abu fadhil abdurrahman psikologi dakwah kita shallal-karena pilu. maka dengarkan dan taat-kami di...
Post on 18-Jul-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Vol. 4 / Mei 2009
Abdurrahman Bin Abi Bakar
Pahlawan Sampai Saat Terakhir
Pesan-pesanku Jika Aku Mati
Abu Fadhil Abdurrahman
Psikologi Dakwah
Ikhwan Genit . . . . ! Oleh : Erni Arie Susanti
www.formis-ftunp.co.nr
Pelindung : Pembantu Dekan III FT UNP.
Diterbitkan Oleh: Departemen Media Dakwah FORMIS FT UNP.
Penanggung Jawab: DPH FORMIS FT UNP.
Pimpinan Redaksi; Irpan Ardiansyah ( Mesin 06 ). Sekretaris Redaksi: Ayu Fitroma
(T. Busana 06)
Lay Out; Gusriandy (Sipil 06). Rezimi Fadri ( Mesin 07 )Editing; Muchlidi Muskhir,
S.Pd, M.Kom,Fakhrozi ( Elektronika 07 ) Percetakkan: Novia Rahman ( Otomotif 07 ),
Fitri Fauzia ( Sipil 07 ) Marketing: Erma Wanita ( Tata Busana 06 ), Astria Maharani
Putri (Tata Boga 06),
Alamat Redaksi: Sekretariat FORMIS. Mushalla Mujahadah, FT UNP
Nabi kita shallal-lahu alaihi wa sal-
lam mengatakan,
"Dengarkan dan
taatlah kepada pemimpin meski
(kamu) dipukul
punggungmu dan dirampas hartamu,
maka dengarkan
dan taat-lah."(Riwayat
Muslim) Nabi kita
shallallahu alaihi
wa sallam menga-takan, "Dengarkan
dan taatlah kepada
pemimpin meski (kamu) dipukul
punggungmu dan
dirampas hartamu, maka dengarkan
dan taat-
lah."(Riwayat
Muslim)
Assalamualaikum wr . Wb
Yang lepas …. Yang baru …. Yang berlalu Membaca perjalanan ysng berlalu, bukan saja ia menyiram suram perasaan,
tetapi ia lebih kepada mentertawakan diri sendiri. Bukan karena lucu, tidak juga karena pilu.
Masa lalu. Yang ini memberi ihsan, yang ini pula meninggalkan kesan. Mem-
baca perjalanan waktu memberikan pengajaran, bisa menilai diri kembali. Alhamdulillah, berkat doa ikhlas dari saudara-saudara seiman dan berkat aliran keringatnya di jalan Allah, buletin kita ini terbit kembali untuk yang ke sekian kalinya, mudah – mudahan dari bulletin ini adalah awal langkah perjalanan
kami di dunia dakwah ini. Kita semua berharap agar tampuk dakwah di fakultas teknik yang di ketuai oleh akh Hasan agar selalu memberikan perubahan yang terbaru. Untuk semua kru kita berharap supaya tetap semangat dalam men-yampaikan risalah dakwah ini, mudah mudahan dengan tulisan kita, dapat
mengguncangkan dunia. Walau kita baru bergelut di dunia jurnalistik ane yakin kita bisa. Allahuakbar.
Kesilafan dan kekurangan selalu di mohonkan maaf, apa yang diluar jangkauan kekuatan kami, kepada Allah kami memohon dan tempat kembali urusan.amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Note : Untuk para pembaca yang ingin mengirimkan tulisan - tulisannya atau komentar untuk kemajuan bulletin FORMIS, dapat mengirimkannya kealamat e-mail FORMIS : Formis_FTUNP@yahoo.co.id
HAMAS ( HAlaman inforMASi )
BULLETIN LENTERA
F O R M I S F T U N P
Agenda Rutin FORMIS
Agenda Rutin UKK UNP
Setiap Jum’at
TASQIF
Di mesjid Al-Madany
PUKUL : 16.30—SELESAI
SEGERA TERBIT
S Sl R K J Sb M
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Age nda UKK Ma y 2009
Ket : 16 - 17 MTQ Tingkat UNP
22 Seminar Kristologi
Ubadah bin Shamid r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari, hadits shahih)
Ubadah bin Shamid r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu den-gan Allah, maka Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang untuk bertemu den-gan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya.”
Aisyah –salah seorang istri Nabi saw.—bertanya, “Kita membenci kematian.” Nabi saw. bersabda, “Bukan itu yang aku maksud, melainkan orang mukmin ketika dijemput oleh kematian, ia mendapatkan kabar gembira bahwa ia memperoleh ridha dan karamah Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai daripada apa yang ada di hada-pannya sehingga ia amat senang untuk bertemu dengan Allah. Allah pun senang untuk bertemu dengannya. Adapun orang kafir ketika dijemput oleh kematian, maka ia mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan menda-patkan azab dan siksa Allah, maka tidak sesuatu yang paling ia benci daripada apa yang ada di hadapannya se-hingga ia tidak senang untuk bertemu dengan Allah. Allah pun tidak senang untuk bertemu dengannya.” (HR. Buk-hari, hadits shahih)
Abu Musa al-Asy’ari r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari, hadits shahih)
Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, niscaya Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang untuk bertemu dengan Allah, niscaya Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya. Kematian itu datang sebelum (seseorang) bertemu Allah.” (HR. Muslim, hadits shahih)
Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa benci untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga benci untuk bertemu dengannya.” Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah –yang dimaksud dengan benci untuk bertemu dengan Allah adalah—membenci kematian? Setiap kita membenci kematian.”
Nabi menjawab, “Bukan seperti itu, melainkan orang mukmin ketika mendapatkan kabar gembira bahwa ia mem-peroleh rahmat, ridha, dan surga Allah, maka ia senang untuk bertemu dengan Allah. Alah pun senang untuk bertemu dengannya. Adapun orang kafir ketika mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan mendapatkan azab dan murka Allah, maka ia benci untuk bertemu dengan Allah. Allah pun benci untuk bertemu dengannya.” (HR. Muslim, hadits shahih)
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah swt. berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku pun senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku pun tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Imam Malik, hadits shahih)
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat Maut diutus untuk mencabut nyawa Nabi Musa a.s. Ketika Malaikat Maut tiba di hadapan Nabi Musa, Nabi Musa langsung memukul mata Malaikat Maut. Kemudian Malaikat Maut kembali menghadap Tuhannya seraya berkata, ‘Engkau mengutusku kepada seo-rang hamba yang tidak mau mati.’ Allah berkata, ‘Kembalilah dan katakan kepadanya agar ia meletakkan tan-gannya pada bulu sapi jantan. Maka setiap helai bulu yang ditutupi oleh tangannya berarti satu tahun.’ Musa ber-
kata, ‘Wahai Tuhan, setelah itu?’ Allah menjawab, ‘Kematian.’ Musa berkata, ‘Saat iniah waktu ke-matian itu.’ Kemudian Musa memohon kepada Allah agar ia dimakamkan di dekat Baitul Maqdis, sejauh lemparan batu.’” Abu Hurairah berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Seandainya aku berada di sana, aku pasti akan memperlihatkan kepada kalian kuburannya yang terletak di samping jalan di kaki bukit berpasir merah.’” (HR. Bukhari, hadits shahih)
Oleh: Mochamad Bugi
Kematian dan Rindu Bertemu dengan Allah DAFTAR ISI
Bahasan Utama
Artikel
Batas Antara lautan (hal 7) Keajaiban Al-Quran
Abdurahman bin Abu Bakar (hal 8) Kisah Teladan
Tips & Trik Komputer
Syajarotun Ma’rifat
Tahukah Anda !
Cerita Motivasi
English Corner (hal 12)
Tafakur
Tips & Trik
Ikhwan Genit (hal 16)
Pesapesanku Jika Aku Mati (hal 10)
Bergerak (hal 13)
Dunia Perempuan
Psikologi Dakwah ( hal 4 )
Menonaktifkan Perangkat / Port USB (hal 5)
Bercermin Dengan Aib Sendiri (hal 6)
Wudhu Mencegah Terjadinya Penyakit Kulit (hal 11)
Sepuluh Kiat Medapatkan Shalat Khusyu” (hal 14)
Kematian dan Ingin Bertemu dengan Allah (hal 18)
Humor ( hal 17 )
akwah merupakan kewajiban setiap muslim.
Sebagai dai tentu saja kita ingin mencapai ke-
suksesan dalam mencapai tugas dakwah.
Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah
adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari
tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau bera-
mal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta ke-
maksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya
rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begi-
tulah seterusnya.
Karena dakwha bermaksud mengubah sikap keji-
waan seorang madú (objek dakwah), maka pengeta-
huan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang
sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psiko-
logi dakwah ini, diharapkan kita dapat melaksanakan
tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasul
Saw. Dalam dakwahnya memang sangat memper-
hatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didak-
wahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.
Pengertian
Secara harfiah, psikologi artinya ‘ilmu jiwa’ berasal
dari kata yunani psyce ‘jiwa’ dan logos ‘ilmu’. Akan
tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa. Psi-
kologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia sebagai gambaran dari keadaan jiwanya.
Adapun dakwah merupakan usaha mengajak manu-
sia agar beriman kepada Allah Swt dan tunduk
kepada-Nya dalam kehidupan di dunia ini, dimanapun
ia berada dan bagaimana pun situasi serta kondis-
inya.
Dengan demikian, psikologi dakwah adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan
gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada
iman takwa kepada Allah Swt. Bila disederhanakan
bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan
pendekatan kejiwaan.
SIKAP MENTAL DAI
Di atas sudah disebutkan bahwa dakwah
merupakan usaha mengubah sikap keji-
waan seseorang dari tidak islami kepada
sikap yang islami. Untuk itu, orang yang berdakwah
harus memiliki sikap mental yang baik dan ini harus
bertul-betul terealisasi dalam kehidupannya sehari-
hari. Sikap mental ini antara lain sebagai berikut:
Memiliki kecintaan kepada ajaran Islam, sehingga
dalam kapasitasnya sebagai dai, seorang telah
merealisasikan pesan-pesan dakwahnya dalam ke-
hidupan nyata. Bila tidak, terdapat hambatan psiko-
logis untuk diterimanya pesan-pesan dakwah oleh
madú, bahkan bisa mengakibatkan hilangnya kewi-
bawaan sebagai dai dan di hadapan Allah Swt, ia
mendapatkan kemurkaan-Nya. Allah Swt berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerja-
kan?” (As-Shaff:2)
Lemah lembut kepada madú-nya agar mereka
senang dan mau menerima pesan-pesan dakwah
serta mengikuti jalannya. Bila bersikap sebaliknya,
yakni bengis dan kasar, kemungkinan besar yang
terjadi adalah dai dijauhi madú nya. Ini pula yang
dicontohkan oleh Rasul Saw dalam berbagai
peristiwa, sehingga mereka yang semula memusuhi
berubah menjadi pendukung-pendukung yang setia.
Bersikap sabar dan optimis dalam dakwah
Menggunakan cara yang baik dan benar dalam ber-
dakwah, sehingga secara psikologis dakwah akan
mendapat simpati mereka yang semula tidak suka
dan tidak ada alasan untuk menuduh para dai den-
gan tuduhan yang tidak benar.
DAKWAH PSIKOLOGIS
Dakwah psikologis atau dakwah yang dilakukan den-
gan pendekatan jiwa memang sangat penting, turun-
nya ayat Al Quran secara bertahap merupakan suatu
bukti bahwa pendekatan kejiwaan merupakan se-
suatu yang tidak boleh diabaikan, begitu pula dengan
berbagai peristiwa dakwah yang dialami oleh Rasul
Saw. Mislanya dalam turunnya ayat dilarangnya mi-
num khamar, Allah membuat tiga tahapan:
peringatan tentang mudharat-nya (Qs. 2: 219)
pelarangan sholat dalam keadaan mabuk (4:43)
perintah menjauhi khamar (5:90)
Psikologi Dakwah Oleh : Abu Fadhil Abdurrahman
D
IKHWAN GENIT . . .
. . . Pertama, jangan pernah buka peluang denga lawan jenis. Kalo ngomong yang penting-penting aja, jangan sampe keenakan,
trus ngobrolnya ngarol-ngidul. Jangan mengeluarkan suara yang mendayu-dayu. Ini biasanya sangat membuka peluang untuk
berkhalwat.
Kedua, kalo ada SMS masuk yang nggak jelas siapa pengirimnya, nggak usah dibalas, sayang pulsa. Mendingan buat kirim tau-
siyah daripada buat balas SMS yang nggak jelas gitu.
Ketiga, bersikap biasa aja kalo ada yang nitip salam atau kasih tausiyah dari ikhwan/pria. Gak usah terlalu heboh, dari pada ntar
ada gosip yang macam-macam.
Dan terakhir buat para ikhwan, jangan buat akhwat bingung donk, dengan sikap kalian yang nggak jelas seperti itu, bisa merusak
hati tau . . . . . jangan jadi ikhwan yang kemayu (kemana-mana yu’ alias tebar pesona ). Pintar-pintar deh jaga diri. “ bantu kami
ya akh, untuk menjaga hati ini. . . !” ALLAHUAKBAR.
Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertan-
yaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyo-
dorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan den-
gan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, ''Di mana sebenarnya pusat bumi ini?''
Nasrudin menjawab, ''Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.''
''Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?'' tanya orang bijak pertama tadi.
''Kalau tidak percaya,'' jawab Nasrudin, ''Ukur saja sendiri.''
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ''Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?''
Nasrudin menjawab, ''Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di
keledai saya ini.''
''Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?''
Nasrudin menjawab, ''Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara
akan tahu kebenarannya.''
''Itu sih bicara goblok-goblokan,'' tanya orang bijak kedua, ''Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.''
Nasrudin pun menjawab, ''Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana
orang bisa menghitung bintang di langit?''
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh
kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, ''Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi
coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.'' ''Saya tahu jumlah-
nya,'' jawab Nasrudin, ''Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di jang-
gut Saudara.''
''Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?'' tanyanya lagi. ''Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara
mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut
saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.''
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan
orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di
antara keempat orang tersebut.
Dikutip dari buku humor sufi II terbitan Pustaka Firdaus
Nasrudin dan Tiga Orang Bijak
“ kamu lagi ngepain ? aku lagi makan nih. O ya, besok aku ada test. Minta doanya ya!” +628****
( Rudi ).
“ udah malem nih, kamu gak bobo? Jangan lupa tahajud ya! Kalau bangun duluan telpon aku, have a
nice dream. Met bobo ya.” +0621**** ( Yuza )
Pernah dapat SMS seperti itu nggak ? Hah . . . . sering ?
Waspadalah . . . waspadalah.
Kegenitan karena ada niat pelakunya dan kesempatanyang terbuka lebar. Trus, apa hubungannya
sama rubrik ini ? Emang rubrik ini bukan untuk Perempuan lagi yach ? Weits, tenang bro ! rubrik ini
tetap masih buat perempuan, tapi boleh dong kita sekali-kali bahas tentang masalah makhluk yang berbeda ini, biar kamu
akhwat nggak kaget dan bingung gima menghadapinya.
Dan buat ikhwan ( maaf ya nggak ada maksud apa-apa ) tentang judul diatas, bukan mo menuduh atau merasa tersaingi
( karena genit itu kan sifat yang melekat di akhwat . . . . ) tapi sekarang ini banyak banget ikhwan yang seperti itu. Miscall
malem-malem,SMS hanya untuk nanya sudah makan atau belum, dan juga ada yang sekedar mo bilang dengan tiga kata
maut, “ jangan lupa tahajudnya “ maksudnya apa sich ? kalau menurut si akhi itu penting kenapa fordwardnya ke akhwat bukan
ke komunitasnya aja, iya kan ?
Buat para ikhwan, nyantai aja man ! masalah ini bukan rekayasa atau akal-akalan, tapi sudah banyak korbannya. Salah
satunya teman ana. Sekarang kita samakan persepsi tentang ikhwan genit, ciri-cirinya, sebabnya dan yang terpenting gimana
solusinya.
Sebutan ikhwan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan laki-laki atau pria, dan biasanya disimbolkan dengan aktivis dakwah,
organisatoris, rajin ikut aksi dll. Pokoknya selalu sibuk dengan kegiatan dakwah di manapun dia berada. Ikhwan juga manusia,
karena itu kalo ada istilah “ ikhwan genit “ biasa aja, jangan sewot. Nah , berikut cirri-ciri “ikhwan genit “ tersebut :
Pertama, selalu caper alias cari perhatian, terutama ke akhwat,bukan ke ikhwan. Ikhwan yang kayak gini biasanya suka SMS
nanya hal yang nggak penting ke kita. Misalnya udah makan belum ? udah bobo ya ? perhatian yang nggak biasanya ini bisa-
bisa keterusan n’ jadi over acting deh.
Kedua, suka banget mengeluarkan kata-kata “maut” yang menjurus. Seperti, pulang sama siapa ? Entar malam ada acara
nggak ? atau tunggu aku tiga tahun lagi yach,aku pasti akan melamarmu . . . . wow, dahsyat kan kata-katanya ?
Ketiga, kasih perhatian yang beda ke setiap akhwat. Kalo kamu termasuk yang suka dikirim SMS atau di miscall malam-
malam setiap hari, coba kamu Tanya ke akhwat lain, sama nggak perlakuan ikhwan itu.
Keempat, suka te-pe te-pe alias tebar pesona, suka nitip salam keteman kita, trus nanya kita kita itu sukanya apa sih. Ada
juga over acting dalam berperilaku.
Itu cirri-ciri ikhwan genit. Nah, sekarang kita cari tahu apa penyebab ikhwan itu jadi genit.
Pertama, mungkin tidak ada orang yang peduli sama ikhwan,jadinya dia mencari perhatian itu lewat akhwat ( kasihan banget
yach . . . . , kemana aja tuh teman-temannya ).
Kedua, bisa jadi si akhwat yang buka peluang dan ke ge-eran. Secara tidak sadar kitanya seneng juga dengan SMS yang
dikirim si ikhwan. Hmm . . . kalo yang ini sih salah dua-duanya bukan yang ikhwan aja. Pepatah bilang, ikhwan menjual akhwat
membeli, he . . . .
Ketiga, kita harus husnudzhan bahwa memang sih ikhwan punya karakter yang mobile, friendly ke semua orang termasuk
akhwat. Jadi jangan langsung menuduh si ikhwan genit nih setiap ketemu salam melulu. Santai aja. . . .
Setiap masalah pasti ada solusinya. Nah, untuk masalah seperti ini, kamu akhwat-akhwat harus memasang
kuda-kuda buat mengatasinya.
Continue next page ==>
Rubrik An-nisa’
By : Erni Arie Susanti Ikhwan Genit . . . . !
Contoh dalam Dakwah Nabi
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan dakwah, ada
beberapa contoh dari Rasul Saw yang menggunakan
pendekatan kejiwaan, antara lain sebagai berikut:
Menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang mu-
dah dipahami dan dihayati di dalam jiwa
Misalnya : ketika seorang yang suka berzina semen-
tara ia punya istri dan menyatakan masuk Islam,
tetapi tetap ingin berzina, maka Rasulullah hanya
menyuruh orang tersebut bersikap jujur.
Bersikap lentur selama tidak menurunkan martabat
kebenaran. Seperti yang dilakukan Musa dan Harun
dengan tetap menghormati Firáun sebagai ayah
yang mengangkat Musa a.s
Tidak menghina sesembahan selain Allah yang dila-
kukan orang-orang yang didakwahi. Hal ini hanya
akan menyebabkan orang tersinggung perasaannya
meskipun ia tahu yang dilakukannya adalah salah.
(QS. 6:108)
Mempertimbangkan kapasitas penerima dakwah,
sesuai dengan diturunkannya Al Quran secara ber-
tahap. (Qs. 13:106)
Menggunakan bahawa kaum yang didakwahi, se-
hingga pesan-pesan dakwah lebih mudah dan lebih
cepat diterima. (Qs. 14:4)
Berbicara sesuai dengan tingkat berfikir orang yang
didakwahi. Berbicara kepada anak-anak tentu ber-
beda dengan bicara kepada dewasa. Begitu juga
dengan berbicara kepada remaja tentu berbeda
dengan kepada anak kecil.
Berbicara dengan ungkapan-ungkapan yang padat
makna, sebab berbicara yang bertele-tele tidak
hanya menjenuhkan pemikiran, tetapi juga menye-
babkan orang tidak simpati dan menimbulkan kele-
lahan jiwa.
Guna menyentuh hati dan perasaan orang yang
didakwahi, Rasul menyampaikan pesan dakwah
dengan emosi dan semangat yang tinggi sesuai
dengan tema pembicaraannya.
Menyampaikan pesan dengan menyentuh langsung
perasaan orang yang didakwahi.
[
USB merupakan port koneksi yang sudah menjadi standard saat ini. Selain karena kecepatannya yang relatif tinggi, USB
memiliki interkoneksi yang universal. Printer, flashdisk, kamera digital, card reader dan sebagainya, semuanya mayoritas meng-
gunakan port USB. Apakah kita dapat menonaktifkan port USB pada komputer? Tips berikut akan menjelaskan bagaimana kita
bisa menonaktifkan perangkat / port USB. Pengaturan dilakukan melalui BIOS, yakni program yang merupakan bawaan dari
produsen motherboard dan dijalankan under DOS yakni tampilan programnya tidak seperti aplikasi Windows. Biasanya program
BIOS memiliki tampilan layar berwarna biru.Untuk berpindah-pindah menu dalam program BIOS, gunakan tanda panah pada
keyboard (biasanya berada dibawah tombol Page Down), sebab peranan mouse tidak akan berfungsi.
Jika kita ingin menonaktifkan perangkat / port USB pada komputer, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Nyalakan komputer (jika komputer sudah dalam keadaan menyala, restart saja)
2. Pada saat komputer baru menyala, tekan tombol Delete atau F2. Ini tergantung dari settingan motherboardnya, tp bi-
asanya tidak jauh dari kedua tombol tadi
3. Akan muncul tampilan BIOS. Pilih menu INTEGRATED PERIPHERALS, lalu tekan Enter
4. Carilah pilihan OnChip USB. Ubah piihan Enable menjadi Disable. Untuk merubahnya, gunakan tombol Page Up - Page
Down atau tombol Enter. Jika sudah, tekan tombol Esc
5. Pilih Pilihan SAVE & EXIT SETUP lalu tekan Enter
6. Pada kotak yang muncul pilih tombol Y lalu Enter
Dengan langkah-langkah diatas tadi maka semua perangkat yang menggunakan koneksi / port USB akan dinonaktifkan. Kita
bisa mengaktifkannya kembali dengan merubah pilihan Disable menjadi Enable.Sebagai catatan, nama dan
penempatan menu untuk menonaktifkan USB mungkin berbeda pada tiap BIOS, tergantung settingan dari pro-
dusennya. Namun anda bisa mencari pilihan yang kurang lebih sama seperti diatas tadi.
Semoga bermanfa'at
Menonaktifkan Perangkat / Port USB
ndahnya nikmat keimanan. Hati yang semula gelap
menjadi terang. Bahaya dan penyakit di sekitar diri
yang sebelumnya tertutupi, bisa terlihat jelas. Kian
tampak mana yang baik, dan yang buruk. Dalam hal
apa pun. Termasuk, dalam pergaulan dan persaudaraan
Islam.
Tak ada manusia yang serba sempurna
Saat ini tak ada manusia yang sempurna dalam segala
hal. Selalu saja ada kekurangan. Boleh jadi ada yang
bagus dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bi-
cara. Bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu
menguasai emosi kalau ada singgungan. Kuat di satu
sisi, tapi rentan di sudut yang lain.
Dari situlah seorang mukmin mesti cermat
mengukur timbangan penilaian terhadap
seseorang. Apa kekurangan dan kesala-
hannya. Kenapa bisa begitu. Dan seterus-
nya. Seperti apa pun orang yang sedang
dinilai, keadilan tak boleh dilupakan.
Walaupun terhadap orang yang tidak disu-
kai. Yakinlah kalau di balik keburukan sifat
seorang mukmin, pasti ada kebaikan di sisi
yang lain. Tidak boleh main „pukul rata‟:
“Ah, orang seperti itu memang tidak pernah
baik!”
Allah swt. meminta orang-orang beriman agar senan-
tiasa bersikap adil. Firman-Nya dalam surah Al-Maidah
ayat 8, “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah; menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap se-
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dari timbangan yang adil itulah, penilaian jadi propor-
sional. Tidak serta-merta mencap bahwa
orang itu pasti salah. Mungkin, ada sebab
yang membuat ia lalai, lengah, dan kehilan-
gan kendali. Bahkan boleh jadi, jika pada
posisi dan situasi yang sama, kita pun tidak lebih bagus
dari orang yang kita nilai.
Kekurangan diri seorang mukmin merupakan ujian
mukmin yang lain
Sesama mukmin seperti satu tubuh. Ada keterkaitan
yang begitu kuat. Sakit di salah satu bagian tubuh, ber-
arti sakit pula di bagian yang lain. Cela pada diri seo-
rang mukmin, berarti cela pula buat mukmin yang lain.
Setidaknya, ada dua ujian buat seorang mukmin ketika
saudaranya tersangkut aib. Pertama, kesabaran untuk
menanggung keburukan secara bersama. Siapa lagi
yang layak memberi kritik dan arahan kalau bukan sau-
dara sesama mukmin. Karena dialah yang
lebih paham seperti apa daya tahan
keimanan saudaranya sesama mukmin. Sa-
bar untuk senantiasa menegur, mendekati,
dan memberi solusi.
Kedua, kesabaran untuk tidak mengabarkan
keburukan saudaranya kepada orang lain.
Ini memang sulit. Karena lidah kerap usil.
Selalu saja tergelitik untuk menyampaikan
isu-isu baru yang menarik. Tapi sayangnya,
sesuatu yang menarik buat orang lain ka-
dang buruk buat objek yang dibicarakan. Di
situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih
dan memilah. Mana yang perlu dikabarkan, dan mana
yang tidak.
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan masuk surga
orang yang suka mendengar-dengar berita rahasia
orang lain.” (Al-Bukhari)
Tataplah kekurangan diri sebelum menilai ke-
kurangan orang lain
Ego manusia selalu mengatakan kalau „sayalah yang
selalu baik. Dan yang lain buruk‟. Dominasi ego seperti
inilah yang kerap membuat timbangan penilaian jadi
tidak adil. Kesalahan dan kekurangan orang lain begitu
jelas, tapi kekurangan diri tak pernah terlihat. Padahal,
kalau saja bukan karena anugerah Allah berupa ter-
tutupnya aib diri, tentu orang lain pun akan secara jelas
menemukan aib kita. Go to . . . Hal 12
Oleh : Muhammad Nuh
I
“Seorang mukmin
adalah cermin bagi
mukmin lainnya.
Apabila melihat aib
padanya, dia segera
memperbaikinya.”
(Al-Bukhari)
Bercermin Dengan Aib Sendiri
BERGERAK . . .
. . . . . mengharapkan perubahan, sementara melakukan hal yang sama dari hari ke hari…..,” katanya penuh semangat.” Saya
pun mengangguk-angguk.
Pembaca, di dalam bisnis, gagasan, pendidikan, pemerintahan dan sebagainya, Saya kira kita semua menghadapi masalah yang
sama. Mungkin benar kata teman Saya tadi, kita semua mengharapkan perubahan, tapi kita tak tahu harus mulai dari mana. Aki-
batnya kita semua hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari, Jadi omong kosong perubahan akan datang.
Perubahan hanya bisa datang kalau orang-orang mau bergerak bukan hanya dengan omongan saja.
Dulu, menjelang Soeharto turun orang-orang sudah gelisah, tapi tak banyak yang berani bergerak. Tetapi sekali bergerak, pe-
rubahan seperti menjadi tak terkendali, dan perubahan yang tak terkendali bisa menghancurkan misi perubahan itu sendiri, yaitu
perubahan yang menjadikan hidup lebih baik. Perubahan akan gagal kalau pemimpin-pemimpinny a hanya berwacana saja.
Wacana yang kosong akan destruktif.
“Manajemen tentu berkepentingan terhadap bagaimana menggerakkan orang-orang yang tidak cuma sekedar berfikir, tetapi
berinisiatif, bergerak, memulai, dan seterusnya.”
Get Started. Get into the game. Get into the playing field, Now. Just do it!
“Janganlah mereka dimusuhi, jangan inisiatif mereka dibunuh oleh orang-orang yang bermental birokratik yang bisanya cuma
bicara di dalam rapat dan cuma membuat peraturan saja.”
Makanya tranformasi harus bersifat kultural, tidak cukup sekedar struktural. Ia harus bisa menyentuh manusia, yaitu manusia-
manusia yang aktif, berinisiatif dan berani maju.
Manusia pemenang adalah manusia yang responsif. Seperti kata Jack Canfield, yang menulis buku Chicken Soup for the Soul,
yang membedakan antara winners dengan losers adalah :
“Winners take action…they simply get up and do what has to be done…”.
Selamat bergerak! By : Rhenald Kasali
Pesan-pesanku Jika Aku Mati
. . . .Keluarga-ku, jika kelak kalian merindukanku, maka pasti dan pasti kalian akan menjumpaiku di akhirat hanya jika Allah (swt) ridho kepada
kalian. Yang demikian adalah jika aku tercampak ke dalam neraka, maka sebagai ahli surga kalian dapat dengan mudah menziarahiku [5].
Sebaliknya, jika dengan rahmat-Nya, Allah (swt) memasukkanku sebagai salah seorang ahli surga, maka sesungguhnya tiada halangan
apapun antara sesama ahli surga untuk saling menziarahinya.
Dan jika datang kepadamu orang2 agar kalian mengikuti cara hidup lain selain yang telah diajarkan oleh Rasulullah (saw), maka kuatkanlah
keyakinan kalian dan gigitlah erat2 agama (Islam) ini dengan gerahammu dan katakan dengan tegas dan tekad yang bulat, "Tidak, bahkan
(kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia dari golongan orang musyrik." [6]
La ilaha illallah Muhammadur rasulullah. Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil
'aliyyil azhim. Subhanallah.
Catatan kaki:
[1] Tiap2 yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Qs al Ankabut 29:57)
[2] Termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan sholatul ghaib dan membicarakan kebaikan2 mayyit.
[3] Termasuk di dalamnya adalah orang2 yang lemah batin saat melihat mayyit sehingga melakukan hal2 yang tidak syar'i seumpama mer-
atap dlsb.
[4] Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang2 yang sabar. (Qs al
Baqarah 2:153)
Dan mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang2 yang
khusyuk. (Qs al Baqarah 2:45)
[5] Dan penghuni2 surga berseru kepada penghuni2 neraka (dengan menziarahi mereka sambil mengatakan), "Sesungguhnya kami dengan
sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan se-
benarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab, "Betul." (Qs
al A'raf 7:44)
[6] Dan mereka berkata, "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petun-
juk." Katakanlah, "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan
orang musyrik." (Qs al Baqarah 2:135)
Sepuluh kiat mendapatkan shalat khusyu’ Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman,2.(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalat mereka.(QS.Al-Mu’minun 23:1-2).
Mendapatkan shalat yang khusyu’ merupakan idaman setiap mukmin, karena shalat yang khusyu’ merupakan suatu kebahagiaan ro-hani dan kepuasan hati yang tidak dapat digambarkan keindahannya. Mendapatkan shalat yang khusyu’ adalah suatu hal yang sangat berat, namun bila kita berusaha untuk mendapatakannya dengan hati yang tulus penuh harapan, berlatih terus menerus (al-mujahadah) dengan istiqamah (konsisten), insya Allah shalat yang khusyu’ akan da-pat kita rasakan dengan Hidayah, Taufiq dan Inayah dari Allah swt. Ada sepuluh kiat yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan shalat yang khsyu’ dengan Izin dan limpahan Ramat Allah swt.:
1. Memelihara diri dari segenap yang haram. Firman Allah swt.: Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya dosa yang selalu mereka lakukan itu menutupi hati mereka.(QS.Al-Muthafifin 83:14). Wasiat Rasulullah saw.pada Abu Hurairah:
Peliharalah dirimu dari sekalian yang haram, niscaya ibadatmu akan sempurna.(HR.Turmudzi)
2. Berudhuk dengan sempurna. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang benar-benar taubat, dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri (bersuci) dengan sem-purna (QS.Al-Baqarah 2:222). Sabda Rasulullah saw.:
Maukah kamu aku tunjukkan suatu yang akan menghapuskan dosa dan meninggikan derjat? Para sahabat menmjawab: Tentu saja mau wahai Rasulullah!. Rasulullah bersabda: Yaitu berudhuk dengan sempurna disaat merasa berat untuk berudhuk (HR.Muslim dari Abu Hurairah).
3. Shalatlah dengan pakaian yang: Suci, bersih, rapi dan pantas. Firman Allah swt.: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[melakukanshalat],(QS.Al-A’;raf 7:31)
4. Shalatlah ditempat yang aman: Dari hal yang akan mengganggu penglihatan dan pendengaran selama shalat.
5. Shalatlah seakan-akan anda shalat untuk yang terakhir (shalat wada’) Wasiat Rasulullah pada Abu Ayub al-Anshary:
Shalatlah engkau shalat wada’! Sabda Rasulullah saw.:
Beramallah (beribadahlah) untuk akhirat seakan akan engkau akan mati esok (sebentar lagi).
6. Shalatlah seakan akan engkau melihat Allah! Sabda Rasulullah saw.:
Beribadatlah kepada Allah seakan akan engkau melihat-Nya, apabila engkau tidak mampu seakan akan melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia pasti melihat engkau. (HR.Muslim dari Umar bin Khathab).
7. Shalatlah dengan thumakninah.!
8. Bacalah Al-Quran(bacaan shalat) dengan tartil! Dan Bacalah Al Quran itu dengan(tartil) perlahan-lahan.(QS.Almuzammil 73:4) Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(QS.Al-Isra’ 17:110).
9. Memahami bacaan shalat dengan mendalam (minmimal memadai).
10. Menghayati Bacaan Shalat dengan sepenuh hati. Seakan akan anda sedang bermuhasabah dengan diri sendiri, dan bermunajat dengan Allah swt.(“berdialog interaktif”)
Firman Allah swt.: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(QS.Al-A’raf 7:205). P e n u t u p . Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.(QS.Ibrahim 14:40)
ara ahli kelautan, setelah melalui kemajuan ilmu pen-
getahuan, telah dapat menyingkap adanya batas
antara lautan. Mereka menemukan bahwa ada
pemisah antara setiap lautan, pemisah itu bergerak di antara
dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah) dianalogikan
dengan front yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan
adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya
sehingga sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di ling-
kungan itu.
Meskipun ada pemisah ini, dua lautan tetap bisa bercampur
secara lambat yang membuat jumlah air laut yang menyeber-
ang dari laut satu ke laut yang lain mendapatkan karakteristik
lautan tempat air itu menuju, melalui pemisah yang bekerja
mengaduk air yang lewat dari laut ke laut yang lain. Dengan
demikian setiap lautan tetap memelihara karakteristiknya.
Banyak tahapan yang telah dilalui ilmu pengetahuan manusia
untuk mengetahui sifat-sifat air laut, di antaranya tentang ba-
tas-batas laut.
Pada tahun 1873M/1283H para ilmuwan dari tim peneliti Ing-
gris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya
perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari
berbagai lautan. Dari situ manusia mengatahui bahwa air laut
berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, dalam hal
kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya.
Penemuan hal ini dihasilkan setelah menyelesaikan pelayaran
ilmiyah selama tiga tahun, mengarungi seluruh lautan di bumi.
Ekspedisi ini mengumpulkan informasi-informasi dari 362 pos
yang diperuntukkan untuk menyelidiki karakteristik lautan-
lautan. Laporan perjalanan tersebut memenuhi 29.000 hala-
man dalam 50 jilid, yang penyusunannya memakan waktu 23
tahun. Di tambah lagi bahwa ekspedisi tersebut adalah salah
satu penemuan ilmiah yang besar karena telah memperlihat
kedangkalan pengetahuan manusia sebelumnya tentang lau-
tan.
Setelah tahun 1933 diadakan ekspedisi ilmiah Amerika di Te-
luk Meksiko. Disebar ratusan pos-pos lautan untuk mempela-
jari karakteristik lautan. Ditemukan bahwa sejumlah besar dari
pos-pos tersebut memberikan informasi yang seragam tentang
karakteristik air di wilayah itu, dalam hal kadar garam, berat
jenis, suhu, biota laut, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Di sisi lain pos-pos yang lain memberikan informasi seragam
yang lain tentang wilayah lain. Sehingga ahli kelautan berke-
simpulan tentang adanya dua laut yang berbeda sifatnya, tidak
sekedar perbedaan sampel seperti yang ditemukan pada
ekspedisi Challenger.
Melalui ratusan ”stasiun” laut yang dibuat untuk mempelajari
karakteristik lautan, para ilmuwan menyimpulkan bahwa per-
bedaan karakter tersebut mendeterminasi satu lautan dengan
yang lainnya. Akan tetapi mengapa lautan-lautan tersebut
tidak bercampur dan lalu menjadi seragam padahal pengaruh
kekuatan surut dan pasang terus menggerakkan air laut dua
kali sehari, menjadikan air laut selalu datang dan pergi, ber-
campur dan bergolak? Ditambah faktor-faktor lain yang mem-
buat air laut selalu bergerak dan bergolak seperti gelombang
permukaan, gelombang bawah, arus air dan lautan.
Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-buku ilmiah
pada tahun 1942M / 1361H. Studi yang mendalam tentang
karakteristik lautan menyingkap adanya lapisan-lapisan air
pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang ber-
beda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas
setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota
laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Setelah tahun 1962 diketahui fungsi batas-batas laut tersebut
dalam ”mengolah” aliran air laut yang menyeberang dari satu
laut ke laut yang lain sehingga laut yang satu tidak melampaui.
laut yang lain. Dengan demikian lautan-lautan tersebut tidak
bercampur aduk karena setiap lautan menjaga karakteristi-
knya masing-masing dan batas-batas wilayahnya karena
adanya pembatas-pembatas tersebut.
Skema di bawah menjelaskan batas-batas air Laut Tengah
Mediterania yang hangat dan berkadar garam tinggi ketika
memasuki Samudra Atlantik yang dingin dan memiliki kadar
garam lebih rendah.
Pemisah antara air Laut Tengah dan air Samudra Atlantik.
Tampak perbedaan pemisah (front) dari kedua lautan dalam
hal kadar garam dijelaskan dengan garis, angka dan warna.
Dan akhirnya manusia dapat memotret pembatas-pembatas
tersebut dengan teknologi foto inframerah menggunakan
satelit di mana terlihat bahwa lautan yang tampaknya satu
kesatuan ternyata memiliki benyak perbedaan di antara
bagian-bagian air di berbagai lautan. Tampak per-
bedaan warna sesuai dengan perbedaan tempera-
tur.
Bersambung . . . Hal 12
P
Ia merupakan lukisan nyata tentang kepribadian Arab den-
gan segala kedalaman dan kejauhannya .... Sementara ba-
paknya adalah orang yang mula pertama beriman, dan
"Shiddiq" yang memiliki corak keimanan yang tiada taranya
terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta orang kedua ketika
mereka berada dalam gua.
Tetapi Abdurrahman termasuk salah seorang yang keras
laksana batu karang menyatu menjadi satu, senyawa dengitn
Agama nenek moyangnya dan berhala-berhala Quraisy ... !
Di perang Badar ia tampil sebagai barisan penyerang di pi-
hak tentara musyrik. Dan di perang Uhud ia mengepalai
pasukan panah yang dipersiapkan Qurairsy untuk mengha-
dapi Kaum Muslimin ....
Dan sebelum kedua pasukan itu bertempur, leblh dulu
seperti biasa dimulai dengan perang tanding. Abdurrahman
maju ke depan dan meminta iawan dari pihak Muslimin.
Maka bangkitlah bapaknya yakni Abu Bakar Shiddiq radhi-
yallah 'anhu maju ke muka melayani tantangan anaknya
itu....Tetapi Rasulullah menan shahabatnya itu dan
menghaianginya melakukan perang tanding dengan puter-
anya sendiri....
Bagi .seorang Arab asli, tak ada ciri yang lebih menonjol dari
kecintaannya yang teguh terhadap apa yang diyakininya
....Jika ia telah meyakini kebenaran sesuatu agama atau
sebuah pendapat, maka tak ubahnya ia bagai tawanan yang
diperbudak oleh keyakinannya itu hingga tak dapat melepas-
kan diri lagi.
Kecuali bila ada keyakinan baru yang lebih kuat, yang me-
menuhi rongga akal dan jiwanya tanpa syak wasangka
sedikit pun, yang akan menggeser keyakinannya yang per-
tama tadi.
Demikianlah, bagaimana juga hormatnya Abdurrahman
kepada bapaknya, serta kepercayaannya yang penuh
kepada kematangan akal dan kebesaran Jiwa serta budinya,
namun keteguhan hatinya terhadap keyakinannya tetap
berkuasa hingga tiada tenpengaruh oleh keislaman ba-
paknya itu. Maka ia berdiri teguh dan tak beranjak dari tem-
patnya, memikul tanggung jawab aqidah dan
keyakinannya itu, membela berhala-berhala
Quraisy dan bertahan mati-matian di bawah
bendera dan panji-panjinya, melawan Kaum Mu'minin yang
telah slap mengorbankan jiwanya.
Dan orang-orang kuat semacam ini, tidak buta akan kebena-
ran, walaupun untuk itu diperlukan waktu yang lama.
Kekerasan prinsip, cahaya kenyataan dan ketulusan mereka,
akhir kesudahannya akan membimbing mereka kepada
barang yang haq dan mempertemukan mereka dengan pe-
tunjuk dan kebaikan.
Dan pada suatu hari, berdentanglah saat yang telah ditetap-
kan oleh taqdir itu, yakni saat yang menandai kelahiran barn
dari Abdurrahman bin Abu Bakar Shiddiq .... Pelita-pelita
petunjuk telah menyuluhi dirinya, hingga mengikis habis ba-
yang-bayang kegelapan dan kepalsuan warisan jahiliyah.
Dilihatnya Allah Maha Tunggal lagi Esa di segala sesuatu
yang terdapat di sekelilingnya, dan petunjuk Allah pun men-
gurat-mengakar pada diri dan jiwanya, hingga ia pun menjadi
salah seorang Muslim... !
Secepatnya ia bangkit melakukan perjalanan jauh menemui
Rasulullah untuk kembali ke pangkuan Agama yang haq.
Maka bercahaya-cahayalah wajah Abu Bakar karena gem-
bira ketika melihat puteranya itu bai'at kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam .
Di waktu kafirnya ia adalah seorang jantan! Maka sekarang
ia memeluk Islam secara jantan pula! Tiada sesuatu harapan
yang menariknya, tiada pula sesuatu ketakutan yang men-
dorongnya!
Hal itu tiada lain hanyalah suatu keyakinan yang benar dan
tepat, yang dikaruniakan oleh hidayah Allah dan taufik-Nya!
Dan mulai saat itu Abdurrahman pun berusaha sekuat
tenaga untuk menyusul ketinggalan-ketinggalannya selama
ini, balk di jalan Allah, maupun di jalan Rasul dan orang-
orang Mu'min.
Di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam begitupun
di masa khalifah-khalifah sepeninggalnya, Abdurrahman tak
ketinggalan mengambil bagian dalam peperangan, dan tak
permah berpangku tangan dalam jihad yang aneka ragam ....
Dalam peperangan Yamamah yang terkenal itu, jasanya
amat besar. Keteguhan dan keberaniannya memiliki peranan
besar dalam merebut kemenangan dari tentara Musailamah
dan orang-orang murtad ....
“Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang bergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan). ”
Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam buku baru Saya, “ChaNge”. Minggu lalu, dalam sebuah seminar yang dise-
lenggarakan Indosat, iseng-iseng Saya mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Ditengah-tengah ratusan orang yang tengah
menyimak isi buku, Saya tawarkan uang itu. “Silahkan, siapa yang mau boleh ambil,” ujar Saya. Saya menunduk ke bawah
menghindari tatapan ke muka audiens sambil menjulurkan uang Rp 100.000.
Seperti yang Saya duga, hampir semua audiens hanya diam terkesima. Saya ulangi kalimat Saya beberapa kali dengan mimik
muka yang lebih serius. Beberapa orang tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya dari sandaran kursi, yang lain
lagi menendang kaki temannya. Seorang ibu menyuruh temannya maju, tetapi mereka semua tak bergerak. Belakangan, dua
orang pria maju ke depan sambil celingak-celinguk. Orang yang maju dari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi ia
segera menghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisi sebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu
kembali ke kursinya.
Sekarang hanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan Saya. Gerakannya begitu cepat, tapi tangannya berhenti
manakala uang itu disentuhnya. Saya dapat merasakan tarikan uang yang dilakukan dengan keragu-raguan. Semua audiens
tertegun.
Saya ulangi pesan Saya, “Silahkan ambil, silahkan ambil.” Ia menatap wajah Saya, dan Saya pun menatapnya dengan wajah
lucu. Audiens tertawa melihat keberanian anak muda itu. Saya ulangi lagi kalimat Saya, dan Ia pun merampas uang kertas itu
dari tangan Saya dan kembali ke kursinya. Semua audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang lalu berteriak, “Kembalikan, kem-
balikan!” Saya mengatakan, “Tidak usah. Uang itu sudah menjadi miliknya.”
Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kaya Rp.100.000. Saya tanya kepada mereka, mengapa ham-
pir semua diam, tak bergerak. Bukankah uang yang Saya sodorkan tadi adalah sebuah kesempatan? Mereka pun menjawab
dengan berbagai alasan:
“Saya pikir Bapak cuma main-main ………… ”
“Nanti uangnya toh diambil lagi.”
“Malu-maluin aja.”
“Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool!”
“Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu …..”
“Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya. …”
“Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas…..”
“Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang……. ..”
“Saya, kan duduk jauh di belakang…”
dan seterusnya.
Saya jelaskan bahwa jawaban mereka sama persis dengan tindakan mereka sehari-hari. Hampir setiap saat kita dilewati oleh
rangkaian opportunity (kesempatan) , tetapi kesempatan itu dibiarkan pergi begitu saja. Kita tidak menyambarnya, padahal kita
ingin agar hidup kita berubah. Saya jadi ingat dengan ucapan seorang teman yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di daerah
Parung. Ia tampak begitu senang saat Saya dan keluarga membesuknya. Sedih melihat seorang sarjana yang punya masa de-
pan baik terkerangkeng dalam jeruji rumah sakit bersama orang-orang tidak waras. Saya sampai tidak percaya ia berada di situ.
Dibandingkan teman-temannya, ia adalah pasien yang paling waras. Ia bisa menilai “gila” nya orang di sana satu persatu dan
berbicara waras dengan Saya. Cuma, matanya memang tampak agak merah. Waktu Saya tanya apakah ia merasa sama den-
gan mereka, ia pun protes. “Gila aja….ini kan gara-gara saudara-saudara Saya tidak mau mengurus Saya. Saya ini tidak gila.
Mereka itu semua sakit…..”. Lantas, apa yang kamu maksud ’sakit’?”
“Orang ’sakit’ (gila) itu selalu berorientasi ke masa lalu, sedangkan Saya selalu berpikir ke depan. Yang gila itu
adalah yang selalu
Go to . . . . . Hal 15
BERCERMIN DENGAN AIB SENDIRI . . . .
Sebelum memberi reaksi terhadap aib orang lain,
lihatlah secara jernih seperti apa mutu diri sendiri. Lebih
baikkah? Atau, jangan-jangan lebih buruk. Dari situlah
ucapan syukur dan istighfar mengalir dari hati yang pal-
ing dalam. Syukur kalau diri ternyata lebih baik. Dan
istighfar jika terlihat bahwa diri sendiri lebih buruk.
Tatap aib saudara mukmin lain dengan pandangan baik
sangka. Mungkin ia terpaksa. Mungkin itulah pilihan
buruk dari sekian yang terburuk. Mungkin langkah dia
jauh lebih baik dari kita, jika berada pada situasi dan
kondisi yang sama.
Membuka aib seorang mukmin berarti memperlihat-
kan aib sendiri
Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersau-
dara. Sebuah persaudaraan yang jauh lebih sakral ketim-
bang satu ayah dan satu ibu. Karena Allah sendiri yang
menyatakan kekuatan persaudaraan itu: “Sesungguhnya
orang-orang beriman itu bersaudara….” (Al-Hujurat: 10)
Ketika seorang mukmin membuka dan menyebarkan aib
saudaranya, ada dua kesalahan yang dilakukan sekaligus.
Pertama, ada citra keagungan orang-orang beriman yang
terkotori. Dan reaksi yang muncul memojokkan umat
Islam, “Yah, sama saja. Keimanan tidak bisa jadi jami-
nan!” Dan seterusnya.
Kedua, orang yang gemar menyebarkan aib saudaranya,
sebenarnya tanpa sadar sedang memperlihatkan jati dir-
inya yang asli. Antara lain, tidak bisa memegang rahasia,
lemah kesetiakawanan, dan penyebar berita bohong. Se-
makin banyak aib yang ia sebarkan, kian jelas keburukan
diri si penyebar.
Benar apa yang dinasihatkan Rasulullah saw. bahwa
diam adalah pilihan terbaik ketika tidak ada bahan uca-
pan yang baik. Simpanlah aib seorang teman dan saudara
sesama mukmin, karena dengan begitu; kelak, Allah
swt., akan menutup aib kita di hadapan manusia.
BATAS ANTARA LAUTAN . .
. . . . Dalam riset lapangan untuk membandingkan antara air Teluk Oman dan air Teluk Persia menggunakan angka, perhitungan
dan analisis kimiawi, tampak perbedaan yang nyata antara keduanya segi kimiawi dan tumbuhan yang dominant serta tampak
ada pembatas yang jelas antara keduanya. (lihat hal 77 buku yang asli)
Penemuan adanya batas antar lautan telah memakan waktu sekitar seratus tahun dengan melalui studi dan riset yang panjang,
bergabung di dalamnya ratusan peneliti, digunakan berbagai macam peralatan dan perangkat yang riset ilmiah yang canggih.
Akan tetapi al-Qur’an al-Karim telah menjelaskan hal ini 14 abad yang lalu. Allah berkata:
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu,(19)
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(20)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(21)
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.(22) (QS ar-Rahman: 19-22)
Allah juga berfirman:
”...dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut...” (QS an-Naml: 61)
sumber : ikadi.org
Percakapan Sehari-hari ( Daily Conversation )
Kapan selesai ? = When will it/they be ready ?
Maaf, dia sedang keluar = Sorry, he/she’s not in
Saya akan kembali nanti = I’ll come back later
Apa ini jalan ke Arau ! = Is this the road to Arau !
Boleh saya coba ? = May I taste it ?
Baik, saya ambil = That’s fine. I’ll take it
Ada yang lainnya ! = Will there be anything else !
. . . . .Bahkan ialah yang menghabisi riwayat Mahkam bin
Thufeil, yang menjadi otak perencana bagi Musailamah, den-
gan segala daya upaya dan kekuatannya ia berhasil
mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh tentara
murtad sebagai tempat yang strategis untuk pertahanan
mereka.
Dan mulai saat itu Abdurrahman pun berusaha sekuat tenaga
untuk menyusul ketinggalan-ketinggalannya selama ini, balk
di jalan Allah, maupun di jalan Rasul dan orang-orang Mu'min.
Di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam begitupun di
masa khalifah-khalifah sepeninggalnya, Abdurrahman tak
ketinggalan mengambil bagian dalam peperangan, dan tak
permah berpangku tangan dalam jihad yang aneka ragam ....
Dalam peperangan Yamamah yang terkenal itu, jasanya amat
besar. Keteguhan dan keberaniannya memiliki peranan besar
dalam merebut kemenangan dari tentara Musailamah dan
orang-orang murtad .... Bahkan ialah yang menghabisi riwayat
Mahkam bin Thufeil, yang menjadi otak perencana bagi
Musailamah, dengan segala daya upaya dan kekuatannya ia
berhasil mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh
tentara murtad sebagai tempat yang strategis untuk per-
tahanan mereka.
Tatkala Mahkam rubuh disebabkan suatu pukulan yang me-
nentukan dari Abdurrahman, sedang orang-orang sekelil-
ingnya lari tunggang langgang, terbukalah lowongan besar
dan luas di benteng itu,-hingga prajurit-prajurit Islam masuk
berlompatan ke dalam benteng itu....
Di bawah naungan Islam sifat-sifat utama Abdurrahman ber-
tambah tajam dan lebih menonjol. Kecintaan kepada keyaki-
nannya dan kemauan yang teguh untuk mengikuti apa yang
dianggapnya haq dan benar, kebenciannya terhadap ber-
manis mulut dan mengambil muka, semua sifat ini tetap meru-
pakan sari hidup dan permata kepribadiannya. Tiada sedikit
pun ia terpengaruh oleh sesuatu pancingan atau di bawah
sesuatu tekanan, bahkan juga pada saat yang amat gawat,
yakni ketika Mu'awiyah memutuskan hendak memberikan
bai'at sebagai khalifah bagi Yazid dengan ketajaman senjata!
Mu'awiyah mengirim surat bai'at itu kepada Marwan guber-
nurnya di Madinah dan menyuruh bacakannya kepada Kaum
Muslimin di mesjid. Marwan melaksanakan perintah itu, tetapi
belum lagi selesai ia membacakannya, Abdurrahman bin Abu
Bakar pun bangkit dengan maksud hendak merubah suasana
hening yang mencekam itu menjadi banjir protes dan perla-
wanan keras katanya: -- "Demi Allah, rupanya bukan kebe-
basan memilih yang anda berikan kepada ummat Nabi Mu-
hammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi anda hendak
menjadikannya kerajaan seperti di Romawi hingga bila seo-
rang kaisar meninggal, tampillah kaisar lain sebagai penggan-
tinya... !"
Saat itu Abdurrahman melihat bahaya besar yang sedang
mengancam Islam, yakni seandainya Mu'awiyah melanjutkan
rencananya itu, akan merubah hukum demokrasi dalam Islam
di mana rakyat dapat memilih kepala negaranya secara be-
bas, menjadi sistem monarki di mana rakyat akan diperintah
oleh raja-raja atau kaisar-kaisar yang akan mewarisi takhta
secara turun temurun ... !
Belum lagi selesai Abdurahman melontarkan kecaman keras
ini ke muka Marwan, ia telah disokong oleh segolongan Mus-
limin yang dipimpin oleh Husein bin Ali, Abdullah bin Zubeir
dan Abdullah bin Umar.
Di belakang muncul beberapa keadaan mendesak yang me-
maksa Husein, Ibnu Zubeir dan Ibnu Umar berdiam diri terha-
dap rencana bai'at yang hendak dilaksanakan Mu'awiyah den-
gan kekuatan senjata ini. Tetapi Abdurrahman tidak putus-
putusnya menyatakan batalnya bai'at ini secara terus terang!
Mu'awiyah mengirim utusan untuk menyerahkan uang kepada
Abdurrahman sebanyak seratus ribu dirham dengan maksud
hendak membujuknya. Tetapi Abdurrahman melemparkan
harta itu jauh-jauh, lain katanya kepada utusan Mu'awiyah:
"Kembalilah kepadanya dan katakan bahwa Abdurrahman tak
hendak menjual Agamanya dengan dunia... !"
Tatkala diketahuinya setelah itu bahwa Mu'awiyah sedang
bersiap-siap hendak melakukan kunjungan ke Madinah, Ab-
durrahman segera meninggalkan kota itu menuju Mekah. Dan
rupanya iradat Allah akan menghindarkan dirinya dari ben-
cana dan akibat pendiriannya ini ....
Karena baru saja ia sampai di luar kota Mekah dan tinggal
sebentar di sana, ruhnya pun berangkat menemui Tuhannya.
Orang-orang mengusung jenazahnya di bahu-bahu mereka
dan membawanya ke suatu dataran tinggi kota Mekah lalu
memakam kannya di sana, yakni di bawah tanah yang telak
menyaksikan masa jahiliyahnya ..., dan juga telah menyaksi-
kan masa Islamnya ... ! Yakni keislaman seorang laki-laki
yang benar, berjiwa bebas dan kesatria ... !
YA ALLAH, SUNGGUH TELAH KAMI SAMPAIKAN, SAKSIKANLAH !
Harap disimpan baik—baik, karena didalamnya terdapat ayat—ayat al-quran
Suatu kali
Rasulullah
shallallahu
alaihi wa
sallam
bersabda,
"Barangsiapa
yang melihat
pemimpin
yang tidak
disenangi
(perbuatannya)
maka
bersabarlah."
(Riwayat
Muslim)
Pesan-pesanku Jika Aku Mati Bismillahir rahmanir rahiem,
Keluargaku yang kusayangi,
Aku tidak tahu kapan Sang Pemilik jiwaku ini memanggilku.
Namun demikian rasa khawatirku untuk tidak meninggalkan kesusahan dan keburukan sepeninggalku, telah men-
dorongku untuk berwasiat kepadamu sekalian.
Hendaklah kamu sekalian tidak bersedih hati dengan apa saja yang luput darimu dan tidak pula meratapi apa2 yang
telah ditakdirkan Allah (swt) agar menjadi bagian dari kisah kehidupan di dunia ini. Kematianku tidaklah berbeda
dengan kematian manusia lainnya. Yang demikian adalah karena setiap yang bernyawa pasti akan mati. [1]
Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku tidak dapat memberi jaminan hidup atas hidupku sendiri sebagaimana aku
tidak dapat memastikan apa yang dapat kita lakukan esok hari dari rencana2 kita. Yang demikian adalah karena kita
adalah hamba2 Allah yang tidak memiliki sedikitpun kekuasaan dan kemampuan kecuali sekedar apa yang diberi-
kan-Nya yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.
Jika aku mati, hendaknya kamu sekalian tidak panik. Kematian adalah perkara biasa yang orang lain juga mengha-
dapinya. Uruslah jenazahku dengan kemampuan terbaik kalian. Jika aku sempat mandi sebelum aku mati, maka
hendaklah tidak seorangpun yang mengulanginya. Kewajiban kalian adalah menutupi bagian2-ku yang masih ter-
buka dengan kain (kafan). Jika tidak, maka mandikan dan bersihkanlah bagian2 yang penting sebelum kalian meng-
kafaniku sehingga aku layak untuk menghadap Allah (swt).
Jika hanya seorang dari kalian yang ada di sisiku pada saat kematianku, hendaklah kamu memberitahu tetangga
terdekat yang sekiranya mereka dapat membantu menguruskan jenazahku atau mereka memberitahu orang lain
yang layak untuk memandikan dan mengkafankan jenazahku. Untuk hal ini, hendaklah mereka termasuk orang2
yang amanah yang dapat menjaga aurat dan aibku dengan baik.
Di bumi mana aku mati, maka tempat yang paling layak dan paling baik bagi jenazahku adalah tanah perkuburan
yang terdekat dengan tempat kematianku. Yang demikian lebih aku sukai agar tempatku termasuk hal2 yang akan
dapat memberi kesaksian tentang apa yang telah aku kerjakan buat agama ini. Oleh karena itu, janganlah se-kali2
kalian mencoba mengangkut atau membawa jenazahku lebih jauh dari tempat itu.
Dan jangan biarkan jenazahku menunggu. Jangan pula seorang dari kalian, orangtua, sanak famili, sahabat, handai
tolan dan kawan2 baikku dijadikan alasan untuk menunda jenazahku masuk liang lahat. Selain perkara ini tidak
membebani mereka yang mengurus jenazahku, hal itu juga lebih baik bagi mereka yang datang kemudian.
Jika yang datang kemudian adalah dari golongan orang2 yang sholeh, maka sudah tentu mereka akan tahu cara
menolongku dengan pertolongan ghaib. Sebaliknya, jika yang datang kemudian adalah orang2 yang belum sem-
purna agamanya, maka hal itu tidak akan menambah kesalahan dan dosa mereka. [2]
Tahanlah lisan kalian dalam mengekspresikan rasa bela sungkawa atau duka cita kalian. Meskipun aku rela kamu
mencurahkan air matamu, tetapi janganlah se-kali2 kamu meratap atau mengeluarkan kata2 kesedihan. Yang
demikian adalah karena selain hal itu akan menyusahkanku di kubur, hal itu juga akan menjadi dosa bagimu.
Berserah dirilah kepada Allah (swt) tidak saja dalam urusan rezekimu, tetapi juga dalam semua aspek kehidupanmu.
Yakinlah dengan keyakinan yang bulat bahwa Allah (swt) maha cermat dalam mengurus semua makhluk-Nya. Dia
mustahil ceroboh sebagaimana Dia mustahil berbuat zhalim kepada ciptaan-Nya sendiri. Karena itu, mintalah per-
tolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat [4].
Tidak ada warisan terbaik yang dapat aku tinggalkan kepada kalian selain aku telah berusaha dengan segala daya
agar kalian terbiasa berada di jalan Allah. Dan meskipun aku seringkali gagal dalam memberi kalian warisan akhlak
yang agung sebagaimana akhlak Rasulullah (saw), tetapi paling tidak kalian telah mengetahui bagaimana cara
menghadirkannya jika kalian mau. Dan sekiranya ada benda2 yang aku tinggalkan pada kalian, maka orang terbaik
diantara kalian adalah dia yang paling tidak memerlukannya.
Go to . . . . . Hal 15
Imu kontemporer menetapkan—setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu'
secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka
menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali
ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai
mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mik-
roba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit.
Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga
hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke
peredaran darah!!
Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyembur-
kannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan
kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan
sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan
mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan ber-
campur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan
berbagai penyakit.
Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum per-
nah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh
yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu
-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.
Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab
manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang men-
yerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, se-
hingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.
Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka,
wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui
berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini
semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.
Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain:
Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena
itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas
kepada kita sabda Rasulullah:
((
Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tidur, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebe-
lum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.
Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah
seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari
pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah
pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat
disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.
Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung …
Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah
I
top related