analisis semiotika toleransi antar umat berbeda...
Post on 11-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA TOLERANSI ANTAR UMAT BERBEDA
KEYAKINAN DALAM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh :
Kiki Dwi Hikmayanti
NIM: 1111051000120
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
1
Analisis Semiotika Toleransi Beragama dalam X'ilm
As s al amualaik um B etj ing
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Kiki Dwi HikmayantiNIM: 1111051000120
JURUS$I KOMT]IIIKASI DAN PEIIYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMTINIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
NIP: 19750606200710 I 001
2015
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul ANALISIS SEMIOTIKA TOLERANSI ANTAR UMAT
BERBEDA KEYAKINAN DALAM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING
telah diujikan dalam sidang munaqsyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 September 2015,
skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi penyiaran Islam.
J akarta, 30 September 20 1 5
Sidang Munaqasyah
Anggota
Penguji I
Sekretaris
NIP. 19700903 199603 I 001
NIP. 19750606 200710 I 001
LEMBAR PERI\IYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar sarjana strata satu (Sl) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam Negeri (urN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Septemb er 2015
Kiki Dwi Hikmayanti
l.
)
aJ.
i
ABSTRAK
Kiki Dwi Hikmayanti
1111051000120
Analisis Semiotika Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film
Assalamualaikum Beijing
Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik, karena sifatnya
yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui
gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk
menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya. Fungsi film diantaranya
adalah sebagai media informasi dan media sosial, karena melalui film masyarakat
dapat melihat secara nyata apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tertentu
pada masa tertentu. Assalamualaikum Beijing merupakan film bergenre drama
religi. Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini memberikan gambaran
mengenai toleransi beragama antar umat berbeda keyakinan yang dilakukan oleh
tokoh Asma dan Zhong Wen.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu Bagaimana cara bersikap toleransi
terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari
makna denotasi? Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan
lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna konotasi?
Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film
Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna mitos?
Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah teori
analisis semiotik dengan menggunakan model Roland Barthes. Teknik
pengumpulan data dengan meneliti scene-scene yang ditampilkan dalam film
Assalamualaikum Beijing. Peneliti juga melakukan document research sebagai
teknik pengumpulan data, menelaah dan mengkaji buku, majalah, internet, dan
literature-literature lainnya yang memiliki relevansi dengan materi dalam
penelitian ini. Serta dilakukan wawancara dan dokumentasi dengan Asisten
Sutradara Film Assalamualaikum Beijing oleh Bapak Tebe Reviadi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
semiotik yang bersifat kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini menggunakan
paradigma kontstruktivis yang berasumsi bahwa apa yang nyata (reality)
merupakan konstruksi dalam fikiran individu. Objek penelitian terfokus pada
delapan adegan dalam film Assalamualaikum Beijing, dimana adegan-adegan
tersebut berkaitan dengan rumusan masalah dan menggambarkan sikap toleransi
umat berbeda keyakinan.
Setelah melihat dan mengamati delapan adegan film yang diteliti, maka
kesimpulannya adalah toleransi antar umat berbeda keyakinan dalam film
Assalamualaikum Beijing digambarkan melalui sikap Asma yang menghargai
informasi yang diberikan Zhong Wen mengenai sejarah masjid Xi’an di China,
dan sikap Zhong Wen yang berkeyakinan Agnostik yang menghormati Asma
untuk melakukan ibadah.
Keyword: Film, Assalamualaikum Beijing, Toleransi beragama.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.
Dialah tempat bersandar, dan sumber kenikmatan hidup yang tanpa batas,
Rahman dan Rahim tetap menghiasi asma-Nya, sehingga penulis diberikan
kekuatan fisik dan psikis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Analisis Semiotika Toleransi Beragama Dalam Film Assalamualaikum Beijing.
Shalawat beserta salam tetap tercurahkan atas penghulu umat manusia
Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang
telah membuka pintu keimanan yang bertauhidkan kebenaran, kearifan hidup
manusia dan pencerahan atas kegelapan manusia serta uswatun hasanah yang
dijadikan sebuah pelajaran bagi muslim dan muslimah hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkan penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terimakasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada.
1. Dr. Arief Subhan M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, beserta wakil-wakil Dekan.
2. Masran, DRS, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI).
3. Fita Faturokhmah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI).
4. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
iii
5. Ade Masturi, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta inspirasi
yang sangat berharga untuk penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang selama
ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberika
bermanfaat.
7. Segenap pemimpin dan karyawan Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani
penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literatur yang penulis
butuhkan selama penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orangtua tercinta bapak Hikmat Maulana, S.Pd., M.Si., dan Ibu
Sudarsih Mimin, S.Pd., atas segala kasih sayang, perhatian, nasehat,
dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
9. Kakak-kakak tercinta yaitu Chandra Kurniawan dan Sarlita Trisna
Tika, yang telah memberi semangat dan masukan-masukan agar
penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Amriyanto Palulu, ST yang telah memberi semangat dan dukungan
kepada penulis agar tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Sahabat seperjuangan, KPI D 2011, Leli, Rya, Tria, Dita, Nay, Ita,
Syifa, Azizah, Rani, Nadliroh, Fitri, Rina, Uus, Hasna, Faisal,
Luqman, Faiz, Ganjar, Zahid, Ican, Alwan, Diva, Wawi, Mamik, Azat,
Anhar, Fauzan, Kahfi yang telah bersama-sama berjuang dari masuk
iv
Universitas, dan selalu menjadi tempat untuk bertukar pikiran serta
berbagi pengalaman yang berharga selama berada dibangku kuliah.
12. Sahabat dari SMA yaitu Sheila yang selalu memberikan semangat dan
masukan agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
13. Teman-teman KKN Pelita, Lulu, Laili, Ilma, Ahda, Dini, Danti, Ajo,
Adam, Naufan, Medi yang saat ini tengah berjuang juga menyusun
skripsi di fakultas masing-masing.
Harapan peneliti semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Jakarta, September 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 3
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 4
D. Metodologi Penelitian ................................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................... 11
A. Tinjauan Mengenai Semiotika ...................................................... 11
1. Pengertian Semiotika ................................................................ 11
2. Tanda dan Makna Semiotika .................................................... 12
3. Teori Semiotika Menurut Roland Barthes ................................ 16
B. Tinjauan Umum Tentang Film ...................................................... 20
1. Definisi Film ............................................................................. 20
2. Unsur-Unsur dalam Film .......................................................... 23
3. Unsur-Unsur Pembentuk Film .................................................. 26
4. Struktur Film ............................................................................ 28
C. Definisi Toleransi Agama ............................................................. 30
1. Pengertian Toleransi ................................................................. 30
2. Makna Agama .......................................................................... 35
3. Pengertian Toleransi Beragama ................................................ 38
BAB 3 GAMBARAN UMUM ........................................................................ 41
A. Latar Belakang Pembuatan Film Assalamualaikum Beijing......... 41
vi
B. Sinopsis Film Assalamualaikum Beijing ...................................... 43
C. Profil Sutradara Film Assalamualaikum Beijing .......................... 49
D. Profil Maxima Pictures.................................................................. 50
E. Profil Tim Produksi Film Assalamualaikum Beijing .................... 51
F. Profil Pemain Film Assalamualaikum Beijing .............................. 52
G. Keunggulan Film Assalamualaikum Beijing ................................ 58
BAB 4 TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN .............................................. 60
A. Semiotika dalam Film Assalamualaikum Beijing ......................... 60
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 100
A. Kesimpulan.................................................................................... 100
B. Saran .............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103
LAMPIRAN ..................................................................................................... 107
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Scene 1 ............................................................................................. 62
Tabel 4.2 Scene 2 ............................................................................................. 66
Tabel 4.3 Scene 3 ............................................................................................. 72
Tabel 4.4 Scene 4 ............................................................................................. 76
Tabel 4.5 Scene 5 ............................................................................................. 80
Tabel 4.6 Scene 6 ............................................................................................. 85
Tabel 4.7 Scene 7 ............................................................................................. 90
Tabel 4.8 Scene 8 ............................................................................................. 97
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Signifikansi Dua Tahap .............................................................. 17
Gambar 3.1 Cover Novel Assalamualaikum Beijing ..................................... 41
Gambar 3.2 Poster Film Assalamualaikum Beijing ....................................... 43
Gambar 3.3 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing ..................... 44
Gambar 3.4 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing ..................... 45
Gambar 3.5 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing ..................... 47
Gambar 3.6 Guntur Soeharjanto .................................................................... 49
Gambar 3.7 Revalina S. Temat ...................................................................... 52
Gambar 3.8 Morgan Oey................................................................................ 53
Gambar 3.9 Laudya Cynthia Bella ................................................................. 55
Gambar 3.10 Deddy Mahendra Desta .............................................................. 56
Gambar 3.11 Cynthia Ramlan .......................................................................... 57
Gambar 3.12 Ibnu Jamil ................................................................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik dibanding
dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap,
penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang
nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak
terbatas ragamnya.1
Film dalam arti sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar,
tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di
TV.2 Film adalah sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu masyarakat
yang disajikan dalam bentuk gambar hidup. Film juga merupakan karya cipta
manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Fungsi film
diantaranya adalah sebagai media informasi dan media sosial, karena melalui
film masyarakat dapat melihat secara nyata apa yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat tertentu pada masa tertentu.3
Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling
digemari oleh kebanyakan orang. Dalam pembuatan film tidaklah mudah dan
tidak sesingkat seperti kita menonton film. Proses pembuatan film memerlukan
waktu yang lama, biaya yang tidak sedikit, dan diperlukannya proses pemikiran
1Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar (Jakarta: BPSDM Citra Pusat
Perfilman H. Usman Ismail, 2000), h. 6. 2Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
h. 136. 3Kalarensi Naibaho, Film; Pelestarian; Karya; Akses; Seni; Masyarakat (Visi Pustaka
Vol.10 No.2, 2008), h. 1-2.
2
dan proses teknik dalam pembuatannya. Proses pemikiran yaitu berupa
pencarian ide-ide, gagasan dan cerita yang kemudian digarap menjadi bentuk
film. Salah satunya film yang menarik, diangkat kisahnya dari sebuah novel
National Best Seller karya penulis ternama yaitu Asma Nadia yang kemudian
dibuat menjadi sebuah film yang berjudul Assalamualaikum Beijing.
Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto yang tayang pada
tanggal 30 Desember 2014 ini dibintangi oleh sederet aktor dan aktris yang
sudah tidak asing lagi di dunia perfilman, seperti Revalina S. Temat sebagai
tokoh utama film Assalamualaikum Beijing yang sudah tidak diragukan lagi
bakat aktingnya dan dia sudah berhasil mendapatkan nominasi Pemeran Utama
Wanita Terbaik FFI 2009 dan 2014.4
Film Assalamualaikum Beijing menurut Asisten Sutradara Tebe
Reviadi mengandung makna toleransi dimana film ini ditonjolkan mengenai
toleransi antara dua orang berbeda keyakinan yang dilakukan oleh tokoh Asma
dan Zhong Wen.5
Film Assalamualaikum Beijing merupakan film yang bergenre drama
religi yang mengisahkan tentang tokoh Asma dan Zhong Wen yang mana
keduanya memiliki perbedaan keyakinan dalam sisi agama. Asma yang
beragama Islam suatu hari ketika berada di Beijing dan hendak pergi kesuatu
tempat, namun kemudian ia tidak mengetahui halte dimana ia harus berhenti.
Kemudian ia bertemu dengan Zhong Wen, seorang laki-laki asal China yang
berbeda keyakinan dengan Asma dan kemudian memberitahu Asma di halte
4“Revalina S. Temat” artikel diakses pada 11 Mei 2015 dari
http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalammualaikum-beijing-cenat-cenut-.html?m=1, 5 Wawancara Pribadi dengan Tebe Reviadi, Jakarta 6 Agustus 2015.
3
mana ia harus turun dan berujung dengan perkenalan. Kemudian hubungan
mereka berlanjut sampai ketika mereka bertemu kembali disebuah masjid tua
di China yaitu masjid Xi’an. Zhong Wen menceritakan mengenai sejarah
masjid tersebut kepada Asma. Semakin lama mereka pun semakin akrab tanpa
menghiraukan adanya perbedaan antara mereka, baik perbedaan agama, suku,
budaya, ras, dan lain-lain.
Penulis ingin melihat sisi film Assalamualaikum Beijing terutama dari
segi toleransi antar umat yang memiliki perbedaan dalam keyakinan yaitu
antara seseorang yang beragama Islam dengan seseorang yang berkeyakinan
Agnostik. Keunikan film Assalamualaikum Beijing terletak pada bahasa
komunikasi yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Asing (Inggris
dan Mandarin).
Dari apa yang telah dipaparkan diatas, maka penulis ingin melakukan
penelitian sekaligus dijadikan judul skripsi yaitu: “Analisis Semiotika
Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film Assalamualaikum
Beijing”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulisan skripsi ini membatasi pada pengambilan adegan-adegan
film Assalamualaikum Beijing. Dari sekian banyak adegan, hanya delapan
adegan yang memiliki kesesuaian dengan judul yang diangkat oleh
penulis, dalam tujuh adegan tersebut dianggap memiliki simbol yang
4
mewakili bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos yang
berhubungan dengan adanya toleransi antar umat berbeda keyakinan. Dan
ada satu adegan yang memperlihatkan bagaimana Zhong Wen
memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain
dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna denotasi?
b. Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain
dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna konotasi?
c. Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain
dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna mitos?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, secara spesifik penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat
berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari
makna denotasi.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat
berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari
makna konotasi.
5
c. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat
berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari
makna mitos.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dihasilkan dengan adanya penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademisi
Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmu
komunikasi melalui film untuk fakultas Ilmu Komunikasi khususnya
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala audiens
untuk memaknai pesan dalam film, dapat menghargai sinema
Indonesia dan lebih kritis dalam memilih film yang bermutu.
D. Metodelogi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, hal ini dikarenakan
paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan objektivitas dalam
menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara ontologis, aliran
ini menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk konstruksi
mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan
spesifik, serta bergantung pada pihak yang melakukannya. Karena itu,
realitas yang diamati oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada
semua orang sebagaimana yang biasa dilakukan dikalangan positivis atau
6
post-positivis. Aliran ini menyatakan bahwa hubungan epistimologis
antara pengamat dan objek merupakan satu kesatuan, subjektif, dan
merupakan hasil perpaduan interaksi antara keduanya.
Secara metodologis, aliran ini menerapkan metode hermeneutika dan
dialektika dalam proses mencapai kebenaran. Metode pertama dilakukan
melalui identifikasi kebenaran atau konstruksi pendapat orang per orang,
sedangkan metode kedua mencoba untuk membandingkan dan
menyilangkan, untuk memperoleh suatu konsensus kebenaran yang
disepakati bersama. Dengan demikian, hasil akhir dari suatu kebenaran
merupakan perpaduan pendapat yang bersifat relatif, subjektif, dan
spesifik mengenai hal-hal tertentu.6
Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak diluar
batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu berasal.
Manusia secara aktif dan kreatif mengambangkan dirinya melalui respon
terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Karena itu, paradigma definisi
sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia
tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolis.
Dikutip dari buku Konstruksi Sosial Media Massa menurut Hidayat,
dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun, kebenaran suatu
realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang
dinilai relevan oleh pelaku sosial.7
6Agus Salim, Teori & Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h.
71-72. 7Burhan Bungin, Komunikasi Sosial Media Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2008),
h. 11.
7
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin
menggali bagaimana sikap toleransi terhadap umat yang berbeda
keyakinan dalam film Assalamualaikum Beijing.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian
yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan
pesan-pesan dalam film Assalamualaikum Beijing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotik
dengan menggunakan model Roland Barthes, yang berfokus pada gagasan
tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Yang mana
signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda)
dan signified (petanda) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal.
Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari
tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan
signifikasi tahap kedua. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan
dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana
kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas
atau gejala alam.8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah film Assalamualaikum
Beijing. Sedangkan objeknya adalah potongan gambar atau visual yang
terdapat dalam film Assalamualaikum Beijing yang memiliki makna
8Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 127-128.
8
denotasi, konotasi dan mitos berkaitan dengan rumusan masalah
penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan melalui cara observasi,
yaitu mengamati langsung secara mendalam data-data yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian yakni peneliti hanya meneliti scene-scene yang
ditampilkan dalam film Assalamualaikum Beijing. Selain itu peneliti juga
melakukan document research sebagai teknik pengumpulan data, yakni
dengan menelaah dan mengkaji buku, majalah, internet, dan literatur-
literatur lainnya yang memiliki relevansi dengan materi dalam penelitian
ini.
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti juga berupa wawancara
dan dokumentasi dengan Asisten Sutradara Film Assalamualaikum Beijing
yaitu dengan Bapak Tebe Reviadi.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai
dengan mengklasifikasikan adegan-adegan dalam film Assalamualaikum
Beijing yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Kemudian, data
dianalisis dengan model semiotik Roland Barthes yaitu dengan cara
mencari makna denotasi, konotasi dan mitos dalam setiap masing-masing
adegan yang menghasilkan tanda secara objektif untuk memahami makna
yang tersirat dalam film Assalamualaikum Beijing.
9
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang menginspirasi peneliti dari skripsi-skripsi
terdahulu diantaranya adalah:
a. “Analisis Semiotik Terhadap Film In The Name Of God”, oleh Hani
Taqiyya, tahun 2011, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi
Jurnalistik. Objek yang diteliti tentang makna denotasi, konotasi dan
mitos yang mempresentasikan konsep-konsep jihad Islam yang
mengacu pada model semiotik Roland Barthes.
b. “Analisis Semiotika Film Dokumenter Kiri Hijau Kanan Merah”, oleh
Ima Rahmawati, tahun 2014, mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Konsentrasi Jurnalistik. Objek yang diteliti tentang kiprah Munir
sebagai pejuang HAM dengan menggunakan model semiotik Roland
Barthes.
c. “Analisis Narasi terhadap Film Cinta tapi Beda dalam Perspektif
Komunikasi Antaragama dan Budaya”, oleh Sri Hayati, tahun 2013,
mahasiswa Fakultas Dakwan dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Jurnalistik. Objek yang diteliti
adalah percintaan beda agama dengan menggunakan model analisis
narasi Tvzetan Todorov.
Dari beberapa skripsi tersebut maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa belum ada mahasiswa/i yang meneliti tentang Analisis Semiotika
10
Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film Assalamualaikum
Beijing di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian
mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka dari itu,
peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab. Dalam bab-bab
tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara terperinci,
adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI : Dalam bab ini berisikan tentang pengertian
Tinjauan Mengenai Semiotika, Tinjauan Umum Tentang Film, Definisi
Toleransi Agama.
BAB III GAMBARAN UMUM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING
: Dalam bab ini berisi gambaran film Assalamualaikum Beijing, latar belakang
pembuatan film Assalamualaikum Beijing, sinopsis film, profil sutradara,
profil Maxima Pictures, profil tim produksi, profil pemain, dan keunggulan
film.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Dalam bab ini
menjabarkan temuan dan analisis semiotika film Assalamualaikum Beijing,
narasi adegan yang diteliti, makna konotasi, denotasi dan mitos.
BAB V PENUTUP : Dalam bab terakhir ini berisi penutup mengenai
kesimpulan dan saran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Mengenai Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani
yaitu semion yang artinya adalah “tanda”. Tanda didefinisikan sebagai
sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat
dianggap yang mewakili sesuatu yang lain.
Secara terminologis, semiotik adalah ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda. Van Zoest mendefinisikan semiotik sebagai “ilmu tanda
(sign) dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya antara lain cara
berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengiriman dan
penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya”.
Preminger mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-
tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-
sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda
tersebut mempunyai arti.1
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial
memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang
disebut “tanda” dengan demikian semiotika mempelajari hakekat tentang
keberadaan tanda, baik itu dikonstruksikan oleh simbol dan kata-kata yang
1Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 96.
12
digunakan dalam konteks sosial.2 Semiotika dipakai sebagai pendekatan
untuk menganalisa sesuatu baik itu berupa teks gambar ataupun simbol di
dalam media cetak ataupun elektronik. Dengan asumsi media itu sendiri
dikomunikasikan dengan simbol dan kata.
2. Tanda dan Makna dalam Semiotika
a. Tanda
Semua model makna memiliki bentuk yang secara luas serupa atau
mirip. Masing-masing memperhatikan tiga unsur yang mesti ada dalam
setiap studi tentang makna. Ketiga unsur tersebut adalah tanda, acuan
tanda, dan pengguna tanda.
Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi
indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan
bergantung pada pengamatan oleh penggunanya sehingga bisa disebut
tanda.
Suprapto mengatakan: “Tanda dalam acuannya dan
penggunaannya sebagai tiga titik dalam segitiga. Masing-masing
terkait erat pada dua yang lainnya, dan dapat dipahami dalam artian
pihak lain”.3
Lebih lanjut Suprapto mengatakan :
“Tanda terdiri atas bentuk fisik plus konsep mental yang terkait,
dan konsep ini merupakan pemahaman atas realitas eksternal”.4
2Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 87.
3Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.
114. 4Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.
114.
13
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tanda terdiri pada realitas hanya melalui konsep
orang yang menggunakannya.
b. Kategori-Kategori Tanda
Suprapto menjelaskan berbagai cara dalam meyampaikan makna
dengan membuat tiga kategori tanda yang masing-masing menunjukkan
hubungan berbeda di antara tanda dan objeknya atau apa yang
diacunya.
(1) Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas
yang ditandainya, misalnya foto atau peta.
(2) Indeks ada hubungan langsung antara tanda dan objeknya. Ia
merupakan tanda yang hubungan eksistensionalnya langsung
dengan objeknya.
(3) Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya
berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan kata-kata
umumnya adalah simbol.5
Tommy Suprapto dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Teori Komunikasi”, mengemukakan beberapa pokok pikiran tentang
makna dan tanda dalam proses komunikasi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
(1) Dalam proses komunikasi, seperangkat tanda merupakan hal yang
penting karena ini merupakan pesan yang harus dipahami oleh
5Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.
120.
14
komunikan. Komunikan harus menciptakan makna yang terkait
dengan makna yang dibuat oleh komunikator. Semakin banyak
kita berbagi kode yang sama, makin banyak kita menggunakan
sistem tanda yang semakin sama.
(2) Tanda-tanda (sign) adalah basis dari seluruh kegiatan komunikasi.
Manusia dengan perantara tanda dapat melakukan komunikasi
dengan sesamanya. Kajian tentang tanda dalam proses komunikasi
tersebut sering disebut semiotika komunikasi.
(3) Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi
tanda, yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam
faktor dalam komunikasi, yaitu: pengirim, penerima kode (sistem
tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan hal yang
dibicarakan.
(4) Semiotika mempunyai 3 bidang, yaitu :
a) Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas aturan tentang berbagai
tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam
menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan
manusia yang menggunakannya.
b) Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini
mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk
mengeksploitasi selama komunikasi yang tersedia
mentransmisinya.
15
c) Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada
gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-
tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.6
c. Makna
Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak
keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks
yang rumit, tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini
kemudian menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative)
dan arti penunjukan (dennotative), kaitan dan kesan yang ditimbulkan
dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda.
Menurut Alex Sobur,7 makna sebuah tanda sangat dipengaruhi
oleh tanda yang lain.
“Makna dianggap sebagai fenomena yang bisa dilihat sebagai
kombinasi beberapa unsur dengan setiap unsur itu. Secara
sendiri-sendiri, unsur tersebut tidak mempunyai makna
sepenuhnya”.
Menurut Aminuddin mengatakan :
“Makna adalah hubungan antara bahasa dan dunia luar yang telah
disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat
dimengerti”.8
6Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),
h.123 7Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 126.
8Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung: PT Sinar Baru Algesindo,
2000), h.153.
16
Dalam pandangan Sumadiria, makna dibagi menjadi tiga
tingkatan, yakni 9:
(1) Makna menjadi isi abstraksi dalam kegiatan bernalar secara logis
sehingga membuahkan proposisi kebahasaan.
(2) Makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan.
(3) Makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan
informasi tertentu.
Sebuah makna berasal dari petanda-petanda yang dibuat manusia,
ditentukan oleh kultur atau subkultur yang dimilikinya yang merupakan
konsep mental yang digunakan dalam membagi realitas dan
mengkategorikannya sehingga manusia dapat memahami realitas tersebut.
3. Teori Semiotik Menurut Roland Barthes
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure, Saussure
tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk
kalimat menentukan makna, akan tetapi kurang tertarik pada kenyataan
bahwa kalimat yang sama bisa menyampaikan makna yang berbeda pada
orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran
tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman
personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks
dengan konvensi yang dialami diharapkan oleh penggunanya. Gagasan
barthes ini dikenal dengan “order of signification” (signifikansi dua tahap),
mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi
(makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di
9Sumadiria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature (Bandung: PT
Refika Aditama, 2006), h. 26.
17
sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap
mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.10
Salah satu teori Sausurre yang dikembangkan Barthes adalah
signifikansi. Teori tersebut membicarakan dikotomi signifier (penanda)
dan signified (pertanda), menurut Sausurre, bahasa sebagai sebuah sistem
tanda terdiri atas dua aspek yang tidak terpisahkan. Signifier adalah aspek
formal atau bunyi, sedangkan signfied adalah aspek makna atau konsep.
Kesatuan diantara keduanya disebut tanda. Relasi tersebut menunjukkan
bahwa jika citra akustis berubah, berubah pula konsepnya, demikian juga
sebaliknya.11
First Order Second Order
Reality Signs Culture
Form
Content
Gambar 2.1 Signifikansi Dua Tahap 12
10
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques (Yogyakarta: Penerbitan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 1999), h. 15. 11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 32. 12
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 127.
Denotati
on Signifie
Connota
tion
Myth
18
Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam
menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih
tertuju kepada gagasan tentang signifikansi dua tahap. Pada gambar diatas,
Barthes seperti yang dikutip Fiske menjelaskan signifikansi tahap pertama
merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda
terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi.
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikasi tahap
kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Pada signifikansi tahap kedua yang berkaitan dengan isi,
tanda bekerja melalui mitos.
Dalam teori Barthes semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan,
yaitu:
a. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna yang
eksplisit, langsung dan pasti.
b. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
penanda dan petanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak
eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti.13
Teori Roland Barthes (1915-1980), dalam teorinya Barthes
mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu
tingkat denotasi dan konotasi. Kata konotasi berasal dari bahasa latin
connotare, “menjadi makna” dan mengarah pada tanda-tanda kultural yang
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 127.
19
terpisah atau berbeda dengan kata (dan bentuk-bentuk lain dari
komunikasi). Kata melibatkan simbol-simbol, historis dan hal-hal yang
berhubungan dengan emosional. Roland Barthes, semiotikus terkemuka
dari Prancis dalam bukunya Mythologies (1972) memaparkan konotasi dari
berbagai aspek kehidupan keseharian orang Prancis, seperti steak dan
frites, deterjen, mobil ciotron dan gulat. Menurutnya, tujuannya untuk
membawakan dunia tentang “apa-yang terjadi tanpa-mengatakan” dan
menunjukan konotasi dunia tersebut dan secara lebih luas basis
ideologinya.
Sedangkan denotasi, dipihak lain menunjukan arti literatur atau
yang eksplisit dari kata-kata dan fenomena yang lain. Sebagai contoh
boneka barbie menunjukan boneka mainan, yang dipasarkan pertama kali
pada tahun 1959, dengan tinggi 11,5 inci, dengan ukuran dada 5,25 inci,
tinggi pinggang 3 inci dan pinggul 4,25 inci. Sementara konotasi dari
boneka barbie, secara kontras penuh kontroversi.14
Menurut sebagian
orang bahwa boneka barbie tersebut adalah lambang atau simbol dari
emansipasi wanita.
Bagi Barthes, mitos adalah sistem semiologis urutan kedua atau
metabahasa. Mitos adalah bahasa kedua yang berbicara tentang bahasa
tingkat pertama (penanda dan petanda) yang membentuk makna denotatif
menjadi penanda pada urutan kedua pada makna mitologis konotatif.15
Produksi mitos dalam teks membantu pembaca untuk
menggambarkan situasi sosial budaya, mungkin juga politik yang ada
14
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques (Yogyakarta: Penerbitan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 1999), h. 15. 15
Tommy Christomy, Semiotika Budaya (Depok: PPKB Universitas Indonesia, 2004), h. 94.
20
disekelilingnya. Bagaimanapun mitos juga mempunyai dimensi tambahan
yang disebut naturalisasi. Melaluinya sistem makna menjadi masuk akal
dan diterima apa adanya pada suatu masa, dan mungkin tidak untuk masa
yang lain.
Pemikiran Barthes tentang mitos nampaknya masih melanjutkan
apa yang diandaikan Saussure tentang hubungan bahasa dan makna atau
antara penanda dan petanda. Tetapi yang dilakukan Barthes sesungguhnya
melampaui apa yang lakukan Saussure. Bagi Barthes, mitos bermain pada
wilayah pertandaan tingkat kedua atau pada tingkat konotasi bahasa.
Barthes menambah pengertian ini menjadi makna pada tingkat konotasi.
Konotasi bagi Barthes justru mendenotasikan sesuatu hal yang ia nyatakan
sebagai mitos, dan mitos ini mempunyai konotasi terhadap ideologi
tertentu.16
B. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Definisi Film
Menurut Undang-Undang Perfilman No. 6 tahun 1992, Bab 1, Pasal
1, film adalah karya cipta seni dan budaya dan merupakan media
komunikasi massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan cara di rekam pada pita selluloid, pita video, piringan
hitam atau bahan hasil penemuan lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran,
melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya yang dapat
ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan lainnya.
16
Tedi Permadi, “Mitos” artikel diakses pada 8 Agustus 2015 dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/197006242
006041-TEDI_PERMADI/Mendekontruksi_Mitos_Mitos_Masa_Kini_sebuah_Resume.pdf
21
Film sebagai media komunikasi massa yang dipertunjukan di
bioskop dengan jenis cerita yang terdiri dari film drama, komedi, musik,
action, horror anak-anak, dan science fiction. Film berkembang menjadi
sebuah media ekspresi dan mempunyai nilai komersial yang tinggi.17
Secara etimologis film adalah gambar hidup atau cerita hidup.18
Sebagai industri (an industry), film adalah sesuatu yang merupakan bagian
dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan ia mesti dipandang dalam
hubungannya dengan produk-produk lainnya. Sebagai komunikasi
(communication), film merupakan bagian penting dari sistem yang
digunakan oleh para individu dan kelompok untuk mengirim dan menerima
pesan (send and receive messages).19
Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan
muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film
selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,
dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar.20
Film telah menjadi media komunikasi audio visual yang akrab
dinikmati oleh segenap masyarakat dari berbagai rentang usia dan latar
belakang sosial. Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak
segmen sosial, lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk
mempengaruhi khalayaknya.21
17
Askurifai Baksin, Membuat Film Indie Itu Gampang (Bandung: Katarsis, 2003), h. 6. 18
Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental & Dokumenter
(Jakarta: Fatma Press, FFTV-IKJ dengan YLP, 1997), h. 22. 19
Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan
Mediascape di Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 190. 20
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 127. 21
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 127.
22
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film
terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat
terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Fungsi
edukasi dapat tercapai bila film nasional memproduksi film-film sejarah
yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan
sehari-hari secara berimbang.22
Film memberi dampak pada setiap penontonnya, baik itu dampak
positif maupun dampak negatif. Melalui pesan yang terkandung di
dalamnya, film mampu memberi pengaruh bahkan mengubah dan
membentuk karakter penontonnya.
Dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, sutradara
menggunakan imajinasinya untuk mempresentasikan suatu pesan melalui
film dengan mengikuti unsur-unsur yang menyangkut eksposisi (penyajian
secara langsung atau tidak langsung). Tidak sedikit film yang mengangkat
cerita nyata atau sungguh-sungguh terjadi dalam masyarakat. Banyak
muatan-muatan pesan ideologis di dalamnya, sehingga pada akhirnya dapat
mempengaruhi pola pikir para penontonnya. Sebagai gambar yang bergerak,
film adalah reproduksi dari kenyataan seperti apa adanya. Pada hakikatnya,
semua film adalah dokumen sosial dan budaya yang membantu
mengkomunikasikan zaman ketika film itu dibuat bahkan sekalipun ia tak
pernah dimaksudkan untuk itu.23
22
Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 136. 23
Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan
Mediascape di Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 191.
23
2. Unsur-unsur Dalam Film
Sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita, film memiliki unsur
yang tidak dimiliki media massa lainnya. Adapun unsur-unsur yang
berkaitan dengan film adalah:
a. Skenario
Skenario adalah rencana untuk pelakonan film berupa naskah.
Skenario berisi sinopsis, deskripsi treatment (deskripsi peran), break
down, rencana shot, dan dialog.24
Skenario film adalah naskah cerita film
yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu.
Skenario ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi
dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas
pengungkapannya. Penulis skenario film adalah seseorang yang menulis
naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario yang ditulis penulis
skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara
menjadi sebuah karya film.25
b. Produser
Unsur paling utama (tertinggi) dalam suatu tim kerja produksi atau
pembuatan film adalah produser. Karena produserlah yang menyandang
atau mempersiapkan dana yang dipergunakan untuk pembiayaan
produksi film. Produser merupakan pihak yang bertanggungjawab
terhadap berbagai hal yang diperlukan dalam proses pembuatan film.
Selain dana, ide atau gagasan, produser juga harus menyediakan naskah
24
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 11. 25
“Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html
24
yang akan difilmkan, serta sejumlah hal lainnya yang diperlukan dalam
kaitan proses produksi film.
c. Sutradara
Sutradara adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap
proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan
properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati posisi sebagai
orang penting kedua di dalam suatu tim kerja produksi film. Di dalam
proses pembuatan film, sutradara bertugas mengarahkan seluruh alur dan
proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario
kedalam aktivitas produksi.
d. Penata Kamera (Kameramen)
Penata kamera atau yang dikenal dengan sebutan kameramen adalah
seseorang yang bertanggungjawab dalam proses perekaman
(pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. Karena itu,
seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mampu
menghadirkan cerita yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi
penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam
kamera. Di dalam tim kerja produksi film, penata kamera memimpin
departemen kamera.
e. Penata Artistik
Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk
menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi.
Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistik
setelah terlebih dulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk membuat
25
gambaran kasar adegan demi adegan di dalam sketsa, baik secara hitam
putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik di antaranya
menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian, tata rias, tata
pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan para pelaku
(pemeran) film dan lainnya.
f. Penata Musik
Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut.
Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik,
tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna
cerita atau pesan yang disampaikan oleh film.
g. Editor
Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan
ditentukan pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar demi
gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas
atau bertanggungjawab dalam proses pengeditan gambar.
h. Pengisi dan Penata Suara
Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara
pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan
suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah seseorang
atau pihak yang bertanggungjawab dalam menentukan baik atau tidaknya
hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi
film, penata suara bertanggungjawab memimpin departemen suara.
26
i. Bintang Film (Pemeran)
Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan
aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film
yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam
cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film
tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam
memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan
skenario (cerita film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter
tokoh-tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu
pemeran utama (tokoh utama) dan pemeran pembantu (piguran).26
3. Unsur-Unsur Pembentuk Film
Secara umum film dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur
naratif dan unsur semantik, dua unsur tersebut saling berinteraksi dan
berkesinambungan satu sama lain.
(1) Unsur Naratif
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Dalam
hal ini unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu adalah
elemen-elemennya. Mereka saling berinteraksi satu sama lain untuk
membuat sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan,
serta terikat dengan sebuah aturan yaitu hokum kausalitas (logika sebab
akibat).27
26
“Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film” diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html 27
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustka, 2009), h. 1-2.
27
(2) Unsur Sinematik
Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah
film. Dalam unsur sinematik terdapat empat elemen pokok, yaitu:
a. Mise-en-scene, yaitu segala sesuatu yang terdapat didepan kamera
seperti komposisi gambar, setting tempat, alat peraga (property),
actor (gerakan actor di dalam set), kostum (wardrobe) dan
pencahayaan (lighting).
b. Sinematografi, yaitu segala bentuk aktifitas kamera dan filmnya serta
kaitan aktifitas kamera tersebut dengan objek yang akan diambil.
Sinematografi merupakan sebuah bentuk seni yang sangat unik untuk
gambar bergerak.28
Dalam sinematografi ini juga terdapat beberapa
teknis sudut pengambilan gambar dan juga ukuran gambar dalam
sebuah frame, berikut ini adalah penjelasannya:
1) Bird Eye View adalah suatu teknik pengambilan gambar yang
dilakukan juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian
objek yang direkam.29
Sudut pengambilan ini misalnya dilakukan
dari helikopter atau dari gedung bertingkat tinggi.
2) High angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi
kamera tepat berada di atas objek, teknik pengambilan gambar
seperti ini memiliki arti dramatik yaitu kecil atau terpuruk.
3) Low Angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi
kamera berada dari bawah objek, sudut pengambilan gambar
28
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009), h.17. 29
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2006), h. 121.
28
dengan posisi kamera berada dari bawah objek, sudut
pengambilan gambar ini adalah kebalikan dari high angle.
4) Eye Level adalah sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan
posisi objek. Posisi kamera dan objek sejajar sehingga gambar
yang diperoleh tidak ke atas atau ke bawah. Teknik pengambilan
gambar eye level ini tidak menghasilkan efek dramatik tertentu.
5) Frog Eye adalah sudut pengambilan gambar yang dilakukan juru
kamera dengan posisi sudut pengambilan gambar yang dilakukan
juru kamera dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas)
kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari
dasar (alas) kedudukan objek.30
4. Struktur Film
Film merupakan suatu kesatuan gambar yang dibangun melalui
kumpulan dari shot-shot, scene, sequence, dan totalitas sehingga inilah yang
disebut struktur dari sebuah film.
a. Shot
Shot adalah suatu peristiwa yang direkam oleh kamera. Shot
merupakan proses perekaman gambar (satu kali take) sejak kamera
diaktifkan (on) hingga dimatikan (off).
Sekumpulan shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah
adegan. Satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu
shot dapat berdurasi satu detik, beberapa menit bahkan beberapa jam.
30
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2006), h. 121-124.
29
Dalam dunia simatografi kode shot dinamakan dengan basic shot,
basic shot adalah shot dasar yang dibangun untuk menampilkan
seseorang pada ukuran-ukuran (size) tertentu. Berikut adalah bentuk-
bentuk tampilan dari setiap shot :
1) Close Up (CU), sebuah shot yang menampilkan wajah
seseorang dengan ukuran penuh.
2) Medium Close Up (MCU), menampilkan seseorang dengan
ukuran dada keatas.
3) Medium Shot (MS), memperlihatkan tampilan seseorang dari
batas pinggang keatas.
4) Medium Long Shot (MLS), menampilkan ukuran seseorang
sebatas atas lutut atau bawah lutut.
5) Long Shot (LS), menampilkan seseorang secara utuh mulai dari
kepala hingga kaki.
6) Big Close Up (BCU), bagian dari close Up, ukuranya lebih
kecil daripada close up.
7) Extrim Close Up (ECU), gambar yang dihasilkan hanya fokus
pada satu bagian saja.
8) Very Long Shot (VLS), latar subjek lebih dominan daripada
subjek sendiri.
9) Extrim Long Shot (ELS), tidak menonjolkan subjek, penekanan
pada latar dimana subjek berada.31
31
Joni Arman Hamid, Dasar-Dasar Fotografi dan Kamera Televisi (2014), h. 12-21.
30
b. Scene (adegan)
Scene adalah gabungan dari beberapa shot yang menimbulkan satu
pengertian yang utuh. Membangun satu scene sama dengan membangun
sebuah kalimat yang terdiri dari awal, pengembangan atau pemaknaan,
dan terakhir bagian penutup.
Satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan
satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita),
tema, karakter atau motif.
c. Sequence
Sequence adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu
peristiwa yang utuh. Satu sequence umumnya terdiri dari beberapa
adegan yang saling berhubungan.32
Dalam karya literature, sequence
bisa diibaratkan babak atau sekumpulan bab.
C. Definisi Toleransi Agama
1. Pengertian Toleransi
Toleransi dalam bahasa Arab yaitu tasamuh yang berarti memberikan
kebebasan terhadap orang dan kelompok lain untuk beribadah, dan
mengatur kehidupan mereka selama tidak bertentangan dengan kondisi
stabilitas masyarakat.33
Toleransi adalah kesediaan menerima kenyataan pendapat yang
berbeda-beda tentang kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan
32
Heru Effendy, Mari membuat film, panduan menjadi produser (Jakarta: CV Pedoman
Ilmu Jaya, 1986), h. 35. 33
Dawam Rahardjo, Mujiburrahman, Andreas A. Yewangoe, Franz Magnis Suseno,
Martin, Merayakan kebebasan beragama: bunga rampai menyambut 70 tahun Djohan Effendi
(Jakarta: ICRP & Buku Kompas, 2009), h. 328.
31
orang lain terhadap agama yang dipeluknya, serta memberikan kebebasan
untuk menjalankan perintah agama yang dianutnya dengan tidak bersikap
mencela atau memusuhinya. Toleransi dalam hidup beragama bukan berarti
meninggalkan prinsip agama masing-masing.34
Toleransi juga mengindikasikan adanya kesediaan untuk menerima
keyakinan orang lain yang dianut. Adapun toleransi beragama dipahami
sebagai sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai
macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat
istiadat, budaya, serta agama, atau yang lebih populer dengan sebutan
inklusivisme, pluralism, dan multikulturalisme.35
Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT Q.S. Al-Hujurat:13 :
أكرمكبي يهبالىبسإوبخلقىبكممهذكروأوثىوجعلىبكمشعىببوقببئللتعبرفىاإن لل ى م
ليمخبير لل أتقبكمإن
Artinya :
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Alllah
maha mengetahui dan maha pengenal.” (Q.S. Al-Hujurat:13)
Toleransi beragama tidak terbatas antar pemeluk-pemeluk agama
lainnya, tidak bersikap reaktif dan menentang, perlu adanya pendekatan
secara musyawarah untuk saling memberikan informasi dan argumentasi
agar tidak menimbulkan ketegangan-ketegangan.
34
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180. 35
“Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari www.academia.edu
32
Dalam Islam dinyatakan agar menghormati dan menghargai penganut
agama yang berbeda, dan mengajarkan amar ma’ruf nahi munkar yang
artinya melakukan kebaikan dan tidak melakukan kejahatan, mengarahkan
supaya hidup rukun, hidup sejahtera material dan spiritual. Seperti yang
telah di jelaskan dalam Q.S. Al Mumtahanah ayat 8-9:
هييبركم يهولميررجىكممني ني هالييهلميقبتلىكمفاال اليىهبكملل
المقسطيه)۸( يحب لل وهموتقسطىاإليهمإن أنتبر
هييبركم يهوأخرجىكممني ني هالييهقبتلىكمفاال إومبيىهبكملل
لىإخراجكمأنتىلىهمومهيتىلهمفأولئكهمالظبلمىن(٩) وظبهروا
Artinya:
“Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak
mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil (8). Sesungguhnya Allah hanya melarang
kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang
memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari
kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah
orang yang zalim (9).” (Q.S. Al Mumtahanah ayat 8-9)
Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada halangan bagi umat muslim
untuk berlaku baik, berbuat adil terhadap non muslim selama tidak
membahayakan agama dan umat Islam. Akan tetapi Allah juga
mengingatkan umat Islam bahwa hubungan dengan non muslim itu ada
batasnya, yakni bilamana golongan lain memusuhi agama dan umat Islam,
maka Allah melarang untuk bersahabat dengan mereka. Bahkan dalam
situasi dan kondisi demikian umat Islam diwajibkan berjihad dengan jiwa
33
dan raga serta harta dan bendanya untuk mempertahankan Islam. Dalam
Islam, Al-Qur’an telah memberi petunjuk bagaimana berdialog yang baik,
sehingga bisa menghasilkan sikap saling pengertian, bukan saling berselisih
dan kemudian terlibat konflik.
Dalam hidup beragama dan bermasyarakat, umat manusia harus
bersifat lapang dada, berjiwa besar dan tidak melakukan perbuatan tercela,
tidak mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain dan
tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan keresahan hati orang
lain serta tidak mengganggu ketenangan beribadat.
Menerima adanya perbedaan agama yang ada merupakan sikap yang
harus dimiliki oleh setiap manusia dalam hidup beragama dan
bermasyarakat. Kesediaan menerima kenyataan kemajemukan dalam
pendapat dan agama, bersedia menerima kemajemukan masyarakat dengan
tindakan tidak bersikap reaksi dan menentang, dihargai dan dihormati.
Setiap ajaran agama mengandung ajaran keimanan atau kaidah-kaidah asasi
yang dipercayai kebenarannya secara mutlak, yang bersumber kepada
wahyu Ilahi yang diturunkan untuk umat manusia, dijadikan nilai dan norma
hidup kemasyarakatan dan Negara.36
Adapun kaitannya dengan agama, toleransi beragama adalah toleransi
yang mencakup masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang
berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-Tuhanan
yang diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini
dan memeluk agama (mempunyai akidah) masing-masing yang dipilih serta
36
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180-181.
34
memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau
yang diyakininya.
Toleransi mengandung maksud supaya membolehkan terbentuknya
sistem yang menjamin terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur
minoritas yang terdapat pada masyarakat dengan menghormati agama,
moralitas dan lembaga-lembaga mereka serta menghargai pendapat orang
lain serta perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus
berselisih dengan sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama.
Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk
menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah
mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini
tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun
dari keluarganya sekalipun.37
Toleransi tidak hanya dilakukan antar
kesesama pemeluk agama, tapi dengan yang tidak memiliki agama
sekalipun.
Toleransi dibedakan menjadi dua, yaitu toleransi pasif dan toleransi
aktif. Toleransi pasif adalah sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu
yang nyata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak ada cara lain
kecuali menerima perbedaan itu sebagai suatu fakta. Sedangkan toleransi
aktif adalah toleransi yang tidak hanya sekadar berhenti pada sikap
penerimaan terhadap kenyataan dari keragaman yang ada, akan tetapi
toleransi yang diwujudkan dalam sikap membangun ko-eksistensi aktif
dengan terlibat aktif dalam keragaman tersebut. Toleransi semacam ini
37
H.M. Ali dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik (Jakarta: Bulan
Bintang, 1989), h. 83.
35
memungkinkan penganut agama yang berbeda untuk berdialog secara aktif
dan bekerja sama dalam berbagai bidang.38
Dari apa yang telah dipaparkan diatas dapat diartikan bahwa toleransi
merupakan sikap menenggang, membiarkan, membolehkan, baik berupa
pendirian, kepercayaan, dan kelakuan yang dimiliki seseorang atas yang
lainnya. Dengan kata lain toleransi adalah sikap lapang dada terhadap
prinsip orang lain. Toleransi bukan berarti seseorang harus mengorbankan
kepercayaan atau prinsip yang dianutnya. Dalam toleransi sebaliknya
tercermin sikap yang kuat atau istiqamah untuk memegangi keyakinan atau
pendapatnya sendiri.
2. Makna Agama
Kata “Agama” dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan kata
“religien” dalam bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut
dengan “Religie”, yang kemudian diambil katanya dalam bahasa Indonesia
menjadi Religi. Kata religi berasal dari bahasa Latin “Religere” yang
berarti “to gather to gether” (berkumpul bersama-sama) atau “Religare”
yang berarti “faster” (mengikat, ikatan atau pengikatan diri).39
Agama sebagai suatu keyakinan yang dianut oleh suatu kelompok atau
masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini, dipercayai, diimani
sebagai suatu referensi, karena norma dan nilai mempunyai fungsi-fungsi
tertentu. Fungsi-fungsi tersebut yang dirumuskan dalam tugas dan fungsi
38
“Toleransi Pasif dan Toleransi Aktif” artikel diakses pada 14 September 2015 dari
http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20Sabara.pdf 39
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 2.
36
agama. Fungsi agama dan lembaga keagamaan berfungsi sebagai lembaga
pendidikan, pengawasan, pemupukan persaudaraan, dan lain-lain.40
Menurut Harun Nasution agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari
suatu kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindera,
namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan
manusia sehari-hari.41
Agama merupakan suatu hal yang dapat dijadikan sandaran bagi
penganutnya jika terjadi hal-hal yang berada diluar jangkauan dan
kemampuannya karena sifatnya yang supra-natural sehingga diharapkan
dapat mengatasi masalah-masalah yang non-empiris.42
Adapun fungsi agama yaitu peran agama dalam mengatasi persoalan-
persoalan yang timbul dimasyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara
empiris, oleh karena itu diharapkan agama menjalankan fungsinya
sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya.43
Selain agama seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan lainnya ada
pula sebuah keyakinan yang dianut oleh manusia misalnya paham Ateis
dan Agnostik. Seperti dalam film Assalamualaikum Beijing seperti yang
telah di paparkan oleh asisten sutradara bahwa tokoh Zhong Wen tidak
memiliki agama dan bisa dibilang Ateis44
, namun dalam salah satu adegan
diperlihatkan bahwa tokoh Zhong Wen bukanlah menganut keyakinan
40
Dr. Aloliliweri, M.S., Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 2011), h. 254. 41
Dr. Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1997), h. 12. 42
Dr. H. Dadang Kahmad, M. Si., Sosiologi Agama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), h. 129-130. 43
Dr. H. Dadang Kahmad, M. Si., Sosiologi Agama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), h. 130. 44
Wawancara Pribadi dengan Tebe Reviadi, 6 Agustus 2015.
37
Ateis akan tetapi Agnostik. Dalam salah satu adegan diperlihatkan ketika
Zhong Wen ditanya agamanya oleh Dewa mantan Asma, Zhong Wen
menjawab bahwa ia percaya adanya Tuhan namun hanya ragu dengan
agamanya. Sesungguhnya Ateis dan Agnostik memiliki definisi yang
berbeda.
Ateis merupakan keyakinan seseorang mengenai tidak mempercayai
adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi atau penolakan terhadap
teisme. Mereka inilah para dewa atau Tuhan yang tidak diyakini atau
ditolak oleh seorang Ateis. 45
Sedangkan definisi Agnostik secara luas adalah keraguan kepada
eksistensi Tuhan dan keraguan akan kebenaran agama, dan tak berhenti
mencari kebenaran, tanpa langsung menerima pendapat seseorang, dan
apabila ada bukti yang kuat, maka individu itu akan percaya dengan
sendirinya.46
Berkenaan dengan pandangannya tentang Tuhan, Bertrand
Russell menyatakan bahwa dia adalah seorang Agnostik. Baginya,
Agnostik adalah orang yang berfikir bahwa tidak mungkin mengetahui
kebenaran dalam masalah-masalah seperti tentang Tuhan dan kehidupan
akhirat. Jika hal ini tidak mungkin untuk selamanya, setidaknya untuk
masa sekarang. Agnostik berbeda dengan Ateis. Seorang beragama
meyakini bahwa Tuhan itu ada, sebaliknya Ateis meyakini secara pasti
bahwa Tuhan itu tidak ada. Sementara Agnostik menunda pengambilan
keputusan, dengan menyatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
45
“Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari http://www.e-
jurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html 46
“Definisi Agnostik” artikel diakses pada 14 September 2015 dari
https://agnostikindonesia.wordpress.com/2013/02/23/apa-itu-agnostik/
38
menegaskan atau menolak adanya Tuhan. Berbeda dengan seorang Ateis
yang meyakini secara pasti ketiadaan eksistensi Tuhan, bagi seorang
agnostik sekalipun menganggap bahwa eksistensi Tuhan sangat kecil
kemungkinan adanya, namun ia tetap dalam posisi, sekecil apapun, bahwa
eksistensi Tuhan tidaklah mustahil. Dalam pandangan Russel, eksistensi
Tuhan sama tidak pastinya dengan eksistensi dewa-dewa Olimpia, seperti
Zeus, Poseidon, maupun Hera. Demikian juga dengan eksistensi Odin
maupun Brahma.47
Jadi jelas bahwa terdapat perbedaan antara Ateis dan Agnostik. Kalau
Ateis adalah seseorang yang tidak mempercayai adanya keberadaan Tuhan
dan dewa-dewi. Sedangkan Agnostik adalah seseorang yang masih
memiliki kepercayaan adanya Tuhan, namun memiliki keraguan terhadap
agama-agama yang ada.
3. Pengertian Toleransi Beragama
Toleransi beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup
bersama masyarakat yang menganut agama lain dengan memiliki kebebasan
untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa
adanya paksaan dan tekanan baik untuk beribadah maupun untuk tidak
beribadah dari satu pihak ke pihak lain. Sebagai implementasinya dalam
praktik kehidupan sosial dapat dimulai dari sikap kebersamaan antara penganut
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.48
47
“Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14 September 2015 dari
http://www.academia.edu/3418084/Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Russell 48
“Toleransi beragama” artikel diakses pada 1 September 2015 dari
https://www.academia.edu/7522137/Makalah_toleransi_beragama
39
Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk sistem dan tata cara
peribadatannya serta memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan
agama masing-masing. Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai
suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat yang memiliki agama dan
keyakinan lain dengan memberikan kebebasan dalam menjalankan prinsip-
prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan
batin untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain.49
Pengertian toleransi beragama yaitu meyakini bahwa agamaku adalah
agamaku, agamamu adalah agamamu.50
Seperti yang telah dijelaskan dalam
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 yang berbunyi :
﴿٣﴾والأوب ب ونمبأ ب ون﴿٢﴾والأوتم مبتعب ب فرون﴿١﴾الأأيهبٱلك قلي
﴿٥﴾لكمييىكمولىييه﴿۶ ب ونمبأ ب بتم﴿٤﴾والأوتم ب م بب
Artinya :
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa
yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Sikap toleransi beragama dapat dilakukan dengan cara saling
menghormati, saling memuliakan, dan saling tolong menolong. Manfaat dari
adanya sikap toleransi beragama yaitu:
a. Menghindari terjadinya perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi untuk menghindari terjadinya
perpecahan dalam mengamalkan ajaran agama atau keyakinan umat
beragama lainnya.
49
“Definisi Toleransi Antar Umat Beragama” diakses pada 27 Agustus 2015 dari
https://www.academia.edu 50
“Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-toleransi/
40
b. Memperkokoh tali silaturahmi
Memperkokoh tali silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan umat
beragama atau berkeyakinan lainnya dapat menciptakan hubungan yang
damai dan saling menghargai antar penganut agama lainnya.
Mengembangkan sikap toleran bahwa penganut agama dan keyakinan
lainnya boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan
tanpa tekanan. 51
51
“Definisi Toleransi Antar Umat Beragama” diakses pada 27 Agustus 2015 dari
https://www.academia.edu
41
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Pembuatan Film Assalamualaikum Beijing
Film Assalamualaikum Beijing adalah film yang diangkat kisahnya dari
sebuah novel karya Asma Nadia.1 Novel Assalamualaikum Beijing
mendapatkan kategori sebagai novel National Best Seller.
Gambar 3.1 Cover Novel Assalamualaikum Beijing
Kemudian kisah inspiratif dari novel Assalamualaikum Beijing dibuat
menjadi sebuah film oleh Sutradara Guntur Soeharjanto. Film
Assalamualaikum Beijing berdurasi 90 menit.
Film Assalamualaikum Beijing yang dikategorikan masuk ke dalam genre
drama religi. Informasi yang telah didapat peneliti dari hasil wawancara oleh
asisten sutradara Tebe Reviadi, film Assalamualaikum Beijing merupakan film
toleransi dimana film ini ditonjolkan mengenai toleransi antara dua orang
1“Film Assalamualaikum Beijing” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari
http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalamualaikum-beijing-cenat-cenut.html
42
berbeda keyakinan yang dilakukan oleh tokoh Asma dan Zhong Wen,
bagaimana sikap saling menghargai, menghormati dalam kehidupan sehari-hari
dengan penganut agama dan keyakinan orang lain.
Film Assalamualaikum Beijing dibintangi oleh sederet aktor dan aktris
yang sudah tidak diragukan lagi bakat aktingnya di dunia hiburan perfilman
Indonesia seperti Revalina S. Temat, Morgan Oey, Ibnu Jamil, Laudya Cynthia
Bella, Deddy Mahendra Desta.2 Alur maju yang dihadirkan menjadikan film ini
ringan dan mudah diikuti jalan ceritanya. Dialog-dialog yang digunakan
sederhana dan tidak rumit.
Lokasi yang dihadirkan dalam film ini yaitu suasana kota Beijing. Nilai
lebih dari film ini adalah bukan hanya latar cerita yang menarik, tetapi juga
informasi yang disampaikan tentang lokasi tersebut memberi wawasan baru
pula kepada penonton. Lagu latar yang mengiringi sepanjang cerita pun sesuai
dengan alur cerita film Assalamualaikum Beijing.
Menurut beberapa komentar penonton yang sudah menonton film
Assalamualaikum Beijing salah satunya dari kalangan selebritis Oki Setiana
Dewi "Film Assalamualaikum Beijing kalau mau dikasih nilai dalam skala 1-
100 ini nilainya 99,9999. Ini film bagus banget, mulai dari actingnya luar
biasa, alurnya, ceritanya luar biasa. Semuanya nyaris sempurna. Alhamdulillah.
Ini bukan promo, tapi ini dari lubuk hati yang paling dalam. Sangat bagus dan
sangat direkomendasi untuk ditonton." Dan komentar dari Ibu Elly Risman
seorang Psikolog dan pakar parenting menulis: Film apik sangat layak tonton
2“Cast Film Assalamualaikum Beijing” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari
http://www.film21bioskop.com/2014/11/film-assalamualaikum-beijing-2014.html
43
bagi anak praremaja Anda. Asma Nadia mengemas indah dalam AB keteguhan
iman, kisah cinta yang unik dan menyentuh dengan sejarah Islam di China.3
B. Sinopsis Film Assalamualaikum Beijing
Gambar 3.2 Poster Film Assalamualaikum Beijing
Di dalam film diceritakan seorang wanita solehah dan baik hati yang
bernama Asmara. Wanita yang biasa dipanggil dengan panggilan Asma atau
Ra itu mendapatkan kenyataan pahit sehari sebelum pernikahannya
dilangsungkan, ia mendapat kabar bahwa kekasihnya Dewa telah berselingkuh
dengan rekan sekantornya yaitu Anita. Dewa memohon kepada Asma untuk
tidak membatalkan rencana pernikahannya, namun sayangnya Asma sudah
terlanjur patah hati, karena Dewa sudah menghamili Anita. Asma meminta
Dewa untuk bertanggungjawab kepada Anita.
3“Komentar mengenai film AB” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari https://id-
id.facebook.com/AsmaNadia.Penulis/posts/10155053051155422
44
Gambar 3.3 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing4
Tiga bulan kemudian Asma pun mendapatkan tawaran bekerja di Beijing,
peluang yang didapatkan lewat bantuan sahabatnya yaitu Sekar dan Ridwan,
suaminya Sekar. Asma bekerja di Kantor Koresponden Berita Indonesia di
Beijing. Dalam salah satu perjalanannya di Beijing, Asma kemudian bertemu
dengan seorang lelaki tampan yang bernama Zhong Wen di dalam bus. Saat
Zhong Wen berkenalan dengan Asma, Zhong Wen teringat akan legenda
Ashima dan ia menceritakan tentang legenda Ashima kepada Asma namun
tidak dilanjutkan karena Zhong Wen sudah tiba ditempat tujuannya.
Setibanya di apartemen, Asma pun menceritakan pertemuannya dengan
Zhong Wen kepada sahabatnya Sekar dan Ridwan. Sekar begitu senang ketika
mendengar Asma bertemu dan berkenalan dengan seorang laki-laki di Beijing,
karena Sekar ingin agar Asma tidak bersedih lagi dengan pernikahannya yang
gagal bersama Dewa.
4Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
45
Asma mengira bahwa ketika ia berada di Beijing, ia adalah seseorang yang
berkerudung ditengah-tengah masyarakat negeri tirai bambu tersebut. Ternyata
Islam bukan sesuatu yang asing di Beijing, mereka menyebut Islam adalah
agama yang murni dan menyebut Mekkah sebagai tempat kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Perempuan muslimah di Beijing pun memakai kerudung
juga.
Gambar 3.4 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing5
Asma melanjutkan perjalanannya menelusuri tempat-tempat wisata di
Beijing bersama tour guidenya yang bernama Sunny. Ketika ditengah-tengah
perjalanannya besama Sunny, Asma melihat ada sebuah toko milik seorang
penduduk muslim di Beijing dan Asma ingin mewawancarainya. Di abad ke-7
ajaran Islam menyebar dari Timur Tengah masuk ke China tengah melalui jalur
sutra yang legendaris, oleh karena itu Islam memiliki sejarah yang kaya di
China. Islam diakui sebagai satu dari lima agama resmi di China, namun hanya
pengikutnya yang paling kecil hanya 20 juta umat muslim.
5Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
46
Suatu hari ketika Asma sedang melanjutkan perjalanan wisatanya, ia
bertemu kembali dengan Zhong Wen. Zhong Wen menggantikan Sunny
sebagai tour guidenya Asma. Asma dan Zhong Wen mengunjungi sebuah
masjid tertua di China yaitu masjid Niujie yang dibangun pada tahun 996.
Masjid tua yang memiliki bentuk seperti kuil tersebut terdapat banyak tulisan-
tulisan arab dan lambang-lambang Islam. Disekitar bangunan masjid terdapat
sebuah bangunan yang disebut dengan watching moon tower yaitu menara
yang digunakan oleh para imam untuk melihat posisi bulan saat menentukan
puasa dan menara tersebut bisa juga digunakan untuk tempat adzan. Masjid di
China mengarah ke Mekkah sama dengan masjid-masjid yang lainnya yang
arah kiblatnya ke Mekkah. Ada juga jam matahari, jam ini digunakan untuk
menentukan waktu shalat.
Setelah Asma dan Zhong Wen mengelilingi bangunan masjid, Asma
mengajak Zhong Wen untuk masuk ke dalam masjid. Namun Zhong Wen yang
beragama non muslim tidak diperbolehkan masuk ke dalam masjid dan
terdapat pula sebuah papan diluar area masjid yang bertuliskan tidak boleh
masuk untuk orang non muslim. Kemudian Asma pun masuk ke dalam masjid
untuk melaksanakan shalat. Seusai shalat, Asma dan Zhong Wen pergi ke
sebuah toko yang menjual berbagai macam benda salah satunya adalah kopiah.
Asma memberikan sebuah kopiah kepada Zhong Wen untuk disimpan.
Asma dan Zhong Wen kemudian melanjutkan perjalanannya. Ditengah-
tengah perjalanan, Zhong Wen menanyakan beberapa hal kepada Asma, seperti
apakah wanita muslim di Indonesia tidak boleh bersalaman dengan cara
bersentuhan tangan dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Asma pun
47
menjawab iya, apalagi wanita yang menggunakan jilbab kecuali dengan
mahrom atau suaminya.
Asma dan Zhong Wen pergi ke suatu tempat untuk minum teh bersama.
Zhong Wen menceritakan bahwa di China terdapat tradisi minum teh, tradisi
ini sudah berlangsung sekitar 4000 tahun yang lalu. Minum teh di China
banyak seninya seperti cara menuang, cara menyajikan, cara menyeduh.
Menawarkan teh merupakan bentuk rasa hormat, bagi orang China teh diyakini
dapat menjaga keseimbangan Yin dan Yang tubuh manusia. Menuangkan teh
kepada orang lain merupakan wujud permintaan maaf. Zhong Wen dan Asma
melanjutkan perjalanannya ke tembok besar China, disanalah Zhong Wen
kemudian membacakan buku tentang legenda Ashima kepada Asma.
Di suatu malam ketika Asma sedang bersama Sekar di apartemen, tiba-tiba
Dewa datang untuk menemui Asma. Namun Asma berusaha untuk menghargai
usahanya Dewa yang sudah datang jauh-jauh ke Beijing.
Gambar 3.5 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing6
6Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
48
Suatu hari ketika Zhong Wen dan Asma berencana ke Yunan untuk
melihat patung Ashima, Asma mendapatkan kenyataan pahit kembali yaitu
Asma terserang penyakit APS (Antiphospholipid Syndrome), penyakit ini
adalah sindrom darah kental. Asma pun kembali ke Indonesia untuk berobat
karena Asma menderita stroke.
Di Beijing, ketika Zhong Wen merindukan Asma, ia pergi mengunjungi
masjid Niujie. Di masjid Niujie, Zhong Wen dihampiri oleh seorang imam
yang mengenalkan tentang sahabat-sahabat Rasulullah, salah satunya Mush’ab
bin Umair yang meninggalkan semua kekayaan dan kemewahan hidupnya
karena rasa cintanya terhadap Allah.
Di rumah sakit selain berjuang melawan penyakitnya, Asma pun berupaya
untuk menghibur pasien di rumah sakit khususnya anak-anak dengan
menceritakan legenda patung Ashima kepada mereka.
Hidayah Allah yang diberikan kepada Zhong Wen melalui Asma membuat
Zhong Wen kemudian memutuskan menjadi seorang mualaf. Suatu hari ketika
Zhong Wen datang ke Indonesia untuk menenui Asma, namun disaat itu Asma
sedang terserang penyakitnya dan terkena dibagian mata hingga menyebabkan
Asma menderita kebutaan untuk sementara. Asma pun dibawa ke rumah sakit
untuk dirawat karena Asma tidak sadarkan diri. Disaat Asma terbaring di
rumah sakit, Zhong Wen menemui ibunya Asma untuk meminta restu bahwa ia
ingin menikahi putrinya Asma karena Asma telah menuntunnya ke dalam
cahaya hidayah Allah. Akhirnya Zhong Wen dan Asma menikah dan mereka
hidup bahagia di Beijing.
49
C. Profil Sutradara Film Assalamualaikum Beijing
Gambar 3.6 Guntur Soeharjanto
Guntur Soeharjanto sutradara asal Temanggung, Jawa Tengah mengawali
karir didunia perfilman dengan menjadi asisten sutradara untuk film Biarkan
Bintang Menari (2003). Debutnya sebagai sutradara lewat film Otomatis
Romantis (2008).7
Karyanya beberapa kali muncul di 10 besar daftar film Indonesia terlaris
tahunan. Seperti Film komedi Cinlok (2008) dan Purple Love (2011) yang
sukses menjual lebih dari 500 ribu tiket bioskop, dan puncaknya adalah film 99
Cahaya di Langit Eropa (2013) yang menembus satu juta tiket bioskop.
Kelarisan yang sama juga tentu diharapkan pada film terbarunya yaitu
Runaway, yang memasang sosok Al Ghazali sebagai bintang utamanya. Selain
itu Guntur juga pernah menghasilkan film-film seperti Tampan
Tailor (2013), Brandal-Brandal Ciliwung (2012) atau Ngebut Kawin (2010)
Sutradara Guntur Soeharjanto pernah mendapatkan Piala Vidia di Festival
Film Indonesia berkat FTV Juli di Bulan Juni (2005) dan Pahlawan
Terlupakan (2013).8
7“Guntur Soeharjanto” artikel diakses pada 6 Juli 2015 dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/guntur-soeharjanto.html 8“Guntur Soeharjanto” artikel diakses pada 6 Juli 2015 dari
http://www.muvila.com/movies/spotlight/guntur-soeharjanto-bikin-film-pasti-laris-itu-mustahil-
140803k-page1.html
50
D. Profil Maxima Pictures
Maxima Pictures didirikan oleh Yoen K pada tahun 2004. Sebelum Yoen
K mengejar mimpinya sebagai produser dalam industri hiburan, ia memulai
karirnya secara tertulis, bekerja sebagai wartawan dan penulis salin sebelum
membangun dirinya dalam dunia bisnis sebagai kepala pemasaran di sebuah
bank dan direktur komersial untuk sebuah perusahaan penerbangan.
Bergabung dengan co-pendiri Ody Mulya dan Sudiadi, Maxima Pictures
merilis film pertama yaitu Cinta Pertama pada tahun 2006. Sejak itu, kami
telah menghasilkan lebih dari 40 film dan menghitung. Banyak film kami telah
menerima banyak pengakuan dan pujian kritis seperti Kupu-kupu, dirilis pada
tahun 2007, yang memenangkan Best Soundtrack pada Festival Film
Internasional Bali. Film kami juga telah diakui secara Internasional dengan
salah satu judul kami yaitu Air Terjun Pengantin, perdana di International Film
Festival London. Setiap tahun, kami telah menghasilkan film-film yang telah
berhasil masuk ke 10 besar tahun ini. Pada tahun 2010, lima dari sepuluh film
yang diproduksi oleh Maxima Pictures.
Efisiensi adalah kekuatan kunci dari departemen produksi kami yang
memiliki peralatan shooting eksklusif termasuk offline dan online kemampuan
pasca produksi. Proyek-proyek kami juga didukung oleh rumah departemen
pemasaran, diakui oleh kualitas kunci seni, trailer, dan metode periklanan yang
inovatif.9
9“Maxima Pictures” artikel diakses pada 6 Juli 2015 dari
http://www.maximapictures.com/index.php/aboutus
51
E. Profil Tim Produksi Film Assalamualaikum Beijing
Sebuah film tidak akan terbentuk tanpa adanya tim produksi yang bekerja.
Tim produksi didalam film Assalamualaikum Beijing yaitu:
1. Departemen Produksi
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Cerita : Asma Nadia
Produser : Ody Mulya Hidayat
Produser Eksekutif : Yoen K
Penata skrip : Alim Sudio
Line Producer : Sudiadi
Casting Director : Bhutet Erlina
Pimpinan Pasca Produksi : Askan Larepand
2. Pemeran
Revalina S Temat : Asma
Morgan Oey : Zhong Wen
Ibnu Jamil : Dewa
Laudya Cynthia Bella : Sekar
Deddy Mahendra Desta : Ridwan
Cynthia Ramlan : Anita
3. Departemen Kamera
Penata Kamera : Enggar Budiono
4. Departemen Artistik
Disain Produksi : Yoen K
Disain Produksi : Guntur Soeharjanto
52
Disain Produksi : Alim Sudio
Penata Busana : Aldie Harra
Penata Rias : Dian Anggraini Puspitasari
Penata Artistik : Fransischus Dede V
5. Departemen Suara dan Musik
Penata Musik : Joseph S Djafar
Penata Suara : Adityawan Susanto
Perekam Suara : Enrico
6. Departemen Penyuntingan
Penata Gambar : Ryan Purwoko
Produksi : Maxima Pictures
F. Profil Pemain Film Assalamualaikum Beijing
1. Revalina S. Temat : pemeran utama sebagai Asmara
Gambar 3.7 Revalina S. Temat
Pemeran utama film Assalamualaikum Beijing diperankan oleh
Revalina Sayuthi Temat. Wanita kelahiran 26 November 1985 ini banyak
membintangi sejumlah film dan sinetron.10
Reva memulai kariernya
sebagai juara favorit lomba pemilihan GADIS Sampul tahun 1999,
kemudian melebar ke model dan sinetron serta film layar lebar. Beberapa
10
“Revalina S. Temat” diakses pada tanggal 6 Juni 2015 dari
http://www.portalpengetahuan13.com/2015/03/profil-dan-biodata-lengkap-revalina-s.html
53
sinetron yang pernah dibintanginya antara lain
Percikan (2001), Sangkuriang (2003), Cintaku di Kampus Biru 2 (2003-
2004), Bawang Merah Bawang Putih, Dicintai, Hikmah 2, Kembang
Surga, dan Rahasia Perkawinan.
Pada tahun 2006, Reva ikut bermain film layar lebar dengan
membintangi film Pocong 2. Pada tahun 2009 lewat film Perempuan
Berkalung Sorban Reva mendapat nominasi Penghargaan FFI untuk
pemeran utama wanita terbaik di Festival Film Indonesia 2009 dan 2014.
Pada tahun 2014 Reva kembali menjadi pemeran utama dalam
sebuah film yang berjudul Assalamualaikum Beijing. Sebagai pemeran
utama dalam film Assalamualaikum Beijing ini Reva yang memerankan
sebagai tokoh Asma gadis berhijab memiliki karakter baik hati, sholehah,
ramah, penyabar, dan pantang menyerah. Di Beijing, Asma bekerja
disebuah kantor koresponden berita Indonesia. Asma sebagai seorang
jurnalis muda yang menjadi reporter sekaligus penulis kolom untuk
meliput kehidupan Islam di Tiongkok.
2. Morgan Oey : Zhong Wen
Gambar 3.8 Morgan Oey
Handi Morgan Winata atau yang dikenal dengan Morgan Oey. Pria
kelahiran 25 Mei 1990 adalah seorang actor dan penyanyi Indonesia yang
54
tergabung dalam sebuah grup boyband yaitu SM*SH sejak tahun 2010.
Pada tanggal 25 September 2013, Morgan Oey telah secara resmi keluar
dari SM*SH. Morgan banyak membintangi sejumlah drama televisi seperti
Cinta Cenat Cenut (Serial TV) tahun 2011-2012, Putih Abu-Abu (Sinetron)
tahun 2012, Surat Kecil Untuk Tuhan: The Series (Sinetron) tahun 2013,
My Lovely Brother (TVM) tahun 2013, Merpati Tak Pernah Ingkar Janji
(TVM) tahun 2013, Kau Yang Berasal Dari Bintang (Sinetron) tahun
2014.
Di tahun 2014, Morgan Oey untuk pertama kalinya membintangi
film layar lebar. Morgan menjadi pemeran pembantu dalam film
Assalamualaikum Bejing. Morgan berperan sebagai Zhong Wen, laki-laki
asal Tiongkok berkeyakinan Agnostik yang berprofesi sebagai tour
guide.11
Zhong Wen kemudian bertemu dengan Asma, wanita berkerudung
asal Indonesia. Zhong Wen tertarik kepada Asma karena sifat Asma yang
begitu shalehah, cerdas, dan baik hati. Zhong Wen menjadi pemandu tour
bagi Asma, menunjukkan dan menceritakan berbagai bangunan bersejarah
di Beijing. Selama Zhong Wen bersama Asma, ia mendapatkan cahaya
hidayah melalui Asma yang kemudian membuka hati Zhong Wen untuk
menjadi seorang mualaf.
11
“Morgan Oey” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari
http://www.indopos.co.id/2015/01/morgan-oey-dan-perannya-sebagai-zhongwen.html
55
3. Laudya Cynthia Bella : Sekar
Gambar 3.9 Laudya Cynthia Bella
Laudya Cynthia Bella yang biasa dipanggil Bella. Wanita yang
lahir di Bandung, 24 Februari 1988 ini juga banyak membintangi sejumlah
film dan sinetron.12
Awal karir Bella sebagai seorang model, bintang iklan, dan pernah
terpilih sebagai finalis majalah Kawanku pada tahun 2002. Bella pernah
membintangi banyak sinetron diantaranya adalah Senandung Masa
Puber, Juragan Jengkol, Cinta Bunga dan masih banyak lagi. Ia juga
mulai merambah dunia tarik suara bersama group vocal asuhan Melly
Goeslaw yang dibentuk tahun 2006 yaitu Bukan Bintang Biasa bersama
Raffi Ahmad, Chelsea Olivia Wijaya, Dimas Beck, dan Ayushita.
Prestasi yang pernah diraih oleh Bella diantaranya adalah :
1. Tahun 2005 Festival Film Bandung nominasi Pemeran Utama Wanita
Terpuji,
2. Tahun 2005 MTV Indonesia Movie Awards nominasi Most Rising
Star Film The Virgin,
3. Tahun 2005 ParFi Awards nominasi Aktris Film Muda Terpilih,
4. Tahun 2005 SCTV Awards nominasi Aktris Muda Terpilih,
12
“Laudya Chintya Bella” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari
http://profilseleb.blogspot.com/2008/12/laudya-chintya-bella.html
56
5. Tahun 2010 Insert Awards nominasi Aktris Paling Ngetop,
6. Tahun 2012 e-Guardian Awards nominasi Best Leading Actress Film
Di Bawah Lindungan Ka’bah,
7. Tahun 2013 Indonesia Movie Awards nominasi Pemeran Utama
Wanita Terfavorit Film Belenggu, dan masih banyak lagi.
Tahun 2014 Bella kembali bermain di film layar lebar dan
memerankan sebagai tokoh Sekar dalam film Assalamualaikum Beijing.
Sekar adalah seorang wanita yang sudah memiliki suami yang merupakan
sahabat Asma tokoh utama dalam film Assalamualaikum Beijing. Sekar
adalah orang yang menggemari drama-drama korea.
4. Deddy Mahendra Desta : Ridwan (Suami Sekar)
Gambar 3.10 Deddy Mahendra Desta
Deddy Mahendra Desta atau yang biasa dikenal dengan panggilan
Desta. Desta mengawali kariernya pada penghujung era 1990-an sebagai
penyiar radio dan kemudian menjadi drummer di grup musik Clubeighties.
Setelah lepas dari Clubeighties, ia kemudian merambah ke dunia akting
dengan membintangi beberapa judul film seperti Get Married dan Jagad X
Code, Si Jago Merah, dan masih banyak lagi.
57
Pada tahun 2014, Desta kembali bermain dalam film
Assalamualaikum Beijing yang berperan sebagai Ridwan suaminya
Sekar.13
5. Cynthia Ramlan : Anita
Gambar 3.11 Cynthia Ramlan
Cynthia Ramlan lahir di Banjarmasin, 19 September 1987. Cynthia
Ramlan baru dua kali membintangi film layar lebar di tahun 2014 yaitu
Film Duel: The Last Choice, dan Assalamualaikum Beijing.
Cynthia Ramlan dalam film Assalamualaikum Beijing berperan
sebagai Anita. Anita adalah perempuan yang dihamili oleh mantan
pacarnya Asma yaitu Dewa. Dalam film Assalamualaikum Beijing, Anita
berusaha untuk merebut perhatian dan kasih sayangnya Dewa dari Asma
karena Anita telah menjadi istri sah dari Dewa dan sedang mengandung
anak kandung dari Dewa.14
13
“Deddy Mahendra Desta” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Desta 14
“Cynthia Ramlan” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Cynthia_Ramlan
58
6. Ibnu Jamil : Dewa
Gambar 3.12 Ibnu Jamil
Ibnu Jamil adalah seorang aktor dan presenter. Ibnu Jamil
membintangi sejumlah sinetron dan beberapa film. Sinetron perdananya
yang berjudul Seandainya yang di produksi Multivision Plus bersama Ari
Wibowo dan Desy Ratnasari. Prestasi yang pernah diraih Ibnu di
Panasonic Gobel Awards 2015 kategori Presenter Olahraga.
Di tahun 2014 Ibnu Jamil bermain dalam film Assalamualaikum
Beijing. Ibnu memerankan tokoh sebagai Dewa mantan kekasih Ra.
Karakter Dewa yang pantang menyerah untuk mendapatkan Ra kembali
sebagai kekasihnya. Dewa berusaha mengabaikan istrinya yaitu Anita
hanya untuk kembali kepada Ra. Namun usahanya sia-sia karena Ra sudah
tidak ingin kembali kepada Dewa.15
G. Keunggulan Film Assalamualaikum Beijing
Keunggulan dari film Assalamualaikum Beijing yaitu jalan cerita yang
diangkat kisahnya dari sebuah novel karya penulis ternama yaitu Asma Nadia
dan mendapatkan nominasi sebagai novel National Best Seller.
15
“Ibnu Jamil” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari https://id.wikipedia. org/
wiki/Ibnu_Jamil
59
Berkat penampilan terbaiknya, Reva berhasil memerankan peran sebagai
wanita muslimah dan mengenakan kerudung yang sukses membawa Reva
masuk kedalam nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2014.16
Selain itu, saat ini film Assalamualaikum akan dibuat menjadi sinetron the
series di salah satu televisi swasta.
16
“Revalina S. Temat” diakses pada tanggal 4 Agustus 2015 dari
http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalamualaikum-beijing-cenat-cenut.html
60
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Semiotika dalam Film Assalamualaikum Beijing
Film merupakan salah satu ide cerdas insan perfilman untuk meraih
keuntungan, kepuasan dan ke-intelektualan membangun pesan. Saling
berlomba-lomba membuat dunia terperangah adalah cita-cita yang sengaja
mereka buat. Bisa terlihat dari penyuguhan gambar, ide cerita, sekenario,
audio-visual dan bujet uang yang besar, yang mereka kumpulkan untuk
menyulap sebuah cerita menjadi film yang dapat dinikmati. Maka dari hal
tersebut, dalam kesempatan ini penulis mencoba menganalisis film
Assalamualaikum Beijing dengan menggunakan model semiotika Roland
Barthes, yaitu mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat
dalam film Assalamualaikum Beijing.
Film Assalamualaikum Beijing mengisahkan tentang seorang perempuan
bernama Asmara (Revalina S. Temat) yang harus menelan kenyataan pahit
menjelang hari pernikahannya. Laki-laki yang menjadi calon suaminya, yaitu
Dewa (Ibnu Jamil) justru mengaku selingkuh dan menghamili teman
sekantornya, Anita (Cynthia Ramlan). Hal itu sontak membuat Asmara sangat
terpukul dan kecewa. Ia pun memutuskan untuk membatalkan pernikahannya
dan meminta Dewa untuk bertanggung jawab.
Beberapa bulan berselang, Asmara memutuskan untuk move on dan
menjalani kehidupannya yang baru di Beijing. Di sana ia bergabung bersama
temannya, Sekar (Laudya Cynthia Bella) menjadi koresponden untuk sebuah
media bagi masyarakat Indonesia. Dalam menjalani kesehariannya di Beijing,
61
Asmara juga dibantu oleh Ridwan (Deddy Mahendra Desta) yang tidak lain
adalah suami dari Sekar.
Di tengah kesibukannya di Beijing, Asmara bertemu dengan seorang pria
asli Tiongkok bernama Zhong Wen (Morgan Oey). Mereka pun akhirnya
berkenalan dan saling berbagi cerita. Keduanya tampak serasi dan selalu
memiliki kebahagiaan disetiap pertemuannya. Asmara adalah seorang
muslimah berhijab dan taat, sementara Zhong Wen tidak beragama. Dalam
jalan cerita film ini di gambarkan bagaimana sikap toleransi dari dua orang
tokoh yang berbeda keyakinan dan dari Negara yang berbeda.
Itulah beberapa rangkaian kisah yang terjadi dalam film terbaru produksi
Maxima Pictures berjudul Assalamualaikum Beijing. Film yang disutradarai
oleh Guntur Soeharjanto ini mengangkat kisah kehidupan seorang muslimah di
Beijing. Film ini juga merupakan adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang
sama dari penulis bernama Asma Nadia.
1. Scene 1 (10.57-11.23)
Pada scene ini, adegan yang diperlihatkan adalah pertama kali Asma
mendapatkan tugas pertama dari kantornya yaitu untuk mencari bahan untuk
dimuat pada kolom berita. Kemudian Asma pergi ke suatu tempat tujuan dengan
menaiki sebuah bus. Ketika sedang didalam bus Asma tidak tahu dimana halte
tempat ia berhenti. Kemudian ia bertanya kepada salah seorang ibu-ibu
penumpang bus namun ia tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan Asma
saat berkomunikasi. Lalu, tiba-tiba ada seorang laki-laki asal Beijing yang
mengerti dengan bahasa Asma dan kemudian memberitahu Asma dimana ia harus
62
turun. Setelah itu mereka berkenalan dan Zhong Wen terkejut karena ia
berkenalan dengan seorang wanita muslim tanpa bersentuhan tangan secara
langsung.
Tabel 4.1
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type Of Shot
Zhong Wen :
My name is
Zhong Wen.
(Nama saya
Zhong Wen)
(sambil
mengulurkan
tangannya)
Asma : Asma.
(berkenalan
sambil
menyedekapkan
kedua
tangannya)
Close Up
Memperlihatkan
wajah seseorang
dengan ukuran
penuh, dan
memperlihatkan
ekspresi Asma
terkejut ketika
melihat tangan
Zhong Wen pada saat
ingin berkenalan.
Medium Close Up
Memperlihatkan
bagian dada ke atas
dari subjek, terlihat
bahwa kedua subjek
sedang berkenalan
tanpa berpegangan
tangan langsung.
Medium Close Up
Memperlihatkan
bagian dada ke atas
dari subjek, terlihat
ekspresi Zhong Wen
yang memandang
tangannya ketika
Asma tidak
63
Denotasi :
Pada adegan pertama terlihat Zhong Wen mengulurkan tangannya kepada
Asma bermaksud untuk berkenalan, dan terlihat raut wajah Asma yang keheranan
sambil melihat ke arah tangan Zhong Wen. Pada gambar kedua, terlihat Asma
seorang wanita muslim yang dibalutkan kepalanya dengan hijab kembali
memperkenalkan dirinya dengan menyedekapkan tangan sambil menunduk
kemudian menyebutkan namanya. Pada adegan ketiga terlihat Zhong Wen melihat
tangannya dan merasa keheranan dengan cara berkenalan Asma, namun Zhong
Wen menghargai akan hal itu.
Konotasi :
Asma dan Zhong Wen sedang berada di Beijing yang terletak di Negara
China. Pada gambar terlihat latar belakang tempat berada di dalam sebuah bus.
Konotasi yang ingin disampaikan oleh gambar ini adalah ketika Zhong Wen
mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Asma, namun Asma membalas
perkenalan tersebut dengan menyedekapkan tangannya dan menunduk sambil
memperkenalkan namanya sebagai bentuk sikap menghargai terhadap Zhong Wen
yang berniat baik berkenalan padanya. Dan pada adegan selanjutnya terlihat
Zhong Wen menatap tangannya sambil merasa keheranan karena cara berkenalan
yang berbeda dengan Asma, akan tetapi Zhong Wen bersikap toleran atau
menerima adanya perbedaan tersebut.
membalas
perkenalan dengan
bersentuhan tangan
secara langsung.
64
Mitos :
Dalam potongan adegan diatas diperlihatkan bagaimana Zhong Wen ingin
berkenalan dengan Asma, kemudian Asma pun memperkenalkan namanya kepada
Zhong Wen. Dalam agama Islam, berkenalan dengan umat beragama atau
berkeyakinan lain yang berasal dari Negara yang berbeda diperbolehkan. Seperti
yang telah di jelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
م يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعىبا وقبائل لتعارفىا إن أك رم
عليم خبير أتقاكم إن للا عند للا
Artinya:
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
dan Maha teliti.” (Q.S. Al-Hujurat: 13)
Maksud dari ayat diatas dalam Tafsir Ibnu Katsier, Allah swt berfirman
sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dari seorang laki-laki, ialah
Adam dan seorang perempuan ialah Hawa, kemudian menjadikan umat manusia
berpecah-pecah menjadi bangsa-bangsa dan dari bangsa berpecah menjadi suku-
suku, dengan demikian supaya mereka saling mengenal. Dan sesungguhnya umat
manusia itu adalah sama di hadapan Allah, tiada suatu bangsa mempunyai
kelebihan dengan yang lain, semuanya adalah sama-sama anak cucu Adam. Dan
yang paling mulia di sisi Tuhan adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Pengenal.1
Sekedar berkenalan dengan umat beragama dan berkeyakinan lainnya
termasuk bentuk toleransi pasif yaitu sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu
1H. Salim Bahreisy & H. Said Bahreisy, Tafsir Ibnu Katsier (Surabaya: PT Bina Ilmu,
2005), h. 361.
65
yang nyata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak ada cara lain kecuali
menerima perbedaan itu sebagai suatu fakta.2
Asma yang terlihat mengenakan jilbab menerangkan bahwa wanita yang
berhijab atau berjilbab dijadikan lambang status seorang wanita muslimah.
Sehingga dalam cara bersalaman dalam berkenalan pun untuk wanita muslim
tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Oleh Amr Bin Abdul Mun‟in di jelaskan bahwa seorang wanita tidak boleh
bersalaman dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, karena sentuhan merupakan
langkah pendahuluan dari perzinaan. Hal itu dibenarkan oleh Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda yang artinya : “Telah
ditetapkan bagi anak cucu Adam bagian-bagiannya dari zina, yang dia pasti
mengetahuinya. Zina kedua mata adalah berupa pandangan, zina kedua telinga
berupa pendengaran, zina lisan berupa ucapan, zina kaki berupa langkah,
sedangkan hati mengharap dan menginginkan, dan kemaluan yang membenarkan
dan mendustainya”.3
2. Scene 2 (29.45-30.35)
Pada scene ini, di perlihatkan adegan di suatu hari ketika Asma akan pergi
bersama tour guidenya yaitu Sunny, tiba-tiba Asma bertemu dengan Zhong Wen,
lalu Zhong Wen berkata bahwa ia akan menggantikan tugas Sunny karena Sunny
berhalangan datang. Setelah berbincang-bincang, kemudian Asma dan Zhong
Wen melanjutkan perjalanannya untuk mengelilingi sebuah masjid tertua di China
yaitu masjid Niujie di kota Xi‟an.
2“Toleransi Pasif dan Toleransi Aktif” artikel diakses pada 14 September 2015 dari
http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20Sabara.pdf 3“Larangan wanita muslim bersalaman dengan yang bukan mahramnya” artikel diakses
pada 8 September 2015 dari http://beritaislamimasakini.com/larangan-bersalaman-dengan-laki-
laki-yang-bukan-muhrim.htm
66
Tabel 4.2
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type of Shot
Asma: Umur
masjid ini berapa?
100 tahun?
(sambil menunjuk
kearah bangunan)
Zhong Wen :
Lebih, dari itu.
Masjid ini
dibangun tahun
996.
Asma : Wow
1000 tahun lebih?
Medium Close Up
Memperlihatkan
bagian dada ke atas
dari subjek, terlihat
bahwa kedua
subjek sedang
melihat kearah
sebuah bangunan.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
sejumlah subjek
yang sedang
melakukan
kegiatan ibadah.
Zhong Wen : Ya.
Yang
membedakan
dengan bangunan
khas China yang
lainnya, disini
terdapat tulisan-
tulisan Arab dan
lambang-lambang
Islam, seperti itu.
(sambil menunjuk
ke atas).
Long Shot
Menunjukan
keseluruhan
gambar fisik
subjek serta
memperlihatkan
tempat adegan
secara baik.
67
Zhong Wen : Ini
watching moon
tower, menara ini
digunakan para
imam untuk
melihat posisi
bulan saat
menentukan
puasa.
Long Shot
Memperlihatkan
secara jelas objek
gambar yaitu
tulisan Arab.
Asma : Ini bisa
dipakai untuk
adzan juga ya?
Zhong Wen :
Bisa.
(Asma dan Zhong
Wen memandangi
salah satu
bangunan masjid)
Long Shot
Dalam adegan ini
diperlihatkan
subjek dan latar
secara jelas.
Terlihat kedua
subjek sedang
memandangi
sebuah bangunan
di area sekitar
masjid.
Zhong Wen : Jika
kuil Budha
dibangung
menghadap
selatan, maka
masjid ini
dibangun
langsung
menghadap ke
Mekkah, seperti
masjid-masjid
lainnya yang arah
kiblatnya
langsung ke
Mekkah.
Long Shot
Menunjukan
keseluruhan
gambar fisik
subjek serta
memperlihatkan
tempat adegan
secara baik.
68
Zhong Wen : Jam
matahari.
Asma : Ini untuk
menentukan
waktu shalat ya?
Zhong Wen : Iya.
(sambil menunjuk
ke arah jam
matahari)
Long Shot
Dalam adegan ini
yang ditonjolkan
bukan pada
subjeknya,
melainkan pada
objek atau latar
tempatnya.
Denotasi :
Asma adalah seorang turis dari Indonesia yang kemudian bertemu dengan
Zhong Wen yang berprofesi sebagai tour guide yang dalam suatu kesempatan
mengajak Asma menjelajahi suatu tempat. Asma begitu tertarik pada sebuah
bangunan tua yaitu masjid Niujie. Pada gambar pertama terlihat Asma sedang
menunjuk kearah bangunan masjid dan memulai pertanyaannya mengenai sejarah
masjid tersebut kepada Zhong Wen. Sebagai seorang non muslim yang berprofesi
sebagai seorang tour guide, Zhong Wen menjelaskan beberapa hal mengenai
bangunan masjid tersebut. Seperti menunjukan adanya lambang Islam yaitu
tulisan Arab yang terdapat pada sebuah bangunan di area masjid Niujie.
Menjelaskan fungsi dari salah satu bangunan masjid yang struktur bangunannya
seperti kuil. Zhong Wen menunjukan kepada Asma kesebuah benda yang
berbentuk bulat dan ada jarum yang menancap ditengahnya dan menjelaskan
fungsi dari benda tersebut.
Konotasi :
Pada gambar terlihat latar belakang tempat berada didalam wilayah sebuah
masjid. Masjid tua yang berada di kota Xi‟an, ibu kota Provinsi Shanxi di bagian
69
barat laut China.4 Masjid ini merupakan sebuah peninggalan umat Islam
terdahulu. Konotasi yang ingin disampaikan oleh gambar ini adalah bagaimana
Zhong Wen sebagai seorang tour guide yang beragama non muslim bertugas
memberikan informasi yang jelas mengenai masjid Niujie ini kepada kliennya
Asma tanpa memandang adanya perbedaan agama diantara mereka.
Zhong Wen menjelaskan kepada Asma mengenai umur masjid Niujie dan
strukrur bangunan masjid yang dapat dilihat dengan jelas bangunannya bukan
seperti bangunan masjid pada umumnya melainkan seperti sebuah kuil, namun
bedanya dengan kuil di dalam masjid ini terdapat beberapa tulisan-tulisan Arab
seperti masjid-masjid pada umumnya, dan terlihat juga sejumlah orang yang
sedang berkegiatan di dalam di masjid.
Pada masjid Niujie terlihat bahwa Muslim di China pun sama dengan
Muslim di Indonesia, wanita mengenakan jilbab dan laki-laki mengenakan
kopiah. Zhong Wen kemudian mengajak Asma mengitari area masjid Niujie dan
menjelaskan kembali beberapa sejarah dan fungsi beberapa bangunan penting
seperti Watching Moon Tower yang digunakan oleh para imam untuk melihat
posisi bulan saat menentukan puasa dan jam matahari yang berfungsi untuk
menentukan waktu shalat. Zhong Wen juga menjelaskan perbedaan letak kuil
Budha dan masjid kepada Asma, kuil Budha dibangung menghadap selatan,
sedangkan masjid Niujie dibangun langsung menghadap ke Mekkah, seperti
masjid-masjid pada umumnya.5
4“Letak Masjid Xi‟an di China” artikel diaskes pada 13 Agustus 2015 dari
http://www.kompasiana.com/arisheruutomo/blusukan-di-kampung-muslim-xi
an_552a3d45f17e61b96ed62408 5Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
70
Mitos :
Xi‟an merupakan kota yang didirikan sekitar 300 tahun sebelum Masehi.
Xi‟an telah menjadi 1 dari 13 kota megapolitan di China dengan berbagai
peninggalan sejarah kota yang pernah menjadi ibu kota kerajaan China kuno yang
sampai saat ini tetap dilestarikan dan dirawat dengan baik. Di Xi‟an, terdapat
benteng kokoh yang mengelilingi kota, berdiri sejak zaman Dinasti Ming pada
tahun 1370 Masehi seluas 14 km, lengkap dengan gerbang (gate) yang terdapat di
beberapa titik. Di dalam kota Xi‟an terdapat perkampungan Muslim yang sudah
ada sejak sekitar 1.400 tahun lalu yang disebut „Muslim Quarter‟ atau „Hui
People’s Street‟, yaitu suatu kawasan yang mayoritas penduduknya adalah
masyarakat suku Hui yang beragama Islam.6 Di kota Xi‟an terdapat masjid
peninggalan sejarah yang sudah dibangun sejak tahun 996.7
Menurut Martin Frishman dalam buku Masjid-Masjid Bersejarah di
Jakarta menerangkan bahwa masjid merupakan suatu bangunan yang berfungsi
sebagai rumah atau tempat ibadah. Masjid adalah salah satu simbol dari agama
Islam.8 Masjid merupakan sarana tempat kegiatan-kegiatan agama Islam
dilakukan seperti shalat dan pengajian misalnya. Ciri khas dari bangunan masjid
pada umumnya adalah kubah yang terdapat diatas bangunan masjid, namun
bedanya masjid Niujie di China ini tidak memiliki kubah diatas bangunan
masjidnya. Struktur bangunan masjid Niujie diadaptasi seperti bangunan kuil
China. Masjid Niujie dengan masjid pada umumnya memiliki kesamaan yaitu
terdapat tulisan dan lambang-lambang Islam pada bangunannya. Masjid Raya
6“Sejarah Kota Xi‟an” artikel diakses pada 6 September 2015 dari
http://www.kompasiana.com/arisheruutomo/blusukan-di-kampung-muslim-xi-
an_552a3d45f17e61b96ed62408 7Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
8Kartum Setiawan, Masjid-Masjid Bersejarah di Jakarta (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 10.
71
Xi‟an adalah sebuah masjid yang terletak di kota Chang‟an yang saat ini dikenal
dengan kota Xi‟an, masjid raya Xi‟an merupakan masjid yang pertama berdiri di
Tiongkok.9
Dari tokoh Zhong Wen pada adegan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam hidup bermasyarakat memang sudah seharusnya kita sesama manusia
hendaknya memberikan dan menyebarkan informasi yang penting mengenai
bangunan-bangunan bersejarah seperti tempat beribadahnya umat muslim dan
umat beragama lainnya kepada sesama manusia. Terlihat pula Asma yang
beragama Muslim bersedia menerima informasi yang telah dijelaskan oleh Zhong
Wen. Hal ini memiliki pesan bahwa setiap umat beragama dapat hidup saling
berdampingan. Setiap orang seyogyanya dapat menerima informasi dari orang lain
yang berbeda agama dengannya, selama informasi tersebut benar dan tidak
menjelek-jelekan agama lain. Memberikan informasi kepada sesama umat muslim
atau dengan yang non muslim serta dapat menghargai pendapat orang lain
merupakan perwujudan sikap toleransi dalam beragama.10
3. Scene 3 (30.56-32.02)
Pada scene ini, setelah Asma dan Zhong Wen mengelilingi area masjid
dan berbincang-bincang mengenai sejarah masjid Niujie, Asma kagum akan
pengetahuan Zhong Wen mengenai sejarah masjid tersebut, sampai-sampai Asma
mengira Zhong Wen beragama Islam, namun kenyataannya Zhong Wen bukanlah
seorang muslim. Setelah berkeliling mengitari area masjid, Asma dan Zhong Wen
kembali ke masjid Niujie. Pada saat tiba di masjid, kemudian Asma pun hendak
9“Masjid Xi‟an” artikel diakses pada 7 September 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Xi%27an 10
H.M. Ali dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik (Jakarta: Bulan
Bintang, 1989), h. 83.
72
melaksanakan ibadah shalat di masjid Niujie, sedangkan Zhong Wen menunggu
diluar masjid.
Tabel 4.3
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type of Shot
Asma : Masuk
yuk.
Zhong Wen :
Maaf saya tidak
boleh masuk.
Asma : Kenapa?
Zhong Wen :
Saya bukan
muslim.
Long Shot
Menunjukan
keseluruhan
gambar fisik
subjek serta
memperlihatkan
tempat adegan
secara baik.
Medium Close Up
Memperlihatkan
bagian dada ke atas
dari subjek, terlihat
raut wajah Asma
yang terkejut
bercampur sedih.
Medium Close Up
Menonjolkan
objek, sebuah
tulisan larangan
masuk untuk orang
yang tidak
beragama muslim.
73
Long Shot
Menunjukan
keseluruhan
gambar fisik
subjek serta
memperlihatkan
tempat adegan
secara baik.
Long Shot
Menunjukan
keseluruhan
gambar fisik
subjek,
memperlihatkan
Zhong Wen sedang
berdiri diluar
masjid.
Long Shot
Menunjukan
memperlihatkan
tempat adegan
secara baik dan
memperlihatkan
kegiatan yang
dilakukan subjek
Denotasi :
Asma mengajak Zhong Wen untuk masuk ke dalam masjid, namun Zhong
Wen berkata tidak boleh masuk karena ia bukan seorang muslim. Kemudian
terlihat raut wajah Asma yang terlihat begitu terkejut dan sedih. Asma masuk ke
74
dalam masjid. Zhong Wen yang bukan beragama Muslim mempersilahkan Asma
untuk melaksanakan ibadah dan mematuhi aturan yang ada di masjid Niujie
dengan melihat papan tanda yang terdapat di luar bangunan masjid.
Konotasi :
Pada scene ini, terlihat Asma dan Zhong Wen masih berada di masjid
Niujie. Asma awalnya tidak mengetahui jika Zhong Wen itu ternyata bukan
beragama Islam, ia baru tahu ketika mengajak Zhong Wen untuk masuk ke dalam
masjid Niujie. Asma terkejut karena ternyata Zhong Wen bukanlah seorang
muslim namun begitu banyak mengetahui tentang sejarah masjid Niujie. Sebagai
seorang wanita muslim, disela-sela kegiatannya ia tidak lupa akan kewajibannya
sebagai seorang umat muslim yaitu melaksanakan ibadah shalat. Pada tokoh
Zhong Wen diperlihatkan bahwa sebagai non muslim, ia memiliki sikap toleransi
terhadap umat beragama lain untuk mempersilahkan Asma melaksanakan ibadah
serta mematuhi peraturan yang tertera pada sebuah tulisan di masjid Niujie yang
bertuliskan dimohon untuk tidak masuk jika bukan seorang muslim.
Mitos :
Toleransi antarumat beragama sudah tumbuh subur sejak abad ke-7,
karena sejak itu ajaran Islam sudah menyebar dari Timur Tengah dan masuk ke
China tengah melalui jalur sutera. Islam memiliki sejarah yang kaya di China,
sehingga Islam diakui 1 dari 5 agama resmi di China.11
Toleransi beragama sudah
tumbuh subur sejak dinasti Tang dan dinasti Song. Pedagang-pedagang dari Arab
diizinkan pemerintah berdagang dan menyebarkan agama Islam, termasuk
11
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
75
mendirikan masjid. Hubungan orang Arab dengan pemerintah dan rakyat setempat
sangat baik.12
Dalam adegan diatas diperlihatkan toleransi beragama yang dilakukan oleh
tokoh Zhong Wen yang tidak menghalangi Asma untuk beribadah bahkan ia
mempersilahkan Asma untuk melaksanakan ibadah shalat dan menunggu Asma di
luar masjid. Toleransi merupakan sikap lapang dada untuk menghormati dan
membiarkan pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah mereka menurut
ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini.13
4. Scene 4 (32:12-33:08)
Seusai melaksanakan ibadah shalat, Asma dan Zhong Wen kembali
melanjutkan perjalanannya. Kali ini Asma singgah sejenak di salah satu toko yang
menjual beberapa cendramata dan perlengkapan shalat salah satunya yaitu kopiah.
Kemudian Zhong Wen pun menghampiri Asma, dan Asma pun memanggil Zhong
Wen untuk masuk ke dalam toko tersebut.
12
“Toleransi Beragama di China” artikel diakses pada 14 Agustus 2015 dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/05/28/18440319/toleransi.beragama.sudah.lama.tumbuh.su
bur.di.china 13
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180.
76
Tabel 4.4
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type of Shot
Asma : Zhong
Wen. (Sambil
melambaikan
tangannya kepada
Zhong Wen)
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma yang
sedang melihat-
lihat ke dalam
toko.
Close Up
Memperlihatkan
benda secara jelas.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma yang
sedang melihat ke
arah Zhong Wen,
dan terlihat pula
Zhong Wen sedang
melihat ke arah
Asma.
77
Asma : Ini buat
kamu. (Sambil
memberikan
kopiah kepada
Zhong Wen)
Zhong Wen :
Buat Saya? Tapi
saya kan bukan
muslim.
Asma : Ga apa-
apa, kamu simpen
aja.
Zhong Wen : Xie-
xie.
(Terimakasih)
Asma : Coba pake
deh. (Kemudian
Zhong Wen
memakai kopiah
tersebut dan di
betulkan cara
memakainya oleh
Asma)
Close Up
Memperlihatkan
benda secara jelas.
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
ekspresi Zhong
Wen yang sedang
bertanya kepada
Asma.
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
ekspresi Asma
yang sedang
berbicara kepada
Zhong Wen.
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
kegiatan yang
sedang dilakukan
oleh subjek.
78
Asma : Bagus.
Zhong Wen :
Beneran?
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
ekspresi Asma
yang sedang
tersenyum melihat
Zhong Wen
memakai kopiah.
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
ekspresi Zhong
Wen tersenyum
ketika mengenakan
kopiah pemberian
Asma.
Denotasi :
Pada gambar pertama terlihat Asma sedang memasuki sebuah toko. Pada
gambar kedua diperlihatkan secara jelas Asma sedang memegang salah satu
kopiah yang terdapat pada toko tersebut. Pada gambar ketiga Zhong Wen sedang
berada di luar toko kemudian Asma memanggilnya dengan melambaikan tangan
kepadanya. Pada gambar keempat Asma memberikan kopiah tersebut kepada
Zhong Wen. Pada gambar kelima terlihat ekspresi Zhong Wen yang bertanya
keheranan kepada Asma. Pada gambar keenam terlihat Asma sedang mengatakan
sesuatu kepada Zhong Wen. Gambar ketujuh diperlihatkan Zhong Wen sedang
menggunakan kopiah pemberian Asma dan kemudian Asma membantu
memakaikan kopiah tersebut. Pada gambar kedelapan terlihat ekspresi Asma yang
tersenyum ketika melihat Zhong Wen menggunakan kopiah tersebut. Pada gambar
79
terakhir terlihat ekspresi Zhong Wen yang tersenyum senang ketika diberikan
kopiah oleh Asma serta menerima pemberian Asma walaupun Zhong Wen tahu
bahwa ia dan Asma memiliki keyakinan yang berbeda.
Konotasi :
Pada gambar terlihat latar belakang tempat berada didalam sebuah toko
yang menjual beberapa cendramata dan perlengkapan shalat salah satunya yaitu
kopiah. Zhong Wen yang bukan seorang muslim tidak segan untuk masuk ke toko
tersebut ketika Asma mengajaknya. Di dalam toko terlihat Asma yang tertuju
kepada salah satu benda yang terdapat pada toko tersebut yaitu sebuah kopiah
yang kemudian ia berikan kopiah tersebut kepada Zhong Wen. Awalnya Zhong
Wen ragu dan bertanya kepada Asma ketika ia diberi kopiah kalau ia bukan
muslim. Namun Asma menjawab tidak apa-apa, disimpan saja. Kemudian Zhong
Wen menggunakan kopiah tersebut, dan Asma pun membantunya untuk
membetulkan kopiah tersebut sambil memuji Zhong Wen. Kemudian terlihat raut
wajah Zhong Wen yang tersenyum gembira dan menghargai apa yang telah
diberikan oleh Asma.
Mitos :
Dalam Islam dinyatakan agar menghormati dan menghargai penganut
agama yang berbeda, dan mengajarkan amar ma‟ruf nahi munkar yang artinya
melakukan kebaikan dan tidak melakukan kejahatan, mengarahkan supaya hidup
rukun, hidup sejahtera material dan spiritual.14
Seperti pada adegan yang
dilakukan Asma yang memberikan kopiah kepada Zhong Wen hanya untuk
14
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180.
80
disimpan dan dijadikan kenang-kenangan merupakan bentuk sikap mempererat
hubungan pertemanan yang terjalin diantara mereka. Kemudian sikap Zhong Wen
menerima kopiah pemberian Asma merupakan bentuk perwujudan toleransi atau
sikap menghargai dengan menerima pemberian yang diberikan oleh Asma yang
beragama muslim.
5. Scene 5 (33:11-33.51)
Pada scene ini, setelah Asma dan Zhong Wen keluar dari sebuah toko
tempat penjualan kopiah, Asma dan Zhong Wen kembali melanjutkan
perjalanannya. Di dalam perjalanan tersebut, Zhong Wen menanyakan
beberapa hal kepada Asma.
Tabel 4.5
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type of Shot
Zhong Wen : Apa
semua perempuan
muslim di
Indonesia
bersalaman
dengan cara
seperti kamu?
Asma : Iya, apa
lagi kalau mereka
memakai jilbab.
Zhong Wen : Jadi
laki-laki dan
perempuan tidak
boleh bersentuhan
sama sekali?
Asma : Kecuali
sama mahramnya.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma dan
Zhong Wen sedang
bercakap-cakap.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
Zhong Wen sedang
berbicara dengan
81
Zhong Wen :
Mahram?
Asma : Mahram
itu artinya laki-
laki yang
diharamkan atau
tidak boleh
dinikahi. Selain
mahram, hanya
sang suami yang
boleh melihat
muslimah tanpa
jilbab atau
menyentuh
mereka.
Zhong Wen :
Kalau ciuman?
Asma : ga boleh.
Asma dengan
memperlihatkan
tangannya yang
sedang
disedekapkan.
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
kegiatan yang
sedang dilakukan
oleh subjek yaitu
Asma sedang
menjelaskan
sesuatu kepada
Zhong Wen.
Medium Close Up
Memperlihatkan
ekspresi wajah
dengan jelas dan
fokus.
Zhong Wen :
Pelukan?
Asma : Ya ga
boleh lah.
Medium Close Up
Gambar diambil
hingga dada,
sehingga terlihat
kegiatan yang
sedang dilakukan
oleh subjek, Asma
sedang berbincang-
bincang dengan
82
Zhong Wen sambil
tersenyum.
Denotasi :
Terlihat pada gambar pertama Zhong Wen sedang bertanya kepada Asma
mengenai cara bersalaman dengan perempuan muslim, sebagai seorang muslim
yang berbeda agama dan keyakinan dengan Zhong Wen Asma pun bersedia
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Zhong Wen. Pada gambar kedua terlihat
Zhong Wen kembali bertanya kepada Asma sambil memperagakan kedua
tangannya yang disedekapkan. Pada gambar ketiga terlihat Asma sedang
menjelaskan sesuatu kepada Zhong Wen. Pada gambar keempat terlihat ekspresi
Zhong Wen dengan serius bertanya kembali kepada Asma. Pada gambar kelima
terlihat Asma menjawab pertanyaan sambil tersenyum begitu juga dengan Zhong
Wen yang memperlihatkan ekspresi tersenyum.
Konotasi :
Konotasi yang terdapat pada adegan ini, Zhong Wen yang memiliki
perbedaan agama dengan Asma, merasa ingin tahu tentang cara bersalaman yang
dilakukan oleh semua perempuan muslim di Indonesia sama dengan apa yang
dilakukan oleh Asma, dan bertanya jadi perempuan dan laki-laki tidak boleh
bersentuhan sama sekali. Asma yang berkeyakinan Islam bersedia menjelaskan
kepada Zhong Wen, bahwa perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya
dilarang bersentuhan apalagi perempuan yang menggunakan jilbab. Lalu Zhong
Wen terlihat bertanya kembali kepada Asma mengenai apa itu mahram, kemudian
Asma menjelaskan mahram adalah laki-laki yang diharamkan atau tidak boleh
dinikahi, selain mahram, hanya suamilah yang boleh melihat perempuan
83
muslimah tanpa jilbab atau menyentuh mereka. Saling tolong menolong dalam
memberikan informasi kepada manusia yang sama maupun berbeda agama
merupakan suatu sikap yang terpuji, selama tidak menyinggung atau memaksa
seseorang tersebut yang berbeda agama agar masuk kedalam agama yang
dianutnya.
Mitos :
Umat Islam sangat menjunjung tinggi toleransi beragama, seperti yang
tertuang dalam piagam Madinah yang mengatur hubungan antara komunitas-
komunitas yang majemuk. Dalam piagam itu antara lain ditekankan pada
hubungan tetangga yang baik, saling membantu dan menghadapi musuh bersama.
Membela mereka yang teraniaya saling menasehati dan menghormati kebebasan
beragama.15
Saling membantu dalam memberikan informasi atau pengetahuan
tentang agama Islam terhadap umat beragama atau berkeyakinan lain juga
merupakan bentuk perwujudan sikap toleransi dalam beragama.
Seperti halnya Zhong Wen yang ingin mengetahui bagaimana cara
bersalaman perempuan muslim dan menanyakannya kepada Asma. Asma
menjelaskan dan memberitahu kepada Zhong Wen mengenai cara bersalamannya
perempuan muslim, di dalam Islam wanita dengan lelaki yang bukan muhrimnya
dilarang untuk bersentuhan.16
Rasulullah saw melarang berjabat tangan laki-laki dengan wanita yang
bukan mahramnya. Beliau juga mengharamkan seorang laki-laki menyentuh
wanita yang tidak halal baginya. Beliau bersabda: “Kepala salah seorang ditusuk
15
Dr. Soegeng Hardiyanti, Agama dalam Dialog: pencerahan, perdamaian masa depan
(Jakarta: BPK gunung Mulia, 2003), h. 61. 16
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
84
dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang
tidak halal baginya”.17
Jadi, bersalaman, bersentuhan, apalagi berciuman adalah larangan agama
bagi siapa saja tanpa pandang bulu. Jangankan menyentuh atau bersalaman,
memandang agak lama saja sudah dilarang oleh agama. Hal ini menunjukkan
betapa agama Islam sangat menghormati dan memuliakan kaum wanita dari
tindakan-tindakan lelaki yang tidak bertanggung jawab.18
Memberitahu mengenai ajaran Islam kepada orang lain yang non muslim
diperbolehkan selama tidak memaksanya untuk masuk dalam ajaran Islam. Seperti
yang telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 256:
ين اهآ فى الد اكرآ شـد هنآ الغآي لآ يؤ قآد تبآينآ الر كفـر بالطا غىت وآ ن يـ وآ با هلل هن فـآ
ة الىثق داستآوسآكآ بالعروآ ا مآ لآهآا فآقـآ لين ى لآ انفصآ ويع عآ هللا سآ وآ
Artinya :
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang
sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut (apa saja yang disembah
selain Allah SWT) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah
berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.
Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 256)
6. Scene 6 (33:56-34:30)
Setelah berbincang-bincang mengenai cara bersalaman yang dilakukan
oleh perempuan muslim. Kemudian Asma dan Zhong Wen kembali
melanjutkan perjalanannya, dan kembali Zhong Wen dan Asma berbincang-
bincang seputar agama. Dalam obrolannya tersebut terdapat sikap memberikan
argumentasi satu sama lain.
17
Mahmud asy-Syafrowi, Assalamu’alaikum Tebarkan Salam Damaikan Alam
(Yogyakarta: Mutiara Media, 2009), h. 157. 18
“Larangan bersalaman, bersentuhan, dan berciuman” artikel diakses pada 7 September
2015 dari https://desaakhirat.wordpress.com/2013/03/18/larangan-bersalamanmenyentuh-wanita-
yg-bukan-muhrim-nya/
85
Tabel 4.6
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type of Shot
Zhong Wen : Jika
tidak ada agama,
tidak akan ada
saling bunuh,
kekerasan,
peperangan.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma dan
Zhong Wen sedang
bercakap-cakap.
Asma : Kekerasan
dan peperangan
bukan terjadi
hanya karena
agama, tapi
karena ambisi
manusia yang
ingin berkuasa
dan serakah yang
menjadi penyebab
utama perang.
Sesama penganut
agama juga bisa
perang, Negara
yang ga percaya
Tuhan aja perang.
Zhong Wen : Tapi
kenyataannya kan
selalu
mengatasnamakan
agama.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma dan
Zhong Wen
sedang bercakap-
cakap.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma dan
Zhong Wen
sedang bercakap-
86
Asma : Itu
manusianya,
bukan agamanya.
cakap.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
gambar Asma
sedang
menjelaskan
sesuatu kepada
Zhong Wen.
Asma : Kalau
kamu
membayangkan
dunia akan damai
tanpa agama,
kamu justru salah
besar Zhong Wen.
Karena yang
terjadi akan
sebaliknya,
perang akan jauh
lebih dahsyat.
Medium Close Up
Memperlihatkan
bagian dada ke
atas dari subjek,
terlihat Asma
sedang berbicara
sambil
membayangkan
sesuatu.
Medium Close Up
Memperlihatkan
ekspresi Zhong
Wen yang
mengehela nafas
sambil
mengangguk.
87
Zhong Wen :
Cerdas.
Medium Close Up
Memperlihatkan
ekspresi Zhong Wen
yang memberikan
dua jempol kepada
Asma, dan ekspresi
Asma ketika di beri
dua jempol oleh
Zhong Wen.
Denotasi :
Pada gambar pertama terlihat Asma dan Zhong Wen sedang berjalan di
tengah-tengah pepohonan rindang sambil bercakap-cakap. Di gambar kedua
terlihat Asma sedang berbicara kepada Zhong Wen. Gambar ketiga terlihat
ekspresi Zhong Wen yang serius saat berbicara dengan Asma. Gambar keempat
terlihat Asma sedang menunjukkan tangannya kepada Zhong Wen. Gambar
kelima terlihat raut wajah Asma dan Zhong Wen yang sedang membayangkan
sesuatu. Gambar keenam terlihat ekspresi Zhong Wen yang sedang berfikir sambil
mengangguk. Pada gambar yang ketujuh diperlihatkan adegan ketika Zhong Wen
memberikan dua jempol kepada Asma, dan ekspresi Asma yang tersenyum
melihat Zhong Wen memberikan dua jempol kepadanya.
Dalam adegan ini terlihat Asma dan Zhong Wen saling berargumen satu
sama lain, namun dari berargumen tersebut tidak menimbulkan tidak adanya sikap
toleransi. Asma dan Zhong Wen dalam memberikan pendapatnya tetap menjaga
sikap toleran saling mendengar argumen satu sama lain dan tidak menimbulkan
perselisihan.
88
Konotasi :
Konotasi yang terdapat pada adegan ini, Asma dan Zhong Wen berasal
dari dua Negara yang berbeda dan memiliki perbedaan keyakinan ini saling
bertukar informasi dan berargumen satu sama lain. Seperti yang terlihat pada
adegan pertama ketika Zhong Wen membahas jika tidak ada agama, tidak akan
ada saling bunuh, kekerasan, peperangan. Pada adegan kedua Asma menyanggah
pendapat Zhong Wen secara halus, dengan menjelaskan kepada Zhong Wen
bahwa kekerasan dan peperangan bukan terjadi hanya karena agama, tapi karena
ambisi manusia yang ingin berkuasa dan serakah yang menjadi penyebab utama
perang. Sesama penganut agama juga bisa perang, Negara yang ga percaya Tuhan
aja perang. Kemudian pada adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen kembali
berargumen dengan halus dan berkata bahwa kenyataannya kan selalu
mengatasnamakan agama. Lalu Asma menjelaskan kembali kepada Zhong Wen,
itu manusianya, bukan agamanya. Kalau kamu membayangkan dunia akan damai
tanpa agama, kamu justru salah besar Zhong Wen. Karena yang terjadi akan
sebaliknya, perang akan jauh lebih dahsyat. Kemudian pada adegan selanjutnya
terlihat Zhong Wen menerima pendapat Asma dan memuji Asma dengan berkata
cerdas dan memberikan tanda dengan mengacungkan kedua jempolnya kepada
Asma yang bisa diartikan bagus atau hebat. Asma dan Zhong Wen saling
menghargai pendapatnya satu sama lain, hal ini merupakan wujud sikap toleransi
diantara umat beragama.
Mitos :
Dalam bahasa Arab toleransi disebut tasamuh yang artinya diantara
mereka yang berbeda pendapat, hendaknya bisa saling memberikan tempat bagi
pendapatnya. Masing-masing pendapat berhak untuk mengembangkan
89
pendapatnya dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain. Toleransi diartikan
memberikan tempat kepada pendapat yang berbeda. Pada saat bersamaan sikap
menghargai pendapat yang berbeda itu disertai dengan sikap menahan diri atau
sabar. Oleh karena itu, diantara orang yang berbeda pendapat harus
memperlihatkan sikap yang sama, yaitu saling menghargai dengan sikap yang
sabar.19
Di dalam kehidupan sehari-hari, beradu pendapat dengan orang lain baik
yang seagama maupun yang berbeda agama kerap kali terjadi. Namun dari sikap
yang dicontohkan oleh tokoh Asma dan Zhong Wen diperlihatkan bagaimana
sikap yang baik dalam menerima dan menyanggah pendapat orang lain. Sikap
menyanggah pendapat orang lain harus dilakukan secara halus dan baik agar
menghindari adanya perasaan tersinggung atau perdebatan hebat yang akhirnya
menimbulkan perselisihan. Memberikan apresiasi baik kepada seseorang yang
telah memberikan pendapat yang benar dan baik merupakan wujud dari sikap
menghargai atau toleran.
7. Scene 7 (46:42-47:16)
Pada scene ini diceritakan suatu ketika Asma dan Zhong Wen kembali
bertemu, Zhong Wen memberikan sebuah tiket kereta kepada Asma untuk
perjalanan menuju Yunan tempat patung Ashima berada. Di jalan Asma dan
Zhong Wen kemudian bertemu dengan Dewa mantan kekasih Asma. Lalu
mereka bertiga pergi menuju sebuah bangunan bersejarah di China yaitu Kuil
bumi dan langit.
19
“Toleransi terhadap pendapat agama lain” artikel diakses pada 7 September 2015 dari
httpstaff.uny.ac.id.
90
Tabel 4.7
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type of Shot
Zhong Wen :
Inilah kuil bumi
dan langit.
Zhong Wen : Kuil
bumi dan langit,
kalau bumi
diwakili dengan
bangunan persegi
empat, kalau
langit diwakili
oleh lingkaran.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
Zhong Wen sedang
menunjuk ke suatu
tempat.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
Zhong Wen sedang
menjelaskan
bentuk bangunan
kuil tersebut.
91
Zhong Wen :
Nah, hal ini
menyebabkan
bahwa bumi dan
langit bukan dua
hal yang berbeda.
Zhong Wen : Jadi
salah kalau ada
pepatah yang
mengatakan
bahwa ada
perbedaan antara
bumi dan langit.
Karena pada
akhirnya semua
perbedaan itu bisa
dipersatukan.
Dewa : Maaf,
sorry instruksi
sebentar. Agama
kamu apa?
Medium Close Up
Diperlihatkan
objek gambar
tembok yang
berbentuk persegi
empat.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
Zhong Wen
menjelaskan
sejarah kuil kepada
Asma.
Long Shot
Memperlihatkan
tempat adegan, dan
terlihat Zhong
Wen sedang
mengepalkan
kedua tangannya.
Long Shot
Memperlihatkan
tempat adegan, dan
terlihat Dewa
sedang bertanya
kepada Zhong
Wen.
92
Zhong Wen :
Maaf?
Dewa : Ya agama
kamu, Hindu,
Budha atau
Kristen. Tapi
yang jelas bukan
Islam kan?
Atheis?
Zhong Wen :
Saya percaya
dengan adanya
Tuhan. Hanya
ragu dengan
agamanya.
Close Up
Memperlihatkan
wajah seseorang
dengan ukuran
penuh, terlihat
Zhong Wen
memasang raut
wajah
kebingungan.
Close Up
Memperlihatkan
wajah seseorang
dengan ukuran
penuh, terlihat
ekspresi Dewa
yang sedang
berbicara serius
kepada Zhong
Wen.
Close Up
Memperlihatkan
wajah seseorang
dengan ukuran
penuh, terlihat
Zhong Wen yang
sedang berbicara
kepada Dewa
Denotasi :
Terlihat pada gambar pertama Zhong Wen sedang menunjukan tangannya
kesuatu tempat. Pada gambar kedua terlihat secara jelas sebuah bangunan Kuil.
Gambar ketiga terlihat Zhong Wen dan Asma menaiki tangga di area bangunan
kuil sambil menjelaskan sesuatu. Gambar keempat terlihat sebuah objek tembok
93
yang berbentuk persegi empat. Pada gambar kelima terlihat Zhong Wen yang
sedang menjelaskan sesuatu tentang bangunan Kuil dan mengacungkan dua
jarinya, serta latar tempat yang terlihat adalah bangunan kuil yang berbentuk
lingkaran. Gambar keenam terlihat Zhong Wen sedang menyatukan dan
mengepalkan kedua tangannya sambil menjelaskan sesuatu kepada Asma. Asma
dan Dewa yang berkeyakinan Islam tidak segan untuk memasuki kawasan Kuil
dan melihat-lihat bangunan bersejarah tersebut. Asma pun tidak sungkan untuk
menerima informasi mengenai sejarah Kuil tersebut yang telah dijelaskan Zhong
Wen kepadanya. Kemudian adegan tambahan mengenai status agama yang dianut
Zhong Wen, terlihat ketika Dewa berbicara kepada dengan Zhong dengan
menunjukan jarinya kepada Zhong Wen. Adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen
yang begitu kebingungan dengan pertanyaan yang diberikan Dewa. Adegan
selanjutnya diperlihat ekspresi Dewa ketika bertanya kepada Zhong Wen dengan
wajah yang serius. Lalu terlihat ekspresi Zhong Wen yang menjawab pertanyaan
Dewa dengan santai.
Konotasi :
Konotasi yang terdapat pada adegan ini adalah ketika Zhong Wen
mengajak Asma dan Dewa mengunjungi sebuah Kuil yang terdapat di China yang
disebut dengan sebutan Kuil Bumi dan Langit. Pada gambar kedua terlihat dengan
jelas tekstur bangunan Kuil yang berbentuk lingkaran dengan tiga tingkatan
kubahnya. Pada gambar ketiga terlihat Zhong Wen sedang menjelaskan tentang
tekstur dari bangunan Kuil tersebut yaitu kalau bumi diwakili dengan bangunan
persegi empat, kalau langit diwakili oleh lingkaran dan diperjelas bangunan
persegi empat yang terdapat pada ubin ditembok Kuil tersebut. Gambar
94
selanjutnya terlihat Zhong Wen mengangkat dua jarinya sambil menjelaskan
kepada Asma bahwa bumi dan langit bukan dua hal yang berbeda. Gambar
selanjutnya terlihat Zhong Wen menyatukan dan mengepalkan dua tangannya
yang bermaksud bahwa salah jika ada pepatah yang mengatakan bahwa ada
perbedaan antara bumi dan langit. Karena pada akhirnya semua perbedaan itu bisa
dipersatukan. Dapat dilihat bahwa tidak hanya Zhong Wen yang mengetahui
tentang sejarah Islam, Asma pun juga mendapatkan informasi dan pengetahuan
tempat bersejarah baru yaitu Kuil bumi dan langit. Ini merupakan cerminan suatu
sikap toleransi dalam beragama. Selain itu terdapat adegan dimana Dewa
menanyakan agama yang dianut oleh Zhong Wen, kemudian Zhong Wen bertanya
kembali sambil merasa keheranan. Pada adegan berikutnya terlihat Dewa
memperjelas pertanyaannya kepada Zhong Wen mengenai agama apa yang di
anut dengan menyebutkan beberapa agama, setelah itu terlihat Zhong Wen
menjawab secara jelas bahwa ia mempercayai adanya Tuhan, hanya ragu dengan
agamanya.
Mitos :
Asma adalah seorang muslimah dari Indonesia yang membawa identitas
muslimnya diamanapun ia berada dengan simbol yang selalu ia gunakan yaitu
jilbab. Terlihat dalam adegan film ketika Asma di dalam kuil dengan
menggunakan jilbab diantara orang-orang non muslim20
, ini terbukti bahwa kaum
muslim dan non muslim di China hidup saling berdampingan.
Toleransi adalah kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbeda-
beda tentang kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan orang lain
20
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
95
terhadap agama yang dipeluknya.21
Toleransi beragama dipahami sebagai sikap
terbuka dan mau mengakui adanya perbedaan baik dari sisi suku bangsa, warna
kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, serta agama.22
Menerima adanya perbedaan agama yang ada merupakan sikap yang harus
dimiliki oleh setiap manusia dalam hidup beragama dan bermasyarakat.
Kesediaan menerima kenyataan kemajemukan dalam pendapat dan agama, dan
bersedia menerima kemajemukan masyarakat dengan tindakan tidak bersikap
reaksi dan menentang, dihargai dan dihormati. Setiap ajaran agama mengandung
ajaran keimanan atau kaidah-kaidah asasi yang dipercayai kebenarannya secara
mutlak, yang bersumber kepada wahyu Ilahi yang diturunkan untuk umat
manusia, dijadikan nilai dan norma hidup kemasyarakatan dan Negara.23
Sekedar mengetahui sejarah atau pengetahuan tentang tempat ibadah
agama lain dalam Islam diperbolehkan, selama tidak mengganggu keyakinan yang
dianut. Sikap Asma menerima informasi yang telah dijelaskan oleh Zhong Wen
mengenai Kuil tersebut merupakan salah satu sikap menghargai dan menerima
atau bisa disebut dengan toleransi antar umat beragama.
Pada adegan terakhir diatas juga dipelihatkan ketika Zhong Wen
menjelaskan mengenai agama apa yang di anut dengan menjawab pertanyaan
Dewa bahwasannya ia percaya adanya Tuhan, hanya ragu dengan agamanya.
Sesuai dengan penjelasan diatas bahwasannya jika seseorang mempercayai
adanya Tuhan namun ragu dengan agamanya disebut dengan orang yang
berkeyakinan Agnostik. Agnostik adalah suatu keyakinan seseorang yang
21
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180. 22
“Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari www.academia.edu. 23
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180-181.
96
menganggap bahwa eksistensi Tuhan tidaklah mustahil, sekalipun menganggap
bahwa eksistensi Tuhan sangat kecil kemungkinan adanya, dan masih adanya
keraguan akan kebenaran agama.24
Berbeda dengan Ateis mengenai keyakinan
seseorang yang tidak mempercayai adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi.25
8. Scene 8 (01:00:22-01:00:32)
Setelah Asma dan Zhong Wen pergi ke Kuil Bumi dan Langit bersama
Dewa mantan kekasih Asma, keesokan harinya ketika Asma dan Zhong Wen
berencana untuk pergi ke Yunan melihat patung Ashima, tiba-tiba Asma jatuh
sakit ketika ia berada di kantor dan harus dilarikan ke rumah sakit. Kemudian
Asma pun kembali ke Indonesia untuk berobat, lalu Sekar memberikan surat
kepada Zhong Wen yang ditulis oleh Asma. Setelah sekian lama Asma dan Zhong
Wen tidak berjumpa bahkan tidak berkomunikasi. Zhong Wen merasa rindu dan
kehilangan Asma. Hal yang Zhong Wen lakukan ketika rindu dengan Asma yaitu
dengan mendatangi masjid Niujie dengan membawa kopiah yang pernah
diberikan oleh Asma. Dari perkenalannya dengan Asma yang kemudian membuat
Zhong Wen merasakan adanya hidayah masuk kedalam dirinya, sampai-sampai ia
memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
24
“Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14 September 2015 dari
http://www.academia.edu/3418084/Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Russell 25
“Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari http://www.e-
jurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html
97
Tabel 4.8
Visual/ Gambar Audio/ Suara Type Of Shot
Ustad : Asyhadu
Alla Ilaha Illallah.
Zhong Wen :
Asyhadu Alla
Ilaha Illallah.
Ustad : Wahdahu
Laa Syarikalah
Wa Asyhadu
Anna
Muhammadan
Abduhu
Warasuluh.
Zhong Wen :
Wahdahu Laa
Syarikalah Wa
Asyhadu Anna
Muhammadan
Abduhu
Warasuluh.
Long Shot
Digunakan untuk
memperlihatkan
tempat adegan ini
berada, dan
diperlihatkan
bagaimana seorang
Ustad sedang
membimbing
Zhong Wen untuk
mengucapkan lafaz
Allah.
Medium Close Up
Memperlihatkan
bagian dada ke atas
dari subjek, terlihat
Zhong Wen dan
seorang Ustad
sedang
mengangkat satu
sambil melafazkan
lafaz Allah.
Denotasi :
Pada gambar pertama diperlihatkan Zhong Wen dengan seorang ustad
sedang berada di dalam sebuah masjid dan sedang duduk berhadapan. Pada
gambar kedua terlihat secara jelas bagaimana Zhong Wen dan seorang Ustad
tersebut mengangkat salah satu jarinya ke atas sambil mengucapkan lafaz Allah.
98
Konotasi :
Konotasi yang terdapat pada adegan ini adalah ketika Zhong Wen dan
seorang ustad berada di dalam masjid dan sedang duduk berhadapan. Zhong Wen
dibimbing seorang Ustad untuk mengucapkan lafaz dua kalimat syahadat sebagai
syarat menjadi seorang mualaf. Pada gambar kedua terlihat bagaimana Zhong
Wen dan seorang Ustad mengangkat salah satu jarinya ke atas sebagai tanda
bahwa Allah itu satu, tiada Tuhan selain Allah.
Mitos :
Mualaf berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, menyerah, dan
pasrah. Sedangkan, dalam pengertian Islam, mualaf digunakan untuk menunjuk
seseorang yang baru masuk agama Islam.26
Syarat menjadi seorang mualaf adalah
mengucapkan dua kalimat syahadat Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah. Syahadat tersebut artinya adalah persaksian,
bahwa dengan kalimat tersebut, seorang mualaf tersebut telah mengetahui secara
ilmu dan bersaksi serta benar-benar meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa
hanya Allah swt satu-satunya Illah (Tuhan) yang pantas untuk disembah, begitu
juga bahwa Baginda Nabi Muhammad saw adalah utusan dan Nabi terakhir yang
diutus oleh Allah.27
Dari adegan diatas dapat disimpulkan bahwa Zhong Wen telah
mendapatkan hidayah yang masuk atau yang ia dapatkan ketika ia bersama Asma.
Karena percakapannya dengan Asma mengenai pertanyaan-pertanyaan bagaimana
26
“Definisi Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http://www.mualafcenter.
com/ tujuan/pengertian-mualaf/ 27
“Syarat Menjadi Seorang Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari
http://www.solusiislam.com/2013/11/tanya-jawab-seputar-mualaf-yang-baru.html
99
ajaran agama Islam kepada Asma membuat hatinya terketuk dan akhirnya
memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Pada adegan diatas terlihat secara
jelas bagaimana proses yang dilakukan oleh Zhong Wen bersama salah seorang
Ustad untuk melakukan syarat menjadi seorang mualaf yaitu dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan ini, film Assalamualaikum Beijing cukup banyak
menampilkan adegan toleransi antar umat yang berbeda keyakinan. Karakter
pemeran utama yaitu Asma yang selalu menjunjung tinggi nilai keagamaan
atau keyakinannya terhadap Islam dengan cara menjaga kesucian dan
kehormatannya sebagai wanita muslim serta menjunjung tinggi sikap toleransi
terhadap umat berkeyakinan lain. Sedangkan tokoh Zhong Wen, seorang laki-
laki yang berkeyakinan Agnostik juga menjunjung sikap toleransi terhadap
Asma yang sudah jelas memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti mengacu
pada fokus perumusan masalah. Dengan melihat melalui pendekatan teori
Roland Barthes, maka kesimpulan peneliti terhadap rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Makna Denotasi
Analisis film Assalamualaikum Beijing dibagi dua bagian oleh peneliti,
bagian pertama adalah cerita yang terdapat dalam pengantar cerita yang
memiliki makna denotasi sebagai film yang menggambarkan bagaimana
potret wanita Islam, khususnya wanita muslim Indonesia yang hidup
ditengah-tengah Negara tirai bambu yaitu China. Asma sebagai pemeran
utama dalam film ini menggambarkan bagaimana sikap toleransinya
terhadap umat berkeyakinan lain.
101
Bagian kedua adalah kisah tentang seorang laki-laki asal Tiongkok
bernama Zhong Wen yang hidup tanpa memiliki agama namun dalam film
digambarkan bagaimana ia menjalin hubungan dan bersikap toleransi
terhadap umat beragama lain.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terdapat pada film ini bagaimana potret ajaran
umat muslim, khususnya wanita muslim menjaga kesucian dan
kehormatannya seperti yang digambarkan oleh tokoh Asma. Bersikap
toleransi yang digambarkan tokoh Asma kepada Zhong Wen yang memiliki
keyakinan berbeda dengan cara menghargai pendapatnya, menerima
informasi yang disampaikan, dan menyanggah pendapat dengan cara yang
baik agar menghindari timbulnya perselisihan.
Selain itu tokoh Zhong Wen yang notabene tidak beragama pun
digambarkan menghargai, dan memiliki sikap toleransi kepada umat
beragama lain seperti mempersilahkan umat beragama lain untuk
melakukan ibadah sesuai ajaran agamanya, dan lain-lain.
3. Makna Mitos
Mitos yang terkandung dalam film ini yaitu bagaimana sikap toleransi
antar umat yang berbeda berkeyakinan. Diperlihatkan bahwa Islam adalah
agama yang menghargai perbedaan dan memiliki toleransi yang tinggi.
Begitupun dengan umat berkeyakinan lain di China yang terlihat sudah
menerima adanya ajaran Islam masuk ke China dan mereka saling hidup
berdampingan dan memiliki rasa toleransi terhadap agama lain khususnya
agama Islam.
102
Dengan ketiga makna diatas peneliti menyimpulkan bahwa makna
toleransi beragama dalam film Assalamualaikum Beijing ini menerangkan
bahwa setiap umat yang berbeda keyakinan memiliki sikap toleransi yang
diajarkan sesuai dengan ajaran agama dan keyakinan yang dianutnya
masing-masing. Sikap toleransi yang dikembangkan dalam hidup
bermasyarakat untuk menghindari adanya perselisihan antarumat beragama
dan bernegara.
B. Saran
Terkait dengan penelitian ini ada beberapa saran yang penulis dapat
sampaikan:
1. Masyarakat khususnya untuk kaum remaja diharapkan untuk melihat atau
menyaksikan film yang tidak hanya memiliki tayangan hiburan, akan tetapi
film yang memiliki tayangan-tayangan yang bernilai edukasi agar
menambah wawasan baru terutama dalam hal agama.
2. Bagi penulis, film ini sudah memenuhi kriteria yang baik untuk sebuah
film. Terdapat unsur edukasi, informasi, dan juga sedikit hiburan. Tanpa
harus menyudutkan satu pihak atau menyudutkan agama dan keyakinan
tertentu. Film ini memberikan contoh yang baik kepada masyarakat
mengenai bagaimana caranya bersikap yang baik dan bersikap toleransi
terhadap umat beragama dan berkeyakinan lain. Film ini bisa dijadikan
contoh bagi mereka yang ingin membuat film drama religi tanpa harus
melupakan fungsi film sebagai sarana edukasi dan hiburan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ali. (1989). Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik. Jakarta: Bulan
Bintang.
Aloliliweri. (2011). Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Aminuddin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: PT Sinar Baru
Algesindo.
Bahreisy, S., & Bahreisy, S. (2005). Tafsir Ibnu Katsier. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.
________. (2006). Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Berger, A. A. (1999). Media Analysis Techniques. Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Bungin, B. (2008). Komunikasi Sosial Media Massa. Jakarta: Prenada Media
Group.
Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo.
Christomy, T. (2004). Semiotika Budaya. Depok: PPKB Universitas Indonesia.
Effendy, H. (1986). Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Jakarta: CV
Pedoman Ilmu Jaya.
Elvinaro, & Erdinaya, L. K. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Hardiyanti, S. (2003). Agama dalam Dialog: Pencerahan, Perdamaian Masa
Depan. Jakarta: BPK gunung Mulia.
Himawan Pratista. (2009). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Ibrahim, I. S. (2011). Budaya Populer Sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape
dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.
Jalaluddin. (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo.
Joni Armand Hamid. (2014). Dasar-dasar Fotografi dan Kamera Televisi.
Kahmad, D. (2002). Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
104
Naibaho, K. (2008). Film; Tarian; Karya; Akses; Seni; Masyarakat. Visi Pustaka.
Prakoso, G. (1997). Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental &
Dokumenter. Jakarta: Fatma Press, FFTV-IKJ.
Pranajaya, A. (2000). Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta: BPSDM
Citra Pusat Perfilman H. Usman Ismail.
Pratista, H. (2009). Pemahaman Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Rahardjo, D., Burrahman, M., Yewangoe, A. A., Suseno, F. M., & Martin. (2009).
Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai Menyambut 70
Tahun Djohan Effendy. Jakarta: ICRP & Buku Kompas.
Salim, A. (2006). Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Setiawan, K. (2010). Masjid-Masjid Bersejarah di Jakarta. Jakarta: Erlangga.
Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
________. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumadiria, & Haris, A. (2006). Jurnalistik Indonesia, Penulis Berita dan Feature.
Bandung: PT Refika Aditama.
Suprapto, & Tommy. (2006). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Media
Pressindo.
Syafrowi, M. a. (2009). Assalamu'Alaikum Tebarkan Salam Damaikan Alam.
Yogyakarta: Mutiara Media.
Thoyib, & Sugianto. (2002). Islam dan Pranata Sosial ke Masyarakatan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Tinarbuko, S. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Sumber Lain
Festival Film Bandung. “Revalina S. Temat” artikel diakses pada 11 Mei 2015
dari http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalammualaikum-
beijing-cenat-cenut-.html?m=1,
105
Tedi Permadi. “Mitos” artikel diakses pada 8 Agustus 2015 dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_I
NDONESIA/197006242006041-
TEDI_PERMADI/Mendekontruksi_Mitos_Mitos_Masa_Kini_sebuah_Res
ume.pdf
Kajian Pustaka. “Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film” diakses pada tanggal
8 Juni 2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-
sejarah-dan-unsur-unsur-film.html
Academia. “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari
www.academia.edu
UIN Alauddin. “Toleransi Pasif dan Toleransi Aktif” artikel diakses pada 14
September 2015 dari http://www.uin-alauddin.ac.id/download-
01%20Sabara.pdf
E-Jurnal. “Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari
http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html
Academia. “Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14
September 2015 dari
http://www.academia.edu/3418084/Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Ru
ssell
Academia edu. “Toleransi beragama” artikel diakses pada 1 September 2015 dari
https://www.academia.edu/7522137/Makalah_toleransi_beragama
Academia. “Definisi Toleransi Antar Umat Beragama” diakses pada 27 Agustus
2015 dari https://www.academia.edu
“Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-toleransi/
“Film Assalamualaikum Beijing” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari
http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalamualaikum-beijing-
cenat-cenut.html
Mualaf Center. “Definisi Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari
http://www.mualafcenter.com/tujuan/pengertian-mualaf/
Solusi Islam. Syarat Menjadi Seorang Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober
2015 dari http://www.solusiislam.com/2013/11/tanya-jawab-seputar-
mualaf-yang-baru.html
KEMENTERIAN AGAMAutrrvERSITAS ISLAM NEGERT (UIN)SYARIF TIIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jakarta, Agustus 2015
Telepon/l-'ax . (021) 7 432728 / 7 4703580Ir.H.Juanc'laNo.95Ciputatl54l2 Indonesia website: wlrlrttilkuiniakarlan!:.rl,E-nrai.:dakrvatrtolilkuirirkrra.rclcl
: un.O1/F5 /PP.00.st Wffort: Izin Penelitian (Skripsi)
I(epada Yth.Pimpinan Maxinra Productionsdi
Tempal
A s s al amu' al ai kum ltrrr. Wb.
NomorLampiranHal
Dekan FakultasJakarta menerangkan
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusarr/KonsentrasiAlamatTelp.
,,:.: ,,
Tembusan:1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusar/Prodi Komunikasi dan Penviaran Isram
ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullahbahwa:
Kiki Drvi Hikmayanti1111051000120Tangerang, i5 Januari i993IX lSembilan)Komtrnikasi dan Penyiaran IslamCilenggang, RT 06/0208961 433s748
adalah benar mahasiswa aktif pada Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi UINI Syarif Hidayatullah Jakarla yang akan melaksanakanpenelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Analisis SemiotikaToleransi Beragama dalam Film Assalctnttalaikunt Beij ing.
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapatmenerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebru dalam pelaksanaan kegiatandimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya karni mengucapkan terima kasih.
W'as s al amu' a I ai kun: Wr. Wb.
Dekan
f Subhan, MA"l50t l0 199303 t'00i
107
LAMPIRAN I
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Tebe Reviadi
Jabatan : Asisten Sutradara
Tanggal Wawancara : Kamis, 6 Agustus 2015
Tempat : Production House Maxima Pictures, Cempaka Putih,
Jl. Kayu Putih IV.
Pukul : 09.00 WIB
1. Darimana ide membuat film Assalamualaikum Beijing?
Ide membuat AB ini berawal dari diambil dari novel karya mba Asma Nadia,
dilihat dari novelnya yang begitu menarik dilihat dari sisi dua tokoh yang
berbeda agama yaitu Asma dan Zhong Wen. Asma yang beragama muslim
sedangkan Zhong Wen non muslim. Ketika Asma ditugaskan dari kantornya
untuk ke Beijing, Asma sekedar untuk bekerja dan bertemu dengan sahabat
lamanya kemudian disuatu tempat Asma bertemu dengan Zhong Wen. Ketika
Zhong Wen berkenalan dengan Asma, Zhong Wen ada ketertarikan dengan
Asma sehingga Zhong Wen teringat akan kisah legenda Ashima. Ashima
merupakan sebuah patung di Yunan. Zhong Wen kemudian tertarik untuk lebih
dalam mengenal Islam sehingga ia memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
Ketertarikannya untuk masuk Islam bukan hanya karena ia menyukai Asma
108
tetapi ketertarikan setelah ia mempelajari tentang Islam sehingga dari hatinya
ia memutuskan untuk masuk Agama Islam.
2. Sebelum memutuskan untuk menjadi seorang mualaf, agama apa yang
diyakini oleh Zhong Wen?
Zhong Wen tidak beragama, dan bisa dibilang Atheis.
3. Bagaimana proses pemilihan pemain film Assalamualaikum Beijing?
Pemilihan pemain ini sendiri kita melalui tahap casting, kita biasanya sih ga
open casting tetapi lebih kearah memanggil pemain yang dirasa cocok dengan
karakter tokoh-tokoh dalam film Assalamualaikum Beijing. Seperti pemeran
Zhong Wen yang diperankan oleh Morgan, awalnya kita lihat dia punya basic
pernah main sinetron walaupun ini film pertamanya dia, kita panggil lalu kita
casting, kita suruh perankan seperti Zhong Wen dan kemudian kita rasa sih
cocok dan kebetulan dia bisa bahasa mandarin. Untuk pemeran utama juga
sama kita casting juga kita pilih dari beberapa nama yang cocok lalu kita
putuskan Revalina yang menjadi pemeran utama dalam film Assalamualaikum
Beijing.
4. Pesan dakwah apa yang ingin disampaikan pada film Assalamualaikum
Beijing?
Pesan dakwahnya lebih kepada toleransi umat beragama, saling menghargai,
saling menghormati. Dan kita juga tidak mencoba untuk menggurui dalam arti
lebih ke arah agamanya karena dalam proses shootingnya mba Asma pun ikut
datang ke lokasi, ketika ada yang berhubungan dengan agama dalam film kita
tanyakan kepada mba Asma untuk memberikan masukan.
109
5. Apa keunggulan dan kekurangan film ini AB?
Sebelum kita shooting disana, kita kirim orang dulu untuk hunting lokasi ke
Beijing dan ada beberapa tempat yang dirasa cocok, dan kekurangannya itu
ketika kita sudah di lokasi ternyata tidak sesuai dan kita harus cari lokasi lain
dan itu memakan waktu juga. Ketika ada lokasi yang cocok pun ternyata
izinnya ga cocok, kita mesti sedikit umpet-umpetan juga sih walaupun kita
sudah punya izin karena untuk perizinan disana cukup ketat. Ada beberapa
scene yang kita ambil colong-colongan seperti daerah forbidden city yang tidak
bisa dimasuki semua orang dan kamera pun ga diizinkan untuk masuk kesitu
dan kita berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk dapat shooting disitu.
Kelebihan filmnya untuk jalan cerita dan pemerannya itu cocok dan dapet
banget actingnya. Selain itu kelebihan lainnya film ini pun mendidik, sehingga
setelah menonton film ini penonton mendapatkan kesan positif.
6. Prestasi apa saja yang pernah diraih dari Film AB?
Kebetulan film ini baru rilis akhir tahun 2014, untuk kita daftarin ke festival di
Indonesia belum, mungkin ditahun FFI yang akan datang akan dimasukin.
Untuk pemutaran filmnya selain di Indonesia di putar juga dibeberapa Negara
Asia.
LAMPIRAN II
Foto Penulis dengan Narasumber di Kantor Maxima Pictures
top related