60 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090040_l_6052.pdf · 1,0 x 105...
Post on 04-Apr-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
60
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam
Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan
konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah
0,9-3,5 mg/l sedangkan untuk konsentrasi ortofosfat yang optimum dalam
perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,27-5,51 mg/l (Mackentum 1969).
Sehingga dapat dilakukan estimasi perhitungan sebagai berikut :
o Konsentrasi nitrat dalam 100 g bayam dikonversikan dahulu satuannya
kedalam satuan g, sehingga didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 0,426 g.
o Konsentrasi fosfor dalam 100 g bayam dikonversikan dahulu satuannya
kedalam satuan g, sehingga didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 0,557 g.
o Menurut Mackentum 1969, konsentrasi nitrat optimum untuk fitoplankton
adalah 0,9-3,5 mg/l dan konsentrasi ortofosfat sebesar 0,27-5,51 mg/l,
kemudian satuan mg/l dikonversikan menjadi g/l, sehingga didapatkan
nilai konsentrasi sebesar 0,0009-0,0035 g/l untuk nitrat dan didapatkan
nilai konsentrasi sebesar 0,00027-0,00551 g/l.
o Sehingga dapat ditarik estimasi untuk pemberian konsentrasi ekstrak
etanol bayam (unsur nitrat), yakni : 0,0035g/0,426g = 0,008 g (konsentrasi
nitrat yang mendekati optimum menurut Mackentum) dan untuk unsur
fosfor, yakni : 0,00551g/0,557g = 0,009 g (konsentrasi ortofosfat yang
mendekati optimum menurut Mackentum).
o Selanjutnya, nilai estimasi konsentrasi ekstrak etanol bayam sebesar
0,008 g dikonversikan menjadi satuan mg, sehingga didapatkan hipotesis
konsentrasi ekstrak etanol bayam optimum dalam penelitian ini sebesar
8 mg/l.
o Penentuan konsentrasi ekstrak etanol bayam sebesar 8 mg/l sebagai
konsentrasi optimum dalam penelitian ini dikarenakan pada konsentrasi
8 mg/l ini mencakup kebutuhan unsur makro meliputi nitrat dan ortofosfat
(konsentrasi tidak kurang maupun tidak lebih dalam menunjang
perkembangbiakan dari Chlorella sp.
61
Lampiran 2. Peralatan yang Digunakan Dalam Penelitian
Tabung reaksi DestilatorMaserator
Toples 2,5 L Oven Ayakan 4/18
Timbangan digital Timbangan analitik Mikroskop cahaya
Pipet tetes Vacum evaporator Alumunium foil
Spekthophotometer Sentrifugator Cuvet
62
Lampiran 2. Peralatan yang Digunakan Dalam Penelitian (Lanjutan)
Labu erlenmeyer pH meter Hand counter
Haemocytometer Aerator DO meter
Tabung plastik Batu aerasi Gelas ukur
Beaker glass Kertas saring Mortar dan cawan
63
Lampiran 3. Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian
Bayam Simplisia bayam Etanol 70%
Ekstrak etanol bayam HCl 1% Kaporit
Sampel Chlorella
Pupuk urea Pupuk TSP Pupuk ZA
Aseton 90% Biakan awal Chlorela
Aquadest 15 L
64
Lampiran 4. Tahapan Penelitian
Penelitian Pendahuluan Untuk mengetahui respon sel Chlorella terhadap EEB
Evaluasi hasil pengamatan penelitian pendahuluan
Penelitian Utama
- Volume total kultur dengan penambahan EEB adalah 1 L.- Aquades dimasukan sampai 2/3 volume total kultur.- Tambahkan EEB sesuai konsentrasi perlakuan.- Aerasi selama 10-15 menit.
- Inokulasi biakan Chlorella hingga volume total kultur 1 L.- Kepadatan awal sel Chlorella sebesar 100.000 sel/ml.- Rumus inokulasi bibit (Isnansetyo dan Kurniastuty 1995).
- Kultur dibiarkan 1 hari untuk mendapatkan data kelimpahan.- Fotoperioditas (14 jam terang dan 10 jam gelap).- Pemakaian fotoperioditas mengacu pada (Betawati 2005).
- Pengukuran parameter fisik : suhu medium uji.- Pengukuran parameter kimia : pH dan DO medium uji.- Pengukuran parameter biologi : klorofil-a
- Untuk mengetahui pemberian konsentrasi EEB masing-masing perlakuan.- Untuk menenetukan konsentrasi EEB terbaik.
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Tujuan
65
Lampiran 5. Penghitungan Kelimpahan Sel Chlorella sp.
Pengamatan kelimpahan sel Chlorella sp. dilakukan dengan tiga kali
ulangan. Adapun rumus untuk menghitung kelimpahan sel Chlorella sp. dengan
cara :
Jumlah sel = (A1 + A2 + A3 + A4 + A5) / 5 x 25 x 10.000
Dimana :
A = Jumlah sel dalam chamber.
5 = Jumlah pengambilan data (chamber sedang).
25 = Jumlah chamber sedang.
10.000 = Volume kepadatan chamber (didapatkan dari p x l x t Haemocytometer).
Contoh :
Pengamatan pada kelimpahan sel Chlorella ketika hari kedua (perlakuan
C) didapatkan jumlah sel sebesar : 3, 3, 4, 3, 5 sel.
Penyelesaian :
Jumlah sel = (3 + 3 + 4 + 3 + 5) / 5 x 25 x 10.000
= 800.000 sel/ml.
66
Lampiran 6. Penghitungan Laju Perkembangbiakan Spesifik Chlorella sp.
Laju perkembangbiakan spesifik () dari Chlorella sp. dihitung dengan
menggunakan rumus menurut Krichnavaruk et al. (2004) sebagai berikut :
ot
t
TTnN
0lnln
Dimana :
Nt = Kepadatan populasi sel pada waktu ke-t.
N0 = Kepadatan populasi sel pada waktu ke-0.
T0 = Waktu awal.
Tt = Waktu pengamatan
Contoh :
Kelimpahan sel Chlorella sp. pada perlakuan C pada hari pertama yakni:
1,0 x 105 sel/ml, kelimpahan pada hari kedua yakni : 8,0 x 105 sel/ml.
Penyelesaian :
Laju perkembangbiakan spesifik () Chlorella sp. hari ke-2 adalah :
12
0,1ln0,8ln 2,07
67
Lampiran 7. Penghitungan Waktu Lag Phase Sel Chlorella sp.
Perhitungan waktu lag phase adalah dengan cara menghitung regresi linier
selama fase eksponensial (Suminto dan Hirayama 1996) dengan rumus :
Y = Ak + B
Dimana :
Y = Logaritma kelimpahan sel Chlorella pada hari ke-0.
k = Nilai intercept dari regresi linier.
B = Nilai slope dari regresi linier.
A = Estimasi waktu lag phase sel Chlorella (jam).
Catatan :
Penentuan waktu lag phase didasarkan kelimpahan sel yang meningkat
secara drastis pada hari ke 5 hingga hari ke 7 (Isnansetyo dan Kurniastuty 1995).
Penyelesaian Untuk Waktu Lag Phase Perlakuan A1 Ulangan 1 :
X (Hari) Y (Kelimpahan Sel) X2 Y2 XY
5 14,5 25 210,25 72,5
6 24,0 36 576 144
7 29,5 49 870,25 206,5
X = 18 Y = 68 X2 = 110 Y2 = 1656,65 XY = 423
22 )())((
XXnYXXYnb
=324110.3
68.18423.3 = 7,5
nXbYa
=3
18.5,768 = -22,3
Y = Ak + B
Log 100.000 = A (-22,3) + 7,5
5 = -22,3 A + 7,5 A = 0,11 hari, konversi ke dalam jam = 0,11 x 24 = 2,64 jam.
68
Lampiran 8. Hasil Uji Fitokimia Pada Bayam
No. Metabolit Sekunder Keberadaan Hasil Pengamatan Gambar
1. Alkaloid +Hasil Positif :
Endapan putih kekuningan
2. Steroid +Hasil Positif :
Terbentuk warna hijau
3. Flavonoid +Hasil Positif :
Terbentuk warna kuning
4. Saponin +Hasil Positif :
Terbentuk busa stagnan
69
Lampiran 9. Prosedur Pembuatan Pereaksi Meyer
1,36 g HgCl2 + 0,5 g KIO2
Dilarutkan dan diencerkan dengan akuades.
100 ml dalam labu ukur.
Pereaksi tidak berwarna.
70
Lampiran 10. Penghitungan Nilai Klorofil-a (mg/m3)
Nilai klorofil-a dari sampel Chlorella sp. pada akhir penelitian (10 hari
kultur) dapat menggunakan rumus Vollenweider (1974) sebagai berikut :
LvVCaaKlorofil.
.
Dimana :
Ca = (11,6 . D750) – (1,31 . D665) – (0,14 . D645).
V = Volume aseton yang digunakan (10 ml).
v = Volume air yang tersaring untuk direaksikan (600 ml)
L = Panjang cuvet (3 cm)
Contoh :
Setelah dilakukan pengukuran nilai klorofil-a (perlakuan K ulangan 1) pada
panjang gelombang 750 nm didapatkan nilai klorofil-a sebesar 2,046 Å, panjang
gelombang 665 nm didapatkan nilai klorofil-a sebesar 2,175 Å dan panjang
gelombang 645 nm di didapatkan nilai klorofil-a sebesar 2,571 Å.
Penyelesaian :
Ca = (11,6 . 2,046) – (1,31 . 2,175) – (0,14 . 2,571)
= 23,7336 – 2,84925 – 0,35994
= 20,52
Klorofil-a = 20,52.(3600
10x
)
= 20,52 . 0,0055
= 0,1128 mg/m3.
71
Lampiran 11. Kelimpahan Sel Chlorella sp. (1x105) Selama Kultur
Perlakuan UlanganHari Ke- Rata-Rata
Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A[EEB]
(2 mg/l)
1 1,0 5,0 6,0 8,5 14,5 24,0 29,5 27,0 26,5 19,0 16,1
2 1,0 5,5 6,5 9,0 21,5 24,5 33,5 30,5 29,0 21,0 18,2
3 1,0 3,5 6,0 8,0 10,5 20,5 28,0 24,5 25,5 17,0 14,4
Rata-RataPerlakuan
1,0 4,6 6,1 8,5 15,3 23 30,3 27,3 27 19 16,2
B[EEB]
(5 mg/l)
1 1,0 10,5 11,0 12,5 18,0 31,0 39,5 32,5 28,5 27,5 21,2
2 1,0 11,0 12,5 13,5 19,5 34,5 46,5 34,5 29,0 28,5 23,0
3 1,0 8,0 10,0 12,0 14,0 28,0 37,5 29,5 28,0 27,0 19,5
Rata-RataPerlakuan
1,0 9,8 11,1 12,6 17,1 31,1 41,1 32,1 28,5 27,6 21,2
C[EEB]
(8 mg/l)
1 1,0 10 11,5 20,5 36,0 67,5 68,5 55,0 53,0 48,0 37,1
2 1,0 8,0 8,5 13,5 21,0 44,5 54,5 50,5 43,5 35,5 28,0
3 1,0 9,0 11.0 14,5 23,0 55,0 68,0 53,5 50,0 46,5 32,0
Rata-RataPerlakuan
1,0 9 10,3 16,1 26,6 55,6 63,6 53 48,8 43,3 32,3
D[EEB]
(11 mg/l)
1 1,0 6,5 8,0 10,0 10,5 20,5 19,5 19,0 18,5 15,5 12,9
2 1,0 7,5 9,5 11,5 13,5 28,5 27,5 26,5 24,0 16,5 16,6
3 1,0 8,0 9,5 12,5 16,0 30,0 28,5 26,5 26,0 17,5 17,5
Rata-RataPerlakuan
1,0 7,3 9 11,3 13,3 26,3 25,1 24 22,8 16,5 15,6
K[PA]
(135 mg/l)
1 1,0 5,5 7,0 10,0 14,5 25,0 32,5 40,0 37,5 28,5 20,1
2 1,0 4,5 6,0 9,5 13,5 20,5 32,0 37,5 34,5 27,0 18,6
3 1,0 6,5 9,0 11,0 17,5 35,5 40,0 43,0 39,0 29,0 23,1
Rata-RataPerlakuan
1,0 5,5 7,3 10,1 15,1 27 34,8 40,1 37 28,1 20,6
72
Lampiran 12. Perhitungan Konsentrasi Fosfor Pada Perlakuan D
Dalam 100 g bayam mengandung 557 mg fosfor dan konsentrasi ortofosfat
yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,27-5,51 mg/l
(Mackentum 1969). Sehingga dapat dilakukan estimasi perhitungan sebagai
berikut :
o Konsentrasi fosfor dalam 100 g bayam dikonversikan dahulu satuannya
kedalam satuan g, sehingga didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 0,557 g.
o Konsentrasi ekstrak etanol bayam pada perlakuan D sebesar 11 mg/l.
Selanjutnya konsentrasi ekstrak etanol bayam dikonversikan satuan
menjadi g/l, sehingga didapatkan nilai konsentrasi ekstrak etanol bayam
sebesar 0,0011 mg/l.
o Menurut Mackentum 1969, konsentrasi ortofosfat sebesar 0,27-5,51 mg/l,
kemudian satuan mg/l dikonversikan menjadi g/l, sehingga didapatkan
nilai konsentrasi fosfor sebesar 0,00027-0,00551 g/l.
o Sehingga dapat ditarik nilai estimasi fosfor pada perlakuan D, yakni :
0,557 g x 0,011 g = 0,006127 g/l.
o Selanjutnya, nilai estimasi fosfor pada perlakuan D sebesar 0,006127 g/l
dikonversikan menjadi satuan mg, sehingga didapatkan estimasi fosfor
pada perlakuan D sebesar 6,127 mg/l.
73
Lampiran 13. Analisis Data Kelimpahan Sel Dengan Program SPSS
- Uji Levene.
- Uji Tabel Sidik (ANOVA).
- Uji Duncan (Taraf 95%)
Kesimpulan :
HO diterima (Sig 0,476 > 0,05).Artinya :Hipotesis awal diterima.
Kesimpulan :
Sig 0,000 < 0,05Artinya :Pengaruh perlakuan sangat signifikan.(Sangat berpengaruh nyata)
Catatan :
1. Sig 0,05 : tidak nyata.2. Sig < 0,05 : nyata (*).3. Sig < 0,01 : sangat nyata (**)
Catatan :
HO : ragam homogen.H1 : ragam tidak homogen.
a
Notasi
Kesimpulan :
Perlakuan C memberikanhasil kelimpahan selChlorella tertinggi.
ab
bc
74
Lampiran 14. Laju Perkembangbiakan Spesifik Chlorella sp. Selama Kultur.
Perlakuan UlanganHari Ke- Rata-Rata
Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A[EEB]
(2 mg/l)
1 0 1,60 0,18 0,34 0,53 0,50 0,20 -0,08 -0,01 -0,33 0,325
2 0 1,70 0,16 0,32 0,87 0,13 0,31 -0,09 -0,05 -0,32 0,336
3 0 1,25 0,53 0,28 0,27 0,66 0,31 -0,13 0,04 -0,40 0,312
Rata-RataPerlakuan
0 1,51 0,29 0,31 0,55 0,43 0,27 -0,1 -0,006 -0,35 0,324
B[EEB]
(5 mg/l)
1 0 2,35 0,04 0,12 0,36 0,54 0,24 -0,19 -0,13 -0,03 0,366
2 0 2,39 0,12 0,07 0,36 0,57 0,29 -0,29 -0,17 -0,01 0,370
3 0 2,07 0,22 0,18 0,15 0,69 0,29 -0,23 -0,05 -0,03 0,365
Rata-RataPerlakuan
0 2,27 0,12 0,12 0,29 0,60 0,27 -0,23 -0,11 -0,02 0,367
C[EEB]
(8 mg/l)
1 0 2,30 0,13 0,57 0,56 0,62 0,01 -0,21 -0,03 -0,09 0,428
2 0 2,07 0,06 0,46 0,44 0,75 0,20 -0,07 -0,14 -0,20 0,396
3 0 2,19 0,20 0,27 0,46 0,87 0,21 -0,23 -0,06 -0,07 0,426
Rata-RataPerlakuan
0 2,18 0,13 0,43 0,48 0,74 0,14 -0,17 -0,07 -0,12 0,416
D[EEB]
(11 mg/l)
1 0 1,87 0,20 0,22 0,04 0,66 -0,05 -0,02 -0,02 -0,17 0,303
2 0 2,01 0,23 0,19 0,16 0,74 -0,03 -0,03 -0,09 -0,37 0,312
3 0 2,07 0,17 0,27 0,24 0,62 -0,05 -0,07 -0,01 -0,39 0,316
Rata-RataPerlakuan
0 1,98 0,20 0,22 0,14 0,67 -0,04 -0,04 -0,04 -0,31 0,310
K[PA]
(135 mg/l)
1 0 1,70 0,24 0,35 0,37 0,54 0,26 0,20 -0,06 -0,27 0,370
2 0 1,50 0,28 0,45 0,35 0,41 0,44 0,15 -0,08 -0,24 0,362
3 0 1,87 0,32 0,20 0,46 0,70 0,11 0,07 -0,09 -0,29 0,372
Rata-RataPerlakuan
0 1,69 0,28 0,33 0,39 0,55 0,27 0,14 -0,07 -0,26 0,368
75
Lampiran 15. Perhitungan Konsentrasi N dan P Pada Perlakuan A
Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan
konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah
0,9-3,5 mg/l sedangkan untuk konsentrasi ortofosfat yang optimum dalam
perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,27-5,51 mg/l (Mackentum 1969).
Sehingga dapat dilakukan estimasi perhitungan sebagai berikut :
o Konsentrasi nitrat dalam 100 g bayam dikonversikan dahulu satuannya
kedalam satuan g, sehingga didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 0,426 g.
o Konsentrasi fosfor dalam 100 g bayam dikonversikan dahulu satuannya
kedalam satuan g, sehingga didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 0,557 g.
o Menurut Mackentum 1969, konsentrasi nitrat optimum untuk fitoplankton
adalah 0,9-3,5 mg/l dan konsentrasi ortofosfat sebesar 0,27-5,51 mg/l,
kemudian satuan mg/l dikonversikan menjadi g/l, sehingga didapatkan
nilai konsentrasi sebesar 0,0009-0,0035 g/l untuk nitrat dan didapatkan
nilai konsentrasi sebesar 0,00027-0,00551 g/l.
o Sehingga dapat ditarik estimasi untuk pemberian konsentrasi ekstrak
etanol bayam (unsur nitrat), yakni : 0,426g x 0,002g = 0,000852g dan
untuk unsur fosfor, yakni : 0,557g x 0,002g = 0,0011 g.
o Selanjutnya, nilai estimasi unsur nitrat sebesar 0,000852g dan unsur
ortofosfat sebesar 0,0011g dikonversikan menjadi satuan mg, sehingga
didapatkan konsentrasi nitrat perlakuan A sebesar 0,852 mg/l dan untuk
konsentrasi ortofosfat pada perlakuan A sebesar 1,1 mg/l.
76
Lampiran 16. Analisis Data Perkembangbiakan Spesifik Chlorella Dengan
Program SPSS
- Uji Tabel Sidik (ANOVA)
- Uji LSD
- Uji Duncan (Taraf 95%)
Kesimpulan :
Sig 0,000 < 0,05 dan sig 0,000 < 0,01.Artinya :Pengaruh perlakuan sangat signifikan.(Sangat berpengaruh nyata)
Catatan :
1. Sig 0,05 : tidak nyata.2. Sig < 0,05 : nyata (*).3. Sig < 0,01 : sangat nyata (**)
Notasi
a
b
c
Kesimpulan :
Perlakuan C memberikanhasil laju
perkembangbiakanspesifik tertinggi.
Kesimpulan :
A vs B : berbeda nyata.A vs C : berbeda nyata.A vs D ; tidak berbedanyata.
77
Lampiran 17. Waktu Lag Phase Sel Chlorella sp. Selama Kultur
Perlakuan Ulangan Waktu Lag Phase
A[EEB]
(2 mg/l)
1 2,64 Jam
2 2,4 Jam
3 2,64 Jam
Rata-RataPerlakuan
2,56 Jam
B[EEB]
(5 mg/l)
1 3,84 Jam
2 4,08 Jam
3 3,6 Jam
Rata-RataPerlakuan
3,84 Jam
C[EEB]
(8 mg/l)
1 6,72 Jam
2 4,56 Jam
3 4,8 Jam
Rata-RataPerlakuan
5,36 Jam
D[EEB]
(11 mg/l)
1 12,96 Jam
2 13,92 Jam
3 14,16 Jam
Rata-RataPerlakuan
13,68 Jam
K[PA]
(135 mg/l)
1 3 Jam
2 2,64 Jam
3 2,16 Jam
Rata-RataPerlakuan
2,6 Jam
78
Lampiran 18. Analisis Data Waktu Lag Phase Dengan Program SPSS
- Uji Tabel Sidik (ANOVA)
- Uji LSD
- Uji Duncan (Taraf 95%)
Kesimpulan :
Sig 0,000 < 0,05 dan sig 0,000 < 0,01.Artinya :Pengaruh perlakuan sangat signifikan.(Sangat berpengaruh nyata)
Catatan :
1. Sig 0,05 : tidak nyata.2. Sig < 0,05 : nyata (*).3. Sig < 0,01 : sangat nyata (**)
Kesimpulan :
A vs B : tidak berbeda nyata.A vs C : berbeda nyata.A vs D ; berbeda nyata.
Notasi
a
Kesimpulan :
Perlakuan A danperlakuan K memberikanwaktu lag phase terbaik.
bc
d
79
Lampiran 19. Hasil Pengukuran Klorofil-a (mg/m3) Selama Kultur
Perlakuan Ulangan Nilai Klorofil-a
A[EEB]
(2 mg/l)
1 0,1048 mg/m3
2 0,1107 mg/m3
3 0,0952 mg/m3
Rata-RataPerlakuan
0,1035 mg/m3
B[EEB]
(5 mg/l)
1 0,0543 mg/m3
2 0,0601 mg/m3
3 0,0527 mg/m3
Rata-RataPerlakuan
0,0557 mg/m3
C[EEB]
(8 mg/l)
1 0,0299 mg/m3
2 0,0250 mg/m3
3 0,0292 mg/m3
Rata-RataPerlakuan
0,0280 mg/m3
D[EEB]
(11 mg/l)
1 0,0312 mg/m3
2 0,0319 mg/m3
3 0,0406 mg/m3
Rata-RataPerlakuan
0,0345 mg/m3
K[PA]
(135 mg/l)
1 0,1132 mg/m3
2 0,1128 mg/m3
3 0,1144 mg/m3
Rata-RataPerlakuan
0,1134 mg/m3
80
Lampiran 20. Hasil Pengukuran Nilai pH Selama Kultur
Perlakuan UlanganHari Ke- Rata-Rata
Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A[EEB]
(2 mg/l)
1 7,0 7,03 7,22 7,26 7,41 7,48 7,99 7,66 7,48 7,18 7,37
2 7,0 7,05 7,24 7,31 7,46 7,51 8,12 7,74 7,59 7,25 7,42
3 7,0 7,01 7,16 7,22 7,37 7,41 7,93 7,57 7,36 7,09 7,31
Rata-RataPerlakuan
7,0 7,03 7,20 7,26 7,41 7,46 8,01 7,65 7,47 7,17 7,36
B[EEB]
(5 mg/l)
1 7,0 7,10 7,21 7,29 7,48 7,53 8,05 7,61 7,03 6,85 7,31
2 7,0 7,12 7,26 7,38 7,54 7,66 8,16 7,73 7,16 7,01 7,40
3 7,0 7,08 7,14 7,18 7,32 7,40 7,93 7,49 6,87 6,57 7,19
Rata-RataPerlakuan
7,0 7,10 7,20 7,28 7,44 7,53 8,04 7,61 7,02 6,81 7,30
C[EEB]
(8 mg/l)
1 7,0 7,41 7,39 7,84 7,86 8,01 8,25 7,28 6,24 5,49 7,27
2 7,0 6,97 7,16 7,30 7,44 7,78 8,09 7,16 6,02 5,32 7,02
3 7,0 7,01 7,21 7,45 7,52 7,84 8,15 7,23 6,18 5,35 7,09
Rata-RataPerlakuan
7,0 7,13 7,25 7,53 7,60 7,87 8,16 7,22 6,14 5,38 7,12
D[EEB]
(11 mg/l)
1 7,0 6,94 7,14 7,18 7,34 7,79 7,46 7,37 6,88 5,79 7,08
2 7,0 7,02 7,20 7,25 7,41 7,83 7,50 7,43 6,93 5,84 7,14
3 7,0 7,10 7,22 7,31 7,43 7,85 7,53 7,51 7,01 6,09 7,20
Rata-RataPerlakuan
7,0 7,02 7,18 7,24 7,39 7,82 7,49 7,43 6,94 5,90 7,14
K[PA]
(135 mg/l)
1 7,0 7,09 7,23 7,24 7,25 7,29 7,51 7,84 7,58 7,23 7,32
2 7,0 7,02 7,07 7,08 7,13 7,14 7,37 7,45 7,24 7,12 7,16
3 7,0 7,12 7,29 7,48 7,81 7,83 8,16 8,21 8,16 7,65 7,67
Rata-RataPerlakuan
7,0 7,07 7,19 7,26 7,39 7,42 7,68 7,83 7,66 7,33 7,38
81
Lampiran 21. Analisis Data Nilai Klorofil-a Dengan Program SPSS
- Uji Tabel Sidik (ANOVA)
- Uji LSD
- Uji Duncan (Taraf 95%)
Kesimpulan :
Sig 0,000 < 0,05Artinya :Pengaruh perlakuan sangat signifikan.(Sangat berpengaruh nyata)
Catatan :
1. Sig 0,05 : tidak nyata.2. Sig < 0,05 : nyata (*).3. Sig < 0,01 : sangat nyata (**)
Kesimpulan :
A vs B : berbeda nyata.A vs C : berbeda nyata.A vs D : berbeda nyata.
Kesimpulan :
Perlakuan K memberikannilai klorofil-a terbaikselama 10 hari kultur.
Notasi
abcd
82
Lampiran 22. Hasil Pengukuran Nilai Suhu (0C) Selama Kultur
Perlakuan UlanganHari Ke- Rata-Rata
Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A[EEB]
(2 mg/l)
1 27,9 27,8 27,5 27,4 27,4 27,3 27,3 27,2 27,2 27,2 27,42
2 28,0 27,8 27,8 27,6 27,6 27,6 27,5 27,2 27,3 27,3 27,57
3 27,9 27,8 27,2 27,2 27,2 27,1 27,1 27,0 27,1 27,1 27,27
Rata-RataPerlakuan
27,9 27,8 27,5 27,4 27,4 27,3 27,3 27,1 27,2 27,2 27,42
B[EEB]
(5 mg/l)
1 28,3 28,0 27,9 27,7 27,7 27,5 27,2 27,2 27,2 27,2 27,59
2 28,3 28,1 28,0 28,1 27,7 27,7 27,2 27,2 27,4 27,7 27,74
3 28,1 27,9 27,9 27,7 27,7 27,2 27,0 27,0 27,1 27,2 27,48
Rata-RataPerlakuan
28,2 28,0 27,9 27,8 27,7 27,4 27,1 27,1 27,2 27,3 27,60
C[EEB]
(8 mg/l)
1 28,6 28,1 28,4 28,1 27,6 27,2 26,8 27,5 27,8 27,9 27,80
2 28,4 28,0 27,7 27,5 27,2 27,1 26,6 26,9 27,2 27,6 27,42
3 28,5 28,0 27,8 27,7 27,4 27,2 26,8 27,3 27,5 27,8 27,60
Rata-RataPerlakuan
28,5 28,0 27,9 27,7 27,4 27,1 26,7 27,2 27,5 27,7 27,60
D[EEB]
(11 mg/l)
1 28,6 28,2 28,0 28,0 27,7 27,7 27,1 27,1 27,2 27,4 27,70
2 28,6 28,3 28,0 28,0 27,8 27,7 27,2 27,2 27,4 27,5 27,77
3 28,9 28,4 28,4 28,1 28,0 27,7 27,4 27,4 27,5 27,7 27,95
Rata-RataPerlakuan
28,7 28,3 28,1 28,0 27,8 27,7 27,2 27,2 27,3 27,5 27,80
K[PA]
(135 mg/l)
1 28,3 28,2 28,0 27,7 27,7 27,7 27,5 26,8 27,0 27,1 27,60
2 28,3 28,1 28,0 27,7 27,7 27,7 27,5 26,7 27,0 27,0 27,57
3 28,3 28,3 28,0 28,1 27,7 27,7 27,7 27,1 27,0 27,1 27,70
Rata-RataPerlakuan
28,3 28,2 28,0 27,8 27,7 27,7 27,5 26,8 27,0 27,0 27,62
83
Lampiran 23. Hasil Pengukuran Nilai DO (mg/l) Selama Kultur
Perlakuan UlanganHari Ke- Rata-Rata
Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A[EEB]
(2 mg/l)
1 7,2 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,3 7,2 7,1 7,30
2 7,3 7,4 7,4 7,5 7,6 7,8 7,8 7,5 7,4 7,2 7,49
3 7,0 7,0 7,1 7,1 7,3 7,5 7,5 7,1 7,0 7,0 7,16
Rata-RataPerlakuan
7,16 7,2 7,23 7,3 7,43 7,6 7,63 7,3 7,2 7,1 7,31
B[EEB]
(5 mg/l)
1 7,0 7,2 7,2 7,4 7,4 7,7 7,7 7,1 7,0 6,7 7,24
2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,7 7,8 7,9 7,4 7,1 7,0 7,43
3 6,8 7,0 7,2 7,3 7,4 7,5 7,7 6,9 6,4 6,3 7,05
Rata-RataPerlakuan
7,0 7,16 7,26 7,4 7,5 7,66 7,76 7,13 6,83 6,66 7,24
C[EEB]
(8 mg/l)
1 7,2 7,4 7,4 7,7 7,9 8,1 8,3 7,0 6,1 5,7 7,28
2 6,3 6,7 7,1 7,2 7,3 7,6 7,7 6,2 5,4 5,1 6,66
3 6,5 6,9 7,1 7,5 7,6 7,7 8,0 6,6 5,8 5,2 6,89
Rata-RataPerlakuan
6,66 7,0 7,20 7,46 7,6 7,8 8,0 6,6 5,76 5,33 6,94
D[EEB]
(11 mg/l)
1 6,4 6,6 6,7 6,9 7,3 7,5 7,3 6,8 6,7 6,2 6,84
2 6,5 6,8 6,9 7,0 7,4 7,5 7,4 6,9 6,8 6,3 6,95
3 6,7 6,9 6,9 7,3 7,5 7,6 7,6 7,1 6,9 6,4 7,09
Rata-RataPerlakuan
6,53 6,76 6,83 7,06 7,4 7,53 7,43 6,93 6,8 6,3 6,96
K[PA]
(135 mg/l)
1 7,1 7,1 7,1 7,2 7,3 7,5 7,7 7,8 7,4 7,2 7,34
2 6,8 6,9 7,0 7,1 7,1 7,2 7,3 7,4 7,1 7,0 7,09
3 7,3 7,4 7,4 7,4 7,6 7,7 7,9 7,9 7,5 7,4 7,55
Rata-RataPerlakuan
7,06 7,13 7,16 7,23 7,33 7,46 7,63 7,7 7,33 7,2 7,32
84
Lampiran 24. Analisis Korelasi Antara pH dan DO Dengan Klorofil-a
Dengan Program SPSS
Keterangan :
Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel
mempunyai hubungan semakin kuat.
Analisis Ragam Klorofil-a Dengan DOANOVA
Sum of Squares DfMean
Square F Sig.
Regression .009 1 .009 11.700 .005
Residual .010 13 .001Total .019 14The independent variable is DO.
Keterangan :
Sig 0,005 < 0,05. Hal ini menandakan beda nyata.
Regresi Linier Antara Klorofil-a Dengan DO
Analisis Korelasi Antara Klorofil-a Dengan DO
Variabel r R2 Persamaan Garis P Value
Klorofil-a 0,688 0,474 DO = 6,838 + 4,756*Klorofil-a 0,005
85
Lampiran 24. Analisis Korelasi Antara pH dan DO Dengan Klorofil-a
Dengan Program SPSS (Lanjutan)
Analisis Ragam Klorofil-a Dengan pHANOVA
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Regression .009 1 .009 11.212 .005Residual .010 13 .001Total .019 14The independent variable is pH.
Keterangan :
Sig 0,005 < 0,05. Hal ini menandakan beda nyata.
Regresi Linier Antara Klorofil-a Dengan pH
Analisis Korelasi Antara Klorofil-a Dengan pH
Variabel r R2 Persamaan Garis P Value
Klorofil-a 0,680 0,463 pH = 7,057 + 3,082*Klorofil-a 0,005
top related