86929378 standard penetration test spt

Post on 02-Jan-2016

210 Views

Category:

Documents

22 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

SPT

Standard Penetration Test•Digunakan untuk menentukan kepadatan dan konsistensi

tanah/batuan secara dinamis di tempat (insitu) atau untuk

mendapatkan gambaran keadaan kekuatan geser jenis tanah

langsung di lapangan.

•Hal diatas didapat dengan memperhatikan banyaknya tumbukan

yang diperlukan untuk penetrasi Split spoon sampler/Split Barrel

sampler sebesar 30 cm terakhir dari pembacaan penetrasi 45 cm.

Dilaksanakan akibat beban jatuh 63,5 Kg dari ketinggian 75 cm.

•Dapat dengan menggunakan peralatan bor mesin tetapi pada

ujung bor/tabung sampelnya diganti dengan split spoon sampler.

BORING

PENGUJIAN SPT

BORING

Beban penumbuk dengan berat standard sebesar 63,5

Kg dijatuhkan pada ketinggian standard setinggi 75 cm

(Sebaiknya sebelum memulai melakukan SPT, terlebih

dahulu permukaan tanah dibor sedalam 1 m)

Dibor

1 m

Perhitungan

SPT

Setelah Split Spoon dimasukkan sedalam 15 cm. Jumlah

pukulan ditentukan untuk memasukkannya sedalam 30 cm

berikutnya, jumlah pukulan ini disebut = N dengan satuan

Blows/ft

Setelah selesai pengujian SPT (pukulan 45 cm pertama) selesai, split

spoon dikeluarkan dari lubang bor dan dilepaskan untuk diambil contoh

tanah yang terdapat dalam spoon tersebut.

Contoh tanah yang didapatkan

disini tidak asli dan hanya

dapat dipakai untuk penentuan

ukuran butir dan batas-batas

Atterberg.

−−−− Akan didapat 3 bagian tumbukan, yaitu :

N1 untuk 15 cm pertama.

N2 dan N3 untuk 15 cm kedua dan ketiga.

−−−− Nilai SPT adalah jumlah dari N2 + N3.

−−−− N1 tidak boleh diperhitungkan, karena :

Bekas tumbukan/bor terakhir

→→→→ Rusak (tanah belum asli akibat sebelumnya)

N1 Perhitungan N berikutnya.

N2

N3

Contoh :

“Bagi 3 bagian per 15 cm

15 cm ke 1 →→→→ N = 7 x pukulan.

15 cm ke 2 →→→→ N = 10 x pukulan.

15 cm ke 3 →→→→ N = 5 x pukulan.

N lap = 10 + 5 = 15 blof/ft

N γγγγ (KN/m3) ∅∅∅∅ Klasifikasi

0 – 10 12 – 16 25 – 32 Lepas

11 – 30 14 – 18 28 – 36 Sedang

31 – 50 16 – 20 30 – 40 Padat

> 50 18 - 23 > 35 Sangat Padat

Pasir :

Korelasi Nspt (Koreksi) dan Sifat Tanah oleh Bowles (’84)

N γγγγ (KN/m3) qu (KN/m2) Klasifikasi

< 4 14 – 18 < 25 Sangat lunak

4 – 6 16 – 18 20 – 50 Lunak

6 – 15 16 – 18 30 – 60 Sedang

16 – 25 16 – 18 40 – 200 Kaku

> 25 > 20 > 100 Keras

Lempung :

1. 15 cm terakhir →→→→ N > 50 pukulan.

2. N = 100.

3. 10 pukulan terakhir

tidak menunjukkan

penetrasi.

Pengujian SPT Dihentikan, apabila :

penetrasi.

− Perbedaan Tinggi Jatuh dalam 1 x pengujian →→→→ harus tepat 75 cm,

karena perubahan tinggi menghasilkan harga N berbeda.

−−−− Gesekan penumbuk dengan Rod →→→→ (harus diberi minyak).

−−−− Tebal lapisan < 30 cm →→→→ karena SPT →→→→ N = 45 cm

−−−− ∅∅∅∅ batu/butiran > ∅∅∅∅ split spoon.

Misal :

Faktor Pengaruh Harga N-SPT

SPT

Catatan :

Lubang bor (boring log) menunjukkan

penolakan (refusal) jika jumlah pukulan

melebihi 100 →→→→ beralih ke titik lain.

BATU

BATU yang mendorong,

bukan SPT

Beberapa Hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan SPT :

Hasil Nspt kurang benar untuk tanah

berbutir kasar di bawah muka air yang ada,

kecuali apabila dengan hati-hati dapat

dipertahankan muka air di dalam lubang bor

selalu sedikit di atas dari muka air tanahselalu sedikit di atas dari muka air tanah

asli.

Apabila muka air di dalam lubang bor lebih

rendah dari muka air tanah asli → terjadi

Quick Condition (akan terjadi tanah yang

lepas).

Apabila digunakan Casing, tidak mendahului

(melampaui) batas dimana SPT dilaksanakan.

Kalau tidak, SPT yang dilaksanakan terletak

pada daerah tanah yang tertutup pada dasar

casing.

Data SPT dari Lapangan (Harga SPT asli = N) tidak langsung dapat

digunakan untuk Perencanaan, Harus dilakukan KOREKSI dahuluterhadap data SPT asli sebagai berikut :

1. KOREKSI TERHADAP MUKA AIR TANAH.•)Khusus untuk tanah pasir halus, pasir berlanau dan pasir berlempung yang

berada dibawah muka air tanah.

Dan hanya bila N = 15

KOREKSI :

a) N1 = 15 + ½ (N – 15) ………. Terzaghi & Peck “ ATAU ”a) N1 = 15 + ½ (N – 15) ………. Terzaghi & Peck “ ATAU ”

b) N1 = 0,6 N ………………… Bazaraa

Pilih harga N1 yang terkecil dari a) dan b) tersebut.

•)Untuk jenis tanah lempung, lanau, dan pasir kasar.

Dan bila N ≤ 15

Tidak ada KOREKSI N1 = N

Bila N > 15 → tidak ada KOREKSI juga.

2. KOREKSI TERHADAP OVERBURDEN PRESSURE

DARI TANAH.

Hasil dari Koreksi 1 → N1 dikoreksi lagi untuk pengaruh tekanan vertikal

effective pada lapisan tanah dimana harga N tersebut didapatkan (tekanan

vertical effective = overburden pressure)

KOREKSI :KOREKSI :

Menurut Bazaraa, 1967 :

• Bila Po ≤ 7,5 ton/m2 (Po dalam ton/m2)

4 N1

N2 =3,25 + 0,1 Po

N2 =

1 + 0,4 Po

• Bila Po > 7,5 ton/m2 (Po dalam ton/m2)

4 N1

Po = tekanan tanah vertikal effectif pada lapisan/kedalaman yang ditinjau (γγγγi . hi)

N2 = u/Desain

Harga N2 harus ≤ 2 N1

Bila dari koreksi didapat N2 > 2 N1,

“ Buat N2 = 2.N1 ”Formula Daya

Dukung

berdasarkan SPT

Contoh Perencanaan Pondasi Berdasarkan data SPT

Penjelasan

Contoh Biaya Pelaksanaan

Sampai Ketemu di materi SONDIR (CPT)

top related