analisis figur kiai much. imam chambali terhadap ...digilib.uinsby.ac.id/25680/3/muhammad alif...
Post on 30-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FIGUR KIAI MUCH. IMAM CHAMBALI
TERHADAP PENINGKATAN DONATUR DANA SOSIAL DI
YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
M. ALIF JAUHAR
NIM : C74211176
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2018
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
v
ABSTRAK
M. Alif Jauhar, “Analisis Figur Kiai Much Imam Chambali terhadap
Peningkatan Donatur Dana Sosial di Yayasan Al-Jihad Surabaya”.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab
pertanyaan tentang bagaimana figur Kiai Much Imam Chambali di dana sosial Al-
Jihad dan bagaimana figur Kiai Much Imam Chambali dalam mendorong
peningkatan donatur dana sosial Al-Jihad (DASA).
Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan
(fieldresearch) dengan pendekatan kualitatif. Di Indonesia penelitian kualitatif
dikenal penelitian naturalistik. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
dengan informan dalam penelitian ini yaitu Ketua Yayasan Al-Jihad, Direktur DASA,
Ketua Pelaksana DASA, dan Donatur DASA.
Hasil penelitian yang didapatkan Figur Kiai Much Imam Chambali di DASA
adalah Beliau merupakan icon di Yayasan Al-Jihad. Beliau yang merintis adanya
lembaga dana sosial Al-Jihad (DASA) dan Beliau sebagai pengawas dan juga
penanggung jawab DASA. Dari hasil penelitian terdapat pengaruh antara figur Kiai
dan peningkatan donatur di dana sosial Al-Jihad (DASA). Dimana figur Kiai Much
Imam Chambali mempunyai pengaruh terhadap perkembangan Dana Sosial Al-Jihad.
Beliau Berpengaruh terhadap peningkatan donatur baik dari segi jumlah donasi
maupun jumlah populasi doantur yang bertambah. Untuk membangun kepercayaan
konsumen pengguna jasa di Yayasan, perusahaan harus memiliki hubungan baik
dengan konsumen perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan, keinginan dan
harapan-harapan para konsumennya. Dengan adanya figur Kiai mampu menjadikan
DASA sebagai lembaga amil zakat non-nasional yang berkembang pesat. Menjadikan
figur Kiai sebagai kelompok acuan (referensi) yang bisa mempengaruhi perilaku
konsumen jasa di Dana Sosial Al-Jihad Surabaya.
Kata Kunci: Figur, Kiai Much Imam Chambali, Peningkatan Donatur DASA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan penduduk yang relatif taat beragama,
kegiatan berderma di Indonesia ditandai dengan motivasi mengikuti ajaran agama
yang kuat. Dan dengan mayoritas penduduk beragama Islam penggalangan
sumber daya sosial yang dominan juga terjadi pada kerangka pembayaran zakat,
infak, dan sedekah (ZIS). Agama Islam, yang dianut mayoritas penduduk, tidak
hanya mewajibkan penganutnya membayar zakat (sedekah wajib atas harta yang
dikumpulkan dalam jumlah tertentu), tetapi juga sangat menganjurkan
pengikutnya memberikan sedekah.1
Potensi zakat nasional sangat besar, yaitu Rp. 217 triliun. Tapi, dana zakat
yang dapat dihimpun oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) masih sangat rendah. Yaitu baru 0,2% nya atau sekitar Rp 6
triliun per tahun.2 Hal ini terjadi, mungkin karena banyak muzakki yang
membayar zakatnya langsung ke mustahik, tidak melalui amil zakat.
Dalam hal tempat pembayaran zakat, sebagian besar (72,8%) membayar di
lembaga amil zakat informal (lembaga yang tidak berbadan hukum, tapi fungsinya
sama seperti lembaga amil formal). Sisanya (27,2%) membayar ke lembaga amil
formal berbadan hukum Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat
1 Hamid Abidin dan Kurniawati, Galang Dana Ala Media Strategi Efektif
Mengumpulkan Sumbangan Masyarakat, (Jakarta: PIRAMEDIA, 2004), 19. 2Kata Sekjen Bimas Islam Kemenag RI Tarmizi Tohor,
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/02/23/p4m1gs409-
kemenag-potensi-zakat-nasional-capai-rp-217-triliun. (diakses pada 11 April 2018, pukul
15.21).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
(LAZ). Alasan utama seseorang membayar zakat di lembaga amil informal adalah
kemudahan, lingkungan, dan kepuasan. Sedangkan alasan seseorang membayar
zakat di lembaga formal adalah transparansi, akses, kemudahan, lingkungan dan
kepuasan.3
Salah satu lembaga amil zakat yang berada di Surabaya adalah Dana
Sosial Al-jihad (DASA). DASA merupakan sebuah lembaga sosial masyarakat
yang memfokuskan pada penghimpunan dan pengelolaan dana zakat, infaq,
shodaqoh, dan wakaf (ZISWAF). Dana ZISWAF yang didapatkan dari
perorangan, kelompok, maupun lembaga atau perusahaan. Dana yang
didistribusikan bertujuan untuk menunjang peningkatan kualitas dan kemandirian
umat.
Dana Sosial Al-jihad (DASA) adalah lembaga yang didirikan oleh
Yayasan Al-Jihad Surabaya dengan harapan Yayasan Al-Jihad memiliki sumber
dana yang berkembang dan dapat digunakan untuk menumbuhkembangkan
keberadaan Yayasan Al-Jihad Surabaya sebagai pusat kebutuhan mental spiritual
dan menjunjung tinggi syariat Islam di tengah-tengah umat. Selain itu DASA juga
berperan menjembatani antara donatur yang ingin memberikan santunan kepada
anak-anak yatim yang dikelola Yayasan Al-Jihad Surabaya. Dengan bantuan para
donatur Yayasan Al-Jihad akan berusaha mengembangkan SDM yatim dengan
meningkatkan kualitas pendidikan mereka baik itu formal maupun non-formal.4
Sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat, Dana Sosial Al-jihad (DASA) juga
memiliki tantangan seperti Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat lainnya
3 Ibid.,7.
4 Dokumen dari Profil DASA, 30 Maret 2018.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dalam hal menghimpun dana Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf (ZISWAF).
Karena seperti yang sudah dijelaskan diatas, penghimpunan dana ZISWAF oleh
Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat di Indonesia tidak sampai 3% dari
potensi ZISWAF yang ada. Apalagi Dana Sosial Al-jihad bukanlah Lembaga
Amil Zakat nasional yang mempunyai cabang di berbagai daerah atau mempunyai
jaringan pemasaran yang luas.
Namun di DASA memiliki figur pemimpin yang sangat berpengaruh
dalam perkembangannya yaitu Kiai Much Imam Chambali. Beliau adalah
Pengasuh di Yayasan Al-jihad Surabaya sekaligus pendiri Dana Sosial Al-jihad
(DASA).
Menurut Ketua Dana Sosial Al-jihad Zainal Akhyar, Kiai Much Imam
Chambali sangat berpengaruh dalam memutuskan untuk menjadi donatur DASA.
Sebagai Lembaga Amil Zakatkecil yang terpencil di sudut kota Surabaya di tahun
2018 ini, DASA memiliki jumlah donatur sebanyak kurang lebih dari 1.600
donatur yang berasal dari berbagai macam kota dan jumlah penghimpunan dana
sosial di tahun ini saja mencapai kurang lebih Rp. 120 juta dalam jangka waktu
perbulan.5
Ketua Yayasan Al-Jihad, Nasir menyatakan bahwa Kiai Much Imam
Chambali dalam perjalanan dakwahnya dikenal sebagai orang yang sabar dan
istiqomah. Sabar dalam arti memiliki semangat berjuang yang tinggi dijalan
Allah, semangat dalam membimbing dan mengarahkan para jamaahnya serta
sabar dalam menjalani setiap kendala-kendala dalam berdakwah.
5Wawancara dengan ketua Dana Sosial Al-jihad 2018, Zainal Akhyar, 11 April
2018 pukul 15.30.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Sehingga ketika beliau mendirikan DASA banyak jamaah yang sukarela menjadi
donatur karena kepercayaan mereka kepada figur Kiai Much Imam Chambali.
Dengan demikian telah tampak kharisma Kiai Much. Imam Chambali. Sebagai
sorang pendakwah tentunya tidak jauh beda dengan seorang pemimpin. Keduanya
sama-sama mempunyai pengertian menuntun, membimbing dan menunjukan
jalan. Didalam buku teori dan praktek kepemimpinan disebutkan tipologi
pemimpin termasuk diantaranya adalah tipe pemimpin kharismatik. pemimpin
kharismatik adalah seseorang yang seolah-olah diberi tugas khusus dan karena itu
dikaruniai bakat-bakat khusus oleh Tuhan untuk memimpin sekelompok manusia
mengarungi tantangan sejarah hidupnya.6
Adanya figur pemimpin seperti Kiai Much Imam Chambali mampu
membentuk respon positif terhadap pengguna jasa di Yayasan Aljihad. Bisa
disebutkan bahwa Kiai Much Imam Chambali menjadi kelompok acuan
(referencegroup). Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok
orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan
digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi
dalam membentuk respons afektif, kognitif dan perilaku. Kelompok acuan akan
memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.7
Gaya kepemimpinan beliau bukan hanya untuk mencari kekuasaan dan
kepentingan sendiri, melainkan mendristibusikan kekuasaan kepada orang banyak
untuk mencapai cita-cita bersama. Beliau juga berperan aktif dalam pemasaran
6 J. Rebiru, Dasar-Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
1992), 5. 7 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor Ghalia Indonesia, 2011), 306.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
bidang-bidang jasa di Yayasan Al-jihad. Salah satunya adalah Dana Sosial Al-
jihad (DASA), baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan media
dakwah beliau, media radio, televisi atau secara langsung tatap muka dengan
konsumen jasa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
suatu kajian tentang figur Kiai Much Imam Chambali terhadap peningkatan
donatur. Selanjutnya, penulis akan meneliti dengan judul “Analisis Figur Kiai
Much Imam Chambali terhadap Peningkatan Donatur Dana Sosial di
Yayasan Al-jihad Surabaya”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Penulis perlu melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan
penelitian ini untuk menghindari pemahaman yang tidak terarah. Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka identikasi masalah pada skripsi ini
adalah:
a. Aspek figur kepemimpinan.
b. Peran Kiai Much Imam Chambali di DASA.
c. Figur Kiai Much Imam Chambali di mata donatur DASA.
d. Figur Kiai Much Imam Chambali dalam mendorong peningkatan donatur
DASA.
2. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi serta untuk efisiensi
waktu dan tenaga diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
lakukan agar kajian ini dapat fokus dengan hasil maksimal. Penelitian ini di
fokuskan pada, sebagai berikut:
a. Analisis figur Kiai Much Imam Chambali di DASA.
b. Analisis figur Kiai Much Imam Chambali yang mendorong peningkatan
donatur DASA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini
mencoba merumuskan permasalahan yang terkait dengan penelitian guna
menjawab permasalahan yang ada. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana figur Kiai Much Imam Chambali di DASA?.
2. Bagaimana analisis figur Kiai Kiai Much Chambali dalam mendorong
peningkatan donatur DASA?.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu :
1. Untuk menjelaskan figur Kiai Much Imam Chambali di DASA.
2. Untuk menganalisis figur Kiai Much Imam Chambali dalam mendorong
peningkatan donatur DASA.
E. Kegunaan Hasil Penilitian
Yang diharapkan penulis dalam pembahasan ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Dari segi teoritis yaitu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah pembendaharaan kepustakaan dalam bidang peningkatan donatur
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Dana Sosial, dan juga diharapkan dapat menjadi bahan bagi penelitian yang
sejenis lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau landasan berpijak bagi
praktisi-praktisi Lembaga Amil Zakat dalam melaksanakan
pengelolahansuatu lembaga.Dengan adanya penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi Dana Sosial Al-jihad (DASA) dalam meningkatkan
kepercayaan donatur.
F. Definisi Operasional
Agar lebih terarah dan tidak salah pengertian pada judul skripsi penulis, maka
perlu dijelaskan tentang istilah-istilah yang dipakai dalam judul skripsi “Analisis
Figur Kiai Much Imam Chambali terhadap Peningkatan Donatur Dana
Sosial di Yayasan Al-jihad Surabaya” sebagai berikut:
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.8 Atau bisa
diartikan suat usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda
dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.9
8https://www.kbbi.web.id/analisis (diakses pada 30 Maret 2018, pukul 21.11).
9https://pengertiandefinisi.com/pengertian-analisa-menurut-ahli (diakses pada 30
Maret 2018, pukul 21.17).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
2. Figur Kiai Much Imam Chambali
Figur adalah betuk/wujud atau tokoh peran ini merupakan sentral yang
menjadi pusat perhatian.10
Sedangkan, pengertian Kiai adalah seseorang yang
mengajarkan pengetahuan agama dengan cara berceramah, menyampaikan
fatwa agama kepada masyarakat luas.11
Di Yayasan Al-jihad sendiri ada figur sekaligus Kiai, beliau adalah Kiai
Much Imam Chambali yang merupakan imam para da’i di Bumi Wonocolo
Surabaya. Kiai Much Imam Chambali lahir pada tahun1960 tepatnya di desa
Sumber Mulyo kecamatan Buay Madang kabupaten Oku Sumatera Selatan.
3. Peningkatan Donatur
Peningkatan donatur adalah peningkatan dalam hal jumlah konsumen
pengguna jasa. Atas dasar kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
tersebut. Sehingga, yang diharapkan masyarakat tersampaikan dengan baik
dan benar. kebutuhan terhadap lembaga penyedia jasa terpengaruh adanya
faktor kepercayaan konsumen terhadap lembaga penyedia jasa tersebut.
Kepercayaan sendiri merupakan variabel kunci bagi kesuksesan. Variabel ini
memiliki dampak yang kuat pada keefektifan dan keefesienan
relationshipmarketing. Kepercayaan sendiri adalah suatu keadaan yang
terjadi ketika seorang mitra percaya atas keandalan serta kejujuran mitranya.
10
https://www.kbbi.web.id/figur (diakses pada 1 april 2018, pukul 22.23). 11
Sukamto. Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren, (Jakarta: IKAPI, 1999), 85.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
4. Dana Sosial Al-jihad (DASA)
DASA adalah lembaga penghimpunan dan pengelolaan dana zakat, infaq,
shodaqoh, dan wakaf (ZISWAF). Lembaga yang bergerak dalam bidang jasa
yang dibawah naungan Yayasan Al-jihad Surabaya. DASA sendiri didirikan
pada tahun 2014 dan sebagai penanggung jawab utamanya adalah beliau Kiai
Much Imam Chambali selaku juga sebagai pengasuh di Yayasan Al-jihad
Surabaya. DASA merupakan lembaga dana sosial yang belum mempunyai
cabang, tidak seperti lembaga lainnya yang sudah banyak mendirikan cabang
diberbagai macam kota, DASA hanya ada di Surabaya. Meskipun belum
mempunyai cabang, namun DASA sudah memiliki total dana santunan
sebanyak kurang lebih Rp. 120 juta perbulannya yang digunakan untuk tujuan
menunjang kualitas para fakir miskin dan dhuafa serta peningkatan kualitas
pendidikan anak yatim yang ada di pesantren Al-Jihad. Dana yang terkumpul
untuk masyarakat digunakan minimal 75%.
G. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang sudah
pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa
kajian yang sedang akan dilakukan ini bukan merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.12
Kajian terhadap masalah
peningkatan donatur dana sosial telah dilakukan oleh peneliti lain. Adapun hasil
yang telah dibahas yaitu:
12
Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Penulisan Skripsi,
(Surabaya: 2012), 9.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
1. Abdul Muid (2011) Strategi LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam Menjada
Loyalitas Donatur.13
Dalam skripsi ini dijelaskan loyalitas donator Baitul
Maal Hidayatullah (BMH) selalu meningkat terlihat dari indikator jumlah
donatur yang bertambah setiap tahunnya. Selain itu penghimpunan jumlah
dan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), terus meningkat tiap tahunnya dan
kenaikan dengan rata-rata 41% setiap tahunnya. Lembaga ini memberikan
pelayanan terbaik untuk para donatur dimulai dengan memberikan transparasi
dalam penghimpunan dan pendistribusian untuk meningkatkan keloyalitasan
donatur.
2. Novia Dzaki Qorif Puteri (2015) Pengaruh Figur Kyai dan Kualitas
Layanan Terhadap Loyalitas Pengguna Jasa di Yayasan Al-jihad
Surabaya.14
Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa figur kyai dan kualitas
layanan yang baik berdampak positif dan signifikan dalam loyalitas pengguna
jasa di yayasan Al-jihad.
3. Siti Samrotul Pancaningsih (2014) Kyai dan Public Relations (Studi Kasus
KH. Muchammad Imam Chambali).15
Dalam sekripsi ini menurut penulis
bahwa Kiai Much Imam Chambali menurut public adalah sosok yang
menyenangkan dan menghargai orang lain, memahami dan mengerti keadaan
public serta tidak membeda-bedakan.
13
Abdul Muid, “Strategi LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam Menjaga
Loyalitas Donatur”. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Skripsi, 2011). 14
Novi Dzaki Qorif Puteri,“Pengaruh Figur Kyai dan Kualitas Layanan
Terhadap Loyalitas Pengguna Jasa di Yayasan Al-jihad Surabaya”. (UIN Sunan Ampel
Surabaya: Skripsi, 2015). 15
Siti Samrotul Pancaningsih, “Kyai dan Public Relations (Studi Kasus KH.
Muchammad Imam Chambali)”. (UIN Sunan Ampel Surabaya: Skripsi, 2014).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
4. Supriyanto (2017) Peran Kiai dalam Membentuk Kemandirian Ekonomi
Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan
Sumenep, Madura, Jawa Timur).16
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan
bagaimana peran Kiai dalam mengembangkan kemandirian ekonomi
pesantren adalah Kiai berperan sebagai pemberi ideatau gagasan, penanam
saham, pemberi saran, pengontrol pengelolaan, motivator, serta pemberi
keputusan, dalam berbagai regulasi yang ada dalam unit usaha yang dikelola.
5. Mahmud Husein Rifa’I (2015) Peran Kyai dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Pada Santri di Pondok Pesantren Modern Raden Paku
Trenggalek.17
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bahwa peran Kyai
dalam meningkatkan kualitas pendidikan santri adalah sebagai motivator
pada para ustadz dan ustadzah.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut meskipun sedikit banyaknya ada
kesamaan dengan penelitian sebelumnya, namun pendekatan yang disusun saat ini
memiliki perbedaan. Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada persoalan
Analisis figur Kiai Much Imam Chambali terhadap peningkatan donatur dana
sosial di Yayasan Al-jihad Surabaya.
H. Metode Penelitian
16
Supriyanto, “Peran Kiai dalam Membentuk Kemandirian Ekonomi Pesantren:
Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Amien Preduan, Sumenep, Madura, Jawa Timur”.
(UIN Sunan Ampel Surabaya: Skripsi, 2017). 17
Mahmud Husein Rifa’I, “Peran Kyai dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Pada Santri di Pondok Pesantren Modern Raden Paku Trenggalek”. (IAIN
Tulungagung: Skripsi, 2015).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya.18
Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode
penilitian, yaitu:
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan adalah
penelitian lapangan (fieldresearch) dengan pendekatan kualitatif. Di
Indonesia penelitian kualitatif dikenal penelitian naturalistik. Penelitian
kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa
dalam kegiatan ini peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan
data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.19
2. Data yang dikumpulkan
Berdasarkan rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka
data yang dikumpulkan sebagai berikut:
a. Gambaran umum Tentang Yayasan Al-jihad Surabaya.
b. Gambaran umum Dana Sosial Al-jihad (DASA).
c. Gambaran Tentang Figur Kiai Much. Imam Chambali di Dana Sosial Al-
jihad.
d. Analisis Figur Kiai Much Imam Chambali dalam mendorong
peningkatan donatur DASA.
3. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penilitian ini bersumber pada:
18
Suharsini Arikunto, Prosedur Penenlitian Suatu Pendekatan Praktil, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta Cet.13, 2006), 160. 19
Ibid, 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
a. Sumber data primer, yang didapatkan dari responden antara lain: Kiai
Much Imam Chambali, Ketua Yayasan Al-Jihad, pengurus Yayasan Al-
Jihad Surabaya, Direktur DASA, Pengurus DASA, dan Donatur dana
sosial.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan
dan bersifat siap pakai.20
Data sekunder dalam penilitian ini antara lain
berasal dari peneltian terdahulu, jurnal, artikel, literatur-literatur tentang
peningkatan jumlah donatur (konsumen) penggguna jasa Lembaga Amil
Zakat, media cetak (surat kabar, majalah, brosur) dan media elektronik
(internet).
Sumber data sekunder berasal yang dari buku-buku yang berkaitan
langsung dengan masalah peningkatan donatur dana sosial dalam hal ini
bisa disebut konsumen jasa, yaitu:
1) Al-Qur’an dan Terjemah
2) Departemen Agama RI, 2000, “Al-Qur’an dan Terjemah”.
(Semarang : PT Toha Putra).
3) J. Rebiru, 1992, Dasar-Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya).
4) Nugroho J. Setiadi, SE. MM, 2008, Perilaku Konsumen: Konsep
dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta:
Kencana)
20
Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis; Teoti dan Praktek
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 19.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
5) Achmad Subianto, 2004, Shadaqah, Infak, dan Zakat Sebagai
Instrumen untuk Membangun Indonesia yang Bersih, Sehat dan
Benar, (Jakarta: Yayasan Bermula Dari Kanan).
6) Fandy Tjiptono, 2006, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayu Media
Publishing).
7) Firman Nugraha. 2010. Kepemimpinan Kyai di Pesantren.
http://firmannugrahablogspotcom/2010/03/kepemimpinan-kyai-di-
pesantrenshtml (Diakses tanggal 30 Maret 2018).
8) https://pengertiandefinisi.com/pengertian-Analisis-menurut-ahli (diakses
pada 30 Maret 2018).
9) https://www.kbbi.web.id/analisis (diakses pada 30 Maret 2018). Dan lain-
lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan
data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal
yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda,
waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.21
Teknik ini digunakan untuk
mengetahui dan memahami secara langsung figur Kiai Much Imam
21
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta : ArRuzz, 2014), 165.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Chambali dalam peningkatan jumlah donatur dana sosial di Yayasan Al-
jihad Surabaya.
b. Wawancara/Interview
Wawancara/Interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, yaitu
semacam percakapan, pertanyaan dan jawaban yang diberikan secara
verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dengan saling berhadapan
antara dua orang atau lebih.22
Teknik ini digunakan untuk memperoleh
data tentang sejarah berdirinya dana sosial di Yayasan Al-Jihad
Surabaya, peningkatan jumlah donatur dana sosial, figur Kiai Much
Imam Chambali yang mendorong peningkatan donatur dana sosial Al-
jihad. Dalam hal ini narasumber wawancara adalah ketua Dana Sosial Al-
jihad, Pengurus Yayasan Al-Jihad Surabaya, Bendahara Dana Sosial Al-
jihad, serta Donatur Dana Sosial Aljihad dalam hal ini donatur tetap dana
sosial.
c. Dokumentasi
Data dalam penelitian kualitatif pada umumnya diperoleh dari sumber
manusia atau human resources melalui observasi dan wawancara. Di
samping itu, ada pula sumber bukan manusia atau nonhumanresources,
antara lain berupa dokumen, foto, dan bahan statistik. Dokumen terdiri
atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi.23
Dalam penilitian ini dokumentasi yang digunakan antara lain dokumen
22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung:
RemajaRosdakarya, 1996), 186. 23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ketiga, 2005), 283.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
tentang peningkatan jumlah donatur, dan dokumen tertulis lainnya.
Dokumen yang diperoleh berupa laporan jumlah donatur, majalah Dana
Sosial Al-jihad (DASA), FigurKiai Much Imam Chambali, wawancara,
serta foto.
5. Teknik Pengolahan Data
Untuk memudahkan analisis data yang sudah diperoleh perlu diolah, adapun
teknik pengolahan yang digunakan dalam pengolahan data, antara lain:
a. Editing
Editing yaitu mempersiapkan naskah yang siap cetak atau siap terbit
(dengan memperhatikan terutama segi ejaan, diksi dan struktur kalimat).24
Dalam hal ini penulis akan melakukan pemeriksaan kembali dari semua
data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna,
keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. Penulis
akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah saja.
b. Organizing
Organizing yaitu menyusun dan mensistematikakan data yang diperoleh
dalam karangan paparan yang telah direncanakan sebelumnya, untuk
memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas tentang Analisis figur
Kiai Much Imam Chambali terhadap peningkatan donatur dana sosial di
yayasan Al-jihad Surabaya.
24
Ibid., 283.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
6. Teknik Analisis Data
Setelah selesai mengumpulkan data langkah selanjutnya adalah analisis data
terhadap data dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode
sebagai berikut:
a. Metode Deskriptif
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan atau menguraikan
suatu hal menurut apa adanya tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan variable satu dengan variable yang lain.25
Metode ini
digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan analisis figur Kiai
Much Imam Chambali terhadap peningkatan donatur dana sosial di
Yayasan Al-jihad Surabaya.
b. Metode Deduktif
Penulis dalam hal ini menguraikan mengenai analisis figur Kiai Much
Imam Chambali terhadap peningkatan donatur dana sosial di Yayasan
Al-jihad Surabaya. Sedangkan pola pikir yang digunakan adalah pola
pikir deduktif yaitu proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran
yang sifatnya umum yakni suatu peristiwa atau data tertentu menuju ke
kebenaran yang sifatnya khusus. Di mana analisis figur Kiai Much Imam
Chambali terhadap peningkatan donatur dana sosial di Yayasan Al-jihad
Surabaya menuju pendekatan kebenaran proses peningkatan donatur
untuk diambil sebuah kesimpulan.
25
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2010),
11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
I. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk mempermudahkan penelitian. Penulisan penelitian ini terdiri
atas lima bab, yaitu:
Bab pertama, adalah pendahuluan. Bab ini menjelaskan permasalahan
yang diangkat oleh peneliti yang mencakup latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil
penelitian, definisi operasional, teknik penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, Pada bab ini mencakup pada pengertian analisis, pengertian
figur, pengertian Kiai, dan diakhiri dengan perilaku konsumen.
Bab ketiga, adalah penyajian data. Mengenai laporan hasil penelitian
membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian meliputi: letak geografis
Yayasan Al-Jihad Surabaya, sejarah berdirinya Yayasan Al-Jihad Surabaya,
struktur organisasi Yayasan Al-Jihad Surabaya, Visi dan Misi Yayasan Al-Jihad
Surabaya, Biografi Kiai Much Imam Chambali, Dana Sosial Al-Jihad Surabaya
yaitu meliputi dari: latar belakang adanya Dana Sosial di Yayasan Al-Jihad
Surabaya, Struktur kepengurusan Dana Sosial Al-Jihad Surabaya, prosedur
penghimpunan Dana Sosial Al-Jihad Surabaya, Figur Kiai Much Imam Chambali
di Dana Sosial Al-jihad, serta peningkatan donatur Dana Sosial Al-jihad
Surabaya.
Bab keempat, adalah pembahasan utama pada penelitian ini. Menjelaskan
Analisis figur Kiai Much Imam Chambali terhadap peningkatan donatur Dana
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Sosial di Yayasan Al-jihad Surabaya beserta analisis faktor pendorong
peningkatan Donatur Dana Sosial di Yayasan Al-Jihad.
Bab kelima, adalah penutup, mencakup kesimpulan dan saran dari penulis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Analisis
Analisa atau analisis atau analysis adalah suatu usaha untuk
mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan
komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk dikaji lebih
lanjut. Analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis yang artinya
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti
kembali, dan luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka
artinya adalah melepas kembali atau menguraikan. Kata analusis ini di
serap kedalam bahasa Inggris menjadi analysis yang kemudian di serap
juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.1Analisa juga bisa
diartikan sebagai penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Atau suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda
dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
2. Kiai
Kiai adalah seseorang yang mengajarkan pengetahuan agama
dengan cara menyampaikan fatwa agama kepada masyarakat luas.2 Kiai
1http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html
(diakses pada 15 April 2018, pukul 16.50). 2Sukamto, Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren, (Jakarta: IKAPI, 1999), hal 85.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
secara etimologis menurut Adaby Darban kata Kiai berasal dari bahasa
Jawa kuno “kiya-kiya” yang artinya orang yang dihormati.3 Selain itu Kiai
dapat diartikan juga sebagai sebutan untuk "yang dituakan ataupun yang
dihormati" baik berupa orang, ataupun barang.4 Menurut asal-usulnya
perkataan Kiai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar saling
berbeda:
a. Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat;
contohnya, Kiai Garuda Kencana (dipakai untuk sebutan kereta emas yang
ada di Kraton Yogyakarta).
b. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
c. Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam
yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan kitab-
kitab Islam klasik kepada para santri. selain gelar Kiai, juga disebut orang
alim (orang yang memiliki pengetahuan keislaman yang tinggi).
Di Indonesia, istilah kiai ada yang membedakan dengan istilah
ulama. Horikoshi membedakan kiai dan ulama terutama dalam perilaku dan
pengaruh keduanya di masyarakat. Secara umum ulama lebih merujuk
kepada seorang muslim yang berpengetahuan,sedangkan istilah yang paling
umum sering digunakan untuk merujuk tingkat keulamaan yang lebih tinggi
adalah kiai.5 Seorang Kiai mempunyai pengaruh kharismatik yang luar biasa
sehingga Kiai tidak bisa disamakan dengan Ulama. Kiai memiliki
3M.Dawam, Raharjo dkk. Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES. 1988),
32. 4https://id.wikipedia.org/wiki/Kiai (diakses pada 15 April 2018, pukul 19.11).
5Endang Turmudi, Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaan, (Yogyakarta: LKIS.
2003), 29.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
keunggulan baik secara formal maupun sebagai seorang yang memiliki ilmu
keagamaan yang tinggi, karena pengaruhnya lebih besar dalam masyarakat
pada umumnya.
Pengaruh Kiai tergantung pada loyalitas komunitas terbatas yang
didorong oleh perasaan hutang budi, namun sepenuhnya ditentukan oleh
kualitas kekharismaanmereka.6 Hal ini berbeda dengan sebutan Ulama yang
lebih mendalam pada sistem sosial dan struktur masyarakat. Istilah Ulama di
dunia Islam lebih sering digunakan, setidaknya setiap umat Islam mengerti
arti Ulama. Sedangkan istilah yang paling sering digunakan untuk
menunjukkan tingkat keulamaan yang lebih tinggi adalah Kiai.
Secara essensial kata Kiai dan alim memiliki makna yang sama,
yakni mereka yang menguasai ilmu agama dan sangat dihormati oleh para
santri. Dalam bahasa Jawa, Kiai biasa digunakan dalam gelar-gelar yang
berbeda yaitu; Pertama, gelar kehormatan yang biasanya digunakan pada
benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan lain atau biasa disebut benda
keramat. Kedua, adalah gelar kehormatan bagi orang-orang yang sudah tua,
ketiga gelar Kiai diberikan pada seorang yang alim (ahli pengetahuan Islam)
atau pemimpin pondok pesantren.7
Dalam beberapa hal Kiai terkesan menujukkan kekhasan dalam
bentuk bentuk pakaian yang digunakan seperti kopiah, sarung, surban, jubah
yang menjadi simbol keilmuan atau kealiman mereka.
6Hiroko Hori Koshi, Kiai dan Perubahan Sosial (Jakarta: P3M, 1987), 212.
7Zamarkhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai,(Jakarta: LP3ES. 1928), 55.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Dalam tradisi dunia pesantren, ada juga orang yang menjadi Kiai
karena “ascribed status” seorang dapat menjadi Kiai dikarenakan ayahnya,
kakeknya, dari pihak ayah atau ibu semua menjadi Kiai, walau hal ini
merupakan penilaian parsial.8
Dalam perspektif Alquran, Kiai adalah sebutan bagi orang yang
berpengetahuan beranekaragam yaitu ulama: uli al-ilm, al-rasikhun fi> al-
ilm, ahlu dz}ikr dan ulu al-ba>b.9
Karena banyaknya definisi tentang Kiai maka kajian Bahrudin
Asubki, membatasi kriteria Kiai sekurang-kurangnya meliputi:
1. Menguasai ilmu agama (tafaqquh fi> al-di>n) dan sanggup
membimbing umat dengan memberikan ilmu keislaman yang
bersumber dari Alquran, Hadis, Ijma’ dan Qiyas.
2. Ikhlas melaksanakan ajaran Islam.
3. Mampu menghidupkan sunnah Rasul dengan mengembangkan Islam
secara kaffah.
4. Berakhlak luhur, berpikir kritis, aktif mendorong masyarakat
melakukan perbuatan positif, bertanggung jawab dan istiqomah.
5. Berjiwa besar, kuat mental dan fisik, tahan uji, hidup sederhana,
amanah, beribadah berjamaah, tawadhu’, kasih sayang terhadap
sesama, mahabah, dan tawakal pada Allah SWT.
6. Mengetahui dan peka terhadap situasi zaman serta mampu menjawab
setiap persoalan untuk kepentingan Islam dan umatnya.
8Moh Sobari, Kyai Nyentrik Merubah Pemerintah, (Yogyakarta: LKIS. 1997), X.
9Moh Eksan, Kyai Kelana, Yogyakarta: LKIS, 2000), 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
7. Berwawasan luas dan menguasai berbagai macam cabang ilmu demi
pengembangannya dengan Islam dan bersikap tawadhu’.
Peran Kiai akan terwujud jika mampu berintegrasi dengan masyarakat
dimana dia berada. Hal ini mempermudah dalam pencapaian visi dalam
menyebarkan ajaran-ajaran Allah.10
Sedangkan menurut Endang Turmudi, Kiai dibagi menjadi empat kategori
yaitu:
1. Kiai Pesantren, adalah Kiai yang memusatkan perhatian pada mengajar di
pesantren untuk meningkatkan sumber daya masyarakat melalui
peningkatan pendidikan.
2. Kiai Tarekat, adalah Kiai yang memusatkan kegiatan mereka dalam
membangun batin (ilmu hati) umat Islam. Karena tarekat adalah sebuah
lembaga informal. Sedangkan para pengikutnya adalah lembaga formal
gerakan tarekat.
3. Kiai Panggung, adalah para Dai. Melalui kegiatan dakwah mereka
menyebarkan dan mengembangkan Islam.
4. Kiai Politik, merupakan tipologi Kiai yang mempunyai Concern (perhatian)
dalam dunia perpolitikan.
Keempat tipologi ini ada karena disesuaikan dengan kegiatan
mereka dalam dakwah Islam atau mengembangkan ajaran Islam. Sementara
kaitannya dengan para pengikut, Endang juga membagi tipologi Kiai. Kiai
10
Muhammad Ainul Mubarrok, “Pola Kepemimpinan KH. Much Imam Chambali
dalam Mengelola Pondok Pesantren Al-jihad” Skripsi, Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya, 49.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
yang banyak pengikutnya dengan yang berpengaruh kuat. Kategori
selanjutnya adalah kebalikan dari kategori yang pertama, yaitu mempunyai
sedikit pengaruh dan sedikit pengikutnya dibanding Kiai yang masuk
kategori pertama.11
Selain yang disebut di atas, Abdurrahman Masud menyimpulkan pula
karakteristik dan tipologi dari beberapa figur Kiai yaitu:
1. Kiai atau ulama encyclopedic dan multidisipliner, Kiai ini
mengkonsentrasikan diri dalam dunia ilmu, belajar mengajar dan menulis,
menghasilkan banyak kitab seperti Nawawi al-Bantani.
2. Kiai yang ahli dengan satu spesialisasi bidang ilmu pengetahuan Islam.
3. Kiai kharismatik yang memperoleh kharismanya dari ilmu pengetahuan
keagamaan, khususnya dari sufismenya. Guru yang memiliki derajat
spiritualitas yang tertinggi dan paling dihormati dalamtradisi pondok
pesantren.
4. Kiai dai keliling, Kiai ini perhatian dan keterlibatan terbesar mereka pada
interaksi dengan publik dan menyampaikan ilmunya bersamaan dengan misi
melalui bahasa retorikal yang efektif.
5. Kiai pergerakan, Kiai ini pemimpin yang paling menonjol karena keunikan
posisinya karena memiliki peran dan skill kepemimpinan yang luar
biasa,baik dalam masyarakat maupun organisasi yang didirikannya. Selain
11
Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKIS
Pelangi Aksara, 2003), 32.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
itu Kiai ini memiliki kedalaman ilmu pengetahuan keagamaan yang dia
peroleh dari para Kiai paling disegani dalam komunitas pondok pesantren.12
Dalam typologi Kiai diatas dapat mempengaruhi berbagai perilaku
masyarakat, di mana kepemimpinan Kiai mampu menciptakan karakter
positif di masyarakat. Perilaku dan kemampuan Kiai dalam membina
hubungan dengan publik yang bermacam-macam karakter. Namun dalam
prinsip publicrelations, bagaimana tipe seseorang mereka harus mampu
menjalin hubungan baik dengan seluruh stakeholdernya dengan disesuaikan
pada konsep kemampuan masing-masing yang dimiliki Kiai.
Dalam hal ini penciptaan karakter yang positif sangat berpengaruh
mencapai hasil yang dikehendaki. Pada hakikatnya seluruh perilaku yang
dilakukan oleh seseorang akan berpengaruh pada masyarakat. Dan persepsi
inilah yang nantinya akan membawa pada Trust (kepercayaan) dan mampu
mempengaruhi opini masyarakat sehingga bisa mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Menurut Wuradji, berbicara mengenai fungsi dan peran pemimpin, ada
sejumlah peran yang harus dilakukan pemimpin, diantaranya adalah:13
1. Pemimpin berperan sebagai coordinator terhadap kegiatan kelompok
(coordinator).
2. Pemimpin berperan sebagai perencana kegiatan (planner).
12
Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta: LKIS. 2004), 236. 13
Wuradji, The Educational Leadership (Kepemimpinan Transformasioanal),
(Yogyakarta: Gama Media, 2009), 11-12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
3. Pemimpin berperan sebagai pengambil keputusan (police maker) baik
karena atas pertimbangannya sendiri, ataupun setelah mempertimbangkan
pendapat kelompoknya.
4. Pemimpin berperan sebagai tenaga ahli (expert) yang secara aktual berperan
sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi kelompoknya.
5. Pemimpin berperan sebagai wakil kelompok dalam urusan luar (external
group representive) yang bertugas mewakili kelompok dalam hubungannya
dengan kelompok lain.
6. Pemimpin berperan sebagai pemberi imbalan dan sanksi (as purpeyor of
rewards and punishment).
7. Pemimpin berperan sebagai atribasi dan mediator (artibrator and mediator),
khususnya dalam menyelesaikan konflik internal ataupun perbedaan
pendapat diantara para anggotanya.
8. Pemimpin berperan sebagai teladan (example) yang dijadikan model
perilaku yang dapat diteladani pengikutnya.
9. Pemimpin berperan sebagai symbol dan identitas kelompoknya (as a symbol
of the group).
10. Pemimpin berperan sebagai pembenar (space goat) yang akan mengkritisi
terhadap sesuatu yang dianggap tidak benar.
Menurut Islam dalam Al-Qur’a>n, pemimpin harus ditaati apalagi
ini adalah Kiai, orang yang secara tidak langsung menjadi pembimbing
umat menuju kebenaran dalam beragama.Dalam Al-Qur’a>n surat Al-
Nisa>’ ayat 59 tentang ketaatan pemimpin:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
ياأيهاالذين سىلآمنىاأطيعىللا فيفئنتنازعتماألمرمنكموأوليوأطيعىاالر
وشيء إلىهفرد سىلللا تؤمنىنكنتمإنوالر رخيروأحسنرخرل األلواليىمباللا
تأويلا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulilamri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’a>n) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-
Nisa’ (4): 59).
Kita diperintahkan untuk menaati pemimpin, Kiai, Ulama,
Presiden, Tokoh, Kepala desa, Kepala rumah tangga. Diwajibkan untuk
menaati pemimpin dalam hal ini konteksnya adalah pemimpin yang baik,
pemimpin yang tidak mengajak dalam hal keburukan.
3. Figur
Figur adalah bentuk, wujud, tokoh peran ini merupakan sentral
yang menjadi pusat perhatian.14
Figur bisa menjadi kelompok acuan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam hal ini definisi kelompok acuan adalah
seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi
perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai
dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons
afektif, kognitif dan perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar
14
https://kbbi.web.id/figur (di akses pada senin 24 April 2018, pukul 15.30).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.15
Dalam perspektif
penasaran, kelompok dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam
pembelian dan konsumsi. Yang menjadi kelompok acuan adalah figur
Kiai.
Figur Kiai sering kali dilihat sebagai orang yang senantiasa dapat
memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam, hingga dengan demikian
mereka dianggap memiliki kedudukan yang tidak terjangkau, terutama
oleh kebanyakan orang awam. Dalam beberapa hal, mereka menunjukkan
kekhususan mereka dalam bentuk pakaian yang merupakan simbol
kealiman yaitu kopiah, sarung dan sorban.16
Sementara itu menurut Martin
Van Bruinessen bahwa kiai memainkan peranan yang lebih dari sekedar
seorang guru. Dia bertindak sebagai seorang pembimbing spiritual bagi
mereka yang taat dan pemberi nasihat dalam masalah kehidupan mereka,
memimpin ritual-ritual penting serta membacakan doa pada berbagai acara
keagamaan dan tradisi budaya.17
Kiai bisa diartikan pemimpin agama, dimana pemimpin yang
mengarahkan, menuntun, serta memberikan panutan pada umat Islam.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang melihat lebih banyak dari pada
yang dilihat orang lain, dan yang melihat sebelum yang lainnya melihat.18
Kualitas pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting dalam
15
Ibid., 306. 16
Zamakhsayari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan..., 56. 17
Martin Van Bruinessen, NU, Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana
Baru, (Yogyakarta: LKIS), 21. 18
http://khairuddinu.blogspot.in/2008/12/pemimpin (diakses pada tanggal 25
april2018, pukul 08.36).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau
kegagalan organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik,
biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin.
Pemimpin memegang kunci keberhasilan organisasi dalam
memformalisasikan dan mengimplementasikan strategi organisasi.
Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu
memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para
pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat
mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi
membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan
mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buah. Jadi, seorang
pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang
pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu
mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Dalam sosok figur pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan,
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tujuan.19
Kepemimpinan sebagai
suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja
bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan
bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Dari
berbagai pendapat yang dirumuskan para ahli dapat diketahui bahwa
19
Stephen P. Robbins, Leadership as the Ability to Influence a Group Toward the
Achievement of goals, (Badeni, 2004) 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
konsepsi kepemimpinan itu sendiri hampir sebanyak dengan jumlah orang
yang ingin.mendefinisikannya, sehingga hal itu lebih merupakan konsep
berdasarkan pengalaman.
Hampir sebagian besar pendefinisian kepemimpinan memiliki titik
kesamaan kata kunci yakni “suatu proses mempengaruhi”. Pada
hakikatnya pemimpin adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
menggerakkan orang lain sekaligus mampu mempengaruhi orang untuk
melakukan sesuatu tujuan yang hendak dicapai. Pemimpin yang dimaksud
dalam kajian ini adalah Kiai Much Imam Chambali. Kiai Much Imam
Chambali merupaka pengasuh di Yayasan Al-Jihad Surabaya, beliau figur
yang sangat berpengaruh di Yayasan Al-Jihad Surabaya. Bagaimana tidak
peran beliau menjadi tokoh sentral dan menjadi kepercayaan masyarakat di
sekitar wococolo. Sebagai Seorang pemimpin beliau harus memiliki
kemampuan memimpin secara profesional dengan menggunakan peran-
peran yang menurutnya dipandang efektif dalam pengelolaan organisasi
atau unit kerja yang dipimpinnya.
4. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.20
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran
yang tepat kia harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan
20
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi
dan Penilitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2008), 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa
serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi
oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. The America
Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen adalah interaksi
di mana antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Dari definisi diatas terdapat tiga ide penting, yaitu: 1. Perilaku
konsumen adalah dinamis; 2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara
afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; serta 3. Hal tersebut
melibatkan pertukaran.
Perilaku konsumen adalah dinamis. Itu berarti bahwa perilaku
seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu
berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal studi perilaku
konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku
konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan
individu atau grup tertentu.
Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis
perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap
bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang
sama disepanjang waktu, pasar, dan industri.
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran. Itu merupakan hal
terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
diantara individu.21
Dalam kenyataanya peran pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan
strategi pemasaran.22
Faktor-faktor utama yang memengaruhi perilaku
pembelian konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor
personal dan faktor psikologi sebagai berikut:23
a. Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
mendalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran
yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
b. Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran
dan status sosial dari konsumen.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,
yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, kondisi
ekonomi. Gaya hidup, serta kepribadian dan kondisi ekonomi, gaya hidup,
serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
d. Faktor Psikologis
21
Ibid., hal. 3 22
Ibid., hal. 4 23
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Prenhallindo, 2000) hal. 156.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan
sikap.
Dalam hal ini lingkungan sosial perilaku konsumen sangatlah
berperan positif dalam hal Keputusan untuk melakukan konsumsi atau tidak.
Bisa individu maupun kelompok. Indibvidu di sini bisa disebutkan sebagai
kelompok acuan, kelompok acuan (referencegroup) adalah seorang individu
atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk
perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif,
kognitif dan perilaku.24
Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan
adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi orang dalam
pembelian dan konsumsi. Seorang ayah adalah kelompok acuan untuk anak-
anaknya, di mana dalam hal konsumsi secara naluri mereka akan izin
ayahnya untuk mengambil Keputusan dalam pembelian dan konsumsi.
Kelompok acuan bisa merupakan sesuatu yang nyata (orang sesungguhnya)
atau bersifat tidak nyata dan bersifat simbolis (misalnya para eksekutif yang
sukses atau para selebriti yang sukses: tokoh politik, aktor, dan
olahragawan).25
Jenis-jenis kelompok acuan.
24
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Galia Indonesia, 2011), 305. 25
Ibid., 254.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
Jenis kelompok acuan itu terdiri dari : (1) Kelompok formal dan
informal, (2) Kelompok primer dan sekunder, (3) Kelompok aspirasi dan
disosiasi.26
1. Kelompok Formal dan Informal
Dalam kelompok acuan sering dibedakan ke dalam kelompok formal dan
informal. Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan keanggotaan kelompok tersebut terdaftar
secara resmi, misalnya partai politik, universitas, dan perusahaan.
Sedangkan, kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki
struktur organisasi secara tertulis atau resmi, sifat keanggotaannya tidak
tercatat. Kelompok informal biasanya terbentuk karena hubungan sosial,
misalnya kelompok arisan, kelompok rukuk tetangga, kelompok tani, dan
kelompok pengajian.
2. Kelompok Primer dan Sekunder
Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotannya yang terbatas
dan memiliki ikatan emosional antaragama. Contoh dari kelompok primer
adalah keluarga dan kerabat. Kelompok sekunder adalah kelompok yang
memiliki ikatan lebih longgar dari pada kelompok primer. Dalam
keanggotaanya kelompok ini memiliki pengaruh kecil terhadap anggota
lainnya.
3. Kelompok aspirasi dan disosiasi
26
Ibid., 306.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk
mengikuti norma, nilai serta perilaku dari orang lain yang dijadikan
kelompok acuan. Sedangkan, kelompok disosiasi adalah seseorang atau
kelompok yang berusaha menghindari asosiasi dengan kelompok
acuan.Dalam kajian ini konsumen yang dimaksud adalah para donatur dana
sosial Al-Jihad Surabaya.
Dalam perilaku konsumen minat merupakan aspek psikologis yang
mempunyai pengaruh cukup besar dan minat merupakan sumber motivasi
yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukakan apa yang mereka
lakukan.
Minat pengguna jasa merupakan bagian dari komponen perilaku
dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor minat membeli
(menggunakan jasa) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku
konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan menggunakan jasa benar-benar
dilaksanakan.27
Minat memiliki sifat dan karakter khusus sebagai berikut:
1. Minat bersifat pribadi (individual), adanya perbedaan antara minat
seseorang dan orang lain.
2. Minat menimbulkan efek diskriminatif.
27
Umar Husein, Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta:
PT. Gramedia Pusaka), 53.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
3. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi dan dipengaruhi
motivasi.
4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dan
dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode.
Adapun faktor-faktor yang meliputi minat sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisik, sosial, dan egoitis.
2. Pengalaman.28
Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan
tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau
tindakan tersebut, minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
produk atau jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu, dapat dikatakn
bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dan jasa dengan merk
tertentu.
28
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), 63-64.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. Gambaran Umum Yayasan Al-Jihad Surabaya
1. Letak geografis Yayasan Al-Jihad Surabaya
Di mana banyak orang ketahui bahwa Yayasan Al-Jihad Surabaya
berlokasi di jalan Jemursari Utara III/9 Kecamatan Wonocolo Surabaya.
Lokasi Yayasan Al-Jihad ini sangat strategis dan mudah dijangkau karena
berdekatan dengan jalan raya Jemursari, kurang lebih sekitar 200m dari
jalan raya tersebut.1
2. Sejarah Berdirinya Yayasan Al-Jihad Surabaya
Berdirinya Yayasan Al-Jihad Surabaya berawal dari sebuah Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang bernama “RaudlatulTa’limilQur’an”
pada tahun 1982 yang diasuh oleh Bapak Drs. H. Soerowi dan Bapak
Achmad Syafiuddin. Lebih tepatnya pada tanggal 30 Maret 1982 Taman
Pendidikan Al-Qur’an tersebut didirikan dirumah beliau berdua yang
beralamatkan di jalan Jemur Wonosari Gg. Lebar no. 88-A dan no. 99
Surabaya.2
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah santri pada setiap
bulannya terus mengalami penambahan. Sehingga perlu juga adanya
1 Buku Panduan Santri Baru PPM Al-Jihad th 2018, 2 Kiai Syukron Djazilan Badri, Wawancara, Surabaya, 16 April 2018.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
penambahan jumlah ustad dan ustadzah sebagai tenaga pengajar di TPA.
Tercatat pada tahun 1983 jumlah santri menjadi 75 anak.
Pada tahun 1984 Allah berkehendak bahwa pada majelis Ta’lim
Al-Qur’a>n ini jumlah santrinya terus bertambah. Kurang lebih santri di
TPA ini menjadi 200 anak, sehingga harus menambah tenaga pengajar lagi
sebanyak 10 orang yang semuanya adalah seorang mahasiswa/mahasiswi
aktif di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Melihat semakin bertambahnya
jumlah santri dan pengajar yang mengharuskan untuk berpindah tempat,
yaitu bertempat di Musholla “Al-Ikhlas” milik Bapak Muhammad Anwar.
Sehingga pada tahun 1985, melihat tuntutan dan kebutuhan umat Islam
terhadap keimanan dan keislaman semakin meningkat, selain TPA
berdirilah majelis-mejelis keagamaan yang lain:
a. Pengajian untuk ibu-ibu pada hari Minggu.
b. Pengajian tafsir Al-Qur’an setiap hari sabtu setelah sholat shubuh
yang diisi sendiri oleh Kiai Much Imam Chambali.
c. Dzikir dan istighosah bersama pada tiap malam selasa.
Semua kegiatan keagamaan ini diasuh oleh Kiai Much Imam
Chambali sekaligus menjadi penanggung jawab semua kegiatan yang ada.
Dan pada puncaknya pada tahun 1996 dengan semakin meningkatnya
jumlah santri menjadi 300 anak, maka muncullah pemikiran Kiai Much
Imam Chambali untuk mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama
“Yayasan Al-Jihad”. Yayasan ini diprakasai oleh:
Pendiri : H. Achmad Saifoeddin, H. Abdullah Suwaji, H. Habib.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
Ketua : Drs. KH. Much. Imam Chambali.
Sekretaris : Drs. Soerowi.
Pendirian Yayasan Al-Jihad sendiri telah tercatat dalam Akte Notaris
ZuraidaZain, SH. Tanggal 23 Juli 1996 No. 22 Rekening Bank Muamalat
Cabang Raya Darmo – Surabaya Nomor: 701.0010515.
Dengan berdirinya Yayasan Al-Jihad tersebut lantas membuat salah
satu pendiri yayasan yakni H. Abdullah Suwaji mewakafkan tanah seluas
60𝑚2 untuk didirikan pondok pesantren. Dengan bermodalkan tanah wakaf
seluas 60𝑚2, Yayasan Al-Jihad kemudian bisa membeli dan memperluas
tanah sekitarnya sebanyak 387 𝑚2. Pembangunan pondok pesantren
dilakukan dengan cara gotong royongdiantara para pengurus, jama’ah
pengajian dan para dermawan.
Pada tahun 1997 dibangunlah pondok pesantren berlantai 3 di atas
tanah seluas 387𝑚2 yang didanai oleh para dermawan, sumbangan
masyarakat dan para jama’ah pengajian. Tepat pada tanggal 22 Maret 1998
Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad diresmikan oleh Bapak Brigjen
Polisi H. Goenawan (Wakapolda) Jakarta Pusat saat itu. Beliau sekaligus
sebagai penyumbang dana terbanyak guna pendirian pondok pesantren.3
3. Struktur Organisasi Yayasan Al-Jihad Surabaya4
Susunan pengurus Yayasan Al-Jihad Surabaya periode 2014-2018:
PENASEHAT :
a. Brigjen H. Gunawan
3H. Nasir, Wawancara, pada tanggal 17 April 2018. 4 Buku Panduan Santri Baru PPM Al-Jihad th 2018,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
b. H. Saimi Saleh, SE
c. Drs. H. Soerowi
d. H. Mardjono, BA
e. H. Burhanuddin
f. H. Suzy Sukamto
PEMBINA :
a. Drs. KH. Much Imam Chambali
b. Hj. LulukChumaidah, SH, S.Pd.I
KETUA :
a. H. Nasir, SE
b. H. Soemali
SEKRETARIS :
a. Drs. H. Zainuddin, M.Si
b. Ali Mashudi
BENDAHARA :
a. Moch. Ikhwan, SS, MS
b. Moch. Ali Hasan, S.Pd.I
Bidang-bidang Kegiatan :
a. Pendidikan: Dr. H. Syaiful Jazil, M.Ag, Yahya Aziz, M.Pd.I
b. Panti Asuhan Yatim Piatu: M. Sholikin, M.HI, M. Aroby, S.I.Kom
c. Taman Pendidikan Al-Qur’an : Drs. H. Syaikhul Amin, M.M.
Heriyatini, S.Pd, dan Anna Aisyah, S.Pd.I
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
d. KBIH Bryan Makkah : KH. M. Syukron Djazilan Badri, M.Ag, KH.
Mistahul Huda, S.Ag
e. Mejelis Dzikir Rahmatan Lil ‘Alamin : M. Syahrul Mubarrok, Husni
Mubarrok Al-Afshoh
f. Koperasi : Imas Setiawan, S.HI, S.Pd.I, Imam Syafi’i, S.HI.
g. Dana Sosial Al-Jihad : H. Abd. Wafi Ali, S.Pd.I, M. Sholehuddin.
h. Pengajian Ibu-ibu : Hj. Isti’aroh Suwadji, Hj. RirinWidiastutik, Hj.
Lubna Lu’lu’.
i. Keamanan : H. Moch. Soeripto, ChoirulAnam, Fathul Munir
j. Pengelola Masjid : Muhtadi, S.HI, Ahmad Hanafi, S.HI, Dwi Cahyo
Kurniawan, S.Th.I.
k. Pembangunan : H. Bambang Wiwoho.
l. Mekanik : M. Nur Qosim.
m. Ikatan Alumni Santri Al-Jihad (IKASAS) : M. Aroby, S.I.Kom.
n. Pembantu Umum : Drs. H. Nasuha, Saidi, Kadi, dan Hadi Prayitno,
S.HI, Djamal Rifa’i.
4. Visi dan Misi Yayasan Al-Jihad Surabaya
Adapun Visi dan Misi Yayasan Al-Jihad Surabaya, yaitu:5
Visi:
a. Al-Muh}afadhotu ‘ala> Qadim al-sha>lih wa al-ah}dzu bi al-jadi>di
al-ashlah}, yaitu mengikhtiarkan pondok pesantren mahasiswa Al-
5Dokumen resmi Yayasan Al-Jihad Surabaya, 2017, 24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
Jihad Surabaya menjadi lembaga pendidikan berkarakter Islam yang
akan menjadi tempat bertemunya unsur tradisionalis dengan modernis.
b. Membangun mental dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Mengimplementasikan fungsi khalifah Allah dimuka bumi
(diwujudkan dalam sikap proaktif, kreatif, dan inovatif) yang
dibangun atas dasar keikhlasan dan akhlaqulkarimah.
Misi:
a. Melaksanakan dan meningkatkan pendidikan, pengajaran, dan
dakwah.
b. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki Ghirah Islamiyah
(semangat keislaman) yang tinggi dalam melaksanakan ajaran agama.
c. Mempersiapkan kader-kader pemimpin umat yang mutafaqqih fi> al-
di>n sebagai ilmuwan/akademisi ataupun praktisi yang berkompeten
untuk melaksanakan dakwah bi al-khoir amar ma’ruf nahi munkar
indzarqaum.
B. Biografi Kiai Much Imam Chambali
Kiai Much Imam Chambali dilahirkan di Desa Sumber Mulyo, kecamatan
Buay Madang Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Oku Timur,
Palembang, Sumatra Selatan) pada tanggal 4 Januari 1960. Beliau merupakan
putra tunggal dari pasangan H. Kasdu Arif dan Hj. Siti Mu’inah.6
Kiai Much Imam Chambali dilahirkan dari keluarga biasa yang bisa
dikatakan keluarga yang bukan santri dari garis keturunan sang ayah. Artinya
6 Ainul Mubarrok, Pola Kepemimpinan KH. Muchammad Imam Chambali, (Skripsi-
IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012), 72.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
dari keluarga yang tidak begitu kental dengan agama. Namun dari garis
keturunan ibu, beliau masih termasuk keluarga Kiai. Menurut. KH. M. Husein
Ilyas, salah satu guru spiritualnya, dari garis ibu Kiai Chambali masih
merupakan keturunan Kiai Bethoro Kathong yaitu seorang wali yang buka alas
di ponorogo dalam menyiarkan syariat agama Islam.
Kiai Much Imam Chambali dibesarkan dari keluarga yang sederhana dan
bisa dikatakan dari keluarga yang kurang mampu. Kedua orang tua beliau bekerja
sebagai petani, ayahnya adalah orang yang tidak bisa membaca dan
menulis, namun ayah beliau ahli tirakat dan mempelajari ilmu kanuragan atau
ilmu keadjigjayaan. Kendati demikian sang ibu adalah orang yang taat agama,
beliau istiqomah menjalankan ibadah sholat lima waktu, sholat sunnah, puasa
sunnah serta sholat tahajjud. Ibu beliau setiap jam 03.00 malam istiqomah pergi
ke masjid untuk melaksanakan sholat tahajud dan dzikir, hingga sholat subuh
berjamaah. Setelah subuh, sang ibu istiqomah menyapu halaman masjid hingga
bersih. Kemudian sholat duha sebelum pulang ke rumah, sebagaimana ayah handa
beliau yaitu KH. Abdullah (Kakek Kiai Much Imam Chambali) adalah orang
yang kesenangannya membangun masjid.7
Pada umur lima tahun, Kiai Much Imam Chambali dimasukkan ke
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda Sumber Mulyo tahun 1966. Beliau
selalu mendapat peringkat kelas di antara teman-temannya. Setelah lulus dari MI
Miftahul Huda pada tahun 1972, beliau pergi ke Jawa dan masuk Pondok
Pesantren Darul Ulum yang diasuh oleh Mbah Kiai Musta’in Romli, Rejoso.
7 Chambali M. Imam, Hikmah Ibadah Haji, Surabaya: Majalah DASA Edisi ke-17, 2018.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
Namun karena keterbatasan biaya, akhirnya tidak sampai satu tahun beliau keluar
dari pesantren Darul Ulum dan pindah ikut pamannya pada tahun 1977. Kemudian
pindah melanjutkan ke PGA selama empat tahun di Madiun sambil mondok di
Pesantren Salafiyah Al-Huda yang diasuh oleh KH. M. Mahfud, Oro-oro Ombo
Madiun. Kemudian lulus pada tahun 1983, beliau melanjutkan ke perguruan tinggi
dan masuk di Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya (1983-1987).
Selepas dari IAIN beliau menekuni profesi sebagai pengajar ilmu agama hingga
sekarang.8
Menurut Abah Nasir ketua Yayasan Al-jihad Surabaya, Kiai Much Imam
Chambali adalah sosok Kiai yang modern.9 Adapun indikasinya adalah beliau
sangat memperhatikan keadaan di sekeliling, mampu membaca situasi dan
kondisi yang diharapkan oleh jamaah. Melihat pangsa pasar akan kebutuhan
rohani yang sangat kurang di kalangan masyarakat kota. Sehingga beliau bukan
tipe Kiai yang gila hormat dan ingin dihormati. Dalam berdakwah beliau tidak
pernah meminta uang sekian untuk ceramahnya tetapi beliau lakukan dengan
ikhlas. Tidak berpenampilan layaknya Kiai yang bersurban tebal, yang secara fisik
atau penampilan terlihat mengunggulkan kekiaiannnya. Di desa maupun di kota
beliau tetap dengan gaya gaun yang biyasa cukup dengan kopyah, baju taqwa
dan sarung atau sesuai dengan tempat acara yang harus menggunakan celana atau
jaz. Segala yang dilakukan oleh Kiai Much Imam Chambali seakan sesuai dengan
prinsip-prinsip yang modern.
8 Kiai Much Imam Chambali, Wawancara, Surabaya , 2 Mei 2018. 9 H. Nasir, Wawancara, Surabaya, 5 Mei 2018.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
Selain hal tersebut, beliau dengan niatnya yang ingin memenuhi kebutuhan
rohani para jamaah, dibuatlah majlis dzikir yang menjadi wadah para masyarakat
yang merindukan ketenangan batin yang dilaksanakan pada akhir bulan yaitu hari
sabtu malam minggu di PPM. Al-jihad Surabaya yaitu Majlis Dzikir Rahmatan li
al-‘a>lami>n. Ide-idenya yang tidak pernah mati untuk mensyiarkan agama yang
lebih inovatif dengan pola pikir yang modern. Yang lebih penting lagi adalah
sifat-sifat Kiai Much Imam Chambali yang tekun, istiqomah, getok tular,
memiliki perilaku yang baik dan segala yang terlihat dari diri beliau adalah benar-
benar seperti yang terlihat bukanlah rekayasa.10
C. Dana Sosial Al-Jihad (DASA)
1. Latar Belakang Adanya Dana Sosial di Yayasan Al-Jihad Surabaya
Pada hari sabtu tanggal 14 Juli 2001 oleh Bapak H.Gunawan secara
resmi telah dibuka panti asuhan di Yayasan Al-Jihad Surabaya. Sejak
tanggal itulah Yayasan Al-Jihad menerima anak yatim piatu dari berbagai
penjuru kota. Semua biaya dan kebutuhan sehari-hari anak yatim piatu akan
ditanggung oleh pihak yayasan.
Berdirinya panti asuhan di Yayasan Al-Jihad Surabaya membuat
masyarakat yang telah mengetahuinya berkeinginan untuk memberikan
bantuan kepada yayasan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari para anak
yatim piatu. Pada waktu itu masyarakat sangat antusias dalam mengeluarkan
shadaqahnya untuk membantu anak yatim piatu yang ada di Yayasan Al-
Jihad Surabaya. Dengan banyaknya masyarakat yang memberikan bantuan
10 H. Nasir, SE, Wawancara, April, 2018, pada pukul 14.00 WIB di Kantor Yayasan Al-
Jihad Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
kepada yayasan maka terbentuklah pengurus untuk mengurusi dana sosial
dari masyarakat yang dibentuk oleh pengurus Yayasan Al-Jihad yang
dimanakepengurusan dana sosial ini di bawah naungan Yayasan Al-Jihad
Surabaya yang diresmikan pada tahun 2004. Saat ini kepengurusan dana
sosial dipimpin oleh Kiai M. Syukron Djazilan Badri, M.Ag. Dana sosial
Al-Jihad Surabaya di bawah bimbingan dan arahan Kiai Much Imam
Chambali yang memberikan layanan bagi masyarakat luas yang ingin
menyalurkan zakat,infaq atau shadaqah. Adapun layanan yang disediakan
adalah zakat maal (zakat harta), zakat fitrah, infaq, shadaqah, donatur tetap,
wakaf dan hibah.11
Tujuan berdirinya dana sosial Al-Jihad ialah mengumpulkan dana
umat Islam untuk mengenmbangkan aktivitas dakwah Islam, pengembangan
dakwah Islam dan kemanusiaan
Adapun bidang garap Dana Sosial Al-Jihad Surabaya (DASA):
a. Memberi santunan dan pengembangan SDM yatim.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan yatim.
c. Merealisasikan dakwah Islam.
2. Struktur Kepengurusan Dana Sosial Al-Jihad Surabaya
Berdasarkan surat Keputusan Direktur DASA Yayasan Al-Jihad Surabaya,
nomor 04/SK/D-DASA/YAS/07/IX/2017 tanggal 20 September 2017
tentang pengangkatan pengurus lembaga Dana Sosial Al-Jihad (DASA)
Yayasan Al-Jihad Surabaya Periode 2017-2018:
11http://yayasanaljihad.org/pendirian-yayasan-al-jihad/ (diakses 16 April 2018,
pukul 21.00).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
Struktur Organisasi
Dana Sosial Al-Jihad (DASA)
Pembina K.H. Much. Imam Chambali
H. Nasir, S.E
Hj. Luluk Chumaidah, S. H., S. Pd. I
Direktur K. H. M. Syukron Djazilan Badri, M. Ag
Staff Ahli Dr. Syaiful Jazil, M. Ag.
Drs. Ilhamullah Sumarkan, M. Ag.
Moch. Ikhwan, S. S., M. Ag.
Gus Sa’dullohSarofi, M. E.
Yahya Aziz, M. Pd. I.
Jainudin, H., Drs., M.Si
Dewan Pengawas Ali Mashudi
M. Ali Hasan, S. Pd. I.
Muhammad Arobi
Imas Setiyawan
Pengurus Harian
Ketua Umum Zainal Akhyar
Sekretaris Muhammad Farikhin
Bendahara Zulailatul Maulida
Devisi-devisi
Devisi Penerbitan
Pengawas A. Wildan Rachmana
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
Koordinator Herman Effendi
Anggota
Muhammad Farikhin AisRosita
Zulaila Maulidati Zulhammi
Suci Aini F Fikri Abdul Karim
Ulvia Nur Aini Qoimatul Qistiyah
Farid Febrian Risky Hidayatulloh
Devisi Marketing
Pengawas Syafiuddin
Koordinator Mas'ud Hasyim
Anggota
Bagus Dzikrul A Bagus Maulana Hamsah
Zulhammi
Devisi Administrasi
Pengawas Suci Aini Fathanah
Koordinator Ais Rosita
Anggota
Ihda Nailil Izza Ariyanto
Devisi Umum
Pengawas Makin Lutfi
Koordinator Ainun Najib
Anggota
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
Nur RohmatulIzzah M. HarirAtsaqofi
Fahmil Ulum Tri Raharjo
Risky Hidayatulloh Hardiansyah
Devisi Event
Pengawas Riswanda Imawan
Koordinator M. Sonhaji
Anggota
Ulvia Nur Aini Fikri Abdul Karim
M. Roqib
Fundraise
A. Wildan Rachmana Muhammad Farikhin
Syafi'uddin Ariyanto
Zainal Akhyar M. Roqib
A. RiswandaImawan M. Shonhaji
Makin Luthfi Tri Raharjo
Fahmil Ulum Risky Hidayatulloh
M. Harir Atsaqofi Hardiansyah
Ainun Najib Nur Rohmatul Izzah
Mas'ud Hasyim Ihda Nailil Izza
Bagus Dzikrul A Ais Rosita
Moh. Sholehudin, S.H.I. Bagus Maulana H
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
3. Prosedur Penghimpunan Dana Sosial Al-Jihad Surabaya
Yayasan Al-Jihad membuka layanan penghimpunan, pengelolaan,
pendistribusian dana sosial dari donatur. Bagi para donatur yang ingin
menyumbangkan maupun menyalurkan hartanya melalui Dana Sosial Al-
Jihad. Di mana sumbangan tersebut berupa infaq, shadaqah, zakat, wakaf
maupun hibah. Penghimpunan dana dilakukan oleh para juru pungut yang
akan berkeliling di setiap rumah para donatur dan pengimpunan dilakukan
sebulan sekali. Bila ada rumah donatur yang jauh dana sosial akan ditransfer
dan majalah akan dikirim melalui jasa pengiriman.12 Masing-masing dari
anggota juru pungut yang telah mengambil dana sosial dari donatur akan
menerima imbalan sebesar 10% dari dana yang telah mereka himpun dan
mendapatkan tambahan sekitar Rp. 10.000-Rp. 50.000 per orang.13
Dana yang sudah terkumpul dari para donatur akan digunakan untuk
meningkatkan taraf hidup anak-anak yatim piatu, dakwah sosial umat Islam
dan dipergunakan untuk membangun insfratuktur di Yayasan Al-Jihad.
Karena, dalam DASA yang lebih diprioritaskan adalah anak yatim. Sebelum
menjadi donatur dana sosial, para calon donatur terlebih dahulu mengisi
formulir pendaftaran menjadi donatur, sedangkan ada juga yang menjadi
donatur insidental tidak diperlukan mengisi formulir pendaftaran untuk
menjadi donatur di DASA.
12 Chambali M. Imam, Hikmah Ibadah Haji, Surabaya: Majalah DASA Edisi ke-
17, 2018. 13 KH. Syukron Dzajilan Badri, Wawancara, 17 April 2018 pada pukul 16.00
WIB di Kediaman Narasumber.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
Di Yayasan Al-Jihad menjadi seorang donatur ada dua pilihan yaitu
menjadi donatur tetap dan donatur tidak tetap (insidentil), adapun prosedur
dalam penghimpunan dana sosial yaitu:14
a. Para donatur bisa didatangi di rumahnya masiang-masing oleh para
juru pungut donatur dana sosial Yayasan Al-Jihad Surabaya.
b. Para donatur bisa mendatangi kantor Yayasan Al-Jihad Surabaya.
c. Para donatur bisa menyalurkan dananya melalui transfer pada
rekening BRI 0411-01-010365-50-0 a.n H.M. Syukron Djazilan.
d. Para donatur bisa menymbangkan langsung pada waktu pengajian
dzikir rahmatan lil ‘alamin setiap satu bulan sekali malam Minggu
terakhir.
Setiap donatur yang sudah menyumbangkan hartanya, baik donatur
tetap maupun, donatur tidak tetap (insidentil) akan diberi bukti
berupa kwitansi oleh anggota juru pungut dana sosial dan akan
diberikan majalah DASA yang terbit setiap bulannya. Adapun para
donatur yang menyumbangkan dananya sekitar Rp. 150.000-Rp.
200.000 akan mendapatkan payung atau jam dinding.
4. Figur Kiai Much Imam Chambali di Dana Sosial Al-jihad
Yayasan Al-Jihad sendiri adalah salah satu lembaga yang bergerak dalam
bidang penyedia jasa. Yayasan Al-Jihad berdiri pada tanggal 23 Juli 1996
yang bertempatkan di Jl. Jemursari Utara III no 9. Yayasan Al-Jihad sendiri
menggeluti berbagai bidang diantaranya:
14KH. Syukron Djazilan Badri, Direktur DASA, Wawancara, Surabaya, 17 April
2018 pada pukul 17.00 WIB di Kediaman Narasumber.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
a. Bidang Pendidikan dan Dakwah
1) TPQ Al-Jihad
2) Pondok pesantren mahasiswa Al-Jihad
3) Panti asuhan yatim piatu Al-Jihad
4) Majlisdzikir “RahmatanLilAlamin”
5) IKASAS (Ikatan Alumni Santri Al-Jihad Surabaya)
6) Pengajian Ibu-ibu Minggu sore
b. Bidang Jasa
1) KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) “Bryan Makkah”
2) DASA (Dana Sosial Al-Jihad)
3) Aqiqoh
4) Bidang Usaha
5) Koperasi Al-Jihad
6) Ambulance
Setiap organisasi (baik profit maupun nonprofit) didirikan dengan
tujuan tertentu. Diantaranya meraih laba, mencapai tingkat pertumbuhan
tertentu, memberikan pelayanan sosial dan sebagainya.
Adanya figur Kiai juga berpengaruh pada peningkatan pengguna jasa
di Yayasan Al-Jihad Surabaya. Figur Kiai dalam hal ini ialah beliau pendiri
Yayasan Al-Jihad Surabaya Kiai Much Imam Chambali sebagai kelompok
acuan yang digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan
maupun referensi dalam bentuk respons afektif, kognitif dan perilaku
kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
mempengaruhi perilaku seseorang. Figur Kiai Much Imam Chambali
menjadi figur yang banyak disegani.
Figur Kiai Much Imam chambali di dana sosial sebagai penanggung
jawab sekaligus pengasuh di Yayasan Al-Jihad dan berperan penting dalam
pengembangan khususnya di dana sosial Al-Jihad. Menurut Kiai Syukron
Djazilan Badri (Direktur DASA), Kiai Much Imam Chambali merupakan
icon di Yayasan Al-Jihad. Beliau menjelaskan bahwa figur Kiai Much Imam
Chambali merupakan penggagas adanya dana sosial di Yayasan Al-Jihad
dan berperan dalam memberikan informasi tentang adanya DASA di radio,
media dakwah, dan lain sebagainya.15 Kiai Much Imam Chambali figur
pemimpin yang disegani dikalangan para pengurus Yayasan Al-Jihad dan
juga dikalangan masyarakat luas, beliau adalah orang nomer satu di
Yayasan Al-Jihad. Sehingga dalam segala keputusan apapun harus melalui
beliau. Dalam hal kepemimpinan beliaulah yang selalu menjadi panutan dan
berperan aktif dalam perkembangan bidang-bidang terutama dalam bidang
jasa yang ada di Yayasan Al-Jihad yaitu dana sosial.
Figur Kiai dapat dikelompokan dalam kelompok acuan selebriti dan
ahli pakar sebagai acuan yang dapat digunakan dalam komunikasi
pemasaran. Kelompok selebriti adalah para artis film, sinetron, penyanyi,
musisi, pelawak, dan semua orang-orang terkenal yang bergerak dibidang
hiburan. Para selebriti bisa disebut juga para pemain olahraga yang terkenal,
tokoh politik, para pejabat pemerintah, para pakar pengamat ekonomi,
15KH. Syukron Djazilan Badri, Direktur DASA, Wawancara, Surabaya, 23 April
2018.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
sosial, dan politik. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) selebriti
adalah seorang yang terkenal. Kiai Much Imam Chambali adalah orang
yang terkenal di masyarakat melalui siaran dakwah Beliau, tak hanya di
kota Surabaya, di berbagai daerah di jawa timur juga telah mengenal figur
Beliau. Kiai Much Imam Chambali juga selalu memperkenalkan dana sosial
yang ada di Yayasan Al-Jihad Surabaya.
Figur Kiai Much Imam Chambali sebagai pendakwah berperan untuk
memberikan ceramah, nasehat, maupun pelajaran tentang kehidupan yang
sesuai dengan syariat Islam. Selain kebutuhan duniawi, manusia lazimnya
juga membutuhkan kebutuhan rohani, kebutuhan akhirat sebagai bekal
setelah mereka meninggal. Maka peran pendakwah sangat dibutuhkan
masyarakat lebih khususnya orang Islam. Maka tidak heran pada saat ini
peran pendakwah telah banyak dikagumi dan menjadi panutan, bukan hanya
artis, penyanyi, pelawak, tokoh politik, penjabat pemerintah yang
digolongkan dalam arti selebriti. Dalam mempromosikan produk, selebriti
berfungsi untuk 1) memberikan kesaksian (a testimonial), 2) memberikan
dorongan dan penguat (endorsement), 3) bertindak sebagai aktor dalam
iklan, 4) bertindak sebagai juru bicara perusahaan. Peran selebriti sangat
memberikan manfaat pada perusahaan, karena selebriti memiliki
popularitas, bakat, karisma dan kredibilitas.16
16 Novia Dzaki Qorif Puteri, Pengaruh Figur Kiai dan Kualitas Layanan
terhadap Loyalitas Pengguna Jasa di Yayasan Al-Jihad Surabaya, (Skripsi-IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2015), 65.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
Selain selebriti perusahaan sering menggunakan para ahli untuk
mengiklankan produknya yang relevan. Para ahli dianggap sebagai seorang
pakar karena pekerjaannya, pendidikan atau pengalamannya. Parea ahli
digunakan untuk membantu konsumen dalam mengevaluasi produk dan
jasa. Para ahli diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada konsumen
mengenai produk dan jasa yang diiiklankan tersebut. Mengingat DASA
merupakan produk Yayasan Al-Jihad yang bergerak dalam bidang zakat,
infaq, shodaqoh dan wakaf. Maka tidak heran Kiai Much Imam Chambali
karena beliau dipandang sebagai ahli atau pakar agama.
Kelompok acuan (Figur Kiai) digunakan oleh seseorang sebagai dasar
untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif,
kognitif dan perilaku. Bentuk perilaku disini ialah peningkatan donator dana
sosial Al-Jihad.
5. Figur Kiai Much Imam Chambali di mata donatur
Setelah sekian lama berdirinya dana sosial Al-Jihad tanggal 14 Juli
2001. Sejak tanggal itulah Yayasan Al-Jihad menerima anak yatim piatu
dari berbagai penjuru kota. Semua biaya dan kebutuhan sehari-hari anak
yatim piatu akan ditanggung oleh pihak yayasan. Jumlah awal donatur
kurang lebih sekitar 30 donatur, itupun dari kalangan pengurus Yayasan Al-
Jihad sendiri. Dana yang terkumpul digunakan untuk mensejahterakan anak
yatim dan disalurkan kepada kaum dhuafa disekitar Yayasan Al-Jihad
Surabaya. Sejak saat itu sampai sekarang perkembangan DASA semakin
pesat, hari demi hari pertambahan donatur semakin banyak. sehingga pada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
tahun ini sekitar 1600 donatur yang telah menjadi bagian dari keluarga
Yayasan Al-Jihad dengan menyumbangkan hartanya melalui lembaga
DASA.
Adapun pernyataan dari donatur mengenai Kiai Much Imam
Chambali, diantaranya adalah:
a. “Iya, Saya mengenal beliau. Beliau adalah sosok Kiai yang sangat
disegani. Saya menjadi donatur karena sering mendengar informasi
tentang DASA dari dakwah beliau melalui di radio El-Victor”, kata
Abdul Manaf selaku donatur DASA yang terdaftar di tahun 2018.17
b. “Enggeh mas, abah Imam niku tiange amanah. Makane kulo nderek
dados donatur teng DASA niki, saestu remen saget mbantu pondok
Al-Jihad”, ungkap Ibu Arum selaku donatur DASA yang terdaftar di
tahun 2018.18
c. “Secara personal saya tidak mengenal beliau, akan tetapi saya sering
mengikuti tausiyah beliau melalui televisi dan media lain. Saya
mengenal DASA dari keponakan saya yang dahulu juga aktif
menjadi donatur DASA. Saya percaya DASA karena sosok abah
Imam, Saya yakin beliau orang yang dapat dipercaya. Apalagi basic
beliau Nahdlatul Ulama’, saya senang mendengar ceramah beliau”,
17 Abdul Manaf, Wawancara, April 2018, pukul 13.00 WIB di Bendul Merisi
Besar Selatan 69 F Surabaya. 18 Arum, Wawancara, April 2018 2018, pukul 12.00 WIB di komplek Timur
RSAL no.13 jl. Gadung 1 Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
pengakuan dari Ibu Rupiah selaku donatur DASA yang tedaftar di
tahun 2016.19
d. “Hanya sebatas mengetahui di sektor publik, belum secara personal,
yaitu melalui radio El-Victor. Saya mengenal DASA juga melalui
ceramah beliau. Beliau orangnya amanah, yakin sekali kalau saya
berdonasi kepada Yayasan Al-Jihad melalui DASA”, pungkas Ibu
Mamik Utari selaku donatur DASA yang terdaftar di tahun 2017.20
e. “Saya mengenal abah Imam Chambali dari dan karena saya sering
ikut acara Majelis Dzikir Rahmatan lil’alamin. Beliau orang yang
ndak pernah ruwet. Selalu memberikan solusi terbaik, sosok yang
sangat luar biasa, mas”, kata Ibu Sopiah selaku donatur DASA yang
terdaftar di tahun 2016.21
f. “Gimana ya, mas. Abah adalah orang yang luar biasa, ceramahnya
yang membuat saya tertarik untuk membantu Yayasan Al-Jihad,
salah satunya melalui DASA. Harapan saya, dengan membantu
DASA, semoga menjadikan hidup saya semakin baik lagi”, doa Ibu
Titin selaku donatur DASA 2017 yang terdaftar di tahun 2017.22
g. “Saya mengenal abah Imam, beliau orang yang baik. Bisa dilihat
dari segi ceramah dan tausiyah yang disampaikan. Beliau adalah
19 Rupiah, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di jl. Ubi 3 no. 61 A
Bendul Merisi Surabaya. 20 Mamik Utari, Wawancara, April 2018, pukul 14.30 WIB di jl. Beringin Indah
H7/21 Sidoarjo. 21 Sopiah, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di jl. Sidosermo buntu no. 5
Surabaya. 22 Titin, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di jl. Seroja no. 5B Margorejo
Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
orang yang amanah”, kata Ibu Mariadi selaku donatur DASA yang
terdaftar di tahun 2016.23
h. “Kenal mas, beliau itu orang yang ramah. Selalu memberikan solusi
terbaik kepada para jamaah, bahkan saya kenal DASA aja dari
beliau”, ungkap Ibu Nurhayati selaku donatur DASA yang terdaftar
di tahun 2018.24
i. “Saya kenal sih, mas. Akan tetapi tidak langsung. Lebih seringnya
melalui radio El-Victor. Beliau kan sering ceramah disana”, kata
Bapak Jony Novianto selaku donatur DASA yang tercatat di tahun
2016.25
j. “Mengenal sekali dengan abah Imam Chambali. Beliau adalah
penceramah yang amanah. Saya suka mendengar tausiyahnya,
walaupun berkali-kali tapi tidak ngebosenin, mas”, kata Ibu Ani
selaku donatur DASA yang tercatat di tahun 2016.26
Berdasarkan data lapangan yang penulis peroleh, menunjukkan
bahwa figur Kiai Much Imam Chambali adalah orang yang amanah. Hal
tersebut terbukti dari ceramah, tausiyah, dan nasehat beliau yang mudah
dipahami dan menyentuh hati para jamaah (masyarakat). Sehingga banyak
disukai dari kalangan masyarakat luas. Bahkan adanya figur Kiai Much
Imam Chambali mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan
23 Mariadi, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di bendul merisi Gg. Besar
Timur 95 B Surabaya. 24 Nurhayati, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di jl. Gadung no.1
komplek RSAL 25 Jony Novianto, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di jl. Pabrik kulit 23
wonocolo. 26 Ani, Wawancara, April 2018, pukul 09.00 WIB di jl. Gadung IV/4 B Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
jasa di Yayasan Al-Jihad. Beliau menjadi acuan dikalangan masyarakat,
menjadi pemberi solusi terbaik, selalu menjadi penengah dalam setiap
permasalahan yang dikeluhkan jamaah (masyarakat). Karena ternyata
banyak dari masyarakat luas yang lebih mengenal beliau daripada
mengetahui Yayasan Al-Jihad Surabaya itu sendiri.
6. Peningkatan Donatur Dana Sosial Al-Jihad Surabaya
Tepat pada tanggal 14 Juli 2001 didirikan Yayasan Al-Jihad
Surabaya. Berbarengan dengan berdirinya dana sosial Al-Jihad. Jumlah
awal donatur kurang lebih sekitar 30 donatur, itupun dari kalangan pengurus
Yayasan Al-Jihad sendiri. Dana yang terkumpul digunakan untuk
mensejahterakan anak yatim dan disalurkan kepada kaum dhuafa disekitar
Yayasan Al-Jihad Surabaya.
Dengan berjalannya waktu jumlah donatur dana sosial di Yayasan
Al-Jihad semakin bertambah sehingga pada tahun 2017 sudah mencapai
kurang lebih sekitar 2500 orang. Bahkan setiap bulan jumlah donatur
meningkat kurang lebih sekitar 20-50 orang, Sehingga dalam pertahunnya
jumlah donatur meningkat sekitar 360 orang. Dana terkumpul pertahunnya
kurang lebih sekitar 1,2 M.
Menurut Kiai Syukron Djazilan Badri (Direktur DASA) cara
meningkatkan donatur dana sosial adalah:27
1. Menintensifkan informasi tentang adanya dana sosial melalui media
cetak, radio, media dakwah dan media sosial.
27Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
2. Pengurus DASA memberikan kenang-kenangan kepada para
donatur.
3. Dengan adanya timbal balik kepada para donatur dengan cara di
doakan pada setiap akhir bulan pada saat dzikir “Rahmatan li al-
‘Alami>n”.
Menurut beliau, lebih penting didoakan karena rata-rata para donatur
permintaannya untuk didoakan.
Di DASA sendiri faktor donatur yang memutuskan untuk menjadi
bagian dari keluarga Yayasan Al-Jihad Surabaya banyak dipengaruhi
adanya figur Kiai Much Imam Chambali. Dibuktikan dengan pernyataan
Zainal Akhyar (ketua pelaksana DASA), dimana dia mengungkapkan bahwa
ada 3 sumber kehadiran donatur :28
1. Info dari kantor Yayasan Al-Jihad Surabaya.
2. Dari Kiai Much Imam Chambali yang berceramah melalui radio el
viktor sekaligus memberikan info tentang DASA.
3. Acara besar di Yayasan Al-Jihad Surabaya, contohnya Milad, Dzikir
Rahmatan Lil Alamin dan acara lainnya, yang dimana langsung di
ampu oleh Breliau Kiai Much Imam Chambali.
Menurut ketua pelaksana DASA bahwasannya dalam perharinya bisa
mencapai sekitar 5-10 orang donatur baru. Tetapi juga ada yang menurun
juga sekitar 2-3 orang yang memutuskan unuk berhenti menjadi doantur dan
kebanyakan dikarenakan faktor musibah. musibah disini seperti halnya dari
28 Zainal Akhyar, Ketua Pelaksana DASA, Wawancara, Surabaya, Rabu 9 Mei
2018
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
pihak keluarga ada yang meninggal, permasalahan keuangan, pindah rumah,
hilang komunikasi dan lain sebagainya. Tetapi dari pihak DASA tetap
mengusahakan agar donatur tidak mengundurkan dari dana sosial dengan
cara mengurangi jumlah donasinya.29
Figur Kiai Much Imam Chambali menjadi sosok utama yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan DASA. Beliau menjadi tokoh sentral
yang memasarkan produk-produk jasa yang ada di Yayasan Al-Jihad
Surabaya terutamanya DASA. Melalui media dakwah beliau, informasi
tentang adanya dana sosial, dan media cetak. Dalam media dakwah
kebanyakan donatur mengenal DASA melalui radio el-viktor. Masyarakat
yang menjadi pendengar setia el-viktor akan sukarela untuk menjadi donator
dana sosial setelah mendengan figur abah sebagai penceramah.
Menurut Zainal Akhyar (Ketua Pelaksana DASA), kebanyakan
donatur DASA berawal dari mendengar ceramah sekaligus apa yang
disampaikan Kiai Much Imam Chambali tentang dana sosial di radio El-
Victor. Sehingga mereka tertarik untuk mendonasikan hartanya untuk
dikelola DASA. Bahkan hampir 70% donatur DASA berangkat dari
pendengar setia elviktor. 30 pada tahun 2017 jumlah donatur yang ada sudah
mencapai 2500 orang dimana donasi mereka bervariatif.
29 Zainal Akhyar Ketua ,Pelaksana DASA, Wawancara, Surabaya, 9 Mei 2018 30 Zainal Akhyar, Ketua Pelaksana DASA, Wawancara, Surabaya, 10 Mei 2018
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Figur Kiai Much Imam Chambali terhadap Peningkatan Donatur Dana
Sosial di Yayasan Al-Jihad Surabaya
1. Analisis Figur Kiai Much Imam Chambali di DASA
Figur Kiai Much Imam Chambali merupakan sosok yang paling
berpengaruh terhadap perkembangan Dana Sosial di Yayasan Al-Jihad
Surabaya. Figur Kiai (Kelompok Acuan) yang banyak digunakan oleh
seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam
membentuk respon afektif, kognitif dan perilaku. Bentuk perilaku disini adalah
peningkatan donatur Dana Sosial Al-Jihad. Figur pemimpin yang begitu
disegani di Yayasan Al-Jihad sekaligus sebagai panutan, Beliau merupakan
salahsatu dari Kiai modern yang mampu memberikan aspek positif
dilingkungannya.
Figur Kiai dapat dikelompokkan dalam acuan selebriti atau ahli pakar
yang dapat menjadikan acuan dalam segi pemasaran. Dalam perkembangan
DASA figur Kiai Much Imam Chambali sangat berpengaruh, dikarenakan
berawal dari ide beliaulah DASA didirikan dan menjadi sumber pendanaan di
Yayasan Al-Jihad.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
Berdasarkan pendapat dari Wuradji, yang berbicara mengenai fungsi
dan peran pemimpin, ada sejumlah peran yang secara umum harus dilakukan
pemimpin, diantaranya adalah:1
1. Pemimpin berperan sebagai koordinator terhadap kegiatan kelompok
(coordinator).
Dalam hal ini Kiai menjadi pemimpin di Yayasan Al-Jihad Surabaya
selalu diposisikan penentu kebijakan, walaupun terkadang para Kiai
tersebut tidak berperan langsung secara aktif dalam pelaksanaannya,
namun tetap menjadi pengawas dan melakukan control terhadap progam
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga dibawahnya.
2. Pemimpin berperan sebagai perencana kegiatan (planner).
Pada umumya Kiai selalu memberikan ide dan gagasan terhadap
lembaga yang bersangkutan guna turut serta memberikan sumbangsih
pemikiran yang kemudian dapat dijalankan oleh komponen
kepengurusan di Yayasan Al-Jihad Surabaya. Dalam sikap ini Kiai
menjadi barometer utama dalam setiap hal progam yang akan
dilaksanakan.
3. Pemimpin berperan sebagai pengambil keputusan (police maker) baik
karena atas pertimbangannya sendiri, ataupun setelah
mempertimbangkan pendapat kelompoknya.
1 Wuradji, The Educational Leadership, (Kepemimpinan Transformasional), (Yogyakarta:
Gama Media, 2009), 11-12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
Dalam DASA, pengurus akan mengadakan agenda rutin rapat bulanan
yang diikuti oleh pengurus DASA dan KH Syukron Djazilan Badri.
Kegiatan tersebut merupakan evaluasi bulanan tentang kinerja DASA,
sekaligus merencanakan progam-progam guna perkembangan DASA.
Dalam hal ini tetap semua atas persetujuan beliau Kiai Much Imam
Chambali.
4. Pemimpin berperan sebagai tenaga ahli (expert) yang secara aktual
berperan sebagai informasi dan pengetahuan bagi kelompoknya.
Kaitannya dengan Yayasan Al-Jihad Surabaya adalah bahwa Kiai Much
Imam Chambali sebagai pengasuh memang telah membekali dirinya
dengan berbagai ilmu, sebagai modal beliau menjalankan tugas
kepemimpinannya. Akan tetapi, Kiai Much Imam Chambali juga
mebutuhkan tenaga ahli untuk mendampinginya dalam menjalankan
tugas kelembagaan. Tenaga ahli disini ialah pengurus yayasan, pengurus
dana sosial Al-Jihad, Ketua DASA, Ketua Pelaksana DASA, dan
pengurus DASA. Hal ini perlu dilakukan dikarenakan peran yang
dilakukan Kiai perlu adanya dukungan.
5. Pemimpin berperan sebagai wakil kelompok dalam urusan luar
(External group representive) yang bertugas mewakili kelompok dalam
hubungan kelompok lain
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tentu tidak terlepas dari
sosialisasi dengan masyarakat luas, untuk melakukan kerjasama yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan pesantren. Faktanya Kiai Much
Imam Chambali telah terbukti berperan penting dalam perkembangan
DASA. Dimana beliau berperan aktif dalam memasarkan tentang
adanya DASA di Yayasan dengan menjalin kerjasama dengan para
donatur. Membangun relasi yang luas sehingga Yayasan AL-Jihad
semakin besar dan berkembang cepat. Sebagai contoh adanya kerja
sama Kiai Much Imam Chambali dengan CKA (Cipta Karya abadi)
group dalam bidang pengembangan Yayasan Al_jihad dalam berbagai
bidang.
6. Pemimpin berperan sebagai pemberi imbalan dan sanksi (as purpeyor of
rewards and punishment).
Peran ini lebih dijalankan oleh Direktur dan ketua pelaksan harian Dana
Sosial Al-Jihad , karena mereka pihak yang turut langsung dan
bersinggungan dalam pelaksanaannya, sedangkan Kiai Much Imam
Chambali tidak sepenuhnya berperan dalam hal Pelaksanaan dari Dana
Sosial Al-Jihad Surabaya.
7. Pemimpin berperan sebagai atribasi dan mediator (artibrator and
mediator), khususnya dalam menyelesaikan konflik internal ataupun
perbedaan pendapat di antara para anggotanya.
Kiai Much Imam Chambali menjalankan peran ini dalam bentuk
menyelesaikan masalah (problem solving) yang terjadi dalam internal
kepengurusan. Figur Kiai Much Imam Chambali harus mampu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam Dana Sosial Al-Jihad
sebagai bentuk mengayomi terhadap bawahan atau anggota, maka Kiai
harus menyelesaikan masalah dengan baik tanpa menyisakan
problematika sekecil apapun, agar tidak terjadi lagi dalam waktu dekat.
8. Pemimpin berperan sebagai teladan (example) yang dijadikan model
perilaku yang dapat diteladani pengikutnya.
Ini peran besar yang harus dilakukan Kiai Much Imam Chambali, yakni
menjadi teladan bagi pengikutnya, baik warga pesantren maupun
masyarakat umum secara luas. Keteladanan yang baik menjadi hal urgen
yang harus dilakukan, agar pihak lain dapat meniru dan mengikuti jalan
Beliau yang telah dilakukan sebagai pemimpin Yayasan Al-Jihad
Surabaya.
9. Pemimpin berperan sebagai symbol dan identitas kelompoknya (as a
symbol of the group).
Dalam hal ini Kiai Much Imam Chambali harus menjadi pribadi yang
mampu mewakili kelompoknya dengan image yang baik di masyarakat.
Symbol dan identitas Dana Sosial Al-Jihad sangat dipengaruhi oleh
kepribadian Beliau. Sebagai figur dan tokoh utama dalam Yayasan.
Dengan demikian, jika DASA ingin menarik perhatian masyarakat dan
memperluas penghimpunan dan sosial, maka yang dilakukan oleh
seorang pribadi Kiai Much Imam Chambali adalah menjadi pribadi yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
luhur, sebab dibalik nama besar Dana Sosial Al-Jihad DASA adanya
figur Kiai Beliau.
10. Pemimpin berperan sebagai pembenar (scapegoat) yang akan
mengkritisi terhadap sesuatu yang dianggap tidak benar.
Kaitannya dengan peran ini, Kiai Much Imam Chambali harus menjadi
evaluator akan pelaksanaan progam kegiatan yang dilakukan DASA.
Evaluasi menjadi penting untuk dilakukan agar mengetahu celah mana
yang harus diperbaiki, dan titik mana yang harus ditingkatkan.
Dalam hal ini menurut penulis adanya figur Kiai Much Imam Chambali
sangatlah berpengaruh di dana sosial Al-Jihad (DASA) sebagai acuan
dalam setiap kegiatan lembaga. Figur Beliau di DASA sebagai
pengawas sekaligus penanggung jawab dan berperan positif dalam
perkembangannya.
B. Analisis Figur Kiai Much Imam Chambali dalam Mendorong Peningkatan Donatur
Dana Sosial di Yayasan Al-Jihad
Bagaiamana yang telah dipaparkan penulis pada bab sebelumnya, penulis
berusaha mengAnalisis figur Kiai Much Imam Chambali dalam mendorong
peningkatan donatur DASA. Dalam pemasaran jasa ada salah satu hal yang menjadi
kunci minat konsumen dalam penggunaan jasa yaitu adanya figur kepemimpinan.
Dalam sosok figur pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok
ke arah tujuan. Kepemimpinan sebagai suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka
inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Di Yayasan Al-
Jihad sendiri figur pemimpin yang sangat disegani adalah beliau Kiai Much Imam
Chambali. Figur Kiai merupakan kelompok acuan dimana menjadi acuan untuk
seseorang dalam memutuskan memilih bertindak atau tidak. mempengaruhi perilaku
seseorang untuk mengikuti, perilaku masyarakat dalam hal memutuskan untuk
menggunakan jasa yang ada di Yayasan Al-Jihad Surabaya. Figur Kiai Much Imam
Chambali juga berpengaruh dalam pemasaran bidang jasa di Yayasan Al-Jihad lebih
khususnya pada bidang dana sosial Al-Jihad. Beliau juga merupakan penceramah
disurabaya bahkan juga terkenal hingga luar Surabaya. Maka tidak heran peran
pendakwah saat ini menjadi panutan dan banyak dikagumi masyarakat. Kebanyakan
orang tidak hanya membutuhkan kebutuhan duniawi saja, manusia lazimnya juga
membtuhkan kebutuhan rohaniah.
Menurut penulis dengan adanya figur Kiai Much Imam Chambali di DASA
sangat menguntungkan, dikarenakan kebanyakan orang mengenal Yayasan Al-Jihad
karena faktor utama adanya Beliau yang menjadi sosok pemimpin. Bahkan dalam
perkembangannya DASA tidak bisa lepas dari figur Beliau, dimana beliau selalu
memberikan informasi-informasi tentang adanya lembaga dana sosial di Yayasan Al-
Jihad Surabaya. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah donatur
dana sosial salah satu penyebabnya karena adanya Beliau, karena kebanyakan donatur
DASA berangkat dari pendengar setia radio El-Viktor. Dimana di radio tersebut Kiai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
Much Imam Chambali sering berceramah dan memberikan informasi tentang bidang-
bidang yang ada di Yayasan Al-Jihad Surabaya terutama tentang adanya dana sosial.
Dalam DASA tidak bisa lepas dari figur kepemimpinan beliau di Yayasan Al-Jihad.
Dimana Beliau mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku seseorang di dalam
lembaga atau masyarakat diluar lembaga. Peranan kepemimpinan beliau berdampak
positif dalam segala segi bidang di Yayasan Al-Jihad Surabaya, sehingga mampu
menciptakan loyalitas didalam kelembagaan maupun pengguna jasa di DASA.
Bahkan dalam kepemimpinan, beliau tidak pernah mengambil keputusan
sendiri selalu mengedepankan kerjasama, musyarawah memutuskan segala kebaikan
lembaga secara bersama. Gaya kepemimpinan Kiai Much Imam Chambali menjadi
aspek utama dalam DASA. Dimana dengan gaya kepemimpinan beliau dana sosial
Al-Jihad yang awalnya hanya sekitar 30 donatur meningkat per tahunnya hingga pada
puncaknya pada tahun 2017 sudah sekitar 2500 donatur. Sungguh luar biasa diumur
yang terbilang masih muda Lembaga Dana Sosial Al-Jihad termasuk lembaga amil
zakat non nasional yang mempunyai pemasukan dana sosial sekitar 1,2M
pertahunnya.
Bukan tidak mungkin DASA akan menjadi lembaga amil zakat yang berbadan
hukum dan memiliki cabang di berbagai daerah. Dengan adanya figur Kiai Much
Imam Chambali DASA bisa menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional yang jauh lebih
baik lagi dan mampu memberikan pelayanan yang baik. Walaupun terkadang juga
ada orang yang memutuskan untuk tidak lagi menjadi donatur dana sosial Al-Jihad.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
Tetapi tetap berbanding positif, ketika 2 orang donatur memutuskan untuk berhenti
mendonasikan hartanya, maka masuk 4 orang yang menjadi donatur baru di DASA.
Dari pandangan donatur, banyak yang mengungkapkan bahwasannya alasan kuat
mereka untuk menjadi donatur DASA, dikarenakan adanya figur Kiai Much Imam
Chambali. Figur yang diyakini mampu amanah untuk mengelola dan menyalurkan
donasi mereka tepat sasaran. Adanya kelembagaan seperti DASA , menjadi wadah
yang tepat untuk menjaga silaturahim antara Kiai dan masyarakat.
Bahkan masyarakat meyakini bahwa kelembagaan yang dibawah naungan
Kiai Much Imam Chambali pasti baik. Dari data wawancara banyak yang bilang
pengalaman hidup setelah menjadi donatur DASA, banyak yang merasakan hidup
yang tenang, rezeki lancar, semakin menjadi pribadi yang baik. Bahkan mereka lebih
suka di doakan untuk kelancaran hidupnya.
Dengan begini bahwa adanya figur Kiai Much Imam Chambali dapat
memberi acuan terhadap pengguna jasa di Yayasan Al-Jihad Surabaya.
Mempengaruhi perilaku konsumen dimana figur Kiai Much Imam Chambali menjadi
kelompok acuan untuk memutuskan dalam menggunakan jasa ataupun tidak di
Yayasan Al-Jihad.
Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku pengguna Jasa di Yayasan Al-
Jihad (Konsumen Jasa):
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
a. Faktor Faktor Kebudayaan
Dimana dalam hal pemasaran DASA, harus memiliki gambaran sub-cultular,
kelas sosial donatur. Memahami berbagai macam karakter donatur sehingga
mampu menjaga loyaitas donatur terhadap lembaga.
b. Faktor Sosial
Dimana peningkatan donatur DASA dipengaruhi dengan adanya figur Kiai
Much Imam Chambali. Sosok yang menjadi kelompok acuan (kelompok
referensi) sehingga mampu membuat perkembangan DASA semakin pesat.
Dengan figur yang amanah, pemberi solusi terbaik ketika para jamaah curhat
kepada Beliau, Beliau selalu terbuka menerima curahan hati para jamaah.
Bahkan banyak donatur yang mengenal Kiai Much Imam Chambali bukan
DASA atau Yayasan Al-Jihad. Dengan adanya Beliau yang membawahi
berbagai kelembagaan yang ada di Yayasan, membuat masyrakat yakin dan
percaya. Selama didalam kelembagaan masih adanya sosok Kiai Much Imam
Chambali.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang donatur dana sosial juga dipengaruhi oleh pribdai, dimana
mungkin berdasarkan pegalaman. Sehingga mendorong doantur tergerak
untuk mempercayai figur Kiai Much Imam Chambali. Setelah
menyumbangkan hartanya mereka mengalami kejadian dalam hidupnya yang
diantaranya, rezeki lancar, hidup menjadi tenang, apapu urusannya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
dimudahkan Allah, dan menjadikan kehidupan lebih baik. Mungki ini yang
terus menjadi faktor donatur tetap loyal terhadap DASA.
d. Faktor Psikologis
Faktor ini berpengaruh terhadap DASA dimana adanya figur Kiai Much Imam
Chambali. Dapat mempengaruhi kayakinan masyarakat untuk menggunakan
jasa di Yayasan Al-Jihad. Dengan adanya Beliau tanpa tahu langsung dimana
DASA bertempat mereka sudah mempercayakan hartanya untuk dikelola
lembaga yang dibawah pengawasan Beliau. Berdasarkan sample wawancara,
kebanyakan donatur mengenal figur Kiai Much Imam Chambali tanpa
mengenal DASA. Dari Beliau yang menjelaskan tentang DASA mereka
langsung percaya dan menghubungi pihak DASA, mengajukan diri sebagai
donatur tetap di DASA.
Dari faktor diatas sudah jelas masing masing dari donatur memiliki faktor
penyebab yang beda dalam hal memutuskan untuk menjadi donatur DASA. Tapi
masih banyak dipengaruhi karen adanya figur Kiai Much Imam Chambali yang
membuat mereka yakin untuk menyalurkan hartanya melalui DASA. Didukung juga
dengan kualitas layanan DASA itu sendiri, sehingga semakin menguatkan keyakinan
mereka terhadap lembaga.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan dan dianalisis, maka dalam
penelitian ini dihasilkan beberapa kesimpulan yang menjadi jawaban atas beberapa
masalah yang telah dirumuskan. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Figur Kiai Much Imam Chambali di DASA adalah Beliau merupakan icon di
Yayasan Al-Jihad. Beliau yang merintis adanya lembaga dana sosial Al-Jihad
(DASA). Perannya dalam perkembangan DASA sangatlah penting, dengan
adanya Beliau DASA mampu berkembang pesat hingga sampai saat ini. Sosok
yang amanah dalam menjalankan titipan orang, sosok yang benar-benar
dikagumi dikalangan pengurus yayasan dan masyarakat luas. Figur Beliau di
DASA adalah sebagai pengawas dan juga penanggung jawab DASA.
2. Selain figur Kiai Much Imam Chambali selain sebagai pengawas dan juga
penanggung jawab DASA. Beliau juga aktif melakukan pemasaran bidang jasa
yang ditawarkan di Yayasan Al-Jihad Surabaya khususnya Dana Sosial Al-
Jihad, Melalui dakwah beliau, telivisi, surat kabar dan radio. Figur Kiai Much
Imam Chambali sebagai pendakwah berperan untuk memberikan ceramah,
nasehat, maupun pelajaran tentang kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam.
Dalam dakwahnya beliau sering menyelipkan produk-produk jasa yang
ditawarkan Yayasan Al-Jihad, sehingga banyak masyarakat yang tertarik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
menjadi pengguna jasa di Yayasan Al-Jihad. Salah satunya DASA yang dalam
beberapa tahun terakhir perkembangannya sangat pesat. Beliau berperan aktif
untuk terus mengembangkan Dana Sosial Al-Jihad (DASA). Karena beliau
yang menjadi sorotan utama di masyarakat sebelum DASA ada. Sehingga
ketika DASA ada pemicunya tidak lain karena adanya figur Kiai Much Imam
Chambali. Sebagai pendakwah kondang yang sudah dulu dikenal masyarakat
otomatis memicu perkembangan DASA yang semakin hari meningkat baik
dalam segi jumlah donatur atau jumlah donasi. Bahkan disetiap bulannya
mampu bertambah kurang lebih sekitar 10-50 orang perbulan. Hingga saat ini
pada tahun 2018 jumlah donatur pun sudah sekitar 2500 orang bahkan dan yang
terkumpul sudah mencapai 1.200.000.000 rupiah. Sungguh luar biasa
perkembangannya ditengah banyak lembaga amil zakat nasional DASA mampu
menghimpun dana sebanyak itu dari masyarakat berkat adanya figur seperti
Kiai Much Imam Chambali.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran, yaitu:
1. Bagi penelitian selanjutnya agar lebih dapat menerjemah dan mengevaluasi
permasalahan pada Yayasan Al-jihad sehingga bisa memberikan nilai yang
lebih tinggi serta dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas terhadap
permasalahan yang diteliti.
2. Bagi Dana Sosial Al-Jihad (DASA) agar lebih meningkatkan kualitas dalam hal
pemasaran, karena dilihat dari studi lapangan yang dilakukan penulis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
menunjukkan bahwa figur Kiai merupakan sosok yang paling dominan dalam
mempengaruhi pengguna jasa di Yayasan Al-Jihad. Sehingga banyak donatur
lebih mengenal Kiai Much Imam Chambali dari pada DASA itu sendiri.
Kedepannya semoga bisa menjadi acuan lembaga amil zakat yang ada disekitar
Surabaya. mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dan lebih
terperinci lagi dalam hal pengelompokan donator DASA, jumlah pengeluaran
dana donasi, dan jumlah pemasukan yang ada seharusnya ada dalam majalah
yang diterbitkan DASA. memberikan transparasi dalam penghimpunan dan
pendistribusian untuk meningkatkan keloyalitasan donatur.
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
agar penelitian mengenai figur Kiai Much Imam Chambali khususnya dalam
peningkatan donatur DASA di Yayasan Al-Jihad tidak berhenti ditangan penulis,
masih banyak berita atau informasi tentang figur Kiai Much Imam Chambali yang
belum dikaji lebih mendalam.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penenlitian Suatu Pendekatan Praktil. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Departemen Agama RI. 2000. Al-Qur’an dan Terjemah. Semarang : PT Toha Putra.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012. Petunjuk Penulisan Skripsi.
Surabaya
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta : ArRuzz.
Hamid Abidin, Kurniawati. 2004. Galang Dana Ala Media Strategi Efektif
Mengumpulkan Sumbangan Masyarakat. Jakarta: PIRAMEDIA.
Hori Koshi, Hiroko. 1987. Kiai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.
http://khairuddinu.blogspot.in/2008/12/pemimpin.
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/02/23/p4m1gs409-
kemenag-potensi-zakat-nasional-capai-rp-217-triliun.
http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kiai.
https://kbbi.web.id/figur.
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-analisa-menurut-ahli.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
https://www.kbbi.web.id/analisis.
https://www.kbbi.web.id/figur.
Husein, Umar. T.t. Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
PT. Gramedia Pusaka.
J. Moleong, Lexy. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
J. Rebiru. 1992. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.
J. Setiadi, Nugroho. 2008. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi
dan Penilitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
M. Dawam, Raharjo dkk. 1998. Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.
Mas’ud, Abdurrahman. T.t. Intelektual Pesantren. Yogyakarta: LKIS.
Moh Eksan. 2000. Kyai Kelana. Yogyakarta: LKIS.
Moh Sobari. 1997. Kyai Nyentrik Merubah Pemerinta. Yogyakarta: LKIS.
P. Robbins, Stephen. 2004. Leadership as the Ability to Influence a Group Towardthe
Achievement of goals. Badeni.
Philip, Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sukamto. 1999. Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren. Jakarta: IKAPI.
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen. Bogor: Galia Indonesia.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
Syari Dhofier, Zamakh. 1928. Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai. Jakarta: LP3ES.
Turmudi, Endang. 2003. Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKIS.
Van Bruinessen, Martin. T.t. NU: Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana
Baru. Yogyakarta: LKIS.
Wijaya, Toni. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis; Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wuradji. 2009. The Educational Leadership (Kepemimpinan Transformasioanal).
Yogyakarta: Gama Media.
top related