3. bolehkah kita melakukan ij’tihad 2011

Post on 05-Aug-2015

59 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Topik 3

Agama Islam sudah sempurna dalam aqidah, akhlaq dan muamalah

(Kitabulloh & Sunnah Rosul/Hadits) Muamalah ma’al kholqi

Masa Rosululloh & Sahabat – Tabi’i

Masa kini ?

Permasalahan muamalah baru ?

Untuk menentukan status hukum hal-hal yang belum pasti tentang: halal atau

haram nya untuk digunakan di kedokteran gigi, atas dasar:

Kitabulloh Hadits /Sunnah Rosul yang sahih

Berdasarkan sunnah khulafaur rosyidin Ij’mak para ulama

Qiyas

Ij’tihad Tabi’i * Tabi’in

Khilafiyah : ikhtilaf / perbedaan mengenai beberapa persoalan agama (ushuludien dan furu’)

Ikhtilaf dipecahkan dgn musyawarah

Ij’tihad. - kejujuran dlm kebenaran

- kebenaran nisbi (logika) - sikap mental Kenyataan alam semesta - Struktur alam semesta - Hukum yg berlaku

Adalah mengerahkan segala kemampuan utk mendapatkan hukum syara’ yg bersifat ‘amali (perbuatan) dengan cara istinbath (menyimpulkan hukum dari nash).

(Al Syaukani)

Apakah Rasululloh saw pernah ij’tihad ?

Ij’tihad dibolehkan bagi Nabi saw Ij’tihad Nabi bervariasi

(urusan agama, duniawi, ghoib & fakta)

Agama Arah kiblat : dari masjidil Aqsho ke

Ka’bah “ Sungguh Kami sering melihat mukamu

menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yg kamu sukai” Al Baqoroh: 144

Duniawi Pelarangan penyerbukan buatan pd

kurma Fakta Mengutamakan orang melek dp orang

buta (Surat ‘Abasa : 1 – 10) X

Firman Alloh swt: “ Dari apa yang dibiarkan oleh Rosululloh

maka terimalah dan apa-apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh sangat besar siksa Nya.”

(Al Hasyr : 7)

Hadits: : Abu Huroiroh ra berkata: bersabda Nabi saw: “ Biarkanlah aku selama aku mem biarkan kamu dalam kebebasanmu. Sesung guhnya yang mengakibatkan kebinasaan ummat sebelummu dahulu karena kebanyak an pertanyaan mereka dan menyalahi pada Nabi2 mereka…. “ (HR Bukhori dan Muslim)

Dan Rosululloh bersabda: “ Saya diutus di masa yg hampir pada hari kiamat, bagaikan hampirnya jari telunjuk dgn jari tengah.” Kemudian bersabda:

“ Adapun sesudah itu, maka sesungguhnya sebaik2 keterangan adalah Kitabullah dan sebaik2 petunjuk yalah petunjuk Nabi saw dan sejahat2 segala sesuatu yg baru (bid’ah) yg tidak berasal dari agama dan tiap yg bid’ah sesat.”

(HR Muslim dari Jabir)

Abu Nadjih bin Sariyah ra berkata: ……Bersabda Nabi : “ Saya berwasiyat kepa-damu supaya tetap taqwa kepada Alloh dan selalu taat kepada ……. Dan taat walau yang menjadi pimpinan seorang budak Habasiyah Sesungguhnya orang yg lanjut usia dari kamu akan melihat berbagai perselisihan yg banyak sekali. Maka berpeganglah kamu dengan sunnahku dan sunnah kholifahku yg mendapat hidayah. Gigitlah kuat-kuat dgn gigi gerahammu dan berhati2 lah kamu dari segala sesuatu yang baru (bid’ah), maka tiap-tiap yg bid’ah itu sesat. “

(HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)

“ Idza hakamal hakimu faj’tahada fa asho-ba falahu aj’ron. Wa idza hakama faj’ta-hada fa akhtho’a falahu aj’run wakhidu ”

“ Bila ada seseorang hakim memutuskan suatu perkara, kemudian ia berij’tihad dan benar ij’ti-hadnya maka baginya 2 pahala. Akan tetapi bila ia salah dalam ij’tihadnta maka baginya 1 pahala. “

(HR. Bukhari & Muslim)

Nabi Muhammad saw Khulafaur Rasyidin

Sahabat Nabi Tabi’I – tabi’in

Seluruh ummat

Berpengetahuan tentang dienul islam

“ dan tidak ada yang dapat memberikan kete-rangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui, “ (Fathir : 14)

“ maka tanyakanlah hal itu kepada yang lebih mengetahui” (An Nahl : 43)

Sumber: Al Qur’an, Hadits /sunnah Rosul,

Sunnah Khulafaur Rosyidin, Ij’ma

ulama, Qiyas Berpengetahuan luas dalam bidangnya Sangat diperlukan utk status hukumnya

Kriteria status hukum hal yg akan di ij’tihadi

Utk keperluan kemaslahatan agama dan ummat

Utk meningkatkan kehormatan manusia

Dikembalikan pada hakekat tujuan syariat

Dharuri (primer) - perlindungan terhadap hal-hal esensial

bagi sendi kehidupan manusia - bila sendi-sendi tidak terwujud akan

menimbulkan ketidak ajegan kemaslahan hidup manusia didunia maupun akhirat

- tidak adanya menyebabkan kematian atau kerusakan pada kehidupan atau

kerusakan lbh besar

Hajiyyah (sekunder) - merupakan pemenuhan hal-hal yg

dibutuhkan manusia utk menghilangkan kesulitan dan meringankan beban dalam kehidupan maanusia

- tidak adanya menyebabkan kekurangan pada

mukallaf, tetapi tidak sampai mengancam

eksistensinya Tahsinat (tersier) - mewujudkan hal-hal yg menunjang

peningkatan marwah dan martabat seseorang sesuai kondisi, se lera dan rasa agar lbh mampu mengelola persoalan kemasyarakatan

- Biasanya dicapai dalam bentuk budipekerti yg mulia (akhlaqul karimah) termasuk etika hukum

(termasuk keharusan membersihkan badan, berhias)

- kebiasaan yg baik menghindari yg lb jelek sesuai akal dan selaras akhlak mulia

- kategori yg rendah menunjang kategori yg tinggi

- berdasarkan prioritas ke urgensiannya

Buku hadits sahih

Buku Fatwa-fatwa kontemporer

Buku tentang Hadits maudhu’ (palsu) dan dho’if (lemah)

Buku agama dengan penerbit terpercaya

Kondisi Tertentu

Hajiyyah dharuri

Tsaniyah hajiyyah dharuri

Dasar pengambilan keputusan : individual Kegunaan utk fatwa individual

Tidak dapat dijadikan general Utk dijadikan general harus melalui pengkajian mendalam (dalam seminar)

Nu’aim Yasin, 2006 Fikih Kedokteran, Pustaka Al Kautsar, Jakarta Ar Rumaikhan, A 2008 Fiqih Pengobatan Islam, Al Qowwam, Solo Yusuf Qardhawi, 1995 Fatwa-Fatwa Kontemporer, Gema Insani

Press, Jakarta© Husnul Khatimah, 2007 Penerapan

Syari’ah Islam, Pustaka Pelajar Offset,

Yogyakarta

top related