analisis konteks tsm
Post on 18-Oct-2015
100 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
18
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Sekolah (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing sekolah. KTSP ini dikembangkan sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan. Pengembangan KTSP oleh sekolah sesuai dengan situasi dan konteks yang dimilikinya. Akan tetapi, sekolah tetap harus mengacu pada lingkup standar nasional pendidikan yang ada, sesuai dengan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Keleluasaan sekolah dalam mengembangkan KTSP tentu harus diikuti dengan analasis situasi sekolah untuk mencapai lingkup standar nasional pendidikan yang sudah ditetapkan, di antaranya Standar Isi (SI)dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam Permendiknas No 23 tahun 2006. Hasil analisis tersebut merupakan dasar pijakan untuk menentukan kedalaman dan keluasan target-target yang ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin dicapai, serta isi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu di sekolah tersebut. Pencapaian tujuan pendidikan bermutu tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 5, yaitu Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Penyusunan dan pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru (BSNP, 2006: 33). Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: analisis sekolah, penyiapan dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian (cf. BSNP, 2006: 33).
Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri (self evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ). Dalam hal ini dapat diterapkan kajian lingkungan internal untuk memahami strengths atau kekuatan dan weaknesses atau kelemahan, serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities atau peluang dan threats atau tantangan. Adapun analisis konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal sebagai berikut (cf. BSNP, 2006: 32):
1. Visi, misi, dan tujuan sekolah
2. Identifikasi SI dan SKL
3. Kajian internal atau kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang meliputi: (1) peserta didik, (2) pendidik dan tenaga kependidikan, (3) sarana dan prasarana, (4) biaya, (5) program-program
4. Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat dari masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a) komite sekolah, (b) dewan pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya.B. Dasar Kebijakan /Landasan Hukum1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36, 37 ayat (1), dan Pasal 38 ayat (1) dan (2);
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, Bagian A butir 1.d dan Bagian B butir 3;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 16, 17, 18, Bab IV , Bab V Pasal 25, Pasal 26, Bab VIII Pasal 49 ayat (1), Pasal 51, 52, Bab X Pasal 63 ayat (1), Pasal 64, 65, 66 72;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
9. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, Bagian B 2 butir 2.2 dan 2.10;
10. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran yang diterbitkan oleh BSNP;
11. Program Kerja Sekolah;
12. Panduan Penyusunan KTSP (Badan Standar Nasional Pendidikan).C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Analisis konteks adalah (a) memperoleh gambaran nyata kondisi sekolah dan (b) mengembangkan KTSP dengan sistematika yang berterima2. Manfaat Analisis Konteks adalah (a) hasil analisis digunakan untuk penyusunan rencana/program kerja sekolah.(b) Pengembangan KTSP, (c) pengembangan sekolah di masa depan.BAB IIHASIL ANALISIS KONTEKS
A. ANALISIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Analisis Standar Isi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan salah satu acuan utama bagi satuan pendidikan dalam penyusunan kurikulum (KTSP). Permendiknas dimaksud dilengkapi dengan Lampiran Standar Isi yang mencakup (a) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, (b) Beban Belajar, (c) Kalender Pendidikan, dan Lampiran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran yang mencakup (a) Latar Belakang, (b) Tujuan, (c) Ruang Lingkup, (d) Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar, (e) Arah Pengembangan.KomponenSub KomponenKondisi IdealKondisi RiilRencana tindak Lanjut
Kerangka Dasar KurikulumPrinsip Pengembang-an KurikulumKTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP.Dalam pengembangan KTSP belum memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum terutama prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik dan lingkungannyaDilakukan review dokumen KTSP sehingga memenuhi setiap prinsip pengembangan kurikulum khususnya prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Struktur KurikulumPenetapan Muatan lokal pada struktur kurikulumMuatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang ditentukan oleh satuan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah ,termasuk unggulan daerah , yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain.Satuan pendidikan
mengembangkan Mulok Bahasa Sunda dan PLH untuk siswa Kelas X. yang ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten, tetapi SK dan KD diserahkan ke masing-masing satuan pendidikan untuk menentukannya.Untuk memenuhi kebutuhan akan pengembangan kurikulum yangsesuai dengan ciri khas daerah setempat, satuan pendidikan perlu melakukan analisis untuk menentukan mulok.
Beban BelajarBeban belajar untuk kegiatanTatap Muka permingguJumlah jam pelajaran tata muka perminggu 38 39 jp/ minggu dan pemanfaatan tambahan 4 jam pelajaran/mingguJumlah jam kelas X adalah 50 jam pelajaran, kelas XI adalah 48 jam pelajaran,dan kelas XII adalah 50 jam pelajaranDilakukan IHT dengan fokus analisis/pemetaan SK/KD untuk menentukan tambahan jam pelajaran
Kalender PendidikanKalender Pendidikan untuk satu tahun pelajaranSesuai dengan kalender pendidikan provinsi, kota dan sekolahSesuai dengan kalender pendidikan provinsi, kota dan sekolahKalender pendidikan dibuat sesuai kondisi sekolah dan disesuaikan kalender provinsi, kota, dan sekolah
2. Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL)Hal yang sangat mendasar yang perlu dipahami oleh seluruh warga sekolah dan para pembina/pemangku kebijakan bahwa SKL yang terdiri dari SKL satuan pendidikan, SKL Kelompok mata pelajaran, dan SKL mata pelajaran, sangat penting untuk dipahami substansinya, karena substansi SKL satuan pendidikan merupakan dasar bagi sekolah dalam menjabarkan visi, misi dan tujuan pendidikan dalam dokumen KTSP, sedangkan SKL kelompok mata pelajaran dan SKL mata pelajaran yang dijabarkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (pada SI), berfungsi untuk memberikan arah bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif agar mampu mengahasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan tuntutan SKL.
No.SKL Satuan PendidikanSKL KELOMPOK MAPELSKL MAPELKET
1Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remajaSesuai SNPSesuai SNP
2Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannyaSesuai SNPSesuai SNP
3Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannyaSesuai SNPSesuai SNP
4Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosialSesuai SNPSesuai SNP
5Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup globalSesuai SNPSesuai SNP
6Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatifSesuai SNPSesuai SNP
7Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusanSesuai SNPSesuai SNP
8Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diriSesuai SNPSesuai SNP
9Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaikSesuai SNPSesuai SNP
10Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleksSesuai SNPSesuai SNP
11Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosialSesuai SNPSesuai SNP
12Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawabSesuai SNPSesuai SNP
13Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik IndonesiaSesuai SNPSesuai SNP
14Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budayaSesuai SNPSesuai SNP
15Mengapresiasi karya seni dan budayaSesuai SNPSesuai SNP
16Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompokSesuai SNPSesuai SNP
17Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkunganSesuai SNPSesuai SNP
18Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santunSesuai SNPSesuai SNP
19Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakatSesuai SNPSesuai SNP
20Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lainSesuai SNPSesuai SNP
21Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetisSesuai SNPSesuai SNP
22Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan InggrisSesuai SNPSesuai SNP
23Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan
kejuruannyaSesuai SNPSesuai SNP
3. Analisis Standar Proses
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang ditetapkan berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama bagi satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pembelajaran, mulai dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pemberlakuan standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, proses pembelajaran di setiap SMK harus menerapkan prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat masing-masing. Selain itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara fleksibel dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa standar proses memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan proses pencapaian standar nasional pendidikan lainnya.
NOKOMPONENKONDISI IDEALKONDISI RIILTINDAK LANJUT
1PERENCANAAN
1. SilabusPada Silabus harus memuat:
1. Identitas mata pelajaran ,SK KD, Kegiatan Pembelajaran, Indikator ketercapaian, Penilaian, Alokasi Waktu, sumber/Bahan/Alat.
2. Penyusunan silabus berdasarakan hasil pemetaan Standar Isi.Dalam pengembangan silabus masih banyak guru yang belum melakukan analisisi SK-KD.
Dalam penyusunan silabus masih banyak guru melalui proses mengadop dan adaptasi silabus yang sudah ada.Perlu diprogramkan bimbingan dan
pendampingan teknik membuat silabus mulai dari analisis SI
sehingga menghasilkan silabus minimal hasil adaptasi dan menyesuaikan dengan karakteristik
2. RPP1.RPP memuat: Identitas MP, SK, KD , indiator Pencapaian, tujuan, Alokasi Waktu , metode pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, penilaian belajar, dan sumber belajar.
2. Pada tahapan kegiatan pembelajaran terdiri dari tahapan: pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup.
3. Mengacu pada prinsip-prinsippenyusunan RPP.Masih banyak guru menyusun RPP tidak melampirkan instrumen
penilaian dan atau soal yang tercantum dalam RPP tidak mereprensantisikan tujuan pada RPPPerlu diadakan workshop dan bimbingan pembuatan RPP
IIPELAKSANAAN PEMBELAJARAN
2.1. Persyaratan
Pelaksanaan
Rombongan
BelajarJumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah 32 peserta didikMasih ada jumlah peserta
didik per rombongan belajar adalah 35 45
2.2. Pelaksanaan
PembelajaranKegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
- Penyampaian tujuan
- Motivasi
Kegiatan inti
- eksplorasi
- elaborasi
- konfirmasi
Penutup
- Rangkuman
- Penialaian/refleksi
- Umpan balik
- TugasKegiatan pembelajaran tidakkonsisten dengan pemetaanwaktu yang direnecanakan pada RPP. Contoh: dalam pemetaan waktu pada RPP mengalokasikan waktu 15 menit, namun pelaksanaannya melampaui dari waktu yang ditetapkan, sehingga tujuan kegiatan pencapaian Kompetensi tidak tercapai.Dalam kegiatan pembelajaran guru
wajib membawa RPP sebagai kontrol
dalam pelaksanaan pembelajaran.
IIIPENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian dilakukan oleh guru
terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.Hasil penilaian pembelajaran tidak dilakukan analisis sebagai
bahan acuan dalam program perbaikan proses pembelajaran
bagi guru.Kepala Sekolah melakukan pemeriksaan dan pemantauan
perkembangan hasil belajar peserta
didik drai guru sebagai info/data ketidakberhasilan peserta didik
4. Analisis Standar pengelolaan
Salah satu analisis SNP yang harus dilakukan adalah analisis standar pengelolaan pendidikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Analisis standar pengelolaan mencakup analisis perencanaan program, analisis pelaksanaan rencana kerja, analisis pengawasan dan evaluasi, analisis kepemimpinan sekolah, dan analisis sistem informasi manajemen.4.1 ANALISIS PERENCANAAN SEKOLAH
NOKRITERIA SETIAP KOMPONENKESESUAIAN DENGAN KRITERIAANALISIS PENYESUAIAN/PEMENUHANALOKASI PROGRAM
YATIDAK12
IVISI SEKOLAH
1 Mengacu pada visi , misi dan tujuan pendidikan nasional
2 Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita tinggi sekolah
3 Berorientasi ke masa depan
4 Mempertimbangkan potensi dan kondisi sekolah serta lingkungannya
5 Kalimat rumusannya mudah dipahami, jelas dan tidak multi tafsir
IIMISI SEKOLAH
1 Memberi arah dalam mewujudkan visi sekolah
2 Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
3 Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan
4 Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah
5. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan sehingga dapat ditinjau secara berkala
IIITUJUAN SEKOLAH
1 Mengacu pada visi dan misi
2 Menggambarkan tingkat kualitas yang dapat dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan)
3 Mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan SMK
4 Rumusannya dapat diukur ketercapaiannya
IVRENCANA KERJA SEKOLAH
1. Adanya rencana kerja jangka menengah untuk mendukung pencapaian tujuan jangka empat tahunan
2 Rumusan rencana kerja jangka menengah dapat diukur ketercapaiannya
3. Adanya rencana kerja tahunan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S)
4. Rumusan rencana kerja tahunan dapat diukur ketercapaiannya
4.2 ANALISIS KEPEMIMPINAN SEKOLAH
NOKRITERIA SETIAP KOMPONENKESESUAIAN DENGAN KRITERIAANALISIS PENYESUAIAN/PEMENUHANALOKASI PROGRAM
YATIDAK12
IKEPALA SEKOLAH
1 Kualifikasi minimal
2 Usia Maksimal
3 Pengalaman mengajar minimal
4 Pangkat minimal
5 Status Guru (Guru SMK)
6 Kepemilikan sertifikat pendidikMengikuti pendidikan dan latihan
7 Kepemilikan sertifikat kepala sekolah
8 Kompetensi kepribadian
9 Kompetensi manajerial
10 Kompetensi kewirausahaan
11 Kompetensi supervisi
12 Kompetensi sosial
IIWAKIL KEPALASEKOLAH
Ketua Program
a. kemampuan memimpin
b. kepemilikan keterampilan teknis
c. kemitraan dan kerjasama
Wakasek Bidang Kurikulum
a. kemampuan memimpin
b. kepemilikan keterampilan teknis
c. kemitraan dan kerjasama
Wakasek Kesiswaan
a. kemampuan memimpin
b. kepemilikan keterampilan teknis
c. kemitraan dan kerjasama
Wakasek Bidang Sarana Prasarana
a. kemampuan memimpin
b. kepemilikan keterampilan teknis
c. kemitraan dan kerjasama
Wakasek Bidang Humas
a. kemampuan memimpin
b. kepemilikan keterampilan teknis
c. kemitraan dan kerjasama
4.3 Analisis Sistem Informasi ManajemenNOKRITERIA SETIAP KOMPONENKESESUAIAN DENGAN KRITERIAANALISIS PENYESUAIAN/PEMENUHANALOKASI PROGRAM
YATIDAK12
1Kepemilikan sistem informasi manajemen yang mendukung
administrasi pendidikan di sekolah
2Pengelolaan sistem informasi manajemen yang efisien, efektif dan akuntabel
3Penyediaan fasailitas informasi yang efisien, efektif dan mudah
diakses
4Pelaporan data informasi secara berkala dan berkesinambungan
5Efektifitas dan efisiensi komunikasi antar warga sekolah di lingkungan sekolah
5. Hasil Analisis Standar PenilaianStandar Penilaian Pendidikan yang merupakan acuan dasar dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007. Pemberlakuan standar penilaian di SMK diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan SMK dan pada akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa standar penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam proses pencapaian standar nasional pendidikan lainnya.NOKOMPONENKONDISI IDEALKONDISI RIILKESENJANGANRENCANA TINDAK LANJUT
Teknik dan
Instrumen
PenilaianInstrumen penilaian hasil belajar yang
Digunakan pendidik memenuhi
Persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa.Belum ada data
Penelaahan instrumen
penilaian hasil
belajarBelum teridentifikasi
Pemenuhan persyaratan
subs-tansi, konstruksi,
dan bahasa pada
instrumen penilaian hasil belajarSekolah menyiapkan
Format penelaahan butir soal dan meminta guru melakukan telaah butir soal sebelum diujikan kepada peserta didik
B. ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN
Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 dinyatakan bahwa salah satu prinsip pengembangan KTSP adalah Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Di samping itu dalam panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) juga di nyatakan bahwa Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Berkaitan dengan hal dimaksud, sebelum menyusun KTSP setiap sekolah harus terlebih dahulu melakukan analisis kondisi dan potensi satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.NOKOMPONENKEKUATANKELEMAHANRENCANA TINDAK LANJUT
1Peserta Didik Kehadiran dan motivasi belajar cukup baik
Mau menerima inovasi
di bidang iptek, Minat & bakat di bidang bahasa Inggris,bahasa Jepang dan bahasa Perancis serta TIK Kondisi ekonomi
keluarga pada
umumnya rendah
Lulusan yang
Melanjutkan pendidikan ke PT rendahSekolah berupaya
membekali &
mengembangkan potensi
peserta ddik melalui
muatan lokal
2Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan Hampir Semua guru
berkualifikasi S-1,
Mengajar sesuai latar
belakang pendidikan
Ada guru yang
memiliki keterampilan
berwirausahaBelum terfungsikannya guru yang memiliki
potensi di luar
kompetensi mata
pelajaranMendayagunakan guru
yang memiliki potensi
sesuai muatan lokal yang
akan dikembangkan
sekolah
3Sarana Prasarana Ruang kelas memadai Kelengkapan lab komputer belum memadai Kurangnya buku-buku referensi di
perpustakaan sekolahSekolah berupaya
menyediakan layanan
peminjaman dengan
perpustakaan sekolah
lain/ lembaga lain
4PembiayaanBantuan pemerintah sangat membantu peserta didik dan satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikanBiaya program tertentu /praktik belum dialokasikan dengan baikPengalokasian biaya untuk program tertentu dibenahi
5Program SekolahMemiliki program Unit produksi WD AUTO SERVICEPengelolaan Unit produksi belum maksimal
C. Analisis Kondisi Lingkungan
Analisis potensi dan kebutuhan daerah dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan komponen-komponen potensi lingkungan/daerah yang meliputi SDM, SDA, geografis, budaya, dan historis. Peluang menunjukkan kondisi komponen lingkungan/daerah yang bersifat positif dan mendukung pendidikan di sekolah Tantangan/hambatan menggambarkan kondisi komponen lingkungan/daerah yang bersifat negatif dan kurang mendukung pendidikan di sekolah. Berdasarkan peluang dan tantangan/hambatan komponen lingkungan/daerah ditentukan beberapa alternatif potensi muatan lokal. Hasil analisis dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan muatan lokal yangn akan dilaksanakan sekolahNOKOMPONENPELUANGTANTANGANKESIMPULAN
1Komite sekolah Komite sekolah memiliki
potensi sebagai nara
sumber dalam peningkatan mutu sekolah
Komite punya potensi
membantu sekolah dalam
pemenuhan sarpras yang
diperlukan Nara sumber dari unsur Komite
Sekolah yang ada, belum berperan sebagai-mana mestinya
Adanya peraturan daerah tentang pendidikan gratis Mengundang unsur Komite Sekolah yang
berpotensi sebagai nara sumber dalam
peningkatan mutu sekolah
Mengajukan rencana pengadaan/pemenuhan sarana dan prasarana kepada komite sekolah untuk ditindaklanjuti
2Dewan pendidikan Merekomendasikan program pendidikan di wilayah kota Bandung Kurang koordinasi dengan pihak sekolah Perlu memberikan rekomendasi dan koordinasi dengan puhak sekolah
3Dinas Pendidikan
Selalu memantau melalui pengawas dan memberikan bimbingan melaui IHT dsb. Birokrasi yang sulit Perlu pantauan dan bimbingan dari dinas pendidikan serta tidak mempersulit birokrasi
4Asosiasi Profesi
Bisa menjadi ajang tukar pikiran dan penyaluran tenaga kerja Kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan program sekolah Perlu koordinasi dan kerja sama antara pihak sekolah dengan asosiasi profesi
5Dunia Usaha/Dunia Kerja
(DU/DK) Keberadaan DU/DK di
sekitar sekolah cukup
banyak
DU/DK memiliki potensi
mendukung sekolah di
bidang kewirausahaan Kepedulian DU/DK untuk mendukung program-program
sekolah masih rendah.
Mengadakan kerjasama dengan DU/DK untuk pengembangan mulok
6Sumber Daya Alam
Memiliki bengkel sepeda motor yang banyak Pengelolaan bengkel yang belum optimal Perlu pengelolaan bengkel oleh pihak terkait
7Sosial Budaya
Mempunyai keragaman budaya dan seni kerajinan Masyarakatnya heterogen sehingga cenderung individual
Kurang pengembangan budaya/ciri khas daerah Mengembangkan ciri khas kedaerahan seperti vocasional certer
D. Analisis kondisi lima tahun yang akan datangSesuai yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yang kemudian dikembangkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Permen 23 Standar Kompetensi, serta Permen Nomor 24 sebagai implementasi pelaksanaannya, maka pada kurun 5 tahun yang mendatang pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan di SMK Widya Dirgantara Kota Bandung telah terlaksana dengan baik seiring perkembangan globalisasi dan industri.
Seiring perkembangan industri di kota Bandung yang sangat potensial, maka untuk 5 tahun mendatang SMK Widya Dirgantara Kota Bandung mengembangkan rencana strategis yang mengarah pada pengembangan SDM yang selain profesional dalam bidangnya juga memiliki produk SDM yang bisa berwirausaha khususnya di bidang jasa kendaraan ringan (otomotif), sepeda motor maupun produk pemesinan.
E. Identifikasi tantangan nyataNOKondisi saat iniKondisi yang diharapkan
1Pemerataan kesempatan
a. Masih terdapat angka putus sekolah
b. Terdapat siswa miskin belum mendapatkan bantuan kemiskinan a. Terdapat angka 0 % angka putus sekolah
b. Terdapat angka 0% siswa miskin yang belum dapat bantuan pendidikan
2Kualitas pendidikan
a. Kurikulum belum disusun lengkap sesuai SNP
b. Belum semua guru melaksanakan PBM dengan TCL
c. Terdapat tenaga kependidikan yang belum memenuhi standar kompetensi
d. Terdapat sarana dan prasarana yang belum memenuhi SNP
e. Fungsi pengelolaan sekolah belum maksimal
f. Standar pembiayaan pendidikan sekolah masih rendaha. Kurikulum disusun lengkap sesuai SNP
b. 100 % guru melaksanakan PBM dengan TCL
c. 100 % guru melaksanakan PBM dengan TCL
d. 100 % guru memenuhi standar kompetensi
e. Fungsi pengelolaan sekolah maksimal
f. Standar pembiayaan pendidikan sesuai dengan SNP
3Efesiensi
a. Angka putus sekolah masih adaa. Angka putus sekolah 0 %
4Relevansi
a. Pelayanan bakat dan minat siswa belum terpenuhi
b. Tatakrama dan kedisiplinan siswa masih rendaha. Pelayanan bakat dan minat siswa terpenuhi minimal 75 %
b. Tatakrama dan kedisiplinan siswa tinggi
5Pengembangan kapasitas
a. Kemampuan manajerial belum maksimal
b. Fungsi manajerial belum maksimal
c. Sarana prasarana belum maksimala. Kemampuan manajerial maksimal
b. Fungsi manajerial maksimal
c. Sarana prasarana (praktik) lengkap
F. SWOT ANALISYS IFAS
EFASSTRENGHT
1. Perangkat kurikulum
2. Pemimpin visioner
3. SDM bermotifasi tinggiWEAKNESS
1. Sarana dan prasarana praktik kurang
2. Kompetensi guru yang belum sesuai
OPPORTUNITIES
1. Peran serta DU/DI
2. Peluang kerja
3. Animo masyarakat tinggi
STRATEGI SO
1. Membuat kurikulum sesuai dengankebutuhan DU/di
2. Kerjasama dengan DU/DI lebih ditingkatkan
3. Memberikan pelayanan yang maksimal
4. Meningkatkan kompetensi siswaSTRATEGI WO
1. Meningkatkan kerjasama dalam bidang sarana prasarana2. Memberikan kesempatan magang di DU/DI
3. Mengikut sertakan masyarakat dalam program sekolah
TREATS
1. Regulasi pemerintah dalam bidang pendidikan
2. Persepsi masyarakat tentang sekolah gratis yang salah
3. Kurangnya asosiasi profesiSTRATEGI ST1. Membuat perangkat pembelajaran yang fleksibel dan menyentuh berbagai lapisan
2. Memperluas kerjasama dengan asosiasi profesi di berbagai daerahSTRATEGI WT1. Presentasi intensif dalam mencari dana kepada pemerintah
2. Memberikan pengertian tentang sekolah gratis
3. Pelatihan guru sesuai kompetensinya
BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan
Sesuai dengan Keadaan dan Kebutuhan Saat Ini dan Masa DepanCara Pencapaian yang Sesuai dengan Kebutuhan Saat Ini dan Masa DepanKekuatanKelemahanPeluangTantangan
Kerangka dasar dan struktur kurikulum Sesuai dengan standar isi BSNP Permen 22 tahun 2006
Selalu melaksanakan pengembangan/akselerasi serta analisis struktur kurikulumTenaga pendidik dan kependidikan khususnya produktif bekerja juga di DU/DUAda beberapa guru yang mengajar tidak sesuai kualifikasi pendidikanDinas pendidikan selalu memantau melalui pengawas dan memberi kan bimbingan melaui IHT dsb.Birokrasi dengan dinas pendidikan
Sesuai dengan kalender Pendidikan provinsi, kota, dan sekolahKalender pendidikan disesuaikan dengan program sekolahSarana prasarana seperti ruang kelas cukup
Ruang praktik kurang luas, lab belum lengkap, beberapa perlengkapan belum tersediaSekolah berupaya
menyediakan layanan
peminjaman dengan
perpustakaan sekolah
lain/ lembaga lain
Sesuai dengan standar isi BSNP penyusunan melibatkan semua unsur sekolahSelalu mengadakan pengembangan dan analisis KTSPSudah memiliki Unit ProduksiPengelolaan unit produksi belum maksimalKomite sekolah memberi kan dukungan terhadap program sekolah kecuali penyusunan KTSPKurang komunikasi dengan sekolah dalam penyusunan KTSP
Jumlah beban belajar di sekolah sesuai dengan kurikulum Jumlah 50 jam/minggu disesuaikan dengan kebutuhanBantuan pemerintah sangat membantu peserta didik dan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikanBiaya program tertentu/praktik belum dialokasikan dengan baikMemiliki kerja sama dengan DU/DI dalam Prakerin maupun CasualAda DU/DI yang memiliki standar tinggi dalam perekrutan karyawan atau trainer
ANALISIS SWOT DAN SUSUN STRATEGI
B. Rekomendasi
Pada prinsipnya, KTSP untuk pendidikan dasar dikembangkan oleh setiap sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
Dalam pengembangan KTSP ini, analisis situasi sekolah sangat perlu dilakukan sehingga KTSP yang dikembangkan benar-benar didasarkan pada kondisi dan situasi sekolah (di samping didasarkan pula pada prinsip-prinsip pengembangan KTSP). KTSP yang dikembangkan berdasarkan analisis situasi sekolah diharapkan akan benar-benar mencerminkan upaya peningkatan kondisi internal yang ada di sekolah yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program lainnya. Di samping itu, KTSP yang baik harus dikembangkan atas dasar analisis peluang dan tantangan situasi eksternal yang berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar, yang meliputi: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
Bandung, Juli 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Waka. Bidang KurikulumSMK Widya Dirgantara
Asep Junaedi, S.Pd
Hendro Tri, S.PdNip. 19740111 200801 1 003
Nip. 19740322 200801 1 003Pengawas SMK Widya Dirgantara
Drs. Undang JunaediNip.-
top related