analisis tingkat efisiensi bank pembiayaan rakyat …
Post on 25-Nov-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARI’AH (BPRS) DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN
DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakutas Agama Islam
Oleh :
AMMAR YASIR
B300132034 / I000132034
TWINNING PROGRAM
ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARI’AH (BPRS) DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN
DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2017
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
AMMAR YASIR
B300132034 / I000132034
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Dr. Didit Purnomo SE, M.Si) (Dr. Harun, SH, MH)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARI’AH (BPRS) DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN
DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2017
OLEH
AMMAR YASIR
B300132034 / I000132034
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari, Sabtu, 31 Januari 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
1. Dr. Didit Purnomo SE, M.Si ( )
Ketua Dewan Penguji
2. Dr. Harun, SH, MH ( )
Anggota I Dewan Penguji
3. Dr. Daryono, MEc ( )
Anggota II Dewan Penguji
4. Dr. Imron Rosyadi, Mag ( )
Anggota III Dewan Penguji
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Dekan Fakultas Agama Islam
Dr. Syamsudin, MM Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, Januari 2019
Penulis
AMMAR YASIR
B300132034 / I000132034
1
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARI’AH (BPRS) DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN
DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2017
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Efisiensi Fungsi Intermediasi Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di Kota Yogyakarta menggunakan Data
Evelopment Analysis (DEA) Periode 2017”. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganaliasis tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di
Kota Yogyakarta yang telah dikukuhkan pemerintah diantara Bank Pembiyaan
Rakyat Syari’ah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 BPRS.
Diantaranya BPRS Berkah Dana Sejahtera, BPRS Dana Hidayatullah, BPRS
Mitra Harmoni Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan Indonesia. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari
www.ojk.co.id yang dipublikasi oleh masing-masing Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS). Penelitian ini menggunakan Variabel input-output dengan
metode Data Evelopment Analysis (DEA). Dari hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan pada triwulan I – triwulan IV hanya terdapapat satu Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang mengalami inefisiensi. Berdasrkan
perhitungan menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) yaitu pada triwulan
I – triwulan II BPRS Berkah Daana Sejahtera mengalami inefisiensi, sedangkan
pada triwulan I – triwulan IV BPRS Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni
Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan Indonesia menunjukkan efisiensi. Pada periode
2017 triwulan I – triwulan IV ketiga Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
yaitu BPRS Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni Sejahtera, dan BPRS
Unisia Insan Indonesia sudah 1.000 atau mengalami efisiensi terus menurus
selama triwulan tersebut.
Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS), Efisiensi, Data
Evelopment Analysis (DEA)Abstract
Abstract
This research is entitled "Analysis of Efficiency Level of Intermediation Function
of Syari'ah People's Financing Bank (BPRS) in Yogyakarta City Using Data
Evelopment Analysis (DEA) Period 2017". The purpose of this research is to
analyze the efficiency level of Syari'ah People's Financing Bank (BPRS) in
Yogyakarta City which has been confirmed by government among Shariah Banks
of Shari'ah used in this research consists of 4 BPRS. Among them are BPRS
Berkah Dana Sejahtera, BPRS Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni
Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan Indonesia. The data used in this study is
secondary data taken from www.ojk.co.id published by each Sharia Bank
Financing (BPRS). This research uses input-output variable with Data
Evelopment Analysis (DEA) method. From the results of research conducted
shows that in Quarter I - Quarter IV only got one Sharia Bank Financing (BPRS)
that experienced inefficiency. Based on the calculation using Data Evelopment
Analysis (DEA), in Quarter I - Quarter II BPRS Berkah Dana Sejahtera
2
experienced inefficiency, whereas in Quarter I – IV BPRS Dana Hidayatullah,
BPRS Mitra Harmoni Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan Indonesia showed
efficiency. The period 2017 Quarter I - fourth quarter III of Syari'ah People's
Financing Bank (BPRS) namely BPRS Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni
Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan Indonesia already 1.000 or experienced
efficiency continue to manage during the quarter.
Keywords: Syari'ah People's Financing Bank (BPRS), Efficiency, Data
Evelopment Analysis (DEA)
1. PENDAHULUAN
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting
dalam perekonomian suatu Negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara
pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya
tersebut di bank dengan pihak yang kekurangan dana (defisit unit) yang meminjam
dana ke bank. Fungsi intermediasi ini akan berjalan dengan baik apabila surplus
unit dan defisit unit memiliki kepercayaan terhadap bank. Berjalannya fungsi
intermediasi suatu perbankan akan meningkatkan penggunaan dana. Dana yang
telah dihimpun kemudian akan disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk
aktivitas produktif. Aktivitas produktif ini yang kemudian akan meningkatkan
output dan lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat.
Di Indonesia, perbankan digolongkan menjadi dua, yakni bank umum
konvensional dan bank umum syariah. Sejarah perbankan di Indonesia
memperlihatkan bahwa bank konvensional jauh lebih dulu ada dibandingkan
dengan bank syariah yang baru ada di tahun 1992. Dengan waktu yang lebih lama
itulah bank konvensional menguasai pasar perbankan nasional dengan jumlah
bank yang sudah banyak. Namun seiring dengan perkembangan dunia perbankan
dan adanya kebutuhan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa
keuangan yang berdasarkan syariat islam yakni dengan prinsip bagi hasil, maka
pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
syari’ah yang secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan
yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2009 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi
3
hasil. Ketentuan tersebutlah yang dijadikan dasar hukum beroperasinya bank
syariah di Indonesia.
Pasca krisis, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pendirian bank syariah ataupun
lokus bank konvensional yang memberikan pelayanan syariah dengan membentuk
Unit Usaha Syariah (UUS). Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 yang
merupakan amandemen dari Undang-Undang Nomor 6 tahun 2009 tentang
Perbankan dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2010 tentang Bank Indonesia,
telah memberikan peluang yang besar bagi perbankan konvensional dalam
memberikan layanan syariah sebagai wujud pengelolaan dual banking sistem
dengan mendirikan lokus berupa Unit Usaha Syariah (UUS), disamping itu juga
berdiri Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) (Asma Nurulaini: 2014)
Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun
2003 tentang haramnya bunga bank yang dianggap sama dengan riba juga
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri keuangan syariah. Ini
dikarena jumlah masyarakat Indonesia mayoritas Islam, dimana pada tahun 2010
jumlah umat muslim di Indonesia berjumlah 207 juta jiwa, atau 87% dari total
penduduk Indonesia yang berjumlah 238 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010).
Larangan riba terdapat dibeberapa firman Allah S.W.T dan hadits-hadits
Rasulullah S.A.W. Salah satu firman Allah S.W.T yang melarang tentang riba
terdapat dalam Q.S. Ali Imran (3): 130:
ضاعفة وات قوا الله لعلكم ت فلحون يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا الربا أضعافا مArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”. (Ali Imran: 130)
Dalam skala mikro salah satu lembaga keuangan syariah yang mengalami
pertumbuhan adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Berdirinya BPRS
sendiri dilatar belakangi oleh kondisi perekonomian Indonesia yang sedang
mengalami restrukturisasi. Restrukturisasi perekonomia di Indonesia ini berupa
lahirnya berbagai kebijakan, salah satunya dalam bidang perbankan yang
kemudian lahirlah BPRS (Djazuli dan Yadi Janwari, 2002: 108).
4
Keberadaan BPRS memiliki tujuan khusus, yaitu menyediakan jasa dan
produk perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah, dan usaha kecil dan
menengah (UKM) baik diperkotaan maupun dipedesaan. Secara umum, BPRS
memiliki tujuan dan karakteristik yang relatif sama dengan Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) lainya. LKM memilik dua tujuan utama yang harus dicapai
sekaligus, yaitu komersial dan pengembangan (Muhari dan Hosen, 2014: 307).
UKM merupakan sektor yang potensial untuk penyaluran pembiayaan bagi
BPRS, karena UKM memiliki peran yang strategis dalam perekonomian Indonesia
dimana unit usaha UKM merupakan 99,9% dari total usaha di Indonesia serta
menyerap 77,67 juta tenaga kerja atau 96,8% dari tenaga kerja nasional,dengan
sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,5% (Hartono,
2008: 52).
Agar dapat bersaing di industri perbankan khususnya pada pasar UKM,
BPRS dituntut untuk beroperasi seefisien dan seefektif mungkin, karena BPRS
tidak hanya bersaing dengan sesama LKM saja, akan tetapi harus bersaing dengan
bank-bank umum yang mulai mengincar pasar UKM yang selama ini menjadi
target pasar BPRS. Selain itu, BPRS mendapat pesaing baru sejak disahkanya UU
koperasi yang memperkenankan koperasi untuk mengeluarkan Surat Modal
Koperasi (SMK) yang membuat persaingan diranah mikro semakin ketat (Muhari
dan Hosen, 2014: 307).
Keberadaan BPRS yang merupakan bagian perbankan, khususnya
perbankan syariah, tentunya memberi andil yang cukup berarti dalam
perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia. BPRS di Indonesia sendiri
mengalami perkembangan yang cukup baik, dari segi total pembiayaan, total
DPK, dan jumlah BPRS yang ada di Indonesia sampai saat ini. Pada periode tahun
2008 sampai tahun 2013, perkembangan total pembiayaaan yang diberikan BPRS
rata-rata meningkat sebesar 28% setiap tahunnya dan dana pihak ketiga (DPK)
yang mampu dihimpun BPRS rata-rata meningkat sebesar 29% setiap tahunnya
(Statistik Perbankan Syariah 2013) .
Meningkatnya jumlah bank syariah menyebabkan semakin tingginya
tingkat persaingan antara sesama bank syariah dan juga bank konvensional.
Sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing bank
5
syariah. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
perbankan syariah diantaranya adalah efisiensi operasional perbankan syariah
yang masih belum optimal. Oleh karena itu dibutuhkan pengukuran kinerja
operasional bank syariah dan mengarahkannya kepada kinerja yang lebih efisien
(Sumitra: 2010)
Dengan latar belakang di atas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat efisiensi BPRS menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Terutama efisiensi terkait fungsi bank sebagai lembaga Intermediasi. Fungsi ini
berkaitan dengan pemberian fasilitas atau kemudahan mengenai aliran dana dari
mereka yang kelebihan dana kepada mereka yang membutuhkan dana. Lembaga
keuangan dalam fungsi ini adalah sebagai broker, pialang atau dealer yang
berperan meningkatkan efisiensi pihak yang berlebihan dana dan pihak yang
membutuhkan dana. Pihak yang mempunyai kelebihan dana disebut sebagai pihak
penyimpan (saver) dan pihak yang membutuhkan dana disebut sebagai pihak
peminjam (borrower) (Komaryatin, 2007: 102).
Pengukuran efisiensi teknik yang menggunakan multi input dan output ini
diharapkan dapat mengukur efisiensi fungsi intermediasi BPRS di Kota
Yogyakarta pada periode 2017. Dan dengan ini diharapkan dapat ditemukan faktor
penyebab inefisiensi BPRS, sehingga dapat dilakukan kebijakan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas kinerja BPRS yang tidak efisien di Kota
Yogyakarta.
2. METODE
Obyek penelitian ini adalah 4 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang
terdapat di Kota Yogyakarta. Jenis data yang digunakan data sekunder yang
dihimpun dari neraca, laporan laba rugi serta laporan kualitas aktiva produktif dan
informasi lainnya masing-masing BPRS di Kota Yogyakarta. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
di Kota Yogyakarta yang memiliki laporan keuangan pada periode 2017 yang
berjumlah 4 BPRS yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera, BPRS Dana
Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni Yogyakarta, BPRS Unisia Insan Indonesia.
Penelitian dengan metode Data Evelopment Analysis (DEA) yang memerlukan
variabel input terdiri dari Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, Deposito
6
Mudharabah dan Beban Personalia. Variabel Output terdiri dari Penempatan pada
bank lain, Piutang, dan Pembiayaan. Metode Analisis Data dengan Model CCR.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Jumlah Input dan Output BPRS di Kota Yogyakarta Triwulan I tahun
2017 (dalam ribu rupiah)
Input dan Output DM1 DM2 DM3 DM4
X1 14,195,176 814,299 2,618,800 2,160,493
X2 9,367,150 5,893,296 4,198,335 309,812
X3 42,449,350 12,590,000 13,701,300 13,108,642
X4 818,740 3,090,868 582,915 254,739
Jumlah Input 66,830,416 19,607,407 21,101,350 18,614,742
Y1 17,799,839 5,242,041 6,628,427 7,933,339
Y2 25,654,075 8,240,333 25,217,879 7,867,772
Y3 26,271,117 7,255,674 330,000 10,561,881
Jumlah Output 69,725,031 20,738,048 32,176,306 26,362,992
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah)
Dari tabel 1, dijelaskan bahwa kode (DM1) adalah BPRS Barokah
Dana Sejahtera, (DM2) adalah BPRS Dana Hidayatullah, (DM3) adalah BPRS
Mitra Harmoni Yogyakarta, dan (DM4) adalah BPRS Unisia Insan Indonesia.
Sedangkan variabel X1 adalah tabungan wadiah, X2 adalah tabungan
mudharabah, X3 adalah deposito mudharabah, X4 adalah beban personalia, Y1
adalah penempatan pada bank lain, Y2 adalah piutang, dan Y3 adalah
pembiayaan. Dalam tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk Triwulan 1 BPRS
yang memiliki nilai input tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera (DM1)
dengan jumlah input sebesar 66,830,416. Sedangkan yang memiliki nilai Input
terendah adalah BPRS Unisia Insan Indonesia (DM4) dengan jumlah input
sebesar 18,614,742. Untuk Output, nilai tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana
Sejahtera (DM1) dengan jumlah output sebesar 69,725,031, dan yang terendah
yaitu BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah output 20,738,048.
Tabel 2. Jumlah Input dan Output BPRS di Kota Yogyakarta Triwulan II
Tahun 2017 (dalam ribu rupiah)
Input dan Output DM1 DM2 DM3 DM4
X1 13,405,664 983,337 2,447,911 1,965,149
X2 8,898,707 3,448,259 4,277,802 2,661,303
X3 45,452,050 10,003,000 16,564,300 14,476,546
X4 1,680,796 642,563 1,137,457 526,217
Jumlah Input 69,437,217 15,077,159 24,427,470 19,629,215
7
Y1 12,247,651 4,132,698 6,831,584 5,204,727
Y2 26,793,803 7,584,508 27,130,121 10,604,781
Y3 29,192,210 6,996,169 1,047,050 11,649,840
Jumlah Output 68,233,664 18,713,375 35,008,755 27,459,348
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah)
Dalam tabel 2 dapat dilihat bahwa untuk Triwulan II BPRS yang
memiliki nilai input tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera (DM1)
dengan jumlah input sebesar 69,437,217, Sedangkan yang memiliki nilai Input
terendah adalah BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah input sebesar
15,077,159. Untuk output, nilai tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera
(DM1) dengan jumlah output sebesar 68,233,664, dan yang terendah yaitu
BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah output 18,713,375.
Tabel 3. Jumlah Input dan Output BPRS di Kota Yogyakarta Triwulan III
Tahun 2017 (dalam ribu rupiah)
Input dan Output DM1 DM2 DM3 DM4
X1 17,810,948 922,153 2,785,810 1,989,068
X2 11,559,246 4,247,130 4,960,610 3,247,215
X3 51,391,392 10,263,500 18,469,900 17,104,901
X4 2,482,876 915,148 1,656,632 792,870
Jumlah Input 83,244,462 16,347,931 27,872,952 23,134,054
Y1 22,040,380 4,622,451 9,031,437 10,094,430
Y2 26,459,805 8,223,231 29,397,648 11,044,010
Y3 29,788,265 7,432,044 1,040,000 9,701,482
Jumlah Output 78,288,450 20,277,726 39,469,085 30,839,922
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah)
Dalam tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk Triwulan III BPRS yang
memiliki nilai input tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera (DM1)
dengan jumlah input sebesar 83,244,462, sedangkan yang memiliki nilai Input
terendah adalah BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah input sebesar
16,347,931. Untuk Output, nilai tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera
(DM1) dengan jumlah output sebesar 78,288,450, dan yang terendah yaitu
BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah output 20,277,726.
Tabel 4. Jumlah Input dan Output BPRS di Kota Yogyakarta Triwulan IV
Tahun 2017 (dalam ribu rupiah)
Input dan Output DM1 DM2 DM3 DM4
X1 18,853,452 987,267 2,837,752 2,511,704
X2 12,281,460 4,348,411 5,858,924 4,821,055
X3 53,128,211 10,360,500 21,838,900 18,865,576
X4 3,370,369 1,213,177 2,178,958 1,093,742
8
Jumlah Input 87,633,492 16,909,355 32,714,534 27,292,077
Y1 28,633,936 7,115,010 854,100 11,568,838
Y2 27,343,286 8,107,406 32,813,668 14,374,978
Y3 30,359,063 8,050,396 9,935,626 7,933,670
Jumlah Output 86,336,285 23,272,812 43,603,394 33,877,486
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah)
Dalam tabel 4 dapat dilihat bahwa untuk Triwulan IV BPRS yang
memiliki nilai input tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera (DM1)
dengan jumlah input sebesar 87,633,492, sedangkan yang memiliki nilai Input
terendah adalah BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah input sebesar
16,909,355. Untuk Output, nilai tertinggi yaitu BPRS Barokah Dana Sejahtera
(DM1) dengan jumlah output sebesar 86,336,285, dan yang terendah yaitu
BPRS Dana Hidayatullah (DM2) dengan jumlah output 23,272,812.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Menunjukan Efisiensi BPRS pada
Triwulan 1 -Triwulan VI Tahun 2017
Nama BPRS
Triwulan
I
(Maret)
Triwulan
II
(Juni)
Triwulan
III
(September)
Triwulan
IV
(Desember)
BPRS BAROKAH
DANA
SEJAHTERA
0.945
(inefisien)
0.801
(inefisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
BPRS DANA
HIDAYATULLAH
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
BPRS MITRA
HARMONI
YOGYAKARTA
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
BPRS UNISIA
INSAN
INDONESIA
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
Tabel 5 menunjukkan skor masing-masing bank pembiayaan rakyat
syariah. Berdasarkan hasil ini terlihat Triwulan I tahun 2017 terdapat 3 BPRS
yang telah efisien yaitu BPRS Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni
Sejahtera, BPRS Unisia Insan Indonesia. Sementara BPRS yang mengalami
inefisiensi yaitu BPRS Barkah Dana Sejahtera (0.945). Pada Triwulan II tahun
2017 terdapat 3 BPRS yang telah efisien yaitu BPRS Dana Hidayatullah,
BPRS Mitra Harmoni Sejahtera, BPRS Unisia Insan Indonesia. Sementara
BPRS yang mengalami inefisiensi yaitu BPRS Barkah Dana Sejahtera (0.801).
Pada Triwulan III tahun 2017 terdapat 4 BPRS yang telah efisien yaitu BPRS
9
Barkah Dana Sejahtera, BPRS Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni
Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan Indonesia. Pada Triwulan IV tahun 2017
terdapat 4 BPRS yang telah efisien yaitu BPRS Barkah Dana Sejahtera, BPRS
Dana Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni Sejahtera, dan BPRS Unisia Insan
Indonesia.
Dari 4 BPRS yang menjadi obyek penelitian, pada periode 2017
Triwulan I terdapat 3 BPRS yang telah beroperasi secara efisien, pada
Triwulan II terdapat 3 BPRS yang telah beroperasi secara efisien, Triwulan ke
III jumlah BPRS yang bekerja secara efisien sebanyak 4 BPRS, dan untuk
Triwulan IV jumlah BPRS yang beroperasi secara efisien sebanyak 4 BPRS.
Sedangkan 1 BPRS yang terdapat inefisien dalam periode tertentu. Berikut ini
dapat dilihat tingkat Inefisiensi BPRS berdasarkan masing-masing input dan
outputnya, serta penyebab terjadinya.
Tabel 6. Nilai Radial Movement dan Slack Movement BPRS Barokah Dana
Sejahtera Triwulan I
Radial Movement Slack Movement
Triwulan I, tingkat efisiensinya 0.945
Penempatan Pada Bank Lain 1035.929 3690.707
Piutang 1493.036 0.000
Pembiayaan 1528.947 0.000
Tabungan Wadiah 0.000 -7850.754
Tabungan Mudharabah 0.000 -174.119
Deposito Mudharabah 0.000 -4519.071
Beban Personalia 0.000 0.000
Sumber: hasil olah data dengan DEAP 2.1
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa inefisiensi BPRS Barokah Dana
Sejahtera terletak pada variabel output, dimana nilai radial movement untuk
penempatan pada bank lain, piutang, dan pembiayaan masing-masing sebesar
1035.929, 1493.036, dan 1528.947, artinya agar menjadi efisien ketiga variabel
output harus dinaikkan masing-masing sebesar 1035.929, 1493.036, dan
1528.947 (dalam ribu rupiah). Dan untuk penempatan pada bank lain agar
mendapat nilai yang paling efisien harus ditambah lagi sebesar 3690.707
(dalam ribu rupiah) karena nilai slack movement sebesar 3690.707. Pada
variabel input sudah baik, namun untuk tabungan wadiah, tabungan
mudharabah dan deposito mudharabah perlu dikurangi sebesar 7850.754
10
(dalam ribu rupiah) untuk tabungan wadiah, sementara tabungan mudharabah
dikurangi 174.119 dan 4519.071 (dalam ribu rupiah) untuk beban personalia,
karena terdapat nilai slack movement masing-masing sebesar -7850.754, -
174.119 dan -4519.071 .
Tabel 7. Nilai Radial Movement dan Slack Movement BPRS Barokah
Dana Sejahtera Triwulan II
Radial Movement Slack Movement
Triwulan II, tingak efisiensinya 0.801
Penempatan Pada Bank
Lain
3044.163 1058.694
Piutang 6659.621 0.000
Pembiayaan 7255.748 0.000
Tabungan Wadiah 0.000 -7233.580
Tabungan Mudharabah 0.000 -530.069
Deposito Mudharabah 0.000 0.000
Beban Personalia 0.000 -23.001
Sumber: hasil olah data dengan DEAP 2.1
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa inefisiensi BPRS Barokah Dana
Sejahtera terletak pada variabel output, dimana nilai radial movement untuk
penempatan pada bank lain, piutang, dan pembiayaan masing-masing sebesar
3044.163, 6659.621, dan 7255.748, artinya agar menjadi efisien variabel
output penempatan pada bank lain, piutang dan pembiyaan harus dinaikkan
masing-masing sebesar 3044.163, 6659.621, dan 7255.748 (dalam ribu
rupiah). Dan untuk penempatan pada bank lain agar mendapat nilai yang
paling efisien harus ditambah lagi sebesar 1058.694 (dalam ribu rupiah) karena
nilai slack movement sebesar 1058.694. Untuk variabel input sebenarnya sudah
baik, namun tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan beban personalia
terdapat nilai slack movement sebesar -7233.580, -530.069 dan -23.001 maka
untuk mendapat nilai paling efisien BPRS Barokah Dana Sejahtera harus
mengurangi tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan beban personalia
sebesar -7233.580, -530.069 dan -23.001 (dalam ribu rupiah).
Dalam penelitian ini inefisiensi terjadi karena adannya variabel yang
tidak dimaksimalkan oleh BPRS. Perilaku untuk memperhatikan efisiensi
sangat ditekankan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam Al Quran, Surat Al
Isra’ ayat 27:
11
ن لربهۦ كفورا يط طين وكان ٱلش ي ن ٱلش رين كانوا إخو ٧٢إن ٱلمبذArtinya:
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
Ayat tersebut menganjurkan manusia untuk tidak berperilaku boros.
Perilaku boros dapat menjadi perbuatan ingkar kepada Allah subhanahu
wata’ala. Mereka yang berperilaku boros merupakan tergolong sebagai
saudara syaitan. Oleh karena itu, BPRS dituntut agar dapat menghasilkan
output maksimal tanpa menghamburkan sumberdaya yang ada (Pohan, 2015:
5).
3.2 Pembahasan
Untuk mewujudkan optimalisasi dan keseimbangan, Islam memberikan
beberapa panduan, diantaranya (Ali dan Ascarya, 2010: 114): Memanfaatkan
seluruh potensi sumber daya alam. Islam menghendaki umatnya untuk bekerja
memakmurkan bumi dan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam.
Allah berfirman:
ه غيرهۥ هو ن إل ما لكم م قوم ٱعبدوا ٱلل لحا قال ي ۞وإلى ثمود أخاهم ص
ن ٱلرض وٱستعمركم فيها فٱستغفروه ثم توبوا إليه إن ربي أنشأكم م
١٦جيب قريب م
Artinya:
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)" (Huud: 61).
Spesialisasi kerja. Konsep spesialisasi kerja pernah diutarakan oleh
Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya. Menurutnya dengan jumlah penduduk
yang semakin besar, maka akan terjadi pembagian dan spesialisasi tenaga kerja
sehingga akan memperbesar surplus dan perdagangan internasional.
Pembagian tenaga kerja internasional akan lebih tergantung pada perbedaan
12
keahlian dan keterampilan penduduk dibandingkan dengan ketersediaan
sumber daya alam. Dalam Islam, prinsip dasar tentang spesialisasi dapat
ditelaah dalam hadits Nabi saw yang menjelaskan tentang konsep itqan dan
ihsan. Mengenai itqan, Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan pekerjaan
(berproduksi) dengan cermat dan tekun (itqan)” (HR. Thabrani).
Larangan terhadap Riba. Salah satu cara Islam mewujudkan efisiensi
dengan cara minimalisasi biaya produksi adalah dengan pengharaman riba
(bunga). Sebagai bagian dari elemen biaya tetap dalam produksi, penghapusan
bunga akan membuat biaya produksi lebih rendah (efisien).
Larangan Israf dan Tabdzir dalam produksi. Perbedaan antara israf dan
tabdzir disampaikan oleh Al-Mawardi. Al-Mawardi menjelaskan bahwa israf
adalah kesalahan menggunakan takaran yang tepat, sedangkan tabdzir adalah
kebodohan dalam menggunakan alokasi yang tepat. Allah berfirman:
رع ت وٱلنخل وٱلز ت وغير معروش عروش ت م۞وهو ٱلذي أنشأ جن
به كلوا من ثمرهۦ إذا بها وغير متش ان متش م يتون وٱلر مختلفا أكلهۥ وٱلز
إنهۥ ل يحب ٱلمسرفين أثمر وءاتوا حقهۥ يوم حص ٦٤٦ادهۦ ول تسرفوا
Artinya:
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-
An’am: 141).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan sebagai berikut : Berdasarkan hasil
analisis menggunakan DEAP 2.1, dengan menggunakan 4 Bank Pembiayaan
Rakyat Syari’ah (BPRS) di Kota Yogyakata yaitu BPRS Barokah Dana
Sejahtera, BPRS Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni Yogyakarta, BPRS
13
Unisia Insan Indonesia, pada periode 2017 terdapat Bank Pembiayaan Syari’ah
(BPRS) yang sudah efisien ada pula Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
(BPRS) yang belum efisien (inefisien). Pada triwulan I-II BPRS yang
mengalami efisien adalah BPRS Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni
Yogyakarta, BPRS Unisia Insan Indonesia. Sedangkan pada triwulan I -
triwulan II pada BPRS Barokah Dana Sejahtera mengalami inefisiensi hal ini
terlihat dari skor efisiensi menunjukkan kurang dari satu yaitu triwulan I
(0.945), triwulan II (0.801). Pada triwulan III - IV BPRS Barokah Dana
Sejahtera, BPRS Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni Yogyakarta dan BPRS
Unisia Insan Indonesia keempatnya sudah efisien dalam kinerjanya, hal ini
terlihat dari masing-masing skor efisiensi menunjukkan angka 1.
Ketiga Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yaitu BPRS
Hidayatullah, BPRS Mitra Harmoni Yogyakarta dan BPRS Unisia Insan
Indonesia pada triwulan I-triwulan IV sudah menunjukkan kinerja yang baik
sehingga dari triwulan I-triwulan IV skor sudah menunjukkan angka 1 yang
berarti sudah efisien dalam kinerjanya.
Inefisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) pada penelitian
ini terjadi pada triwulan I-triwulan II. Hal ini disebabkan oleh keempat
variabel inputnya (tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito
mudharabah, beban personalia) dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda.
Sedangkan variabel output pada BPRS rata-rata sudah efisien, namun
ada beberapa BPRS yang harus meningkatkan variabel outputnya untuk
mencapai titik paling efisien.
Berdasarkan Hipotesis yang berbunyi Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) tingkat efisiensi yang berbeda satu dengan yang lainnya
terbukti pada setiap triwulannya karena ada tiga Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) yang sudah efisien dari empat Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) yang menunjukkan efisiensi dalam kinerjanya.
4.2 Saran-Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan antara lain: Untuk BPRS yang belum
efisien dapat melakukan perbaikan dengan mengoptimalkan variabel-variabel
yang menjadi penyebab inefisiensi, seperti meningkatkan piutang dan
14
penempatan bank lain. Serta memangkas dengan cara menambah tabungan
wadiah dan tabungan mudharabah, dan mengurangi beban personalia dari
masyarakat yang tidak bisa disalurkan menjadi pendapatan untuk BPRS.
Perlunya kebijakan pemerintah yang dapat membantu menaikkan efisiensi
BPRS, sehingga dapat mengubah BPRS yang belum efisien menjadi efisien.
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti efisiensi BPRS sebaiknya
meneliti BPRS yang tidak hanya beroperasi pada suatu daerah. akan lebih baik
jika penelitian selanjutnya dilakukan terhadap seluruh BPRS di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan
Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009: 21-29.
Akbar, Rifki Ali. 2010. Analisis Efisiensi Baitul Maal wa Tamwil dengan
Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada BMT Bina
Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada Tahun 2009). Skripsi, Jurusan
Manajemen Universitas Ponorogo. Semarang.
Al Arif, Nur Rianto. 2015. Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik. Bandung:
CV Pustaka Setia. Islamic Finance and Business Review. Vol. 5 No. 2
Agustus-Desember 2010. Ali, M. Mahbubi dan Ascarya. Analisis Efisisensi
Baitul Maal Wa Tamwil Dengan Pendekatan Two Stage Data Evelopment
Analysis (Studi Pada BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri).
Al-Qur’ān
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah (Dari Teori Ke Praktik). Jakarta:
Gema Insani.
Djazuli, A dan Yadi Janwari. 2002. Lembaga-Lembaga Pereknomian Ummat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fathony, Moch. 2012. Esti masi Faktor- Faktor yang mempengaruhi Efisiensi Bank
Domestik dan Asing di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 16,
No.2 Mei 2012.
Hartono, Imam dkk. 2008. Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyatdiwilayah
Jabodetabek dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis. Direktorat Kredit
BPR dan UMKM. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, vol.5 No. 2 Oktober
2008.
Http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf . Diakses
pada 07-08-2018 pukul 13.43
15
Http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf. Diakses
pada 08 - 08-2018 pukul 13.30
Http://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 18-09-2018 pukul 14.15
Http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/laporan-keuangan-
perbankan/Default.aspx . Diakses pada 18-09-2018 pukul 21.20
Http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Default.aspx . Diakses pada 20-09-2018 pukul 20.25
Karim, Adiwarman. 2004. BANK ISLAM (Analisis Fiqih dan Keuangan). 2004.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kementrian Agama Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Perbankan Syariah.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Urusan Agama
Islam dan Pembinaan Syariah.
Komaryatin, Nurul. 2007. Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karisidenan Pati
dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Dinamika Ekonomi dan
Bisnis, Vol. 4 No. 2 Oktober 2007.
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Ekonomi Syariah di Indonesia. Jakarta: Prena
Media Group.
Muhammad. 2013. Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah. Yogyakarta: UII
Press.
Muharam, Harjum dan Rizki Pusvitasari. 2008. Analisis Efisiensi Perbankan Syariah
di Indonesia dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis.
Muhari, Syafaat dan Muhamad Nadratuzaman Hosen. 2014. Tingkat Efisiensi BPRS di
Indonesia: Perbandingan Metode SFA dengan DEA dan Hubunganya Dengan
CAMEL. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 18, No.2 Mei 2014, hlm. 307-
328.
Nurlinda, Antik. 2014. Analisis Efisiensi UKM Pembuat Tahu di Kelurahan Pasir
Jaya Bogor dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA).Skripsi
ITB.
Puspitasari, Anita. 2017. Analisis Efisiensi Bank Umum Syari’ah Di Indonesia dengan
Metode Data Evelopment Analysis (DEA). (Studi Pada BUSN Devisa Bank
Umum Syari’ah Periode 2014-2015)
Pohan, Ahmad Azhari. Efisiensi Kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian Bogor 2015.
Setiawan, Nugraha. 2015. “Teknik Sampling”. Parung Bogor. Inspektorat Jendral
Departemen Pendidikan Nasional
Yahya, Muchlis. 2012. Menakar Efisiensi BPRS Sebagai Bank Pembiayaan Rakyat
Berbasis Bagi Hasil. Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393
Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012.
top related