analisis sistem pengendalian intern atas persediaan …
Post on 15-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 62
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BERAS PADA
PERUM BULOG KANSILOG LUBULINGGAU
Dewi Anggraini1, Yuli Nurhayati
2, Muhammad Rio Agusman
3
1 ,2,3Program Studi Akuntansi, Universitas Bina Insan Lubuklinggau
E-mail : 1dewi_anggraini@univbinainsan.ac.id, 2 yuli_nurhayati@univbinainsan.ac.id, 3Muhammad_Rio_Agusman@gmail.com
ABSTRACT
This research was carried out at the Lubuklinggau Kansilog Bulog General Corporation with
the aim of the study to analyze the internal control system of rice supplies in the Peruvian
Lubuklinggau Bulog Kansilog. The research method used in this study is a qualitative method. The
results of the study can be concluded that the internal control system at the Lubuklinggau City
Logistics Section (Kansilog Office) has carried out procedures and is able to divide the authority and
responsibility of each section, in addition to making decisions taken by the leadership so that in
determining the inventory there is a collaboration of each part, the logistics department know and
assess the amount of rice stock in addition to the marketing department that has documents related to
the expenditure of rice in the Logistics Office (Kansilog) Lubuklinggau City, then the internal control
system is needed in determining the value of inventory with the method used is the first entry and first
exit method so that the value the available stock is known by the warehouse department in
collaboration with the marketing department to seek the availability of rice at the Lubuklinggau City
Logistics Section (Kansilog Office).
Keywords : Control Systems Internal, Inventory
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Perum Bulog Kansilog Lubuklinggau dengan tujuan penelitian
untuk menganalisis sistem pengendalian intern atas persediaan beras pada Peru Bulog Kansilog
Lubuklinggau. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualtitatif. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern pada Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau telah menjalankan prosedur dan mampu membagi wewenang dan
tanggung jawab setiap bagian, selain itu dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh pimpinan
sehingga dalam penentuan persediaan adanya kerjasama setiap bagian, bagian logistik mengetahui
dan menilai jumlah persediaan beras selain itu bagian pemasaran yang memiliki dokumen terkait
dengan pengeluaran beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau, maka sistem
pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam penentuan nilai persediaan dengan metode yang
digunakan adalah metode masuk pertama dan keluar pertama sehingga nilai stok yang ada diketahui
oleh bagian gudang yang bekerjasama dengan bagian pemasaran untuk mengupayakan ketersediaan
beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Kata kunci : Sistem Pengendalian Intern, Persediaan
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 63
I. PENDAHULUAN
Perusahaan dagang menurut Srijantri
(2015:1) didefinisikan sebagai suatu organisasi
yang melakukan kegiatan usaha dengan
membeli barang dari pihak/perusahaan lain
kemudian menjualnya kembali kepada
masyarakat baik berupa retail atau grosir dan
distributor. Perusahaan mempertimbangkan
persediaan yang dimiliki untuk menjalankan
aktivitas perusahaan. Persediaan merupakan
salah satu unsur yang paling aktif dalam
operasi perusahaan dagang, karena perusahaan
dagang harus memiliki ketersediaan barang
yang cukup untuk mampu mengoperasikan
perusahaan.
Semakin berkembangnya suatu
perusahaan, maka semakin banyak pula
masalah yang akan dihadapi, antara lain
bagaimana perusahaan dapat menghindari
penyelewengan- penyelewengan yang terdapat
dalam perusahaan. Pimpinan perusahaan wajib
mengetahui keadaan yang ada di perusahaan
baik posisi keuangan maupun persediaan pada
perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini untuk
mengetahui sehat tidaknya perusahaan tersebut
dan apakah terhindar dari penyelewengan
wewenang yang mengarah pada asset
perusahaan atau tidak. Salah satu langkah yang
diambil yaitu, membuat sebuah sistem yang
terintegrasi mulai dari perencanaan,
pencatatan, pelaporan, dan pengawasannya.
Perusahaan selain dari
mempertimbangkan persediaan, maka harus
mampu mengendalian perusahaan dari sisi
internal perusahaan, yakni sistem
pengendalian intern merupakan bagian yang
sangat penting bagi perusahaan, karena dengan
adanya sistem pengendalian intern perusahaan
tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan seperti terciptanya lingkungan
pengendalian yang baik. Tanpa adanya sistem
pengendalian internal, tujuan-tujuan tersebut
tidak akan pernah tercapai secara efektif dan
efisien. Semakin besar perusahaan maka
sistem pengendalian internnya juga semakin
penting bagi perusahaan. Pengendalian intern
merupakan bagian dari masing-masing sistem
yang dipergunakan sebagai pedoman dan
prosedur operasional perusahaan ataupun
organisasi tertentu di sebuah perusahaan.
Sebuah perusahaan menggunakan sistem
pengendalian intern umumnya untuk
mencegah penyalahgunaan sistem dan untuk
mengarahkan operasi perusahaan.
Pengendalian intern perusahaan akan
berimbang dengan adanya pemahaman tentang
persediaan. Menurut S Warren (2018: 345)
persediaan adalah bagian utama dalam neraca
dan seringkali merupakan perkiraan yang
nilainya cukup besar yang melibatkan modal
kerja yang besar. Persediaan merupakan
barang dagangan yang dibeli kemudian
disimpan untuk dijual dalam operasi normal
perusahaan sehingga mendapat perhatian yang
besar oleh perusahaan itu sendiri. Persediaan
juga sangat rentan terhadap kerusakan maupun
pencurian. Oleh karena itu diperlukan suatu
pengendalian intern yang bertujuan untuk
melindungi persediaan dan juga agar informasi
mengenai persediaan lebih dapat dipercaya
mengingat aktiva ini tergolong cukup lancar.
Bulog adalah perusahaan umum milik
negara yang bergerak di bidang logistik
pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan
meliputi usaha logistik/pergudangan, survei
dan pemberantasan hama, penyediaan karung
plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi
pangan dan usaha eceran. Perusahaan yang
tetap mengemban tugas publik dari
pemerintah, BULOG tetap melakukan
kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian
untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga
pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin
(Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Bulog
Kansilog Kota Lubuklinggau diketahui bahwa
komoditi yang dimiliki yaitu Gula, Terigu,
Minyak, Daging dan Beras tetapi yang
menjadi komoditi utama Bulog Kansilog
Lubuklinggau adalah beras karena beras
merupakan makanan pokok yang di konsumsi
oleh masyarakat.
Kantor Seksi Urusan Logistik Kota
Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas,
Provinsi Sumatra Selatan, saat ini tengah
menyiapkan operasi pasar guna menekan
kenaikan harga jual beras di kedua daerah.
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 64
"Pihak Bulog masih menunggu permintaan
resmi dari Pemkot Lubuklinggau dan Pemkab
Musi Rawas, guna menggelar operasi pasar,
tanpa permintaan resmi operasi pasar tidak
bisa dilakukan, walaupun saat ini
perkembangan harga beras di pasaran
mengalami kenaikan," kata Kepala Perum
Bulog Kansilog Kota Lubuklinggau.
Surat permintaan resmi dari kedua
pemerintah di daerah tersebut, sebagai bahan
pertimbangan pihaknya guna menggelar
operasi pasar bersama dengan dinas instansi
terkait pada kedua daerah atau bertindak
sebagai penyedia beras sedangkan
pelaksananya dari instansi/dinas terkait pada
kedua daerah. Perkembangan harga jual beras
di kedua daerah saat ini, untuk kelas medium
dijual pada kisaran Rp7.000 per kg, sedangkan
kelas premium rata- rata dijual Rp9.000 per
kg. Harga jual beras kedua kelas ini, tergolong
tinggi sehingga harus ditekan untuk beras kels
medium dibawah Rp7.000 per kg, sehingga
sampai ditingkat pedagang eceran dibawah Rp
8.000 per kg. Adanya kenaikan harga jual
beras ini selain akibat pengaruh musim
kemarau sehingga banyak sawah petani yang
gagal panen, juga adanya pengeringan irigasi
Kelingi untuk pengairan sawah di Kota
Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas.
Sementara itu untuk stok beras untuk kedua
daerah di gudang Bulog setempat saat ini
terdapat 1.000 ton, dan stok tambahan yang
sedang dalam perjalanan dari Palembang
sebanyak 1.000 ton. Stok yang ada ini
diperkirakan akan mencukupi kebutuhan
masyarakat dalam kedua daerah untuk dua
bulan kedepan.
Pemenuhan beras dapat dicapai maka
diperlukan perencanaan dan manajemen
persediaan yang terstruktur dan terorganisasi
agar persediaan yang dilakukan dapat
memenuhi kebutuhan beras di Kota
Lubuklinggau, Musi Rawas dan Muratara.
Untuk menentukan kebutuhan nasional akan
beras diperlukan manajemen yang baik dan
peramalan dalam merencanakan persediaan
pangan yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dimasa mendatang sehingga
persediaan yang dilakukan dapat sesuai
dengan kebutuhan beras di Kota
Lubuklinggau, Musi Rawas dan Muratara.
Persediaan kebutuhan beras nasional diperoleh
dengan membeli gabah atau padi atau beras
ataupun dengan mengadakan impor dengan
mengikuti standar yang diberikan oleh
pemerintah (kajian pendanaan stok beras
nasional).
Bulog Kansilog Lubuklinggau
menyatakan bahwa persediaan stok beras
dengan melakukan operasi pasar untuk
menstabilkan harga di pasaran. Stok beras
yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan
pasar, jika persediaan stok berkurang maka
akan mempengaruhi harga beras dipasaran,
selain itu
pengeluaran beras di Kansilog Kota
Lubuklinggau yaitu dengan operasi pasar
murah.
Adapun data persediaan fisik beras di
Kansilog Lubuklinggau di tahun 2019
berdasarkan dengan 4 komoditi yang menjadi
pemasok beras di Kansilog Lubuklinggau,
adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Posisi Persediaan Fisik Beras Tahun 2019
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
diketahui bahwa sumber persediaan beras yang
ada di Kansilog Lubuklinggau berasal dari
India, CSHP Sumsel, Kom Medium dan Kom
Premium. Diketahui bahwa persediaan beras
yang ada di Kansilog Lubuklinggau tidak
stabil dilihat dari jumlah persediaan beras dari
india yang terendah sebesar 51.770,02 Kg,
sedangkan kom premium sebesar 1,470 Kg.
Selain itu sistem pencatatan yang digunakan di
Kansilog Lubuklinggau adalah First In First
Out (FIFO), dimana beras yang masuk awal
akan dikeluarkan awal sehingga stok
India (Kg)
CSHP Sumsel
(Kg)
Kom Medium
(Kg)
Kom Premium
(Kg) 176.876,98 50.025 312.027 1.470
229.040 50.025 10.000
51.770,02 26.300
Sumber: Kansilog Lubuklinggau, Tahun 2019
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 65
persediaan beras yang ada di Kansilog
merupakan eras yang baru masuk atau baru
datang.
Tabel 2
Pengeluaran Beras Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa pengeluaran beras di
Kansilog Kota Lubuklinggau selama 3 bulan
terakhir, bahwa setiap bulannya melakukan
pegeluaran berasal walaupun jenis pengeluaran
yang dilakukan berbeda-beda terdiri dari
penyaluran untuk galang berdasarkan Prinlog
(Permintaan Logistik) sebanyak 500 ton
pengeluaran tersebut hanya di bulan Januari,
sedangkan bulan Februari dan Maret
pengeluaran dari penyerahan bansos rastra
sebanyak 245.360 ton dibulan Februari dan
25.540 ton dibulan Maret. Selain itu
pengeluaran Beras juga dari cadangan beras
pemerintah sebanyak 300.500 bulan Januari,
237.165 ton di bulan Februari dan 85.505.40
ton dibulan Maret, maka penurunan
pengeluaran beras dikarenakan pasokan beras
yang datang tidak tepat waktu maka
menimbulkan kendala persediaan beras di
Kansilog Kota Lubuklinggau.
Pengamatan awal yang dilakukan bahwa
Bulog Kansilog Lubuklinggau masih belum
mampu memenuhi kebutuhan beras di Kota
Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas dan
Kabupaten Musi Rawas Utara. Selain itu
Bulog Kansilog Lubuklinggau dalam
mengukur kebutuhan beras sehingga saat
melakukan operasi pasar, maka Bulog
Kansilog Lubuklinggau masih menemui
kendala sehingga besaran kebutuhan beras
yang mengalami peningkatan menyebabkan
kesulitan mengukur kebutuhan beras. Selain
itu pemasok yang mengalami kendala
dikarenakan masalah umum yang teijadi di
petani yaitu menyempitnya lahan pertanian di
Indonesia sehingga mengharuskan Perum
Bulog melakukan import beras dari India, kata
Kepala Perum Bulog Kansilog Kota
Lubuklinggau.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pengendalian Intern
a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2016: 129) sistem
pengendalian internal meliputi strutkur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga aset
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi. Definisi sistem pengendalian
internal disebut menekankan tujuan yang
hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur
yang membentuk sistem tersebut. Dengan
demikian, pengertian pengendalian internal
tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan
yang mengolah informasinya secara manual,
dengan mesin pembukuan, maupun dengan
komputer.
Sedangkan menurut Romney dan
Steinbart (https:// www. Seputar pengetahuan.
co.id/2017/11/ pengertian- sistem-
pengendalian- intern-tujuan - unsur.html)
pengertian pendenlian intern adalah “internal
control is the plan of organizations and the
method of business use to safeguard assets,
provide accurate and reliable information,
promote and improve operational efficiency
and encourage adherence to prescribe
managerial policies ”.
Menurut Nur (2014:3) system
pengendalian intern adalah suatu sistem usaha
atau sosial yang diterapkan oleh perusahaan
yang meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuran-ukuran untuk menjaga dan
mengarahkan perusahaan agar melakukan
kegiatan sesuai dengan tujuan dan program
perusahaan sehingga efisiensi dan kebijakan
manajemen terpenuhi. Sistem pengendalian
Bulan No Keterangan
Persediaan Januari
(Ton)
Persediaan Februari
(Ton)
Persediaan Maret (Ton)
1 Penyaluran Untuk
Galang Berdasarkan
Prinlog
500
2 Penyerahan Bansos
Rastra 245.360 25.540.00
3 Cadangan Beras Pemerintah
300.500 237.165 85.505.40
Sumber: Kansilog Lubuklinggau, Tahun 2019
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 66
intern sebagai bentuk perencanaan yang
meliputi struktur organisasi, metode, dan alat-
alat yang dikoordinasikan di dalam perusahaan
dalam ruang lingkup akuntansi untuk menjaga
keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong efisiensi, serta memotivasi
penerapan kebijakan manajemen. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
system pengendalian intern adalah suatu
sistem usaha atau sistem sosial yang dilakukan
perusahaan yang terdiri dari struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk
menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan
agar bergerak sesuai dengan tujuan dan
program perusahaan dan mendorong efisiensi
serta dipatuhinya kebijakan manajemen.
b. Indikator Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2016: 130) unsur
pokok sistem pengendalian internal adalah:
1) Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka
(framework) pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi
yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Dalam perusahaan manufakturmisalnya,
kegiatan pokoknya adalah memproduksi
dan menjual produk. Untuk melaksanakan
kegiatan pokok tersebut dibentuk
departemen produksi, departemen
pemasaran, dan departemen keuangan dan
umum. Departemen-departemen ini
kemudian terbagi-bagi lebih lanjut
menjadi unit- unit organisasi yang lebih
kecil untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organisasi ini
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini
:
a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi
operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi. Fungsi operasi adalah
fungsi yang memiliki wewenang
untuk melaksanakan suatu kegiatan
misalnya pembelian. Setiap kegiatan
dalam perusahaan memerlukan
otorisasi dari manajer fungsi yang
memiliki kewenangan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Fungsi penyimpanan adalah fungsi
yang memiliki wewenang untuk
menyimpan aktiva perusahaan.
Fungsi akuntansi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk mencatat
peristiwa keuangan perusahaan.
b) Suatu fungsi tidak boleh diberi
tanggung jawab penuh semua tahap
suatu transaksi.
2) Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap aset,
utang, pendapatan dan beban.
Dalam organisasi setiap transaksi hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk
menyetujui teijadinya transaksi tersebut.
Oleh karena itu dalam
organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi dalam organisasi. Oleh
karena itu penggunaan formulir harus
diawasi sedemikian rupa guna
mengawasi pelaksanaan otorisasi.
Di pihak lain, formulir merupakan
dokumen yang dipakai sebagai dasar
untuk pencatatan transaksi dalam catatan
akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik
akan menjamin data yang direkam dalam
formulir dicatat dalam catatan akuntansi
dengan ketelitian dan keandalan
(realibility) yang tinggi. Dengan
demikian sistem otorisasi akan menjamin
dihasilkannya dokumen pembukuan yang
dapat dipercaya, sehingga akan menjadi
masukan yang dapat dipercaya bagi
proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur
pencatatan yang baik akan menghasilkan
informasi yang teliti dan dapat dipercaya
mengenai kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya suatu organisasi.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 67
organisasi.Adapun cara-cara yang
umumnya ditempuh oleh perusahaan
dalam menciptakan praktik yang sehat
adalah:
a) Penggunaan formulir bernomor urut
bercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang
berwenang. Karena formulir
merupakan alat yang memberikan
otorisasi terlaksananya transasksi.
b) Pemeriksaan mendadak (surprised
audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada pihak yang
akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur.
c) Setiap transaksi tidak boleh
dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit
organisasi, tanpa campur tangan dari
orang atau unit organisasi lain.
d) Perputaran jabatan (job rotation).
Perputaran jabatan yang diadakan
secara rutin akan dapat menjaga
independensi pejabat dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga
persekongkolan diantara mereka
dapat dihindari.
e) Keharusan mengambil cuti bagi
karyawan yang berhak. Karyawan
perusahaan diwajibkan mengambil
cuti yang menjadi haknya.
f) Secara periodik diadakan
pencocokan fisik kekayaan dengan
catatan. Untuk menjaga kekayaan
organisasi dan mengecek ketelitian
dan keandalan catatan
akuntansinya.
g) Pembentukan unit organisasi yang
bertugas untuk mengecek efektivitas
untur-unsur sistem pengndalian yang
lain.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung j awabnya Untuk mendapatkan
karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya berbagai cara berikut ini dapat
ditempuh :
a) Seleksi calon karyawan berdasarkan
persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. Untuk memperoleh
karyawan yang mempunyai kecakapan
sesuai dengan tuntutan tanggung
jawab yang akan dipikulnya,
manajemen harus mengadakan analisis
jabatan yang ada dalam perusahaan
dan menentukan syarat-syarat yang
dipenuhi oleh calon karyawan yang
menduduki jabatan tersebut.
b) Pengembangan pendidikan karyawan
selama menjadi karyawan perusahaan,
sesuai dengan tuntutan perkembangan
pekerjaannya.
c) Misalnya untuk menjamin
transaksi penjualan dilaksanakan oleh
karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya, pada saat seleksi karyawan
untuk mengisi jabatan masing-masing
kepala fungsi pembelian, kepala
fungsi penerimaan dan fungsi
akuntansi, manajemen puncak
membuat uraian jabatan (job
description) dan telah menetapkan
persyaratan jabatan (requirements).
Dengan demikian pada seleksi
karyawan untuk jabatan-jabatan
tersebut telah digunakan persyaratan
jabatan tersebut sebagai kriteria
seleksi.
2.2 Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Menurut Aprilia (2017:2), didalam
suatu perusahaan, baik itu perusahaan
perdagangan maupun perusahaan manufaktur
pasti selalu mengandalkan persediaan
(inventory). Persediaan sebagai kekayaan
perusahaan, memiliki peranan penting dalam
operasi bisnis. Dalam perusahaan manufaktur,
persediaan dapat terdiri dari beberapa macam
seperti berikut :
a. Bahan baku.
b. Bahan pembantu.
c. Barang dalam proses.
d. Barang jadi.
e. Persediaan suku cadang.
Menurut pendapat Schroeder (2000:4)
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 68
yang mengatakan bahwa definisi persediaan
atau inventory adalah stock bahan yang
digunakan untuk memudahkan produksi atau
untuk memuaskan permintaan pelanggan.
Sedangkan konsep persediaan menurut
Rangkuti (2014:1) mengatakan bahwa
persediaan merupakan suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu
periode usaha tertentu, atau persediaan barang-
barang yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi, ataupun persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi.
Johns dan Harding (2016:71)
mengemukakan tentang arti persediaan adalah
suatu keputusan investasi yang penting
sehingga perlu kehati-hatian.
Menurut Prawirosentono (2005:83)
berdasarkan jenis operasi perusahaan, arti
persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2
(dua) macam yakni sebagai berikut :
a. Pada Perusahaan Manufaktur yang
memproses Input menjadi Output
Persediaan adalah simpanan bahan baku
dan barang setengah jadi (work in proses)
untuk diproses menjadi barang jadi
(finished goods) yang mempunyai nilai
tambah lebih besar secara ekonomis,
untuk selanjutnya dijual kepada pihak
ketiga (konsumen).
b. Pada Perusahaan Dagang. Persediaan
adalah simpanan sejumlah barang jadi
yang siap untuk dijual kepada pihak ketiga
(konsumen). Dengan melihat beberapa
definisi persediaan oleh beberapa para ahli
di atas maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan akan selalu mengadakan /
melakukan persediaan sebelum memulai
aktivitasnya. Pengadaan persediaan ini
bertujuan untuk antisipasi terhadap
pemenuhan permintaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu
aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha tertentu, atau persediaan
barang-barang yang masih dalam pengerjaan
atau proses produksi, ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi.
2. Indikator Persediaan
Menurut Mulyadi (2016:56) menghitung
persediaan menggunakan 4 metode, yakni
dengan menggunakan LIFO, FIFO, Average
atau rata-rata dan Harga Pokok
Penjualandengan menggunakan dua sistem
pencatatan persediaan. Yakni dengan
menggunakan sistem perpetual dan sistem
periodik. Umumnya saat akan melakukan
perhitungan persediaan , akan dimulai dari
menghitung harga pokok penjualan dan laba
kotornya terlebih dahulu. Nah, untuk lebih
jelasnya silahkan simak dengan penjelasan
dari akuntanonline berikut ini.
a. Pengertian Metode LIFO atau Last In
First Out. Secara teori metode LIFO ini
dimaksudkan bahwa persediaan barang
yang diterima terakhir masuk maka akan
dijual pertama, sehingga penilaian
perolehan persediaan akhir berdasarkan
dari nilai perolehan ang pertama (awal)
masuk (beli). Sehingga dalam praktek
penggunaanya metide LIFO memiliki
dampak pada nilai aktiva yang rendah
bagi perusahaan dan cenderung
menghasilkan nilai persediaan akhir yang
rendah juga.
b. Pengertian Metode FIFO atau First In
First Out. Pengertian dari metode FIFO
ini adalah persediaan barang masuk
pertama maka akan keluar pertama,
sehingga untuk mendapatkan persedian
akhir dinilai dengan perolehan yang
terakhir di beli atau masuk.
Pengertian Metode Average atau
Rata-rata. Metode average atau yang lebih
sering dikenal dengan sebutan metode
rata-rata ini menjelaskan bahwa nilai dari
persediaan akhir akan menghasilkan
antara nilai persediaan dengan metode
FIFO.
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 69
Tabel 3
Hasil Penelitian yang Relevan
No Nama Peneliti Tahun Judul
1 Nur Fitriani. 2014 Analisis Persediaan Beras di Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur
2 Siti Nurjanah. 2016 Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan
pada Toko Wulan Salatiga 3 Yogi Setiawan. 2015 Sistem Akuntansi Penjualan Raskin pada
Perum (Badan Urusan Logistik) Bulog Divisi
Regional Kalimantan Selatan 4 Dr. Omar Mohammad Al-
Hawatmeh. 2018. Evaluation of Internal Confrol Units for the
Effectiveness of Financial Confrol in
Administrative Government Units: A Field Study in Jordan
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perum Bulog
Kansilog Lubuklinggau dengan tujuan
penelitian untuk menganalisis pengendalian
intern atas persediaan beras. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif. Sumber data
yang digunakan adalah data primer berupa
wawancara dan observasi dan data sekunder
berupa catatan rekap persediaan beras, rincian
beras keluar atau disalurkan dari Kansilog
Lubuklinggau, dan berkaitan dengan
persediaan beras di Perum Bulog Kansilog
Lubuklinggau.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi yang berkaitan dengan
pengendalian intern atas persediaan beras.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah melakukan pengamatan,
menganalisa berdasarkan teori dan menarik
kesimpulan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif.
3.3 Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder terdiri dari
data data berkaitan dengan persediaan beras di
Perum Bulog KANSILOG Lubuklinggau
berupa data persediaan beras, dan data primer
berupa wawancara dan observasi langsung
dengan informan kunci dan pendukung terdiri
dari pimpinan kansilog dan karyawan
kansilog.
3.4 Prosedur Analisis Data
Menurut Mudjiarahardjo (Sujarweni,
2014: 34) analisis data adalah sebuah kegiatan
untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda,
dan mengkategorikannya sehingga diperoleh
suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah
yang ingin dijawab. Melalui serangkaian
aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya
berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa
disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami
dengan mudah. Setelah data terkumpul
selanjutnya dianalisis. Analisis data
merupakan bagian sangat penting dalam
penelitian, analisis data kualitatif sangat sulit
karena tidak ada pedoman baku, tidak
berproses secara linear, dan tidak ada aturan-
aturan yang sistematis. Analisis data dilakukan
selama pengumpulan data dilapangan dan
setelah semua data terkumpul dengan teknik
analiss model interaktif: analisis data
berlangsung secara bersama-sama dengan
proses pengumpulan data dengan alur tahapan
sebagai berikut: a) Pengumpulan Data. Dalam
penelitan ini pengumpulan data dilakukan
dengan mencari, mencatat, dan mengumpulkan
data melalui hasil wawancara, dokumentasi,
dan observasi yang terkait pengendalian intern
atas persediaan beras pada Perum Bulog
Kansilog Lubuklinggau.
a. Reduksi Data. Data yang diperoleh ditulis
dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Lapangan yang disusun
berdasarkan data yang diperoleh
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang
penting. Data hasil mengihtiarkan dan
memilih berdasarkan satuan konsep, tema
dan kategori tertentu akan memberikan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan juga mempermudah peneliti
untuk mencari kembali data sebagai
tambahan atas data sebelumnya yang
diperoleh jika diperlukan.
b. Penyajian Data, data yang diperoleh
dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk
matriks sehingga memudahkan peneliti
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 70
untuk melihat pola-pola hubungan satu
data dengan data lainnya.
c. Penyimpulan dan verifikasi. Kegiatan
penyimpulan merupakan langkah lebih
lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian
data. Data yang sudah direduksi dan
disajikan secara sistematis akan
disimpulkan sementara. Kesimpulan yang
diperoleh pada tahap awal biasanya
kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap
selanjutnya akan semakin tegas dan
memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan
sementara perlu diverifikasi. Teknik yang
dapat digunakan untuk memverifikasi
adalah triagulasi sumber data dan metode,
diskusi teman sejawat, dan pengecekan
anggota.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di dengan
tujuan untuk menganalisis sistem pengendalian
intern atas persediaan beras pada Perum Bulog
Kansilog Lubuklinggau, adapun informan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Adapun hasil wawancara dengan
informan kunci dan pendukung yang
dilakukan oleh penelitian, adapun jawaban
wawancara berkaitan dengan sistem
pengendalian intern atas persediaan beras,
yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern pemisahan
fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi
pelaksanaan tugas, setiap karyawan memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi tiap bagian sehingga karyawan
dapat bekeija secara tertib dan pekerjaan yang
diselesaikan dapat terarah sehingga pekerjaan
yang dibebankan menjadi tanggungjawab
setiap karyawan di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau, seperti bagian
gudang, bagian operasional, bagian keuangan,
dan bagian pemasaran. Maka karyawan
mengetahui bahwa pekerjaan yang menjadi
beban tiap karyawan untuk dapat saling
bekerja sama untuk mampu meningkatkan
kualitas kerja karyawan Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau, sehingga
sistem pengendalian intern di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau telah
berjalan sesuai dengan struktur kerja pegawai
di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan pendukung bahwa setiap karyawan
bekerja sesuai dengan bagian masing-masing,
tetapi ada beberapa pekerjaan yang tidak dapat
diselesaikan oleh satu bagian maka setiap
bagian harus mampu saling bekerjasama untuk
mencapai tujuan Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau. Setiap
karyawan mengetahui bahwa struktur ataupun
tanggung jawab yang dimiliki karyawan, untuk
itu bagian yang bekerja di bagian gudang
maka akan bekerja sesuai dengan bidang dan
bagian yang menjadi beban karyawan di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau, maka bagian pemasaran yang
bertugas memasarkan besar yang dimiliki
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau untuk melakukan operasi pasar
dan bazar di kawasan Kota Lubuklinggau,
Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi
Rawas Utara. Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau memahami
bahwa ada beberapa karyawan yang sudah
mengetahui tanggung jawab seperti bagian
gudang, bagian keuangan, dan bagian
administrasi tetapi belum mampu
melaksanakan tanggung jawab tersebut secara
maksimal sehingga beban kerja karyawan
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau akan dibagi atau dibantu oleh
Tabel 4
Data Informan Penelitian yakni Karyawan Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau No Nama Jabatan
1 Syamsul Bahri Kepala Gudang Informan Kunci
2 Radi Wagino Operasional Informan
Pendukung 3 Aci Fauziah Manajemen
Keuangan
Informan
Pendukung 4 Bambang Widiyanto Staf Jasa Prima
Logistik
Informan
Pendukung 5 Hendra Staf Pemasaran Informan
Pendukung
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 71
karyawan lainnya yang telah memahami
tentang pekerjaan tersebut di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
Apakah pemberian wewenang untuk
menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh
orang yang berwenang. Pada dasarnya
wewenang dan tanggung jawab telah menjadi
kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau, tetapi pada saat pengajuan
pengajuan operasi pasar ataupun bazar maka
adanya permintaan dari wilayah tertentu di
bagian operasional, maka karyawan akan
mendalami dan memahami tentang kebutuhan
di wilayah tersebut kemudian mendisposisikan
ke kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau untuk dapat dilanjutkan ke
bagian gudang, untuk mengetahu stok
persediaan beras yang dimiliki Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau, jika
stok persediaan mencukupi maka bagian
pemasaran yang akan melakukan operasi pasar
atau bazar di wilayah tersebut, maka
wewenang dibebankan kepala Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau tetapi
setiap bagian berperan dalam penetapan
pengendalian intern Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau Berdasarkan
wawancara dengan informan, maka wewenang
menjadi tanggung jawab atasan karena setiap
keputusan yang diambil berkaitan dengan
bagian masing-masing, sehingga karyawan
dapat mengetahui batasan tentang tugas pokok
dan fungsi karyawan tersebut. Bahwa setiap
wewenang yang diambil maka berkaitan
dengan sistem pengendalian intern di Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,
karena beban kerja karyawan telah
menunjukkan bahwa wewenang yang dimiliki
karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau untuk mampu menunjang
pekerjaan dan beban kerja karyawan Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Pada Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau bahwa sistem pengendalian
intern telah sesuai karena setiap mengambil
kebijkan atau keputusan sehingga setiap
bagian akan memahami bahwa tim kerja harus
mampu bekerjasama demi terlaksananya tugas
pokok dan fungsi karyawan di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
Karyawan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau memiliki tanggung jawab
dalam bekeija, tetapi untuk wewenang dan
keputusan yang telah diambil akan
mempertimbangkan ketentuan yang telah
ditetapkan kepala Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau, dan
pengendalian intern karyawan menunjukkan
kemampuan dan tanggung jawab karyawan di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau
Apakah dokumentasi yang layak
penting untuk menciptakan sistem
pengendalian akuntansi yang efektif. Di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau semua transaksi memiliki
dokumentasi berkaitan dengan bagian ataupun
bidang masing- masing, sehingga karyawan
mampu memahami tentang pekerjaan
karyawan sebagai bentuk laporan ke atasan
untuk mengetahui perkembangan kinerja
ataupun kemampuan karyawan untuk dapat
bekerja secara nyata di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau. Maka
pengendalian intern memahami bahwa Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
dibutuhkan semua dokumentasi berkaitan
dengan kegiatan dan tanggungjawab
karyawan. Memahami bahwa pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau adanya
dokumentasi berkaitan dengan pekerjaan
sehingga pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab akan lebih efektif dan maksimal.
Karyawan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau harus memiliki
dokumentasi untuk mengetahui pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh karyawan, dan menjadi
tanggung jawab dapat diketahui bahwa
kemampuan karyawan untuk menyelesaikan
pekerjaan, seperti pada saat melakukan operasi
pasar dapat dilakukan dokumentasi yang dapat
menunjang karyawan dalam bekerja sebagai
pertimbangan untuk menentukan kemampuan
karyawan. Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau dalam bekerja untuk
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 72
bekerja dapat dilakukan dokumentasi yang
mendukung pekerjaan, sehingga karyawan
dapat mengetahui tanggung jawab dan beban
yang dimiliki karyawan. Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa
dokumentasi dibutuhkan sebagai bentuk
laporan ke atasan bahwa pekerjaan yang
dikerjakan telah diselesaikan dan dilaksanakan
dengan maksimal.
Apakah data disiapkannya catatan-
catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat
dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada
pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau bahwa catatan akutansi yang
teliti secara cepat dan data akuntansi yang
dilaporkan bahwa mampu menunjukkan
bahwa sistem pengendalian intern yang
dimiliki Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau menunjukkan kemampuan
dan kualitas kerja karyawan. Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa
laporan yang dibutuhkan oleh setiap bagian
karena dapat mengambil kebijakan dan
keputusan berkaitan dengan pemahami tentang
penyajian catatan-catatan berkaitan dengan
akuntansi dan pelaporan di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau di ketahui bahwa karyawan di
bagian keuangan agar mampu mengetahui
tentang kemampuan dan tanggungjawab dalam
bekerja. Karyawan di bagian keuangan agar
mampu bekerja secara efektif untuk mampu
menggunakan waktu dalam bekerja, sehingga
karyawan mampu mengetahui tentang catatan
akuntansi berkaitan dengan operasional Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,
untuk menunjukkan kemampuan dan efisiensi
karyawan dalam bekerja. Ketepatan waktu
dalam bekerja memahami tentang tanggung
jawab dan beban kerja karyawan Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
menunjukkan sistem pengendalian intern
berkaitan dengan keuangan pemahaman
tentang kualitas dan kemampuan kerja
karyawan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau
Apakah berhubungan dengan
penggunaan alat- alat mekanis dan elektronis
dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
Semua aktivitas perkantoran berkaitan dengan
alat-alat mekanis dan elektronis di Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,
memahami tentang kemampuan untuk
memanfaatkan fasilitas dan kemampuan kerja
karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau. Alat yang mampu
membantu bekerja tentang pemahaman tentang
alat yang dapat meningkatkan kualitas dan
hasil kerja karyawan di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau Pekerjaan yang
diselesaikan membutuhkan alat dan sarana
yang mampu menunjang pekerjaan karyawan,
sehingga dapat menunjukkan kemmapuan dan
kualitas kerja karyawan di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Dalam bekerja karyawan di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,
memahami bahwa dalam bekerja alat dan
sarana tentang pekerjaan karyawan untuk
mendukung mencapai hasil kerja yang
maksimal, dengan tata kelola pelaksanaan
yang baik di Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Karyawan yang bekerja dengan menggunakan
alat- alat dan sarana yang mendukung
pekeijaan akan memaksimal pekerjaan
karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau.
Apakah pembandingan antara catatan
asset dengan asset yang betul-betul ada,
menyelenggarakan rekening-rekening kontrol
dan mengadakan perhitungan kembali
penerimaan kas. Catatan asset yang memiliki
rekening akan menjadi control persediaan
barang atau stok yang dimiliki Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,
dengan begitu mampu mengambil tindakan
atau kebijakan berkaitan dengan penerimaan
nilai kas di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau untuk menunjukkan
persediaan atas beras yang menjadi komoditi
utama di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau. Karyawan Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau harus
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 73
memimiliki control untuk bekerja sehingga
mampu mengendalian terjadinya kesalahan
dalam bekerja di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau. Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa
semua pekerjaan harus memiliki kendali
control untuk menunjukkan kemampuan dalam
bekerja, sehingga pekerjaan yang diselesaikan
dapat berjalan sesuai harapan dan rencana
kerja karyawan. Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa
pengendalian control yang memahami tentang
kerjasama tentang karyawan untuk itu,
dibutuhkan pengawasan tentang control untuk
bekerja di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau.Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau karyawan
memahami tentang control sehingga
pemahaman tentang rekening yang akan
menunjang pekerjaan dan pelaksanaan
pekerjaan karyawan.
2. Persediaan
Persediaan barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha tertentu, atau persediaan
barang-barang yang masih dalam pengerjaan
atau proses produksi, ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi.
Bagaimana penentuan jumlah produk
beras. Beras di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau dipahami
tentang kondisi di gudang untuk menunjukkan
nilai persediaan yang dimiliki Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau komoditi pemahaman tentang
pekerjaan menjadi penentuan produk beras di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau. Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa
mempertimbangkan pemasok dan pengeluaran
beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau. Stok melihat nilai di gudang
yang dipahami tentang kondisi dan persediaan
di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau. Stok persediaan tentang
pemahaman tentang stok untuk menilai
persediaan gudang Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Bagaimana penentuan harga persediaan.
Persediaan tidak menentukan harga beras di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau Menggunakan control yang
mana dalam penentuan nilai persediaan di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau. Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa harga
persediaan dari nilai pemahaman tentang harga
persediaan. Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau bahwa penentuan harga
dari nilai persediaan di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Bagaimana sistem pencatatan
persediaan. Persediaan tentang pencatatan
persediana dari nilai di gudang maka diketahui
tentang kebutuhan tentang pemahaman
karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau, untuk menentukan
pencatatan yang dimiliki untuk pemahaman
tentang persediaan. Menggunakan pencatatan
persediaan barang masuk dan barang keluar.
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau menunjukkan bahwa sistem
pencatatan yang digunakan metode masuk
pertama dan keluara pertama di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
Metode perhitungan dalam pencatatan adalah
metode masuk pertama keluar pertama (FIFO)
di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau. Metode perhitungan dalam
pencatatan adalah metode masuk pertama
keluar pertama di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau, dalam
perhitungan nilai persediaan maka Kansilog
mempertimbangan ketetatapan dalam nilai
pengeluaran.
Bagaimana kebijakan kualitas
persediaan. Kualitas persediaan di Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
menunjukkan bahwa persediaan yang dimiliki
akan mampu menunjukkan kemampuan dalam
memahami kualitas persediaan beras. Kualitas
persediaan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)
Kota Lubuklinggau menujukkan kemampuan
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 74
pemenuhan kebutuhan di Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
Bahwa Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau dipeluangkan oleh Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau untuk
mengukur persediaan beras. Kantor Seksi
Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau
dipahami bahwa pekerjaan yang diselesaikan
menujukkan kemampuan karyawan dalam
mengukur pekerjaan untuk menilai persediaan
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau. Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa
menujukkan bahwa kualitas menujukkan
tentang pekerjaan dan persediaan beras di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern
pada Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau telah menjalankan prosedur dan
mampu membagi wewenang dan tanggung
jawab setiap bagian, selain itu dalam
pengambilan keputusan yang diambil oleh
pimpinan sehingga dalam penentuan
persediaan adanya kerjasama setiap bagian,
bagian logistik mengetahui dan menilai jumlah
persediaan beras selain itu bagian pemasaran
yang memiliki dokumen terkait dengan
pengeluaran beras di Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau, maka sistem
pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam
penentuan nilai persediaan dengan metode
yang digunakan adalah metode masuk pertama
dan keluar pertama sehingga nilai stok yang
ada diketahui oleh bagian gudang yang
bekeijasama dengan bagian pemasaran untuk
mengupayakan ketersediaan beras di Kantor
Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.
VI. SARAN
Karyawan Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Kota Lubuklinggau agar dapat
bekerja sama untuk memaksimalkan kondisi
dan kemampuan karyawan, agar karyawan
dapat melakukan pengendalian persediaan
beras untuk itu komoditi utama beras dapat
dilaksanakan secara tepat, dengan begitu setiap
bagian dapat memahami tentang tanggung
jawab dan beban pekerjaan untuk
memaksimalkan pekerjaan yang dimiliki,
selain itu struktur organisasi yang adai di
Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota
Lubuklinggau dapat dijalankan dengan baik
agar bagian dan pemasaran mampu memahami
tentang pekerjaan dan tanggungjawab
pekerjaan karyawan.
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Aprilia Makisurat. 2017. Penerapan
Sistem Pengendalian Intern Untuk
Persediaan Barang Dagangan Pada Cv.
Multi Media Persada Manado. Jurnla
Penelitian Dr. Omar Mohammad Al.
[2] Hawatmeh. 2018. Evaluation of Internal
Control Units for the Effectiveness of
Financial Control in Administrative
Government Units: A Field Study in
Jordan. Jurnal Internasional https://
rnhalimah. wordpress. com/2019/10/06/
sistem-pengendalian intern/ https://
rnhalimah. wordpress. com/2019/10/06/
sistem-pengendalian intern/)
[3] https:// www. Seputar pegetahuan.
co.id/2017/11/ pengertian -sistem-
pengendalian- intern - tujuan- unsur.
Html.
[4] https:// kurniawanbudi 04. wordpress.
com/2019/01/14/ pemahaman- spi-
sistem- pengendalian- intern/
[5] Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi, Edisi
ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba.
Empat, Jakarta.
[6] Silvy Antika. 2018. Analisis
Pengendalian Internal Persediaan
Bahan Baku Pada Pt. Arma Anugrah
Abadi Medan. Jurnal Penelitian
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2012.
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 75
Metodologi Penelitian untukEkonomi
dan Bisnis. Cetakan ke V. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
[7] Srijantri Seredei. 2015. Evaluasi
Penerapan Pengendalian Intern Atas
Persediaan Barang Dagangan Pada Pt.
Suramando (Distributor Farmasi Dan
General Supplier) Di Manado. Jurnal
Penelitian Sugiyono.2013. Metode
Penelitian Bisnis.Cetakanke XIV.
Bandung: Alfabeta.
[8] Warren S. 2018. Pengantar Akuntansi.
Salemba Empat: Jakarta.
top related