analisa pengukuran kinerja perusahaan dengan...
Post on 15-Mar-2019
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa di Jakarta)
Oleh
Aryanto
NIM : 205082000697
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
BALANCED SCORECARD
Content Provider
1
JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa di Jakarta)
Skrips i
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sos ial Untuk emenuhi
Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Aryanto
NIM: 205082000697
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul hamid., MS Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si
NIP. 1957060171985031002 NIP. 197306152005011009
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
BALANCED SCORECARD
Content Provider
2
JAKARTA
1431 H/2010 M
Hari ini Rabu Tanggal 07 Juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Aryanto NIM: 205082000697 dengan
judul Skripsi “ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN MENGGUNAKAN (Studi Kasus
Pada Perusahaan Jasa di Jakarta)”. Memperhatikan
penampilan mahas iswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntans Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Univers itas Islam Negeri Syari Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 07 juli 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Penguji I Penguji II
Rini, SE., Ak., M.Si Rahmawati., SE., MMKetua Sekretaris
Penguji Ahli
BALANCED SCORECARD
Content Provider
3
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Hari ini Rabu Tanggal 15 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian “ ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN MENGGUNAKAN (Studi Kasus Pada
Perusahaan Jasa di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan
mahas iswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skri s i ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ge ar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sos ia Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
BALANCED SCORECARD
Content Provider
4
Prof. Dr. Abdul hamid., MS Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Erika AmeliaM.Si
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Aryanto
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Agustus 1984
Alamat : Jl. Poncol Rt. 002/10 No. 3f
Kec. Cimanggis kel.Tugu kota
Depok
Telepon : 08170117771 / 021-94002869
5
PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG KELUARGA
ANALYSIS OF BUSINESS PERFORMANCE MEASUREMENT USING BALANCED SCORECARD
(Case Studies On The Service Company Content Provider n Jakarta)
SDN 05 petang Penjaringan Jakarta Tahun 1993-1999
SLTPN 250 Jakarta Tahun 1999-2002
SMUN 46 Jakarta Tahun 2002-2005
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 200 -2010
Ayah : Sarkim Dirja
Ibu : Suhartini
Alamat : Jl. Kapuk Raya Rt. 007/06 No. 63
Jakarta Barat 11610
Telepon : (021) 85350242
ABSTRACTBy: Aryanto
The goal of this research is to obtain empirical evidence about the performance of the service company in Jakarta, The performance measurement using Balanced Scorecard. Processing data by using descriptive method ,
,
6
Distributed questionnaires is 210, returned questionnaires 210 and that can be processed is numbered 205.
The Results of this study indicate that by using the b anced scorecard method of performance measurement in general the finan al perspective, perspective of customer satisfaction, internal busines perspective, process of learning and growth perspective showing results which as a máximum and appropriate to achieve some improvement.
Key Words: Balanced Scorecard, Financial perspective, Perspective of customer satisfaction, Internal business perspective, Process o learning and growth perspective.
ABSTRAKOleh: Aryanto
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tuk mendapatkan
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa di Jakarta)BALANCED SCORECARD
Content Provider ,
7
bukti empiris mengenai pengukuran kinerja perusahaan jasa c di Jakarta dengan metode pengukuran kinerja . Pengolahan data dengan menggunakan metode deskriptif. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 210, yang kembali 210 dan yang bisa diolah 205.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dengan menggunakan metode pengukuran kinerja Secara umum pada perspektif keuangan, perspektif kepuasan konsumen, perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan hasil y g sudah maksimal dan tepat, dengan tercapainya beberapa peningkatan.
Kata kunci: , Perspektif keuangan, Perspektif kepuasan konsumen, Perspektif proses bisnis internal dan Perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan.
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rah at dan karunia-
Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesa kan skripsi ini yang
ontent providerbalanced scorecard
balanced scorecard
Balanced Scorecard
KATA PENGANTAR
8
berjudul
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi seba an syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universi Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapa terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pih k yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kedua orang tua yang telah memberikan doa yang tiada h ti-hentinya kepada
peneliti.
Istri peneliti Ade Meigawati, S.Pd yang selalu memberi semangat, masukan,
dan doa serta anak peneliti Lakeisha Najla Anawa yang emberikan energi
untuk menyelesaikan skripsi
Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas omi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta sebagai pembimbing skripsi I
Bapak Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan b mbingan dalam
penelitian skripsi ini.
Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam N ri yang telah
memberikan bantuan kepada peneliti.
Analisa Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan
(Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa di
Jakarta).
Balanced Scorecard Content Provider
9
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yan dimiliki peneliti. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran erta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 14 Oktober 2010
(Aryanto)
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESANAN UJI KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT
ABSTRAK.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...……………………..……..……………………… i
…….…….………………………. ii
......………………..iii
……………………………….
iv
……………………….…………………. v
….……………………………………….…….…................. vi
……………………………………………….…..…………… vii
……….…………………………………………… viii
…….………………..……………………………………… x
…………………………..…………………………… xiii
………………………..………………………… xiv
. Latar Belakang Penelitian….......................... 1
B. Perumusan Masalah………………………….............................. 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian........................……………............................ 8
11
A. Kerangka Teoritis......................................................................... 9
1. Pengukuran Kinerja................................................................. 9
2. Pengukuran Kinerja berdasarkan kondisi keuangan................ 11
3. Pengertian ................................................. 14
4. Pengukuran Kinerja dengan .................... 17
5. Manfaat ................................................... 19
6. Metode Pengukuran
a. Kinerja Perspektif Keuangan............................................... 22
b. Kinerja Perspektif Konsumen.............................................. 24
c. Perspektif Proses Internal Bisnis.................. ................. 28
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.......................... 30
e. Rumus pengukuran dalam ................... 33
7. Fungsi menjadi Manajemen Strategis.....37
8. Keunggulan ........................................... 42
B. Kerangka Pemikiran..................................................................... 47
Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 49
Metode Penentuan Sample........................................................... 49
Metode Pengumpulan Data.......................................................... 50
Metode Analisis........................................................................... 51
Blanced scorecard
Balanced scorecard
Balanced scorecard
Balanced Scorecard
balanced scorecard
Balanced scorecard
Balanced Scorecard
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
12
E. Opersionalisasi Variabel Penelitian.............................................. 52
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ........……................56
1. Tempat dan Waktu Penelitian …………….……….………………56
2. Karakteristik Responden ….……………………………..........…..57
Hasil Pembahasan………...…………………………………………...63
1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Keuangan…….......... 63
2. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Kepuasan Pelanggan..70
3. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Bisnis In al...….. 79
4. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan…………………..................................…………… 83
Kesimpulan …………………………………………........................ 88
Implikasi …………………………………………………..……….. 90
Keterbatasan .…………………………………………………….. 91
Saran .……………………………………………………………... 92
……………………………………………….…... 93
…….. …………………………………………………………... 96
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 48
3.1 Perbandingan Kinerja Ke Empat Perspektif Dalam 55
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian PT.Codejawa, PT.Spotcast,
PT.Owensby
56
4.2 Data Sampel Penelitian 57
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 58
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 59
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 61
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja 62
4.7 Tabel Perhitungan ROI PT.Codejawa 64
Balanced
Scorecard
14
4.8 Tabel Perhitungan ROI PT.Spotcast 65
4.9 Tabel Perhitungan ROI PT.Owensby 66
4.10 Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Codejawa 67
4.11 Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Spotcast
4.12 Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Owensby 69
4.13 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut La anan
Jasa PT.Codejawa
71
4.14 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra
perusahaan PT.Codejawa
72
4.15 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
Pelanggan atau Konsumen PT.Codejawa
73
4.16 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan
Jasa PT.Spotcast
74
4.17 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra
Perusahaan PT.Spotcast
75
4.18 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
Pelanggan atau Konsumen PT.Spotcast
76
4.19 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan
Jasa PT.Owensby
77
4.20 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra
Perusahaan PT.Owensby
78
68
15
(image)
(image)
(image)
4.21 Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
Pelanggan atau Konsumen PT.Owensby
79
4.22 Tabel Perhitungan COA PT.Codejawa 81
4.23 Tabel Perhitungan COA PT.Spotcast 82
4.24 Tabel Perhitungan COA PT.Owensby 83
4.25 Kepuasan Karyawan Pada PT.Codejawa 84
4.26 Kepuasan Karyawan Pada PT.Spotcast 86
4.27 Kepuasan Karyawan Pada PT.Owensby 87
1. Kuesioner Penelitian 100
2. Laporan Keuangan PT.Codejawa 108
3. Laporan Keuangan PT.Spotcast 111
4. Laporan Keuangan PT.Owensby 114
5. Surat Izin Penelitian Skripsi 117
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:54) Perusahaan merupakan
suatu unit bisnis, yaitu suatu entitas yang menghasilkan produk dan jasa
yang memberikan nilai tambah kepada pelanggannya. Selain menghasilkan
suatu produk atau jasa, suatu unit bisnis biasanya mem liki segmentasi pasar
yang tertentu pula. pada hakikatnya perusahaan merupakan institusi pencipta
kekayaan Dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif, perusahaan tidak hanya diharapkan sebagai institusi pencipta
(wealth creating institution).
17
kekayaan. Namun jauh lebih dari itu perusahaan diharapkan sebagai institusi
pelipatganda kekayaan Pelipatgandaan
kekayaan memerlukan langkah-langkah besar dan cemerlang.
Perusahaan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal
Perusahaan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah
dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta
kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang
menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham akan memperoleh
bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada
besar dan kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan terbatas (Anonim,
2009, http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_terbatas).
Perusahaan merupakan suatu usaha yang dibangun oleh in ividu atau
sekelompok individu yang memiliki tujuan serta legalitas dalam hukum
negara. Suatu perusahaan yang dibangun memiliki tujuan dan komitmen
yaitu menghasilkan keuntungan, agar kinerjanya semakin meningkat maka
perusahaan harus mampu membentuk manajemen yang baik d gan
didukung oleh tenaga ahli yang kompeten di bidangnya. Menilai kinerja
suatu perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan,
kinerja keuangan yang baik pada saat ini dapat menyesatkan karena hal
tesebut bisa dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka
panjang perusahaan dan sebaliknya kinerja keuangan yang kurang baik
(wealth multiplying institution).
18
dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-
investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk menga asi kekurangan ini,
maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan 4 aspek yaitu: aspek keuangan,
aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal serta aspek proses belajar dan
berkembang (Mutasowifin, 2002:245).
Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya
berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal alam menghadapi
lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat i i, pengukuran
kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah tidak lagi
memadai karena mempunyai banyak kelemahan, antara lain: Pemakaian
kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa
mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan
profit atau ROI ( ), seorang manajer bisa saja
mengurangi komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi
karyawan, termasuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk
kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek kinerja
keuangan meningkat, namun dalam jangka panjang akan menurun.
(CP) adalah perusahaan jasa penyedia informasi isi
dalam industri telekomunikasi selular. Jenis layanan informasi yang
Return On Investment
Content Provider
19
diberikan bisa melalui suara dan data. Jenis layanan bisa melalui SMS
MMS dan VMS (
) (Anonim, 2009, http://www.imoca.or.id/home).
Metode pengukuran kinerja menggunakan laporan keuangan memang
cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Metode yang digunakan
biasanya dengan melihat tingkat profitabilitas, (ROI),
(ROA) dan (EVA) Ukuran-
ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan
perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain diluar sisi finansial
misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting b gi perusahaan dan
karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan
perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996:234).
mempertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur keuangan berguna
dalam mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi terukur yang telah
diambil. Tolok ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi,
implementasi dan eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan
laba. Tujuan financial biasanya berkaitan dengan pengukuran
kemampulabaan, seperti laba operasi (ROI),
(ROA) dan (EVA). Tujuan keuangan
alternatif dapat berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau perolehan
arus kas (Amin W Tunggal, 2009:4).
(Short
Massage Service), (Multimedia Messaging System) Voice
Messaging System
Return On Investment
Return On Assets Economic Value Added .
Balanced Scorecard
Return On Investment Return
On Assets Economic Value Added
20
Diabaikannya aspek pengukuran non-finansial dan intangibel asset
pada umumnya, baik dari sumber internal maupun ekstern l akan
memberikan suatu pandangan yang keliru bagi para manajer mengenai
perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa yang akan datang. Kinerja
keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu
sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah target atau tujuan
perusahaan. Agar sukses, setiap perusahaan harus menginvestasikan dan
mengelola asset intelektual mereka. Kesuksesan perusahaan tidak dapat
dimotivasi atau diukur dalam jangka pendek dengan model akuntansi
keuangan tradisional saja tetapi diperlukan waktu yang sesuai dengan
kebutuhan serta pertumbuhan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu
merupakan kerangka kerja baru untuk
mengintegrasikan ukuran yang diperoleh dari strategi yang ada dalam suatu
perusahaan. Dengan tetap mempertahankan ukuran keuangan dari
sebelumnya, memperkenalkan driver
tambahan yang meliputi konsumen, proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton 1996:30).
lebih dari sekedar sistem pengukuran. Perusahaan
dapat menggunakan sebagai dasar untuk mengatur
kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Perusaha dapat
membangun mula-mula dengan tujuan yang terbatas,
Balanced Scorecard
performance Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
21
misalnya untuk mendapatkan klarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap
strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi terse ut kepada seluruh
anggota perusahaan.
mendidik manajemen dan organisasi pada
umumnya untuk memandang perusahaan dari kurang lebih e pat perspektif:
keuangan, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal,
yang menghubungkan pengendalian operasional jangka pen ek ke dalam visi
dan strategi bisnis jangka panjang. Kekuatan sebenarnya
terjadi saat mentransformasikan sistem pengukuran menjadi
sistem manajemen. Seperti yang telah disebutkan diatas,
mengklasifikasikan pengukuran kinerja ke dalam 4 perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif
ini menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kinerja, dan tolak ukur
kinerja. Jadi BSC adalah alat yang menyediakan pada para manajer
pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat
sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini menjelaskan bagaimana
dimobilisasi dan dikombinasikan dengan untuk
menciptakan proposisi nilai pelanggan yang berbeda dan hasil finansial yang
lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2000:16).
Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
Balanced
Scorecard
aset
intangible aset tangible
22
Penelitian sebelumnya tentang dilakukan oleh
Anik Yuniati (2005) dengan judul “Implementasi
Sebagai Metode Pengukuran Kinerja Pada PT. Mustika Ratu, Tbk” di
Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa inerja yang dimiliki
PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu: Perspektif keuangan, perusahaan mengalami
peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. Perspektif pelanggan,
pelanggan yang loyal. Perspektif proses bisnis internal, terlihat pelayanan
yang memuaskan dan dari segi waktu operasi sudah baik. Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, terlihat bahwa produktivitas karyawan
meningkat.
Penelitian sebelumnya yang kedua tentang
dilakukan oleh Indri Yulianti (2006) dengan judul “Analisis Penerapan
Sebagai Alternatif Alat Pengukur Kinerja PT Sepatu
Bata Tbk,”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bah a kinerja yang
dimiliki PT Sepatu Bata Tbk, yaitu: Perspektif Keuangan, perusahaan sesuai
dengan tujuannya ternilai baik berdasarkan rasio-rasio keuangan yang
digunakan. Perspektif pelanggan, memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada pelanggan melalui komunikasi peningkatan hubungan dengan para
pengecer mandiri dan suasana pertokoan. Perspektif proses bisnis internal,
Apabila dilihat dari ukuran yang dipilih dalam dua proses yakni operasi dan
purna jual, kinerja perusahaan dalam perspektif ini lebih baik dibanding
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
23
tahun lalu. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, usaha-usaha y g
dilakukan perusahaan melalui karyawan ternilai cukup b k dengan program-
program pengembangan potensi karyawan melalui pelatihan dan seminar-
seminar yang diadakan.
Berdasarkan latar belakang diatas dan penelitian sebel nya oleh Anik
Yuniati (2005) dan Indri Yulianti (2006), serta kelebihan yang dimiliki
, maka peneliti tertarik untuk membandingkan kinerja
suatu perusahaan ke dalam skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan
Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran
Kinerja Dengan Menggunakan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Jasa di Jakarta)”
Berdasarkan latar belakang penelitian maka perumusan masalah dari
penelitian ini adalah bagaimana Perbandingan Kinerja Perusahaan C
di Jakarta Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran
Kinerja Dengan Menggunakan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tuk
mendapatkan bukti empiris mengenai Perbandingan Kinerja Perusahaan
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Content Provider
ontent
Provider
Balanced Scorecard.
Perumusan Masalah
Tujuan penelitian
24
C di Jakarta Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode
Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan semua pihak dapat
meningkatkan kinerja sehingga tercapainya tujuan, yaitu sebagai berikut:
Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapakan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat dan perusahaan dapat meningkatkan lagi kinerja yang
sekarang dimiliki guna tercapainya tujuan perusahaan b ik jangka
pendek atau pun jangka panjang.
Pemegang saham
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika informasi
kepada pemegang saham dalam mengambil keputusan atau k ijakan
perusahaan
Karyawan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi informa yang dapat
meningkatkan kinerja, motivasi serta kreatifitas para karyawan.
ontent Provider
Balanced Scorecard.
Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
25
Kerangka Teoritis
Pengukuran Kinerja
Mulyadi (2001:416) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai
penentu secara periodik efektivitas operasional suatu isasi, dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya. Organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya
manusia maka pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan pengukuran
atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang me eka mainkan
dalam organisasi. Fungsi pokok pengukuran kinerja adal h untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi d n dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar
membuahkan tindakan dalam hasil yang diinginkan. Pengukuran kinerja
dilakukan pula untuk menekan perilaku yang tidak semestinya
( dan untuk mendorong perilaku yang semestinya
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan
balik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:23)
pengertian pengukuran kinerja adalah sebuah pengukuran kepada
manajemen mengenai hasil dari suatu rencana dan beberapa analisis manajer
untuk menyesuaikan dan mengontrol suatu rencana perusa aan dimasa yang
akan datang.
disfungctional behavior)
26
Mulyadi (2001:418) Adapun manfaat dari pengukuran kinerja adalah
sebagai berikut:
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efesien melalui
pemotivasian personal secara maksimuk.
Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan denga penghargaan
personel, seperti: promosi, transfer dan pemberhenti .
Mengidentifikasikan kebutuhan penelitian dan pengemban personel
dan untuk menyediakan criteria seleksi evaluasi progra pelatihan
personel.
Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghar aan.
Pengukuran kinerja dapat dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu:
Tahap persiapan terdiri tiga tahap yaitu:
1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang
bertanggung jawab.
Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
Pengukuran kinerja sesungguhnya.
Tahap pengukuran terdiri dari tiga tahap rinci yaitu;
1. Perbandingan kinerja sesungguhnyaa dengan sasaran yang lah
ditetapkan sebelumnya.
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja
sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
27
3. Penegakan yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa engukuran
kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terh ap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana d titik dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktiftitas
perencanaan dan pengendalian.
Setiap organisasi mengharapkan kinerja yang memberikan kontribusi
untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang unggul dikelasnya.
Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul
ditentukan perusahaan ( untuk menjadikan organisasi suatu
institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan
personel. Dengan demikian, dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang
dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan
agar personel menghasilkan kinerja yang sejalan dengan kinerja yang
diharapkan oleh organisasi.
Dalam masyarakat tradisional, ukuran kinerja yang bias digunakan
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Kondisi Keuangan.
succes factor)
28
adalah ukuran kinerja keuangan, pengukuran kinerja ini mudah dilakukan
sehingga kinerja personel yang diukur hanyalah yang be kaitan dengan
keuangan. Namun ukuran keuangan tidak dapat menggambarka penyebab
yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan ol organisasi dan
lebih memfokuskan pada pengerahan sumber daya organisa untuk tujuan-
tujuan jangka pendek. Tidak bisa dipungkiri bahwa keuangan merupakan hal
penting bagi setiap organisasi, terlepas apakah itu di arapkan untuk
menghasilkan laba atau tidak (nirlaba). Keuangan adalah penting karena
diperlukan keuangan yang baik untuk mengelola suatu organisasi, apalagi
organsisasi yang memang bertujuan untuk mengakumulasi aba (Suwardi
Luis dan Prima A. Biromo, 2009:25).
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:24)
pengukuran kinerja berbasis informasi keuangan sudah tidak bisa lagi
memuaskan semua pihak. Akhirnya yang menjadi ”kambing itam” adalah
(sistem) akuntansi. Posisinya semakin tersudut manakal ia diharapkan
sebagai penghasil laporan keuangan yang mampu menengah berbagai
kepentingan. Sehingga, pada akhirnya akuntansi, (melal mekanisme harga)
yang sangat menggantungkan diri pada bukti-bukti otentik (
) dari transaksi pada akhirnya, akan
membawa konsekuensi serius terhadap kecermatan dan man t yang dapat
diperoleh dari ukuran kinerja keuangan yang dihasilkan.
objektive and
verifiable evidences input-output,
29
Asumsi yang mendasari pengukuran kinerja dalam manajem
tradisional sangat berbeda dengan asusmi yang digunaka dalam manajemen
kontemporer. Dalam manajemen tradisional, pengukuran kinerja dilakukan
dengan menetapkan secara tegas tindakan tertentu yang iharapkan akan
dilakukan oleh personel dan melakukan pengukuran kiner untuk
memastikan bahwa personel melaksanakan tindakan sebagaimana
diharapkan. Sebaliknya, pengukuran kinerja dalam zaman teknologi
informasi, sebagaimana digunakan dalam (Mulyadi dan
J.Setyawan, 2002: 198).
Richard, Lynch dan Kelvin Cross (2003:328) menyatakan bahwa
manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah seba berikut:
Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat s uruh
orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasana
kepada pelanggan.
Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai b gian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (
Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kab menjadi lebih
konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organ sasi.
Balanced Scorecard
reduction of waste).
30
Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan den n memberi
” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Jadi, Pengukuran kinerja berdasarkan kondisi keuangan sangat
menekankan menekankan hasil dan kesuksesan dari suatu erusahaan hanya
berdasarkan keuangan saja, tanpa melihat ada faktor la n yang menyebabkan
keuangan tersebut terlihat baik. Dan pengukuran kinerja berdasarkan
keuangan hanya melihat keadaan perusahaan dengan kejad an-kejadian yang
sudah berlalu tanpa memperhatikan kejadian-kejadian ya g akan datang juga
hanya berfokus pada jangka pendek bukan jangka panjang.
Pengertian menurut Amin Widjaja Tunggal
(2009:2) merupakan sekelompok tolok ukur kinerja yang ntegrasi yang
berasal dari strategi perusahaan suatu strategi pada d rnya merupakan
suatu teori tentang bagaimana mencapai tujuan organisasi. Dalam
pendekatan manajemen puncak menjabarkan
strateginya kedalam tolok ukur kinerja sehingga karyawan memahaminya
dan dapat melaksanakan sesuatu untuk mencapai strategi tersebut.
Pengertian menurut Kaplan dan Norton (1996: 71)
reward”
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard,
Balanced Scorecard
”a set of measures that gives top managers a fast but comperhensive view of the business includes financial measures that ll results of action already taken, complement the financial measures with ational measures on customer satisfaction, internal processes, and the
Pengertian Balanced Score Card
31
organization's innovation and improvement activities. perational measures that are the drivers of future financial performance
Balanced Scorecard
performance
management tool
Balanced Scorecard
converter
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard Balanced
Scorecard
”.
Sebuah ukuran yang membuat para manajer puncak cepat tetapi
komperhensif memandang bisnis meliputi ukuran keuangan yang
menginformasikan hasil tindakan yang telah di ambil, m engkapi informasi
keuangan dengan operasional yang berorientasi pada kep an pelanggan,
proses internal, inofasi oleh organisasi dan peningkatan aktivitas. standarisasi
operasional yang mengacu pada kondisi pencapaian keuan n masa depan.
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:16)
didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja (
) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan
visi dan strategi kedalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator
finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin d lam suatu hubungan
sebab akibat. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa
sangat berperan sebagai penerjemah atau pengubah ( ) visi dan
strategi organisasi menjadi aksi. Karena itu, tidak
berhenti pada saat strategi selesai dibangun, tetapi terus memonitor proses
eksekusinya.
Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, S. Kaplan, & S. ark Young
(1997 : 27) mendefinisikan sebagai berikut
adalah sebagai ukuran dan sistem manajemen yang
32
menggambarkan keadaan suatu bisnis dari empat pandangan diantaranya:
keuangan, kepuasan pelanggan, kinerja internal, mempelajari dan
membangun”.
Mulyadi dan Johny Setyawan (2001:222) adalah
sekumpulan ukuran kinerja yang mencakup empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif roses bisnis internal,
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. berarti
bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat keseimbangan antara
keuangan dan nonkeuangan.
Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa merupakan suatu sistem
manajemen, pengukuran, dan pengendalian secara cepat, tepat dan
komperhensif yang dapat memberikan pemahaman kepada para manajer
mengenai keadaan dan kondisi dalam berbisnis. Pengukuran kinerja tersebut
memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu: pe ektif keuangan
dengan mengukur hasil tertinggi yang dapat diberikan kepada pemegang
saham. Pelanggan, dengan fokus terhadap kebutuhan kepuasan pelanggan
termasuk pangsa pasarnya. Proses bisnis internal perusahaan, dengan
memfokuskan perhatiannya pada kinerja kunci sukses dari proses internal
yang mendorong bisnis perusahaan serta proses pembelajaran dan
pertumbuhan, yaitu dengan memperhatikan secara langsung bisnis seluruh
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
33
akses mendatang orang-orang dalam organisasi dan infra tur.
memberikan suatu cara untuk
mengkomunikasikan strategi suatu perusahaan kepada para manajer-manajer
di seluruh organisasi. juga menunjukkan bagaimana
perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin, W Tunggal.,
2002:1).
Sedangkan menurut Kaplan dan Norton (2000:6)
adalah sebagai berikut:
terdiri dari dua kata artinya berkembang
dan artinya alat ukur pekerjaan atau prestasi kerja seoran atau
organisasi. Kartu prestasi kerja dituangkan dalam angka-angka keuangan
atau lazim di sebut kinerja keuangan dan dapat dijadik bahan baku untuk
membuat rencana kerja masa depan. Karena ia merupakan ata strategis.
Selanjutnya rencana kerja itu dibandingka dengan kartu prestasi kerja nyata,
hasilnya adalah penyimpangan.
Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
“The Balanced Scorecard translates and strategy into objectives and measures. Organized into four different perspectives: nancial, customer, internal business process and learning and growth. The scorecard provides a framework, a language, to communicate mission and strategy: it uses measurements to inform employees about the dri rs of current and future success”,
Balanced Scorecard balanced
Scorecard
34
Balanced
Balanced Scorecard
top-down)
Balanced Scorecard
top-down
bottom-up
yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kerja organisasi
harus diukur dari sudut kinerja keuangan dan non keuan n yang meliputi
pelanggan, proses bisnis intern, dan pembelajaran dan ertumbuhan.
Darsono (Prawironegoro dan Ari Purwanti, 2009:339)
Adapun tujuan dan pengukuran dalam bukan
hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang
ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas awah (
berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, m si dan strategi tersebut
harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang l ih nyata (Teuku
Mirza, 1997:14).
Menurut Mulyadi (2005:2) merupakan
pendekatan yang menterjemahkan visi dan strategi perus aan kedalam
tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran yang dilihat d empat perspektif
serta menterjemahkan visi unit bisnis dan strateginya e dalam tujuan dan
pengukuran yang berwujud, dimana pengukuran tersebut m cerminkan
keseimbangan antara hal-hal sebagai berikut:
Pengukuran hasil (pada masa lalu) dan pemicu kinerja ma depan
Pengukuran eksternal dengan pengukuran internal
Pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan
Proses yang merupakan suatu penjabaran dari visi, misi dan
strategi dengan proses dimana hasil pengukuran ditingkat
35
operasional didorong untuk memberikan umpan balik guna
mengevaluasi strategi tersebut.
Pengukuran-pengukuran atas hasil yang dilihat secara objektif, data
kuantitatif dan unsur subjektif yang berwujud pertimba gan-
pertimbangan manajerial.
Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
Berdasarkan uraian diatas pengukuran kinerja dengan
adalah suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dimana saling
berhubungan antara visi, misi dan strategi untuk menca ai tujuan.
Perusahaan yang dapat menerjemahkan strateginya kedala sistem
pengukuran akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjalankan
strategi tersebut, sebab mereka telah mengkomunikasikan tujuan dan
targetnya kepada para pegawai. Komunikasi ini akan memfokuskan mereka
pada pemicu-pemicu kritis, memungkinkan mereka untuk m garahkan
investasi, inisiatif, dan tindakan-tindakan dengan menyempurnakan tujuan-
tujuan strategi.
Kaplan dan Norton (2000;17) mengemukakan beberapa manfaat dari
konsep pengukuran kinerja yaitu:
Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi.
Balanced
Scorecard
Balanced Score Card
Manfaat Balanced Scorecard
36
Mengkomunikasikan straregi ke seluruh perusahaan
Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan
Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran ja gka panjang dan
anggaran tahunan
Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodi an sistematis
Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajarai dan
memperbaiki strategis.
Mulyadi dan Johny Setyawan (2001:229), dalam proses pengendalian
manajemen, merupakan salah satu model sistem
pengukuran kinerja yang memerlukan penetapan lebih duh u sasaran-
sasaran unit bisnis dan kemudian mengukur dari perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja yang komprehensif
dalam perspektif keuangan dan non keuangan dapat disus dengan langkah-
langkah penetapan strategi, penetapan ukuran strategi, implemantasi strategi,
dan review ukuran dan hasil-hasil pengukurannya secara integrasi. Sebagai
suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif,
dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok yaitu sebagai
berikut:
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
37
Bagaimana pemegang saham memandang perusahaan? (perspe f
keuangan)
Bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif
pelanggan)
Apa yang menjadi unggulan perusahaan dan proses bisnis apa yang
ditingkatkan atau diperbaiki? (perspektif proses bisnis internal)
Apakah perusahaan dapat meningkatkan dan menciptakan bagi
secara kesinambungan? (perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan)
Model yang ada pada mampu memperagakan
hubungan sebab akibat antara sasaran keuangan, pelangg , proses bisnis
internal, pembelajaran dan pertumbuhan secara berjenja g sebagai ukuran
kinerjanya. Cara yang baik dan taktik yang dimiliki dalam melayani
konsumen dapat meningkatkan pelayanan dan mengurangi tingkat kesalahan
dalam pelayanan. Peningkatan kepercayaan pelanggan yang akhirnya
menuju pada pencapaian sasaran tersebut akan mendorong peningkatan
pendapatan, dan menghasilkan peningkatan laba. Dengan empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persp ktif proses bisnis
internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan maka
dapat diterapkan pada berbagai perusahaan, baik milik swasta
maupun perusahaan milik Negara. Perusahaan yang berorientasi
value
customer
Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
38
memperoleh laba dan nirlaba teknik sangatlah tepat
digunakan karena sudah mencakup empat perspektif penting yang
dibutuhkan untuk menilai kinerja organisasi.
Amin Wijaya Tunggal (2009:1) adalah sistem
manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntan pertanggung
jawaban berdasarkan strategi. Metode pengukuran kinerja dalam
terbagi kedalam empat macam perspektif, yaitu: perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisn s internal, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Dalam perspektif keuangan tetap menjadi
perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtiar dari konsekuensi
ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan
ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah
perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan
perbaikan yang mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dari sasaran
yang secasrsa khusus berhubungan dengan keuntungan yan terukur, baik
berbentuk atau bahkan
(Teuku Mirza, 1997:15)
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
Balanced Scorecard,
Gross Operating Income. Return On Investment
Economic Value Added
Metode Pengukuran dalam
Kinerja Perspektif Keuangan
Balanced Scorecard
39
Sedangkan menurut Kaplan dan Norton, (2000:48), ukuran kinerja
keuangan menunjukan apakah strategi, sasaran strategi, inisiatif strategi dan
implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan laba
bagi perusahaan, kemudian mengidentifikasikan tiga tah pan dari siklus
kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan , bertahan , dan
menuai yang akan dijabarkan berikut ini:
Pertumbuhan
adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan
bisnis Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa yang
secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau
paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak.
Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi
dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal
investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada
tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan
penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan..
b. Bertahan ( )
merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih
melakukan investasi dengan mempersyaratkan tingkat pen balian
yang terbaik. Dalam hal ini perusahaan berusaha mempertahankan
pangsa pasar yang ada dan mengembangkannya apabila mun in. Secara
(growth) (sustain stage)
(harvest)
(growth)
Growth
.
Sustain Stage
Sustain Stage
40
konsisten pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpuk pada strategi-
strategi jangka panjang. Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan
pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan
perusahaan kepada pihak-pihak yang terlibat.
Menuai ( )
Tahap ini merupakan tahap kematangan ( ), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen terhadap investasi y g dibuat
pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melak investasi
lebih jauh kecuali hanya pemeliharaan peralatan dan pe baikan fasilitas,
tidak untuk melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan
baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimalka kas yang
masuk ke perusahaan.
Untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang mampu berkreasi
diperlukan keunggulan dibidang keuangan. Melalui keunggulan dibidang
ini, organisasi menguasai sumber daya yang sangat dipe lukan untuk
mewujudkan tiga perspektif lain yaitu perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan
pembelajaran.
Harvest
mature
Kinerja Perspektif Konsumen
41
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:111)
perspektif konsumen menjelaskan cara-cara dimana nilai akan diciptakan
untuk pelanggan, bagaimana ia menuntut nilai ini harus dipenuhi dan
mengapa pelanggan mau membayarnya. Maka, berbagai proses internal
dan upaya pengembangan perusahaan harus diarahkan berd arkan
perspektif ini. Orang bisa mengatakan bahwa bagaimanapun proses ini
terjadi, ini merupakan jantungnya . Jika perusahaan gagal
mengirim produk-produk dan jasa yang tepat secara efis en dan efektif
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan baik jangka pendek maupun
jangka panjang maka pendapatan tidak akan diperoleh, d bisnis akan
layu bahkan mati. Upaya tesebut diarahkan untuk meningkatkan dan
meyakinkan loyalitas pelanggan.
Kaplan dan Norton (2000: 58) dalam perspektif pelanggan.
melihat aspek pelanggan memainkan peranan
penting dalam kehidupan perusahaan. Sebuah perusahaan ang tumbuh
dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin bertahan (
apabila tidak didukung oleh pelanggan. Loyalitas tolak ukur pelanggan
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap segmen
pasar yang akan menjadi target atau sasaran. Apapun yang menjadi,
keinginan dan kebutuhan para pelanggan menjadi hal yan penting
dalam perspektif ini. Perusahaan diharapkan mampu membuat suatu
scorecard
Balanced Scorecard
survive)
42
segmentasi pasar dan ditentukan targer pasarnya yang aling mungkin
untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan
recana jangka panjang perusahaan.
Dalam perspektif konsumen terdapat dua kelompok perusahaan
yaitu kelompok perusahaan ini konsumen (
) dan kelompok pengukur nilai konsumen (
). Kelompok perusahaan tersebut akan dijelaskan yaitu
sebagai berikut:
Kelompok perusahaan konsumen ( )
yang terdiri dari:
Pangsa pasar ( )
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai ol h
perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
Kemampuan mempertahankan konsumen
Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
hubungan dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar
perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama.
Kemampuan meraih konsumen baru
Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan menarik
konsumen baru dalam pasar.
Tingkat kepuasan konsumen (
customer care measurement
group customer value
measurement
customer care measurement group
market share
(customer retention)
(customer acquisition)
customer satisffaction)
43
Merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh perusahaan.
Dengan tingginya tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria
kinerja/nilai tertentu maka perusaahaan tersebut akan sangat
diperhitungkan dalam pangsa pasar.
Tingkat protabilitas konsumen (
Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh
perusahaan dari penjualan kepada konsumen/segmen pasar.
Kelompok pengukur nilai konsumen (
Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kun i
untuk memahami pemicu-pemicu ( . Dari kelompok-kelompok
pengukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen
yaitu terdiri dari:
Atribut - atribut produk dan jasa (
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya.
Hubungan dengan konsumen (
Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi pengisian
produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respond an
waktu pengirimannya dan bagaimana pula kesasn yang tim ul
dari konsumen setelah membeli produk atau jasa perusah
tersebut.
Citra dan reputasi (
customer profitability)
customer value measurement)
driver)
product/service)
customer relationship)
image and reputation)
44
Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat
konsumen merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi
baik secara personal (melalui pameran-pameran,
maupun lewat media masa atau elektronik. Ataupun ungkapan-
ungkapan yang mudah diinget oleh konsumen.
Dari uraian diatas Perspektif pelanggan memfokuskan pa a bagaimana
organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Dalam menyusun
strategi, kita harus menggunakan kacamata pelanggan yang menikmati
produk atau jasa pelayanan kita. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana pelanggan menilai produk atau jasa, dan orga isasi kita. Dengann
adanya perspektif ini kita dapat melihat dari produk atau jasa kita
dimasyarakat. Bila -nya negatif, dapat segera kita lakukan perbaikan
agar kinerja dapat segera meningkat. Dan bila -nya positif, kinerja
finansialnya pun akan ikut terpengaruh secara positif an anggota organisasi
akan termotivasi untuk lebih baik lagi.
Perspektif proses internal bisnis lebih menekankan pada peciptaan
produk baru yang lebih berkuallitas sampai produk tersebut siap diedarkan
kepada . Tentunya proses internal bisnis tidak lepas dari perspektif
keuangan dan perspektif pelanggan. Untuk mengoperasikan perspektif
door to door)
output
output
output
customer
Kinerja Perspektif Internal Bisnis
45
internal bisnis ini perusahaan harus lebih dahulu meli at keuangan
perusahaan dan kemauan pelanggan. Jadi seakan-akan ketiga pespektif ini
membentuk rantai yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Para manajer harus memfokuskan perhatiannya pada proses bisnis
internal yang menjadi penentu kepuasan pelanggan kiner perusahaan dari
perspektif pelanggan. Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses
kierja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan Perusahaan harus
memilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menetukan
ukuran-ukuran untuk menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi yang
dilakukan perusahaan tersebut. Analisis atau proses bisnis internal
perusahaan dilakukan melalui analisis rantai nilai (
Masing masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan ya g
unik bagi pelanggannya. Namun secara umum menurut Kapaln dan Norton
(2000:84) bahwa proses penciptaan tersebut terbagi menjadi tiga dasar yaitu:
inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Dan ketiga prinsip tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
Inovasi
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang
mendapatkan perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang
dilakukan proses operasi. Pada tahap ini perusahaan
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para pelan an dimasa
value chain analyist).
46
mendatang serta merumuskan cara untuk memenuhi keingin dan
kebutuhan tersebut.
Operasi
Tahap ini merupakan akhir dimana perusahaan secara nya berupaya
untuk memberikan solusi kepada para pelanggannya dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka. Kegiatan
operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelan n dan
berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelan n. Kegiatan
ini lebih mudah diukur kejadiannya jika dilakukan secara rutin dan
terulang-ulang.
Layanan purna jual
Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan
kepada para pengggan yang telah membeli produk - produknya dalam
bentuk layanan pasca transaksi.
Dalam menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang berasal dari
Inovasi, proses dan layanan purna jual harus di hubungkan antara biaya
promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila pelanggan yang
mendaftar atau membeli produk kita banyak maka proses isnis internal
yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuh n pasar. Namun
apabila sebaliknya hanya sedikit yang membeli produk kita maka harus
memperbaiki lagi Inovasi, proses dan layanan purna jual (Kyber Yusuf
47
Hasnoputro, 2009: 3).
Dalam perspektif ini perusahaan berusaha mengembangkan tujuan dan
ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan adalah
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yan berkaitan
dengan ketiga perspektif lainnya dapat terwujud, sehin ga pada akhirnya
akan dapat tercapai tujuan perusahaan. Tujuan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang
istimewa dalam perspektif keuangan, pelanggan ( , dan proses
internal bisnis. Dalam perspektif ini ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi,
serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Dalam me entukan tujuan
dan ukuran yang berkaitan dengan kemampuan karyawan ad tiga hal yang
perlu dipertimbangkan oleh manajemen (Kaplan dan Norto 2000:112) yaitu
kepuasan karyawan, retensi karyawan dan produktivitas karyawan yang akan
dijelaskan berikut ini;
Kepuasan karyawan
Kepuasan karyawan dipandang sangat penting kerna karyawan yang
puas merupakan prakondisi meningkatnya produktivitas, nggung
jawab, kualitas, dan . Oleh karena itu pihak manajer
Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
customer)
customer service
48
harus mengamati sedini mungkin terhadap kepuasan keryawan dan
untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, pihak manajer dapat
melakukan s yang dilaksanakan secara rutin.
Produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil dampa keseluruhan
usaha peningkatan modal dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal,
dan kepuasan kostumer. Tujuannya adalah membandingkan eluaran
yang dihasilkan oleh karyawan dengan jumlah karyawan y g
dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Ukuran yang
sering digunakan untuk mengukur produktivitas pekerja dalah
pendapatan perpekerja.
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:37) perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan ini berfokus pada sumber daya khususnya sumber daya
manusia yang ada didalam organisasi. Perspektif ini berurusan engan
pengembangan sumber daya manusia, agar masing-masing m jadi
karyawan yang kompeten yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang
prima bagi organisasi. Karena itu sasaran strategis harus merefleksikan
strategi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Ad tiga kategori
utama yang dianalisis dan diukur dalam perspektif ini, yaitu: kompetensi
karyawan, daya dukung teknologi, budaya, motivasi, dan penghargaan.
Ketiga hal tesebut merupakan pendorong kepuasan karyawan dalam bekerja.
urvey
49
Itu jelas penting karena karyawan yang terpuaskan akan dapat meningkatkan
produktifitas dan tingkat retensi mereka.
Dapat disimpulkan bahwa perspektif pembelajaran dan pe tumbuhan
memfokuskan pada kemampuan manusia. Manajer bertanggun jawab
untuk mengembangkan kemampuan karyawan tolok ukur kunc untuk
menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan
produktifitas karyawan. Kepuasan karyawan mengakui bah moral
karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktifitas, mutu, kepuasan
pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer d pat mengukur
kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarai karyawan,
mengamati karyawan pada saat bekerja.
Kinerja Perspektif Keuangan
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:30) Terdiri dari rasio-
rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, pad penelitian ini
menggunakan ROI dan Rasio Efisiensi yang dapat dihitun sebagai
berikut:
ROI (
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan da
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
Rumus pengukuran Balanced Scorecard
Return On Investment)
50
menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan
membandingkan laba usaha dengan total aktiva
Rasio Efesiensi
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien
PT.Codejawa dan PT.Spotcast mempergunakan aktivanya.
Pengukurannya dengan membandingkan penjualan dengan aktiva
lancar.
Kinerja Perspektif Pelanggan
Kaplan dan Norton (2000:96) kepuasan pelanggan atau konsumen
ini diketahui dari data sekunder servey yang dilakukan kepada pihak
manajemen PT.Codejawa dan PT.Spotcast. Mengukur sebera a jauh
kepuasan pelanggan atas pelayanan jasa yang diberikan eh
PT.Codejawa dan PT.Spotcast. Kepuasan konsumen mengukur rata-rata
kepuasan pelanggan dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner
sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai y ng diberikan
51
adalah 1) sangat tidak puas, 2) tidak puas, 3) netral, 4) puas, 5) sangat
puas. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukan semakin
baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis
Kyber Yusuf Hasnoputro (2009: 29) Dalam Perhitungan ini kita
akan menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang erasal dari
Inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan dengan biaya
promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar.
Dalam perspektif ini menggunakan perhitungan COA (
COA UP
Cost Of
Acquitition):
52
COA MID
COA DOWN
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kaplan dan Norton (2000:102) Dalam perspektif ini komponen
pengukuran yang digunakan yaitu:
Produktivitas Karyawan
Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja tuk
periode tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara
laba operasi dengan jumlah karyawan.
53
Retensi Karyawan
Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar
dengan total karyawan tahun berjalan.
Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan merupakan penentu dari kedua pengukuran
sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
tersebut harus dilakukan survey terhadap kepuasan kary wan
melalui penyebaran kuesioner kepada sampel yang dituju .
Kepuasan karyawan dapat mengukur rata - rata kepuasan karyawan
dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner dengan ngkat
kepuasan yang dirasakan. Nilai yang diberikan adalah : 1) sangat
tidak puas, 2) tidak puas, 3) netral, 4) puas, 5) sangat puas
54
Fungsi menjadi Manajemen StrategisBalanced Scorecard
Pearce, J ohn A. dan Richard B. Robinson (2008:22) menyatakan
bahwa fungsi menjadi manajemen strategis karena
dari empat perspektif yang ada didalam (keuangan,
pelanggan, internal bisnis dan pembelajaran) akan menjadikan
perusahaan yang kompetitif secara berkelanjutan dan da at mencapai
tujuan perusahaan. Pada dasarnya adalah keputusan dan tindakan yang
membuat implementasi dan perumusan rencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan perusahaan. Manajemen strategis adalah serangkaian
tindakan dan keputusan yang dibuat dari perencanaan yang di buat guna
tercapainya tujuan perusahaan. dan pendekatan manajemen yang
integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen.
Keith ward (1993:3) Untuk mencapai tujuan perusahaan berikut
adalah hal yang utama dalam proses manajemen strategis eliputi:
Misi dan tujuan utama organisasi;
Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi;
Pilihan strategis yang selaras dan sesuai antara kekuatan dan
kelemahan perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan
eksternal;
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
55
Pengadopsian struktur organisasi dan sistem pengendali untuk
mengimplementasikan strategi organisasi yang dipilih.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:112) dari pengalaman di
lapangan ditemukan penyebab eksistensi , yang diuraikan ke dalam
empat klasifikasi yaitu: Visi dan strategi tidak dapat dijalankan (
), Strategi tidak terhubung dengan sasaran ( )
departemen, tim, dan individu, Strategi tidak terhubun dengan alokasi
sumber daya dan Umpan balik yang diperoleh bersifat ta s bukan
strategis. Berikut adalah penjelasannya:
Visi dan strategi tidak dapat dijalankan ( )
Visi dan strategi tidak dapat dijalankan karena perbed
penjabaran visi dan strategi yang akan di terapkan dan Permasalahan
ini kerap dialami perusahaan karena belum disepakatiny bahasa baku
untuk menjelaskan visi agar strategi dapat dipahami dan dijalankan.
Dengan demikian, hambatan utamanya adalah berupa kesul tan untuk
mendapatkan konsensus tentang makna visi dan strategi tu sendiri
serta ketentuan berikutnya adalah bagaimana menjabarkan strategi
tersebut ke dalam langkah nyata untuk segenap elemen organisasi
hingga ke level individu.
2. Strategi tidak terhubung dengan sasaran ( ) departemen, tim , dan
individu
gap
not
actionable goals
not actionable
goals
56
Dimana rencana yang akan diterapkan di perusahaan berb a
dengan tujuan utama perusahaan, Misalnya perusahaan melakukan
produksi secara besar besaran agar produk yang di prod inya
banyak dengan tidak memperhatikan kualitas sedangkan tujuan
perusahaan adalah menghasilkan produk yang berkualitas. Hal fatal
yang kerap terjadi ketika organisasi makin membesar ad ah tidak
dilakukannya perencanaan strategi SDM (Sumber Daya Manusia) agar
tecipta keselarasan antara tujuan, visi, dan kompetens individu
dengan organisasi di setiap tingkatan. Ditambah lagi d ngan sistem
insentif yang tidak dinamis dalam mengikuti arah inisi f strategis,
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruahn makin terabaikan.
3. Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya
Dalam sistem manajemen tradisional di mana anggaran me jadi
di pusat dalam proses manajemen dan orang-orang digerakkan oleh
anggaran . Dalam situasi ini strategi tidak terhubung
dengan baik ke anggaran maka pencapaian individu dan organisasi
menjadi tidak selaras dengan sasaran strategis. Alokasi sumber daya
lebih mengacu pada keuntungan-keuntungan jangka pendek yaitu
mengacu pada anggaran, dan terpisah dengan prioritas s ategi jangka
panjang.
4. Umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis
(budget driven)
57
Kaplan dan Norton (2000:220) Hambatan-hambatan yang
terjadi dalam perusahaan dapat ditanggulangi dengan
mengintegrasikan dalam sebuah
yang baru yang membuat tujuan perusahaan
tidak tercapai adalah Visi dan strategi tidak dapat di ankan (
), Strategi tidak terhubung dengan sasaran ( )
departemen, tim, dan individu, Strategi tidak terhubun dengan
alokasi sumber daya, umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan
strategis dimana hasil yang didapatkan hanya untuk jan pendek.
jawaban atas masalah tersebut berupa empat tahap yang arus
dilakukan oleh perusahaan untuk menggunakan
(BSC) yang mereka sebut sebagai empat komponen sistem
manajemen strategis, yaitu:
Memformulasikan dan mentranformasikan visi dan strategi
perusahaan
Strategi adalah titik tolak atau referensi bagi keseluruhan proses
manajemen
adalah fondasi bagi pembelajaran strategis
Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan-tujuan dan ok
ukur strategi.
Seluruh sasaran perusahaan harus selaras dari manajemen tingkat
Balanced Scorecard (BSC) strategic
management system
not
actionable goals
Balanced
Scorecard
Shared vision
58
atas sampai pada individu oaling bawah
Pendidikan dan komunikasi yang terbuka tentang strategi adalah
basis bagi pemberdayaan pegawai
Sistem kompensasi harus terhubung dengan strategi.
Merencanakan, menyusun target-target, dan menyelaraska inisistif-
inisiatif strategis.
dibuat dan disetujui
Inisiatif strategis secara jelas diidentifikasi
Investasi ditentukan oleh strategi
Anggaran tahunan dihubungkan ke perencanaan jangka pan ng
Mempertinggi umpan balik dan pembelajaran strategis.
digunakan untuk menguji hipotesis di mana
strategi didasarkan
Dibentuk tim problem solving
Pengembangan strategi dilakukan secara berkesinambungan.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki inovatif tinggi pasti telah
menggunakan (BSC) sebagai sistem manajemen
strategis yang berguna untuk mengelola manajemen perusahaan dalam
jangka panjang. Ketika perusahaan telah menyusun inisi BSC, mereka
harus segera memasang scorecard tersebut kedalam sistem manajemen
yang ada dalam perusahaan. Para manajer harus percaya bahwa
Stretch targets
Feedback system
balanced scorecard
59
scorecard memungkinkan mereka untuk menjembatani utama yang
ada di perusahaan yaitu antara pengembangan dan formulasi strategi
dengan proses implementasi.
Menurut (Mulyadi 2005:11) Keunggulan konsep
dalam perencanaan strategi adalah mampu menghasilkan
recana strategi yang memiliki karakteristik Komperhensif, Koheren,
Berimbang dan terukur berikut adalah penjelasannya:
Komperhensif
memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategi, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas
pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lai seperti
pelanggan, proses internal bisnis serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Perluasan perspektig rencana stratejik ke perspektif
non keuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini:
Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan
berkesinambungan.
Memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan bisnis yang
kompleks.
Koheren
gap
Balacned
Scorecard
Balanced Scorecard
Keunggulan Balanced Scorecard
60
Balanced Scorecard
casual relationship)
Balanced Scoredacrd
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
mewajibkan personal untuk membangun
hubungan sebab akibat ( diantara berbagai
sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategik.
Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspek f non
keuangan harus mempunyai hubuangan kasual dengan sasaran
keuangan, baik sescara langsung maupun tidak langsung.
Berimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh si tem
perencanaan strategik penting untuk menghasilkan keinerja
keuangan berkesinambungan.
Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik menjadikan ketercapaian berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
mengukur sasara-sasaran strategik yang sulit untuk diukur.
Penelitian sebelumnya tentang dilakukan oleh
Anik Yuniati (2005) dengan judul “Implementasi
Sebagai Metode Pengukuran Kinerja Pada PT. Mustika Ratu, Tbk” di
Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa inerja yang dimiliki
PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu:
Perspektif keuangan, terlihat selama dua tahun yaitu eriode 2003 sampai
61
dengan 2004, perusahaan mengalami peningkatan pendapatan yang
cukup signifikan.
Perspektif pelanggan, terlihat bahwa umumnya pelanggan merasa puas
terhadap produk-produk dan jasa, citra ( ) dan hubungan
pelanggan, sehingga memungkinkan pelanggan loyal terhadap PT
Mustika Ratu Tbk.
Perspektif proses bisnis internal, terlihat bahwa kin dan mutu produk
memuaskan karena PT Mustika Ratu Tbk, berusaha untuk
mengembangkan produk dan jasa, inovatif dan berusaha m mberikan
pelayanan yang memuaskan dan dari segi waktu operasi sudah baik.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, terlihat bahwa karyawan PT
Mustika Ratu Tbk, merasa puas bekerja pada PT Mustika atu Tbk,
yang telah memberikan fasilitas dan memperhatikan kine ja
karyawannya yaitu dengan memberikan penghargaan kepada karyawan
yang berprestasi, melakukan pembinaan dan pengembangan kepada
karyawannya, sehingga produktivitas karyawan meningkat.
Penelitian sebelumnya yang kedua tentang dilakukan
oleh Indri Yulianti (2006) dengan judul “Analisis Penerapan
Sebagai Alternatif Alat Pengukur Kinerja PT Sepatu Bata Tbk,”.
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kinerja y g dimiliki PT Sepatu
Bata Tbk, yaitu:
image
Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
62
Perspektif Keuangan, perusahaan sesuai dengan tujuann a ternilai baik
berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan walaup n untuk
beberapa rasio mengalami penurunan dibandingkan tahun alu, seperti
pada tingkat likuiditas turun sebesar 5,56 %,
15,88 % pada tingkat solvabilitas, tingkat aktivitas erusahaan.
Dalam hal perputaran dan rata-rata pengumpulan piutang serta
menurun 0,13 kali dan terakhir pada tingkat
rentabilitas yang bila diperhatikan penurunan terjadi ukan karena pada
tingkat laba kotor tetapi kemungkinan pada beban-beban yang terjadi dan
besarnya pajak.
Perspektif pelanggan, sesuai dengan tujuan strateginy yaitu memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan melalui kom nikasi
peningkatan hubungan dengan para pengecer mandiri dan sana
pertokoan kinerja dalam perspektif ini ternilai cukup aik yang dilihat dari
ukuran yang telah dipakai. Ukuran kuantitatif dalam pa gsa pasar dengan
data yang tersedia melalui penjualan yang telah dilakukan dalam bentuk
satuan pasang produk, menunjukkan peningkatan sebesar 88 ribuan
pasang produk dibandingkan tahun lalu.
Perspektif proses bisnis internal, perusahaan mengalami kemajuan yang baik.
Untuk meningkatkan mutu terutama dalam nilai keusangan persediaan
barang jadi dan bahan baku mengalami penurunan yang ba yak yaitu Rp.
current asset total asset to
debt ratio
working
capital turn over ratio
63
3.913.964,- untuk barang jadi dan Rp. 2.954.964,- untuk bahan baku.
Apabila dilihat dari ukuran yang dipilih dalam dua proses yakni operasi
dan purna jual, kinerja perusahaan dalam perspektif in lebih baik
dibanding tahun lalu.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, usaha-usaha ang dilakukan
perusahaan melalui karyawan ternilai cukup baik dengan program-
program pengembangan potensi karyawan melalui pelatihan dan seminar-
seminar yang diadakan oleh prusahaan guna meningkatkan kemampuan
bagi karyawan. Hasil ukuran kinerja perspektif ini pun cukup baik d gan
diadakannya beberapa pengukuran yang diantaranya digunakan pula
dalam perspektif proses bisnis intern yakni penilaian utu melalui
keuangan nilai persediaan bahan baku dan barang jadi.
Berdasarkan Penelitian-penelitian sebelumnya oleh Anik Yuniati
(2005) dan Indri Yulianti (2006), banyak yang sudah dicapai dengan
menerapkan Hubungan atau persamaan antara
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dila n adalah sama
sama membandingkan empat perspektif dalam mengukur kin perusahaan
yaitu: perspektif keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif
internal bisnis, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian yang terdahulu meneliti pada perusahaan
manufaktur, lalu penelitian yang akan dilakukan sekarang adalah
Balanced Scorecard.
64
menggunakan perusahaan jasa telekomunikasi di Jakarta
sebagai objek penelitian . Lalu dari perbedaan inilah peneliti ingin
membandingkan apakah dapat digunakan pada
perusaahaan yang bergerak dalam bidang yang berbeda, atau
hanya dapat digunakan pada perusahaan tertentu saja. engan
dasar inilah maka peneliti ingin mengetahui lebih dala sehingga penelitian
ini dirasa penting dilakukan untuk perkembangan atau kemajuan dunia
perekonomian di Indonesia.
Dalam penelitan ini akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan
sistem pengukuran kinerja yang di sebut Penelitian ini
memilih objek penelitian yaitu pada sebuah perusahaan yang bergerak pada
bidang jasa Dalam keempat
perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang
juga merupakan sebuah indikator suatu pengukuran kinerja yang saling
melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat. Menurut Kaplan dan
Norton (2000:26) bahwa keempat perspektif utama tersebut melalui
, dirinci sebagai berikut:
Perspektif keuangan
Perspektif konsumen dan pelanggan
Perspektif proses internal bisnis
Content Provider
Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
Balanced Scorecard.
Content Provider. Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Kerangka Pemikiran
65
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Keempat perspektif diatas merupakan pandangan intii yang ada dalam
suatu perusahaan, sehingga komponen-komponen yang ada alam
sudah mencakup keseluruhan yang dibutuhkan dalam
manajemen suatu perusahaan. Peneliti akan menggambarka pemikiran yang
akan dilakukan dalam penelitian ini. Dan untuk lebih jelasnya kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat dipaparkan pada tabel dibawah ini, ya tu
sebagai berikut.:
Balanced
Scorecard
Kerangka Pemikiran
66
Tabel 2.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini meliputi kinerja perusahaan yang dinilai dari perspektif
keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
dan perspektif pembelajaran serta pertumbuhan. Objek yang akan diteliti
adalah perusahaan jasa PT.Codejawa, PT.Spotcast dan
PT.Owensby dengan menganalisa perbandingan kinerja perusahaan
sebelum menerapkan dengan sesudah menerapkan
Dalam penelitian ini populasi adalah pelanggan layanan
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yang akan
digunakan untuk menilai kepuasan pada perspektif kepuasan pelanggan .
Karyawan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby akan digunakan
untuk menilai kepuasan karyawan pada aspek pertumbuhan dan
content provider
Balanced Scorecard.
Content
Provider
67
pembelajaran.
Penentuan sampel yaitu yang menjadi responden adalah karyawan
yang terkait dengan pengukuran yang akan dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat kepuasan karyawan melalui penyebaran kuesioner. Sampel yang
baik adalah sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel
dalam penelitian ini adalah para responden yang akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner.
Metode pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini adalah :
Wawancara
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya
jawab langsung kepada pegawai yang mempunyai wewenang untuk
memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam menunjang
penulisan dalam penelitian ini.
Kuesioner
Adalah pengajuan kuesioner atau daftar pertanyaan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan dan karyawan perusahaan
jasa PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby.
Studi pustaka
Adalah dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan
Metode Pengumpulan Data
Content Provider
68
materi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini agar mendapatkan
gambaran teoritis mengenai pada suatu perusahaan
secara lengkap dan akurat. Khususnya perusahaan jasa
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby. Metode ini
diperlukan untuk menunjang kelengkapan dan ketajaman a alisis.
Metode Analisis dilakukan setelah semua data terkumpul dan langkah
berikutnya adalah melakukan pengolahan data, agar data tersebut dapat
disusun sedemikian rupa sehingga lebih mudah untuk dia alisis dalam
rangka menjawab tujuan penelitian ini. Metode pengolah data pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskrp f yang
bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan sescara sistematik,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang berkaita dengan masalah
yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode tuk
menganalisis data dan menjabarkan informasi yang diperoleh. Yaitu
sebagai berikut:
Deskriptif Kuantitatif
Yaitu analisis data hasil penelitian dengan menggunakan us-rumus
tertentu. Metode kuantitatif ini digunakan untuk pengukuran kinerja
dengan menggunakan rasio-rasio seperti: rasio efesiansi, dan
Balanced Scorecard
Content
Provider
Metode Analisis
69
perhitungan ROI
Deskriptif kualitatif
Yaitu analisis data hasil penelitian dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematik, faktual, dan akurat m genai
masalah yang diteliti. Metode kualitatif ini digunakan untuk
pengukuran kinerja serta mengetahui sistem pengendalia interen
yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Keuangan
Terdiri dari rasio-rasio keuangan yang berasal dari laporan
keuangan, pada penelitian ini menggunakan ROI dan Rasi Efisiensi
yang dapat dihitung sebagai berikut:
ROI (
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan da
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan
membandingkan laba usaha dengan total aktiva
Rasio Efesiensi
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby mempergunakan
aktivanya. Pengukurannya dengan membandingkan penjuala
(Return On Investment).
Return On Investment)
Operas ionalisasi Variabel Penelitian
70
dengan aktiva lancar.
Kinerja Perspektif Pelanggan
Kepuasan pelanggan atau konsumen ini diketahui dari data
sekunder servey yang dilakukan kepada pihak manajemen PT.Codejawa,
PT.Spotcast dan PT.Owensby. Mengukur seberapa jauh kepuasan
pelanggan atas pelayanan jasa yang diberikan oleh PT.Codejawa,
PT.Spotcast dan PT.Owensby. Untuk mengetahui tingkat kepuasan
konsumen dapat diukur dengan melihat rata-rata kepuasan pelanggan
dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner sesuai engan tingkat
kepuasan yang dirasakan. Kategori penilaian yang diberikan adalah:
1) Sangat tidak puas
2) Tidak puas
3) Netral
4) Puas
5) Sangat puas
Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukan semakin
baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis
Dalam Perhitungan ini kita akan menghitung efisiensi d suatu
71
produk baru yang berasal dari inovasi, proses dan layanan purna jual
yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang
mendaftar.
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu:
Produktivitas Karyawan
Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja ntuk
periode tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara laba
operasi dengan jumlah karyawan.
Retensi Karyawan
Retensi karyawan dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara
jumlah karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan.
Dengan begitu peneliti dapat menganalisa jumlah karyaw yang
masih produktif dalam perusahaan tersebut.
Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan merupakan penentu dari kedua pengukuran
sebelumnya. Pengukurannya dilakukan dengan survey dan melalui
penyebaran kuesioner. Kepuasan karyawan dapat diukur dengan
mengetahui rata-rata kepuasan karyawan yang diberikan nilai oleh
responden pada jawaban kuesioner dengan tingkat kepuasan yang
72
dirasakan. Nilai yang diberikan adalah :
1) Sangat tidak puas
2) Tidak puas
3) Netral
4) Puas
5) Sangat puas.
73
Tabel 3.1
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan jasa
yaitu PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yang terletak di wilayah
DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran
kuesioner penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada
responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 28 juni 2010
sampai 01 agustus 2010 dengan peta distribusi sebagai berikut:
Data Distribusi Sampel Penelitian PT.Codejawa
No. Data Kuesioner PT.Codejawa
1. Kuesioner dikirim
Tanggapan kepuasan pelanggan
50
2. Kuesioner dikembalikan
Tanggapan kepuasan pelanggan
50
3. Kuesioner dikirim
Tanggapan kepuasan karyawan
20
content provider
74
4. Kuesioner dikembalikan
Tanggapan kepuasan karyawan
20
Total Kuesioner kembali 70
Sumber: Data primer yang diolah
Data Distribusi Sampel Penelitian PT.Spotcast
No. Data Kuesioner PT.Spotcast
1. Kuesioner dikirim
Tanggapan kepuasan pelanggan
50
2. Kuesioner dikembalikan
Tanggapan kepuasan pelanggan
50
3. Kuesioner dikirim
Tanggapan kepuasan karyawan
20
4. Kuesioner dikembalikan
Tanggapan kepuasan karyawan
20
Total Kuesioner kembali 70
Sumber: Data primer yang diolah
Data Distribusi Sampel Penelitian PT.Owensby
No. Data Kuesioner PT.Owensby
Tabel 4.1
Tabel 4.2
75
1. Kuesioner dikirim
Tanggapan kepuasan pelanggan
50
2. Kuesioner dikembalikan
Tanggapan kepuasan pelanggan
50
3. Kuesioner dikirim
Tanggapan kepuasan karyawan
20
4. Kuesioner dikembalikan
Tanggapan kepuasan karyawan
20
Total Kuesioner kembali 70
Sumber: Data primer yang diolah
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 210 buah dan jumlah yang
kembali adalah sebanyak 210 buah atau 100%. Kuesioner yang dapat
diolah berjumlah 205 buah atau 97.62%, sedangkan yang tidak dapat
diolah karena tidak diisi secara lengkap berjumlah 5 b h atau 2.38%, Data
sampel ini dapat dilihat dalam Tabel 4.4.
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kusesioner yang disebar 210 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0 %
Tabel 4.3
76
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5 2.38%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 205 97.62%
Sumber: Data primer yang diolah
Karakteristik Responden
Dalam deskripsi data ini, peneliti menyajikan identita responden
yaitu pelanggan layanan jasa dan karyawan dari
perusahaan jasa
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Deskripsi berdasarkan jenis kelamin untuk mengetahui s erapa besar
responden laki-laki dan responden perempuan yang mengi uti layanan
dari perusahaan Berikut hasil penelitiannya:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
Frequensi Persentasi Akumulasi
persentasi
Laki-laki 129 62.9 62.9
Perempuan 76 37.1 100.0
Tabel 4.4
content provider
content provider.
content provider.
77
Total 205 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sekitar 129 orang
atau 62.9% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, d
sisanya sebesar 76 orang atau 37.1% berjenis kelamin perempuan.
Responden konsumen berdasarkan jenis kelamin dapat juga digunakan
untuk melihat pangsa pasar yang dikuasai dan pangsa pa r yang
masih harus di perluas, dengan diketahui bahwa pangsa asar yang
dikuasai oleh perusahaan adalah konsumen dengan jenis elamin laki-
laki maka pangsa pasar yang dikuasai adalah konsumen jenis kelamin
laki-laki dan yang harus diperluas adalah konsumen dengan jenis
kelamin perempuan.
Deskripsi responden beradasarkan usia
Berikut adalah data penelitian responden berdasarkan ia dari usia 15
sampai dengan 41 tahun:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.5
78
Umur Frequensi Persentasi Akumulasi
Persentasi
15 2 1.0 1.0
17 4 2.0 2.9
20 18 8.8 11.7
22 22 10.7 22.4
23 26 12.7 35.1
24 28 13.7 48.8
25 32 15.6 64.4
26 20 9.8 74.1
27 18 8.8 82.9
28 8 3.9 86.8
29 8 3.9 90.7
30 8 3.9 94.6
34 5 2.4 97.1
40 3 1.5 98.5
41 3 1.5 100
Total 205 100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa pelanggan layanan jasa
dan karyawan dari perusahaan jasa
yang berusia 15 tahun adalah sebesar 1%, 17 tahun adala sebesar 2%,
20 tahun adalah sebesar 8.8%, 22 tahun adalah sebesar 10.7%, 23 tahun
adalah sebesar 12.7%, 24 tahun adalah sebesar 13.7%, 25 tahun adalah
Tabel 4.6
content provider content provider
79
sebesar 15.6%, 26 tahun adalah sebesar 9.8%, 27 tahun adalah sebesar
8.8%, 28 tahun, 29 tahun, 30 tahun adalah sebesar 3.9%, 34 tahun
adalah sebesar 2.4%, dan 40 tahun, 41 tahun adalah sebesar 1.5%.
Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Data responden berdasarkan pendidikan dari SD sampai S3 adalah:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Terakhir
Frequensi Persentasi Akumulasi
persentasi
SD 2 1.0 1.0
SMP 50 24.4 25.4
SMA 60 29.3 54.6
D3 43 21.0 75.6
S1 20 9.8 85.4
S2/S3 30 14.6 100.0
Total 205 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas mengindikasikan bahwa rata-rata
pelanggan layanan jasa dan karyawan dari
Tabel 4.7
content provider
80
perusahaan jasa berpendidikan SD sebanyak 1%,
SMP sebanyak 24.4%, SMA sebanyak 29.3%, D3 sebanyak 21%,
S1sebanyak 9.8% dan S2/S3 sebanyak 14.6%.
Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Berikut adalah data penelitian responden berdasarkan pengalaman
kerja dari 0 tahun sampai dengan 10 tahun:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Lama Bekerja Frequensi Persentasi Akumulasi
Persentasi
0-3 116 56.6 56.6
3-5 49 23.9 80.5
5-7 30 14.6 95.1
7-10 10 4.9 100
Total 205 100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa pelanggan layanan jasa
content provider
Tabel 4.8
81
content provider content provider
Balanced Scorecard content provider
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
dan karyawan dari perusahaan jasa lebih
bervariasi yaitu lama bekerja 0 sampai 3 tahun sebesar 56%, 3 sampai 5
tahun sebesar 23.9%, 5 sampai 7 tahun sebesar 14.6%, d 7 sampai 10
tahun sebesar 4.9%.
Hasil penelitian dari analisa perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah menerapkan metode pengukuran kinerja dengan menggunakan
(studi kasus pada perusahaan jasa di
jakarta) sebelum menerapkan di tunjukan pada tahun 2007
dan sesudah menerapkan ditunjukan pada tahun 2008.
Berikut adalah pembahasannya:
Pada perspektif ini terdapat beberapa indikator yang dijadikan
pengukuran kinerja perspektif keuangan tahun 2007 (sebelum menerapkan
BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) dengan mengacu pada
laporan keuangan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby.
a. Indikator ROI (Return On Investment)
Indikator ROI bertujuan untuk mengukur peningkatan lab bersih
Hasil Penelitian
Kinerja Perusahaan pada Perspektif Keuangan
82
yang dihasilkan dari PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby pada
tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah
menerapkan BSC), yang diukur dengan membandingkan laba usaha
dengan total aktiva berdasarkan laporan keuangan, yang dapat dilihat pada
lampiran. berikut adalah perhitungannya:
1. Perhitungan ROI pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan ROI
Keterangan 2007 2008
Laba Bersih 17,885,527,632 55,768,932,666
Total Aktiva 230,224,345,768 275,867,098,435
ROI 8% 20%
Sumber: Data primer yang diolah
83
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel
4.9 diatas, dapat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 12% (20% - 8% = 12%). Hal ini berarti
bahwa tingkat pengembalian atas investasi atau Return Investment
(ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan yang baik yaitu sebesar
12% karena berdasarkan penilaian kelayakan usaha, apabil tingkat ROI
lebih dari 5% berarti perusahaan telah dianggap layak.
Perhitungan ROI pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan ROI
Keterangan 2007 2008
Laba Bersih 14,879,453,783 33,439,793,148
Total Aktiva 155,675,921,672 223,821,572,666
Tabel 4.9
84
ROI 9.56 14.94
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel
4.10 diatas, dapat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 5.38% (14.94% - 9.56% = 5.38%). Hal
ini berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi u Return On
Investment (ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan ang baik
yaitu sebesar 5.38% karena berdasarkan penilaian kelayakan usaha,
apabila tingkat ROI lebih dari 5% berarti telah dianggap layak.
Perhitungan ROI pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan ROI
Keterangan 2007 2008
Laba Bersih 9,453,784,713 28,658,641,497
Tabel 4.10
85
Total Aktiva 128,657,432,897 199,698,351,529
ROI 7.35 14.35
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel
4.11 diatas, dapat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 7% (14.35% - 7.35% = 7%) Hal ini
berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi atau Return On
Investment (ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan ang baik
yaitu sebesar 7% karena berdasarkan penilaian kelayaka usaha, apabila
tingkat ROI lebih dari 5% berarti telah dianggap layak.
b. Indikator Rasio Efisiensi
Indikator Rasio Efisiensi bertujuan untuk melihat penurunan biaya operasi
dalam hubungannya dengan pendapatan yang digunakan ole
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby pada tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC), yang
diukur dengan membandingkan pendapatan dan aktiva lancar berdasarkan
Tabel 4.11
86
laporan keuangan, yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah
Perhitungannya:
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan 2007 2008
Pendapatan 128,000,098,869 153,088,580,751
Aktiva bersih 26,924,024,759 30,997,586,066
Rasio Efisiensi 475% 494%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
BSC) mengalami peningkatan sebesar 19% (475% - 494% = 19%). Hal
Tabel 4.12
87
ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Codejawa mengalami
peningkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan.
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan 2007 2008
Pendapatan 89,787,628,913 122,874,672,991
Aktiva bersih 30,776,132,907 37,902,873,129
Rasio Efisiensi 291.74 324.18
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.13 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
Tabel 4.13
88
BSC) mengalami peningkatan sebesar 32.44% (324.18% - 291.74% =
32.44%). Hal ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Spotcast
mengalami peningkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan.
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan 2007 2008
Pendapatan 85,612,789,416 120,635,902,315
Aktiva bersih 29,768,725,398 36,981,672,659
Rasio Efisiensi 287.59 326.20
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.14 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
BSC) mengalami peningkatan sebesar 38.61% (326.20% - 287.59 % =
38.61%). Hal ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Owensb
Tabel 4.14
89
mengalami peningkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan.
Indikator kepuasan pelanggan bertujuan mengukur peningkatan
kepuasan pelanggan. Pelanggan dalam konteks ini adalah orang yang
mengikuti atau bergabung dengan layanan dari PT.Codejawa, PT.Spotcast
dan PT.Owensby, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner
yang telah disediakan. Kuesioner terdiri dari 3 aspek yaitu: atribut layanan
jasa, citra ( ) perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan atau
konsumen. Yang telah menjadi responden sebanyak 145 orang pelanggan.
49 responden berasal dari pelanggan pt.codejawa, 47 re onden berasal dari
pelanggan pt.spotcast, dan 49 responden lagi berasal d pt.owensby.
berikut adalah hasil pengukurannya:
Hasil pengukuran kinerja kepuasan pelanggan pada PT.Codejawa
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 49 responden melalui
kuesioner, untuk memberikan gambaran mengenai variabel ariabel dalam
penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra ( ) perusahaan, dan
hubungan dengan pelanggan atau konsumen. hasil pengolahan data
masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen disajika dalam tabel
berikut ini:
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif kepuasan Pelanggan
image
image
90
Hasil Pengukuran K
91
epuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan
Jasa
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor
1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.15 diatas menunjukan
bahwa kepuasan konsumen terhadap atribut layanan jasa alah 38.46 %
menyatakan sangat puas, 41.76 % menyatakan puas, 13.19 % menyatakan
netral, 4.40 % menyatakan tidak puas dan 2.20 % menyatakan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kondisi yang tinggi. Dengan
kepuasan atribut jasa yang tinggi maka pelanggan akan etia terhadap
layanan tersebut dan akan memberikan efek yang baik un perusahaan
tentunya meningkatkan pendapatan perusahaan.
Hasil Pengukuran kepuasan pelanggan Dimensi Citra ( ) Perusahaan
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16
Variabel pelayanan citra ( ) perusahaan terdiri dari 6
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot Nilai Persentase
Sangat Puas 5 14 70 38.46 %
Puas 4 19 76 41.76 %
Netral 3 8 24 13.19 %
Tidak Puas 2 4 8 4.40 %
Sangat Tidak Puas 1 4 4 2.20 %
Jumlah 15 49 182 100%
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 16 80 42.78 %
Puas 4 19 76 40.64 %
Netral 3 6 18 9.63 %
Tidak Puas 2 5 10 5.35 %
Sangat Tidak Puas 1 3 3 1.60 %
Jumlah 15 49 187 100%
Tabel 4.15
image
image
4.16 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi
citra ( ) perusahaan adalah 42.78 % menyatakan sangat puas, 40.64
% menyatakan puas, 9.63 % menyatakan netral, 5.35 % menyatakan tidak
puas dan 1.60 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui
bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan citra ( )
perusahaan ini dalam kondisi yang sangat tinggi. Citra perusahaan sangat
penting karena dengan citra yang baik orang akan lebih mudah percaya
dengan layanan-layanan baru yang akan dikeluarkan dan akan lebih cepat
berkembang.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan
Dengan Pelanggan Atau Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan hubungan dengan pelanggan atau konsumen
terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran
berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen
terhadap dimensi hubungan dengan pelanggan adalah 37.43 %
menyatakan sangat puas, 44.92 % menyatakan puas, 11.23 % menyatakan
netral, 5.35 % menyatakan tidak puas dan 1.07 % menyatakan sangat
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 14 70 37.43 %
Puas 4 21 84 44.92 %
Netral 3 7 21 11.23 %
Tidak Puas 2 5 10 5.35 %
Sangat Tidak Puas 1 2 2 1.07 %
Jumlah 15 49 187 100%
image
image
Tabel 4.17
92
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep san konsumen
terhadap pelayanan hubungan dengan pelanggan atau konsumen dalam
kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan Pada PT.Spotcast
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 47 respond melalui
kuesioner, untuk memberikan gambaran mengenai variabel ariabel dalam
penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra ( ) perusahaan, dan
hubungan dengan pelanggan atau konsumen. hasil pengolahan data
masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen disajika dalam tabel
berikut:
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan Jasa
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 13 65 37.36 %
Puas 4 19 76 43.68 %
Netral 3 6 18 10.34 %
Tidak Puas 2 6 12 6.90 %
Sangat Tidak Puas 1 3 3 1.72 %
Jumlah 15 47 174 100%
image
93
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor
1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.18 diatas menunjukan
bahwa kepuasan konsumen terhadap atribut layanan jasa alah 37.36 %
menyatakan sangat puas, 43.68 % menyatakan puas, 10.34 % menyatakan
netral, 6.90 % menyatakan tidak puas dan 1.72 % menyatakan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep san konsumen
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran kepuasan pelanggan Dimensi citra ( ) perusahaan
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan citra ( ) perusahaan terdiri dari 6
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel
4.19 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi
citra ( ) perusahaan adalah 29.59 % menyatakan sangat puas,
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot Nilai Persentase
Sangat Puas 5 10 50 29.59 %
Puas 4 22 88 52.07 %
Netral 3 5 15 8.88 %
Tidak Puas 2 6 12 7.10 %
Sangat Tidak Puas 1 4 4 2.37 %
Jumlah 15 47 169 100%
Tabel 4.18
Tabel 4.19
image
image
image
94
52.07% menyatakan puas, 8.88 % menyatakan netral, 7.10 % menyatakan
tidak puas dan 2.37 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pel anan citra
( ) perusahaan ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan
Dengan Pelanggan Atau Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan hubungan dengan pelanggan atau kons en
terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran
berdasarkan tabel 4.20 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen
terhadap dimensi hubungan dengan pelanggan adalah 47.49 %
menyatakan sangat puas, 33.52% menyatakan puas, 11.73 % menyatakan
netral, 5.59 % menyatakan tidak puas dan 1.68 % menyatakan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep san konsumen
terhadap pelayanan hubungan dengan pelanggan atau kons en dalam
kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan Pada PT.Owensby
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 49 responden melalui
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 17 85 47.49 %
Puas 4 15 60 33.52 %
Netral 3 7 21 11.73 %
Tidak Puas 2 5 10 5.59 %
Sangat Tidak Puas 1 3 3 1.68 %
Jumlah 15 47 179 100%
image
95
Tabel 4.20
kuesioner, untuk memberikan gambaran mengenai variabel ariabel dalam
penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra ( ) perusahaan, dan
hubungan dengan pelanggan atau konsumen. Hasil pengolahan data pada
dimensi dalam kepuasan konsumen disajikan dalam tabel berikut:
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan Jasa
Sumber : Data primer yang diolah
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor
1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.21 diatas menunjukan
bahwa kepuasan konsumen terhadap atribut layanan jasa alah 42.55 %
menyatakan sangat puas, 40.43 % menyatakan puas, 9.57 % menyatakan
netral, 6.38 % menyatakan tidak puas dan 1.06 % menyatakan sangat
Pendapat Responden Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 16 80 42.55 %
Puas 4 19 76 40.43 %
Netral 3 6 18 9.57 %
Tidak Puas 2 6 12 6.38 %
Sangat Tidak Puas 1 2 2 1.06 %
Jumlah 15 49 188 100%
image
Tabel 4.21
96
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep san konsumen
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra ( ) Perusahaan
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan citra ( ) perusahaan terdiri dari 6
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel
4.22 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi
citra ( ) perusahaan adalah 39.68 % menyatakan sangat puas, 44.44
% menyatakan puas, 7.94 % menyatakan netral, 7.41 % menyatakan tidak
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 15 75 39.68 %
Puas 4 21 84 44.44 %
Netral 3 5 15 7.94 %
Tidak Puas 2 7 14 7.41 %
Sangat Tidak Puas 1 1 1 0.53 %
Jumlah 15 49 189 100%
image
image
image
97
Tabel 4.22
puas dan 0.53 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui
bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan citra ( )
perusahaan ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan Pelanggan
Atau Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pelayanan hubungan dengan pelanggan atau kons en
terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran
berdasarkan tabel 4.23 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsumen
terhadap dimensi hubungan dengan pelanggan adalah 47.62
%menyatakan sangat puas, 33.86 % menyatakan puas, 11.11 %
menyatakan netral, 6.35 % menyatakan tidak puas dan 1.06 %
menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan hubungan dengan p ggan
atau konsumen dalam kondisi yang sangat tinggi.
Kinerja perspektif proses bisnis internal dalam Perhitungan ini kita
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot Nilai Persentase
Sangat Puas 5 18 90 47.62 %
Puas 4 16 64 33.86 %
Netral 3 7 21 11.11 %
Tidak Puas 2 6 12 6.35 %
Sangat Tidak Puas 1 2 2 1.06 %
Jumlah 15 49 189 100%
image
98
Tabel 4.23
3. Perhitungan Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
akan menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang erasal dari Inovasi,
proses dan layanan purna jual. yang di bandingkan adalah biaya promosi dan
jumlah pelanggan yang mendaftar. Dalam perspektif ini menggunakan
perhitungan COA ( Untuk menentukan COA dalam
kondisi yang bagus atau tidak dapat dilakukan dengan m bandingkan
antara jumlah pelanggan yang melakukan registrasi dengan COA yang
dihasilkan, COA dalam kondisi baik apabila COA lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah pelanggan yang melakukan registrasi dan COA dalam kondisi
buruk apabila COA lebih besar dibandingkan dengan juml pelanggan yang
melakukan registrasi. Berikut adalah perhitungannya:
Perhitungan COA pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan COA Pada PT.Codejawa
Keterangan 2007 2008
Total Biaya iklan 45,443,904,112 60,952,494,718
Jumlah pelanggan 225,000 270,000
COA 201,973 225,750
Cost Of Acquitition),
99
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.24 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) mengalami
peningkatan sebesar 23,777 (225.750 - 201.973 = 23,777 ). Hal ini
menunjukan bahwa COA PT.Codejawa mengalami peningkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila
COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar
maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Perhitungan COA pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan COA Pada PT.Spotcast
Keterangan 2007 2008
Total Biaya iklan 30,828,301,947 47,902,716,320
Tabel 4.24
100
Jumlah pelanggan 210,882 256,892
COA 146,187 186,470
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.25 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 40,283 (186,470 - 146,187 = 40,283). Hal
ini menunjukan bahwa COA PT.Spotcast mengalami peningkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila
COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar
maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Perhitungan COA Pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan COA Pada PT.Owensby
Tabel 4.25
101
Keterangan 2007 2008
Total Biaya iklan 26,091,729,520 36,113,058,902
Jumlah pelanggan 186,984 224,822
COA 139,540 160,630
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.26 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 21,090 (160,630 - 139,540 = 21.090). Hal
ini menunjukan bahwa COA PT.Owensby mengalami peningkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila
COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar
maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik, sebaliknya apabila
COA lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang
mendaftar maka dapat dikatakan COA tidak bagus.
Tabel 4.26
102
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Dalam kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan
membahas mengenai pembahasan kepuasan karyawan, baik yang bekerja di
PT.Codejawa, PT.Spotcast, dan PT.Owensby.
Kepuasan Karyawan pada PT.Codejawa
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur
peningkatan kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar
pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi
responden sebanyak 20 karyawan. Analisa tingkat kepuasan konsumen
dilakukan melalui kuesioner. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel
Kepuasan Karyawan Pada PT.Codejawa
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot Nilai Persentase
Sangat Puas 5 7 35 47.30 %
Puas 4 5 20 27.03 %
Netral 3 4 12 16.22 %
Tidak Puas 2 3 6 8.11 %
Sangat Tidak Puas 1 1 1 1.35 %
Jumlah 15 20 74 100%
103
Sumber: Data Primer yang diolah
Variabel kepuasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan
dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.27 diatas
menunjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan
perusahaan adalah sebesar 47.30 % menyatakan sangat puas, 27.03 %
menyatakan puas, 16.22 % menyatakan netral, 8.11 % menyatakan tidak
puas dan 1.35 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan
perusahaan dalam penelitian ini dalam kondisi yang sangat baik
Kepuasan karyawan pada PT.Spotcast
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur p ingkatan
kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan
kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden
sebanyak 20 karyawan. analisa tingkat kepuasan konsumen dilakukan
berdasarkan jawaban dari 20 responden melalui kuesioner. Hasil dari
tingkat kepuasan karyawan sangat penting karena apabil karyawan
merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan sesuai dengan harapan
dalam perusahan dimana dia bekerja, maka dia akan meng an
Tabel 4.27
104
pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menghasilkan layanan yang
bagus pula serta menularkan kepuasan tersebut kepada p anggan yang
membeli layanan tersebut. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel
berikut:
Kepuasan Karyawan Pada PT.Spotcast
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel kepuasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan
dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.28 diatas
menunjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan
perusahaan adalah sebesar 39.47 % menyatakan sangat puas, 42.11 %
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 6 30 39.47 %
Puas 4 8 32 42.11 %
Netral 3 3 9 11.84 %
Tidak Puas 2 2 4 5.26 %
Sangat Tidak Puas 1 1 1 1.32 %
Jumlah 15 20 74 100%
105
Tabel 4.28
menyatakan puas, 11.84 % menyatakan netral, 5.26 % menyatakan tidak
puas dan 1.32 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan
perusahaan dalam penelitian ini dalam kondisi yang baik.
Kepuasan karyawan pada PT.Owensby
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur p ningkatan
kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan
kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden
sebanyak 20 karyawan. analisa tingkat kepuasan konsumen dilakukan
berdasarkan jawaban dari 20 responden melalui kuesioner, dengan
pendapat responden diantaranya; sangat puas, puas, ne , tidak puas dan
sangat tidak puas. Memiliki nilai dari angka lima sampai dengan angka
satu. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel berikut:
Kepuasan karyawan pada PT.Owensby
106
107
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel kepuasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan
dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.29 diatas
menunjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan
perusahaan adalah sebesar 42.68 % menyatakan sangat puas, 43.90 %
menyatakan puas, 10.98 % menyatakan netral, 2.44 % menyatakan tidak
puas dan 0 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan dalam
penelitian ini dalam kondisi yang baik
Pendapat
Responden
Nilai Jumlah
Responden
Bobot
Nilai
Persentase
Sangat Puas 5 7 35 42.68 %
Puas 4 9 36 43.90 %
Netral 3 3 9 10.98 %
Tidak Puas 2 1 2 2.44 %
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0 %
Jumlah 15 20 82 100%
Tabel 4.29
Hasil Keseluruhan Analisa Balanced Scorecard
Secara umum pada perspektif keuangan menunjukan hasil ang sudah
baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami peningkatan
pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah
menerapkan BSC) rata-rata sebesar 8 % dan indikator rasio efesiensi tahun
2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah enerapkan BSC)
yang juga mengalami peningkatan sebesar 17 %. peningkatan kedua i dikator
tersebut merupakan tanda positif pada laporan keuangan yang dapat
mempercepat pertumbuhan perusahaan.
Kinerja yang diperlihatkan pada perspektif konsumen se ra umum
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu memberikan kepuasan kepada
konsumen. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan rata-rata
konsumen puas sebesar rata-rata 45% .
Berdasarkan data dan hasil perhitungan nilai COA dari hun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar rata-rata 28,383. Hal ini menunjukan bahwa
COA PT.Codejawa, PT.Spotcast, PT.Owensby mengalami pen ngkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual ya g di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila COA
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang endaftar maka
dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diukur dengan
108
menggunakan indikator kepuasan karyawan secara umum telah menunjukan
hasil yang baik. Hal ini juga dapat berdampak pada peningkatan kualitas
karyawan yang pada akhirnya bermuara pada kepuasan pel nggan dalam
melayani pelanggan . hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan karyawan
kategori pernyataan rasa puas mereka terhadap kebijakan PT.Codejawa,
PT.Spotcast dan PT.Owensby adalah rata-rata 44% sedangkan kategori
pernyataan tidak puas adalah rata-rata 5%. Hal ini berarti karyawan merasa
puas terhadap kebijakan, prosedur, dan pembagian tugas yang ditetapkan
perusahaan. Dengan puasnya karyawan maka akan meningkatkan kualitas
karyawan dalam bekerja sehingga sangat mungkin terciptanya karyawan
yang kreatif dan dapat menghasilkan layanan-layanan yang berkualitas serta
meningkatkan pendapatan perusahaan secara terus menerus.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan studi
kasus pada perusahaan jasa di Jakarta, yaitu pada
PT.Codejawa, PT.Spotcast, dan PT.Owensby. dari hasil yang telah
dilakukan, dapat disimpukan sebagai berikut:
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Balanced Scorecard
content provider
109
Kinerja perspektif keuangan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunkan dua indikator yaitu: (ROI) dan Rasio
Efisiensi. Secara umum pada perspektif keuangan menunjukan hasil yang
sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami
peningkatan pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008
(sesudah menerapkan BSC) rata-rata sebesar 8 % dan Indikator Rasio
Efisiensi yang juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 17 %
kesimpulannya peningkatan kedua indikator tersebut merupakan tanda
positif pada laporan keuangan yang dapat mempercepat p rtumbuhan dari
perspektif keuangan .
Kinerja perspektif konsumen diukur dengan menggunakan ndikator
kepuasan konsumen. berdasarkan hasil survei pada 145 pelanggan dapat
diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hal ini dapat dilihat dari tanggapan pelanggan yang me unjukan nilai
yang tinggi sebesar rata-rata 45% merasa puas. Hasil ini menunukan
bahwa secara umum telah memperhatikan kepuasan pelanggan dan
diharapkan prestasi ini dapat lebih ditingkatkan.
Kinerja pada perspektif proses bisnis internal yang di dengan indikator
proses binis internal hasil perhitungan nilai COA dari tahun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar rata-rata 28,383. Hal ini menunjukan
Return On Investment
110
bahwa COA PT.Codejawa, PT.Spotcast, PT.Owensby mengala i
peningkatan yang berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual yang
di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang
mendaftar. Apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
pelanggan yang mendaftar maka dapat dikatakan produk tersebut sangat
baik.
Kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan indikator kepuasan karyawan secara umum telah
menunjukan hasil yang baik. Hal ini juga dapat berdamp pada
peningkatan kualitas karyawan yang pada akhirnya bermuara pada
kepuasan pelanggan dalam melayani pelanggan . hal ini apat dilihat dari
tingkat kepuasan karyawan kategori pernyataan rasa puas mereka
terhadap kebijakan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owe sby adalah
rata-rata 44% 60 sedangkan kategori pernyataan tidak p adalah rata-
rata 5%. Hal ini berarti karyawan merasa puas terhadap kebijakan,
prosedur, dan pembagian tugas yang ditetapkan perusaha .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu akuntansi. Diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai pengukuran kinerja perusahaan baik b i pihak
Implikasi
111
manajemen dan pihak pihak lain yang terkait. Informasi tersebut diantaranya:
Memberikan pemahaman yang lebih lengkap seputar pengukuran kinerja
perusahaan dan metode pengukurannya sehingga dapat ber anfaat bagi
pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Pelanggan biasanya akan bertahan dan memilih layanan y ng bermanfaat
untuknya, dengan Pelayanan yang maksimal dan banyak nilai tambah
akan memberikan kepuasan yang tinggi kepada konsumen sehingga
memberikan kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan jasa
di Jakarta. Hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan secara
keseluruhan.
Dengan inovasi, operasi, dan layanan purna jual maka kualitas karyawan
diharapkan dapat meningkat dan menghasilkan produk-produk yang
berkualitas dan menguntungkan.
Dalam melakukan penelitian tentunya peneliti mengalami beberapa
keterbatasan diantaranya:
Jangka waktu pengamatan penelitian ini hanya dua tahun, sehinggga kurang
Content
Provider
Keterbatasan
112
menggambarkan kondisi jangka panjang perusahaan.
Pengukuran kinerja pada penelitian ini hanya berdasarkan pada indikator
yang terbatas pada tersedianya data yang digunakan.
Pengukuran kinerja keuangan hanya meliputi dual hal, yaitu ROI dan Rasio
Efesiensi hal ini kurang mencerminkan kondisi keuangan peusahaan
secara keseluruhan.
Responden yang mengisi kuesioner pada kepuasan karyawan belum dapat
mencakup karyawan secara keseluruhan baik dari sisi jabatan dan
bagian.
Keterbatasan dalam perolehan data, karena terdapat data-data yang
diperlukan yang merupakan rahasia internal perusahaan ang tidak
dapat dipublikasikan.
Dari kesimpulan dan keterbatasn yang telah diuraikan d atas, ada
beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak perusahaan
Saran
113
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yaitu:
Pihak manajemen harus lebih meningkatkan kinerja keuangan, dengan lebih
menekankan biaya-biaya operasi dan meningkatkan sistem pengendalian
internal. kinerja keuangan harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan demi
kelangsungan hidup perusahaan .
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian selanjutnya baiknya lebih dari
satu kota, sehingga dapat membandingkan kinerja beberapa perusa aan di
luar kota jakarta.
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian selanjutnya apat mencakup
perusahaan lainnya yang berada di wilayah yang
berbeda.
Menambah indikator pengukuran kinerja pada masing-masing perspektif
dalam
Content Provider
Content Provider
Balanced Scorecard.
DAFTAR PUSTAKA
114
Amin, W Tunggal. ” ”. Cetakan ke 3.
Harvindo.2002
__________________. ” ”.
Harvindo.2009
__________________. ”
”.Harvindo.2008
__________________. “ ” Harvindo. 2009
__________________. “
” Harvindo. 2009
Anonim. “ diakses tanggal 19 Desember 2009
dari http://www.imoca.or.id/jk767687klj
Anonim. “ diaksses tanggal 18 Desember 2009, dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_terbatas
Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker S. Kaplan, & S. Mark Young.
“ . Edisi kedua, New Jersey, Prentice Hall, inc.,
1997.
Bastian, Indra. “ ”. Penerbit
Erlangga.2005
Charles W.L. hill dan Gareth R. Jones. “
edisi keempat, Boston, Hounghton Mifflin, 1998.
Ghozali, Imam. ” ”.
Memahami Konsep Balanced Scorecard
Konsep dan Kasus Balanced Scorecard
Akuntansi Biaya dan Manajemen Ikhtiar Teori, Soal
dan Jawab
Pokok-Pokok Balanced Scorecard
Mengukur dan Mengelola Keberhasilan usaha dengan
Balanced Scorecard
Perusahaan Content Provider”,
Perusahaan Terbatas”,
Management Accounting”
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar
Strategic Management Theory: An
Integrated Approach”.
Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS
115
Universitas Diponegoro, Semarang 2005
Hamid, Abdul. “ Fakultas Ekoknomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2007.
Hermawan, Ancella.”
”.Jakarta: IAI.1996
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang.”
” Yogyakarta.2002
Kaplan dan Norton,
Massachusetts, Harvard Business School Press, 1996.
__________________,
Terjemahan.Jakarta: Erlangga.2000
Keith, Ward. “ Oxford, Butter Worth-
Heinemann Ltd., 1993
Kuncoro, Mudrajad. ” ”.
Airlangga.2007
Kyber, Yusuf Hasnoputro. “ ”. Jakarta:
Gramedia.2009
Mowen dan Hansen.” ”. Salemba
Empat.2009
Mulyadi.” ”.Salemba
Empat.2001
Pedoman Penulisan Skripsi”.
Balanced Scorecard Sebagai Sarana Akuntansi
Managemen Strategi
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen
The Balanced Scorrecard: Translating Strategy into Act ,
The Balanced Scorrecard: Translating Strategy into
Action,
Strategic Management Accounting”.
Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif
Balanced Scorecard dan Organisasi
Akuntansi Manajemen Buku 2 Jilid 8
Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa
116
Mutasowifin, Ali.”
Jurnal
Universitas Paramadina Vol. 3 : Hal 245-264 . 2002
Pearce, J ohn A. dan Richard B. Robinson. “
” edisi ke 7 Gramdedia. 2008
Prawironegoro, Darsono dan Ari purwanti. ” ”. Mitra
Wacana Media.2009
Pratiwi, Tika. ”
”. Jurnal
Universitas Muhamadiyah Surakarta.2007
Richard, Lynch dan Kelvin, Cross.” ”. Barry
Brinker. New York.2003
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad “
” Jakarta: Gramedia.2007
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo. “
” Jakarta: Gramedia . 2009
Teuku Mirza. ” ” Usahawan.No.06 tahun XXVI 1997
Wahyudi Prakarsa. ” : Pemandu Kinerja di Lingkungan
Turbulen”, , Desember 1997.
Weston,J.Fred dan Thomas. “ ”. Jilid I.Edisi ke 9.
Penerapan Balanced Scoredcard Sebagai Tolok Ukur
penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”.
strategic management: formulation,
implementation and control
Akuntansi Manajemen edisi 3
Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep
Balanced Scorecard pada bank BTN (persero) Cabang Solo
Performance Measurement System
Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus
Pada Strategis
Step by Step in cascading Balanced
Scorecard to Functional scorecards
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
Swasembada
Manajemen Keuangan
117
Jakarta:Binarupa Aksana.1995
Yulianti Indri. ”
” Jakarta: UNAS.
2006
Yuniati Anik. ”Implementasi Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran
kinerja pada PT.Mustika Ratu, Tbk” Jakarta: UNAS 2005
Analisa penerapan Balanced Scorecard sebagai sebagai
alternarif alat pengukur kinerja PT Sepatu Bata, Tbk
118
119
TANGGAPAN KEPUASAN KARYAWAN
TERHADAP ATRIBUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(KUESIONER)
Petunjuk Pengisian
Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk
memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapa ) yang telah
disediakan.
Berikan tanda (v ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP = Sangat Puas
P = Puas
CP = Cukup Puas
KP = Kurang Puas
STP = Sangat Tidak Puas
120
LAMPIRAN -LA MPIRAN
Data Karyawan
Jenis Kelamin :
a. Pria ( )
b. Wanita ( )
Usia Anda Sekarang :
20 tahun ke bawah ( )
21 - 30 tahun ( )
31 - 40 tahun ( )
40 tahun ke atas ( )
Pendidikan Terakhir :
SMA/Sederajat ( )
Akademi/Sederajat ( )
Strata Satu (S1) ( )
Lebih dari Strata Satu (S1) ( )
Lama Anda Bekerja :
1 - 5 tahun ( )
6 - 10 tahun ( )
11 - 15 tahun ( )
15 tahun ke atas ( )
121
NO Keterangan Tanggapan
SP P CP KP STP
I Kapabilitas Karyawan
Bagaimana menurut anda dengan perusahaan
yang memberikan kesempatan bagi anda
untuk berkreativitas.
Bagaimana menurut anda dengan perusahaan
yang menghargai karyawan serta
meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan atas inisiatif sendiri.
122
II Kapabilitas Sistem Informasi
Bagaimana menurut anda dengan informasi
yang dapat diperoleh setiap waktu dengan
kebutuhan karyawan.
Bagaimana menurut anda informasi mengenai
perusahaan baik mengenai kebijakan,
prosedur maupun hal-hal lain yang
berhubungan dengan pekerjaan yang
diberikan secara jelas dan akurat oleh
perusahaan.
Bagaimana menurut anda dengan sikap anda
yang tidak pernah ketinggalan informasi
apapun mengenai perusahaan.
Bagaimana menurut anda terhadap performa
yang diberikan kepada karyawan setelah
didukung teknologi informasi.
Bagaimana menurut anda terhadap
kemampuan karyawan dalam
memaksimalkan fungsi teknologi informasi.
123
III Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Bagaimana menurut anda dengan gaji yang
diterima sekarang ini, karena telah sesuai
dengan pekerjaan anda.
Bagaimana menurut anda dengan kesempatan
anda untuk memperoleh pelatihan dan
promosi dari perusahaan.
Bagaimana menurut anda dengan sarana dan
prasarana yang disediakan perusahaan.
Bagaimana menurut anda
suasana/keharmonisan hubungan antar
rekan kerja.
Bagaimana menurut anda dengan perhatian
perusahaan dalam menanggapi saran/usul
para karyawan.
Bagaimana menurut anda dengan kebijakan
prosedur dan pembagian tugas yang
ditetapkan oleh perusahaan.
124
TANGGAPAN KEPUASAN PELANGGAN
TERHADAP ATRIBUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(KUESIONER)
Petunjuk Pengisian
Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk
memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapa ) yang telah
disediakan.
Berikan tanda (v ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP = Sangat Puas
P = Puas
CP = Cukup Puas
KP = Kurang Puas
STP = Sangat Tidak Puas
Karakteristik Pelanggan
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Layanan yang diikuti :
125
NO Keterangan Tanggapan
SP P CP KP STP
I Atribut Layanan Jasa
Bagaimana menurut anda dengan harga-harga
layanan jasa yang dijual terjangkau oleh
masyarakat/ pembeli.
Bagaimana menurut anda dengan kualitas
layanan jasa yang dijual.
Bagaimana menurut anda jasa yang diberikan
dalam hal pendistribusian layanan jasa dan
melayani konsultasi pembeli.
Bagaimana menurut anda terhadap banyaknya
produk yang dijual oleh.
Bagaimana menurut anda terhadap keamanan
dan kepercayaan terhadap proses transaksi
yang dilakukan
126
II Citra ( ) Perusahaan
Bagaimana menurut anda dengan
kemampuannya dalam menyediakan
Layanan jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
Bagaimana menurut anda dengan kinerja
karyawan dalam melayani pelanggan.
Bagaimana menurut anda terhadap citra
perusahaan sebagai yang
terbaik dan Terpercaya.
Image
Content Provider
127
III Hubungan dengan pelanggan / pembeli
Bagaimana menurut anda dengan pelayanan
karyawan yang diberikan kepada
pelanggan.
Bagaimana menurut anda dengan layanan jasa
yang anda ikuti dikirim dan datang dengan
tepat waktu.
Bagaimana menurut anda terhadap kecepatan
tanggapan karyawan dalam penyelesaian
masalah pelanggan.
Bagaimana menurut anda terhadap informasi
yang diberikan karyawan kepada pelanggan
setiap saat. yang ditetapkan oleh
perusahaan.
128
PT.CODEJAWANERACA
31 Desember 2008 dan 2007
(Dalam Rupiah)
PT.CODEJAWA
AKTIVA 2008 2007 ASSETS
BALANCE SHEETS
December 31, 2008 and 2007
(Expressed In Rupiah Amount)
129
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 8,573,708,367 4,937,736,258
Piutang usaha 21,542,275,138 21,926,199,608
Piutang lain-lain 161,328,944 1,400,000
Biaya dibayar dimuka 167,142,803 58,688,893
Pajak dibayar dimuka 553,130,814 -Jumlah Aktiva Lancar 30,997,586,066 26,924,024,759
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Harga perolehan 237,993,084,684 202,485,778,141
Akumulasi penyusutan (586,214,596) (198,520,808)
Nilai Buku 237,406,870,088 202,287,257,333 Net book value
Aktiva lain-lain 7,462,642,281 1,013,063,676 Other asset
JUMLAH AKTIVA 275,867,098,435 230,224,345,768
KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAMKewajiban Lancar
Hutang usaha 7,542,547,272 986,979,941
Hutang lain-lain 580,343,952 7,652,861
Hutang pajak 2,173,337,648 713,210,280
Jumlah Kewajiban Lancar
10,296,228,872 1,707,843,082
Kewajiban Tidak LancarPesangon pensiun 71,115,092 -Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
71,115,092 -
EKUITAS
Modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh 25.000 lembar
232,375,000 232,375,000
Laba ditahan 265,267,379,471 228,284,127,686
Current Assets
Cash and cash equivalentsTrade debtor
Others debtor
Prepaid expense
Prepaid taxes
Total Current Assets
Non Current Assets
Fixed Assets:
Total at cost
Total accumulated depreciation
TOTAL ASSETS
LIABILITIES AND SHAREHOLDERS EQUITYCurrent Liabilities
Trade creditor
Other creditor
Taxes payable
Total Current Liabilities
Non Current Liabilities
Retirement benefit
Total Non Current LiabilitiesSHAREHOLDER'S EQUITYAuthorized, issued and fully paid 25.000 shares
Retained earning
LAPORAN L/R
Tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007
(Dalam Rupiah)
KETERANGAN 2008 2007
PT.SPOTCAST
INCOME STATEMENTS
For The Period Ending December 31, 2008 and 2007
(Expressed In Rupiah Amount)
DESCRIPTION
Pendapatan 153,088,580,751 128,000,098,869
Biaya atas pendapatan (43,091,102,029) (13,370,569,937)
Laba kotor 109,997,478,722 114,629,528,932
Beban usaha 54,299,757,773 94,376,139,536
Laba usaha 55,697,720,949 20,253,389,396
Pendapatan dan beban lainnyaPendapatan lain-lain 96,987,737 58,639,836
Beban lain-lain (25,776,020) -
Jumlah pendapatan dan beban lain-lain
71,211,717 58,639,836
Laba sebelum pajak 55,768,932,666 20,312,029,232 Profit before tax
Pajak Penghasilan Badan :Pajak tahun berjalan - (2,426,501,600)
Pendapatan (beban) pajak tangguhan
- -
- (2,426,501,600)
Laba setelah Pajak Penghasilan Badan
55,768,932,666 17,885,527,632
Revenue
Cost of revenue
Gross profit
Operating expense
Operating profit
Other income dan expense
Other income
Other expense
Total other income and expense
Corporate income tax
Current tax
Income (expense) Deferred tax
Profit after corporate income tax
130
NERACA
31 Desember 2008 dan 2007
(Dalam Rupiah)
PT.SPOTCASTLAPORAN L/R
Tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007
(Dalam Rupiah)
KETERANGAN 2008 2007
AKTIVA 2008 2007 ASSETS
223.821.572.666 155.675.921.672
223,821,572,666 155,675,921,672
BALANCE SHEETS
December 31, 2008 and 2007
(Expressed In Rupiah Amount)
INCOME STATEMENTS
For The Period Ending December 31, 2008 and 2007
(Expressed In Rupiah Amount)
DESCRIPTION
Pendapatan 122,874,672,991 89,787,628,913
Biaya atas pendapatan (65,420,241,547) (16,376,643,786)
Laba kotor 57,454,431,444 73,410,985,127
Beban usaha 24,085,850,013 56,163,669,580
Laba usaha 33,368,581,431 17,247,315,547
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 12.026.351.898 8.789.844.406
Piutang usaha 24.994.918.669 21.926.199.608
Piutang lain-lain 161.328.944 1.400.000
Biaya dibayar dimuka 167.142.803 58.688.893
Pajak dibayar dimuka 553.130.814 -
Jumlah Aktiva Lancar 37.902.873.129 30.776.132.907
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Harga perolehan 185.947.558.915 127.937.354.045
Akumulasi penyusutan (7.491.501.659) (4.050.628.956)
Nilai Buku 178.456.057.256 123.886.725.089 Net book value
Aktiva lain-lain 7,462,642,281 1,013,063,676 Other asset
JUMLAH AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Kewajiban LancarHutang usaha 7,542,547,272 986,979,941
Hutang lain-lain 580,343,952 7,652,861
Hutang pajak 2,173,337,648 713,210,280
Jumlah Kewajiban Lancar
10,296,228,872 1,707,843,082
Kewajiban Tidak LancarPesangon pension 71,115,092 -Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
71,115,092 -
EKUITAS
Modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh 25.000 lembar
232,375,000 232,375,000
Laba ditahan 213,221,853,702 153,735,703,590
Jumlah Ekuitas Pemegang Saham
213,454,228,702 153,968,078,590
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Revenue
Cost of revenue
Gross profit
Operating expense
Operating profit
Current Assets
Cash and cash equivalentsTrade debtor
Others debtor
Prepaid expense
Prepaid taxes
Total Current Assets
Non Current Assets
Fixed Assets:
Total at cost
Total accumulated depreciation
TOTAL ASSETS
LIABILITIES AND SHAREHOLDERS EQUITY
Current Liabilities
Trade creditor
Other creditor
Taxes payable
Total Current Liabilities
Non Current Liabilities
Retirement benefit
Total Non Current LiabilitiesSHAREHOLDER'S EQUITYAuthorized, issued and fully paid 25.000 shares
Retained earning
Total shareholder's equity
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDER'S EQUITY
131
Pendapatan dan beban lainnyaPendapatan lain-lain 96,987,737 58,639,836
Beban lain-lain (25,776,020) -
Jumlah pendapatan dan beban lain-lain
71,211,717 58,639,836
Laba sebelum pajak 33,439,793,148 17,305,955,383 Profit before tax
Pajak Penghasilan Badan :Pajak tahun berjalan - (2,426,501,600)
Pendapatan (beban) pajak tangguhan
- -
- (2,426,501,600)
Laba setelah Pajak Penghasilan Badan
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 11,565,751,663 6,360,086,578
Piutang usaha 24,534,318,434 23,348,549,928
Piutang lain-lain 161,328,944 1,400,000
Biaya dibayar dimuka 167,142,803 58,688,893
Pajak dibayar dimuka 553,130,814 -Jumlah Aktiva Lancar 36,981,672,659 29,768,725,398
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Harga perolehan 155,840,251,185 98,074,164,631
Akumulasi penyusutan (586,214,596) (198,520,808)
Nilai Buku 155,254,036,589 97,875,643,823 Net book value
Aktiva lain-lain 7,462,642,281 1,013,063,676 Other asset
JUMLAH AKTIVA 199,698,351,529 128,657,432,897
KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Kewajiban Lancar
Hutang usaha 7,542,547,272 986,979,941
Hutang lain-lain 580,343,952 7,652,861
Hutang pajak 2,173,337,648 713,210,280
Jumlah Kewajiban Lancar
10,296,228,872 1,707,843,082
Kewajiban Tidak LancarPesangon pensiun 71,115,092 -Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
71,115,092 -
EKUITAS
Modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh 25.000 lembar
232,375,000 232,375,000
Laba ditahan 189,098,632,565 126,717,214,815
Jumlah Ekuitas 189,331,007,565 126,949,589,815
Other income dan expense
Other income
Other expense
Total other income and expense
Corporate income tax
Current tax
Income (expense) Deferred tax
Profit after corporate income tax
Current Assets
Cash and cash equivalentsTrade debtor
Others debtor
Prepaid expense
Prepaid taxes
Total Current Assets
Non Current Assets
Fixed Assets:
Total at cost
Total accumulated depreciation
TOTAL ASSETS
LIABILITIES AND SHAREHOLDERS EQUITY
Current Liabilities
Trade creditor
Other creditor
Taxes payable
Total Current Liabilities
Non Current Liabilities
Retirement benefit
Total Non Current LiabilitiesSHAREHOLDER'S EQUITYAuthorized, issued and fully paid 25.000 shares
Retained earning
Total shareholder's equity
33,439,793,148 14,879,453,783
PT.OWENSBYNERACA
31 Desember 2008 dan 2007
(Dalam Rupiah)
AKTIVA 2008 2007 ASSETS
BALANCE SHEETS
December 31, 2008 and 2007
(Expressed In Rupiah Amount)
132
PT.OWENSBYLAPORAN L/R
Tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007
(Dalam Rupiah)
KETERANGAN 2008 2007
INCOME STATEMENTS
For The Period Ending December 31, 2008 and 2007
(Expressed In Rupiah Amount)
DESCRIPTION
Pendapatan 120,635,902,315 85,612,789,416
Biaya atas pendapatan (70,201,393,198) (21,802,312,856)
Laba kotor 50,434,509,117 63,810,476,560
Beban usaha 21,847,079,337 51,988,830,083
Laba usaha 28,587,429,780 11,821,646,477
Revenue
Cost of revenue
Gross profit
Operating expense
Operating profit
133
Pendapatan dan beban lainnyaPendapatan lain-lain 96,987,737 58,639,836
Beban lain-lain (25,776,020) -
Jumlah pendapatan dan beban lain-lain
71,211,717 58,639,836
Laba sebelum pajak 28,658,641,497 11,880,286,313 Profit before tax
Pajak Penghasilan Badan :Pajak tahun berjalan - (2,426,501,600)
Pendapatan (beban) pajak tangguhan
- -
- (2,426,501,600)
Laba setelah Pajak Penghasilan Badan
Other income dan expense
Other income
Other expense
Total other income and expense
Corporate income tax
Current tax
Income (expense) Deferred tax
Profit after corporate income tax 28,658,641,497 9,453,784,713
134
top related