analisis pendapatan usahatani kakao yang …
Post on 08-May-2022
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO YANGMENGGUNAKAN METODE SAMBUNG PUCUK
DI DESA TAULO KECAMATAN ALLAKABUPATEN ENREKANG
SALMA BAHRUN105960200415
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020
ii
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO YANGMENGGUNAKAN METODE SAMBUNG PUCUK
DI DESA TAULO KECAMATAN ALLAKABUPATEN ENREKANG
SALMA BAHRUN105960200415
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR2020
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk Di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang
Nama : Salma Bahrun
Stambuk : 105960200415
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I
Dr. Ir. Irwan Mado, M.PNIDN : 0019016502
Pembimbing II
Khaeriyah Darwis, S.P.,M.SiNIDN : 0918018701
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian
Dr. H. Burhanuddin,S.Pi.,M.PNIDN : 0912066901
Ketua Prodi Agribisnis
Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.PNIDN : 0921037003
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk Di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang
Nama : Salma Bahrun
Stambuk : 105960200415
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama TandaTangan
1. Dr. Ir. Irwan Mado, M.PKetua Sidang
2. Khaeriyah Darwis, S.P., M.SiSekretaris
3. Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.SiAnggota
4. Firmansyah Jalal, S.P., M.SiAnggota
Tanggal Lulus :
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Pendapatan
Usahatani Kakao Yang Menggunakan Metode Sambung Pucuk Di Desa
Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, adalah benar merupakan hasil
karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana
pun. Semua sumber data dan informasi atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, Oktober 2019
Salma Bahrun105960200415
vi
ABSTRAK
SALMA BAHRUN. 105960200415. Analisis Pendapatan Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang. Dibimbing oleh IRWAN MADO dan KHAERIYAH DARWIS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendapatan Usahatani KakaoYang Menggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang.
Populasi dalam Penelitian ini adalah petani kakao yang menggunakanmetode sambung pucuk di Desa Taulo sebanyak 200 orang, sementara untukpenentuan sampel yang diambil yakni 10% dari populasi atau sebanyak 20 orang.Teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan wawancaralangsung dengan responden. Analisis data yang digunakan analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penerimaan usahatani kakaoyang menggunakan metode sambung pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang adalah rata-rata sebesar Rp. 133.380.000/tahun, sedangkantotal biaya yang di keluarkan oleh petani kakao yang menggunakan metodesambung pucuk adalah rata-rata sebesar Rp.1.959.360/tahun dengan pembagiantotal biaya tetap rata-rata sebesar 124.960/tahun (Total Penyusutan Alat, PajakLahan, dan Transportasi) sedangkan biaya variabel rata-rata sebesar Rp.1.834.400/tahun (Pupuk, Pestisida, dan Tenaga Kerja). Adapun pendapatan bersihyang diperoleh oleh petani kakao yang menggunakan metode sambung pucukadalah rata-rata sebesar Rp.131.420.640/tahun.
Kata kunci : Pendapatan, Usahatani, Kakao, Metode Sambung Pucuk
vii
KATA PENGANTAR
sPuji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang
memberikan nikmat islam, nikmat iman, dan nikmat ilmu, sehingga proses
penyusunan skripsi ini yang berjudul “ Analisis Pendapatan Usaha Tani Kakao
Yang Menggunakan Metode Sambung Pucuk Di Desa Taulo Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang” dapat terselesaikan dengan baik.
Salam dan shalawat penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabat beliau, dialah Nabi yang diutus ke muka bumi ini
sebagai pembawa risalah bagi ummat islam, sehingga pada hari ini kita bisa
merasakan indahnya islam dan nikmatnya iman.
Suatu kebanggaan dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk penulis akan
berterimah kasih kepada mereka yang memberikan doa, usaha dan semangat pada
diri penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung, semua itu akan penulis
jadikan bekal untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnyan. Penghormatan
dan kasih sayang kepada penulis, Ibu ku Jusmi dan Bapak ku Drs. Bahrun yang
senantiasa memberikan perhatian, doa dan kasih sayang kepada penulis. Terima
kasih kepada kedua saudara penulis, Nur Fadhilah Bahrun dan Khusnus Khatimah
Bahrun. Terima kasih kepada Bibi ku Mariama yang senantiasa memberikan
dukungan baik moral ataupun meteril selama penulis menimbah ilmu hingga
menyelesaikan skripsi ini. Serta keluarga besar penulis di Kabupaten Enrekang
yang tidak sempat saya sebut satu persatu.
viii
Sebagai suatu hasil penelitian, tentulah melibatkna partisipasi banyak
kepada yang telah berjasa. Oleh karena itu penulis berterimah kasih sebesar-
besarnya dan dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, secara khusus penelitian harurkan kepada :
1. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ir. Irwan Mado, M.P. selaku pembimbing I dan Ibu Khaeriyah
Darwis, S.P., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini
terselesaikan.
4. Ibu Prof. Dr. Ratnawati Tahir, M.Si selaku penguji I dan Bapak Firmansyah,
S.P,. M.Si yang senantiasa meluangkan waktunya menguji dan mengarahkan
penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada Bapak Saharuddin dan Husni Muis, S.P di Desa Taulo yang telah
memberikan bantuan, meluangkan waktu dan kerja samanya selama penulis
melakukan penelitian.
ix
7. Kepada keluarga besar penulis yang berada di Kota Makassar, terkhusus ibu
penulis Jahudi dan kakak Sitti Hamidah Dengka, S.P yang telah memberikan
doa dan dukungan selama menjalin proses perkuliahan sampai selesai
8. Terimah kasih kepada Tuarnila, Hesti Dwiana Putri dan orang-orang yang
bersama penulis dirumah, yang memberikan dukungan kepada penulis.
9. Keluarga besar Jurusan Agribisnis khususnya kelas 5.D Angkatan 2015,
saudara-saudara seperjuangan, khususnya Suryani, S.P dan Ismail Usman, S.P
dan Asriyani Anwar, S.P. Semoga ALLAH SWT merahmati persaudaraan kita.
Apabila skripsi ini jauh dari kata kesempurnaan harap dimaklumi, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, semoga
skripsi ini kedepannya dapat bermanfaat untuk semua orang.
Makassar, Oktober 2019
Salma Bahrun
x
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……………………………............... iv
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………… v
ABSTRAK……………………………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xiv
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 5
2.1 Produksi......................................................................................... 5
2.2 Usahatani....................................................................................... 7
2.3 Petani............................................................................................. 10
2.4 Penerimaan.................................................................................... 13
2.5 Biaya.............................................................................................. 14
2.6 Pendapatan .................................................................................... 15
2.7 Kerangka Pemikiran...................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 19
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 19
3.2 Teknik Penentuan Sampel............................................................. 19
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 20
3.5 Teknik Analisis Data..................................................................... 21
xi
3.6 Defenisi Operasional ..................................................................... 23
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................... 25
4.1 Letak Wilayah Dan Geografis....................................................... 25
4.2 Potensi Tanah Pertanian................................................................ 25
4.3 Potensi Sumber Daya Manusia ..................................................... 26
4.3.1 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................. 26
4.3.2 Penduduk Menurut Mata Pencaharian................................. 27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29
5.1 Identitas Responden ...................................................................... 29
5.1.1 Jenis Kelamin Responden.................................................... 29
5.1.2 Umur Petani Responden ...................................................... 30
5.1.3 Pendidikan Terakhir Responden.......................................... 31
5.1.4 Luas Lahan Usaha Petani Responden.................................. 33
5.1.5 Pengalaman Berusahatani .................................................... 34
5.2 Analisis Biaya Usahatani ............................................................. 35
5.2.1 Biaya Variabel ..................................................................... 35
5.2.2 Biaya Tetap .......................................................................... 36
5.3 Analisis Data ................................................................................. 37
5.3.1 Analisis Pendapatan............................................................. 37
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 39
6.1 Kesimpulan.................................................................................... 39
6.2 Saran.............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Data Produksi Kakao di Kecamatan Alla Tahun 2015-2018.................. 2
2. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Desa Taulo............................. 26
3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Taulo ............. 27
4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Taulo................ 28
5. Identitas Petani Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 29
6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkatan Umur ............................... 31
7. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa TauloKecamatan Alla Kabupaten Enrekang ................................................... 32
8. Identitas Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan Usahatani diDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ................................ 33
9. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Penglaman Usahatani diDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ................................ 34
10. Rata-Rata Biaya Variabel Yang Digunakan Oleh Petani Responden diDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ................................ 36
11. Rata-Rata Biaya Tetap Yang Digunakan Oleh Petani Responden diDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ................................ 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan Usahatani KakaoYang Menggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa TauloKecamatan Alla Kabupaten Enrekang....................................................... 18
2. Wawancara Dengan Bapak Saharuddin..................................................... 62
3. Wawancara Dengan Bapak Yuddin........................................................... 62
4. Proses Pemasangan Sarungnisasi .............................................................. 63
5. Penjemuran Biji Kakao.............................................................................. 63
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kuesioner ................................................................................................... 42
2. Identitas Petani Responden Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang .................................................................................................... 46
3. Hasil Deskripsi Karakteristik Usahatani Kakao di Desa TauloKecamatan Alla Kabupaten Enrakang. ...................................................... 47
4. Biaya Penyusutan Parang Usahatani Kakao Yang Menggunakan MetodeSambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang..... 48
5. Biaya Penyusutan Gunting Galah Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang .................................................................................................... 49
6. Biaya Penyusutan Sprayer Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang ................................................................................................... 50
7. Biaya Penyusutan Gunting Pangkas Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang ................................................................................. 51
8. Biaya Penyusutan Plastik Sarungnisasi Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang .................................................................................. 52
9. Total Biaya Tetap Penyusutan Alat Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang .................................................................................. 53
10. Biaya Tetap Pajak Lahan Usahatani Kakao Yang Menggunakan MetodeSambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang..... 54
11. Total Biaya Tetap Petani Responden Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang .................................................................................. 55
xv
12. Biaya Variabel Pupuk Usahatani Kakao Yang Menggunakan MetodeSambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang..... 56
13. Biaya Variabel Penggunaan Pestisida Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang .................................................................................. 57
14. Biaya Variabel Tenaga Kerja Petani Responden Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang .................................................................................. 58
15. Total Biaya Variabel Petani Responden Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang .................................................................................. 59
16. Penerimaan Dan Produksi Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang .................................................................................................... 60
17. Pendapatan Dan Total Biaya Produksi Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten .................................................................................................. 61
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kakao (Theobrema cacao L) merupakan salah satu komoditas unggulan
nasional setelah tanaman sawit dan karet. Kakao merupakan salah satu komoditi
ekspor unggulan Indonesia yang telah memberikan sumbangan devisa bagi negara
sebesar 1,6 Miliar pada akhir tahun 2010 (BPS, 2018). Keberadaan Indonesia
sebagai produsen kakao utama di dunia menunjukkan bahwa kakao Indonesia
cukup diperhitungkan dan berpeluang untuk menguasai pasar global. Seiring terus
meningkatnya permintaan pasar terhadap kakao, maka perlu dilakukan usaha
untuk meningkatkan produktivitas dan produksi nasional dalam rangka
meningkatkan ekspor kakao nasional.
Sulawesi Selatan termasuk salah satu sentra produksi kakao di Indonesia.
Provinsi ini memberikan kontribusi dalam hal pengeksporan kakao. Hal ini
didukung oleh luasnya areal perkebunan kakao yang kemudian berimbas pada
tingkat produksi yang tinggi. Hal ini menjadi suatu tantangan sekaligus peluang
bagi para investor untuk mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang
besar dari agribisnis kakao (Ditjenbun, 2010).
Tanaman kakao (Theobrema cacao L) adalah salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di Sulawesi
Selatan, karena memiliki areal yang cukup luas dan menyebar di seluruh
kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, serta memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi propinsi Sulawesi Selatan. Disamping itu, sampai saat ini kakao masih
2
memiliki prospek pasar yang cukup baik dibanding komoditas perkebunan lainnya
(Salahuddin, S, 2007).
Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang menyumbangkan produksi
kakao yaitu Kabupaten Enrekang tepatnya di Desa Taulo Kecamatan Alla.
Adapun data produksi kakao di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang pada
tahun 2015 sampai 2018 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Produksi Kakao di Kecamatan Alla Tahun 2015-2018KomoditasPerkebunan
2015 2016 2017 2018
Kakao (Ton) 7.018 7.034 7.019 8.640
Sumber :Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupten Enrekang
Dalam tabel 1 produksi komoditi kakao di Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang sangat berbeda dari tahun ke tahun. Produksi kakao lebih besar di tahun
2018 dibandingkan produksi kakao di tahun 2015.
Kabupaten Enrekang mempunyai luas tanaman kakao yang cukup luas
sebagai lahan usahatani, yang merupakan salah satu aset penentu peningkatan
bahan pangan, peningkatan kelestarian sumber daya hayati, peningkatan
pendapatan petani, maupun keberhasilan pembangunan di sektor pertanian.
Tersedianya lahan yang luas, maka dapat diusahakan berbagai macam usahatani
untuk meningkatkan berbagai kebutuhan pangan dan meningkatkan pendapatan
petanin tanpa harus mengabaikan keberlanjutan lingkungan (menjaga kelestarian
sumberdaya).
Desa taulo merupakan salah satu desa penghasil kakao yang menggunakan
metode sambung pucuk terbesar di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Taulo yaitu bertani. Pendapatan yang
3
tinggi selalu diharapkan petani dalam menghasilkan produksi pertaniannya. Untuk
mendapatkan pendapatan yang maksimum petani harus dapat meningkatkan
produksi dan menekan biaya produksi. Oleh karena itu, petani harus mampu
menyediakan input usahatani secara efisien.
Petani di Desa Taulo awalnya berusahatani kakao tidak memakai apapun
selain menanam kakao dengan metode biasa, namun seiring berjalannya waktu
tingkat pengetahuan petani semakin berkembang dan perlahan-lahan melakukan
metode sambung pucuk.
Berdasarkan uraian latar belakang yang disusun oleh penulis, maka penulis
mencoba melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani
Kakao Yang Menggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah berapa besar tingkat pendapatan usahatani
kakao yang menggunakan metode sambung pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk menganalisis pendapatan
usahatani kakao yang menggunakan metode sambung pucuk di Desa Taulo
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan tentang pendapatan
usahatani kakao yang menggunakan metode sambung pucuk.
2. Bagi masyarakat/petani, meningkatkan kemajuan untuk mengkaji dan
memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani dalam meningkatkan
pendapatan usahatani kakao yang menggunakan metode sambung pucuk.
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan referensi di bidang pendidikan, guna
membangun ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
menstransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam
pengartian yang bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga
mencakup keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit,
pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang
baik, barang jadi, maupun barang setengah jadi, bahan industry dan suku cadang
atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat berupa barang-barang
konsumsi maupun barang-barang industrI. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Sofyan,1999).
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga
nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa
yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang
dihasilkan dari suatu proses produksi (Sri Adiningsih, 1999).
Menurut Soekartawi (2002), produksi adalah suatu kegiatan yang
mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa
dinyatakan dalam fungsi produksi. Analisis terhadap kegiatan produksi
perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor
produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input) sedangkan dalam jangka panjang
semua faktor produksi dapat mengalami perubahan yang artinya bahwa setiap
faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang diperlukan.
6
Menurut defenisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan
faktor produksi. Faktor produksi yang digunakan berbagai macam input yang
digunakan untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal, dan bahan
mentah. Ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah kualitas
tertentu. Aktivitas yang terjadi dalam proses produksi yang meliputi perubahan-
perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.
Disamping itu produksi juga diartikan sebagai pencipta nilai guna (utility)
suatu barang dan jasa dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana
mengatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input (faktor
produksi menjadi output barang dan jasa). Adanya perbedaan dalam arti teknis
dan arti ekonomi adalah secara teknis merupakan suatu pendayagunaan sumber-
sumber yang tersedia.
Dimana nantinya diharapkan terwujudnya hasil yang lebih baik dari segala
pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengerian
ekonomi, produk merupakan proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia
untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkokolah dengan baik sehingga
kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya serendah mungkin untuk
mencapai hasil maksimal.
Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah maksimum output
yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada
7
proses produksi (Sri Adiningsih, 1999). Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau
tabel persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang
dapat dihasilkan dari suatu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi
tertentu pula. Singkatnya produksi adalah catalog dari kemungkinan hasil
produksi (Ari Sudarman, 2004).
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan diantara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output
(Sadono Sukirno, 2008). Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-
unsur dan faktor-faktor produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal,
tenaga kerja, dan keahlian keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga
kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan
demikian perkaitan antar fakto produksi yang digunkan dan tingkt produksi yang
dicapai adalah perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah
produksi yang dicapai. 3 variabel independent yaitu :
a) Bahan Baku
b) Tenaga Kerja
c) Pemasaran Hasil Produksi
2.2 Usahatani
Usahatani adalah sebagian dari permukaan bumi dimana seorang petani,
sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara
ternak. Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
8
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila
petani dapat mengalokasikan sumber daya yang dia miliki sebaik-baiknya, dan
dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan
output yang melebihi input, (Soekartawi, 1995).
Usahatani merupakan pertanian rakyat dari perkataan farm adalah bahasa
inggris. Mosher memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari
permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seseorang petani tertentu,
apakah dia seorang pemilik, penyakap atau manajeryang digaji. Atau usahatani
adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang
diperlukan untuk memproduksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-
perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang
didirikan diatas tanah itu dan sebagainya (Mosher, 1968).
Suratiya, K (2008) dalam Ernois. Secara garis besar terdapat dua jenis
usahatani yang telah kita kenal yaitu usahatani keluarga (family farming) dan
perusahaan pertanian (plantation). Pada dasarnya usahatani berkembang terus dari
awal hanya bertujuan menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan keluarga
sehingga hanya merupai usahatani swasembada atau subsintence. Oleh karena
sistem yang lebih baik maka dihasilkan produk berlebih dan dapat dipasarkan
sehingga bercorak usahatani swasembada keuangan. Pada akhirnya karena
berorentasi pada pasar maka akan menjadi usahatani niaga. Usahatani pada
mulanya hanya mengolah tanaman pangan kemudian berkembang meliputi
berbagai komoditi sehingga bukan usahatani murni tetapi menjadi usahatani
campuran (mixed farming).
9
Klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut coraknya dan sifat,
organisasi, pola, serta tipe usahatani.
1. Corak dan sifat
Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan
subsintence, usahatani komersial telah diperhatikan kualitas serta kuantitas produk
sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.
1. Organisasi
Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi yakni, individual,
kolektif dan operatif.
a. Usahatani individual ialah usahatani yang seluruh proses produksinya
dikerjakan oleh petani sendiri serta keluarganyamulai dari perencanaan,
mengelolah tanah, hingga pemasaran ditentukan sendiri.
b. Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh produksinya dikerjakan
bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk
natuna maupun keuntungan. Contoh usahatani yang yang kolektif yang
pernah ada di Indonesia yaitu Tebuh Rakyat Intensifikasi (TRI).
c. Usahatani kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara
individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting
dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan
hama, pemasaran hasil, dan pembuatan saluran. Contoh usahatani
kooperatif yaitu Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
10
2. Pola
a. Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang
usahatani saja, misalnya peternakan, usahatani perikanan, dan usahatani
tanaman pangan.
b. Usahatani tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa
cabang usaha bersama-sama, tapi dengan batas yang tegas.
c. Usaha campuran adalah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang
usaha bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contoh
tumpang sari dan mina padi.
3. Tipe
Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan
komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan
usahatani jagung. Tipe jenis ternak dan tanaman dapat berupa tipe usahatani.
2.3 Petani
Pengertian petani dapat didefinisikan sebagai pekerja pemanfaatan
sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelolah lingkungan
hidupnya guna memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan peralatan yang
bersifat tradisional dan modern. Secara umum pengertian dari pertanian adalah
suatu kegiatan manusia yang termasuk didalamnya yaitu bercocok tanam,
peternakan, perikanan, dan juga kehutanan. Petani dalam pengertian luas
mencakup semua usaha kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup
11
(termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam
artian sempit, petani juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan
untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Ada beberapa jenis petani yang ada di Indonesia :
1. Petani gurem adalah petani kecil yang memiliki luas lahan 0,25 ha. Petani ini
merupakan kelompok petani miskin yang memiliki sumberdaya terbatas.
2. Petani modern merupakan kelompok petani yang menggunakan teknologi dan
memiliki orientasi keuntungan melalui pemanfaatan teknologi tersebut.
Apabila petani memiliki lahan 0,25 ha tapi pemanfaatan teknologinya baik
dapat juga dikatakan petani modern.
3. Petani primitif adalah petani-petani dahulu bergantung pada sumberdaya dan
kehidupan mereka berpindah-pindah
Menurut Wahyudin (2005) Golongan petani dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Petani kaya, yakni petani yang memiliki luas lahan pertanian 2,5 ha lebih.
2. Petani sedang, petani yang memiliki luas lahan pertanian 1 sampai 2,5 ha.
3. Petani miskin, petani yang memiliki luas lahan pertanian kurang dari 1 ha.
Mengingat negara Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya
sebagai petani maka memiliki beberapa bentuk pertanian diantaranya :
1. Sawah, adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan dilahan basah dan
memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadan hujan
maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan, adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada
pengairan air hujan ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari
12
lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat
pengairan irigasi karena permukaannya yang tidak rata. Pada saat musim
kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman
pertanian.
3. Pekarangan, adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah yang
dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanianseperti sayuran dan kacang-
kacangan.
4. Ladang berpindah, adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan dibanyak
lahan hasil permukaan hutan atau semak dimana setelah beberapa kali
panen/ditanami, maka tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke lahan
lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak digarap.
5. Tanaman keras, adalah suatu jenis varietas pertanian yang jenis pertaniannya
adalah tanaman-tanaman keras seperti karet, kelapa sawit, dan kakao.
Menurut Mosher (1997), setiap petani memegang tiga peranan yaitu :
1. Petani Sebagai Juru Tani (Cultivator).
Yaitu seseorang yang mempunyai peranan memelihara tanaman dan hewan
guna mendapatkan hasil-hasilnya yang berfaedah.
2. Petani Sebagai Pengelola (Manager).
Yakni segala kegiatan yang mencakup fikiran dan didorong oleh kemauan
terutama pengambilan keputusan atau penetapan pemilihan dari alternatif yang
ada.
3. Petani sebagai manusia.
Selain sebagai juru tani dan pengelola, petani adalah seorang manusia biasa.
13
Petani adalah manusia yang menjadi anggota dalam kelompok masyarakat, jadi
kehidupan petani tidak terlepas dari masyarakat sekitarnya.
Apabila kita lihat pengertian petani menurut Mosher tersebut maka titik
tekanya adalah usahataninya dan manusia sebagai anggota masyarakat. Ini
menunjukkan bahwa sebagai petani, ia juga sebagai anggota yang tidak terlepas
dari lingkungan sosialnya.
2.4 Penerimaan
Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari jumlah barang yang
terjual, penerimaan total (total revenue) adalah hasil kaki jumlah barang yang
terjual dengan harga jual perunit. Penerimaan umunya bersifat liner, karena tidak
ada alasan mengapa penerimaan menurun bila produksi meningkat, kecuali bila
harga jual menurun karena produksi meningkat (teori penawaran). Bentuk fungsi
penerimaan total (total revenue, R) yang non liner pada umumnya berupa sebuah
persamaan para pola terbuka merupakan bentuk fungsi penerimaan yang lazim
dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi dipasar monopoli, sedangkan
fingsi penerimaan total yang liner, merupakan fungsi penerimaan yang dihadapi
oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan sempurna.
Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan
hasil kali jumlah barang dengan barang perunit. Seperti halnya dengan konsep
biaya, dalam konsep penerimaan pun dikenal pengertian rata-rata margin.
Penerimaan rata-rata (everage revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh
perunit barang, merupakan hasil bagi penerimaan total terhadap jumlah barang
penerimaan margin (margin revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang
14
diperoleh dari setiap tambahan satu unit bahan yang dihasilkan atau terjual
(Soeharni, 2010).
2.5 Biaya
Biaya dalam kegiatan usahatani oleh petani ditunjukkan untuk
menghasilkan pendapatan yang tinggi bagiusahatani yang dikerjakan. Dengan
mengeluarkan biaya maka petani mengharapkan pendapatan yang setinggi-
tingginya melalui tingkat produksi yang tinggi. Biaya produksi merupakan jumlah
dari biaya tetap yang berlangsung berkaitan dengan jumlah tanaman yang
dihasilkan diatas lahan, biaya ini harus dibayar apakah menghasilkan sesuatu atau
tidak, termasuk didalamnya adalah sewa lahan, pajak lahan, pembayaran kembali
pinjaman dan biaya hidup.
Menurut Soekartawi (2006), biaya prouksi adalah semua pengeluaran yang
harus dikeluarkan produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan penunjang lainnya yang akan didayagunakan agar produksi yang
direncanakan dapat terwujud dengan baik.
Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) :
1. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang relatif jumlahnya dan harus
dikeluarkan walaupun produk yang dihasilkan banyak atau sedikit. Biaya
ini meliputi pajak, penyusutan, alat-alat produksi, bunga pinjaman, sewa
tanah dan lain-lain.
2. Biaya tidak tetap (variable cost) merupakan biaya yang sifatnya berubah-
ubah tergantung besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya ini
15
meliputi biaya tenaga kerja, biaya saprodi dan lain-lain. Biaya variabel ini
sifatnya berubah sesuai dengan besarnya produksi.
2.6 Pendapatan
Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usahatani dan
pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan
dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh
dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan
diluar usahatani. Pendapatan usahatani ialah selisih antara pendapatan kotor
(output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam perbulan, pertahun, dan
permusim. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu
unsure penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut (Yunus, 2011).
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan
seorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan
kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Pendapatan individu merupakan pendapatan
yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas
penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki dan dari sumber lain.
Pendapatan ialah salah satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan,
maupun tahunan, kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan
berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang
telah dikeluarkan (Sukirno, 2010).
Besarnya total jumlah penerimaan (TR) dihitung berdasarkan jumlah
produksi dalam satu kali proses produksi dikali dengan harga saat itu.
16
Rumus yang digunakan untuk menghitung penerimaan yaitu :
TR = Y . Py
Keterangan :
TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Q = Harga
Pendapatan bersih sangat tergatung pada dua faktor utama yaitu
penerimaan dan biaya untuk mengetahui pendapatan bersih maka dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Keterangan :
Pd = pendapatan (RP)
TR = total revenue/total penerimaan (Rp)
TC = total cost/total biaya (Rp)
Pendapatan dari suatu usaha tergantung pada hubungan antara biaya
produksi yang dikeluarkan dengan jumlah penerimaan dari hasil penjualan. Salah
satu cara untuk memperoleh keuntungan ialah dengan menekan biaya
pengeluaran.
2.7 Kerangka Pemikiran
Kakao merupakan salah satu komoditi unggul di Desa Taulo Kecamatan
Alla Kabupaten Enrekang, komoditi inilah yang merupakan penyambung
pendapatan terbesar bagi petani yang mengusahakannya. Usahatani kakao yang
menggunakan metode sambung pucuk yang meliputi biaya variabel dan biaya
17
tetap. Dimana biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
produksinya seperti tenaga kerja, pestisida dan pupuk sedangkan biaya tetap
adalah biaya yang jumlahnya selalu sama meskipun produksinya berubah-ubah
seperti pajak lahan, penyusutan alat dan transportasi. Dari total biaya yang
dikeluarkan oleh usahatani menggunakan metode sambung pucuk dapat diketahui
total penerimaan. Dimana penerimaan adalah jumlah uang yang diterima petani
responden kakao yang menggunakan metode sambung pucuk dikalikan dengan
harga penjualan yang telah ditetapkan yang meliputi produksi dan harga. Dari
total penerimaan dapat diketahui pendapatan yang dihasilkan petani kakao yang
menggunakan metode sambung pucuk.
18
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang
Petani KakaoSambung Pucuk
Biaya Tetap :- Pajak Lahan- Penyusutan
Alat- Transportasi
Biaya Variabel :- Tenaga Kerja- Pupuk- Pestisida
Penerimaan :- Produksi- Harga Jual
Pendapatan
19
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang pada bulan Agustus sampai Oktober tahun 2019. Lokasi penelitian ini
dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa di daerah tersebut merupakan lokasi
usahatani kakao di Kabupaten Enrekang, disamping itu dilokasi ini juga masih
banyak petani yang melakukan metode sambung pucuk pada tanaman kakao
mereka.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kakao yang
menggunakan metode sambung pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang yang berjumlah 200 populasi. Populasi diambil sebanyak 10% sehingga
berjumlah 20 orang. Sedangkan sampel adalah sejumlah anggota yang diambil
dari suatu populasi, besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya populasi dan
tingkat homogenitas sampel itu, oleh karena itu sampel dipilih harus mewakili
populasi (Tiro, 2000).
Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk memperoleh keakuratan data
sehingga dalam penelitian ini digunakan teknik simple random sampling. Dimana
setiap populasi dipilih secara sengaja atau langsung yang menggunakan lot/acak..
Jumlah sampel yang diambil adalah 20 orang petani yang ada di Desa Taulo
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
20
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif dan Data Kuantitatif.
1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumentasi, diskusi berfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
2. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau astatistik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data Sekunder.
1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui observasi secara langsung
dengan melihat keadaan real dilapangan dan wawancara langsung kepada
petani responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang
berkaitan dengan judul penelitian berupa data yang diperoleh dari instansi
terkait.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik-teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
21
Ada beberapa instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, diantaranya :
1. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas
mengenai objek yang akan diteliti.
2. Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer melalui
wawancara langsung kepada petani responden yaitu pemilik lahan usahatani
kakao yang menggunakan metode sambung pucuk di Desa Taulo.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data
melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen yang ada
hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian dan foto-foto
yang berkaitan dengan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang ada sehingga mampu menjawab rumusan
masalah tersebut baik data sekunder maupun data primer dengan menggunakan
analisis deskriptif yaitu suatu teknik menganalisis data dengan menggunakan
metode statistika deskriptif, yang hanya menjelaskan secara umum indikator-
indikator penelitian yang diteliti.
22
Analisis pendapatan yaitu analisis yang dilakukan untuk memperoleh nilai
pendapatan usahatani, pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan
semua biaya yang dikeluarkan (Soekartawi, 1993).
Pendapatan (Pd = TR – TC)
Yang diperoleh dari :
TR = Y . Py
TC = FC + VC
Dimana :
Pd = Pendapatan
TR = Penerimaan Total (Total Revenue)
TC = Biaya Total (Total Cost)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)
Y = Jumlah Produksi Kakao (Kg)
Py = Harga Produksi Kakao (Rp/Kg)
a. Biaya dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut :
TC = FC + VC (Soekartawi, 1993)
Keterangan : TC = Total Biaya
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
b. Penerimaan dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut :
TR = Y . Py (Soekartawi, 1993)
Keterangan : TR = Total Penerimaan
23
Py = Harga
Y = Jumlah Produk Yang Terjual
c. Sedangkan pendapatan dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut :
Pd = TR – TC (Soekartawi, 1993)
Keterangan : Pd = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
3.6 Defenisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi antara penelitian dengan pembaca hasil
penelitian ini, maka pada penelitian ini menggunakan defenisi operasional,
sebagai berikut :
1. Usahatani adalah aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh petani dalam
mengelolah usahatani kakao di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang
2. Produksi ialah hasil yang diperoleh petani kakao pada saat panen dalam waktu
satu musim tanam yang dihitung berdasarkan satuan kg.
3. Biaya produksi adalah sebuah pengeluaran petani yang terkait dengan produksi
panen tiba dihitung dalam satuan rupiah.
4. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
mempengaruhi hasil produksi seperti biaya pupuk, pestisida, bibit, tenaga
kerja, dan biaya pemeliharaan yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
24
5. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tanpa mempengaruhi hasil produksi,
seperti pajak lahan, penyusutan alat, dan irigasi yang dinyatakan dalam rupiah.
6. Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang atas penjualan
barang yang dihasilkan.
25
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Wilayah dan Geografis
Desa Taulo merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang terletak 43 Km dari ibukota
Kabupaten Enrekang, atau 3 Km dari Ibukota Kecamatan Alla.
Adapun batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat
:
:
:
:
Kelurahan Buntu Salassa
Desa Bolang
Desa Mekkala
Kelurahan Kambiolangi
Desa Taulo memiliki luas wilayah 409 Km2, dengan jumlah penduduk
sebesar 1.570 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 812 dan penduduk
perempuan sebesar 758.
4.2 Potensi Tanah Pertanian
Desa Taulo Kecamatan Alla mempunyai luas wilayah yang dominan
perkebunan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
26
Tabel 2. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Desa TauloNo Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Sawah tadah hujan 49 1,40
2 Kolam 2,8 0,08
3 Kebun cengkeh 1.293 36,94
4 Kebun kakao/durian 2.134 60,98
5 Kebun lada 21 0,60
Jumlah 3.499,8 100
Sumber: Kantor Desa Taulo, 2019
Tabel 2 menunjukkan bahwa luas perkebunan yang ada di Desa Taulo
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang cukup luas, terutama pada kebun
kakao/durian. Sementara pada kebun cengkeh sendiri berada pada urutan kedua
setelah kebun coklat/durian.
4.3 Potensi Sumber Daya Manusia
4.3.1 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Taulo Kecamatan Alla tahun 2019 mencapai 1.570
jiwa, terdiri dari 368 kepala keluarga (KK). Jumlah penduduk diatas terdiri dari
laki-laki 812 jiwa dan perempuan 758 jiwa.
Sedangkan tingkat pendidikan yang dimiliki adalah lebih jelasnya
disajikan pada tabel 3.
27
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa TauloNo Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Belum/tidak sekolah 425 26,75
2 SD 678 43,18
3 SLTP 200 12,73
4 SLTA 252 16,05
5 S1 10 0,63
6 S2 5 0,31
Jumlah 1.570 100%
Sumber: Kantor Desa Taulo, 2019
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa keadaan penduduk berdasarkan
pendidikan di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang penduduk yang
paling banyak pada tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 678 orang atau
(43,8%). Sedangkan penduduk yang paling sedikit pada tingkat pendidikannya
adalah S2 sebanyak 5 orang atau (0,31%).
4.3.2 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Desa Taulo memiliki beberapa macam mata pencaharian,
namun mata pencaharian disektor pertanian yang paling banyak diusahakan
dibandingkan dengan mata pencaharian lainnya. Penyebaran penduduk sesuai
dengan mata pencahariannya disajikan pada tabel 4.
28
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Taulo
No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Petani 950 60,61%
2 Pedagang 25 0,16%
3 Pegawai 30 1,91%
4 Tidak bekerja 565 35,98%
Jumlah 1.570 100
Sumber: Kantor Desa Taulo, 2019
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Taulo yang mata
penchariannya berusahatani sebanyak 950 orang atau 60,61% dari jenis mata
pencaharian yang dilakukan oleh warga di Desa Taulo. Dengan kata lain bahwa
penduduk/warga yang ada di Desa Taulo rata-rata merupakan petani sementara
pegawai dan pedagang masih sangat minim dari jumlah penduduknya yang ada.
29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas Petani Responden merupakan latar belakang untuk mengetahui
kondisi petani dalam penelitian. Penelitian ini dibatasi dalam beberapa
karakteristik yang diperkirakan dapat menghambat atau mempengaruhi kemauan
dan kemampuan petani dalam berusahatani. Responden dalam penelitian ini
adalah petani kakao yang menggunakan metode sambung pucuk. Adapun yang
termasuk identitas responden adalah nama, umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga dan lama berusahatani.
5.1.1 Jenis Kelamin Responden
Kriteria responden berdasarkan jenis kelamin peneliti gunakan untuk
membedakan responden laki-laki dan perempuan. Jumlah responden berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Identitas Petani Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis KelaminFrekuensi
(Orang)
Persentase
(%)
1 Laki-Laki 18 90
2 Perempuan 2 10
Jumlah 20 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa responden terbanyak adalah
berjenis kelamin laki-laki sedangkan responden perempuan berjumlah sedikit hal
30
ini menunjukkan bahwa petani yang ada di Desa Taulo rata-rata berjenis kelamin
laki-laki.
5.1.2 Umur Petani Responden
Umur responden merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan kerja dan produktifitas seseorang. Seseorang akan mengalami
peningkatan kemampuan kerja sering dengan meningkatnya umur, akan tetapi
selanjutnya akan mengalami penurunan kemampuan kerja pada titik umur
tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dikenal adanya umur produktif dan umur
non produktif. Umur produktif adalah umur dimana seseorang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan produk maupun jasa.
Menurut Soekartawi (2003), rata-rata petani yang cenderung tua dan
sangat berpengaruh pada produktivitas sector pertanian petani berusia tua
biasanya cenderung sangat konservatif (memelihara) menyikapi perubahan
terhadap inovasi teknologi. Berbeda halnya dengan petani yang berusia muda
namun disisi lain semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga
membutuhkan bantuan tenaga kerja yang baik.
31
Adapun pengelompokan responden berdasarkan tingkat umur di Desa
Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6. Identitas Petani Responden Berdasarkan Tingkatan UmurNo Umur Jumlah Responden Persentase (%)
11 24-30 6 30
22 31-37 9 45
33 38-44 4 20
44 45-51 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2019
Tabel 6 menunjukkan bahwa umur rata-rata petani responden yang ada di
Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang berkisar antara 31-37 tahun.
Hal ini menunjukkan usahatani di Desa Taulo masih dapat diusahakan dengan
baik, mengingat sebagian besar responden petani cengkeh tergolong dalam usia
kerja produktif. Sehingga diumur mereka yang demikian masih terhitung kuat
dalam melakukan usahataninya. Sedangkan yang berumur sekitar 45 tahun keatas
tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan faktor usia yang kurang mampu untuk
melakukan tugas-tugas yang harus dilakukan. Menurut pengamatan dilapangan,
petani pada usia ini sebagian besar telah melimpahkan atau mewariskan usaha
taninya pada anak sehingga petani pada usia ini cukup sedikit.
5.1.3 Pendidikan Terakhir Responden
Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap kemampuan responden
dalam mengambil keputusan. Responden dengan tingkat pendidikan tinggi akan
32
lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dengan terlebih dahulu
memperhitungkan resiko yang dihadapi serta mampu mengadopsi inovasi
teknologi yang ada. Sementara responden dengan tingkat pendidikan yang rendah,
dalam mengelola usahataninya cenderung mengikuti kebiasaan yang telah
diwariskan secara turun temurun. Tingkat pendidikan responden petani kakao
yang menggunakan metode sambung pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang.
Tabel 7. Identitas Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di DesaTaulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
No. PendidikanJumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1 SD 12 60
2 SMP 6 30
3 SMA 2 10
Jumlah 20 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Tabel 7 menunjukkan bahwa dominan petani responden yang ada di Desa
Taulo memiliki pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar (SD), hal ini merupakan
salah satu faktor penghambat dalam pengembangan usahatani kakao. Pendidikan
sangat mempengaruhi pola pikir seseorang, terutama dalam hal pengambilan
keputusan dan pengatur manajemen dalam mengelola suatu usaha. Dengan adanya
pendidikan dapat mempermudah dalam menerima atau mempertimbangkan suatu
inovasi yang dapat membantu mengembangkan usaha menjadi lebih baik dari
sebelumnya, sehingga petani tidak mempunyai sifat yang tidak terlalu tradisional.
33
5.1.4 Luas Lahan Usahatani Petani Responden
Petani responden memiliki luas tanah garapan yang berbeda-beda,
tergantung kemampuan mereka untuk mengolahnya. Adapun identitas petani
responden berdasarkan luas lahan garapannya dapat dilihat pada tabel
Tabel 8. Identitas Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan Usahatanidi Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
No Luas Lahan Jumlah Persentase(%)
1. 0,50-0,80 6 30
2. 0,81-1,11 7 35
3. 1,12-1,42 1 5
4. 1,43-1,73 1 5
5. 1,74-2,04 5 25
Jumlah 20 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan
yang dimiliki petani responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang adalah antara 0,81 – 1,11 Ha sebanyak 7 orang (35%).
Luas kepemilikan lahan merupakan faktor penentu tinggi rendahnya
pendapatan yang diperoleh. Ini dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki oleh
petani kakao. Luasnya kepemilikan lahan merupakan faktor penentu tinggi
rendahnya pendapatan yang diperoleh.
34
5.1.5 Pengalaman Berusahatani
Dalam usahatani pengalaman merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu usaha. Semakin lama orang mengelolah suatu usaha maka
semakin luas pengalaman yang diperoleh dan semakin besar kemampuannya
dalam mengenal usaha yang digeluti. Dalam melakukan penelitian, lamanya
pengalaman diukur mulai sejak kapan petani itu aktif secara mandiri
mengusahakan usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian. Adapun
klasifikasi responden berdasarkan tingkat pengalaman dalam petani kakao dapat
dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Berusahatani DiDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
NoPengalaman
(Tahun)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1 2-5 3 15
2 6-9 5 25
3 10-13 4 20
4 14-17 1 5
5 18-21 7 35
Jumlah 20 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Tabel 9 menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani responden cukup
lama, dilihat dari jumlah responden yang berusahatani sekitar 18-21 tahun
sebnyak 7 orang (35%) dari jumlah responden yang ada. Petani yang memiliki
pengalaman berusahatani yang cukup lama umumnya memiliki pengetahuan yang
lebih banyak dibandingkan petani yang baru saja menekuni usaha pertaniannya.
Sehingga pengalaman berusahatani menjadi salah satu ukuran kemampuan
35
seseorang dalam mengelolah suatu usaha pertanian. Semakin banyak pengalaman
maka sebanyak banyak pula pelajaran yang diperoleh dibidang tersebut. Semakin
lama pengalaman berusahatani, cenderung semakin memudahkan petani dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan usahatani
yang dilakukannya.
5.2 Analisis Biaya Usahatani
Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Dimana besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu ditentukan
oleh besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Dalam mengelola
suatu jenis usahatani, seorang petani harus mengeluarkan dua macam biaya yaitu
biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost).
5.2.1 Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berpengaruh terhadap besar kecilnya
suatu usahatani. Dimana biaya yang dikeluarkan mengikuti pertambahan atau
pengurangan luas lahan yang dikelola dalam suatu usahatani. Adapun biaya yang
digunakan petani responden yang termasuk dalam biaya variabel adalah pupuk,
pestisida dan herbisida.
36
Tabel 10. Rata-rata Biaya Variabel yang Digunakan Oleh Petani Responden diDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
No Jenis Biaya Variabel Jumlah Nilai (Rp)
1 Pupuk
Ponska 132,5 kg 344.500
ZA 117,5 kg 223.250
2 Obat-obatan
Pestisida 1,52 liter 117.150
Herbisida 2,9 liter 188.500
3.
Upah TK (HOK)- Pengolahan- Penyemprotan- Pemupukan- Panen
373.500133.500206.500247.500
Jumlah 1.834.400Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 10 rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh 20
orang petani responden setiap satu kali masa panen di Desa Taulo Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang sebesar Rp.1.834.400.
5.2.2 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi suatu usahatani. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani responden
berupa sewa pajak yang menjadi kewajiban kepada pemilik lahan. Biaya
mempunyai peranan besar dalam pengambilan keputusan usahatani. Besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuai menentukan besarnya harga
pokok dari produk yang dihasilkan. Jumlah biaya tetap yang digunakan oleh
petani responden dapat dilihat pada tabel 11.
37
Tabel 11. Rata-Rata Biaya Tetap yang Digunakan Oleh Petani Responden DiDesa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Pada tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tetap yang
digunakan petani responden yang ada di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang dalam melakukan usahatani kakao yang menggunakan metode sambung
pucuk adalah Rp. 124.960
5.3 Analisis Data
5.3.1 Analisis Pendapatan
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani kakao
yang menggunakan metode sambung pucuk dan semua biaya produksi usahatani
kakao yang menggunakan metode sambung pucuk selama proses produksi
ataupun biaya yang dibayarkan.
Keuntungan rata-rata perhektar yang diperoleh petani responden di Desa
Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dapat diketahui dengan
menggunakan rumus Pd = TR –TC dimana:
Pd = Pendapatan
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)
No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)
1 Alat 69.460
2 Pajak 41.250
3 Transportasi 14.250
Jumlah 124.960
38
Jadi, pendapatan rata-rata yang diperoleh petani responden adalah sebagai berikut:
TR = Y. Py
= 102.600 x Rp. 26.000
= Rp. 2.667.600.000
TC = FC + VC
= Rp. 2.499.200 + Rp. 36.688.000
= Rp. 39.187.200
Pd = TR – TC
= Rp. 2.667.600.000 – Rp. 39.187.200
= Rp. 2.628.412.800
Jadi, pendapatan petani responden tiap satu kali masa panen sebesar
Rp.2.628.412.800/orang. Dari data tersebut terlihat bahwa total penerimaan lebih
besar yaitu Rp.2.667.600.000/tahun dari total biaya yang dikeluarkan yakni
Rp.39.187.200/tahun, hal ini berarti penerimaan petani dapat menutupi semua
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani kakao yang
menggunakan metode sambung pucuk dan usahatani kakao ini merupakan
usahatani yang menjanjikan untuk pendapatan petani kakao di Desa Taulo. Hasil
rata-rata pendapatan petani responden cukup besar untuk digunakan menutupi
kebutuhan hidup dan menunjang keuangan rumah tangga petani dikala
terpuruknya harga komoditi pertanian utama petani sampel di Desa Taulo
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Taulo Kecamatan
Alla Kabupaten Enrekang maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pendapatan usahatani kakao yang menggunakan metode sambung pucuk
dalam satu kali masa panen di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang adalah Rp.2.628.412.800/orang dengan total rata-rata pendapatan
kakao sebesar Rp.131.420.640/tahun.
B. Saran
Adapun saran dari penelitian yang dilaksanakan di Desa Taulo Kecamatan
Alla Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut :
1. Bagi petani, upaya untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan
cara menambah penggunaan luas lahan, jumlah tanaman, pupuk, dan pestisida
oleh responden petani kakao yang menggunakan metode sambung pucuk.
2. Bagi peneliti, bisa mengetahui cara sambung pucuk kakao dengan cara
menambah pengetahuan dalam hal pertanian.
3. Bagi pemerintah, memberikan bantuan berupa pengetahuan untuk membantu
petani kakao dalam mengolah tanaman kakao mereka sehingga dapat
menghasilkan produksi yang bagus dan menguntungkan bagi para petani
kakao.
40
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sudarman, 2004. Ilmu Usahatani. JakartaPenebar Swada.
Ditjenbun, 2010. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press. Jakarta
Joesron, 2003, Teori Ekonomi Mikro: Salemba Empat, Jakarta.
Mosher, 1997. Skala Pengukuran ariabel-variabel Penelitian. Bandung:Alfabeta
Pendas, 2013. Rodmap Komoditas Kakao, Kabupaten Limapuluh Kota.Payakumbuh.
Rahardjo, P, Wisahya. 2011. Usahatani Kakao, Kansius. Yogyakarta
Salahuddin, S. 2007. Klon Unggul Kakao di Kabupaten Lima Puluh Kota,Sumatera Barat.
SCPP, 2012. Umum Produktif Bagi Petani. Jakarta, LP3ES
Soeharni, 2010. Teori Ekonomi Mikro. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,Jakarta Soekartawi, 2002. Pedoman Umum Program RevitalisasiPerkebunan (Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao). Direktorat JenderalPerkebunan. Jakarta.
Soekartawi, 1995. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori Dan Aplikasinya).PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soekartawi, 2006. Analisis Pendapatan dan Biaya Produksi Usahatani. PenebarSwadaya. Jakarta.
Sofyan, Sri Adiningsih, 1999. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat PengaturTumbuh. Bandung : Penerbit angkasa.
Spillane, J, 1995:163. Pengantar Ilmu Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono, 2011. Teori Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.
Sukirno, Sadono, 2008. Makro Ekonomi, Teori Pengantar, Penerbit PT. RajaGrafindo Parsada, Jakarta.
Tiro, 2000. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Cv. Yasaguna. Jakarta
Wahyudin, 2005:39. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga Jakarta, LP3ES
41
Yunus, 2011. Kontribusi Usaha Budidaya Kakao Terhadap PendapatanKeluarga. Jurnal Penelitian Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin
42
Lampiran 1. Kuisioner Penelitiann
Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Yang Menggunakan Metode SambungPucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ....................................
2. Umur : .................................... Tahun
3. Pendidikan :......................................
4. Luas Lahan : ...................................... Ha
5. Lama Berusaha Tani : .................................... Tahun
6. Jumlah Tanggungan Keluarga : .................................... Orang
B. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah lahan ini milik bapak/ibu sendiri ?
2. Berapa pajak yang dibayar (Rp) oleh bapak/ibu dalam 1 tahun ?
3. Berapa banyak produksi kakao bapak/ibu yang menggunakan metode
sambung pucuk dalam satu kali panen ?
4. Dimana bapak/ibu pasarkan panennya ?
5. Berapa harga jualnya dalam 1 kg ?
43
C. BIAYA PENERIMAAN
Biaya
1. Jenis lahan yang ditanami
No Bentuk Lahan Status Kebun Luas (Ha)
1. Kebun Milik Sewa Garap
Jumlah
2. Biaya Tetap
a. Penyusutan Alat
No Jenis Alat JumlahUnit
NilaiLama(Rp)
Harga(Rp)
NilaiSekarang
(Rp)
LamaPemakaian
(Tahun)
1. Parang
2. GuntingGalah
3. Sprayer
4. Guntingpangkas
5. PlastikSarungnisasi
Jumlah
44
b. Pengeluaran Lain-lain
a. Iuran Kelompok Tani :Rp ............................. /Musim
b. Pajak :Rp ............................./Tahun
c. ..................................................:Rp…………………./Musim
d...................................................:Rp…………………/Musim
3. Biaya Variabel
a. Penggunaan Pupuk
No Jenis Pupuk Volume (Kg) Harga (Kg) Total Harga (Rp)
1. Ponska
2. ZA
Jumlah
b. Jenis Obat-obatan
No Jenis Obat-obatan Nama
MerekBotol/Liter Harga (Rp)
1. Pestisida
2. Herbisida
Jumlah
45
c. Tenaga Kerja yang Digunakan
No Uraian Kegiatan JumlahOrang
WaktuKerja(Hari)
UpahKerja
JumlahUpah/HOK
(Rp)1 Pengolahan
2 Penyemprotan
3 Pemupukan
4 Panen
HOK = HARI KERJA X JUMLAH TENAGA KERJA X UPAH/HARI
Penerimaan
Usahatani Kakao
Musim Tanam Jumlah (Kg) Harga (Kg) Nilai (Rp)
Musim Panen I
46
Lampiran 2. Identitas Petani Responden Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang
No NamaResponden
Jeniskelamin Umur Tanggungan
KeluargaPendidikanTerakhir
PengalamanBerusahatani
(Tahun)
1 Saharuddin Laki-laki 56 3 SD 192 Nurhayati Perempuan 33 3 SMP 93 Yani Perempuan 35 3 SD 204 Rura Laki-laki 37 4 SD 205 Baktiar Laki-laki 30 3 SMP 86 Sawal Laki-laki 42 2 SD 157 Ilo Laki-laki 24 1 SMA 28 Hasin Laki-laki 26 1 SD 209 Ullang Laki-laki 35 3 SD 2010 Hamaseng Laki-laki 44 4 SD 2111 Hariono Laki-laki 34 2 SMP 1012 Lahading Laki-laki 37 1 SD 1913 Hartono Laki-laki 27 3 SMP 1014 Yuddin Laki-laki 43 1 SD 915 Mardan Laki-laki 40 3 SD 1016 Hasmin Laki-laki 36 1 SD 517 Abbas Laki-laki 29 2 SMP 918 Ancong Laki-laki 33 2 SMP 1119 Sano Laki-laki 25 1 SMA 320 Anto Laki-laki 32 4 SD 7
Jumlah 698 47 247
Rata-rata 34,9 2,35 12,35
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
47
Lampiran 3. Hasil Deskripsi Karakteristik Usahatani Kakao di Desa TauloKecamatan Alla Kabupaten Enrakang.
No NamaResponden Modal Asal
LuasLahan(Ha)
Status Lahan
1 Saharuddin Modal Sendiri 1.00 Milik Sendiri2 Nurhayati Modal Sendiri 1.00 Milik Sendiri3 Yani Modal Sendiri 1.00 Milik Sendiri4 Rura Modal sendiri 1.00 Milik Sendiri5 Baktiar Modal Sendiri 1.60 Milik Sendiri6 Sawal Modal Sendiri 2.00 Milik Sendiri7 Ilo Modal sendiri 0.80 Milik Sendiri8 Hasin Modal sendiri 2.00 Milik Sendiri9 Ullang Modal sendiri 2.00 Milik Sendiri10 Hamaseng Modal Sendiri 1.80 Milik Sendiri11 Hariono Modal Sendiri 0.50 Milik Sendiri12 Lahading Modal Sendiri 1.20 Milik Sendiri13 Hartono Modal Sendiri 1.00 Milik Sendiri14 Yuddin Modal Sendiri 0.80 Milik Sendiri15 Mardan Modal sendiri 0.60 Milik Sendiri16 Hasmin Modal Sendiri 0.80 Milik Sendiri17 Abbas Modal Sendiri 1.00 Milik Sendiri18 Ancong Modal Sendiri 1.80 Milik Sendiri19 Sano Modal sendiri 0.80 Milik Sendiri20 Anto Modal Sendiri 1.00 Milik Sendiri
Total 23,7Rata-Rata 1,185
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
48
Lampiran 4. Biaya Penyusutan Parang Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang
No NamaJumlah
Alat(Unit)
Nilai Baru(Rp)
NilaiSekarang
(Rp)
LamaPemakaian
(Tahun)
Jumlah(Rp)
1 Saharuddin 1 100.000 50.000 5 10.0002 Nurhayati 1 100.000 50.000 5 10.0003 Yani 2 100.000 50.000 5 20.0004 Rura 1 100.000 50.000 5 10.0005 Baktiar 1 100.000 50.000 5 10.0006 Sawal 2 100.000 50.000 5 20.0007 Ilo 1 100.000 50.000 5 10.0008 Hasin 1 100.000 50.000 5 10.0009 Ullang 2 100.000 50.000 5 20.00010 Hamaseng 2 100.000 50.000 5 20.00011 Hariono 2 100.000 50.000 5 20.00012 Lahading 1 100.000 50.000 5 10.00013 Hartono 1 100.000 50.000 5 10.00014 Yuddin 2 100.000 50.000 5 20.00015 Mardan 1 100.000 50.000 5 10.00016 Hasmin 2 100.000 50.000 5 20.00017 Abbas 2 100.000 50.000 5 20.00018 Ancong 1 100.000 50.000 5 10.00019 Sano 2 100.000 50.000 5 20.00020 Anto 2 100.000 50.000 5 20.000
Jumlah 30 2.000.000 1.000.000 100 300.000
Rata-rata 1,5 100.000 50.000 5 15.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
49
Lampiran 5. Biaya Penyusutan Gunting Galah Usahatani Kakao yangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo KecamatanAlla Kabupaten Enrekang
No NamaJumlah
Alat(Unit)
Nilai Baru(Rp)
NilaiSekarang
(Rp)
LamaPemakaian
(Tahun)
Jumlah(Rp)
1 Saharuddin 1 95.000 47.500 5 9.5002 Nurhayati 2 95.000 47.500 5 19.0003 Yani 2 95.000 47.500 5 19.0004 Rura 2 95.000 47.500 5 19.0005 Baktiar 1 95.000 47.500 5 9.5006 Sawal 2 95.000 47.500 5 19.0007 Ilo 2 95.000 47.500 5 19.0008 Hasin 2 95.000 47.500 5 19.0009 Ullang 2 95.000 47.500 5 19.00010 Hamaseng 2 95.000 47.500 5 19.00011 Hariono 2 95.000 47.500 5 19.00012 Lahading 2 95.000 47.500 5 19.00013 Hartono 2 95.000 47.500 5 19.00014 Yuddin 2 95.000 47.500 5 19.00015 Mardan 2 95.000 47.500 5 19.00016 Hasmin 2 95.000 47.500 5 19.00017 Abbas 2 95.000 47.500 5 19.00018 Ancong 2 95.000 47.500 5 19.00019 Sano 2 95.000 47.500 5 19.00020 Anto 2 95.000 47.500 5 19.000
Jumlah 38 1.900.000 950.000 100 361.000
Rata-rata 1,9 95.000 47.500 5 18.050
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
50
Lampiran 6. Biaya Penyusutan Sprayer Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang
No NamaJumlah
Alat(Unit)
Nilai Baru(Rp)
NilaiSekarang
(Rp)
LamaPemakaian
(Tahun)
Jumlah(Rp)
1 Saharuddin 1 430.000 215.000 10 21.5002 Nurhayati 1 430.000 215.000 10 21.5003 Yani 1 430.000 215.000 10 21.5004 Rura 1 430.000 215.000 10 21.5005 Baktiar 1 430.000 215.000 10 21.5006 Sawal 1 430.000 215.000 10 21.5007 Ilo 1 430.000 215.000 10 21.5008 Hasin 1 430.000 215.000 10 21.5009 Ullang 1 430.000 215.000 10 21.50010 Hamaseng 1 430.000 215.000 10 21.50011 Hariono 1 430.000 215.000 10 21.50012 Lahading 1 430.000 215.000 10 21.50013 Hartono 1 430.000 215.000 10 21.50014 Yuddin 1 430.000 215.000 10 21.50015 Mardan 1 430.000 215.000 10 21.50016 Hasmin 1 430.000 215.000 10 21.50017 Abbas 1 430.000 215.000 10 21.50018 Ancong 1 430.000 215.000 10 21.50019 Sano 1 430.000 215.000 10 21.50020 Anto 1 430.000 215.000 10 21.500
Jumlah 20 8.600.000 4.300.000 200 430.000
Rata-rata 1 430.000 215.000 10 21.500
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
51
Lampiran 7. Biaya Penyusutan Gunting Pangkas Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo KecamatanAlla Kabupaten Enrekang
No NamaJumlah
Alat(Unit)
Nilai Baru(Rp)
NilaiSekarang
(Rp)
LamaPemakaian
(Tahun)
Jumlah(Rp)
1 Saharuddin 1 27.000 15.000 5 2.4002 Nurhayati 2 27.000 15.000 5 4.8003 Yani 2 27.000 15.000 5 4.8004 Rura 2 27.000 15.000 5 4.8005 Baktiar 1 27.000 15.000 5 2.4006 Sawal 2 27.000 15.000 5 4.8007 Ilo 2 27.000 15.000 5 4.8008 Hasin 2 27.000 15.000 5 4.8009 Ullang 2 27.000 15.000 5 4.80010 Hamaseng 2 27.000 15.000 5 4.80011 Hariono 2 27.000 15.000 5 4.80012 Lahading 2 27.000 15.000 5 4.80013 Hartono 2 27.000 15.000 5 4.80014 Yuddin 2 27.000 15.000 5 4.80015 Mardan 2 27.000 15.000 5 4.80016 Hasmin 2 27.000 15.000 5 4.80017 Abbas 2 27.000 15.000 5 4.80018 Ancong 2 27.000 15.000 5 4.80019 Sano 2 27.000 15.000 5 4.80020 Anto 2 27.000 15.000 5 4.800
Jumlah 38 540.000 300.000 100 91.200
Rata-rata 1,9 27.000 15.000 5 4.560
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
52
Lampiran 8. Biaya Penyusutan Plastik Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla KabupatenEnrekang
E NamaJumlah
Alat(Unit)
Nilai Baru(Rp)
NilaiSekarang
(Rp)
LamaPemakaian
(Tahun)
Jumlah(Rp)
1 Saharuddin 1 18.000 9.000 1 9.0002 Nurhayati 1 18.000 9.000 1 9.0003 Yani 1 18.000 9.000 1 9.0004 Rura 1 18.000 9.000 1 9.0005 Baktiar 1 18.000 9.000 1 9.0006 Sawal 1 18.000 9.000 1 9.0007 Ilo 1 18.000 9.000 1 9.0008 Hasin 1 18.000 9.000 1 9.0009 Ullang 1.5 18.000 9.000 1 13.50010 Hamaseng 1.5 18.000 9.000 1 13.50011 Hariono 1.5 18.000 9.000 1 13.50012 Lahading 1 18.000 9.000 1 9.00013 Hartono 1 18.000 9.000 1 9.00014 Yuddin 1.5 18.000 9.000 1 13.50015 Mardan 1 18.000 9.000 1 9.00016 Hasmin 1 18.000 9.000 1 9.00017 Abbas 1.5 18.000 9.000 1 13.50018 Ancong 1 18.000 9.000 1 9.00019 Sano 1.5 18.000 9.000 1 13.50020 Anto 1 18.000 9.000 1 9.000
Jumlah 23 360.000 180.000 20 207.000
Rata-rata 1,15 18.000 9.000 1 10.350
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
53
Lampiran 9. Total Biaya Tetap Penyusutan Alat Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo KecamatanAlla Kabupaten Enrekang
No Nama ParangGunting
Galah
Semprot/
Sprayer
Gunting
PangkasPlastik
Jumlah
(Rp)
1 Saharuddin 10.000 9.500 21.500 2.400 9.000 52.400
2 Nurhayati 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
3 Yani 20.000 19.000 21.500 4.800 9.000 74.300
4 Rura 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
5 Baktiar 10.000 9.500 21.500 2.400 9.000 52.400
6 Sawal 20.000 19.000 21.500 4.800 9.000 74.300
7 Ilo 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
8 Hasin 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
9 Ullang 20.000 19.000 21.500 4.800 13.500 78.800
10 Hamaseng 20.000 19.000 21.500 4.800 13.500 78.800
11 Hariono 20.000 19.000 21.500 4.800 13.500 78.800
12 Lahading 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
13 Hartono 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
14 Yuddin 20.000 19.000 21.500 4.800 13.500 78.800
15 Mardan 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
16 Hasmin 20.000 19.000 21.500 4.800 9.000 74.300
17 Abbas 20.000 19.000 21.500 4.800 13.500 78.800
18 Ancong 10.000 19.000 21.500 4.800 9.000 64.300
19 Sano 20.000 19.000 21.500 4.800 13.500 78.800
20 Anto 20.000 19.000 21.500 4.800 9.000 74.300
Jumlah 300.000 361.000 430.000 91.200 207.000 1.389.200
Rata-Rata 15.000 18.050 21.500 4.560 10.350 69.460
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
54
Lampiran 10. Biaya Tetap Pajak Lahan Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang
No. NamaResponden
Luas Lahan(Ha)
Pajak Lahan(Rp)
1 Saharuddin 1.00 30.0002 Nurhayati 1.00 25.0003 Yani 1.00 15.0004 Rura 1.00 30.0005 Baktiar 1.60 25.0006 Sawal 2.00 100.0007 Ilo 0.80 30.0008 Hasin 2.00 100.0009 Ullang 2.00 100.00010 Hamaseng 1.80 70.00011 Hariono 0.50 20.00012 Lahading 1.20 30.00013 Hartono 1.00 15.00014 Yuddin 0.80 30.00015 Mardan 0.60 15.00016 Hasmin 0.80 15.00017 Abbas 1.00 30.00018 Ancong 1.80 100.00019 Sano 0.80 15.00020 Anto 1.00 30.000
Jumlah 23,7 825.000Rata-Rata 1,185 41.250
Rata-rata/Ha 34.810
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
55
Lampiran 11. Total Biaya Tetap Petani Responden Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk Di Desa TauloKecamatan Alla Kabupaten Enrekang
No NamaResponden
LuasLahan
TotalPenyusutan Alat
PajakLahan Transportasi Total Biaya
Tetap1 Saharuddin 1.00 52.400 30.000 10.000 92.4002 Nurhayati 1.00 64.300 25.000 10.000 99.3003 Yani 1.00 74.300 15.000 15.000 104.3004 Rura 1.00 64.300 30.000 20.000 114.3005 Baktiar 1.60 52.400 25.000 15.000 92.4006 Sawal 2.00 74.300 100.000 20.000 194.3007 Ilo 0.80 64.300 30.000 10.000 104.3008 Hasin 2.00 64.300 100.000 15.000 179.3009 Ullang 2.00 78.800 100.000 20.000 198.80010 Hamaseng 1.80 78.800 70.000 10.000 158.80011 Hariono 0.50 78.800 20.000 10.000 108.80012 Lahading 1.20 64.300 30.000 15.000 109.30013 Hartono 1.00 64.300 15.000 10.000 89.30014 Yuddin 0.80 78.800 30.000 15.000 123.80015 Mardan 0.60 64.300 15.000 20.000 99.30016 Hasmin 0.80 74.300 15.000 10.000 99.30017 Abbas 1.00 78.800 30.000 15.000 123.80018 Ancong 1.80 64.300 100.000 10.000 174.30019 Sano 0.80 78.800 15.000 20.000 113.80020 Anto 1.00 74.300 30.000 15.000 119.300
Jumlah 23,7 1.389.200 825.000 285.000 2.499.200Rata-Rata 1,185 69.460 41.250 14.250 124.960
Rata-rata/Ha 58.616 34.810 12.025 105.451Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
56
Lampiran 12. Biaya Variabel Pupuk Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang
NoNama
RespondenPonska ZA Jumlah
Harga(Rp)Kg Rp Kg Rp
1 Saharuddin 150 390.000 150 285.000 675.000
2 Nurhayati 150 390.000 100 190.000 580.000
3 Yani 100 260.000 100 190.000 450.000
4 Rura 150 390.000 150 285.000 675.000
5 Baktiar 150 390.000 150 285.000 675.000
6 Sawal 150 390.000 100 190.000 580.000
7 Ilo 100 260.000 100 190.000 450.000
8 Hasin 150 390.000 100 190.000 580.000
9 Ullang 200 520.000 150 285.000 805.000
10 Hamaseng 150 390.000 100 190.000 580.000
11 Hariono 100 260.000 150 285.000 545.000
12 Lahading 150 390.000 150 285.000 675.000
13 Hartono 150 390.000 100 190.000 580.000
14 Yuddin 100 260.000 100 190.000 450.000
15 Mardan 100 260.000 100 190.000 450.000
16 Hasmin 100 260.000 100 190.000 450.000
17 Abbas 100 260.000 100 190.000 450.000
18 Ancong 150 390.000 150 285.000 675.000
19 Sano 100 260.000 100 190.000 450.000
20 Anto 150 390.000 100 190.000 580.000
Jumlah 2.650 6.890.000 2.350 4.465.000 11.355.000
Rata-Rata 132,5 344.500 117,5 223.250 567.750
Rata-rata/Ha 111,814 290.717 99,16 188,396 479.113
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
57
Lampiran 13. Biaya Variabel Penggunaan Pestisida Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo KecamatanAlla Kabupaten Enrekang
No NamaResponden
Pestisida HerbisidaJumlah
(Rp)Liter Rp Liter Rp1 Saharuddin 2.00 170.000 4.00 260.000 430.0002 Nurhayati 1.50 110.000 3.00 195.000 305.0003 Yani 1.50 110.000 4.00 260.000 370.0004 Rura 1.50 110.000 3.00 195.000 305.0005 Baktiar 1.00 50.000 3.00 195.000 245.0006 Sawal 2.00 170.000 4.00 260.000 430.0007 Ilo 1.00 85.000 2.00 130.000 215.0008 Hasin 2.00 170.000 2.00 130.000 300.0009 Ullang 2.50 195.000 4.00 260.000 455.00010 Hamaseng 2.00 113.000 3.00 195.000 308.00011 Hariono 1.50 110.000 2.00 130.000 240.00012 Lahading 2.00 170.000 4.00 260.000 430.00013 Hartono 1.00 85.000 3.00 195.000 280.00014 Yuddin 1.00 85.000 2.00 130.000 215.00015 Mardan 1.00 85.000 2.00 130.000 215.00016 Hasmin 1.00 50.000 2.00 130.000 180.00017 Abbas 1.50 110.000 3.00 195.000 305.00018 Ancong 2.00 170.000 4.00 260.000 430.00019 Sano 1.00 85.000 2.00 130.000 215.00020 Anto 1.50 110.000 2.00 130.000 240.000
Jumlah 30.5 2.343.000 58 3.770.000 6.113.000Rata-Rata 1,52 117.150 2,9 188.500 305.650
Rata-rata/Ha 1,28 98.860 2,45 159.071 257.932
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
58
Lampiran 14. Biaya Variabel Tenaga Kerja Usahatani Kakao Yang Menggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa TauloKecamatan Alla Kabupaten Enrekang
No NamaResponden
LuasLahan
Tenaga Kerja Total BiayaTenagaKerja
Pengolahan (Rp.30.000)/Hari Penyemprotan (Rp.30.000)/Hari Pemupukan (Rp.30.000)/Hari Panen (Rp.50.000)/HariHari Orang Nilai HOK (Rp) Hari Orang Nilai HOK (Rp) Hari Orang Nilai HOK (Rp) Hari Orang Nilai HOK (Rp)
1 Saharuddin 1.00 4 2 240.000 1 4 120.000 1 5 200.000 1 6 300.000 860.0002 Nurhayati 1.00 4 2 240.000 1 4 120.000 1 5 200.000 1 6 300.000 860.0003 Yani 1.00 4 2 240.000 1 4 120.000 1 5 200.000 1 6 300.000 860.0004 Rura 1.00 4 2 240.000 1 4 120.000 1 5 200.000 1 6 300.000 860.0005 Baktiar 1.60 5 4 600.000 2 3 180.000 2 4 320.000 1 5 250.000 1.350.0006 Sawal 2.00 5 4 600.000 2 3 180.000 2 4 320.000 1 5 250.000 1.350.0007 Ilo 0.80 4 3 360.000 1 4 120.000 1 5 200.000 1 6 300.000 980.0008 Hasin 2.00 5 4 600.000 2 3 180.000 2 5 400.000 1 5 250.000 1.430.0009 Ullang 2.00 5 4 600.000 2 3 180.000 2 5 400.000 1 5 250.000 1.430.000
10 Hamaseng 1.80 5 4 600.000 2 4 240.000 2 4 320.000 1 5 250.000 1.410.00011 Hariono 0.50 1 1 30.000 1 1 30.000 1 1 30.000 1 1 50.000 140.00012 Lahading 1.20 5 4 600.000 1 5 150.000 1 5 200.000 1 5 250.000 1.200.00013 Hartono 1.00 4 3 360.000 1 4 120.000 1 4 160.000 1 6 300.000 940.00014 Yuddin 0.80 4 3 360.000 1 4 120.000 1 4 160.000 1 5 250.000 890.00015 Mardan 0.60 1 2 60.000 1 3 90.000 1 2 60.000 1 3 150.000 360.00016 Hasmin 0.80 1 2 60.000 1 3 90.000 1 2 80.000 1 2 100.000 330.00017 Abbas 1.00 4 3 360.000 1 4 120.000 1 4 160.000 1 6 300.000 940.00018 Ancong 1.80 5 4 600.000 1 5 150.000 1 5 200.000 1 6 300.000 1.250.00019 Sano 0.80 4 3 360.000 1 4 120.000 1 4 160.000 1 5 250.000 890.00020 Anto 1.00 4 3 360.000 1 4 120.000 1 4 160.000 1 5 250.000 890.000
Jumlah 23.7 78 59 7.470.000 25 73 2.670.000 25 82 4.130.000 20 97 4.950.000 19.220.000Rata-Rata 1.185 3.9 2.95 373.500 1.25 3.65 133.500 1.25 4.1 206.500 1 4.85 247.500 961.000
Rata-rata/Ha 3,29 2,48 315.189 1,05 3,08 112.658 1,05 3,45 174.261 0,84 3,78 208.860 810.970Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
59
Lampiran 15. Total Biaya Variabel Petani Responden Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo KecamatanAlla Kabupaten Enrekang
No NamaResponden
LuasLahan Pupuk Pestisida Tenaga
KerjaTotal Biaya
Variabel1 Saharuddin 1.00 675.000 430.000 860.000 1.965.0002 Nurhayati 1.00 580.000 305.000 860.000 1.745.0003 Yani 1.00 450.000 370.000 860.000 1.680.0004 Rura 1.00 675.000 305.000 860.000 1.840.0005 Baktiar 1.60 675.000 245.000 1.350.000 2.270.0006 Sawal 2.00 580.000 430.000 1.350.000 2.360.0007 Ilo 0.80 450.000 215.000 980.000 1.645.0008 Hasin 2.00 580.000 300.000 1.430.000 2.310.0009 Ullang 2.00 805.000 455.000 1.430.000 2.690.00010 Hamaseng 1.80 580.000 308.000 1.410.000 2.298.00011 Hariono 0.50 545.000 240.000 140.000 925.00012 Lahading 1.20 675.000 430.000 1.200.000 2.305.00013 Hartono 1.00 580.000 280.000 940.000 1.800.00014 Yuddin 0.80 450.000 215.000 890.000 1.555.00015 Mardan 0.60 450.000 215.000 360.000 1.025.00016 Hasmin 0.80 450.000 180.000 330.000 960.00017 Abbas 1.00 450.000 305.000 940.000 1.695.00018 Ancong 1.80 675.000 430.000 1.250.000 2.355.00019 Sano 0.80 450.000 215.000 890.000 1.555.00020 Anto 1.00 580.000 240.000 890.000 1.710.000
Jumlah 23,7 11.355.000 6.113.000 19.220.000 36.688.000Rata-Rata 1,185 567.750 305.650 961.000 1.834.400
Rata-rata/Ha 479.114 257.932 810.970 1.548.016
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
60
Lampiran 16. Penerimaan dan Produksi Usahatani Kakao Yang MenggunakanMetode Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan AllaKabupaten Enrekang
No. Nama Responden Luas Lahan Produksi (Kg) Harga (Rp) Penerimaan1 Saharuddin 1.00 4.500 26.000 117.000.000
2 Nurhayati 1.00 5.000 26.000 130.000.000
3 Yani 1.00 4.700 26.000 122.200.000
4 Rura 1.00 4.600 26.000 119.600.000
5 Baktiar 1.60 5.500 26.000 143.000.000
6 Sawal 2.00 8.000 26.000 208.000.000
7 Ilo 0.80 3.500 26.000 91.000.000
8 Hasin 2.00 7.500 26.000 195.000.000
9 Ullang 2.00 7.700 26.000 200.200.000
10 Hamaseng 1.80 7.000 26.000 182.000.000
11 Hariono 0.50 3.000 26.000 78.000.000
12 Lahading 1.20 4.800 26.000 124.800.000
13 Hartono 1.00 4.500 26.000 117.000.000
14 Yuddin 0.80 4.000 26.000 104.000.000
15 Mardan 0.60 3.400 26.000 88.400.000
16 Hasmin 0.80 4.200 26.000 109.200.000
17 Abbas 1.00 5.000 26.000 130.000.000
18 Ancong 1.80 6.500 26.000 169.000.000
19 Sano 0.80 4.300 26.000 111.800.000
20 Anto 1.00 4.900 26.000 127.400.000
Jumlah 23,7 102.600 520.000 2.667.600.000
Rata-rata 1,185 5.130 26.000 133.380.000
Rata-rata/Ha 4.329 21.940 112.556.962
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
61
Lampiran 17. Pendapatan dan Total Biaya Produksi Usahatani Kakao YangMenggunakan Metode Sambung Pucuk di Desa Taulo KecamatanAlla Kabupaten Enrekang
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
No Nama Umur(Tahun)
LuasLahan(Ha)
PenerimaanTotal Biaya
Produksi(Rp)
Pendapatan
1 Saharuddin 49 1.00 117.000.000 2.057.400 114.942.600
2 Nurhayati 41 1.00 130.000.000 1.844.300 128.155.700
3 Yani 41 1.00 122.200.000 1.784.300 120.415.700
4 Rura 61 1.00 119.600.000 1.954.300 117.645.700
5 Baktiar 62 1.60 143.000.000 2.362.400 140.637.600
6 Sawal 68 2.00 208.000.000 2.554.300 205.445.700
7 Ilo 37 0.80 91.000.000 1.749.300 89.250.700
8 Hasin 60 2.00 195.000.000 2.489.300 192.510.700
9 Ullang 56 2.00 200.200.000 2.888.800 197.311.200
10 Hamaseng 59 1.80 182.000.000 2.456.800 179.543.200
11 Hariono 45 0.50 78.000.000 1.033.800 76.966.200
12 Lahading 47 1.20 124.800.000 2.414.300 122.385.700
13 Hartono 60 1.00 117.000.000 1.889.300 115.110.700
14 Yuddin 60 0.80 104.000.000 1.678.800 102.321.200
15 Mardan 61 0.60 88.400.000 1.124.300 87.275.700
16 Hasmin 46 0.80 109.200.000 1.059.300 108.140.700
17 Abbas 68 1.00 130.000.000 1.818.800 128.181.200
18 Ancong 44 1.80 169.000.000 2.529.300 166.470.700
19 Sano 56 0.80 111.800.000 1.668.800 110.131.200
20 Anto 62 1.00 127.400.000 1.829.300 125.570.700
Jumlah 1.083 23,7 2.667.600.000 39.187.200 2.628.412.800
Rata-Rata 54,15 1,185 133.380.000 1.959.360 131.420.640
Rata-rata/Ha 112.556.962 1.653.468 110.903.493
62
DOKUMENTASI
Gambar 2. Wawancara dengan Bapak Saharuddin
Gambar 3. Wawancara dengan Bapak Yuddin
63
Gambar 4. Proses Pemasangan Plastik Pada Buah Kakao
Gambar 5. Penjemuran Biji Kakao
64
65
66
67
68
RIWAYAT HIDUP
Salma Bahrun lahir di Enrekang, 23 Januari 1997. Dari
ayahanda Drs.Bahrun dan ibunda Jusmi. Penulis merupakan anak pertama dari
tiga orang bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah MI Guppi
Minanga dan lulus tahun 2009, lalu melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Alla dan
selesai pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan tingkat SMAN 1 Alla
dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis lulus seleksi masuk
perguruan tinggi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
dengan judul “Analisis pendapatan Usahatani Kakao Yang Menggunakan Metode
Sambung Pucuk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.
top related