analisis sanitasi lingkungan di daerah nyomplong desa binaan energi ftui
Post on 31-Dec-2015
19 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Analisis Sanitasi Lingkungan di Daerah Nyomplong, Bogor, Jawa Barat
Sanitasi lingkungan memiliki peranan yang amat penting bagi masyarakat suatu
pedesaan. Di Desa Nyomplong, sanitasi lingkungan masih belum tertata rapi. Sanitasi yang
memadai merupakan daras dari pembangunan. Namun, fasilitas sanitasi jauh diatas
kebutuhan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akibatnya, muncul berbagai jenis
penyakit yang salah satu diantaranya adalah penyakit Diare. Di dunia, penyakit tersebut telah
menimbulkan kematian sekitar 2,2 juta anak per tahun dan menghabiskan banyak dana untuk
mengatasinya (UNICEF, 1997). Minimnya sanitasi lingkungan seperti penanganan sampah,
air limbah, tinja, saluran pembuangan, dan kesehatan masyarakat, telah menyebabkan terus
meningginya kematian bayi dan anak oleh penyakit diare dan berperan penting dalam
mengundang munculnya berbagai vektor penyakit. Penanganan sanitasi lingkungan oleh
pemerintah sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala. Jumlah fasilitas yang ada
tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Ini terjadi di Desa Nyomplong, dimana
fasilitas sanitasi disana sangat tidak memadai. Selain itu, masyarakat di banyak wilayah
masih mempraktekkan perilaku hidup yang tidak sehat seperti buang air besar sembarangan,
mencuci di sungai yang kotor, membuang sampah sembarangan dan lain-lain. Ini lebih
disebabkan oleh tidak tersedianya kakus, tempat pembuangan sampah yang terakumulasi, dan
air bersih yang memadai di beberapa titik.
Syarat suatu rumah memiliki sanitasi lingkungan yang baik adalah ventilasi ruangan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai standar yang diperlukan, langit-langit rumah
dibuat lebih tinggi. lantai sebaiknya dari ubin, keramik, atau semen agar tidak lembap dan
tidak menimbulkan genangan serta debu yang tidak diinginkan. Dinding rumah sebaiknya
dibuat dari tembok dengan ventilasi disesuaikan. Menggunakan atap yang telah disesuaikan.
Pencahayaan diatur sedemikian rupa agar cahaya yang masuk dalam jumlah cukup, cahaya
dapat bersumber dari cahaya matahari dan cahaya lampu. Penyediaan air bersih yang cukup.
Pembuangan tinja yang bersih, pembuangan limbah yang telah disortir. Pembuangan sampah
yang telah dibedakan dari sampah organik dan anorganik.
Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku,
dan keturunan. Lingkungan yang tak sehat dan sanitasinya tidak terjaga dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat dan menciptakan sanitasi lingkungan yang baik.
Kebiasaan hidup sehat dilakukan dalam berbagai cara yaitu mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah halaman secara
rutin, membersihkan kamar mandi rutin dan lain-lain.
Seringkali, anak-anak selalu bermain dengan benda apa saya yang menurutnya
menarik, rasa serba ingin tahu dan aktif membuat anak-anak terus melakukan kegiatannya
tanpa memikirkan dampak kesehatan terhadap dirinya sendiri, kebiasaan baik yang sederhana
yaitu mencuci tangan dengan prosedur yang benar kadang disepelekan oleh anak-anak.
Padahal, dengan melakukan teknik cuci tangan yang benar akan mengefektifkan
penghilangan bibit penyakit yang ada ditangan. Langkah-langkahnya adalah membasahi
tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir, meggunakan sabun di telapak
tangan yang basah. Digosok ke telapak tangan sehingga menimbulkan busa selama 15-20
detik, membilasnya dengan air bersih, menutup kran dengan tisu, mengeringkan tangan
dengan tisu dan menghindari menyentuh benda disekitarnya setelah mencuci tangan.
Teknik menyikat gigi pada anak tak kalah penting untuk kesehatan mereka, menurut
Prof. Dr. drg. Melanie Sadono Jamil dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti anak-
anak harus diajarkan menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur malam. Untuk siang hari
setelah makan, anak dibiasakan berkumur air putih. Berkumur akan menghilangkan sisa
makanan di sela gigi, juga untuk menetralkan tingkat keasaman mulut. Anak juga diajarkan
teknik menyikat gigi yang benar yaitu menyikat gigi setelah makan 1 jam, jika kurang dari 1
jam dikhawatirkan terjadi abrasi pada gigi. Teknik sikat gigi utama adalah seperti mencungkil
arah gusi ke gigi memutar. Pada satu kali sikat gigi terdapat 30 sampai 40 kali gerakan
memutar untuk seluruh bagian rongga mulut. Bagian ini mencakup luar dan dalam untuk
kanan, kiri, depan, dan belakang gigi. Sedangkang untuk gerakan mencungkil diulang dua
sampai tiga kali pada setiap bagian. Dengan asumsi satu gerakan satu detik maka dibutuhkan
dua sampai tiga menit untuk sikat gigi. Memang teknik ini terlihat rumit, tetapi dengan
pendampingan total dari kedua orang tua seperti selalu mengingatkan anaknya untuk selalu
menjaga kebersihan gigi dan mengajarkannya dengan sabar.
top related