G6PD Mediterranean) • Klas III: defisiensi ringan - sedang (aktivitas normal: 10%-60% ) -
intermittent hemolysis biasanya dihubungkan dengan infeksi atau obat
• klas IV: defisiensi enzim sangat ringan atau hampir normal
(aktivitas normal: > 60% ) tidak ada gejala klinis
Pemeriksaan Laboratorium:• Complete Blood Count • Kadar Haptoglobin menurun• Bilirubin serum meningkat• Kadar LDH sering meningkat• Pada apus darah dapat ditemukan Heinz bodies• Kadar Retikulosit meningkat• Pemeriksaan G6PD kuantitatif• Pemeriksaan DNA untuk gene G6PD• Urin: berwarna gelap
Pewarnaan Wright Pewarnaan New Methylene Blue
Heinz bodiesHeinz bodies
2. Defisiensi Piruvat Kinase2. Defisiensi Piruvat Kinase- Banyak ditemukan di jepang , AS dan Eropah Utara- Diturunkan secara autosomal resesif- Anemia dengan kadar hemoglobin 4 – 10 g/dL- Pada apus darah tepi dapat ditemukan burr cell- Sel darah merah menjadi kaku karena pembentukan ATP berkurang timbul hemolisis- Splenomegali sering ditemukan- Test: Fluorescent spot test
Prinsip fluorescent spot test
• Pyruvate kinase mengkatalisasi perubahan ADP ATP dengan membentuk pyruvate
• Pyruvate mereduksi NADH NAD dengan membentuk laktat
• Pada keadaan normal maka darah tidak akan tampak ber-fluorescent di bawah cahaya Ultra-violet
• Pada keadaan defisiensi pyruvat kinase darah akan ber-fluorescent di bawah cahaya U.V (Fluorescent
timbul dari NADH di bawah cahaya U.V) karena NADH tidak berubah menjadi NAD
phosphoenol pyruvate pyruvate lactate
PK
ADP ATP *NADH NAD
Abnormalitas HemoglobinAbnormalitas Hemoglobin1. Sintesis hemoglobin abnormal- Terjadi penggantian / substitusi asam amino pada
rantai globin alfa atau betaA.A. Hemoglobin C:Hemoglobin C:- Terjadi penggantian asam glutamat menjadi lysinelysine
pada posisi ke 6 dari rantai globin beta- Dijumpai di Afrika Barat, di Amerika terjadi pada
sekitar 2-3% populasi kulit hitam - Biasanya tejadi anemia hemolitik ringan - Laboratorium:- Laboratorium: Hemoglobin biasanya sekitar 9 – 10 g/dL Retikulosit meningkat Pada apus darah tepi dijumpai target cell
B. Hemoglobin S:B. Hemoglobin S:- Terjadi penggantian asam glutamat menjadi valinevaline pada posisi ke 6 dari
rantai globin beta- Paling banyak dijumpai di Afrika- Pada keadaan kekurangan oksigen eritrosit dari penderita Hb S akan
mengalami polimerisasi hemoglobin intraseluler, hal ini menyebabkan
eritrosit kehilangan deformabilitas dan terjadi perubahan morfologi
Sickle CellSickle Cell
Gambaran klinis:- Gejala anaemia sering ringan dibandingkan dengan derajat
anaemia, karena Hb S lebih mudah melepas oksigen ke
jaringan dibandingkan Hb A- Ulkus tungkai bawah sering dijumpai, akibat stasis
pembuluh darah- Infark dari Limpa, tulang dan paru - Pada anak-anak dapat terjadi sindroma tangan-kaki daktilis
yang nyeri akibat infark tulang kecil dan berakibat
jari mempunyai panjang yang bervariasi
LaboratoriumLaboratorium• Hb biasanya 6 – 9 g / dL• Apus darahApus darah menunjukkan - Normokrom, Anisositosis, Poikilocytosis (Sickle cells,
Target cells and Acanthocytes). Normoblas (+) - Inclusion bodies, basophilic stippling, pappenheimer bodies - Jumlah leukosit 10.000 – 20.000 / mm3 - Jumlah trombosit meningkat - Retikulosit meningkat, Bilirubin serum meningkat - SI meningkat, TIBC normal• Bone MarrowBone Marrow: normoblastic hyperplasia • Test penyaring: Darah dideoksigenasi dengan ditionat dan Na2HPO4 terbentuk sel sabit• Elektroforesis Hb (menunjukkan HbS)
Sickle Cells
Pappenheimer bodies
2. Sintesis rantai globin normal berkurang2. Sintesis rantai globin normal berkurang
- Sintesis salah satu rantai globin berkurang, termasuk
thalasemia alfa dan thalasemia beta
ThalasemiaThalasemia
Kelainan genetik yang ditandai dengan:- berkurangnya atau- penurunan dari sintesis rantai alpha atau rantai beta globin
Thalasemia alpha: berkurangnya sintesis rantai alpha globin Thalasemia beta: berkurangnya sintesis rantai beta globin
Pemeriksaan Laboratorium pd Kecurigaan Talasemia
• Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count)• Pemeriksaan morfologi darah tepi • Dichlorophenol Indophenol Precipitation Test (DCIP) Pada penderita thalasemia: JIka Hemoglobin diinkubasi dengan Dichlorophenol
Indophenol kekeruhan• Elektroforesis Hb • Pemeriksaan Fragilitas osmotik
Pemeriksaan Fragilitas Osmotik Test Menentukan ketahanan eritrosit terhadap larutan hipotonik
Merupakan pencampuran antara eritrosit pasien dengan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi.
Prinsip: – Eritrosit + NaCl isotonis (0,85%) tidak ada perpindahan air baik keluar dari maupun masuk ke eritrosit– Eritrosit + NaCl hipotonis menyebabkan air mengalir melewati membran sel sehingga sbgn besar sel ruptur / hemolisis.
Dalam keadaan normal akan didapatkan:• 97 – 100% hemolisis dalam 0.3% NaCl• 50 – 90% hemolisis dalam 0.4% NaCl• 5 – 45% hemolisis dalam 0.45% NaCl• 0% hemolisis dalam 0.55% NaCl
pada pemeriksaan:-Jika dengan NaCl 0.5% terjadi hemolisis sedangkan dengan NaCl 0.85% tidak ada hemolisis ketahanan eritrosit berkurang-Jika dengan NaCl 0.5% tidak ada hemolisis ketahanan eritrosit normal
Pada penderita Thallasemia terjadi Fragilitas osmotik menurun (terjadi peningkatan resistensi sel terhadap cairan hipotonik)
Struktur genetik dari Hemoglobin-4 gen ( 2 pada tiap kromosom) membentuk subunit alpha-2 gen ( 1 pada tiap kromosom) membentuk subunit beta
Thalasemia alphaThalasemia alphaTerjadi karena mutasi dari 1 atau lebih dari 4 gen globin alpha
pada kromosom 16 Berat ringannya penyakit tergantung pada jumlah gen yang terkena:A. Tidak adanya 1 – 2 gen alpha globin (Alpha thalasemia trait) - Biasanya asimtomatik - Tidak memerlukan terapiB. Tidak adanya 3 gen alpha globin - Penyakit Hemoglobin H - Biasanya Hb 7 – 10 - SplenomegaliC. Tidak adanya 4 gen alpha - Kematian in utero
chains Hgb (g/dl) MCV (fl) RDW
/ Normal Normal Normal
/- 12-14 75-85 Normal
-/- or - -/ 11-13 70-75
- -/- 7-10 50-60
- -/- - - - -
Hasil pemeriksaan laboratorium penderita Thalasemia Alpha
Thalasemia BetaThalasemia Beta
• Beta thalassemia terjadi karena mutasi gen rantai beta globin pada kromosom 11
• Sebagian besar beta thalasemia disebabkan oleh karena mutasi yang mempengaruhi pengaturan gen, sehinnga produksi mRNA berkurang dan terjadi penurunan sintesis struktur globin yang normal
• Mutasi dari gen menentukan tipe dari thalasemia beta pada seseorang:
beta thalassemia major (Cooley’s anemia) - bila tanpa rantai beta (°) atau sedikit rantai beta disintesis (+)
- merupakan tipe thalasemia beta yang paling berat beta thalasemia intermedia beta thalasemia minor
Minor (Trait) / + or / ° 90-94 3.5-8 1-10
Intermedia +/+ 5-60 2-8 20-80%
Major +/° 2-10 1-6 >85
°/° 0 1-6 >94
ClinicalSyndrome Genotype A A2 F
Beta Thalassemia - Hgb analysis
Hemoglobin analysis: Increased levels of Hgb A2 and Hgb F
+: sedikit rantai beta disintesis°: tanpa rantai beta disintesis
Beta Thalasemia mayorBeta Thalasemia mayor• Dikenal sebagai anemia Laut Tengah (Mediterranean) atau Cooley• Terjadi pada 1 dari 4 anak jika ayah dan ibu carier• Rantai alpha yang berlebih akan mengendap dalam eritroblas dan eritrosit matang eritropoiesis tidak efektif dan hemolisis• Gejala klinis: Anemia berat Pembesaran Hati dan Limpa karena - penghancuran sel darah merah berlebih - haemopoiesis ekstramedula Pembesaran tulang karena hiperplasia sumsum tulang mengakibatkan terjadinya “facies thalasemia”
Laboratorium:Laboratorium:
- Hemoglobin sangat rendah: 3-4 g/dl
- Apus darah tepi:
Anemia hipokrom mikrositik, normoblas, target cell dan
basophilillic stippling
- Retikulosit: meningkat
- Elektroforesis Hemoglobin
Hampir semua: Hb F
Hb A2 : Normal, rendah atau sedikit meninggi
Jika ibu normal sedangkan ayah pembawa sifat Thalasemia, maka kemungkinananaknya untuk menjadi pembawa sifat Thalasemia adalah sebesar 50%, dankemungkinan menjadi anak normal yang bebas Thalasemia sebesar 50%
Facies thalasemia: Tengkorak membesar dengan maksila membesar
Apus darah tepi penderita ß thalassemia major
Beta Thalasemia intermediaBeta Thalasemia intermedia• Beta thalasemia derajat sedang• Gejala klinik lebih ringan dibandingkan thalasemia mayor• Tidak memerlukan transfusi secara teratur • Pasien dapat memperlihatkan gambaran deformitas
tulang, hepatomegali dan splenomegali dan
eritropoiesis ekstramedula
LaboratoriumLaboratorium• Hemoglobin 7 – 10 g/dl• Apus darah tepi:
Anemia hipokrom mikrositik, anisositosis dan poikilositosis
(target cell)• Elektroforesis Hemoglobin
Hemoglobin F dan Hemoglobin A2 meningkat
Beta Thalasemia minorBeta Thalasemia minor• Di kenal juga sebagai beta thalasemia trait• Merupakan bentuk carier dari thalasemia beta• Biasanya tanpa gejala• Laboratorium:
- Hemoglobin 11 -15 g/dL
- Apus darah tepi:
Tampak hipokrom mikrositik (mirip defisiensi Fe)
- Elektroforesis hemoglobin:
Hb A2 meningkat: > 3% (kadang mencapai 7 -8%)
top related