analisis risiko produksi bunga potong mawar pada pt ... · cahaya matahari yang cukup yaitu...
Post on 08-Mar-2019
324 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA POTONG MAWARPADA PT MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)
DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
ANGGA PERMANAH34077004
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2011
RINGKASAN
ANGGA PERMANA. Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar PadaPT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Di Kecamatan Lembang,Kabupaten Bandung. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi danManajemen, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan WAHYU BUDIPRIATNA).
Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, dikenalmemiliki beranekaragam kekayaan flora. Tanaman hias memiliki potensi danprospek usaha serta pasar yang dapat menunjang pembangunan dan kesejahteraanperekonomian nasional. Tanaman hias yang cukup banyak diusahakan diIndonesia adalah mawar, anggrek, krisan, anyelir, anthurium, gerbera, gladiol,sedap malam, bunga kecombrang dan heliconia. Bunga potong mawar merupakansalah satu komoditas agribisnis florikultura yang mempunyai nilai ekonomistinggi dan prospek usaha yang cerah. Hal ini dikarenakan permintaan yangbanyak, baik pasar dalam maupun luar negeri. Salah satu perusahaan di Indonesiayang bergerak di bidang agribisnis florikultura adalah PT Momenta Agrikultura(Amazing Farm). Perusahaan ini bergerak dalam budidaya tanaman bunga potongmawar, gerbera, dan daun-daunan (ruskus). PT Momenta Agrikultura (AmazingFarm) merupakan satu-satunya usaha budidaya bunga potong mawar yang sudahberbadan hukum di daerah tersebut. Luasan lahan tanam perusahan ini mencapai0,8 Ha, dengan proporsi tanam unuk mawar 0,4 Ha, gerbera 0,2 Ha, dan daun-daunan (ruskus) 0,2 Ha.
Permasalahan yang dihadapi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)adalah perusahaan mengalami risiko produksi dalam pengembangan usahanya, halini dapat dilihat dari produksi atau produktivitas yang berfluktuasi periode selamamasa tanam berlangsung. Produktivitas tertinggi terjadi pada bulan Febuari yaitusekitar 16,44 tangkai per meter2 dan produktivitas terendah terjadi bulanSeptember yaitu berkisar 5,50 tangkai per meter2. Kondisi ini dapat disebabkanoleh kondisi iklim yang sulit diprediksi, perubahaan cuaca yang terlalu cepat,serangan hama dan penyakit, dan ketrampilan tenaga kerja. Kondisi perubahaniklim yang sulit diprediksi dan perubahan cuaca yang terlalu cepat memberikandampak buruk terhadap tingkat produktivitas bunga potong mawar, hal inidisebabkan proses budidaya bunga potong membutuhkan intensitas penyinarancahaya matahari yang cukup yaitu berkisar delapan jam perhari dengan kondisisuhu yang terbentuk di dalam greenhouse berkisar antara 23oC-29oC. Selain itu,perubahan kondisi iklim dan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi katalisatorpertumbuhan hama dan penyakit.
Tingkat keterampilan dan ketelitian karyawan juga dapat sangatberpengaruh terhadap produktivitas tanaman bunga potong mawar. Pemberiandosis pupuk dan obat yang tidak sesuai dengan takaran akan menjadi racun bagitanaman, yang dampak terburuknya adalah tanaman akan mati. Kematiantanamanan bunga potong mawar akan sangat merugikan perusahaan karena akanmembutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tanaman baru mulai dapat dipanen.Kondisi ini jelas akan menjadi kerugian besar bagi PT Momenta Agrikultura(Amazing Farm), karena selama enam bulan proses produksi tidak ada pemasukanmelainkan hanya biaya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat pada kegiatan produksi atau budidaya bunga potong mawar diPT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), (2) Mengetahui besarnya risikoproduksi kegiatan budidaya bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura(Amazing Farm), dan (3) Menyusun alternatif strategi yang dapat dilakukan untukmengatasi atau mengurangi dampak risiko produksi tanaman bunga potong mawardi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm)yang berlokasi di Kampung Pojok Desa Cikahuripan Lembang Bandung. Datayang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baikyang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan data yangdiperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan wawancaradengan pihak perusahaan baik pemilik, manajer dan karyawan perusahaan untukmengatahui proses produksi, mengetahui risiko yang terjadi di perusahaan, danpenyebab risiko yang terjadi di perusahaan serta dengan pihak luar seperti parapesaing dan konsumen dari perusahaan. Data sekunder merupakan data yangdipakai untuk menunjang data primer. Data sekunder diperoleh dari penelusuranmelalui literatur-literatur, seperti data yang dimiliki oleh pihak perusahaan, bahanpustaka, serta dari lembaga pemerintah yang terkait seperti Direktorat JenderalHortilkultura, Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis manajemen risiko dananalisis risiko. Penilaian terhadap risiko produksi berdasarkan ukuran yangmenggunakan pendekatan Expected Return, sedangkan risiko produksi diukurberdasarkan penilaian hasil perhitungan ragam (variance), simpangan baku(standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation).
Hasil penilaian risiko dengan menggunakan ukuran coefficient variation,menunjukkan bahwa budidaya bunga potong mawar pada PT MomentaAgrikultura (Amazing Farm) menghadapi risiko sebesar 0,23. Artinya, untuksetiap satu tangkai hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebesar 0,23tangkai pada saat terjadi risiko produksi. Berdasarkan hasil penilaian risikoproduksi pada budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura(Amazing Farm) diperoleh nilai expected return sebesar 11,27. Artinya, PTMomenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat mengharapkan perolehan hasilsebanyak 11,27 tangkai per meter2 untuk setiap kondisi dalam proses budidayayang telah diakomodasi oleh perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwakegiatan budidaya bunga potong mawar dapat memberi harapan perolehan hasilsebesar 11,27 tangkai untuk setiap meter2.
Strategi penanganan risiko yang dapat dijadikan sebagai alternatifpenanganan dalam kajian ini adalah strategi preventif. Strategi preventifmerupakan strategi penanganan yang dilakukan untuk menghindari risikoproduksi. Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (AmazingFarm) adalah peningkatan pengaturan cahaya greenhouse dengan cara membuatpenutup greenhouse sederhana dan manual berupa jaring paranet yangdibentangkan pada bagian atap greenhouse, sehingga membentuk seolah-olahseperti plafon pada atap rumah untuk menjaga kestabilan suhu di dalamgreenhouse, menerapkan sistem karantina untuk memperlambat prosespenyebaran hama dan penyakit, dengan mengunakan screen atau plastik UV(ultraviolet) dengan dibentangkan pada bak tanam yang terserang hama, sehingga
membentuk seperti dinding, meningkatkan kualitas perawatan tanaman bungapotong mawar dengan mengukur secara lebih teliti dosis pupuk, nutrisi, danpestisida yang akan diberikan, melakukan kegiatan perompesan daun secaramenyeluruh dan benar, proses penyiangan yang dilakukan secara menyeluruh, dansortasi yang dilakukan secara lebih teliti dan benar, mengembangkan sumberdayamanusia dengan cara pertukaran atau rotasi PIC dan pengiriman karyawan padabeberapa kegiatan pelatihan budidaya bunga potong mawar akan mampumeningkat kemampuan dan kinerja karyawan menjadi lebih baik.
ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA POTONG MAWARPADA PT MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)
DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG
ANGGA PERMANAH34077004
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2011
Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar Pada PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Di Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung
Nama : Angga Permana
NIM : H34077004
Menyetujui,Pembimbing
Ir. Wahyu Budi Priatna, MSiNIP. 19670410 199103 1 001
Mengetahui,Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSNIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Risiko
Produksi Bunga Potong Mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung” adalah karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka dibagian akhir skripsi.
Bogor, April 2011
Angga Permana
H34077004
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Lampung pada tanggal 14 Mei
1986 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Herry
Suryanto dan Ibu Suhartiati, SE.
Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak PTPN X Unit
Usaha Bergen Bandar Lampung pada tahun 1991, Sekolah Dasar Negeri 4
Kertosari, Lampung Selatan dan lulus pada tahun 1998, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 2 Tanjung Bintang, Lampung Selatan dan diselesaikan
penulis pada tahun 2001, Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung dan
penulis menyelesaikannya pada tahun 2004.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI pada Jurusan Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian dan lulus
pada tahun 2007. Pada tahun 2007 pula penulis diterima di Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Penyelenggaraan
Khusus, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar Pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung”.
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat risiko produksi dan alternatif strategi
penanganan risiko produksi bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm).
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) di dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Bogor, April 2011
Angga Permana
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai rasa
syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi ini. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan
arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
2. Tintin Sarianti, SP, MM dan Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji pada
ujian sidang penulis, yang telah meluangkan waktunya serta memberikan
kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
3. Orangtuaku tercinta, Alm Papa Herry Suryanto dan Mama Suhartiati, SE,
serta adikku tersayang Dwi Yulia Ningrum. Terima kasih atas kasih sayang,
doa serta dukungan baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
4. Pihak PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) atas waktu, kesempatan,
informasi dan dukungan yang diberikan.
5. Dosen-dosen dan pihak penanggungjawab Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Program Penyelenggaraan Khusus, terima kasih
atas ilmu, dan bimbingannya selama ini.
6. Yuni Fitri Purwanti, terima kasih atas kasih sayang, dukungan, doa, dan atas
kesetiaannya menemani selama penyelesaian skripsi ini. Semoga ini bisa
menjadi persembahan terbaik dan semua cerita yang terurai memberi hikmah
untuk kita menjalani kehidupan kedepannya.
7. Apa Yusup, S.Pd, M.MPd dan Mamah Pupu Nurjanah, serta adikku Yupi
Dwianti, terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan, serta semangat
yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.
8. Teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan IV, atas segala bantuan,
perhatian, semangat dan kerjasama yang telah kita jalin selama ini, semoga
kenangan kita akan selalu terkenang hingga akhir waktu.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga amal dan kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Bogor, April 2011
Angga Permana
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xvi
I PENDAHULUAN ................................................................. 11.1 Latar Belakang .................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................. 61.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 91.4 Kegunaan Penelitian .......................................................... 91.5 Ruang Lingkup .................................................................. 9
II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 112.1 Prospek Usaha Budidaya Bunga Potong Mawar.................. 112.2 Penelitian Terdahulu ......................................................... 13
III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................ 183.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 18
3.1.1 Konsep Risiko .......................................................... 183.1.2 Sumber-sumber Risiko ............................................. 223.1.3 Strategi Pengelolaan Risiko ...................................... 23
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ...................................... 25
IV METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 284.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 284.2 Jenis dan sumber Data ...................................................... 284.3 Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 294.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................. 30
4.4.1 Analisis Manajemen Risiko ...................................... 304.4.2 Analisis Kuantitatif ................................................... 30
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................... 345.1 Sejarah Perusahaan ............................................................ 345.2 Organisasi dan Manajemen Perusahaan .............................. 355.3 Sumberdaya Perusahaan .................................................... 37
5.3.1 Sumberdaya Fisik ..................................................... 375.3.2 Sumberdaya Manusia ............................................... 385.3.3 Sumberdaya Finansial .............................................. 39
5.4 Operasional Kegiatan ......................................................... 395.5 Pemasaran Sayuran Hidroponik ......................................... 45
VI HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 476.1 Sumber-sumber Risiko ....................................................... 476.2 Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar ................. 536.3 Strategi Pengelolaan Risiko Produksi ................................. 55
xiii
VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 617.1 Kesimpulan ........................................................................ 617.2 Saran ................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 64
LAMPIRAN ...................................................................................... 66
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Nilai Ekspor Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun 2003-2008 .......................................................................................... 1
2 Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode 2003-2008 ........... 2
3 Data Penelitian Terdahulu ......................................................... 16
4 Responden Pengambilan Data dan Informasi ............................. 29
5 Rata-rata Produktivitas Bunga Potong Mawar dan Peluang yangDihadapi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Tahun 2009-2010 .......................................................................................... 47
6 Hasil Penilaian Risiko Produksi Budidaya Bunga Potong Mawarpada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Tahun 2009-2010 .......................................................................................... 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Perkembangan Produksi Tanaman Hias Bunga PotongMawar pada PT MomentaAgrikultura (Amazing Farm) ............. 5
2 Perkembangan Produktivitas Bunga Potong Mawar padaPT MomentaAgrikultura (Amazing Farm) ................................. 7
3 Hubungan Fungsi Kepuasan dengan Pendapatan ........................ 18
4 Tiga Elemen Risiko ................................................................... 20
5 Hubungan Risk and Return ......................................................... 21
6 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan ....................................... 25
7 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 27
8 Struktur Organisasi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) . 36
9 Bedengan dengan Umur Tanam Satu Minggu ............................ 42
10 Pengemasan Bunga Potong Mawar ............................................ 45
11 Saluran Distribusi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) ... 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Perhitungan Nilai Variance, Standard Deviation, dan CoefficientVariation ................................................................................... 66
2 Biaya yang Dikeluarkan per bulan pada Budidaya Bunga PotongMawar Tahun 2010 .................................................................... 67
3 Perhitungan Biaya Penyusutan PT Momenta Agrikultura .......... 68
4 Ukuran Pendapatan PT Momenta Agrikultura (Rupiah) ............. 69
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, dikenal
memiliki beranekaragam kekayaan flora. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan
baik termasuk tanaman bunga dan tanaman hias lainnya yang mempunyai
keunikan dan arti khas sehingga dikenal sebagai pusat keanekaragaman tanaman
bunga dan tanaman hias tropik. Kondisi iklim dan cuaca yang cocok serta tingkat
kesuburan tanah yang baik merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan
untuk mengusahakan budidaya tanaman hias di Indonesia. Selain itu, cukup
terintegrasinya lokasi peternakan dan pertanian dalam satu wilayah yang sama
memberikan kemudahan dalam penyediaan pupuk kandang yang dapat digunakan
sebagai media tanam untuk tanaman hias. Berdasarkan potensi yang dimiliki
Indonesia, kegiatan agribisnis florikultura merupakan komoditi ekspor non migas
yang dapat memberikan nilai tambah bagi devisa Indonesia. Nilai ekspor tanaman
hias di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Ekspor Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun 2003-2008
NO KOMODITAS
NILAI EKSPOR
( US $ )
2003 2004 2005 2006 2007 2008*
1 Anggrek 1.054.894 1.325.954 1.430.296 1.232.199 1.166.671 740.751
2 Tanaman HiasLainnya 332.444 11.588.485 13.597.114 15.099.472 11.407.260 8.489.970
Total 1.387.338 12.914.439 15.027.410 16.331.671 12.573.931 9.230.721
Perkembangan 0,00 830,87% 16,36% 8,68% -23,01% -26,59%
Ket : * Angka dugaanSumber : Pusdatin dan BPS, 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 1, nilai ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) di
Indonesia merupakan gambaran nilai nominal ekspor secara umum (akumulasi
dari semua jenis tanaman hias). Nilai ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) di
Indonesia pada tahun 2003 hingga 2004 mengalami trend peningkatan yang
sangat signifikan, hal ini disebabkan oleh mulai pulihnya perekonomian dunia
setelah kondisi krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Namun pada tahun
2005 hingga 2008 perkembangan nilai ekspor cendrung mengalami penurunan.
2
Penurunan jumlah ekspor yang terbesar terjadi pada tahun 2007-2008 yaitu
sebesar 26,5 %, hal ini merupakan dampak dari krisis keuangan yang terjadi pada
tahun tersebut.
Menurut Salvatore dan Diulio (2003), banyak variabel mempengaruhi
impor dan ekspor suatu negara. Impor suatu negara terkait dengan tingkat
pendapatannya, nilai tukar, harga-harga didalam negeri, tarif impor, dan hambatan
perdagangan terhadap barang-barang impor. Ekspor dipengaruhi oleh variabel-
variabel yang sama, kecuali bahwa yang mempengaruhi jumlah yang diekspor
adalah tingkat pendapatan negara asing dan bukan tingkat pendapatan negara asal.
Negara-negara tujuan ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) diantaranya adalah
negara-negara di Timur Tengah, Jepang, dan Singapura.
Tanaman hias yang cukup banyak diusahakan di Indonesia adalah mawar,
anggrek, krisan, anyelir, anthurium, gerbera, gladiol, sedap malam, bunga
kecombrang dan heliconia. Jumlah produksi tanaman hias di Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode 2003-2008
No KomoditiProduksiTangkai
2004 2005 2006 2007 20081 Anggrek 8,027,720 7,902,403 10,903,444 9,484,393 15,309,9642 Anthurium 1,285,061 2,615,999 2,017,534 2,198,990 2,627,4983 Anyelir 1,566,931 2,216,123 1,781,046 1,901,509 3,024,5584 Dracaena 1,082,596 1,131,621 905,039 2,041,962 1,863,7645 Gerbera/herbras 3,411,126 4,065,057 4,874,098 4,931,441 4,101,6316 Gladiol 16,686,134 14,512,619 11,195,483 11,271,385 8,581,3957 Heliconia 804,580 1,131,568 1,390,117 1,427,048 5,278,4778 Krisan 27,683,449 47,465,794 63,716,256 66,979,260 101,777,1269 Mawar 61,540,963 60,719,517 40,394,027 59,492,699 39,265,696
10 Melati 29,313,103 22,552,537 24,795,996 15,775,751 20,388,11911 Palem 530,325 751,505 986,340 1,171,768 1,149,42012 Sedap Malam 37,516,879 32,611,284 30,373,679 21,687,493 25,598,314
Jumlah 189,448,867 197,676,027 193,333,059 198,363,699 228,965,962Perkembangan 0,00% 4,34% -2,19% 2,60% 15,43%
Sumber : Deptan, 2010
3
Berdasarkan Tabel 2, produksi tanaman hias mengalami trend produksi
yang berfluktuatif, hal ini dapat dilihat dari data produksi pada tahun 2005 hingga
2007. Kondisi cuaca dan iklim dapat menjadi salah satu penyebab berfluktuasinya
tingkat produksi tanaman hias di Indonesia. Namun, setelah tahun 2007 jumlah
produksi tanaman hias di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan jumlah produksi tanaman hias
krisan pada tahun 2008 mengalami kenaikan tingkat produksi yang mencapai
51,95 % dari tahun 2007. Hal ini terkait dengan penggunaan tanaman hias dan
bunga segar yang kini semakin luas, tidak saja merupakan kebutuhan pada
kalangan florist dan flowershop, melainkan sudah juga menjadi kebutuhan primer
hotel dan restoran. Perluasan pasar yang terjadi dapat merupakan katalisator bagi
peningkatan produksi tanaman hias dan bunga segar di Indonesia.
Penggunaan tanaman hias dan bunga segar di masyarakat Indonesia pada
saat ini juga menunjukan peningkatan yang baik. Hal ini disebabkan Kebutuhan
akan produk florikultura dapat dikatakan sudah menjadi gaya hidup masyarakat
Indonesia saat ini karena selain memiliki nilai estetika, penggunaan bunga segar
juga dapat meningkatkan prestise dari konsumen. Meskipun masih terbatas untuk
kalangan masyarakat menengah ke atas di beberapa daerah tertentu. Namun, pada
daerah sentra produksi bunga potong mawar seperti Jawa Barat, Sumatera Utara,
Jawa Tengah dan Jawa Timur, penggunaan tanaman hias dan bunga segar tidak
lagi terbatas oleh batasan kelas yang terbentuk dalam tatanan masyarakat.
Bunga potong mawar merupakan salah satu komoditas agribisnis
florikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek usaha yang cerah.
Hal ini dikarenakan permintaan yang banyak, baik pasar dalam maupun luar
negeri. Sedangkan, jumlah produksinya masih terbatas. Bagi para produsen bunga
potong mawar di Indonesia, bunga potong mawar merupakan salah satu pilihan
utama untuk ditanam. Selain karena merupakan salah satu primadona bunga
potong, bunga mawar bersifat universal. Kata universal sendiri diartikan diminati
oleh semua kalangan baik remaja, dewasa dan orang tua.
Berdasarkan pada Tabel 2, bunga potong mawar menjadi komoditas
florikutura kedua yang menjadi primadona untuk dibudidayakan di Indonesia
setelah bunga potong krisan. Pada empat tahun terakhir yaitu pada tahun 2005-
4
2008, jumlah produksi bunga potong mawar mengalami peningkatan dan juga
penurunan yang sangat tinggi. Tingkat fluktuasi produksi yang tinggi dapat
memberikan gambaran besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi dalam
usaha budidaya bunga potong mawar.
Budidaya bunga potong mawar selain memiliki potensi dan prospek usaha
yang cerah, tetapi juga memiliki kendala yang cukup berat yaitu tingkat risiko
yang dihadapi. Hal yang paling penting dalam usahatani budidaya tanaman bunga
potong mawar adalah risiko produksi dan harga. Risiko produksi yang sering
dihadapi dalam proses budidaya bunga potong mawar adalah kondisi iklim yang
dewasa ini sulit diprediksi, perubahan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama
dan penyakit, dan keterampilan tenaga kerja.
Kondisi iklim yang sulit diprediksi serta perubahan cuaca yang terlalu
cepat dewasa ini menjadi risiko terbesar dalam budidaya tanaman hias khususnya
bunga potong mawar. Hal ini disebabkan kondisi tersebut dapat menjadi
katalisator bagi berkembangnya hama dan penyakit yang akan menggangu
pertumbuhan bunga potong mawar. Selain itu, risiko yang juga akan
mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman bunga potong mawar adalah
keterampilan tenaga kerja baik dalam perawatan dan pemeliharaan maupun proses
pengendalian hama. Perawatan dan pemeliharaan serta penanggulang hama dan
penyakit bunga potong mawar membutuhkan ketelitian dan juga kecermatan
terutama dalam pemberian dosis pupuk dan pestisida yang digunakan.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis
florikultura adalah PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm). Perusahaan ini
bergerak dalam budidaya tanaman bunga potong mawar, gerbera, dan daun-
daunan (ruskus). PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) terletak di Desa
Cikahuripan Kp Pojok Lembang, Bandung. Jumlah produksi tanaman hias bunga
potong di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat dilihat pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Perkembangan Produksi Tanaman Hias Bunga Potong pada PTMomenta Agrikultura (Amazing Farm) Desember 2009-November2010Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan satu-satunya usaha
budidaya bunga potong mawar yang sudah berbadan hukum di daerah tersebut.
Luasan lahan tanam perusahan ini mencapai 0,8 Ha, dengan proporsi tanam unuk
mawar 0,4 Ha, gerbera 0,2 Ha, dan daun-daunan (ruskus) 0,2 Ha. Selain sebagai
perusahaan pembudidaya bunga potong mawar, PT Momenta Agrikultura
(AmazingFarm) juga membantu petani bunga potong mawar sekitar untuk
memasarkan hasil panennya keluar kota Bandung dengan sistem mitra barang.
Mitra barang yang dimaksud adalah petani sekitar menjual hasil panennya ke PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dengan sistem pembayaran per dua
minggu.
Dalam perkembangan usahanya PT Momenta Agrikultura juga mengalami
kendala dan hambatan. Besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi, maka PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) perlu melakukan kegiatan untuk
mengelola risiko tersebut, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat dan
diperlukan untuk dapat menghindari atau mengurangi risiko yang dihadapi oleh
perusahaan.
6
Berdasarkan Gambar 1, yang menunjukkan adanya tingkat risiko yang
terjadi dan berkaitan dengan Tabel 2. Pada penelitian ini pengukuran risiko dan
strategi penanganannya dapat membantu PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko produksi yang dihadapi,
sehingga risiko dapat dikendalikan dan diantisipasi oleh perusahaan dengan
melakukan strategi-strategi penanganan risiko.
1.2 Perumusan Masalah
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang agribisnis. Pada awalnya PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) bergerak dibidang budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik, saat ini
perusahaan ini juga telah membudidayakan tanaman bunga potong mawar. Bidang
agribisnis dipilih karena Indonesia merupakan negara agraris dan pada saat terjadi
krisis moneter usaha agribisnis dinilai relatif mampu bertahan. Perkembangan
usaha dibidang perhotelan dan restoran serta banyaknya acara-acara pernikahan
yang menggunakan tanaman hias khususnya bunga potong sebagai penghias
menjadi dasar pertimbangan PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) untuk
mengembangkan usahanya ke bidang budidaya tanaman hias.
Budidaya bunga potong mawar cenderung menggunakan media tanam
tanpa tanah karena lebih bersih dan ringan, sehingga mudah dalam proses
penangannya. Budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah merupakan teknik
budidaya pertanian yang mengandalkan substrat sebagai media penyedia unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Substrat sebagai tempat berjangkarnya akar
tanaman dan sebagai penyangga tegaknya tanaman. Budidaya tanaman tanpa
tanah biasanya disertai dengan pemberian unsur nutrisi cair. Substrat yang dapat
digunakan untuk budidaya bunga potong mawar adalah campuran limbah kotoran
ternak dengan arang sekam, dan serabut kelapa. PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) menggunakan substrat yang merupakan campuran kotoran sapi
dengan arang sekam.
Pada tahap perkembangannya PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
juga menghadapi risiko produksi. Risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi
iklim yang sulit diprediksi, perubahaan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama
dan penyakit, dan keterampilan tenaga kerja. Adanya risiko produksi
7
menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah
produksi bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
mengalami kondisi fluktuasi setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Perkembangan Produktivitas Bunga Potong Mawar pada PT MomentaAgrikultura (Amazing Farm) Desember 2009-November 2010Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
Perkembangan produksi bunga potong mawar pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) mengalami kondisi yang fluktuasi setiap bulannya.
Adanya tingkat fluktuasi produktivitas yang terlihat pada Gambar 2,
menggambarkan adanya risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan
perbulannya. Berdasarkan Gambar 2, tingkat produktivitas tertinggi terjadi pada
bulan Febuari yaitu sekitar 16,44 tangkai per meter2. Sedangkan untuk jumlah
produksi terendah terjadi pada bulan September yaitu berkisar 5,50 tangkai per
meter2. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi iklim yang sulit diprediksi,
perubahaan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama dan penyakit, dan
keterampilan tenaga kerja.
Kondisi perubahan iklim yang dibutuhkan bunga potong mawar untuk
dapat tumbuh dengan baik adalah wilayah tropika dengan suhu udara yang sejuk.
Ketinggian yang dibutuhkan yaitu sekitar 1.000-1.500 m dpal. sulit Perubahan
cuaca yang terlalu cepat akan mempengaruhi suhu yang akan berimplkasi pada
8
tingkat produktivitas bunga potong mawar. Selain itu, perubahan kondisi iklim
dan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi katalisator pertumbuhan hama dan
penyakit. Serangan hama dan penyakit jelas akan mempengaruhi tingkat
produktivitas bunga potong mawar. Hama dan penyakit yang sering menyerang
usaha budidaya bunga potong mawar adalah kutu, white fly, trip, dan melju.
Kondisi-kondisi tersebut dapat menurunkan jumlah hasil panen, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan perusahaan.
Tingkat keterampilan dan ketelitian karyawan juga dapat sangat
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman bunga potong mawar. Pemberian
dosis pupuk dan obat yang tidak sesuai dengan takaran akan menjadi racun bagi
tanaman, yang dampak terburuknya adalah tanaman akan mati. Kematian
tanamanan bunga potong mawar akan sangat merugikan perusahaan karena akan
membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tanaman baru mulai dapat dipanen.
Kondisi ini jelas akan menjadi kerugian besar bagi PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm), karena selama enam bulan proses produksi tidak ada pemasukan
melainkan hanya biaya.
Untuk meminimalisasi risiko produksi, PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) melakukan proses produksi bunga potong mawar di dalam
rumah kaca atau greenhouse. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas hasil panen
dan juga menciptakan lingkungan budidaya yang terpadu. Greenhouse atau rumah
kaca berfungsi untuk menghalangi air hujan agar tidak mengenai tanaman bunga
potong mawar sehingga tidak merusak kelopak bunga. Selain itu penggunaan
greenhouse dimaksudkan agar perawatan dan pemeliharaan tanaman bunga
potong mawar serta proses pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat lebih
mudah. Penggunaan rumah kaca atau greenhouse diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan
produksi atau budidaya tanaman bunga potong mawar di PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm)?
9
2. Menganalisis berapa besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman bunga
potong mawar di PT Momenta Agikultura (Amazing Farm)?
3. Bagaimana alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko
produksi yang terjadi di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat pada kegiatan produksi atau
budidaya bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
2. Menganalisis besarnya risiko kegiatan produksi bunga potong mawar di PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
3. Menyusun alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau
mengurangi dampak risiko produksi tanaman bunga potong mawar di PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi pengambil kebijakan di perusahaan dalam menjalankan usaha
pada saat menghadapi risiko.
2. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu-
ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, serta melatih kemampuan analisis
dalam pemecahan masalah.
3. Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan agar
dapat mengembangkan dan mengaplikasikan penelitian ini serta dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan penelitian-
penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Produk yang dikaji adalah bunga potong mawar. Hal ini dikarenakan
komoditas ini adalah merupakan tanaman hias yang lebih banyak diproduksi
dengan luasan tanam sebesar 0,4 Ha dari keseluruhan lahan tanam seluas 0,8
10
Ha, sehingga dapat memberikan peranan yang cukup besar terhadap
pendapatan perusahaan. Selain itu, bunga potong mawar merupakan
komoditas tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan dua tanaman lainnya (gerbera dan ruskus) yang
dibudidayakan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
2. Penelitian ini menggunakan data produksi bulanan pada Desember 2009 -
November 2010.
3. Penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko produksi dan hubungannya
dengan pendapatan yang diharapkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prospek Usaha Budidaya Bunga Potong Mawar
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang
berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan
simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal
dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya,
menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan panas (tropis).
Bunga Mawar dapat diperbanyak melalui biji, stek, okulasi, cangkokan dan
membelah anakan. Cara paling mudah dan praktis adalah dengan stek.
Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia
dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Jakarta.
Pada umumnya budidaya tanaman bunga potong mawar biasa dilakukan di
dalam rumah kaca atau greenhouse. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas
dan menciptakan lingkungan yang terpadu pada saat proses pembudidayaannya.
Budidaya tanaman hias juga cenedrung menggunakan media tanam tanpa tanah
karena lebih bersih dan ringan sehingga mudah penangannya. Budidaya tanaman
tanpa menggunakan tanah merupakan teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan substrat sebagai media penyedia unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Substrat sebagai tempat berjangkarnya akar tanaman dan sebagai
penyangga tegaknya tanaman. Budidaya tanaman tanpa tanah biasanya disertai
dengan pemberian unsur nutrisi cair. Substrat yang dapat digunakan untuk
budidaya bunga potong mawar adalah campuran limbah kotoran ternak dengan
arang sekam, dan serabut kelapa.
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) menggunakan substrat yang
merupakan campuran kotoran sapi dengan arang sekam. Jika dibandingkan
dengan kotoran hewan ternak yang lain, seperti kotoran kelinci atau kotoran
kambing, kotoran sapi tidak menyebabkan pertumbuhan gulma yang cepat. Pada
awalnya perusahaan ini tidak mengunakan campuran tanah sebagai media
tanaman untuk bunga potong mawar yang diproduksi, dikarenakan semakin
sulitnya mendapatkan kotoran sapi maka tanah menjadi alternatif solusinya.
12
Proses penanaman bunga potong mawar dilakukan di deret bedengan.
Hama yang sering menyerang tanaman bunga potong mawar diantaranya adalah
hama kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids) gejala yang ditimbulkan
adalah pucuk daun menjadi keriting atau mengkerut, kumbang gejala yang
ditimbulkan adalah bolong-bolong atau rusak daun dan kuntum bunga, pada
bagian yang diserang, Tungau (Tetranychustelarius) gejala yang ditimbulkan pada
bagian daun atau pucuk daun terdapat titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu
kecoklat-coklatan, dan lain-lain.
Penyakit yang sering menyerang tanaman bunga potong mawar
diantaranya adalah penyakit bercak hitam yang disebabkan oleh cendawan (jamur)
Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spot”) dengan gejala yang ditimbulkan
berupa timbulnya bercak hitam-pekat pada daun, karat daun yang disebabkan oleh
cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) gejala yang
ditimbulkan adalah munculnya bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada
sisi bawah dan atas daun yang akan berakibat pada daun yang terserang akan
mudah rontok, tepung mildew yang disebabkan oleh cendawan (Oidium sp) gejala
yang ditimbulkan adalah terdapat tepung atau lapisan putih pada permukaan daun
sebelah bawah dan atas, Mosaik (belang-belang) penyakit ini disebabkan oleh
virus Mosaik Mawar (Rose mosaic Virus) gejala yang ditimbulkan adalah daun
tampak menguning dan belang-belang, bercak daun yang disebabkan oleh dua
patogen, yaitu cendawan (Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp) dan
gejala yang ditimbulkan bercak-bercak coklat dan kehitaman pada daun-daun tua,
dan lain-lain.
Proses panen bunga potong mawar dapat dilakukan pada umur 4-5 bulan
setelah tanam. Cara panen bunga potong mawar adalah dengan memotong tangkai
bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun
dengan menggunakan guntik stek. Penangangan pasca panen bunga potong mawar
adalah dengan merendam pada bak air selama kurang lebih 30 menit, hal ini
bertujuan untuk menormalkan kembali kondisi bunga potong mawar setelah
proses pemanenan. Selain itu juga untuk menghindari proses dehidrasi pada saat
proses distribusi.
13
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini juga sangat
membantu dalam proses budidaya tanaman mawar. Penggunaan nutrisi sebagai
inovasi dalam pemberian unsur makanan tambahan bagi tanaman bunga potong
mawar terbukti membantu dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen
bunga potong mawar. Nutrisi merupakan campuran dari unsur makro dan mikro
yang dilarutkan, unsur makro terdiri dari Ca, MgSO4, KNO, KH2PO4, dan unsur
mikro terdiri dari Fe, Mn, Br, Cu, dan Zn. Proses pemberiannya dengan cara
disemprotkan pada bagian batang tetapi tidak mengenai bunganya. Secara umum
Ca dan KNO dapat berguna bagi batang dan juga daun untuk tanaman, sedangkan
Fe sangat berguna untuk pertumbuhan dari akar dan batang sehingga lebih baik
dari segi kualitas dan cepat tumbuh dari segi umur. Br atau boron merupakan
sumber yang baik untuk pertumbuhan daun, sehingga fotosintesis dapat
berlangsung dengan baik pula.
Menurut Tejasarwana dan Sutater (2001) tanggap pemberian nutrisi yang
mengandung unsur hara lengkap pada tanaman mawar bergantung media tanam
yang digunakan. Pada media tanam tanah, pemberian nutrisi berpengaruh nyata.
Sedangkan pada media tanam yang telah mengandung banyak bahan organik
(cukup hara), pemberian nutisi tidak berarti nyata. Cabrera et al (1996). Menurut
Putri (1998) pada tanaman hias telah berkembang penggunaan media tanam
anorganik seperti perlit, batu apung, dan zeolit. Media tanam tersebut umumnya
dipakai petani di daerah Lembang dan Sukabumi.
Menurut Handreck dan Black (1994), di Australia bahan pilihan media
tanam dalam pot dapat digunakan baik organik, seperti limbah pertanian,
peatmoss, tumbuhan rawa, sekam padi, bagas tebu, serbuk dan serat sabut kelapa,
kompos, campuran kompos dan pasir maupun organik seperti perlite, vermikulit,
zeolit, terak dan lain-lain limbah industri.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan risiko adalah penelitian
yang dilakukan oleh Tarigan (2009) meneliti risiko produksi sayuran organik pada
Permata Hati Organic Farm. Analisis yang digunakan adalah analisis risiko. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi
14
berdasarkan produktivitas pada brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting
diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah bayam hijau
yaitu sebesar 0,225, yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko
yang dihadapi akan sebesar 0,225. Sedangkan yang paling rendah adalah cabai
keriting yaitu 0.048, yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko
yang akan dihadapi sebesar 0,048. Hal ini dikarenakan bayam hijau sangat rentan
terhadap penyakit terutama pada musim penghujan. Berdasarkan pendapatan
bersih diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah cabai
keriting yaitu 0,80, sedangkan paling rendah adalah brokoli sebesar 0,16. Hal ini
dikarenakan penerimaan yang diterima lebih kecil sedangkan biaya yang
dikeluarkan tinggi. Penanganan untuk mengatasi risiko produksi yang ada adalah
dengan melakukan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada.
Trangjiwani (2008) menganalisis manajemen risiko operasional pada CV
Bimandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko operasional yang
teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi risiko sistem, proses, SDM dan
risiko internal. Penanganan risiko berdasarkan nilai status risiko diutamakan untuk
komoditi tomat dibandingkan dengan keempat komoditi lainnya. Alternative
penanganan risio dengan mitigasi atau detect and monitor dilakukan untuk : a)
risiko sistem, SDM, proses dan eksternal pada tomat; b) risiko sistem dan
eksternal pada kol; c) risiko sistem, proses dan eksternal pada lettuce head, d)
risiko sistem, proses dan eksternal pada cabai merah. Penanganan risiko secara
low control dapat dilakukan untuk risiko yang memiliki nilai kemungkinan dan
dampak risiko yang rendah yaitu : a) risiko sistem dan SDM pada kentang; b)
risiko proses dan SDM pada kol; c) risiko SDM pada lettuce head; dan d) risiko
SDM pada cabai merah.
Safitri (2009) menganalisis risiko produksi daun potong di PT Pesona
Daun Mas Asri. Hasil penelitian menunjukkan adanya risiko produksi pada usaha
daun potong. Risiko produksi tersebut disebabkan oleh faktor iklim, tingkat
kesuburan lahan serta serangan hama penyakit. Penilaian risiko produksi pada
kegiatan spesialisasi dillihat berdasarkan produktivitas dan pendapatan bersih
yang diperoleh dari Asparagus bintang dan Philodendron marble. Berdasarkan
hasil analisis risiko yang dilakukan, risiko produksi yang paling tinggi
15
berdasarkan produktivitas terdapat pada daun potong Philodendron marble.
Sedangkan risiko produksi paling tinggi berdasarkan pendapatan bersih daun
potong terdapat pada Asparagus bintang. Selain melakukan kegiatan spesialisasi
perusahaan pun melakukan kombinasi penanaman yang dinamakan diversifikasi.
Pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan
dinamakan risiko portofolio. Hasil analisis risiko portofolio menunjukkan bahwa
diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi. Strategi yang dilakukan PT
PDMA untuk dapat mengatasi risiko yang ada yaitu dengan diversifikasi dan pola
kemitraan. Agar dapat meminimalkan risiko produksi, sebaiknya perusahaan lebih
dapat mengenali risiko yang terjadi. Agar risiko yang ditimbulkan tidak terlalu
besar lagi sebaiknya perusahaan melakukan penanaman dengan
mengkombinasikan jenis tanaman yang berbeda yang tidak rentan terhadap hama
dan penyakit atau dengan tanaman yang bisa menghambat perkembangan populasi
hama dan penyakit. Untuk dapat mengantisipasi terjadinya musim kemarau yang
panjang sebaiknya perusahaan perlu memperbaiki sistem pengairan yang ada
sehingga tidak ada lagi kendala akan kebutuhan air. Selain itu perlu adanya
perbaikan terhadap naungan atau shading house yang rusak agar lebih dapat
mengantisipasi sinar matahari berlebih.
Wisdya (2009) yang berjudul ”Analisis Risiko Anggrek Phalaenopsis
pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek”. Analisis yang dilakukan dengan
menggunakan analisis risiko yaitu Variance, Standart deviation, Coefficient
variation pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang dianalisis
adalah tanaman anggrek yang menggunakan bibit teknik seedling dan tanaman
anggrek teknik mericlone, sedangkan kegiatan portofolio adalah tanaman anggrek
yang menggunakan bibit teknik seedling dan mericlone. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi berdasarkan
produktivitas pada tanaman anggrek menggunakan bibit teknik seedling dan
mericlone diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik
seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka
risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Risiko ditunjukkan oleh koefisien
variasi, koefesien variasi paling tinggi terjadi pada tanaman anggrek dengan
teknik seedling yaitu 1,319 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan maka
16
risiko yang dihadapi akan sebesar 1,319. Semakin besar nilai koefisien variasi
maka semakin tinggi tingkat tingkat risiko yang dihaddapi. Penanganan untuk
mengatasi risiko produksi PT EGF dapat dilakukan dengan pengembangan
diversifikasi padda lahan yang ada. Dengan adanya diversifikasi, maka kegagalan
pada salah satu kegiatan usahatani masih dapat ditutupi dari usahatani lainnya.
Oleh karena itu diversifikasi usahatani merupakan alternatif yang tepat untuk
meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi.
Daftar penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Penelitian Terdahulu
No Nama Topik Metode
1. Tarigan (2009) Analisis Risiko Produksi
Sayuran Organik
Analisis Risiko pada
Kegiatan Kegiatan
Spesialisasi dan Portofolio
2. Trangjiwani (2008) Analisis Manajemen
Risiko Operasional
Metode Aproksimaks dan
mitigasi atau detect and
monitor
3. Safitri (2009) Analisis Risiko Produksi
Daun Potong
Analisis Risiko pada
Kegiatan Kegiatan
Spesialisasi dan Portofolio
4. Wisdya (2009) Analisis Risiko Produksi
Anggrek Phalaenopsis
Analisis Risiko pada
Kegiatan Spesialisasi dan
Portofolio
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
menggunakan alat analisis yang sama seperti yang dilakukan Wisdya (2009) yaitu
dengan menggunakan expected return, variance, standard deviation, coefficient
pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Sedangkan perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah komoditas yang dianalisis yakni pada
penelitian terdahulu pada komoditas tanaman hias anggrek, sedangkan pada
penelitian ini adalah komoditas bunga potong mawar. Adapun manfaat yang dapat
17
diperoleh dari penelitian terdahulu adalah mengetahui aspek-aspek yang akan
diteliti pada penelitian ini.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Risiko
Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kondisi situasi yang dapat
diukur oleh pembuat keputusan dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil
dari keputusan tersebut. Peluang terhadap suatu kejadian dapat ditentukan oleh
pembuat keputusan berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan usaha. Risiko
erat kaitannya dengan ketidakpastian, tetapi memiliki arti yang berbeda.
Ketidakpastian (uncertainty) adalah peluang suatu kejadian yang tidak dapat
diramalkan, sedangkan adanya ketidakpastian menyebabkan dapat menimbulkan
risiko. Adanya risiko yang dapat memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan usaha mengharuskan manager atau petani memperhitungkan secara
cermat strategi apa yang akan dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar
maksimalisasi kepuasan terhadap setiap pengeluaran dalam jumlah besar dapat
diperoleh. Hubungan antara fungsi kepuasan dan pendapatan dapat dilihat pada
Gambar 3.
Utility Expected Income
Risk Averse
Risk Neutral
Risk Taker Risk Averse
Risk Neutral
Risk Taker
Risk and return Income Variance
Gambar 3. Hubungan Fungsi Kepuasan dengan PendapatanSumber : Debertin, 1986
Mengetahui besaran risiko dan tingkat pengembalian yang diperoleh dari
kegiatan usaha, pelaku usaha dapat mengambil keputusan untuk menentukan
sikap dalam memilih kegiatan usaha yang berisiko. Setiap individu memiliki
perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko. Berdasarkan sikap pengambil
19
keputusan dalam menghadapi risiko, maka perilaku menghadapi risiko dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut (Robison dan Barry,
1987):
a. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk aversion). Sikap ini
menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan
maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan
yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasan.
b. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker). Sikap ini
menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat
keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang
diharapkan.
c. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral). Sikap ini
menunjukan jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat
keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan
keuntungan yang diharapkan.
Konsep risiko lainnya menurut Darmawi (2004), risiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan,
atau tidak terduga. Artinya bahwa penggunaan kata kemungkinan tersebut sudah
menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang
menyebabkan tumbuhnya risiko. Kondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena
berbagai sebab, antara lain (Darmawi, 2004) :
1. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir.
Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya.
2. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.
3. Keterbatasan pengetahuan/keterampilan/teknik mengambil keputusan.
Risiko adalah suatu kondisi adanya kemungkinan penyimpangan terhadap
hasil yang diinginkan atau diharapkan. Kejadian sesungguhnya kadang
menyimpang dari perkiraan, ada kemungkinan penyimpangan yang
menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua
kemungkinan itu ada, maka dapat dikatakan bahwa risiko tersebut bersifat
spekulatif. Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni, yaitu yang ada hanya
kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan untung. Apakah risiko
20
tersebut spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Risiko murni yang dihadapi seseorang, perusahaan atau organisasi dapat
digolongkan ke dalam risiko pribadi, risiko harta, dan risiko pertanggungjawaban
Dalam risiko agribisnis terdapat tiga elemen penting, yaitu suatu peristiwa,
ketidakpastian dan akibat (Harwood, et al, 1999). Hubungan ketiga elemen
tersebut dengan risiko dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Tiga Elemen RisikoSumber : Harwood, et al (1999)
Risiko dapat dikategorikan kedalam dua kelompok (Kweon, 1999), yaitu
risiko sistematik dan risiko un-sistematik. Risiko sistematik merupakan risiko
yang tidak dapat didiversifikasi karena merupakan pengaruh dari luar, misalnya
risiko suku bunga, dan risiko daya beli. Risiko sistematik adalah risiko yang dapat
didiversifikasi karena berasal dari dalam, misalnya risiko usaha seperti harga input
dan teknologi.
Risiko juga diakibatkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi (risk
as lack of information). Hal ini menunjukkan pentingnya penguasaan manajer atas
informasi. Risiko sering pula diartikan sebagai bencana (risk as disasater) pada
perusahaan. Ini berarti risiko tersebut terjadi karena kesalahan strategi yang
diterapkan perusahaan sehingga menyebabkan kebangkrutan perusahaan itu
sendiri.
Setiap keputusan investasi menyajikan risiko dan return tertentu. Oleh
karena itu, semua keputusan penting harus ditinjau dari return yang diharapkan
Condition
EVENT
EFFECTPossibility/Uncertainty
RISK
21
(expected return) dan risiko yang dihadapi. Semakin tinggi risiko dari suatu
kegiatan usaha (investasi) maka semakin tinggi tingkat pengembalian. Namun
demikian, untuk pelaku bisnis yang mengalami risiko kemungkinan akan
kehilangan uang atas investasi bersangkutan. Oleh karena itu dilakukan analisis
dengan menggunakan penilaian terhadap risiko. Hubungan risiko dan return dapat
dilihat pada Gambar 5.
Return
Expected Return
Risk
Gambar 5. Hubungan Risk and ReturnSumber : Barron’s, 1993
Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat bahwa semakin besar risiko maka
semakin besar pendapatan (return) yang diterima. Begitu pula sebaliknya,
semakin kecil risiko maka semakin kecil return yang diterima.
Menurut Elton dan Gruber (1995) terdapat beberapa ukuran risiko
diantaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation)
dan keofisien variasi (coefficient variation). Ketiga ukuran tersebut saling
berkaitan satu sama lain, dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang lainnya.
Nilai variance diperoleh dari hasil pendugaan fungsi produksi, standard deviation
diperoleh dari nilai kuadrat dari variance, sedangkan coefficient variation
merupakan rasio dari standard deviation dengan nilai expected return dari suatu
kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau
harga.
22
3.1.2 Sumber-sumber Risiko
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya risiko pada umunya berasal
dari dua sumber yakni sumber internal dan eksternal. Sumber internal umumnya
memiliki risiko lebih kecil. Hal ini dapat terjadi karena masalah internal umumnya
lebih mudah untuk dikendalikan dan bersifat pasti. Sumber eksternal umumnya
jauh di luar kendali pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi,
politik suatu negara, perkembangan teknologi, perubahan sosial budaya, kondisi
pemasok, kondisi geografi dan kependudukan, serta perubahan lingkungan
dimana perusahaan itu didirikan.
Menurut Harwood et al (1999), beberapa sumber risiko yang dapat
dihadapi petani adalah :
1. Risiko produksi. Sumber risiko dari risiko produksi adalah hama dan
penyakit, cuaca, musim, bencana alam, teknologi, tenaga kerja, dan lain-lain,
yang dapat menyebabkan gagal panen, produktivitas yang rendah, dan
kualitas yang buruk.
2. Risiko pasar atau risiko harga. Risiko yang ditimbulkan oleh pasar
diantaranya barang tidak dapat dijual yang disebabkan oleh adanya
ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga output, inflasi,
daya beli, persaingan ketat, banyak pesaing masuk, banyak produk substitusi,
daya tawar pembeli, dan strategi pemasaran yang tidak baik. Sedangkan
risiko yang ditimbulkan oleh harga adalah harga yang naik karena adanya
inflasi.
3. Risiko kelembagaan atau institusi. Risiko yang ditimbulkan adalah adanya
aturan tertentu yang membuat anggota suatu organisasi menjdai kesulitan
untuk memasarkan ataupun meningkatkan hasil produksi.
4. Risiko kebijakan. Risiko yang ditimbulkan antara lain adanya kebijakan
tertentu yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha, misalnya kebijakan
tarif ekspor.
5. Risiko finansial atau keuangan. Risiko yang timbul antara lain perputaran
barang rendah, laba yang menurun yang disebabkan oleh adanya piutang tak
tertagih dan likuiditas yang rendah.
23
Sedangkan Darmawi (2004), menyebutkan bahwa sumber penyebab risiko
dan kerugian dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik dan risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.
1. Risiko Sosial. Sumber utama risiko adalah masyarakat, artinya orang-orang
menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan.
2. Risiko Fisik. Ada banyak sumber risiko fisik yang sebagiannya adalah
fenomena alam. Banyak risiko yang kompleks sumbernya tetapi termasuk
kategori fisik contohnya antara lain kebakaran, cuaca dan tanah longsor.
3. Risiko Ekonomi. Banyak risiko yang dihadapi perusahaan yang bersifat
ekonomi, contoh risiko ekonomi adalah inflasi dan ketidakstabilan
perusahaan individu.
Menurut Kadarsan (1992) sumber penyebab risiko adalah risiko produksi,
risiko harga, risiko teknologi, risiko karena tindakan pihak lain dan risiko sakit.
Dari beberapa risiko yang ada, risiko utama yang dihadapi usaha bunga potong
mawar adalah risiko produksi dan risiko harga.
3.1.3 Strategi Pengelolaan Risiko
Strategi pengelolaan risiko merupakan siasat untuk melindungi asset dan
kemampuan perusahaan dalam memberikan hasil dengan mengurangi ancaman
kerugian akibat dari peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Fungsi-fungsi
manajemen sangat berperan dalam perumusan strategi pengelolaan risiko
sehingga penentuan strategi dapat dikonsep dalam manajemen risiko.
Darmawi (2004) menyatakan bahwa manajemen risiko merupakan suatu
usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap
kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi
yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan. Terdapat lima manfaat yang
diperoleh perusahaan dengan menerapkan manajemen risiko, yaitu :
1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
Sebagian kerugian seperti hancurnya fasilitas produksi mungkin bisa
menyebabkan perusahaan harus ditutup, jika sebelumnya tidak ada
kesiapsediaan menghadapi hal seperti itu. Dengan manajemen risiko
perusahaan dapat terhindar dari kehancuran.
24
2. Karena laba dapat ditingkatkan dengan jalan mengurangi pengeluaran, maka
manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. Misalnya
manajemen risiko dapat mengurangi pengeluaran dengan jalan mencegah atau
mengurangi kerugian.
3. Manajemen risiko dapat menyumbang secara tidak langsung laba dengan cara
mengurangi fluktuasi laba tahunan dan aliran kas, serta membuat perusahaan
melanjutkan kegiatannya walaupun telah mengalami kerugian, jadi dengan
demikian mencegah langganan pindah kepada saingan.
4. Memberikan ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya
perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi
perusahaan.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni. Karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka
secar tidak langsung menolong meningkatkan public image.
Secara khusus manajemen risiko diartikan sebagai pengelolaan variabilitas
pendapatan oleh manajer dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang
diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menghadapi situasi yang tidak
pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik akan dapat mengurangi kerugian.
Dengan kata lain, akan dapat menambah tingkat keyakinan bagi pembuat
keputusan dalam mengurangi risiko kerugian.
Menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan adalah cara
bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih
risiko-risiko tertentu saja. Penanganan risiko dapat dianggap sebagai salah satu
fungsi dari manajemen. Ada beberapa fungsi manajemen yang sudah dikenal yaitu
perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), mengarahkan (actuating),
dan mengandalikan (controlling). Dengan demikian, ditambahkan satu fungsi lagi
yang sangat penting yaitu menangani risiko. Manajemen risiko merupakan
langkah yang dapat dilakukan pengambil keputusan untuk menghadapi risiko
dengan cara meminimalkan kerugian yang terjadi. Tujuan manajemen risiko
adalah untuk mengelola risiko dengan membuat pelaku usaha sadar akan risiko,
sehingga laju organisasi bisa dikendalikan. Strategi pengelolaan risiko merupakan
25
proses yang berulang pada setiap periode produksi. Proses pengelolaan risiko
perusahaan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Proses Pengelolaan Risiko PerusahaanSumber : Kountur, 2008
Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada beberapa cara
yaitu dengan diversifikasi, integrasi vertical, kontrak produksi, kontrak
pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko yang
digunakan pada penelitian ini adalah diversifikasi (portofolio). Diversifikasi
merupakan suatu kebijakan untuk menyalurkan modal kearah berbagai macam
investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin tingkat pendapatan seaman
mungkin dan seuntung mungkin.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pada umumnya budidaya tanaman bunga potong mawar biasa dilakukan di
dalam rumah kaca atau greenhouse. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas
dan menciptakan lingkungan yang terpadu pada saat proses pembudidayaannya.
Budidaya tanaman hias juga cenderung menggunakan media tanam tanpa tanah
karena lebih bersih dan ringan sehingga mudah penangannya. Budidaya tanaman
tanpa menggunakan tanah merupakan teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan substrat sebagai media penyedia unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Substrat sebagai tempat berjangkarnya akar tanaman dan sebagai
penyangga tegaknya tanaman. Substrat yang dapat digunakan untuk budidaya
bunga mawar potong adalah campuran limbah kotoran ternak dengan arang
sekam, dan serabut kelapa.
IDENTIFIKASIRISIKO
PENGUKURANRISIKO
PENANGANANRISIKO
EVALUASI
26
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) menggunakan substrat yang
merupakan campuran kotoran sapi dengan arang sekam. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini juga sangat membantu dalam proses
budidaya tanaman mawar. Penggunaan nutrisi sebagai inovasi dalam pemberian
unsur makanan tambahan bagi tanaman bunga potong mawar terbukti membantu
dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen bunga potong mawar.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan menghadapi risiko produksi. Hal ini
dikarenakan kondisi cuaca dan serangan hama penyakit.
Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain, menganalisis
risiko produksi bunga potong mawar yang dihitung dari fluktuasi produksi.
Setelah dilakukan perhitungan (analisis risiko produksi) maka akan diketahui
tingkat risiko yang dihadapi. Untuk meminimalkan risiko yang ada, dapat
dilakukan analisis manajemen risiko dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu berupa observasi, wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan.
Selanjutnya dianalisis strategi Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat
pada gambar 7.
27
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional
PT MOMENTA AGRIKULTURA(AMAZING FARM)
Sumber-sumber Risiko
Fluktuasi/variasi Produktivitas
Analisis Risiko1. Expected return2. Ragam (variance)3. Simpangan baku (standard deviation)4. Koefisien variasi (coefficient variation)
Analisis Deskriptif
Strategi pengelolaan risiko produksi
Budidaya bunga potong segar memiliki prospek yang cukup cerah untukdikembangkan.
Meningkatnya penggunaan bunga segar sebagai penghias pada acara-acara.Selain itu sebagai gaya hidup dan juga peningkatan prestise penggunabunga segar.
Budidaya bunga potong mawar memiliki nilai ekonomis tinggi danmerupakan primadona ke dua dalam dunia florikultura.
Budidaya bunga potong mawar memiliki kendala yang cukup berat yaitutingkat risiko produksi yang dihadapi.
Kelemahan budidaya bunga potong mawar adalah pemeliharaan bungapotong mawar agak sulit, memerlukan keterampilan khusus, sangatdipengaruhi oleh iklim cuaca dan suhu, serta gangguan hama dan penyakit.
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
yang berlokasi di Kampung Pojok Desa Cikahuripan Lembang Bandung.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja, dengan dasar pertimbangan adanya
ketersediaan data yang diperlukan dalam penelitian dan kesediaan manajemen
perusahaan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lokasi penelitian. Selain itu,
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan satu-satunya usaha
budidaya bunga potong mawar yang sudah berbadan hukum di daerah tersebut.
Saat ini PT Momenta Agrikultura selain sebagai perusahaan pembudidaya bunga
potong mawar, perusahaan ini juga membantu petani bunga potong mawar sekitar
untuk memasarkan hasil panennya keluar kota Bandung dengan sistem mitra
barang. Mitra barang yang dimaksud adalah petani sekitar menjual hasil panennya
ke PT Momenta Agrikultura dengan sistem pembayaran per dua minggu.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif
merupakan data-data non angka berupa keterangan-keterangan mengenai
perkembangan usaha budidaya bunga potong mawar, kondisi usaha, peralatan
yang digunakan, teknis pelaksanaan kegiatan usaha, dan sebagainya yang
berhubungan dengan penelitian. Data kuantatif merupakan data angka atau
numeric seperti omzet usaha, jumlah produksi per periode, jumlah bahan baku,
harga jual dan harga input, dan semua keterangan yang berupa angka.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan (observasi) dan wawancara dengan pihak perusahaan baik pemilik,
manajer dan karyawan perusahaan untuk mengatahui proses produksi, mengetahui
risiko yang terjadi di perusahaan, dan penyebab risiko yang terjadi di perusahaan
serta dengan pihak luar seperti para pesaing dan konsumen dari perusahaan.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang dipakai untuk menunjang data
primer. Data sekunder diperoleh dari penelusuran melalui literatur-literatur,
29
seperti data yang dimiliki oleh pihak perusahaan yaitu data produksi selama satu
tahun, bahan pustaka, serta dari lembaga pemerintah yang terkait seperti
Direktorat Jenderal Hortilkultura, Badan Pusat Satatistik dan Departemen
Pertanian.
4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,
yaitu dengan memilih secara sengaja sampel yang diteliti sebagai responden.
Responden yang dipilih berasal dari pihak manajemen PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) sebanyak lima orang responden, yaitu manajer kebun, supervisor
produksi, supervisor distribusi, karyawan kebun, dan petugas panen. Alasan
pemilihan responden tersebut disebabkan responden yang dipilih dianggap
mengetahui informasi mengenai faktor yang menyebabkan adanya risiko produksi
pada perusahaan serta mengetahui kondisi perusahaan pada saat ini secara
menyeluruh.
Tabel 4. Responden Pengambilan Data dan Informasi
Responden Jumlah TujuanManajer Kebun 1 orang Mendapatkan informasi
dan keterangan baiktertulis maupun lisantentang StandarOperasional Produksiperusahaan.
Supervisor Produksi 1 orang Mendapatkan informasidan keterangan mengenaioperasional produksi.
Supervisor Distribusi 1 orang Mendapatkan informasidan keterangan inputproduksi dan pemasaran.
Karyawan Kebun 1 orang Mendapatkan informasidan keterangan kegiatanproduksi di lapang.
Petugas Panen 1 orang Mendapatkan informasidan keterangan mengenaistandar kualitas panen,cara pemanenan, danpacking bunga potongmawar.
30
4.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan
deskriptif. Analisis ini untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan umum
perusahaan dan manajemen risiko yang diterapkan perusahaan. Sedangkan
analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko yang meliputi analisis pendapatan
dan analisis risiko pada kegiatan produksi.
4.4.1 Analisis Manajemen Risiko
Analisis manajemen risiko produksi yang diterapkan berdasarkan penilaian
pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif yang dilakukan untuk
melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan
risiko produksi. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
penyebab-penyebab adanya risiko produksi, kemudian melakukan pengukuran
risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko serta melihat sejauh mana fungsi
manajemen risiko yang diterapkan pada PT. Momenta Agrikultura (Amazing
Farm).
4.4.2 Analisis Kuantitatif
4.4.2.1 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi
Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang
hanya suatu kemungkinan, jadi nilai dari suatu peluang bukan merupakan nilai
mutlak dalam suatu kondisi. Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu
kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah
dialami perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Nilai peluang ditentukan
dengan mengobservasi kejadian yang sudah terjadi. Peluang dari masing-masing
kegiatan akan diperoleh pada setiap kondisi yaitu tertinggi, normal dan terendah.
Menurut Darmawi (2004), dari sudut pandang empiris maka probabilitas
dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang yang
dinyatakan dalam persentase. Probabilitas adalah nilai yang terletak antara 0 dan 1
yang diberikan kepada masing-masing kejadian. Apabila nilai suatu peluang
adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Berarti peristiwa yang
diperkirakan pasti terjadi. Pengukuran peluang diperoleh dari frekuensi kejadian
31
setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung,
secara sistematis dapat dituliskan :
Dimana :
W = Frekuensi terjadinya peristiwa yang dihitung peluangnya
n = Banyaknya kejadian
Pada penelitian ini peluang yang akan dihitung adalah kemungkinan
terjadinya risiko produksi dalam budidaya bunga potong mawar pada PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm). Penentuan peluang diperoleh berdasarkan
dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman
yang telah dialami perusahaan. Peluang yang ditentukan mencerminkan
kemungkinan terjadinya risiko produksi bunga potong mawar di PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm).
Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat
dilakukan dengan menggunakan nilai harapan (expected return). Nilai harapan
adalah jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi probabilitas (peluang)
masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti. Nilai harapan dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan
usaha.
Darmawi (2004), menyatakan bahwa suatu kejadian dapat ditentukan
dengan membuat tabel untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dan menilai
masing-masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya. Maka, dengan
menambahkan hasil dari masing-masing kejadian tersebut dapat diperoleh nilai
harapannya. Rumus expected return dituliskan sebagai berikut :
E(Ri) = .
Dimana :
E(Ri) = Expected ReturnPi = Peluang dari suatu kejadianRi = Return (Produktivitas dan pendapatan)
Analisis kuantitatif dalam penilaian risiko yang dilakukan pada penelitian
ini didasarkan dengan pengukuran penyimpangan. Beberapa ukuran dapat
32
digunakan untuk mengukur penyimpangan diantaranya adalah ragam (variance),
simpangan baku (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation).
a. Ragam (Variance)
Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat
dari return dengan Expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian.
Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan Gruber,
1995):
Dimana := Variance dari return
Pij = Peluang dari suatu kejadianRij = ReturnŘi = Expected return
Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance
maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang
dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut.
b. Simpangan Baku (Standard Deviation)
Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance.
Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga
semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi
dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut (Elton
dan Gruber, 1995) :
Dimana := Variance= Standard deviation
c. Koefisien Variasi (Coefficient Variation)
Coefficient variation diukur dari rasio standard deviation dengan return
yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai
33
coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus
coefficient variation adalah (Elton dan Gruber, 1995) :
Dimana:CV = Coefficient variation
= Standard deviationŘi = Expected return
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah Perusahaan
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang agribisnis. Pada awalnya perusahaan ini merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang finance atau pembiayaan, namun dengan
adanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan finance ini mulai
melakukan kegiatan budidaya sayuran hidroponik agar tetap eksis.
Alasan memilih berusaha dalam bidang agribisnis karena Indonesia
merupakan negara agraris dan pada saat terjadi krisis moneter usaha agribisnis
dinilai relatif mampu bertahan. Selain itu, usaha agribisnis khususnya sayuran
tidak terlalu berpengaruh dengan keadaan fluktuasi nilai tukar dolar terhadap
rupiah serta konsumsi sayuran oleh masyarakat selalu terjadi setiap harinya
walaupun dalam kondisi krisis moneter. Jadi, bisa dikatakan usaha agribisnis
mempunyai prospek usaha yang bagus untuk dijalankan pada saat itu (1998).
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) ini berdiri pada tahun 1998
dengan bapak Dani Rusli sebagai pengelolanya. Bentuk perusahaan ini adalah
Perseroan Terbatas (PT) dengan modal awal berkisar Rp 500.000.000, semua
modal disediakan oleh pemegang saham. Setelah berdiri perusahaan tidak
langsung melakukan budidaya sayuran melainkan melakukan riset terlebih dahulu.
Riset ini bertujuan untuk menemukan jenis sayuran yang akan dibudidayakan dan
formulasi nutrisi yang tepat agar pertumbuhan sayuran baik dan berkualitas.
Kemudian baru pada tahun 2000 perusahaan memfokuskan diri untuk
membudidayakan sayuran dengan sistem hidroponik.
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) terus menunjukan
perkembangan yang sangat signifikan hingga mampu membuka beberapa kebun
lagi didaerah lain seperti Sentul, Bogor, dan Cilangkap. Melihat peluang dan
prospek usaha yang menjanjikan dibidang pertanian, perusahaan ini kemudian
melakukan diversifikasi produk dengan membudidayakan bunga potong.
Pada tahun 2009 PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) membuka
perkebunan yang membudidayakan tanaman bunga potong. Jenis bunga potong
yang diusahakan adalah mawar, gerbera, dan daun-daunan (ruskus). Pergeseran
tingkat kepentingan bunga potong segar menjadi item penting pada beberapa
35
bidang usaha seperti hotel, restoran, dan wedding organizer menjadi bahan
pertimbangan perusahaan ini meluaskan usahanya di bidang budidaya bunga
potong segar. Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat menengah ke atas
dewasa ini yang menjadikan bunga potong segar sebagai cara meningkatkan
prestise dilingkungan sosial dipandang perusahaan sebagai prospek bisnis yang
menjanjikan.
Pada saat ini PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) membudidayakan
bunga potong dilahan seluas 8.000 m2, dengan pembagian lahan sebagai berikut
untuk mawar seluas 4.000 m2, gerbera seluas 2.000 m2, dan daun-daunan (ruskus)
seluas 2.000 m2. Dalam perkembangan usaha budidaya bunga potong hingga saat
ini PT Momenta Agrikultura selain sebagai produsen bunga potong, perusahaan
ini juga sudah menjadi distributor bunga potong bagi petani-petani bunga potong
disekitar perusahaan.
5.2 Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Struktur organisasi menunjukan wewenang serta tanggungjawab pada
masing-masing bagian dalam organisasi PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm). Jabatan tertinggi di dalam struktur organisasi PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) dipegang oleh direktur utama yang mempunyai wewenang dalam
pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi, selain itu direktur utama juga
memiliki fungsi sebagai penasehat dalam perusahaan. Gambar 8 menunjukkan
struktur organisasi pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
36
Gambar 8. Struktur Organisasi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
Struktur organisasi tersebut menjelaskan suatu garis koordinasi masing-
masing departemen, sehingga jelas terlihat tugas dari masing-masing departemen.
Berikut ini merupakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing
jabatan :
1. Direktur Utama, memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengambilan
keputusan tertinggi dalam menentukan kebijakan dan rencana perusahaan.
Selain itu, direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat perusahaan.
2. Direktur Operasional, memiliki tanggung jawab dalam mengawasi dan
mengontrol seluruh kegiatan perusahaan.
3. Manajer Keuangan, memiliki tanggung jawab untuk mengelola keuangan yang
masuk dan keluar dari perusahaan.
4. Manajer Akuntansi, memiliki tanggung jawab dalam mengatur kegiatan
administrasi perusahaan.
ManajerAkuntansi
DirekturOperasional
Manajer Resourceddan Produksi
DirekturUtama
ManajerKeuangan
ManajerKebun
Manajer ResourcedJawa Barat
SupervisorProduksi
SupervisorDistribusi
37
5. Manajer Resourced dan Produksi membawahi manajer kebun dan manajer
resourced, memiliki tanggung jawab mengawasi dan mengontrol produksi
kebun dan mitra.
6. Manajer Resourced memiliki tanggung jawab dalam pengembangan bisnis dan
pencari peluang bisnis diluar aeroponik dengan menjalin kemitraan.
7. Manajer Kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi
sehari-hari.
8. Supervisor Produksi, memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan
mengawasi kegiatan produksi kebun agar dapat memenuhi target produksi,
serta dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajer produksi.
9. Supervisor Distribusi, memiliki tanggung jawab dalam mengamankan proses
panen sampai dengan pasca panen, mempersiapkan barang yang akan dikirim
sesuai dengan permintaan, serta mengatur pemasaran dan pendistribusian
produk ke pasar atau konsumen.
5.3 Sumberdaya Perusahaan
Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan berupa sumberdaya fisik,
sumberdaya manusia dan sumberdaya finansial.
5.3.1 Sumberdaya Fisik
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dalam melaksanakan
produksinya memiliki sumberdaya fisik yang cukup memadai dan terbilang
modern. Sumberdaya fisik tersebut antara lain :
1) Lahan
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) memiliki lahan seluas 8.000 m2,
dengan jumlah tanaman sebanyak 22.000 pohon.
2) Bangunan
PT Momenta Agrikultura memiliki tiga bangunan yang terdiri dari : satu
bangunan kantor yang berfungsi untuk kegiatan operasional dan administrasi
staf dan karyawan. Satu bangunan yang digunakan sebagai tempat packing.
Satu gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk kegiatan produksi, panen dan pasca panen.
38
3) Greenhouse (GH)
PT Momenta Agrikultura memiliki empat buah greenhouse untuk
membudidayakan mawar, dua buah greenhouse untuk membudidayakan
gerbera, dan dua buah greenhouse untuk membudidayakan daun-daunan
(ruskus).
4) Kendaraan
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) memiliki lima kendaraan yang
terdiri dari : dua unit mobil box dan tiga unit truk.
5) Peralatan dan Perlengkapan lainnya
Untuk mendukung kegiatan, PT Momenta agrikultura (Amazing Farm)
memiliki beberapa jenis peralatan dan perlengkapan, diantaranya yaitu :
komputer sebanyak dua unit mesin fax, mesin printer, peralatan lainnya (lori,
selang, tangki, pompa).
5.3.2 Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam melakukan
kegiatan operasional perusahaan. Saat ini PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) memiliki 16 karyawan yang terdiri dari pegawai tetap dan pegawai
mingguan serta dua manajer yang terdiri dari manajer kebun dan manajer
pemasaran. Untuk tingkat manajer jenjang pendidikan minimal adalah strata satu
dengan latar belakang di bidang pertanian. Sedangkan untuk karyawan lulusan
SD, SMP, SMA yang memiliki keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan
perusahaan.
Jam kerja yang berlaku pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
yaitu untuk bagian produksi mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 11.00
WIB lalu dilanjutkan kembali pada pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 16.00
WIB, untuk bagian panen mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.00
WIB dan dilanjutkan kembali dari pukul 14.30 WIB sampai dengan pukul 18.00
WIB, untuk bagian packing mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai, untuk
bagian loading mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan kegiatan packing selesai.
39
5.3.3 Sumberdaya Finansial
Analisis finansial sangat penting dilakukan, karena dengan analisis
finansial perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan dan kinerja operasi
perusahaan. Berdasarkan analisis finansial tersebut, perusahaan dapat menentukan
langkah selanjutnya dalam mengembangkan dan menjalankan aktivitas
perusahaan.
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) berdiri pada tahun 1998
dengan modal sebesar Rp 500.000.000. Modal tersebut berasal dari pemegang
saham yang dikelola oleh Dani Rusli. Modal awal yang sangat besar tersebut
disebabkan karena sarana dan prasarana yang terdapat di perusahaan seluruhnya
diimpor dari negera Belanda.
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan badan
hukum dengan bentuk perseroan terbatas (PT). Sebagai suatu usaha yang
berbadan hukum maka segala aktivitas keuangannya harus dicatat karena akan
berpengaruh ke berbagai pihak terutama pemilik perusahaan, pemerintah, dan
manajemen perusahaan sendiri. Bagian keuangan perusahaan dikelola oleh
Departemen Akuntansi dan Keuangan.
5.4 Operasional Kegiatan
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak dalam bidang budidaya bunga potong, jenis bunga potong yang
diusahakan adalah mawar, gerbera, dan daun-daunan (ruskus). Proses budidaya
bunga potong dilakukan di dalam greenhouse, hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kualitas bunga yang dihasilkan. Kualitas bunga potong terletak pada keindahan
kelopak, diameter kelopak, dan besarnya batang bunga. Pada penelitian ini jenis
bunga potong yang akan menjadi objek penelitiannya adalah bunga potong
mawar.
Benih yang digunakan oleh perusahaan ini adalah benih jenis holand
dengan kualitas baik. Pemilihan jenis benih yang digunakan akan berpengaruh
pada produktivitas dan daya saing produk di pasar. Beberapa pertimbangan
penting dalam penentuan jenis benih yang akan dibudidayakan di PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) antara lain :
40
1. Persentasi tunas stek dan pertumbuhannya tinggi
2. Hasil tanaman seragam
3. Kemurnian benih secara genetik terjamin
4. Eksklusif dan mempunyai daya jual tinggi pada hasil panennya
5. Harga terjangkau
Proses produksi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) meliputi
beberapa kegiatan, diantaranya : persiapan lahan, aklimatisasi, penanaman, panen,
dan pasca panen.
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan yang dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) adalah dengan menyiapkan media tanaman yang merupakan campuran
pupuk kandang dan arang sekam. Pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran
sapi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kematangan maksimal media tanam
adalah selama satu bulan, selama proses pencampuran ini media tanam tidak
diperkenankan tersiram air. Kegiatan pencampuran atau penggaloan (bahasa
daerah setempat) dilakukan sebanyak tiga hingga empat kali.
Setelah media tanam matang atau siap ditaman, kegiatan selanjutnya
adalah memasukkannya ke dalam bedengan yang sudah disiapkan dengan lebar
sekitar 40 cm dan panjang 15 m. Proses selanjutnya adalah menyiram bedengan
siap tanam dengan menggunakan em4 dan dibiarkan selama satu minggu.
Pemberian em4 yang merupakan dekomposer bertujuan untuk lebih memperkaya
unsur hara yang ada di dalam bedengan.
2. Aklimatisasi
Aklimatisasi yang dimaksudkan adalah proses penyesuaian bibit siap
tanam terhadap kondisi iklim dan suhu yang terbentuk di dalam greenhouse. Hal
ini dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, proses ini
juga bertujuan untuk mensortasi bibit yang siap tanam sehingga hanya bibit yang
berkualitas baik dan sehat saja yang diproduksi.
Proses aklimatisasi yang dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) yaitu dengan cara menyiram bibit siap tanam selama tiga hari.
Pada saat proses aklimatisasi, bibit-bibit mawar dibiarkan tetap berada pada
41
polybag atau kantong tanam dengan tujuan agar akar yang terbentuk dapat
berkembang lebih baik lagi. Bibit yang siap ditanam memiliki usia sekitar satu
bulan setelah proses penyetekan.
3. Persiapan Tanam
Tahapan persiapan sebelum tanam adalah membuat lubang tanam dengan
jarak tanam 15 cm x 20 cm dengan kedalaman lubang tanam sekitar 10 cm.
Setelah itu diberi furadan agar tidak terserang hama busuk akar. Persiapan pada
bibit mawar adalah dengan merendamnya selama kurang lebih 15 menit pada
larutan roottuneup sebelum ditanam. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang
pertumbuhan akar lebih baik lagi dan adaptif terhadap kondisi lingkungan media
tanam yang baru.
4. Penanaman dan pemeliharaan
Penanaman bunga potong mawar yang dilakukan PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) dilakukan didalam greenhouse dengan luasan
berkisar 1.000 m2/greenhouse, dimana perusahaan memiliki empat buah
greenhouse. Adapun fungsi dari greenhouse adalah mengurangi intensitas cahaya
matahari dan terpaan curah hujan. Selain itu, greenhouse juga dapat mengurangi
intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa penggunaan greenhouse dimaksudkan untuk menciptakan
kondisi lingkungan budidaya yang terpadu.
Proses penanaman dilakukan diatas bedengan dengan jarak tanam 15 cm x
20 cm dengan kedalam lubang tanam sekitar 10 cm. Setelah ditanam bibit
langsung disiram, hal ini dimaksudkan agar tanaman tidak terganggu akibat dari
proses perpindahan bibit dari polybag atau kantong tanam ke bedengan. Kegiatan
penyiram dilakukan sehari dua kali. Pemberian pupuk NPK dilakukan setelah
umur bibit mencapai usia satu bulan setelah tanam dengan rentang waktu satu
minggu sekali. Gambar 9 menunjukkan bedengan yang sudah ditanam dengan
umur tanam satu minggu.
42
Gambar 9. Bedengan dengan Umur Tanam Satu Minggu
Selain pupuk NPK, bunga potong mawar juga diberi suplemen makan
yang lain yaitu nutrisi. Nutrisi merupakan campuran dari unsur makro dan mikro
yang dilarutkan, unsur makro terdiri dari Ca, MgSO4, KNO, KH2PO4, dan unsur
mikro terdiri dari Fe, Mn, Br, Cu, dan Zn yang dilarutkan ke dalam air. Pemberian
nutrisi dimaksudkan untuk lebih memperkaya lagi sumber hara yang terkandung
didalam media tanam, sehingga pertumbuhan bunga potong mawar dapat
maksimal. Pemberian nutrisi ini dilakukan seminggu satu kali dengan cara
disemprotkan. Pupuk lain yang diberikan agar tanaman bunga potong mawar
dapat tumbuh dengan maksimal adalah pupuk daun, pupuk daun yang sering
digunakan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) adalah amino atau
growmore. Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara disemprotkan.
Setelah usia tanaman bunga potong mawar mencapai tiga hingga empat
bulan dilakukan kegiatan pembendingan. Kegiatan pembendingan merupakan
proses pembengkokan batang utama yang bertujuan untuk menghasilkan tunas
panen. Semakin banyak batang bendingan maka jumlah produksi juga akan
semakin banyak, hal ini disebabkan tunas panen yang dihasilkan juga banyak.
Namun, dalam satu batang bendingan hanya diperbolehkan terdapat satu hingga
dua tunas panen hal ini dimaksudkan agar bunga potong mawar yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik. Standar kualitas bunga potong mawar yang baik
adalah kelopak bunga besar, kelopak bunga sehat (tidak terserang hama), batang
bunga besar dan lurus, dan tinggi batang mencapai 45-55 cm.
Kegiatan pemeliharaan bunga potong mawar selanjutnya adalah
perompesan daun dan sortasi tunas panen. Kegiatan perompesan daun dilakukan
pada tiga daun dari pangkal batang, hal ini dimaksudkan agar unsur hara
43
tambahan seperti pupuk dan nutrisi yang diberikan dengan cara disemprotkan
dapat langsung mengenai tanah dan kemudian diserap oleh akar. Sedangkan
kegiatan sortasi tunas panen adalah proses pembuangan tunas yang kurang baik,
sehingga hasil panen yang diperoleh memiliki kualitas yang baik. Kegiatan sortasi
tunas panen ini hanya menyisakan satu hingga dua tunas panen saja dalam satu
batang bendingan.
5. Kontrol Hama dan Penyakit
Dalam kegiatan pemeliharaan terdapat kegiatan pengendalian hama dan
penyakit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara kimiawi yaitu dengan
menggunakan pestisida. Proses pemberian pestisida dilakukan setiap satu minggu
sekali dengan cara disemprotkan hingga menyerupai kabut. Penggunaan jenis
pestisida dan dosis disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapang atau
greenhouse.
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bunga potong mawar
diantaranya adalah hama kutu daun gejala yang ditimbulkan adalah pucuk daun
menjadi keriting atau mengkerut, tungau (tetranychustelarius) gejala yang
ditimbulkan pada bagian daun atau pucuk daun terdapat titik-titik merah berwarna
kuning atau abu-abu kecoklat-coklatan. Penyakit yang sering menyerang tanaman
diantaranya adalah penyakit bercak hitam yang disebabkan oleh cendawan (jamur)
marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spot”) dengan gejala yang ditimbulkan
berupa timbulnya bercak hitam-pekat pada daun, karat daun yang disebabkan oleh
cendawan (jamur) phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) gejala yang
ditimbulkan adalah munculnya bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada
sisi bawah dan atas daun yang akan berakibat pada daun yang terserang akan
mudah rontok, tepung mildew yang disebabkan oleh cendawan (oidium sp) gejala
yang ditimbulkan adalah terdapat tepung atau lapisan putih pada permukaan daun
sebelah bawah dan atas.
6. Panen dan Pascapanen
Proses panen dan pascapanen pada bunga potong mawar dilakukan pada
umur tanaman mencapai lima hingga enam bulan setelah tanam. Cara panen
bunga potong mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar
44
(pangkal) dan disertakan dengan beberapa tangkai daun dengan menggunakan
guntik stek. Pemilihan bunga potong mawar yang siap panen didasarkan pada
persentase kemekaran kelopak bunganya. Batasan kemekaran bunga potong
mawar yang ditetapkan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) adalah
apabila sudah mencapai tiga kelopak bunga yang terbuka atau 70% hingga 75%
tingkat kemekarannya.
Proses pemanenan dilakukan pada waktu pagi antara jam 06.30 WIB -
09.30 WIB. Pemilihan waktu ini dilakukan karena pada waktu tersebut matahari
tidak terlalu terik, sehingga hasil panen tidak mengalami perubahan suhu yang
drastis. Perubahaan suhu yang drastis dapat mengakibatkan penurunan kadar air
dan kualitas produk. Penangangan pasca panen bunga potong mawar adalah
dengan merendam pada bak air selama kurang lebih 30 menit, hal ini bertujuan
untuk menormalkan kembali kondisi bunga potong mawar setelah proses
pemanenan. Selain itu juga untuk menghindari proses dehidrasi pada saat proses
distribusi.
Pengemasan merupakan tahap penting dalam proses pascapanen. Pada
proses tersebut dilakukan kontrol kualitas panen secara ketat untuk menghasilkan
produk yang bersaing di pasaran.
Tujuan pengemasan :
1. Menjaga kualitas produk.
2. Memperpanjang umur simpan produk.
3. Mengurangi kerusakan pada saat distribusi.
4. Memudahkan pemasaran, menarik, informatif, dan praktis bagi konsumen.
Proses pengemasan bunga potong mawar menggunakan kertas karton
putih yang dibentuk menyerupai corong. Dalam setiap corong kemasan terdapat
20 bunga potong mawar (kodi). Bentuk kemasan yang menyerupai corong ini
dimaksudkan agar kualitas penampakan dari kelopak bunga tetap terjaga dengan
baik pada saat proses pendistribusian. Gambar 10 menunjukkan pengemasan
bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
45
Gambar 10. Pengemasan Bunga Potong Mawar
Kualitas merupakan sekumpulan sifat yang menentukan derajat kesukaan
atau penerimaan konsumen. Kualitas panen didasarkan atas penampakan bunga
potong mawar yang meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat seperti warna,
ukuran, bentuk fisik, dan cacat yang masih dapat ditolerir.
Adapun proses yang dilakukan sebelum pengemasan :
1. Sortasi : pemilahan mana produk yang layak dan tidak layak untuk dikemas.
2. Triming : perompesan daun pada bagian bawah batang bunga potong mawar.
3. Grading : pemilahan hasil panen secara bertingkat disesuaikan dengan
standar kualitas yang telah ditentukan.
5.5 Pemasaran Bunga Potong Mawar
Untuk masalah pemasaran, PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
memasarkan bunga potong mawarnya ke berbagai daerah seperti Jakarta,
Surabaya, dan Bali. Kegiatan penjualan dan distribusi merupakan kegiatan
menawarkan, menjual dan mengantarkan produk hingga ke tangan konsumen.
Sistem kerjasama yang berlaku antara PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
dengan agen adalah sistem abodemen. Sistem abodemen yang dimaksud adalah
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) melakukan pengiriman secara terus
menerus disesuaikan dengan jadwal dan order yang dilakukan oleh pihak agen.
Sistem pembayaran yang berlaku adalah sistem pembayaran per dua
minggu kiriman. Proses distribusi yang dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) yaitu dengan menggunakan mobil box yang dilengkapi dengan
AC untuk tujuan Jakarta dan sekitarnya, dan menggunakan pesawat untuk
46
jangkauan luar kota dan luar pulau jawa. Gambar 11 Menunjukkan saluran
distribusi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
Gambar 11. Saluran Distribusi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
PT MomentaAgrikultura/Produsen
Agen atau treeder
Konsumen Akhir
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Sumber-Sumber Risiko
Langkah pertama yang dilakukan dalam manajemen risiko adalah
identifikasi risiko. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
penyebab risiko dan kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan kerugian bagi
pengambil keputusan. Usaha budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) dihadapkan pada masalah risiko produksi. Risiko
produksi akan mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan. Dalam hal ini
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) mengalami fluktuasi dalam
produktivitas bunga potong mawar yang dihasilkan. Berdasarkan pengalaman
perusahaan produktivitas normal yang dicapai adalah sebanyak 11-12 tangkai per
m2. Adanya fluktuasi produktivitas bunga potong mawar tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan menghadapi adanya risiko dalam kegiatan produksi.
Produktivitas bunga potong mawar setiap kondisi dapat dilihat dari
produktivitas yang diperoleh dengan dari data primer. Produktivitas yang
berfluktuasi menunjukkan adanya nilai produktivitas tertinggi, terendah dan
normal. Peluang tertinggi, terendah dan normal diukur dari proporsi frekuensi atau
berapa kali perusahaan pernah mencapai produktivitas tertinggi, terendah dan
normal selama periode siklus produksi berlangsung.
Tingkat produktivitas dinilai dari perolehan hasil panen pada periode
produksi yang sudah terjadi yaitu pada bulan Desember 2009-November 2010.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm),
fluktuasi produktivitas bunga potong mawar dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Produktivitas Bunga Potong Mawar dan Peluang yangDihadapi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Tahun 2009-2010 (Tangkai/m2)
No. Kondisi Produktivitas Peluang1. Tertinggi 16,44 0,082. Normal 11,98 0,753. Terendah 5,50 0,17
Tabel 5 menunjukkan kondisi produktivitas bunga potong mawar pada
kondisi tertinggi, terendah dan normal. Peluang PT Momenta Agrikultura
48
(Amazing Farm) mencapai produktivitas bunga potong mawar tertinggi sekitar
0,08, yang dapat diartikan jika PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
melakukan pengusahaan bunga potong mawar sebanyak 12 kali maka frekuensi
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat mencapai produktivitas tertinggi
hanya satu kali. Sedangkan peluang untuk mendapatkan produktivitas terendah
sebesar 0,17 dan normal sebesar 0,75. Jika memperhatikan angka peluang dari
tingkat produktivitas yang diperoleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm),
dapat dilihat bahwa selama pengusahaan bunga potong mawar PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) lebih sering memperoleh produktivitas normal
dibandingkan dengan produktivitas tertinggi dan terendah.
Terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko produksi
pada budidaya bunga potong mawar. Sumber utamanya adalah terjadinya
kegagalan dalam proses budidaya bunga potong mawar, mulai dari tahap awal
sampai pada tahap akhir. Proses produksi bunga potong mawar diawali dengan
kegiatan persiapan media tanam yang merupakan campuran arang sekam dengan
pupuk kandang yang selanjutnya dimasukan kedalam bedengan. Sebelum
melakukan proses penanaman, terlebih dahulu bibit melewati proses aklimatisasi
selama kurang lebih tiga hari. Kegiatan selanjutnya adalah pemeliharaan dan
pengendalian hama sampai pada saat panen. Bunga potong mawar dapat mulai
dipanen pada saat berusia lima hingga enam bulan setelah tanam. Kegagalan pada
setiap kegiatan tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi pihak usaha dan
menjadi risiko yang harus ditanggung.
Sumber-sumber risiko produksi dapat berasal dari dalam lingkungan
perusahaan maupun dari lingkungan luar perusahaan. Risiko yang muncul dari
dalam perusahaan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki tenaga
kerja, terutama pada saat pemberian dosis pupuk, nutrisi dan pestisida. Sedangkan
risiko yang muncul dari luar perusahaan adalah kondisi iklim atau cuaca dan
serangan hama dan penyakit. Faktor-faktor tersebut menjadi penyebab terjadinya
risiko produksi bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm). Faktor-faktor tersebut antara lain :
49
1. Kondisi Cuaca dan Iklim
Faktor utama penyebab munculnya risiko produksi dalam budidaya bunga
potong mawar adalah kondisi cuaca atau iklim. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca
yang semakin sulit diprediksi, karena cuaca sudah tidak sesuai dengan siklus
normalnya. Selain itu perubahan cuaca harian yang terlalu ekstrim juga
menciptakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Pada saat ini kondisi iklim dan cuaca (kemarau dan penghujan) yang
terjadi terkadang menjadi lebih lama atau bahkan mungkin bisa lebih cepat. Pada
kondisi kemarau tanaman menjadi sangat rentan kekeringan, sedangkan bunga
potong mawar merupakan tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah banyak
sebagai perangsang pertumbuhan. Bunga potong mawar yang kekurangan air akan
berdampak pada hasil panen yang menjadi kecil-kecil. Sedangkan pada musim
penghujan bunga potong kurang mendapatkan pasokan sinar matahari sehingga
proses fotosintesis menjadi kurang optimal. Hal ini pun menjadi penghambat
proses pertumbuhan bunga potong mawar.
Pada kondisi kemarau, PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) telah
membuat sumur bor sebagai salah satu alternatif solusi untuk menurunkan risiko
tanaman bunga potong mawar mengalami kekeringan. Menurut perusahaan
kondisi kemarau masih dapat ditolerir karena pengadaan air masih dapat
diusahakan, namun jika musim penghujan dengan intensitas matahari yang
berkurang secara drastis masih sulit dicari alternatif solusinya sebagai pengganti
cahaya matahari. Perubahan cuaca harian yang terlalu cepat juga dapat memicu
berkembang biaknya hama dan penyakit dengan baik.
Selain kondisi kemarau atau penghujan, kondisi angin juga sering menjadi
permasalahan bagi perusahaan. Kegiatan budidaya bunga potong mawar yang
dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) di dalam greenhouse
yang menggunakan plastik UV (ultraviolet) sebagai atapnya, dengan kondisi
angin yang terlalu besar terkadang membuat plastik UV menjadi terbuka. Kondisi
atap yang terbuka mengakibatkan air hujan masuk dan merusak hasil panen bunga
potong mawar. Kondisi angin juga dapat memperlambat kinerja karyawan ketika
melakukan penyemprotan pestisida.
50
Kondisi ideal yang diperlukan agar bunga potong mawar dapat adalah
tanaman mendapatkan penyinaran selama kurang lebih delapan jam perhari,
dengan suhu rata-rata 23oC hingga 29oC. Kegiatan produksi yang terganggu akan
berimplikasi pada jumlah panen yang dihasilkan, sehingga secara langsung akan
berpengaruh pada jumlah pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan.
Turunnya jumlah pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan merupakan
kerugian bagi perusahaan tersebut.
2. Keterampilan Tenaga Kerja
Keterampilan tenaga kerja merupakan faktor penting dalam kegiatan
budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
Tenaga kerja yang terampil sangat mempengaruhi keberhasilan produksi.
Keterampilan dan ketelitian tenaga kerja sangat dibutuhkan, terutama pada
kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada saat proses produksi. Kegiatan
pemeliharaan dan perawatan bunga potong mawar terbagi menjadi lima bagian
yaitu pemberian unsur hara, pemberian pestisida, rompes daun, penyiangan, dan
sortasi batang tunas panen.
Pemberian unsur hara dengan dosis yang tepat disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman bunga potong mawar akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan tanaman tersebut. Pemberian pupuk makro dan mikro dilakukan
sebanyak dua kali dalam seminggu, dengan komposisi pupuk mawar dengan EC
1,5 ds/m yakni NO3 – 158 mg/liter, NH4 – N 18 mg/liter, P 38 mg/liter, K 196
mg/liter, S 40 mg/liter, Ca 140 mg/liter, Mg 18 mg/liter, Fe 1,4 mg/liter, Mn 0,3
mg/liter, Zn 0,2 mg/liter, B 0,2 mg/liter, Cu 0,005 mg/liter, dan Mo 0,05 mg/liter.
Dosis pemberian pupuk dan nutrisi yang berlebihan akan menjadi racun bagi
bunga potong mawar, yang akan berakibat terburuk adalah kematian bagi tanaman
tersebut. Selain dosis cara pemberian pupuk dan nutrisi juga akan mempengaruhi
tingkat pertumbuhan tanaman bunga potong mawar.
Adapun cara pemberian pupuk dan nutrisi dapat dilakukan dengan cara
dicairkan terlebih dahulu atau diberikan dalam bentuk padat. Kelebihan
pemberian dalam bentuk cair, khususnya pupuk akan mempermudah proses
penyerapan unsur hara oleh akar. Namun, jika kondisi di dalam greenhouse terlalu
panas maka akan ada pupuk yang terbuang akibat dari proses penguapan.
51
Sedangkan pemberian pupuk dalam bentuk padat akan mengurangi kemungkinan
pupuk terbuang akibat proses penguapan. Namun, penyerapan unsur hara oleh
akar berlangsung lambat.
Adapun proses pemberian pestisida juga akan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan bunga potong mawar. Namun dengan manfaat yang berbeda dengan
pupuk, yaitu pencegahan dan pengobatan. Pemberian dosis pestisida yang tidak
sesuai juga akan berimplikasi buruk bagi tanaman bunga potong mawar, karena
akan menyebabkan tanaman keracunan. Risiko terbesar apabila tanaman bunga
potong mawar keracunan adalah kematian bagi tanaman tersebut. Kegiatan
rompes daun dan penyiangan bertujuan agar pada saat pemberian pupuk, nutrisi,
dan juga pestisida tidak terganggu sehingga tanaman bunga potong mawar dapat
tumbuh dengan baik. Sedangkan kegiatan sortasi batang tunas panen bertujuan
agar kualitas hasil panen bunga potong mawar memiliki kualitas yang baik.
Kondisi yang terjadi saat ini di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
adalah tenaga kerja yang kurang terampil dan teliti dalam proses produksi. Hal
yang kerap terjadi adalah pada saat pemberian pupuk, nutrisi, dan pestisida
karyawan kurang begitu teliti menakar dosis yang harus diberikan atau tidak
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dilapang. Dalam satu greenhouse tidak
semua bedengan memiliki kondisi pertumbuhan yang sama, hal ini seharusnya
menjadi perhatian karyawan dengan memberikan perlakuan yang berbeda dalam
pemberian pupuk, nutrisi, ataupun pestisida. Hal lain yang terjadi juga di PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) yaitu dalam batang bendingan terdapat
lebih dari tiga batang tunas panen dan perompesan daun yang tidak dilakukan
secara keseluruhan. Batang tunas panen yang terlalu banyak akan berakibat pada
hasil panen bunga potong mawar menjadi kecil-kecil, hal ini disebabkan asupan
makanan bagi tanaman terfokus pada banyak batang tunas panen. Sedangkan
perompesan daun yang dilakukan tidak secara benar akan mengganggu proses
penyampaian pupuk, nutrisi, dan pestisida kepada tanaman. Hal ini diakibatkan
proses penyampaian ketiga unsur tersebut dengan cara disemprotkan.
Kondisi yang terjadi juga merupakan implikasi dari terlalu percayanya
manajer kebun terhadap kinerja karyawan sehingga pengawasan yang dilakukan
relatif kurang dilakukan. Kurangnya ketrampilan dan ketelitian tenaga kerja akan
52
berimplikasi secara langsung pada prduktivitas hasil panen, penurunan hasil panen
atau produktivitas panen dapat mencapai sekitar 25-30 persen. Hal ini jelas akan
berpengaruh pada pendapatan perusahaan.
3. Serangan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
munculnya risiko produksi pada budidaya bunga potong mawar. Meskipun
dilakukan di dalam greenhouse, budidaya bunga potong mawar ini tidak lepas dari
serangan hama dan penyakit. Perubahan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi
katalisator bagi perkembangan hama dan penyakit bagi tanaman bunga potong
mawar.
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bunga potong mawar
diantaranya adalah hama kutu daun gejala yang ditimbulkan adalah pucuk daun
menjadi keriting atau mengkerut, tungau (Tetranychustelarius) gejala yang
ditimbulkan pada bagian daun atau pucuk daun terdapat titik-titik merah berwarna
kuning atau abu-abu kecoklat-coklatan. Penyakit yang sering menyerang tanaman
diantaranya adalah : penyakit bercak hitam yang disebabkan oleh cendawan
(jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spot”) dengan gejala yang
ditimbulkan berupa timbulnya bercak hitam-pekat pada daun, karat daun yang
disebabkan oleh cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.)
gejala yang ditimbulkan adalah munculnya bintik-bintik warna jingga kemerah-
merahan pada sisi bawah dan atas daun yang akan berakibat pada daun yang
terserang akan mudah rontok, tepung mildew yang disebabkan oleh cendawan
(Oidium sp) gejala yang ditimbulkan adalah terdapat tepung atau lapisan putih
pada permukaan daun sebelah bawah dan atas.
Kondisi yang sering terjadi di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
adalah serangan hama kutu daun, mildew, dan white fly. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida. Hal ini dilakukan karena
perusahaan berfikiran bahwa tanaman bunga potong mawar bukan merupakan
tanaman yang dikonsumsi dengan cara dimakan. Selain itu, pengendalian hama
dan penyakit secara kimiawi atau dengan kata lain menggunakan pestisida dapat
memberikan hasil dengan cepat. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan cara disemprotkan membentuk kabut menggunakan tangki semprot.
53
6.2 Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar
Penilaian risiko produksi dapat dihitung menggunakan variance, standard
deviation, dan coefficient variation. Perhitungan pada proses penilaian risiko
menggunakan data berdasarkan tingkat produktivitas yang diperoleh bunga
potong mawar dan peluang yang dimiliki PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) dalam memperoleh tingkat produktivitas tertinggi, terendah dan normal.
Peluang dihitung berdasarkan pengalaman perusahaan selama menjalankan usaha
budidaya bunga potong mawar. Setelah memperoleh nilai peluang usaha dalam
mendapatkan produktivitas tertinggi, terendah dan normal, selanjutnya dapat
dilakukan penilaian terhadap tingkat risiko produksi yang dihadapi PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm).
Setelah dilakukan pengukuran peluang pada kondisi tertinggi, terendah
dan normal maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang
mengandung risiko dengan menggunakan expected return. Expected return
dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan dengan peluang masing-
masing kejadian tertinggi, terendah dan normal dari budidaya bunga potong
mawar. Expected return merupakan nilai harapan yang dihasilkan setelah
memperhitungkan risiko yang ada.
Penilaian risiko produksi juga dilakukan dengan mengukur nilai
penyimpangan yang terjadi. Terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah
nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan koefisien variasi
(coefficient variation). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai
variance sebagai penentu ukuran yang lainnya. Dalam kajian ini return yang
dihitung adalah produksi bunga potong mawar.
Ukuran yang tepat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap risiko
produksi bunga potong mawar adalah coefficient variation. Karena ukuran
variance dan standard deviation belum memperhitungkan pendapatan, sedangkan
coefficient variation sudah memperhitungkan pendapatan yang diterima pada
usaha budidaya bunga potong mawar. Hasil penilaian risiko produksi bunga
potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat dilihat pada
Tabel 6.
54
Tabel 6. Hasil Penilaian Risiko Produksi Budidaya Bunga Potong Mawar padaPT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Tahun 2009-2010
No. Ukuran Nilai
1 Expected Return 11,27
2 Variance 8,15
3 Standard Deviation 2,62
4 Coefficient Variation 0,23
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa penilaian risiko berdasarkan
produktivitas diperoleh nilai variance berbanding lurus dengan standard
deviation, jika nilai variation tinggi maka standard deviation yang diperoleh juga
akan tinggi dan sebaliknya. Penilaian risiko produksi bunga potong mawar
berdasarkan nilai coefficient variation diperoleh hasil sebesar 0,23 untuk satu
tahun periode tanam. Dengan kata lain bahwa untuk setiap satu tangkai bunga
potong mawar hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebesar 0,23 pada saat
terjadi risiko produksi. Risiko produksi yang dimaksud adalah pada saat kondisi
cuaca dan iklim yang sulit diprediksi, kurangnya keterampilan tenaga kerja, dan
adanya serangan hama dan penyakit. Semakin besar nilai coefficient variation,
maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi.
Dalam melakukan penilaian risiko produksi di PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) dapat diukur besarnya pendapatan yang diharapkan dari kegiatan
budidaya bunga potong mawar. Besarnya pendapatan yang diharapkan dapat
dilihat dari nilai expected return yang diperoleh. Berdasarkan hasil penilaian
risiko produksi pada budidaya bunga potong mawar diperoleh nilai expected
return sebesar 11,27 untuk satu tahun periode tanam. Artinya, PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) dapat mengharapkan perolehan hasil sebanyak 11,27
tangkai bunga potong mawar per meter2 untuk setiap kondisi dalam proses
budidaya yang telah diakomodasi oleh perusahaan. Dengan mengetahui harapan
pendapatan yang diperkirakan akan didapatkan kembali dari kegiatan budidaya
bunga potong mawar berdasarkan perhitungan risiko produksi, maka hal ini dapat
digunakan sebagai pertimbangan untuk kelanjutan usaha ataupun sebagai
perencanaan untuk menentukan langkah yang akan diambil dalam perkembangan
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
55
Risiko produksi yang dialami PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
dalam menjalankan kegiatan budidaya bunga potong mawar dapat menimbulkan
kerugian. Kerugian tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi.
Jika hasil produksi berkurang maka penerimaan usaha juga akan berkurang,
karena jumlah yang dijual menjadi lebih sedikit dengan harga jual yang konstan
pada harga Rp 40.000 per kodi atau per 20 tangkai bunga potong. Setiap satu
tangkai bunga potong yang dihasilkan, penerimaan yang diperoleh adalah sebesar
Rp 2.000 dengan risiko produksi yang dihadapi adalah sebesar Rp 460
pertangkainya. Jika dikalkulasikan dalam per kodi maka besarnya risiko yang
dihadapi adalah sebesar Rp 9.200. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan langkah
penanganan yang sesuai untuk menghindari atau memperkecil risiko yang
dihadapi.
6.3 Strategi Pengelolaan Risiko Produksi
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) saat ini telah melakukan
penanganan risiko secara optimal untuk mengurangi risiko yang ada namun masih
terdapat kendala yang dihadapi pada saat proses produksi. Hal ini terlihat pada
hasil produktivitas yang cenderung menurun apabila masih terjadi risiko terutama
pada saat proses produksi. Dengan mengetahui bahwa PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) masih berpotensi untuk terjadinya risiko produksi maka
perencanaan penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan pengawasan dan
penerapan kesadaran akan risiko serta kesadaran untuk melakukan penanganan
risiko sehingga dapat meminimalkan kerugian yang dialami.
Berdasarkan identifikasi risiko yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) mengalami risiko dalam kegiatan
budidaya bunga potong mawar. Risiko produksi tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain perubahan cuaca dan iklim, ketrampilan tenaga kerja, serta
serangan hama dan penyakit. Setelah dilakukan pengukuran terhadap risiko
tersebut, diperoleh hasil sebesar 0,23. Nilai tersebut merupakan kerugian yang
dihadapi atas perolehan hasil produksi dengan adanya risiko produksi. Dari data
diatas, maka dapat ditentukan strategi dalam menangani risiko produksi budidaya
bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
56
Strategi penanganan risiko yang dapat dijadikan sebagai alternatif
penanganan dalam kajian ini adalah strategi preventif. Strategi preventif
merupakan strategi penanganan yang dilakukan untuk menghindari risiko
produksi. Menurut Kountur (2008), preventif dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya :
1. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur.
2. Mengembangkan sumberdaya manusia.
3. Memasang dan memperbaiki fasilitas fisik.
Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Pengaturan Cahaya Greenhouse dan Sistem Karantina.
Perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu menyebabkan tanaman
bunga potong mawar mengalami pertumbuhan yang kurang baik. Peningkatan
teknologi dalam hal pengaturan cahaya dan suhu greenhouse merupakan salah
satu alternatif untuk menghindari penguapan yang berlebihan yang akan
menyebabkan bedengan tempat bunga potong mawar tumbuh menjadi kering.
Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk meminimalisir berkurangnya unsur hara
tambahan seperti nutrisi dan pupuk serta pestisida yang diberikan dalam bentuk
cairan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah membuat penutup greenhouse
sederhana dan manual. Penutup sederhana yang dimaksudkan dapat saja berupa
jaring paranet yang dibentangkan pada bagian atap greenhouse,sehingga
membentuk seolah-olah seperti plafon pada atap rumah. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kestabilan suhu di dalam greenhouse,yaitu berkisar 23oC-29oC.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan adanya perubahan cuaca yang terlalu
ekstrim adalah peningkatan serangan hama dan penyakit. Strategi alternatif secara
preventif yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
adalah dengan mengganti jenis pestisida yang sering digunakan oleh perusahan
selama ini setiap empat bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar hama dan penyakit
tidak menjadi kebal terhadap obat-obatan atau pestisida yang digunakan oleh PT
Momenta Agikultura. Waktu penggantian obat selama empat bulan sekali
didasarkan pada rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembelian pestisida
57
kembali (umur pakai pestisida). Apabila sudah terjadi serangan hama dan penyakit
maka perusahaan dapat menerapkan sistem karantina sebagai salah satu alternatif
strategi secara preventif.
Sistem karantina dimaksudkan adalah untuk memperlambat proses
penyebaran hama dan penyakit, karena sistem pengendalian hama dan penyakit
yang diterapkan perusahaan secara manual. Sistem karantina dapat dibuat dengan
mengunakan screen atau plastik UV (ultraviolet) dengan dibentangkan pada bak
tanam yang terserang hama sehingga membentuk seperti dinding, dengan begitu
diharapkan dapat meminimalisir penyebaran hama dan penyakit. Hal ini juga akan
mempermudah dan mempercepat proses pengendalian hama dan penyakit. Hal ini
akan berimplikasi pada proses produksi yang tidak akan terganggu secara
signifikan, dan PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) tetap dapat
mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan.
2. Peningkatan Kualitas Perawatan
Meningkatkan kualitas perawatan tanaman bunga potong mawar untuk
menangani kondisi iklim dan cuaca yang sulit diprediksi. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengukur secara lebih teliti dosis pupuk, nutrisi, dan pestisida yang akan
diberikan, melakukan kegiatan perompesan daun secara menyeluruh dan benar,
proses penyiangan yang dilakukan secara menyeluruh, dan sortasi yang dilakukan
secara lebih teliti dan benar.
Pemberian dosis pupuk, nutrisi, dan pestisida yang sesuai dengan kondisi
dan takaran pada tanaman bunga potong mawar akan berimplikasi dengan baik
terhadap pertumbuhan tanaman bunga potong mawar. Sehingga, pertumbuhan
yang baik akan memberikan kualitas dan kuantitas hasil panen yang baik pula. Hal
yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) untuk dapat
meminimalisir kemungkinan terjadinya pemberian pupuk, nutrisi, dan pestisida
yang tidak sesuai dengan takaran oleh karyawan adalah dengan menyiapkan
ketiga hal tersebut dalam bentuk paket. Cara ini juga akan memberikan
kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan perhitungan stok barang produksi
khususnya pupuk, nutrisi, dan pestisida.
Perompesan daun, penyiangan atau pembuangan gulma, dan sortasi
batang tunas panen dapat ditingkatkan dengan pengawasan yang lebih baik oleh
58
manajer kebun. Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan oleh PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) guna meningkatkan kualitas perawatan dan
pemeliharaan bunga potong mawar adalah dengan memberikan bonus akhir bulan.
Pemberian bonus akhir bulan sebaiknya tidak hanya didasarkan pada pencapaian
target saja, tetapi dengan sistem pembelian kelebihan hasil panen setelah
mencapai target oleh perusahaan. Semakin besar jumlah kelebihan panen bunga
potong mawar maka semakin besar jumlah bonus yang diterima oleh karyawan.
Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan lebih baik karena
ekspektasi terhadap penerimaan bonus yang lebih besar, dan hal itu jelas akan
meningkatkan jumlah pendapatan yang akan diperoleh perusahaan karena hasil
produksi bunga potong juga akan meningkat. Sedangkan, sistem pemberian bonus
yang didasarkan hanya pada pencapaian target saja maka karyawan hanya akan
mengejar pencapaian target saja tanpa berhitung berapa pun kelebihan jumlah
hasil panen bunga potong. Sistem pemberian bonus dengan cara pembelian ini
juga dapat menekan kemungkinan terjadinya kondisi kecemburuan terhadap
penemerimaan bonus, karena didasarkan pada kemampuan masing-masing
karyawan.
Pengadaan acara seperti pemilihan karyawan kebun teladan setiap akhir
tahun juga akan dapat menunjang peningkatan kualitas kinerja karyawan terhadap
pemeliharaan dan perawatan bunga potong mawar. Pengumuman pemilihan
karyawan teladan sebaiknya dilakukan pada sebuah acara khusus dan disaksikan
oleh semua karyawan, karena hal ini dapat menjadi motivasi bagi karyawan yang
lainnya untuk lebih meningkatkan hasil kerjanya.
3. Mengembangkan Sumberdaya Manusia
Dalam menjalankan kegiatan perusahaan harus didukung oleh sumberdaya
manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai jenis pekerjaan dan
tanggung jawab yang diberikan. Untuk itu, manajer kebun harus dapat bertindak
dan bersikap tegas dalam mengarahkan dan membimbing tenaga kerja yang ada.
Manajer melakukan pengawasan dan memberi koreksi terhadap tenaga kerja.
Selain itu, dengan aktif membimbing tenaga kerja dalam melakukan budidaya
bunga potong mawar. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja dapat lebih terampil
59
dalam membudidayakan tanaman bunga potong mawar, karena apabila tenaga
kerja kurang terampil dan teliti dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Selain itu, pertukaran atau rotasi PIC (petugas kebun) juga diperlukan
untuk menghindarkan karyawan dari kejenuhan. Manfaat lain yang dapat diambil
dari sistem rotasi ini adalah karyawan akan mendapatkan pengalaman baru dan
suasana kerja yang baru. Sistem rotasi dapat dilakukan satu tahun sekali,
perhitungan waktu ini didasarkan pada kebijakan perusahaan mengadakan acara
pemilihan karyawan teladan. Karyawan yang terpilih sebagai karyawan teladan
akan ditempatkan pada greenhouse yang memiliki produktivitas terendah, dengan
tujuan memperbaiki produktivitas dan kondisi tanaman bunga potong.
Pemanfaatan sifat psikologis karyawan dalam mempertahankan pencitraannya
sebagai karyawan teladan merupakan sumber alat dan kekuatan PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
perusahaan secara keseluruhan.
Pengiriman karyawan pada beberapa kegiatan pelatihan budidaya bunga
potong mawar akan mampu meningkat kemampuan dan kinerja karyawan menjadi
lebih baik. Pelatihan akan memberikan efek psikologis yang besar pada karyawan
terhadap perusahaan, karyawan akan berfikir bahwa perusahaan tidak hanya
terfokus pada besarnya keuntungan saja melainkan pengembangan sumberdaya
karyawan juga merupakan concern perusahaan. Dengan begitu loyalitas karyawan
terhadap perusahaan akan meningkat dengan sendirinya. Namun hal ini juga harus
diimbangi oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dengan pertimbangan
jenjang karir bagi karyawan. Jenjang karir akan memberikan motivasi bagi
karyawan untuk terus melakukan yang terbaik dan berfikir maju bagi perusahaan.
Jenjang karir yang tidak jelas akan membuat karyawan hanya melakukan
pekerjaannya sebatas menyelesaikan pekerjaannya tanpa berfikir bagaimana
metode atau strategi yang terbaik bagi perusahaan. Implikasi terakhir dari
semuanya adalah peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan yang berarti
akan meningkatkan pendapatan bagi perusahaan yang merupakan tujuan utama
dalam berbisnis atau berusaha dalam bidang budidaya bunga potong mawar.
Penanganan risiko juga dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari
manajemen. Beberapa fungsi manajemen yang sudah dikenal yaitu perencanaan
60
(planning), mengorganisasi (organizining), mengarahkan (actuating), dan
pengendalian (controlling). Hal ini harus dilakukan dengan optimal sehingga
dapat mengurangi risiko yang ada. Pada PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) dapat dilakukan perencanaan produksi, pengorganisasian, pengarahan dan
pengolahan serta koordinasi dalam pengelolaan unit produksi pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm).
1. Perencanaan produksi yang dilakukan biasanya dimulai pada saat persemaian
bibit, perawatan dan pemanenan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas bunga potong mawar. Selain itu, perencanaan pencegahan hama
dan penyakit harus diperhatikan dengan baik. Perencanaan produksi sangat
berpengaruh pada strategi-strategi yang akan dilakukan guna mendapatkan
hasil yang maksimal.
2. Pengorganisasian untuk para karyawan yang terlibat langsung dengan
kegiatan produksi sangat penting, yaitu dengan pembagian tugas yang jelas.
Hal ini bertujuan agar semua karyawan mempunyai peranan dalam produksi.
Dengan adanya pengorganisasian maka perawatan tehadap tanaman akan
semakin terkoordinir.
3. Pengarahan dan pengelolaan pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
bersifat vertikal dari manajemen kebun kepada bagian produksi. Pengarahan
harus dilakukan secara rutin, hal ini dilakukan agar komunikasi antara
bawahan dan atasan dapat terjalin dengan baik. Pengarahan juga berfungsi
untuk mengevaluasi risiko yang ada dan bagaimana tindakan untuk
meminimalkan risiko. Sehingga jika terjadi permasalahan maka semua semua
pihak dapat mengetahui serta dapat melakukan pengelolaan dengan baik.
4. Koordinasi dalam pengelolaan unit produksi bertujuan untuk mensinkronkan
unit-unit produksi yang terdiri dari beberapa greenhouse produksi dalam
masalah perawatan dan pemeliharaan. Oleh karena PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) terdiri dari beberapa greenhouse sehingga setiap greenhouse
harus ada penanggungjawabnya. Hal ini akan mengakibatkan adanya
koordinasi yang baik satu dengan yang lainnya. Koordinasi yang baik juga
harus terus ditingkatkan agar dapat memaksimalkan hasil produksi.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis risiko yang dilakukan, PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) mengalami risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi
pada budidaya bunga potong mawar dapat dillihat dari adanya fluktuasi atau
variasi jumlah produksi ataupun produktivitas yang dialami PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm). Risiko produksi tersebut mengakibatkan
kerugian yang ditanggung usaha. Berdasarkan hasil penilaian risiko nilai
expected return yang diperoleh adalah sebesar 11,27, artinya PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) dapat mengharapkan perolehan hasil sebanyak
11,27 tangkai per meter2 untuk setiap kondisi dalam proses budidaya yang
telah diakomodasi oleh perusahaan. Sumber-sumber yang menjadi penyebab
terjadinya risiko produksi adalah perubahan kondisi cuaca dan iklim yang
cukup ekstrem, keterampilan tenaga kerja pada saat proses produksi, dan
serangan hama dan penyakit.
2. Berdasarkan hasil penilaian risiko, diperoleh nilai coefficient variation
sebesar 0,23. Artinya untuk setiap satu tangkai bunga potong mawar hasil
yang diperoleh akan mengalami risiko sebesar 0,23 pada saat terjadi risiko
produksi. Risiko produksi yang dimaksud adalah pada saat kondisi cuaca dan
iklim yang sulit diprediksi, kurangnya keterampilan tenaga kerja, dan adanya
serangan hama dan penyakit.
3. Alternatif penanganan strategi yang dapat dilakukan PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) untuk mengatasi adanya risiko produksi adalah
strategi preventif. Strategi preventif bertujuan untuk menghindari terjadinya
risiko. Tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah penambahan alat
pengatur cahaya dan suhu sederhana yang dapat terbuat dari jaring paranet
yang bertujuan untuk menghindari penguapan yang berlebihan. Serta
melakukan sistem karantina sederhana yang dapat terbuat dari screen yang
bertujuan untuk memperlambat proses penyebaran hama dan penyakit,
peningkatan kualitas kerja karyawan dengan sistem pembelian kelebihan
hasil panen oleh perusahaan setelah kuota target panen terpenuhi, pemilihan
karyawan teladan setiap tahunnya, mengembangkan sumberdaya manusia
62
dengan cara sistem rotasi yang diharapkan dapat memberikan pengalaman
baru dan suasana kerja yang baru yang akan memberikan dampak pada
peningkatan kualitas individual dari karyawan.
7.2 Saran
1. Peningkatan teknologi dalam hal pengaturan cahaya dan suhu greenhouse
dengan membuat penutup greenhouse sederhana dan manual. Penutup
sederhana yang dimaksudkan dapat saja berupa jaring paranet yang
dibentangkan pada bagian atap greenhouse, sehingga membentuk seolah-olah
seperti plafon pada atap rumah.
2. Mengganti jenis pestisida yang sering digunakan oleh perusahan selama ini
setiap empat bulan sekali agar hama dan penyakit tidak menjadi kebal
terhadap obat-obatan atau pestisida yang digunakan oleh PT Momenta
Agikultura.
3. Melakukan sistem karantina untuk memperlambat proses penyebaran hama
dan penyakit, karena sistem pengendalian hama dan penyakit yang diterapkan
perusahaan secara manual. Sistem karantina dapat dibuat dengan mengunakan
screen atau plastik UV (ultraviolet) dengan dibentangkan pada bak tanam
yang terserang hama sehingga membentuk seperti dinding, dengan begitu
diharapkan dapat meminimalisir penyebaran hama dan penyakit.
4. Melakukan pengukuran dosis pupuk, nutrisi, dan pestisida yang akan
diberikan secara lebih teliti, melakukan kegiatan perompesan daun secara
menyeluruh dan benar, proses penyiangan yang dilakukan secara menyeluruh,
dan sortasi yang dilakukan secara lebih teliti dan benar. Untuk dapat
meminimalisir kemungkinan terjadinya pemberian pupuk, nutrisi, dan
pestisida yang tidak sesuai dengan takaran oleh karyawan adalah dengan
menyiapkan ketiga hal tersebut dalam bentuk paket.
5. Manajer kebun harus dapat bertindak dan bersikap tegas dalam mengarahkan
dan membimbing tenaga kerja yang ada serta melakukan pengawasan dan
memberi koreksi terhadap tenaga kerja. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja
dapat lebih terampil dalam membudidayakan tanaman bunga potong mawar,
karena apabila tenaga kerja kurang terampil dan teliti dapat menyebabkan
kerugian bagi perusahaan.
63
6. Pengadaan acara seperti pemilihan karyawan kebun teladan setiap akhir tahun
juga akan dapat menunjang peningkatan kualitas kinerja karyawan terhadap
pemeliharaan dan perawatan bunga potong mawar.
7. Pengiriman karyawan pada beberapa kegiatan pelatihan budidaya bunga
potong mawar akan mampu meningkat kemampuan dan kinerja karyawan
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, S. 2009. Analisis Risiko Penjualan Anggrek Phalaenopsis pada PTEkakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Basyaib, F. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta : PT Grasindo.
Darmawi, H. 2008. Manajemen Risiko. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Departemen Pertanian. 2003-2008. Hortikultura. Perkembangan ProduksiHortikultura. Jakarta : http://www.hortikultura.deptan.go.id.[29 Juni 2010]
Departemen Pertanian. 2003-2008. Basis Data. Volume Ekspor-Impor Sayuran diIndonesia. Jakarta : http://www.hortikultura.deptan.go.id.[27 Mei 2010]
Ginting, L.E.B. 2009. Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha CempakaBaru di Kecamatan Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi danManajemen, Institut Pertanian Bogor.
Kountur, R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta:PPM.
Lubis. 2009. Manajemen Risiko Produksi dan Penerimaan Padi Semi Organik(Studi Kasus Gabungan Kelompok Tani Silih Asih di Desa Ciburuy,Kecamatan Cigombang, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor: FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Rachmina D, Burhanuddin. 2009. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.Departemen Agribisnis. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor.
Safitri, N.A. 2009. Analisis Risiko Produksi Daun Potong di PT Pesona Daun MasAsri, Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Salvatore, D dan Diulio A, Eugene. 2004. Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta :Erlangga.
Soeharjo, A dan Patong, Dahlan. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani.Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. Bogor : Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor.
Sulistiyawati. 2005. Analisis Pendapatan dan Risiko Diversifikasi UsahataniSayur-sayuran pada Perusahaan Pacet Segar, Kabupaten Cianjur, JawaBarat [Skipsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tarigan. P.E.S. 2009. Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada PermataHati Organic Farm di Bogor Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Trangjiwani W. 2008. Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di LembangKabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : ProgramSarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. InstitutPertanian Bogor.
Wisdya, S. 2009. Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT EkaKarya Graha Flora di Cikampek Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
66
Lampiran 1. Perhitungan Nilai Variance, Standard Deviation, dan CoefficientVariation
No. Kondisi Peluang
(Pi)
Produktivitas
(Ri)
(Pi).(Ri) (Ri-Ř )2 (Ri-Ř )2.(Pi)
1. Tertinggi 0,08 16,44 1,37 26,71 2,232. Normal 0,75 11,98 8,99 0,50 0,383. Terendah 0,17 5,5 0,92 33,31 5,55
E(Ri) = 11,27 2 = 8,15= 2,62= ( )= 2,6211,27= 0,23
67
Lampiran 2. Biaya yang Dikeluarkan per bulan pada Budidaya Bunga PotongMawar Tahun 2010
No Keterangan Satuan Jumlah Harga/Satuan(Rp)
Total Biaya(Rp)
1 Biaya Tunai (Rp)Pupuk Kg 100 8.000 800.000Nutrisi Set 2 450.000 900.000Obat-Obatan Jenis 4 150.000 600.000Biaya Listrik Bulan 1 350.622 350.622Biaya Telepon Bulan 1 75.000 75.000Biaya Tenaga Kerjaa. Manajer Kebun Orang 2 2.500.000 5.000.000b. Karyawan Kebun Orang 4 600.000 2.400.000c. Karyawan Packing Bulan 2 400.000 800.000Total Biaya Tunai (Rp) 10.925.622
2 Biaya yangDiperhitungkanBiaya Penyusutan 3.664.444 3.664.444Total Biaya
Diperhitungkan (Rp) 3.664.444
Total Biaya 14.590.066Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
68
Lampiran 3. Perhitungan Biaya Penyusutan PT Momenta Agrikultura (AmazingFarm)
No. Investasi Jumlah Harga Nilai UmurEkonomis Penyusutan
1 Greenhouse 4 50.000.000 200.000.000 5 40.000.0002 Pompa Air 4 500.000 2.000.000 5 400.000
3 DrumNutrisi 8 150.000 1.200.000 5 240.000
4 Perlatan 10.000.000 3 3.333.333Total Penyusutan per Tahun 43.973.333
Penyusutan per Periode 3.664.444
69
Lampiran 4. Ukuran Pendapatan PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
Keterangan KondisiTertinggi (Rp) Normal (Rp) Terendah(Rp)
1. PenerimaanPenjualan Mawar 32.880.000 23.920.000 11.000.0002. Pengeluaran 14.590.066 14.590.066 14.590.066PENDAPATAN 18.289.934 9.329.934 (3.590.066)
top related