analisa kosmetik
Post on 28-Jan-2016
15 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANALISIS SEDIAAN KOSMETIKA
Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk
digunakan pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir,
dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Permenkes Nomor
445/Menkes/Per/V/1998 ).
Definisi kosmetika . . .
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menembah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit (Wasita atmadja,1997).
1. Preparat untuk bayi 2. Preparat untuk mandi 3. Preparat untuk mata 4. Preparat wangi-wangian 5. Preparat untuk rambut 6. Preparat untuk rias (make up)7. Preparat untuk pewarna rambut 8. Preparat untuk kebersihan mulut 9. Preparat untuk kebersihan badan 10. Preparat untuk kuku 11. Preparat untuk cukur 12. Preparat untuk perawatan kulit 13. Preparat untuk proteksi sinar matahari
Menurut Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI membagi kosmetik berdasarkan fungsinya menjadi :
Pembagian kosmetik berdasarkan definisinya, yaitu :
A. Kosmetik perawatan kulit.
misal : sabun, susu pembersih, penyegar kulit, pelembab dan
pelindung kulit.
B. Kosmetik riasan.
misal : lipstik, rouge, pensil alis dan sebagainya.
C. Kosmetika
misal : - Kosmetika pemutih kulit.
- Kosmetika tabir surya.
- Kosmetika anti penuaan.
- Kosmetika anti jerawat.
- Kosmetika anti perspirant.
- Kosmetika anti ketombe.
Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari :a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasar air (face tonic, skin freshener dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar minyak (cleansing cream, cleansing milk, dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar padat (masker).
b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream, moisturizing, base make up dan lain-lain.
c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream, dan lain-lain.
d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dan lain-lain.
Kosmetika rias (decorated cosmetic) : kosmetika yang dipakai untuk make up seperti : pemerah pipi, pemerah bibir, eye shadow dan lain-lain.
Kosmetika wangi-wangian : parfum, cologne, deodorant, vaginal spray, after shave dan lain-lain.
Berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam kelompok :
Penggolongan Kosmetik berdasarkan bahan dan penggunaan serta penilaiannya, yaitu :
1). Kosmetik golongan I adalah :
a). Kosmetik yang digunakan untuk bayi.
b). Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan
mukosa lainnya.
c). Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan dan
kadar dan penandaanya.
d). Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum
lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya
2). Kosmetik golongan II adalah Kosmetik yang tidak termasuk golongan I :Misalnya ;
Krim pelembab, cream/ lotion pencuci muka dll.
Pada umumnya, banyak sekali beredar sediaan kosmetika jenis pemutih, pewarna bibir atau perona wajah serta kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah lainnya.
Suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pewarna. Efek yang sangat berbahaya bagi kesehatan kulit bila pemakaian bahan pewarna berbahaya adalah terjadi iritasi kulit, serta bila terpapar dalam jumlah besar dan pemakaian dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan kanker kulit dan pengaruh efek lain, misalnya memberikan efek karsinogenik, teratogenik, alergi, dan lain-lain.
PENGGUNAAN KOSMETIKA
PUBLIC WARNING / PERINGATAN
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/ MENKES/ PER/V/1998 Tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada Kosmetik dan Keputusan Kepala Badan POM No : KH.00.01.3352 Tanggal : 7 September
2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG.
Bahan pemutih seperti :
• Merkuri (Hg) /Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian Merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintikbintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin.
• Hidroquinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati ( hepatocelluler adenoma).
Bahan pewarna seperti :
• Zat warna Rhodamin adalah zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
• Merah K.10 ( Rhodamin B ) dan Merah K.3 (CI Pigment Red 53 : D&C Red No. 8 : 15585) merupakan zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Berdasarkan bentuk sediaan kosmetik, yaitu :
• Untuk bentuk serbuk, dilakukan preparasi sampel sama dengan serbuk obat. Pada
bentuk larutan (lotion), sampel dilakukan pengenceran dengan pelarut sesuai sampai
volume tertentu.
• Bentuk aerosol (diwadah yg dapat disemprotkan), dilakukan preparasi sampel pada
tempat es kering selama 2 jam, setelah itu baru dilubangi untuk mengambil isinya,
apabila sampel berupa zat cair, maka diambil pada temperatur dingin, dan apabila isi
berupa zat padat diambil pada temperatur kamar.
• Bentuk emulsi (krim), dilihat dahulu bentuk emulsi o/w atau w/o :
- Bentuk emulsi o/w diencerkan dengan air.
- Bentuk emulsi w/o diencerkan dengan pelarut organik.
• Hasil pengenceran dihilangkan lemak dengan diekstraksi menggunakan Petroleum
eter. Residu bebas lemak dilanjutkan untuk analisis.
ANALISA SEDIAAN KOSMETIKA
1. Sampel kosmetik untuk analisis pengawet :
- Pengawet pada kosmetik antara lain : phenol halogen, formaldehid,
alkohol, amonium kwaternair, p hidroksi benzoat, asam
dehidroasetat, merkuri dan vitamin C / antioksidan.
- Preparasi sampel bentuk apapun dilarutkan dalam alkohol, disaring
filtrat dlm alkohol lalu diuapkan pd tekanan rendah, residu
dilarutkan pd pelarut tertentu dan dilanjutkan dgn TLC.
2. Sampel kosmetik untuk analisis zat warna :
- Zat warna untuk kosmetik berasal dri alam (pigmen) dan sintesis
(larut dalam air dan larut lemak).
- Preparasi sampel kosmetik mengandung alkohol (lotion untuk
seting rambut). Alkohol dihilangkan dgn pemanasan di atas
penangas air yg selanjutnya diekstraksi dgn metil klorida dan hasil
ekstraksi dilanjutkan dengan analisis TLC.
Berdasarkan kandungannya, yaitu :
3. Sampel kosmetik untuk analisis lemak (lipstik) :
Preparasi sampel kosmetik emulsi (bath oil) sampel diencerkan dgn air
dan kloroform, tambahkan asam klorida atau garam natrium klorida
sampai emulsi pecah, tambahkan air, disaring dan filtrat yg mengandung
zat warna larut air dianalisis dengan spektrofotometri / TLC.
4. Sampel kosmetik untuk analisis parfum :
Langkah yg dilakukan adalah dengan cara mengisolasi dgn 2 metode,
yaitu diekstraksi dgn eter atau dengan destilasi uap. Hasil ekstraksi
diidentifikasi dgn GC-MS, untuk kuantitatif dgn GC.
5. Sampel kosmetik berupa Parfum, Cologne dan Lotion :
Dilakukan pengenceran dgn air, kemudian diekstraksi dgn eter dan
hasil ekstraksi dibebas airkan dgn menggunakan Natrium sulfat
anhidrat. Uapkan eter pd temperatur rendah sampai kurang lebih 10
mL lalu diambil larutan jernih untuk dilanjutkan analisis GC-MS.
6. Sampel berupa sampho (mengandung surfaktan dan stabilisator).
Sampel diencerkan dgn air dan alkohol. Parfum diekstraksi dgn eter,
kemudian lapisan eter diuapkan sampai volume kurang lebih 40 mL.
selanjutnya dilakukan dgn destilasi uap, hasil destilat ditampung kurang
lebih 300 – 400 mL. ekstraksi kembali dgn eter, lapisan eter dibebas
airkan dgn ditambahkan Natrium sulfat anhidrat. Hasil ekstraksi eter
dilanjutkan dgn analisis GC-MS.
7. Sampel berupa Krim, Lipstik, Suntan dan Lotion bntuk emulsi.
Dipisahkan dgn cara detilasi uap. Hasil destilasi diekstraksi dgn eter lalu
lapisan eter dibebas airkan dgn Natrium Sulfat anhidrat kemudian
dilanjutkan analisis dgn GC-MS.
8. Sampel berupa pasta gigi (mengandung surfaktan).
Dilakukan dgn diblender lalu ditambahkan metanol sehingga menjadi
suspensi halus/lembut, ditambahkan dgn eter dan disaring dgn corong
Buchner. Filtrat diambil lapisan eter, hilangkan air dr eter dgn Natrium
Sulfat anhidrat, selanjutnya dianalisis dgn GC-MS.
9. Sampel berupa sabun.
Dilakukan dgn cara diblender dan ditambahkan metanol sampai jdi
suspensi. Tambahkan eter dan saring dgn corong Buchner, filtrat
diuapkan sampai jdi ekstrak kental. Lanjutkan dgn destilasi uap, hasil
destilasi uap diekstraksi kembali dgn eter kemudian lapisan eter
dibebas airkan dgn Natrium Sulfat anhidrat, lanjutkan dgn GC-MS.
KESIMPULAN :
Dapat disimpulkan bahwa sediaan kosmetika dapat di analisis dengan
menggunakan beberapa metode, sesuai dengan jenis sediaannya serta
pelarut yang sesuai. Serta pada umumnya, banyak sekali beredar sediaan
kosmetika dengan berbagai jenis. Diantaranya jenis pemutih, pewarna
atau perona wajah yang tidak di ketahui keamanannya untuk digunakan
pada manusia.
TERIMA KASIH ^_^
TERIMA KASIH ^_^
top related