23 jan 2017) diskusi (jcc ke-3 (11 jan 2017)open_jicareport.jica.go.jp/pdf/12303178_03.pdf · 1....
Post on 07-Mar-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A4-90
Referensi 4-5 Risalah Diskusi (JCC Ke-3 (11 Jan 2017) ditandatangani pada tanggal 23 Jan 2017)
A4-133
Referensi 4-6 Risalah Diskusi (JCC Ke-4 (31 Mei 2017) ditandatangani pada tanggal 12 Jun 2016)
Referensi 5 PO
(Plan of Operation)
Urutan bulanTahunBulan
Hasil 1 Pembagian tugas dalam proyek saluran pembuangan air limbah di DKI Jakarta menjadi jelas
Hasil 2 Kemampuan staf untuk membuat rencana proyek saluran pembuangan air limbah ditingkatkan.
Prestasi (Mei 2017)
AktivitasKeseluruhan Menyelenggarakan JCC.
2-4 Staf DKI, menyusun rancangan peraturan daerah dan rancanganperaturan detil pelaksanaan mengenai manajemen dan pelaksanaanproyek saluran air limbah di Provinsi Daerah Khusus Jakarta denganmenerima saran dari tenaga ahli.
1-5 DKI dan PD PAL Jaya melakukan pengkajian metode pemecahanmasalah dan menentukan organisasi yang bertanggung jawab,dengan saran dari tenaga ahli.
1-6 Menetapkan struktur oraganisasi pelaksanaan proyek saluranpembuangan air limbah dan sistem implementasi seperti tanggungjawab tugas dan kewenangan di DKI
2-1 JICA melakukan investigasi masalah dan kebutuhan lokal, danmenyusun rencana pelatihan yang mempelajari pengetahuan dasaruntuk mengembangkan penanggung jawab pelaksana kerja dalamproyek saluran pembuangan air limbah.
2-2 Hasil 2 Kemampuan staf untuk membuat rencana proyek saluranpembuangan air limbah ditingkatkan.
2-3 Staf DKI, membuat rancangan rencana pemeliharaan saluranpembuangan air limbah jangka menengah di Provinsi DKI Jakartadengan menerima saran dari tenaga ahli.
Rencana revisi (Maret 2017)
Rencana (November 2014)
Prestasi (Mei 2017)
Rencana revisi (Maret 2017)
Rencana (November 2014)
Prestasi (Mei 2017)
Rencana revisi (Maret 2017)
Rencana (November 2014)
Rencana (November 2014)
Rencana revisi (Maret 2017)
Rencana (November 2014)
Prestasi (Mei 2017)
Rencana revisi (Maret 2017)
Rencana (November 2014)
Prestasi (Mei 2017)
Rencana revisi (Maret 2017)
Rencana (November 2014)
Prestasi (Mei 2017)
DKI dan PD PAL Jaya menentukan kegiatan yang diperlukan secaraspesifik untuk melaksanakan tugasnya dengan menerima saran daritenaga ahli.
1-3
Rencana (November 2014)
Rencana revisi (Maret 2017)
Prestasi (Mei 2017)
1-4 Tenaga ahli JICA, DKI, PD PAL Jaya akan mengangkat temapermasalahan dari setiap instansi terkait pelaksanaan proyek saluranpembuangan air limbah.
Rencana (November 2014)1-1 Tenaga ahli JICA mengecek sistem pelaksanaan dan kondisipelaksanaan proyek yang terkait dengan saluran pembuangan airlimbah di Propinsi DKI Jakarta melalui kerja sama DKI. Rencana revisi (Maret 2017)
Prestasi (Mei 2017)
1-2 Tenaga ahli JICA dan DKI memperjelas tugas tanggung jawab dariPD PAL Jaya,DGHS dan BAPPEDA, Dinas Tata Air, dan lain-lainyang terkait dengan proyek saluran pembuangan air limbah DKI.
Rencana (November 2014)
Rencana revisi (Maret 2017)
Prestasi (Mei 2017)
Rencana revisi (Maret 2017)
Prestasi (Mei 2017)
Aktivitas
1 2 3 4 5
Jun Jul Agt Sep Okt
12 13 14 15 16 176 7 8 9 10 11 24 25 26 27 28 2918 19 20 21 22 23 30 31 32 33 34
2015 2016 2017 2018Nov Des Jan Feb Mar Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Agt Sep Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
A5-1
Proyek Peningkatan Kemampuan Perumusan dalam
Perencanaan Pemeliharaan Saluran Pembuangan Air Limbah di
Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
di Republik Indonesia
Ringkasan Perencanaan Pelatihan di Lokasi Setempat
Daftar Isi
Halaman
1. Garis Besar Pelatihan di Lokasi Setempat ………………………………………... 1
2. Tujuan Pelatihan di Lokasi Setempat ……………………………………………... 2
3. Target Pencapaian (Keseluruhan Rencana Pelatihan) …………………………. 2
4. Isi Pelatihan ………………………………………………………………………….. 2
4-1. Diagram Konseptual dari Keseluruhan Pelatihan ……………………………... 2
4-2. Peserta Pelatihan …………………………………………………………………. 2
4-3. Target Pencapaian untuk Ceramah Masing-masing …………………………… 4
4-4. Rencana Kuliah (Silabus) ………………………………………………………… 5
A6-1
Referensi 6 Ringkasan Perencanaan Pelatihan di Lokasi Setempat
1
1. Garis Besar Pelatihan di Lokasi Setempat
Garis besar pelatihan di lokasi setempat seperti yang disebutkan di bawah ini
Tabel Garis Besar Pelatihan di Lokasi Setempat
Item Isi Pelatihan / Metode Implementasi
Target Pelatihan Sebagai target pelatihan ini adalah bertujuan membangun sistem
pelaksanaan proyek saluran air limbah, dimana para anggota staf
dari DKI Jakarta dan PD PAL Jaya akan mampu memperoleh
pengetahuan dasar yang luas, tidak hanya terbatas pada aspek
teknis, namun juga termasuk aspek finansial dan lain sebagainya
dalam merencanakan, mendesain, menyusun manajemen
konstruksi dan sebagainya yang berkaitan dengan pemeliharaan
saluran pembuangan air limbah.
Peserta Pelatihan Para anggota staf eksekutif dan teknisi dari BAPPEDA, Dinas
Sumber Daya Air (dahulu Dinas Tata Air), PD PAL Jaya, DGHS.
Subjek Pelatihan ① Pengantar sistem saluran pembuangan (peran saluran
pembuangan, pengalaman Jepang)
② Sistem implementasi saluran pembuangan di Jepang
③ Studi kasus pemerintah daerah
④ Metode Pemeliharaan Saluran Pembuangan Air Limbah (Contoh
Kasus)
⑤ Sistem administrasi keuangan pemerintah (contoh kasus Jepang
dan luar negeri)
⑥ Rencana manajemen pemeliharaan dan kebijakan pemanfaatan
perusahaan swasta
⑦ Pengelolaan saluran pembuangan
⑧ Hubungan masyarakat dan jajak pendapat
⑨ Improvisasi pengelolaan air limbah tipe terdistribusi
Jumlah Pelatihan
(di lokasi setempat)
Beberapa kali per kursus.
(Untuk rinciannya, lihat "Tabel 2-16 Rincian Hasil Pelatihan dan
Seminar", "Dokumen Terlampir 6 Rencana Pelatihan di Lokasi
Setempat")
Tempat Pelatihan Ruang rapat di BAPPEDA、Dinas Sumber Daya Air, PD PAL Jaya、
DGHS dan lainnya.
Narasumber Tim Konsultan
A6-3
2
2. Tujuan Pelatihan di Lokasi Setempat
Kemampuan merencanakan proyek saluran pembuangan air limbah akan diperkuat melalui
pelatihan di lokasi setempat untuk staf masing-masing organisasi (DJCK, BAPPEDA, Dinas
Sumber Daya Air, PD PAL Jaya) yang menjadi counterpart proyek teknis ini.
3. Target Pencapaian (Keseluruhan Rencana Pelatihan)
Bertujuan membangun sistem pelaksanaan proyek saluran pembuangan air limbah, dimana
para anggota staf dari DKI Jakarta dan PD PAL Jaya akan mampu memperoleh
pengetahuan dasar yang luas, tidak hanya terbatas pada aspek teknis, namun juga
termasuk aspek finansial dan lain sebagainya dalam merencanakan, mendesain, menyusun
manajemen konstruksi dan sebagainya yang berkaitan dengan pemeliharaan saluran
pembuangan air limbah.
4. Isi Pelatihan
4-1 Diagram Konseptual dari Keseluruhan Pelatihan
Diagram Konseptual dari Keseluruhan Pelatihan sepeti halaman berikutnya.
4-2 Peserta Pelatihan
Para anggota staf (staf eksekutif dan teknisi) dari BAPPENAS, BAPPEDA, Dinas Sumber
Daya Air, PD PAL Jaya, DGHS.DKI
A6-4
3
Gambar Diagram konsep keseluruhan kela
①Pengantar sistem saluran pembuangan (peran saluran pembuangan, pengalaman Jepang)
①-1 Luas lahan instalasi pengolahan air limbah
①-2 Poin-poin pemeliharaan dan operasi saluran pembuangan
Mem
peroleh pen
getahuan dasar yang luas term
asuk aspek teknis dan aspek keuan
gan yang terkait dengan rencana, desain dan m
anaje
men
③Studi kasus pemerintah daerah ③-1 Pengalaman pengelolaan saluran pembuangan di kota Kitakyushu
④Metode Pemeliharaan Saluran Pembuangan Air Limbah (Contoh Kasus)
④-1 Sistem pelaksanaan usaha saluran pembuangan dan regulasi mengenai saluran pembuangan
④-2 Konsolidasi fondasi sistem administrasi keuangan pemerintah mengenai saluran pembuangan
④-3 Kondisi dan isu masalah saluran pembuangan di Jakarta
⑦Pengelolaan saluran pembuangan ⑦-1 Sistem tarif saluran pembuangan di daerah perkotaan Jepang
⑦-2 Manajemen pengelolaan aset badan usaha saluran pembuangan
⑧-1 Aktivitas hubungan masyarakat usaha saluran pembuangan di kota Kitakyushu
⑧Hubungan masyarakat dan jajak pendapat
Meteri pelatihan Isi pelatihan
②Sistem implementasi saluran pembuangan di Jepang
②-1 Sistem implementasi saluran pembuangan di Jepang
Target pelatihan
⑨Improvisasi pengelolaan air limbah tipe terdistribusi
⑨-2 Administrasi keuangan pengolahan lumpur limbah di Jepang dan di negara lain
⑨-4 Pengolahan dan pembuangan lumpur limbah
⑨ -3 Sistem manajemen pemeliharaan fasilitas pengolahan air limbah tipe terdistribusi di Jepang
⑨-1 Improvisasi manajemen pemeliharaan fasilitas pengolahan air limbah secara khusus di fasilitas komersial
⑥Rencana manajemen pemeliharaan dan kebijakan pemanfaatan perusahaan swasta
⑥-1 Manajemen pemeliharaan fasilitas saluran pembuangan (pentingnya manajemen pemeliharaan)
⑥ -2 Manajemen pemeliharaan fasilitas saluran pembuangan secara efisien
⑥ -3 Manajemen pemeliharaan fasilitas secara umum serta manajemen kualitas air
⑤Sistem administrasi keuangan pemerintah (contoh kasus Jepang dan luar negeri)
⑤ -1 Contoh sistem pelaksanaan usaha saluran pembuangan dan sistem hukum di luar negeri
A6-5
4
4-3 Target pencapaian setiap ceramah
Harus mencapai “3. Target Pencapaian (Keseluruhan Rencana Pelatihan)” yang
disebutkan diatas dan target pencapaian masing masing yang terkait dengan 8 kelas
pelajaran yang dilaksanakan kali ini.
Tabel Ceramah dan Target Pencapaian
Nama Ceramah Target Pencapaian
Ceramah 1:
Pengantar sistem saluran
pembuangan (peran saluran
pembuangan, pengalaman
Jepang)
Para anggota staf saluran pembuangan air limbah DKI
Jakarta akan mampu memperdalam pemahamannya
tentang tujuan instalasi saluran pembuangan air
limbah dan mekanisme & pengoperasiannya serta
hal-hal yang diperlukan untuk pembuangan limbah di
DKI Jakarta, sambil memahami poin-poin konstruksi
dan pengoperasian sistem saluran pembuangan air
limbah di DKI Jakarta.
Ceramah 2:
Sistem implementasi saluran
pembuangan di Jepang
Struktur sistem implementasi proyek saluran
pembuangan air limbah di DKI Jakarta akan dibangun
berdasarkan pengalaman Jepang sebagai referensi.
Ceramah 3:
Studi kasus pemerintah daerah
DKI Jakarta memahami manajemen saluran
pembuangan air limbah oleh pemerintah daerah
berdasarkan pengalaman proyek saluran
pembuangan air limbah.
Ceramah 4:
Metode Pemeliharaan Saluran
Pembuangan Air Limbah
(Contoh Kasus)
DKI Jakarta akan dapat memiliki kebijakan
pemeliharaan sistem saluran pembuangan air limbah.
Ceramah 5:
Sistem administrasi keuangan
pemerintah (contoh kasus
Jepang dan luar negeri)
DKI Jakarta akan mampu mengajukan sistem
administrasi dan keuangan saluran pembuangan air
limbah yang sesuai untuk Jakarta.
Ceramah 6:
Rencana manajemen
pemeliharaan dan kebijakan
pemanfaatan perusahaan
swasta
Seluruh anggota staf di departemen saluran
pembuangan air limbah sadar akan pentingnya
pemeliharaan.
Dengan demikian, ① Bagian penanggung jawab
anggaran akan mampu mengamankan anggaran
yang sesuai,② Bagian-bagian terkait desain dan
A6-6
5
konstruksi akan mampu membangun fasilitas dan
desian yang mempertimbangkan pemeliharaan dan
manajemen
③ Departemen pemeliharaan dan manajemen akan
mampu memelihara dan memanajemen secara
efisien.
Ceramah 7:
Pengelolaan saluran
pembuangan
Para petugas administrasi saluran pembuangan air
limbah di Jakarta akan dapat memahami
prinsip-prinsip dasar pengelolaan air limbah dan
mencerminkannya ke dalam
peraturanundang-undang saluran pembuangan air
limbah.
Ceramah 8:
Hubungan masyarakat dan jajak
pendapat
Memperdalam pemahaman masyarakat dengan
menginformasikan mengenai manfaat sosial dan
ekonomi bagi warga DKI Jakarta bahwa perbaikan
lingkungan hidup dengan melakukan pemeliharaan
saluran pembuangan air limbah kepada warga dan
administratif pemerintahan dan memperdalam
pemahaman mengenai dapat dilakukannya promoso
proyek saluran pembuangan air limbah secara efektif.
Ceramah 9:
Improvisasi pengelolaan air
limbah tipe terdistribusi
Departemen terkait DKI Jakarta dan perusahaan
publik akan mampu menerapkan berbagai sistem
(termasuk peraturan undang-undang saluran
pembuangan air limbah) untuk memperbaiki
pengelolaan air limbah terdesentralisasi.
4-4 Rencana Kuliah (Silabus)
Rencana kuliah masing-masing ceramah (silabus) sesuai dengan yang disebutkan dibawah
ini.
A6-7
6
Tabel Rencana Kuliah Masing-masing Ceramah (Silabus)
Ceramah Pelatihan 1: Pengantar sistem saluran pembuangan
Target
Pencapaian
Bertujuan agar para anggota staf yang berkaitan dengan saluran pembuangan air limbah di DKI Jakarta, dengan
melalui ceramah dan diskusi yang dilangsungkan, akan memperdalam pemahaman tentang tujuan instalasi saluran
pembuangan air limbah, mekanisme dan pengoperasiannya serta hal-hal yang diperlukan untuk saluran limbah di DKI
Jakarta, dengan memahami poin pengelolaan proyek, para pemangku kepentingan akan mampu memiliki ide sendiri.
Disamping itu, dengan melalui ceramah dan disksusi juga akan memperdalam tentang pengolahan lumpur pada area
yang luas, serta penentuan luas lahan tempat pengolahan yang dianggap sebagai isu penting di masa mendatang.
Dengan demikian akan dapat menerapkan proyek saluran pembuangan air limbah yang akan menjadi skala penuh di
masa depan secara lebih rasional dan efisien.
Garis Besar Dalam kuliah ini, ceramah diberikan sebagai berikut, ① Gambaran saluran pembuangan air limbah dan ② Lahan
dan luas tempat pengolahan.
① Dalam gambaran saluran pembuangan air limbah, disamping memperdalam pemahaman tentang pembuangan
limbah pada umumnya, juga memahami karakteristik isu yang ada di DKI Jakarta, serta memahami hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menangani proyek tersebut, dan ②Mengenai hal tempat dan luas pengolahan, memahami cara
menentukan lahan pengolahan serta luas yang diperlukan.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Ags. 2016 Judul 1)-1 Luas lahan instalasi pengolahan air limbah Kanai
Garis
Besar
Kuliah dan berdiskusi mengenai masalah di lokasi pengolahan dan cara
menentukan luas lokasi tersebut.
Rincian 1. Volume limbah yang direncanakan.
2. Luas area pengolahan yang dibutuhkan.
3. Pemilihan lahan untuk lokasi pengolahan.
2nd Jan, 2017 Judul 1)-2 Poin-poin pemeliharaan dan operasi saluran pembuangan Kanai
Garis
Besar
Ceramah tentang garis besar saluran pembuangan air limbah dan
melakukan diskusi mengenai isu di DKI Jakarta.
Rincian 1. Sejarah dan perubahan sistem saluran pembuangan air limbah
2. Merencanakan gorong-gorong
3. Merencanakan lokasi pengolahan
4. Pemeliharaan & Manajemen
5. Sumber dana
6. Manajemen proyek
A6-8
7
Ceramah Pelatihan 2: Sistem implementasi saluran pembuangan di Jepang
Target
Pencapaian
Dengan dasar menggunakan pengalaman Jepang sebagai referensi, struktur implementasi sistem pembuangan limbah
di DKI Jakarta akan dibangun.
Garis Besar Tujuan ceramah ini adalah untuk menyampaikan materi dan contoh kasus kepada anggota staf pihak Indonesia untuk
mampu membangun kerangka peraturan undang-undang dan sistem pengelolaan saluran pembuangan air limbah di
DKI Jakarta, dan dengan melalui diskusi, pihak Indonesia akan dapat membangun metode organisasi serta
pengelolaannya.
Sebagai isi ceramah untuk kepentingan diatas, (1) Sejarah saluran pembuangan air limbah di Jepang, (2) Sistem
undang-undang (termasuk peraturan), (3) Sistem pengelolaan proyek, (4) Administrasi & keuangan saluran
pembuangan air limbah (subsidi negara, biaya penggunaan saluran limbah, dll.), (5) Pembinaan sumber daya manusia,
dll dengan mengambil contoh Jepang senagai referensi.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Mei. 2017 Judul 2)-1 Sistem implementasi saluran pembuangan di Jepang Kawai
Garis Besar Memberikan penjelasan tentang metode pelaksanaan dalam siklus
proyek (perencanaan, desain, konstruksi, pemeliharaan dan
manajemen) saluran pembuangan air limbah
Rincian Memberi keterangan tentang standar yang berhubungan dengan badan
pelaksana dan badan terkait untuk setiap langkah pada proyek saluran
pembuangan air limbah (perencanaan, desain, konstruksi,
pemeliharaan & manajemen) serta menjelaskan dan melakukan diskusi
tentang bagian pokok yang diperlukan seperti badan terkait,
undang-undang, peraturan, keuangan yang berhubungan dengan
proyek pembuangan air limbah.
A6-9
8
Ceramah Pelatihan 3: Studi Kasus Pemerintah Daerah
Target
Pencapaian
Memahami pengelolaan salauran pembuangan air limbah di DKI Jakarta dengan mengacu pada pengalaman proyek
saluran limbah di kota Kitakyushu.
Garis Besar Di Jepang, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan proyek saluran pembuangan air limbah, dan
keputusan kebijakan, manajemen pengelolaan, perumusan peraturan kota dan lain-lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan proyek, menganut undang-undang negara (undang-undang saluran pembuangan air limbah,
undang-undang pengendalian pencemaran air, dll.) diterapkan secara mandiri.
Selanjutnya, untuk mengoperasikan manajemen proyek saluran pembuangan air limbah dengan lancar, tugas
pemerintah daerah mencakupi banyak bidang, di antaranya dari perumusan perencanaan yang berkaitan dengan
pemeliharaan fasilitas saluran pembuangan air limbah (semua fasilitas seperti selokan, stasiun pompa, IPAL dan
lain-lain), hingga desain, implementasi, inspeksi final, manajemen & pemeliharaan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, pelatihan ini bertujuan untuk mentransfer pengetahuan yang dimiliki oleh pemerintah daerah, seperti
pembagian peran antara pemerintah dan pemerintah daerah, pembagian peran antara pemerintah daerah dan
penduduk, struktur organisasi pemerintah daerah, cara berpikir tentang manajemen serta berbagai peraturan dan
penyusunan standar dan lain lain.
Sebagai mata kuliah yang spesifik, ceramah akan diberikan ① Pemerintah daerah dan struktur organisasi, ②
Peraturan dan standar pemerintah daerah, ③ Manajemen dan pemeliharaan proyek saluran pembuangan air limbah,
④Efek pemeliharaan saluran pembuangan air limbah dan upaya memperbaiki manajemen dan lain sebagainya.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Okt. 2016 Judul 3)-1 Pengalaman pengelolaan saluran pembuangan di kota Kitakyushu Nakamura
Garis Besar Mempelajari pengetahuan yang dimiliki oleh pemerintah daerah, seperti
pembagian peran antara negara dengan pemerintah daerah,
pemerintah daerah dengan penduduk, pembentukan struktur organisasi
pemerintah daerah, konsep manajemen, berbagai peraturan dan
penyusunan standar dan lain sebagainya
Rincian 1. Garis besar saluran pembuangan air limbah
2. Progress saluran pembuangan air limbah
3. Peningkatan kualitas air sungai Murasaki-gawa dan pengembangan
perkotaan
4. Event kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat
5. Struktur proyek saluran pembuangan air limbah
6. Sejarah saluran pembuangan air limbah di kota Kitakyushu (video)
A6-10
9
Ceramah Pelatihan 4: Metode Pemeliharaan Saluran Pembuangan Air Limbah (Contoh Kasus)
Target
Pencapaian
DKI Jakarta akan dapat memiliki kebijakan pemeliharaan sistem pelaksanaan saluran pembuangan air limbah.
Garis Besar Dapat disimpulkan bahwa kombinasi dengan sistem administrasi dan keuangan untuk membuat pemeliharaan limbah
yang mungkin dilakukan dalam penerapan tujuan pemeliharaan jangka menengah dan jangka panjang merupakan hal
yang penting. Pertama-tama. mengverifikasi kelayakan perencanaan pemeliharaan tersebut dan memberikan umpan
balik ke target jangka menengah dan panjang. Selain itu, untuk mengendalikan pengeluaran kas pemerintah,
merupakan hal yang efektif untuk dikaitkan dengan sistem undang-undang seperti kewajiban koneksi saluran limbah
atau mengambil sebagian proyek pekerjaan umum, bekerjasama dengan proyek pembangunan perkotaan swasta dan
lain sebagainya. Pada lokasi proyek pembangunan perkotaan, sistem saluran limbah terdesentralisasi dikembangkan,
dan pada saat saluran pembuangan air limbah terinstalasi, Jepang menerapkan sistem tranfer ke umum. Di Jakarta pun
menerapkan saluran pembuangan air limbah umum untuk golongan kelas atas yang berkemampuan beban keuangan
yang tinggi (proyek pembangunan kembali skala besar seperti bangunan bertingkat tinggi), dari sudut pandang
manajemen saluran pembuangan air limbah-pun juga merupakan metode penting. Tangki septik dikenal pada area
pengolahan limbah untuk jangka waktu yang lama sebelum koneksi saluran ke rumah tangga diinstalasi, sehingga
pengolahan lumpur tangki septik dengan sistem saluran limbah umum diterapkan di kebanyakan kota di Jepang,
Manila, Bandung, Malaysia, dll.
Dengan menggunakan berbagai metode pengembangan saluran pembuangan air limbah yang telah dialami Jepang,
dimungkinkan untuk mendesain metode pengembangan saluran pembuangan air limbah yang sesuai dengan kondisi
sosial dan ekonomi di Jakarta.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Apr. 2016 Judul 4)-1 Sistem pelaksanaan usaha saluran pembuangan dan regulasi
mengenai saluran pembuangan
Inoue
Garis Besar Kebijakan pemeliharaan saluran pembuangan air limbah, sistem
peraturan undang-undang saluran pembuangan air limbah.
Rincian Mengetahui langkah-langkah pemeliharaan saluran pembuangan air
limbah dari sudut pandang manajemen saluran limbah, dan mengetahui
pula contoh kasus di Jepang maupun luar negeri.
Mengetahui sistem saluran pembuangan air limbah, serta mempelajari
berbagai macam pekerjaan yang dibutuhkan untuk saluran
pembuangan air limbah.
Ke 2 Okt. 2016 Judul 4)-2 Konsolidasi fondasi sistem administrasi keuangan pemerintah
mengenai saluran pembuangan
Inoue
Garis Besar Metode pemeliharaan dan sistem implementasi operator proyek saluran
pembuangan air limbah di luar negeri.
Rincian Mempelajari metode pemeliharaan, organisasi, skala, dan tugas
operator proyek saluran pembuangan air limbah di luar negeri termasuk
di Jepang.
A6-11
10
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 3 Jan. 2017 Judul 4)-3 Kondisi dan isu masalah saluran pembuangan di Jakarta Inoue
Garis Besar Sistem saluran pembuangan air limbah yang sesuai untuk Jakarta.
Rincian Mempelajari langkah-langkah pemeliharaan bertahap sistem
pelaksanaan saluran pembuangan air limbah berdasarkan rencana
pemeliharaan saluran pembuangan air limbah di Jakarta.
A6-12
11
Ceramah Pelatihan 5: Sistem administrasi keuangan pemerintah (contoh kasus Jepang dan luar
negeri)
Target
Pencapaian
DKI Jakarta akan mampu mengajukan sistem administrasi & keuangan saluran pembuangan air limbah yang sesuai
untuk Jakarta.
Garis Besar Mengenalkan dan menguraikan contoh kasus peraturan undang-undang dan garis besar saluran pembuangan air
limbah dll dari sudut pandang sistem administrasi dan keuangan, serta metode pemeliharaan saluran limbah yang
dijelaskan pada ceramah 4.
Peraturan undang-undang saluran pembuangan air limbah selain memperjelas tanggung jawab pemeliharaan dan
pengelolaan sistem saluran limbah, juga mencakup struktur sistem saluran pembuangan untuk pemeliharaan saluran
limbah yang berkualitas tinggi, Kualifikasi operator, penggunaan lahan, aplikasi instalasi fasilitas saluran pembuangan,
garis besar bimbingan pengembangan untuk menjaga saluran pembuangan dalam kondisi prima, kewajiban untuk
koneksi ke saluran limbah sebagai dukungan finansial, pemberitahuan area layanan, pelaksanaan pemungutan biaya
pembuangan air limbah serta sistem penarikan biaya pembuangan air limbah. Memberikan contoh tentang standar
peraturan dan pelaksanaan operasionalnya yang akan dijadikan sebagai sebuah pelatihan untuk membangun sistem
administrasi dan keuangan yang sesuai bagi Jakarta. Untuk mendorong pemahaman counterpart, hal yang penting
adalah tidak hanya terbatas pada pemberian contoh kasus tetapi juga memberikan penjelasan tentang kepentingan
masing-masing ketentuan dengan menunjukkan latar belakang sejarah.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Nov. 2016 Judul 5)-1 Contoh sistem pelaksanaan usaha saluran pembuangan dan
sistem hukum di luar negeri
Inoue
Garis Besar Dengan memperkenalkan contoh kasus masing-masing negara, dari
sudut pandang metode pemeliharaan saluran pembuangan air limbah
dan sistem administrasi dan keuangan, akan dapat memahami
peraturan undang-undang saluran limbah serta garis besar dll.
Rincian Dijelaskan kebijakan pemeliharaan serta sistem pembuangan saluran
air limbah masing-masing negara, juga akan mempelajari peraturan
undang-undang saluran air limbah beserta garis besar dll yang diambil
dari sudut pandang metode pemeliharaan saluran air limbah dan sistem
administrasi & keuangan.
・Memahami contoh kasus dan fitur dari sistem saluran pembuangan
interceptor, dan memperoleh strategi sistem saluran terdesentralisasi
yang berkaitan dengan proyek pembangunan perkotaan.
・Mempelajari kasus sukses tentang pengolahan lumpur tangki septik
pada saluran pembuangan air limbah.
・Mempelajari keterampilan praktis yang terkait dengan Kewajiban
koneksi ke saluran pembuangan air limbah dan panduan
penginstalasian fasilitas saluran pembuangan dll.
・Mempelajari tentang data statistik saluran pembuangan air limbah dan
strategi peningkatan manajemen yang memanfaatkan indikator PI.
A6-13
12
Ceramah Pelatihan 6: Rencana manajemen pemeliharaan dan kebijakan pemanfaatan
perusahaan swasta
Target
Pencapaian
Seluruh anggota staff di bagian saluran pembuangan air limbah akan sadar tentang pentingnya manajemen dan
pemeliharaan. Dengan cara ini, akan memungkinkan (1) Departemen anggaran memyediakan aggaran yang memadai,
(2) Departemen desain dan konstruksi membangun desain dan fasilitas yang mempertimbangkan manajemen dan
pemeliharaan (3) Departemen manajemen dan pemeliharaan melakukan perawatan yang efisien.
Garis Besar Dalam kuliah ini, akan dilakukan pelatihan dengan tema pemeliharaan dan manajemen pada umumnya, termasuk (1)
Pentingnya pemeliharaan dan manajemen fasilitas, (2) Pemeliharaan dan manajemen fasilitas secara umum, (3)
Pengelolaan kualitas air dan pemeliharaan fasilitas, dan (4) Pemeliharaan dan manajemen yang efisien.
Dalam setiap kursus pelatihan, pertama-tama akan diberikan ceramah tentang konsep umum dan garis besar
pemeliharaan dan manajemen fasilitas saluran pembuangan air limbah. Selanjutngya, berdasarkan situasi saat ini
proyek saluran limbah DKI Jakarta, melakukan pembahasan tentang pemeliharaan dan manajemen pada fasilitas yang
ada serta fasilitas yang akan dikembangkan di masa depan, tugas pemerintah DKI Jakarta (1) Mengamankan teknologi
pemeliharaan dan mamajemen yang efisien, (2) Mengamankan jumlah teknisi pemeliharaan dan manajemen yang
kompeten, (3) Mengupayakan untuk memperkuat kapasitas yang diperlukan untuk memastikan kebijakan pemeliharaan
dan pengelolaan yang efisien. Dalam pelatihan di lokasi setempat, tidak hanya ceramah yang dibawakan oleh
narasumber, tapi juga pembahasan yang dilakukan oleh narasumber dengan peserta pelatihan, sehingga dapat pula
mempelajari metode ini untuk memahami dengan jelas permasalahan di DKI Jakarta yang nantinya akan mengacu
pada perumusan solusi.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Apr. 2016 Judul 6)-1 Manajemen pemeliharaan fasilitas saluran pembuangan
(pentingnya manajemen pemeliharaan)
Kim
Garis Besar Memberikan contoh biaya pemeliharaan fasilitas pengolahan air limbah
di Jepang dll agar peserta pelatihan menyadari pentingnya pemeliharaa
dan manajemennya.
Rincian Tentang pentingnya pemeliharaan dan manajemen
1. Biaya pemeliharaan dan manajemen
2. Masalah sumber dana/keuangan
3. Menjelaskan dan membahas terutama pentingnya desain dan
konstruksi fasilitas konservasi energi.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 2 Nov. 2016 Judul 6)-2 Manajemen pemeliharaan fasilitas saluran pembuangan secara
efisien
Kim
Garis Besar Menjelaskan pentingnya pemeliharaan dan manajemen yang efisien
dengan memberikan contoh kasus di Jepang
Rincian Mengenai pemeliharaan dan manajemen yang efisien
1. Desain fasilitas.
2. Konstruksi.
3. Penjelasan dan pembahasan dari sudut pandang pemeliharaan.
A6-14
13
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 3 Jan.-Feb.
2017
Judul idem Kim
Garis Besar idem
Rincian idem(tindak lanjut yang ke 2 kali)
Ke 4 Feb. 2017 Judul 6)-3 Manajemen pemeliharaan fasilitas secara umum serta manajemen
kualitas air
Kim
Garis Besar Menjelaskan manajemen kualitas air dan pemeliharaan dan
manajemen fasilitas umum dengan memberikan contoh kasus Jepang
Rincian Menjelaskan dan membahas metode umum tentang pemeliharaan
fasilitas dan manajemen kualitas air.
A6-15
14
Ceramah Pelatihan 7: Pengelolaan saluran pembuangan
Target
Pencapaian
Petugas administrasi saluran pembuangan air limbah di DKI akan dapat memahami prinsip-prinsip dasar manajemen
saluran pembuangan air limbah dan mencerminkan ke dalam peraturan.
Garis Besar Sistem penyelenggaraan saluran pembuangan air limbah di DKI bukanlah sistem penanganan oleh institusi yang sama
(Biro pembuangan air limbah atau perusahaan limbah publik) yang menjalankan administrasi dan pengelolaan saluran
air limbah secara kolektif seperti di kebanyakan kota di Jepang, tetapi sistem yang diterapkan di DKI Jakarta adalah;
administrasi pembuangan air limbah, perencanaan dan pemeliharaan fasilitas ditangani oleh Dinas Sumber Daya Air
DKI Jakarta, sedangkan pemeliharaan dan manajemen pengoperasian fasilitas saluran pembuangan air limbah
termasuk penagihan biaya langganan ditangani oleh PD PAL JAYA.
Berdasarkan situasi ini, dalam ceramah manajemen saluran pembuangan air limbah, Dinas Sumber Daya Air DKI
Jakarta dan PD PAL Jaya bekerja sama untuk memperoleh kemampuan manajemen proyek saluran pembuangan air
limbah DKI agar dapat dikelola dengan baik dan lancar, untuk itu (1) Pengelolaan proyek salauran pembuangan air
limbah berdasarkan indikator operasional, (2) Menerangkan mekanisme sistem anggaran dan sistem akuntansi saluran
limbah pemerintah daerah di Jepang, khususnya mengenai mekanisme "transfer" dari rekening umum pemerintah
daerah ke akuntansi saluran limbah, (3) Penjelasan mengenai mekanisme biaya saluran limbah Jepang, (4) Manajemen
aset, (5) Juga mencakupi sistem biaya saluran limbah negara-negara berkembang lainnya.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Okt. 2016 Judul 7)-1 Sistem tarif saluran pembuangan di daerah perkotaan Jepang Hashimoto
Garis Besar Menjelaskan prinsip-prinsip dasar manajemen proyek saluran
pembuagan air limbah di Jepang serta pencerminannya ke peraturan
undang-undang saluran pembuangan air limbah.
Rincian Menerangkan prinsip-prinsip dasar manajemen proyek saluran
pembuangan air limbah di Jepang serta pencerminannya ke peraturan
undang-undang saluran pembuangan air limbah.
Ke 2 Jan. 2017 Judul 7)-2 Manajemen pengelolaan aset badan usaha saluran pembuangan Hashimoto
Garis Besar Menjelaskan akuntansi proyek saluran pembuangan air limbah
pemerintah daerah Jepang, manajemen proyek saluran limbah yang
berdasarkan indikator operasional, pengelolaan aset.
Rincian 1. Sistem akuntansi proyek saluran pembuangan air limbah pemerintah
daerah di Jepang
2. Pengelolaan proyek saluran pembuangan air limbah berdasarkan
indikator operasional
3. Manajemen asset
A6-16
15
Ceramah 8: Hubungan masyarakat dan jajak pendapat
Target
Pencapaian
Dengan adanya ikatan berbagi manfaat sosial dan ekonomi antara warga dengan pemerintah daerah atas perbaikan
lingkungan hidup hasil pemeliharaan saluran pembuangan air limbah, maka pemahaman warga akan semakin
mendalam, dengan demikian, kedepannya proyek saluran pembuangan air limbah dapat dipromosikan secara efektif.
Garis Besar Untuk memelihara dan mengembangkan proyek saluran pembuangan air limbah yang berkelanjutan, perlu untuk
memperdalam pemahaman tentang pentingnya saluran limbah dan proyek saluran pembuangan air limbah bagi warga
yang merupakan pengguna. Sementara itu, pemerintah daerah yang memberikan layanan juga perlu memahami
pendapat dan kebutuhan warga. Berhubung untuk menciptakan komunikasi yang erat guna membangun hubungan baik
antara warga dan pemerintah daerah merupakan hal penting, maka humas dan kegiatan dengar pendapat warga
merupakan langkah penting pula.
Sebagai aktivitas nyata humas dan kegiatan dengar pendapat warga di Kota Kitakyushu, selain menyampaikan
peningkatan lingkungan air melalui perbaikan saluran pembuangan air limbah, juga menggelarkan sesi briefing fasilitas
pada tahap sebelum perencanaan fasilitas dan pekerjaan konstruksi, setelah layanan fasilitas dimulai, untuk mendorong
pemahaman warga tentang pembayaran biaya langganan, pencerahan untuk memperbaiki tata cara penggunaan
saluran limbah, serta menitik beratkan pula pada pendidikan lingkungan sejak dini dan menjelaskan mekanisme
penyediaan air bersih dan saluran pembuangan dengan cara yang mudah dipahami. Selain itu juga melakukan kegiatan
untuk mempromosikan komunikasi dua arah antara warga dan pemerintah daerah, seperti penciptaan sistem
pemantauan warga, tur fasilitas dan penyelenggaraan acara partisipatif warga.
Berdasarkan pengalaman humas dan kegiatan dengar pendapat warga yang telah dilakukan selama ini, kedepannya
akan mempromosikan transfer teknologi yang efektif termasuk usulan kegiatan yang sesuai dengan situasi aktual DKI.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Feb. 2017 Judul 8)-1 Aktivitas hubungan masyarakat usaha saluran pembuangan di kota
Kitakyushu
Nakamura
Garis Besar Kegiatan humas proyek saluran pembuangan air limbah di kota
Kitakyushu.
Rincian 1. Publisitas saluran pembuangan air limbah.
2. Transisi publisitas saluran pembuangan air limbah.
3. Aktivitas Humas terhadap "penyebaran saluran pembuangan
airlimbah"
4. Aktivitas Humas terhadap "pengertian saluran pembuangan
airlimbah"
5. Lainnya
A6-17
16
Ceramah 9: Improvisasi pengelolaan air limbah tipe terdistribusi
Target
Pencapaian
Departemen DKI terkait dan perusahaan publik akan dapat mengembangkan berbagai sistem (termasuk peraturan
undang-undang saluran pembuangan air limbah) untuk memperbaiki pengelolaan sistem penyaluran air limbah terpisah
Garis Besar Pengelolaan limbah Jakarta dalam Rencana Induk Pengelolaan Limbah Jakarta (2012),
dijadikan sebagai sarana utama dalam pemeliharaan saluran pembuang air limbah.
Namun, karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk pemeliharaan sistem pembuangan air limbah, maka
disarankan untuk secara komprehensif memperbaiki pengelolaan air limbah dengan meningkatkan pemeliharaan dan
manajemen sistem pengelolaan air limbah terdesentralisasi (tangki septik rumah tangga dan IPAL Individu(ITP)) di
gedung komersial). Secara khusus, saat ini pengelolaan lumpur tangki septik dan ITP di Jakarta tidak dilakukan dengan
benar, sehingga menyebabkan pencemaran air dan pencemaran air tanah, untuk meningkatkan pengelolaan lumpur,
perlu dilakukan sistem penyedotan lumpur secara periodik serta peningkatan kemampuan pengolahan lumpur. Untuk
mewujudkannya diusulkan untuk memperbaikin berbagai sistem. Juga, karena sebagian besar tangki septik untuk
keperluan rumah tangga yang ada sekarang ini, hanya mengolah limbah hitam/black water dan bukan tipe tangki septik
konvensional yang memproses limbah abu/grey water, untuk itu limbah abu disalurkan keluar tanpa pemrosesan
terlebih dahulu, sehingga penyebab terjadinya kontaminasi air. Hal ini juga disarankan untuk mendorong penggantian
penggunaan tangki septic modifikasi (Modified Septic Tank (MST)) yang memroses ke dua limbah hitam dan limbah
abu. Untuk mewujudkan usulan perbaikan sistem pengelolaan limbah terdesentralisasi dari rencana induk tersebut,
akan diberikan saran yang dibutuhkan.
Dalam memperbaiki sistem pengelolaan air limbah terdesentralisasi, tidak hanya terbatas DKI, tetapi juga melibatkan
sejumlah besar organisasi seperti BAPPEDA, Dinas Tata Air, BPLHD, PD PAL Jaya, dan lain-lain, dan tergantung pada
sistem yang harus diperbaiki, ada juga yang melibatkan instansi pemerintah pusat seperti Cipta Karya dll, pertamanya
akan dicantumkan dan dijelaskan hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan air limbah terdesentralisasi, dan
seterusnya dijelaskan pula jika di Jepang, siapa dan apa yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, akan dibahas apa
yang perlu diperbaiki di Jakarta, dan melakukan pelatihan praktis agar dapat menyusun sebagai peraturan
undang-undang.
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 1 Apr. 2016 Judul 9)-1 Improvisasi manajemen pemeliharaan fasilitas pengolahan air
limbah secara khusus di fasilitas komersial
Hashimoto
Garis Besar Pengenalan sistem peraturan Jepang mengenai pemeliharaan dan
manajemen tangki septik berskala menengah dan besar serupa dengan
fasilitas IPAL individu untuk fasilitas komersial.
Rincian 1. Meninjau JICA N/P dan langkah-langkah lain untuk perbaikan dan
pemeliharaan IPAL individu dari fasilitas komersial di Jakarta.
2. Menjelaskan peraturan tentang pemeliharaan dan manajemen tangki
septik berskala menengah dan besar dalam peraturan undang-undang
tangki Septik Jepang serta peraturan kementerian yang relevan。
A6-18
17
Jumlah kali Waktu Isi Kuliah Narasumber
Ke 2 Apr. 2016 Judul 9)-2 Administrasi keuangan pengolahan lumpur limbah di Jepang dan di
negara lain
Hashimoto
Garis Besar Sebagai contoh kasus sistem administrasi dan keuangan pada
pengelolaan lumpur setempat/on site, dijelaskan sistem Jepang, Kota
Manila, Kota Hai Phong, Malaysia.
Rincian 1. Pengenalan kasus penelitian tentang efek perbaikan lingkungan dari
penyedotan lumpur secara periodik.
2. Menjelaskan mekanisme dana pengelolaan lumpur setempat/on site
di Jepang.
3. Menjelaskan dan membandingkan sistem administrasi dan keuangan
pengelolaan lumpur setempat/on site di Kota Manila, Kota Hai Phong,
Malaysia.
Ke 3 Apr. 2016 Judul 9)-3 Sistem manajemen pemeliharaan fasilitas pengolahan air limbah
tipe terdistribusi di Jepang
Morita
Garis Besar Penjelasan garis besar metode pemeliharaan dan manajemen yang
spesifik pada IPAL yang terdesentralisasi.
Rincian 1. Menjelaskan item pemeliharaan dan manajemen yang spesifik untuk
tangki septik dalam rumah tangga di Jepang.
2. Menerangkan IPAL individu dari fasilitas komersial di Jakarta serupa
dengan tangki septik menengah dan besar di Jepang, serta
menjelaskan item pemeliharaan dan manajemen yang spesifik untuk
tangki septik menengah dan besar di Jepang.
Ke 4 Apr. 2016 Judul idem Hashimoto
Garis Besar idem
Rincian idem
Ke 5 Nov. 2016 Judul 9)-4 Pengolahan dan pembuangan lumpur limbah Hashimoto
Garis Besar Menjelaskan secara ringkas garis besar poin pengelolaan lumpur, yang
merupakan kunci untuk pemeliharaan dan manajemen IPAL on site.
Rincian 1. Penjelasan metode prediksi volume lumpur yang tertimbun
setempat/on site.
2. Penjelasan tentang poin pengolahan lumpur pada setiap tahap
penyedotan, pengiriman, pengolahan dan pembuangan.
3. Penjelasan tentang teknologi pengolahan lumpur setempat/on site.
Ke 6 Feb. 2017 Judul idem Hashimoto
Garis Besar idem
Rincian idem
*******
A6-19
BAPPEDA DKI JAKARTA
Referensi RPJMD (2018-2022)
Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah dan
Pengelolaan Air Limbah
Proyek Peningkatan Kapasitas Perencanaan untuk Sistem Saluran
Pembuangan Air Limbah di DKI Jakarta
Mei 2017
A7-1
Referensi 7 Teks dukungan perumusan rencana perawatan saluran pembuangan jangka menengah
Daftar Isi
Bab-1 Pengenalan ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Rujukan RPJMD (2018‐2022) Bagian Saluran Pembuangan Air Limbah . 2
1.3 Proses Perencanaan ............................................................................................ 2
1.4 Kerangka Kelembagaan ...................................................................................... 3
1.5 Perumusan Rencana Aktual ................................................................................ 4
Bab-2 Gambaran Umum dari Kondisi Saat Ini .................................................. 5
2.1 Aspek Pelayanan Publik: Pengelolaan air limbah ............................................... 5
Bab-3 Kerangka Kerja Keuangan dan Pendanaan .......................................... 10
3.1 Keuangan Daerah .............................................................................................. 10
3.2 Kebutuhan Finansial untuk Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah
Jakarta ................................................................................................................ 12
3.3 Kerangka Kerja Pendanaan ............................................................................... 14
Bab-4 Analisis Isu Strategis............................................................................... 16
4.1 Isu Pembangunan Daerah: Pengelolaan Air Limbah ......................................... 16
4.2 Isu Strategis ....................................................................................................... 17
Bab-5 Visi, Misi dan Tujuan .............................................................................. 19
5.1 Visi ..................................................................................................................... 19
5.2 Misi .................................................................................................................... 20
5.3 Tujuan dan Target Setiap Misi .......................................................................... 20
Bab-6 Strategi dan Arah Kebijakan .................................................................. 21
6.1 Strategi .............................................................................................................. 21
6.2 Arah ................................................................................................................... 21
Bab-7 Program Pembangunan dan Proyek Prioritas ..................................... 23
7.1 Pemilihan Zona Prioritas Saluran Pembuangan Air Limbah ............................. 23
7.2 Pemilihan Area Prioritas Pengelolaan Air Limbah yang Terdesentralisasi ....... 27
7.3 Program Jangka Menengah untuk Pengelolaan Air Limbah ............................. 28
Bab-8 Indikasi Rencana Pelaksanaan ............................................................... 29
8.1 Pekerjaan Umum: Pengelolaan Air Limbah ...................................................... 29
8.2 Rencana Pelaksanaan Bertahap ........................................................................ 29
8.3 Jadwal Pelaksanaan dan Anggaran Tahunan .................................................... 32
Bab-9 Indikator Kinerja ..................................................................................... 35
Bab-10 Pedoman Transisi dan Aturan Pelaksanaan ....................................... 36
A7-3
10.1 Pedoman untuk Transisi ................................................................................. 36
10.2 Aturan Pelaksanaan ........................................................................................ 36
Lampiran-1 Rencana Jangka Menengah untuk Pengelolaan Air Limbah
yang Terdesentralisasi .................................................................. 38
A7-4
1
Bab‐1Pengenalan
1.1LatarBelakang DKI Jakarta merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) setiap lima tahun di setiap sektor serta melaksanakan program dan proyek dengan alokasi sumber daya manusia dan keuangan. RPJMD mencakup 14 sektor yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur publik, perumahan, rencana tata ruang, transportasi, lingkungan, kesejahteraan, tenaga kerja, dukungan untuk UKM, investasi, administrasi, informasi komunikasi, dan perdagangan. Pembangunan saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah merupakan salah satu bagian dari sektor infrastruktur publik. Infrastruktur publik meliputi jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, zona ekonomi khusus, pengendalian banjir dan drainase, air bersih dan sumber air, pengelolaan air limbah, pengembangan air tanah, permukiman dan energi. Rencana saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah dalam RPJMD saat ini (2013-2017) telah dirumuskan sesuai dengan Revisi M/P pada tahun 2012 yang didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Proyek-proyek utama di RPJMD (2013-2017) terbatas pada penerapan sistem pembuangan air limbah Zona-1 dan 6, implementasi Individual Treatment Plant (ITP) pada fasilitas komersial dan publik, Sanitasi Berbasis Masyarakat atau SANIMAS, dan pembuangan limbah lumpur septik dan pengolahan lumpur. Sementara itu, Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD) untuk perbaikan lingkungan air di Jakarta telah dirumuskan pada tahun 2014 dan disetujui oleh kementerian dan lembaga terkait. NCICD berencana untuk membangun Tanggul Laut Raksasa di Teluk Jakarta untuk mencegah penurunan tanah dan banjir, membangun waduk penyesuaian penampung air hujan, dan memperbaiki jaringan transportasi, daerah perkotaan, serta pengembangan sumber daya air. Di bawah NCICD, percepatan dalam pembangunan saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah yang tepat dinyatakan sebagai salah satu isu yang paling penting. DKI Jakarta mengintegrasikan Rencana Induk JICA yang diperbarui (2012) dan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD) dan telah merumuskan Rencana Percepatan (2014) dengan PD PAL Jaya. Rencana Percepatan menargetkan cakupan wilayah pengolahan air limbah sebesar 75% pada tahun 2022. Pengolahan air limbah meliputi sistem saluran pembuangan air limbah terpusat, sistem komunal dan sanitasi di tempat. Merefleksikan pada Rencana Percepatan, Peraturan Gubernur No. 42/2016 telah diberlakukan pada tahun 2016, yang menargetkan cakupan "pengelolaan terpusat" (sistem saluran pembuangan air limbah dan komunal terpusat) sebesar 65% dan sanitasi "setempat" sebesar 35%. Berdasarkan perubahan rencana nasional dan daerah tersebut, rencana jangka menengah pembangunan saluran pembuangan air limbah untuk lima tahun ke depan (2018-2022) dirumuskan oleh Bidang Prasarana Sarana Kota dan Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Divisi Air Baku, Air Bersih dan Air Limbah, Dinas Sumber Daya Air (DSDA, bekas Dinas Tata Air) di DKI Jakarta.
A7-5
2
1.2TujuanRujukanRPJMD(2018‐2022)BagianSaluranPembuanganAirLimbah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta Tahun 2018-2022 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu lima tahun, yang merupakan terjemahan dari visi, misi dan program gubernur, yang akan menjadi pedoman dan arahan bersama bagi semua pemangku kepentingan di bidang pembangunan dan pemerintahan di Jakarta periode 2018-2022 secara sinergis, terintegrasi dan sejalan dengan pembangunan nasional dalam lima tahun ke depan. Dokumen ini disiapkan sebagai referensi untuk sektor air limbah DKI Jakarta termasuk pembangunan saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah. Dokumen ini juga memberikan panduan untuk perumusan Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah (MSDP) yang disiapkan oleh bagian air limbah DKI Jakarta.
1.3ProsesPerencanaan Penyusunan RPJMD bagian saluran pembuangan air limbah atau Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah (MSDP) melibatkan sejumlah langkah yang dirangkum di bawah ini: Langkah1:MeninjauRPJMDSaatIni(2013‐2017)danRencanaInduk
PRJMD saat ini (2013-2017) dan rencana induk terkait (JICA M/P 2012, NCICD, Rencana Percepatan) telah dikaji oleh BAPPEDA untuk menganalisis sektor strategi pembangunan dan prioritas, situasi terkini dan masalah pengelolaan air limbah, serta persyaratan perencanaan untuk lima tahun ke depan. Langkah2:PenentuanPrioritasZonaSaluranPembuanganAirLimbah
Berdasarkan isi rencana induk dan status saat ini, kriteria pertama untuk menentukan prioritas telah dipertimbangkan seperti skala proyek, efisiensi biaya, ketersediaan lahan, dan elemen-elemen teknis lainnya. Kemudian, evaluasi komparatif terhadap karakteristik zona saluran pembuangan air limbah dilakukan. Setelah itu evaluasi dan penentuan prioritas pelaksanaan proyek diteliti. Langkah3:PerencanaanJadwalPelaksanaandanEstimasiBiaya
Dalam memperkirakan biaya proyek, dua skenario yang berbeda diajukan; "Rencana A" berdasarkan Rencana Percepatan untuk mencapai cakupan sistem saluran pembuangan air limbah sebesar 65% pada tahun 2022 dan "Rencana B" untuk menerapkan pembangunan bertahap IPAL dan pipa induk di zona saluran pembuangan air limbah Tahap-1, yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur No.41/2016, selesai pada tahun 2030. Berdasarkan skenario ini, jadwal pelaksanaan untuk masing-masing zona saluran pembuangan air limbah dikembangkan. Kemudian biaya jasa rekayasa atau engineering services (ES) dan biaya konstruksi untuk setiap zona dapat diperkirakan dengan menghitung kebutuhan anggaran tahunan untuk setiap skenario.. Langkah4:GambarMatriksIndikatorKinerja
Dengan menggunakan contoh standar PRJMD DKI Jakarta, matriks indikator kinerja dan target tahunan setiap program saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah dikembangkan.
A7-6
3
Matriks tersebut mengindikasikan jadwal intervensi program yang direncanakan dalam menentukan target output tahunan pada lima tahun ke depan dan target final pada akhir tahun 2022. Langkah5:PenyusunanRencanaPembangunanSaluranPembuanganAirLimbahJangka
Menengah
Pada akhirnya, rancangan rencana pembangunan saluran pembuangan air limbah jangka menengah disusun dalam konfigurasi bab yang sama dengan RPJMD DKI Jakarta. Draft harus dibagi dan dibahas pada pertemuan Kelompok Kerja dan pada akhirnya merefleksikan komentar serta modifikasi.
1.4 Kerangka Kelembagaan Untuk mempersiapkan Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah, sebuah Satuan Tugas diorganisir oleh pejabat BAPPEDA dan DSDA di bawah Proyek Peningkatkan Kapasitas Perencanaan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di DKI Jakarta yang didukung oleh JICA. BAPPEDA bertanggung jawab untuk merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang mencakup 14 wilayah proyek di DKI. Bagian pengelolaan saluran pembuangan air limbah dan air limbah dari RPJMD berada di bawah tanggung jawab Bidang Prasarana Sarana Kota dan Lingkungan Hidup BAPPEDA, Sub-bidang Tata Air, Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Sementara itu, Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah akan dirumuskan berdasarkan data Program Strategis lima tahun yang dibuat oleh seksi perencanaan Air Baku, Air Bersih dan Air Limbah, DSDA. Program Strategis dirumuskan oleh DSDA bersama konsultan lokal serta mencakup rincian biaya proyek. PD PAL Jaya juga merumuskan rencana lima tahun jangka panjangnya sendiri. Konten ini tercermin dalam Program Strategis DSDA dan Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah BAPPEDA. Selain itu, PD PAL Jaya juga telah melakukan Detail Engineering Design (DED) dari zona saluran pembuangan air limbah Tahap-1 kecuali Zona-1 dan 6 untuk mempercepat pelaksanaan sistem saluran pembuangan air limbah. Karena sangat mendesak, DED dilakukan tanpa Studi Kelayakan (F/S) untuk memperkirakan biaya proyek dan mencari mitra keuangan untuk setiap zona. DED telah ditinjau oleh konsultan internal untuk menyesuaikan biaya proyek dengan revisi metode konstruksi dan biaya unit pekerjaan pemasangan pipa. Mengenai pengaturan lokasi pipa saluran pembuangan, stasiun pompa dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup (Biro PKLH). Untuk membahas dan mengatasi masalah pengelolaan air limbah, dibentuk Kelompok Kerja / Working Group (WG) dari instansi terkait, dalam Proyek Peningkatkan Kapasitas Perencanaan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di DKI Jakarta. Anggota-anggota WG tercantum di bawah ini:
A7-7
4
BAPPEDA DSDA PD PAL Jaya Biro PKLH (Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup) BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) BPTSP (Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
Juga mengundang petugas dari Direktorat Jenderal Cipta Karya (DGHS), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke pertemuan WG tapi sebagai pengamat bukan anggota.
1.5 Perumusan Rencana Aktual RPJMD terdiri dari bab-bab berikut:
Bab-1 Pengenalan Bab-2 Gambaran umum dari kondisi saat ini Bab-3 Kerangka kerja keuangan dan pendanaan Bab-4 Analisis isu strategis Bab-5 Visi, Misi dan Tujuan Bab-6 Strategi dan arah kebijakan Bab-7 Program pengembangan prioritas Bab-8 Indikasi rencana pelaksanaan Bab-9 Indikator Kinerja Bab-10 Pedoman transisi dan aturan pelaksanaan
Karena dokumen ini telah disiapkan sebagai draft RPJMD bagian saluran pembuangan air limbah, maka bab ini akan menjelaskan rencana pembangunan saluran pembuangan air limbah jangka menengah sesuai dengan daftar isi RPJMD.
A7-8
5
Bab‐2GambaranUmumdariKondisiSaatIniDalam RPJMD, Bab-2 terdiri dari tiga bagian sebagai berikut.
BAB-2 GAMBARAN UMUM DARI KONDISI SAAT INI 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3 Aspek Pelayanan Publik
Di antara tiga bagian diatas, bagian pertama dan kedua tidak spesifik atau relevan dengan pengelolaan air limbah. Hanya bagian ketiga yang memerlukan deskripsi situasi saat ini dari berbagai sektor, oleh karena itu hanya akan diuraikan bagian "2.3 Aspek Pelayanan Publik".
2.1AspekPelayananPublik:Pengelolaanairlimbah
2.1.1 Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Saat Ini Saat ini hanya 4% penduduk di DKI yang terlayani oleh sistem pembuangan limbah terpusat, sekitar 20% menggunakan sistem komunal atau Individual Treatment Plant (ITP). Sekitar 70% penduduknya menggunakan tangki septik, dan sisanya penduduk membuang air limbah langsung ke kanal dan sungai. Sistem saluran pembuangan air limbah terpusat yang ada hanya mencakup Zona-0 dengan IPAL di Setiabudi, namun tingkat pemanfaatannya kurang dari 50%. Kondisi saat ini pengelolaan air limbah diilustrasikan pada Gambar 2.1.
(Sumber: Presentasi PD PAL Jaya 2012)
Gambar 2.1 Situasi saat ini untuk pembuangan air limbah di DKI Jakarta
Pemurnian Air
Populasi untuk Pengolahan Air
Limbah (orang* 103)
Saluran Pembuangan Air Limbah Tangki septik
Populasi untuk Pengolahan Air Limbah: 11.800.000 (termasuk populasi mengambang) Populasi Sebenarnya: 9.900.000 (100%)
Kumuh
Tangki Septik Populasi 8.400.000
(71%)
Setempat (On-site)
Kumuh Populasi 1.300.000
(11%)
Lumpur dari Domestik
Tidak mencukupi
ITP Populasi 1.900.000
(16%)
ITP dengan ATP
* CST: Tangki Septik Konvensional * MST: Tangki Septik Modifikasi * ITP: Pabrik Pengolahan Individu * ATP: Proses Pengolahan Lanjutan
Terpusat (Off-site)
Saluran Pembuangan Air Limbah
Populasi 200.000 (2%)
Stasiun Pompa
IPAL Setiabudi
Lumpur
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kompos
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Penyedotan Lumpur Tinja oleh DPU
Tempat pembuangan Ancol
Laut Jawa
A7-9
6
Mayoritas daerah di DKI yang tidak terlayani oleh sistem saluran pembuangan air limbah atau sistem komunal biasanya menggunakan tangki septik, baik tangki septik konvensional (CST) maupun tangki septik modifikasi (MST). Layanan penyedotan lumpur tinja terjadwal dilakukan oleh PD PAL Jaya dan perusahaan swasta. Dan lumpur tinja yang dikumpulkan dikelola di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang ada di Duri Kosambi 300 m3/hari dan Pulo Gebang 300 m3/hari. Mengenai pembangunan saluran pembuangan air limbah, wilayah teritorial DKI Jakarta terbagi menjadi 14 zona layanan saluran pembuangan air limbah. Zona-1 dan Zona-6 dari zona layanan telah dibiayai oleh APBN, dan mulai diimplementasikan seperti studi kelayakan (F/S), persiapan lokasi dan survei untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Di antara zona lainnya, Detailed Engineering Design (DED) dari 6 zona prioritas (Zona-2, 3, 5, 7, 8, 4+10) dilakukan oleh PD PAL Jaya dengan APBD tahun 2016. DED dimulai tanpa studi kelayakan di bawah tekanan pelaksanaan yang sangat mendesak untuk memenuhi target 65% cakupan pengelolaan terpusat; oleh karena itu DED saat ini (November 2016) ditinjau oleh konsultan PD PAL Jaya.
2.1.2 Tinjauan Rencana Induk
(1) Rencana Induk atau Master Plan (M/P) 2012 Dasar pembangunan saluran pembuangan air limbah DKI Jakarta adalah menggunakan Rencana Induk Baru untuk Pengelolaan Air Limbah di DKI Jakarta (Maret 2012) yang dirumuskan dengan dukungan dari JICA. Tahun target pencapaian dari Rencana Induk adalah 2012-2050. Rencana Induk mengusulkan rencana pengembangan untuk perbaikan pengelolaan air limbah di DKI yang terbagi 15 zona saluran pembuangan air limbah (termasuk Zona-0) dan 3 jangka pembangunan. Dalam rencana induk, setelah mengevaluasi zona saluran pembuangan air limbah berdasarkan kriteria yang diajukan, Zona-1 dan 6 dipilih sebagai zona prioritas pertama, dan Zona-4, 5, 8 dan 10 dikategorikan sebagai target jangka menengah. Jangka pembangunan terbagi dalam jangka pendek 2012-2020, jangka menengah 2021-2030, dan jangka panjang 2030-2050.
A7-10
7
Tahun Target Zona
Pengelolaan terpusat (off‐site)
Jangka pendek
2012‐2020
1, 6 (20%)
Jangka menengah 2021‐2030
4, 5, 8, 10 (40%)
Jangka panjang
2030‐2050
2, 3, 7, 9, 11, 12, 13, 14 (80%)
Gambar 2.2 Rencana Pelaksanaan Zona Saluran Pembuangan Air Limbah (Peta)
(2) Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD)
Rencana Induk NCICD telah dikembangkan untuk memberikan perlindungan jangka panjang dan berkelanjutan terhadap banjir yang diakibatkan dari laut maupun yang berhubungan dengan sistem sungai dan saluran kanal di Jakarta Utara.
Rencana Induk terdiri dari 3 tahap. ● Tahap A: konstruksi tanggul laut di pesisir pantai (2014-2022); ● Tahap B: pembangunan tanggul laut terluar di bagian barat Teluk Jakarta (2018-2025); ● Tahap C: pembangunan tanggul laut terluar di bagian timur Teluk Jakarta (setelah 2025).
Gambar 2.3 Penutupan Teluk Jakarta (NCICD)
tanggul laut di pesisir pantai ditargetkan akan selesai sampai 2022, dan bagian barat akan ditutup antara tahun 2022 dan 2028. NCICD menekankan bahwa pengelolaan air limbah adalah salah satu komponen dan pra-kondisi yang paling penting. Menurut Ringkasan dari Eksekutif NCICD (versi Juni 2015), NCICD akan memfasilitasi pengaturan pelaksanaan dan akan mendukung percepatan perbaikan kualitas air.
TELUK JAKARTA
Legenda
Zona Saluran Pembuangan Air Limbah
Wilayah Administrasi
Lokasi IPAL
Lokasi Tambahan
Lokasi Calon
Lokasi IPAL yang sedang berjalan
Lokasi Perencanaan
Jangka Waktu Implementasi
Area Reklamasi
Jangka Pendek (2020)
Jangka Menengah (2030)
Jangka Panjang (2050)
Yang Ada
Nomor Zona Saluran Pembuangan Air Limbah
A7-11
8
Sejak awal mula direncanakan penutupan pada bagian barat Teluk Jakarta pada tahun 2022, maka zona saluran pembuangan air limbah pada bagian barat daerah pesisir menjadi prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. Pada saat bersamaan, di wilayah pesisir timur direncanakan dilakukan perbaikan pada sistem pengolahan setempat / On-site seperti penyedotan lumpur tinja terjadwal serta perubahan dari tangki septik konvensional (CST) menjadi tangki septik modifikasi (MST) sebagai intervensi jangka menengah agar tercapai target 70 % tingkat cakupan fasilitas.
Tahun Target Zona
Pengelolaan terpusat (off‐site)
Jangka pendek
2014‐2020
0, 1, 6 (23%)
Jangka menengah 2018‐2022
2, 3, 7 (12%)
Setempat (on‐site)
Jangka menengah 2014‐2030
4, 5, 8, 9, 10 + (35%)
(3) Rencana Percepatan (PD PAL Jaya 2014) Rencana pembangunan saluran pembuangan air limbah terbaru yang disebut "Percepatan Rencana" dirumuskan oleh PD PAL Jaya yang digabungkan dengan NCICD dan Rencana Induk JICA yang telah diperbarui. Berdasarkan Rencana Percepatan ini, Gubernur DKI Jakarta telah menerbitkan sebuah peraturan (No.41/ 2016) mengenai pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga / domestik. Prioritas pertama pembangunan saluran pembuangan air limbah adalah Zona-1 dan 6 dimana cakupan layanan pengolahan air limbah di DKI Jakarta adalah 23%. Dan prioritas kedua untuk Zona 2, 3, 4, 5, 7, 8 & 10 akan ditingkatkan cakupan layanannya sebesar 42%. Secara keseluruhan, rasio target layanan pengelolaan air limbah melalui sistem terpusat / off-site pada tahun 2022 adalah sebesar 65%. Dan juga rasio target layanan pengelolaan air limbah melalui sistem setempat / on-site sebesar 35% pada tahun 2022.
Legenda
Zona Saluran Pembuangan Air Limbah
Wilayah Administrasi
Lokasi IPAL
Lokasi Tambahan
Lokasi Calon
Lokasi IPAL yang sedang berjalan
Lokasi Perencanaan
Jangka Waktu Implementasi
Area Reklamasi
Jangka Pendek (2020)
Jangka Menengah (2030)
Jangka Panjang (2050)
Yang Ada
Nomor Zona Saluran Pembuangan Air Limbah Gambar 2.4 Rencana Pelaksanaan untuk Zona Saluran Pembuangan
Air Limbah (NCICD)
Sumber: PD PAL Rencana Percepatan
A7-12
9
Tahun Target Zona
Pengelolaan terpusat (off‐site)
Jangka pendek
2014‐2020
0, 1, 6 (23%)
Jangka menengah 2018‐2022
2, 3, 7, 4, 5, 8, 10 (42%)
Setempat (on‐site)
Jangka menengah 2014‐2030
Semua zona (35%)
Gambar 2.5 Rencana Pelaksanaan Zona Saluran Pembuangan Air Limbah (Rencana Percepatan)
2.1.3 Isu Kualitas Air Fasilitas sanitasi yang buruk dan pengelolaan air limbah yang tidak memadai di Jakarta telah menyebabkan pencemaran lingkungan. Permukaan dan air tanah di Jakarta terkontaminasi serius dan menunjukan pada level "tingkat polusi yang tidak dapat diterima". Menurut laporan BPLHD pada tahun 2013, kontaminasi tanah oleh bakteri E-coli ditemukan di 90% wilayah Jakarta. Di antara ibu kota ASEAN lainnya, tingkat BOD sungai-sungai utama di Jakarta yang paling buruk. Tidak hanya BOD tapi kadar nitrogen (N) dan fosfor (P) ditetapkan pada level tinggi pada lingkungan air di Jakarta. Instalasi IPAL dan tangki septik dengan teknologi penanganan yang tepat untuk menghilangkan kadar-kadar tersebut merupakan isu penting dan sangat mendesak.
Legenda
Zona Saluran Pembuangan Air Limbah
Wilayah Administrasi
Lokasi IPAL
Lokasi Tambahan
Lokasi Calon
Lokasi IPAL yang sedang berjalan
Lokasi Perencanaan
Jangka Waktu Implementasi
Area Reklamasi
Jangka Pendek (2020)
Jangka Menengah (2030)
Jangka Panjang (2050)
Yang Ada
Nomor Zona Saluran Pembuangan Air Limbah
Sumber: PD PAL Rencana Percepatan
A7-13
10
Bab‐3KerangkaKerjaKeuangandanPendanaan Bab ketiga RPJMD terdiri dari tiga bagian berikut.
BAB-3 KERANGKA KERJA KEUANGAN DAN PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Daerah 3.2 Kebijakan Manajemen Keuangan 3.3 Kerangka Kerja Pendanaan
RPJMD akan memiliki mobilisasi sumber pendapatan yang terperinci serta strategi pembiayaan. Dalam hal ini, DKI Jakarta perlu mendefinisikan dan menentukan strategi dalam pengembangan sumber pendapatan untuk membiayai semua kegiatan RPJMD yang diidentifikasi akan dimobilisasi serta dikelola. Pada RPJMD, bab ini tidak berfokus hanya pada sektor saluran pembuangan saja, karena menggambarkan keuangan yang mencakup di semua sektor di DKI Jakarta. Dalam dokumen ini, akan diringkas hanya pada isu-isu kunci dari skema pembiayaan dan pendanaan untuk melaksanakan proyek pembangunan saluran pembuangan air limbah, dengan bagian yang berbeda dari daftar isi RPJMD.
3.1KeuanganDaerah Anggaran di tingkat daerah atau pemerintahan daerah disebut APBD, sementara untuk nasional disebut APBN. APBD disiapkan oleh pemerintah daerah dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terpilih yang dikenal sebagai DPRD di masing-masing daerah. Sebelum diimplementasikan, APBD juga memerlukan persetujuan dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Dalam Negeri. Untuk menentukan kerangka kerja pendanaan di masa depan, perlu dilakukan analisa pelaksanaan APBD selama lima tahun, yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah. Analisis Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah untuk tahun 2013-2017 saat ini dilakukan oleh Sub Bagian Keuangan BAPPEDA. Dan hasil analisis akan dirangkum dalam RPJMD (2018-2022). Sebagai rujukan, garis besar APBD DKI Jakarta untuk tahun 2013-2017 yang telah diproyeksikan pada RPJMD sebelumnya (2013-2017) dirangkum di bawah ini. Untuk detilnya, lihat RPJMD 2013 - 2017. (1) Pendapatan Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Daerah Lainnya. Diperkirakan total pendapatan akan meningkat sekitar 2,5 kali lipat dari tahun 2013 sampai 2017. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari penyesuaian pajak daerah dan tarif pajak daerah tertentu, kenaikan jumlah wajib pajak kendaraan bermotor karena perpajakan secara online, hasil lokalisasi penerimaan pajak rokok, dan kenaikan dalam pemungutan pajak penghasilan pribadi.
A7-14
11
(2) Belanja Alokasi pembelanjaan didasarkan pada kebutuhan prioritas, yang dibagi ke dalam Pengeluaran Mengikat (Tidak Langsung) dan Pengadaan Prioritas. Pengadaan prioritas diklasifikasikan menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I merupakan prioritas utama, dengan pertimbangan urgensi. Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II memenuhi persyaratan pendanaannya. Kebijakan utama belanja daerah adalah untuk memenuhi pelaksanaan program prioritas yang lebih tinggi atas pembangunan daerah selama 5 tahun yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan program prioritas daerah lainnya yang berhubungan dengan urusan pemerintahan harus tetap dilaksanakan. (3) Pembiayaan Pembiayaan Daerah berarti semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam hal penerimaan, diperkirakan diterimanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun sebelumnya dan penerimaan dari Pinjaman Daerah, yaitu untuk pembiayaan Mass Rapid Transit (MRT) dan Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) lainnya mencakup pendapatan asli daerah (PAD) yang melebihi dalam penerimaan dana dan pendapatan asli daerah lainnya. Untuk pengeluaran, difokuskan pada Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) serta pelunasan hutang pokok. (4) Kerangka kerja pendanaan APBD 2013-2017 Meringkas pokok-pokok di atas, kerangka kerja pendanaan lima tahun disajikan seperti pada tabel berikut. Pembelanjaan prioritas II dan III dihitung dari total pendapatan dan pembelanjaan lainnya seperti prioritas I dengan penentuan persentase dan dengan mempertimbangkan persyaratan serta prioritas dalam pemenuhan kebutuhan dana.
A7-15
12
Tabel 3.1 Proyeksi APBD DKI Jakarta 2013‐2017
(dalam Miliar Rupiah) No. Deskripsi 2013 2014 2015 2016 20171. PENDAPATAN 41,525 53,197 63,955 83,707 103,982a Pendapatan Asli Daerah 26,670 34,258 40,100 47,902 57,376 Pajak daerah 21,918 28,457 33,883 41,228 50,200 Retribusi daerah 1,500 2,207 2,369 2,547 2,743
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
415 615 719 841 948
Pendapatan lainnya 2,837 2,979 3,128 3,284 3,448b Dana Perimbangan 9,248 15,130 21,783 33,590 44,244 Dana bagi hasil pajak 8,692 14,492 21,094 32,793 43,336 Dana bagi hasil bukan pajak 255 281 295 324 340 Dana alokasi umum 301 357 393 472 566
c Pendapatan Daerah Lainnya 5,605 3,807 2,071 2,215 2,3602. BELANJA 45,576 57,829 72,490 94,431 119,462a Belanja Tidak Langsung 14,582 17,137 20,143 23,679 27,840 Belanja terikat 10,853 12,848 15,210 18,006 21,317 Prioritas III 3,729 4,289 4,932 5,672 6,523
b Belanja Langsung 30,993 40,691 52,347 70,752 91,622 Prioritas I 24,662 36,209 35,211 22,851 25,580
Prioritas II 6,371 4,482 17,135 36,897 66,042SURPLUS (DEFISIT) (4,050) (4,632) (8,534) (10,723) (15,480)3. PEMBIAYAAN 4,050 4,632 8,534 10,723) 15,480a Penerimaan 8,454 9,738 12,435 14,025 16,403 Penggunaan SiLPA 8,344 6,836 8,674 10,873 15,642
Pinjaman berjangka JEDI 110 159 160 150 138 Pinjaman berjangka MRT ‐ 2,472 3,6003 3,001 622
b Pengeluaran 4,403 5,105 3,900 3,301 922 Penyertaan Modal Pemerintah 4,345 5,105 3,900 3,301 922 Pembayaran hutang pokok 58 ‐ ‐ ‐ ‐
TOTAL APBD (1+3a) 49,979 62,935 76,391 97,730 120,385 (Sumber: RPJMD 2013‐2017)
Tabel tersebut menggambarkan total anggaran tahunan DKI Jakarta pada tahun 2013 yang telah dihitung sekitar 50 Triliun Rupiah dan diperkirakan akan meningkat hingga 120 Triliun Rupiah di tahun 2017. Kinerja aktual dan hasil keuangan daerah selama 2013-2017 akan dilaporkan dalam RPJMD berikutnya (2018-2022).
3.2KebutuhanFinansialuntukPembangunanSaluranPembuanganAirLimbahJakarta
Setelah diberlakukannya Peraturan Gubernur No.41/2016 berdasarkan pada Rencana Percepatan Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jakarta yang telah disiapkan oleh PD PAL Jaya, target pelaksanaan saluran pembuangan air limbah untuk jangka menengah berikutnya pada tahun 2022 menjadi sangat menantang. Menurut Studi Tambahan dari Outline Business Case (OBC) untuk Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah Jakarta di Zona 1 (2015) yang dilakukan oleh JICA, berdasarkan estimasi biaya Rencana Induk JICA, total biaya modal untuk zona prioritas (Zona-1
A7-16
13
sampai 11) sekitar 85-95 Triliun Rupiah. Gambar3.1 menunjukkan kebutuhan total belanja modal untuk zona saluran pembuangan air limbah prioritas.
Gambar 3.1 Total Belanja Modal untuk Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah pada Zona
Prioritas Guna melaksanakan pembangunan saluran pembuangan air limbah pada zona prioritas di Jakarta diperlukan sekitar 27 Triliun Rupiah untuk pembangunan IPAL, 32 triliun rupiah untuk jaringan pipa saluran air, dan kurang lebih 35 triliun rupiah untuk sambungan rumah. Biaya untuk sambungan rumah mencakup perawatan setempat / on-site di Zona-9 dan 11. Juga biaya untuk jaringan pipa termasuk pipa induk, saluran pembuangan sekunder & tersier, tangki pencegat dan stasiun pompa. Namun estimasi biaya pipa saluran pembuangan dan IPAL memerlukan tinjauan dan penyesuaian karena eskalasi harga dan perubahan teknologi dari M/P 2012. Perkiraan biaya sambungan rumah, perlu penyesuaian juga karena perhitungannya masih sangat kasar. Untuk mencapai tingkat cakupan dan layanan pengelolaan air limbah baik terpusat (off-site) dan juga setempat (on-site) pada tahun 2022, peningkatan mobilisasi sumber keuangan tidak dapat dihindari. Saat ini sumber keuangan utama untuk pembangunan saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah adalah dari anggaran nasional dan daerah (APBN/APBD) serta bantuan luar negeri seperti hibah dan pinjaman ODA. Peluang lain untuk mengumpulkan dana adalah dengan Public Private Partnership (PPP) dan investasi Bisnis to Bisnis (BtoB).. Bagian selanjutnya membahas sumber keuangan yang tersedia dalam mendanai kebutuhan finansial untuk menginisialisasi pembangunan saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah. Selain itu, tiga sumber pendapatan dasar untuk pengoperasian limbah cair yang berkelanjutan, tarif, pajak dan transfer (3Ts) akan dijelaskan secara singkat. Daripada merencanakan strategi keuangan, sebuah pendekatan teknis diperlukan untuk meminimalkan kebutuhan biaya awal dengan perencanaan pembangunan bertahap, yang dimulai dari penerapan pipa induk (pipa pencegat) serta IPAL berkapasitas yang lebih kecil dengan pengeluaran biaya minimum. Konsep pembangunan bertahap dan skenario yang disarankan akan dijelaskan pada Bab-7.
(Sumber: OBC Studi Tambahan, JICA 2015)
Rp 60-65 Triliun => Dalam 5 tahun ke depan
Rp 24-30 Triliun => Setelah 5 tahun
Total Biaya Modal untuk Penmbangunan pada Zona Limbah Prioritas 1-11
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rp 27 Triliun
Pipa Saluran *2 Rp 32 Triliun
Sambungan Rumah (SR)
Rp 25-35 Triliun*1
Total 85-95 Triliun *3
A7-17
14
3.3KerangkaKerjaPendanaan Pengaturan finansial yang layak dan berkelanjutan diperlukan untuk pengimplementasian saluran pembuangan air limbah di DKI Jakarta agar mencapai target pembangunan. Sebagai contoh Zona-1 dan 6, pembangunan IPAL dan saluran pembuangan didanai oleh pinjaman ODA dari Pemerintah Jepang, sementara itu pembangunan sambungan rumah akan didanai oleh DKI Jakarta dengan APBD dan hasil pembayaran dari penerima manfaat. Di antara berbagai opsi pembiayaan yang dijelaskan di bagian ini, kombinasi dari (1) Pembiayaan Hibah (APBN/APBD), (2) Pinjaman, dan (3) Public Private Partnership (PPP) merupakan yang paling sesuai untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan saluran pembuangan air limbah. (1) Pembiayaan Hibah (APBN/APBD) Di banyak negara, sebagian besar infrastruktur air limbah yang ada telah dibiayai melalui alokasi anggaran pemerintah daerah atau nasional (APBN / APBD). Proyek saluran pembuangan air limbah bisa segera diimplementasikan dengan dana hibah selama tidak ada batasan anggaran. Keuangan ini juga akan membantu mengatasi kurangnya kesediaan masyarakat atau rumah tangga dalam membayar untuk mengurangi polusi air. Sistem saluran pembuangan air limbah dapat menutupi biaya operasi dengan tarif yang lebih rendah, meskipun tarif yang lebih rendah mengurangi insentif bagi rumah tangga atau industri dalam mengurangi polusi air. Karena pemerintah daerah hanya mendukung dalam pembangunan fasilitas, maka hal ini akan mengurangi tekanan dalam mengidentifikasi solusi yang paling efisien. (2) Pembiayaan Pinjaman Lembaga Pemerintah atau Lembaga Multilateral, dan International Financial Institutions (IFI) dapat menjadi pilihan lain untuk mengurangi kendala keterbatasan anggaran proyek. Biaya awal pembangunan saluran pembuangan dan IPAL akan ditutupi oleh pinjaman bilateral/multilateral. Pinjaman IFI memberikan pembiayaan proyek berbiaya rendah. Skema pinjaman biasanya mengandung komponen subsidi seperti suku bunga di bawah pasar, jaminan risiko kredit, dll. Kondisi pinjaman termasuk rencana memaksimalkan insentif untuk pelayanan yang efisien (struktur tarif, ukuran kinerja keuangan). Masa tenggang dan pelunasan lebih lama dibandingkan dengan pinjaman komersial, dan periode pinjaman sesuai dengan perkiraan siklus hidup fasilitas. (3) Pembiayaan Public Private Partnership (PPP) PPP adalah pilihan pembiayaan ketiga dalam pendanaan proyek saluran pembuangan air limbah untuk mengurangi anggaran dan batasan plafon hutang. Implementasi PPP bagaimanapun kompleks dan membutuhkan kemauan dan kapasitas yang kuat dari pemerintah. Risiko terkait fasilitas seharusnya dikelola oleh swasta yang bisa membawa kualitas pelayanan yang lebih baik.
A7-18
15
Prosedur tender PPP dapat memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan dana hibah dan pinjaman, karena dukungan tambahan dari pemerintah diperlukan untuk persetujuan proyek, berinteraksi dengan Registered Financial Planner (RFP) dan Uji Tuntas (Due Diligence) pemberi pinjaman. Sumber daya pakar dalam persiapan termasuk pengembangan kapasitas pada prosedur PPP juga diperlukan, dan peraturan yang relevan seperti ketersediaan pembayaran untuk PPP perlu dirumuskan. Karena tidak ada dana Rupiah untuk jangka panjang (yang lebih dari 10 tahun) di pasar keuangan di Indonesia, maka pihak swasta bersedia mengakses pasar keuangan internasional yang mana investor terkena risiko nilai tukar mata uang asing.
A7-19
16
Bab‐4AnalisisIsuStrategis Dalam Bab-4 RPJMD, isu strategis diuraikan dalam tiga bagian.
BAB-4 ANALISIS ISU STRATEGIS 4.1. Isu Pembangunan Daerah 4.2. Isu strategis 4.3. Isu lain yang harus diperhatikan
Masalah pencemaran lingkungan adalah isu yang paling krusial di DKI Jakarta yang berdampak negatif terhadap pembangunan kota yang berkelanjutan dan perlu dipecahkan secara komprehensif. Ada tiga kelompok pokok masalah pencemaran lingkungan di DKI Jakarta, yaitu pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan penanganan polusi udara. Diantara itu, isu pengelolaan air limbah akan dirangkum di bawah ini.
4.1IsuPembangunanDaerah:PengelolaanAirLimbah Perbaikan kualitas air sungai dan air tanah merupakan pra-syarat utama dalam mencapai pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Air sungai tercemar oleh pembuangan air limbah domestik ke kanal / sungai tanpa perawatan yang tepat, dan air tanah terkontaminasi terutama oleh penetrasi limbah black water ke tanah. Beban pencemaran terhadap lingkungan air di Jakarta semakin serius seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan. Isu mendasar dalam peningkatan kualitas air meliputi: 1) terbatasnya cakupan layanan pada sistem saluran pembuangan air limbah dan sanitasi perkotaan, 2) terbatasnya penggunaan tangki septik standar dan layanan penyedotan lumpur tinja terjadwal, 3) kurangnya peraturan nasional dan daerah mengenai pengelolaan air limbah, dan 4) kurangnya kesadaran sosial dan kemauan untuk memperbaiki kualitas air. (1) Terbatasnya cakupan layanan pada sistem saluran pembuangan air limbah dan sanitasi perkotaan Cakupan sistem saluran pembuangan air limbah terpusat sangat terbatas hanya 4% di Zona-0 pada tahun 2015. Sistem pengolahan terdesentralisasi seperti sistem lokal dengan sistem ITP dan komunal belum banyak terpasang. Akses terhadap sanitasi yang lebih baik di perkotaan total sebesar 73% sesuai dengan Joint Monitoring Programme (JMP) for Water Supply and Sanitation (2010) dari WHO/UNICEF, yang berarti di Jakarta sekitar 20% populasi (700.000 orang) buang air besar sembarangan seperti di ladang, sungai dan pantai. Oleh sebab itu tidak hanya pengembangan sistem saluran pembuangan air limbah tapi juga perbaikan sanitasi perkotaan untuk menghentikan perilaku buang air besar sembarangan adalah masalah penting dan mendesak yang harus ditangani oleh DKI Jakarta. (2) Terbatasnya penggunaan tangki septik standar dan layanan penyedotan lumpur tinja terjadwal Sistem pengolahan air limbah yang paling umum dipasang di Jakarta saat ini adalah tangki septik domestik. Tangki septik konvensional yang tidak dirancang atau dibangun dengan tepat yang memungkinkan limbah black water menembus ke air tanah yang menyebabkan polusi serius. Juga sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal yang tidak strategis. Tanpa penyedotan lumpur tinja terjadwal, efisiensi pengolahan tangki septik berkurang dari 75% pengurangan BOD sampai hampir nol. Oleh karena itu penggantian tangki septik konvensional (CST) ke tangki septik modifikasi (MST),
A7-20
17
serta penerapan penyedotan lumpur tinja terjadwal sangat penting untuk memperbaiki kualitas lingkungan air. (3) Kurangnya peraturan pengelolaan air limbah Perhatian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah yang baik dan benar pada umumnya rendah, oleh karena itu undang-undang dan peraturan sangat diperlukan untuk memperbaiki akses terhadap layanan seperti sambungan ke saluran pembuangan, penyedotan lumpur tinja terjadwal, serta pembayaran tarif. Saat ini, hanya ada UU Sanitasi di tingkat nasional dan peraturan PD PAL Jaya di tingkat daerah. Diundangkannya kerangka kerja oleh lembaga legislatif daerah merupakan tugas yang mendesak dan penting. (4) Kurangnya kesadaran dan kemauan untuk memperbaiki kualitas air Sebagai budaya di Indonesia, orang membuang sampah ke air dipercaya dapat membuang kemalangan masa lalu mereka. Untuk kebiasaan seperti ini, orang memiliki kesadaran bahwa pembuangan air limbah langsung ke sungai cukup alami, yang mana menjadi salah satu faktor penghambat dalam pengembangan pengolahan air limbah yang tepat. Oleh karena itu kesadaran sosial serta kemauan dalam mengolah air limbah untuk perbaikan kualitas air perlu ditingkatkan melalui kegiatan sosialisasi dan hubungan masyarakat.
4.2IsuStrategis Seperti yang telah dijelaskan di atas, peningkatan kualitas air merupakan salah satu isu penting dan mendesak di Jakarta. Terlepas dari kendala keuangan, kondisi teknis untuk segera membangun sistem saluran pembuangan air limbah di DKI Jakarta sangatlah sulit. (1) Pembangunan pipa saluran pembuangan M/P 2012 menghitung panjang total saluran pembuangan utama di zona tahap-1 (dari Zona-1 sampai 10 kecuali Zona-9) sekitar 1.100 km. Jika proyek dilaksanakan di bawah rencana percepatan, maka pipa selokan sepanjang 200 km atau lebih perlu dipasang. Pemasangan pipa saluran pembuangan di sepanjang jalan dapat memperburuk kemacetan lalu lintas yang serius di Jakarta Pusat. Konstruksi saluran pembuangan tidak mudah karena tingginya tingkat air tanah terutama di Jakarta utara. Untuk memasang pipa saluran pembuangan dan lubang inspeksi, diperlukan perbaikan tanah, yang mana akan menambah waktu dan biaya untuk proyek. (2) Pembangunan IPAL Prasyarat dalam pembangunan IPAL adalah pembebasan lahan, izin lingkungan, dan konsultasi publik dengan penduduk sekitar, yang mungkin memerlukan waktu satu tahun atau lebih. Periode untuk membangun satu IPAL diperkirakan 3 tahun, satu tahun pengerjaan pondasi, satu tahun pekerjaan sipil dan satu tahun instalasi mekanik/listrik. Menambahkan 1,5 sampai 2 tahun untuk jasa rekayasa seperti perancangan detil dan prosedur tender, maka total jadwal untuk pembangunan IPAL memerlukan waktu minimal 5 tahun. Pekerjaan yang terburu-buru untuk mempercepat penyelesaian konstruksi dapat menyebabkan kenaikan biaya konstruksi serta kemerosotan kualitas.
A7-21
18
(3) Pembangunan Sambungan Rumah Pembangunan sambungan rumah membutuhkan waktu lama. Pembangunan saluran pembuangan tidak mungkin bisa dilakukan segera walau konstruksi IPAL sudah selesai dan bisa memulai operasi layanannya. Karena pelaksanaan sambungan rumah memerlukan pembayaran oleh penerima manfaat, maka pemerintah daerah harus mengarahkan serta memberlakukan penerapannya. Di bawah situasi sekarang, kebutuhan koneksi ke saluran pembuangan dan pembayaran tarif saluran pembuangan air limbah tidak dipahami oleh warga di Jakarta. Diperlukan kegiatan dalam hal hubungan masyarakat yang efektif dan terus menerus oleh pemerintah DKI Jakarta. (4) Efisiensi Pengolahan (pengurangan BOD dan P) Rencana induk NCICD memerlukan perbaikan kualitas air pada tahun 2030 sebelum penutupan Teluk Jakarta dengan Tanggul Laut Raksasa dengan cara mempercepat pelaksanaan sistem saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah. Persyaratan perbaikan kualitas air adalah pengurangan 75% beban BOD saat ini untuk menghindari penipisan oksigen dan kelaparan ikan secara massal, dan pengurangan 90% dari beban fosfor (P) saat ini untuk menghindari perkembang biakan alga biru-hijau yang beracun serta pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Karena pengurangan BOD pada tangki septik yang telah ada saat ini tanpa penyedotan lumpur tinja terjadwal sangat rendah, Maka sangatlah penting untuk dibentuk sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal untuk memperbaiki tingkat pengurangan BOD. Juga proses pengolahan lumpur aktif/Activated Sludge (AS) pada tangki septik dan IPAL konvensional sangatlah rendah dalam tingkat pengurangan P, sehingga proses pengolahan air lebih lanjut harus dipertimbangkan.
A7-22
19
Bab‐5Visi,MisidanTujuan Bab-5 menggambarkan visi, misi dan tujuan pembangunan spesifik sektoral yang dipandu oleh isu-isu pembangunan utama yang telah diidentifikasi pada bab-bab sebelumnya.
Bab-5 VISI, MISI DAN TUJUAN 5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Tujuan dan Target
Visi dan Misi pada RPJMD berikutnya akan dikembangkan oleh DKI Jakarta dengan tingkat yang lebih tinggi. Bab ini hanya menjelaskan Tujuan dan Target sektoral yang mungkin terkait dengan salah satu pernyataan misi. Tujuan tersebut akan dipandu dengan ketat oleh isu-isu pembangunan utama dan arahan strategis yang telah dibahas di bab sebelumnya. (Bagian ini akan diisi setelah Visi dan Misi jangka menengah berikutnya (2018-2022) telah dirumuskan oleh Divisi BAPPEDA lainnya.)
5.1Visi Visi dan misi RPJMD harus diselaraskan dengan visi jangka panjang yang diuraikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta 2005-2025. Visi RPJPD Jakarta 2005-2025 adalah: "Jakarta: Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Produktif, Berkelanjutan dan Berdaya Saing Global". Misi RPJPD adalah:
1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur daerah; 2. Meningkatkan kualitas dan ekonomi yang kuat; 3. Membangun ketahanan hak-hak sosial dan budaya; 4. Meningkatkan daya dukung dan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya alam yang efisien; 5. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pemerintahan; dan 6. Memperkuat inovasi dan kreativitas daerah.
Visi dan misi yang relevan dari pembangunan jangka menengah berikutnya di tahun 2018-2022 akan dirumuskan dengan mempertimbangkan tahap pengembangan jangka panjang, potensi, masalah, tantangan dan isu strategis. Visi Pembangunan Jangka Menengah Jakarta Tahun 2018-2022 adalah: “ “. Bisa dijelaskan bahwa kota Jakarta itu:
A7-23
20
5.2Misi Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah DKI Jakarta 2018-2022, lima misi berikut ini dirumuskan:
1. 2. 3. 4. 5.
5.3TujuandanTargetSetiapMisi Tujuan dan target akan ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan sektor pembangunan agar dapat mewujudkan visi pembangunan daerah selama lima tahun. Untuk mencapai kualitas lingkungan hidup yang lebih baik, tujuan dan target yang tepat dalam pengelolaan air limbah secara spesifik akan dijelaskan sebagai berikut: Misi: Jadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah lingkungan yang kronis seperti pencemaran air, banjir, kumuh, sampah dan lain-lain Tujuan:
□ Mengaktifkan pengelolaan air limbah di DKI Jakarta Target:
□ Peningkatan pengolahan air limbah di DKI Jakarta
□ Mengurangi polusi pada lingkungan air di DKI Jakarta Hubungan antara tujuan, target, indikator program dan kondisi awal serta akhir untuk setiap implementasi dijelaskan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan
Tujuan Target Indikator (Dampak) Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Untuk mengaktifkan pengelolaan air limbah di DKI Jakarta
Peningkatan pengolahan air limbah di DKI Jakarta
Persentase cakupan layanan area dengan sistem pengolahan air limbah
8% 65%
A7-24
21
Bab‐6StrategidanArahKebijakan Bab-6 menggambarkan visi, misi, dan tujuan pembangunan yang spesifik dan sektoral serta dipandu oleh isu-isu pembangunan utama yang telah diidentifikasi pada bab-bab sebelumnya.
BAB-6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi 6.2 Arah
Strategi merupakan sebuah langkah untuk memecahkan masalah penting dan mendesak untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun yang memiliki dampak yang besar dalam mencapai visi, misi, tujuan dan target. Arah kebijakan merupakan pedoman bagi strategi yang telah dipilih agar lebih fokus dalam mencapai tujuan dan target selama periode RPJMD 2018-2022. Arah kebijakan akan memandu strategi agar tetap konsisten dengan arahan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6.1Strategi Strategi di sektor saluran pembuangan air limbah untuk pencapaian Misi yang bersangkutan diringkas sebagai berikut: Pembangunan infrastruktur pengelolaan air limbah Strategi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah domestik dalam upaya mewujudkan lingkungan air bersih di Jakarta dengan mengimplementasikan infrastruktur pengelolaan air limbah. Strategi operasional meliputi: I) Pembangunan sistem saluran pembuangan air limbah terpusat, II) Pembangunan pengelolaan air limbah terdesentralisasi dengan sistem sanitasi komunal, III) Peningkatan kinerja pengolahan tangki septik dan IV) Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan hubungan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan merubah perilaku dalam hal sanitasi. Integrasi pengelolaan air limbah terpusat dan terdesentralisasi Strategi ini bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan infrastruktur pengelolaan air limbah dan untuk menjaga konsistensi dan kompatibilitas sistem terpusat dan terdesentralisasi yang akan dihubungkan di masa depan. Penerapan sistem saluran pembuangan air limbah terpusat dan perbaikan pengelolaan air limbah terdesentralisasi akan dilakukan secara paralel mulai dari daerah prioritas dan memperluas kapasitas secara bertahap.
6.2Arah Hubungan antara target, strategi dan arah kebijakan akan dijelaskan pada tabel berikut ini:
A7-25
22
Tabel 6.1 Target, Strategi dan Arah Kebijakan DKI Jakarta
No Target Strategi Arah kebijakan Tersedianya
pengelolaan air limbah yang lebih baik
Pembangunan sistem saluran pembuangan air limbah terpusat
Meningkatkan cakupan layanan sistem saluran pembuangan air limbah terpusat melalui pembangunan jaringan pipa dan sistem terpusat IPAL
Pembangunan sistem pengolahan air limbah terdesentralisasi yang optimal
Mendorong proses pengolahan air limbah domestik, antara lain melalui Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat/SANIMAS, Sosialisasi penggunaan tangki septik dan perlindungan terhadap lingkungan serta Pembangunan / Peningkatan Sistem IPAL Lokal
A7-26
23
Bab‐7ProgramPembangunandanProyekPrioritas Bab-7 pada RPJMD membahas intervensi yang lebih luas dalam pembangunan daerah sebagai berikut.
BAB-7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Pembangunan 7.2 Program Prioritas Pembangunan Daerah 7.3 Program Utama
Jika mengikuti isi RPJMD seperti di atas, deskripsinya akan terlalu luas dan tidak terlalu spesifik pada sektor. Oleh karena itu bab ini, akan menjelaskan pada pemilihan zona prioritas untuk pembangunan jangka menengah berikutnya, dan intervensi terencana lainnya yang dapat diimplementasikan untuk lima tahun ke depan, tidak mengikuti TOC RPJMD.
7.1PemilihanZonaPrioritasSaluranPembuanganAirLimbah
7.1.1 Kriteria dalam Penentuan Prioritas (A) Ulasan M/P 2012 Sebelum mengembangkan kriteria seleksi, proses evaluasi dan kriteria pada M/P 2012 diperiksa. Seperti tercantum dalam tabel di bawah ini, M/P mengembangkan 8 kriteria yang mana dijadikan dasar untuk mengevaluasi 14 zona saluran pembuangan air limbah di Jakarta, tidak termasuk Zona-0. Tabel 7.1 Kriteria untuk Pemilihan Zona Prioritas pada JICA M/P 2012
Faktor Komentar 1 Kepadatan penduduk yang tinggi. Beban polutan tinggi.2 Lokasi IPAL harus menjamin di dalam zona saluran
pembuangan air limbah. Biaya konstruksi dan O&M rendah.
3 Saluran pipa induk pembuangan lebih pendek dan penyeberangan melewati sungai harus dihindari semaksimal mungkin.
Biaya konstruksi dan O&M rendah.
4 Ada banyak perusahaan komersial yang mampu membayar biaya air limbah setelah proyek yang diusulkan dilaksanakan.
Lebih mudah untuk mengumpulkan biaya air limbah di masa depan.
5 Sudah tersedia sistem saluran pembuangan air limbah.
Lebih mudah untuk mengumpulkan biaya air limbah di masa depan.
6 Kondisi sosial ekonomi yang tidak baik. Rasio penyakit yang ditularkan melalui air serta beban polutan yang tinggi.
7 Kualitas air sungai yang tidak baik (BOD tinggi). Beban polutan tinggi.8 Kualitas air tanah yang tidak baik (E‐coli tinggi). Kemungkinan kontaminasi oleh air limbah domestik
tinggi.
A7-27
24
Tabel 7.2 Ringkasan Evaluasi Penentuan Prioritas pada JICA M/P 2012
Zona No. Indikator
Total Peringkat1 2 3 4 5 6 7 8
1 13 14 13 14 1 3 11 10 79 12 2 3 13 1 1 1 11 11 43 143 8 14 13 4 1 2 11 2 55 114 14 14 13 11 1 4 2 6 66 65 10 14 13 13 1 5 6 13 75 46 12 14 13 12 1 8 11 7 78 27 4 14 13 12 1 12 4 12 62 88 9 14 13 5 1 9 3 14 68 59 1 14 13 3 1 3 14 9 66 610 11 14 13 8 1 14 14 8 76 311 7 3 13 10 1 14 11 4 62 812 6 14 13 6 1 10 2 1 53 1313 5 3 13 9 1 6 14 3 54 1214 3 14 13 7 1 14 5 5 62 8
Evaluasi dilakukan dengan memberi peringkat relevansi pada masing-masing faktor di atas, dan skor tersebut diberikan berdasarkan peringkat relevansi pada faktor. Sebagai hasilnya, zona dengan prioritas tertinggi, Zona-1 dan 6, telah dipilih sebagai wilayah proyek jangka pendek. (B) Kriteria untuk Rencana Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah Mengacu pada kriteria M/P 2012 dan mempertimbangkan situasi terkini di DKI Jakarta, kriteria berikut disarankan oleh tim konsultan JICA:
Tabel 7.3 Kriteria yang disarankan untuk Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah
Jangka Menengah 2018‐2022
Indikator Komentar 1 Konsistensi dengan NCICD (lokasi zona) Terletak di pesisir dan sisi barat.
2 Modal dan biaya operasional (pipa & IPAL) Modal & biaya operasional rendah.
3 Pendapatan layanan (rasio Pendapatan Gross Floor Area)
Rasio pendapatan GFA tinggi (= diharapkan pendapatan yang lebih tinggi)
4 Efisiensi investasi (biaya konstruksi saluran pembuangan per volume air limbah)
Biaya saluran pembuangan/volume air limbah rendah (= efisiensi lebih tinggi)
5 Ketersediaan lahan Lahan untuk IPAL telah terjamin.
6 Dampak lingkungan (kualitas air) Beban polusi tinggi (= efektivitas tinggi)
7 Kesulitan penetrasi bawah tanah (penurunan tanahdan tingkat air tanah)
Penurunan tanah yang besar, tingkat air tanah tinggi (= penetrasi yang rendah yaitu kemungkinan besar lebih tercemar oleh lumpur tinja)
7.1.2 Evaluasi Setiap Zona Saluran Pembuangan Air Limbah Untuk memprioritaskan 6 zona saluran pembuangan air limbah (Zona-2, 3, 4+10, 5, 7, 8) yang telah ditunjukkan dalam Peraturan Gubernur No.41/2016, evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
(a) Evaluasi kuantitatif atau kualitatif dilakukan pada 6 zona saluran pembuangan air limbah untuk setiap kriteria.
(b) Untuk setiap kriteria, diberikan peringkat prioritas. (c) Untuk peringkat masing-masing zona, diletakkan skor sesuai dengan peringkat dan bobotnya
sebagai berikut:
A7-28
25
Skor dasar Peringkat 1: 10 poin Peringkat 2: 8 poin Peringkat 3: 6 poin Peringkat 4: 4 poin Peringkat 5: 2 poin Peringkat 6: 0 poin
Bobot W=1: bobot 1, yaitu skornya adalah skor dasar dikalikan 1. W=2: bobot 2, yaitu skornya adalah skor dasar dikalikan 2.
Sebagai contoh kriteria no.1 konsistensi dengan NCICD, zona di bagian barat laut Jakarta merupakan prioritas tertinggi sehingga berada di peringkat 1, skor dasarnya adalah 10 poin. Skor total dikalikan dengan bobot 2, oleh karena itu zona di barat laut menghasilkan skor 20 poin.
Tabel 7.4 (1) Konsistensi dengan NCICD (lokasi zona)
Zona No. Zona Lokasi Peringkat Skor‐1 (w=2)
2 Barat Laut 1 20 3 Barat 3 12
4+10 Timur 6 0 5 Timur Laut 4 8 7 Barat Laut 1 20 8 Timur Laut 4 8
Tabel 7.5 (2) Modal dan Biaya Operasional (pipa & IPAL)
Zona No. Biaya konstruksi (juta rupiah) Peringkat Skor‐2 (W=1)
2 1,158,206 1 10 3 3,725,914 2 8
4+10 9,598,989 6 0 5 4,157,230 4 4 7 3,991,345 3 6 8 5,651,647 5 2
Sumber: JICA M/P (2012) Tabel 7.6 (3) Pendapatan Layanan (Rasio Pendapatan‐Gross Floor Area)
Zona No. Gross Floor Area
(m2)
Potensi Pendapatan
(Miliar Rp/tahun)
Rasio Pendapatan‐GFA
(Rp 1.000 /thn/m2)Peringkat Skor‐3 (w=2)
2 15,643,000 80 5.2 3 12
3 39,731,000 165 4.2 6 0
4+10 104,702,000 64 + 472 5.0 + 5.2 4 85 57,653,000 347 6.0 2 167 48,634,000 228 4.7 5 48 53,516,000 332 6.2 1 20
Sumber: Saluran Pembuangan Air Limbah Jakarta- Rencana Pelaksanaan, INDII (2017)
A7-29
26
Tabel 7.7 (4) Efisiensi Investasi (Biaya Konstruksi Saluran Pembuangan per Volume Air Limbah)
Zona No. Biaya Konstruksi (juta rupiah)
Volume Air Limbah (m3)
Harga Unit (Rupiah/m3)
Peringkat Skor‐4 (W=1)
2 663,456 23,847 27,821 6 03 1,799,383 115,440 15,587 4 4
4+10 3,812,725 294,407 12,951 2 85 1,655,209 127,217 13,011 3 67 2,071,008 110,824 18,687 5 28 2,215,982 176,022 12,589 1 10
Sumber: JICA M/P (2012) Tabel 7.8 (5) Ketersediaan Lahan
Zona No. Lokasi Area
(hektar)Ketersediaan Peringkat Skor‐5 (w=1)
2 Muara Angke 0.8 Dalam diskusi 2 53 Hutan Kota Srengseng 4 Dalam diskusi 2 5
4+10 Pulo Gebang 8.7 Tersedia 1 105 Hutan Kota Waduk Sunter Utara 4.6 Tersedia 1 107 Kamal‐Pegadungan 3.9 Tersedia 1 108 Rencana Waduk Marunda 6.0 Tersedia 1 10
Tabel 7.9 (6) Dampak Lingkungan (Kualitas Air)
Zona No. Air sungai BOD (mg/l)
Peringkat Air tanah
E‐coli (x106) Peringkat Skor‐6 (w=1)
2 60 2 1175.4 4 123 60 2 217.2 6 8
4+10 86 1 673.7 5 125 50 3 1433.0 2 147 32 4 1177.9 3 108 30 5 1670.4 1 12
Sumber: JICA M/P (2012)
Tabel 7.10 (7) Kesulitan Penetrasi Bawah Tanah (Penurunan Tanah dan Tingkat Air Tanah)
Zona No. Tingkat genangan (m) PeringkatPenurunan muka air
tanah (m)Peringkat Skor‐6 (w=1)
2 0 ~ 1.50 2 ‐0.2 ~ 0.4 1 183 0 6 1.2 ~ 1.4 6 0
4+10 0 ~ 1.50 4 0.2 ~ 1.0 5 6
5 0 ~ 0.70 5 0 ~ 0.4 4 67 0.10 ~ 1.50 1 ‐0.2 ~ 1.2 3 168 0.10 ~ 0.70 3 ‐0.2 ~ 0.4 2 14
Sumber: Peta Area Genangan (BPBD 2015), Banjir Jakarta (UNOCHA 2014), Peta penurunan muka air tanah (DPE 2015) Ringkasan Evaluasi Ringkasan dari masing-masing skor untuk kriteria ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Zona dengan nilai total yang lebih tinggi dianggap sebagai prioritas yang lebih tinggi. N.B. evaluasi dengan menggunakan kriteria No.7 Bantuan agen pendanaan dihilangkan, karena ketidakpastian dalam mendapatkan bantuan pada periode evaluasi.
A7-30
27
Tablel 7.11 Ringkasan Evaluasi untuk Zona Prioritas
Zona No. S‐1 S‐2 S‐3 S‐4 S‐5 S‐6 S‐7 Total Prioritas
2 20 10 12 0 5 12 18 77 13 12 8 0 4 5 8 0 37 6
4+10 0 0 8 8 10 12 6 42 55 8 4 16 6 10 14 6 66 47 20 6 4 2 10 10 16 68 38 8 2 20 10 10 12 14 76 2
7.1.3 Hasil Penentuan Prioritas (Prioritas yang Disarankan) Sebagai hasil evaluasi, Zona-2 dan 8 merupakan prioritas pertama, Zona-7 dan 5 adalah prioritas kedua, maka Zona-4+10 adalah prioritas ketiga, dan Zona-3 adalah prioritas keempat seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Prioritas Zona
Jangka pendek
0, 1, 6
Jangka menengah Prioritas 1
2, 8
Jangka menengah Prioritas 2
7, 5
Jangka menengah Prioritas 3
4+10
Jangka menengah Prioritas 4
3
Jangka panjang
9, 11, 12, 13, 14
Gambar 7.1 Prioritas untuk Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah
N.B. Evaluasi dan prioritas ini didasarkan pada hasil konsultasi antara tim konsultan JICA dan Satuan Tugas. Prioritas terakhir akan ditentukan oleh BAPPEDA dan lembaga DKI lainnya.
7.2PemilihanAreaPrioritasPengelolaanAirLimbahyangTerdesentralisasi Prioritas zona pembuangan air limbah di atas tidak terkait dengan objek pengelolaan air limbah terdesentralisasi. Area prioritas untuk pengelolaan air limbah terdesentralisasi disarankan namun tidak terbatas pada: I) daerah dimana kepadatan penduduk tinggi tapi fasilitas sanitasi perkotaan tidak dibangun secara memadai; II) daerah dimana pencemaran sungai atau air tanah yang sangat luar biasa
Legenda
Area Reklamasi
Jangka Pendek
Jangka Menengah, Prioritas 1
Jangka Menengah, Prioritas 2
Jangka Menengah, Prioritas 3
Jangka Menengah, Prioritas 4
Jangka Panjang
Yang Ada
Nomor Zona Saluran Pembuangan Air Limbah
Sumber: Tim Ahli JICA
A7-31
28
karena adanya perilaku buang air besar sembarangan dan III) daerah dimana fasilitas yang ada sungguh memburuk. Di zona yang mana proyek pembangunan perkotaan dibiayai oleh pengembang swasta, pemasangan fasilitas pengolahan air limbah terdesentralisasi yang layak wajib dipasang dan disertakan pada disain yang mana nantinya akan terhubung ke sistem pembuangan limbah terpusat di DKI Jakarta. Zona untuk perbaikan efisiensi pengolahan tangki septik dengan memperbarui tangki septik dan/atau membangun sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal akan ditentukan oleh PD PAL Jaya dengan berkonsultasi dengan pemerintah DKI Jakarta.
7.3ProgramJangkaMenengahuntukPengelolaanAirLimbah
Program yang dikelompokkan berdasarkan isu strategis berbasis misi untuk periode jangka menengah berikutnya adalah sebagai berikut: Pengelolaan Air Limbah Terpusat (Off-site) Pembangunan sistem saluran pembuangan air limbah Jasa rekayasa dan proses tender Persiapan dan prosedur sebelum pelaksanaannya (AMDAL, survei dan pembebasan lahan,
sosialisasi dll.) Operasi & Pemeliharaan (O&M) IPAL dan saluran pembuangan dalam layanan
Pengelolaan Air Limbah yang Terdesentralisasi (On-site) Implementasi sistem IPAL Komunal/SANIMAS Penyedotan lumpur tinja tangki septik terjadwal Pembangunan pabrik pengolahan lumpur tinja Kegiatan sosialisasi dan hubungan masyarakat
A7-32
29
Bab‐8IndikasiRencanaPelaksanaan Pada Bab-8, disampaikanlah program terperinci yang akan dilaksanakan selama lima tahun dari tahun 2018 sampai 2022.
BAB-8 INDIKASI RENCANA PELAKSANAAN 8.1 Isu Pekerjaan Umum
Selain hal di atas, bagian 8.2 akan membahas jadwal pelaksanaan dan perkiraan kasar anggaran tahunan yang diperlukan untuk pembangunan saluran pembuangan air limbah yang diusulkan oleh tim konsultan JICA.
8.1PekerjaanUmum:PengelolaanAirLimbah Program yang akan dilaksanakan terkait pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut: (1) Program Pelaksanaan Saluran Pembuangan Air Limbah Terpusat Indikator yang akan dicapai antara lain, persentase sistem saluran pembuangan terpusat yang diimplementasikan; peningkatan jumlah zona saluran pembuangan air limbah dimana proses AMDAL/EIA dilakukan; jumlah zona dimana jasa rekayasa (E/S) dan proses tender sedang berlangsung; dan jumlah zona dimana pembangunan saluran pembuangan dan/atau IPAL telah dimulai. (2) Program Pengelolaan Air Limbah Terdesentralisasi Indikator yang akan dicapai meliputi peningkatan jumlah instalasi pengolahan air limbah komunal dengan kapasitas 200 rumah tangga yang diimplementasikan; peningkatan jumlah kelurahaan yang menerapkan sistem sanitasi komunal (SANIMAS); dan peningkatan jumlah truk untuk penyedotan lumpur tinja terjadwal.
8.2 RencanaPelaksanaanBertahap
Untuk menerapkan proyek saluran pembuangan air limbah dengan anggaran terbatas, lebih praktis mengurangi kebutuhan keuangan, dengan membangun pipa induk dan IPAL sebagai prioritas, dan kemudian pada tahun-tahun berikutnya membangun pipa saluran pembuangan sekunder/tersier dan sambungan rumah yang dibiayai oleh pemerintah daerah dan pembayaran oleh penerima manfaat. Selain itu, proyek ini tidak menargetkan seluruh zona saluran pembuangan air limbah, namun memulai penerapan pembangunan pipa induk di daerah dengan prioritas tinggi. Kapasitas IPAL juga merespons peningkatan volume dari air limbah yang terkumpul karena pemasangan jaringan pipa saluran pembuangan. Rancangan fasilitas serta rencana implementasi strategis untuk meningkatkan kapasitas secara bertahap sangatlah penting. Dalam perencanaan bertahap, misalnya, pembangunan pipa induk di wilayah bisnis dan IPAL dijadwalkan pada Tahap 1, dan pembangunan pipa sub trunk dan pipa induk di daerah yang berdekatan
A7-33
30
direncanakan pada Tahap-2. Kemudian sambungan pipa pembuangan sekunder/tersier serta sambungan rumah direncanakan akan dibangun pada tahap berikut atau pada proyek yang akan datang. Mengenai IPAL, mengingat kenaikan bertahap volume air limbah yang terkumpul karena pemasangan pipa saluran pembuangan, pada tahap awal konstruksi, volume air dan kualitas air yang direncanakan harus ditetapkan agar fasilitas tidak melebihi kapasitas. Fasilitas saluran pembuangan air limbah secara bertahap akan diperpanjang sesuai dengan pembaharuan dan perbaikan metode operasi.
Tahap Konstruksi
Pembangunan saluran interseptor bertahapMengumpulkan air limbah: Gray water Tahap‐1: Pipa induk di pusat bisnis & IPAL Tahap‐2: Pipa Sub trunk & pipa induk di daerah sekitarnya pipa pembuangan sekunder dan tersier serta sambungan rumah dilaksanakan pada proyek yang akan datang
Kasus 1: Keseluruhan pipa induk & pipa sub trunk (pipa sekunder/tersier) dibangun
Kasus 2: Pipa sub trunk mengikuti pembangunan pipa induk dengan penundaan 4 tahun
(Survei Persiapan pada Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat di Jakarta, JICA 2013)
Gambar 8.1 Konsep Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Bertahap
Gambar dan tabel berikut ini menunjukkan contoh rencana implementasi bertahap yang diambil dari Zona-6, yang dikembangkan di bawah studi kelayakan (F/S) pada tahun 2013 ketika NCICD dan Peraturan Gubernur 41/2016 belum dirumuskan. Zona saluran pembuangan air limbah dibagi menjadi empat sub-zona, dan direncanakan untuk diimplementasikan dalam empat tahap dengan total waktu sekitar 30 tahun.
Tahap 1 Tahap 2&3
Kapasitas IPAL - Kasus Teori Maksimal
IPAL
Pipa induk/interseptor bertahap
Teori Maksimal (Saluran pembuangan utama mengumpulkan 100%) Kapasitas IPAL untuk Teori Maksimal
Kapasitas IPAL - Kasus Start Lambat
Jum
lah
Alira
n M
asuk
IPA
L (c
um/h
ari)
Tahun Tahun
Start Lambat (Cabang selokan dimulai Tahun ke 4) Kapasitas IPAL untuk Start Lambat A
Jum
lah
Alira
n M
asuk
IPA
L (c
um/h
ari)
A7-34
31
Gambar 8.2 Sub‐zona dan tahapan Pemebangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Zona‐6 Tabel 8.1 Jadwal Pelaksanaan Bertahap Zona‐6 dalam F/S (2013)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 302015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044
0. PROJWCT PREPARATION ★
Ⅰ. WWTP
Phase 1 4
Phase 2 3
Phase 3 3
Phase 4 (Ultimate phase) 3
Ⅱ. Sewer
(1) Trunk sewer
Phase 1 4
(2) Main, Secondary and Tertiary sewer
Phase 1 7
Phase 2 7
Phase 3 7
Phase 4 (Ultimate phase) 7
Ⅲ. House connection
(1) Connection pipe for household
Phase 1 8
Phase 2 8
Phase 3 8
Phase 4 (Ultimate phase) 8
(2) Connection pipe for non-household
Phase 1 5
Phase 2 5
Phase 3 5
Phase 4 (Ultimate phase) 5
[Service coverage ratio] 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 14% 22% 30% 38% 43% 50% 58% 66% 69% 75% 82% 88% 91% 94% 97% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
[Wastewater flow rate] 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 3% 6% 8% 10% 19% 26% 32% 38% 48% 54% 61% 67% 76% 81% 86% 92% 95% 97% 98% 100% 100% 100% 100%
Items year
Source: JICA F/S Team
TahunPokok
0. PERSIAPAN PROYEK
I. IPAL Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 (Tahap terakhir)
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 (Tahap terakhir)
Tahap 1
II. Saluran Pembuangan (1) Pipa induk
(2) Saluran pembuangan Utama, Sekunder dan Tersier
III. Sambungan Rumah (1) Pipa sambungan untuk
Tahap 1
N
tT
tT WWTP Duri Kosambi
Legend
Phase-1
Phase-2
Phase-3
Phase-4
4
4
4
2
3
1Phase Service Area (ha)Phase‐1 1,183 (20%)Phase‐2 1,904 (32%)Phase‐3 1,421 (24%)Phase‐4 1,367 (24%)Total 5,875 (100%)
Source: JICA F/S Team
Legenda
IPAL Duri Kosambi
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap Area Pelayanan (ha)
Tahap 1 1,183 (20%)
Tahap 2 1,904 (32%)
Tahap 3 1,421 824%)
Tahap 4 1,367 (24%)
Total 5,875 (100%)
Sumber: Tim Studi Kelayakan (F/S) JICA
Tahap 2 Tahap 3
[Tingkat aliran air limbah]
Sumber: Tim Studi Kelayakan (F/S) JICA
Tahap 4 (Tahap terakhir) (2) Sambungan pipa untuk non rumah tangga
Tahap 1
Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 (Tahap terakhir)
[Rasio cakupan layanan]
A7-35
32
8.3 JadwalPelaksanaandanAnggaranTahunan
8.3.1 Skenario Pelaksanaan Untuk mengembangkan jadwal pelaksanaan dan memperkirakan anggaran tahunan untuk proyek pembangunan saluran pembuangan air limbah, dua skenario alternatif diajukan oleh tim konsultan JICA untuk Rencana Pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah berikutnya. Dua skenario alternatif memperhitungkan sebagian besar anggaran proyek dalam mengembangkan jadwal pelaksanaan dan memperkirakan biaya jasa rekayasa (E/S) serta biaya konstruksi. Satu skenario (Rencana-A) Target 65% layanan dengan sistem saluran pembuangan air limbah direncanakan tercapai pada tahun 2022, sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 41/2016; Sementara skenario lainnya (Rencana-B), berdasarkan konsep rencana pembangunan bertahap, menggambarkan implementasi yang bertahap dari sistem saluran pembuangan air limbah daripada membangun 100% fasilitas sekaligus.
RENCANA-A (Percepatan) Sejalan dengan Rencana Percepatan dan Peraturan Gubernur 41/2016, pembangunan IPAL, pipa induk (interseptor) dan stasiun pompa pada Zona-1 & 6 dan zona saluran pembuangan air limbah tahap ke-1 (Zona-2, 3, 5, 7, 8, 4 + 10) seharusnya selesai sebelum 2022. Diharapkan IPAL di semua zona akan mulai beroperasi sebelum tahun 2022. Pipa pembuangan sekunder dan tersier serta sambungan rumah semuanya dipasang dalam 5 tahun berikutnya.
RENCANA-B (Bertahap) Target tahun penyelesaian serta permulaan pelayanan zona saluran pembuangan air limbah tahap-1 adalah 2030 ketika tanggul laut terluar NCICD akan menutup Teluk Jakarta. Juga pembangunan secara bertahap dilakukan untuk pelaksanaan saluran pembuangan dan IPAL. Asumsi telah dibuat untuk memperkiraan biaya kasar tahunan dengan asumsi bahwa pipa induk dibangun dalam 5 sampai 6 tahun atau lebih dimulai dari sub-zona prioritas, pipa saluran pembuangan sekunder dan tersier akan dilaksanakan setelah pipa induk selesai dalam 10 tahun. Pembangunan IPAL juga bertahap, konstruksi tahap pertama akan membutuhkan 70% dari total biaya konstruksi. Dan setelah 5 tahun selesai, tahap kedua akan dimulai untuk meningkatkan kapasitas IPAL.
8.3.2 Jadwal Pelaksanaan Untuk dua skenario alternatif, jadwal pelaksanaan dan estimasi biaya untuk Zona-1, 6, dan 6 zona prioritas (Zona-2, 3, 5, 7, 8, 4 + 10) seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Jadwal telah dikembangkan terlepas dari ketersediaan sumber keuangan untuk semua proyek saluran pembuangan air limbah. N.B. Urutan pelaksanaan 6 zona prioritas setelah Zona-1 dan 6 direncanakan sesuai dengan hasil penentuan prioritas yang sudah dijelaskan pada Bab-7. Namun penilaian prioritas adalah hasil saran dari tim konsultan JICA dan oleh karena itu penentuan prioritas akan bisa berubah setelah konsultasi dengan pemerintah DKI Jakarta dan instansi terkait.
A7-36
33
Tabel 8.3 Rencana Pelaksanaan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah di DKI Jakarta (Rencana Percepatan)
Tabel 8.4 Rencana Pelaksanaan Saluran Pembuangan Air Limbah Jangka Menengah di DKI Jakarta (Rencana Bertahap)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
WWTP
Sewerage Zone 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Sewer & PS
: Detailed Design of WWTP : Detailed Design of Sewer and Pumping Stations
: Construction of WWTP : Construction of Sewer (First Step: Interceptor Pipe)
Source:JICA Consultant Team based on the MLIT report : Construction of Sewer (Second Step: Secondary & Tertiary pipe and house connection)
8
2
3
7
4
10
5
5
8
1
6
1
6
2
3
7
10 (including 4)
Sewerage Zone【PH‐1 of Mid‐Term Plan】 【PH‐2 of Mid‐Term Plan】 【Long Term Plan】
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
WWTP
Sewerage Zone 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Sewer & PS
: Detailed Design of WWTP : Detailed Design of Sewer and Pumping Stations
: Construction of WWTP : Construction of Sewer (First Step: Interceptor Pipe)
Source:JICA Consultant Team based on the MLIT report : Construction of Sewer (Second Step: Secondary & Tertiary pipe and house connection)
5
8
6
2
3
7
4
10
5
8
1
1
6
2
3
7
10 (including 4)
Sewerage Zone【PH‐1 of Mid‐Term Plan】 【PH‐2 of Mid‐Term Plan】 【Long Term Plan】
Zona Saluran
Pembuangan Air
Limbah
IPAL
10 (termasuk 4)
Zona Saluran Pembuangan Air
Limbah
Saluran Pembuangan &
Stasiun Pompa
[TAHAP‐1 pada Rencana Jangka Pendek]
Sumber: Tim Konsultan JICA berdasarkan pada laporan MLIT
[TAHAP‐2 pada Rencana Jangka Pendek] [Rencana Jangka Panjang]
: Desain detail IPAL
: Pembangunan IPAL : Desain detail Saluran Pembuangan dan Stasiun Pompa
: Pembangunan Saluran Pembuangan (Langkah Pertama: Pipa Interseptor)
: Pembangunan Saluran Pembuangan (Langkah Kedua: Pipa sekunder & tersier dan sambungan rumah)
Zona Saluran
Pembuangan Air
Limbah
IPAL
10 (termasuk 4)
Saluran Pembuangan &
Stasiun Pompa
[TAHAP‐1 pada Rencana Jangka Pendek] [TAHAP‐2 pada Rencana Jangka Pendek] [Rencana Jangka Panjang]
Sumber: Tim Konsultan JICA berdasarkan pada laporan MLIT
: Desain detail IPAL
: Pembangunan IPAL
: Desain detail Saluran Pembuangan dan Stasiun Pompa
: Pembangunan Saluran Pembuangan (Langkah Pertama: Pipa Interseptor)
: Pembangunan Saluran Pembuangan (Langkah Kedua: Pipa sekunder & tersier dan sambungan rumah)
Zona Saluran Pembuangan Air
Limbah
A7-37
34
8.3.3 Anggaran Tahunan Perkiraan anggaran tahunan untuk kedua skenario pembangunan saluran pembuangan air limbah yang mana merespon dari jadwal pelaksanaan di atas diilustrasikan seperti di bawah ini.
Gambar 8.3 Perkiraan Anggaran Tahunan untuk Zona Saluran Pembuangan Air Limbah Prioritas
Dalam rencana percepatan, anggaran tahunan untuk pelaksanaan pada semua zona prioritas memerlukan investasi keuangan yang sangat tinggi, maksimal 8,4 triliun rupiah pada tahun 2020. Di sisi lain, dalam rencana bertahap, kebutuhan keuangan tahunan rata-rata kurang lebih 3 Triliun Rupiah. Biaya tersebut hanya mencakup biaya jasa rekayasa (E/S) dan pembangunan IPAL, pipa saluran pembuangan dan sambungan rumah berdasarkan M/P 2012. Semua biaya konstruksi memerlukan revisi mengingat adanya eskalasi harga, perbaikan teknologi konstruksi dan pengadopsian pengolahan air limbah terdepan. Terlepas dari biaya untuk jasa rekayasa (E/S) dan pembangunan sistem saluran pembuangan air limbah, anggaran untuk kegiatan persiapan yang dilakukan oleh petugas DKI sehubungan dengan proyek saluran pembuangan air limbah harus disertakan juga dalam anggaran tahunan, seperti AMDAL (EIA), akuisisi lahan IPAL dan stasiun pompa, sosialisasi serta kegiatan peningkatan kesadaran publik.
(Juta Rupiah)
Kendala anggaran terkurangi.
Rencana-A
Rencana-B
(Juta Rupiah)
Apakah Anggaran Bisa Disediakan?
A7-38
35
Bab‐9IndikatorKinerja Bab ini menyediakan daftar indikator untuk membuat RPJMD lebih obyektif dan akuntabel. Indikator harus terukur dan kuantitatif sehingga tingkat hasilnya dapat diukur dengan jelas. Isi utama Bab 9 adalah tabel indikator kinerja dan target tahunan. BAB-9 INDIKATOR KINERJA Kerangka kerja dari indikator dan target kinerja adalah contoh RPJMD yang akan dikembangkan dengan konsep manajemen berbasis hasil. Setiap program perlu diidentifikasi masukan dan keluaran yang jelas. Indikator sangat penting untuk pemantauan dan evaluasi yang efektif (M&E).
Indikator kinerja pembangunan saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan air limbah pada Tahun 2018-2022 dirumuskan berdasarkan hasil analisis dari masukan dan hasil yang diharapkan (kinerja program). Untuk memberikan gambaran terukur pada pencapaian kegiatan program, maka indikator kinerja dan target tahunan dikembangkan pada setiap program. Matriks indikator kinerja terhadap kemajuan pelaksanaan kegiatan pengelolaan air limbah pada Tahun 2018-2022 diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 9.1 Penentuan Indikator Kinerja dan target tahunan
Program PI (hasil)
Kondisi awal 2017
Program Target Kinerja Kondisi Kinerja akhir Tahun
2022 2018 2019 2020 2021 2022 Target Target Target Target Target
Persentase sistem saluran pembuangan air limbah terpusat
8% (Zona‐0,
bagian dari Zona‐1,6)
33 (Zona‐0,1,6,
2,8)
40 (Zona‐0,1,6,
2,8,5)
54 (Zona‐0,1,6,2,8,5,4+10)
60(Zona‐0,1,6,2,8,5, 4+10,
7)
65 (Zona‐0,1,6, 2,8,5,4+10,
7,3)
65%
Jumlah Zona prosedur AMDAL
2 (Zona‐1,6)
2 (Zona‐2,8)
1 (Zona‐5)
1 (Zona‐4+10)
1 (Zona‐7)
1 (Zona‐3)
8
Jumlah Zona proses jasa rekayasa (E/S) & tender
2 (Zona‐1,6)
2 (Zona‐2,8)
3 (Zona‐2,8,5)
2 (Zona‐5,4+10)
2 (Zona‐4+10,
7)
2 (Zona‐3,7)
8
Jumlah Zona pembangunan
1 (Zona‐0)
2 (Zona‐1,6)
2 (Zona‐1,6)
5 (Zona‐1,6, 2,8,5)
5 (Zona‐1,6,
2,8,5
6 (Zona‐1,6, 2,8,5,4+10)
6
Jumlah IPAL Komunal @200 Rumah Tangga
4 4 4 4 4 20
Jumlah SANIMAS 19 81 200 200 250 250 1000
Jumlah Truk unuk Penyedotan Lumpur Tinja Terjadwal
31 69 100 100 100 100 500
N.B. Mengenai persentase sistem saluran pembuangan air limbah terpusat, tidak dihitung berdasarkan selesainya pembangunan namun dihitung sesuai dengan status intervensi dan implementasi proyek saluran pembuangan air limbah.
A7-39
36
Bab‐10PedomanTransisidanAturanPelaksanaan RPJMD 2018-2022 merupakan elemen kunci dari kerangka kerja perencanaan pembangunan daerah yang komprehensif, oleh karena itu, ketentuan yang memadai perlu dipertimbangkan dalam proses perumusan RPJMD untuk menjamin transisi dan pelaksanaan yang tepat oleh pemerintah daerah. Bab-10 menguraikan pedoman untuk transisi serta peran dalam implementasi untuk mempertahankan kelanjutan rencana tersebut sementara mantan gubernur di Jakarta digantikan oleh penerusnya.
BAB-10 PEDOMAN TRANSISI DAN ATURAN PELAKSANAAN 10.1 Pedoman untuk Transisi 10.2 Aturan Pelaksanaan
10.1PedomanuntukTransisi Berakhirnya RPJMD (2013-2017) akan menjadi saat yang sama dengan berakhirnya masa jabatan resmi gubernur provinsi Jakarta, Oktober 2017. Untuk kelancaran transisi RPJMD sebelumnya dan berikutnya, tujuan penting dari arahan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD Jakarta 2005-2025) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019) harus dirujuk agar dapat menjaga keberlangsungan pembangunan dan tata kelola daerah.
10.2AturanPelaksanaan Dipandu oleh visi, misi dan program RPJMD, masing-masing Kepala SKPD akan menyiapkan rencana strategis SKPD untuk penyusunan anggaran fiskal. Tidak terbatas pada sektor saluran pembuangan air limbah, aturan pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah adalah sebagai berikut (seperti pada RPJMD 2013-2017):
1. Lembaga Eksekutif dan Legislatif Jakarta, didukung oleh lembaga dibawahnya di wilayah Jakarta, beserta masyarakat, termasuk kalangan bisnis, berkewajiban untuk melaksanakan program RPJMD Jakarta Tahun 2018-2022 sebaik mungkin;
2. Gubernur DKI Jakarta dalam menjalankan pemerintahan daerah wajib mengarahkan pelaksanaan RPJMD DKI Tahun 2018-2022 dengan cara menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan daerah secara optimal;
3. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban untuk mengkoordinasikan pelaksanaan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022;
4. RPJMD adalah pedoman dalam penyusunan SKPD. Oleh karena itu semua SKPD dalam Pemprov DKI wajib menyusun rencana strategis yang meliputi visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pokok sesuai dengan tugas dan fungsinya serta menjadi pedoman dalam rencana kerja pendidikan setiap tahun. Berdasarkan RPJMD untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, segala kegiatan dan pendanaan akan ditetapkan oleh kepala SKPD dan disetujui oleh Gubernur.
A7-40
37
5. Guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta wajib memandu proses perencanaan pembangunan, pemantauan, memfasilitasi dan memediasi dalam penyusunan SKPD Pemprov DKI Jakarta;
6. Terjemahan lebih banyak RPJMD DKI Jakarta tahun 2018-2022 untuk setiap tahunnya dilakukan melalui persiapan RKPD Jakarta;
7. Menurut PP No. 3 tahun 2007, Gubernur menyampaikan keterangan laporan Akuntabilitas Akhir Tahun Fiskal dan melaporkan informasi pertanggungan jawaban masa jabatan yang didasarkan pada hasil evaluasi untuk memastikan konsistensi antara kebijakan, pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah. Pemprov DKI Jakarta mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan RPJMD. Dalam hal ini, kontrol serta evaluasi pelaksanaan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022 dilakukan oleh masing-masing SKPD dan dikoordinasikan oleh BAPPEDA DKI Jakarta.
8. Bahwa realisasi Visi, Misi, Kebijakan dan Program pada RPJMD diperlukan instrumen antara organisasi perangkat daerah lainnya dan sumber daya manusia (SDM). Maka RPJMD ini merupakan panduan dalam menyusun peraturan daerah tentang Struktur Organisasi daerah.
9. Dalam hal pengendalian dan evaluasi hasil RPJMD DKI Jakarta Tahun 2018-2022 menunjukkan hal-hal yang perlu disesuaikan dengan memperhitungkan berbagai hal yang berada di luar kendali Pemerintah Jakarta dan diperkirakan akan menghambat pelaksanaan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022, maka strategi, kebijakan dan program yang telah dirumuskan dapat ditinjau kembali. Kemudian, hasilnya dikonsultasikan ke DPRD DKI Jakarta untuk pertimbangan lebih lanjut dalam proses pelaksanaannya.
10. Dalam hal perubahan pada pelaksanaan pencapaian target tahunan RPJMD namun tidak merubah pencapaian target akhir pembangunan jangka menengah, maka penetapan perubahan RPJMD terkandung dalam RKPD pada tahun tersebut.
A7-41
38
Lampiran‐1RencanaJangkaMenengahuntukPengelolaanAirLimbahyangTerdesentralisasi
1. Kebijakan Pemerintah DKI Peraturan Gubernur DKI No.41/2016 menetapkan Rencana Pemabangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terdesentralisasi sebagai berikut; Pasal 8 (1) Rencana pengelolaan air limbah domestik yang terdesentralisasi terdiri dari:
a. Memodifikasi tangki septik konvensional yang dapat mengolah sekaligus black water dan gray water dengan disain yang memudahkan untuk penyedotan lumpur;
b. Pembangunan IPAL Komunals; c. Pelaksanaan penyedotan lumpur tinja terjadwal di seluruh zona; d. Mengintegrasikan IPLT Duri Kosambi dan IPLT Pulo Gebang dengan IPAL yang baru
dibangun; dan e. Mengintegrasikan pengelolahan lumpur tinja dari fasilitas setempat dengan IPAL di seluruh
zona. (2) Target rasio pelayanan pengelolahan air limbah domestik melalui pengelolahan Sistem Setempat sampai tahun 2022 sebesar 35% (tiga puluh lima persen).
2. Tindakan yang harus diambil oleh Pemerintah DKI dalam Rencana Jangka Menengah Untuk mewujudkan Kebijakan Pemerintah DKI sebagaimana tercantum di atas 1, tindakan berikut akan diambil oleh Pemerintah DKI.
1) Persiapan Data Base tangki septik di DKI Jakarta 2) Pelaksanaan IPAL komunal / SANIMAS 3) Peraturan untuk pembentukan sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal di DKI Jakarta 4) Peraturan untuk perbaikan operasi dan pemeliharaan ITP 5) Penguatan pemeriksaan kinerja ITP 6) Penggabungan rancangan fasilitas pra-pengolahan untuk lumpur setempat ke dalam rancangan
IPAL yang baru dibangun
(Penjelasan terperinci mengenai tindakan yang direkomendasikan oleh Tim JICA disediakan di dalam 'Kotak-1 terlampir’.) 3. Diperlukan kapasitas untuk pengolahan lumpur setempat Kapasitas yang diperlukan untuk pengolahan lumpur setempat harus tercermin dalam disain fasilitas pra-pengolahan yang harus terpasang pada IPAL dan pada disain IPAL yang baru dibangun sendiri yaitu diperkirakan 3.600 m3/hari. (Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memperkirakan kapasitas yang dibutuhkan disediakan di dalam 'Kotak-2' terlampir.)
A7-42
39
(Kotak‐1) Penjelasan rinci tentang tindakan yang direkomendasikan oleh Tim JICA (1) Persiapan Data Base tangki septik di DKI Jakarta Pemerintah DKI akan menyiapkan data base tangki septik rumah tangga di seluruh DKI Jakarta. (2) Pelaksanaan IPAL komunal / SANIMAS Pemerintah DKI akan menerapkan IPAL komunal dengan jumlah 200 KK dan SANIMAS dengan jumlah 50 KK untuk memperbaiki kualitas air dan menghentikan perilaku buang air besar sembarangan di sekitar sungai/kanal. Pemilihan lokasi akan didasarkan pada kepadatan penduduk, kualitas sungai dan air tanah, status fasilitas yang ada, dll. Tata letak dan disain fasilitas, pipa dan pabrik pengolahan, harus dianggap sebagai koneksi di masa depan ke sistem saluran pembuangan air limbah terpusat. (3) Peraturan untuk pembentukan sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal di DKI Jakarta Pemerintah DKI akan menetapkan peraturan yang memberlakukan penyedotan lumpur tinja terjadwal tangki septik dan pabrik pengolahan individu (ITP) pada bangunan komersial dan gedung perkantoran. Peraturan akan mencakup tanggung jawab untuk penyedotan lumpur tinja terjadwal, kualifikasi dan pelatihan operator penyedotan lumpur tinja, serta pembiayaan termasuk struktur tarif. (4) Peraturan untuk perbaikan operasi dan pemeliharaan ITP Pemerintah DKI akan menetapkan peraturan yang memberlakukan peningkatan operasi dan pemeliharaan ITP pada bangunan komersial dan gedung perkantoran oleh pemilik bangunan. Peraturan akan mencakup tanggung jawab pemilik bangunan, kualifikasi dan pelatihan pengawas teknis untuk dipekerjakan oleh pemilik bangunan dan vendor operasi dan pemeliharaan. (5) Penguatan pemeriksaan kinerja ITP Pemerintah DKI akan memperbaiki sistem pemeriksaan kinerja ITP pada bangunan komersial dan gedung perkantoran, termasuk pembentukan lembaga inspeksi yang ditunjuk yang mana akan membantu pemeriksaan BPLHD. (6) Penggabungan rancangan fasilitas pra‐pengolahan untuk lumpur setempat ke dalam rancangan IPAL yang baru dibangun Pemerintah DKI akan menggabungkan rancangan fasilitas pra‐pengolahan untuk lumpur yang dikumpulkan dari tangki septik rumah tangga dan ITP pada bangunan komersial dan gedung perkantoran (selanjutnya disebut 'lumpur setempat') ke dalam rancangan IPAL yang baru dibangun untuk dibangun di Duri Kosambi, Pulo Gebang dan Zona lainnya. Untuk Zona dimana tidak ada ruang untuk membangun fasilitas pra‐pengolahan semacam itu pada IPAL yang baru dibangun, serta untuk Zona di mana penyelesaian IPAL baru dalam waktu dekat tidak memungkinkan, maka pemasangan stasiun relay lumpur atau injeksi langsung dari lumpur ke saluran pembuangan setelah pra‐pengolahan awal yang sesuai akan menjadi pilihan.
A7-43
40
(Kotak‐2) Kapasitas pengolahan lumpur yang dibutuhkan Kapasitas yang diperlukan untuk pengolahan lumpur setempat harus tercermin dalam disain fasilitas pra‐pengolahan yang harus terpasang pada IPAL dan pada disain IPAL yang baru dibangun sendiri harus diestimasi berdasarkan faktor‐faktor berikut; (1) Perkembangan pada sambungan rumah ke sistem saluran pembuangan air limbah. Rumah tangga dan bangunan yang terhubung ke sistem saluran pembuangan air limbah tidak lagi membutuhkan penyedotan. Oleh karena itu, harus dikurangkan dari kapasitas pengolahan lumpur yang diperlukan. Jika metode saluran interseptor diterapkan pada tahap awal pembangunan sistem saluran pembuangan, maka sambungan rumah tangga ke sistem saluran pembuangan akan direalisasikan kemudian namun untuk bangunan komersial dan gedung perkantoran akan terhubung lebih awal. (2) Perkembangan pada adopsi penyedotan lumpur tinja terjadwal Perkembangan pada pelaksanaan penyedotan lumpur tinja terjadwal bergantung pada kekuatan kebijakan pemerintah DKI serta dukungan dari warga Jakarta. (3) Estimasi volume lumpur dari sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal Jika kita berasumsi bahwa semua tangki septik rumah tangga di DKI Jakarta dalam waktu dekat masih tetap ada namun tak satu pun dari rumah tangga tersebut yang terhubung ke saluran pembuangan yang sesuai dengan metode interseptor, dan bahwa semua rumah tangga di DKI Jakarta berhasil diyakinkan untuk mengikuti program penyedotan lumpur tinja terjadwal, maka volume maksimum lumpur di tempat yang dikumpulkan (untuk diolah) diperkirakan sebagai berikut;
Asumsi Perhitungan Volume pengumpulan lumpur harian (kapasitas pengolahan yang dibutuhkan)
Semua tangki septik dikosongkan. 2m3×666,000÷365hari 3,649m3
(Asumsi)
Dengan asumsi ada 2.000.000 tangki septik di DKI Jakarta.
Ukuran rata‐rata tangki septik rumah tangga: 2m3
Penyedotan lumpur tinja terjadwal dilakukan dalam interval tiga tahun sekali sehingga lumpur diekstraksi saat volume lumpur terakumulasi mencapai sepertiga dari keseluruhan volume tangki.
Semua isi (air + lumpur) tangki septik dikosongkan dan diangkut ke pabrik pengolahan lumpur dan diolah. Angka di atas (3.649m3/hari) tidak termasuk volume lumpur yang akan dikumpulkan dari pabrik pengolahan individu (ITP) bangunan komersial dan gedung perkantoran yang mungkin besar. Berdasarkan konsep sistem saluran pembuangan terpisah pada M/P 2012, volume maksimum lumpur yang dikumpulkan dari ITP
diperkirakan mencapai 1.847m3/hari (tahun 2030). Namun, di satu sisi, di bawah konsep interseptor, sangat sulit untuk memprediksi seberapa cepat bangunan terhubung ke saluran pembuangan. Dan di sisi lain, asumsi bahwa penyedotan lumpur tinja terjadwal dengan sepenuhnya diterapkan pada semua tangki septik rumah tangga, mungkin tidak realistis. Oleh karena itu, untuk menghindari over‐investment, akan tepat untuk memprediksi bahwa lumpur ITP akan mengimbangi kekurangan dari lumpur tangki septik dan volume maksimum lumpur setempat (on‐site) yang
akan diolah sekitar 3.600m3/hari, dan akan disertakan dalam Rencana Jangka Menengah. (4) Kapasitas pengolahan lumpur setempat (on‐site) Saat ini, di DKI Jakarta terdapat dua fasilitas pengolahan lumpur setempat (on‐site), yaitu di Duri Kosambi dan Pulo Gebang. Kapasitas mereka adalah;
Duri Kosambi 600m3/hari
Pulo Gebang 600m3/hari
Oleh karena itu, kapasitas tambahan sebesar 2.400m3/hari untuk pengolahan lumpur setempat (on‐site), termasuk fasilitas pra‐pengolahan, perlu diakomodasi pada IPAL yang baru dibangun termasuk yang akan dibangun di Duri Kosambi dan Pulo Gebang.
A7-44
top related