analisis semiotik makna perjuangan …...menyelesaikan skripsi ini dengan judul “analisis semiotik...
Post on 02-Feb-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIK MAKNA PERJUANGAN MENJADI ISTRI
SHALIHAH DALAM FILM AIR MATA SURGA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Aisyah
1112051000006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juli 2016
Aisyah
i
ABSTRAK NAMA : AISYAH
NIM : 1112051000006
Analisis Semiotik Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah
Dalam Film Air Mata Surga
Film adalah sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh kecerdasan dan
kreatifitas manusia. Dimana film memiliki makna, simbol dan pesan yang ingin
disampaikan kepada penontonnya. Pesan dalam film beraneka ragam, mulai dari
pesan Islam, pesan moral dan lain-lain. Sedangkan makna dan simbol dalam film
merupakan tanda yang tersembunyi dan untuk para penonton harus bisa lebih
detail dalam melihat hal tersebut.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimana
makna Denotasi, Konotasi dan Mitos dalam film Air Mata Surga? Kemudian,
minornya adalah apa pesan dominan Islam yang disampaikan dalam film Air Mata
Surga?
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, di
mana peneliti menelaah dan menemukan data secara intensif dan mendalam.
Peneliti memberikan deskripsi suatu film Air Mata Surga, temuan diperoleh tidak
menggunakan ukuran atau angka melainkan berupa aspek makna Denotasi,
Konotasi dan Mitos. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi serta dokumentasi.
Teori yang digunakan adalah Teori Roland Barthes. Teori ini
menggambarkan kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur
makna yang tersembunyi dalam gambar film, pertunjukan dan konsep-konsep
umum. Menurut teori ini semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu
tanda yang tersembunyi. Maka dari itu tanda dan simbol yang disajikan oleh
sineas akan mempengaruhi persepsi penonton.
Pesan merupakan serangkain proses yang terlihat dalam film mulai dari
awal sampai akhir. Dalam film Air Mata Surga terdapat Pesan Islam tentang
keikhlasan. Dimana dalam film ini keikhlasan sangat terlihat pada seorang istri
shalihah bernama Fisha dalam memperjuangkan rumah tangganya dan ikhlas
untuk di poligami. Makna Denotasi yang terlihat dalam film Air Mata Surga
adalah makna potret kehidupan berkeluarga yang dijalani oleh Fisha dan Fikri.
Sedangkan Makna Konotasinya adalah perjuangan yang berujung pada
pengorbanan seorang istri dalam mempertahankan keutuhan rumah tangganya.
Dan makna Mitosnya adalah bahwa hidup di dunia ini butuh sebuah perjuangan
agar bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Istri shalihah adalah sosok seorang wanita yang taat kepada suami dan
selalu memberikan kebahagiaan kepada keluarganya. Didalam kebesaran hati
seorang istri shalihah tersimpan sejuta makna untuk melihat suami yang ia sayang
mendapatkan kebahagiaan. Sosok istri shalihah yang kuat dan rela berkorban.
Kata kunci: Film, Semiotik, dan Perjuangan Menjadi Istri Shalihah.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah, segala puja-puji bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan Shalawat serta salam semoga Allah SWT
melimpahkan kepada Baginda tauladan manusia, yakni Nabi Muhammad SAW
yang telah menyebarkan benih kebaikan di muka bumi ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Semiotik Makna Perjuangan
Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga".
Dalam Proses penyelesaian skripsi ini, penulis tentunya mendapatkan
banyak hal yang menghambat terselesaikannya skripsi ini. Meskipun hambatan
itu, sebagian besar datang dari dalam diri penulis sebagai manusia yang
mempunyai kelemahan. seperti rasa bosan, malas, dan suka menunda. Semua itu
akan selalu menjadi penghambat penulis, jika penulis tidak mendapatkan
dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang sudah memberikan dukungan baik moral maupun material dan membantu
penulis hingga skripsi ini bisa diselesaikan. Ucapan terimakasih terkhusus kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan.
iii
2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan
Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Dr. Hj. Roudhonah. M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah
meluangkan waktu untuk membimbing dan telah banyak memberi
masukan serta saran selama penulisan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
terimakasih telah mengajari dan memberikan ilmu kepada penulis, dan
penulis ucapkan mohon maaf apabila dalam proses perkuliahan, ada sikap
atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu, penulis sangat
harapkan doa dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah Bapak/ Ibu berikan
menuai banyak keberkahan.
6. Reni Nur Cahyo Hestu Saputro dan Dona Roy Sandra selaku Sutradara
dan Asisten Sutradara yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk di
wawancarai secara langsung terkait penelitian skripsi ini.
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta
pengelola perpustakaan Fakultas dan perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas layanannya, semoga pelayanan
kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya.
8. Orang Tua, Alm. Ayah H. Suhaimi Achmad dan Ibu Sutinah, serta Kaka-
kaka ku Suryani, Hikmah Haidir, Rohim, Syarif, Achmad Zaelani dan
Adik Usman keluarga penyemangat dalam menyelesaikan penelitian
skripsi ini.
iv
9. Rudy Astawan yang selalu memberikan waktu, doa, kesabaran dan
bantuan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Dema-F, HMJ, dan HMI yang telah memberikan arti proses berorganisasi
dalam kehidupan penulis selama berada di Kampus.
11. Sahabat penyemangat kelas KPI A 2012 dan Teman-teman dalam
menyelesaikan penelitian skripsi ini Faizah, Rizkika Utami, Ratih Pratiwi,
Mia Kartika Sari, Sitty Annisa, Rohima, Diana Amelia. dan lain-lain
terimakasih atas segalanya.
12. Sahabat yang selalu mengingatkan dan membantu selama proses
melaksanakan penulisan skripsi ini agar cepat selesai Agus Tri Yanto
Annisah Bilqis, Chaidir Ali, Mutia Laela, Putri Indah Lestari, Melly
Pratiwi, Puji Indah Lestari, Rofiqoh Nur Azizah, Hanindiyo Saputro,
terimakasih atas segalanya.
13. KKN GREGET 2012. Azkiya Fitra, Avicenna, Dalipah Rahmah Muthuah,
Dewi Handayani, Faisal Abdurrahman, Haris Fadillah, Rihlah Noviyanti,
Maya Andyka, Rizki Ardian, Syaibatul Hamdi, Selama masa satu bulan
menjadi keluarga baru di Desa Barengkok, terimakasih atas kebersamaan
selama KKN. Semoga Allah SWT senantiasa selalu melindungi kalian
dimana pun berada.
14. Untuk semua teman-teman seperjuangan KPI Angkatan 2012 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Semoga kalian sukses dan terus mengembangkan
potensi kalian setelah lulus kuliah.
15. Smosh Fam’s yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini David Apriliansah,
v
Gita Pratiwi, Huswatun Hasanah, Ika Candra Dewi, Nicky Suryo Seto,
Reynaldi Sugandi, dan lain-lain terimakasih atas segalanya.
16. Dan semua orang yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak
disebutkan satu persatu. Semoga amal dan kebaikan kalian dibalas oleh
Allah SWT.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, semoga segala apa yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat
membuahkan manfaat serta memberikan nilai kebaikan khususnya bagi penulis
maupun pembaca sekalian. Dan semoga dapat menjadi suatu amalan kebaikan
dalam bidang dakwah dan komunikasi, di Kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 14 Juli 2016
Aisyah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATAPENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6
D. Metodologi Penelitian ............................................................................. 7
E. Tinjauan Kepustakaan ........................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG SEMIOTIKA FILM DAN
WANITA SHALIHAH .................................................................... 15
A. Ruang Lingkup Tentang Semiotika ....................................................... 15
1. Pengertian Semiotika .............................................................................. 15
2. Elemen-Elemen Dasar semiotika ........................................................... 20
3. Teori Semiotika menurut Roland Barthes .............................................. 25
B. Ruang Lingkup Tentang Film Air Mata Surga ........................................ 32
1. Pengertian Film ...................................................................................... 32
2. Unsur-Unsur dan Pembentuk Film ......................................................... 34
3. Struktur-Struktur Film………………………………………………… 35
4. Jenis-Jenis Film………………...…………………………………….. 36
C. Definisi Wanita ........................................................................................ 39
vii
1. Pengertian Wanita Shalihah ................................................................... 39
2. Sifat Wanita Shalihah ............................................................................. 42
3. Pandangan Islam Terhadap Wanita Shalihah ......................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM FILM AIR MATA SURGA.......................... 46
A. Latar Belakang Pembuatan Film Air Mata Surga .............................. 46
B. Sinopsis Film Air Mata Surga ............................................................ 49
C. Profil Sutradara Film Air Mata Surga ................................................ 50
D. Profil Tujuh bintang Sinema .............................................................. 51
E. Profil Tim Produksi Film Air Mata Surga ......................................... 52
F. Profil Pemain Film Air Mata Surga ................................................... 53
G. Keunggulan Film Air Mata Surga ...................................................... 54
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ANALISIS SEMIOTIK
FILM AIRMATA SURGA .............................................................. 56
A. Analisis pesan Islam dalam Film Air Mata Surga.............................. 56
B. Analisis makna denotasi, konotasi Dan mitos Air Mata Surga ......... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88
A. Kesimpulan......................................................................................... 88
B. Saran-saran ......................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Peta Roland Barthes ............................................................................ 29
Tabel 4.1 : Scene 19 .............................................................................................. 58
Tabel 4.2 : Scene 20 .............................................................................................. 61
Tabel 4.3 : Scene 25 .............................................................................................. 66
Tabel 4.4 : Scene 26 .............................................................................................. 70
Tabel 4.5 : Scene 27...............................................................................................75
Tabel 4.6 : Scene 28..............................................................................................77
Tabel 4.7 : Scene 29 .............................................................................................. 80
Tabel 4.8 : Scene 30 .............................................................................................. 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada Era Modern saat ini, perkembangan film sangat pesat dan
memiliki komponen-kompenan intrinsik digital yang sangat baik. Digitalisasi
tersebut memberikan pengaruh pada film dalam menyatukan narasi, gambar
dan musik secara bersamaan. Selain itu film juga dapat menciptakan
representasi yang menjadi salah satu hal paling luar biasa yang diciptakan oleh
kecerdasan manusia, Digitalisasi yang ditampilkan dalam film memberikan
dampak positif yang sangat baik bagi penontonnya. Hal tersebut akan terus
menarik perhatian bagi banyak orang di masa yang akan mendatang.
Film juga dapat menjadi sarana informasi, edukasi dan media dakwah
yang berperan dalam penyebarluasan nilai-nilai budaya baru. Film bisa disebut
sebagai sebuah karya seni yang menampilkan gambar untuk di produksi
menjadi hiburan yang menarik untuk ditonton. Dalam pembuatan film
menjadikan wadah dimana terbentuknya sebuah proses yang panjang dan
melibatkan banyak orang dalam kebebasan mengeluarkan kemampuan,
kreatifitas dan ide yang cemerlang.
Kekuatan medium film menarik perhatian banyak orang, banyak
Negara berupaya memantapkan produksi filmnya sebagai masalah penting
kebudayaan nasional, kadang dengan memberikan kouta pada impor film.
Sementara itu, film telah menjadi medium internasional, dengan pembuat film
membuat dunia diluar tanah airnya, atau berimigrasi untuk membuat karir
2
ditempat lain. „Kebudayaan global‟ yang muncul melalui teknologi cetak
kertas pada Galaksi Guttenberg mendapatkan sentuhan kontemporer melalui
medium film dalam galaksi elektronik.1
Masyarakat dan film memiliki hubungan yang sangat erat. Karena
Film pada umumnya dibangun oleh banyak makna dan simbol. Tanda-tanda
itu termasuk dalam berbagai sistem yang bekerjasama dengan baik dalam
memberikan efek yang sesuai dengan yang diharapkan.
Salah satu film yang digemari oleh masyarakat yaitu film Air Mata
Surga yang bercerita tentang perjuangan seorang istri shalihah yang memiliki
kebesaran hati saat rumah tangganya ditimpa ujian berkali-kali. Fisha sebagai
seorang istri memperlihatkan perjuangannya yang amat sangat berharga, ia
memberikan sebuah pengorbanan yang mampu menggetarkan hati seorang
wanita lainnya, yaitu memberikan izin dan meminta permohonan kepada
suaminya Fikri untuk menikahi wanita pilihannya agar ia bisa mendapatkan
anak dan kebahagiaan.
Film Air Mata Surga merupakan film Indonesia drama religi yang
diperankan oleh Dewi Sandera sebagai Fisha, dia didiagnosa oleh dokter
bahwa terkena kanker rahim stadium akhir dan tidak bisa memiliki seorang
anak. Saat Fisha tidak memiliki waktu yang banyak, Fisha sebagai seorang
istri mengambil langkah perjuangan yang berujung pada sebuah pengorbanan
yang sangat luar biasa, pengorbanan yang mampu membuktikan bahwa cinta
sejati hadir dalam hati seorang wanita. Fisha sebagai seorang istri
mengikhlaskan suaminya untuk berpoligami dengan wanita lain, Film ini
1Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta, JALA SUTRA: 2010), h.139-140.
3
disutradarai oleh Reni Nur Cahyo Hestu Saputro dan digarap oleh rumah
produksi Tujuh Bintang Sinema.2
Film juga dapat dikatakan sebagai bidang kajian yang amat relevan
bagi analisis struktural atau semiotika. Dan juga film dibangun dengan tanda
semata-mata tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja
sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting
dalam film adalah gambar dan suara, kata yang diucapkan ditambah dengan
suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film.
Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya
tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.3
Dalam pembuatan film diperlukan ide-ide, konsep, teknis dan
memerlukan persiapan waktu serta proses yang panjang untuk menghasilkan
sebuah karya yang berkualitas secara visual dan verbal. Pencarian ide atau
gagasan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti mengangkat
kisah dari novel, kisah nyata, kisah fiksi, cerpen (cerita pendek), puisi,
dongeng, atau bisa juga mengacu pada catatan pribadi seseorang. Hal tersebut
menandai bahwa film selalu menghasilkan sesuatu yang bermakna dan
bernilai untuk dibuat dan ditayangkan.
Film Air Mata Surga ditayangkan di seluruh bioskop dengan durasi
119 menit di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 22 oktober 2015 dan
film ini langsung mendapatkan rating atau peringkat nomer satu selama
periode Tanggal 16-23 November 2015. Data tersebut merupakan data yang
diolah melalui akun resmi dari akun twitter @BadanPerfilman, film produksi
2Mustafa, Air Mata Surga, Di akses hari rabu, 16 Maret 2016 pukul 15.10 WIB dari akun
http://cinemags.id/air-mata-surga/ 3Van Zoest, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: PT Tiara Wacana 1993) h.128.
4
٣٤
Tujuh Bintang Sinema itu mengumpulkan akumulasi data sebanyak 401.474
penonton. Atau Terbilang Empat Ratus Satu Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh
Empat. Data Jumlah penonton berdasarkan laporan penjualan tiket di jaringan
bioskop Cinema 21, CGV Blitz dan Cinemax Theater. Selain itu Film Air
Mata Surga juga ditayangkan dan ditonton masyarakat yang berada di Negara
Austria dan Cekoslovakia pada tanggal 20-25 Desember 2015, Tak heran jika
Film Air Mata Surga merupakan Film Drama Religi yang terlaris di Indonesia
dan mencapai 10 besar di box office.4
Film Air Mata Surga diadaptasi dari Novel Best Seller karya Aguk
Irawan M.N, dalam film ini banyak hikmah dan pembelajaran yang dapat
peneliti ambil yaitu tentang kebesaran hati seorang istri shalihah yang mampu
menginspirasi banyak wanita di Indonesia karena berani ikhlas di poligami
dengan suaminya. Fisha adalah Seorang istri shalihah yang penuh dengan
perjuangan dalam menjalani kehidupan rumah tangganya walaupun ditimpa
ujian berkali-kali. Yaitu mengalami keguguran dua kali dan divonis oleh
dokter terkena kanker stadium akhir membuat Fisha sangat kuat dan selalu
sabar mengahadapi kehidupan.
Dalam al-Qur‟an dinyatakan bahwa istri shalihah adalah seseorang
yang dapat taat dan dapat memelihara diri mereka ketika jauh dari suaminya,
sebagaimanaa dijelaskan dalam surah An-Nisa ayat 34:
……. الحاث قاوتاث حافظاث للغيب بما حفظ للا .……فالص
4Di akses hari rabu, 16 Maret 2016 pukul 15.15 WIB dari akun resmi badan perfilman
Indonesia www.twitter.com//@BadanPerfilman
5
Artinya: “Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka” (An-Nisa: 34).5
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah
adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma„ruf lagi
memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
وسلم عه عبدللا به العامررضي للا ع ىهماان رسىل للا صلى للا علي
الحت )رواي مسلم( ويا متاع وخيرمتاعهاالمرأةالص قل : الد
Artinya: “Dari Abdullah bin Amar RA bahwasannya Rasulullah SAW. Bersabda:
perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah wanita shalihah” (HR. Muslim).6
Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tanda-tanda komunikasi yang tersirat di dalamnya dan
makna simbolis mengenai makna perjuangan menjadi istri shalihah dari
seorang perempuan yang bernama Fisha dan disampaikan dalam film Air
Mata Surga. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti bermaksud
untuk menyusun skripsi dengan judul yaitu “Analisis Semiotik Makna
Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga”.
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis membatasi pengambilan
pada potongan adegan-adegan dan teks dalam film Air Mata Surga, hanya
yang dianggap memiliki makna dari tanda atau simbol yang menggambarkan
makna perjuangan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika model
Roland Barthes yang dilihat dari makna denotasi, Makna konotasi dan Makna
mitos.
5Al-Quran, Surah An-nisa (ayat 34)
6Solahudin Agus, Ulumul Hadits, (Bandung : Pustaka Setia 2010)
6
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pesan Islam dalam film Air Mata Surga?
2. Apa makna denotasi, konotasi, dan mitos yang mempresentasikan makna
perjuangan menjadi istri shalihah dalam film Air Mata Surga?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan di atas, maka tujuan
penelitiannya adalah:
a. Untuk menganalisis dan mempresentasikan pesan Islam dalam film Air
Mata Surga.
b. Untuk menemukan dan menganalisis makna denotasi, konotasi dan
mitos yang mempresentasikan makna perjuangan dari Seorang istri
yang bernama Fisha dalam film Air Mata Surga.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis semoga dapat
menambah wawasan keilmuan.
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif
kepada khalayak umum dan pengembangan ilmu komunikasi, khususnya
dalam kajian semiotik dalam film yang menggunakan model Roland
Barthes.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi
perfilman terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat
7
film yang sarat muatan makna dan memberikan pencerahan.
Sedangkan untuk praktisi komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan gambaran yang ideal tentang bagaimana membaca makna
yang terkandung dalam suatu produk media massa, melalui pendekatan
semiotik.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Bog dan Taylor mendefenisikan metodelogi sebagai
mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati oleh peneliti.7 Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif
menggunakan metode pengumpulan data berupa data sekunder dan data
primer, selain itu metode analisisnya bersifat nonkuantitatif, seperti
penggunaan wawancara via email, wawancara face to face secara langsung
dengan narasumber atau lewat media online lainnya secara mendalam dan
pengalaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis
deskriptif, yaitu analisis yang berdasarkan kepada data-data yang didapati
melalui survei. Dimana penulis mengumpulkan semua data berdasarkan
fakta yang ada di lapangan dan menemui langsung narasumber terkait
dengan penelitian ini, Kemudian penulis menggunakan model Roland
Barthes yang melihat bahwa di dalam film Air Mata Surga terdapat makna
denotasi, makna kontotasi dan makna mitos.
7Drs.Jalaluddin Rakhma, M.Sc.,, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remadja
Karya 1985), h.37.
8
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data
dan dokumen maupun literatur yang mendukung penelitian. Data-data
yang dikumpulkan dalam teknik ini terbagi dua, yaitu:
1) Data Primer
Studi dokumentasi yang dilakukan penulis dengan
melakukan pengamatan dari beberapa scene film Air Mata Surga
yang mengandung makna perjuangan menjadi istri shalihah.
Beberapa scene itu diambil dari Kaset DVD film Air Mata Surga
yang diamati sebagai data primer.
2) Data Sekunder
Selain pengumpulan data primer, penulis juga melakukan
pencarian melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh
informasi mengenai objek penelitian ini sebagai data sekunder,
mengkaji berbagai literatur yang sesuai dengan materi penelitian
melalui buku, artikel, dan internet.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung atau pribadi yang
dilakukan seseorang terhadap narasumber yang dituju dengan
maksud tertentu.8 Didalam skripsi ini penulis melakukan proses
percakapan langsung (face to face) dengan sutradara dan asisten
sutradara film Air Mata Surga yaitu Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
8Imam Gunawan, S.Pd.,M.pd (Jakarta : Metode Penelitian Kualitatif-Teori dan
Praktik.PT Bumi Aksara.2013) h.160.
9
dan Dona Roy Sandra untuk mengklarifikasi tentang film Air Mata
Surga. Metode ini bertujuan untuk memperoleh lebih dalam lagi
berupa bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden,
tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri
setiap responden dan mencatat jawaban-jawaban dan untuk
menggali keterangan-keterangan lebih lanjut dan lebih jelas.9
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah film Air Mata Surga dan objek
penelitiannya adalah pesan dalam film yang mengandung makna Denotasi,
Konotasi dan Mitos. Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk
menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriptif. Sumber data
yang didapat oleh peneliti dari tinjauan pustaka dan sutradara dan asissten
sutradara Film Air Mata Surga yaitu Reni Nur Cahyo Hestu Saputrodan
Dona Roy Sandra untuk memperkuat Penelitian Skripsi ini.
F. Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan metode semiotika dengan tokoh Roland
Barthes untuk teknis analisis datanya. Roland Barthes menggambarkan
kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur makna yang
tersembunyi dalam gambar film, pertunjukan dan konsep-konsep umum.
Dimana teknik analisisnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu Makna
Denotasi yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti,
Makna Konotasi yang menghasilkan makna tidak eksplisit, tidak langusng
dan tidak pasti dan Makna Mitos yang menghasilkan ideologi, Analisis ini
9Imam Gunawan, S.Pd, M.Pd (Jakarta: Metode Penelitian Kualitatif-Teori dan Praktik.PT
Bumi Aksara.2013) h.160.
10
bertujuan untuk melihat bagaimana serangkaian signifier (penanda) dan
Signified (petanda), (2) Form (Bentuk) dan Content (isi). Barthes juga
mengembangkan sebuah model relasi antara apa yang disebut sistem, yaitu
pembendaharaan tanda (kata, visual, gambar, benda) dan sintagma, yaitu
cara pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu.10
Dalam
penelitian ini, semiotika Roland Barthes dipilih untuk menganalisa makna
dibalik tanda-tanda yang tersaji dalam scene film Air Mata Surga karya
Reni Nur Cahyo Hestu Saputro.
G. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti melihat pada Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi peneliti mendapati ada 5 judul skripsi yang senada dengan
judul yang dibahas. Diantaranya yaitu:
1. “Analisis Semiotik Terhadap Makna Jihad Dalam Film Zero Dark
Thirty”, oleh Rulli Chandra Syafrul tahun 2014 Nim: 109051000150
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.Dalam skripsi ini peneliti menggunakan model Roland, Model
ChristianbMetz dan Model Steve Campsall dan dalam penelitian ini
penulis tidak menggunakan metode wawancara. Peneliti menganalisis
tentang jihad dalam jaringan komunikasi antar teroris dan agen CIA,
pemilihan scene dalam penelitian ini terfokus pada penyiksaan kepada
teroris. Dan juga ditemukan simbol pada scene ini, yaitu kekerasan
demi kekerasan yang dilakukan Agen CIA terhadap teroris. Sedangkan
10
Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2003) h. 303.
11
dalam penelitian saya hanya menggunakan model Roland Barthes dan
Menggunakan metode wawancara untuk memperkuat data-data.
2. “Analisis Semiotik Representasi Nasionalisme K.H. Hasyim Asy‟ari
Dalam Film Sang Kiai”, oleh Muhammad Reza Rijalul Umam tahun
2015, Nim: 108051100012. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini peneliti
menggunakan model Roland Barthes dan penelitian ini menjelaskan
peran tentang kiai dalam era perjuangan bangsa. Di lihat dari kiai
Ahmad Dahlan dan kiai Hasyim Asy‟ari yang sama-sama kuat
memegang prinsip dan keyakinan, sedangkan subjek yang saya ambil
adalah film air mata surga dan menjelaskan tentang perjuangan istri
shalihah yang memiliki kebesaran hati dan rela berkorban untuk orang
yang ia sayangi.
3. “Analisis Semiotika film Nasionalisme pada film Hope”, oleh Jeffri
Kaharsyah tahun 2014, Nim: 109051100041. Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini
meggunakan makna nasionalisme. Dalam skripsi ini menggunakan
model Roland Barthes, Skripsi ini menjelaskan edukasi tentang
nasionalisme bagi para pemuda, dan salah satu media yang cukup
akrab bagi mereka adalah film. Sedangkan dalam penelitian
menggunakan makna istri shalihah.
4. “Analisis Semiotik Makna Kesalehan Sosial Tokoh Zainuddin Dalam
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, oleh Indah Nurjanah
tahun 2014, Nim: 1110051000098. Dalam skripsi ini menggunakan
12
model Roland Barthes, namun dikaitkan dengan komponen dan
elemen teknik semiotika Steve Campsall yang menjelaskan unsur-
unsur sinematografi dalam adegan-adegan yang diteliti, Skripsi ini
menjelaskan tentang makna kesalehan individual terdapat pada
kegigihan tokoh Zainuddin yang diperankan oleh Herjunot Ali dalam
menuntut ilmu agama dan diiringi dengan kesalehan sosial tokoh
Zainuddin yaitu sikap ta‟awun dan amanah pada dirinya terhadap
Hayati dan Aziz. Sedangkan penelitian saya menggunakan makna
perjuangan menjadi istri shalihah.
5. “Analisis Semiotik Makna Mimpi Dalam Film 12 Menit”, oleh
Zahrotunnisa tahun 2014, Nim: 1110051000146. Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.dalam penelitian
ini menjelaskan makna mimpi dan menggunakan model semiotika
Roland Barthes. Skripsi ini berisi tentang perjuangan sekelompok tim
marching band yang ada di pelosok Negeri, yang mempunyai mimpi
yang sangat besar, untuk menjadi juara GPMB, yaitu perhelatan akbar
untuk unit-unit marching band se-Indonesia. Sedangkan penulis
menggunakan subjek yang berbeda dalam film yaitu film Air Mata
Surga yang mengandung makna perjuangan menjadi istri shalihah.
Lima skripsi di atas adalah penelitian terhadap film dengan
menggunakan metode semiotika. yang digunakan sebagai alat
komunikasi sebagai media penyampai informasi kepada massa. Akan
tetapi, belum ada judul skripsi yang membahas tentang Analisis
Semiotika Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air
13
Mata Surga. Hal tersebut bisa dikatakan sesuai untuk dijadikan
perbandingan dalam penelitian ini.
Adapun pisau analisis dalam penulisan skripsi ini
menggunakan model Roland Barthes di lihat dari segi makna denotasi,
makna konotasi dan makna mitos. Namun dalam penulisan skripsi ini
ada empat skripsi yang menggunakan model yang sama yaitu model
Roland Barthes, dan yang satu skripsi menggunakan tiga model, yaitu
model Roland Barthes, model ChristianbMetz dan model Steve
Campsall.
H. Sistematika Penulisan
Agar Penelitian ini menjadi mudah dalam proses penulisannya,
maka penelitian ini ditulis dengan mengacu pada Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah UIN (Skripsi, Tesis, ceQda dan Disertasi 2007) karya
Hamid Nasuhi, dkk. Dengan rincian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori Tentang Semiotika Film Dan Wanita Shalihah
Bab ini membahas pengertian semiotika, elemen-elemen dasar
semiotika, teori semiotika menurut Roland Barthes, definisi film,
unsur-unsur dan pembentuk film, struktur-struktur sebuah film, jenis-
jenis film, pengertian wanita shalihah, sifat wanita shalihah,
pandangan Islam terhadap wanita shalihah.
14
BAB III Gambaran Umum Film Air Mata Surga
Bab ini menggambarkan latar belakang pembuatan film Air Mata
Surga, sinopsis film Air Mata Surga, Profil Sutradara film Air Mata Surga,
profil Tujuh Bintang Sinema, profil tim produksi Air Mata Surga, profil
pemain film Air Mata Surga, dan Keunggulan film Air Mata Surga.
BAB IV Temuan Dan Hasil Penelitian Analisis Semiotik Film Air Mata
Surga
Bab ini membahas hasil penelitian analisis semiotika dan
penjabaran temuan adegan yang diteliti, menemukan pesan Islam yang
terdapat dalam film Air Mata Surga Dan menemukan makna denotasi,
konotasi, dan mitos yang terdapat dalam beberapa adegan yang mengandung
makna perjuangan menjadi istri shalihah dalam film Air Mata Surga.
BAB V Kesimpulan Dan Saran
Bab ini membahas Kesimpulan dan Saran
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Tentang Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Semiotika merupakan
ilmu teori tentang lambang dan tanda, dimana di dalam sebuah tanda
terdapat bahasa, lalu lintas, kode Morse dan sebagainya.1 Tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun
sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada
awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda.2
Secara sederhana Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda.
Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat
komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat
dipikirkan atau dibayangkan cabang ilmu semula berkembang dalam
bidang bahasa, kemudian dikembangkan pula dalam bidang seni rupa dan
desain komunikasi visual.3
1Diakses pada hari kamis/ 19 Mei 2016, pukul 00.44, pada akun http://kbbi.top/arti-
kata/semiotika 2Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media
2013) h.7. 3Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: JALASUTRA 2013)
h.26.
16
Makna dalam semiotika adalah sebagai bentuk yang
mempresentasikan lambang dan simbol dengan menghasilkan effect yang
diharapkan. Analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar untuk
merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih
lanjut ketika membaca teks atau narasi atau wacana tertentu. Analisis
bersifat paradigmatik dalam arti berupaya menemukan makna termasuk
dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks.4 Maka ilmu semiotika
yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk menemukan makna dibalik
sebuah tampilan gambar baik karikatur, majalah, iklan, poster, dan film.
Sebagai bagian dari ilmu sosial, semiotika komunikasi massa
(media massa) lebih banyak memfokuskan kajiannya pada simbol.
Menurut Van Zoest, metode analisis semiotik pada dasarnya lebih
menekankan perhatian mengenai apa yang disebut lambang-lambang yang
mengalami “retak teks”. Yang dimaksud retak teks adalah bagian (Kata,
Istilah, kalimat, paragraf) dari teks yang ingin dipertanyakan lebih lanjut
dicari tahu artinya atau maknanya.5
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial,
memahami dunia sebagai suatu sistem hubungan yang memiliki unit dasar
dengan tanda, simbol dan makna. Maka dari itu, semiotika mempelajari
hakikat tentang keberadaan suatu tanda yang tersembunyi. Maka dari itu
tanda dan simbol yang disajikan oleh sineas dalam membangun persepsi
penonton dan nantinya akan ditangkap oleh penonton sebagai bahasa.
4Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media
2013) h.8. 5Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotika,
dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2006) h.121.
17
Bahasa inilah yang akan membentuk persepsi para penonton tentang
tanda-tanda yang telah disajikan.6
Semiotik sebagai sebuah teori tentang tanda dan penandaan. Lebih
jelasnya lagi, semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua
bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana sign „tanda-tanda‟ dan
berdasarkan pada sign system (code), sistem kode.7
Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar
lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan
semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda8
Studi sistematis tentang tanda-tanda dikenal sebagai semiologi.
Arti harfiahnya adalah “kata-kata mengenai tanda-tanda”, kata semi dalam
semiologi berasal semion (bahasa latin), yang artinya „tanda‟. Semiologi
telah dikembangkan untuk menganalisis tanda-tanda.9
Bidang kajian semiotik atau semiologi adalah mempelajari fungsi
tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada
dalam teks yang berperan membimbing pembacanya, agar biasa
menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan ungkapan lain
dapat membacanya.
Semiologi berperan melakukan intrograsi terhadap kode-kode yang
terpasang oleh penulis agar pembaca bisa memasuki bilik-bilik makna
6Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media
2013) h.8. 7Letche and Segers, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Jalasutra 2001-2004)h.10
8Sumbo Tinarkubo, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra 2013) h.11-22.
9Ferdinand de Saussure dikutip oleh Arthut Asa Berger dalam buku Pengantar Semiotika:
Tanda-tanda dalam kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet. 1, h.4
18
yang tersimpan dalam sebuah teks. Seorang pembaca ibarat pemburu harta
yang bermodalkan peta, harus paham terhadap sandi dan tanda-tanda yang
menunjukkan dimana makna-makna itu tersimpan dan kemudian dengan
bimbingan tanda-tanda baca itu pintu makna dibuka.10
Dari berbagai tanda semiotika film, dikenal pula istilah mise en
scene yang terkait dengan penempatan posisi dan pergerakan aktor pada
set (blocking), serta sengaja dipersiapkan untuk menciptakan sebuah
adegan (scene) dan sinematografi yang berkaitan dengan penempatan
kamera, mise en scene berarti menempatkan sesuatu pada satu layar,
unsur-unsurnya antara lain actor performance’s yang terdiri dari script
adalah sebuah naskah yang berisi semua kalimat yang diucapkan oleh
pemain film, dan movement yaitu semua hal dan berbagai tindakan yang
dilakukan oleh pemain film. 11
Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam
sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek (type of shot), yaitu:
a. Extreme Long shot
Extreme Long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh
dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini
umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau
panorama yang luas. Teknik ini biasanya diambil untuk mendapatkan
view yang bagus dan memberikan hasil yang sangat indah.
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.11. 11
David Bordwell and Kristin Thomson. Film and art: an introduction. (New York:
Mc.Graw Hill.1993), h.45.
19
b. Long shot
Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun
latar belakang masih dominan. Long shot sering digunakan sebagai
estabilising shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot
yang berjarak lebih dekat.
c. Medium Long shot
Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai
ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
d. Medium shot
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke
atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai
dominan dalam frame.
e. Medium Close-up
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada keatas.
Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi
dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak
medium close-up.
f. Close-up
Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah
obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi
wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya
digunakan untuk adaegan dialog yang lebih intim. Close up juga
memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek.
20
g. Extreme Close-up
Extreme Close-up merupakan tipe shot untuk menampilkan
detail obyek, misalnya mata, hidung, atau telinga. Melakukan
pengambilan gambar dengan extreme close up perlu pertimbangan
khusus, hal ini jarang sekali dilakukan apabila tidak ada alasan yang
kuat.
h. Zoom in zoom out
Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan
menggunakan tombol zooming dan zoom out yang ada dikamera.12
2. Elemen-elemen Dasar Semiotika
Penggunaan metode semiotika dalam penelitian ini didasarkan pada
pemahaman yang komprehensif mengenai elemen-elemen dasar semiotika.
Elemen dasar dalam semiotika adalah tanda (penanda/petanda), aksis tanda
(sintagma/sistem), tingkatan tanda (denotasi/konotasi), serta relasi tanda
(metafora/metonim).
a. Komponen Tanda
Penggunaan semiotika sebagai „metode pembacaan‟ didalam
berbagai cabang keilmuan dimungkinkan, oleh karena ada
kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial, politik,
ekonomi, budaya, seni dan desain sebagai fenomena bahasa.
Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat
dianggap sebagai fenomena bahasa, ia dapat pula dipandang sebagai
“tanda”. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian “tanda” itu
12
Soulthon Fatana, Teknik pengambilan gambar sinematografi, Diakses Pada hari kamis,
19 Mei 2016 pukul 03.44 WIB, pada akun https://soulthonz.wordpress.com/2014/04/11/teknik-
pengambilan-gambar-sinematografi/
21
sendiri. Contoh seperti halnya selembar kertas yaitu bidang penanda
(signifier) untuk menjelaskan „bentuk‟ atau „ekspresi‟ dan bidang
petanda (signified), untuk menjelaskan „konsep‟ atau „makna‟.13
Berikut merupakan komponen yang ada pada tanda semiotika:
1) Tanda
Tanda dalam semiotik merupakan bagian yang menandai
sesuatu atau keadaan untuk menerangkan obyek kepada subyek.
Tanda, dalam hal ini selalu menunjukkan kepada sesuatu yang
bersifat nyata misalnya benda, kejadian, tulisan, bahasa, peristiwa
dan bentuk-bentuk tanda lainnya. Sebagai contoh terjadinya
peristiwa gunung meletus mungkin diawali dengan tanda-tanda
yang menunjukkan akan terjadinya peristiwa tersebut misalnya
keluarnya asap tebal diiringi lahar. Bentuk seperti tanda alamiah
tersebut merupakan suatu bagian dari hubungan secara alamiah
pula. Peristiwa gunung meletus diwali dengan tanda-tanda yang
menandakan akan terjadinya peristiwa itu.
Tanda-tanda alamiah berbeda dengan tanda-tanda yang
dibuat oleh manusia. Tanda-tanda yang dibuat oleh manusia hanya
akan merujuk pada sesuatu hal yang terbatas maknanya. Tulisan
manusia misalnya, merupakan tanda yang maknanya terbatas pada
hal-hal yang tertuang di dalamnya. Hal ini dapat pula ditunjukkan
oleh binatang dengan bunyi (suara) sebagai penanda dari binatang
tersebut. Tanda-tanda seperti itu selalu tetap dan tidak pernah
13
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Budaya 2004), h.94.
22
berubah. Dengan demikian tanda bersifat statis, umum, lugas dan
obyektif.
2) Lambang
Lambang adalah sesuatu yang mengantarkan pemahaman si
subyek kepada obyek. Suatu lambang biasanya selalu dikaitkan
dengan tanda-tanda yang secara kultural, situasional, dan
kondisional mengacu pada pengertian tertentu. Lambang
kebanggaan negara berupa bendera. Warna pada bendera tersebut
mempunyai makna sesuai dengan kultur, situasi, dan kondisi.
Lambang bagi Peirce merupakan bagian dari tanda. Setiap
lambang adalah tanda dan tidak setiap tanda itu sebagai lambang.
Adakalanya tanda dapat menjadi lambang secara keseluruhan yaitu
dalam bahasa. Sebagai sistem tanda yang arbiter, setiap tanda
dalam bahasa merupakan lambang. Puisi sebagai karya dengan
medium bahasa di dalamnya terdapat lambang yang berupa bunyi,
baik vokal maupun konsonan yang menyiratkan makna tertentu.
3) Isyarat
Isyarat merupakan hal atau keadaan yang diberikan oleh si
subyek kepada obyek. Isyarat bersifat temporal karena subyek
berbuat sesuatu untuk memberitahukan kepada obyek pada saat
tertentu. Isyarat jika ditangguhkan akan menjadi tanda atau
perlambang.
Dalam puisi isyarat telah menjadi tanda atau perlambang.
Hal itu terjadi karena puisi merupakan hasil reduksi isyarat pada
23
diri penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan pada waktu lain.
Bagi Peirce tanda mempunyai dua tataran, yakni tataran
kebahasaan dan tataran mitis. Tataran kebahasaan merupakan tanda
yang acuan maknanya mantap. Karena itu, tataran ini petandanya
sebagai makna lugas. Sedangkan tataran mitis penafsir harus
menemukan makna yang terdapat di dalamnya karena pada tataran
ini kata bermakna kias, majas, figuratif, subyektif, dan makna-
makna sertaan lainnya.14
b. Aksi Tanda
Di dalam konteks strukturalisme bahasa, tanda tidak dapat
dilihat hanya secara individu, tetapi dalam relasi dan kombinasinya
dengan tanda-tanda lainnya di dalam sebuah sistem. Analisis tanda
berdasarkan sistem atau kombinasi yang lebih besar ini (kalimat, buku,
kitab) melibatkan apa yang disebut aturan pengkombinasian (rule of
combination), yang terdiri dari dua aksis, yaitu aksis paradigmatic
(paradigmatic), yaitu pembendahraan tanda atau kata Cara
pengkombinasiaan tanda-tanda biasanya dilandasi oleh kode (code)
tertentu yang berlaku di dalam sebuah komunitas bahasa. “Kode”
adalah seperangkat aturan atau konvensi bersama yang didalamnya
tanda-tanda dapat dikombinasikan sehingga memungkinkan pesan
dikomunikasikan dari seseorang kepada orang lain. “Kode” menurut
Umberto Eco, di dalam A Theory of Semiotics, adalah “aturan yang
14
Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, h.44.
24
menghasilkan tanda-tanda sebagai penampilan kongkretnya didalam
hubungan komunikasi”.15
c. Tingkatan Tanda
Cara pengkombinasian tanda serta aturan yang melandasinya
memungkinkan untuk dihasilkannya makna sebuah teks. Oleh karena
hubungan antara sebuah penanda dan petanda bukanlah terbentuk
secara alamiah. Melainkan hubungan yang terbentuk berdasarkan
konvensi. Maka sebuah penanda pada dasarnya membuka berbagai
peluang petanda atau makna.
d. Relasi Antar tanda
Selain kombinasi tanda, analisis semiotika juga berupaya
mengungkap interaksi di antara tanda-tanda. Meskipun bentuk
interkasi di antara tanda-tanda ini sangat terbuka luas, tetapi ada dua
bentuk interaksi utama yang dikenal, yaitu metafora (metaphor) dan
metonimi (metonymy).
“Metafora” adalah sebuah model interaksi tanda, yang
didalamnya sebuah tanda dari sebuah sistem digunakan untuk
menjelaskan makna untuk sebuah sistem yang lainnya. Misalnya
penggunaan metafora „kepala batu‟ untuk menjelaskan seseorang yang
tidak mau diubah pikirannya. Metafora merupakan sebuah
15
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Budaya 2004), h.94.
25
kecenderungan yang kini banyak digunakan di dalam berbagai desain
produk dan desain komunikasi visual.16
“Metonim” adalah interaksi tanda, yang didalamnya sebuah
tanda diasosiasikan dengan tanda lain, yang didalamnya terdapat
hubungan bagian (part) dengan keseluruhan (whole). Misalnya, tanda
botol (bagian) untuk mewakili „pemabuk‟ (total). Untuk menjelaskan
makna-makna secara tidak langsung.
3. Teori Semiotika
Roland Barthes adalah salah seorang pakar ahli semiotika dari perancis
yang membahas strukturalisme kepada semiotika teks dan mengembangkan
dua tingkatan pertandaan (staggered systems), yang memungkinkan untuk
dihasilkannya makna yang juga bertingkat-tingkat, yaitu tingkat denotasi
(denotation) dan konotasi (connotation). Roland Barthes menggambarkan
kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur makna yang
tersembunyi dalam gambar film, pertunjukan dan konsep-konsep umum.
Secara historis tokoh yang lahir dan dibesarkan di sebelah Barat Daya Prancis
ini sering disebut sebagai penerus dari teori Saussurean. Barthes
mengembangkan sebuah model relasi antara apa yang disebut sistem, yaitu
pembendaharaan tanda (kata, visual, gambar, benda) dan sintagma, yaitu cara
pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu.17
Selain itu Barthes
pada tahun 1950-an menarik perhatian dengan telaahnya tentang media dan
budaya pop menggunakan semiotika sebagai alat teoritisnya. Tujuan utamanya
16
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Budaya 2004), h.95. 17
Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya
Makna,(Yogyakarta: Jalasutra, 2003)h.303.
26
ialah mempelajari bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang
tanda untuk tujuannya sendiri. Seperti : (1) apa yang dimaksudkan atau
dipresentasikan oleh sesuatu; (2) bagaimana makna itu digambarkan; dan (3)
mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil.18
Penjelasnnya seperti
berikut :
a. “Denotasi” adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada
realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti.
Makna denotasi (denotative meaning), dalam hal ini, adalah makna
pada apa yang tampak. Misalnya, foto wajah Soeharto berarti wajah
Soeharto yang sesungguhnya. Denotasi adalah tanda yang penandanya
mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi.19
b. “Konotasi” adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang
tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti (artinya terbuka terhadap
berbagai kemungkinan). Ia menciptakan makna lapis kedua, yang
terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek psikologis,
seperti perasaan, emosi atau keyakinan. Misalnya, tanda bunga
mengkonotasikan „kasih sayang‟ atau tanda tengkorak
mengkonotasikan „bahaya‟. Konotasi dapat menghasilkan makna lapis
kedua yang bersifat implisit,tersembunyi, yang disebut makna
konotatif (connotativ meaning). 20
18
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta, Jalasutra : 2010), h.34-35. 19
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Budaya 2004), h.94. 20
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, h.94.
27
c. “Mitos” dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi
ideologi, yang disebut dengan “mitos” dan berfungsi untuk
mengungkapkan dan memberikan bagi nilai-nilai dominan yang berlaku
dalam suatu periode tertentu. Jadi mitos adalah suatu tanda yang memiliki
makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka
makna denotasi tersebut akan menjadi mitos atau singkatnya mitos
merupakan suatu kejadian yang terjadi berulang-ulang disuatu kelompok
masyarakat sehingga diakui sebagai kebudayaan yang ada didalam
masyarakat tersebut.21
Bagi Barthes, Faktor penting dalam konotasi adalah penandaan
dalam tatanan pertama. Penanda tatanan pertama merupakan tanda
konotasi. Lewat unsur verbal dan non verbal, diperoleh dua tingkatan
makna, yakni makna denotativ yang didapat pada semiosis tingkat pertama
dan makna konotatif yang didapat dari semiosis tingkat berikutnya.
Pendekatan semiotik terletak pada tingkat kedua atau tingkat signified,
makna pesan dapat dipahami secara utuh. Dalam pemahaman Barthes
semiotika adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial.22
Bagi Barthes, mitos adalah sistem semiologis urutan kedua atau
metabahasa. Mitos adalah bahasa kedua yang berbicara tentang bahasa
tingkat pertama (penanda dan petanda) yang membentuk makna denotatif
menjadi penanda pada urutan kedua pada makna mitologis konotatif.23
21
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, h.95. 22
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: JALASUTRA 2009),
h.15. 23
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, h.94-95.
28
Roland Barthes mengelompokkan kode-kode tersebut menjadi lima
kisi-kisi kode hermeneutik, kode semantik, kode simbolik, kode narasi, dan
kode kultural atau kode kebudayaan. Uraian kode-kode tersebut dijelaskan
pradopo (1991-80-81) sebagai berikut :
Kode hermeneutik, yaitu artikulasi pelbagai cara pertanyaan, teka-teki,
respons, enigma, penangguhan jawaban, akhirnya menuju pada jawaban. Atau
dengan kata lain, kode hermeneutik berhubungan dengan teka-teki yang
timbul dalam sebuah wacana. Siapakah mereka? Apa yang terjadi? Halangan
apakah yang muncul? Bagaimanakah tujuannya? Jawaban yang satu menunda
jawaban lain?
Kode semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level
penanda. Misalnya konotasi femininitas dan maskulinitas. Atau dengan kata
lain, kode semantik adalah tanda-tanda yang ditata sehingga memberikan
suatu konotasi maskulin, feminin, kebangsaan, kesukuan, atau loyalitas.
Kode Simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis,
antithesis, kemenduaan, pertentangan dua unsur, atau skizofrenia.
Kode Narasi atau proairetik yaitu kode yang mengandung cerita,
urutan, narasi, atau antinarasi.
Kode kebudayaan atau kultural, yaitu suara-suara yang bersifat
kolektif, anonim, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah,
moral, psikologi, sastra, seni, dan legenda.24
24
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h.18.
29
Tabel 1.2
Peta Roland Barthes
1. Signifer (Penanda) 2. Signifer (Petanda)
3. Denotative Sign (Tanda Denotatif )
4. Conotative Signifer (Penanda
Konotatif)
5. Conotative Signified (Petanda
Konotatif)
6. Conotative Sign (Tanda Konotatif)
Dari peta Barthes di atas penulis menambahkan makna mitos
dalam penjabaran melalui teks, bahwa mitos muncul ketika tanda denotatif
dan tanda konotatif bertemu lalu akan menajadi mitos apabila keduanya
saling bersinambungan. Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur
material: hanya jika anda mengenal tanda singa, barulah konotasi seperti
harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin. Jadi dalam
konsep Barthes, terdapat tanda konotatif yang bukan hanya sekedar
memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda
denotatif yang melandasi keberadaannya.
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam
pengertiannya secara umum denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh
Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai
makna yang pasti, dalam arti makna yang “sesungguhnya”.
Denotasi juga biasanya lebih mengacu pada penggunaan bahasa
dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Dalam hal ini denotasi
30
merupakan sebuah sistem yang tingkat pertama, sementara konotasi berada
pada tingkat kedua.25
Berdasarkan penjelasan diatas, semiotik Roland Barthes bertumpu
pada tiga hal yaitu: denotasi, konotasi dan mitos. Makna denotasi adalah
makna paling nyata dari tanda yang memiliki arti sebenarnya dari tanda
yang terlihat, dengan kata lain denotasi merupakan kata yang tidak
mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan yang terdapat dalam
potongan gambar-gambar di film Air Mata Surga.
Sedangkan Konotatif dikatakan sebagai secondary sign (signifikasi
tingkat kedua. Konsep konotasi inilah yang menjadi kunci penting model
semiotik Roland Barthes.26
Konotasi dipakai untuk menjelaskan salah satu
dari tiga cara kerja tanda dalam tatanan pertandaan kedua.27
Tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun
juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat
berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada
penanadaan dan tataran denotatif.28
Dengan kata lain makna konotasi
adalah bagaimana cara menggambarkannya.29
Spradley mengatakan makna konotasi meliputi semua signifikasi
sugestif dari simbol yang lebih dari pada arti referensialnya. Sedangkan
menurut Piliang makna denotasi meliputi aspek makna yang berkaitan
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.69. 26
Wibowo, Semiotika Komunikasi, h. 21. 27
Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 15. 28
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69. 29
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Depok: Raja Grafindo Persada, 2014), Edisi
ketiga, Cet-3, h. 141.
31
dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi.
Contohnya wajah orang yang tersenyum dapat diartikan sebagai suatu
keramahan, kebahagiaan. Tetapi tersenyum bisa saja diartikan sebagai
penghinaan terhadap seseorang.30
Pada makna konotasi ini peneliti membuat interpretasi dari makna
denotasi yang didasarkan pada rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti,
sehingga konotasinya akan menggambarkan makna perjuangan menjadi
istri shalihah yang terlihat dalam film Air Mata Surga.
Barthes menjelaskan cara yang kedua dalam cara kerja tanda di
tataran kedua adalah melalui mitos.31
Mitos adalah bagaimana kebudayaan
menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala
alam.32
Mitos berasal dari bahasa Yunani mythos “kata” “ujaran”, “kisah
tentang dewa-dewa”.33
Mitos menurut Barthes merupakan perkembangan
dari konotasi.34
Dimana mitos masa kini, membicarakan sejumlah
fenomena yang dianggap penting karena posisinya strategis dalam
kebudayaan masa kini35
Mitos yang sudah tepat, maka ia menjadi
ideologi.36
Jadi mitos adalah suatu kejadian yang terjadi berulang-ulang di
masyarakat sehingga diakui sebagai kebudayaan yang ada di dalam
masyarakat.
30
Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 20. 31
Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi ketiga, Cet-3, h. 143. 32
Wibowo, Semiotika Komunikasi, h. 22. 33
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h.167. 34
Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h.78. 35
Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h.120. 36
Primi Rohimi, Mitos Perempuan dalam Pesantren Analisis Semiotik Film “Perempuan
berkalung Surban”, (Palastren, Vol 2 No 1, juli 2009). h. 126.
32
B. Ruang Lingkup Tentang Film
1. Definisi Film
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian film secara
fisik adalah selaput tipis yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar
negatif (yang akan dipotret) atau tempat gambar positif (yang akan
dimainkan di bioskop). Sedangkan melalui kesepakatan sosial istilah film
dapat diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup atau segala sesuatu
yang berkaitan dengan gambar hidup.37
Film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film
selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,
dan kemudian memproyeksikannya keatas layar. Film adalah gambar
hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut
sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematic atau gerak. Film
juga sebenernya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal
di dunia para sineas sebagai seloloid. Pengertian secara harfiah, film
(sinema) adalah cinemathographie yang berasal dari cinema dan tho
artinya phytos (cahaya), graphi atau graph (tulisan atau gambar atau citra),
jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat
melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang
biasa disebut dengan kamera.38
Film mempunyai karakteristik tersendiri yakni menggunakan layar
lebar, pengambilan gambar karena menggunakan layar lebar, maka
memungkinkan pengambilan gambar jarak jauh atau long shot bahkan
37
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
pustaka,2007),h.316 38
Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Yogyakarta: Panduan, 2006), h.20.
33
extreme long shot, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologi yang mana
saat menonton pikiran dan perasaan kita larut dalam alur cerita yang
disuguhkan.39
Topik dari film menjadi sangat pokok dalam semiotika media
karena di dalam genre film terdapat sistem signifikasi yang ditanggapi
orang-orang masa kini dan melalui film mereka mencari rekreasi, inspirasi,
dan wawasan.40
Film merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio
visual dan sifatnya sangat kompleks. Film dapat menjadi sebuah karya
estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat penghibur,
alat propaganda, dan juga alat politik. Film juga dapat menjadi sarana
rekreasi dan edukasi. Di sisi lain film merupakan media penyebarluasan
nilai-nilai kebudayaan baru. Menurut Antonio Gramsci, media (film)
dipandang sebagai ruang di mana berbagai ideologi dipresentasikan. Hal
ini berarti di satu sisi media dapat digunakan sebagai alat penyebaran
ideologi penguasa, alat legitimasi dan alat pengontrol wacana publik.
Namun, di sisi lainnya media dapat digunakan sebagai alat resistensi
terhadap kekuasaan karena dapat menjadi alat untuk membangun kultur
dan ideologi.41
Dalam film juga menampilkan pertunjukan yang ditayangkan
melalui media-media layar lebar taupun layar kaca. Film sebagai sebuah
39
Elvinaro, Ardianto, Dkk, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2007), h. 145-147. 40
Marcel Danesi, Semiotika Media, (YOGYAKARTA: JALA SUTRA, 2010), h.134. 41
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: PT. Rosdakarya 2001), h.30.
34
produk, agar berkualitas harus memperhatikan unsur-unsur pokok film
sebagai berikut:42
a. Penulis Skenario.
b. Sutradara.
c. Aktor/Aktris.
d. Juru Kamera.
e. Penyuntingan (Editing).
f. Penata Artistik dan
g. Produser
2. Unsur-unsur dan Pembentuk Film
a. Tittle adalah judul.
b. Crident title, meliputi: produser, karyawan, artis (pemain) dll.
c. Tema Film, adalah sebuah inti cerita yang terdapat dalam sebuah film.
d. Intrik, yaitu Usaha pemeranan oleh pemain dalam menceritakan
adegan yang telah disiapkan dalam naskah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan oleh sutradara.
e. Klimaks, yaitu puncak dari inti cerita yang disampaikan klimaks bisa
berbentuk konflik atau benturan antar kepentingan para pemain.
f. Plot, adalah alur cerita. Alur cerita terbagi dalam dua bagian yang
pertama adalah alur maju dan kedua adalah alur mundur. Alur maju
adalah cerita yang disampaikan pada masa sekarang atau massa yang
akan datang, sedangkan alur mundur adalah cerita yang mengisahkan
tentang kejadian yang telah lampau.
42
Fikri Reza, Jurnal Ilmu Komunikasi Semiotika, (Jakarta: Universitas Bunda Mulia, 2007),
h.37.
35
g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung.
h. Million Setting, yaitu latar kejadian dalam sebuah film. Latar ini bisa
berbentuk waktu, tempat, perlengkapan, aksesoris, ataupun fashion
yang disesuaikan.
i. Sinopsis, adalah gambaran cerita yang disampaikan dalam sebuah film,
j. Trailer, yaitu bagian film yang menarik
k. Character, yaitu karakteristik dari para pemain/pelaku dalam sebuah
film.43
l. Suara, yaitu segala sesuatu yang terdapat dalam film yang mampu
tertangkap oleh indera pendengaran manusia. Dalam
perkembangannya efek dalam suara memiliki peran dan arti yang
penting dalam membangun emosi para penonton saat menyaksikan
sebuah tayangan film.
3. Struktur-struktur sebuah film
a. Pembagian Cerita.
b. Pembagian Adegan (Squence).
c. Jenis pengambilan gambar (Shoot).
d. Pemilihan adegan pembuka (Opening).
e. Alur cerita dan continuity (Berkelanjutan).
f. Intrique yang meliputi jealousy, Pengkhiatan, rahasia bocor, tipu
muslihat, dll.
g. Anti Klimaks, yaitu penyelesaian masalah. Anti klimaks ini terjadi
setelah klimaks.
43
Aep Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam (Bandung: Benang Merah Press,
2004), h. 95.
36
h. Ending atau penutup, Ending dalam film bisa bermacam-macam,
apakah happy ending (cerita diakhiri dengan kebahagiaan) ataupun sad
ending (Diakhiri dengan penderitaan).44
4. Jenis-jenis film
Dalam jenis film, kita dapat mengetahui bahwa jenis film adalah
sebuah cerita yang beragam, mengandung pesan dan memiliki alur cerita
yang berbeda-beda. Sehubungan dalam ukuran, film dibedakan pula
menurut sifatnya yang umumnya terdiri dari jenis-jenis sebagai berikut:
a. Film Cerita (Story Film)
Film cerita adalah jelas film yang mengandung suatu cerita,
yaitu yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan
para bintang filmnya yang tenar. Film jenis cerita juga menyajikan
kepada publik sebuah cerita sebagai cerita harus mengandung unsur-
unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Film jenis ini
didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukkan semua
publik dimana saja.45
Biasanya film cerita memiliki love story dan
happy ending dalam proses alur skenario dan tempat. Film cerita juga
mampu memberikan pesan yang amat penting bagi penontonnya.
b. Film berita (Newsreel)
Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta. Peristiwa
yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang
disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (newsvalue).
Sebenarnya, kalau dibandingkan dengan media lainnya seperti surat
44
Aep Kusnawan, dkk., Komunikasi Penyiaran Islam, h.103. 45
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.211.
37
kabar dan radio sifat “newsfact” nya film berita tidak ada. Sebab
sesuatu berita harus aktual. Ini disebabkan proses pembuatannya dan
penyajiannya kepada publik yang memerlukan waktu yang cukup
lama.46
Di dalam film berita sesuai dengan fakta yang sudah terjadi
dilapangan sehingga dalam penayangannya tidak terlalu banyak
memunculkan adegan arbiter.
c. Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang menampilkan imajinasi dan
kreatisfitas yang tinggi, karena film dokumenter dibuat melalui
pemikiran dan perencanaan yang matang. Didalam film dokumenter
juga menampilkan fakta dan peristiwa yang memiliki daya tarik untuk
dijual kepada publik.47
Dan Dokumenter sering kali diambil tanpa
skrip dan jarang sekali ditampilkan dibioskop yang menampilkan film-
film fitur, akan tetapi, film jenis ini sering tampil di televisi.
Dokumenter dapat diambil pada lokasi pengambilan apa adanya, atau
disusun secara sederhana dari bahan-bahan yang sudah diarsipkan.48
Selain itu film dokumenter bisa dibuat dan direkam dimana saja dan
kapanpun oleh seseorang. Karena pembuatan filmnya tidak terlalu
dibatasi oleh waktu dan ruang yang sempit.
d. Film Kartun
Film kartun adalah seni lukis yang menggambarkan tokoh-
tokoh kartun baru yang diputar dalam proyektor film dan bisa
46
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.212. 47
Prof Onong Uchjana Effendy.,M.A., Ilmu Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung,
PT.CITRA ADITYA BAKTI : 2003), h.213.
48
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.134.
38
menimbulkan hal yang menarik, lucu dan dapat ditonton oleh semua
kalangan. Selain itu banyak pula yang menjadikannya majalah cerita
bergambar atau buku untuk keperluan anak-anak. Tidak sedikit pula
yang menimbulkan gagasan untuk menciptakan atau menghidupkan
gambar-gambar yang mereka lukis dan si tokoh dalam film kartun
dapat dibuat menjadi ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar,
menjadi kecil secara tiba-tiba. Dan lain-lain.49
Film kartun mempunyai
ciri khas tersendiri, karena didalam film kartun biasanya sudah ada
karakter dari tokohnya dan memiliki kelebihan masing-masing dalam
memerankan tokoh tersebut, seperti film Doraemon dan Spongebob
The Movie. Kedua film tersebut menampilkan sosok karakter yang
berbeda dalam sebuah film. Akan tetapi kedua film tersebut sama-
sama memiliki fungsi untuk hiburan.
e. Film Animasi
Film animasi adalah film yang menciptakan ilusi gerakan dari
serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. Penciptaan
tradisional dari animasi gambar-bergerak selalu diawali hamper
bersamaan dengan penyusunan storyboard, yaitu serangkaian sketsa
yang menggambarkan bagian penting dari cerita. Sketsa tambahan
dipersiapkan kemudian untuk memberikan ilustrasi latar belakang,
dekorasi serta tampilan dan karakter tokohnya. Pada masa kini, hampir
semua (jika tidak semuannya) film animasi dibuat secara digital
dengan komputer.50
Dalam membuat film animasi memerlukan daya
49
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.216. 50
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.134-135.
39
kreatif imajinasi yang tinggi, sebab dalam sebuah film animasi kita
harus bisa mengembangkan karakter tokoh yang ingin kita tampilkan
dalam film tersebut. Melalui dari gambar sketsa, suara dan editing.
C. Wanita Shalihah Dalam Islam
1. Pengertian Wanita Shalihah
Wanita Shalihah adalah wanita yang sederhana dan bertutur kata
dengan lembut, tidak suka berlebihan membelanjakan harta suaminya, dan
justru dia menjaganya agar suaminya tidak terdorong untuk memburu
uang atau kekayaan dengan jalan yang tidak dibenarkan agama.51
Di mana
dia akan merasa tenang padanya dari hiruk-pikuknya kehidupan dan dari
cengkramannya. Disisinya dia akan mendapatkan ketenteraman,
kebahagiaan, ketenangan dan kenikmatan yang tidak dapat dikalahkan
oleh kenikmatan hidup lainnya.52
Dalam Al-Quran Surat An-Nur Ayat 31:
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
51
Isham bin Muhammad Asy-Syarif, Mutiara Kata Untuk Muslimah, (Jakarta, CV.
PUSTAKA MANTIQ: 1995), h.75. 52
Dr.Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, (Jakarta: Daarul Basya‟ir Al-
Islamiyah 1999), h.75.
40
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.”
Pada ayat di atas penulis memberikan gambaran tentang wanita shalihah
sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat
kepada Allah dan Rasul Nya, Wanita shalihah yang selalu menjaga dirinya ketika
tidak sedang bersama suaminya, menjaga auratnya dari semua orang yang ia
temui dan beriman untuk menjalankan syariat islam dengan baik dan benar.
د ثن:قاليزيدبنللاعبدبناخبرنامحم حيوة ثناحدقالابيحد
حمتسمعأنهشركبنشرحبيلناوذكرآخرأنبأ ثالحبليأباعبدالر يحد
أنقالوسلمعليهللاصلىللارسولنالعاأعمروبنبنعبدللاعن
نيا نياوخيرمتاعمتاع كلهاالد الحة المرأةالد (مسلمرواه)الص
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Abdillah
bin Yazid berkata: “Telah bercerita kepada kami hawa yang menutur
sanad hingga akhir dan bercerita kepada kami syarohbil bin syarik
sesungguhnya beliau mendengar Abu Abdirrohman Al-Hubla berkata dari
Abdulloh bin Amr bin il’a. sesungguhnya Rasullullah SAW bersabda:
“sesungguhnya seluruh dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita shalihah.” (H.R. Muslim)
Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya.
Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-
jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat
41
menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang
penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya
bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).53
Wanita Shalihah memiliki kepribadian yang mampu menciptakan
kebahagiaan, ketentraman, ketenangan dan keteguhan. Selain itu juga
mampu menghindarkan berbagai kesulitan dan rintangan dalam hidup
berumah tangga. Setiap ditimpa ujian dan cobaan ia selalu memiliki hati
yang tabah, ikhlas dan sabar dan yang dilakukan wanita shalihah yaitu
menunjukan rasa pedulinya bagi anak-anaknya, pencetak generasi-generasi
yang tangguh dan melahirkan anak-anak yan pintar.54
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, telah menjelaskan dengan
gamblang bahwa wanita shalihah yang benar-benar beriman meskipun
dibenci suaminya, namun dia tetap memiliki akhlak mulia yang diridhai
suaminya, oleh karena itu hendaklah kaum suami tidak melupakan sisi ini
dan hanya memperlihatkan sisi-sisi yang dibenci saja.55
Wanita shalihah bersikap sebagai istri yang mukminah. Istri yang
hatinya mengarah ke surga Tuhannya. Bukan hanya ke dunia semata. Dia
mengatakan: “Saya tidak akan tidur hingga terselesaikan perselisihan
diantara kita” sungguh baik budi pekertinya, ringan sikapnya dan tidak
congkak, bila marah tidak lama segera kembali kepada fitrahnya yang
baik. Yang demikian itulah sosok atau figur seorang istri yang
53
Dr.Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim h.76. 54
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.82. 55
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.81.
42
memperhatikan ketaatannya kepada suami dan mendahului untuk kembali
berbaikan setelah terjadi perselihan.56
2. Sifat Wanita Shalihah
a. Patuh dan taat kepada suaminya, “Laki-laki adalah pemimpin atas
perempuan-perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan dengan
sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-
hartanya. Maka wanita yang shalihah ialah yang taat lagi memelihara
diri balik di depan maupun belakang suaminya sebagaimana Allah
SWT telah memelihara dirinya.”
b. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari
maafnya, selalu menjaga hubungan baiknya dengan suaminya. Istri-
istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih
sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya.
c. Melayani suaminya dengan penuh kesabaran dan kekuatan
(berkhidmat kepada suami), seperti yang dilakukan Asma‟ binti Abi
Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu „Anhuma yang berkhidmat kepada az-
Zubair bin Awwam Radhiallahu „anhu, suaminya.
d. Menjaga rahasia-rahasia suami, baik dari orang luar atau didalam
keluarga sekalipun, karena istri yang amanah tidak akan berbuat tidak
sopan dengan menceritakan rahasia suaminya pada semua orang.
e. Memberikan penampilan yang menarik, cantik tetapi tetap rendah hati
dan sederhana tutur katanya didepan suaminya bahkan didepan orang
56
M. Qodirun Nur, Mutiara Kata Untuk Muslimah,(CV.PUSTAKA MANTIQ : Jakarta
1995), h.68.
43
lain. “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang
akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia
pergi si istri ini akan menjaga dirinya”.
f. Menjaga diri Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak
bepergian/safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan
ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’
(bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya
mengizinkan. “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah)
sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan
izinnya.”
g. Selalu dapat mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak
melupakan kebaikannya, selalu menjadi istri yang menerima jika
suaminya mempunya rezeki banyak ataupun sedikit.
h. Bersifat Amanah. “Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang
lelaki) Pertama, mempunyai istri yang shalihah, kalau kamu lihat
melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga
kehormatan dirinya dan hartamu”.57
i. Selalu Mendampingi Suami dan Membantu Pikirannya, diantara
sunatullah yang berjalan dalam kehidupan ini adalah kerjasamanya
pria dan wanita dalam membangun dunia dan menjalankan segala
urusan kehidupan ini, Dalam Islam pria dianjurkan membantu wanita
(istri) dalam bekerja dan mengatur urusan rumah tangga, begitu pula
57
Zulkifli, Wanita Shalihah adalah bidadari, Diakses pada hari kamis, 14 April 2016,
pukul 00.00 pada akun Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/17/49797/wanita-shalihah-
adalah-bidadari/#ixzz45j6uBYWE
44
istri pun harus membantu suami dengan ucapan, pendapat maupun
pekerjaan.58
Dengan begitu hubungan antara suami dan istri akan
terjalin dengan romantis dan saling memberikan dukungan dari segi
apapun selama hal tersebut memberikan dampak positif.
Demikian penjelasan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh
Wanita shalihah, wanita yang akan menjadi penghuni surga dan
menjadi bidadari bagi suaminya yang sholeh, dan ia akan menjadi
permata hidup didunia sampai dengan akhirat. Semoga dapat
memberikan pemikiran positif dan langsung mempelajari sifa-sifat
yang sudah melekat di dalam diri seorang istri shalihah.
3. Pandangan Islam Terhadap Wanita Shalihah
Dalam pandangan Islam, wanita shalihah memiliki
gambaran yang penuh kelembutan, yang didalam dirinya tersebar
nilai-nilai cinta, keharmonisan, kepercayaan, saling pengertian, dan
kasih sayang. Dan darinya berhembus ungkapan cinta kasih,
ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.59
Bertolak dari
pandangan Islam yang sangat mulia tentang wanita shalihah,
seorang muslim tidak akan tergiur oleh penampilan wanita
sekarang ini, tetapi dia akan tergiur oleh kepribadian wanita
muslimah yang shalihah. Karena hal itu akan mewujudkan rumah
tangga yang bahagia. Karenanya, tidak cukup baginya hanya
melihat kecantikan, keelokan dan penampilan fisik lainnya, tetapi
lebih dari itu dia sangat memperhatikan agama, otak dan latar
58
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Kepribadian Wanita Muslimah, h.158. 59
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.75.
45
belakang hidupnya dengan menggunakan petunjuk Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam yang disampaikan melalui
sabdanya.60
Istri shalihah adalah perhiasan yang paling indah bagi suaminya.
Istri yang shalihah akan memberikan kedamaian dan kesejukan dalam
kehidupan rumah tangga. Setelah menjadi istri dari suaminya, ia terampil
dan bertanggung jawab dalam melayani suami dan anak-anaknya, serta
siap mengatasi berbagai masalah rumah tangga bersama suaminya.61
Pesan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada umatnya
agar mencari wanita shalihah yang pemahaman agamanya mendalam tidak
berarti harus melupakan sisi kecantikan dan penampilan, dimana beliau
memerintahkan melihat wanita yang hendak dinikahi, dengan tujuan agar
orang muslim tidak mendapatkan wanita yang tidak berkenan di hatinya
dan tidak menyenangkan pandangannya.62
Menjadi wanita yang shalihah, taat beragama merupakan aset
penting bagi keluarga (suami). Ketaatan atas ajaran agama akan
memperkokoh tali cinta kasih suami-istri menjadi kian menguat berlipat-
lipat. Wanita shalihah akan mampu mengendalikan mahligai rumah
tangganya dengan tenang, menunaikan hak dan kewajibannya dengan
baik, serta mampu menjaga harta dan dirinya ketika suaminya tidak berada
dirumah, adalah kekuatan cinta suami-istri yang “tak akan lekang oleh
panas dan tak akan lapuk oleh hujan.”63
60
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.76. 61
Hasan M. Noer, Potret Wanita Shalehah, h.19. 62
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.76. 63
Hasan M. Noer, Potret Wanita Shalehah, h.18.
46
46
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM AIR MATA SURGA
A. Latar Belakang Pembuatan Film Air Mata Surga
Film Air Mata Surga mengangkat tentang isu perempuan dan keluarga,
film ini menonjolkan tentang kisah perjuangan dari seorang istri shalihah yang
memiliki kebesaran hati yang tidak dimiliki oleh seorang laki-laki. Adapun film
Air Mata Surga yang di produksi Tujuh Bintang Sinema ini merupakan sebuah
film adaptasi dari novel best seller laris Air Mata Tuhan, karya Aguk Irawan MN.
yang ditayangkan di bioskop pada tanggal 22 Oktober 2015. Dalam film Air Mata
Surga, Hestu menitik beratkan pada nuansa religi dan human. Religi menjadi
balutan sebagai film yang mengangkat tentang isu perempuan.1
Tujuh Bintang Sinema dan seluruh tim membuat satu visi dan misi dengan
hasil diskusi bersama bahwa film ini mempunyai tujuan campaign sendiri, seperti
yang dijelaskan oleh Hestu pada setiap ia membuat film, Pada dasarnya di dalam
Film memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sama halnya tentang film Air Mata
Surga yang memberikan campaign untuk semua perempuan inspirasi yang ada di
seluruh dunia, maka dari itu tujuh bintang sinema memberikan penghargaan bagi
70 orang wanita inspiratif di setiap profesi mereka masing-masing. Hal ini juga
Bekerjasama dengan kowani (Komisi Wanita Indonesia). Dan tim produksi Air
Mata Surga diberikan penghargaan dari kowani.2 Para wanita Inspiratif tersebut
dipilih dari berbagai bidang prestasi baik politik, olahraga, sosial, budaya, dan
1Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta
23 April 2016. 2Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta
23 April 2016.
47
sebagainya. Tujuh Bintang Sinema memproduksi film ini sebagai bentuk
kontribusi terhadap perfilm-an tanah air, dan diharapkan dapat memberikan hal
yang positif serta menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia khususnya kepada
para perempuan yang ada diindonesia.3
Ke 70 wanita inspiratif yang mendapatkan penghargaan tersebut yaitu:
Ratna Sarumpaet, Coreta Puput Eko Bayu, Lenggogeni Farouk (Gen Halilintar),
Sri Yulianti, Bariah Damayanti, Tuti, Rosa Dino Patti Djalal, Bella Saphira,
Inggrid Kansil, Sendy Yusuf, Reni Anggreini Savitri, Putri Soedibyo, Linda
Agum Gumelar, Marini Zumarnis, Inneke Koesherawati, Liestyana Irman
Gusman, Deisti Setya Novanto (Deisti Astriani Tagor SH), Veronica Colondam,
Arzetti Bilbina, Yanti Airlangga, Yayuk Basuki, Okky Asokawati, Ida Ayu Oka
Rusmini, Mooryati Soedibyo, Endang Werdiningsih, Hanifah Ambadar, Ria
Irawan, Rima Melati, Titiek Puspa, Giwo Rubiyanto Wiyogo, Risa Suseanty,
Mariani Untung, Sri Rosyati (Ibu Kartini Kembar), Sri Irianingsih (Ibu Kartini
Kembar), Bunda Iffet (Slank), Farah Quinn, Nurlin Silitonga, Yuni Shara, Ratih
Sanggarwati, Aprilani Yustin Ficardo, Kartini Basuki, Lulu Kamal, Titi Qadarsih,
Hj.Melani Leimena Suharli, Yenni Wahid, Antarina S.F Amir, Naning
Adiningsih, Dewi Fortuna Anwar, Tri Mumpuni, Wendy Yap, Oka Rusmini, Nina
Akbar Tanjung, Nuniek H.Musawa, Christine Hakim, Diera Bachir, Nabilah
Alsagoff, Dona Lesmana, Tian Belawati, Rahajeng Dyah Savitri, Kartini Muliadi,
Dwi Rubianti Kholifah, Grace Tahir, Claudia Widjaya, Yenti Elizabeth, Artika
3Lusi Triana, Air Mata Surga Angkat Isu Perempuan, Keluarga, Dan Nilai Islami”,
Artikel Diakses pada hari kamis, tanggal 4 April 2016, pukul 22.17 WIB, Pada akun
http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-angkat-isu-perempuan-dan-keluarga-
151022l.html
48
Sari Devi, Diajeng Lestari (HIJUP), Shahnaz Haque, Inul Daratista, Mien Uno,
dan Indayati Oetomo.4
Tujuan mengadakan nonton bareng 70 perempuan inspiratif Indonesia ini
yang pertama merayakan 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Kemudian sebagai
kegiatan positif perempuan inspiratif Indonesia. Ketiga sebagai ajang berbagi bagi
semua perempuan inspiratif yang datang agar kisah-kisah hidupnya bisa menjadi
inspirasi tidak hanya kalangan terbatas, tapi juga kalangan lebih luas,” ungkap
Agung sebelum nonton bareng Air Mata Surga di CGV blitz, Grand Indonesia,
Jakarta.5
Dalam pembuatan film tidak ingin menggurui, artinya dalam setiap adegan
itu terasa religinya walaupun secara visual tidak kompleks menyajikannya. Tapi,
dari setiap karakter yang di bangun, dan dari setiap latar belakang ataupun
peristiwa itu berdasarkan nilai-nilai religi Islam yang memang ingin disampaikan
kepada penonton.6
Meski merupakan film adaptasi, Hestu menjelaskan bahwa ini adalah
kebutuhan industri dan alur ceritanya, dimana di novel sudah ada bentuknya.
Ketika menggunakan bestseller orang sudah membaca dan membeli novelnya,
pasti penonton langsung tertarik untuk menonton filmnya. Walau demikian,
sutradara film Merry Riana dan Mimpi Sejuta Dolar ini pun mengaku tidak pernah
ragu untuk mengubah peristiwa, dialog, konsep, dan treatment dari novelnya.
4Lusi Triana, Air Mata Surga Angkat Isu Perempuan, Keluarga, Dan Nilai Islami, Artikel
Diakses pada hari kamis, tanggal 4 April 2016, pukul 22.17 WIB, Pada akun
http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-angkat-isu-perempuan-dan-keluarga-
151022l.html 5Lusi Triana, Air Mata Surga Beri Apresiasi Pada 70 Perempuan Indonesia, Artikel
Diakses pada hari sabtu, 23 April 2016, pukul 23.57 WIB, Pada akun
http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-beri-apresiasi-70-perempuan-indonesia-
151016t.html 6Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta
23 April 2016.
49
Pasalnya, walaupun media yang berbeda membuatnya harus mampu menyajikan
cerita dengan bahasa film yang punya waktu lebih terbatas daripada novel.7
Pesan religi tidak akan berbeda, cuma medianya aja yang berbeda, karena
saya harus meng-create itu dengan sarana yang saya punya. Cara
mengkomunikasikannya saja yang berbeda, Film ini juga melibatkan beberapa
nama terkenal untuk mengisi soundtrack film tersebut Ihsan Tarore, Mario
Ginanjar, Mawa Diri (Rieka Roeslan, Iga Mawarni, dan Dian HP). Melly Goeslaw
juga turut menyumbangkan lagu ciptaannya “Air Mata Surga” untuk dinyanyikan
oleh Dewi Sandra.8
Film ini diharapkan dapat memberikan hal positif kepada masyarakat
berupa pesan dan motivasi. Penonton diharapkan bisa ikut merasakan dan berbagi
pengalaman hidup, terlebih untuk mendobrak pakem yang keliru bahwa "wanita
itu lemah".9
B. Sinopsis Film Air Mata Surga
Film Drama Religi Indonesia berjudul “Air Mata Surga” ini merupakan
film yang menceritakan kisah dari Fisha (Dewi Sandra) dan Fikri (Richard
Kevin). Fikri adalah seorang ahli desain yang akhirnya jatuh cinta kepada Fisha
yang masih berstatus mahasiswi S2 di Yogyakarta. Di samping itu teman Fisha
bernama Hamzah (Morgan Oey) telah menaruh hati terhadap Fisha. Ibunda dari
Fisha (Ayu Diah Pasha) serta sahabat Fisha bernama Weni (Adhitya Putri) setuju
7Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta
23 April 2016. 8Lusi Triana, Air Mata Surga Angkat Isu Perempuan, Keluarga, Dan Nilai Islami, Artikel
Diakses pada hari kamis, tanggal 4 April 2016, pukul 22.17 WIB, Pada akun
http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-angkat-isu-perempuan-dan-keluarga-
151022l.html 9Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta
23 April 2016.
50
dengan kedekatan mereka. Namun ternyata Fisha hanya mengganggap Hamzah
sudah seperti kakaknya sendiri.
Fikri secara tiba-tiba memberikan surprise kepada Fisha yaitu
melamarnya, setelah Fisha lulus dari S2, mereka pun menikah. Ibunda dari Fikri,
Halimah (Roweina) kurang dekat dan tidak harmonis. Namun antara Oma Aida
(Titi Dibyo) dan Dian (Andania Suri) adik Fikri sangat dekat dan harmonis
terhadap Fisha.
Dengan rumah tangga Fikri dan Fisha tersebut sebenarnya bahagia, pada
akhirnya Fisha yang mengalami keguguran hingga dua kali membuat Fisha sangat
terpukul dan sedih. Fikri pun tidak menyalahi Fisha atas hal tersebut. Saat Fikri
berbisnis di luar kota, Fisha merasakan sakit yang sangat luar biasa di perutnya
dan Fisha dinyatakan sakit kanker rahim stadium akhir. Fisha meminta Halimah
untuk menyembunyikan hal tersebut dari Fikri. Karena tahu waktunya tak lagi
Fisha pun melakukan berbagai langkah pengorbanan bahwa cinta sejati itu ada.10
C. Profil Sutradara Film Air Mata Surga
1. Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Reni Nur Cahyo Hestu Saputro adalah sutradara dari film Air Mata
Surga, Pria yang menyukai hobi olahraga dan bercocok tanam ini Lahir di
Yogjakarta, pada tanggal 31 Juli 1985, hestu juga menyelesaikan pendidikan
D3 nya di Akademik Komunikasi Industri Yogyakarta. profesi yang digeluti
saat ini adalah sutradara film. Hestu yang telah terjun di dunia perfilman sejak
tahun 2008 dulunya pernah bergabung dalam komunitas pencinta film di
10
“Reni Nur Cahyo Hestu Saputro”, Diakses pada Hari Senin, Tanggal 4 April, pukul
16.56 WIB pada akun http://www.sinopsisfilem21.com/2015/10/air-mata-surga-2015.html
51
Jogjakarta.11
Hestu juga telah lama bergabung dengan Dapur Film bersama
Hanung Bramantyo mulai dari workshop angkatan pertama. Ia kemudian ikut
terlibat di produksi film-film Hanung seperti "Get Married" sebagai Asisten
Sutradara 2, "Get Married 1" masih sebagai Asisten Sutradara 2 sebelum
akhirnya diberikan kesempatan untuk menyutradarai "Pengejar Angin
(Dapunta)", sebuah film yang diproduseri oleh Hanung di tahun 2011. Selain
itu Hestu juga telah membuat berbagai video klip dan FTV.12
D. Profil Tujuh Bintang Sinema
Tujuh Bintang Sinema adalah sebuah rumah produksi yang berdiri pada
tanggal 10 Oktober 2014 di Jakarta. Di belakangnya berdiri Lela Tresna sebagai
Executive Producer, serta Agung Saputra dan Dave Gerald sebagai Producer.
Saat ini Tujuh Bintang Sinema telah mengantongi hak atas novel berjudul "The
Naked Traveler" dan "Air Mata Tuhan" untuk diadaptasi menjadi film layar
lebar.13
Executive Producer : Lela Tresna
Producer : Agung Saputra dan Dave Gerald
Director : Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Executive Producer : Lela Tresna
Produser : Agung Saputra, Dave Gerald
CastingDirector : Wina Galon
Costume : Iwan Latiff
Make-up : Listerianto
11
Hasil wawancara pribadi dengan Dona Roy, Dikantor 4 Sisi, Jakarta, 21 April 2016. 12
http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/r.-n.-c.-hestu-saputra.html, Diakses rabu 13
April pukul 22.49 WIB 13
Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 22.33 WIB, diakun
TujuhBintangSinema.com
52
Art Direction : Benny Lauda
Sound : Fery Setiawan
Sound Design : Satrio Budiono
Story : Sanie Raphie, Ainun Najwa, Aguk Irawan MN
Screenplay/Penata Skrip : Rahabi Mandra, Titien Wattimen, Lintang
Pramudya Wardani
Director of photography : Ujel Bausad
Music Director : Tya Subiakto
PR and Sponsor : Olva Mokoginta, yuristawati,
Deden Zainudin
Public Relation : Ciria sani nonny chirilda
Line producer : Raymond Handaya
Co- Directed : Dona Roy Sandra
Stager Pictures : Sentot Sahid14
E. Profil Tim Produksi Film Air Mata Surga
Director : Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Executive Producer : Lela Tresna
Produser : Agung Saputra, Dave Gerald
CastingDirector : Wina Galon
Costume : Iwan Latiff
Make-up : Listerianto
Art Direction : Benny Lauda
14
Diakses padahari kamis, 20 April 2016, pukul 13.50 WIB pada akun
http://cinemags.id/air-mata-surga/
53
Sound : Fery Setiawan
Sound Design : Satrio Budiono
Story : Sanie Raphie, Ainun Najwa, Aguk Irawan MN
Screenplay/Penata Skrip : Rahabi Mandra, Titien Wattimena, Lintang
Pramudya Wardani
Director of photography : Ujel Bausad
Music Director : Tya Subiakto
PR and Sponsor : Olva Mokoginta, Yuristawati, Deden Zainudin
Public Relation : Ciria Sani Nonny Chirilda
Line producer : Raymond Handaya
Co- Directed : Dona Roy Sandra
Stager Pictures : Sentot Sahid15
F. Profil Pemain Film Air Mata Surga
Dewi Sandera Kellick berperan sebagai : Fisha
Richard Kevin berperan sebagai : Fikri
Morgan Oey berperan sebagai : Hamzah
Adhitya putri berperan sebagai : Weni
Ayu Dyah Pasha berperan sebagai : Bunda (Ibu Fisha)
Roweina Umboh berperan sebagai : Halimah (ibu Fikri)
Andania Suri berperan sebagai : Dian (Adik Fikri) Benny
Lauda 16
15
Diakses padahari kamis, 20 April 2016, pukul 13.50 WIB
Pada akun http://cinemags.id/air-mata-surga
54
G. Keunggulan Film Air Mata Surga
Didalam film Air Mata Surga terdapat mutualisme, artinya bahwa film ini
menggambarkan tentang hubungan sesama makhluk hidup yang saling
menguntungkan kedua pihak,
Film Air Mata Surga memperlihatkan kepada penonton bahwa setelah
menonton film ini di bioskop, penonton bisa menganggap bahwa film adalah
pengetahuan dan cerminan untuk seseorang. Dan bagaimana penonton dapat
berbuat lebih baik lagi untuk menjalankan kehidupan.17
Keunggulan dalam sebuah film menciptakan kesuksesan dari film itu
sendiri, bagaimana alur cerita, pendalaman karakter dan setting tempat yang
menentukan bahwa film lahir dari sebuah seni, adapun keunggulan yang ingin
disampaikan dalam film Air Mata Surga, yaitu :18
1. Tema dari judul „Air Mata Surga‟, tema ini merupakan judul film yang
memiliki arti bahwa air mata dari seorang istri shalihah yang mengharap
ridho suami agar memperoleh surga.
2. Memiliki cerita tentang pengorbanan seorang istri shalihah yang
menggengam cinta sampai akhir hayat.
3. Film ini yang bercerita tentang love story, yaitu film yang menginspirasi
para wanita dan tentang kebesaran hati seorang wanita shalihah.
16Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 23.50 WIB pada akun
http://www.biodatapro.xyz/2016/04/biodata-andania-suri-lengkap-dengan-agama-biografi.html 17
Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi,
Jakarta 23 April 2016. 18
Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi,
Jakarta 23 April 2016.
55
4. Menjadikan hal positif dan bermanfaat setelah menonton film Air Mata
Surga.
5. Film yang diutarakan dari perempuan, oleh perempuan dan untuk
perempuan.
Menonton film memang menarik sekaligus mendapatkan manfaat yang
positif, karena didalam sebuah film pasti ada pesan dan makna yang ingin
disampaikan kepada penonton, baik pesan moral, pesan religi dan pesan
propaganda.
56
BAB IV
ANALISIS SEMIOTIKA FILM AIR MATA SURGA
A. Pesan Islam dominan dalam Film Air Mata Surga
Film memiliki esensi yang berbeda-beda, akan tetapi tujuan dalam
pembuatan film sendiri untuk memaknai pesan-pesan yang ada dalam
tayangan film tersebut, agar penonton dapat memahami apa maksud dari
tayangan film yang disajikan. Didalam film Air Mata Surga terdapat pesan
yang mendominasi yaitu keikhlasan, keikhlasan yang dimiliki oleh
seorang istri shalihah yang mampu berkorban demi orang yang ia
sayangi.Keikhlasan untuk memberikan apa yang sudah menjadi miliknya
akan tetapi melalui proses yang amat panjang dan juga rumit, Fisha yang
akan tau bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, memberikan amanat
kepada Fikri bahwa ketika ia sudah menikahi perempuan lain, kelak kamu
harus memperlakukan ia dengan baik dan membahagiakan istri mu dengan
baik, perlakukan dengan sebaiknya dan jadilah imam yang terbaik
untuknya.
Dalam penelitian ini pesan yang mendominasi adalah sikap
keikhlasan Fisha untuk berkorban di poligami dan hal ini membuktikan
bahwa kekuatan perempuan sangat terlihat, kekuatan yang mampu
menggetarkan hati wanita manapun, sisi keikhlasan dari seorang istri
shalihah yang memiliki kebesaran hati. Hal ini menunjukan bahwa
perempuan adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang kuat, Fisha
membuktikan bahwa keikhlasan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin di
57
raih dan di dapatkan harus melalui proses perjuangan yang panjang, Ikhlas
itu dapat dimaknai dalam tiga kategori yaitu Ikhlas beramal, mengamalkan
ikhlas dan mengikhlaskan amal. Ikhlas beramal maksudnya adalah
melakukan sesuatu semata-mata karena Allah Dan mempunyai tujuan
yang baik. Mengamalkan Ikhlas adalah berbuat dan berupaya untuk
melakukan dengan senang hati, sepenuh hati walau yang diperbuat itu
tidak sesuai dengan tuntutan hati. Sedangakan yang dimaksud dengan
mengikhlaskan amal adalah melakukan sesuatu tentang kebaikan dan tidak
menyebut-nyebutnya pada khalayak ramai. Untuk bisa ikhlas ternyata
tidak mudah. Ikhlas itu salah satu tangga spritual (rohani) yang akan
ditapaki setelah menapak syukur. Syukur tidak akan pernah bersemi di hati
kalau tidak ada rasa sabar. Sabar dan syukur ibarat dua sisi mata uang
yang tidak terpisahkan. Sabar, ikhlas dan bersyukur adalah tiga hal yang
harus dipelajari dan di pahami dengan baik, karena pada dasarnya ketika
hidup di dunia kita harus melatih diri sendiri agar mempunyai tiga sifat
tersebut, agar bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi.
Buah dari ikhlas adalah iman atau yakin. Ibrahim diberi sertifikat
dalam sertifikasi Qurban oleh Allah sebagai Ibadinal mukminin (hamba
Allah yang beriman). Hal ini karena ketulusannya dalam berserah diri
kepada Allah. Maka di dalam Film Air Mata Surga ini sosok Fisha sebagai
seorang istri memperlihatkan dirinya merupakan hamba Allah SWT yang
senantiasa selalu bertawakal dan taat kepada ajaran Allah SWT.
Bagi orang yang ikhlas akan selalu menikmati kebahagiaan hidup,
kedamaian hati dan kejernihan alam pikiran. Orang yang ikhlas juga akan
58
menikmati balasan-balasan berupa pengganti yang lebih baik dari apa yang
telah dipersembahkan oleh orang yang ia sayangi dan cintai sepenuh hati.
B. Makna Denotasi, Konotasi Dan Mitos Dalam Film Air Mata Surga
Film Air Mata Surga terdiri sebanyak 80 scene, namun penulis
membatasi scene-scene untuk dianalisis yaitu sebanyak 8 scene yang
hanya mempunyai makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah, setiap dari
scene dalam film Air Mata Surga penulis hanya menganalisa dengan
menggunakan teknik analisis data model dari Roland Barthes dilihat dari
segi Makna Denotasi, Makna Konotasi dan Makna Mitos, Dimana setiap
analisa penulis sudah menyesuaikan dengan gambar yang dipilih dan
diamati, Dalam proses pengamatan penulis mengkritisi setiap scene yang
ada dalam film Air Mata Surga. Untuk lebih jelas dan mudah dipahami
dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai tabel 4.8 dibawah ini, dimana scene-
scene yang sudah dianalisis dan ditandai dengan simbol dan makna pesan,
diantaranya sebagai berikut:
Tabel 4.1
1. Scene 19
Visual Dialog/Suara Type of shot
Gambar 1
Fisha: Jika air mata
adalah kunci untuk
membuka pintu
surga, maka
izinkanlah aku untuk
menangis.
Zoom in Zoom
Out:
Pengambilan
Gambar
dimulai dari
Kamera
bergerak
menjauh dan
59
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada gambar pertama adalah Fisha
sedang berdoa dengan kyusu di dalam kamar dan dirinya memohon dan
memanjatkan doa dengan meneteskan air mata bahwa air mata yang ia
keluarkan adalah air mata dari seorang istri shalihah yang hatinya sedang
merasa gundah dan sedih atas ujian yang sedang dialami oleh Fisha.
Dalam adegan dan teks diatas bahwa Fisha menunjukan sikap
tawakal (berserah diri kepada Allah dalam keadaan apapun) dengan
maksud dan tujun agar ia bisa menjalankan kehidupan berumah tangga
bersama suaminya Fikri dan teks dalam adegan 19 bahwa air mata dari
seorang istri shalihah adalah air mata untuk menerima segala apapun yang
terjadi dalam kehidupan berumah tangga, baik dan buruk, susah dan
senang bahkan dalam kondisi sakit dan sehat kita senantiasa harus
menerima pasangan kita apa adanya.
Bahwa pada dasarnya seorang istri adalah harta yang paling mulia
dan berharga yang harus dijaga dan dimiliki. Pada dasarnya ia harus
diperhatikan baik dalam segi ujian berumah tangga dan hasutan dalam
pihak keluarga besar dari pihak suaminya.
b. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terlihat pada gambar diatas menggunakan
Zoom in dan Zoom out, gambar ini memperlihatkan Fisha yang sedang
berdoa dan menangis, gambar ini memperlihatkan bahwa kesungguhan
mendekati
objek.
60
Fisha sebagai istri shalihah dalam menjalankan rumah tangga bersama
orang yang ia sayangi dan ia cintai sampai akhir hayatnya yaitu Fikri.
Air mata surga adalah air mata dari seorang istri yang
mengharapkan ridho dari suaminya agar ia bisa masuk surga, hal ini
membuat seakan penonton atau pembaca harus tau makna arti dari sebuah
bahasa. Dalam adegan tersebut terlihat simbol bahwa Fisha sedang tidak
menangis. Gambar diatas menunjukan bahwa Fisha hanya melakukan
gerakan shalat dan mengangkat kedua tangannya. Hal ini memperlihatkan
bahwa mimik Fisha tidak menunjukan ekpresi kesedihan tetapi ia hanya
diam dan menundukan kepala, padahal dalam dialog teks diatas
seharusnya ia menunjukan ekpresi kesedihan dan keganduhan hatinya.
Dalam film ini menjelaskan konotasi tentang seorang wanita yang
bernama Fisha, ia adalah seorang istri yang di poligami oleh suaminya,
tapi semua yang dilakukan suaminya adalah kehendak dan permintaan
istrinya, air mata mengkonotasikan sebuah rasa sedih yang amat
mendalam, tapi dalam film Air Mata Surga, Air Mata menandakan arti
ketulusan dari seorang istri shalihah untuk mendapatkan ridho dari
suaminya agar ia termasuk dalam istri-istri yang akan masuk surga Allah
SWT.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat pada adegan ini adalah tawakal hanya
kepada Allah. Jika kita bertawakal dengan sebenar-benarnya, maka kita
akan dimasukan ke dalam surga. Bertawakalah kita kepada Allah serta
selalu berdoa dalam situasi apapun. Tawakal sendiri artinya adalah
61
berserah diri kepada Allah dengan sepenuh hati percaya kepada Allah dari
penderitaan dan ujian yang dialaminya.
عه عمر به الخطاب رضي هللا عىه عه الىبي صلى هللا عليه وسلم قال :
له لرزقكم كما يرزق الطير ، تغدو لون على هللا حق توك لو أوكم تتوك
خماصا ، وتروح بطاوا
Artinya: “Dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu, dari
Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam , beliau Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allâh dengan sungguh-
sungguh tawakkal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikan rizki oleh
Allâh sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari
burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari
dalam keadaan kenyang.”1
Tabel 4.2
3. Scene 20
Visual Dialog/Suara Type of shot
Gambar 1
Fikri: kamu apa-apaan
si Fisha?
Fisha: Mas, Cuma
kamu. Aku mikirin
kamu.
Fikri: Aku juga punya
hak disini, kalo punya
anak nyakitin kamu,
yaudah kita berdua
aja.
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya
saja (dari pinggang
keatas)
Gambar 2 Fisha: Mas, tapi aku
mau kamu bahagia.
Fikri: Engga Fisha,
engga gini caranya.
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
1Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 22.50 WIB pada akun
https://almanhaj.or.id/3831-tawakkal-kepada-allah-subhanahu-wa-taala.html
62
yang terlihat hanya
separuh badannya
saja (dari pinggang
keatas)
Gambar 3
Fisha: Mas, Maafin
aku ya.
Fikri: Aku bahagia
cuma sama kamu.
Medium Long shot:
Pada jarak ini tubuh
manusia terlihat dari
bawah lutut sampai
ke atas. Tubuh fisik
manusia dan
lingkungan sekitar
relatif seimbang.
Gambar 4
Fisha: selamanya aku
akan bahagia sama
kamu, tapi kamu akan
jauh lebih, jauh, jauh,
jauh lebih bahagia
kalo kamu punya
anak, aku gabisa mas,
aku gabisa.
Fikri: itu ga adil buat
kamu.
Fisha: ini permintaan
aku.
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya
saja (dari pinggang
keatas)
63
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan pertama bahwa Fisha
dan Fikri berada dalam satu ruangan yang sama, Dimana suaminya sedang
berhadapan mengarah ke Fisha dan terlihat Fisha dengan serius menatap
wajah suaminya Fikri. Gambar kedua Fisha mengatakan untuk ingin sekali
melihat suaminya bahagia, Gambar ketiga Terlihat Fikri duduk diatas
kasur dan Fisha masih pada posisi awal yaitu berdiri di samping suaminya,
Gambar keempat Fisha terlihat bersimpu didepan suaminya sambil
mengatakan kamu akan jauh lebih bahagia kalo kamu punya anak,
posisinya terlihat mereka bertatap satu sama lain dan secara serius
membicarakan hal tersebut.
Sikap Keikhlasan Fisha sebagai seorang istri shalihah memberikan
arti dalam perjuangan pada sebuah pengorbanan untuk mengikhlaskan
suami yang ia cintai menikahi wanita lain merupakan sikap yang sangat
luar biasa yang dimiliki seorang istri shalihah, hal ini menunjukan bahwa
sisi kekuatan wanita sangat tampak dalam film ini. pada saat Fisha
meminta suaminya untuk menikah lagi, Fikri tetap tidak ingin, karena ia
sangat mencintai istrinya dan selalu ingin bersama dengan istrinya. Akan
tetapi poligami yang dilakukan suaminya terlaksana karena permintaan
Fisha.
Bahwa poligami yang dianggap merugikan bagi kaum wanita pada
umumnya, tetapi Fisha mengorbankan perasaan cinta kepada suaminya
dan meminta permohonan terakhir terhadap suaminya agar Fikri bisa
membina kehidupan berumah tangga. Poligami yang dimaksud dalam
64
Film ini bukan ingin menampilkan sisi kelemahan seorang wanita. Akan
tetapi memperlihatkan kesungguhan dan kebesaran hati dari seorang istri
shalihah bahwa ini adalah kekuatan dari seorang perempuan yang ikhlas
dan tidak merasa bahwa ini adalah keputusan yang salah akan tetapi ini
adalah keputusan yang tepat dan sangat baik untuk kedepannya.
b. Makna Konotasi
Makna Konotasi yang terlihat pada adegan ini adalah tepat berada
di dalam ruangan yang dipenuhi oleh barang-barang. Yaitu meja, bangku,
dll. Yang mengesankan bahwa ruangan ini berada di kamar Fisha dan
Fikri. Di mana gambar diambil dari medium shot, medium long shot dan
close up.
Makna konotasi dari adegan ini terlihat bahwa Fisha duduk tegap
menghadap lawan bicara yaitu suaminya yang menandakan sebuah
keyakinan. Badan yang tegap menunjukan kesiapan, dan menatap lawan
bicara adalah sikap percaya diri. Maka dari itu ketika kita berbicara sambil
menatap matanya itu menunjukan bahwa kita sedang berbicara serius dan
sebenar-benarnya.
Sikap yang Fisha tunjukan adalah sikap permintaan untuk
suaminya menikah lagi dengan wanita lain yang ia sendiri ucapkan kepada
suaminya Fikri, bahwa ia ingin sekali melihat laki-laki yang ia cintai itu
bahagia, dengan penuh keikhlasan yang di miliki oleh seorang istri
shalihah, dalam kesempatan ini perjuangan sebagai seorang istri yang baik
bagi suami adalah usaha dari seorang wanita untuk melaksanakan
kewajibannya dalam memenuhi hak-hak suaminya dengan baik. oleh
65
karena itu Fisha sebagai seorang istri memenuhi kewajibannya untuk
mencapai keharmonisan antara suami dan istri yang pada akhirnya
berimbas pada kebahagiaan seluruh keluarga besar. Kita akan di buat
berfikir bahwa sebuah proses yang harus di miliki setiap manusia, bahwa
jika tidak ada keikhlasan dari diri seseorang maka tidak akan ada orang
yang mau berusaha dan yakin bahwa cinta sejati itu sebenarnnya ada.
Pada gambar pertama Fisha membicarakan tentang permintaan
suaminya agar menikah lagi dengan nada yang pelan dan sigap akan tetapi
Fikri dengan nada tinggi sambil menentang permintaan dari istri yang
sangat dicintai itu. Gestur dan mimik wajah di perlihatkan Fisha sangat
pucat padahal ia sedang tidak sakit dan gesturnya terlihat sangat takut
padahal ia tidak melakukan hal yang salah.
c. Makna Mitos
Makna Mitos dalam gambar di atas adalah Keikhlasan merupakan
proses dari niat baik dengan disertai kutulusan memberi tanpa pamrih.
Seringkali keikhlasan itu ada di antara cobaan yg berliku, karena adanya
goncangan dan perebutan kepentingan. Banyak orang berusaha untuk
ikhlas namun Keikhlasan akhirnya menjadi kata mengalah, inilah ikhlas yg
tidak berasal dari niat dan tekad yang kuat. Namun sesungguhnya
keikhlasan itu adalah "Memberi" dan ketika orang tersebut sudah memberi
apa yang diinginkan maka pihak lain akan ikhlas "Menerima", seperti yang
dilakukan seorang istri shalihah yaitu Fisha, dia memberikan keikhlasan
untuk suaminya menikah lagi dengan perempuan lain, agar dapat
membahagiakan suaminya, dan Fikri Menerima permintaan dari istrinya
66
bahwa ia harus menikahi perempuan lain, hal tersebut terjadi karena
didasari dari dalam hati denganniat yang baik, lurus, dan tulus. Bahwa
pada sifat seseorang apabila ia memiliki hati yang bersih maka ia akan tau
bagaimana cara untuk bisa memberi dan menerima apapun yang sudah
ditakdirkan oleh Allah SWT.
Namun pada zaman sekarang ini tidak banyak orang yang percaya
dengan takdir Allah SWT dan ada yang dari mereka menyerah sebelum
mencoba. Padahal ketika kita berserah diri (tawakal) kepada sang pencipta.
Maka keinginan itu akan menjadi kenyataan, karena tidak ada yang tidak
mungkin ketika kita yakin dan ingin berusaha dengan sepenuh hati.
Tabel 4.3
4. Scene 25
Visual Dialog/Suara Type Of Shot
Gambar 1
Tanpa Dialog Close-Up:
Memperlihatkan
ekspresi wajah
dengan jelas serta
gestur yang
mendetail. Close-up
biasanya digunakan
untuk adegan dialog
yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan
lebih mendetail
sebuah benda atau
obyek.
Gambar 2 Tanpa Dialog Medium Shot:
67
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang
maka yang terlihat
hanya separuh
badannya saja (dari
pinggang keatas)
Gambar 3
Fisha: Aku mohon
mas, saat dia sudah
sah menjadi istri
kamu, kamu
berjanji akan
memperlakukan dia
seperti kamu
perlakukan aku.
Extreme Close-up:
menampilkan detail
obyek, misalnya
mata, hidung, atau
telinga. Melakukan
pengambilan
gambar dengan
extreme close up
perlu pertimbangan
khusus, hal ini
jarang sekali
dilakukan apabila
tidak ada alasan
yang kuat.
Gambar 4
Fisha: Kamu ingat
pertama kali aku
menginjakan kaki
ku dirumah ini.
Kamu membasuhi
kakiku, kamu
perlakukan terhadap
dia juga ya mas.
Dan saat kamu
membawa dia ke
kamar pengantin
Close-Up:
memperlihatkan
ekspresi wajah
dengan jelas serta
gestur yang
mendetail. Close-up
biasanya digunakan
untuk adegan dialog
yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan
68
jangan lupa doain
dia dan janji kamu
akan menjadi imam
terbaik untuknya.
lebih mendetail
sebuah benda atau
obyek.
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan Gambar pertama
menjelaskan, Fisha sedang memakaikan jas dan kopiah hitam kepada
suaminya di dalam ruangan. Hari itu adalah hari dimana suaminya Fikri
akan melangsungkan pernikahannya dengan wanita lain. Gambar kedua
yaitu Fisha sedang memakaikan jas dan kopiah berwarna hitam kepada
suaminya Fikri, Gambar ketiga Fisha membisikan di telinga suaminya gaar
ia dapat bisa memperlakukan istrinya yang kedua sama seperti yang
pernah Fikri lakukan terhadapnya. Gambar keempat Fisha tampak masih
berbicara dengan Fikri.
Keputusan yang kuat yang diambil oleh Fisha Dan Kesungguhan
Fisha Untuk membahagiakan Suaminya Fikri, Fisha yang telah mengalami
keguguran dua kali dan di diagnosis memiliki kanker Rahim stadium akhir
dan tidak bisa lagi untuk memiliki kekuatan, dan pada akhirnya ia
mengambil keputusan yang kuat yaitu merelakan suaminya untuk
menikahi wanita lain. Keputusan yang Fisha ambil tidak ada keraguan baik
dalam dirinya atau luar dirinya. Fisha selalu ingin melihat suami dan
keluarganya bahagia, ia akan selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik bagi keluarganya, kesungguhan yang ia berikan kepada suaminya
Fikri untuk menikah lagi adalah keinginan yang Fisha lakukan agar
suaminya dapat bahagia. Fisha memiliki hati yang sangat ikhlas dan juga
69
ia meminta agar suaminya dapat menyanyangi dan mencintai istrinya yang
sudah dinikahinya yaitu Weni. Adegan kedua yang peneliti pilih adalah
pada saat Fisha menghadari sendiri pernikahan suaminya Fikri didalam
Masjid.
b. Makna Konotasi
Makna Konotasi yang terlihat dari rangkaian gambar diatas pada
Close Up saat Fisha memakaikan Jas kepada suaminya pakaian dikenakan
memberikan tanda siap akan hal yang ingin dilakukan dan di laksanakan.
Selanjutnya medium shot memperlihatkan Fisha memakai kopiah
berwarna hitam untuk dikenakan diatas kepala suaminya. Lalu Extrem
close up saat wajah Fisha di Close Up dan menghadap samping suaminya
Fisha sedang membicarakan tentang kesiapan dan memberikan nasihat
kepada suaminya. Sedangkan Extreme close up memperlihatkan kedua
objek yaitu Fikri dan Fisha yang berhadap sampingan, Fikri sedang
mendengarkan secara serius yang sedang Fisha bicarakan dengan nya.
Konotasinya apabila seorang wanita menjaga orang yang ia sayangi
suaminya, maka demikian itu adalah utama. Di mana kewajiban seorang
istri adalah taat kepada suami, hal tersebut tidak lain Karena hak-hak
suami yang wajib dipenuhi oleh istri lebih berat daripada hak makhluk
manapun, bahkan kedua orangtua nya sekalipun.
c. Makna Mitos
Makna mitos dalam adegan ini adalah dalam menggapai sesuatu
yang kita inginkan tidaklah mudah dan harus melewati masa-masa proses
yang panjang. Sama hal nya dengan pengorbanan yang dilakukan seorang
70
istri shalihah bernama Fisha. ia selalu menjadi perempuan yang tabah,
sabar dan selalu mencintai suaminya.
Proses yang panjang yang sudah dilewati seakan menjadi
pembuktian bahwa ketika kita hidup kita pantas memperjuangkan orang
yang kita sayangi walaupun itu melakukan pengorbanan dan proses yang
panjang akan tetapi semuanya berakhir dengan bahagia.
Tabel 4.4
5. Scene 26
Visual Dialog/Suara Type Of Shot
Gambar 1
Tanpa Dialog Long Shot:
Digunakan untuk
menunjukan
tempat adegan
berada.
Gambar 2
Tanpa Dialog Long Shot:
Digunakan untuk
menunjukan
tempat adegan
berada.
Gambar 3
Tanpa Dialog Close Up:
Umumnya
memperlihatkan
wajah, tangan,
kaki, atau sebuah
obyek kecil
lainnya. Teknik
ini mampu
memperlihatkan
71
ekspresi wajah
dengan jelas serta
gestur yang
mendetail.
Gambar 4
Fikri: Saya terima
nikahnyaWeni
Widianingsih binti
wijatmiko dengan
mas kawin
tersebut dibayar
tunai.
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang
maka yang terlihat
hanya separuh
badannya saja
(dari pinggang
keatas).
Gambar 5
Tanpa Dialog Close-Up :
Umumnya
memperlihatkan
wajah, tangan,
kaki, atau sebuah
obyek kecil
lainnya. Teknik
ini mampu
memperlihatkan
ekspresi wajah
dengan jelas serta
gestur yang
mendetail. Close-
up biasanya
digunakan untuk
adegan dialog
yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan
72
lebih mendetail
sebuah benda atau
obyek.
a. Makna Denotasi
Makna denotasi yang terlihat pada adegan pertama menjelaskan
detail objek yaitu tempat orang-orang beribadah yaitu masjid, Terlihat
banyak orang yang memasuki area masjid untuk menyaksikan pernikahan
Fikri dan Weni, gambar kedua, di dalam masjid sudah berkumpul banyak
orang yang terdiri dari saksi, saudara, keluarga wali dan penghulu dalam
acara pernikahan yang sakral dan suci. Gambar ketiga menjelaskan detail
objek secara Close Up yang memperlihatkan ekspresi wajah Fisha sedang
menangis, gambar keempat Fikri sedang memegang tangan penghulu
untuk melaksanakan ijab qobul, gambar kelima Fisha Tersenyum sangat
lebar sambil menangis yang menandakan sebuah kebahagiaan karena
suaminya sudah menikahi wanita yang bernama Weni.
Pernikahan Fikri Dan Weni, Tiba akhirnya pada pencapain akhir
sebuah proses yang dialami Fikri dan Fisha, hari bahagia itupun datang.
Pernikahan Fikri dan Weni yang dilaksanakan didalam Masjid terasa haru.
Tak kala pernikahan kedua ini adalah atas keinginan dan izin yang
diberikan oleh Fisha. Perjuangan yang berujung pengorbanan istri
shalihah, Pada saat ijab qobul sudah diutarakan oleh Fikri disaat itulah
Weni sudah sah menjadi istri kedua Fikri. Pengorbanan dan keikhlasan
yang dimiliki Fisha mampu menggetarkan hati setiap wanita manapun.
73
Wajah Fisha yang terlihat tersenyum bahagia setelah Fikri sudah selesai
mengucapkan ijab qobul.
b. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terlihat pada adegan pertama adalah objek
secara menyeluruh menggunakan Long shot. Pada gambar kedua
menggunakan Long Shot untuk memperlihatkan tempat adegan. gambar
ketiga, Close up pada wajah Fisha yang sedang menangis, hal ini
menggambarkan ketabahan dan kesabaran dari seorang istri shalihah,
gambar keempat Keadaan di dalam masjid memperlihatkan Fikri
mengucapkan ijab qobul yang disaksikan oleh para tamu undangan, eyang,
keluarga, orang tua dan juga Fisha. gambar kelima pada saat selesai ijab
qobul Fikri menegok kearah Fisha, dan pada Close up Fisha memberikan
senyuman yang amat bahagia kearah Fikri.
Bukti dari perjuangan istri shalihah yang diperlihatkan Fisha pada
saat ia duduk disamping mempelai istri dan memegang tangan mempelai
istri adalah tanda bahwa ia telah ikhlas dan bahagia melihat suami yang ia
cintai sudah resmi menikahi wanita yang baik dan shalihah bernama Weni.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat dalam adegan ini adalah Kebahagiaan,
dimana suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kepuasan, kesenangan
dan cinta, hal ini sangat berkaitan erat dengan Fisha. bahwa cinta yang
tulus dan sejati itu benar-benar ada. Kebahagiaan itu punya seseorang yang
memiliki keinginan dan berusaha yang kuat untuk mewujudkannya, maka
dari itu benar kata pribahasa yang mengatakan bahwa berakit-rakit ke hulu
74
berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senanglah
kemudian.
Pada dasarnya kehidupan berumah tangga pasti ada cobaan yang
menghampiri, itu semua harus di lewati dengan lapang dan tabah, bahwa
pada setiap kehidupan berumah tangga pasti ada yang namanya titik proses
dalam perjuangan agar mendapatkan kehidupan yang senantiasa selalu
dilindungi oleh Allah SWT, Fisha yang menunjukan rasa bahagianya
kepada suaminya akhirnya menyaksikan langsung pernikahan ini.
Sebagaimana dijelaskan dalam surah An-Nisa ayat 3:
{ افإن خفتم ألا تعدلوا فواحدة أو ما ملكت أيمانكم ذلك أدنى ألا تعولو }
Artinya : Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS an-
Nisa’:3).
Tabel 4.5
6. Scene 27
Visual Dialog/Suara Type Of Shot
Gambar 1
Dian: Mba Fisha tabah
banget, dia ngebuktiin
kalo cinta sejati itu
benar-benar ada.
Medium Shot:
pengambilan dari jarak
sedang, jika objeknya
orang maka yang
terlihat hanya separuh
badannya saja (dari
pinggang keatas)
a. Makna Denotasi
75
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan gambar pertama
menggambarkan yakni terlihat dua orang wanita yang saling bertolak
belakang dan mengenakan pakaian serba putih yang sedang membicarakan
sosok seorang perempuan yang penuh dengan ketabahan dan kebesaran
hati bernama Fisha.
Perempuan adalah sosok makhluk Tuhan yang diciptakan dengan
perasaan lembut dan indah. Fisha yang selalu taat kepada suami dan selalu
ingin melihat suaminya bahagia, maka ia merelakan suaminya untuk
menikahi wanita lain. Keinginan adalah pencapaian sesuatu hal yang
bernilai positif dan melalu proses agar bisa mencapainya, sama halnya
yang dilakukan oleh Fisha, bahwa ia mengingkan suaminya untuk bahagia
walaupun ia tau bahwa ia akan meninggalkan suaminya untuk selamanya.
Sifat tabah yang dimiliki Fisha sebagai istri shalihah
mencerminkan bahwa ia sangat menjaga kualitas tata bicara dan
keramahan sikap kepada siapapun yang ada disekeliling nya, wanita yang
selalu memperlihatkan bahwa cinta sejati itu ada dan hadir pada setiap
pasangan yang sudah menikah dan membangun rumah tangga bersama.
b. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terlihat pada gambar pertama
menggambarkan dua orang wanita yang sama-sama menangis menandakan
haru. dan satu diantara mereka menangis sambil berbicara tentang sosok
perempuan yang mengalami proses perjuangan yang panjang dalam
berkorban untuk orang yang ia sayangi dan ketabahan seorang istri adalah
76
benar adanya dan sangat nyata terlihat jelas, Pengambilan melalui medium
shot.
Dua orang wanita yang sama-sama sedang berdiri dan memakai
baju serba putih menandakan suci dan bersih sedang menghadap kearah
depan dan yang satu hanya menangis dan satunya lagi menangis sambil
berbicara tersendu-sendu.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat dalam adegan ini adalah Ketabahan
yang terkait dengan kekuatan jiwa seseorang menghadapi atau mengurai
masalahnya, baik itu ketika menderita, menghadapi cobaan, hukuman
karma, dan sebagainya. Tentu saja gradasinya berbeda-beda, tergantung
masing-masing individu.
Tabel 4.6
7. Scene 28
Visual Dialog/Suara Type Of Shot
Gambar 1
Fikri: Sayang kamu
kenapa?
Fisha: engga, aku
kekamar aja mas.
Fikri: sayang cerita
sama aku.
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya saja
(dari pinggang keatas)
Gambar 2 Tanpa Dialog Zoom in zoom out
kamera bergerak
menjauh dan
mendekati objek
dengan menggunakan
77
tombol zooming yang
ada dikamera.
Gambar 3
Fikri: Sayang kamu
kenapa? Please kasih
tau aku.
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya saja
(dari pinggang keatas)
Gambar 4
Fikri: aku ini masih
suami kamu, kasih tau
aku kamu kenapa? apa
yang kamu
sembunyiin dari aku,
apa?
Fisha: aku gapapa
mas, aku kekamar aja.
Medium Shot :
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya saja
(dari pinggang keatas).
Gambar 5
Weni: Fisha
Kemotrapi, Kanker
rahim stadium akhir,
Fisha maafin aku
Medium Shot:
pengambilan dari
jarak sedang, jika
objeknya orang maka
yang terlihat hanya
separuh badannya saja
(dari pinggang keatas).
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan gambar pertama, berupa
gambar Fisha dan Fikri sedang berbicara secara berhadapan di ruang tamu
78
di dalam rumah mereka, pada gambar kedua Fikri kaget karena melihat
rambut Fisha yang rontok, lalu pada gambar ketiga dan keempat Fikri
mengajak bicara lagi kepada Fisha, Pada gambar kelima menjelaskan
Weni sedang berbicara kepada Fikri dan Fisha.
Perjuangan kemotrapi kanker Rahim stadium akhir yang di alami
Fisha yang sejak awal sudah divonis oleh dokter bahwa dirinya mengidap
sakit kanker Rahim stadium akhir dan menjalani kemotrapi akan tetapi hal
ini baru diketahui oleh Fikri suaminya, mendengar istrinya mengidap
penyakit kanker seketika Fikri kaget, karena yang memberi tahu adalah
Weni istri kedua Fikri. Kejujuran yang di berikan Fisha terhadap
suaminya, Pada akhirnya menceritakan sendiri semua yang dirasakannya
selama ini soal penyakit kanker yang dia alami sampai akhirnya keputusan
yang membuat ia memilih langkah pengorbanan yang luar biasa terhadap
suaminya. Yaitu mempersiapkan wanita lain untuk di nikahinya. Hal ini
membuat Fikri sempat merasa bingung karena Fisha menyembunyikannya
di awal, akan tetapi setelah Weni menceritakan semuanya Fisha langsung
jujur dan meminta maaf kepada suaminya.
Fisha sangat terpukul dan sangat sedih dengan hal yang menimpa
ia dan keluarga kecilnya, awalnya hanya ingin menutupi agar suaminya
jangan sampai tahu, akhirnya suaminya pun tahu bahwa ia sedang
menjalani perjuangan kemotrapi karena sakit kanker yang ia derita. Sedih
dan kecewa pasti sudah jadi satu, akan tetapi Fikri sebagai Seorang suami
memberikan perhatian dan dukungan yang sangat berarti kepada Fisha.
79
b. Makna Konotasi
Konotasi yang terlihat dalam rangkaian gambar adalah sebuah
perbincangan antara Fikri, Fisha dan Wina mengenai kanker Rahim
stadium akhir yang di derita oleh Fisha. pada adegan pertama terlihat
wajah Fisha Pucat menandakan ia sedang sakit, pada adegan kedua Fikri
menemukan rambut Fisha yang rontok dan menanyakan kepada istrinya
itu ada apa sebenarnya dengannya, pada adegn ke tiga dan keempat Fikri
mengajak bicara Fisha dengan nada serius untuk menanyakan apa yang
sedang terjadi kepada Fisha yang sebenarnya, pada gambar kelima Weni
muncul dan menceritakan semua tentang perjuangan Fisha yang sudah
lama mengidap sakit kanker Rahim stadium akhir dan harus di kemotrapi.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat pada adegan ini adalah Keterbukaan
yang dilakukan Weni membuat Fisha akhirnya menceritakan semuanya ke
Fikri, hal ini untuk kebaikan keluarga mereka. Islam juga mengajarkan
kita untuk bersikap saling terbuka dari golongan apapun. Proses panjang
yang dialami Fisha adalah cerminan untuk semua wanita agar terus dapat
memperjuangkan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Hal yang lebih baik akan membentuk sebuah proses yang panjang,
akan tetapi akan mendapatkan hasil yang indah. Dalam sebuah hubungan
rumah tangga Fisha dan Fikri selalu di warnai kebahagiaan, akan tetapi
mereka selalu memperlihatkan kondisi yang terbuka untuk selalu
membicarakan hal yang mereka ingin katakana satu sama lain, hal tersebut
merupakan bentuk dari kerukunan pasangan suami dan istri.
80
Tabel 4.7
8. Scene 29
Visual Dialog/Suara Type Of Shot
Gambar 1
Tanpa Dialog Long Shot: Digunakan
untuk menunjukan
tempat adegan berada.
Gambar 2
Fisha: Mas,
sepertinya ada
masalah sedikit
dalam keluarga
kita, tapi sekarang
sudah ada
solusinya.
Close-Up:
Umumnya
memperlihatkan
ekspresi wajah dengan
jelas serta gestur yang
mendetail. Close-up
biasanya digunakan
untuk adegan dialog
yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan lebih
mendetail sebuah
benda atau objek.
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada gambar pertama terlihat ada
Dian (Adik Fikri), Mamah Halimah, Eyang Aida, Weni, Fikri dan Fisha,
yang sedang berkumpul di ruang tamu dan membicarakan tentang
81
pernikahan yang akan dilaksanakan oleh Fikri suaminya dan Weni sahabat
dari Fisha sendiri.
Scene sebelum ini menceritakan Fisha dan Fikri yang sedang
membicarakan soal pernikahan yang akan dilaksanakan oleh Fikri, hal ini
dibicarakan oleh keluarga besar Fikri dan Fisha sudah memberikan solusi
yang terbaik untuk keluarganya. Pilihan untuk kebahagiaan keluarga besar
dan suaminya. Fisha melangkah menjauh dan ia mengambil pilihan yang
ia anggap baik, bukan hanya untuk keluarga tapi untuk keberlangsungan
hidup suaminya. Keputusan dan tekad Fisha yang kuat membuktikan
bahwa perjuangan menjadi istri shalihah benar ia lakukan demi melihat
orang-orang yang ia sayang merasa bahagia.
b. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terlihat dalam adegan ini adalah proses
perjuangan yang dilakukan oleh Fisha sebagai seorang istri shalihah. Ini
terlihat pada gambar adegan pertama Fisha dengan hangat menyambut
kedatangan suaminya yang sudah pulang bekerja dan membicarakaan
dengan nada pelan kepada suaminya bahwa ia sudah menemukan solusi
dari permasalahan keluarganya, yaitu yang di maksudkan oleh Fisha
bahwa ia sudah menemukan calon istri yang sesuai dan yang pantas untuk
dinikahi oleh Fikri. Dalam hal ini Fisha memperlihatkan bahwa ia
sungguh-sungguh dalam berbuat sesuatu yang ingin ia lakukan.
Keinginan dan tekad yang dimiliki oleh Fisha sangat memberikan
hal yang baik untuk suaminya dan terutama untuk keluarga besar
suaminya, walaupun sebenarnya ia sangat mencintai suaminya, akan tetapi
82
dengan sebuah cinta sejati yang tulus ia mampu memberikan kebahagiaan
yang amat membuat semua orang dapat bangga dan kagum dengan melihat
semua proses perjuangan yang Fisha lakukan dan untuk mencapai tujuan
kebahagiaan yang abadi.
c. Mitos
Makna mitos yang terlihat dalam adegan ini adalah Sikap
kebesaran hati yang dimiliki oleh seorang istri, Mampu melihat bahwa
kekuatan dari seorang wanita adalah sebuah perjuangan yang rela
berkorban demi seseorang yang ia sayangi. Selain itu juga terdapat
beberapa nilai inspiratif yang mengajarkan kepada kita para wanita bahwa
hidup di dunia ini kita harus bisa memiliki sikap ikhlas dan tawakal,
karena itu penting bagi kita untuk selalu membimbing diri kita agar tidak
menjadi manusia yang salah dalam memilih sesuatu.
Tabel 4.8
9. Scene 30
Visual Dialog/Suara Type Of Shot
Gambar 1
Fisha: Mulai hari
ini dengarlah
cintamu
menggema
dimana-mana,
Karena ia sudah
menyatu dengan
ruang dan waktu
Long Shot: Digunakan
untuk menunjukan tempat
adegan berada.
83
di tempat
pertama kali kita
bertemu.
Gambar 2
Fisha: Mas. Close-Up:
Umumnya
memperlihatkan ekspresi
wajah dengan jelas serta
gestur yang mendetail.
Close-u p biasanya
digunakan untuk adegan
dialog yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan lebih
mendetail sebuah benda
atau objek.
Gambar 3
Tannpa Dialog
Extreme Close-Up:
menampilkan detail
obyek, misalnya mata,
hidung, atau telinga.
Melakukan pengambilan
gambar dengan extreme
close-up perlu
pertimbangan khusus, hal
ini jarang sekali
dilakukan apabila tidak
ada alasan yang kuat.
84
Gambar 4
Fisha: Demi
Allah aku sangat
mencintai kamu
mas.
Close-Up:
Umumnya
memperlihatkan ekspresi
wajah dengan jelas serta
gestur yang mendetail.
Close-up biasanya
digunakan untuk adegan
dialog yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan lebih
mendetail sebuah benda
atau objek.
Gambar 5
Fikri: Aku juga
mencintai kamu,
kamu hidup aku.
Close-Up:
Umumnya
memperlihatkan ekspresi
wajah dengan jelas serta
gestur yang mendetail.
Close-up biasanya
digunakan untuk adegan
dialog yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan lebih
mendetail sebuah benda
atau objek.
85
Gambar 6
Fisha: Asyhadu
alla ila
hailawlloh wa
asyhadu anna
muhammadan
rasulullah.
Close-Up:
Umumnya
memperlihatkan ekspresi
wajah dengan jelas serta
gestur yang mendetail.
Close-u p biasanya
digunakan untuk adegan
dialog yang lebih intim.
Close up juga
memperlihatkan lebih
mendetail sebuah benda
atau objek.
Gambar 7
Tanpa Dialog Long Shot: Digunakan
untuk menunjukan tempat
adegan berada.
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan gambar pertama adalah
Fisha yang berada di tempat pertama ia bertemu dengan Fikri, yaitu ditempat
kantor Fikri biasa bekerja, pada gambar kedua terlihat wajah Fisha yang sudah
pucat karena sakit yang ia derita yaitu kanker Rahim stadium akhir, setelah
dirinya duduk di sofa ia melihat suaminya sudah datang, pada gambar ketiga
86
Fikri mencium sangat mesra kedua tangan Fisha, pada gambar ke empat Fisha
mencurahkan rasa sayang dan cintanya terhadap Fikri, pada gambar kelima
Fikri membalas kalimat dengan rasa sayang dan cintanya terhadap Fisha, pada
gambar ke enam saat Fisha mendengar ucapan kalimat mencintai dari Fikri ia
langsung membaca kalimat syahadat dan mengehembuskan nafas terakhir di
hadapan suaminya, pada gambar ketujuh Fikri langsung menangis dan
memeluk istri yang sangat di cintainya.
Perjuangan cinta sampai akhir hayat yang dilakukan oleh Fisha
memberikan arti ketulusan dan arti saling mencintai terhadap pasangan kita
masing-masing, bahwa sesungguhnya apapun yang menjadi milik ALLAH
SWT dan akan kembali juga kepada ALLAH SWT.
b. Makna Konotasi
Makna Konotasi yang terlihat dalam rangkaian gambar diatas adalah
sebuah perbincangan antara Fikri dan Fisha yang berada di ruangan kantor dan
mereka saling mengucapkan saling sayang dan cinta, terlihat Fisha
meneteskan air mata sambil mengucapkan bahwa dirinya sangat amat
mencintai suamainya, pada posisi dirinya duduk di bangku dan Fikri duduk
tepat persis dibawah Fisha, Fikri sangat amat juga mencintai istrinya terlihat
dari tatap matanya yang dalam ke Fisha bahwa dirinya sangat takut kehilangan
Fisha. Fikri yang melihat Fisha sudah tak sadarkan diri langsung menangis
dan memeluk erat istrinya.
Dari rangkaian gambar satu sampai tujuh memperlihatkan bahwa
konotasinya tentang istri shalihah dalam menjaga cintanya sampai akhir hayat.
Ekspresi yang diperlihatkan dengan wajah pucat bukan menandakan bahwa
87
Fisha sakit akan tetapi raut wajah pucat karena ia meninggal dunia dengan
damai dan tenang. Gestur pada umumnya hanya berdiri dan duduk padahal
pada kesempatan pertama Fikri tidak akan menyadari bahwa istrinya
meninggal di hadapannya.
c. Makna Mitos
Makna mitos dalam adegan ini adalah Sikap Ketulusan dan cinta
sejati yang dimiliki oleh seorang istri shalihah bernama Fisha. Ketulusan
dan cinta sejati tidak dimiliki oleh semua orang, akan tetapi jika kita
memiliki sifat tulus terhadap seseorang maka ALLAH SWT akan
menyukai hal itu. Selain itu juga terdapat beberapa nilai yang memberi
pemahaman bahwa cinta sejati adalah cinta yang rela berkorban dan
melalui proses perjuangan yang panjang, sehingga bisa mencapai pada
titik suatu kebahagiaan.
Bahwa pada umumnya sebuah cinta yang tulus akan mendapatkan
hal yang baik dan benar, suaminya Fikri selalu menyayangi dan mencintai
istrinya Fisha dan akan selalu mengingat nya walaupun Fisha sudah tidak
ada di dunia. Meski raga dan jiwanya sudah tidak ada di dunia, akan tetapi
kenangan nya akan selalu di ingat.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pesan Islam yang paling dominan dalam film Air Mata Surga adalah
keikhlasan seorang perempuan yang rela untuk dipoligami. Kekuatan ini
muncul dari istri shalihah bernama Fisha pada saat menyaksikan
pernikahan suaminya yang kedua kali dengan Weni; Hal ini menjadi bukti
nyata bahwa keikhlasan dalam diri Fisha adalah ada, hal ini juga menepis
pakem bahwa perempuan itu tidak lemah dan tidak ringkih melainkan
perempuan itu memiliki kebesaran hati yang tidak dimiliki oleh seorang
laki-laki.
2. Makna denotasi yang mempresentasikan makna perjuangan menjadi istri
shalihah dalam film Air Mata Surga dilihat dari gambaran tentang potret
perjuangan, pengorbanan dan keiklahsan dari seorang istri bernama Fisha
untuk mengharapkan keridhoan suaminya agar bisa masuk surga. Makna
konotasi yang terlihat pada beberapa adegan yang menunjukan sikap
perjuangan menjadi istri shalihah, yaitu pengorbanan yang dilakukan
Fisha, dalam memperoleh kehidupan rumah tangga sampai akhir hayat
hidupnya. Fisha yang ikhlas untuk di poligami oleh suaminya, pada
akhirnya membuktikan bahwa cinta sejati itu ada. Makna mitos terlihat
dari sikap kebesaran hati yang dimiliki oleh seorang istri.
Penulis beranggapan bahwa Film Air Mata Surga ingin
menunjukan sisi kekuatan dari diri seorang perempuan, banyak sisi positif
yang terdapat dalam film ini, diantaranya tentang kebesaran hati dan
89
keikhlasan. Pertama tentang kebesaran hati yang dimiliki oleh Fisha.
meskipun ia tahu apa kekurangan yang ia miliki akan tetapi ia tak henti
berjuang untuk melihat keluarganya tetap bahagia walaupun dihalang oleh
ribuan cobaan, akan tetapi ia semangat untuk bisa membuktikan bahwa
cinta sejati itu benar-benar ada.
B. Saran
Beberapa saran terhadap film Air Mata Surga sebagai berikut:
1. Saran penulis kepada sutradara film: agar memperkaya lagi film yang
bertemakan balutan religi Islam dan yang sesuai dengan syariat Islam.
2. Saran penulis kepada penonton: pada saat menonton film haruslah secara
aktif tahu apa saja pesan yang ingin di sampaikan dalam sebuah film
tersebut, akan adanya makna dan simbol dalam film menjadikan penonton
harus lebih pintar dalam menyaksikan dan menilai sebuah tontonan.
3. Saran penulis untuk Universitas: Diharapkan universitas menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai agar bisa mendukung perkuliahan
khususnya di bidang broadcast dan perfilman. Agar bisa langsung
mempraktekan teori-teori yang sudah di dapati, serta mempunyai
kemampuan yang memadai untuk terjun dalam dunia broadcast dan
perfilman. Serta memberikan dosen yang dapat berkompeten dibidang
perfilman.
4. Bagi penulis, film ini sangat amat layak untuk ditonton. Karena film ini
adalah film yang dipersembahkan dari perempuan, oleh perempuan dan
untuk perempuan. Film ini sangat memberikan energi positif untuk seluruh
perempuan tangguh yang ada di seluruh dunia.
LAMPIRAN
Peneliti berfoto bersama Sutradara Film Air Mata Surga Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Peneliti berfoto bersama Asisten Sutradara Film Air Mata Surga Dona Roy Sandra
(Cover Film Air Mata Surga)
(Cover Novel Air Mata Tuhan)
Lampirna 6
(Data penonton Film Air Mata Surga)
(Komentar salah satu perempuan inspiratif yang diberikan penghargaan oleh Tujuh
Bintang Sinema yaitu artis penyanyi dangdut Inul Daratista)
top related