analisis kejadian banjir dan longsor di ......2016/06/18 · longsor dan banjir yang terjadi sabtu...
Post on 14-Nov-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah
EMAIL : staklim.semarang@bmkg.go.id, klim_smg@yahoo.com
TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145
ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR
DI BEBERAPA WILAYAH (WONOGIRI, SUKOHARJO DAN SURAKARTA, KLATEN,
PURWOREJO, KEBUMEN, BANJARNEGARA, PURBALINGGA DAN KENDAL)
PROPINSI JAWA TENGAH
( 18 JUNI 2016 )
Oleh
Stasiun Klimatologi Semarang – jawa Tengah
STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG
JAWA TENGAH
JUNI 2016
1. PENDAHULUAN
SEMARANG[SemarangPedia] – Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD)
melaporkan Tim SAR Gabungan telah menemukan lagi enam korban tertimbun longsoran tanah
di Purworejo dan tiga korban di Kebumen. Longsor dan banjir yang terjadi Sabtu lalu, di
sejumlah daerah di Jateng telah menelan korban jiwa dan tim evakusi hingga saat ini sudah
menemukan total sebanyak 56 korban tewas, 22 orang luka-luka dan 395 diungsikan. “Korban
hilang yang belum ditemukan di Desa Karangrejo/ Caok tiga orang, dan Desa Donorati tiga
orang. Sedangkan jumlah pengungsi terdiri dari 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di
Desa Jelok,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam
keterangan pers diterima SemarangPedia.com, Kamis (23/6). Data BNBP terkini, korban di
Kabupaten Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam orang hilang dan 19 luka-luka. Selain telah
mengakibatkan sebanyak 143 rumah rusak, meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak
sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Bahkan diperkirakan kerugian kerusakan rumah dan
infrastruktur di Kabauapaten Purworejo mencapaia senilai Rp15,73 miliar. Sementara itu,
korban di kabupaten Banjarnegara terdapat enam orang tewas tertimpa longsor, sedangkan di
Kabupaten Kebumen terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, serta tiga orang
hilang tertimbun longsor. “Semua korban sudah ditemukan. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo
dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir,” tuturnya. Menurutnya, untuk
saat itu korban longsor di Purworejo masih terus dilakukan, termasuk peralatan berat dikerahkan
mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan
mencari korban hilang. “Kemarin Polri mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban.
Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di
lapangan,” ujarnya. dan banjir yang terjadi Sabtu lalu, di sejumlah daerah di Jateng telah
menelan korban jiwa dan tim evakusi hingga saat ini sudah menemukan total sebanyak 56
korban tewas, 22 orang luka-luka dan 395 diungsikan. “Korban hilang yang belum ditemukan di
Desa Karangrejo/ Caok tiga orang, dan Desa Donorati tiga orang. Sedangkan jumlah pengungsi
terdiri dari 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di Desa Jelok,” ujar Kepala Pusat Data
dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers
diterima SemarangPedia.com, Kamis (23/6). Data BNBP terkini, korban di Kabupaten
Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam orang hilang dan 19 luka-luka. Selain telah
mengakibatkan sebanyak 143 rumah rusak, meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak
sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Bahkan diperkirakan kerugian kerusakan rumah dan
infrastruktur di Kabauapaten Purworejo mencapaia senilai Rp15,73 miliar. Sementara itu,
korban di kabupaten Banjarnegara terdapat enam orang tewas tertimpa longsor, sedangkan di
Kabupaten Kebumen terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, serta tiga orang
hilang tertimbun longsor. “Semua korban sudah ditemukan. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo
dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir,” tuturnya. Menurutnya, untuk
saat itu korban longsor di Purworejo masih terus dilakukan, termasuk peralatan berat dikerahkan
mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan
mencari korban hilang. “Kemarin Polri mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban.
Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di
lapangan,” ujarnya.
(Sumber : http://semarangpedia.com/ditemukan-lagi-9-korban-longsor-di-purworejo-dan-kebumen/)
Berikut ini rincian kejadian bencana yang diperoleh dari BPBD Purworejo:
Desa Purbayan di kecamatan Kemiri: Empat rumah terkena longsor sementara akses jalan
sempat terputus karena tertutup materiallongsoran.Desa Wonosuko di kecamatan Kemiri:
Longsor mengenai jalan dan balai desa setempat.Desa Dusunteges di kecamatan Kemiri: Satu
rumah terkena longsor.Desa Rowobayem di kecamatan Kemiri: Tanggul sungai setinggi lima
meter jebol mengakibatkan air masuk ke rumah warga. Ketinggian air mencapai 1,25 meter
sehingga menyebabkan warga setempat sempat terisolir.Desa Butuh kecamatan Butuh: Luapan
air menggenangi jalan Purworej-Kebumen sehingga memacetkan arus lalu-lintas.Desa Dlangu
kecamatan Butuh: Luapan air dari sungai Dlangu menggenangi jalan Purworejo-Kebumen
sehingga jalan sempat terputus.Desa Bedono Karangduwur di kecamatan Kemiri: BanjirDesa
Bedono Kluwung di kecamatan Kemiri: BanjirDesa Tunggorono di kecamatan Kutoarjo: Akses
jalan Kutoarjo-Kemiri sempat terputus karena tingginya genangan air. Seorang warga
tewas.Desa Brondong di kecamatan Bruno: Dua rumah terkena longsor.Desa Plipiran di
kecamatan Bruno: Longsor menimpa pemukiman warga, dua orang tewas.Kawasan SMAN 7
Purworejo: Beberapa pohon tumbang.Desa Wonosido di kecamatan Pituruh: Empat rumah
warga terkena longsor.Desa Tanjungrejo di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter.Desa
Pogung Kalangan di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter.Desa Krandegan di
kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter, tanggul jebol.Desa Kemiri Lor di kecamatan
Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kluwung di
kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kemiri
Kidul di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa
Rowobayan di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga
dievakuasi.Desa Kalimeneng di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan
warga dievakuasi.Desa Nampu Lor di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Karanganyar di
kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Gedangan di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Bapangsari
di kecamatan Bagelen: BanjirDesa Sudimoro di kecamatan Purworejo: Rumah seorang warga
rusak tertimpa pohon.Desa Sambeng di kecamatan Bayan: Banjir, dua rumah warga rusak
tertimpa pohon.Desa Harjobinangun di kecamatan Grabag: Banjir, jembatan terputus.Desa
Pogungkalangan RT1/1 di kecamatan Kemiri: Banjir setinggi 1 meter, dua rumah warga rusak
tertimpa pohon.Desa Tepus wetan di kecamatan Kutoarjo: BanjirDesa Wironatan di kecamatan
Butuh: Tanggul di sungai Gebang di perbatasan Purworejo-Kebumen jebol, membuat air
setinggi 1,5 meter menggenangi pemukiman warga.Desa Wingko di kecamatan Ngombol:
banjir.Desa Katerban di kecamatan Kutoarjo: Kali Jali meluap, ratuwan warga dievakuasi ke
Mako Brimob.Desa Pacor di kecamatan Kutoarjo: Kali Jali meluap, ratuwan warga dievakuasi
ke Mako Brimob.Desa Tunggorono di kecamatan Kemiri: Seorang warga hanyut dan belum
ditemukan.Desa Banjarsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan
banjir.Desa Karangsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan
banjir.Desa Kebonsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan
banjir.Desa Watukuro di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan
banjir.Dusun Jambu di desa Dadirejo di kecamatan Bagelen: 130 rumah penduduk tergenang air
setinggi sekitar 1 meter.Dusun Jurangkah di desa Dadirejo di kecamatan Bagelen: Seorang
rumah warga rusak terkena banjir, perahu karet diterjunkan untuk melakukan evakuasi.Desa
Bapangsari di Kecamatan Bagelen: Tanah Longsor.Desa Pogungjurutengah di kecamatan
Bayan: Air di sisi utara dan barat meluap.Desa Kalitanjung di kecamatan Ngombol: Banjir
melanda pemukiman 16 KK dan lahan pertanian seluas 6 Ha.Desa Tangkisan di kecamatan
Bayan: Banjir setinggi 2 meter di wilayah sepanjang kali Jali.Desa Bayan di kecamatan Bayan:
Banjir setinggi 2 meter di wilayah sepanjang kali Jali.Desa wojo di kecamatan Bagelen:
BanjirDesa Soka di kecamatan Bagelen: Longsor, satu rumah rusak total.
sumber : Copas Grup Whattsapp)
. Gambar 1. Wilayah terdampak banjir dan longsor
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 18 Juni 2016 yang diambil mulai 09.00
sampai 15.00 UTC (16.00 - 22.00 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif
(awan hujan) disekitaran wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan yaitu, Wonogiri, Sukoharjo,
Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, dan Kendal. Awan-awan hujan di wilayah tersebut pada
umumnya memiliki sebaran merata utamanya pada siang hingga sore hari. Awan-awan tersebut
terlihat dari gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan jenis Cumulunimbus.
Gambar 2. Citra satelit Himawari 8 IR dari jam 09.00 – 15.00 UTC tanggal 18 Juni 2016
Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
Kemudian berdasar pada gambar satelit Himawari 8 Water Vapour pada tanggal 18 Juni 2016 yang
diambil mulai 09.00 sampai 15.00 UTC (16.00 - 22.00 WIB) adanya intrusi udara kering dari
Australia yang mendorong udara basah di sekitar Jawa sehingga di sekitar Jawa Tengah memiliki
potensi uap air basah yang sangat banyak untuk menjadi awan-awan hujan.
Gambar 3. Citra satelit Himawari 8 Water Vapour dari jam 09.00 – 15.00 UTC tanggal 18 Juni 2016
Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa Tengah, Perairan Laut Jawa dan samudera Hindia -40
s.d > -50 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengah umumnya
terjadi pada lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya.
Gambar 4. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 11 – 16 Juni 2016
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
C. Suhu Muka Laut (SST)
Nilai anomali rata-rata suhu muka laut pada 11 - 18 Juni 2016 di sekitar perairan samudera Hindia
selatan Jawa bernilai positif 1.2 (cukup hangat) serta sekitar Laut Banda dan Arafuru bernilai positif
1.5. Nilai anomali positif ini menunjukkan kondisi laut cukup hangat dan menambah peluang
terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah pada khususnya.
Gambar 5. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 11 - 18 Juni 2016
Sumber : http://www.bmkg.go.id
D. Tekanan Udara Permukaan (MSLP/Mean Sea Level Pressure)
Adanya 2 (dua) tekanan udara rendah di sebelah barat Sumatera Barat dan Sebelah Utara
Kalimantan memunculkan fenomena Ridge yang membawa udara hangat dan udara kering dari
australia(gambar 6). Bersamaan juga dengan fase basah dari fenomena Madden Julian Oscillation
(MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia (Gambar 8) dan dari prakiraan GFS posisi MJO
pada tanggal 19 – 22 Juni 2016 berada di wilayah maritime Indonesia (kuadran 4 dan 5). Nilai
anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Samudera Hindia
umumnya bernilai Positif sebesar +0.2 s.d +0.6 mb. Nilai Positif ini menunjukkan kondisi Tekanan
lebih tinggi dibandingkan nilai klimatologisnya dan cukup berpengaruh terhadap penambahan
pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 7).
Gambar 6. Tekanan Udara Permukaan tanggal 18 Juni 2016 jam 06 Z dan 12 Z
Sumber : http:// http://www.tmd.go.th/
Gambar 7. Anomali Tekanan Udara Permukaan tanggal 11 - 16 Juni 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
RIDGE
Gambar 8. MJO Phase Diagram tanggal 9 Mei 2016 - 17 Juni 2016 Sumber : http://reg.bom.gov.au/climate/mjo/
E. Komponen Angin
Daerah pertemuan massa udara terpantau terbentuk di sekitar Jawa (Gambar 8), hampir sama
dengan klimatologi streamline bulan Januari (Gambar 8)
Gambar 9. Streamline tanggal 18 Juni 2016 jam 00 Z dan 12 Z Sumber : http://www.bom.gov.au
Gambar 10. Klimatologi Streamline bulan Juni Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
E.1 Zonal (Timur-Barat)
Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai -0.5 s.d -2.0 Kondisi
ini menunjukkan Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah timuran dibanding
klimatologisnya.
Gambar 11. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 11 – 16 Juni 2016
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
E.2 . Komponen Angin Meridional (Utara-selatan)
Nilai anomali Komponen Angin Meridional Lapisan 850 mb di sekitar wilayah Jawa Tengah
bernilai positif 0.0 s.d 1.0. Nilai anomali Komponen Angin Meridional Positif Komponen
angin lebih banyak didominasi dari arah Selatan dibanding klimatologisnya. Berdasarkan
pada gambar 9 dan 10 dapat dianalisis angin zonal menunjukan anomali yang lebih dominan
daripada komponen angin meridional.
Gambar 12. Anomali Komponen Angin Meridional tanggal 11 – 16 Juni 2016
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
F. Data, Distribusi Curah Hujan (GIS dan TRMM) dan Analisa angin 200 hPa
Berdasarkan pengukuran curah hujan (diukur dalam mm) menggunakan penakar hujan obs di
sebagian Pos Pengamat Curah Hujan Propinsi Jawa Tengah(Wonogiri, Sukoharjo, Purworejo,
Kebumen, Kendal, dan Banjarnegara) berupa pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 1 dan
grafik 1, sebagai berikut : dapat dijelaskan bahwa curah hujan di beberapa pos hujan pengamatan di
wilayah beberapa wilayah Jawa Tengah yang terdampak banjir dan longsor sangat tinggi, dengan
intensitas curah hujan antara Hujan Sangat Lebat (> 100 mm/hari) sampai Hujan Ekstrim (> 150
mm/hari).
No Lokasi Kabupaten Jumlah CH 18 Juni 2016 (mm)
1 Maron Purworejo 236
2 Kedung pucung Purworejo 328
3 Jrakah Purworejo 165
4 Kaligesing Purworejo 285
5 Prembun Purworejo 172
6 Trirejo Purworejo 328
7 Kalimeneng Purworejo 232
8 Purwodadi Purworejo 168
9 Banyuurip Purworejo 244
10 Ngombol Purworejo 143
11 Pangen juru Purworejo 126
12 Kedunggupit Purworejo 160
13 Selogiri Wonogiri 124
14 Srimadono Kebumen 172
15 Merden Kebumen 149
16 Sukoharjo Kebumen 131
17 Limbangan Banjarnegara 100
19 Grogol Sukoharjo 125
20 weleri Kendal 137
21 kaliwungu Kendal 173
Tabel 1. Pengukuran Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan
Grafik 1. Jumlah Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan wilayah kejadian banjir dan longsor
236
328
165
285
172
328
232
168
244
143 126 160
124
172 149
131 100
125 137 173
0
50
100
150
200
250
300
350
mili
me
ter
CURAH HUJAN DI BEBERAPA POS HUJAN KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TENGAH
TANGGAL 18 JUNI 2016
CURAH HUJAN
Grafik 2. Perbandingan jumlah curah hujan dasarian II bulan Juni 2016 dengan normal dasariannya
Grafik 3. Perbandingan anomali curah hujan dasarian II bulan Juni 2016 dengan normal dasariannya
Dari grafik 2 dan 3 dapat dianalisis dengan membandingkan jumlah dan anomali curah hujan
dengan normalnya bahwa pada dasarian II bulan Juni 2016 semua titik pos pengamat curah hujan
di wilayah yang terdampak banjir dan longsor sangat tinggi jumlah curah hujan.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Cu
rah
Hu
jan
(m
m)
PERBANDINGAN CURAH HUJAN DASARIAN II BULAN JUNI 2016 DENGAN NORMAL
DASARIANNYA
CURAH HUJAN DAS II NORMAL DAS II
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Cu
rah
Hu
jan
(m
m)
PERBANDINGAN ANOMALI CURAH HUJAN DASARIAN II BULAN JUNI 2016 DENGAN NORMAL DASARIANNYA
ANOMALI CURAH HUJAN DAS II NORMAL DAS II
Gambar 13. Distribusi Curah Hujan Beberapa Kabupaten di Jawa Tengah Terdampak Banjir dan
Longsor tanggal 18 Juni 2016
Dari gambar 13 peta distribusi curah hujan hampir semua pada beberapa kabupaten yang
terdampak banjir dan longsor curah hujannya rata-rata dengan intensitas hujan sangat lebat yaitu >
100 mm/hari.
Gambar 14. Regional TRMM 3B42 rain rates, Kelvin Wave filtered 200 hPa Velocity Potensial anomalies,
and 200 hPa GFS Wind anomalies tanggal 18 Juni 2016
Sumber : http://www.atmos.albany.edu/
Dengan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan yang terjadi di Jawa Tengah
merupakan perkembangan dari gelombang Kelvin pada lapisan 200 hPa dengan adanya divergensi
pada lapisan 200 hPa sehingga pertumbuhan awan awan konfektif yang sangat intens dari jam 00.00
UTC (07.00 WIB) dari wilayah Jawa Barat bergerak ke timur kearah Jawa Tengah pada jam 06.00
UTC (13.00 WIB) dan mencapai puncaknya pada jam 12.00 UTC (19.00 WIB) sampai Jam 18.00
UTC (01.00 WIB tanggal 19 Juni 2016) meliputi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan jam
00.00 UTC (07.00 WIB tanggal 19 Juni 2016) sedah mulai berkurang intensitasnya. Curah hujan
rata-rata dari TRMM 3B42 mulai jam 12.00 – 18.00 UTC (19.00 – 01.00 WIB) lebih dari 100
mm/hari di wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Jawa Tengah.
Gambar 15. Hovmoller Curah Hujan dari TRMM
Sumber : http://www.atmos.albany.edu/
Dari hovmoller diagram TRMM diatas, curah hujan pada 108 – 112 Bujur Timur curah hujan total
berkisar lebih dari 100 mm/hari
3. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Berdasarkan pantauan citra satelit Himawari 8 dan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah
Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Propinsi Jawa
Tengah (Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, Klaten, Purworejo, Kebumen, Kendal, Banjarnegara
dan Purbalingga) menunjukkan sebaran jenis awan konvektif yang besar (cluster awan) yang
terjadi pada tanggal 18 Juni 2016 sore hingga malam hari menyebabkan terjadinya hujan sangat
lebat sampai hujan ekstrim merata di wilayah-wilayah yang mengalami banjir dan longsor. Dari
citra satelit water vapour, intrusi udara kering yang kuat menekan udara basah didepannya yang
berimbas pada terbentuknya awan potensial hujan disekitar pulau Jawa. Nilai anomali Outgoing
Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan awan dengan ketebalan yang
cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah sebelah
selatan jawa yaitu Samudera Hindia cukup hangat dan wilayah lain yaitu Laut Banda dan Arafuru
sebagai suplai tambahan uap air, lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga
menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan-awan
konvektif. Angin pada lapisan 850 mb rata – rata bertiup dari arah timur – tenggara, meskipun
monsun Australia melemah. Selain itu ada 3 (tiga) pemicu terjadinya Hujan sangat lebat sampai
ekstrim di Jawa Tengah tanggal 18 Juli 2016 yaitu :
Aktifitas gelombang Kelvin (bergerak ke timur)
MJO yang aktif di wilayah Samudera Hindia dan mulai masuk ke wilayah Maritim
Indonesia
Suhu Muka Air laut yang hangat di wilayah Indonesia
Demikianlah laporan analisis kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Propinsi Jawa
Tengah (Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, Klaten, Purworejo, Kebumen, Kendal, Banjarnegara
dan Purbalingga). Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan dinamika
atmosfer yang terjadi pada tanggal tersebut.
Team Fct On Duty Semarang, 28 Juni 2016
1. Zauyik Nana Ruslana, ST Kepala Stasiun Klimatologi Semarang
NIP. 19770628 200012 1 002
2. Sulistiyowati, SP
NIP. 19700128 199202 2 001
Ir. Tuban Wiyoso, M.Si
top related