5 ilmu nahwu indo
Post on 02-Mar-2018
449 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
1/116
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
2/116
Syumila NU Press
Menguasai ilmu dimulai dengan Nahwu
compiled from downloadingpakafiqelzam@yahoo.co.id
MENGANDUNG NASEHAT UNTUK PARA GENERASI
NEGERI
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
3/116
1 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
:: Nahwu
Kalam
Kalam ialah lafazh yang tersusun dan
bermakna lengkap. Maksudnya, kalam menurut istilah ahli ilmu Nahwu
ialah harus memenuhi empat syarat, yaitu :
1.
Lafazh, yaitu : Ucapan yang
mengadung sebagian hurruf hijaiyah. Contoh: (kitab),
(majelis atau tempat pertemuan), (pena),(masjid), dan sebagainya. Jadi suara ayam, bedug, kaleng, petir,
mesin dan sebagainya tidak termasuk lafazh.
2. Murakkab (tersusun), yaitu : Ucapan
yang tersusun atas dua kalimah atau lebih. Contoh : (Zaid
berdiri), (Allah Mahabesar), (MahasuciAllah). Jadi, kalau satu kalimah saja, bukan temasuk murakkab.
Yang dimaksud dengan "kalimah" disini ialah sepatah kata.3.
Mufid (bermakna), yaitu :
Ungkapanberfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga
pendengarnya merasa puas. Contoh : (Zaid berdiri) atau
(berdiri) saja, sebagai jawaban dari pertanyaan dari
pertanyaan : (bagaimanakah keadaaan Zaid),
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
4/116
2 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
(sakit), sebagai jawaban dari pertanyaan :
(bagaimana Zaid). Jadi, perkataan yang janggal didengar karenatidak dapat dipahaminya, tidak termasuk mufid, misalnya :
(apabila Zaid berdiri). (apabila ayahkudatang). Tanpa dilengkapi kalimat lainnya. Kalau perkataan itu
ingin sempurna, maka harus ada tambahannya, seperti :
= Apabila Zaid berdiri , aku pun berdiri.
= Apabila ayahku datang, maka akan kuhormatidia.
4. 4. Wadha', yaitu : Menjadikan lafazhagar menunjukkan suatu makna (pengertian). Dan
pembicaraannya disengaja serta dengan menggunakan bahasa
Arab, sebab ilmu Nahwu ini membahas kaidah bahasa Arab.
Jadi, pembicaraan orang yang mengigau walaupun berbahasa
Arab atau bukan, tidak termasuk wadha' menurut ahli Nahwu.
Kata nazhim (penyiar) :
Kalau menurut mereka(ahli Nahwu) ialah suatu lafazh yang digunakan untuk menunjukkan
makna yang bersifat musnad (susunan). Sedangkankalimahadalah
suatu lafazh yang di gunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat
mufrad (tunggal). Pembagian Kalam
Kalam terbagi menjadi tiga,yaitu : isim, fi'il dan huruf yang memiliki makna.
1.
1. Isim, yaituKalimah (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan tidak
disertai dengan pengertian zaman. (Dengan kala lain, isim kata
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
5/116
3 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
benda).
Contoh : = Zaid (nama orang); = kitab atau buku;
= saya atau aku; = kita atau kami Dan seterusnya.
2. 2. Fi'il, ialah : Kalimah(kata)yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan
pengertian zaman. (Dengan kata lain, fi'il ialah kata kerja).
Contoh : = sudah menulis; = dia akan atau sedang
menulis; = tulislah! = dia akan atau sedang
makan; = sudah makan; Dan sebagainya.
Masa itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Masa yang telah lalu (madhi);
2. Masa sekarang atau yang sedang belangsung (ha);
3.
Masa yang akan datang (mustagbal).
3.
Huruf, ialah : Kalimah (kata) yang
menunjukkan makna apabila di gabungkan dengan kalimah
lainnya. Maksudnya: kalimah (kata) yang dapat menunjukkanmakna apabila dirangkaikan dengan kalimah yang lainnya, tidak
dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain huruf adalah kata depan.
Contoh: = dari; = ke; = bagaimana? = tidak; dan
seterusnya. Semua itu mempunyai makna yang pasti bial
dirangkaikan dengan kalimah lainnya, seperti dalam contoh :
= saya telah pergi dari pondok ke masjid
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
6/116
4 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= apakah engkau sudah salat ? = di mana
rumahmu? Dan sebagainya.
Kata nazhim (penyair) :Kalimah itu terbagi menjadi isim, fi'il dan huruf; ketiga-tiganya ini
disebut kalim.
Tanda-tanda IsimIsim itu dapat diketahui dengan melalui khafadh (huruf akhirnya di-jar-kan), tanwin, kemasukan alif-lam dan huruf khafadh.
Huruf khafadhHuruf khafadh ialah : min (dari);ilaa (ke); 'an (dari); 'alaa (kepada); fii
(pada/dalam); rubba (sedikit sekali atau banyak sekali); ba (dengan); kaf
(seperti); lam (untuk); dan huruf qasam atau sumpah.
Huruf Qasam atau sumpah
1. Huruf akhirnya seign di-jar-kan, contoh :
2.
Ber-tanwin, contoh :3.
Kemasukan (bersisipan) huruf jar, contoh :
1.
min, seperti : i = aku telah berjalandari Mesir ke Mekah
2.
'an, seperti : = aku telah menanyakan
tentang Mahumud
3.
'alaa, seperti : = aku telah menunggangkuda
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
7/116
5 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
4. fii, seperti : = air itu berada dalam kendi
5.
fubba, seperti : = banyak sekali atausedikit sekali lelaki saleh di dalam masjid
6.
ba, seperti : = aku telah menulis dengan pena
7.
kaf, seperti : = Zaid itu bagaikan bulanpurnama
8.
lam, seperti : = demi Allah
Kata nazhim (penyair)
Tandaisim itu dapat diketahui dengan melalui tanwin, khafadh, huruf
khafadh dan dengan melalui lam-alif.
Tanda-tanda Fi'il
Fi'il itu
dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, saufa dan ta ta-nits yang di-sukun-kan. Maksudnya : Fi'il dpat dibedakan dari
isim, dan huruf, yaitu dengan masuknya:
9.
Qad, contoh : = sesungguhnyaberuntunglah orang-orang yang beriman. (Al Mu-minum
:1) = kadang-kadang Zaid berdiri.
10.Sin, contoh : = orang-orang yang kurangakalnya akan mengatakan ...(Al Baqarah :1-2) 3. Saufa,
contoh : = kamu sekalian kelak akan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
8/116
6 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
mengetahui. (Al Takatsur: 4)
4.
Ta ta-nits yang disukukan, contoh: = Halimah
telah datang. = Hindun telah berdiri. Atau boleh juga
seperti contoh di bawah ini: = sesungguhnya telah
berdiri salat = matahari telah terbit. Perlu diketahuibahwa tanda fi'il dengan huruf qad itu bisa masik kepada fi'il
madhi artinya tahqiq, (sesungguhnya atau untuk menyatakansesuatu) dan bisa juga masuk kepada fi'il mudhari'; artinya
kadang-kadang. Lafazh saufa dan sin khusus untuk fi'il mudhari'
zaman mustaqbal (masa akan datang). Ada pun fungsinya ialah,
saufa untuk menyatakan masa yang akan datang (lil ba'iid);
sedangkan sin untuk menyatakan masa yang akan datang (lil
qariib).
Kata nazhim
Tandafi'ilitu dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, dan ta ta-nits
yang di-sukun-kan. Juga dengan huruf ta (dhamir marfu') pada
lafazh fa'alta secara mutlak, seperti dalam contoh :(engkau telah datang kepadaku); nun (tauid) pada lafazh :
(kerjakanlah sungguh-sungguh); dan ya (muannats
mukhathabah) pada lafazh : (kerjakanlah olehmu).
Tanda Huruf
Huruf itu
ialah lafazh yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi'il.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
9/116
7 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Maksudnya : huruf itu ialah lafazh yang tidak disisipi tanda isim
atau tanda fi'il. Contohnya ialah seperti huruf khafadh, yaitu
min, ilaa, 'an, 'alaa, dan sebagainya. Juga seperti huruf istifham :
dan . Lafazh-lafazh itu disebut huruf, sebab selalu tidak di-tanwin-i atau disisipi alif-lam, qad, ta ta-nits yang di-sukun-kan
dan sebagainya.
Kata nazhim :
Huruf ituselamanya tidak layak diberi tanda, yaitu tiada menerima alamat
(tanda)
:: Nahwu
Fi' il - Fi' il
Fi'il itu ada tiga macam, yaitu fi'il madhi, fi'il mudhari' dan fi'il amar,
contoh:
Fi'il Madhi
Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan)yang telah berlalu dan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
10/116
8 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
selesai. Alamatnya ialah, sering dimasuki ta tanits yang di-sukun-kan.
Contohnya seperti:
Fi'il Mudhari'
Lafazh yang menunjukkan kejadian(perbuatan)yang sedang
berlangsung dan yang akan datang. Alamatnya ialah, sering dimasiki
sin, saufa, lam dan lan.
Contoh menjadi ; atau menjadi ; atau
menjadi ; menjadi ; menjadi dan
sebagainya.
Fi'il Amar
Lafazh yang menunjukkan kejadian(perbuatan)pada masa yang akan
datang. Alamatnya ialah, sering diberi ya muan nats mukhathabah dan
menunjukkan makna thalab(tuntutan),seperti: menjadi:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
11/116
9 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
; menjadi: dan sebagainya.
Kata nazhim:
Menurut mereka(ahli Nahwu)fi'il mempunyai tiga fungsi yaitu: fi'il
madhi, fi'il amar dan fi'il mudhari'.
Tanda fi'il madhi
Fi'il madhi selamanya di-fathah-kan huruf akhirnya.
Contoh: ; ; ; ;
Perlu diketahui, bahwa yang dimaksud dengan di-fathah-kan huruf
akhirnya, ialahfathahsecaralafazhseperti contoh tadi, danfathah
secara perkiraan, seperti: ; ; ;fathah huruf akhirnya ituharus diperkirakan pula bilamanafi'il madhi-nya bertemu dengan
dhamir marfu'(dhamir yang di-rafa'-kan) karena menjadifa'il-nya,
seperti: ; ; .
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
12/116
10 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Kata nazhim:
Fi'il madhi itu selalu di-fathah-kan huruf akhirnya jika terlepas dari
dhamir mutaharrik yang di-rafa'-kan.
Tanda fi'il amar
Fi'il amar selamanya di-jazm-kan(huruf akhirnya).
Contoh: , , , dan sebagainya.
Perlu diketahui, bahwafi'il amar selamanya harus di-jazm-kan huruf
akhirnya bilamanafi'il madhi-nya yang ber-mabni shahihakhirnya,
seperti: tetapi bilafi'il madhi-nya terdiri darifi'il yang
ber-mabni mu'talakhir seperti: makafi'il amar-nya
harus dibuang huruf 'illat-nya, yaitu menjadi menjadi
menjadi ; menjadi dan sebagainya.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
13/116
11 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Kalaufi'il amaritu harus disertai dengan dhamir tatsniyah, seperti:
atau dhamir Jamak. Seperti: atau dhamirmuannatsah mukhathabah, seperti maka
tandajazm-nya dengan membuang (menghilangkan) huruf nun.
Kata nazhim:
Fi'il amar di-mabni-kan atas sukun atau membuang huruf 'illat atau
nun.
Tanda fi'il mudhari'
Fi'il mudhari' yaitu, fi'il yang diawali dengan salah satu huruf zaidah
yang empat yang terhimpun dalam lafazh (hamzah, nun, ya, ta)
dan selamanya di-rafa'-kan, kecuali dimasuki amil yang me-nashab-kan
atau yang men-jazm-kan(maka harus disesuaikan dengan amil-nya).
Maksudnya:Fi'il mudhari'itu harus selalu di-rafa'-kan huruf akhirnyadan huruf awalnya harus memakai salah satu dari hurufzaidahyang
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
14/116
12 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
empat, yaitu hamzah, nun,ya, dan ta, seperti lafazh:
= dia sedang melakukan(sesuatu);
= kamu sedang melakukan(sesuatu);
= aku sedang melakukan(sesuatu);
= kami(kita)sedang melakukan (sesuatu).
Kiaskanlah artifi'il-fi'il mudhari'lainnya. Kecuali kalau dimasuki amil
yang me-nashab-kan, maka harus di-nashab-kan, seperti:
atau dimasuki amilyang men-
jazm-kan, maka harus di-jazm-kan, seperti:
Perlu diketahui, bahwafi'il mudhari'itu ada yang di-rafa'-kannya
secara lafazh seperti contoh tadi, dan ada pula yang secara perkiraan,
seperti: dan sebagainya.
Kalaufi'il mudhari'yang mu'talakhir itu seperti: , di-
nashab-kan maka menjadi: tetapi kalau di-
jazm-kan, maka harus dibuang huruf 'illat-nya, sepertl:sebagaimana yang akan diterangkan.
Kata nazhim:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
15/116
13 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Para ahli nahwu mengawali fi'il mudhari' dengan salah satu dari huruf
zaidah yang empat yaitu, hamzah dan nun, demikian pula ya dan ta
yang terhimpun pada lafazh (wahai pemuda! Engkau telah
mendekatkan diri).
Fi'il mudhari' yang terbebas dari amil yang me-nashab-kan dan yang
men-jazm-kan selamanya harus rafa'.
Amil-amil yang me-nashab-kan fi'il mudhari
Amil yang me-nashab-kan itu ada sepuluh, yaitu: (bahwa): (tidak
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
16/116
14 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
akan); (kalau begitu); (agar); (supaya); lam juhud sesudah
nafi; (sehingga);jawab dengan fa; jawab dengan wawu, dan au(kecuali).
Maksudnya: Amil yang me-nashab-kanfi'il mudhari'itu ada sepuluh
macam dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian pertama: yang me-nashab-kan secara langsung (dengan zatnya
sendiri) yaitu:
1.
contoh: = bacaanmu mengagumkan aku.
2.
contoh: = orang malas tidak akan bahagia.
3. contoh: = kalau begitu aku akanmenghormatimu.(Sebagai jawaban dari orang yang mengatakan:
= besok aku akan berkunjung padamu).
4.
contoh: = aku datang padamu agar engkau
mengajariku.
Bagian kedua: yang me-nashab-kan secara tidak langsung, yaitu oleh
lafazh yang tersembunyi, bahkan ada yang harus disembunyikan,yaitu ada enam macam:
1.
, contoh: , asalnya:
2.
, yaitu lam yang berada pada kalimat yang di-nafi-kan,
contoh: =Dan Allah sekali-kali tidak akan
mengazab mereka. (al-Anfal: 33) Asalnya:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
17/116
15 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
3. , dengan arti , seperti dalam contoh:
= carilah ilmu sampai mautmenjemputmu, atau dengan artiIam ta'lil, seperti dalam contoh:
= carilah ilmu, karena Allah akanmemberi pahala kepadamu.
4.
Menjawab denganfa, seperti dalam contoh: =
menghadaplah, maka aku akan berbuat baik padamu.5.
Menjawab dengan wawu ma'iyyah, seperti dalam contoh:
= menghadaplah, kusertakan kebaikanuntukmu.
6.
dengan makna , seperti dalam contoh:
= niscaya aku akanmenghinakanmu, kecuali kamu melakukan pekerjaan yang
sudah menjadi kebiasaanmu. Atau dengan makna , seperti
dalam contoh: = aku benar-benarakan menuntut ilmu sampai aku menguasai ilmu-ilmu agama.
Kata nazhim:
Nashab-kanlah (fi'il mudhari')dengan (memakai salah satu huruf
diantara)sepuluh, yaitu an, lan, kay; demikian pula idzan biladigunakan pada permulaan jawab, lam kay, dan lam juhud, begitu juga
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
18/116
16 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
hatt, au, wawu, dan fa dalam menjawab, mereka (ahli Nahwu)telah
berpendapat demikian.
Huruf fa itu sebagai jawaban sesudah nafyi atau thalab(yakni, amar
atau nahi)seperti dalam contoh: (Janganlah kamu
menuntut ilmu sedangkan kamu tidak mau lelah).
Amil yang men-jazm-kan
Amil yang men-jazm-kan ada delapan belas, yaitu: lam, lamm, alam,
alamm, lam amar, lam du'a, l nahi dan l du'a, in, m, man, mahm,
idzm, ayyun, mat, ayyna, aina, ann, haitsum, kaifam, dan idzan
khusus dalam syair.
Maksudnya:Amil-amil yang men-jazm-kan itu ada delapan belas
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
19/116
17 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
macam dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian pertama: Yang men-jazm-kan kepada satufi'il mudhari'saja,yaitu:
1.Lam nafi, seperti:
=Zaid tidak menolong;
=Dan tidak ada seorang pun yang setara denganAllah.(al-Ikhlash: 4)
2.Lammdengan arti lam, seperti:
=seorang pun belum ada yang memasukirumah ini.
3.Alam, yaitu lamyang memakaihamzah istifham, seperti:
= apakah belum ada seorang pun yang mengetahui?;
= bukankah Kami telah melapangkan untukmudadamu.(an-Nasr: 1)
4.Alamm, memakai hamzah istifham, seperti:
= apakah aku tak berbuat baik untukmu;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
20/116
18 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= apakah aku tidak mengetahui ke adaanmu.
5. a.Lam amar, seperti:
( = hendaklah Zaid menolong Amr;
( = hendaklah yang hadir menyampaikan kepadayang ghaib.(Hadits)
5.b.Lam du'a, seperti:
=semoga Rabb kami memberikan(sesuatu) kepada kita.
6.Lam nahi, seperti:
=janganlah kamu berbuat dosa.
Bagian kedua: Yaitu yang men-jazm-kan duafi'il mudhari'yang
pertamafi'il syarat dan yang keduafi'iljawab syarat, sebagai berikut:
1.Inhuruf syarat, seperti:
= apabila Zaid berdiri, niscaya Amr pun
berdiri.
pertamafi'il syarat, kedua jawabannya, sebab berdirinya
'Amritu dengan syarat Zaid berdiri.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
21/116
19 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
2.Misim syarat, seperti:
= apa saja yang engkau lakukan, tentu aku punmelakukan.
3.Manisim syarat, seperti:
=siapa saja yang engkau tolong,tentu aku pun
menolongnya besertamu.
4.Mahmisim syarat, seperti:
=setiap engkau melakukan, tentu aku pun melakukan.
5.Idzmhuruf syarat, seperti:
= apabila Zaid berdiri, niscaya Amr pun akanberdiri.
6.Ayyunisim syarat, seperti:
=siapa saja yang engkau kenal, tentu aku punmengenalnya.
7.Matisim isyarat, dengan makna ayyunseperti:
= kapan saja engkau makan, maka aku pun makan.
8.Ayynisim syarat, seperti:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
22/116
20 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= mana saja yang engkau tolong, tentu aku pun
menolongnya.
9.Ainaisim syarat, seperti:
= di mana saja engkau turun, tentu aku pun turun.
Huruf m-nya adalah m zaidahatau tambahan.
10.Annisim syarat, seperti:
=setiap engkau menuntut ilmu, tentu engkauberuntung.
11.Haitsumisim syarat, seperti:
= andaikata engkau taat kepada Allah, maka
engkau diberi pahala.
12.Kaifamisim syarat, seperti:
= bagaimana saja caranya engkau duduk, tentu akupun duduk.
13.Idzankhusus dalam syair, seperti:
= bila kesusahan menimpamu, maka kamu
harus menahan(dengan sabar).
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
23/116
21 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Kata nazhim:
Fi'il mudhari di-jazm-kan dengan lam dan lamm terkadang wajib,
juga l dan lam yang kedua-duanya menunjukkan thalab(tuntutan).
Demikian pula in, m, man, idzm, ayyun, mat, ayyna, aina, mahm.
Juga haitsum, kaifam dan ann, seperti(apabila Zaid dan 'Amr berdiri, maka kita pun berdiri).
Jazm-kan dengan in (syarthiyyah)dan m yang kadang-kadang kedua-
duanya mutlak diiringi dua fi'il, baik secara lafazh ataupun secara
mahall.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
24/116
22 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
:: Nahwu
Fa' il
Fa'il ialah isim marfu' yang disebutkan terlebih dahulu fi'il-nya. Danfa'il terbagi menjadi dua bagian, yaitu fa'il yang zhahir dan fa'il yang
mudhmar (tersembunyi).
Maksudnya:Fa'ilialah isim marfu'yang disebutkan sesudahfi'il-nya
(fi'il yang me-rafa'-kannya).
Contoh: ; lafazh fi'il madhidan menjadifa'il-nyayang di-rafa'-kan oleh dhammah. Lafazh itu di-rafa'-kan oleh
http://kirim%28%27pustaka/kirim.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-23.html%27)http://buka%28%27pustaka/print.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-23.html%27) -
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
25/116
23 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
dhammah, sebab isim mufrad.
=Dua Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'ilyang di-rafa'-kan dengan alif, sebab isim tatsniyah).
=Zaid-Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il
yang di-rafa'-kan dengan wawu, sebab jamak mudzakkar).
=Zaid-Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il yangdi-rafa'-kan dengan dhammah, sebab jamak taksir).
=Hindun-Hindun itu telah datang(Lafazhmenjadifa'ilyang di-rafa'-kan dengan dhammah, sebab jamak
muannats).
Kata nazhim:
Fa'il ialah isim yang secara mutlak di-rafa'-kan oleh fi'il-nya, dan fi'il
itu terletak sebelum fa'il.
Wajib pada fi'il itu di-mujarrad-kan (dibebaskan dari huruf tambahan)
apabila di-musnad-kan kepada jamak atau mutsanna.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
26/116
24 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Katakanlah! (dua Zaid dan Zaid-Zaid itu telah
datang),seperti perkataan (Zaid telah datang dansaudara kami akan datang).
Fa'il Isim yang Zhahir
Fa'il isim yang zhahir ialah lafazh yang menunjukkan kepada yang
disebutnya tanpa ikatan, seperti lafazh (Zaid) dan (laki-Iaki).
Contoh fa'il isim yang zhahir adalah perkataan: dan seterusnya
sampai dan lafazh-lafazh yang menyerupainya.
Kata nazhim:
Ulama nahwu telah membagi fa'il menjadi fa'il isim yang zhahir dan
fa'il isim yang mudhmar (dhamir).Adapun fa'il isim yang zhahir ialah,
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
27/116
25 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
lafazh yang telah disebutkan tadi.
Fa'il Isim yang Mudhmar
Fa'il mudhmar, yaitu:
Lafazh yang menunjukkan kepada pembicara (mutakallim) atau yang
diajak bicara(mukhathab) atau ghaib.
Dhamir mututakallimitu terbagi dua, yaitu: mutakallim wahdah, seperti
lafazh (saya), dan mutakallimberikut teman-temannya, seperti lafazh
(kami atau kita), yaitu untuk mu'azhim nafsahatau untuk
mutakallimyang membesarkan dirinya (dalam bahasa Indonesia seperti,
kami).
Contoh dhamir mukhathab, seperti lafazh:
= kamu(ditujukan untuk seorang mukhathab (laki-laki));
= kamu(ditujukan kepada seorang mukhathabah (perempuan));
= kamu berdua(ditujukan kepada dua orang yang diajak bicara,
baik laki-laki ataupun perempuan);= kalian(ditujukan kepada banyak laki-laki yang diajak bicara);
= kalian(ditujukan kepada banyak perempuan yang diajak bicara);
Contoh dhamiryangghaib, seperti lafazh:
= dia (ditujukan kepada orang ketiga laki-laki);= dia(ditujukan kepada orang ketiga perempuan);
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
28/116
26 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= mereka berdua perempuan(ditujukan kepada dua orang ketiga,
baik laki-laki ataupun perempuan);
= mereka(ditujukan kepada banyak laki-laki orang ketiga);
= mereka(ditujukan kepada banyak perempuan orang ketiga).
Perlu diketahui bahwa, isim dhamiritu terbagi dua, yaitu:
1. Dhamir bariz(yang ditarnpakkan), seperti lafazh
dan seterusnya.
2. Dhamir mustatir (tersimpan), yaitu sebagaimana kata
mushannif:
Contoh (fa'il isim yang rnudhmar) adalah seperti perkataan:
= aku telah memukul;
= kami atau kita telah memukul;
= kamu(laki-laki) telah memukul;
= kamu(perempuan) telah memukul;
= kamu berdua(laki-laki atau perempuan) telah memukul;
= kalian(laki-Iaki) telah memukul;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
29/116
27 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= kalian (perempuan)telah memukul;
= dia(laki-Iaki) telah memukul;
= dia(perempuan) telah memukul;
= mereka berdua(laki-Iaki) telah memukul;
= mereka berdua(perempuan) telah memukul;
= mereka(laki-Iaki) telah memukul;dan
= mereka(perempuan)telah memukul.
Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut:
1.
fi'il madhi, dhamir mutakallim wahdah(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tandarafa'-nya mabni
dhammah).
2. fi'il madhi, dhamir mutakallim ma'al ghair
atau mu'azhim nafsah, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabnisukun.
3. fi'il madhi, dhamir mukhathab mudzakkar
(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tandarafa'-nya mabni fathah.
4. fi'il madhi, dhamir muannats(menjadi fa'il-
nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan mabni kasrah.
5.
fi'il madhi, dhamir tatsniyah(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni dhammah, sedangkan
huruf mim-nya adalah huruf 'imaddan alif-nya alif tatsniyah.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
30/116
28 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
6. fi'il madhi, dhamir mukhathab jamak
mudzakkar(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nyamabni dhammah sedangkan huruf mim-nya adalah tanda jamak.
7.
fi'il madhi, dhamir mukhathab jamakmuannats(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya
mabni dhammah, huruf nun-nya adalah tandajamak muannats.
8.
,fi'il madhisedangkanfa'il-nya adalah dhamir mustatir
dan taqdirnya
9. ,fi'il madhi,fa'il-nya dhamir mustatir, taqdir-nya
ditambahta.
10. ,fi'il madhi,fa'il-nya alif, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya
mabni sukun.
11.
,fi'il madhiyang ber-ta tanits,fa'il-nya alif, tanda rafa'-
nya mabni sukun.
12.
,fi'il madhi,fa'il-nya wawu dhamir, di-rafa'-kan, tandarafa'-nya mabni sukun, sedangkan alif-nya adalah alif mutlak
jamak.
13.
,fi'il madhi,fa'il-nya nun, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya
mabni fathah.
Kata nazhim:
Isim mudhmar(dhamir) dibagi dua belas macam, yaitu:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
31/116
29 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
(aku telah berdiri); (kami atau kita telah berdiri); (kamu
-laki-laki- telah berdiri); (kamu -perempuan- telah berdiri);
(kamu berdua telah berdiri); (kalian -perempuan- telah
berdiri); (kalian -laki-laki- telah berdiri); (seorang laki-laki
telah berdiri); (seorang perempuan telah berdiri); (dua orang
laki-laki telah berdiri); (mereka -laki-laki- telah berdiri);
(mereka -perempuan- telah berdiri); dan seperti perkataan(kalian telah berpuasa satu tahun).
Itulah dhamir-dhamir muttashil, dan demikian pula dhamir-dhamir
munfashil.
Seperti: (Dia belum berdiri kecuali saya dan kalian),
dan selain yang dua macam ini diketahui secara kias.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
32/116
30 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
:: Nahwu
I' rab
Arti I 'r ab
"I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang
memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan."
Maksudnya:I'rab itu mengubahsyakal tiap-tiap akhir kalimah
disesuaikan dengan fungsiamilyang memasukinya, baik perubahan itutampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
33/116
31 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
keberadaannya.
Contoh perubahan secara lafazh:
=zaid telah datang;
= aku telah melihat Zaid;
= aku telah bersua dengan Zaid;
=Dia memukul;
= dia tidak akan dapat memukul;
=dia tidak memukul.
Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaannya:
=Dia merasa takut;
= dia tidak akan merasa takut;
= dia tidak merasa takut;
=telah datang seorang pemuda;
=aku telah melihat seorang pemuda.
Lafazh namanya amil, yang mengubah atau yang
mempengaruhi akhir kalimah.
Kata nazhim:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
34/116
32 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
I'rab menurut mereka (ahli Nahwu)ialah perubahan akhir kalimah,
baik secara perkiraan maupun secara lafazh karena ada amil masuk
yang dapat diketahui keberadaannya.
Pembagian I ' rab
I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab,
I'rab khafadh dan I'rab jazm.
Diantara contoh darii'rab-i'rabtersebut ialah sebagai berikut:
1. I'rab rafa',seperti:
= Zaid berdiri
2.I'rab nashab,seperti:
= aku telah melihat Zaid
3.I'rab khafadh, seperti:
= aku telah bersua dengan Zaid
4.I'rab jazm, seperti:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
35/116
33 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= dia tidak memukul
Kata nazhim:
I'rab terbagi menjadi empat macam, maka hendaklah diungkapkan
yaitu, rafa' dan nashab, dan demikian pula jazm dan jar.
I ' rab I sim
Diantara i'rab empat macam yang boleh memasuki isim hanyalah i'rab
rafa', i'rab nashab dan i'rab khafadh. Sedangkah i'rab jazm tidak boleh
memasuki isim.
Maksudnya, i'rab-i'rabyang sering memasuki isim adalah sebagai
berikut:
1.I'rab rafa'contoh:
= Salim seorang guru
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
36/116
34 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
2.I'rab nashab, contoh:
= aku telah melihat Salim
3.I'rab khafadh, contoh:
= aku telah bersua dengan Salim
Isimitu selamanya tidak menerimai'rab jazm, yakni tidak bisadimasuki oleh amilyang men-jazm-kan.
I 'rab Fi ' i l
Diantara i'rab empat macam yang boleh memasuki fi'il hanyalah i'rab
rafa', i'rab nashab dan i'rab jazm. Sedangkan i'rab khafadh tidak bolehmemasuki fi'il.
Maksudnya, diantara empat macami'rabyang sering memasukifi'il
ialahI'rab:
1.Rafa',contoh:
= dia menolong;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
37/116
35 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= dia membaca;
= dia mengetahui.
2.Nashab,contoh:
= hendaknya dia menolong;
= hendaknya dia membaca;
=hendaknya dia mengetahui.
3.Jazm,contoh:
= dia tidak menolong;
= dia tidak membaca;
= dia tidak mengetahui.
Amil yang men-jar-kan selamanya tidak bisa diterimafi'il.
Kata nazhim:
Semua i'rab selain jazm boleh memasuki isim, dan semua i'rab boleh
memasuki fi'il kecuali i'rab khafadh tidak boleh.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
38/116
36 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
:: Nahwu
Tanda I' rab
Tanda I'rab Rafa'
I'rab rafa' mempunyai empat tanda, yaitu: dhammah, wawu, alif dan
nun.
Maksudnya:Alamat(tanda) i'rab rafa'ada empat macam, yaitu
sebagai berikut:
1.Dhammah, menjadi alamatpokok (tanda asli) i'rab rafa', contoh:
=Zaid telah datang;
=Hindun seorang Juru tulis.
2. Wawu, sebagai pengganti dhammah, contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
39/116
37 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
=Zaid-zaid itu berdiri;
= orang-orang yang saleh itu mendapat
keberuntungan.
3.Alif, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= dua Zaid itu berdiri.
4.Nun, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= mereka berdua sedang melakukan(sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan(sesuatu);
= mereka sedang melakukan(sesuatu);
= kalian sedang melakukan(sesuatu);
= kamu(seorang perempuan)sedang melakukan sesuatu.
Kata nazhim:
I'rab rafa' mempunyai empat alamat, yaitu dhammah, wawu, alif,
demikian pula nun tsabit (tetap)yang tidak dihilangkan.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
40/116
38 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai dhammah
Dhammah menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada empat tempat, yaitu
pada isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi'il
mudhari' yang pada hurut akhirnya tidak bertemu dengan salah satu
pun(dari alif tatsniyah, wawu jamak, atau ya muannats mukhathabah).
Maksudnya:Dhammahmenjadi tanda bagi i'rab rafa'berada pada
empat tempat, yaitu pada:
1.Isim mufrad, seperti dalam contoh:
= ilmu itu cahaya;
= kitab itu berisi ilmu;
=Zaid berdiri.
2.Jamak taksir, seperti dalam contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
41/116
39 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= kitab-kitab itu berisi ilmu;
=Zaid-Zaid itu berdiri.
3.Jamak muannats salim, seperti dalam contoh:
=Hindun-Hindun itu berdiri;
= Wanita-wanita muslim itu menuntut ilmu.
4.Fi'il mudhari'yang pada huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif
dhamir tatsniyah, contoh:
= dia mengetahui;
= dia memukul.
Ta'rif atau definisi isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats
salim dan fi'il mudhari':
1.Isim mufrad, ialah:
Isim yang bukan mutsanna(tatsniyah), bukan jamak, bukan mulhaq
jamak atau mulhaq tatsniyah dan bukan pula dari asmaul khamsah
(isim-isim yang lima).
Contoh isim mufraddengan perubahan secara lafazh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
42/116
40 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
=Zaid berdiri.
Contoh isim mufraddengan perubahan secara perkiraan (taqdiri):
=seorang pemuda telah datang;
=Musa telah datang.
2.Jamak taksir, ialah:
Lafazh yang berubah dari bentuk mufradnya.
Contoh:
lafazh berubah menjad i ;
lafazh berubah menjadi ;
lafazh berubah menjadi
3.Jamak muannats salim, ialah:
Lafazh yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang
ditambahkan.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
43/116
41 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Contoh lafazh: bentuk tunggalnya: ; bentuk
tunggalnya ; berasal dari dan
4.Fi'il mudhari', ialah:
Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan)yang sedang
berlangsung dan yang akan datang.
Adapun contoh darifi'il mudhari'yang bertemu dengan alif dhamir
tatsniyah, wawu jamakdan yang muannats mukhathabahadalah
sebagai berikut:
1.
Yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, seperti:
2.
Yang bertemu dengan wawu dhamir jamak, seperti:
3.
Yang bertemu denganya muannats mukhathabah,
seperti: .4.
Yang bertemu dengan nun taukid tsaqilah, seperti:
.5.
Yang bertemu dengan nun taukid khafifah, seperti:
.
Semua tanda rafa'ini sebagai pengganti dhammah.
Kata nazhim:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
44/116
42 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Dhammah menjadi tanda rafa' pada isim mufrad, contohnya seperti:
; pada jamak taksir, contohnya seperti: asalnya ; pada
Jamak muannats salim, contohnya seperti: ; dan pada semua
fi'il mu'rab/mudhari', contohnya seperti: .
Lafazh yang di-rafa'-kan dengan wawu
Wawu menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada dua tempat, yaitu pada
jamak mudzakkar salim dan asmaul khamsah(isim-isim yang lima).
Asmaul khamsah ituialah:
= ayahmu; =saudaramu; = iparmu, atau
mertuamu; = mulutmu;dan =yang mempunyai harta.
Maksudnya: wawumenjadi tanda bagi i'rab rafa'itu pada dua tempat,
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
45/116
43 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
yaitu pada:
1.Jamak mudzakkar salim, seperti dalam contoh:
= Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.
(al-Mu'minun: 1)
=Zaid-Zaid itu telah datang.
2.Asmaul khamsah, yaitu lafazh: dan yang di-
idhafat-kan kepada lafazh lainnya, seperti:
Apabila lafazh: tidak di-idhafat-kan, maka
i'rab rafa'-nya dengan memakai dhammah. Namun bila di-idafat-kan
kepadaya mutakallim wahdah,seperti: maka i'rab rafa'-nya bukan dengan wawu, melainkan dengan dhammahyang
diperkirakan keberadaannya padayamati (yang di-sukun-kan).
Ta'rif atau definisi jamak mudzakkar salim
Lafazh yang menunjukkan bentuk jamak dengan memakai wawu dan
nun pada huruf akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa', sedangkan ya
dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
Contohnya seperti di bawah ini:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
46/116
44 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
=Aku telah bersua dengan Zaid;
=Aku telah melihat Zaid;
=Zaid-Zaid itu telah datang.
Huruf wawuyang terdapat pada lafazh itu sebagai pengganti
dhammah, sedangkan huruf nun-nya sebagai penggantitanwin.
Kata nazhim:
Wawu pada jamak mudzakkar salim(menjadi alamat rafa'),seperti
dalam contoh (orang-orang yang saleh itu adalah
orang-orang yang mulia).
Perihalnya sama dengan yang dikemukakan pada asmaul khamsah,
yaitu yang akan disebutkan secara berturut-turut.
Lafazh ; dan ketentuan i'rab-nya semua di-mudhaf-kan atau di-idhafat-kan dalam keadaan mufrad atau tunggal
(bukan mutsanna dan bukan pula jamak) dan dalam keadaan
mukabbarah(bukan mushaghgharah).
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
47/116
45 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Lafazh-lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai alif
Alif menjadi alamat bagi i'rab rafa' khusus pada isim tatsniyah.
Maksudnya: Alif menjadi tanda bagi i'rab rafa' itu hanya terdapat pada
isim tatsniyah saja, seperti dalam contoh:
= dua Zaid itu telah datang;
= dua orang muslim itu telah datang;
= ini adalah dua buah kitab.
Isim tatsniyah, ialah:
Lafazh yang menunjukkan dua dengan memakai alif dan nun pada
hurut akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa', sedangkan ya dan nun
bila dalam keadaan nashab dan jar.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
48/116
46 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Contoh yang di-nashab-kan, seperti:
=Aku telah melihat dua Zaid;
=Aku telah mengetahui dua orang guru.
Contoh yang di-jar-kan, seperti:
=Aku telah bertemu dengan dua Zaid;
=Aku telah belajar dari dua orang guru.
Alifsebagai pengganti dhammah, danyasebagai penggantifathahatau
kasrah, sedangkan nunsebagai pengganti tanwin.
Kata nazhim:
Dan pada mutsanna(isim tatsniyah) dengan memakai alif, contoh:
= dua Zaid. (Alif-nya adalah alamat rafa').
Lafazh-Iafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai nun
Nun menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada fi'il mudhari' bilamana
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
49/116
47 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
bertemu dengan dhamir tatsniyah atau dhamir jamak mudzakkar atau
dhamir muannats mukhathabah.
Maksudnya:Nunmenjadi tanda bagi i'rab rafa'itu padafi'il mudhari'
yang bertemu dengan dhamir tatsniyah, seperti:
= mereka berdua(laki-laki)sedang melakukan(sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan(sesuatu).
atau dengan dhamir jamak, seperti:
= mereka(laki-laki)sedang melakukan(sesuatu);
= kalian(laki-laki)sedang melakukan(sesuatu).
atau dengan dhamir muannats mukhathabah, seperti:
= kamu(seorang perempuan)sedang melakukan(sesuatu).
Kata nazhim:
Dan nun pada fi'il mudhari' yang telah diketahui(menjadi alamat i'rab
rafa').
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
50/116
48 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Yaitu dengan wazan yaf'alni, taf'alni(dhamir Mukhathabah) antum.
Dan yaf'alna, taf'alna, disertai yaf'alni dan taf'alni.
Demikian pula dengan taf'alna seperti halnya perkataan tarhamna
hl(kamu - seorang perempuan- kasih sayang kepada keadaanku).
Wazan-wazan tersebut terkenal dengan sebutan af'lul khamsah.
Kesimpulan:
1.
Tanda rafa'dengan alifhanya terdapat pada isim tatsniyah.
2. Tanda rafa'dengan nunhanya terdapat pada af'lul khamsah.
Tanda I'rab Nashab
I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan
menghilangkan huruf nun yang menjadi tanda i'rab rafa'.
Maksudnya:I'rab nashabitu mempunyai lima tanda, yaitu:
1.Fathah, menjadi alamat pokok (tanda asli) i'rab nashab, contoh:
= aku telah mengenal Bakar;
= aku telah melihat Zaid.
2.Alifsebagai penggantifathah, contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
51/116
49 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= aku telah mengenal saudaramu;
= aku telah melihat ayahmu.
3.Kasrahsebagai penggantifathah, contoh:
= aku telah mengenal guru-guru wanita;
= aku telah melihat wanita-wanita muslim.
4. Yajuga sebagai penggantifathah, contoh:
= aku telah melihat Zaid-Zaid;
= aku telah melihat dua Zaid.
5. Menghilangkan huruf nun, contoh:
= kamu(seorang perempuan) tidak akan dapat berbuat;
= kalian tidak akan dapat berbuat;
= mereka tidak akan dapat berbuat;
= kamu berdua tidak akan dapat berbuat;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
52/116
50 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= mereka berdua tidak akan dapat berbuat.
Kata nazhim:
I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan
membuang(menghilangkan) huruf nun.
Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai fathah
Fathah menjadi alamat bagi i'rab nashab berada pada tiga tempat,
yaitu pada isim mufrad, jamak taksir dan fi'il mudhari' bilamana
kemasukan padanya amil yang me-nashab-kan dan pada akhir
kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatu pun(dari alif tatsniyah, wawu
jamak, nun taukid dan sebagainya).
Maksudnya:Fathahmenjadi tanda bagi i'rab nashabitu berada pada
tiga tempat, yaitu pada:
1.Isim mufrad, seperti dalam contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
53/116
51 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= aku telah melihat Zaid;
= aku telan membeli sebuah kitab;
= aku telah belajar ilmu syar'i.
2.Jamak taksir, seperti dalam contoh:
= aku telah melihat Zaid-Zaid;
= aku telah membeli beberapa buah kitab;
= aku telah belajar beberapa ilmu.
3.Fi'il mudhari', yaitu yang kemasukan amilyang me-nashab-kan dan
akhirfi'ilitu tidak bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, wawu jamak,
ya muannats mukhathabah dannun taukid,seperti dalam contoh:
= dia tidak akan dapat berbuat;
= kamu tidak akan dapat berbuat;
= kami akan tetap menyembah patung anak lembuini...(Thaha: 91).
Kata nazhim:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
54/116
52 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Nashab-kanlah dengan fathah lafazh yang di-rafa'-kan dengan
dhammah, kecuali pada lafazh seperti (jamak muannats salim),maka tidak boleh di-nashab-kan dengan fathah.
Lafazh-Iafazh yang di-nashab-kan dengan memakai alif
Alif menjadi alamat bagi i'rab nashab berada pada asmaul khamsah,
contoh: (aku telah melihat ayahmu dan saudaramu); dan
lafazh yang menyerupainya.
Maksudnya:Alifmenjadi tanda bagi i'rab nashabitu hanya terdapatpada asmaul khamsahsaja.
Kata nazhim:
Jadikanlah alif sebagai alamat untuk me-nashab-kan asmaul khamsah.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
55/116
53 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai kasrah
Kasrah menjadi alamat i'rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak
muannats salim saja.
Contohnya seperti: (bentuk jamak dari lafazh: ).
(bentuk jamak dari lafazh: )
Kata nazhim:
Nashab-kanlah dengan kasrah jamak muannats salim yang telahdiketahui.
Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai ya
Ya menjadi alamat bagi i'rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak(mudzakkar salim).
Contoh yang berada pada isim tatsniyah seperti:
= aku telah membaca dua buah kitab.
Huruf yayang di-sukun-kan dan huruf yang sebelumnya di-fathah-kan.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
56/116
54 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Contoh yang berada padajamak mudzakkar salimseperti:
= aku telah melihat guru-guru.
Hurufyayang di-sukun-kan dan huruf sebelumnya di-kasrah-kan.
Kata nazhim:
Alamat nashab pada isim yang telah di-tatsniyah-kan dan pada jamak
tadzkir dianggap shahih dengan memakai ya.
Lafazh yang di-nashab-kan dengan membuang (menghilangkan)
huruf nun
Membuang(menghilangkan) nun menjadi alamat bagi i'rab nashab
pada af'alul khamsah yang di-rafa'-kannya dengan memakai nun itsbat
(tetap).
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
57/116
55 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Seperti lafazh:
= hendaknya mereka berdua mengetahui;
= hendaknya kamu berdua mengetahui;
= hendaknya mereka mengetahui;
= hendaknya kalian mengetahui;
= hendaknya engkau(perempuan) mengetahui.
Kata nazhim:
Af'alul khamsah bilamana di-nashab-kan maka membuang huruf nun
tanda rafa' secara mutlak adalah wajib.
Tanda I'rab Khafadh
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
58/116
56 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
I'rab khafadh mempunyai tiga alamat, yaitu: kasrah, ya dan fathah.
1.Kasrah, yaitu yang menjadi alamat pokok i'rab khafadh, contoh:
= aku telah bersua dengan Zaid;
=Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagiMaha Penyayang.
2. Ya, sebagai pengganti kasrah, contoh:
= aku telah berjumpa dengan dua Zaid;
= aku telah berjumpa dengan Zaid-Zaid itu;
= aku telah berjumpa dengan ayahmu.
3.Fathah, sebagai pengganti kasrah, contoh:
= aku telah bersua dengan Ahmad;
= aku telah shalat di beberapa masjid.
Kata nazhim:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
59/116
57 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Alamat khafadh yang telah ditentukan ialah, kasrah, ya dan fathah
saja.
Lafazh-lafazh yang di-khafadh-kan atau di-jar-kan dengan
memakai harakat kasrah
Kasrah menjadi alamat bagi i'rab khafadh pada tiga tempat, yaitu padaisim mufrad yang menerima tanwin, jamak taksir yang menerima
tanwin dan jamak muannats salim.
Contoh isim mufradyang menerima tanwin, seperti:
= aku telah bersua dengan Zaid;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
60/116
58 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= aku telah menulis dengan pena;
= aku telah shalat di dalam masjidil Haram.
Contohjamak taksiryang menerima tanwin, seperti:
= aku telah berjumpa dengan beberapa lelaki;
= aku telah mengambil ilmu-ilmu itu daribeberapa kitab.
Contohjamak muannats salim, seperti:
= aku telah berjumpa dengan wanita-wanita muslim;
= Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi...
(Ali Imran: 190)
Kata nazhim:
Khafadh-kanlah (jar-kanlah)dengan harakat kasrah isim-isim yang
telah diketahui dalam keadaan rafa'-nya dengan dhammah bilamana
munsharif (menerima tanwin).
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
61/116
59 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai ya
Ya menjadi alamat i'rab khafadh pada tiga tempat, yaitu pada asmaul
khamsah, isim tatsniyah dan jamak(mudzakkar salim).
Contoh dalam bentuk asmaul khamsah, seperti:
= aku telah bertemu dengan ayahmu,
saudaramu, mertuamu dan pemilik harta.
Contoh pada isim tatsniyah, seperti:
= aku telah duduk di dua rumah;
= aku telah bersua dengan dua Zaid yangmuslim.
Contoh padajamak mudzakkar(salim), seperti:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
62/116
60 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= aku telah bersua dengan Zaid-Zaid yang
muslim itu.
Kata nazhim:
Jar-kanlah dengan memakai ya setiap lafazh yang di-nashab-kan
dengan huruf ya; demikian pula asmaul khamsah berikut syarat-syaratnya, maka benarlah sikap Anda ini.
Maksudnya: Setiap lafazh yang di-nashab-kan dengan memakaiya
maka di-jar-kannya pun dengan memakaiyapula, demikian pula
asmaul khamsah(isim-isim yang lima).
Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai fathah
Fathah menjadi alamat i'rab khafadh pada isim yang tidak menerima
tanwin(ghair munsharif).
Isimyang tidak menerima tanwinitu banyak, diantaranya ialah sebagai
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
63/116
61 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
berikut:
1.Isim alamyang ber-wazan af'al, contoh:
= aku telah bersua dengan Ahmad dan Akram.
2. 'Alam 'ajamyang hurufnya lebih dari tiga, contoh:
= aku telah bertemu dengan Yusuf dan Sulaiman.
3. Bentuk (shighat) muntahal jumu', contoh:
= aku telah shalat di beberapa masjid.
= Sesungguhnya Kami telah menghiasilangit yang dekat dengan bintang-bintang.(al-Mulk: 5)
4. 'Alam muannatsyang memakai ta marbuthah, contoh:
= aku telah bersua dengan Thalhah dan Fathimah.
5. 'Alam tarkib mazji, contoh:
= aku telah bersua dengan Ba'labak.
6. 'Alamdan 'adal, contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
64/116
62 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= aku telah bersua dengan 'Umar dan Zuhal.
(Bentuk asalnya: dan sebagainya)
Kata nazhim:
Khafadh-kanlah dengan memakai fathah setiap isim yang tidak
menerima tanwin(ghair munsharif) dari isim yang bersifat dengan sifat
fi'il.
Perlu diketahui, bahwa terjadinya isim ghair munsharifitu karena isim
tersebut mempunyai 'illat(penyebab), yaitu 'illat washfiyahatau sifat,
dan 'alamiyah. 'Illatitu ada yang dua 'illatdan ada pula yangsatu 'illat
menduduki tempat dua 'illat.
A. Isim ghair munsharif dengan dua 'illat
1. Washfiyah(sifat).
1.
Washfiyahdan 'adal, seperti lafazh:artinya dua-dua; tiga-tiga; empat-empat. Lafazh:
dan sebagainya disebut washfiyahdan
'adal, sebab hasil perubahan dari lafazh:
.
2.
Washfiyahdan wazan fi'il, seperti: ber-wazan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
65/116
63 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
af'al, asalnya; asalnya:
asalnya: ; asalnya:
dan sebagainya.3.
Washfiyah danziyadah(tambahan) alifdan nun, contoh:
asalnya: asalnya:
asalnya: ; dan sebagainya.
2. 'Alamiyah(nama) dan lain-lainnya, yaitu:
1. 'Alamiyahdan wazan fi'il, seperti: wazan af'al,
wazan .
2.
'Alamiyahdan 'adal, contoh: . Lafazh ini di-
ma'dul(dipindahkan) dari merupakan
perubahan dari dan sebagainya.
3. 'Alamiyahdanziyadah(tambahan) alifdan nun, contoh:
asalnya:
4.
'Alamiyahdan 'ajamiyah(bahasa asing), contoh:
.
5. 'Alamiyahdan tarkib mazji(susunan campuran), contoh:
asalnya: dan .
6.
'Alamiyahdan ta'nits, contoh: dan
sebagainya.
B. Isim ghair munsharif dengan satu 'illat yang menduduki tempat
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
66/116
64 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
dua 'illat ada dua, yaitu:
1. Shighat(bentuk) muntahal jumu', yaitu wazan
atau ; contoh: bentuk jamak dari lafazh
, ber-wazan ; atau bentuk jamak
dari lafazh , ber-wazan.
2.
Sebab alif ta'nits mamdudah, contoh:
dan dengan alif ta'nits
maqshurah, contoh: dan sebagainya.
Semua isim ghair munsharifitu di-rafa'-kan dengan memakai
dhammah, di-nashab-kan dan di-jar-kan dengan harakatfathah.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
67/116
65 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Tanda I'rab Jazm
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
68/116
66 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
I'rab jazm mempunyai dua alamat yaitu, sukun dan membuang.
Maksudnya:I'rab jazmitu mempunyai dua tanda yaitu,sukunyangmenjadi tanda pokok dan membuang (menghilangkan) nuntanda rafa'
dan huruf 'illat.
Contohsukunyang menjadi tanda pokok seperti:
Contoh membuang nuntanda rafa'seperti:
Contoh membuang huruf 'illatseperti:
dan sebagainya.
Kata nazhim:
I'rab jazm pada fi'il-fi'il itu dengan memakai sukun, atau membuang
huruf 'illat, atau membuang nun(tanda rafa')pada af'alul khamsah.
Lafazh-lafazh yang di-jazm-kan dengan memakai sukun
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
69/116
67 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Sukun menjadi alamat bagi i'rab jazm pada fi'il mudhari' yang shahih
akhirnya.
Fi'il mudhari'yangshahihakhirnya, ialahfi'il mudhari'yang pada
bagian akhirnya tidak berhuruf 'illat, yaitu: alif, wawudanya,seperti:
Contoh yang mu'tal, ialah: .Kalau di-jazm-kanmaka huruf 'illat-nya harus dibuang, sebagaimana yang akan
diterangkan.
Lafazh-Iafazh yang di-jazm-kan dengan membuang huruf 'illat
atau nun tanda rafa'
Membuang itu menjadi tanda bagi i'rab jazm pada fi'il mudhari' yang
mu'tal akhir dan pada fi'il-fi'il yang dirafa'-kannya dengan nun tetap.
Contoh yang mu'tal(berhuruf 'illat), seperti:
menjadi:
Contoh yang tanda rafa'-nya dengan nun, seperti:
menjadi:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
70/116
68 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Kata nazhim:
Maka membuang nun tanda rafa' secara pasti diharuskan pada af'alul
khamsah bilamana di-jazm-kan.
Lafazh yang Di-mu'rab-kan
Lafazh-lafazh yang di-mu'rab-kan terbagi menjadi dua bagian, yaitubagian yang di-i'rab-i dengan memakai harakat dan bagian yang di-
i'rab-i dengan memakai huruf.
Maksudnya: Pasal ini merupakan pengulangan pelajaran yang telah
lalu, yaitu pada garis besarnya semua lafazh atau kalimat itu ada yang
di-i'rab-i dengan memakai harakat, baik harakat dhammah, fathah,
kasrahatausukun,seperti: ; dan sebagainya.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
71/116
69 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Dan ada yang di-i'rab-i dengan memakai huruf, yaitu: wawu, alif dan
ya, seperti: dansebagainya.
Kata nazhim:
Lafazh yang di-mu'rab-kan itu semuanya kadang-kadang di-i'rab-idengan memakai harakat atau dengan huruf yang didekatkan.
Lafazh yang di-i'rabi dengan memakai harakat:
Lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai harakat ada empat macam,
yaitu: isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi'ilmudhari' yang tidak bertemu dengan sesuatu pun(dari huruf alif,
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
72/116
70 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
wawu, ya, nun taukid atau huruf 'illat)
Semua lafazh itu di-rafa'-kan dengan memakai dhammah, di- nashab-
kan dengan memakai fathah, di-khafadh-kan dengan memakai kasrahdan di-jazm-kan dengan memakai sukun.
Maksudnya: Lafazh-Iafazh yang di-i'rab-i dengan memakai harakat
ada empat macam, yaitu: 1. isim mufrad; 2.jamak taksir; 3.jamak
muannats salim; dan 4.fi'il mudhariyang pada ujungnya tidak bertemu
dengan huruf alif, wawu,yadan nun taukid. Semua itu harus di-rafa'-
kan dengan memakai dhammah, di-nashab-kan dengan memakai
fathah, di-khafadh-kan dengan memakai kasrahdan di-jazm-kandengan memakaisukun.
Contoh dalam keadaan rafa' seperti:
=Zaid telah datang;
= 'Amr telah duduk.
Dalam keadaan nashabseperti:
= aku telah melihat Zaid;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
73/116
71 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
= aku telah mengenal 'Amr.
Dalam keadaan khafadhseperti:
= aku telah menulis dengan pena.
Dalam keadaanjazmseperti:
= bukankah Kami telah melapangkan...(an-Nasr: 1)
Kata nazhim:
Yang pertama dari dua bagian tersebut(yang di-i'rab-i dengan harakat)
ada empat macam sebagaimana yang telah dikemukakan, yaitu di-rafa'-
kan dengan memakai dhammah.
Tiap-tiap lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakaidhammah maka di-
nashab-kannya dengan memakai fathah secara mutlak.
Dan isim yang di-rafa'-kan dengan memakai dhammah harus di-
khafadh-kan dengan memakai kasrah. Dan fi'il yang di-rafa'-kan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
74/116
72 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
dengan memakai dhammah di-jazm-kan dengan memakai sukun.
Dikecualikan dari ketentuan tadi ialah tiga perkara, yaitu 1. jamak
muannats salim, di-nashab-kan dengan kasrah; 2. isim yang tidak
menerima tanwin, di-khafadh-kan dengan fathah, 3. fi'il mudhari' yang
mu'tal akhir(berhuruf 'illat pada ujungnya), di-jazm-kan, denganmembuang huruf akhirnya, yaitu huruf 'illat.
Maksudnya: Dikecualikan dari ketentuan tadi (di-nashab-kan dengan
memakaifathah, di-rafa'-kan dengan memakai dhammah, di-khafadh-
kan dengan memakai kasrahdan di-jazm-kan dengan memakaisukun),
yaitu sebagai berikut:
1.
Jamak muannats salim, di-nashab-kannya bukan dengan harakatfathah, tapi dengan harakat kasrah, seperti dalam contoh:
= aku telah melihat Hindun-Hindun itu;
= aku telah melihat wanita-wanita muslim itu;
2. Isimyang tidak menerima tanwin(ghair munsharif), di-khafadh-
kan atau di-jar-kannya bukan dengan harakat kasrah, melainkan
dengan harakatfathah, seperti dalam contoh:
= aku telah bersua dengan Ahmad dan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
75/116
73 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Ibrahim;
3. Fi'il mudhariyang mu'tal akhir, di-jazm-kannya bukan dengan
harakatsukun, melainkan dengan membuang huruf 'illat-nya
seperti:
Kata nazhim:
Tetapi seperti dalam contoh lafazh: (jamak muannats salim),
untuk me-nashab-kannya dengan memakai kasrah. Dan isim ghair
munsharif di-jar-kan dengan memakai fathah.
Semua fi'il mu'tal di-jazm-kan dengan membuang huruf 'illat
sebagaimana yang telah diketahui.
Lafazh-lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai huruf
Lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai huruf ada empat macam, yaitu:
1. isim tatsniyah; 2. jamak mudzakkar salim; 3. asmaul khamsah; 4.
af'lul khamsah, yaitu Yaf'alni, taf'alni, yaf'alna, taf'alna, taf'alna.
Maksudnya: Lafazh-lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai huruf ada
empat macam, yaitu sebagai berikut:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
76/116
74 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
1. Isim tatsniyah, contoh: = dua Zaid;
2.
Jamak mudzakkar salim, contoh: = Zaid-Zaid;
3. Asmaul khamsah, contoh: = ayahmu, = saudaramu;
= iparmu atau mertuamu;
4.
Af'alul khamsah, contoh: = mereka berdua sedang
melakukan(sesuatu); = kamu berdua sedang melakukan
(sesuatu).
Kata nazhim:
Lafazh yang di-mu'rab-kan dengan memakai huruf itu ada empat, yaitu:
1. mutsanna(isim tatsniyah); 2. mudzakkar yang di-jamak-kan secarashahih(jamak mudzakkar salim, bukan jamak taksir), seperti contoh
yang telah lalu; 3. asmaul khamsah; dan 4. af'alul khamsah.
I'rab isim tatsniyah
Adapun isim tatsniyah maka di-rafa'-kan dengan memakai alif, di-
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
77/116
75 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
nashab-kan dan di-khafadh-kan dengan memakai ya.
Contoh di-rafa'-kan dengan memakai alif, seperti:
= dua Zaid itu telah datang.
Contoh di-nashab
:: Nahwu
Isim Nakirah
Isim nakirah ialah setiap isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan sesuatu perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim
yang layak dimasuki alif dan lam, contoh lafazh dan
(asalnya dan ).
Isim Nakirah
Isim yang menunjukkan kepada satu perkara yang tidak ditentukan.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
78/116
76 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Misalnya lafazh: artinya laki-laki yang tidak ditentukan (bersifat
umum), yakni dapat ditujukan kepada setiap laki-Iaki. Atau misalnyalafazh: artinya kitab yang tidak ditentukan, yakni dapat ditujukan
kepada setiap kertas yang bertuliskan sesuatu ilmu.
Tetapi kalau diberi alif dan lam, maka pengertiannya ditujukan kepada
seorang laki-laki tertentu. tidak bersifat umum seperti isim nakirahtadi.
Demikian pula contoh-contoh lainnya.
Kata nazhim:
Bila Anda menghendaki definisi isim nakirah, maka (Anda dapat
mengatakan)isim yang menerima al yang memberi bekas(tidak seperti
alif-lam ziyadah atau tambahan).
Selain isim nakirah adalah isim ma'rifat dan dibatasi(pemakaiannya)
pada enam macam. Yang pertama, ialah isim mudhmar(dhamir).
Isim dhamir itu terdiri dari isim dhamir yang zhahir yang di-nisbat-kan
kepada makna ghaib(seperti lafazh: , hudhur(Sepertl
lafazh: ), dan mutakallim(seperti lafazh: ).
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
79/116
77 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Mereka(ahli Nahwu) telah membagi isim dhamir yang kedua kepada
dhamir muttashil yang mustatir(tersembunyi), (seperti lafazh:
= Zaid telah membaca; taqdirnya: = dia telah membaca); atau
yang bariz(tampak), (seperti lafazh: = kamu berdua telah
membaca; = kamu telah membaca; dan seterusnya); dan dhamir
munfashil (terpisah, seperti lafazh: dan
seterusnya).
Yang kedua dari isim ma'rifat ialah yang terkenal dengan isim 'alam,seperti lafazh: Ja'far(nama orang),Mekkah(nama kota) dan seperti
lafazh: al-Haram(nama tanah haram).
Yang ketiga dari isim ma'rifat ialah isim isyarah; seperti lafazh:
(dan sebagainya). Yang keempat dari isim ma'rifat ialah isim
maushul, seperti lafazh: .
Yang kelima dari isim ma'rifat ialah yang di-ma'rifat-kan dengan huruf
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
80/116
78 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
al, seperti lafazh: menjadi .
Yang keenam dari isim ma'rifat ialah lafazh yang di-mudhaf-kan
kepada salah satu diantara bagian yang telah disebutkan tadi.
:: Nahwu
Naibul fa' il
MAF'UL YANG FA'IL-NYA TIDAK DISEBUTKAN
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
81/116
79 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Naibul fa'il ialah isim marfu' yang tidak disebutkan fa'il-nya. Apabila
fi'il-nya fi'il madhi, maka dhammah-kanlah huruf awalnya dan huruf
sebelum akhirnya di-kasrah-kan; dan apabila fi'il-nya fi'il mudhari'
maka dhammah-kanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirnya di-
fathah-kan.
Maksudnya:Maf'ulyang tidak disebutkanfa'il-nya dinamakan mabni
majhulatau naibul fa'il, yaitu isimyang asalnya menjadi maf'ullalu
fa'il-nya dibuang dan maf'ul-nya menggantikan kedudukanfa'il, i'rab-
nya di-rafa'-kan dan diletakkan sesudahfi'il, seperti :
asalnya . Lafazh dibuang, lalu lafazh
menempati tempatfa'il(lafazh ) sebagai pengganti lafazh yang
dibuang dan lafazh diubah harakatnya menjadi
asalnya ; asalnya
; asalnya ;
asalnya
Kata nazhim:
Tempatkanlah kedudukan fa'il yang dibuang maf'ul-nya pada setiap
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
82/116
80 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
yang dimiliki oleh fa'il.
Huruf pertama fi'il yang fa'il-nya tidak disebutkan harus di-dhammah-
kan, sedangkan huruf yang sebelum huruf terakhir harus di-kasrah-kan.
Pembagian Maf'ul yang Fa'il-nya Tidak Disebutkan
Maf'ul yang fa'il-nya tidak disebutkan terbagi atas dua bagian, yaitu
bagian yang zhahir dan bagian yang mudhmar(dhamir).Bagian yang
zhahir itu seperti perkataan (Zaid telah dipukul),
(Zaid akan dipukul), ('Amr telah dimuliakan),('Amr akan dimuliakan).
Adapun meng-i'rab-nya adalah: fi'il madhi mabni lil majhulatau
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
83/116
81 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
mabni maf'ul, naibul fa'il.
fi'il mudhari' mabni lil majhul, dan naibul fa'il.
Sedangkan isim mudhmar adalah, seperti perkataan(berikut):
= aku telah dipukul;
= kami atau kita telah dipukul;
= kamu(laki-laki) telah dipukul;
= kamu(perempuan) telah dipukul;
= kamu berdua telah dipukul;
= kalian(laki-Iaki) telah dipukul;
= kalian(perempuan) telah dipukul;
= dia(laki-laki)telah dipukul;
= ia(perempuan) telah dipukul;
= mereka berdua telah dipukul;
= mereka(laki-laki) telah dipukul;
= mereka(perempuan) telah dipukul.
Adapun meng-i'rab-nya adalah: (aku telah dipukul). Lafazh
fi'il madhi mabni lil maf'ul, dhamir mutakallimmenjadi naibul fa'il
yang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan mabni dhammah.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
84/116
82 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Kata nazhim:
Naibul fa'il itu adakalanya mudhmar(disembunyikan) dan adakalanya
muzhhar(ditampakkan). Yang kedua(muzhhar)seperti:(Pembawa kabar gembira itu dimuliakan).
Adapun yang dhamir, maka hal itu seperti perkataan: (aku telah
dipanggil); (dia dipanggil); (dia tidak dipanggil kecuali
aku).
:: Nahwu
Isim - isim yang di Rafa'-kan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
85/116
83 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Isim-isim yang di-rafa'-kan ada tujuh macam, yaitu: fa'il, maf'ul yang
tidak disebutkan fa'il-nya, mubtada dan khabar-nya, isim kna dan
saudara-saudaranya, khabar inna dan saudara-saudaranya, dan lafazh
yang mengikuti kalimah yang di-rafa'-kan, yaitu ada empat macamsebagai berikut: na'at, taukid, 'athat dan badal.
Contoh:
1.Fa'il
=Zaid telah datang. Lafazh fi'il madhidan fa'il-nya.
2.Maf'ulyang tidak disebutkanfa'il-nya
=Ahmad telah ditolong.
Asalnya: . Lafazh fi'il madhi mabni maf'uldan
maf'ul yang tidak disebutkanfa'il-nya atau naibul fa'il.
=Pelajaran sedang atau akan ditulis.
Lafazh fi'il mudhari' dan naibul fa'il.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
86/116
84 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
3. dan 4.Mubtada dan khabar-nya
=Zaid berdiri
Lafazh mubtadadan khabar-nya.
5.Isim knadan saudara-saudaranya
=Zaid itu berdiri
Lafazh isim dan khabar-nya.
6. Khabar innadan saudara-saudaranya
= Sesungguhnya Zaid berdiri.
Lafazh isim dan khabar-nya.
7. Lafazh yang mengikuti kalimah yang di-rafa'-kan, yaitu ada empat
macam:
a.Na'at(sifat), contoh:
=Zaid yang alim itu berdiri.
b. Taukid, contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
87/116
85 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
=Zaid telah datang dirinya sendiri.
c. 'Athat, contoh:
= Telah datang Zaid dan Bakar.
Lafazh ma'thuf 'alaih(yang di-'athaf-i) dan lafazh ma'thuf
(yang di-'athaf-kan).
d.Badal, contoh:
=Zaid telah datang, yakni saudaramu.
Kata nazhim:
Isim-isim yang di-rafa'-kan itu ada tujuh macam, akan dijelaskan
nama-nama yang telah ditetapkan pada babnya masing-masing.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
88/116
86 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Mubtada dan Khabar
Mubtada ialah isim marfu' yang bebas dari amil lafazh, sedangkan
khabar ialah isim marfu' yang di-musnad-kan kepada mubtada,
contohnya seperti perkataan: (Zaid berdiri);
(dua Zaid itu berdiri); dan (Zaid-Zaid itu berdiri).
Maksudnya:Mubtadaitu isim marfu'yang kosong atau bebas dari amil
lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtadaitu bukan amil lafazh, seperti
fa'ilatau naibul fa'il, melainkan olehamil maknawi, yaitu oleh ibtida
atau permulaan kalimat saja.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
89/116
87 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Sedangkan khabaradalah isim marfu'yang di-musnad-kan atau
disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabarkalau tidak
ada mubtadadan mubtadaitulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti
lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtadayang di-
rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammahkarena isim
mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kanoleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammahkarena isim mufrad.
(Dua Zaid itu berdiri). Lafazh menjadi mubtadayang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan alifkarena isim tatsniyah.
Sedangkan lafazh menjadi khabar yang di-rafa'-kan oleh
mubtada, tanda rafa'-nya dengan alif karena isim tatsniyah.
(Zaid-Zaid itu berdiri). Lafazh mubtadadanmenjadi khabar-nya, di-rafa'-kan dengan memakai wawukarena
jamak mudzakkar salim.
Kata nazhim:
Mubtada ialah isim yang selamanya di-rafa'-kan dan terbebas dari
setiap lafazh yang menjadi amil.
Sedangkan khabar ialah isim yang marfu' di-musnad-kan(disandarkan)kepada mubtada karena sesuai pada lafazhnya.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
90/116
88 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Pembagian Mubtada
Mubtada itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada yang zhahir
dan mubtada yang mudhmar(dhamir).Mubtada zhahir penjelasannya
telah dikemukakan.
Sedangkan mubtada yang mudhmar(isim dhamir) ada dua belas, yaitu:
(saya), (kami atau kita), (kamu -laki-laki), (kamu -
perempuan), (kamu berdua -laki-laki/perempuan), (kalian -
laki-laki), (kalian -perempuan), (dia -laki-laki), (ia -
perempuan), (mereka berdua -laki-laki/perempuan), (mereka
semua -laki-laki, (mereka semua -perempuan),seperti perkataan
(saya berdiri).
Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut: (saya)
berkedudukan menjadi mubtadayang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya
mabni sukun. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan,
tanda rafa'-nya dengan dhammah. Dan (kami berdiri).
Lafazh berkedudukan menjadi mubtada, di-rafa'-kan, tanda rafa'-
nya dengan mabni dhammah, sedangkan menjadi khabar-nya,
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
91/116
89 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
juga di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan wawukarenajamak
mudzakkar salim.
Dan lafazh yang menyerupainya, seperti:
Kata nazhim:
Mubtada, yaitu isim zhahir sebagaimana(pada contoh-contoh)yang
telah dikemukakan, atau dhamir, seperti (kamu patutuntuk menetapkan hukum -diantara manusia).
Tidak diperbolehkan membuat mubtada dengan menggunakan isimdhamir muttashil, tetapi diperbolehkan dengan setiap dhamir yang
munfashil. Diantaranya ialah:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
92/116
90 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Pembagian Khabar
Khabar itu ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair
mufrad.
1. Khabar mufrad
(Khabar mufrad) adalah khabar yang bukan berupa jumlah(kalimat)
dan bukan pula menyerupai jumlah.
Contoh: (Zaid berdiri); kedua-duanya isim mufrad.
Dan juga termasuk khabar mufradbila mubtadadan khabaritu terdiridari isim tatsniyahdanjamak, seperti contoh di bawah:
=Zaid-Zaid itu berdiri;
= dua Zaid itu berdiri;
=Zaid-Zaid itu berdiri.
2. Khabar ghair mufrad
Khabar ghair mufrad ialah, khabar yang terdiri dari jumlah, seperti
jumlah ismiyah(mubtada dan khabar lagi), atau jumlah fi'liyyah (yaitu
terdiri dari fi'il dan fa'il sebagaimana yang akan dijelaskan di bawahini).
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
93/116
91 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Khabar ghair mufrad ada empat macam, yaitu: 1. Jar dan majrur; 2.
zharaf; 3. fi'il beserta fa'ilnya; dan 4. mubtada beserta khabarnya.
Contohnya seperti perkataan: (Zaid berada di dalam rumah);
khabarnya terdiri dari jar dan majrur. (Zaid berada di
sisimu); khabarnya zharaf, (Zaid, ayahnya telah berdiri);
khabarnya terdiri dari fi'il dan fa'il. (Zaid hambaperempuannya pergi); khabar-nya terdiri dari mubtada dan khabar
lagi.
Contoh lain:
= Ustadz atau guru itu berada di dalam madrasah
atau sekolah.
Lafazh (lp 56) berkedudukan menjadi mubtada, sedangkan (lp 57)
khabar-nya.
(lp 58) = Ustadz itu di hadapan murid-murid.
Lafazh (lp 59) menjadi mubtada, sedangkan (lp 60)zharaf makn
(keterangan tempat) menjadi khabar-nya.
(lp 60) = Ustadz ltu tabiatnya baik.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
94/116
92 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Lafazh (lp 61) berkedudukan menjadi mubtada, dan (lp 62)fi'il madhi,
sedangkan (lp 63) menjadifa'il-nya. Jumlahfi'ildanfa'ilberada pada
mahall(tempat) rafa'yang menjadi khabardari lafazh (lp 64)
(lp 65) =Zaid hamba perempuannya pergi.
Lafazh (lp 66) berkedudukan menjadi mubtada, sedangkan (lp 67)
menjadi mubtadakedua, dan (lp 68) menjadi khabardari mubtada
kedua yang berada pada mahall(tempat) rafa'menjadi khabarlagi dari
lafazh (lp 69).
Perlu diingatkan, bahwa khabaryang dibuat dari jumlah mubtadadan
khabar, atau terdiri darifi'ildanfa'ildisebut khabar jumlah. Adapun
khabaryang terdiri darijardan majruratauzharafdisebutsyibh
(serupa) jumlah, karenajar-majrurdanzharafitu bukan menjadi
khabar yang sebenarnya, sebab yang menjadi khabaryang sebenarnya
ialah muta'allaq-nya tersimpan atau tersembunyi, yang taqdir-nya dapat
atau boleh dengan isim mufrad, seperti: (lp 70) atau dengan jumlahfi'il
danfa'il, seperti lafazh: (lp 71).
Lafazh: (lp 72), pada hakikatnya: (lp 73); (lp 74) pada hakikatnya: (lp
75).
Oleh karena lafazh muta'allaq-nya dapat di-taqdir-kan (diperkirakan)
isim mufraddan di-taqdir-kanfi'il madhi, maka disebutlah dengansyibh
jumlah(serupa jumlah).
Kata nazhim:
(lp 76)
Adakalanya khabar itu mufrad dan ghair mufrad. Yang pertama ialah
(khabar mufrad), yaitu lafazh dalam nazhaman(bait syair)yang telah
disebutkan.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
95/116
93 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
(lp 77)
Sedangkan khabar ghair mufrad hanya terbatas pada empat macam,yang lain tidak. Empat macam itu ialah zharaf, jar dan majrur, fa'il
beserta fi'ilnya yang telah dikemukakan, dan mubtada beserta khabar
yang dimilikinya
:: Nahwu
Isim yang dijarkan
Lafazh-Iafazh yang di-jar-kan ada tiga macam, yaitu:
1.
Lafazh yang di-jar-kan oleh huruf jar, contoh:
2. Lafazh yang di-jar-kan karena idhafat, contoh:
3. Lafazh yang mengikuli kepada lafazh yang di-jar-kan(yaitu:
na'at, 'athaf, taukid dan badal), sebagaimana yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
96/116
94 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Adapun lafazh yang di-jar-kan dengan huruf, seperti halnya yang di-
jar-kan oleh min, il, 'an, 'al, f, rubba, ba, kaf, lam dan huruf qasam
(sumpah), yaitu: wawu, ba dan ta juga dengan mudz dan mundzu.
Contoh: = aku telah datang sejak hari Ahad.
Adapun yang di-jar-kan oleh idhafat, seperti perkataan:
(pelayan Zaid. -Lafazh ghulam adalah mudhaf, sedangkan lafazh Zaidadalah mudhaf ilaih).
Idhafat itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.
Idhafat yang diperkirakan mengandung makna lam, contoh:
(pelayan Zaid. -Taqdir atau bentuk asalnya
diperkirakan berbunyi = pelayan milik Zaid;
contoh lainnya seperti: = kitab Ahmad. Taqdirnya
adalah = kitab milik Ahmad; huruf lamyang
terdapat pada kedua contoh ini adalah lam yang mempunyai arti
memiliki).
2.
Idhafat yang diperkirakan mengandung makna min, contoh:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
97/116
95 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
(baju sutera atau baju dari sutera); (pintu
kayu atau pintu dari kayu); (cincin besi atau cincindari besi); dan lafazh yang sejenis dengannya.
Kata nazhim:
Yang men-jar-kan isim itu ada tiga macam, yaitu: huruf, mudhaf danlafazh yang mengikuti.
Jar-kanlah dengan mudhaf isim yang menyertainya, seperti perkataan:
(dua orang pembunuh pelayan Zaid, kedua-
duanya telah dibunuh lagi).
Lafazh di-jar-kan oleh lafazh
Mudhaf itu, (adakalanya) dengan memperkirakan makna f, lam, atau
min, seperti perkataan: (penipuan malam hari. -Taqdirnya
adalah: = penipuan pada malam hari).Atau seperti:
(pelayan Zaid. -Taqdirnya adalah: = pelayan
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
98/116
96 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
milik Zaid).
Keterangan Tambahan
Artiidhafat:
atau
Ialah nisbah taqyidiyah(pertalian) antara dua perkara (dua isim)yangmenyebabkan isim keduanya berharakat jar.
Contohnya sebagaimana telah dikemukakan di atas.
Idhafatdengan memperkirakan makna min,fatau lam, mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
99/116
97 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
1.Idhafatdengan memperkirakan makna min, ialah:
Hendaknya mudhaf ilaih-nya sejenis dengan mudhaf-nya.
Sebagaimana contoh tadi, yaitu baju sutera = baju itu sejenis dengan
sutera; cincin besi = cincin itu sejenis dengan besi; pintu kayu = pintu
itu sejenis dengan kayu; dan sebagainya.
2.Idhafat dengan memperkirakan maknaf, ialah:
Hendaknya mudhaf ilaih-nya menjadi zharaf bagi mudhaf.
Sebagimana contoh tadi, yaitu Penipuan pada malam hari. Malam itu
menjadi waktu terjadinya penipuan; atau seperti =
wajib puasa Ramadhan.
Maksudnya: Diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan, atau waktu
puasa wajib adalah bulan Ramadhan, atau bulan Ramadhan itu menjadi
waktu untuk melakukan puasa wajib.
3. Adapun idhafatdengan memperkirakan makna lam, ialah idhafat
dengan susunan kalimat selain dengan memperkirakan minatauf, yaitu
seperti: pelayan Zaid (pelayan milik Zaid); buku Ahmad (buku milik
Ahmad) dan sebagainya.
Syarat mudhaf ialah:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
100/116
98 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Syarat mudhaf ialah hendaknya terbebas dari al ta'rif dan tanwin.
Syarat Mudhaf il aih ialah :
Syarat mudhaf ilaih hendaknya memilih antara al ta'rif dan tanwin
:: Nahwu
Isim yang di Nashab-kan
Isim-isimya yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu: maf'ul bih,mashdar, zharaf zaman, zharaf makn, hl, tamyiz, mustatsna, isim l,
munda, khabar kna dan saudara-saudaranya, isim inna dan saudara-
saudaranya, dua maf'ul, yaitu zhanna dan saudara-saudaranya, maf'ul
min ajlih, maf'ul ma'ah, dan lafazh yang mengikuti kepada lafazh yang
di-nashab-kan, yaitu ada empat macam: na'at, 'athat; taukid dan badal.
Isim yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu:
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
101/116
99 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
1. Maf'ul bih, seperti dalam contoh: = aku telah
membaca al-Qur'an. Lafazh fi'il danfa'il, sedangkan
lafazh berkedudukan sebagai maf'ul bih, di-nashab-kan, tanda nashab-nyafathah, karena isim mufrad;
2.
Mashdar, seperti lafazh pada perkataan:
= aku telah menolong Zaid dengan sebenar-benarnya;
3.
Zharaf zaman, seperti lafazh pada perkataan:
=pada hari ini aku telah berpuasa;
4.
Zharaf makn, seperti lafazh pada perkataan:
= aku telah duduk di hadapan Zaid;
5. Hl, seperti lafazh pada perkataan: =Zaid
telah datang dengan berkendaraan;
6. Tamyiz, seperti lafazh l pada perkataan:
= aku telah membeli dua puluh kitab;
7.
Mustatsna, seperti lafazh pada perkataan: =
kaum itu telah datang, kecuali Zaid;
8.
Isim l, seperti lafazh pada perkataan: =
tidak ada pelayan Zaid yang hadir;
9. Munda, seperti lafazh pada perkataan: =
wahai saudara Zaid;
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
102/116
100 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
10.Khabar knadan saudara-saudaranya, seperti lafazh pada
perkataan: = adalah Zaid seorang qari atau
pembaca Qur'an;
11.
Isim innadan saudara-saudaranya, seperti lafazh pada
perkataan: =sesungguhnya Zaid seorang qari;12.
Dua maf'ul, yaituzhannadan saudara-saudaranya, seperti lafazh
pada perkataan: = aku telahmenduga Zaid berdiri;
13.
Maf'ul min ajlih, seperti lafazh pada perkataan:
=Zaid telah datang sebagai penghormatanbagi 'Amr;
14.
Maf'ul ma'ah, seperti lafazh pada perkataan:
=pemimpin beserta bala tentaranya telahdatang; dan
15.
Lafazh yang mengikuti kepada lafazh yang di-nashab-kan, yaitu
ada empat macam: na'at, taukid, 'athafdan badal.
Kata nazhim:
Tiga macam diantara isim-isim yang telah disebutkan tadi(khabar
kna, isim inna, dan maf'ul zhanna) di-nashab-kan. Berikut ini adalah
yang sepuluhnya lagi.
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
103/116
101 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
Semuanya akan disebutkan secara berurutan. Yang pertama dijelaskan
ialah maf'ul bih.
:: Nahwu
Maf ' ul bih
(Maful bih) ialah, isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan
http://kirim%28%27pustaka/kirim.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-14.html%27)http://buka%28%27pustaka/print.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-14.html%27) -
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
104/116
102 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
(objek).
Maksudnya:Maf'ul bihmenurut istilah ahli Nahwu ialah, isimmanshubyang menjadi sasaran perbuatan pelaku, seperti dalam contoh:
= aku telah memukul Zaid.
LafazhZaiditumaf'ul bih, karena menjadi sasaran perbuatan, yaitu
memukul.
Contoh lainnya seperti:
= aku telah menunggang kuda.
Lafazh kuda itu maf'ul bih, karena menjadi sasaran perbuatan, yaitu
menunggang.
Maf'ul bih itu terbagi dua bagian, yaitu maf'ul bih yang zhahir dan
maf'ul bih yang mudhmar. Adapun maf'ul bih yang zhahir telahdikemukakan penjelasannya, sedangkan maf'ul bih yang mudhmar
(dhamir) terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu dhamir muttashil dan
dhamir munfashil.
Yang dhamir muttashilada dua belas macam, seperti dalam contoh
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
105/116
103 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
(berikut):
1.
= dia(laki-laki) telah memukulku. Lafazh fi'il
madhi, fa'il-nya mustatir (tidak disebutkan), taqdir-nya ;
huruf nun-nya lil wiqyah, sedangkan hurufya-nya adalahya
mutakallim wahdahsebagai maf'ul bih;
2.
= dia (laki-laki) telah memukul kami atau kita. Lafazh
fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, taqdir-nya , dan huruf
n-nya adalah dhamir mutakallim ma'al ghairmenjadi maf'ul
bih;
3.
= dia(laki-laki) telah memukulmu(laki-laki). Lafazh
fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, dan huruf ka-nya adalah
maf'ul bih.
4. = dia (laki-laki) telah memukulmu (perempuan). Lafazh
fi'il madhidanfa'il-nya mustatir, sedangkan huruf ki-nyaadalah maf'ul bih;
5.
= dia (laki-laki) telah memukul kamu berdua(dua orang
laki-laki atau perempuan). Lafazh fi'il madhidanfa'il-
nya mustatir, sedangkan maful bih-nya adalah lafazhkum;
6.
= dia(laki-laki) telah memukul kamu sekalian(para laki-
laki). Lafazh fi'il madhidanfa'il-nya mustatir,
sedangkan maf'ul bih-nya adalah lafazh kum;
7.
= dia(laki-laki) telah memukul kamu sekalian(para
wanita). Lafazh fi'il madhidanfa'il-nya mustatir,
sedangkan maf'ul bih-nya adalah lafazh kunna;
8.
= dia (laki-laki) telah memukulnya (laki-laki). Lafazh
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
106/116
104 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
fi'il madhi danfa'il-nya mustatir, sedangkan huruf hu-
nya adalah maf'ul bih; dhamir muttashilditujukan untuk oranglaki-laki yang ghaib;
9. = dia(laki-laki) telah memukulnya(perempuan). Lafazh
fi'il madhidanfa'il-nya mustatir (tidak disebutkan),
sedangkan huruf ha-nya adalah maf'ul bih; dhamir muttashil
ditujukan untuk seorang wanita ghaib;
10.
= dia (laki-laki)telah memukul mereka berdua(duaorang laki-laki atau perempuan). Lafazh fi'il madhi,fa'il-
nya mustatir, sedangkan lafazh hum-nya berkedudukan sebagai
maf'ul bih; dhamir muttashilditujukan untuk dua orang yang
ghaib;
11.
= dia(laki-laki) telah memukul mereka (para laki-laki).
Lafazh fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazhhum-nya berkedudukan sebagai maf'ul bih; isim dhamir
muttashilditujukan untuk para laki-laki;
12.
= dia(laki-laki) telah memukul mereka(para laki-laki).
Lafazh fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazhhunna-nya adalah maf'ul bih-nya; isim dhamir muttashil
ditujukan untuk wanita-wanita yang ghaib.
Sedangkan yang dhamir munfashil pun ada dua belas macam, seperti
dalam contoh(berikut):
1.
= kepadaku(ditujukan buat mutakallim sendirian);
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
107/116
105 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u
2.
= kepada kami (ditujukan kepada mutakallim berikut
teman-temannya);3.
= kepadamu(ditujukan kepada seorang mukhathab);
4. = kepadamu (ditujukan kepada seorang mukhathabah);
5.
= kepada kamu berdua(ditujukan kepada dua orang
yang diajak bicara, baik laki-laki ataupun perempuan);
6.
= kepada kalian(ditujukan kepada para laki-laki);
7. = kepada kalian(ditujukan kepada para perempuan yangdiajak bicara);
8.
= kepadanya(ditujukan kepada seorang laki-laki sebagai
orang ketiga);
9. = kepadanya (ditujukan kepada seorang perempuan
sebagai orang ketiga);
10. = kepadanya berdua (ditujukan kepada dua orang laki-laki atau perempuan orang ketiga);
11. = kepada mereka(ditujukan kepada para laki-laki orang
ketiga);
12.
= kepada mereka (ditujukan kepada para wanita orangketiga).
Kata nazhim:
Maf'ul bih itu ialah, isim yang di-nashab-kan yang menjadi sasaran
-
7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo
108/116
106 |N a
top related