akhlak santri sebagai modaldasar berwirausaha
Post on 05-Aug-2015
75 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AKHLAK SANTRI SEBAGAI MODALDASAR
BERWIRAUSAHA
KARYA TULIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Akhir Madrasah Aliyah Futuhiyyah-1
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun Oleh:
Nama : MUHAMMAD ROHIB
Nomor Induk :
Program : Bahasa
MADRASAH ALIYAH FUTUHIYYAH-1
MRANGGEN DEMAK
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis ini di susun oleh :
Nama : Muhammad Rohib
Nomor Induk:
Program : Bahasa
Judul : Akhlak Santri Sebagai Modaldasar Berwirausaha
Telah diuji dan disyahkan :
Tanggal :
Dengan hasil :
Mranggen,…………………….
Pembimbing Penguji
Ali Rohman, S.Pd K. Afiful Haq
Mengetahui Ketua Panitia
Kepala MA Futuhiyyah 1 Karya Tulis
KH. Abdullah Adib Masruhan, Ic.M.Pd.I Ali Nur Taufiq, M.Si
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Artinya :
“Hai kaumku, berbuatlah sekuat kemampuanmu, sesungguhnya
akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (diantara kita) yang
akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang
zalim tidak akan mendapat keuntungan.” (Qs. Al-Arian 16:135)
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjuang (bersungguh-sungguh) dijalan kami,
pasti akan kami tunjukan jalan-jalan kami. Sungguh Allah bersama orang-orang yang
berbuat baik. (Al-Ankabul : 64)
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis ini penulis persembahkan untuk:
Bapak dan Ibu tercinta
Bapak KH. Abdullah Adib Masruhan selaku Kepala
Sekolah Madrasah Aliyah Futuhiyyah-1
Bapak Ir. Bambang Sukmadji selaku wali kelas III
Bahasa
Para Bapak Guru yang telah mengajar saya
Teman-temanku senasip seperjuangan dan adik kelas
yang tercinta
Para pembaca yang Budiman
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bgaiAllah SWT yang telah memberikan rahmad
dan hidayah-Nya kepad kita semua. Sholawat dan salam senantiasaterlimpahkan bagi
junjunganNabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarganya, penulis juga
bersyukur dalam bermacam-macam cobaa, dan penulis meminta maaf yang sebesar-
besarnya kepada bapak guru khususnya yang mengajar di Madrasah Aliyah
Futuhiyyah-1 Mranggen Demak.
Atas bimbingan bapak guru yang telah membimbing penulis untuk
mengerjakankarya tulis ini, atas nama pribadi penulis mengucapkan banyak terima
kasih, untuk mengerjakan karya tulis ini penulis berharap agar para santri yang belum
mengetahui kewirausahaan, semoga dengan adanya karya tulis ini para santri lebih
memahaminya, dan kepada para cendikiawan dan para pembaca, penulis berharap
teguh sapa dan kritiknya, mungkin penulis dapat memperbaikinya selanjutnya tiada
lain tiada lain penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih.
Hanya kepada Allah SWT penulis memohonampunan dan rohmad-
Nya, Dan semoga kehadiran karya tulis ini mendapatkan manfaat baik untuk penulis
sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amien.
Mranggen, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
MALAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
D. Penegasan Istilah
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB II : LANGKAH-LANGKAH SUKSES DALAM WIRAUSAHA
1) Pengertian Wirausaha
2) Berusaha dan Berdoa
3) Akhlak dlam Wirausaha
4) Watak dalam Wirausaha
BAB III : PENERAPAN AKHLAK DALAM USAHA
A. Relevansi Agama Dengan PendidikanWirausaha
B. Belajar dari Kemandirian di Pesantren
C. Etos Kerja dan Berdakwah
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mempunyai alasan yang
dapat menjadikan karya tulis ini diantaranya untuk menambah pengetahuan bagi
penulis.
Oleh karena itu penulis membuat karya tulis ini berjudul “AKHLAK
SANTRI SEBAGAI MODALDASAR BERWIRAUSAHA” dan semoga
menjadipedoman atau menjadi bahan pelajaran bagi para pembaca khususnya
bagipenulis sendiri.
Sering kali kita kmelihat para satri-santri dipondok pesantren di
lingkungan kita belum memiliki keterampilanpada hal mereka sudah memiliki
akhlak yang bagus khususnya dalam bidang berwirausaha. Dan karya tulis ini
berusaha menguak permasalahan yang terjadi pada santri yang kurang
berketerampilandi wirausaha. Dan apabila pembaca menemukan kesalahan atau
kekurangan dalam penulisan karya tuliss ini, maka penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya karena keterbatasan yang dimiliki penulis.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang diatas, maka persoalan yang akan
menjadi pokok kajian penulis dalam karya tulis ini adalah :
1. Bagaimana cara membina santri agar mempunyai akhlak yang baik?
2. Bagaimana cara mendalami wirausaha dengan akhlak?
3. Bagaimana upaya yang harus dilakukan agar wirausaha itu sukses?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Setiap kegiatan harus memiliki tujuan dan manfaat yang jelas, hal
ini agar terdapat arah dalam melakuakan kegiatan tersebut sekaligus untuk
mengukur tingkat pencapaian dan kegiatan yang diulakukan. Demikian dengan
pembuatan karya tulis ini yang akan menerangkan 2 hal yang menjadi tujuan
penulis :
1. Untuk menjalani masa depan yang baik dalam hal berwirausaha
2. Untuk mengetahui kemampuan santri dalam hal berwirausaha
Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan pembaca dan penulis dan untuk memperkenalkan
wirausaha kepada satri.
D. Penegasan Istilah
Judul karya tulis ini tercantum dalam penyusunan karya tulis untuk
mempermudah dalam pengertian nanti, penulis perlu memberikan sedikit uraian
tentang arti judul :
AKHLAK : budi pekerti atau perilaku1
SATRI : calon rohaniwan Islam-2
SEBAGAI :
MODAL : pokok usaha3
DASAR : LANDASAN
BERWIRAUSAHA : BER : tambahan, WIRAUSAHA : usaha yang
digerakkan oleh modal semangant keberanian4
E. Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Metode Studi Pustaka : semua bahan diperoleh dari buku atau jurnal (library
research)
2. Metode literature : mengumpulkan sumber dari dari buku atau artikel
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan dan, Manfaat Penulisan, Penegasan Istilah, Metode Penulisan, dan
Sistematika Penulisan
BAB II : LANGKAH-LANGKAH SUKSES DALAM WIRAUSAHA :
Pengertian Wirausaha, Berusaha dan Berdoa, Akhlak dlam Wirausaha, Watak
dalam Wirausaha
BAB III : PENERAPAN AKHLAK DALAM USAHA : Relevansi Agama
Dengan PendidikanWirausaha, Belajar dari Kemandirian di Pesantren, Etos
Kerja dan Berdakwah
BAB IV : PENUTUP : Kesimpulan, Saran, Kata Penutup
1 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap (Surabaya;APOLLO) hal 172 Ibid hal 5663 Ibid hal 3924 Ibid hal 634
BAB II
LANGKAH-LANGKAH SUKSES DALAM WIRAUSAHA
A. Pengertian Wirausaha
Definisi berwirausaha adalah seseorang yang telah memiliki
keberanian untuk berwirausaha guna memenuhi kebutuhannya. Dan secara
istilah kewirausahaan dalam bahasa inggris entrepreneur adalah orang yang
berani mengambil peluang dan orang-orang yang berbakat dalam menilai jual
sebuah produk. Dan wirausaha menciptakan sebuah bisnis baru dalam resiko
dan ketidak pastian untuk tujuan mencapai keuntungan dengan pertumbuhan
dengan mengidentifikasikan peluang signifikan dan sumberdaya yang
diperlukan.
Pengertian lain menyebutkan kewirausahaan adalah menciptakan
sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai model
dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Ada beberapa sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang wira
usaha diantaranya:
1. Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator)
2. Wirausaha selalu melihat perbedaan sebagai peluang
3. Wirausaha selalu bereksperimen dengan pembaharuan
4. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya
5. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk
memacu kreativitas
6. Wirausaha berani memaksa diri untukmenjadi pelayang bagi orang
lain
Para pembuat teori dan para penulis masa lalu, telah menyepakati
perkataan entrepreneur dalam arti : mereka yang memulai sebuah usaha baru
yang berani mengambil segala macam resiko serta mereka yang mendapat
keuntungannya .
Dan menurut Abdullah Gymnastiar yang terkenal dengan panggilan
AaGym seorang mubaligh dan juga pengusaha sukses menjelaskan bahwa
“entrepreneur” adalalah kemampuan kita untuk meng-crete atau menciptakan
manfaat dari apapun yang ada dalam diri kita dan lingkungan kita.
Dari dbeberapa definisi tersebut, sekurang-kurangnya terdapat kata
kunci pengertian wirausaha yaitu orang yang melihat peluang, menetukan
langkah kegiatan, dan berani menanggung resiko dalam upaya meraih
kemanfaatan.
Kapan lagi kita akan maju dan berkembang? Tentu saja kalau kita,
masyarakat, pemuda yang berani menjadi wirausahawan yang handal. Oleh
karena itu sebaiknya mulai sejak dini, mulai dari pribadi, sekarang kita mulai
belajar berusaha, dank ita akan memperoleh penbgalaman untuk mencapai
kemajuan. Mulai sekarangpemerintah bersama seluruh elemn masyarakat dan
pemuda membangun budaya wirausaha. Dan khususnya parasantri dipondok
pesantren pun agar dapat membekali diri dengan kemampuan wirausaha,
untuk dapat melaksanakan fungsi sebagai kholifah di muka bumi ini hingga
dapat mengangkat para pemuda dan masyarakat dari belenggu kemiskinan.
B. Berusaha dan Berdoa
Berusaha adalah sebuah keinginan yang ingin dicapai. Dan Dariot
menekankan bahwa yang penting adalah segi manusianya, bukan idenya,
karena ide itu akan dilaksanakan oleh orang yang bersangkutan, yang akan
menentukan keberhasilan dalam berusaha dikelak kemudian hari. Akan lebih
baik lagi apabila ide yang baik tadi dilaksanakan oleh orang yang mempunyai
kemampuan yang tinggi pula. Sebab ide itu harus berkembang dan
diimplementasikan, di operasionalkan dilapangan. Jadi ini adalah hal penting
yang akan mengembangkan suatu bisnis.
Dalam hal ini bukan hanya mengandalkan pada nasib baik. Nasih
baik itu memang juga ada, akan tetapi itu merupakan titik temu yang
dikatakan oleh Bygrave (1944:11)
“Soin entrepreneurship, just like any other profession, luck is where
preparation and opportunity meet”. Dalam hal ini ada titik temu antar
persiapan yang baik, dengan peluang yang tersedia. Dan nasib baik itu adalah
titik temu antara berusaha dan berdoa. Allah meyatakan bahwa. “ apabila
sumber rizki itu dibukakan kepasa seseorang maka tak seorang pun dapat
menutupnya. Begitu pula sebaiknya. Apabila dapat membukanya”. Dan kata
kuncinya adalah berusaha dan berdoa.
C. Akhlak dlam Wirausaha
Akhlak adalah budi pekerti dan perilaku dari rakyat Indonesia yang
sebagian besar beragama Islam, lupa, banyak yang belum mengetahui akan
ajaran agama islam tentang pekerjaan dibidang bisnis. Pernah Rasulullah
SAW, ditanya oleh para sahabatnya, “Pekerjaan appa yang paling baik
yaRasulullah? Rasulullah menjawab, seorang bekerja dengan tangan sendiri
damn setiap jual beli yang bersih. (HR. Al-Buzzar).
Dan dalam hadis lain Rasulullah bersabda, pedagang yang jujur lagi
terpercaya adalah bersama-sama para nabi, orang shadiqin dan para syuhada
(HR. Tirmidzi dan Hakim)
Memang demikian, berdagang atau berbisnis harus dilandasi oleh
kejujuran. Apabila orang berbisnis tidak jujur. Maka tunggulah
kehancurannya. Apabila ia jujur maka akan mendapatkan keuntungan dari
segala penjuru yang ia tidak duga dari mana datangnya. Demikian menurut
ajaran agama.
Dalam melakuakan bisnis atau wirausaha ia sehari-hari tidak lupa
zikir, seperti firman Allah dalam surat An-Nur ayat 37 - 38 yang berbunyi :
Yang artinya :
Orang yang berbisnis dan ia tidak lupa sholat, zakat selalu ingat
pada hari akhir. Allah akan memberi balasan berupa rizki berlipat ganda terus
menerus (QS. An-Nur 37 – 38)
D. Watak dalam Wirausaha
Untuk menjadi seorang wirausaha berarti perlu memadukan
perwatakan pribadi, keuangan dan sumber daya alam. Dan ciri-ciri watak
dalam wirausaha ialah :
NO CIRI-CIRI WATAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Percaya Diri
Berorientasi tugas dan hasil
Berani mengambil resiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi kemasa depan
Keyakinan, tidak ketergantungan
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi,
laba/ keuntungan
Suka pada tantangan
Bertingkah laku sebagai pemimpin
Dapat bergaul dengan orang lain
Dapat menganggap saran-saran dan
kritik
Inovatif, kreatif, dan fleksibel
Punya banyak sumber
Pandangan kedepan
perseptif
Namun banyak juga ciripribadi yang mungkin ingin anda,
kembangkan agar bisnis/ wirausaha anda sukses antara lain :
1. menjadi wirausahawan berarti memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-
peluang itu.
2. Wirausahawan harus dapat meluangkan sebagaian besar waktunya
untuk merencanakan kegiatan bisnis dan waktu harus digunakan
dengan bijaksana.
3. Para wirausahawan adalah individu yang berorientasi kepada tindakan,
dan bermotivasi tinggi yang berani mengambil resiko dalam mengejar
tujuan.
Pernyataan diatas harus ditekankan bahwa kebanyakan perwatakan
ini saling berhubungan. Misalnya, orang-orang yakin akan dirinya, mungkin
menerima tanggung jawab atas perbuatannya, bersedia mengambil resiko dan
menjadi pemimpin.
Tidak semua wirausahawan sama baik dalam sifat watak ini
ataupun satu dengan yang lain. Ada beberapa sifat hangat dan bersahabat dan
ada yang menarik diri dan pemalu. Namun jika diukur menurut berbagai sifat
pribadi mereka sebagai suatu kelompok. Sifat wirausaha sangat berbeda
dengan yang bukan wirausaha.
BAB III
PENERAPAN AKHLAK DALAM USAHA
A. Relevansi Agama Dengan PendidikanWirausaha
Kita tidaklah perlu meniru nilai-nilai dan prinsip-prinsip
kewirausahaan bangsa lain, prinsip-prinsip dan nilai-nilai semangat juang
bangsa kita lebih unggul. Bangsa kita adalah bangsa yang beragam. Jadi,
sebagaimana nilai-nilai dan semangat juang sudah sangat paripurna dalam
agama kita. Terserah pada kita apakah nili-nilai yang bersumber dari agama
itu mau digali dan diterapkan atau tidak. Semuanya kembali kepada kita
semua.
Agama kita mewajibkan pemeluknya supaya berjunang mati-matian
untuk meraih sukses, namun harus mematuhi ketentuan-ketentuan dan rambu-
rambu harus dengan cara halal dan terpuji. Ajaran agama kita mewajibkan
manusia agar bekerja keras dalam mencapai kemenangan, tapi tidak terlepas
dari mencapai ridho Allah. Dengan begitu segala hasil yang dicapai memberi
manfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, bangsa dan Negara.
Inilah prinsip kewirausahaan yang hakiki, sehingga berkah dan nikmat Ilahi
senantiasa tercurah dan turunnya berkah dari langit dan bumi, diperuntukan
bagi manusia yang mematuhi rambu-rambu, ketentuan Allah. Berkah itu
menjadi kebutuhan hidup dengan secukupnya, baik yang berhubungan dengan
kebendaan(lahir) ataupun kerohanian (batin). Tetapi jika rambu-rambu dan
undang-undangAllah dilanggar yang turun bukannya berkah melainkan azap
dan siksaan yang bakal menimpa.
Oleh karena itu iman dan taqwa berkaitan erat dengan pendidikan
kemandirian dan kewirausahaan. Iman dan taqwa merupakan akar dan sumber
dari pembentukan karakter, yaitu karakter untuk berinisiatif, berbuat,
berpraktek, berkerjakeras. Iman dan taqwa merupakan pemicu dan pemacu
dalam meraih kemajuan dan sukses. Untuk lebih jelasnya pemahaman iman
dan taqwa ini sebaiknya kita mengacu kepada tulisan dan pemikiran Al-
Hadjdj KhawadjanKamaluddin dalam bukunya The Secret of Eistance or The
Gospel of action yang diterjemahkan oleh HM Bahrun menjadi rahasia hidup.
Pemikiran dan tulisan beliau tidak mungkin di tulis semuanya disini. Tetapi
kita ambil inti sarinya saja sebagai ranguman. Intinya adalah sebagai berikut :
Iman yaitu mengakui ,meyakjni,menerima dengan konsekuensinya
wajib mempraktekan kebenaran-kebenaran iklahiyah dalam segala bidang
kehidupan,demi kebaikan umat manusia.jadi,iman itu wajib di sertai dengan
praktek nyata.dan agama kita adalah berorientasi kepada kerja keras agar
meraih sukses dalam segala bidang kehidupan, membangaun dunia dengan
peradaban yang tinggi dan canggih.
Dan iman yang sejati tidaklah dicerminkan melalui ibadah yang
bersifat ritual saja, tapi mutlak harus diikuti dengan praktek-prakteknya,
kegiatan yang actual, aksi-aksi yang luas cakupanya seperti dalam hal bidang
ekonomi, keuangan, sosial, politik, dan lain-lain. Pokoknya manifestasi dari
imana paripurna itu sangant luas sekali bidang cakupannya. Iman yang hakiki
itu senantiasa berorientasi kepada kemajuan kemenangan dan sukses dalam
segala factor kehidupan. Keberhasilan kehidupan yang dimaksud adalah
bersifat total yakni sukses didunia dan diakhirat.
B. Belajar dari Kemandirian di Pesantren
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di
indonesiayang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran
islam.pada umumnya pondok pesantren di dirikan oleh para ulama secara
mandiri sebagai tanggung jawab ketaatan kepada Allah SWT.dan pesantren
sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu-ilmupengengetahuan
islam(tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah islam.
Mengingat pendirian dan pengelolaan pendidikan pesantren
dilakukan secara mandiri dan penuh keikhlasan para ulama dan masyarakat
dan pendukungnya,maka dikalangan santripun tumbuh pula jiwa
kemandirian,keikhlasan dan kesederhanaan.jiwa dan sikap tersebut memang
selalu di tumbuhkan melalui bimbingan dalam mengurus sendiri
kebutuhannyasehari-hari,semakin dewasa santri diserahi tanggung jawab
mengurus satu bagian dari pesantren,ketika sudah menjadi santri senior di
beri tanggung jawab memimpin adik-adiknya.atau diserahi tugas
mengembankanprogam-progam pesantren,seperti mengurus majelis taklim,
koperasi pesantren, program agro bissnis dan lain sebagainya.
Pada umumnya alumni pesantren juga memiliki majlis tak’lim
untuk melayani masyarakat sekitarnya. Dan sera perlahan alumni akan
berproses menjadi mubaligh, tokoh agama serta panutan dan penuntun umat I
di lingkungannya.
Diakui bahwa pendidikan pesantren telah banyak berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pondok pesantren telah banyak melahirkan
tokoh ulama, tokoh pejuang bangsa, dan tokoh masyarakat. Hingga kini
pondok pesantren tetap eksis dan semakin berkembang dan konsisten
melaksanakan fungsinya, mendidik serta membimbing santrinya.
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren juga berbenah diri dan
meningkatkan kualitas pendidikannya, guna membekali paras antri untuk
kehidupan masa depan. Dan untuk melatih santri dlaam kewirausahaan. Pada
umumnya pondok pesantren memiliki koperasi pesantren (kopontren) yang
dikelola oleh para satri senior, beberapa pesantren mampu memiliki koperasi
yang cukup maju bahkan mampu mengembanagkan ekonomi masyarakat
sekitar.
Pada umumnya, kemandirian dan kegiatan kewirausahaan pesantren
dapat berjalan dengan lancar dan maju, karena adanya beberapa factor:
1. Pada umumnya lokasi pesantren berada didaerah pedesaan hingga banyak
memiliki lahan
2. Tersedianya waktu yang cukup banyaj karena santri tinggal diasrama
3. Adanya tokoh pesatren yang memiliki karisma dan menjadi panutan
masyarakat
4. Tumbuh jiwa kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan
Beberapa factor diatas merupakan potendi yang bisa dimanfaatkan untuk
mendorong serta memajukan kegiatan usaha pesantren, ekalugus sebagai
media berlatih keterampilan bagi santri.
C. Etos Kerja Dan Berdakwah
a. Etos Kerja
Seseorang wirausahawan harus mempunyai etos kerja yang baik, karena
etos kerja menyangkut semangat hidup, semangat kerja, semangat
menuntut ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan agar dapat
membangun kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Seseorang tidak
akan mampu meningkatkan taraf hidupnya tanpa semangat kerja, tanpa
suatu bidang pekerjaan. Demikian pula apabila pekerjaan tidak memiliki
etos kerja dan keterampilan yang baik. Besar kecilnya hasil yang
diperoleh seorang pekerja atau pegawai sangat erat kaitannya dengan etos
kerja serta keterampilan yang dimiliki dalam pelaksanaan kerja.
Apa yang dimaksud pekerjaa?
Status seseorang juga sering dikaitkan dengan jenis pekerjaan
sehari-hari dan hasil yang diperoleh dari pekerjaan sehari-hari dan
hasil yang diperoleh daripekerjaannya. Banyak orang salah presepsi
bahwa seseorang berstatus bekerja itu bila ia bekerja disuatu instansi
pemerintah, kantor atau perusahaan dengan memperoleh upah atau
gaji secara rutin mingguan atau bulanan. Seseorang yang tidak
memperoleh gaji atau upah secara rutin sering disebut sebagai orang
yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Jadi, apakah yang
dimaksud dengan pekerjaan itu??
George A Steiner dan Jhon F Steiner mendefinisikan pekerjaan
sebagai usaha yang berkelanjutan yang direncanakan untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai atau bermanfaat bagi orang lain.
b. Hal-hal yang mempengaruhi etos kerja
Teori Weber memberi indikasi, bahwa salah satu factor yang
mempengaruhi ajaran agama bisa berbentuk positif, bisa pula dalam
bentuk negative, tergantung bagaimana mengolah agama tersebut. Jika
suatu agama mengandung nilai-nilai yang memberikan penghargaan yang
tinggi bagi pekerja keras atau dasar panggilan agama. Tetapi jika ajaran
agama itu justru tidak menghargai pekerjaan keras, sabar menerimaapa
adanya, cenderung hidup sederhana dengan mengatasnamakan agama.
c. Berdakwah
Dibuku sejarah disebutkan bahwa agama islam dibawa kenusantara
dibawa dan didakwahkan oleh para pedagang/ saudagar dari Gujarat. Dan
dari masa kemasa dakwah islam banyak dilakukan oleh para
wirausahawan/ pedagang. Hingga kini pun banyak terdapat mubaligh
yang memiliki kegiatan usaha sebagai penopang hidup keluarga dan
penompang kegiatan dakwah.
Para praktisi wiraausahawan banyak juga yang menjadi da’i/
mubaligh/ ustadz mengemukakan berbagai segi positif dan
keuntungannya, antara lain:
1. Bisa mengatur jadwal waktu secara bebas dalam melakukan dua
kegiatan
2. Tidak terikat pada aturan-aturan yang ketat sebagaimana pegawai
negeri ataupunkaryawan swasta
3. Bebas menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam
mengembangkan kewirausahaannya.
4. Dapat menyampaikan ajaran-ajaran islam secara bebas
5. Dapat memanfaatkan relasi, jamaah dan santri sebagai pendukung
pemasaran produk.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian didalam bab yang telah disusun sebelumnya, penulis dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Agar dapat membentuk santri yang baik harus diajarkan tentang kejujuran
dapat membentuk santri yang berakhlak mulia
2. Dalam mendalami kewirausahaan harus jujur, dapat dipercaya dan harus
mempunyai iman yang kuat dan bertaqwa kepada Allaha YME agar dapat
membentuk karakter untuk berinisiatif, berbuat, praktik dan berkerja keras.
3. Seorang wirausahawan agar usahanya sukses itu harus dapat :
- Bekerja dengan benar
- Bekerja dengan keras
- Bekerja dengan tulus, kreatif, serius, dan sempurna. Karena kerja itu p
B. Saran-saran
1. Bagi para pembaca yang budiman kembangkan berusaha, bekerja, dan
berdoa, karena 3 hal tersebut dapat mengubah hidup seseorang
2. Bagi kawan banyaklah belajar dan berusaha agar mempunyai pekerjaan dan
kehidupan lebih baik
3. Hadapilah tantangan, karena tidak ada kehidupan yang tanpa tantangan,
karena setiap orang mempunyai tantangan sendiri dalam kehidupannya.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, penyusun ucapkan untuk mengakhiri karya tulis ini,
penyusun bersyukur kepada Allah SWT karena telah menyelesaikan karya tulis
ini dengan baik, tanpa ada kesulitan dan halangan apapun.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penyusun meminta maaf yang
sebesar-besarnya, apabila dalam karya tulis ini terdapat kesalahan ataupun
kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid. Sudrajad Dkk, 2005. Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri.
Jakarta: PT. Citra Yudha
Sumahamijaya. Suparman, 2003. Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewira usahaan.
Bandung: ANGKASA
Sugiharta. Rindang, 2005. Akhlak Manusia Sebagai Modal Dasar Berwirausaha.
Jakarta: NUASA
top related