analisis pengelolaan dana ziswaf dompet dhuafa …
Post on 23-Nov-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGELOLAAN DANA ZISWAF DOMPET
DHUAFA UNTUK PEMBERDAYAAN PROGRAM
PENDIDIKAN
(Studi Kasus Sekolah SMART Ekselensia Indonesia)
Skripsi Ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Mufidatul Ummah
NIM: 15110795
Pembimbing:
Sultan Antus Nasruddin Mohammad, MA
PRODI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF (MZW)
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
2019 M / 1440 H
ANALISIS PENGELOLAAN DANA ZISWAF DOMPET
DHUAFA UNTUK PEMBERDAYAAN PROGRAM
PENDIDIKAN
(Studi Kasus Sekolah SMART Ekselensia Indonesia)
Skripsi Ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Mufidatul Ummah
NIM: 15110795
PRODI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF (MZW)
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
2019 M / 1440 H
II,EMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan jtdul "Analisis Pengelolaan Dana Ziswal Dowtpet Dhonfa
Untuk Pemberdayaan Program Pendidikan Di, Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia" oleh Mufidatul Ummah dengan NIM 15110795 telah diujikan
pada sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Prodi
Manajemen Zakat dan Wakaf Institut Ilrnu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada
tanggal 15 Aqustus 2019. Skripsi telah diterima Sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Jakarta, 1 5 Agustus 201 9
Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta,
Dra. Hj. Muzayyanah, MA.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
t\;1"Dra. Hj. Muzay.vanah, NIA Dra. Ftj. Nur Izzah Anshor, MA
Sulton Antus Nasruddin Mohammad, Ntrrd
afaat Muhari, ME
Penguji Ii,
Pembimbing,
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mufidatul Ummah
NIM : 15110795
Tempat/Tanggal lahir : Sidoarjo, 25 Juni 1996
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Analisis Pengeloluan Duna
Ziswaf Dompet Dhuufa untuk Pemherdayaun Program Pendidikun di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Parung Bogor", adalah benar-benar
asli hasil karya saya kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan-
Kesalahan dan kekurangan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Demikian snrat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa
paksaan dari siapa pun.
Jakarta, l2 Agustus 2019
y-\
-. I
ilt
tul Umrnah
iv
MOTTO
“…Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. az- Zumar[39]:
53)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga beserta
sahabatnya yang telah memberikan petunjuk untuk menempuh keselamatan
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Syukur walhamdulillah yang tak
terhingga kepada Allah, karena atas izin-Nya penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Dana Ziswaf Dompet Dhuafa
Untuk Pemberdayaan Program Pendidikan di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia Parung Bogor”.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan
baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Selanjutnya, penulis
menyadari bahwa selesainya skripsi ini banyak dibantu dan didukung oleh
berbagai pihak. Untuk itu, melalui karya ini penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta Ibu Prof. Dr. Hj.
Huzaemah. T. Yanggo, MA, yang telah memfasilitasi penulis selama
proses belajar mengajar berlangsung.
2. Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Ibu Dra. Hj.
Muzayyanah, MA yang selalu memberikan penulis dorongan agar
semangat menyelesaikan skripsi ini.
3. Kaprodi Manajemen Zakat dan Wakaf Bapak Rahmatul Fadhil, M.Ag
yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Bapak Sultan Antus Nasruddin Mohammad, MA
yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya serta
vi
sabar memberikan bimbingan, petunjuk pengarahan dan saran kepada
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang dengan
tulus dan ikhlas mengamalkan ilmunya kepada kami, walaupun
terkadang kami lalai.
6. Instruktur-instruktur Tahfidz yang telah membimbing kami dalam
menghafalkan Al-Qur‟an.
7. Manajer Keuangan SMART Ekselensia Indonesia, Bapak Yunan Ilyas
Siswoyo, SE, Bapak July Siswanto, S.Ag, Sebagai Kepala Sekolah
SMP SMART Ekselensia Indonesia yang telah bersedia meluangkan
waktunya dan banyak membantu penulis dalam memperoleh data
laporan hingga selesainya skripsi ini.
8. Abi Ghofur dan Umi sa‟adah yang tulus mendoakan, mengiringi di
setiap langkahku, serta mendukung penuh baik secara moril maupun
materil. Terima Kasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi serta
tenaganya hingga saat ini.
9. Kakak Lailatul Maghfiroh, kakak ipar Anang Rohmawan, S. Kom,
adik tersayang Nurul Muthi‟ah, keponakan mungil Iffah Syifa‟un
Kamila dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mensupport saya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Segenap staff perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta,
staff perpustakaan umum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta dan staff perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
dan staff Perpustakaan Nasional atas pelayanannya dalam melengkapi
sumber skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman IIQ Angkatan 2015, Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam, Prodi Muamalah dan Manajemen Zakat dan Wakaf
vii
seperjuangan angkatan pertama (Febriani Eka Maulida, Rif‟atul
Masruroh, Rina Nur Izzatin, Siti Sahara Siregar, Siti Naurah Nadzifah
Resty) yang banyak membantu, memberikan masukan, saran, kritik
dan selalu menghadirkan kehangatan, kebersamaan dalam berfikir
semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.
12. Sahabat seperjuangan bimbingan skripsi dari pagi hari hingga
menjelang petang, Febri, Resty, Rayhan, Julia, Hasni, terima Kasih
telah berbagi suka dan duka dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh cak dan ning IIQ PTIQ (Jam‟iyyah Mudarasah Al-Qur‟an)
JMQ Angkatan 2015, Keluarga Ikatan Alumni Mojogeneng, Rekan
Fisabilillah Padepokan Baitur Rahmah, terima kasih yang tak
terhingga atas dukungan dan doa kalian.
14. Seluruh pihak yang ikut andil dalam penulisan skripsi ini, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik, semoga Allah membalas semua kebaikan
kalian.
Semoga semua bantuan yang diberikan kepada penulis akan
dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik balasan. Akhirnya, penulis
dengan senang hati menerima saran serta kritik pada pembaca
sekalian demi terwujudnya hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Jakarta, 12 Agustus 2019
Mufidatul Ummah
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Teruntuk Abi Ghofur dan Umi sa‟adah yang tulus mendoakan,
mengiringi di setiap langkahku, serta mendukung penuh baik secara
moril maupun materil. Terima Kasih atas segala doa, kasih sayang,
motivasi serta tenaganya hingga saat ini.
2. Untuk kakak Lailatul Maghfiroh, kakak ipar Anang Rohmawan, S.
Kom, adik tersayang Nurul Muthi‟ah, keponakan mungil Iffah
Syifa‟un Kamila dan seluruh keluarga tercinta yang selalu
mensupport saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Untuk ning muzzayyanah, ning khusnul Khotimah, Nur Mazayana
Khurin‟in terima kasih yang tak terhingga sudah membantu dalam
berbagai hal, menerima serta menampungku di tempat sangat
istimewa yang selalu membawa keberkahan di dalamnya.
4. Untuk sahabat fisabilillah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Prodi
Manajemen Zakat dan Wakaf angkatan pertama.
5. Untuk generasi penerus Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf.
6. Untuk Almamaterku Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
PENYATAAN PENULIS .......................................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... xiii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
ABSTRAK .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah..................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 13
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 14
E. Metodologi Penelitian ................................................................. 18
F. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................... 21
BAB II MANAJEMEN PENGELOLAAN, ZAKAT, INFAK,
SEDEKAH, WAKAF (ZISWAF) .............................................. 24
A. Manajemen Pengelolaan ........................................................... 24
1. Pengertian Manajemen Pengelolaan ....................................... 24
2. Organisasi Pengelola Zakat .................................................... 29
3. Tujuan Manajemen Pengelolaan ............................................ 32
x
4. Fungsi-Fungsi Manajemen Pengelolaan ................................. 34
5. Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf ....... 36
B. Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (Ziswaf) .................................. 37
1. Pengertian Ziswaf ................................................................... 37
2. Hikmah dan Manfaat Ziswaf .................................................. 45
3. Persamaan Ziswaf ................................................................... 46
4. Perbedaan Ziswaf ................................................................... 48
BAB III PENGELOLAAN DANA ZISWAF DOMPET DHUAFA PADA
SEKOLAH SMART EKSELENSIA INDONESIA .................. 50
A. Gambaran umum Sekolah SMART Ekselensia Indonesia ... 50
1. Profil SMART Ekselensia Indonesia ...................................... 50
2. Sejarah dan Latar Belakang Berdiri ........................................ 50
3. Visi, Misi dan Tujuan SMART Ekselensia Indonesia ............ 50
4. Struktur SMART Ekselensia Indonesia .................................. 53
5. Kurikulum Pembelajaran Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia ................................................................................. 54
6. Sistem Belajar Sekolah SMART Ekselensia Indonesia ......... 55
7. Organisasi Akademika SMART Ekselensia Indonesia (OASE)
................................................................................................ 57
B. Profil Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa ............. 58
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdiri ........................................ 58
2. Legal Formal Dompet Dhuafa ................................................ 59
3. Dompet Dhuafa Berbadan Wakaf ........................................... 59
4. Prinsip Dasar Dompet Dhuafa ................................................ 61
5. Visi, Misi dan Tujuan LAZ Dompet Dhuafa .......................... 61
6. Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet
Dhuafa .................................................................................... 63
xi
7. Jejaring Dompet Dhuafa ......................................................... 64
C. Manajemen Pengelolaan Dana Ziswaf Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Dompet Dhuafa .............................................................. 65
D. Manajemen Pengelolaan Dana Ziswaf Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia ................................................................. 70
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ............................................. 82
A. Analisa Tentang Kesesuaian Model Pemberdayaan Program
Pendidikan Di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Pada Visi
Dan Misi Dompet Dhuafa ........................................................... 82
B. Manajemen Pengelolaan Dana Ziswaf Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Dompet Dhuafa ................................................................ 95
BAB V PENUTUP...................................................................................... 101
A. Kesimpulan .................................................................................. 101
B. Saran ............................................................................................ 103
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 104
LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Mufidatul Ummah, 15110795, Analisis Pengelolaan Dana ZISWAF Dompet
Dhuafa untuk Pemberdayaan Program Pendidikan di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia Parung Bogor, Program Studi Manajemen Zakat
Wakaf, Fakultas Syariah, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, 1440 H/2019
M.
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia bagian dari program pelaksanaan
rencana strategis Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa. Inisiatif dari
Dompet Dhuafa yang ingin mempunyai program sekolah bebas biaya untuk
anak-anak dhuafa. Sehingga harapannya bisa mengentaskan kemiskinan di
keluarga masing-masing. Dalam manajemen pengelolaan dana ziswaf
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia belum ada yang membahas. Pada
wujudnya Sekolah SMART Ekselensia merupakan lembaga pendidikan yang
teraviliasi langsung dengan Dompet Dhuafa, maka penulis akan membahas
sejauh mana pengelolaan dana ziswaf Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
yang didistribusikan oleh Dompet Dhuafa. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan bagaimana konsep sekolah SMART Ekselensia Indonesia dalam
mengelola dana ziswaf yang disalurkan dari Dompet Dhuafa serta kesesuaian
model pemberdayaan program pendidikan pada visi dan misi Dompet
Dhuafa.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data yang bersumber dari hasil
wawancara dengan pihak sekolah SMART Ekselensia Indonesia dan
pengumpulan literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian
ini. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, yang
menggambarkan data dan informasi yang berlandaskan fakta yang sudah
diperoleh, dianalisis kemudian ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana konsep pengelolaan dana
ziswaf Dompet Dhuafa yang dilakukan oleh Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia dengan baik. Dengan perencanaan, pembukuan dan pelaporan. Hal
ini dibuktikan dengan adanya RKAT (Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan)
yang disusun secara rinci pelaksanaannya sesuai dengan yang telah
direncanakan, adanya pencatatan setiap transaksi dan formulir yang wajib
diisi untuk proses pencairan dana ke bagian keuangan, yang nantinya laporan
diberikan kepada Dompet Dhuafa untuk diberi persetujuan anggaran untuk
periode 1 tahun.
Kata Kunci : Manajemen Pengelolaan, Ziswaf, Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia, Dompet Dhuafa.
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang
satu keabjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ Jakarta, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ة
„ : ع t : ث
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : و dz : ذ
n : ن r : ز
w : و z : ش
h : ي s : س
’ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
xiv
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Tunggal Vokal Rangkap
Fathah : a أ: â ي: ai
Kasrah : i ي:î و: au
Dhammah : u و :û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah dengan
bunyinya. Contoh :
al-Baqarah :انبقسة
al-MadĬnah :انمديىت
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan didepan dan
sesuai dengan bunyinya.
Contoh :
نسجما :ar-Rajulانسيدة :asy-Sayyidah
asy-Syams :انشمسad-Dârimĭ :اندازمي
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah(Tasydid) dengan system aksara Arab digunakan lambang (_),
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di tengah kata, di akhir
xv
kata, ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah.
Contoh :
Âmannâ billâhî : امىب ببنه
سفهبءانامه : Âmannâ as-Sufahâ’u
Inna al-Ladzîna : إن انريه
Wa ar-rukka’i :وانسكع
d. Ta Marbutha(ة)
Ta Marbutha(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh :
al-Af’idah : انأفئدة
al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah : انجبمعت انإسلاميت
Sedangkan Ta Marbutha (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (isim), maka dialihaksarakan menjadi huruf
“t”.
Contoh :
Âmilatun Nâshibah„:عبمهت وبصبت
al-Âyat al-Kubrâ :انأيت انكبسى
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
xvi
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh : Ali Hasan al-Aridh, al-Asqallani, al-Farmawi dan
seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-nama
surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh : Al-Qur‟an, Al-Baqarah,
Al-Fatihah dan seterusnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun faktor
kemiskinan masih menjadi penghambat utama pada proses
pendidikan bagi keluarga yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Keluarga miskin semakin sulit untuk memperoleh fasilitas
pendidikan. Biaya pendidikan mahal dan akses pendidikan yang tidak
mudah didapat menghambat anak keluarga miskin susah
mendapatkan wawasan pengetahuan formal maupun informal.
Kesulitan lainnya adalah anak-anak marginal yang susah bersekolah
mutu pendidikannya belum terjamin. Pada akhirnya mereka juga
tidak bisa bersaing. Padahal pendidikan menjadi pilar utama dalam
membangun sebuah bangsa. Tanpa pendidikan mustahil
pembangunan di sebuah negara akan berdiri kokoh dan berjalan
maju.1
Pada bulan Maret 2018 jumlah penduduk miskin di Indonesia
mencapai 25,95 juta orang (9,82%), berkurang sebesar 633,2 ribu
orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar
26,58 juta orang (10,12%). Peranan komoditi makanan terhadap garis
kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan seperti: perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Sumbangan garis kemiskinan pada maret 2018 tercatat sebesar
73,48%. Angka ini naik dibandingkan kondisi September 2017, yaitu
1Melalui pilar pendidikan Dompet Dhuafa membentang kebaikan
https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/2005/ diakses pada tanggal 08 Mei 2019 pukul
12:15
2
73,35%.2 Melihat hal tersebut Dompet Dhuafa sebagai lembaga
nirbala yang bergerak di ranah kemanusiaan turut berkontribusi
dalam mewarnai kehidupan masyarakat khususnya kaum dhuafa di
tengah problematika tersebut melalui program-program
pemberdayaannya.3
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di
dunia, isu zakat di Indonesia tidak hanya berhenti pada perspektif
religious saja, namun juga biasa disikapi sebagai realitas sosial yaitu
sebagai sumber daya nasional yang perlu dikelola dan diberdayakan
secara amanah dan benar. Artinya, zakat adalah sumber daya
ekonomi yang perlu dikelola dengan penuh tanggung jawab dan
ditempatkan sebagai modal sosial-ekonomi untuk usaha-usaha
memberdayakan umat. Menurut Forum Zakat Indonesia, potensi
zakat di Indonesia mencapai Rp 300 triliun per tahun. Namun dari
potensi yang besar itu baru tercapai sekitar Rp 1,8 triliun per tahun.4
Salah satu cara yang dapat meningkatkan perekonomian dan
masalah kemiskinan dengan memperdayakan umat melalui zakat,
infak dan sedekah. Cara ini merupakan salah satu solusi untuk
mengurangi masalah perekonomian seperti kemiskinan. Zakat, infak
dan sedekah memiliki potensi yang besar jika digunakan Sebagai
pemberdayaan umat. Apabila potensi dana zis dapat dikelola dengan
baik oleh pengelola Badan Amil Zakat maupun Lembaga Amil maka
kemiskinan akan semakin berkurang setiap tahunnya. Zakat, infak
2 Persentase penduduk miskin Maret 2018 https://www.bps.go.id diakses pada
tanggal 21 Mei 2019 pukul 13:10 3Melalui pilar pendidikan Dompet Dhuafa membentang kebaikan
https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/2005/ diakses pada tanggal 08 Mei 2019 pukul
12:15 4 Maltuf Fitri, Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Instrumen Peningkatan
Kesejahteraan Umat, (Vol. 8, No. 1, 2017)
3
dan sedekah menjadi instrument ekonomi yang memiliki kekuatan
atau efek domino dalam pengentasan kemiskinan, pembukaan
lapangan pekerjaan baru, pendapatan dan daya beli kaum dhuafa,
mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat. Selain itu, zis juga
dapat mengatur sistem ekonomi, individu, masyarakat dan negara.
Zakat, infak, sedekah memiliki potensi untuk dikembangkan secara
ekonomi. Jika dilihat dari pertumbuhannya, zakat mengalami
perkembangan yang pesat, khususnya pada satu dekade terakhir.
Akan tetapi pertumbuhan zakat tersebut masih sangat jauh dari
potensi zakat sebenarnya. Potensi yang begitu besar dikarenakan
adanya penduduk mayoritas yang beragam muslim, jika penduduknya
semua muslim akan tetapi kesadaran untuk membayar zakatnya
masih kurang maka potensinya tidak bisa dicapai.5
Pada hakikatnya zakat adalah penyerahan harta untuk
kebajikan-kebajikan yang diperintahkan Allah SWT. Karena memang
salah satu tujuan utama adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Pengertian shadaqah, infak, zakat memang beragam sesuai
dengan sudut pandang yang memperhatikan, tetapi sebenarnya
semuanya adalah shadaqah yang mana pengertian shadaqah lebih luas
dan umum sesuai dengan QS. at-Taubah [9]: 103:6
لم صدقة رهم خذ من أمو يهم تطه تك إن عليهم وصل با وت زك صلوم نسك يع عليم و ل س ١٠٣ٱلل
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
5 Nazlah Khairina, Analisis Pengelolaan Zakat, Infak, Dan Sedekah (ZIS) Untuk
Meningkatkan Ekonomi Dhuafa, (Vol. IV, No. 1, Januari-Juni 2019) 6 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo,
2007), h. 3
4
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteqarazman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS.at-Taubah [9]: 103)7
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi
kewajiban agama yang dibebankan atas harta kekayaan seseorang
menurut aturan tertentu. Zakat bukanlah pajak yang merupakan
sumber pendapatan negara. Karena itu, keduanya harus dibedakan.
Perkataan zakat disebut di dalam Al-Qur’an 82 kali banyaknya, dan
selalu dirangkaikan dengan shalat yang merupakan rukun Islam
kedua.8 Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat
menonjolkan kepaduan antara aspek îlahîyah dan aspek însanîyah
adalah zakat, dan menjadi salah satu sisi ajaran Islam yang belum
ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan, baik
kemiskinan fisik maupun kemiskinan mental dalam bentuk
pendidikan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan
pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah.9 Sebagaimana telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan generasi penerusnya dizaman
keemasan Islam, padahal umat Islam (Indonesia) sebenarnya
mempunyai potensi dan dana besar yang belum tergali dari
sumbernya yaitu masyarakat muslim yang kaya (kaum aghniya’).
Mengapa potensi yang sangat besar ini tidak dapat teroptimalkan?
Salah satu jawabannya adalah karena potensi besar ini tidak diiringi
dengan pengetahuan masyarakat aghniya’ yang memadahi tentang
arti penting wajibnya mengeluarkan zakat bagi mereka. Dalam hal
7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 203 8 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: UI
Press, 1918), h. 9 9 Ali Muchasan, Peranan Pemberdayaan Zakat dalam Meningkatkan Pendidikan,
(Vol. 1, No. 2, 2015)
5
mustahik zakat secara tekstual disebutkan dalam QS. At-Taubah [9]:
60:
ا ٱلص دقت للفقراء ها وٱلمؤل فة ق لوبم وف ۞إن ملين علي كين وٱلع وٱلمسبيل فريضة وٱلل عليم م ن ٱلر قاب وٱلغرمين وف سبيل ٱلل وٱبن ٱلس ٱلل
٦٠ حكيم
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (QS. at-Taubah [9]: 60)10
Definisi zakat, infak, shadaqah menurut UU No. 23 Tahun
2011 tentang pengelolaan zakat yaitu: zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Infak
adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar
zakat untuk kemaslahatan umum. Sedekah adalah harta dan nonharta
yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk
kemaslahatan umum.11 Menurut syariat, wakaf bermakna menahan
pokok atau dengan kata lain, wakaf berarti menahan harta dan
mengalirkan manfaat-manfaatnya di jalan Allah SWT. Dengan
berwakaf, seorang muslim tidak hanya memperoleh keberkahan di
akhirat seiring ketahanan manfaat harta yang diwakafkan. Menurut
UU No. 41 Tahun 2004 wakaf adalah perbuatan hukum wakif
(pemberi wakaf) untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian
10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 196 11 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat
6
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamnya atau untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan
ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.12
Saat ini Indonesia telah terdapat beberapa lembaga
pendidikan dibawah lembaga amil, dimana berbagai dana operasional
lembaga pendidikan tersebut ditunjang oleh lembaga amil yang
menghimpun dana sosial berupa zakat, infak, sedekah maupun wakaf
yang selanjutnya menyalurkan dana tersebut kepada program
pendidikan melalui lembaga pendidikan yang ada seperti SMA UII
dibawah naungan Badan Wakaf UII, SMP Juara dibawah naungan
Rumah Zakat dan SMART Ekselensia Indonesia dibawah naungan
Dompet Dhuafa, SMA UII Yogyakarta merupakan lembaga
pendidikan tingkat SMA yang didirikan oleh Badan Wakaf UII
Yogyakarta. Melalui pola implementasi alokasi ZISWAF yang dapat
dialokasikan pada sektor pendidikan, yang dapat diharapkan dapat
membantu dalam menyediakan akses pendidikan yang layak bagi
seluruh masyarakat Indonesia khususnya bagi kaum dhuafa yang
memiliki kendala ekonomi dalam memperoleh pendidikan yang
berkualitas. Dengan adanya pendistribusian dana ZISWAF secara
baik khususnya sektor pendidikan tentu akan sangat membatu dalam
mengatasi berbagai permasalahan disektor pendidikan.13
Dalam Undang-Undang Ketentuan umum pasal 1 dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
12 Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2004 Tentang Perwakafan
Indonesia 13 Khurul Aimmatul Ummah, dkk., Pola Implementasi Alokasi Ziswaf Dalam
Penyedia an Akses Pendidikan Bagi Kaum Dhuafa, (Vol. 3, No, 2, Juli-Desember 2018)
7
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.14
Dari pengertian pendidikan diatas, dapat diambil sebuah
pengertian bahwa Pendidikan merupakan kunci keberhasilan
kompetensi di masa depan, karena itu banyak para pakar pendidikan
yang berasumsi bahwa pendidikan merupakan wadah yang tepat
dalam upaya meningkatan sumber daya manusia sebagai kholifah di
muka bumi ini. Tingkat pendidikan merupakan salah satu kualitas
modal manusia. Salah satu faktor yang menentukan terbentuknya
sumber daya manusia yang berkualitas adalah faktor pendidikan, oleh
karena itu masalah pendidikan harus mendapat perhatian serius
karena menyangkut masa depan bangsa.15 Pendidikan tidak lepas dari
peranan pemerintah dan swasta. Penyelenggaraan pendidikan adalah
kewajiban pemerintah dalam amanat UUD 1945 yakni tiap-tiap
warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.16
Pada masa Rasulullah SAW tidak ada pemberian beasiswa
untuk belajar yang bersumber dari dana zakat. Pada surat QS. at-
Taubah [9]: 60, Allah SWT juga tidak menyebutkan pemberian
beasiswa sebagai salah satu bagian distribusi zakat. Ketiadaan
14 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional 15 Beni Sarbeni, Panduan Zakat Al-Qur’an Dan Sunnah, (Bogor: Pustaka Ibnu
Katsir, 2005), h. 468 16 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 31 ayat 1 Tentang
Pendidikan Dan Kebudayaan
8
penyebutan beasiswa bukan berarti zakat tidak boleh didistribusikan
untuk beasiswa. Sebagian besar ulama kontemporer membolehkan
pemberian beasiswa dari dana zakat dengan syarat dan ketentuan
sebagai berikut:
1. Bidang ilmu yang dipelajari adalah ilmu syar’I (ilmu
keIslaman). Syarat ini ditegaskan oleh ulama kontemporer
Syekh Yusuf al-Qaradawi dan ulama Saudi Arabia.
2. Penerima beasiswa adalah anak-anak tidak mampu atau
orang miskin guna meningkatkan taraf hidup mereka
mengingat kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan
dasar manusia. Syekh Yusuf al-Qaradawi mensyaratkan
anak-anak orang miskin itu memiliki potensi. Beasiswa ini
dapat di ambil dari dana zakat bagian fakir miskin atau fi
sabilillah.
3. Bidang ilmu yang dipelajari adalah ilmu pengetahuan
yang dibutuhkan dalam kehidupan seperti ekonomi,
teknologi, dan sejenisnya dengan syarat penerimanya
merupakan kader umat Islam dari lembaga dakwah atau
instansi yang memperjuangkan kehidupan umat Islam.
Beasiswa ini dapat diambil dari dana zakat bagian fi
sabilillah.17
Dalam pertimbangan atas kemaslahatan yang
berkesinambungan serta harmonisasi peran zakat, infak, sedekah dan
wakaf dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dhuafa
Yayasan Dompet Dhuafa Republika (Dompet Dhuafa). Sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dompet Dhuafa tercatat di
17 Abdul Rochim, Panduan Ziswaf (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) Praktis,
(Yayasan Dompet Dhuafa Republika), Cet. 3, h. 130-131
9
Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan zakat, Dompet Dhuafa merupakan institusi pengelola
zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001,
Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan
Nomor 439 Tahun 2001 tentang pengukuhan Dompet Dhuafa
Republika sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional. Jumlah
penerima manfaat Dompet Dhuafa dari tahun 1993 hingga 2018
tercatat 19.13 juta jiwa dari berbagai layanan dan penghimpunan di
2018 mencapai Rp. 312.50 Miliar. Sebanyak 2.151.802 juta jiwa
sebaran penerima manfaat di 34 provinsi dan 66.252 jiwa tersebar di
24 negara.18
SMART Ekselensia Indonesia salah satu program Dompet
Dhuafa Pendidikan, yang memiliki tanggung jawab moral serta
komitmen untuk mempersiapkan calon pewaris negeri dengan
memberikan pendidikan terbaik bagi anak marginal berprestasi dari
seluruh Indonesia.19 Adanya fenomena yang terjadi di Sekolah
SMART Ekselensia untuk mengangkat bakat dan harkat anak-anak
marginal itulah yang melatari lahirnya SMART Ekselensia Indonesia.
Bakat dan harkat anak-anak marginal itu dapat diangkat ke
permukaan apabila pendidikan yang diberikan kepada mereka
dilakukan dengan baik dan benar. Kehadiran SMART tidak ingin
sekedar menjadi sekolah bebas biaya namun sebagai pada soal
kualitas. Selain akses pendidikan yang tidak merata, kualitas guru
yang rendah melengkapi potret gelap dunia pendidikan kita. Tidak
18 Sekilas tentang laporan Dompet Dhuafa https://www.dompetdhufa.org diakses
pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 13:22 19 Profil Sekolah SMART Ekselensia Indonesia https://www.smartekselensia.net
diakses pada tanggal 01 Juli 2019 pukul 13:07
10
heran bila dunia pendidikan kita tertinggal jauh dibandingkan negara-
negara maju. Karena kualitas gurunya rendah, dan tidak aneh bila
kualitas anak didiknya pun tidak berbeda jauh. Menghadapi
tantangan zaman yang terus berubah, sekolah membutuhkan guru
yang berkualitas dalam pengajaran sekaligus juga mampu menjadi
model bagi siswa. Dua hal ini mutlak adanya untuk membentuk
karakter dan prestasi siswa, tidak terkecuali anak-anak marginal.
Sejak didirikan, para pengelola SMART optimis bahwa SMART
merupakan modal dasar yang penting untuk memberikan nilai dan
karakter kepada anak-anak marginal. Siswa SMART berasal dari
seluruh penjuru tanah air. Mereka dipersatukan oleh kesamaan latar
belakang ekonomi keluarga. Keragaman menjadi niscaya seiring
bertemunya anak-anak berbakat itu di SMART. Menghadapi
perbedaan suku, Bahasa, bahkan karakter, SMART memiliki kiat-kiat
khusus untuk mendayagunakannya sebagai sebuah kekuatan.
SMART membiasakannya semua warganya untuk bersikap toleran
dan saling menghargai perbedaan yang ada. Kesadaran ini dibangun
di SMART untuk memberikan pemahaman kepada setiap siswa
bahwa mereka bukan saja pantas maju sebagai warga Indonesia.
Siswa SMART mampu menjadi pemimpin global dengan tetap
memegang warna keindonesiaannya. Pada awal berdiri, SMART
sudah berkreasi mengembangkan program khas yang
diimplementasikan di sekolah dan akan dikontribusikan bagi dunia
pendidikan di tanah air. Bentuknya berupa pembentukan karakter,
kepemimpinan, wirausaha, program kemandirian, program interaktif
dengan masyarakat, serta penanaman disiplin.20 Untuk menjadi visi
20 Inilah SMART Sekolah kebanggan kami https://www.smartekselensia.net/
diakses pada tanggal 01 Juli 2019 pukul 11:47
11
sekolah kelas dunia SMART membuat beberapa stategi untuk
mewujudkan visi tersebut, maka sekolah ini terus berikhtiar untuk
senantiasa memberi layanan pendidikan yang berkualitas melalui
penyediaan program-program untuk meningkatkan kompetensi dan
karakter peserta didiknya.21
Dalam program ini Sekolah SMART Ekselensia tidak hanya
sebatas menerima dana dari lembaga saja, namun SMART Ekselensia
Indonesia menerima bantuan dana dari pemerintah yaitu dana BOS
(Bantaun Operasional Sekolah), dana CSR, dan dana donatur
langsung yang berdonasi kepada sekolah tersebut. Selain itu, sekolah
SMART Ekselensia Indonesia juga selalu memberikan laporan
keuangan kepada lembaga Dompet Dhuafa dan lembaga
pemerintahan terhadap penggunaan dana ziswaf setiap periode
selama setahun. Pada program pendidikan Dompet Dhuafa dan
jejaring lainnya juga diberlakukan sama seperti Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia yaitu diberikan dan disalurkan dari lembaga
Dompet Dhuafa untuk pengembangan kebutuhan operasional dan
program pendidikannya, diantara jejaring pendidikan Dompet Dhuafa
adalah Makmal pendidikan, Sekolah Guru Indonesia, dan Beastudi
Etos.22 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
meneliti lanjut dengan judul: “Analisis Pengelolaan Dana Ziswaf
Dompet Dhuafa Untuk Pemberdayaan Program Pendidikan”
(Studi Kasus Sekolah SMART Ekselensia Indonesia).
21Visi misi Sekolah SMART Ekselensia Indonesia https://www.smartekselensia.net
diakses pada tanggal 20 Mei 2019 pukul 13:07 22Profil SMART Ekselensia Indonesia https://www.smartekselensia.net diakses
pada tanggal 05 Juli 2019 pukul 14:30
12
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari permasalahan di atas ada beberapa hal yang dapat
diidentifikasi dari penelitian, diantaranya adalah:
a. Konsep pengelolaan dana ziswaf Dompet Dhuafa
untuk pemberdayaan program pendidikan di Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia.
b. Kesesuaian pengelolaan dana ziswaf Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia pada prosedur dari Dompet
Dhuafa.
c. Kesesuaian model pemberdayaan program pendidikan
pada visi dan misi Dompet Dhuafa.
d. Pencapaian dana ziswaf Dompet Dhuafa yang
disalurkan untuk pemberdayaan program pendidikan
di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
e. Pandangan para ulama tentang zakat untuk
pendidikan.
f. Belum optimalnya pemerataan kesempatan
pendidikan.
g. Organisasi pengelola ziswaf yang baik adalah lembaga
yang menghimpun dan menyalurkannya secara baik.
2. Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini dapat mencapai hasil yang
baik dan maksimal sesuai tujuan yang dikehendaki dan
masalah-masalah yang diteliti tidak begitu luas dan tidak
keluar dari pembahasan skripsi, maka penulis membatasi
penelitian ini dengan pembahasan konsep pengelolaan dana
ziswaf Dompet Dhuafa untuk pemberdayaan program
13
pendidikan, Kesesuaian model pemberdayaan program
pendidikan pada visi dan misi Dompet Dhuafa.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut penulis
merumuskan pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian
ini, yaitu:
a. Bagaimana konsep Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia dalam mengelola dana ziswaf yang
disalurkan dari Dompet Dhuafa?
b. Apakah model pemberdayaan program pendidikan di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia sudah sesuai
dengan visi dan misi Dompet Dhuafa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian
ini, yaitu:
a. Untuk menganalisa bagaimana konsep Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia dalam mengelola dana
ziswaf yang disalurkan dari Dompet Dhuafa.
b. Untuk menganalisa apakah model pemberdayaan
program pendidikan di Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia sudah sesuai dengan visi dan misi Dompet
Dhuafa.
2. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi akademisi, penelitian ini berguna bagi penulis
untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan yang
relevan untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan
intelektual dan emosionalnya.
14
b. Bagi praktisi, penelitian ini dapat menjadi sumber
pengetahuan dan rujukan bagi yang ingin melanjutkan
penelitian tersebut.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini berguna untuk
menambah wawasan yang lebih luas dan dapat
menjadi referensi bagi siapapun yang ingin
mengetahui.
D. Tinjauan Pustaka
Maksud dari pengkajian ini adalah untuk dapat mengetahui
bahwa apa yang peneliti baca sekarang tidak sama dengan penelitian
dari skripsi terdahulu. Jadi tinjauan pustaka diambil dari beberapa
buku yang berkaitan dengan pembahasan yang akan diteliti.
Berdasarkan beberapa hal, maka peneliti akan mempertegas
beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul “Analisis
pengelolaan dana ziswaf Dompet Dhuafa untuk pemberdayaan
program pendidikan di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia”,
sebagai berikut:
1. Jurnal yang disusun oleh Maltuf Fitri Universitas Walisongo
Semarang yang berjudul “Pengelolaan Zakat Produktif
Sebagai Instrumen Peningkatan Kesejahteraan Umat” pada
tahun 2017. Dalam jurnal ini menjelaskan tentang
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Persamaannya sama-sama membahas untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi umat. Adapun perbedaannya antara
penulis jika penelitian sebelumnya membahas tentang
manfaat zakat secara umum, maka penulis akan lebih fokus
pada manfaat ziswaf secara detail.
15
2. Jurnal yang disusun oleh Nazlah Khairina Perguruan Islam
Al-Amjad yang berjudul “Analisis Pengelolaan Zakat, Infak,
Dan Sedekah (ZIS) Untuk Meningkatkan Ekonomi Dhuafa”
pada tahun 2019. Dalam jurnal ini menjelaskan tentang cara
LAZ Nurul Hayat dalam menghimpun dana ZIS oleh Nurul
Hayat dalam meningkatkan ekonomi dhuafa, menganalisis
bagaimana strategi yang dilakukan LAZ Nurul Hayat dalam
meningkatkan ekonomi dhuafa. Persamaannya sama-sama
membahas tentang untuk meningkatkan ekonomi dhuafa.
Adapun perbedaannya antara penulis jika penelitian
sebelumnya membahas tentang analisis pengelolaan dana ZIS
saja, maka penulis akan lebih fokus pada dana ZISWAF untuk
pemberdayaan program pendidikan anak dhufa.
3. Skripsi yang disusun oleh Lilik NurKholidah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta yang berjudul “Peran Wakaf Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat” Pada tahun
2012. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang wakaf di pondok
pesantren Daarut Tauhid dalam meningkatkan kualitas
pendidikan, sehingga wakaf mampu mengurangi anak-anak
yang putus sekolah. Persamaannya sama-sama membahas
tentang pemberdayaan pendidikan untuk anak dhuafa ataupun
masyarakat miskin. Adapun perbedaannya antara penulis jika
penelitian sebelumnya membahas tentang peran wakaf secara
umum, maka penulis akan lebih fokus pada dana ziswaf
(zakat, infak, sedekah, wakaf) untuk pemberdayaan program
pendidikan anak dhuafa.
4. Skripsi yang disusun oleh Halimatusa’diah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta yang berjudul “Strategi Pendayagunaan
16
Zakat Melalui Pendidikan Keterampilan Masyarakat Dhuafa
Ditinjau Dari UU No. 23 Pasal 27 Tahun 2011” pada tahun
2014. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang Strategi dalam
pendayagunaan zakat produktif untuk masyarakat dhuafa
salah satunya melalui pendidikan keterampilan ditinjau dari
UU No. 23 pasal 27 Tahun 2011, dengan harapan dapat
memberdayakan masyarakat dhuafa yang awalnya mustahik
menjadi muzakki. Persamaannya sama-sama membahas
tentang pendayagunaan zakat produktif untuk masyarakat
dhuafa melalui pendidikan keterampilan untuk meningkatkan
mustahik menjadi muzakki. Adapun perbedaannya antara
penulis jika penelitian sebelumnya membahas tentang
pendayagunaan zakat produktif melalui pendidikan
keterampilan, maka peneliti akan lebih fokus pada
pengelolaan dana ziswaf untuk pemberdayaan program
pendidikan anak dhuafa ataupun masyarakat miskin.
5. Skripsi yang disusun oleh Ahmad Haidir Al-Fadlil
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berjudul “Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada
Program Beasiswa Di BAZDA Kota Tangerang Selatan”
pada tahun 2014. Dalam skripsi ini menjelaskan menganalisis
manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa
di BAZDA kota Tangerang Selatan, yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai
pendistribusian dana ZIS dan juga merumuskan manajemen
pendistribusian pada program beasiswa yang ada di BAZDA
kota Tangerang Selatan. Persamaannya sama-sama membahas
memberikan dana untuk pemberdayaan program pendidikan.
17
Adapun perbedaannya antara penulis jika sebelumnya
membahas tentang dana ZIS di BAZDA kota Tangerang
Selatan untuk program beasiswa, maka peneliti akan lebih
fokus pada pengelolaan dana ziswaf Dompet Dhuafa yang
dikelola oleh Sekolah SMART ekselensia Indonesia, agar bisa
mengetahui pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas.
6. Skripsi yang disusun oleh Fithroh Amaliyah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta yang berjudul “Peran Pengelolaan
Tanah Wakaf Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Islam” pada tahun 2015. Skripsi ini menjelaskan mekanisme
pengelolaan tanah wakaf di Yayasan Pendidikan Pondok
Pesantren Al-Qur’aniyyah Tangerang Selatan dan dampak
pemanfaatan wakaf tanah terhadap peningkatan kualitas
pondok pesantren Al-Qur’aniyyah. Persamaannya sama-sama
membahas untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun
perbedaannya antara penulis jika penelitian sebelumnya
membahas tentang peran tanah wakaf nya saja, maka peneliti
akan lebih fokus pada dana ziswaf untuk pemberdayaan
program pendidikan anak dhuafa.
7. Skripsi yang disusun oleh Dini Fakhriah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Efektivitas
Penyaluran Dana Zakat Di BAZNAS Kota Bekasi Dalam
Peningkatan Melalui Program Bekasi Cerdas” pada tahun
2016. Dalam skripsi ini menjelaskan tujuan untuk mengetahui
penyaluran dana zakat yang ada di BAZNAS Kota Bekasi dan
efektivitas penyaluran dana zakat pada program Bekasi
Cerdas di BAZNAS Kota Bekasi. Persamaannya sama-sama
membahas tentang peningkatan kualitas pendidikan. Adapun
18
perbedaannya antara penulis jika penelitian sebelumnya
membahas tentang penyaluran dana zakat di BAZNAS, maka
peneliti akan lebih fokus pada pengelolaan dana ziswaf
Dompet Dhuafa yang dikelola oleh Sekolah SMART
ekselensia Indonesia, agar bisa mengetahui pemahaman dan
pengetahuan lebih luas di berbagai lembaga-lembaga lainnya.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode
kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif.
Pendekatan ini bertujuan membuat mendeskripsikan fakta
lapangan yakni mendapatkan gambaran secara sistematis,
faktual, dan akurat berkenaan dengan fenomena yang
diteliti.23
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai
metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi
budaya disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.24
John Creswell (2008) mendefinisikan penelitian
sebagai suatu proses bertahap bersiklus yang dimulai dengan
identifikasi masalah atau isu yang akan diteliti. Setelah
masalah teridentifikasi kemudian diikuti dengan mereview
23 Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2010), h. 5 24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017), Cet. Ke-25, h. 8
19
bahan bacaan atau kepustakaan. Sesudah itu menentukan dan
memperjelas tujuan penelitian. Dilanjutkan dengan
pengumpulan dan analisa data, kemudian menafsirkan
(interpretation) data yang diperoleh. Penelitian ini berpuncak
pada pelaporan hasil penelitian. Pembaca atau audience akan
mengevaluasi dan selanjutnya menggunakannya. Dari
identifikasi masalah hingga pelaporan, semuanya berlangsung
dalam suatu proses yang bertahap yang berurutan secara
teratur dan sistematis.25
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Peneliti mengkhususkan dan membatasi subjek
penelitian ini yaitu pada para pegawai dan staf-staf di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
b. Adapun objek penelitiannya yaitu Analisis
pengelolaan dana ziswaf Dompet Dhuafa untuk
pemberdayaan program pendidikan di Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti (pelaksanaan dari sumber
primer dalam hal ini adalah wawancara langsung
dengan para pegawai, staf-staf di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia dan pegawai Lembaga Amil
Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa.
25 John Creswell, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2010), h. 6
20
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang bersumber
dari buku kepustakaan, jurnal, serta materi kuliah yang
berkaitan dengan pembahasan masalah ini dan data
sampling dari tahun (2017-2018).
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan
mencari melalui sebagai berikut:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu
teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan
kunjungan langsung ke beberapa perpustakaan untuk
sumber tertulis baik itu berupa buku, karya ilmiah dan
sumber tertulis lainnya yang bersangkutan dengan
pembahasan penulis. Penelitian ini merupakan
kegiatan tela’ah pustaka dengan teknik dokumentasi
terhadap sumber-sumber buku, kitab-kitab, surat
kabar, majalah dan lain-lainnya yang mendukung
dengan kegiatan penulis serta dapat dijadikan acuan
dalam suatu penelitian.
b. Penelitian Lapangan (field Research) yaitu teknik
pengumpulan data dimana peneliti melakukan
kegiatan observasi langsung ketempat objek
penelitian tersebut, dan penelitian ini dilakukan
dengan cara meminta data-data dan dokumen
langsung kepada objek yang diteliti dan pendapat
para pakar ziswaf lainnya yang berhubungan dengan
21
penelitian ini. Adapun teknik yang digunakan oleh
peneliti yaitu:
1) Wawancara yaitu metode pengambilan data yang
dilakukan dengan cara menanyakan kepada
responden secara langsung dan bertatap muka
tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu
fokus penelitian.26
2) Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung di
sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
3) Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mengumpulkan data dan mengkaji
berbagai sumber tertulis seperti arsip, dokumen
resmi, foto dan sumber berita yang lainya.
5. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti melakukan analisis
dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu
peneliti menganalisis data berdasarkan informasi-informasi
yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi
yang selanjutnya diambil kesimpulan.
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Dalam sitematika penyusunan dan untuk mempermudah
pembahasan pada skripsi ini, maka teknik penulisan merujuk kepada
pedoman yang diberlakukan di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
tahun 2017. Adapun bagian-bagian sistematika penulisan dibagi
menjadi lima bab, yaitu:
26 Abd. Rahman A. Ghani, Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h. 176
22
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta
teknik dan sistematika penulisan.
BAB II : MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN ZISWAF
A. Manajemen Pengelolaan
1. Pengertian Manajemen Pengelolaan
2. Organisasi Pengelola Zakat
3. Tujuan Manajemen Pengelolaan
4. Fungsi-Fungsi Manajemen Pengelolaan
5. Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf
B. Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (Ziswaf)
1. Pengertian Ziswaf
2. Hikmah dan Manfaat Ziswaf
3. Persamaan Ziswaf
4. Perbedaan Ziswaf
BAB III : PENGELOLAAN DANA ZISWAF PADA SEKOLAH
SMART EKSELENSIA INDONESIA
Bab ini meliputi pembahasan tentang pengenalan Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia seperti: sejarah dan latar belakang
berdirinya, legal formal, struktur organisasi, visi, misi dan tujuan,
kurikulum pembelajaran Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
sistem belajar Sekolah SMART Ekselensia Indonesia. profil
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa meliputi: sejarah dan
latar belakang berdirinya Dompet Dhuafa, Dompet Dhuafa
23
berbadan wakaf, prinsip dasar Dompet Dhuafa, visi, misi, tujuan,
jejaring Dompet Dhuafa, manajemen pengelolaan dana ziswaf
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa, manajemen
pengelolaan dana ziswaf Sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
BAB IV : KESESUAIAN MODEL PEMBERDAYAAN PROGRAM
PENDIDIKAN DI SEKOLAH SMART EKSELENSIA
INDONESIA DAN MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA
ZISWAF LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DOMPET
DHUAFA
Bab ini membahas hasil penelitian tentang analisis kesesuaian
model pemberdayaan program pendidikan Di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia pada visi dan misi Dompet Dhuafa dan
manajemen pengelolaan dana ziswaf Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Dompet Dhuafa.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi penutup yang merupakan kesimpulan dari bab-bab
yang telah dibahas dan diakhiri dengan saran-saran bagi penelitian
lebih lanjut.
24
BAB II
MANAJEMEN PENGELOLAAN, ZAKAT, INFAK,
SEDEKAH, WAKAF (ZISWAF)
A. Manajemen Pengelolaan
1. Pengertian Manajemen Pengelolaan
Prinsip-prinsip manajemen dalam Islam merupakan prinsip
yang universal dan berlaku bagi semua golongan masyarakat di
dunia dan semua negara. Prinsip manajemen Islam sebagai salah
suatu disiplin ilmu. Prinsip manajemen ini digali dari Al-Qur’an dan
Hadits. Teori manajemen Islam memberi injeksi moral dalam
manajemen, yakni mengatur bagaimana seharusnya individu
berperilaku, baik dalam organisasi, maupun dalam masyarakat.1
Pengelolaan secara umum berarti mengatur, mengendalikan,
memanage. Pengelolaan juga diartikan dengan manajemen. Dalam
literatur manajemen, menurut Kathryn M. Bartol dan David C.
Martin, manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari Planning,
organizing, leading, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dengan melibatkan pengetahuan bagaimana
melaksanakan fungsi-fungsi utama manajemen.2
Menurut James A. F. Stoner, R. Edward Freeman dan Daniel
R. Gilbert J.R. manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan
untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan
berupa planning, organizing, leading, dan controlling pekerjaan
1 Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Rajawali Pres, 2016), Cet. 2,
h. 72 2 Kathryn M Bartol Dan David C Martin, Management, (New York: McGraw Hill,
1998), h. 5, Dalam Buku Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, h. 72
25
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.3
Para ulama mencoba untuk merumuskan tata cara mengelola
zakat dengan baik. Maka mereka mempunyai pandangan-pandangan
tentang pengelolaan zakat Sebagai berikut:
a. Para ulama sepakat bahwa yang berhak
mengumpulkan zakat pada harta tetap dan
mendistribusikannya adalah pemimpin yang ada pada
suatu daerah kaum muslimin. Hal ini tidak boleh
ditangani secara perorangan.
b. Para ulama sepakat bahwa pengumpulan dan
penditribusian zakat pada harta bergerak, baik berupa
uang maupun barang dagangan, dilakukan oleh
pemimpin.
Pengelolaan zakat memerlukan persiapan dan
perencanaan yang matang. Semua aktifitas dan faktor-faktor
terkait dengan aktifitas tersebut mesti terencana, terorganisir,
bahkan terkontrol dan dievaluasi tingkat capainya. Hal ini
diperlukan agar pengelolaan zakat dapat dilakukan secara efektif
dan efisien. Dalam konteks pengelolaan zakat, tujuan zakat akan
tercapai manakala zakat dikelola secara baik berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen.4
3 James A F Stoner R Edward Freeman dan Daniel R Gilbert J R, Management,
(New Jersey: Prentice-Hall, Inc. A. Simon & Schuster Company, 1995), alih Bahasa:
Alexander Sindoro, Manajemen 1, (Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 1996), h. 7, Dalam
Buku Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, h. 73 4 Ahmad Atabik, Manajemen Pengelolaan Zakat Yang Efektif Di Era
Kontemporer, (Vol. 2, No. 1, Jumi 2015)
26
Pola pengelolaan zakat di Indonesia telah dilakukan sejak
Indonesia belum merdeka. Pada masa penjajahan belanda
pelaksanaan ajaran Islam (termasuk zakat) diatur dalam
ordonantie pemerintah Hindia-Belanda Nomor 6200 tanggal 28
Februari 1905. Dalam pengaturan ini pemerintah tidak
mencampuri masalah pengelolaan zakat dan menyerahkan
sepenuhnya kepada umat Islam serta bentuk pelaksanaanya
sesuai syariat Islam. Ketika Indonesia merdeka pemerintah
melegalkan pengelolaan zakat dengan keputusan menteri agama
(KMA) No.581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan 5UU No. 23
Tahun 2011 dan keputusan Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000
tentang pendoman teknis pengelolaan zakat.6
Undang-undang No 23 Tahun 2011 pada BAB I pasal I
bahwa Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah satuan organisasi
yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan
zakat di setiap instansi.7 Dalam undang-undang dikemukakan
bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk:
1) Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam
menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama.
2) Meningkatkan fungsi dan peranan keagamaan dalam
upaya mewujudkan masyarakat dan keadilan sosial.
5 Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2011 dan keputusan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000 tentang pendoman
teknis pengelolaan zakat 6 Muhammad Hasan, Manajemen Zakat Model Pengelolaan Yang Efektif,
(Yogyakarta: Idea Press, 2011), h. 14 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat BAB I Pasal
I
27
3) Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.8
Berbeda dengan Malaysia yang pengelolaan ziswaf nya
dikelola langsung oleh negara, di Indonesia dengan adanya UU
No. 38 tahun 1999 tentang zakat memungkinkan bagi
masyarakat untuk mengelola dana ziswaf dengan mendirikan
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dengan adanya UU tersebut
bermuncullah Lembaga Amil Zakat, baik itu didirikan oleh
masyarakat umum atau oleh perusahaan. Dengan adanya
berbagai lembaga atau Badan Amil ziswaf tersebut berapa
potensi yang sudah bisa dioptimalkan dari 200 jutaan penduduk
muslim Indonesia.
Kita tentu mengetahui bahwa Allah SWT telah
memperintahkan kepada umat Islam untuk membayarkan zakat,
Islam sendiri mengatur dengan tegas dan jelas tentang
pengelolaan harta ziswaf. Manajemen ziswaf yang ditawarkan
oleh Islam dapat memberikan kepastian, keberhasilan dana
ziswaf Sebagai dana umat Islam.9
Dalam proses operasional ziswaf, Rasulullah SAW telah
menunjuk tegas tersebut kepada amil untuk mengelola dana
ziswaf. Penunjukan amil memberikan pemahaman bahwa
ziswaf bukan diurus oleh orang perorangan, namun semua
prosedur harus dikelola secara profesional dan terorganisir.
Dalam hal ini, kita bisa bercermin dari apa yang dilakukan
8Jasafat, Manajemen Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sadaqah Pada Baitul Mal
Aceh Besar, (Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015) 9 Fahmi Medias, Ekonomi Mikro Islam, (Unim Magelang: Unimma Press, 2018)
Cet. 1, h. 166
28
Dompet Dhuafa salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang
menggalang dana umat secara profesional dengan nominal yang
sangat besar.
Dengan ide cemerlang melalui program-prgram
pemberdayaannya yang mencakup keseluruhan bidang, yakni
pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, pendayagunaan ziswaf
sudah diarahkan untuk pemberian modal kerja, penanggulangan
korban bencana, pembangunan fasilitas umum umat Islam,
pembangunan rumah sakit untuk dhuafa, dan masih banyak lagi.
Ini membuktikan bahwa dengan situasi dan kondisi sekarang.
Dengan manajemen pendayagunaan yang tepat, ziswaf
dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
baik dalam pemenuhan kebutuhan primer, maupun dalam
peningkatan daya tahan perekonomian kaum dhuafa apabila
dana ziswaf digunakan dalam program-program pemberdayaan
yang bersifat produktif akan mendorong peningkatan
produktivitas perekonomian, sekaligus bisa menjadi alternatif
dana sosial dan ekonomi, sehingga dapat mengurangi beban
APBN.10
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan dan manajemen merupakan dua kata yang
memiliki pengertian yang sama dan saling berkaitan.
Pengelolaan adalah suatu proses pengaturan dengan
memanfaatkan sumber daya, baik sumber daya manusia atau
sumber daya lainnya yang dimiliki suatu organisasi, untuk
10 Fahmi Medias, Ekonomi Mikro Islam, h. 167
29
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan secara
efektif dan efisien.11
2. Organisasi Pengelola Zakat
Dalam peraturan Undang-undang No. 23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat BAB II diakui adanya dua jenis
organisasi pengelolaan zakat, infak dan sedekah antara lain:
a. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelolaan zakat yang
dibentuk oleh pemerintah.12 Adapun dalam Undang-undang
pada Bab II pasal 7 bahwa dalam melaksanakan tugas
BAZNAS menyelenggarakan fungsi:13
1) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
4) Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan
pengelolaan zakat.
b. Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Lembaga Amil Zakat adalah organisasi pengelolaan zakat
yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan
oleh pemerintah. Pendirian lembaga amil zakat diatur dalam
11 Nurfaidah Djaelani, Analisis Pengelolaan Dana Pendidikan Di Lembaga Amil
Zakat Dompet Dhuafa, (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta),
2018, h. 9 12 Gustian Djuanda, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Penghasilan, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2006), h. 3
13 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat BAB II
30
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 581
Tahun 1999 tentang pelaksanaan pengelolaan zakat.14
Pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah oleh LAZ atau
lembaga yang dibentuk oleh pemerintah yang sepenuhnya
diprakarsi oleh masyarakat dapat lebih profesional, amanah
dan transparan sehingga dapat berdampak positif terhadap
pemberdayaan dan kesejahteraan umat. Sebagai organisasi
pengelolaan zakat mempunyai karakteristik yang
membedakan dengan organisasi lainnya, yaitu:15
1) Terikat dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah Islam.
2) Sumber dana utama adalah dana zakat, infak, sedekah dan
wakaf.
3) Biasanya memiliki Dewan Pengawas Syariah dalam
struktur organisasinya.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat pada BAB III pasal 25-26 tentang
pendistribusian dan pendayagunaan zakat, bahwa zakat wajib
didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam dan
pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas
dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan
kewilayaan.16 Lalu pada pasal 27, zakat dapat didayagunakan
untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin
dan peningkatan kualitas umat dan pendayagunaan zakat untuk
14 Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI
Press, 2019), h. 17 15 Gustian Djuanda, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Penghasilan, h. 10 16 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat BAB III
Pasal 25-26
31
usaha produktif dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik
telah terpenuhi.17
Adanya Undang-undang tersebut diharapkan dapat
memberikan motivasi kepada pemerintah melalui Badan Amil
Zakat (BAZNAS) dan masyarakat melalui Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Dompet Dhuafa dalam pengelolaan zakat bagaimana
yang telah dilakukan sejak pemerintahan awal Islam. BAZNAS
dan LAZ berperan aktif dalam pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan guna kesejahteraan umat Islam.
Zakat, infak dan sedekah yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengelola zakat, harus segera disalurkan kepada
mustahik sesuai skala prioritas yang telah disusun dalam
program kerja. Penyaluran zakat, infak dan sedekah bisa
dilakukan dengan dua cara, yaitu:18
a) Pola Tradisional (Konsumtif)
Pola tradisional yaitu penyaluran bantuan zakat yang
diberikan langsung kepada mustahik tanpa disertai adanya
target, kemandirian sosial, maupun kemandirian ekonomi
(pemberdayaan). Dana zakat yang diterima mustahik
digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat BAB III
Pasal 27 18 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Kewirausahaan, (Jakarta: CED, 2005), Cet. 1, h.
34-35
32
b) Pola Kontemporer (Produktif)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada
mustahik yang disertai dengan adanya target untuk merubah
keadaan penerima (lebih dikhususkan mustahik atau
golongan fakir miskin) dari kategori mustahik menjadi
kategori muzakki.
3. Tujuan Manajemen Pengelolaan
Tujuan manajemen pengelolaan adalah
menyelenggarakan kegiatan organisasi mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dengan baik
sehingga organisasi berjalan dengan memuaskan maka akan
tercapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang
besar dan keberlangsungan organisasi bisa berjalan untuk masa
yang lama dan panjang.19
Tujuan pengelolaan zakat memberikan arah dana apa
yang harus di capai dalam sistem pengelolaan zakat nasional.
Tujuan pengelolaan zakat merupakan tolak ukur berhasil atau
tidak para pengelola zakat dalam mengemban amanah
mengelola zakat. UU Nomor 23 Tahun 2011 menetapkan bahwa
pengelolaan zakat bertujuan:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
dalam pengelolaan zakat.
Pengelolaan zakat terkait dengan
pengumpulan dan penyaluran. Zakat yang berhasil
dikumpulkan oleh para pengelola zakat harus terus
meningkat hingga mencapai potensi yang ada. Proses
19 Ahmad Sofan Ansor dan Muttahidah, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta:
Fajar Media Press, 2016), Cet. 1, h. 16-17
33
sosialisasi-edukasi kepada masyarakat tentang zakat
dan pembayaran melalui pengelola zakat serta
pelayanan muzaki harus dilakukan terus menerus,
efektif, dan efisien. Harus dihindari sosialisasi-
edukasi yang mengarah kepada promosi kompetensi
bisnis antar para pengelola zakat yang cenderung
menimbulkan pertanyaan masyarakat terkait sumber
pendanaannya.
b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penaggulangan
kemiskinan.
Pengelolaan zakat khusus terkait penyaluran
zakat. Penyaluran zakat yang terangkum dalam dua
tujuan pengelolaan zakat sekaligus, menggambarkan
bahwa keberhasilan pengelolaan zakat yang paling
utama adalah bagaimana manfaat zakat dapat
dirasakan oleh masyarakat banyak, bahwa zakat
berperan dalam meningkatkan kesejahteraan,
pengentasan, dan bahwa zakat menjadi kontribusi
umat Islam mewujudkan peran Negara dalam
mensejahterakan fakir miskin dan anak-anak
terlantar. Inilah tujuan utama pengelolaan zakat dan
inilah yang harus menjadi kriteria utama dalam
mengukur keberhasilan pengelolaan zakat.20
20 Fuad Nasar, dkk., Fiqh Zakat Indonesia, (Jakarta: Baznas, 2015) Cet. 2, h. 210-
211
34
4. Fungsi-Fungsi Manajemen Pengelolaan
Manajemen zakat yang baik adalah suatu keniscayaan.
Dalam UU No. 38 Tahun 1999 dinyatakan bahwa “Pengelolaan
Zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian serta pendayagunaan zakat”.21 Agar Lembaga
Pengumpulan Zakat (LPZ) dapat berdaya guna, maka
pengelolaan atau manajemennya harus berjalan dengan baik.
Kualitas manajemen suatu organisasi pengelola zakat harus
dapat diukur. Untuk itu, ada tiga kata kunci yang dapat
dijadikan sebagai alat ukurnya. Pertama amanah, kedua sifat
profesional, ketiga transparan.22
Dalam konteks Islam manajemen memiliki unsur-unsur
yang tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara
umum. Dalam Al-Qur’an dan al-Hadits sebagai falsafah hidup
umat Islam dapat digali unsur-unsur pengurusan tersebut
diantaranya:
a. Planning, yaitu gambaran suatu aktivitas yang akan
dikerjakan dengan waktu, metode tertentu untuk
mencapai kemaslahatan yang optimal dan maksimal.
Perencanaan dalam konsep Islam terbagi dua, yaitu
rencana jangka pendek (duniawi) dan rencana jangka
panjang (keseluruhan totalitas kehidupan).
21 Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat 22 Jasafat, Manajemen Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sadaqah Pada Baitul Mal
Aceh Besar, (Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015)
35
b. Organization, yaitu merupakan kumpulan orang-
orang yang bisa diorganisir dengan baik untuk
mencapai tujuan bersama dalam bentuk kebaikan atau
materi. Hubungan kerja ini bisa bersifat vertikal
(antara karyawan dengan pimpinan) atau horizontal
(antara karyawan dengan karyawan). Kebersamaan
akan menimbulkan efek dan kekuatan yang besar
apabila dapat diorganisir dengan baik dan
profesional.
c. Coordination, yaitu sebuah kumpulan atau organisasi
terdiri dari unsur individu-individu dan unsur bagian-
bagian kecil. Unsur-unsur itu menjadi kekuatan
apabila ada saling mendukung dan membantu.
Kesamaan langkah dan visi dalam merealisasikan
planning berperan sangat besar dalam mencapai
tujuan ideal sebuah organisasi. Koordinasi ini dalam
perspektif Islam dapat dipahami sebagai bentuk sikap
tolong menolong dan saling peduli antar sesama
keluarga dalam sebuah organisasi. Koordinasi juga
dapat dipahami sebagai media saling menasehati atau
mengingatkan dalam kebaikan dan bukan melakukan
intervensi antar bagian.
d. Controling, yaitu dalam Islam segala aktivitas
manusia selalu diawasi oleh sang pencipta. Sehingga
tidak pada tempatnya seseorang takut hanya kepada
manusia di saat melakukan perbuatan yang
melanggar aturan atau kesepakatan. Dengan
pemahaman demikian, seorang muslim tentunya akan
36
bekerja lebih baik sesuai dengan prosedur dan
ketentuan sehingga hasil lebih berkualitas karena
melakukan pelanggaran adalah perbuatan dosa yang
harus dipertanggung jawabkan.
e. Motivation, yaitu usaha untuk menggerakkan kinerja
semaksimal mungkin dengan penuh keikhlasan
kepada orang lain. Dalam Islam prestasi sangat
ditentukan oleh semangat dan kemauan diri
seseorang, hal ini mengajarkan bahwa Islam sangat
menghargai kreasi dan inovasi seseorang. Bahwa
yang dinilai Allah adalah usahanya bukan hasilnya,
hal ini mendorong agar manusia terus berusaha tanpa
kenal lelah.
f. Leading, yaitu dalam konteks ajaran Islam bahwa
pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang
yang memimpin institusi formal dan non formal.
Dengan demikian kepemimpinan dalam ajaran Islam
dimulai dari setiap individu. Setiap orang harus bisa
memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah dan
menjauhi larangan Nya.23
5. Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf
Pemerintah memiliki 4 peran dalam pengelolaan zakat
dan wakaf
a. Sebagai regulator. Dalam peran ini pemerintah berkewajiban
menyiapkan berbagai peraturan dan petunjuk pelaksanaan
yang mengatur tata cara pengelolaan zakat dan wakaf
23 Mochlasin, Manajemen Zakat Dan Wakaf Di Indonesia, (Salatiga: STAIN
Salatiga Press, 2014), Cet. 1, h, 6-9
37
Sebagai penjabaran dari ketentuan syariah maupun undang-
undang.
b. Sebagai motivator. Yakni melaksanakan berbagai program
sosialisasi dan orientasi baik secara langsung maupun
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait.
c. Sebagai fasilitator. Yakni menyiapkan berbagai fasilitas
penunjang operasional zakat baik perangkat lunak maupun
perangkat keras. Pemerintah berupaya menfasilitasi
pengelolaan zakat dan wakaf agar dapat melaksanakan
pengelolaan optimal.
d. Sebagai koordinator. Yakni mengkoordinasikan semua
lembaga pengelola zakat dan wakaf disemua tingkatan serta
melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap
lembaga-lembaga tersebut.
Peran-peran ini lanjutnya terus disesuaikan dengan
kondisi kekinian dengan membangun paradigm baru
pemberdayaan zakat dan wakaf sesuai tantangan zaman dan arus
baru pengembangan ekonomi syariah Indonesia.24
B. Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (Ziswaf)
1. Pengertian Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (Ziswaf)
a. Zakat
Dalam KBBI Zakat yaitu jumlah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir
miskin dan sebagainya menurut ketentuan yang telah
24Empat peran pemerintah dalam pengelolaan zakat dan wakaf
https://www.nu.or.id/post/read/96166 diakses pada tanggal 30 Juli 2019 pukul 06:49
38
ditetapkan oleh syarak dan salah satu rukun Islam yang
mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik.25
Adapun dalam pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, zakat didefinisikan
sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim
atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai syariat Islam.26 Zakat sebagai rukun
Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu
untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang
berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat
merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk
memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.
Zakat merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
keseimbangan keadilan sosial di dunia dengan cara tolong-
menolong yang kaya memberi bantuan kepada yang miskin,
yang kuat memberi pertolongan kepada yang lemah. Pada
hakikatnya zakat adalah penyerahan harta untuk kebajikan-
kebajikan yang diperintahkan Allah SWT. Karena memang
salah satu tujuan utama adalah untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Hubungan antara pengertian zakat
menurut Bahasa dan istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu
bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya menjadi berkah,
25 Pengertian Zakat https://Kbbi.web.id/zakat.html diakses pada tanggal 29
Agustus 2019 pukul 12:11 26 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat
39
tumbuh, bertambah, suci, beres (baik). Hal ini dinyatakan
dalam QS. at-Taubah [9]: 103:27
لم صدقة رهم خذ من أمو يهم تطه تك إن عليهم وصل با وت زك صلوم سكن يع عليم و ل س ١٠٣ٱلل
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS.at-Taubah [9]: 103)28
Dalam hadits di katakan:
ث نا على بن مم د ى حد وكيع بن الر اح. زكريا بن إسحاق المك ، ،عن يي بن عبد الله بن صيفى ،عن أب معبد ، مول ابن عب اس
: أن الن ب صل ى الله عليه وسل م ب عث معاذا إل عن ابن عب اس . فادعهم إل ك تتى ق وما أهل كتاإن : ))ف قال اليمن، ة اد ه ش ب
ك فأعلمهم أن الله رسول الله. فإنم أطاعوا لذل وأن أن لاإله إلا الله لة . فإن فتض عليهم خس صلوات ا أطاعوا هم ف كل ي وم ولي
م، ت خخذ من ل عليهم صدقة ف أموافتض ك فأعلمهم أن الله الذل ك وكرائم ئهم. فإن هم أطاعو هم فتد ف ف قرائ أغنيا ا لذلك فإ ي ن ها و بي الله لم. وات ق دعوة المظلو أموا ا ليس ب ي م، فإن
.((حجاب “Dari Ibn Abbas, diriwayatkan “Sesungguhnya Nabi
Muhammad SAW mengutus Mu’adz ke Yaman, lalu Nabi
berkata kepada Mu’adz, sesungguhnya kamu akan
27 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo,
2007), h. 1-2 28 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 203
40
mendatangi suatu kaum ahli kitab, ajaklah mereka untuk
bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah, jika mereka mau,
maka beritahukanlah kalua Allah mewajibkan Shalat lima
waktu kepada mereka setiap harinya, dan jika mereka taat,
beritahukanlah kepada mereka kalua Allah mewajibkan
zakat atas harta mereka, harta yang diambil dari para orang
kaya mereka dan diserahkan kepada orang-orang yang
miskin, jika mereka taat, maka takutlah akan kemuliaan
harta mereka, dan takutlah akan doa orang yang didzolimi,
sesungguhnya doa orang yang terdzolimi itu tidak ada
penghalang.”29
b. Infak
Dalam KBBI Infak yaitu pemberian (sumbangan)
harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan.30
Adapun dalam pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, infak adalah harta
yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar
zakat untuk kemaslahatan umum.31 Menurut terminologi
syariah, infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta
pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperuntukkan ajaran Islam. Jika zakat ada nishabnya, infak
tidak mengenal nishab. Infak menurut istilah para ulama
diartikan sebagai perbuatan atau sesuatu yang diberikan oleh
seseorang untuk menutupi kebutuhan orang lain, baik berupa
makanan, minuman, dan sebagainya juga mendermakan
sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena
Allah SWT semata.
29 Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Bin Abdillah Bin Majah Al Quzwaini,
Sunan Ibnu Majah, Juz 1, h. 528 30 Pengertian Infak https://Kbbi.web.id/infak.html diakses pada tanggal 29
Agustus 2019 pukul 12:11 31 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat
41
Dalam pandangan syariat Islam orang yang berinfak
akan memperoleh keberuntungan yang berlipat ganda baik di
dunia maupun di akhirat sesuai dalam QS. al-Baqarah [2]:
261:32
ب تت سبع سنابل لم ف سبيل ٱلل كمثل حب ة أن م ثل ٱل ذين ينفقون أموب لة ائة حب ة ف كل سن عف لمن يشاء وٱلل م يض سع وٱلل و
٢٦١ عليم Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. al-Baqarah [2]: 261)33
Ada tiga golongan yang diwajibkan mengeluarkan
infaknya adalah sebagai berikut:
a. Mereka yang sedang dalam kesempitan juga
diwajibkan untuk mengeluarkan infak, bagi
golongan ini berlaku infak minimal 10% dari
penghasilan.
b. Mereka yang dalam keadaan mampu atau dalam
kelapangan, berlaku minimal 20-45% dari
penghasilan.
c. Mereka yang berlebih, terkena infak di atas 50%
sampai dengan 100%.34
Dalam hadits dikatakan:
32 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, h. 6 33 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 44 34 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, h. 7
42
ث نا قالت إذا أن فقت :سول الله صل ى الله عليه وسل م قال ر :حد رأة من طعام ب يتها غي مف
ن فقت ولزوجها ا أ سدة كان لا أجرها ب المقص ب عضهم أج ا كس وللااب أجره ر ب عض زن مثل ذلك لا ي ن ئا.شي
“Diriwayatkan dari Aisyah RA, berkata, Rasulullah
SAW pernah berkata, jika seorang istri menginfakkan
makanan yang ada di rumahnya, dan istri tadi adalah istri
yang baik-baik, maka baginya pahala dari infak tadi, dan
suaminya juga memperoleh pahala atas usahanya, dan bagi
yang menjaga (hartanya) juga mendapat pahala serupa, satu
sama lainnya tidak mengurangi pahala masing-masing.”35
c. Sedekah
Dalam KBBI sedekah yaitu pemberian sesuatu
kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, diluar
kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan
pemberi.36 Adapun dalam jurnal Muhammad Amin Suma,
sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh
seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemaslahatan
umum.37 Meskipun sedekah yang bersifat Sunnah, namun
sedekah mempunyai kemampuan yang dahsyat dibandingkan
dengan infak dan zakat. Karena hal ini di sandarkan pada
firman Allah SWT dalam QS. at-Taubah [9]: 58:
ها رضوا وإن ل هم م ن ي لمزك ف ٱلص دقت فإن أعطوا من ومن ها ٥٨إذا هم يساطون ي عطوا من
35Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Bin Abdillah Bin Majah Al Quzwaini,
Sunan Ibnu Majah, Juz 1, No. 1809, h. 578 36 Pengertian Sedekah https://Kbbi.web.id/sedekah.html diakses pada tanggal 29
Agustus 2019 pukul 12:11 37Muhammad Amin Suma, Zakat, Infak, Dan Sedekah: Modal Dan Model
Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Modern, (Vol. V, No. 2, Juli 2013)
43
Artinya: “Dan di antara mereka ada orang yang
mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi
sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika
mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta
merta mereka menjadi marah.” (QS. at-Taubah[9]: 58)38
Sedekah dalam konsep Islam mempunyai arti yang
luas, tidak hanya terbatas pada pemberian sesuatu yang
sifatnya meteriil kepada orang-orang miskin, tetapi sedekah
juga mencakup semua perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik
maupun non fisik. Ini menunjukkan betapa peranan sedekah
sangat dahsyat dan inilah yang diminta oleh setiap manusia
ketika akan meninggalkan dunia fana.39
Dalam hadits dikatakan:
. ع ث نا أب وكري ،ان، ومم سليم بدة بن حد د بن فضيل وي ونس بن مر بن ق تادة، عن بكي ، عن مم د بن إسحاق، عن عاصم بن ع
: عت رسول الله صل ىقال س ممود بن لبيد ، عن رافع بن خديج قة بلق كالغازى ف ي قول ,, العامل على الص د الله عليه وسل م
سبيل الله، حت ي رجع إل ب يته،،.
“Diriwayatkan dari Raafi’ ibn Khadij, aku telah
mendengar Rasulullah SAW berkata: orang yang bersedekah
dengan benar, itu seperti oramg yang berperang di jalan
Allah, sampai orang tersebut pulang ke rumahnya.”40
d. Wakaf
Dalam KBBI wakaf yaitu tanah negara yang tidak
dapat diserahkan kepada siapa pun dan digunakan untuk
38 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 196 39 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, h. 4-5 40 Abu Abdillah bin Ismail Al-Bukhari, Shohih Bukhori, Juz. 1 h. 248
44
tujuan amal.41 Menurut syariat, wakaf bermakna menahan
harta yang mungkin di ambil manfaatnya tanpa
menghabiskan atau merusakkan bendanya (ainnya) dan
dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah.42
Dalam UU No. 41 Tahun 2014 wakaf adalah
perbuatan hukum wakif (pemberi wakaf) untuk memisahkan
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingan guna keperluan ibadah dan
kesejahteraan umum menurut syariah.43
Pelaksanaan hukum wakaf di Indonesia semula
masih sangat sederhana, tidak disertai administrasi, cukup
dilakukan ikrar (pernyataan) secara lisan. Pengurusan dan
pemeliharaan tanah wakaf kemudian diserahkan kepada
nazir.44
Dalam hadits dikatakan:
ث نا نصربن مر بن سليمان عن ابن عوف على الهضمي معت حد نفع عن ابن عمر: قال: أصاب عمر بن الخطاب أرضا بيب. عن
أتى الن ب صل ى الله عليه وسل م فاستأ مره. ف قال: يرسول الله ! ف دى منه. فما ت مالا بيب. ل أص مالاقط هو أن فس عن إن أصب
قت با قال تمرن به؟ ف عمل ف قال إن شئت حب ست أصلها وتصد
41 Pengertian Wakaf https://Kbbi.web.id/wakaf.html diakses pada tanggal 29
Agustus 2019 pukul 12:11 42 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori Dan Praktek,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. 4, h. 25 43 Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2014 Tentang Perwakafan
Indonesia 44 Farid Wadjdy & Mursyid, Wakaf Dan Kesejahteraan Umat, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 7, h. 38
45
ق با با عمر على أن لا ي باع أصلها ولا ي وه ولاي ورث تصد بيل والض يف. للفقراء وف القرب وف الر قاب وف س بيل الله وابن الس
عروف أوي عطم صدي قا. غي لاجناح على من ولي ها أن يكلها بلم
. متمو ل “Hadits riwayat Ibnu Umar ra, ia berkata: Umar ra,
mendapat sebidang tanah di khaibar kemudian ia
menghadap Nabi Muhammad SAW untuk meminta petunjuk
tentang pemanfaatannya. Umar berkata: Wahai Rasulullah,
saya mendapat sebidang tanah di khaibar yang belum
pernah saya dapatkan harta lain yang lebih berharga
darinya. Apa saran engkau tentang hal ini? Beliau
bersabda: jika kamu suka, maka bisa mewakafkan asetnya
dan bersedekah dengan hasilnya, maka Umar bersedekah
dengan hasilnya atas dasar asetnya tidak boleh dijual,
dibeli, diwarisi atau dihibahkan. Umar bersedekah kepada
fakir miskin, kerabat, untuk memerdekakan budak, jihad di
jalan Allah, Ibnu Sabil serta tamu. Tidak dosa bagi orang
yang mengurusnya memakan sebagian hasilnya dengan cara
yag baik atau untuk memberi makan seoramg teman tanpa
menyimpannya.”45
2. Hikmah dan Manfaat Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf
(Ziswaf)
Ada berbagai macam hikmah dan manfaat dari zakat,
infak dan sedekah, antara lain:46
a. Menyucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa,
menumbuhkan akhlak mulia menjadi murah hati dan
mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah.
b. Menolong, membina dan membangun kaum lemah untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
45Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Bin Abdillah Bin Majah Al Quzwaini,
Sunan Ibnu Majah, Juz. 2, No. 2396, h. 801 46 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, h. 13
46
c. Memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya
muncul ketika melihat orang-orang sekitarnya dengan
kemewahan.
d. Menuju terwujudnya sistem masyarakat Islam yang
berdiri di atas prinsip umat yang satu (ummatan
wahidatan); persamaan derajat, hak dan kewajiban
(musawah); persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiah);
dan tanggung jawab bersama (takaful ijtima’i).
e. Mewujudkan keseimbangan dalam distribusi dan
kepemilikan harta serta keseimbangan tanggung jawab
individu dalam masyarakat.
f. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai
dengan adanya hubungan antar masyarakat rukun, damai
dan harmonis sehingga tercipta ketentraman, kedamaian
lahir dan bathin.
3. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf
(Ziswaf)
a. Persamaan Ziswaf
Pengertian zakat dalam Undang-Undang No. 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat adalah sebagian harta
yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan
usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan syariat Islam.47 Infak dalam buku karangan
Didin Hafidhuddin yaitu mengeluarkan sebagian dari harta
pengasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
47 Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2014 Tentang Perwakafan
Indonesia
47
ajaran Islam.48 Dalam buku yang berjudul Sistem Ekonomi
Islam Zakat dan Wakaf, sedekah diartikan pemberian
sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain,
terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan
yang terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah
maupun waktunya.49 Sedangkan wakaf menurut UU No. 41
Tahun 2004 adalah berbuatan wakif (pemberi wakaf) untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamnya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.50
Menurut beberapa dari pengertian tentang zakat,
infak, sedekah dan wakaf dapat penulis simpulkan bahwa
dalam pemahamannya merupakan kebuktian iman kita
kepada Allah dan sesama muslim yang membutuhkannya.
Sedangkan kalau dilihat dari penggunaan ayat-ayat Al-
Qur’an istilah zakat, infak, dan sedekah sebenarnya
menunjukkan kepada satu pengertian yaitu sesuatu yang
dikeluarkan. Berbeda halnya dengan wakaf yang sudah
mempunyai istilah tersendiri. Peran dan tujuan dari semua ini
yaitu51 sama-sama untuk mewujudkan kesejahteraan sosial
ekonomi dan keuangan umat serta masyarakat bahkan rakyat
secara keseluruhan dalam teks maupun konteksnya yang
48 Didin Hafidhuddin, Panduan PraktisTentang Zakat, Infak, Dan Sedekah,
(Jakarta: Gema Insani, 1998), Cet. 1, h. 15 49 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: UI
Press, 1918), Cet. 1, h. 23 50 Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2014 Tentang Perwakafan
Indonesia 51 Muhammad Amin Suma, Sinergi Fikih & Hukum Zakat Dari Zaman Klasik
Hingga Kontemporer, (Ciputat: Kholam Publishing, 2019), Cet. 1, h. 59
48
lebih luas yakni bangsa dan negara dalam hal ini bangsa dan
negara Indonesia. Terutama untuk mereka yang diposisikan
sebagai mustahik lebih spesifik lagi adalah kaum dhuafa
khususnya fuqara dan masakin.
b. Perbedaan Ziswaf
Perbedaan zakat, infak, sedekah terletak pada hukum,
nishab, haul, dan golongan penerimanya. Seperti yang
masyarakat pahami bahwa zakat hukumnya adalah wajib,
sedangkan infak dan sedekah hukumnya adalah Sunnah.
Untuk mengeluarkan zakat saat harta sudah mencapai nishab,
sedangkan infak dan sedekah dikeluarkan kapan saja
seseorang ingin mengeluarkan hartanya, entah seorang itu
dalam keadaan lapang ataupun sulit. Waktu pembayaran
zakat hanya dapat dilakukan pada masa-masa tertentu yaitu
tepatnya pada bulan Ramadhan. Zakat diperuntukkan untuk 8
asnaf sesuai firman Allah QS. at-Taubah[9]: 60 yaitu: fakir,
miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu
sabil. Sedangkan infak dan sedekah diperuntukkan untuk
semua golongan, tetapi lebih diutamakan kepada orang tua,
keluarga, saudara atau lembaga. Zakat dapat dikeluarkan
dalam bentuk harta atau materi. Infak dikeluarkan dalam
bentuk harta atau materi, sedangkan sedekah dikeluarkan
dalam bentuk harta atau materi dan non materi (non materi
seperti senyuman, tolong menolong, dan lain-lain).52
52Ade Rahmawan, Efektifitas Dana Ziswaf Dompet Terhadap Pengembangan
Program Pendidikan Pada Sekolah Smart Ekselensia Indonesia, (Skripsi Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta), 2014, h. 32
49
Table 1.1
Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah
Nama/ Kriteria Zakat Infak Sedekah
Hukum Wajib bagi
yang
memenuhi
syarat
Sunnah
Wajib *
Secara Umum:
Sunnah
Secara Wajib:
Zakat **
Nishab Ada Tidak ada Tidak ada
Haul Ada Tidak ada Tidak ada
Mustahik 8 Ashnaf Lebih utama:
Keluarga,
kerabat,
orang/lembaga
yang sangat
memerlukan
Lebih utama:
Keluarga,
kerabat,
orang/lembaga
yang sangat
memerlukan
Bentuk Harta/ materi Harta/ materi Harta/ materi,
Non materi
(Sumber: Gus Arifin, Zakat, Infak, dan Sedekah: Dilengkapi dengan Tinjauan 4
Mazhab).53
Catatan: *nafkah kepada istri, anak, keluarga
**sebagian ulama Fiqih menyatakan bahwa sedekah wajib
adalah zakat dan sedekah Sunnah dinamakan infak. Sebagian
yang lain mengatakan infak wajib dinamakan zakat,
sedangkan infak Sunnah dinamakan sedekah.
53 Gus Arifin, Zakat, Infak, dan Sedekah: Dilengkapi dengan Dalil-dalil tinjauan 4
Mazhab, (Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2011), h. 182
50
BAB III
PENGELOLAAN DANA ZISWAF DOMPET DHUAFA PADA
SEKOLAH SMART EKSELENSIA INDONESIA
A. Gambaran Umum Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
1. Profil Sekolah Smart Ekselensia Indonesia, Sejarah dan
Latar Belakang Berdirinya
SMART Ekselensia Indonesia merupakan sekolah model
yang didanai oleh dana zakat dari Dompet Dhuafa. Sekolah ini
mulai berdiri pada 29 Juli 2004 yang dikhususkan siswa laki-laki
dari lulusan Sekolah Dasar di seluruh Indonesia. Siswa yang
direkrut merupakan siswa terbaik yang memiliki tingkat
intelektual tinggi namun memiliki kendala di bidang ekonomi.
Siswa-siswa ini kami rekrut dengan 5 tahapan seleksi yakni
seleksi administrasi, tes akademik, psikotes, wawancara siswa
dan orang tua serta kunjungan langsung ke rumah orang tua
siswa. SMART Ekselensia Indonesia yang merupakan sekolah
biaya khusus siswa berprestasi dan dhuafa ini setahunnya rata-
rata menerima 40 siswa. Pada Oktober 2018 SMART Ekselensia
Indonesia mendapatkan izin untuk menyelenggarakan SKS
(Sistem Kredit Semester) pada jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) dari provinsi Jawa Barat dengan nomer: 819/17/88-set-
Disdik.
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMART Ekselensia
Visi: menjadi sekolah model yang melahirkan generasi
berkepribadian islami, berjiwa pemimpin, mandiri, berprestasi ,
dan berdaya guna.
51
Misi:
a. Menyelenggarakan sekolah menengah berkualitas bagi
masyarakat marginal.
b. Melahirkan lulusan yang berkepribadian islami,
berjiwa pemimpin, mandiri, berprestasi, dan berdaya
guna.
c. Mewujudkan pengembangan Sumber Daya Manusia
yang berdaya saing global.
Tujuan
1) Membantu para lulusan SD atau sederajat yang
berpotensi untuk mendapatkan dan meningkatkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
2) Mencetak calon-calon ilmuwan bertaraf Internasional
dengan kapasitas kepemimpinan yang handal dan
agamis.
3) Membentuk siswa untuk menjadi manusia yang
berkepribadian saleh, baik secara individu maupun
sosial.
4) Meningkatkan prestasi akademik dan mengoptimalkan
potensi diri.
5) Memperkuat motivasi untuk hidup lebih baik, agar
terbebas dari kemiskinan yang membelenggu keluarga.
6) Menghasilkan pribadi mandiri.
52
3. Struktur Organisasi
53
Table 2.1
Struktur Kepengurusan SMART Ekselensia Indonesia
Manajer Abdul Khalim
Alumni dan SNB Eka Kurniasih
Budaya Sekolah Aang Hudaya
Kepala Sekolah SMA Ulfi Ukhrowati, S.Si
Kepala Sekolah SMP July Siswanto, S.Ag
Kepala Asrama Hodam Wijaya
Operator Sahat Sutisna
Admin Sahat Sutisna dan M. Ridwan Buqori
Kurikulum Uci Febria, S.Si dan Mulyadi Saputra,
S.E
Kesiswaan Dina Rahmawati dan Asep Rogia,
S.Pd.I
Ka. Lab Rudy Purwanto, S.Pd dan Ervan
Nugroho, S.Pd
Program SKS Muyadi Saputra, S.E
54
4. Kurikulum Pembelajaran Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia
Kurikulum yang diterapkan di SMART merupakan
kurikulum yang memadukan sistem pendidikan sekolah dan
sistem pendidikan asrama.
Sistem pendidikan sekolah adalah sistem pendidikan
yang diadopsi dari kurikulum DIKNAS, namun SMART
memiliki 7 (tujuh) Mata pelajaran khas, dimana target
kompetensi yang diajarkan dibuat melebihi target yang
disyaratkan oleh dinas pendidikan. Adapun ketujuh mata
pelajaran tersebut adalah:
a. Pendidikan agama Islam
b. Bahasa Arab
c. Al Quran
d. Bahasa Inggris
e. Bahasa Indonesia
f. Matematika
g. Teknologi Informasi dan Komputer
Sistem pendidikan asrama merupakan sistam yang
membimbing dan membina siswa agar memiliki kepribadian
yang mulai, bertanggung jawab dan mandiri. Sistem ini
kemudian dituangkan dalam sebuah program yang dinamakan
progam asrama, meliputi :
1) Program vocational skill
2) Program public speaking
3) Program social mentoring
4) Program praktik ibadah
5) Program SMART Mengajar
55
6) Program dasar-dasar kepemimpinan
5. Sistem Belajar Sekolah Smart Ekselesnsia Indonesia
Sistem belajar di SMART cukup khas dan agak berbeda
dengan sekolah-sekolah menengah lainnya. Sistem tersebut
mendukung kegiatan belajar mengajar agar berlangsung lebih
efktif dalam mencapai target kompetensi dan bernilai lebih.
Sistem ini terdiri dari Intrakurikuler, Metode Cerdas (Smart
Methods) dan Aksi Cerdas (Smart Actions), dan Ekstralurikuler.
a. Intrakurikuler
Kegiatan belajar mengajar SMART berlangsung dari
pukul 06.45 – 15.00 wib dengan jumlah rombongan
belajar 17 – 22 siswa per kelas. Jumlah ini ideal untuk
pencapaian hasil belajar yang optimal. Kurikulum
tingkat satuan pelajaran SMART Ekselensia Indonesia
diadopsi dari kurikulum DIKNAS yang
mempertimbangkan prinsip-prinsip pengembangan pada:
1) Keimanan, budi pekerti luhur, dan nilai-nilai budaya
2) Penguatan integritas nasional
3) Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika
4) Kesamaan memperoleh kesempatan
5) Pengetahuan dan teknologi informasi
6) Kecakapan hidup
7) Belajar sepanjang hayat
8) Berpusat pada anak, dan
9) Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
56
b. Metode Cerdas
Ini adalah salah satu system belajar yang khas yang ada
di sekolah SMART Ekselensia Indonesia diantaranya:
matrikulasi, moving class, student active learning,
remedial, pengayaan IT berbasis Linux, pusat sumber
belajar.
c. Aksi Cerdas
Merupakan bagian dari system belajar yang khas yang
ada di sekolah SMART Ekselensia Indonesia yang
diantaranya: Field trip, Iktikaf Ramadhan, pendampingan
(mentoring), kemah bakti, Zona tempa (persiapan UN
dan tes perguruan tinggi), pendadaran, bekerja nyata
(beken), SMART Expo, pulang kampung, Wisuda, Idul
adha, Trashic show, dan Program tugas perkembangan.
d. Ekstrakurikuler
Dalam rangka menunjang proses pencapaian siswa yang
berkualitas baik fisik maupun non fisik, SMART
memfasilitasi beberapa kegiatan yang dilakukan di luar
jam kegiatan belajar dan mengajar. Pada kegiatan ini
siswa belajar meningkatkan ketrampilan hidup melalui
ekstrakurikuler yang akademik dan non akademik.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua yaitu kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler
pilihan. Ekstrakurikuler wajib adalah pencak silat dan
pramuka (kepaduan). Sedangkan ekstrakurikuler pilihan,
yaitu:
57
a) Trashic (Seni musik dengan menggunakan barang-
barang bekas)
b) Thifan
c) Ensamble
d) Bulu tangkis
e) Futsal
f) Memasak
g) Sepak bola
h) Marawis
6. Organisasi Akademika SMART Ekselensia (OASE)
OASE adalah organisasi siswa intra sekolah SMART.
Pembentukan OASE bertujuan melatih siswa dalam bidang
kepemimpinan dan manajemen organisasi. OASE memakai
sistem yang hampir mirip dengan pemerintahan kita, yaitu
demokrasi, dari siswa, untuk siswa, dan oleh siswa, seperti
halnya pemerintahan kita, ada presiden dan wakil presiden
Sebagai jabatan tertinggi dalam OASE. Presiden dan wakil
presiden OASE dipilih melalui Pemilihan Umum Raya
(PEMIRA). Pemira dimulai dengan pembentukan partai-partai
politik siswa, masa kampanye, masa tenang, dan pemungutan
suara. Dari PEMIRA ini, siswa dapat mengaplikasikan konsep-
konsep yang mereka pelajari dalam sebuah mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan IPS Terpadu.
Presiden dan Wapres yang dipilih membuat semacam cabinet
atau Badan Pengurus Harian (BPH) yang akan menyusun
program tahunan OASE. Program-program tersebut memuat
kegiatan-kegiatan yang dapat mewadahi kreativitas dan minat
siswa di berbagai bidang seperti olahraga, seni, sains,
58
keagamaan, dan lain sebagainya. Pelaksanaan OASE diawasi
oleh kongres atau Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) dan
dibawah pembinaan Bidang Kesiswaan Sekolah.
B. Profil Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirbala milik masyarakat
Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial
kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, infak,
sedekah, wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari
perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga). Kelahirannya
berawal dari empat kolektif komunitas jurnalis yang banyak
berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus bertemu
dengan orang kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan
dengan siapapun yang berkepedulian kepada kaum dhuafa.
Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S.
Sinansari Ecip dan Eri Sudewo bergabung sebagai Dewan
Pendiri Lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.1
Awal kehadiran, sejak kelahiran umum REPUBLIKA awal
1993, wartawannya aktif mengumpulkan zakat 2,5% dari
penghasilan. Dana tersebut disalurkan langsung kepada dhuafa
yang kerap dijumpai dalam tugas. Dengan manajemen dana yang
dilakukan pada waktu sia-sia, tentu saja penghimpunan dan
pendayagunaan dana tidak dapat maksimal. Dalam sebuah
kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta, para wartawan
menyaksikan aktifitas sosial kemanusiaan bagi kaum miskin
yang di danai para mahasiswa. Aktivitas sosial yang telah
dilakukan sambilan di lingkungan REPUBLIKA termotivasi
1 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 111
59
untuk dikembangkan. Sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku Dompet Dhuafa tercatat dalam Departemen Sosial RI
sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan. Pembentukan
yayasan dilakukan dihadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal
14 September 1994. Diumumkan dalam berita Negara RI No.
163/A. YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat, Dompet Dhuafa merupakan institusi
pengelolaan zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Pada tanggal
8 Oktober 2001, Mentri Agama Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang
Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil
Zakat tingkat nasional.
2. Legal Formal Dompet Dhuafa
Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, Dompet
Dhuafa tercatat di Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang
berbentuk yayasan. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan
Notaris H. Abu Yusuf, S.H. tanggal 14 September 1994,
diumumkan dalam Berita Negara RI No.
163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.
3. Dompet Dhuafa Berbadan Wakaf
Memasuki millennium baru, Dompet Dhuafa Republika
menempatkan hak kepemilikan pada masyarakat.
Representasinya adalah Badan Wakaf. Badan ini adalah dewan
tertinggi organisasi.2
2 https://dompetdhuafa.or.id di akses pada tanggal 24 Juli 2019 pukul 11:51
60
Badan wakaf adalah representasi masyarakat sebagai
stakeholder lembaga. Salah satu jejaring yang dibentuk Dompet
Dhuafa yang khusus menangani wakaf untuk penghimpunannya
adalah Tabung Wakaf Indonesia. Tabung Wakaf Indonesia
adalah lembaga yang berkhidmat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan menggalang dan mengelola sumber daya
wakaf secara produktif, professional dan amanah.3
TWI didirikan oleh Dompet Dhuafa pada 14 Juli 2005
sebagai sebuah komitmen dalam mengembangkan sumber daya
wakaf agar mampu produktif dan mendukung pengembangan
program-program sosial dan pemberdayaan ekonomi yang
selama ini telah terlaksana berkat pengelolaan sumber daya
zakat, infak dan sedekah secara amanah dan professional. Dalam
badan ini bekerja wakil-wakil masyarakat yang langsung
berperan dalam menjaga lembaga untuk tetap mendedikasikan
segala aktifitasnya, hanya untuk kepentingan masyarakat banyak.
Maka tiada lagi keraguan atas perkembangan lembaga karena
tetap dalam kendali masyarakat sebagai pemilik.
Komposisi terbesar badan wakaf adalah personal-
personal yang diajukan oleh masyarakat secara terbuka
berdasarkan reputasi, kreadibilitas dan integritas. Eksistensi
Tabung Wakaf Indonesia merupakan wujud dedikasi Dewan
Pendiri lembaga, sepenuhnya kepada publik. Dompet Dhuafa
adalah lembaga milik masyarakat dan salah satu dari 18
3 www.tabungwakaf.com di akses pada tanggal 24 Juli 2019 pukul 11:52
61
Lembaga Amil Zakat Nasional Organisasi Pengelola Zakat di
Indonesia.4
4. Prinsip Dasar Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa memiliki prinsip dasar yang khas meliputi:
a. Moral yang jujur, amanah, dan ihsan.
b. Kedudukan lembaga yang non-politik, netral- objektif,
independen, non-rasial.
c. Manajemen yang transparan dan terbuka, dapat
dipertanggung jawabkan, professional, berdayaguna,
berhasilguna, berorientasi pada perbaikan terus menerus.
d. Pengembangan inovatif, kreatif, berorientasi pada sosial atau
entrepreneurship dan investasi sosial.
e. Fiqh yang bukan semata ibadah ritual, meraup sekaligus tiga
unsur yaitu muzaki, amil, mustahik.5
5. Visi, Misi, dan Tujuan LAZ Dompet Dhuafa
Visi: Terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya
melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis
pada sistem yang berkeadilan.
Misi:
a. Membangun diri menjadi lembaga yang berfungsi
sebagai lokomotif gerakan pemberdayaan masyarakat.
b. Menumbuhkembangkan jaringan lembaga
pemberdayaan masyarakat.
4 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha,, h. 115
5 https://dompetdhuafa.or.id di akses pada tanggal 24 Juli 2019 pukul 11:51
62
c. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan asset
masyarakat yang berbasis kekuatan sendiri.
d. Mengadvokasi paradigma ekonomi berkeadilan.
Tujuan:
1) Meningkatkan efektivitas kinerja lembaga.
2) Meningkatkan otonomi jaringan lembaga melalui
devolusi, desentralisasi dan pelimpahan wewenang.
3) Meluasnya pemahaman, penerimaan, dan pelaksanaan
dalam ekonomi berkeadilan.
4) Meningkatnya pendayagunaan asset masyarakat
melalui pengelolaan dana ziswaf.
5) Tercapainya kemandirian komunitas dan jejaring
Dompet Dhuafa.6
6 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 114
63
6. Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet
Dhuafa
64
7. Jejaring Dompet Dhuafa
a. Jejaring Pengelola Zakat (JPZ)
JPZ merupakan divisi yang berfungsi mengkoordinir
Lembaga Pengelola Zakat dalam Jejaring Pengelola Zakat.
Lembaga pengelola zakat yang merupakan jaringan pengelola
zakat yang dibentuk oleh masyarakat dan bekerja sama
dengan Dompet Dhuafa, baik Dompet Dhuafa terlibat dalam
pembentukan awal atau tidak. Yang termasuk ke dalam
jejaring pengelola zakat adalah Dompet Dhuafa Bandung,
Aceh Peduli, Peduli Ummat Waspada, Lampung Peduli, Solo
Peduli, Masyarakat Peduli Semarang, dan Komite Dompet
Dhuafa-Bamuis BNI.
b. Jejaring Asset Sosial (JAS)
JAS merupakan divisi yang berfungsi mengkoordinir
jejaring asset sosial dalam jaringan Dompet Dhuafa. Jejaring
Asset Sosial adalah lembaga yang melaksanakan salah satu
atau lebih fungsi pemberdayaan Dompet Dhuafa di bidang
karitas dan pengembangan insani dan yang menangani
program atau bentuk akhir dari program pemberdayaan.
Beberapa yang termasuk ke dalam jejaring asset sosial adalah
LKC Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, LPI (Lembaga
Pengembangan Insani), LKTG (Lembaga Kajian Teknologi
Tepat Guna), Zona Madina, RST (Rumah Sehat Terpadu).
c. Jejaring Asset Reform (Jar)
JAR merupakan divisi yang berfungsi mengkoordinir
Jejaring Asset Reform dalam jaringan Dompet Dhuafa.
Jejaring Asset Reform adalah lembaga yang melaksanakan
salah satu atau lebih fungsi pemberdayaan Dompet Dhuafa di
65
Bidang pengembangan Ekonomi7 dan entitas manajemen
yang mengelola asset bisnis yang kepemilikannya
didedifikasikan kepada mustahik sasaran secara langsung
atau tidak langsung. Beberapa yang termasuk ke dalam
Jejaring Asset Reform adalah Ternak Domba Sehat, DEPO
Swalayan dan Depo, Industri Mandiri, Agri Bisnis, dan
LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah).
d. Jejaring Komersial (Jk)
Jejaring Komersial adalah entitas yang
mengembangkan unit bisnis strategis berorientasi pada pasar
yang mendorong pemberdayaan pengelolaan layanan kepada
masyarakat dan sebesar-besarnya diperuntukkan bagi
terciptanya iklim profesionalisme bisnis berlandaskan koridor
dan prinsip syariah. Jejaring Komersial terdiri dari THK
(Tebar Hewan Kurban), CDC Community Development
Circle, IMZ Institut Manajemen Zakat, Raudha Rahma
Abadi. Kanal Subkanal Citra Selaras.8
C. Manajemen Pengelolaan Dana Ziswaf Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Dompet Dhuafa
Kinerja amil Dompet Dhuafa dilandaskan oleh nilai-nilai
Islam. Seluruh organisasi berperan penting dalam menjaga amanah
yang didedikasikan sepenuhnya untuk ummat. Keragaman yang ada
diinsyafi sebagai rahmat. Dinamika yang ada dibawah kontrol
masyarakat adalah warna khas dari organisasi kerja tersebut. Adapun
manajemen pengelolaan dana ziswaf Dompet Dhuafa:
7 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 120
8 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 127
66
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan landasan pokok dari semua fungsi
manajemen. Dengan adanya perencanaan maka dapat menentukan
maksud dan tujuan serta harapan yang ingin dicapai. Perencanaan
dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu dimasa yang akan
datang dengan usaha yang efektif untuk mendapatkannya.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa penghimpun dana
sosial yang kemudian dana tersebut disalurkan kepada masyarakat
yang membutuhkannya. Dananya bersumber dari zakat, yang
mana zakat itu merupakan dana yang harus segera disalurkan.
Hanya saja dalam penyaluran dananya tidak disalurkan atau
dihabiskan begitu saja. Dana tersebut dikelola, tetap disalurkan ke
dhuafa tetapi dengan program pemberdayaan dan harus sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Penghimpunan
Penghimpunan dana ZIS dari para muzzaki dan menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak adalah tugas utama yang
diperintahkan oleh Direktorat Penghimpunan Dompet Dhuafa.
Direktorat ini melaksanakan manajemen sosialisasi ZIS,
konsultasi ZIS, layanan penerimaan dana, mencari donator,
menghimpun dana dari masyarakat berupa zakat, infak, sedekah,
wakaf maupun dana CSR dari perusahaan-perusahaan. hingga
layanan berkelanjutan bagi muzzaki atau donator. Pada setiap
tahunnya mulai dari 2002 hingga sekarang penghimpunan
berperan aktif dalam mensosialisasikan penggalaan dan
pemanfaatan dana ZIS. Metode penghimpunan dana tidak semata
dihimpun dan disandarkan pada sebuah kewajiban berzakat
melainkan dipastikan ada program-program yang di buat dan
67
diperuntukkan untuk para mustahik. Dari beberapa program yang
dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa diantaranya adalah program
pendidikan, ekonomi, relief, kesehatan, dan sosial kemandirian
yang masing-masing memiliki peranan penting dalam
memberdayakan para mustahik.9
3. Pendayagunaan
Direktorat ini mengemban tugas memanfaatkan dana yang
terhimpun dengan efektif dan efisien bagi pemberdayaan dhuafa.
Aktualisasinya adalah program-program yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama mustahik yang
hidup dalam ketertinggalan. Manajemen pendayagunaan
dikonsentrasikan pola tiga bidang, yaitu pengembangan sumber
daya masyarakat (pengembangan insani), pengembangan
ekonomi, layanan sosial bagi kebutuhan masyarakat dhuafa
(Layanan dan Pengembangan Masyarakat).
Manajemen pendayagunaan merupakan inti dari
pemanfaatan dana ZIS yang diamanahkan muzzaki kepada
Dompet Dhuafa. Melalui serangkaian program yang bertumpu
pada keandalan ide dan inovasi manajemen Dompet Dhuafa,
untuk mengupayakan hal tersebut diperlukan alternatif-alternatif
sosial bagi persoalan-persoalan kemanusiaan dhuafa. Tiga
pelayanan utama dilaksanakan Dompet Dhuafa yaitu,
pengembangan insani, pengembangan ekonomi, dan layanan
pengembangan masyarakat.10
Disamping itu Dompet Dhuafa juga memiliki manajemen
pendukung yaitu, keuangan dan administrasi, pencatatan,
9 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 132
10 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 136
68
pendokumentasian dan pengarsipan transaksi dana ZIS,
pengelolaan dana ZIS sesuai ketentuan syariah dan prinsip
akuntansi yang berlaku, penerbitan laporan keuangan berkala,
termasuk yang diaudit oleh Akuntan Publik, pengelolaan dan
pengembangan sumber daya insani amil, pengelolaan
kesekretariatan tata graha lembaga. Setelah manajemen
pendayagunaan dan pendukung Dompet Dhuafa juga memiliki
manajemen control yang fungsinya sebagai pengawas lembaga
tersebut yaitu, Dewan Syariah, dan Internal Auditor.11
4. Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan harapan dapat menjalin
tercapainya tujuan organisasi, karena pengawasan merupakan
usaha untuk mengembalikan, meluruskan dan mengantisipasi
berbagai penyimpangan agar sesuai dengan perencanaan.
Pengawasan juga bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
tugas-tugas yang kemudian diadakan koreksi atau pembetulan dan
mencegah terjadinya kesalahan yang sama.
Ada 8 fakta terkait arus pengelolaan keuangan Dompet
Dhuafa:
a. Kepercayaan publik merupakan hal penting untuk suatu
lembaga. Hal tersebut terbangun salah satunya melalui
transparansi dalam hal ini yang paling penting adalah laporan
keuangan.
b. Dompet Dhuafa sangat berhati-hati dalam melakukan
pengelolaan keuangan, karena uang yang dikelola adalah
milik umat dan akan dipertanggung jawabkan kepada umat.
11 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 128
69
c. Oleh karena itu, untuk menjaga transparansi laporan keuangan
Dompet Dhuafa teraudit sejak tahun tahun pertama berdiri di
1993 oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf
sampai terakhir oleh KAP PKF. Dalam audit tersebut laporan
keuangan selalu mendapat opini WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian).
d. Dari sisi syariah, penggunaan keuangan di Dompet Dhuafa
sudah mengikuti shariah compliance dan di bawah
pengawasan Dewan Syariah, kemudian laporan keuangan
Dompet Dhuafa juga telah diaudit syariah oleh kementrian
Agama.
e. Dompet Dhuafa juga menjadi mitra Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dari kelompok non-
profit organization ketika dilakukan review kepatuhan
(compliance) terhadap rezim anti pencucian uang dan
pendanaan terorisme yang didasarkan pada 40 rekomendasi
Financial Action Task Force on Money Lundering (FATF) di
2018.
f. Bagian zakat untuk amil sebesar 12,5%. Sementara untuk
kebutuhan operasional lainnya di luar amil dapat diambil dari
bagian 87,5% sisanya. Namun di kebijakan internal Dompet
Dhuafa tidak mengambil bagian sisa diluar 12,5% tersebut.
Melainkan kami ambilkan dari sebagian dana infak,
kemanusiaan dan saldo dana terikat lainnya.
g. Termasuk dalam penggunaan dana operasional diantaranya
biaya sosialisasi ZIS (Fundraising), biaya kepersonaliaan
(gaji, tunjangan dan pengembangan kapasitas amil), dan biaya
administrasi kantor (sewa gedung, penyusutan kendaraan atau
70
peralatan listrik, telefon, transportasi dll). Kebijakan
pencatatan tersebut mengacu kepada PSAK zakat 109.
h. Semua pengelolaan keuangan yang dilakukan Dompet Dhuafa
sudah sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk dalam aturan
syariah. Dompet Dhuafa juga membuka akses seluas-luasnya
kepada masyarakat terkait aktivitas program jika ada yang
ingin terlibat secara langsung.12
D. Manajemen Pengelolaan Dana Ziswaf Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia
Berdasarkan kebijakan keuangan yang dimiliki Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia, SMART Ekselensia Indonesia adalah
salah satu jejaring Dompet Dhuafa yang berada di bawah General
Manager (GM) Divisi Pendidikan yang bergerak di bidang
pendidikan dengan program Beastudi dan Komunitas. Sumber dana
yang dikelola terdiri dari Dompet Dhuafa dan Dana Pihak Ketiga.
Alokasi dana dari Dompet Dhuafa adalah dana berupa anggaran yang
diusulkan oleh manajemen SMART Ekselensia Indonesia dan
disetujui oleh pejabat Dompet Dhuafa untuk masa 1 tahun anggaran
untuk membiayai program dan operasional SMART Ekselensia
Indonesia. Dana Pihak ketiga adalah dana yang diperoleh SMART
Ekselensia Indonesia dari lembaga lain, donatur. Sedangkan untuk
anggaran terdapat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)
adalah rencana kerja dan anggaran yang disusun oleh masing-masing
program dan departemen untuk periode 1 tahun. Sebagai pedoman
dan panduan dalam pengelolaan keuangan SMART Ekselensia
Indonesia dan untuk memastikan bahwa dana yang dikelola oleh
12 8 fakta transparansi keuangan Dompet Dhuafa
https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/9304/ diakses pada tanggal 03 September 2019
pukul 07:50
71
program dan manajemen sesuai RKAT (Rencana Kegiatan dan
Anggaran Tahunan) dan sistem keuangan yang berlaku di SMART
Ekselensia Indonesia. Kebijakan ini berlaku di semua program dan
manajemen SMART Ekselensia Indonesia serta menjadi panduan
dalam pengelolaan keuangan.
Dalam penggunaan dana ziswaf terutama untuk pengelolaan
pendidikan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia fokus pada pola
yang substansinya berdasarkan diantaranya, kinerja SDM (Sumber
Daya Manusia), kebutuhan pendidikan, dan operasional kerja yang
masing-masing tidak dapat terpisahkan. Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia merupakan bagian dari program pelaksanaan rencana
strategis Dompet Dhuafa yang fokus menangani pendidikan kaum
dhuafa dari berbagai wilayah seluruh Indonesia yang berpotensi dan
memiliki kesulitan ekonomi. Dengan dana ziswaf yang disalurkan
Dompet Dhuafa untuk program pendidikan dengan alokasi dana yang
baik.
Terdapat beberapa konsep pengelolaan dana yang diterapkan
oleh Sekolah SMART Ekselensia Indonesia dan prosedur ini
merupakan ketetapan buku yang sudah ditetapkan oleh Yayasan
Dompet Dhuafa:13
1. Perencanaan Keuangan
Perencanaan dana pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
perlu dilakukan Sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi
kebutuhan suatu organiasai. Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia menyebutnya dengan istilah RKAT (Rencana Kerja
dan Anggaran Tahunan).
13 Wawancara dengan Manajer Keuangan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
Bapak Yunan Ilyas Siswoyo, Parung Bogor, 17 Juli 2019
72
Pada dasarnya pengelolaan dana di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia sama dengan pengelolaan dana sekolah
pada umumnya, akan tetapi yang menjadi perbedaan utama
adalah sumber dana yang diterima oleh Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia, sekolah pada umumnya menerima sumber
dana berasal dari iuran siswa atau SPP, uang pangkal dll, tetapi di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia tidak demikian, karena
yang menjadi sumber dana utama Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia adalah murni dana zakat yang dikelola oleh Yayasan
Dompet Dhuafa yang dialokasikan ke Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia.
konsep nya memakai pola penganggaran, jadi setiap periode
SMART membuat anggaran penggunaan untuk satu periode
sebelum dimulai satu periode dilaksanakan. Disusun kebutuhan
anggaran sesuai dengan target di tahun depan, dari kegiatan di
sekolah kemudian di turunkan ke masing-masing bagian, yaitu ke
bagian kesiswaan, asrama, sekolah, kurikulum. Jadi dimulai
dengan proses perencanaan dalam bentuk penganggaran. Setelah
menjadi perencanaan dan penganggaran selesai, kemudian di
sahkan dalam bentuk RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan)
barulah masuk ke tahap berikutnya yaitu proses penggunaan
dana.
Hal ini dilakukan karena Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh
divisi Dompet Dhuafa Pendidikan. Dalam pelaksanaan
perencanaan dana pendidikan, Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia bersama dengan program lain yang berada dibawah
naungan divisi Dompet Dhuafa pendidikan bekerja sama untuk
73
membahas rencana kerja dan rencana anggaran yang dibahas
dalam rapat antar program. Berikut adalah RKAT (Rencana Kerja
Anggaran Tahunan) Sekolah SMART Ekselensia Indonesia:14
Table 3.1
RKAT Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Tahun Anggaran
2018
No Kode Anggaran Nama dan Kode Anggaran Total
CU.A1.11 Kurikulum SEI
1. CU.A1.11.01 Pembelajaran 27.430.000
2. CU.A1.11.02 Bimbel UN/ SNMPTN 19.080.000
3. CU.A1.11.03 Program UN 17.400.000
4. CU.A1.11.04 KAISS 15.809.000
5. CU.A1.11.05 Pembinaan Siswa 23.520.000
6. CU.A1.11.06 Pembekalan Masuk PTN 24.660.000
7. CU.A1.11.07 Bimbingan Konseling 19.050.000
8. CU.A1.11.08 Kegiatan Siswa 66.755.000
Jumlah 213.704.000
CU.A1.12 Kesiswaan SEI
9. CU.A1.12.01
Wisuda
Wisuda
38.100.000
10.
CU.A1.12.02
Seleksi Nasional Beasiswa
SMART
182.630.000
Jumlah 220.730.000
14 Wawancara dengan Manajer Keuangan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
Bapak Yunan Ilyas Siswoyo, Parung Bogor, 17 Juli 2019
74
CU.A1.13 Asrama SEI
11. CU.A1.13.01 Vocational Skill dan 5 R 6.300.000
12. CU.A1.13.02 Mentoring 32.240.000
13. CU.A1.13.03 Pembinaan 25.500.000
14. CU.A1.13.04 Uang saku 67.380.000
15. CU.A1.13.05 Operasional Asrama 25.900.000
16. CU.A1.13.06 Pulang Kampung 250.000.000
Jumlah 407.320.000
CU.B1.1 HRD & Operasional
17. CU.B1.11.05 Gaji SEI 4.150.614.171
18. CU.B1.11.06 Tunjangan SEI 314.176.667
19. CU.B1.11.07 Insentif SEI 75.660.000
Jumlah 4.540.450.838
CU.B1.2 General Affair
20. CU.B1.21.03 Makan Siswa 1.357.007.733
21. CU.B1.21.09 Tools Asrama 38.650.000
22. CU.B1.21.10 Daily Need 71.500.000
23. CU.B1.21.11 Seragam Siswa 56.400.000
Jumlah 1.523.557.733
(Sumber: Laporan RKAT Tahun Ajaran 2018 Sekolah SMART Ekselensia Indonesia)
Dijelaskan bahwa penyusunan RKAT di Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia memiliki budget yang berbeda-beda, karena semuanya disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing kegiatan. Sekolah SMART Ekselensia
mempunyai rencana anggaran yang sangat terperinci dan jelas untuk
dilaksanakan selama satu periode.
75
2. Penerimaan Dana
Dana diberikan secara bertahap, setiap bulan sesuai dengan
pengajuan dan anggaran yang disetujui di RKAT (Rencana Kerja
Anggaran Tahunan). Pengalokasian dana dari Dompet Dhuafa
dengan di transfer ke rekening atas nama Dompet Dhuafa
Pendidikan, kemudian rekening tersebut dikelola oleh bagian
Finance Dompet Dhuafa Pendidikan. Bagian Finance adalah
karyawan Dompet Dhuafa Pendidikan yang direkrut oleh Dompet
Dhuafa Pendidikan.
Sumber dana utama Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
yaitu berasal dari dana zakat yang dikelola oleh Yayasan Dompet
Dhuafa. Dana zakat yang diberikan untuk program pendidikan,
salah satunya yaitu program Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia. Selain penerimaan dana zakat yang diberikan Yayasan
Dompet Dhuafa, Sekolah SMART Ekselensia Indonesia juga
menerima dana dari pihak lain, yaitu:
a. Bantuan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
Penerimaan dana BOS ini dari pemerintah dengan
menyesuaikan jumlah siswa dan sangat membantu pemasukan
Sekolah, karena melihat keadaan Sekolah Ekselensia bukanlah
Sekolah berbayar.
b. Dana Tidak Terikat
Dana tidak terikat adalah penerimaan dana yang diperoleh
dari sumbangan donatur masyarakat yang datang langsung ke
sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
Selain itu, sekolah SMART Ekselensia Indonesia juga selalu
memberikan laporan keuangan kepada lembaga Dompet Dhuafa
dan lembaga pemerintahan terhadap penggunaan dana ziswaf
76
setiap periode selama 1 tahun. Pada program pendidikan Dompet
Dhuafa dan jejaring lainnya juga diberlakukan sama seperti
sekolah SMART Ekselensia Indonesia yaitu diberikan dan
disalurkan dari lembaga Dompet Dhuafa untuk pengembangan
kebutuhan operasional dan program pendidikannya, diantara
jejaring pendidikan Dompet Dhuafa adalah Makmal pendidikan,
Sekolah Guru Indonesia, dan Beastudi Etos.
Prosedur pencatatannya dengan sistem informasi (aplikasi)
yang bernama SANGO. (SANGO): Sistem Akuntasi For NGO.
SANGO digunakan untuk pengelolaan data transaksi menjadi
laporan keuangan.15
15 Wawancara dengan Manajer Keuangan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
Bapak Yunan Ilyas Siswoyo, Parung Bogor, 07 Agustus 2019
77
Gambar 4.1
Grafik Pertumbuhan penerimaan dana ziswaf Dompet Dhuafa
untuk pemberdayaan program pendidikan di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia
(Sumber: Laporan Keuangan SMART Ekselensia Indonesia Periode 2017-2018)16
Berdasarkan gambar dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan yang cukup
wajar pada penerimaan dana ziswaf dimana pada tahun 2017 penerimaan
dana ziswaf berada di angka Rp. 6.537.114.103,- sedangkan pada tahun 2018
penerimaan dana ziswaf meningkat menjadi Rp. 6.905.762.571. dari
keterangan di atas bahwa Sekolah SMART Ekselensia Indonesia adalah
salah satu jejaring program pendidikan Dompet Dhuafa yang cukup potensial
dalam menggunakan dana ziswaf.
16 Pada tahun 2017 sumber dana telah di audit, tetapi pada tahun 2018 sumber dana
masih dalam proses di audit
2017 2018
Dana Ziswaf Dompet Dhuafa
78
Table 5.1
Data Perkembangan Penerimaan Dana Ziswaf Untuk Program
Pendidikan Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa
No Tahun Jumlah Penerimaan
1. 2017 176.895.400
2. 2018 213.704.000
(Sumber: Laporan Keuangan SMART Ekselensia Indonesia Periode 2017-2018)17
Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa perkembangan pada penerimaan
dana pendidikan di SMART Ekselensia Indonesia, dimana pada tahun 2017
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia menerima dana Rp. 176.895.400,-
sedangkan pada pada tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar Rp.
213.704.000,-. Pemanfaatan dana zakat untuk pendidikan yang diterima oleh
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia dialokasikan dengan sangat baik.
Dimana setiap tahunnya penerimaan dana hampir meningkat. Kegiatan
penerimaan dana masuk ke dalam bagian pembukuan. Dimana penerimaan
dana pendidikan harus dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang
selaras dengan ketetapan yang disepakati dengan melakukan pencatatan dan
pembukuan selama transaksi penggunaan dana. Hal ini bertujuan untuk
mengontrol kegiatan selama periode dan memastikan penggunaan dana
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Pengeluaran Dana
Pengeluaran dana di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
dilakukan berdasarkan rencana anggaran yang sudah disusun
pada awal tahun ajaran. Dalam pengajuan dana, Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia mempunyai prosedur pengajuan dana.
17 Pada tahun 2017 sumber dana telah di audit, tetapi pada tahun 2018 sumber dana
masih dalam proses di audit
79
Untuk anggaran 1 tahun periode pihak sekolah akan mengajukan
kebutuhannya per kegiatan. Mengajukannya ke bagian keuangan
SMART dan ada serangkaian kebijakan, prosedur, formulir yang
harus di buat, di isi, dan dilengkapi, kemudian disetujui maka
dana akan disalurkan ke pihak sekolah untuk berbagai bagian,
selanjutnya mereka akan melaporkan bukti penggunaannya,
kwitansi diserahkan dan di periksa kesesuaiannya. Semua
transaksi yang terjadi bagian keuangan SMART menyusun
menjadi laporan. Laporan akan di serahkan ke donatur, dalam hal
ini karena SMART donaturnya Dompet Dhuafa masyarakat yang
di koordinir atas penggunaan anggaran yang di susun awal tahun.
Pengeluaran dana di Sekolah SMART Ekselensia dilakukan
secara tersistem dan sangat baik.
Hal ini dapat dilihat di pengajuan dana, pencatatan setiap
pengeluaran, dan pelaporan penggunaan dana dengan
menggunakan formulir yang dibuat secara baku oleh Dompet
Dhuafa untuk digunakan oleh Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia dan harus melampirkan dokumen pendukung yang
relevan. Kegiatan pengeluaran dana di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia sudah sesuai dengan langkah-langkah.
Bahwa kegiatan pengeluaran dana perlu dicatat dan dibukukan,
dan harus digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan, sebagaimana yang telah disusun dalam rencana
anggaran.18 Pengeluaran dana harus sesuai dengan RKAT
masing-masing program yang telah disetujui dan bagian
keuangan tidak akan mengeluarkan dana atas pengajuan dana
18 Wawancara dengan Manajer Keuangan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
Bapak Yunan Ilyas Siswoyo, Parung Bogor, 05 Agustus 2019
80
dimana uang muka sebelumnya atas anggaran yang sama belum
dilaporkan.
4. Pertanggung Jawaban Dana
Pertanggung jawaban dilakukan oleh Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia dalam bentuk laporan. Laporan tersebut
berupa laporan kerja atau kegiatan dan laporan keuangan yang
dibuat oleh masing-masing bagian yang terdapat di sekolah.
Laporan keuangan akhir tahun ini adalah hasil akumultif dari
laporan keseluruhan selama 1 tahun, yang kemudian di serahkan
ke Yayasan Dompet Dhuafa selaku pemberi dana.
5. Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan Sekolah SMART Ekselensia
dilakukan setiap tahunnya dalam bentuk pelaksanaan audit.
Proses audit dilakukan oleh semua program pendidikan, salah
satunya yaitu Sekolah SMART Ekselensia Indonesia. Setelah
proses audit selesai, kemudian laporan hasil audit Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia diserahkan ke bagian keuangan
devisi Dompet Dhuafa Pendidikan, kemudian dari Dompet
Dhuafa Pendidikan diserahkan ke bagian keuangan Yayasan
Dompet Dhuafa Pusat.19
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kegiatan pengelolaan di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia sudah sangat baik dengan
kesesuaian prosedur dari Dompet Dhuafa. Hal ini dapat dilihat dari
kegiatan auditing yang dilaksanakan setiap tahun. Auditing dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian ekonomi yang
terjadi selama satu periode anggaran. Sehingga nantinya akan
19 Wawancara dengan Manajer Keuangan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
Bapak Yunan Ilyas Siswoyo, Parung Bogor, 17 Juli 2019
81
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, terutama bagi bagian
manajer yang berhubungan langsung dengan pengelolaan dana, dapat
bekerja dengan arah yang pasti serta bekerja dalam target waktu yang
telah ditentukan, bagi Yayasan Dompet Dhuafa selaku pemberi dana,
dapat melihat arah yang jelas dalam penggunaan dana yang
diberikan, dapat melihat tingkat keterlaksanaan serta hambatan yang
terjadi untuk dilakukan perbaikan tahun berikutnya.
82
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisa Tentang Kesesuaian Model Pemberdayaan Program
Pendidikan Di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Pada Visi
dan Misi Dompet Dhuafa
Saat ini Indonesia telah terdapat beberapa lembaga
pendidikan dibawah lembaga amil, dimana berbagai dana operasional
lembaga pendidikan tersebut ditunjang oleh lembaga amil yang
menghimpun dana sosial berupa zakat, infak, sedekah maupun wakaf
yang selanjutnya menyalurkan dana tersebut kepada program
pendidikan melalui lembaga pendidikan yang ada seperti SMA UII
dibawah naungan Badan Wakaf UII, SMP Juara dibawah naungan
Rumah Zakat dan SMART Ekselensia Indonesia dibawah naungan
Dompet Dhuafa, SMA UII Yogyakarta merupakan lembaga
pendidikan tingkat SMA yang didirikan oleh Badan Wakaf UII
Yogyakarta. Melalui pola implementasi alokasi ziswaf yang dapat
dialokasikan pada sektor pendidikan, yang dapat diharapkan dapat
membantu dalam menyediakan akses pendidikan yang layak bagi
seluruh masyarakat Indonesia khususnya bagi kaum dhuafa yang
memiliki kendala ekonomi dalam memperoleh pendidikan yang
berkualitas. Dengan adanya pendistribusian dana ziswaf secara baik
khususnya sektor pendidikan tentu akan sangat membatu dalam
mengatasi berbagai permasalahan disektor pendidikan.1 Dimana
pendidikan merupakan kunci untuk menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, kompetitif serta memiliki
keunggulan komparatif, sehingga mampu merebut pangsa pasar
1 Khurul Aimmatul Ummah, dkk., Pola Implementasi Alokasi Ziswaf Dalam
Penyediaan Akses Pendidikan Bagi Kaum Dhuafa, (Vol. 3, No, 2, Juli-Desember 2018)
83
tenaga kerja dunia dan akhirnya kesejahteraan yang menjadi cita-cita
luhur bangsa akan tercapai. Oleh kerena itu pendidikan yang
berkualitas hendaknya menjadi sebuah keharusan bagi setiap anak
bangsa termasuk mereka yang kurang mampu (anak dhuafa).
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirbala milik masyarakat
Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan
kaum dhuafa dengan dana ziswaf serta dana lainnya yang halal, legal
dari perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga. Berdasarkan
Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat.2 Dompet Dhuafa merupakan institusi pengelola zakat yang
dibentuk oleh masyarakat dan merupakan sebuah lembaga
penggalang filantropi Islam yang sudah cukup dikenal secara
nasional maupun internasional.
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan tentang kesesuaian
model pemberdayaan program pendidikan di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia pada visi dan misi Dompet Dhuafa. Asal semula
keberadaan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia adalah bagian dari
program pelaksanaan rencana strategis Dompet Dhuafa yang
berinisiatif ingin mempunyai program sekolah bebas biaya untuk
anak dhuafa, sehingga harapannya bisa mengentaskan kemiskinan di
keluarga, menjadi kader yang bisa membawa anak dhuafa dalam
kesuksesan, dan menjadi bukti bahwa dengan pemberdayaan melalui
dana zakat dengan sangat baik.
Dari hasil wawancara bapak July Siswanto yang melatar
belakangi adanya program pendidikan Dompet Dhuafa bebas biaya di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia yaitu untuk pemerataan
pendidikan, jangan sampai pendidikan hanya bisa dinikmati orang-
2 Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
84
orang yang mampu saja. Dengan tujuan supaya lulusan SD atau
sederajat bisa melanjutkan pendidikan dan merasakan pendidikan
yang berkualitas dengan keterbatasan ekonomi.3
Model pemberdayaan program pendidikan di Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia sesuai dengan prosedur yang di
tetapkan oleh Dompet Dhuafa yaitu dengan terwujudnya masyarakat
dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan
yang berbasis pada sistem keadilan. Meningkatkan mutu insan
Indonesia melalui pendidikan untuk kaum dhuafa dengan
memberikan intensif program berupa beastudi. Tidak sekedar
memberikan materi tetapi Dompet Dhuafa justru memperhatikan
pendampingan pendidikan dengan beberapa sasaran pembinaan.
Status kepemilikan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
merupakan sekolah yang masih bernaungan di bawah Yayasan
Dompet Dhuafa Republika dan salah satu program pemberdayaan
pendidikan Dompet Dhuafa yang dibawah kementrian pendidikan
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Belakangan ini ada konsep
dari Dompet Dhuafa untuk program Sekolah Non Formal, tetapi pada
dasarnya Sekolah SMART Ekselensia Indonesia dari awal di
konsepkan Sebagai Sekolah formal yang mengacu pada kurikulum
pemerintah yang di gagas menjadi Boarding School dengan
memadukan kurikulum khas Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
terdiri dari kurikulum keIslaman dan kepemimpinan yang dirancang
secara berjenjang selama 5 tahun (3 tahun SMP dan 2 tahun SMA).
dengan alasan:
3 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP SMART Ekselensia Indonesia, Bapak
July Siswanto, Parung Bogor, 23 Juli 2019
85
1. Bisa efisiensi, biaya untuk meluluskan anak-anak yang
seharusnya lulus 6 tahun menjadi 5 tahun.
2. Untuk pembuktian bahwa anak-anak yang memang masuk ke
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia tergolong cerdas dan
mempunyai potensi.
3. Untuk mendidik mental anak-anak supaya mereka memiliki
daya juang dan semangat untuk berprestasi.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan
sistem pengelolaan dan manajemen pendayagunaan zakat yang tepat,
dana ziswaf dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat, baik dalam pemenuhan kebutuhan primer, maupun
dalam peningkatan daya tahan perekonomian kaum dhuafa. Dari
putusan Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang pengukuhan Dompet
Dhuafa Republika Sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional dan
Dompet Dhuafa sendiri merupakan yang sudah cukup dikenal
Sebagai lembaga penggalang filantropi Islam secara nasional maupun
internasional dalam meningkatnya jumlah muzakki. Sedangkan untuk
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia mendapatkan nilai positif
yang artinya program-program yang dijalankan bagus sesuai dengan
regulasi yang ada dari pemerintah, termasuk kategori pengelolaan
secara internal ada yang mengakui, dan inputnya di dapatkan sesuai
yang SMART naungi, yaitu: dari keluarga kurang mampu dan yang
berprestasi.
86
Table 6.1
Ketentuan Seleksi Nasional Beasiswa Lembaga Pengembangan
Insani Dompet Dhuafa
No. Persyaratan Umum Persyaratan Khusus
1. Beragama Islam Mengisi formulir
pendaftaran calon peserta
Seleksi Nasional
Beasiswa (Download
Form SMP/ SMA)
2. Berasal dari keluarga
dhuafa
Menempelkan pas foto
calon peserta ukuran 4x6
sebanyak 2 lembar di
formulir pendaftaran
3. Laki-laki Melampirkan fotocopy
rapor kelas IV hingga V
yang telah dilegalisir
oleh pihak sekolah asal
(seleksi SMP)
4. Bersedia untuk
mengikuti program
belajar 5 tahun hingga
selesai
Melampirkan fotocopy
rapor kelas VII & VII
yang telah dilegalisir
oleh pihak sekolah asal
(seleksi SMA)
5. Lulus atau akan lulus SD
atau sederajat
Melampirkan ijazah (bila
belum memperoleh dapat
diusulkan)
6. Lulus atau lulus SMP Melampirkan fotocopy
87
atau sederajat piagam penghargaan atau
sertifikat (bila ada)
7. Usia maksimal 14 tahun
(seleksi SMP)
Melampirkan fotocopy
akte kelahiran atau surat
kenal lahir
8. Usia maksimal 17 tahun
(seleksi SMA)
Melampirkan fotocopy
kartu keluarga dan KTP
orang tua atau wali yang
berlaku
9. Memperoleh izin orang
tua atau wali untuk
tinggal di asrama
Melampirkan fotocopy
Kartu Keluarga
10. Rata-rata nilai rapor
kelas IV-V minimal 7,0
(seleksi SMP)
Melampirkan fotocopy
rekening listrik 2 bulan
terakhir
11. Rata-rata nilai rapor
kelas VII-VIII minimal
7,5 (seleksi SMA)
Melampirkan surat
keterangan gaji atau
penghasilan orang tua/
wali/ anggota keluarga
yang menopang atau ikut
membantu pendapatan
keluarga dari RT atau
RW
12. Bersedia mengikuti
seluruh tahapan seleksi
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (sistem
gugur)
Melampirkan surat
keterangan tidak mampu
dari RT atau RW
88
13. Tidak memiliki anggota
keluarga yang sedang
atau pernah mendapatkan
beasiswa Dompet Dhuafa
Tidak merokok
14. Memiliki prestasi
akademik, dengan
kriteria: rata-rata nilai
rapor minimal 7,0 dan
tidak ada nilai dibawah
KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal)
terutama untuk pelajaran
Agama, Matematika,
Bahasa Indonesia
15. Memiliki prestasi
kegiatan pendukung,
seperti: olah raga,
kesenian, organisasi atau
keterampilan (menjadi
nilai tambah)
16. Berbadan sehat dan tidak
memiliki penyakit
menular
Pada tahap pendaftaran dari 360 pendaftar yang masuk,
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia hanya menerima 40 siswa
untuk jenjang SMP, sedangkan untuk SMA hanya 10 anak yang
diterima dari 174 pendaftar. Para siswa tersebut mewakili semua
89
wilayah seleksi, yaitu: Sumatera Utara, Riau, Kepri-Batam, Kepri-
Natuna, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
Lampung, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah-Semarang,
Jawa Tengah-Purwokerto, Yogyakarta, Jawa Timur, Malang, Bali,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi tenggara, NTB, NTT, Maluku,
Sabah, Serawak.
Dalam menjalankan proses SNB (Seleksi Nasional Beasiswa)
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia bekerja sama dengan mitra-
mitra di daerah, diantaranya: Dompet Dhuafa Cabang, mitra daerah.
Namun lembaga tersebut tidak ada hubungan dengan Dompet Dhuafa
tetapi mereka mau bekerja sama dengan tujuan untuk sosial. Mereka
membantu SMART dalam menemukan calon siswa-siswa di daerah-
daerah tersebut.
Dari uraian di atas, ketentuan dasar tersebut program
pendidikan SMART Ekselensia Indonesia menjalankan dengan baik
sesuai prosedur pada Dompet Dhuafa yaitu, yang di berdayakan
sesuai dengan skala prioritas yang pada program pendidikan di
khususkan untuk kalangan keluarga dhuafa. Sebagai proyek masa
depan yang idealis melakukan reformasi atau perubahan dalam hal
paradigma pendidikan, dalam melaksanakan tujuan mencetak lulusan
yang unggul, relevan, dan potensial. Oleh karena itu, para calon siswa
yang akan masuk dalam program pendidikan dijaring lewat program
seleksi yang cukup ketat agar sesuai dengan sasaran.
Setelah tahap pendaftaran selanjutnya ada proses pemeriksaan
berkas, namun disini bagi para peserta harus mengikuti prosedur
seleksi. Adapun program pendidikan di Sekolah SMART Ekselensia
90
Indonesia dalam proses SNB (Seleksi Nasional Beasiswa)
dilaksanakan setiap tahun dimulai dari bulan Oktober-Mei. Proses
seleksinya hampir 7 bulan. Dalam hal ini siswa-siswa di rekrut
dengan 5 tahapan seleksi, yakni:4
a. Seleksi administrasi.
1) Seleksi kelengkapan berkas-berkas pendaftaran.
2) Seleksi kesesuaian antar berkas.
3) Pengecekan data berkas dengan persyaratan yang diminta,
yaitu dari persyaratan umum dan persyaratan khusus nya.
Pemeriksaan berkas dilakukan oleh mitra daerah dan
panitia pusat. Berkas-berkas pendaftaran diserahkan oleh calon
orang tua siswa kepada mitra daerah untuk di koreksi
kesesuaiannya. Berkas yang sudah di koreksi dikirim ke panitia
pusat yaitu di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia. Tujuannya
untuk melihat seberapa banyak pengalaman dan prestasi serta
kemampuan yang dimiliki.
b. Tes akademik
Pada tahap ini para peserta akan dilihat seberapa
pengetahuan di bidang umum dan bidang agama yang meliputi
(Bahasa Indonesia, Matematika, Pengetahuan Agama). Dari tes
akademik kemudian tersaring, ada yang lulus dan tidak lulus, per
daerah harus mempunyai nilai rata-rata, karena Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia merengking kriteria dilihat dari nilai rata-rata
tersebut.
4 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP SMART Ekselensia Indonesia, Bapak
July Siswanto, Parung Bogor, 23 Juli 2019
91
c. Psikotes
Pada tahap ini, para peserta akan dilihat dan dinilai
langsung kapasitas potensi yang dimilikinya. Psikotes yang
dilakukan oleh mitra-mitra di berbagai daerah. Tujuan dari adanya
psikotes ini untuk mengukur potensi akademik siswa dan
mengukur kemampuan siswa untuk masuk Boarding School di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
d. Home visit dan Interview
Pada proses home visit dan interview yang dilaksanakan
guna untuk memastikan ke dhuafaannya dengan melihat kondisi
sebenarnya, dan rekomendasi dari tokoh masyarakat. Karena pada
dasarnya yang dapat menerima manfaat dari program pendidikan
Dompet Dhuafa yaitu harus benar-benar dari keuarga tidak mampu
yang mempunyai potensi tinggi.
e. Pantuhir (Penentuan Akhir)
Tahap akhir yaitu penentuan akhir kebijakan dari Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia yang menjadi kriteria utama dari
segi:
1) Harus berasal dari keluarga kurang mampu. Dilihat dari
penghasilan keluarga masih di bawah UMR/UMK/UMP.
2) Kemampuan akademik.
Setelah beberapa tahap seleksi dilaksanakan, kemudian
hasil tersebut disampaikan ke mitra-mitra agar bisa di sebar
luaskan melalui website Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam proses SNB (Seleksi Beasiswa Nasional) untuk mencari
92
siswa terbaik Sebagai penerima manfaat pada program
pendidikan Dompet Dhuafa, yaitu: dalam hal pendayagunaan
dana zakat secara tekstual yang berhak menerima adalah
sasarannya pada 8 ashnaf, yaitu: Fakir, miskin, Amil, Muallaf,
Riqab (Hamba Sahaya), Gharim, Fi Sabilillah dan Ibnu Sabil.
Adapun dana zakat Dompet Dhuafa sebagai sumber utama
untuk program pendidikan yang dikelola oleh Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia yang di khususkan untuk keluarga dhufa,
dana infak pendidikan yang diperoleh dari donatur masyarakat
yang datang langsung ke sekolah SMART Ekselensia Indonesia
dan tidak menerima dana wakaf berupa uang, tetapi
menggunakan fasilitas asset wakafnya.
Dalam serangkaian panjang proses penyeleksian yang
sangat cukup sulit dan ketat meliputi publikasi, pendaftaran,
seleksi berkas, test akademik, psikotes, home visit, rapat
penentuan akhir dan pengumuman, adapun sistem seleksi yang
digunakan adalah sistem gugur, setiap pendaftar yang tidak
lulus pada satu tahap, maka tidak bisa mengikuti tahapan
berikutnya. Dengan tujuan untuk menjadi saringan paling
efektif. Guna memastikan para penerima manfaat di Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia benar-benar kaum yang layak.
Hal tersebut dilakukan karena dana Sekolah SMART
Ekselensia berasal dari zakat masyarakat, sehingga harus
dipastikan sampai kepada mustahik.
93
Table 7.1
Jumlah siswa yang di berdayakan pada program pendidikan di Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia
No Tahun Siswa Yang Masuk Alumni Yang Kuliah
1. 2017 40 Siswa 42 Siswa
2. 2018 40 Siswa 47 Siswa
3. 2019 50 Siswa 20 Siswa
(Sumber: Laporan Dari Kepala SMP SMART Ekselensia Indonesia periode 2017-2019)
Kebijakan dari Sekolah SMART Ekselensia Indonesia antara
orang tua dengan kesepakatan dan tanda tangan bermatrai di awal
pendaftaran, yaitu:
a) Bagi siswa dalam perjalanan tidak bisa mentaati semua peraturan
yang sudah di tetapkan, maka Selolah SMART Ekselensia
Indonesia mengembalikan ke orang tua.
b) Bagi siswa mengundurkan diri ataupun kemauan orang tua maka
harus membayar uang ganti berdasarkan kemampuan nya.
Dengan alasan supaya siswa tidak mudah untuk berputus asa
dalam proses belajar selama 5 tahun.
c) Dalam kemampuan akademik. Apabila siswa belum mencapai
materi pelajaran sekolah karena tidak naik kelas, maka Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia masih memberikan kesempatan 1
tahun untuk mengulang. Kejadian itu kebanyakan di SMP dan
tidak terjadi di SMA karena di SMA memakai sistem SKS
94
(Sistem Kredit Semester), jadi benar-benar harus di selesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.5
Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia memperketat kebijakan tersebut
dengan tujuan agar siswa bisa optimal dalam proses belajar karena
pada saat ini sangat kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
banyak terjadi di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia merupakan sekolah
bebas biaya, berasrama dan akselerasi yang didirikan oleh Dompet
Dhuafa. Para siswa termasuk anak-anak dhuafa berprestasi dari
seluruh dunia. Sekolah yang terletak di kawasan Zona Madina,
Jampang, Kabupaten Bogor ini pengelolaannya dilakukan oleh
Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) atau Jejaring Dompet
Dhuafa pada bidang pendidikan. Sejak pertama didirikan hingga kini
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia telah memberikan
kemanfaatan kepada 631 siswa dari 27 Provinsi. Salah satu
keunggulan Sekolah SMART Indonesia adalah 93% lulusannya
berhasil masuk PTN favorit, bahkan ada yang melanjutkan ke PTN
Luar Negeri. Dengan kesempatan itu, diharapkan alumni Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia dapat memperbaiki kondisi ekonomi
keluarga mereka. Lima tahun terakhir Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia memfokuskan diri menjadi Islamic Leadership School
dengan mengembangkan kurikulum kepemimpinan Islam bertajuk
Uswah Leadership. Melalui kurikulum tersebut, Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia berupaya melahirkan para calon pemimpin yang
akan membawa bangsa ini kepada peradaban gemilang.
5 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP SMART Ekselensia Indonesia, Bapak
July Siswanto, Parung Bogor, 23 Juli 2019
95
Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia telah menjalankan sesuai dengan prosedur yang
menjadi ketetapan dari Dompet Dhuafa yaitu: terwujudnya
masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan
pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang berkeadilan. Yang
pada hakikatnya zakat merupakan instrumen yang penting dalam
meningkatkan ekonomi Islam serta merupakan sumber kekuatan
dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas
kehidupan umat manusia. Kesadaran berzakat memang menjadi tolak
ukur kekuatan seseorang terhadap kewajiban atas agamanya. Dengan
tujuan agar dalam pendistribusian dan pendayagunaan zakat, bahwa
zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai syariat Islam dan
pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas yang
telah disusun dalam program kerja dengan memperhatikan prinsip
pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.
B. Manajemen Pengelolaan Dana Ziswaf Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Dompet Dhuafa
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan landasan pokok dari semua fungsi
manajemen. Dengan adanya perencanaan maka dapat menentukan
maksud dan tujuan serta harapan yang ingin dicapai. Perencanaan
dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu dimasa yang akan
datang dengan usaha yang efektif untuk mendapatkannya.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa penghimpun dana
sosial yang kemudian dana tersebut disalurkan kepada masyarakat
yang membutuhkannya. Dananya bersumber dari zakat, yang
mana zakat itu merupakan dana yang harus segera disalurkan.
Hanya saja dalam penyaluran dananya tidak disalurkan atau
96
dihabiskan begitu saja. Dana tersebut dikelola, tetap disalurkan ke
dhuafa tetapi dengan program pemberdayaan dan harus sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Penghimpunan
Penghimpunan dana ZIS dari para muzzaki dan menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak adalah tugas utama yang
diperintahkan oleh Direktorat Penghimpunan Dompet Dhuafa.
Direktorat ini melaksanakan manajemen sosialisasi ZIS,
konsultasi ZIS, layanan penerimaan dana, mencari donator,
menghimpun dana dari masyarakat berupa zakat, infak, sedekah,
wakaf maupun dana CSR dari perusahaan-perusahaan. hingga
layanan berkelanjutan bagi muzzaki atau donator. Pada setiap
tahunnya mulai dari 2002 hingga sekarang penghimpunan
berperan aktif dalam mensosialisasikan penggalaan dan
pemanfaatan dana ZIS. Metode penghimpunan dana tidak semata
dihimpun dan disandarkan pada sebuah kewajiban berzakat
melainkan dipastikan ada program-program yang di buat dan
diperuntukkan untuk para mustahik. Dari beberapa program yang
dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa diantaranya adalah program
pendidikan, ekonomi, relief, kesehatan, dan sosial kemandirian
yang masing-masing memiliki peranan penting dalam
memberdayakan para mustahik.6
3. Pendayagunaan
Direktorat ini mengemban tugas memanfaatkan dana yang
terhimpun dengan efektif dan efisien bagi pemberdayaan dhuafa.
Aktualisasinya adalah program-program yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama mustahik yang
6 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 132
97
hidup dalam ketertinggalan. Manajemen pendayagunaan
dikonsentrasikan pola tiga bidang, yaitu pengembangan sumber
daya masyarakat (pengembangan insani), pengembangan
ekonomi, layanan sosial bagi kebutuhan masyarakat dhuafa
(Layanan dan Pengembangan Masyarakat).
Manajemen pendayagunaan merupakan inti dari
pemanfaatan dana ZIS yang diamanahkan muzzaki kepada
Dompet Dhuafa. Melalui serangkaian program yang bertumpu
pada keandalan ide dan inovasi manajemen Dompet Dhuafa,
untuk mengupayakan hal tersebut diperlukan alternatif-alternatif
sosial bagi persoalan-persoalan kemanusiaan dhuafa. Tiga
pelayanan utama dilaksanakan Dompet Dhuafa yaitu,
pengembangan insani, pengembangan ekonomi, dan layanan
pengembangan masyarakat.7
Disamping itu Dompet Dhuafa juga memiliki manajemen
pendukung yaitu, keuangan dan administrasi, pencatatan,
pendokumentasian dan pengarsipan transaksi dana ZIS,
pengelolaan dana ZIS sesuai ketentuan syariah dan prinsip
akuntansi yang berlaku, penerbitan laporan keuangan berkala,
termasuk yang diaudit oleh Akuntan Publik, pengelolaan dan
pengembangan sumber daya insani amil, pengelolaan
kesekretariatan tata graha lembaga. Setelah manajemen
pendayagunaan dan pendukung Dompet Dhuafa juga memiliki
manajemen control yang fungsinya sebagai pengawas lembaga
tersebut yaitu, Dewan Syariah, dan Internal Auditor.8
7 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 136
8 Muhammad Zen, dkk, Zakat & Wirausaha, h. 128
98
4. Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan harapan dapat menjalin
tercapainya tujuan organisasi, karena pengawasan merupakan
usaha untuk mengembalikan, meluruskan dan mengantisipasi
berbagai penyimpangan agar sesuai dengan perencanaan.
Pengawasan juga bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
tugas-tugas yang kemudian diadakan koreksi atau pembetulan dan
mencegah terjadinya kesalahan yang sama.
Dalam hal ini bahwasannya pemanfaatan dana ziswaf Dompet
Dhuafa yang dikelola oleh Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
sudah sangat wajar dan baik, dapat memberikan manfaat kepada
keluarga dhuafa dalam segi produktif dan konsumtif. sehingga
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia selalu mengalami peningkatan
dalam penerimaan dana setiap tahunnya. Dari total penerimaan dana
ziswaf yang diterima Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
diperuntukkan untuk operasional 70% dan kebutuhan pendidikan
30% yang mana total keseluruhan 100%.
Pengalokasian dana dari Dompet Dhuafa dengan sistem
transfer ke rekening atas nama Dompet Dhuafa Pendidikan. yang
dikelola bagian Finance Dompet Dhuafa Pendidikan yang merupakan
karyawan Dompet Dhuafa Pendidikan yang direkrut oleh Dompet
Dhuafa Pendidikan agar bisa terhindar dari unsur-unsur yamg tidak di
inginkan (korupsi). Semua pengeluaran dan pelaporan yang
dilakukan dengan baik, transparan dan akuntabel dengan sistem
informasi (aplikasi) SANGO yang digunakan untuk pengelolaan data
transaksi yang akan menjadi laporan. Untuk Semua bentuk laporan
99
disusun dengan kebutuhan pihak penerima laporan, baik itu pihak
Yayasan Dompet Dhuafa maupun pihak Diknas Kabupaten Bogor.
Manajemen pengelolaan di Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia sudah sangat baik dengan kesesuaian prosedur dari Dompet
Dhuafa. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan auditing yang
dilaksanakan setiap tahun. Auditing dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai kejadian ekonomi yang terjadi selama satu
periode anggaran. Sehingga nantinya akan memberikan manfaat
kepada berbagai pihak, terutama bagi bagian manajer yang
berhubungan langsung dengan pengelolaan dana, dapat bekerja
dengan arah yang pasti serta bekerja dalam target waktu yang telah
ditentukan, bagi Yayasan Dompet Dhuafa selaku pemberi dana, dapat
melihat arah yang jelas dalam penggunaan dana yang diberikan,
dapat melihat tingkat keterlaksanaan serta hambatan yang terjadi
untuk dilakukan perbaikan tahun berikutnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengelolaan dana
ziswaf Dompet Dhuafa sudah menjalankan sesuai dengan prosedur
standar pengelolaan di Indonesia dengan menerapkan planning,
auditing, accounting dengan baik sehingga organisasi berjalan
dengan memuaskan maka akan tercapai tujuan yaitu memperoleh
keuntungan besar dan keberlangsungan organisasi bisa berjalan untuk
masa yang lama dan panjang. Tujuan pengelolaan zakat sekaligus,
menggambarkan bahwa keberhasilan pengelolaan zakat paling utama
adalah bagaimana manfaat zakat dapat dirasakan oleh masyarakat
banyak, bahwa zakat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan,
pengentasan, dan bahwa zakat menjadi kontribusi umat Islam
mewujudkan peran Negara dalam mensejahterakan fakir miskin dan
100
anak-anak terlantar. Inilah tujuan utama pengelolaan zakat dan inilah
yang harus menjadi kriteria utama dalam mengukur keberhasilan
pengelolaan zakat.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan Sebagai berikut:
1. Manajemen pengelolaan dana ziswaf di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia sudah sangat baik dengan kesesuaian
prosedur dari Dompet Dhuafa. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
auditing yang dilaksanakan setiap tahun. Auditing dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian ekonomi yang
terjadi selama satu periode anggaran. Sehingga nantinya akan
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, terutama bagi
bagian manajer yang berhubungan langsung dengan pengelolaan
dana, dapat bekerja dengan arah yang pasti serta bekerja dalam
target waktu yang telah ditentukan, bagi Yayasan Dompet Dhuafa
selaku pemberi dana, dapat melihat arah yang jelas dalam
penggunaan dana yang diberikan, dapat melihat tingkat
keterlaksanaan serta hambatan yang terjadi untuk dilakukan
perbaikan tahun berikutnya.
2. Pada manajemen pengelolaan dana ziswaf Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Dompet Dhuafa sudah menjalankan sesuai dengan
prosedur standar pengelolaan di Indonesia dengan menerapkan
planning, auditing, accounting dengan baik sehingga organisasi
berjalan dengan memuaskan maka akan tercapai tujuan yaitu
memperoleh keuntungan besar dan keberlangsungan organisasi
bisa berjalan untuk masa yang lama dan panjang. Tujuan
pengelolaan zakat sekaligus, menggambarkan bahwa keberhasilan
102
pengelolaan zakat paling utama adalah bagaimana manfaat zakat
dapat dirasakan oleh masyarakat banyak, bahwa zakat berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan, pengentasan, dan bahwa
zakat menjadi kontribusi umat Islam mewujudkan peran Negara
dalam mensejahterakan fakir miskin dan anak-anak terlantar.
Inilah tujuan utama pengelolaan zakat dan inilah yang harus
menjadi kriteria utama dalam mengukur keberhasilan pengelolaan
zakat.
3. Sekolah SMART Ekselensia Indonesia telah menjalankan sesuai
dengan prosedur yang menjadi ketetapan dari Dompet Dhuafa
yaitu: terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui
pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada
sistem yang berkeadilan. Dengan melalui proses seleksi yang
sangat sulit dan ketat dengan tujuan melahirkan generasi
berkepribadian Islami, berjiwa pemimpin, mandiri, berprestasi,
dan berdaya guna. Yang pada hakikatnya zakat merupakan
instrumen yang penting dalam meningkatkan ekonomi Islam serta
merupakan sumber kekuatan dalam mengentaskan kemiskinan
dan meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia. Kesadaran
berzakat memang menjadi tolak ukur kekuatan seseorang
terhadap kewajiban atas agamanya. Dengan tujuan agar dalam
pendistribusian dan pendayagunaan zakat, bahwa zakat wajib
didistribusikan kepada mustahik sesuai syariat Islam dan
pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas yang
telah disusun dalam program kerja dengan memperhatikan prinsip
pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.
103
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dari kajian pembahasan ini
maka, ada beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan yang
perlu penulis sampaikan, yaitu:
1. Mempertahan akuntabilitas yang sudah dilaksanakan untuk tahun
berikutnya, diharapkan dapat menambah kuota siswa baru dari
kaum dhuafa agar dapat terfasilitasi persoalan pendidikannya.
2. Sekolah SMART Ekselensia Indonesia perlu menjalin kerjasama
lebih banyak dengan sekolah yang ada di Indonesia, hal ini perlu
dilakukan karena untuk membantu kerjasama di bidang
pendidikan dan memperkenalkan sekolah kepada masyarakat
umum.
104
DAFTAR PUSTAKA
A.Ghani, Abd. Rahman Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah,
Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Al-Alabij, Adijani, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori Dan
Praktek, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Amin Suma, Muhammad, Sinergi Fikih & Hukum Zakat Dari Zaman
Klasik Hingga Kontemporer, Ciputat: Kholam Publishing,
2019.
Ansor, Ahmad Sofan dan Muttahidah, Pengantar Manajemen,
Yogyakarta: Fajar Media Press, 2016.
Arifin, Gus, Zakat, Infak, dan Sedekah: Dilengkapi dengan Dalil-dalil
tinjauan 4 Mazhab, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo,
2011.
Atabik, Ahmad, Manajemen Pengelolaan Zakat Yang Efektif Di Era
Kontemporer, Vol. 2, No. 1, Jumi 2015.
Creswell, John, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010.
Daud Ali, Mohammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf,
Jakarta: UI Press, 1918.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Djaelani, Nurfaidah, Analisis Pengelolaan Dana Pendidikan Di
Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa, Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Djuanda, Gustian, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Penghasilan,
Jakarta: Raja Grafindo, 2006.
Fitri, Maltuf, Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Instrumen
Peningkatan Kesejahteraan Umat, Vol. 8, No. 1, 2017.
105
Freeman, James A F Stoner R Edward dan Daniel R Gilbert J R,
Management, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. A. Simon &
Schuster Company, 1995, alih Bahasa: Alexander Sindoro,
Manajemen 1, Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 1996, h. 7,
Dalam Buku Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif.
Hafidhuddin, Didin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Dan
Sedekah, Jakarta: Gema Insani, 1998.
Hasan, Muhammad, Manajemen Zakat Model Pengelolaan Yang
Efektif, Yogyakarta: Idea Press, 2011.
Ismail Al-Bukhari, Abu Abdillah bin, Shohih Bukhori, Juz. 1.
Jasafat, Manajemen Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sadaqah Pada
Baitul Mal Aceh Besar, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015.
Khairina, Nazlah, Analisis Pengelolaan Zakat, Infak, Dan Sedekah
(ZIS) Untuk Meningkatkan Ekonomi Dhuafa, Vol. IV, No. 1,
Januari-Juni 2019.
M Bartol, Kathryn Dan David C Martin, Management, New York:
McGraw Hill, 1998, h. 5, Dalam Buku Rozalinda, Manajemen
Wakaf Produktif.
Medias, Fahmi, Ekonomi Mikro Islam, Unim Magelang: Unimma
Press, 2018.
Mochlasin, Manajemen Zakat Dan Wakaf Di Indonesia, Salatiga:
STAIN Salatiga Press, 2014.
Muchasan, Ali, Peranan Pemberdayaan Zakat dalam Meningkatkan
Pendidikan, Vol. 1, No. 2, 2015.
Nasar, Fuad, dkk., Fiqh Zakat Indonesia, Jakarta: Baznas, 2015.
Al- Quzwaini, Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Bin Abdillah Bin
Majah, Sunan Ibnu Majah, (Indonesia: Maktabah Rahlan), Juz 1
dan Juz 2.
106
Raco, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2010.
Rahmawan, Ade, Efektifitas Dana Ziswaf Dompet Terhadap
Pengembangan Program Pendidikan Pada Sekolah Smart
Ekselensia Indonesia, Skripsi Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Rochim, Abdul Panduan Ziswaf Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf
Praktis, (Yayasan Dompet Dhuafa Republika).
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta: Rajawali Pres, 2016.
Sarbeni, Beni, Panduan Zakat Al-Qur’an Dan Sunnah, Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2005.
Sari, Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, Jakarta: PT
Grasindo, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2017.
Sumber dana telah di audit pada tahun 2017, sumber dana pada tahun
2018 masih dalam proses di audit.
Ummah, Khurul Aimmatul, dkk., Pola Implementasi Alokasi Ziswaf
Dalam Penyedia an Akses Pendidikan Bagi Kaum Dhuafa, Vol.
3, No, 2, Juli-Desember 2018.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 31 ayat 1
Tentang Pendidikan Dan Kebudayaan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
BAB I Pasal I.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
BAB II.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
BAB III Pasal 25-26.
107
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
BAB III Pasal 27.
Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2011 dan keputusan Direktur
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.
D/291 Tahun 2000 tentang pendoman teknis pengelolaan zakat.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2004 Tentang
Perwakafan Indonesia.
Wadjdy, Farid & Mursyid, Wakaf Dan Kesejahteraan Umat,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP SMART Ekselensia
Indonesia , Bapak July Siswanto, Parung Bogor, 23 Juli 2019.
Wawancara dengan Manajer Keuangan Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia, Bapak Yunan Ilyas Siswoyo, Parung Bogor, 17 Juli
2019.
Zen, Muhammad, dkk, Zakat & Kewirausahaan, Jakarta: CED, 2005.
108
SUMBER INTERNET
Empat peran pemerintah dalam pengelolaan zakat dan wakaf,
https://www.nu.or.id/post/read/96166 diakses pada tanggal 30
Juli 2019 pukul 06:49.
Inilah SMART Sekolah kebanggan kami,
https://www.smartekselensia.net/ diakses pada tanggal 01 Juli
2019 pukul 11:47.
Melalui pilar pendidikan dompet dhuafa membentang kebaikan,
https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/2005/ diakses pada
tanggal 08 Mei 2019 pukul 12:15.
Persentase penduduk miskin Maret 2018, https://www.bps.go.id
diakses pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 13:10.
Profil Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
https://www.smartekselensia.net diakses pada tanggal 01 Juli
2019 pukul 13:07.
Pengertian Ziswaf, https://Kbbi.web.id/ziswaf.html diakses pada
tanggal 29 Agustus 2019 pukul 12:11.
Sekilas tentang laporan Dompet Dhuafa,
https://www.dompetdhufa.org diakses pada tanggal 21 Mei 2019
pukul 13:22.
Visi misi Sekolah SMART Ekselensia Indonesia,
https://www.smartekselensia.net diakses pada tanggal 20 Mei
2019 pukul 13:07.
DATA WAWANCARA
Nama pewawancara : Mufidatul Ummah
Narasumber : July Siswanto, S.Ag
Sebagai : Kepala SMP SMART Ekselensia Indonesia
Tempat :Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Jln. Raya
Parung Desa. Jampang Kec. Kemang Kab. Bogor, Jawa
Barat
Waktu : 09.00 WIB
1. Apa yang menjadi dasar hukum berdirinya sekolah SMART
Ekselensia Indonesia?
Jawab:
Melalui Surat Keputusan dewan pengusrus yayasan Dompet Dhuafa.
Asal semula keberadaan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
bagian dari program pelaksanaan rencana strategis Dompet Dhuafa.
Berdiri tahun 2004. Inisiatif dari Dompet Dhuafa ingin mempunyai
program sekolah bebas biaya untuk anak-anak dhuafa. Sehingga
harapannya bisa mengentaskan kemiskinan di keluarga masing-
masing. Dasar hukum sejak berdirinya Sekolah SMART Ekselensia
Indonesia konsepnya masih Sekolah formal kurikulumnya masih
menganut kepada pemerintah.
2. Apa status kepemilikan sekolah SMART Ekselensia Indonesia, milik
pemerintah atau swasta?
Jawab:
Bukan punya pemerintah, sekolah yang masih bernaungan di bawah
Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Status tanahnya ada yang di beli
dan ada juga tanah milih Yayasan Madaniah.
3. Apa yang melatar belakangi adanya program pendidikan bebas biaya
di sekolah SMART Ekselensia Indonesia?
Jawab:
Bagian pelaksanaan rencana trategis Dompet Dhuafa untuk
mengentaskan kemiskinan dengan lewat jalur pendidikan, diambil
dari berbagai seluruh wilayah Indonesia dari kalangan anak-anak
dhuafa yang mempunyai potensi. Setelah lulus seleksi, dididik di
Sekolah SMART Ekselensia Indonesia sampai SMA kemudian
dilanjut ke perguruan tinggi, ketika masuk ke jenjang perguruan
tinggi relative peluang mereka besar untuk bisa mengangkat derajat
keluarga.
4. Bagaimana model kegiatan pemberdayaan program pendidikan anak
dhuafa di sekolah SMART Ekselensia Indonesia?
Jawab:
Sebagian besar masih mengacu pada kurikulum pemerintah. Tetapi
SMART sendiri juga mempunyai ciri ke khusus an tersendiri.
5. Bagaimana penghimpunan dana ziswaf Dompet Dhuafa yang
disalurkan kepada sekolah SMART Ekselensia Indonesia pada setiap
tahunnya? Apakah ada peningkatan?
Jawab:
Menurut laporan tahunan selalu ada peningkatan pada penghimpunan
dana zakat. Hanya yang kemudian kami fokuskan di sini adalah
apakah dana untuk smart juga meningkat? Hampir beberapa tahun
belakangan ini dana yang di salurkan ke SMART cenderung statis
(tidak meningkat).
6. Apakah selama ini dalam pendistribusian dana yang dilakukan
Dompet Dhuafa untuk pemberdayaan program pendidikan sudah
dikatakan efektif? Apa indikator untuk menentukan efektivitas
tersebut?
Jawab:
Ya sangat efektif, indikator nya:
a. Secara umum Sekolah SMART terakreditasi A (program-program
yang dijalankan bagus sesuai dengan regulasi yang ada dari
pemerintah).
b. Sekolah SMART masuk kategori AICO (pengelolaan secara
internal ada yang mengakui, SMART salah satunya termasuk
bagus dalam pengelolaan kegiatan dan program).
c. Setiap tahun meluluskan per angkatan.
d. Inputnya di dapatkan sesuai yang SMART naungi, yaitu: dari
keluarga kurang mampu dan yang berprestasi.
Itulah indikator bahwa dana yang alokasikan untuk
SMART digunakan secara efektif.
7. Apakah kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dalam
menggunakan dana ziswaf untuk pemberdayaan pendidikan sekolah
SMART Ekselensia Indonesia?
Jawab:
Kelebihan: karena SMART sudah di jamin dana nya sudah ada
(dalam 1 tahun program pendidikan dan kegiatan bisa berjalan
dengan baik dengan dana itu).
Kekurangan: SMART sedikit terkendala untuk mengembangkan
kegiatan dan program.
Peluang: program SMART semakin dilaksanakan dengan baik, siswa
nya berprestasi, maka donasi semakin besar. “Insyaallah” (Prestasi
anak SMART meningkat maka potensi orang berdonasi lebih tinggi
lagi).
Ancaman: bahwa saat ini sekolah yang siap menampung anak dhuafa,
gratis sudah banyak bermunculan. (kalau SMART lawan dari
sekolah-sekolah yang lain dalam arti prestasi nya stagnan, bisa jadi
donasi dari luar akan menurun).
8. Apa dampak dana ziswaf yang disalurkan oleh Dompet Dhuafa untuk
pemberdayaan program pendidikan kepada sekolah SMART
Ekselensia Indonesia?
Jawab:
a. Pendidikan akhirnya bisa di rasakan oleh semua lapisan kaum
marginal di seluruh Indonesia. Dompet Dhuafa menginginkan ada
nya Boarding School, maka pemerataan pendidikannya dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
b. Sebagian besar alumni SMART bisa melanjutkan ke jenjang
Perguruan Tinggi.
c. Dana ziswaf yang di salurkan ke SMART untuk 5 tahun
pembelajaran itu di tindak lanjuti sampai ke jenjang Perguruan
Tinggi.
9. Bagaimana sekolah SMART Ekselensia Indonesia menyeleksi para
siswa-siswi yang lebih berhak menerima bantuan pada program
pendidikan Dompet Dhuafa?
Jawab:
(Seleksi Nasional Beasiswa) Dilaksanakan setiap tahun dimuali dari
bulan oktober-mei. Proses seleksinya hampir 6 bulan. SMART
bekerja sama dengan mitra-mitra di daerah, diantaranya: Dompet
Dhuafa Cabang, mitra daerah (tidak ada hubungan dengan Dompet
Dhuafa tapi mereka mau bekerja sama dengan tujuan untuk sosial).
Setelah pendaftaran dilakukan tes akademik (ada 3 materi, yaitu:
Bahasa Indonesia, matematika, pengetahuan agama). Dari tes
akademik kemudian tersaring, ada yang lulus dan tidak lulus, karena
SMART mempunyai kriteria dilihat dari nilai rata-rata. Setelah itu
dilakukan sikotes untuk mengukur potensi akademik siswa,
mengukur kemampuan siswa untuk masuk Boarding School.
Kemudian proses selanjutnya home visit (untuk memeriksa ke
dhuafaannya) “menginterview orang tua nya, melihat kondisi
sebenarnya, dan rekomendasi tokoh masyarakat.
Dalam penentuan akhir SMART merengking dari segi ke
dhuafaannya, potensi akademik. Dari hasil muncul 2 kriteria utama
tersebut, diantaranya: harus dari keluarga kurang mampu,
mempunyai potensi. Di putuskan, di sampaikan ke mitra dan di
umumkan di media.
10. Faktor apa saja yang menilai kelulusan dalam seleksi pada program
pendidikan Dompet Dhuafa di sekolah SMART Ekselensia
Indonesia?
Jawab:
a. Harus berasal dari keluarga kurang mampu. Dilihat dari
penghasilan keluarga masih di bawah UMR/UMK/UMP.
b. Kemampuan akademik.
Parung Bogor, 23 Juli 2019
Pewawancara Narasumber
Mufidatul Ummah July Siswanto, S.Ag
DATA WAWANCARA
Nama pewawancara : Mufidatul Ummah
Narasumber : Yunan Ilyas Siswoyo, SE
Sebagai : Manajer Keuangan SMART Ekselensia Indonesia
Tempat :Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Jln. Raya Parung
Desa. Jampang Kec. Kemang Kab. Bogor, Jawa Barat
Waktu : 14.00 WIB
1. Bagaimana konsep Sekolah SMART Ekselensia Indonesia dalam
mengelola dana ziswaf yang disalurkan dari Dompet Dhuafa?
Jawab:
Konsep nya memakai pola penganggaran, jadi setiap periode
SMART membuat anggaran penggunaan untuk 1 periode sebelum
dimulai satu periode dilaksanakan. Disusun kebutuhan anggaran
sesuai dengan target di tahun depan, dari kegiatan di sekolah
kemudian di turunkan ke masing-masing bagian, yaitu bagian
kesiswaam, asrama, sekolah kurikulum. Jadi dimulai dengan proses
perencanaan dalam bentuk penganggaran. Setelah menjadi
perencanaan dan penganggaran selesai, kemudian di sahkan dalam
bentuk RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan) barulah masuk ke
yaitu tahap penggunaan dana. Untuk anggaran satu tahun periode
pihak sekolah akan mengajukan kebutuhannya per kegiatan.
Mengajukannya ke bagian keuangan SMART dan ada serangkaina
kebijakan, prosedur, formulir yang harus di buat, di isi, dilengkapi,
kemudian disetujui, maka dana akan disalurkan ke pihak sekolah
untuk berbagai bagian, selanjutnya mereka akan melaporkan bukti
penggunaannya, kwintansi diserahkan, diperiksa kesesuaiannya.
Semua transaksi yang terjadi bagian keuangan SMART menyusun
semua laporan. Laporan akan diserahkan ke donatur, dalam hal ini
karena SMART donaturnya Dompet Dhuafa dari masyarakat yang di
kordinir atas penggunaan anggaran yang disusul di awal tahun.
2. Berdasarkan penggunaan dana ziswaf di sekolah SMART Ekselensia
Indonesia, apakah Dompet Dhuafa memberi pengarahan dan
memberi persentase penggunaan dana secara spesifik agar
penggunaan dana dapat efektif dan tepat sasaran?
Jawab:
Iya, ada batasan dan persentase tersebut yang tentu dilakukan. Baik
itu dari Dompet Dhuafa pusat maupun dari Dompet Dhuafa
Pendidikan.
3. Dana yang diterima Sekolah SMART Ekselensia Indonesia terdapat
kedalam beberapa jenis?
Jawab:
a. Dana zakat dari Dompet Dhuafa Sebagai sumber utama yang
dikelola oleh SMART.
b. Penerimaan dana BOS ini dari pemerintah dengan menyesuaikan
jumlah siswa.
c. Dana tidak terikat adalah penerimaan dana yang diperoleh dari
sumbangan donatur masyarakat yang datang langsung ke sekolah
SMART Ekselensia Indonesia.
d. Tidak menerima dana wakaf berupa uang, tetapi menggunakan
fasilitas asset.
4. Apakah hubungan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia dengan
Tabung Wakaf Indonesia (TWI)?
Jawab:
Tabung Wakaf pemilik asetnya. SMART Sebagai penerima asset dan
mengelola nya.
5. Dana wakaf yang diterima Sekolah SMART Ekselensia Indonesia
diperuntukkan untuk apa?
Jawab:
Diperuntukkan untuk semua fasilitas pendidikan di Sekolah SMART
Ekselensia Indonesia.
6. Apakah Sekolah SMART Ekselensia Indonesia menerima bantuan
dana langsung dari donatur yang ingin mendonasikan sebagaian
hartanya untuk pengembangan sekolah dan pada pemberdayaan
program pendidikan?
Jawab:
Iya ada, menerima bantuan dari dana pemerintah, donatur individu.
Dana tersebut dipakai untuk mensupport yang nilainya sesuai untuk
kebutuhan anak-anak dhuafa.
7. Apakah terdapat peraturan khusus tentang penggunaan dana ziswaf
yang disalurkan Dompet Dhuafa?
Jawab:
Peraturan tentang penggunaan dana ziswaf terdapat pada kebijakan
keuangan yang diberikan Dompet Dhuafa.
8. Apakah terdapat perbedaan penggunaan dana ziswaf Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia dengan program pendidikan lain yang
ada di Dompet Dhuafa?
Jawab:
Semua kebijakan dan proses nya ssma.
Parung Bogor, 17 Juli 2019
Pewawancara Narasumber
Mufidatul Ummah Yunan Ilyas Siswoyo, SE
Gambar 1. Proses Pembelajaran di luar
Gambar 2. Proses Pembelajaran di kelas
Gambar 3. Kegiatan Senam Pagi Siswa SMART EI
Gambar 4. Kegiatan Mentoring Siswa SMART EI
Gambar 5. Kegiatan pagi sebelum menuju ke sekolah
Gambar 6. Kegiatan belajar mandiri siswa di Lab IPA
Gambar 7. Kegiatan Futsal Siswa SMART EI
Dokumentasi setelah wawancara dengan Bagian Keuangan SMART
Ekselensia Indonesia Parung Bogor, 17 Juli 2019
Dokumentasi setelah wawancara dengan Kepala Sekolah SMP SMART
Ekselensia Indonesia, Parung Bogor, 26 Juli 2019
BIODATA PENULIS
Mufidatul Ummah, NIM 15110795 Fakultas
Syariah Dan Ekonomi Islam Prodi Manajemen
Zakat dan Wakaf (MZW) Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ) Jakarta. Lahir di Sidoarjo, 25 Juni 1996.
Bertempat tinggal di Ds. Ponokawan Rt.08 Rw.03
Krian Sidoarjo. Anak ke 2 dari 3 bersaudara. Nama
orang tua: Abd Ghofur dan Nur Sa’adah.
Riwayat pendidikan di TK Pancasila Tahun 2001-2002, SDI Pancasila
Tahun 2002-2008, Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Tahun 2008-2011,
Madrasah Aliyah Bidayatul Hidayah Tahun 2011-1014. Alamat email:
Mufiedhaghofur@gmail.com
Daftar Pres tasi Sekolah SMART Ekselensia Indonesia 2017-2018
1. Juara II O2SN cabang olahraga catur, Dinas Kab. Bogor (Tingkat
Kabupaten Bogor, 2017).
2. Juara III O2SN cabang olahraga silat, Dinas Kab. Bogor (Tingkat
kabupaten Bogor, 2017).
3. Medali perunggu PAKUAN CUP 2017.
4. Juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA mata pelajaran
fisika (Tingkat kabupaten Bogor, 2017), dan wakil provinsi Jawa
Barat untuk tingkat Nasional (Provinsi Riau, 2017).
5. 15 besar duta Lomba Duta Bahasa Pelajar di Balai Bahasa, Bandung
(Tingkat Nasional 2017)
6. Medali Emas perguruan silat satria muda Indonesia (Tingkat
Nasional, 2018).
7. Finalis Musabaqah Hifzul Qur’an (MHQ) di SMA ICM Serpong
(Tingkat Nasional, 2018).
8. Juara III debat Bahasa Indonesia Darul Qur’an Mulia (Tingkat Jawa
Barat, 2018).
9. Medali Emas silat perisai diri (Tingkat Nasional, 2018).
top related