22-23 januari 2019 graha sawunggaling badan … · c. kerangka acuan kerja (kak) 2. menyusun...

Post on 06-Mar-2019

221 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN PAJAK DAERAH

22-23 Januari 2019

Graha Sawunggaling

MAKSUD DAN TUJUAN

Prosedur pelaksanaan anggaran belanja langsung dan pengadaan barang/jasa oleh SKPD/unit kerja di lingkungan pemerintah daerah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai oleh APBD serta sebagai dasar

penyelenggaraan sistem pengendalian internal belanja daerah (Perwali 73/2012)

PERSONIL PENGELOLA KEGIATAN & PENATAUSAHAAN KEUANGAN

1. Pengguna Anggaran (PA)

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

5. Sekretariat Proyek

6. Unit Layanan Pengadaan

7. Pejabat Pengadaan

8. Panitia/Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)

9. Pengurus Barang

10. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)

11. Bendahara Pengeluaran

Fungsi penatausahaan keuangan dan pelaksanaan tugas-tugas kebendaharaaan pada SKPD/Unit Kerja

dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran

PERSONIL PENGELOLA KEGIATAN & PENATAUSAHAAN KEUANGAN

KUASA BUD

KEPALA DAERAH (Pemegang Kekuasaan PKD)

SEKRETARIS DAERAH (Koordinator Pengelola

Keuangan Daerah)

PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

KEPALA SKPD PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/BARANG

STRUKTUR PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH

BUD

KUASA PA/PB

BENDAHARA

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Selaku

PENGGUNA ANGGARAN (1)

Tugas :

1. Menyusun Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi :

a. Kebijakan umum pengadaan

b. Rencana penganggaran biaya pengadaan

c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

3. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

4. Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok masyarakat

5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja

PENGGUNA ANGGARAN (2)

Tugas (cont’d): 6. Melaksanakan anggaran 7. Melakukan pengujian atas tagihan dan

memerintahkan pembayaran 8. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak 9. Melaksanakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan

pihak lain dalam batas anggaran 10. Menandatangani SPM 11. Mengelola utang dan piutang 12. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah 13. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

Tugas (cont’d):

14. Mengawasi pelaksanaan anggaran

15. Melaksanakan tugas-tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Walikota

16. Menetapkan pemenang pada pelelangan untuk paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai di atas 100 Milyar Rupiah

17. Menetapkan pemenang pada pelelangan untuk paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas 10 Milyar Rupiah

18. Menetapkan PPK, PPTK, Pejabat Pengadaan, PPHP, dan Sekretariat Proyek

19. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Walikota melalui Sekda

PENGGUNA ANGGARAN (3)

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (1)

adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan seluruh atau sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsinya.

Pengguna Anggaran (PA) pada Sekretariat Daerah melimpahkan SELURUH tugas-tugasnya kepada KPA.

Pengguna Anggaran (PA) selain pada Sekretariat Daerah melimpahkan SEBAGIAN tugas-tugasnya

kepada KPA.

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (2)

Tugas PA yang dilimpahkan kepada KPA SKPD (selain Sekretariat Daerah) :

1. Menyusun DPA

2. Menetapkan paket-paket pekerjaan

3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja

4. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak

5. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan

6. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

KPA harus dijabat oleh :

a. Sekretaris Badan/Dinas/Inspektorat/Kecamatan

b. Wakil Direktur RSUD Dokter Mohammad Soewandhie

c. Kepala Bidang pada Badan/Dinas/Satpol PP/RSUD Bhakti Dharma Husada

d. Inspektur Pembantu pada Inspektorat

e. Kepala Seksi pada Kantor/Kecamatan

f. Kepala UPTD dan Kepala UPTB

g. Lurah

h. Kepala Sekolah (khusus BOPDa)

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (3)

adalah yang diangkat dengan keputusan KPA pada Sekretariat Daerah atau PA sebagai pemilik pekerjaan

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (1)

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (2)

Syarat (Perwali 21/2013 Pasal 9): 1. Memiliki integritas moral 2. Memiliki disiplin tinggi 3. Memiliki tanggung jawab dan kualitas teknis serta

manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya

4. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas, dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak terlibat KKN

5. Tidak menjabat sebagai pejabat penandatangan SPM, PPK-SKPD dan/atau Bendahara

6. Memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa

Tugas dan Wewenang :

1. Menyusun dan menetapkan perencanaan pelaksanaan pekerjaan, termasuk pengadaan barang/jasa yang meliputi:

a. Spesifikasi teknis barang/jasa

b. Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

d. Rancangan Kontrak

2. Mengusulkan paket-paket pekerjaan dan/atau perubahannya kepada PA/KPA

3. Mendampingi ULP pada saat penjelasan pekerjaan

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (3)

Tugas dan Wewenang (cont’d):

4. Menerbitkan SPPBJ

5. Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/surat perintah kerja/surat perjanjian

6. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa

7. Melaporkan pelaksanaan dan/atau penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA

8. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak

9. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada PA/KPA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (4)

Tugas dan Wewenang (cont’d): 10. Menandatangani pakta integritas sebelum

pengadaan barang/jasa 11. Menetapkan tim teknis atau tenaga ahli guna

membantu pelaksanaan tugas ULP 12. membentuk tim pendukung untuk meneliti dan

mengesahkan laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dari Penyedia pekerjaan serta melaporkan secara periodik secara mingguan maupun bulanan dan/atau sesuai kebutuhan kepada PPK apabila diperlukan

13. Menetapkan besaran uang muka apabila diperlukan

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (5)

adalah pejabat yang ditunjuk oleh KPA pada Sekretariat Daerah atau PA dengan Surat Perintah

yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS PEKERJAAN (1)

Tugas dan Tanggung Jawab:

1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan

4. Membantu PPK dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS PEKERJAAN (2)

PPTK dapat dijabat oleh:

1. Kepala Bidang dan Kepala Bagian pada RSUD Dokter Mohammad Soewandhie

2. Kepala Sub Bidang pada Badan

3. Kepala Sub Bagian pada Sekretariat DPRD/Badan/Dinas/Kecamatan/ Inspektorat/UPTD/UPTB/RSUD dr. M. Soewandhie/RSUD Bhakti Dharma Husada

4. Kepala Seksi Bagian pada Dinas/RSUD H. M. Soewandhie/RSUD Bhakti Dharma Husada/Inspektorat

5. Sekretaris Kelurahan

6. Kepala UPTSA

7. Staf pada Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah/Kecamatan/ Inspektorat

8. Auditor pada Inspektorat

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS PEKERJAAN (3)

adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA atau KPA pada Sekretariat Daerah yang melaksanakan fungsi

tata usaha keuangan

PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN (1)

Syarat:

1. Berstatus PNS atau CPNS

2. Memiliki kompetensi yang cukup di bidang penatausahaan keuangan daerah yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan kebendaharaan daerah

3. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN (2)

Tugas:

1. Meneliti kelengkapan SPP

2. Melakukan verifikasi SPP

3. Menyiapkan SPM

4. Melaksanakan akuntansi SKPD

5. Menyiapkan laporan keuangan SKPD

PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN (3)

adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan

dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada

SKPD.

Ditetapkan oleh Walikota atas usul Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

Secara fungsional bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD.

BENDAHARA PENGELUARAN (1)

Bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh Pembantu Bendahara Pengeluaran yang diangkat oleh KPA pada

Sekretariat Daerah atau PA untuk melaksanakan fungsi sebagai kasir, pembuat dokumen dan pencatat

pembukuan pengeluaran dan/atau pengurusan gaji.

Bendahara Pengeluaran Pembantu dapat ditunjuk berdasarkan pertimbangan besaran SKPD, besaran

jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan

objektif lainnya.

BENDAHARA PENGELUARAN (2)

BENDAHARA PENGELUARAN (3)

Syarat:

1. Berstatus PNS atau CPNS

2. Memiliki kompetensi yang cukup di bidang penatausahaan keuangan daerah yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan kebendaharaan daerah

3. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

TANDA TANGAN KONTRAK

Syarat:

1. DPA/DPPA sudah ditetapkan

2. Apabila pemilihan penyedia barang/jasa mendahului pengesahan DPA dan alokasi dalam DPA tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai pengadaan, maka proses pemilihan dibatalkan

3. Penyedia barang/jasa sudah menyerahkan jaminan pelaksanaan (kecuali pekerjaan jasa konsultansi)

4. Kontrak diatas 100 Milyar harus memperoleh pendapat (didampingi) ahli hukum kontrak

5. Ketentuan Jaminan Pelaksanaan mengikuti peraturan perundangan yang berlaku (Perwali 30/2015)

TANDA BUKTI PERJANJIAN

1. Bukti Pembelian – Pengadaan <= 10 jt

2. Kuitansi – 10 jt > Pengadaan <= 50 jt

3. Surat Perintah Kerja (SPK) • Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya - 50 jt >

Pengadaan <= 200 jt • Jasa Konsultansi – Pengadaan <= 50 jt

4. Surat Perjanjian • Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya -

Pengadaan > 200 jt • Jasa Konsultansi – Pengadaan > 50 jt

5. Surat Pesanan – Pengadaan barang/jasa melalui E-Purchasing dan pembelian secara online

PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN

1. Dapat diberikan dalam bentuk • Pembayaran bulanan • Pembayaran sesuai tahapan penyelesaian pekerjaan (termin) • Pembayaran secara sekaligus

2. Nilai pembayaran kepada penyedia barang/jasa adalah senilai prestasi pekerjaan yang diterima dikurangi angsuran uang muka dan denda apabila ada serta pajak

3. Khusus pekerjaan konstruksi pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang terpasang

4. Apabila ada subKontrak, penyedia barang/jasa harus menyertakan bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor sesuai dengan pekerjaan yang telah terpasang sebelum dapat menerima pembayaran

PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN (2)

5. Pembayaran dapat dilakukan sebelum pekerjaan diterima/dipasang untuk: • Uang muka – Penyedia barang/jasa harus memberikan

jaminan uang muka • Pengadaan yang sifatnya perlu dilakukan pembayaran terlebih

dahulu – penyedia barang/jasa harus menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan

• Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan namun belum terpasang

6. PPK menahan sebagian pembayaran untuk uang retensi sebagai Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya yang memiliki masa pemeliharaan

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)

Dalam rangka pembayaran atas pelaksanaan suatu kegiatan/paket pekerjaan, bendahara pengeluaran

mengajukan SPP kepada KPA pada Sekretariat Daerah atau PA melalui PPK-SKPD

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) (1)

Jenis :

• SPP-UP (Uang Persediaan) Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka pengisian uang persediaan

• SPP-GU (Ganti Uang) Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka mengganti uang persediaan yang telah digunakan

• SPP-TU (Tambah Uang) Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka menambah uang apabila uang persediaan tidak cukup untuk membiayai pelaksanaan kegiatan

• SPP-LS (Langsung) Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka pembayaran langsung kepada pihak ketiga atau pengelolaannya dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)

1. Dilakukan hanya 1 (satu) kali dalam satu tahun pada awal tahun anggaran

2. Digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari yang tidak dapat dibayarkan melalui pembayaran langsung

3. Bersifat pengisian kembali (revolving)

4. Penggantian UP yang telah digunakan dapat dilakukan sepanjang dana masih tersedia dalam DPA/DPPA

5. Wajib didasarkan pada Anggaran Kas Pemerintah Daerah (AKPD)

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (2)

5. Penggantian UP yang telah digunakan dapat dilakukan apabila UP telah digunakan >= 50%

6. Penggantian UP wajib dilakukan minimal 1 (satu) kali setiap bulan

7. Penggantian UP setiap bulan tidak di perbolehkan untuk di tunda

8. Penggantian UP tidak dapat dilakukan apabila penggunaan UP < 50% dan selanjutnya dana UP harus dilakukan pemotongan dengan penyetoran dana UP senilai selisih kekurangan penggunaan UP dimaksud ke Rekening Kas Umum Daerah

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (3)

UP dapat digunakan untuk membiayai :

1. Belanja dengan nilai <= 50 jt untuk setiap penyedia barang/jasa

2. Belanja khusus dengan nilai > 50 jt sebagai berikut: • Sewa tempat, bangunan gedung dan/atau tanah • Telepon, air, listrik dan gas • Kegiatan protokoler • Keperluan pameran dan promosi • Perjalanan dinas • Swakelola oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola • Tarif resmi yang ditetapkan pemerintah • Keikutsertaan Pemkot dalam suatu organisasi • Tata cara pembayaran telah ditentukan dalam perjanjian

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (3)

UP dapat digunakan untuk membiayai :

1. Belanja dengan nilai <= 50 jt untuk setiap penyedia barang/jasa

2. Belanja khusus dengan nilai > 50 jt sebagai berikut: • Sewa tempat, bangunan gedung dan/atau tanah • Telepon, air, listrik dan gas • Kegiatan protokoler • Keperluan pameran dan promosi • Perjalanan dinas • Swakelola oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola • Tarif resmi yang ditetapkan pemerintah • Keikutsertaan Pemkot dalam suatu organisasi • Tata cara pembayaran telah ditentukan dalam perjanjian

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (4)

Perhatian Khusus untuk Bendahara :

Bendahara Pengeluaran dapat menyimpan uang tunai pada kas Bendahara Pengeluaran untuk keperluan sehari-hari dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Maksimal 50 jt untuk masing-masing kegiatan

2. Maksimal 500 jt dalam satu SKPD / unit kerja

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – GANTI UANG (SPP-GU)

1. Dilakukan pada saat UP yang digunakan telah dipertanggungjawabkan dan disahkan Surat Pertanggung jawabannya (SPJ) oleh KPA pada Sekretariat Daerah atau PA

2. Jumlah dana yang diajukan adalah sejumlah nilai rincian belanja yang dikeluarkan

3. kecuali sisa SPD tidak mencukupi, maka nilai ganti uang yang dapat diajukan adalah sebesar nilai sisa SPD yang ada.

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – TAMBAH UANG (SPP-TU)

1. Harus diajukan dengan rancangan perkiraan pengeluaran sesuai rencana anggaran biaya untuk kegiatan berkenaan

2. Jumlah dana yang dapat dimintakan dalam SPP-TU berasal dari rekening pengeluaran yang dapat diberikan dengan UP sebesar sisa AKPD yang tersedia

3. Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai harus diselesaikan dan dipertanggungjawabkan secara tersendiri

4. Dana sisa TU yang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan wajib setorkan kembali ke Rekening Kas Umum Daerah

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – LANGSUNG (SPP-LS)

1. Untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga sesuai bukti perjanjian

2. Pembayaran beban belanja yang bukan pembayaran langsung kepada pihak ketiga serta pengelolaannya dilakukan oleh bendahara pengeluaran yang meliputi: • Belanja pegawai pada kelompok Belanja Tidak Langsung (BTL) • Honorarium dan uang makan tenaga harian lepas/PP31 pada jenis

belanja pegawai kelompok Belanja Langsung • Uang Kinerja PNS pada jenis belanja pegawai kelompok Belanja

Langsung • Honorarium tenaga kontrak perorangan pada jenis belanja barang

dan jasa kelompok Belanja Langsung • Pembayaran jasa lainnya dalam jumlah tertentu secara teratur pada

jenis belanja barang dan jasa kelompok Belanja Langsung catatan – dapat dilakukan pemindahbukuan langsung kepada pihak penerima

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – LANGSUNG (SPP-LS) (2)

Catatan:

• Pembayaran Honorarium untuk bulan Desember dilaksanakan paling lambat tanggal 25 Desember Tahun Anggaran bersangkutan

• Iuran Jaminan kesehatan PNS di tuangkan dalam SPM dengan cara di tulis dalam kolom potongan, yang kemudian disetorkan oleh BUD ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara menggunakan SPM-LS

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – LANGSUNG (SPP-LS) (3)

Dokumen Lampiran SPP-LS terdiri dari :

1. Surat Pengantar SPP-LS

2. Ringkasan SPP-LS

3. Rincian SPP-LS

4. Lampiran SPP-LS, yang meliputi : a. Lampiran SPP-LS Gaji dan Tunjangan

b. Lampiran SPP-LS Honorarium/Uang Lembur/Penghasilan Lainnya

c. Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang/Jasa

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – LANGSUNG (SPP-LS) (4)

Lampiran SPP-LS Honorarium/Uang Lembur/Penghasilan Lainnya, antara lain:

1. Salinan SPD

2. Surat Keputusan/Surat Perintah

3. Daftar penerima honorarium/uang lembur/penghasilan lainnya

4. SSP PPh Pasal 21

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – LANGSUNG (SPP-LS) (5)

Lampiran Pengadaan Barang/Jasa, antara lain:

1. Salinan SPD

2. Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD Teknis terkait

3. SSP (PPN dan PPh) serta disertai faktur pajak yang telah di tandatangani wajib pajak dan wajib pungut

4. Surat perjanjian/kontrak yang mencantumkan nomor rekening pihak penyedia barang/jasa - eDelivery

5. Referensi Bank yang diterbitkan pada tahun anggaran berjalan

6. BA penyelesaian pekerjaan/pemeriksaan fisik - eDelivery

7. BA pembayaran- eDelivery

8. Kuitansi bermaterai, nota/faktur

9. Surat Jaminan

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN – LANGSUNG (SPP-LS) (6)

Lampiran Pengadaan Barang/Jasa, antara lain (con’t):

10. Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri

11. BA Pemeriksaan- eDelivery

12. Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan diluar wilayah kerja

13. Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan bila pekerjaan mengalami keterlambatan

14. Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/penyelesaian pekerjaan

15. Potongan Jamsostek khusus untuk pekerjaan konstruksi

16. BA prestasi kemajuan pekerjaan, bukti kehadiran, bukti sewa/beli alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam penawaran khusus untuk pekerjaan konsultan

TERIMA KASIH

top related