analisis implementasi produk ijarah multijasa di...
Post on 08-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISIS IMPLEMENTASI PRODUK IJARAH MULTIJASA
DI BPR SYARIAH ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
PURI RISMA HATMASARI
NIM: 201-13-005
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
ANALISIS IMPLEMENTASI PRODUK IJARAH MULTIJASA
DI BPR SYARIAH ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
Oleh:
PURI RISMA HATMASARI
NIM: 201-13-005
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya,
maka Tugas Ahir saudara:
Nama : PURI RISMA HATMASARI
NIM : 201 13 005
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : ANALISIS IMPLEMENTASI PRODUK IJARAH
MULTIJASA DI BPR SYARIAH ARTHA
AMANAH UMMAT UNGARAN
Dapat diajukan dalam sidang munaqasah Tugas Akhir. Demikian surat ini
dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 31 Agustus 2016
Pembimbing
Abdul Aziz N.P., S.Ag.,MM.
NIP. 19701028 200003 1 001
iv
PENGESAHAN
ANALI SIS IMPLEMENTASI PRODUK IJARAH MULTIJASA DI BPR
SYARIAH ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN
DISUSUN OLEH:
PURI RISMA HATMASARI
NIM: 201-13-005
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji TUGAS AKHIR
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga,
pada tanggal 20 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Sidang : Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si _________
Sekretaris Sidang : Abdul Aziz N.P., S.Ag, MM _________
Penguji I : Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.Si _________
Penguji II : Fetria Eka Yudiana M.Si _________
Salatiga, 31 Agustus 2016
Dekan FEBI IAIN Salatiga
Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.
NIP. 19740320 200312 1 001
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@iainsalatiga.ac.id
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : PURI RISMA HATMASARI
NIM : 201-13-005
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Analisis Implementasi Produk Ijarah Multijasa di BPR
Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini benar-benar karya
saya sendiri. Seoanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilniah yang lazim.
Salatiga, 31 Agustus 2016
Saya yang menyatakan,
Puri Risma Hatmasari
NIM: 201-13-005
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini kupersembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya Ibu Kiswati dan Bapak Muhlasin yang selama ini
memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
2. Kepada kakek saya Ngatno yang selalu memberi semangat dan juga ikut
membiayai aku selama ini.
3. Kepada Exfan Hartanto seseorang yang selama kurang lebih 2 tahun ini
mendampingi saya.
4. Kepada teman-teman seperjuanganku yang saling mendukung dan memberi
semangat.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah Nya kepada kita, shalawat serta salam swlalu kami
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan tugas akhir ini
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Diploma III
Jurusan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam penulisan tugas akhir ini banyak melibatkan pihak yang
membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi yang tidak ternilai
harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakulatas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
3. Bapak Alfred L., M.Si. selaku Ketua Jurusan D3 Perbankan Syariah
4. Bapak Abdul Aziz N.P., S.Ag.,MM. Selaku pembimbing tugas akhir yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya demi terselesainya tugas
akhir ini.
5. Dosen – dosen yang memberikan ilmunya selama tiga tahun menuntut
ilmu di IAIN Salatiga.
6. Bapak Edi Purnomo, selaku direktur PT. BPR Syariah Artha Amanah
Ummat Ungaran beserta seluruh karyawan yang memberikan kesempatan
peneliti untuk melakukan kegiatan magang dan penulisan tugas akhir ini.
ix
x
ABSTRAK
Hatmasari, Puri Risma. 2016. Analisis Implementasi Produk Ijaroh Multijasa di
BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran. Tugas Akhir, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D3-Perbankan Syariah IAIN
Salatiga. Pembimbing: H. Abdul Aziz N.P., S.Ag, MM.
Kata kunci: Implementasi, Produk Ijarah Multijasa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktek Ijarah
Multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. Pertanyaan yang ingin
dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana praktek produk Ijarah
Multijasa yang ada pada BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. 2)
Perkembangan produk Ijarah Multijasa yang ada di BPRS Artha Amanah Ummat
Ungaran. 3) Strategi peningkatan produk Ijarah Multijasa yang ada di BPRS
Artha Amanah Ummat Ungaran.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data
adalah wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah
direktur, accounting, account officer, dan kabag SPI.
Temuan penelitian imenunjukkan bahwa 1) Praktek pembiayaan Ijarah
multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat, akad perjanjian yang digunakan akad
Ijarah dimana pihak bank dapat memperoleh ujrah atau imbalan atas manfaat jasa
yang telah diberikan, serta menggunakan akad wakalah sebagai pelengkap. Pada
prakteknya untuk pembiayaan Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat
Ungaran sudah sesuai dengan syariah yang mengacu pada fatwa yang ditetapkan
oleh MUI No 09 tahun 2000 tentang Ijarah dan fatwa MUI No 44 tahun 2004
tentang pembiayaan multijasa. Pembiayaan ini menggunakan Ijarah sebagai
akadnya, yang mana pada fatwa DSN – MUI tentang pembiayaan multijasa,
hukumnya jaiz atau boleh menggunakan akad Ijarah . 2) Perkembangan nasabah
Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat, jika melihat perkembangan
nasabah Ijarah multijasa mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terlihat pada
tahun 2011 hanya ada 70 nasabah kemudian pada tahun berikutnya terdapat 91
nasabah dan sampai akhir tahun 2015 sudah mencapai 135 nasabah.
Perkembangan nasabah Ijarah multijasa terlihat ada kenaikan yang cukup
signifikan yaitu pada tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 30%. 3) Strategi
peningkatan produk Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran
dengan menggunakan strategi pemasaran dalam mencari nasabah. Strategi yang
digunakan sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan
Amstrong (2012:92) yaitu teori yang sering disebut dengan 7P antara lain
Product, Price, Place, Promotion, Physical Evidence, people,dan process.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
ABSTRAK .....................................................................................................ix
DAFTAR ISI .....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................5
D. Metode Penelitian ...............................................................................6
E. Sistematika Penulisan .........................................................................8
II. LANDASAN TEORI ...................................................................................10
A. Kajian Pustaka .....................................................................................10
B. Kajian Teoritik ....................................................................................13
III. LAPORAN OBJEK ......................................................................................29
xii
A. Gambaran Umum Perusahaan ..............................................................29
1. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Artha Amanah Ummat ...............29
2. Visi, Misi dan Motto BPR Syariah Artha Amanah Ummat ............31
3. Tujuan didirikan BPR Syariah Artha Amanah Ummat...................31
4. Susunan Modal .............................................................................32
5. Susunan Kepengurusan .................................................................33
6. Struktur Organisasi .......................................................................35
7. Job Discription ..............................................................................36
B. Data-Data Deskriptif ............................................................................42
1. Produk-produk BPR Syariah Artha Amanah Ummat .....................42
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................................45
A. Praktek Ijarah Multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat ....................45
B. Perkembangan Nasabah Ijarah Multijasa .............................................52
C. Strategi Peningkatan Nasabah Produk Ijarah ........................................57
V. PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................63
B. Saran ...................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah perkembangan nasabah drai tahun 2011 sampai tahun 2015,
3
Tabel 2 Susunan kepengurusan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran, 33
Tabel 3 Perkembangan jumlah nasabah produk ijarah, 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Ijarah yang ada di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran,
20
Gambar 2 Struktur Organisasi PT BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran per
Desember, 35
Gambar 3 Grafik perkembangan produk Ijarah Multijasa yang ada di BPRS
Artha Amanah Ummat Ungaran, 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam mengajarkan pada pemeluknya untuk berperan aktif dalam
mengembangkan ekonomi umat. Salah satu upaya untuk mengembangkan
ekonomi umat di Indonesia adalah dengan pendirian bank syariah, pada
saat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan moneter yang mengatur
deregulasi industri perbankan di Indonesia. Bank syariah didirikan dengan
tujuan mempromosikan dan mengembangkan peranan prinsip-prinsip
Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta
bisnis lainnya.
Menurut UU No.21 tahun 2008, bank syariah adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang Bank Syariah, Unit Usaha Syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Dalam pengertian lain bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa–jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam (Muhammad,
2002:13).
Dalam perkembangannya masyarakat menyambut hangat lahirnya
bank syariah. Hal tersebut ditunjukkan oleh keterbukaan Bank Indonesia
dengan mengeluarkan kebijakan “dual banking system”, dimana bank
konvensional diijinkan membuka unit usaha syariah dalam beroperasi (UU
2
RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan). Kebijakan ini merupakan revisi
atas UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dengan adanya undang
– undang yang baru ini, bank syariah dapat lebih mantap untuk beroperasi
dan bersaing dengan bank – bank lain dalam menyediakan jasa perbankan
bagi masyarakat (Cahyani dkk, 2013:8).
BPR Syariah merupakan lembaga keuangan BPR yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan pada prinsip–prinsip syariah dan dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(Susanto, 2008:179). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang saat ini telah
banyak muncul dan berkembang di tengah–tengah masyarakat. Bank
tersebut beroperasi dengan memberikan jasa di bidang penyimpanan uang
dan memberikan pinjaman kepada msyarakat dengan tingkat bunga yang
berbeda – beda sesuai dengan kebijakan masing – masing bank.
BPR Syariah Artha Amanah Ummat yang terletak di jalan HOS
Cokroaminoto, Komplek Ruko Sisemut, Ungaran, adalah suatu badan
yang bergerak di bidang penyediaan jasa simpanan dan pinjamam bagi
para nasabahnya. BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran harus
mengikuti kebutuhan nasabah yang semakin hari semakin bervariasi
dengan memunculkan produk pembiayaan baru, misalnya pembiayaan
Ijarah multijasa. Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran
dana dalam bentuk pembiayaan dengan menggunakan akad Ijarah . Dalam
penyaluran jasa keuangannya antara lain: penyaluran jasa pendidikan,
walimah, pergi haji, dan lain – lain. Pembiayaan Ijarah multijasa ini dapat
3
digunakan nasabah untuk dana talangan guna memenuhi kebutuhan
mereka yang harus segera dibayarkan. Dalam hal ini pembiayaan Ijarah
multijasa merupakan salah satu produk yang dapat membantu memenuhi
kebutuhan masyarakat disaat kondisi keuangan sedang sulit.
Sebenarnya produk yang ditawarkan pada Lembaga Keuangan ini
berupa: produk lending (penyaluran dana) meliputi tabungan dan deposito,
dan produk funding (penghimpun dana) meliputi pembiayaan Mudharabah
/ Musyarakah (bagi hasil), pembiayaan Ijarah (sewa), pembiayaan
Murabahah (jual beli), dan Qardh. BPR Syariah Artha Amanah Ummat
Ungaran menawarkan banyak produk pembiayaan, namun fakta di
lapangan ternyata menunjukkan bahwa dari segi peminatnya produk Ijarah
menempati urutan ke dua setelah produk Murabahah. Hal ini bisa dilihat
melalui tabel jumlah perkembangan nasabah dari tahun 2011 sampai
dengan 2015 di bawah ini.
Tabel 1.1
Jumlah perkembangan nasabah
jenis produk
jumlah rekening
2011
2012
2013
2014
2015
Tabungan 746 865 101
4 113
5 154
3
Deposito 56 71 89 91 146
Murabahah 311 316 378 392 497 Ijarah
Multijasa 70 91 90 103 135
4
Musyarokah 2 4 5 5 6
Musdharabah 1 1 2 2 3
Qardh 1 1 1
Sumber : BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun produk
Ijarah mengalami pasang surut peminat, contohnya pada tahun 2012 ke
2013 produk tersebut justru mengalami penurunan nasabah. Namun di
tahun 2014 dan 2015 justru mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Hal ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor seperti sistem
yang terjadi di dalamnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di
atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang akan disusun dalam tugas
akhir ( TA ) yang berjudul: “ANALISIS IMPLEMENTASI PRODUK
IJARAH MULTIJASA DI BPR SYARIAH ARTHA AMANAH
UMMAT UNGARAN”.
B. Rumusan Masalah
Peneliti dalam melaksanakan magang di BPRS Artha Amanah
Ummat Ungaran akan memberikan permaslahan yang akan peneliti angkat
dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana praktek produk Ijarah Multijasa di BPRS Artha Amanah
Ummat Ungaran?
2. Bagaimana perkembangan produk Ijarah Multijasa di BPRS Artha
Amanah Ummat Ungaran?
5
3. Bagaimana strategi peningkatan produk Ijarah Multijasa di BPRS
Artha Amanah Ummat Ungaran?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui praktek produk Ijarah Multijasa yang ada di BPRS
Artha Amanah Ummat Ungaran.
2. Untuk mengetahui perkembangan produk Ijarah Multijasa yang ada di
BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran.
3. Untuk mengetahui strategi peningkatan produk Ijarah Multijasa yang
ada di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara ilmiah
maupun secara praktis, adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa, untuk menambah wawasan dan pengalaman penaliti
mengenai teori yang didapat selama berada di bangku perkuliahan,
khususnya yang berhubungan dengan Ekonomi Islam.
2. Bagi BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran, laporan ini bisa dijadikan
pertimbangan dalam mengembangkan pencarian nasabah di masa
yang akan datang.
6
3. Bagi Perguruan Tinggi, dapat memberikan informasi kepada pembaca
mengenai analisis implementasi produk Ijarah di BPRS dan dapat
dijadikan tamabahan literatur dalam perpustakaan di IAIN Salatiga.
4. Bagi pihak lain, karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi peneliti yang akan mengambil topic yang sama.
E. Metode Penelitian
1. Sifat dan metode penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan maasalah yang ada sekarang
berdasarkan data, dengan cara menyajikan, menganalisis dan
menginterprestasikan data ( Narbuko, 2007:44).
Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode
deduktif (Sukardi, 2013:12). Metode deduktif adalah suatu proses
yang dimualai dari pengetahuan yang bersifat umum, dan bertolak
pada pengetahuan umum yang kita kehendaki menilai suatu kejadian
yang khusus. Metode ini dipakai suatu dasar dalam mengolah data
yang berkaitan dengan pedoman yang bersifat umum. Mengenai yang
berhubungan dengan eksistensi penelitian dalam mengembangkan
sistem dan metodenya. Metode ini peneliti gunakan untuk
menganalisa data yang diperoleh sehingga menghasilkan kesimpulan
yang berlaku umum ke khusus.
2. Lokasi Penelitian
7
Suatu tempat yang dituju sebagai lokasi penelitian yang akan
dilakukan. Untuk itu peneliti mengambil lokasi penelitian di BPRS
Artha Amanah Ummat Ungaran, Obyek dari penelitian ini adalah
Analisis Implementasi Akad Ijarah .
3. Teknik Pengumpulan Data
Data – data yang dapat digunakan untuk mendukung suatu tujuan
penelitian ini adalah :
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
yang dilakukan oleh dua orang yaitu pewawancara dan yang
diwawancarai yang akan memberikan jawaban dari pertanyaan –
pertanyaan ( Moleong, 1998:135 ).
Dalam wawancara ini peneliti akan bertanya tentang
informasi seputar akad Ijarah yang ada di BPRS Artha Amanah
Ummat. Peneliti mewawancarai kepada pihak yang bersangkutan
langsung yang terdiri dari Account Officer, Direktur, Accounting,
dan Kepala bagian SPI agar data yang didapat lebih akurat.
b. Penggunan Dokumen
Merupakan pedoman untuk mendapatkan data dan teori
sebagai pendekatan dalam menguraikan variabel-variabel
sehingga menjadi jelas atau dengan pengumpulan data yang
diperoleh dari buku – buku, literatur – literatur, surat kabar,
8
kamus, internet dan sumber lainnya yang memuat informasi yang
mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian.
c. Pengamatan
Peneliti mengumpulkan data secara langsung pada obyek
yang akan diteliti, kemudian melakukan pengamatan terhadap
hal–hal yang bersangkutan dengan masalah yang akan diteliti.
d. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deduktif
yaitu untuk menarik kesimpulan dari pengertian umum akad
Ijarah yang terjadi di BPRS Artha Amanah Ummat secara umum
ke khusus saja, peneliti menggunakan analisis kualitatif karena
uraian atau penjelasan di dalam uraian tersebut tidak
menggunakan data yang berwujud angka, analisis kualitatif
merupakan gambaran obyek keadaan dan hasil masalah ynag akan
diteliti ( Moleong, 1998:103).
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan : Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
9
Bab II Landasan Teori : Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan
tentang teori – teori yang mendukung terhadap analisis peneliti. Pada
bagian ini diuaraikan mengenai akad Ijarah .
Bab III Laporan Objek : Bab ini berisi tentang gambaran umum dan
data deskriptif. Gambaran umum berisi tentang sejarah berdirinya PT.
BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN, visi dan misi, tujuan,
susunan modal, susunan kepengurusan dan Struktur organisasi. Data
Deskriptif data – data yang mendukung akad Ijarah : perkembangan
jumlah nasabah dari tahun ke tahun dan distribusi bagi hasil dari PT. BPR
Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran.
Bab IV Analisis : Bab ini berisi tentang penjelasan akad Ijarah di BPR
Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran.
Bab V Kesimpulan dan Saran : Bab ini menguraikan kesimpulan
berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti dapat menarik kesimpulan
hasil penelitian. Sedangkan saran yaitu setelah adanya penelitian dan
pengamatan keadaan serta situasi di BPR Syariah Artha Amanah Ummat
Ungaran, maka peneliti bisa memberikan saran.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Pahrudin, 2014, dalam skripsi
yang mengangkat tentang Analisis Penerapan Akad Ijarah Pada
Pembiayaan Ijarah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Pekerja Pos
Indonesia. Peneliti menyimpulkan bahwa dalam mekanisme pelaksanaan
pembiayaan Ijarah merupakan pembiayaan yang dilakukan tanpa perlu
adanya uang muka atau dana angsuran dana mengendap. Disamping itu,
pihak KOSPPI mengharuskan dana yang digunakan nasabah untuk jasa
tenaga atau hak guna manfaat, bukan untuk membeli keperluan materil
atau barang kecuali pada pembiayaan lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Dimyati, SH, 2012, dalam
skripsi yang mengangkat tentang Implementasi Akad Ijarah Muntahiya
Bittamlik Pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang Palembang. Peneliti
menyimpulkan bahwa Implementasi akad Ijarah muntahiya bittamlik pada
PT BMI cabang Palembang pada tingkat teknis operasional di lapangan
belum sepenuhnya sejalan dengan prinsip syariah, dalam arti ada praktik-
praktik yang telah sejalan dengan ketentuan prinsip syariah diantaranya
bentuk akad dan penerapan prinsip kehati-hatian, dan ada pula praktik-
11
praktik yang belum sejalan dengan ketentuan prinsip syariah diantaranya
penetapan margin, sistem angsuran dan penerapan asas al-musawah.
Penelitian yang dilakukan oleh Mukhlas, 2010, dalam tesis yang
mengangkat tentang Implementasi Akad Ijarah pada Pegadaian Syariah
Cabang Solobaru. Dimana menjelaskan bahwa implementasi akad Ijarah
pada pegadaian syariah cabang Solobaru belum sesuai dengan prinsip
syariah. Hal itu dikarenakan praktek yang terjadi di lapangan masih
terdapat beberapa hal yang dipandang menyalahi norma dan bisnis Islam,
diantaranya adalah mestinya Akad Ijarah adalah sewa manfaat bukan sewa
modal melainkan untuk konsumtif bisa menempuh akad qordhul hasan
(pinjaman tanpa bunga).
Penelitian yang dilakukan oleh Anis Kurniasih, SH, 2012, dalam
skripsi yang mengangkat tentang Implementasi Produk Multijasa Pada
BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta. Peneliti menyimpulkan bahwa
pembiayaan produk multijasa ini belum menjadi unggulan di BPRS BDW.
Ijarah multijasa merupakan akad yang dipilih dalam produk pembiayaan
multijasa dengan alasan DPS BDW baru mengijinkan pembiayaan
multijasa untuk akad Ijarah. Di samping itu operasionalnya dari Ijarah
multijasa relative lebih mudah untuk dilaksanakan, pertimbangan lainnya
adalah obyek pembiayaan Ijarah multijasa merupakan kebutuhan semua
masyarakat dan juga jangkauan estimasi dana di BPRS BDW hanya untuk
Ijarah multijasa. Sedangkan obyek pembiayaannya adalah pendidikan,
rumah sakit, umrah dan walimah.
12
Penelitian yang dilakukan oleh Ali Syukron, 2012, dalam skripsi
tentang Implementasi Akad Ijarah Muntahiyah Bit – Tamlik ( IMBT )
Dalam Perbankan Syariah. Alasan peneliti meneliti judul tersebut
dikarenakan Al–Ijarah al–Muntahiya bit – Tamlik merupakan salah satu
alternatif skim syariah untuk memfasilitasi pembiayaan jangka menengah
dan jangka panjang yang sesuai dengan jenis usaha nasabah. Dibandingkan
dengan akad Mudharabah, akad IMBT ini lebih fleksibel dan kompetitif
dan fleksibel bagi nasabah dalam penetapan harga sewa, walaupun ada
beberapa risiko yang mungkin terjadi dan harus diantisipasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hengky Firmanda dan Ahmad
Darsuki, 2011, mengenai Implementasi Akad Ijarah Dalam Perbankan
Syariah Dalam kenyataannya akad Ijarah ini jarang digunakan oleh bank
syari’ah, padahal dalam rangka diversifikasi produk penyaluran dana dari
bank syari’ah kepada nasabah, akad ini perlu untuk diterapkan. Pada
prinsipnya akad ini banyak memberikan keuntungan baik pada bank
syari’ah atau pun nasabah. Keuntungan yang diperoleh nasabah ialah
dalam meningkatkan investasi, nasabah membutuhkan barang modal
dengan nilai ekonomis yang besar, maka akan lebih mudah menggunakan
sistem Ijarah atau Ijarah muntahiya bit tamlik. Sedangkan bagi bank
syari’ah, sistem ini mempercepat perputaran uang dan memajukan sistem
investasi yang dinamis.
Beberapa penelitian terdahulu membahas tentang bagaimana
implementasi atau penerapan akad Ijarah di berbagai lembaga keuangan
13
seperti koperasi, BMT Muamalat, pegadaian, dan bank-bank syariah
lainnya. Penelitian kali ini berbeda dengan penelitian terdahulu dalam hal
analisis serta tempat penelitiannya. Analisis penelitian kali ini
menitikberatkan pada bagaimana praktek Ijarah sehingga lebih diminati
nasabah. Sedangkan tempat yang diteliti adalah BPRS Artha Amanah
Ummat Ungaran.
B. Kajian Teoritis
1. Pengertian Ijarah
Secara bahasa Ijarah berarti sewa atau upah, yang
sesungguhnya memperjual belikan manfaat suatu harta benda
(Ghufron, 2002:181). Ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti
upah atau al-„iwadh yang berarti ganti atau ongkos.
Sedangkan secara istilah menurut Muhammad Syafi’i Antonio
(2001:117) Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
2. Jenis – jenis Akad Ijarah
Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang
menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari
satu pihak seperti wakaf, talak dan sumpah maupun yang muncul dari
dua pihak seperti jual beli, sewa, wakalah dan gadai. Sedangkan
14
menurut Santoso pada buku Ascarya akad dalam arti khusus berarti
keterkaitan antara ijab (pernyataan penawaran/pemindahan
kepemilikan dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam
lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu (Ascarya,
2003:35).
Definisi ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh fuqaha Hanafiah
yang mengartikan akad sebagai pertalian antara ijab dengan qabul
menurut ketentuan syara’ yang menimbulkan akibat hukum pada
objeknya. Sebuah akad penting dilakukan dalam sebuah transaksi baik
dalam transaksi jual beli, transaksi sewa-menyewa atau dalam sebuah
kerjasama.
Semua bentuk akad dan berbagai cara transaksi yang dibuat oleh
manusia hukumnya sah dan dibolehkan, asal tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan umum yang ada dalam syara’ (Muslich,
2010:4).
Terdapat dua jenis akad Ijarah , yaitu Ijarah Murni dan Ijarah
Muntahiyah Bittamlik (IMBT).
a. Ijarah Murni
Yang berlaku adalah perjanjian sewa menyewa biasa. Dimana
pihak yang tetap memiliki kedudukan sebagaimana awal
perjanjian, yaitu pihak yang meyewakan barang dan pihak yang
menyewa barang. Dalam konsep Ijarah murni tersebut, yang
disewakan tidak hanya manfaat atau suatu barang saja, melainkan
15
manfaat atas suatu jasa tertentu. Misalnya jasa borongan
pembangunan atau borongan penjahitan dan sebagainya (Ascarya,
2011:35).
b. Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)
Menurut Wiroso (2010:53), Ijarah muntahiyah Bittamlik
adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang
disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada
saat tertentu sesuai dengan akad sewa.
3. Multijasa
Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, bank syariah memiliki
produk pembiayaan yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaan
salah satunya pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah) dan
pembiayaan dengan prinsip sewa-menyewa. Produk pembiayaan
murabahah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan
barang sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk
mendapatkan jasa. Adapun untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan
jasa, seperti; pendidikan, pelayanan kesehatan dan ibadah umrah maka
Lembaga Keuangan Syariah memiliki produk yaitu Pembiayaan
Multijasa. Pembiayaan multijasa dalam lembaga keuangan syariah
(LKS) merupakan salah satu pembiayaan yang sangat penting, hal ini
terkait dengan fungsi dari ekonomi syariah adalah menggerakkan
sektor riil yang ada di masyarakat
16
4. Landasan Hukum
a. Al – Quran
Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. Q.S. Al
Baqarah:233
17
Yang menjadi landasan Ijarah dalam ayat diatas adalah ungkapan
“maka berikanlah upahnya” dan “apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut”, hal ini menunjukkan adanya jasa
yang diberikan berkat kewajiban membayar upah secara patut.
b. Al – Hadist
Hadist yang berkaitan dengan Ijarah adalah hadist yang
diriwayatkan dari ibnu abbas dia berkata : bahwa rasulullah SAW
berbekam dan memberi upah kepada orang yang membekam.
Kalau ia haram beliau tidak akan memberinya upah (HR. Bukhari
dan Muslim).
5. Rukun dan Syarat Ijarah
Semua hal yang berhubungan dengan muamalat harus memiliki
rukun syarat – syarat tertentu. Menurut Abdul Mu’tha rukun – rukun
Ijarah ada empat yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Pelaku akad, yaitu penyewa (musta‟jir) adalah pihak yang
menyewa asset dan pemilik (muajir) adalah pihak pemilik yang
menyewakan asset.
b. Obyek akad, yaitu asset yang disewakan (ma‟jur).
c. Harga sewa (ujrah).
18
d. Ijab dan qabul (sighat).
Sedangkan menurut Saleh Al – Fauzan bahwa syarat – syarat
Ijarah adalah sebagai berikut :
a. Ijarah berlangsung atas manfaat.
b. Manfaat tersebut dibolehkan.
c. Manfaat tersebut diketahui.
d. Jika Ijarah atas benda yang tidak tertentu maka harus diketahui
secara pasti ciri – cirinya.
e. Diketahui masa penyewaannya.
f. Diketahui ganti atau pembayarannya.
g. Upah sewa berdasarkan jerih payah yang memberikan sewa.
6. Obyek Ijarah
Berdasarkan Fatwa : 09/DSN – MUI/IV/2000 ketentuan obyek Ijarah
yaitu:
a. Obyek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau
jasa.
b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak.
c. Pemenuhan manfaat harus bersifat dibolehkan.
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
keadaan syariah.
19
e. Manfaat harus dikenali seacara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan ketidaktahuan yang akan menghilangkan
sengketa.
f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk
jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau
identifikasi fisik.
g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan atau dibayar nasabah kepada
LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah .
h. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis
yang sama dengan obyek kontrak.
i. Kelenturan (fleksibility) dalam menentukan sewa dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat, dan jarak.
Al ijarah dapat digambarkan dalam skema berikut :
Gambar 2.1
20
Sumber : google image
Keterangan skema pembiayaan ijarah (Rivai, 2008:183) :
1. Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke Lembaga Keuangan
Syariah
2. Lembaga Keuangan Syariah membeli objek sewa yang di
inginkan oleh nasabah kepada penjual atau supplier.
3. Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dan lembaga
keuangan syariah mengenai objek ijarah, tarif ijarah, periode
ijarah maka akad ijarah ditandatangani.
4. Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad
yang disepakati. Dan nasabah harus memenuhi kewajibannya
kepada Lembaga Keuangan Syariah untuk membayar sewa
ijarah.
5. Bila bank membeli objek ijarah setelah periode ijarah berakhir,
objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai asset yang dapat
disewakan kembali.
6. Bila bank menyewa objek ijarah tersebut setelah periode ijarah
berakhir, objek ijarah dikembalikan oleh bank kepada
supplier/penjual/pemilik.
7. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
21
pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran
adalah serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu
ke waktu. Pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Strategi
pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberhasilan usaha perusahaan umumnya, dan bidang pemasaran
khususnya. Di samping itu strategi pemasaran yang ditetapkan harus
ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan
lingkungan pasar tersebut (Assauri, 2004:167-168).
Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran
perusahaan adalah dengan marketing mix strategy yang menyatakan
bahwa marketing mix adalah perangkat pemasaran yang baik yang
meliputi produk, penentuan harga, promosi, distribusi, digabungkan
untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran (Kotler dan
Amstrong, 2012:92). Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur marketing
mix, yaitu :
a. Strategi Produk (Product)
Produk sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan yang dibeli dan dijual oleh bank
22
sangat banyak jumlahnya, karena bank dapat menciptakan
berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
nasabah. Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk
yang berkualitas tinggi artinya produk yang ditawarkan oleh
bank ke nasabahnya memiliki niali yang leih baik
dibandingkan dengan produk pesaing. Dalam strategi produk
bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah ada
menjadi lebih menarik. Yang perlu diperhatikan dalam strategi
produk ini adalah mengembangkan produk baru, hal ini harus
dilakukan karena persaingan antar bank yang semakin ketat
disebabkan nasabah sudah cukup kritis dan pandai
membanding-bandingkan produk bank yang satu dengan yang
lainnya.
b. Strategi Harga (Price)
Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing
mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku
tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan
harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan.
Dalam perbankan penetapan harga adalah penetapan tingkat
suku bunga yang terdiri dari bunga simpanan dan bunga kredit.
Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
23
dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman
merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah.
Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk
berbagai tujuan yang hendak dicapai. Secara umum tujuan
penentuan harga adalah sebagai berikut (Kasmir,2003:198) :
1) Untuk Bertahan Hidup
Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin
dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku
dipasaran.
2) Untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang
meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga
biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
3) Untuk Memperbesar Market share
Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga
diharapkan jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula
pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan seperti
penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari
pesaing.
4) Mutu Produk
24
Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produka
atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan
biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin.
5) Karena Pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga
pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditwarkan jangan
melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan diatas pesaing
dan bunga pinjaman dibawah pesaing.
c. Strategi Lokasi (Place)
Bagi perusahaan pemilihan lokal sangat penting mengingat
apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya
biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak
strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan
dengan baik.
d. Strategi Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya
dengan ketiga kegiatan diatas, baik produk, harga, dan lokasi.
Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk
mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya
baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal
bank. Oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling
25
ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah
satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala
jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon
nasabah yang baru.
Kasmir (2001:213) menyatakan bahwa ada 3 macam sarana
yang digunakan bank dalam mempromosikan baik produk
maupun jasa antara lain :
1) Periklanan (Advertising)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank
guna menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi calon
nasabahnya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat
dilakukan dengan berbagai media seperti koran, majalah,
televisi, radio ataupun media lainnya.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan
penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi
penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera
membeli maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang
semenarik mungkin.
3) Publisitas (Publicity)
Bauran strategi pemasaran (Marketing mix) merupakan
kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya
26
kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-
elemen yang ada dalam marketing mix sendiri. Setiap elemen
tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari
elemen yang lain. Oleh karena itu setiap elemen membutuhkan
strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi
pada elemen lainnya.
e. Strategi Sarana fisik (Physical Evidence)
Merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain
lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna dan barang-barang lainnya.
f. Strategi Orang (People)
Adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan
karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.
7. Strategi Proses (Process)
Adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses
27
ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam
jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti
pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa
sebagai bagian jasa itu sendiri.
28
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum Perusahaan
BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran adalah bank yang sedang
tumbuh dan berkembang, sehingga prospek untuk investasi atau bermitra
dalam usaha. Bank pendanaan rakyat syariah ini terletak di Jl. HOS
Cokroaminoto No. 1, Komplek Ruko Terminal Sisemut, Ungaran.
Letaknya yang cukup strategis membuat lembaga perbankan ini mudah
dijangkau oleh masyarakat.
Pada Desember tahun 2015 BPRS Artha Amanah Ummat sudah
membuka kantor kas yang terletak di Jl. S Parman No. 6A. Masyarakat
tidak perlu ragu dengan keamanan simpanan mereka di lembaga keuangan
ini, karena BPRS Artha Amanah Ummat telah dijamin pemerintah melalui
Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS).
1. Sejarah berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat
BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran adalah Bank
Pembiayaan Rakyat pertama di Kabupaten Semarang yang dalam
operasionalnya berdasarkan Prinsip Syariah. BPRS memulai melakukan
kegiyatan operasional sejak tanggal 19 November 2007. Pemilihan
nama perusahaan didasarkan atas pertimbangan dan pengetahuan BPRS
mengenai industri perbankan syariah sebagai lembaga yang
29
mendapatkan amanah dan kepercayaan dari masyarakat untuk dapat
megelola dana yang dimiliki dalam jalur yang tidak menyimpang
dengan syariat agama Islam. BPRS berkomitmen menjalankan fungsi
dan usaha secara sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal
tersebut melatarbelakangi nama perusahaan BPRS, yaitu “ Artha
Amanah Ummat “ artinya Tercapainya menjaga Harta Ummat.
Kantor BPRS yang terletak di Jl. HOS Cokroaminoto No. 1
Ungaran, Komplek Terminal Sisemut Ungaran. Awal pembukaan
kantor, BPRS berusaha untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah
Kabupaten Semarang dan sekitarnya, namun hingga saat ini BPRS juga
mendapat kepercayaan dari masyarakat diluar Kabupaten Semarang.
Dalam perkembangan BPRS di dunia Perbankan Syariah, BPRS tercatat
dalam Majalah Infobank edisi khusus syariah tahun 2013 yakni
termasuk dalam “ Kategori BPR Syariah Beraset Rp 10 Miliar s/d di
bawah Rp 25 Miliar dengan nilai yang sangat bagus.
Perusahaan BPRS senantiasa meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia ( SDM ), sehingga mendorong perusahaan untuk mampu
berdaya saing dalam memberikan pelayanan yang terbaik serta amanah
dan terpercaya.
2. Visi, Misi dan Motto BPR Syariah Artha Amanah Ummat
30
BPRS Artha Amanah Ummat berupaya memberikan
pelayanan perbankan yang profesiona; dan amanah, melalui produk
dan jasa layanan yang aman, nyaman dan tumbuh secara sehat sesuai
dengan syariat Islam. Untuk memberikan semangat para karyawan,
BPRS memiliki visi, misi, dan motto yakni :
Visi :
“Ekonomi Syariah jembatan menuju kehidupan berkah dan
lebih baik”.
Misi :
1. Memberikan pelayanan prima kepada setiap nasabah.
2. Menjadikan nasabah sebagai mitra untuk memperoleh keuntungan
bersama.
3. Menjaga kualitas pembiayaan menuju keberkahan bersama.
4. Ikut berpartisipasi dalam dakwah berupa peyaluran ZIS.
Motto :
“Profesional, Amanah, Berkah”
3. Tujuan didirikan BPR Syariah Artha Amanah Ummat
a. Meningkatkan keseajahteraan ekonomi umat Islam, terutama
masyarakat golongan lemah yang pada umumnya berada di
daerah pedesaan.
b. Meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup
yang memadai.
31
c. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan.
d. Mengurangi urbanisasi.
e. Membina semangat Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan
ekonomi.
Untuk mencapai tujuan operasional BPR Syariah Artha Amanah
Ummat tersebut diperlukan sintegi operasional sebagai berikut :
a. BPR Syariah Artha Amanah Ummat tidak bersifat menunggu
terhadap datangnya permintaan fasilitas melainkan bersifat
aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha –
usaha berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal,
sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.
b. BPR Syariah Artha Amanah Ummat memiliki jenis usaha yang
waktu perputaran uangnya jangka pendek dengan
mengutamakan usaha skala kecil dan menengah.
c. BPR Syariah Artha Amanah Ummat mengkaji pangsa pasar,
tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitif produk yang akan
diberi pembiayaan.
4. Susunan Modal
Berdasarkan Akta Notaris nomor 14 tanggal 08 September 2010
Notaris Indah Susilowati SH di Kabupaten Semarang, dan
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : AHU-
49867.AH.01.02 tahun 2010 tentang persetujuan Akta perubahan
Angaaran Dasar Persereoan, modal dasar perseroan adalah sebesar
32
Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah ) terbagi atas 2.000 ( dua ribu
) saham masing – masing senialai Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupaih
).
5. Susunan Kepengurusan
Tabel 3.2
Susunan Kepengurusan BPR Syariah Artha Amanah Ummat
Jabatan di
BPRS
Nama Jabatan
diluar BPRS
Riwayat singkat
Komisaris
utama
Titik
Samsiyati, SH
Notaris di
Kabupaten
Semarang
Komisaris H. Djoko Sarwono Pemimpin
Perusahaan
Jasa
Angkatan
Laut
Purnawirawan
ABRI/TNI
Dewan
pengawas
Syariah
H.
Muhammad
Syafii
Prof. Dr.
Muh. Zuhri
PNS
Dosen
Direktur Utama Edi Purnomo Mantan
33
karyawan Bank
Jateng
Direktur Bambang Yuliarso Mantan
karyawan BMT
Sumber : BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
6. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Strukutur Organisasi PT BPRS AAU per Desember 2015
RAPAT UMUM
PEMEGANG SAHAM
34
7. Job Discription
a. DPS ( Dewan Pengawas Syariah )
Tugas dan tanggung jawab :
1) Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi produk – produk
Bank dan tidak menyalahi konsep Syariah Islam serta memberi
PEMILIK
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
KABAG. OPERASIONAL
ACOUNTING, BO, KEPEG
CS & ADMIN
TELLER
KABAG SPI ACCOUNT OFFICER
KANTOR KAS
AO PEMBIAYAAN
AO DANA & PEND
AO PEMBIAYAAN
AO PEMBIAYAAN
TELLER & CS
ACCOUNT OFFICER
DIREKTUR
35
keputusan berlaku tidaknya produk – produk yang baru
diciptakan.
2) Membantu bagian Marketing dalam merancang produk – produk
yang sesuai dengan Syariah Islam.
3) Mengevaluasi kebijakan – kebijakan Bank yang baru ditetapkan
Direksi.
4) Menghadiri pertemuan bulanan dengan Komisaris atau
pemegang saham dan Direksi PT. BPR Syariah Artha Amanah
Ummat.
b. Direksi
Tugas dan tanggung jawab :
1) Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan
pembayaran dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada
calon – calon nasabah Bank dalam batas – batas wewenang yang
berlaku dan sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku.
Dalam hal ini termasuk pula penolakan permintaan kredit yang
sesuai dengan produk kebijaksanaan / persyaratan yang berlaku.
2) Mengadakan penilaian atas, analisa kredit yang disusun oleh
Kepala Bagian Kredit dan Pemasaran untuk kemudian membuat
36
rekomendasi kepada komisaris dalam hal permintaan kredit
tersebut berada diluar wewenang direktur.
3) Bertanggung jawab penuh atas wewenang yang diberikan dalam
menjalankan usaha Bank yang telah digariskan oleh Dewan
Komisaris dan ketentuan – ketentuan Perbankan umumnya.
4) Menandatangani bersama surat – surat yang secara resmi
dikelauarkan oleh Bank yang bersangkutan kepada pihak –
pihak luar.
c. Komisaris
Tugas dan tanggung jawab :
1) Mengawasi dan mengarahkan operasional yang dilaksanakan
oleh direksi agar tetap mengikuti kebijaksanaan Bank seperti
tercantum dalam undang – undang perbankan anggaran dasar.
2) Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para
pemegang saham dalam memutuskan perumusan umum
kebijaksanaan Bank yang baru diusulkan oleh Direksi untuk
dilaksanakan Bank pada masa yang akan datang.
3) Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang
saham dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban Direksi.
37
4) Mempertimbangkan dan menyetujui Rancangan Anggaran
Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahu buku yang baru
diusulkan direksi.
5) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan
yang diajukan kepada Bank yang jumlahnya melebihi jumlah
maksimum yang dapat diputuskan Direksi.
6) Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat
diberikan Bank kepada masyarakat atas usul Direksi.
7) Menyetujui semua hal yang menyangkut perbahan – perubahan
modal dan pembagian laba.
8) Ikut bergabung dengan komite pembiayaan setiap dua minggu
sekali di kantor.
9) Mengadakan pertemuan setiap bulan sekali dengan Dewan
Pengawas Syariah dan direksi pada hari Jumat minggu terakhir.
d. Kepala Bagian Pemasaran
Tugas dan tanggung jawab :
1) Mengawasi dan mengkoordinir bagian – bagian yang berada
dibawahnya.
2) Memantau perkembangan/ kemajuan nasabah pinjaman / dana.
38
3) Membantu terlaksananya tugas Direksi dalam bidang marketing.
4) Mengkaji ulang atas program kerja di bidang pembiayaan/dana.
5) Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang
dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.
6) Melakukan survey dan analisa yang mengajukan pembiayaan.
7) Melakukan koordinasi dengan AO tentang nasabah yang
mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan
angsuran.
8) Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang tealh
diberikan oleh Bank kepada nasabahnya benar-benar memenuhi
kebutuhan.
9) Menjaga hubungan baik dengan debitur dan kreditur.
10) Menjaga hubungan baik dengan debitur dan kreditur.
e. Accounting
Tugas dan tanggung jawab :
1) Melakukan otorisasi slip – slip transaksi dari kasir dan dari semua
bagian.
39
2) Melakukan perhitungan pendapatan dan perhitungan bagi hasil
setiap akhir bulan.
3) Mencetak daftar transaksi harian, daftar subledger rekapitulasi
rekening perakhir bulan.
4) Membuat laporan bulanan, laporan saldo rekening dana pihak III
dan sebagainya.
5) Memeriksan dan menyimpan bukti – bukti transaksi harian
kepada direksi.
6) Membuat laporan semesteran, laporan tahunan dan laporan
publikasi.
7) Melaporkan laporan keuangan (neraca dan laba rugi) harian
kepada direksi.
8) Melaporkan laporan bulanan, laporan semesteran dan laporan
tahunan.
9) Mengusahakan agar penyerahan laporan tepat waktu sesuai
ketentuan.
f. Teller
Tugas dan tanggung jawab :
40
1) Memberikan layanan kepada nasabah secara tepat, cermat dan
ramah.
2) Mengatur dan bertanggung jawab atas dana kas yang tersedia.
3) Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir uang tunai pada
box teller di akhir hari.
4) Menerima, menyusun serta menghiung secra hati – hati setiap
setoran tuani, tarikan tunai dan sebagainya dari para nasabah
untuk disimpan.
5) Mengatur dan menyimpan pengeluaran uang berdasarkan
tarikan tunai dari nasabah.
6) Menandatangani formulir – formulir serta slip setoran tunai dari
nasabah.
7) Mengurus pengeluaran uang kas untuk pinjaman yang telah
disetujui oleh bagian administrasi.
g. Customer service
Tugas dan tanggung jawab :
1) Bertanggung jawab atas validitas mutasi pada kartu tabungan
dan atau buku tabungan milik nasabah.
41
2) Bertanggung jawab penuh atas material yang digunakan.
3) Menghitung porsi bagi hasil dan mendistribusikan pada tiap –
tiap rekaning juga bertanggung jawab terhadap validitas data
atas saldo – saldo terakhir tiap nasabah.
B. Data – Data Deskriptif
Produk – produk BPRS Artha Amanah Ummat
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Tabungan iB Hijrah (Wadiah)
Merupakan tabungan untuk menampung titipan dana masyarakat
yang sewaktu – waktu dapat ditambah atau diambil. BPRS dapat
memberikan bonus yang besarnya tidak diperjanjikan sebelumnya.
b. Tabungan iB Amanah (Mudharabah)
Merupakan tabungan berencana yang disesuaikan dengan
keperluan masyarakat seperti untuk Qurban, Haji, Dana
Pendidikan, Dana Pensiun, Tabungan Pelajar. Setiap akhir bulan
BPRS memberikan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan di awal.
c. Deposito iB Mudharabah
Merupakan Simpanan Berjangka dengan jangka waktu 1, 3, 6, 12
Bulan. Bagi hasil akan dibagikan setiap bulan. Bagi hasil dapat
diambil tunai atau masuk ke rekening tabungan.
42
d. PPOB ( Payment Point Online Bank )
BPR Syariah Artha Amanah Ummat juga melayani pembayaran :
1) Rekening Listrik
2) Rekening air ( PDAM )
3) Rekening telepon
2. Produk Penyaluran Dana
a. Pembiayaan Jual Beli ( Murabahah )
Adalah akad jual beli dimana dalam akad ini bank bertindak
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli barang – barang
kebutuhan nasabah. Akad ini dapat digunakan untuk pembelian
peralatan atau barang dagangan sebagai modal usaha,
pembelian maerial bangunan untuk renovasi rumah / toko,
untuk pembelian kendaraan atau peralatan rumah tangga.
b. Pembiayaan Bagi Hasil ( Mudharabah / Musyarakah )
Adalah akad pembiayaan modal kerja, dimana bank membantu
kebutuhan modal kerja. Selanjutnya secara periodik nasabah
membayar pokok modal ditambahkan dengan bagi hasil
keuntungan sesuai kesepakatan.
c. Pembiayaan Sewa ( Ijaroh Multijasa )
Adalah akad dimana bank menyewakan suatu obyek sewa
kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh nasabah
atas penggunaan obyek sewa yang disewa tersebut, bank
43
memperoleh ongkos sewa. Akad ini dapat digunakan untuk
keperluan pendidikan, tenaga kerja, kesehatan, dan pariwisata.
44
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Praktek Ijarah Multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat
Mulai dari tahun 2007 BPRS Artha Amanah Ummat sudah mulai
memperkenalkan produk pembiayaan Ijarah Multijasa. Produk ini bukan
termasuk produk baru, karena telah tercatat dalam kodifikasi produk
perbankan syariah yang dibuat oleh Bank Indonesia. Berikut adalah
aplikasi pembiayaan Ijarah Multijasa di BPR Syariah Artha Amanah
Ummat :
1. Nasabah datang ke BPR Syariah Artha Amanah Ummat mengajukan
permohonan pembiayaan dengan mengisi formulir yang telah
disediakan. Dengan melengkapi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Tujuan penggunanaan dana tidak menyimpang dari Syariat
Islam.
b. Mengisi formulir permohonan pengajuan pembiayaan.
c. FC KK / FC KTP suami – istri / FC Akte nikah.
d. Melampirkan pas foto suami 1 lembar.
45
e. FC STNK, BPKB (kendaraan) dan SPPT sertifikat (tanah).
f. Bersedia disurvey.
g. Jaminan milik sendiri.
h. Slip gaji , Ket. Kerja bagi pegawai, usaha minimal berjalan 1
tahun lap. Keuangan, perjanjian usaha.
2. Pengajuan yang telah masuk kemudian diserahkan kepada account
officer yang kemudian akan dilakukan survey ke lokasi nasabah.
3. Apabila permohonan pembiayaan diterima selanjutnya akan
diadakan akad antara pihak BPR Syariah selaku pemberi jasa dan
pihak nasabah selaku pengguna jasa.
4. Di dalam pembiayaan Ijarah multijasa ini jumlah ujrah / fee yang
diberikan sudah disebutkan diawal kepada nasabah pembiayaan.
Dalam prakteknya pada BPR Syariah Artha Amanah Ummat
Ungaran, pembiayaan Ijarah multijasa menggunakan akad Ijarah dan
akad wakalah dimana pada akad Ijarah Lembaga Keuangan Syariah
diperbolehkan menerima imbalan yang besarnya disepakati oleh pihak
bank dan pihak nasabah. Akad wakalah merupakan pelimpahan
kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal – hal yang dapat
diwakilkan (Sabiq, 1987:55).
46
Dalam perjanjian Al – Ijarah Multijasa terdapat pasal – pasal yang
harus ditaati oleh nasabah pembiayaan multijasa. Pasal – pasal tersebut
adalah:
1. Pasal 1
Dalam pasal ini berisi tentang realisasi perjanjian dimana bank
berjanji mengikatkan diri untuk melaksanakan perjanjian, setelah
nasabah memenuhi persyaratan berikut :
a. Nasabah telah menyerahkan jaminan dan perjanjian yang
dipersyaratkan.
b. Persyaratan yang lain yang dibutuhkan bank.
2. Pasal 2
Dalam pasal ini berisi tentang jumlah uang yang diterima nasabah
dalam pembiayaan Ijarah multijasa. Jangka waktu pembayaran dan
mekanisme pembayaran pembiayaan.
3. Pasal 3
Dalam pasal ini berisi tentang mekanisme penyerahan barang modal
dan penerimaan arang modal serta tentang kuasa wakalah pembelian
barang apabila tekhnis pembelian dilakukan oleh nasabah.
4. Pasal 4
47
Dalam pasal ini berisi tentang pengakuan penerimaan pembiayaan
dan pemberian jaminan. Penyerahan jaminan bertujuan untuk
menjamin ketertiban pembayaran atau pelunasan pembiayaan tepat
waktu.
5. Pasal 5
Dalam pasal ini berisi tentang biaya administrasi. Dimana nasabah
berjanji mengikatkan diri untuk menanggung segala biaya yang
diperlukan berkenaan dengan pembuatan perjanjian.
6. Pasal 6
Dalam pasal ini berisi tentang peristiwa cidera janji. Berhubungan
dengan pelanggaran yang dilakukan nasabah atau nasabah tidak
menaati perjanjian sesuai dengan pasal – pasal yang telah dibuat
sebelumnya.
7. Pasal 7
Dalam pasal ini berisi tentang asuransi. Nasabah berjanji
mengikatkan diri untuk atas bebannya menutup asuransi jiwa
berdasarkan syariah atau jaminan yang berkaitan dengan perjanjian
pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh pihak Bank.
8. Pasal 8
48
Dalam pasal ini berisi tentang pengawasan / pemeriksaan. Nasabah
berjanji untuk mengikatkan diri untuk memberi ijin kepada Bank
atau petugas yang ditunjuk guna melaksanakan pengawasan /
pemeriksaan terhadap barang maupun jaminan.
9. Pasal 9
Dalam pasal ini berisi tentang penyelesaian perselisihan. Terdapat 2
cara yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang
mungkin terjadi. Pertama, para pihak sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat. Kedua, menetapkan serta
memberi kuasa kepada Badan Arbitrase Syariah Nasional (
BASYARNAS ) untuk memberi putusannya. Cara ini ditempuh bila
cara yang pertama tidak tercapai.
10. Pasal 10
Dalam pasal ini berisi tentang domisili dan pemberitahuan. Nasabah
harus berkomunikasi kepada pihak Bank apabila terjadi perubahan
alamat. Selama tidak ada pemberitahuan, maka segala surat
menyurat, konumikasi ke alamat yang tercantum pada awal
perjanjian dianggap sah.
Dalam pembiayaan multijasa ini pihak Bank BPRS Artha
Amanah Ummat memberikan pilhan kepada nasabah apakah
pembayaran kepada pihak ketiga akan dibayarkan sendiri atau
49
diwakilkan oleh pihak Bank. Tetapi nasabah pada umumnya memilih
membayarkan sendiri kepada pihak ketiga. Apabila itu terjadi pihak
Bank memberikan kuasa penuh kepada nasabah untuk melakukan
pembayaran.
Berikut adalah contoh kasus pembiayaan multijasa pada BPRS Artha
Amanah Ummat :
Bapak Hartanto adalah seorang pengusaha cutting sticker
yang sedang membutuhkan dana untuk pembayaran sewa gedung.
Kemudian Bapak Hartanto mengajukan permohonan pembiayaan
Ijarah multijasa kepada BPRS Artha Amanah Ummat sebesar Rp.
15.000.000,- dengan menjaminkan sertifikat tanah. Bank akan
membuat akad Ijarah dengan perincian sebagai berikut :
Jumlah pembiayaan : Rp. 15.000.000,-
Ujrah / fee : 15 % dari 15.000.000
Rp. 2.250.000,-
Jangka waktu : 24 bulan
Biaya adminstrasi : Rp. 250.000,-
Angsuran perbulan : (15.000.000 + 2.250.000)/24
: 17.250.000/24 = 718.750
50
Sehingga jumlah angsuran perbulan sebesar Rp. 718.750,-
Cara pembayaran angsuran di BPRS Artha Amanah
Ummat adalah dengan cara dibayarkan setiap bulan. Angsuran
pertama dihitung dari satu bulan setelah dilakukan akad. Pelunasan
pembayaran pinjaman sebelum jatuh tempo akan diberikan
potongan yang besarnya tidak dibahas diawal perjanjian.
Sebagian nasabah yang datang mengajukan
permohonan pembiayaan biasanya tidak mengetahui jika
pembiayaan yang mereka ajukan termasuk dalam pembiayaan
Ijarah multijasa. Ia hanya mengetahui bahwa telah mengajukan
permhonan, menunggu survey dari pihak BPRS dan realisasi
pembayaran. Ia akan mengetahui setelah pihak BPRS menjelaskan
dalam perjanjian (akad) pembiayaan yang mereka ajukan.
Hal tersebut merupakan salah satu kelemahan pada
lembaga keuangan syariah khususnya BPRS bahwa sebagian besar
masyarakat belum mengetahui produk – produk pembiayaan di
Bank Syariah. Tetapi jika dilihat pada prakteknya, pembiayaan
Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran sudah
sesuai dengan syariah mengacu pada Fatwa MUI No. 44 tahun
2004 tentang pembiayaan multijasa. Pembiayaan ini menggunakan
Ijarah sebagai akadnya, dimana pada Fatwa DSN – MUI tentang
51
pembiayaan multijasa, hukumnya jaiz atau boleh menggunakan
akad Ijarah .
B. Perkembangan Nasabah Ijarah Multijasa di PT BPRS Artha
Amanah Ummat
Selama delapan tahun BPRS ini berdiri, perkembangan nasabah
multijasa terlihat mengalami peningkatan. Meskipun jika dibandingkan
dengan pembiayaan Murabahah jumlah nasabah masih jauh dibawah.
Pada penelitian ini penulis hanya fokus meneliti perkembangan
BPRS selama 5 tahun terhitung sejak 2011 sampai dengan 2015. Berikut
adalah tabel nasabah multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat :
Tabel 4.3
Perkembangan jumlah nasabah
52
Sumber : BPRS Artha Amanah Ummat
tahun jumlah
nasabah
2011 70
2012 91
2013 90
2014 103
2015 135
Untuk lebih jelasnya disajikan grafik perkembangan Ijarah multijasa
di BPRS Artha Amanah Ummat, sebagai berikut :
Gambar 4.2
Perkembangan nasabah Ijarah multijasa
Seperti yang terlihat pada grafik diatas bahwa nasabah
Pembiayaan Ijarah multijasa mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Terlihat pada tahun 2011 terdapat 70 orang nasabah kemudian ditahun
berikutnya terdapat 91 nasabah dan sampai akhir Desember 2015 sudah
mencapai 135 nasabah. Dapat dikatakan bahwa setiap bulannya rata –
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2011 2012 2013 2014 2015
per desember
per desember
53
rata terjadi peningkatan nasabah sebanyak 17 orang. Namun peningkatan
nasabah tidak terjadi pada tahun 2013. Kondisi ini terjadi dikarenakan
pada saat itu tidak banyak masyarakat yang membutuhkan dana yang
berhubungan dengan jasa.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Mas Sugeng selaku Account
Officer di BPRS Artha Amanah Ummat, beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kenaikan nasabah pembiayaan Ijarah multijasa adalah :
1. Pelayanan yang baik terhadap nasabah.
Para pegawai di BPRS Artha Amanah Ummat diwajibkan memberi
pelayanan yang ramah kepada para nasabah. Pelayanan dalam hal ini
yang dilakukan oleh pihak BPRS Artha Amanah Ummat adalah
sebagai berikut:
a. Bersikap sopan kepada calon nasabah yang datang, baik nasabah
pendanaan maupun nasabah pembiayaan.
b. Memberikan informasi yang jelas kepada nasabah tentang produk
yang mereka tanyakan.
2. Letak BPRS Artha Amanah Ummat yang strategis.
BPRS Artha Amanah Ummat terletak di dekat terminal Sisemut
Ungaran, sehingga mudah dijangkau oleh para nasabah.
54
3. Kenaikan pendapatan.
Kondisi ini juga mempengaruhi tingkat perkembangan nasabah.
Apabila pendapatan bank sedang baik maka kemungkinan untuk
menyalurkan dananya juga bertambah, sehingga nasabah
pembiayaan akan juga bertambah.
4. Waktu.
Faktor waktu juga dapat mempengaruhi kenaikan nasabah. Sebagai
contoh pada bulan-bulan Desember banyak masyarakat yang
membutuhkan dana untuk biaya pernikahan, bisa juga saat itu
bersamaan dengan pembayaran biaya kuliah sehingga banyak
nasabah yang mengajukan pembiayaan.
5. Keingintahuan masyarakat terhadap produk – produk bank syariah
yang semakin besar.
Semakin banyaknya lembaga keuangan yang berbasis syariah di
sekitar masyarakat tentunya juga akan menimbulkan keingintahuan
mereka terhadap lembaga syariah tersebut. Baik produk
pendanaannya maupun produk pembiayaannya, yang akhirnya
membuat mereka “mencoba” mengajukan pembiayaan ke lembaga
syariah tersebut.
6. Keahlian account officer memasarkan produk.
55
Account officer merupakan bagian yang juga penting dalam
sebuah lembaga keuangan. Keahlian mereka dibutuhkan untuk
merekrut nasabah sebanyak-banyaknya, semakin lama pengalaman
di lapangan mereka semakin tahu bagaimana cara memasarkan
produk terutama produk syariah yang masih awam bagi sebagian
masyarakat.
Memang jika dilihat secara grafik pembiayaan Ijarah
multijasa masih tertinggal. Tetapi faktor – faktor diatas
mempengaruhi perkembangan nasabah Ijarah multijasa yang cukup
signifikan yaitu terjadi pada tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi
kenaikan sebesar 30%yaitu dari rumus:
Peningkatan = (tahun 2012-tahun 2011) : tahun 2011
= (91-70) : 70
= 21 : 70 = 0,3 x 100% = 30%
C. Strategi Peningkatan Nasabah Produk Ijarah Multijasa di BPRS
Artha Amanah Ummat
Data perkembangan nasabah sudah dipaparkan diatas. Yang
menguraikan tentang perkembangan nasabah dari tahun 2011 sampai
tahun 2015 yang menggunakan produk Ijarah multijasa menunjukkan
perkembangan. Pada tahun 2011 sebanyak 70, tahun 2012 sebanyak 91,
56
tahun 2013 sebanyak 90, tahun 2014 sebanyak 103 dan sampai pada
tahun 2015 berjumlah 135 nasabah. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa perkembangna nasabah yang paling banyak pada tahun 2014 ke
tahun 2015. Jadi pekembangan jumlah nasabah dapat disimpulkan bahwa
pada tiap tahunnya ada perkembangan / pertumbuhan nasabah. Berarti
dalam menerapkan strategi peningkatan nasabah sealma ini sudah dapat
dikatakan berhasil. Walaupun dengan demikian BPRS Artha Amanah
Ummat harus meningkatkan lagi strategi agar nasabah terus bertambah
dan dipercaya dengan keberadaan dan pelayanan BPRS Artha Amanah
Ummat yang selama ini sudah dijalankan.
Dalam menjalankan usahanya, BPRS Artha Amanah Ummat
mempunyai strategi agar jumah nasabahnya terus meningkat, salah
satunya dengan menggunakan cara strategi pemasaran. Strategi
pemasaran yang dibuat oleh BPRS Artha Amanah Ummat berdasarkan
hasil wawancara dengan Ibu Wulan Ekayanti, kabag SPI BPRS Artha
Amanah Ummat ( pada tanggal 1 Maret 2016 ) sudah sesuai dengan teori
marketing mix yang dikemukakan oleh (Kotler dan Amstrong, 2012:92)
dimana strategi tersebut terdiri dari :
1. Stategi produk (Product)
Dalam strategi produk pihak BPRS Artha Amanah Ummat
Ungaran harus mempertimbangkan kepuasan nasabah, hal-hal yang
perlu diperhatikan menyangkut onsep produk yaitu kualitas,
57
pelayanan, dan bagi hasil produk. Dalam hal ini produk BPRS Artha
Amanah Ummat adalah jenis tabungan dan pembiayaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Selain simpanan dan pembiayaan BPRS Artha Amanah Ummat
Ungaran dalam memberikan kepuasan selalu menawarkan jasa lain
bagi nasabah, yaitu :
a. Jasa pembayaran rekening telefon
b. Jasa pembayaran rekening listrik
c. Jasa pembayaran rekening PDAM dan
d. Setiap nasabah yang menabung atau deposito di BPRS Artha
Amanah Ummat akan mendapatkan souvenir, diantaranya
payung, gelas, kalender, jam dinding, dan lain-lain.
2. Strategi Harga (Price)
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa
yang ada di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. Penentuan harga
oleh suatu bank dimaskudkan untuk berbagai tujuan yang hendak
dicapai, seperti dalam buku (Kasmir,2003:198) :
a. Untuk memperbesar market share
58
b. Untuk bertahan hidup
c. Untu memaksimalkan laba
d. Mutu produk
e. Karena pesaing
3. Strategi Lokasi (Place)
Lokasi juga merupakan hal yang sangat penting mengingat
apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya
biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Namun BPRS Artha Amanah
Ummat Ungaran mempunyai lokasi yang sangat strategis yaitu
terletak di Jl. HOS Cokroaminoto No 1, Komplek Ruko Terminal
Sisemut, Ungaran. Dengan hal itu membuat lembaga perbankan ini
mudah dijangkau oleh masyarakat yang berada di pusat keramaian.
4. Strategi Pomosi (Promotion)
Kegunaan dari promosi ini adalah untuk memperkenalkan
produk dalam mencari nasabah dan gagasan ide kelompok sasaran.
Dalam mempromosikan produknya BPRS Artha Amanah Ummat
Ungaran melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penyebaran brosur-brosur dan formulir tabungan maupun
pembiayaan melalui media cetak ataupun media elektronik.
59
Biasanya brosur disebar pada saat event pameran ataupun pada
saat penawaran ke instansi-instansi.
b. Mengadakan kunjungan silaturahmi dan sosiaisasi ke pondok
pesantren, takmir masjid dan mushola, lembaga pendidikan,
jamaah pengajian dengan tujuan untuk mengenalkan dan
mensosialisasikan BPRS Artha Amanah Ummat.
c. Karyawan dengan semaksimal mungkin mendatangi rumah-
rumah, toko-toko, pasar-pasar, dan perkantoran yang terutama
berada di daerah Ungaran.
d. Menyebarkan informasi tentang BPRS Artha Amanah Ummat di
berbagai daerah Kabupaten Semarang.
5. Strategi Sarana fisik (Physical Evidence)
Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan
atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-
barang lainnya. Dalam BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
dalam sarana fisik selalu diperbaharui ataupun diganti jika sudah tidak
adanya kelayakan pemakaian ataupun penggunaan, misalnya pada
wana cat yang sudah pudar pasti akan dicat ulang untuk memperindah
tampilan bangunan.
6. Strategi Orang (People)
60
Adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan
konsumen lain. Semua sikap atau tindakan karyawan BPRS Artha
Amanah Ummat Ungaran harus mempunyai sikap sopan santun yang
sudah diterapkan oleh pihak bank, misalnya harus dengan jelas
memberikan informasi kepada nasabah tentang produk yang mereka
tanyakan. Sedangkan dalam cara berpakaian dan penampilan semua
karyawan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran sudah ditentukan
oleh kantor, misalnya untuk seragam karyawan yang setiap hari sudah
ada sendiri.
7. Strategi Proses (Process)
Adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini
memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti
pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai
bagian jasa itu sendiri.
61
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan data – data dari
observasi, wawancara serta dokumentasi sehingga diperoleh hasil seperti
yang dikemukakan pada bab – bab sebelumnya. Maka dapat disimpulkan
hal – hal mengenai rumusan masalah yang dipertanyakan oleh penulis,
yaitu :
1. Praktek pembiayaan Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah Ummat,
akad perjanjian yang digunakan akad Ijarah dimana pihak bank dapat
memperoleh ujrah atau imbalan atas manfaat jasa yang tleah
diberikan, serta menggunaka akad wakalah sebagai pelengkap. Pada
prakteknya untuk pembiayaan Ijarah multijasa di BPRS Artha
Amanah Ummat Ungaran sudah sesuai dengan syariah yang mengacu
pada fatwa yang ditetapkan oleh MUI No 09 tahun 2000 tentang
Ijarah dan fatwa MUI No 44 tahun 2004 tentang pembiayaan
multijasa. Pembiayaan ini menggunakan Ijarah sebagai akadnya, yang
mana pada fatwa DSN – MUI tentang pembiayaan multijasa,
hukumnya jaiz atau boleh menggunakan akad Ijarah .
63
2. Perkembangan nasabah Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah
Ummat
Jika melihat grafik yang telah disajikan, perkembangan nasabah Ijarah
multijasa mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terlihat pada tahun
2011 hanya ada 70 nasabah kemudian pada tahun berikutnya terdapat
91 nasabah dan sampai akhir tahun 2015 sudah mencapai 135
nasabah. Perkembangan nasabah Ijarah multijasa terlihat ada
kenaikan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2011 ke tahun 2012
sebesar 30%.
3. Strategi peningkatan produk Ijarah multijasa di BPRS Artha Amanah
Ummat Ungaran :
Strategi peningkatan yang dilakukan BPRS Artha Amanah Ummat
Ungaran yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran dalam
mencari nasabah. Strategi yang digunakan sudah sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstring (2012:92) yaitu teori
yang sering disebut dengan 7P antara lain Product, Price, Place,
Promotion, Physical Evidence, people,dan process.
.
B. Saran
64
Dalam tujuan sebuah Lembaga Keuangan untuk mencapai
peningkatan jumlah nasabah dan pembiayaan Ijarah multijasa ini masih
berada pada koridor syariah perlu dilakukan hal – hal berikut :
1. Tetap mempertahankan praktek syariah yang telah dijalankan dengan
mengacu pada fatwa – fatwa yang telah ditetapkan oleh MUI dan
landasan syariah yang sudah ada.
2. Tidak perlu adanya akad wakalah untuk memperkecil resiko
penyalahgunaan dana.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap nasabah yang bermasalah.
4. Meningkatkan siaturahmi terhadap nasabah khususnya nasabah
pembiayaan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Teori Dan Praktek.
Jakarta: Gema Insani.
Ascarya. 2011. Akad Dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada.
Cahyani, Asih Fitri, dkk. 2013. Pengaruh Persepsi Bunga Bank dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menabung pada BNI
Syariah di Kota Semarang. Semarang: Diponegoro Journal Of
Social And Politic.
Darsuki, Ahmad & Hengky Firmanda. 2011. Implementasi Akad Ijarah
Dalam Lembaga Perbankan Syariah. Skripsi. Program
Pascasarjana Magister Studi Islam. Universitas Islam Indonesia
Yogayakarta.
Dimyati, Muhammad. 2012. Implementasi akad Ijarah Muntahiyah
Bittamlik pada cabang Palembang.
http://etd.repository.ugm.ac.id ( online ). diakses pada tanggal 3
Maret 2016.
Ghozali, Imam. 2008. Dasar – Dasar Akuntansi Bank Syariah.
Yogyakarta: Lumbung ilmu.
Ghufron, A Mas’adi. 2002. Fiqih Muamalah Kontekstual. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
______. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kurniasih, Anis. 2012. Implementasi Produk Multijasa pada BPRS
Bangun Drajat Warga Yogyakarta.
http://etd.repository.ugm.ac.id ( online ). diakses pada tanggal 3
Maret 2016.
66
Moleong, Lexi J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhammad, 2002. Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer.
Yogyakarta: UII Press.
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan AMPYKPN.
Narbuko, Cholid Dan Abu Achnadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Pt. Bumi Aksara
Pahrudin, Ahmad. 2014. Analisis Penerapan Akad Ijarah Pada
Pembiayaan Ijarah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Pekerja
Pos Indonesia. http://repository.uinjkt.ac.id ( online ). diakses
pada tanggal 3 Maret 2016
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2008. Islamic Financial
Management. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sabiq, Sayyid. 1987. Fikih Sunnah 13. Bandung : PT Al – Ma’arif.
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan
Prakteknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: UII Press.
Syukron, Ali. 2012. Implementasi Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) di
Perbankan Syariah. Skripsi. Jurnal Ekonomi dan Ekonomi
Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Banyuwangi.
http://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-233 diakses pada tanggal 2 Agustus
2016.
http://alquran-sunnah.com/ diakses pada tanggal 2 Agustus 2016.
67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Puri Risma Hatmasari
Tempat/tgl. Lahir : Kab. Semarang, 20 Juli 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Candi Dukuh RT 03 RW 04, Rowoboni Banyubiru
Nama Ayah : Muhlasin
Nama Ibu : Kiswati
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
a. SD Rowoboni 02, tahun lulus 2007
b. SMP Negeri 2 Ambarawa, tahun lulus 2010
c. Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, tahun lulus 2013
d. D3 Perbankan Syariah, tahun lulus 2016
Salatiga, 31 Agustus 2016
(Puri Risma Hatmasari)
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
top related